2 minute read

Apa itu Liminal Space?

Artikel ini di dukung oleh aladdin138

Liminal ruang menunjuk pada satu area perubahan atau batasan di antara dua situasi atau situasi, di mana personal atau barisan berasa tidak nyaman, tak konstan, serta tidak jelas perihal hari depan. Dalam kondisi psikologi serta antropologi, liminal ruang kerap dihubungkan perubahan atau sesi peralihan di kehidupan seorang, seperti masa saat remaja, kematian, atau perombakan besar dalam karier atau pertalian.

Advertisement

Dalam liminal ruang, personal atau barisan mengenyam ketidakjelasan serta hati tak nyaman, lantaran mereka tidak ada dalam situasi yang akrab atau konstan. Tetapi, liminal ruang dapat jadi peluang untuk perkembangan serta perubahan, lantaran personal atau barisan diminta untuk mendalami serta temukan jati diri anyar mereka.

Rencana liminal ruang kali pertama dikenalkan oleh antropolog Inggris, Arnold van Gennep, di awalan masa ke-20. Van Gennep mengatakan sesi peralihan ini menjadi "era ambiguitas" atau "era batasan". Ia menandai tiga bagian dalam perubahan ini: bagian pra-liminal, liminal, serta pasca-liminal.

Bagian pra-liminal berlangsung saat sebelum personal atau barisan masuk liminal ruang. Bagian ini disinyalir tersedianya penyiapan, baik fisik ataupun mental, untuk hadapi perombakan. Perumpamaannya yaitu waktu seorang menentukan untuk berpindah ke kota anyar atau mulai karier anyar.

Bagian liminal yaitu waktu personal atau barisan ada diantara dua situasi atau situasi. Bagian ini disinyalir tersedianya ketidakjelasan, ketertidaknyamanan, serta ketidaktahuan. Tetapi, bagian liminal dapat jadi peluang untuk mawas diri serta perkembangan, lantaran personal atau barisan diminta untuk merenungkan jati diri mereka serta temukan makna dalam pengalaman mereka.

Babak pasca-liminal berlangsung selesai personal atau group keluar liminal ruang serta masuk situasi anyar Babak ini disinyalir terdapatnya koreksi serta integratif dengan situasi anyar Contoh-contohnya ialah waktu satu orang menuntaskan study serta masuk ke dunia kerja.

Liminal ruang kerap dipautkan ritus atau upacara spesifik, seperti upacara dewasa atau upacara kematian. Dalam skema ini, liminal ruang jadi peluang untuk memperkokoh jati diri serta mengaitkan personal atau group dengan etika serta budaya mereka.

Di dunia seni serta sastra, liminal ruang kerap dipakai jadi objek atau corak. Contoh-contohnya ialah dalam novel "The Catcher in the Rye" kreasi J.D. Salinger, di mana figur penting, Holden Caulfield, alami waktu-waktu sukar pada tahap perubahan ke arah dewasa.

Dalam ringkasannya, liminal ruang mengarah pada satu area perubahan atau batasan di antara dua situasi atau situasi, di mana personal atau group berasa tidak nyaman, tak konstan, serta tidak jelas perihal masa datang. Kendati liminal ruang kerap dipautkan ketidakjelasan serta ketertidaknyamanan, babak ini juga bisa menjadi peluang untuk mawas diri, perkembangan, serta alih bentuk. Dalam babak liminal, personal atau group bisa memperkokoh jati diri mereka, temukan makna dalam pengalaman mereka, serta mengaitkan diri etika serta budaya mereka.

Buat menyelesaikan ketidakjelasan dan ketertidaknyamanan dalam liminal ruang, personal atau golongan bisa kerjakan berbagai perihal, misalnya:

● Terima pengubahan: Mengaku jika pengubahan itu lumrah dan buka pemikiran buat hadapi pengubahan tersebut.

● Melindungi kesetimbangan: Masih melindungi kesetimbangan emosi, fisik dan mental sepanjang bagian peralihan. Tekniknya dengan melindungi tradisi yang positif, seperti olahraga, meditasi, atau bergabung sama orang yang positif.

● Cari kontribusi: Tidak malu buat cari kontribusi dari pihak lain seperti kawan, keluarga, atau professional.

● Melindungi interaksi sosial: Tersambung sama orang lain buat memperoleh bantuan dan input.

● Melindungi keinginan dan keyakinan diri: Masih punyai keinginan dan keyakinan diri dalam hadapi hari depan.

Dalam kerangka usaha dan organisasi, liminal ruang bisa berlangsung sepanjang pengubahan besar, seperti restrukturisasi atau merger. Sepanjang bagian ini, pekerja dapat berasa tidak nyaman dan tidak tentu mengenai hari depan perusahaan. Akan tetapi, liminal ruang juga bisa menjadi peluang untuk perusahaan buat kerjakan alih bentuk dan perubahan yang dibutuhkan untuk tetap bertahan di pasar yang bersaing. Dalam kerangka pendidikan, liminal ruang bisa berlangsung selama saat peralihan dari sekolah menengah ke perguruan tinggi atau dari perguruan tinggi ke dunia kerja. Sepanjang bagian ini, pelajar atau mahasiswa dapat berasa tidak nyaman dan tidak tentu mengenai hari depan mereka. Akan tetapi, liminal ruang juga bisa menjadi peluang buat refleksi dan peningkatan diri, menyiapkan pelajar atau mahasiswa buat profesi yang telah sukses.

This article is from: