10 minute read

Okultisme Siber‖ Dan Penyesatan Generasi

“OKULTISME SIBER” DAN PENYESATAN GENERASI

Philipus Setyanto77

Advertisement

Penyimpangan dan penyalahgunaan media digital sudah sangat beragam. Dari pornografi hingga ujaran kebencian, dan cyber bullying jika tidak ditanggulangi secara baik dapat merusak generasi bangsa. Salah satu yang sering tidak kita sadari namun sejatinya juga sangat membahayakan bagi keimanan seseorang adalah siber yang terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan kuasa gelap, roh-roh jahat. Hidup memang sebuah pilihan, setiap manusia memiliki kehendak bebas di dalam dirinya untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya. Namun tidak semua manusia menggunakan kehendak bebasnya untuk sesuatu hal yang positif dan benar. Terkait dengan media digital ini, seharusnya kita lebih arif dan bijaksana dan tetap menjaga keimanan kita. Jika kita menelusuri dunia maya di internet, dengan sangat mudah kita menemukan situssitus yang satanis/okultis. Situs yang memberi bimbingan praktis yang terkait dengan belajar ilmu-ilmu gaib (roh-roh jahat), jika sesorang terpengaruh dan mengikuti pelajarannya tentu akan merusak keimanan orang tersebut.

Wabah Okultisme

Kata "okultisme" merupakan terjemahan dari occultism. Kata dasarnya, occult, berasal dari bahasa Latin occultus ('rahasia') dan occulere ('tersembunyi'). Artinya adalah tersembunyi, rahasia, gaib, misterius, gelap, atau kegelapan. Dengan demikian, okultisme dapat diartikan sebagai paham yang menganut dan mempraktikkan kuasa dan kekuatan dari dunia kegelapan atau dunia roh-roh jahat. Adapun praktik okultisme sendiri adalah sangat beragam, dari ilmu meramal, sihir, tenung, santet, dan sebagainya. Mengenai praktik okultisme itu sendiri terdapat banyak pandangan. Jika ditinjau dari perspektif kebudayaan, mungkin tidak dipermasalahkan. Bahkan banyak dari kebudayaan umat manusia bersinggungan dengan praktik-praktik ilmu gaib dan ritual-ritual supranatural. Namun dari perspektif Kristen (Alkitab), penyembahan dan persekutuan dengan roh-roh jahat jelas merupakan penyimpangan.

77 Pdt. Philipus Setyanto, Th.M adalah seorang gembala dan konselor, pendiri Pelayanan “Duta Kerajaan Allah”, Dosen STT Sangkakala Salatiga Jawa Tengah

123

Realitas Iblis

Berbicara tentang pengaruh setan melalui media digital, hal pertama yang harus kita pahami adalah bahwa roh-roh jahat benar-benar ada dan nyata. Dalam Alkitab berbahasa Indonesia, dipakai beberapa istilah seperti : Iblis, roh-roh jahat dan si jahat. Iblis berasal dari kata Yunani (diabolos) yang mengandung arti pemfitnah (Mat 4:1; Ef 4:27; Why 12:9; 20:2). Iblis itu tunggal, menunjuk kepada raja kegelapan (Lucifer). Rasul Paulus menggambarkan sifat-sifat Iblis dalam suratnya kepada jemaat di Efesus (Ef 6:10-12) sebagai berikut. Pertama, Iblis sangat licik. Pada ayat 11, Paulus menekankan soal ―tipu muslihat Iblis‖. Dengan cara itu, Iblis menghalangi karya Tuhan dalam kehidupan manusia. Kedua, Iblis adalah musuh yang mempunyai kuasa supranatural. Ketika Paulus menandaskan supaya kita menjadi kuat di dalam kekuatan kuasa Tuhan, sesungguhnya ia sedang berbicara tentang kekuatan dan kuasa si Iblis itu (ayat 12). Iblis mempunyai system pemerintahan dan organisasi kekuasaan yang kokoh. Ketika para murid gagal mengusir roh jahat yang menguasai seseorang (dalam pelayanan pelepasan), Yesus memberi penjelasan bahwa itu terjadi karena mereka kurang percaya (Mat 17:17). Para murid waktu itu agak meremehkan kekuatan setan. Kenyataannya, setan mempunyai kuasa dan kita harus melawannya dengan iman dan kerohanian yang baik. Ketiga, roh-roh jahat adalah musuh yang sangat jahat. Pada ayat 12, Paulus menunjuk pada masalah ―roh-roh jahat‖. Roh-roh jahat itu jamak, roh-roh jahat lebih dari satu, berbeda dengan Iblis itu tunggal. Roh-roh jahat memiliki tujuan agar manusia berperilaku jahat. Sappington (1998) memperingatkan supaya kita tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran lain. Pengajaran Alkitab tentang dunia roh-roh jahat sangat jelas, semua jahat, apapun bentuk dan manifestasinya!

Iblis Merusak Manusia

Pekerjaan Iblis sangat beragam yang intinya merusak kehidupan manusia dan manusia itu sendiri. Dalam konteks okultisme, kita sering mendengar kabar tentang bagaimana orang menjadi sakit, menderita dan bahkan mati karena diserang roh jahat, sekalipun tidak semua sakit berasal dari roh-roh jahat. Kita juga sering mendengar kabar tentang kasus kerasukan setan bahkan ada banyak kasus kerasukan massal. Menurut perspektif Kristen (Alkitab) manusia bisa diserang, dimasuki, dirasuki, dan dikuasai oleh roh-roh jahat. Manusia itu ibarat rumah yang bila tidak dijaga maka biisa didiami oleh kkuasa gelap. Dalam Injil dicatat perkataan Yesus demikian:

124

”Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersir tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula.” (Mat 12:43-45).

Penjelasan itu memberikan beberapa poin penting, pertama, manusia itu seperti sebuah rumah. Kedua, roh-roh jahat dapat masuk, tinggal, dan menguasai rumah itu. Roh-roh jahat dapat diusir keluar dari rumah itu (Mrk 16:17; Yak 4:7). Ketiga, roh-roh jahat akan masuk kembali dan merebut manusia itu kembali karena memang ingin menghancurkan manusia (Yoh 10:10). Keempat, maka rumah itu jangan dibiarkan kosong, seharusnya diisi dengan penghuni baru yaitu Roh Kudus. Bagaimana caranya?. Manusia harus memiliki kepastian keselamatan Sorga, dalam Roma 10: 9, memberikan dua syarat, yaitu: 1) Mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan (bukti Yesus adalah Tuhan: Yesus bisa mengampuni dosa manusia dan bangkit dari kematian), jika Yesus hanya nabi, tentu tidak bisa mengampuni dosa dan bangkit dari kematian. 2). Percaya dalam hati bahwa Yesus bangkit. Efesus 1: 13-14 Ketika kita pecaya Injil keselamatan, Roh Kudus memeteraikan keselamatan kita. Ada perubahan status dalam diri kita. Banyak sebutan dalam Alkitab, antara lain: Kita menjadi rumah Allah, Bait Roh Kudus (1 Kor 6:19).

Bagaimana roh-roh jahat bisa masuk dalam diri manusia?

Dari pengalaman pelayanan pengusiran setan (pelayanan pelepasan), beberapa kasus penyebab seseorang diganggu bahkan sampai dirasuk roh jahat. Pertama, bisa karena kutuk garis keturunan. Seorang anak bisa terikat roh-roh jahat sejak lahir karena faktor orangtua yang juga terikat kuasa gelap. Makanya ada penyakit turunan, kutuk turunan, kutuk warisan, dan juga ilmu gaib warisan. Kedua, keterlibatan pada okultisme. Ketiga, sakitpenyakit yang menyebabkan pertahanan jasmani-rohani manusia lemah sehingga roh jahat bisa menerobos masuk. Keempat, kelemahan jiwa (stress, depresi, ketakutan, marah, benci, patah hati, dst) menyebabkan pertahanan rohani lemah dan roh jahatpun mendapat celah atau mendapatkan pintu masuk. Kelima, serangan kuasa gelap (misalnya terkena sihir, tenung, guna-guna, gendam). Keenam, diserang roh-roh jahat yang berkuasa atas wilayah tertentu (misalnya ditempat-tempat pemujaan setan atau tempat angker, rumah angker, dll). Ketujuh, dimasuki roh-roh jahat karena belajar ilmu gaib, ilmu kekebalan, dll. Kedelapan, dikuasai roh-roh jahat karena sengaja menyembah Iblis (misalnya mengikuti ritual seks,

125

ritual sekte setan, dll). Kesembilan, dikuasai roh-roh jahat karena hidup dalam dosa (perzinahan, terikat roh-roh najis, dst). Jika kita perhatikan kasus keempat, kelima, dan ketujuh, dapat kita analisa bahwa media digital yang satanis dapat menjadi saluran pekerjaan Iblis itu. Pada kasus keempat di katakan bahwa roh jahat bisa merasuk manakala jiwa seseorang lemah. Pada saat seseorang menonton situs okultis dalam kondisi jiwa yang lemah, minim kesadaran, maka roh jahat akan dengan mudah menyerangnya. Pada kasus kelima, gangguan roh jahat bisa terjadi karena ada serangan yang sengaja dilakukan, misalnya oleh pelaku gendam. Dalam hal media digital sengaja, terencana, sistematis, dan intensif menyerang para target. Contoh dengan mengirimkan sms: dngan isinya, mendapatkan hadiah dari provider tertentu, padahal tidak, kemudian berlanjut dengan menghubungi melalui HP (Smartphone/gadget), dari sinilah terjadi gendam sehingga korban diarahkan untuk menstransfer sejumlah uang, setelah beberapa waktu kemudian sadar, bahwa uangnya hilang dan korban mengalami kerugian akibat roh-roh jahat yang bekerja melalui ilmu gendam. Pada kasus ketujuh, sebagian orang tertarik dan diisi dengan kekuatan supranatural (ilmu hitam), sekalipun hal tersebut bertentangan dengan ilmu agamanya. Pada kasus kesembilan, sebagai contoh para wanita yang sengaja mengisi dirinya dengan ilmu-ilmu pengasihan, tujuannya adalah menaklukan kaum Adam. Ada yang motivasinya cinta, ada yang karena ingin menguras harta laki-laki. jika motivasinya adalah harta, biasanya korbnnya adalah para suami yang sudah mapan dari segi finansial, dampaknya adalah menghancurkan rumah tangga, menghancurkan keluarga. Media digital seperti facebook dan yang lainnya bisa dipakai untuk mencari targetnya. Dalam dunia okultisme, perzinahan rohani merupakan bagian dari praktik spiritual dan ritual. Bahkan ada ritual ―sekubus‖ dan ―inkubus‖, yaitu – maaf – hubungan seks antara mahluk manusia dan roh-roh jahat. Ritual semacam ini dilakukan secara masif dalam Sekte Setan dan juga dalam okultisme tradisional.

Mengatasi Penyesatan

Tindakan Kristen jelas adalah melawan segala bentuk penyesatan yang dilakukan Iblis. Mengenai siapa yang tersesat. Alkitab mencatat bahwa Yesus berkata: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!‖ (Mat 22:29).

126

Kata sesat dalam bahasa Yunani πλαναω (planao) kata ini memiliki arti : menyimpang dari jalan yang benar, jauh dari kebenaran. Sedangkan kata ―mengerti‘ kitab Suci, kata yang dipakai adalah δω / eido (mengerti sebagaimana Tuhan mengerti, mengerti seperti Tuhan. Jadi ketika kita mencoba mengerti Kitab Suci, pengertian kita harus sama dengan yang Tuhan maksudkan, dan itu hanya bisa terjadi jika didalam diri manusia memiliki Roh Kudus, dan Roh Kuduslah yang membuat orang tersebut mengetahui Kitab Suci (Alkitab) secara tepat dan benar seperti yang Tuhan maksudkan. Kemudian kata ―kuasa‖ yang dipakai dalam bahasa Yunani adalah ―dunamis‖ yang berarti : kuasa mujizat, kemampuan untuk melakukan hal-hal yang supranatural. Jadi bukan kata ―kuasa‖ (Exousia) yang berarti : wewenang, hak, otoritas, yang dipakai melainkan kata ―dunamis‖. Selain kita harus mengetahui (eido) Alkitab kita juga harus mengetahui δυναμις ―dunamis‖ (mujizat, kuasa supranatural) Allah. Banyak mujizat didalam Alkitab, antara lain: mujizat kebangkitan orang mati yang pada masa itu orang Saduki tidak percaya akan kebangkitan. Padahal Yesus dibangkitkan dari kematian (Matius 28:9-10; Lukas 24:34, 1 Korintus 15:5; Lukas 24:13-33; Yohanes 20:19-24, 26-29; Yohanes 21:1-14) dan orang percaya juga akan mengalami kebangkitan dari kematian (1 Tes. 4:13-18). Jadi dari ayat diatas, kita bisa sesat atau menyimpang dari jalan kebenaran, jauh dari kebenaran apabila kita tidak mengetahui Alkitab seperti yang Tuhan maksudkan dan jika kita tidak mengetahui kuasa mujizat Allah, kuasa supra natural Allah sama seperti yang Tuhan ketahui/maksudkan.

Pendidikan Kristen

Penyesatan harus dilawan dengan pendidikan. Alkitab menekankan supaya para orang tua (dan pendidik) melakukan ―pendampingan edukatif‖ kepada anak-anak secara intensif. Kitab Ulangan 6:5-7, khususnya Ul. 6:7 memberi perintah ―haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun‖ . Pola pendampingan edukatif yang diterapkan dalam berbagai kesempatan (waktu) seperti itu cocok dengan persoalan digital generasi muda. Generasi milenial sejak lahir sudah hidup bersama teknologi informasi. Mereka tidak bisa dilepaskan dari teknologi digital. Di rumah, di sekolah, dalam perjalanan, saat bangun dan bahkan saat berbaring tidur pun mereka berhubungan dengan gadget dan internet.

127

Sejak dini anak-anak perlu diberi pendidikan tentang spiritualitas. Untuk generasi muda Kristen perlu diberi pelajaran tentang satanologi yang Alkitabiah. Pengajaran yang bersifat praktis tentang melawan dan mengusir setan pun harus diberikan. Pendidikan Kristen harus pula menanamkan pola pergaulan yang baik. Rasul Paulus berbicara tentang pergaulan, I Korintus 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Selain tidak mengerti Alkitab dan kuasa Allah (Matius 22:29), sesat juga bisa disebakan oleh karena pergaulan. Kata ―sesat‖ dalam bahasa Yunani: πλαναω (planao) arti menyimpang dari jalan yang benar, jauh dari kebenaran, kata yang sama yang dipakai dalam Injil Matius 22: 29 dengan 1 Kor. 15: 33. Internet pada dasarnya adalah bentuk ―pergaulan‖ umat manusia. Komunikasi antar manusia dapat bersifat primer dan sekunder. Disebut primer jika bersifat tatap muka. Disebut sekunder jika komunikasi dilakukan melalui media. Adapun sekarang teknologi informasi yang canggih telah memungkinkan manusia bergaul intensif meskipun bersifat komunikasi sekunder.

Peperangan Rohani dan Senjata Firman Tuhan

Menurut perspektif Kristen, Tuhan Yesus sudah mengalahkan Iblis melalui kebangkitannya setelah mati karena Salib. Tetapi, sampai akhir jaman nanti Iblis belum dihukum sehingga dunia ini masih berada di bawah pengaruh si jahat (1 Yoh 5:19). Karena itu manusia akan berada dalam situasi dan kondisi ―peperangan rohani‖ melawan Iblis dan rohroh jahat itu. Manusia menjadi target untuk diserang dan dikuasai oleh roh-roh jahat. Dunia maya adalah medan ―peperangan rohani‖ itu. Kita telah melihat bagaimana kuasa gelap (roh-roh jahat) merajalela dan bahkan mencoba menghegemoni dunia digital. Para individu dan kelompok pemuja setan memakai senjata berupa konten-konten digital yang satanis yang sering dikombinasi dengan pornografi. Warganet, khususnya generasi milenial menjadi sasaran. Menurut perspektif Alkitab, Firman Tuhan adalah senjata rohani untuk melawan Iblis. Dalam surat Efesus 6:17, Firmam Tuhan diibaratkan seperti ―pedang roh‘. Di dalam iman Kristen, Firman Tuhan itu bukan sekedar tulisan dalam kitab suci. Firman Tuhan yang ditulis di Alkitab adalah perkataan Tuhan sendiri yang diilhamkam (inspirasi) sehingga dituliskan oleh para penulis Alkitab. Alkitab itu sendiri adalah Firman Tuhan yang tanpa salah (inerrant). Firman Tuhan besar kuasanya. Karena itu masyarakat Kristen perlu menebar Firman Tuhan itu, dikemas dalam bentuk konten-konten positif yang disebarkan melalui media digital. Secara teknis hal itu

128

akan menambah jumlah konten positif di internet. Namun lebih dari itu, secara illahi, Firman Tuhan yang disebarkan di dunia maya akan menebarkan kuasa untuk mengalahkan kuasa Iblis dan roh-roh jahat.

DAFTAR PUSTAKA

___________. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta: LAI, 2004. Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology Jilid I. Malang: Literatur SAAT, 2004. Jenson, Ron dan Jim Steven. Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas, 2000. Ryrie, Charles C. Teologi Dasar: Panduan Populer untuk Memahami Kebenaran Allah I. Yogyakarta: Andi, 1991. Ryrie, Charles C. Teologi Dasar: Panduan Populer untuk Memahami Kebenaran Allah II. Yogyakarta: Andi, 1991. Sappington, Thomas J. Hancurkan Kuasa Iblis dalam Diri Anda. Yogyakarta: Andi dan OC International, 1998.

129

This article is from: