13 minute read

LAPORAN PERANCANGAN PERMUKIMAN

DOSEN PENGAMPUH:

FITRAWAN UMAR, ST.MSc

Advertisement

NURHIKMA PADDIYATU, ST.,MT.,IAP

MAHASISWA:

M. PARIS FARHAN :105831100821

MUH. ABDILLAH :105831102321

WAHYUDI ALAMSYAH :105831104816

CIPTA FAJAR RAMADHAN:105831101621

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS

2023

Kata Pengantar

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan perancangan permukiman tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing FITRAWAN UMAR,ST.MSc DAN NURHIKMA PADDIYATU, ST.,MT.,IAP yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.

Laporan ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas PERANCANGAN PERMUKIMAN. Tak hanya itu, kami juga berharap laporan ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya kata, kami berharap semoga laporan PERANCANGAN PERMUKIMAN ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami kepada para pembaca yang telah membaca laporan ini hingga akhir.

WASSALAMUALIKUM WR.WB

Kata Pengantar

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB II Tinjauan Kebijakan

A. Tinjauan Tata Ruang

B. Tinjauan Intensitas Bangunan dan Sempadan

BAB III Analisis

A. Analisis Fisik Site

B. Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana (berdasarkan jumlah penduduk yang diasumsikan)

C. Analisis Kebutuhan Lahan (hunian berdasarkan tipe, ruang terbuka, sarana-prasarana dll)

BAB IV Konsep Perancangan

A. Pola permukiman

B. Zonasi (tipe hunian, ruang terbuka hijau, sarana-prasarana)

C. Desain masterplan

D. Contoh unit tiap tipe hunian

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang

Permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia (kebutuhan primer) yang harus terpenuhi agar manusia dapat sejahtera dan hidup layak sesuai dengan derajat kemanusiaannya. Permukiman sebenarnya merupakan kebutuhan perorangan (individu) namun dapat berkembang menjadi kebutuhan bersama jika manusia berkeluarga dan bermasyarakat. Selain sebagai makhluk individu manusia juga sebagai makhluk sosial maka manusia tidak hidup sendirisendiri akan tetapi hidup bersama dan membentuk kelompok-kelompok, demikian pula halnya dengan rumah tempat tinggalnya akan dibangun secara bersama-sama sehingga berkelompok atau tersebar dalam suatu wilayah, dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang diperlukan penghuninya, selanjutnya disebut dengan permukiman (settlement).

Dalam dimensi permukiman, secara harfiah pola permukiman dapat diartikan sebagai susunan (model) tempat tinggal suatu daerah. Model dari pengertian- pengertian permukiman mencakup didalamnya susunan dari pada persebaran permukiman. Pengertian pola permukiman dan persebaran permukiman memiliki hubungan yang sangat erat. Persebaran permukiman menekankan pada hal yang terdapat permukiman, dan atau dimana tidak terdapat permukiman dalam suatu wilayah.

Pola persebaran permukiman di jadikan objek penelitian dikarenakan urgensi pemecahan masalah yang berkaitan dengan permukiman seperti penempatan sarana dan prasarana permukiman masih sering tidak sesuai dengan persebaran konsentrasi penduduk dan pembangunan permukiman tidak mengindahkan tempat yang layak untuk dihuni. Hal ini berakibat pada tidak seimbangnya ketersediaan sarana dan prasarana dengan pelayanan terhadap penduduk sehingga terbentuk pola persebaran permukiman tertentu dan berbeda. Pengambilan lokasi site yaitu bera di daerah dekat jalan metro tanjung bunga.

B. Rumusan masalah

1) Bagaimana pola persebaran permukiman yang ada di tanjung bunga dekat jl. Metro.

2) Bagaimana pengaruh faktor fisik dan faktor sosial-ekonomi terhadap pola persebaran permukiman ditanjung bunga, Kabupaten Kendal.

C. Tujuan

1) Mengetahui pola persebaran permukiman di tanjung bunga,kota Makassar .

2) Mengetahui faktor fisik dan faktor sosial-ekonomi pengaruhnya terhadap pola persebaran permukiman di tanjung bunga,kota Makassar.

Bab Ii

Tinjauan Kebijakan

A. Tinjauan tata ruang tata ruang adalah bentuk dari susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan sarana prasarana pendukung aktivitas sosial-ekonomi masyarakat (struktur ruang), yang peruntukannya terbagi-bagi dalam fungsi lindung dan budidaya (pola ruang). Tata ruang memiliki kaitan erat dengan kegiatan penataan ruang di setiap negara. Dilihat dari setiap pembangunan di daerah makassar ada terdapat beberapa bangunan yang tidak teratur dan tidak memenuhi syarat dalam sebuah pembanguanan yang berlokasikan di jl. Metro tj. Bunga.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Dan juga rencana tata ruang wilaya di kec. Tamalate tanjung bunga itu mengikuti perkembangan masyarakatnya dimana yang sesuai ketentuan ini sebagai kawasan permukiman.

B. Tinjauan Intensitas Bangunan dan Sempadan.

Intensitas banguanan ada sebuah batasan yang ada pada aturan saat memabangun sebuah banguanan. Intensitas pemanfaatan ruang atau yang lebih sering diingat sebagai

KDB (Koefisien Dasar Bangunan) dan KLB (Koefisien Lantai Bangunan) merupakan aturan yang mengikat desain lingkung binaan. KDB merujuk pada perbandingan luas lantai dasar bangunan terhadap luas lahan. Sedangkan KLB merujuk pada total luas lantai bangunan terhadap luas lahan. Dibawah ini merupakan penggabaran intessitas bangunan dan sempadan:

Karena site diambil di daerah kec. Tamalate tanjung bunga yang di mana daerah tersebut termasuk kedalalm wilaya kota makassar maka sempadan bangunan yang harus di ikuti itu dari perda kota makassar itu sendiri dimana peraturan daerah kota Makassar menyatakan tentang sempadan bangunan yaitu , Garis Cempadan adalah gatris batas yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan atau as sungai atau as pagar yang merupakan batas antara bahagian persil yang boleh dan tidak boleh didirikan bangunan; Garis Cempadan Pantai adalah kawasan sepanjang pantai mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Garis Cempadan Pagar adalah garis sempadan yang diatasnya atau sejajar dibelakangnya dapat didirikan pagar. Garis

Cempadan Teras adalah garis sempadan yang diatasnya atau sejajar dibelakangny dapat dibangun teras; Garis Cempadan Loteng adalah garis sempadan yang diatasnya atau sejajar dibelakangnya dapat dibuat loteng.

Kemudian pada pasal 4 bab ii juga menjelaskan tentang sempadan bangunan dimana ,(1) Garis sempadan bangunan terluar yang sejajar dengan as jalan dan atau as sungai dikelilingi banguna ditentukan berdasarkan kelas jalan, lebar bahu jalan dan kelas peruntukan persil/pekarangan. (2) Letak garis sempadan tersebut pada ayat (1) pasal ini, bilamana tidak ditentukan lain adalah separuh lebar bahu jalan atau bahu sungai ditambah satu meter, dihitung dari batas tepi bahu jalan atau bahu sungai. (3) Garis sempadan pantai pulau kecil tanah timbul dan pemanfaatannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Walikota dengan mempertimbangkan unsur pelestarian lingkungan. Maka dari itulah sempadan bangunan yang paling ideal di daerah permukiman yaitu 3-5 meter dari bahu jalan.

Bab Iii

Analisis

A.Analisis fisik site

Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam perancangan ini. Salah satunya adalah kondisi site. Untuk mendukung perancangan site haruslah memenuhi syaratsyarat sebagai berikut

1. Kedekatan dengan fasilitas lainnya.

2. Kedekatan dengan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.

3. Kemudahan potensi memunculkan karakter bangunan. Semua syarat-syarat yang tersebut di atas nantinya akan menjadi pertimbangan dalam perancangan untuk kemudian dicari alternatif-alternatif perancangan yang sesuai dengan kondisi eksisting site melalui analisis site. Di antara analisis site meliputi analisis terhadap pencapaian, sirkulasi, pergerakan matahari, arah angin, kebisingan dan view.

Pencapaian ke site adalah pencapaian melalui jalan yang terdapat di sisi-sisi site. Adapun alat transportasi yang digunakan untuk mencapai lokasi antara lain dengan angkutan kota (angkot), kendaraan pribadi, kendaraan roda dua. Untuk mencapai lokasi memang masih belum ada akses berupa jalan masuk ke lokasi, karena lahan yang masih terbuka dan alami, sehingga untuk masuk ke lokasi cukup dengan masuk ke lokasi secara langsung. Selain itu, akses dari penduduk sekitar yang melakukan rutinitas bertani di site, menambah banyaknya akses ke site yang timbul secara alami juga.

Site terletak pada kawasan yang sedang berkembang dan ramai yaitu di kawasan jl.

Metro Tanjung Bunga Kota Makassar, dan dikhawatirkan nantinya akan dapat menimbulkan masalah kemacetan, oleh karena itu diperlukan perhatian terhadap sistem pengaturan sirkulasi kendaraan dalam desain sehingga tidak menambah kepadatan yang akan menimbulkan kemacetan. Dalam disain, sirkulasi kendaraan pada entrance utama ke dalam site akan dipisahkan dengan sirkulasi kendaraan yang keluar. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan atas site yang masih terbuka dan juga untuk memberikan ruang yang cukup terhadap sirkulas kendaraan keluar-masuk site. Berikut merupakan gambaran situasi dan site lokasi permukiman berikut:

Gambar situasi site dan gambar letak lokasi site. Orientasi matahari merupakan penggambaran tata letak matahari.

Kebisingan

Dijalan metro tanjung bunga kec tamalate, untuk saat ini hampir tidak ada penghalang yang mampu meredam tingkat kebisingan pada tapak. Faktor yang menyebabkan kebisingan bisa sampai ke tapak adalah permukaan tapak yang datar sehingga tidak penghalang suara bising masuk ke tapak. terlihat bahwa pada gmabar di atas sumber bising paling kuat adalah dari Jalan raya dengan dua arah dan terdiri dari dua lajur. Banyaknya kendaraan bermotor yang melalui jalur tersebut mengakibatkan suara bising yang sangat mengganggu kenyaman dalam bangunan. Hal yang dilakukan dalam mengantisipasi kebisingan yang terjadi adalah dengan menghalangi bising masuk secara langsung ke bangunan dengan vegetasi. Dengan cara adalah memberikan ruang yang cukup terbuka dengan maksud memberikan jarak antara sumber bising ke bangunan.

Semakin jauh sumber bising ke bangunan maka semakin berkurang intensitas bising yang sampai ke bangunan.

B.Analisis kebutuhan saranan dan prasarana berdasarkan penduduk yang di asumsikan

Lokasi Penelitian

Letak lokasi yaitu di jalan metro tanjung bunga Kecamatan Mamajang kota makassar yang strategis yaitu terletak di bagian selatan Kota Makassar dengan koordinat Geografis berada pada

5˚ 9’8” Lintang Selatan dan 119˚ 25’1” Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : dengan Kecamatan Makassar

Sebelah Timur : dengan Kecamatan Rappocini

Sebelah Selatan : dengan Kecamatan Tamalate

Sebelah Barat : dengan Kecamatan Mariso

Kecamatan mamajang ini berdasarkan badan pusat statistik kota makassar memiliki jumlah penduduk sekitar 56 094 jiwa dan untuk jumlah penduduk yang di asumsikan pada perencanaan permukiman yang akan di rancang nantinya adalah 5 200 jiwa.

C.Analisis Kebutuhan Lahan (hunian berdasarkan tipe, ruang terbuka, sarana-prasarana dll) a) Sarana Pendidikan

Dasar penyediaan sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap unit administrasi pemerintahan baik yang informal maupun yang formal, dan bukan didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu. Perencanaan sarana pendidikan harus didasarkan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai, dimana sarana pendidikan dan pembelajaran ini akan menyediakan ruang belajar harus memungkinkan siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap secara optimal. Oleh karena itu dalam merencanakan sarana pendidikan harus memperhatikan: a) berapa jumlah anak yang memerlukan fasilitas ini pada area perencanaan b) optimasi daya tampung dengan satu shift c) effisiensi dan efektifitas kemungkinan pemakaian ruang belajar secara terpadu d) pemakaian sarana dan prasarana pendukung e) keserasian dan keselarasan dengan konteks setempat terutama dengan berbagai jenis sarana lingkungan lainnya.Sarana pendidikan yang diuraikan dalam standar ini hanya menyangkut bidang pendidikan yang bersifat formal / umum, yaitu meliputi tingkat prabelajar (Taman Kanakkanak); tingkat dasar (SD/MI); tingkat menengah (SLTP/MTs dan SMU). 25 dari 52 Adapun penggolongan jenis sarana pendidikan dan pembelajaran ini meliputi: a) taman kanak-kanak (TK), yang merupakan penyelenggaraan kegiatan belajar dan mengajar pada tingkatan pra belajar dengan lebih menekankan pada kegiatan bermain, yaitu 75%, selebihnya bersifat pengenalan; b) sekolah dasar (SD), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program enam tahun; c) sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan proram tiga tahun sesudah sekolah dasar (SD); d) sekolah menengah umum (SMU), yang merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan menengah mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi; e) sarana pembelajaran lain yang dapat berupa taman bacaan ataupun perpustakaan umum lingkungan, yang dibutuhkan di suatu lingkungan perumahan sebagai sarana untuk meningkatkan minat membaca, menambah ilmu pengetahuan, rekreasi serta sarana penunjang pendidikan. b) Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.Beberapa jenis sarana yang dibutuhkan adalah a) posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia balita; b) balai pengobatan warga yang berfungsi memberikan pelayanan kepada penduduk dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan (currative) tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu tertentu juga untuk vaksinasi; c) balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) / Klinik Bersalin), yang berfungsi melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia sampai 6 tahun d) puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk dalam 29 dari 52 penyembuhan penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit di wilayah kerjanya e) puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup wilayah yang lebih kecil; f) tempat praktek dokter, merupakan salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan secara individual dan lebih dititikberatkan pada usaha penyembuhan tanpa perawatan; dan g) apotik, berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan, baik untuk penyembuhan maupun pencegahan.

Kebutuhan Prasarana

Jaringan drainase

Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan drainase lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satu ketentuan yang berlaku adalah SNI 02-2406-1991 tentang Tata cara perencanaan umum drainase perkotaan.

Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan. Bagian dari jaringan drainase adalah:

Jaringan air bersih

Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air bersih lingkungan perumahan di perkotaan.

Beberapa ketentuan yang terkait adalah: a) SNI 03-2399-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum. b) SNI 03-1745-1989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan

Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung. Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah: a) kebutuhan air bersih; b) jaringan air bersih; c) kran umum; dan d) hidran kebakaran h) Prasarana/ Utilitas – Jaringan air limbah

Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan / perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air limbah lingkungan perumahan di perkotaan.

Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air limbah yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah: a) septik tank; b) bidang resapan; dan c) jaringan pemipaan air limbah. i) Prasarana/ Utilitas – Jaringan persampahan

Lingkungan perumahan harus dilayani sistem persampahan yang mengacu pada: a) SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara teknik operasional pengolahan sampah perkotaan; b) SNI 03-3242-1994 tentang Tata cara pengelolaan sampah di permukiman; dan c) SNI 03-3241-1994 tentang Tata cara pemilihan lokasi tempat pembuangan akhir sampah.

Jenis-jenis elemen perencanaan yang harus disediakan adalah gerobak sampah; bak sampah; tempat pembuangan sementara (TPS); dan tempat pembuangan akhir (TPA).

Jaringan listrik

Lingkungan perumahan harus dilengkapi perencanaan penyediaan jaringan listrik sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang mengacu pada: a)SNI 04-6267.601-2002 tentang Istilah kelistrikan (Bab 601: Pembangkitan, Penyaluran dan Pendistribusian Tenaga Listrik Umum) b)SNI 04-8287.602-2002 tentang Istilah kelistrikan (Bab 602: Pembangkitan); dan c)SNI 04-8287.603-2002 tentang Istilah kelistrikan (Bab 603: Pembangkitan, Penyaluran dan Pendistribusian Tenaga Listrik – Perencanaan dan Manajemen Sistem Tenaga Listrik

Pemasangan seluruh instalasi di dalam lingkungan perumahan ataupun dalam bangunan hunian juga harus direncanakan secara terintegrasi dengan berdasarkan peraturanperaturan dan persyaratan tambahan yang berlaku, seperti: a)Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL); b)peraturan yang berlaku di PLN wilayah setempat; dan c)peraturan-peraturan lain yang masih juga dipakai seperti antara lainAVE.

Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah: a.kebutuhan daya listrik; dan b.jaringan listrik

Jaringan telepon

Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan telepon sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan / perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan telepon lingkungan perumahan di perkotaan.

Jenis prasarana dan utilitas jaringan telepon yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah: a) kebutuhan sambungan telepon; dan b) jaringan telepon.

Jaringan transportasi lokal

Lingkungan perumahan direkomendasikan untuk dilalui sarana jaringan transportasi lokal atau memiliki akses yang tidak terlampau jauh (maksimum 1 km) menuju sarana transportasi tersebut.

Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan transportasi sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan / perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan transportasi lingkungan perumahan di perkotaan.

Bab Iv

Konsep Perancang

A. Pola Permukiman

Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya.Pengertian pola dan sebaran pemukiman memiliki hubungan yang sangat erat. Sebaran permukima membicarakan hal dimana terdapat permukiman dan atau tidak terdapat permukiman dalam suatu wilayah, sedangkan pola pemukiman merupakan sifat sebaran, lebih banyak berkaitan dengan akibat faktor-faktor ekonomi, sejarah dan faktor budaya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola pemukiman penduduk adalah bentuk persebaran tempat tinggal penduduk berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduknya (Sumiyati, 2014). Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas, dapat dikatakan bahwa permukiman terbentuk oleh berbagai faktor-faktor pendukung yang menjadikan masyarakat memilih untuk bermukim di suatu wilayah. Berbagai faktor yang membentuk pola permukiman didasarkan oleh pemilihan masyarakat terhadap lokasi permukiman dengan mempertimbangkan interaksi antar masyarakat dan interaksi dengan lingkungannya

(Habibah, 2016). Agus Dwi Martono (1996) menyebutkan bahwa perbedaan pola persebaran permukiman ditentukan oleh 2 berbagai faktor non fisik dan juga ditentukan faktor fisik di suatu wilayah. Bintarto dalam Febrianto & Ismayani (2018) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan pola permukiman adalah kesuburan tanah, topografi, keberadaan sumber daya air, dan kebutuhan akan keamanan. Sedangkan menurut Pacione dalam Ritohardoyo (1989) faktor pembentuk pola permukiman adalah ketersediaan air, kebutuhan akan keamanan, ikatan kesukuan atau kekeluargaan, topografi, mata pencaharian, sistem waris, agama/ideologi politik serta campur tangan pemerintah. Pola permukiman yang terbentuk terjadi di berbagai karakteristik kawasan, salah satunya di kawasan pesisir pantai. Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga banyak daerah yang memiliki kawasan pesisir pantai. Kawasan pesisir pantai tersebut tidak luput dijadikan sebagai tempat bermukim oleh masyarakat.

B. Zonasi (tipe hunian, ruang terbuka hijau, sarana-prasarana)

Suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik. Ruang yang berdasarkan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau yaitu dalam bentuk taman, lapangan atletik dan taman bermain.

 Contoh ruang terbuka hijau

C. Desain masterplan

Masterplan adalah konsep dari perencanaan tata ruang yang memberikan gambaran keseluruhan proyek yang akan dibuat. Masterplan biasanya dibuat oleh developer ketika akan membangun proyek, Kawasan permukiman.

Ibarat Anda akan membangun rumah. PastiAnda sudah menyusun konsep besar akan seperti apa rumah tersebut, bagaimana desainnya, berapa jumlah ruangannya, apa fungsi masing-masing ruangan, ke depannya bagaimana, dan sebagainya.

Begitu pula ketika developer akan membangun sebuah kawasan permukiman. Dalam masterplan kawasan permukiman tercantum perencanaan sistem jaringan sarana serta prasarana, letak fasilitas umum dan sosial dalam kawasan tersebut, dan sebagainya.

Masterplan ini akan menjadi acuan dalam pengembangan kawasan tersebut. Masterplan bisa disimpan dalam bentuk selembar kertas atau secara digital.

D. Contoh unit tiap tipe hunian area Tanjung Bunga

Tipe-tipe hunian permukiman area tanjung Bunga Makassar terdiri dari berbagai macam tipe hunian di antaranya :

1. New Laurus Tipe 30 sqm sebanyak 30 rumah

2. New Laurus Tipe 38 sqm sebanyak 38 rumah

3. New Laurus Tipe 51 sqm sebanyak 51 rumah

4. New Laurus Tipe 61 sqm sebanyak 61 rumah

5. New Marigold Tipe 58 sqm sebanyak 58 rumah

6. New Marigold Tipe 78 sqm sebanyak 78 rumah

7. New Bouvardia Tipe 30 sqm sebanyak 30 rumah

8. New Bouvardia Tipe 33 sqm sebanyak 33 rumah

9. New Bouvardia Tipe 43 sqm sebanyak 43 rumah

10. Lily Residence Tipe 33 sqm sebanyak 33 rumah

Nama yang kerja :

This article is from: