46 minute read

MY PORTFOLIO AND CV ARCHITECTURAL DESIGNER

Curriculum Vitae

AS JUNIOR ARCHITECT

Advertisement

EXPERIENCE

INFO

Name :

Adha Bangkit Nurseto

12 November – 5 Desember 2019

17 September – 17 Desember 2018

Freelance (Architecture Design and Electrical Utility), membantu membuat desain TA (Tugas Akhir) dan membuat alternatif desain 3D beserta animasi video.

Magang Kerja di PT. Eticon Rekayasa Teknik sebagai Junior Arsitek.

Address :

Karang Kidul RT.3/RW.5 Magelang Selatan, Kota Magelang.

20 Juni 2018 Peserta, Sayembara Lomba Desain EXPORIVM Universitas Kristen Duta Wacana Global Cultury : Spacetacular diselenggarakan oleh Universitas Kristen Duta Wacana.

Date Of Birth :

Magelang, 22 Mei 1995

Linkedin : https://www.linkedin.com/in/

adha-bangkit-nurseto-8b6a17193

21 Mei 2018 Peserta, Workshop Perencana Partisipatoris Ruang Sirkulasi dan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Prawirotaman, Kelurahan Brontokusuman, Kota Yogyakarta, diselenggarakan oleh Program Studi Arsitektur Universitas Teknologi Yogyakarta dan Komunitas Prawirotaman.

Algoritmadharch.blogspot.com

10 – 11 April 2018

Relawan, dalam kegiatan Persiapan Penjurian Lomba Kampung Wisata tingkat Kota Yogyakarta, mendampingi Pengelola Kampung Wisata Dewa Bronto, yang didukung oleh Universitas Teknologi Yogyakarta.

Phone :

085848502685

Religion :

Islam

CONTACT

25 Maret 2017 Peserta, Sayembara Rekacipta Bambu diselenggarkan oleh Universitas Islam Indonesia.

EDUCATION

nursetoadha@gmail.com2015 – 2019

Universitas Teknologi Yogyakarta (Dengan Nilai IPK 3.55 (cumlaude))

085848502685

Adhanurseto

Adha nurseto

2011 – 2014

2008 – 2011

2002 – 2008

SMA N 1 Mertoyudan Magelang

SMP N 8 Kota Magelang

SD N 1 Rejowinangun Selatan Kota Magelang

INTERESTS

TECHNICAL SKILLSocial

PhotographySketch

AutocadLumion

Sport

DesignTravel

Corel Draw

V-rayLANGUAGE

Photoshop

Ms. PPT- English

SketchUpMs. Excel

- Indonesian

ABOUT ME

Twinmotion

Ms. WordArsitektur bagi saya adalah menciptakan sebuah pengalaman ruang dan estetika yang memunculkan berbagai aspek sudut pandang dan point of interest yang berbeda bagi setiap orang yang melihatnya. Sehingga sentuhan kreatifitas dan analisis saya tekankan untuk mengoptimalkan hasil desain rancang bangunan yang dapat memberikan kesan bangunan arsitektural indah dan nyaman serta mempunyai nilai konsep yang sesuai dengan lingkungannya.

OTHER SKILL

Communication Team Work

80%

78%

Responsibility Creativity

85%

80%

ARCHITECTURE PORTFOLIO

Adha Bangkit Nurseto Selected Works 2017-2019

RESUME

AS JUNIOR ARCHITECT

Name :

Adha Bangkit Nurseto

Address :

Karang Kidul RT.3/RW.5 Magelang Selatan, Kota Magelang.

Date Of Birth :

Magelang, 22 Mei 1995

Linkedin : https://www.linkedin.com/in/ adha-bangkit-nurseto-8b6a17193

INTERESTS

SocialPhotography

Design

SketchSport

Travel

ABOUT ME

Arsitektur bagi saya adalah menciptakan sebuah pengalaman ruang dan estetika yang memunculkan berbagai aspek sudut pandang dan point of interest yang berbeda bagi setiap orang yang melihatnya. Sehingga sentuhan kreatifitas dan analisis saya tekankan untuk mengoptimalkan hasil desain rancang bangunan yang dapat memberikan kesan bangunan arsitektural indah dan nyaman serta mempunyai nilai konsep yang sesuai dengan lingkungannya.

Saya sangat menyukai dalam hal konsep berarsitektur, dimana konsep tersebut saya bentuk melalui analisis yang didapatkan melalui tahap perumusan permasalahan, isu utama dan latar belakang, kemudian saya Break Down untuk mencari ide konsep dan pemecahan masalahnya, sehingga konsep yang dibuat dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dan menghasilkan bentuk dan tampilan fasad bangunan yang sesuai dengan isu yang ada.

Dalam menyusun konsep saya sering menggunakan diagram pola alur berpikir agar konsep selalu tersusun secara runtut dan bertahap, sehingga konsep tersebut dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul pada site yang akan dirancang.

Saya juga sangat mendalami bidang fotografi arsitektur dan sketch arsitektur yang berguna untuk mendukung On The Site (Posisi terjun kelapangan secara langsung) disaat diperlukan dan sebagai gambaran untuk mengembangkan ide serta gagasan dalam menyusun pengembangan kosep desain yang akan dirancang.

PORTFOLIO

Architecture

Studio Perancangan Arsitektur 6 | UTY | 2018 Tipe Bangunan : TIC (Tourist Information Centre)

Lokasi : Sleman, D.I. Yogyakarta Desain Oleh : Adha Bangkit Nurseto

Hal 01-05

ACADEMIC

Hal 06-12

Studio Perancangan Arsitektur 7 | UTY | 2018 Tipe Bangunan : Co-Working Space

Lokasi : Karees, Kec. Regol, Kampung Balong Gede, Kota Bandung Desain Oleh : Adha Bangkit Nurseto

Hal 13-17

Studio Perancangan Arsitektur Tugas Akhir | UTY | 2019 Tipe Bangunan : Culinary Tourism (Wisata kuliner)

Lokasi : Jalan Soekarno Hatta, Magelang Selatan, Kota Magelang. Desain Oleh : Adha Bangkit Nurseto

Sayembara Mahasiswa | Universitas Islam Indonesia | Status : Partisipan | 2017

Tim : Levinus Samson, Dyaningtyas Ratna Dewi Tipe Bangunan : Rumah Bambu Lokasi : Sleman, D.I. Yogyakarta

Kontribusi : 3D modeling, rendering, concept developing

Hal 18-20

COMPETITION

Sayembara Mahasiswa | Universitas Kristen Duta Wacana | Status : Partisipan | 2018

Tim : Jufrin H. Jalaman, Nurdella Fitriani Tipe Bangunan : Ruang Spacetacular

Lokasi : Kawasan Maliobro D.I. Yogyakarta Kontribusi : 3D modeling, rendering, concept developing, material concept

Internship Architect | PT. Eticon Rekayasa Teknik | Status : Junior Architect | 2018

Tipe Bangunan : Desain Fasad Bangunan dan Zoning Resto Lokasi Magang : D.I. Yogyakarta

Kontribusi : 3D modeling, rendering, concept

Hal 21-25

Hal 26-28

INTERNSHIP

PERANCANGAN INTEGRASI TIC & ART GALLERY DENGAN PENDEKATAN SIMBIOSIS ARSITEKTUR “Cariyos Gegandhengan Budaya”

Studio Perancangan Arsitektur 6 | UTY | 2018 Tipe Bangunan : TIC (Tourist Information Centre) Lokasi : Sleman, D.I. Yogyakarta Desain Oleh : Adha Bangkit Nurseto

1

Batik Jogja

Kesenian Ketoprak

Wisata Budaya

Lokalitas Batik Sleman

TIC

POTENSI

Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata belanja.Sehingga memunculkan suatu ide gagasan untuk

mempertahankan kebudayaan di Yogyakarta dan mengenalkan kepada wisatawan lokal maupun mancanegara dalam bentuk TIC Building yang berfungsi sebagai pusat informasi pariwisata budaya di Yogyakarta dan sebagai ajang pusat promosi unsur budaya berupa kerajinan lokal yang menjadikan TIC di yogyakarta sebagai icon baru dan menjadi pusat daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara dalam mencari informasi dan destinasi pariwisata budaya di Yogyakarta.

MAIN ISSUE

Kunjungan Pariwisata

Sektor Pariwisata Budaya di yogyakarta ini menjadi tujuan destinasi wisata budaya baik itu turis lokal maupun mancanegara, sehingga minat pengunjung dalam berwisata setiap tahunnya selalu meningkat namun perlu arahan terhadap destinasi yang akan dikunjungi.

Tujuan mengapa perlunya dirancang TIC karena sektor pariwisata di Yogyakarta selalu mengalami peningkatan, dan sebagai icon landmark baru di Yogyakarta yang memberikan pusat informasi pariwisata budaya dari beberapa tempat yang masih kurang familiar di mata turis lokal maupun mancanegara sehingga sektor pariwisata budaya secara keseluruhan dapat di kujungi oleh wisatawan, dan menggabungkan unsur lokalitas sebagai wadah promosi terhadap eksistensi budaya lokal batik dan ajang pertujukan sebagai pendapatan nilai ekonomi daerah setempat.

Informasi Destinasi Wisata Budaya

Minimnya informasi akan wisata budaya bagi wisatawan lokal maupun mancanegara adalah karena sedikit sekali informasi yang digali, sehingga sektor pariwisata budaya di berbagai lokasi terkadang belum familiar di mata turis lokal maupun mancanegara dan membuat kunjungan daerah wisata hanya yang dikatahuinya saja.

Digital Tools

Permasalahan ini yang menjadikan wisatawan lokal maupun mancanegara hanya menggukan informasi digital sebagai alat pencarian destinasi wisata, yang berakibat menurunnya minat terhadap kujungan ke pusat informasi wisata budaya sebagai TIC daerah setempat.

2

Concept

Building

Simbiosis Arsitektur (Locality, Socialization, Land Use) Concept Symbiosis Architecture As Theme

Simbiosis, secara filosofi menurut Kisho Kurokawa dalam bukunya : Filosofi Of Symbiosis (2000:7) merupakan dua hal yang berlawanan yang saling membutuhkan dan mencoba menciptakan sesuatu yang lebih mendasar, bahkan hubungannya bersifat kontradiktif. Simbiosis ini bisa meliputi simbiosis antara alam dan manusia, simbiosis antara budaya yang b e r b e d a , d a n s i m b i o s i s a n t a r a e k o n o m i d a n b u d a y a .

Sehingga dapat ditarik Goal sebagai tema dalam desain yaitu simbiosis arsitektur, karena memilki peran dalam saling keterkaitan antara objek arsitektur dengan lingkungan sosial, budaya dan alam, serta nilai ekonomi sebagai hasil dari integrasi fungsi ruang dan kearifan lokal budayanya.

Untuk memudahkan aksesibiltas ke area site, maka dibuatlah 2 sirkulasi jalan utama bagi k e n d a r a a n , y a i t u d e n g a n membedakan sirkulasi masuk dan keluar site.

Area masuk ke site

RESPON SITE

RESPON SITE

Area keluar site

(+) View

Orientasi bangunan di hadapkan ke arah barat untuk memberikan nilai great view ke arah luar b a n g u n a n ( S u n s e t Vi e w & L a n d s c a p e ) . O r i e n t a s i dihadapkan juga sebagai acuan (+) View arah kiblat dari mushala yang ada dalam gedung TIC tersebut.

(+) View

TRANSFORMATION DESIGN

AKSESIBILITAS

ORIENTASI

Pemberian pepohonan pada area sirkulasi k e n d a r a a n a t a u pada area parkir sebagai peneduh alami.

Karena site berada di area jalan besar dan arus magelang-jogja, maka untuk meminimalisir kebisingan yaitu bangunan diletakkan berada jauh dari area sirkulasi jalan utama

VEGETASI

KEBISINGAN

Kerajinan Batik Sleman

Eksistensi budaya menurun

Menurunnya pengetahuan dan pembelajaran akan unsur lokalitas

Potensi terhadap perokonomian daerah dari sektor pariwisata

Menurunnya kesadaran masyarakat terhadap budaya

Pertunjukkan Ketoprak

Batik

Bentukan 3 tingkatan atap dibuat m e n j a d i 1 t i n g k a t a n d a n mengextrude pada bagian ujung atas untuk memberikan kesan monumental pada bangunan.

1. Bentukan 3 tingkat 2. Menyatukan 3 tingkat menjadi 1

3. Mengextrude bagian atas atap

4. Pada bagian massa kedua di lengkungkan untuk mesinergikan terhadap masa utama

Unsur lokalitas yang ditekankan adalah dari bentukan atap dari joglo pangrawit, penenkanan ini dimaksudkan sebagai nilai kuat lokalitas yang ada di jogja dan menjadi ciri khas serta menganggkat nilai filosofis budayanya.

Land Use sendiri adalah pemanfaatan lahan urban solid dan void pada site. Penekanan dari land use sendiri adalah membentuk open space atau area terbuka yang mensinergikan terhadap bangunan TIC, dengan membentuk tatanan landscape simetri dan mengkonfigurasikan dalam bentuk taman yang dapat dimanfaatkan sabagai sarana rest area ataupun ruang kegiatan aktivitas sosial lain ( Agriculture buah salak) Konteks sekitar site.

LAND USE

Penataan Area LandscapeRest Area Outdoor

Potensi terhadap perokonomian daerah dari sektor agrowisata buah salak.

Meningkatkan pendapatan daerah.

Agriculture Area

Pertujukkan Ketoprak

3

Schematic

Building

Siteplan

5

Luas lahan 1.5 Hektar

U

3

4

Keterangan : 1 = Ruang Central Space 2 = Ruang Lobby 3 = Ruang Art Shop 4 = Ruang Utilitas 5 = Area Kebun Salak 6 = Area Amphiteater 7 = Area Taman Bermain 8 = Area Air Mancur 9 = Area Parkir Pengelola 10 = Area Parkir Motor Pengunjung 11 = Area Masuk Gate Utama 12 = Area Keluar Gate Bangunan 13 = Area Parkir Mobil Pengunjung 14 = Area Parkir Bus Wisatawan

6

9

11

8

2

1

10

8

3

7

5

Plan, View, & Section

Building

1213

14

POTONGAN BANGUNAN A.A

DENAH GROUND FLOOR DENAH LANTAI 2 DENAH LANTAI 3

Kaca Tempered Glass Filter

Kolom 100/100cm

Balok 80/35cm

DENAH LANTAI 4

DENAH LANTAI 5DENAH LANTAI 6 (GARDU PANDANG)

FootplatBorpiles

Sloof 80/35cm

POTONGAN BANGUNAN B.B

Braching (pengikat Atap)

TAMPAK BELAKANG BANGUNAN

TAMPAK DEPAN BANGUNANSpace Frame (Baja Ringan)

Kolom 100/100cm

Balok 80/35cm4

TAMPAK SAMPING KANAN BANGUNAN

TAMPAK SAMPING KIRI BANGUNANFootplat

BorpilesSloof 80/35cm

Interior & Exterior Building

Mengkombinasikan antara nilai ekonomi, budaya dan fungsi guna lahan yang kemudian dijadikan sebuah konsep integrasi ruang yang mewadahi antara pusat informasi wisata dan ajang seni berupa kesenian ketoprak asli sleman dan promosi batik sleman dan jogja yang dijadikan sebagai konsep “Simbiosis Arsitektur” karena memadukan 3 kombinasi yang dijadikan menjadi satu kesatuan lokalitas daerah Sleman, Yogyakarta itu sendiri.

EXTERIOR TIC

LOBBY TICRUANG SANTAI CENTRAL SPACE INTERIOR ATAP JOGLO BAWAH

5

Space Collaborative Sense

“Stimulation Approach & Behavioral Setting ” Memadukan Konsep Lingkungan Fisik Sebagai Sumber Informasi Sensorik Yang Sangat Penting Untuk Kesejahteraan Pengguna

Studio Perancangan Arsitektur 7 | UTY | 2018 Tipe Bangunan : Co-Working Space Lokasi : Karees, Kec. Regol, Kampung Balong Gede, Kota Bandung Desain Oleh : Adha Bangkit Nurseto

6

Space Collaborative Sense

Bekerja

Nuansa Ruang

Bersantai (Relax)

Berkolaborasi New Ide Networking

Produktifitas kerja merupakan salah satu isu yang berkaitan erat dengan dunia perkantoran yang salah satunya dalam bentuk Coworking Space. Produktifitas pada dasarnya merupakan efisiensi dalam mengubah sumber daya menjadi suatu barang yang mempunyai nilai tambah dari sebelumnya. Bekerja di dalam sebuah Coworking Space yang sifatnya berupa industri, baik industri kreatif maupun non-kreatif memiliki hasil akhir berupa produk sehingga dibutuhkan produktifitas yang tinggi bagi para pekerjanya. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia menjadikan keberadaan coworking Space sebagai kebutuhan, khususnya bagi pelaku-pelaku start up business yang baru saja memulai usahanya sehingga membutuhkan tempat bekerja sekaligus networking yang luas. Coworking Space adalah sebagai salah satu wadah alternative bagi pelaku ekonomi kreatif menjadi penting keberadaannya sebagai pendukung berkembangnya ekonomi usaha bidang ekonomi kreatif , terutama di Kota Bandung ini yang memiliki banyaknya peran start up business muda yang kreatif sehingga memerlukan suatu tempat dan ruang bagi mereka untuk mercari rekan dan jaringan baru untuk mengembangkan ide-ide dan gagasan bisnis mereka kepada orang lain.

Dengan bekerja di Coworking Space yang mana setiap orang berhak bekerja disana menjadikan jaringan setiap orang akan terus berkembang. Dengan tidak adanya dinding pembatas menjadikan Coworking Space dapat membuat networking menjadi lebih luas. Sehingga staff satu perusahaan dan perusahaan lain dapat saling mengenal dan menambah relasi. Dengan bekerja pada coworking space akan lebih merasa produktif karena dengan suasana yang nyaman, santai dan fun akan memberikan energi positif untuk Anda. Sehingga akan menjadi bisa lebih produktif mengerjakan berbagai kerjaan, dan tidak hanya terfokus pada satu pekerjaan saja.

MAIN ISSUE

C

o

-

Work

in

g

-

Living Apartem

Market Place

SPACE LIMITNESS

o

C

en

t

SENSE OF LIVING

SENSE OF SUPPORT COMERCIAL AREA

1. Area kerja yang terkesan kaku dan monoton, estetika ruang yang tidak meningkatkan minat kerja.

1. Hunian yang terkesan monoton. 1. Penyedia layanan dan barang kebutuhan sehari - hari.

2. Tidak adanya open space yang menyatu dengan area kerja.

3. Pola dan tatanan bentuk ruang y a n g k u r a n g a t r a k t i f (berakibat pada efek psikologis n u a n s a r u a n g k e r j a ) .

4. Kurangnya minat para startup muda untuk berkolaborasi karena k o n d i s i v i s u a l r u a n g d a n fasadnya kurang menarik.

2. Lokasi strategis terhadap kawasan sekitar.

3. Sebagai wadah hunian baru yang berkolaborasi terhadap nuansa ruang yang atraktif.

2. Sebagai potensi kemudahan akses berbelanja bagi para pekerja maupun masyarakat sekitar area kawasan site.

3 . S e b a g a i p e n g e r a k m o d a perekonomian bagi pengelola g e d u n g .

7

Concept

Building

TRANSFORMATION DESIGN

1 2 3

Stimulation Approach & Behavioral Setting

Stimulation approach, salah satu teorinya memberikan konsep lingkungan fisik sebagai sumber informasi sensorik yang sangat penting untuk kesejahteraan pengguna yang dapat diterapkan dalam perancangan ruang dalam juga ruang luar. Selain itu, terdapat teori Behavioral setting yang mengasumsikan bahwa ada pola yang ditentukan konsisten perilaku (program atau script) yang ada di pengaturan yang berbeda sehingga dapat diterapkan dalam pengaturan (order) ruang-ruang dalam maupun luar.

4

Pengangkatan modul ruang dengan mengikuti bentuk site.

Pemberian area hijau dan sebagai behavioral setting ruang luar dengan desain komunal outdoor area (Stimulan Psikologi Ruang Luar) Rooftop.

5

Apartement

Pengangkatan ke atas modul ruang untuk membentuk sinergi bangunan secara optimal.

6

Material

Pendekatan Stimulation Approach dan Behavioral Setting sebagai kontrol untuk mengolah suasana bahagia pada tata ruang di Coworking Space agar lebih produktif adalah dengan pemilihan material pada ruang dalam maupun luar. Kayu ekspos, lantai plester beton, aksen batu-bata, dan sebagainya akan diaplikasikan sebagai pemilihan material, yang memberikan kesan hangat.

Sense Of Room

Kayu Ekspos Lantai plester beton

Aksen Batu-Bata

Material ACP warna

1. Pemberian ruang Kafe Bar khusus pada setiap unit yang ada menawarkan suasana baru bagi pekerja di area Coworking Space, dan pemberian ruang terbuka pada bagian balkon setiap ruang coworking space dengan penghawaan dan pencahayaan alami serta wewangian tanaman sebagai stimulan yang memberikan kesan relax dan nyaman untuk bekerja.

Coffe Bar

Balkon dan Tanaman

2. Ruang-ruang ditata sehingga dapat berhubungan satu sama lain untuk mendukung munculnya komunikasi antar pengguna. Hal ini dilakukan dengan membuat ruang-ruang kerja dengan mezzanine. Perbedaan ketinggian akan membedakan ruang, namun tetap memberikan visual continuity antar ruang. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong perilaku pekerja untuk berkomunikasi satu sama lain.

Menggunakan pola dantum dan irama untuk membetuk space kantilever area pada kedua tower.

RESPON SITE RESPON VIEW

view (+)

view (+)

Alun-alun Bandung

view (+)Co-Working

Co-Working

Pembagian zona ruang untuk coworking area dan apartement serta supermarket di kedua tower.

Respon desain terhadap view adalah mengoptimalkan view ke arah bagian barat site, yaitu view diarahkan menuju alun-alun bandung, agar memberikan nuansa ke luar ruang dan memberikan efek psikologis behavioral setting ruang.

RESPON MATAHARI

SUN

Rooftop Area

Area penempatan tanaman rambat pada secondary skin

SUN

SUN

Pemberian secondary skin dan penambahan kisi pada bangunan agar memberikan kesan dinamis dan tidak kaku dalam desainnya.

Respon desain terhadap cahaya matahari adalah dengan menempatkan zoning ruang co-working area yang tidak langsung menerima paparan matahari, pada area terluarnya dapat digunakan sebagai outdoor pada bagian balkon, sehingga cahaya matahari tidak langsung mengenai ruang. Memberikan secondary skin berupa tralis ataupun material almunium yang di kombinasikan dengan tanaman rambat sebagai reduksi cahaya matahari yang memasuki ruang.

8

Siteplan

Schematic

Building

Y

Y

L

I

X

W

V

M S

U

T

O

N

R

Q P

L

U

Luas lahan 4150 m2

Keterangan : A = RUANGAN LOBBY B = AREA CO-WORKING INDIVIDU C = AREA CO-WORKING GROUP D = IDEA ROOM E = MEETING ROOM F = AREA COFFEE BREAK G = MUSHALA ROOM H = AREA SERVIS KM/WC I = AREA SERVIS UTILITAS J = AREA OUT FROM BASSEMENT AREA k = AREA PARKIR OUTDOOR RODA DUA l = AREA TAMAN OUTDOOR M = AREA AKSES INTERNET N = RUANG CCTV O = RUANG ARSIP P = RUANG ADMINISTRASI Q = RUANG PEMASARAN R = RUANG CEO (DIREKTUR) S = RUANG RAPAT T = RUANG SEKERTARIS U = RUANG GENERAL MANAGER V = RUANG GUDANG W = RUANG PANTRY X = AREA SERVIS KM/WC PENGELOLA Y = AREA IN TO BASSEMENT AREA

A

Y

= Area Masuk Gate Utama = Area Keluar Bangunan

B

C

EDF

G H I

J

L

K

Plan, View, & Section

Building

Tampak (A)Tampak (B)

+68.00

+68.00+64.00

+64.00+60.00

+60.00+56.00

+56.00+52.00

+52.00+48.00

+48.00+44.00

+44.00+40.00

+40.00+36.00

+36.00+32.00

+32.00+28.00

+28.00+24.00

+24.00+20.00

+20.00+16.00

+16.00+12.00

+12.00+6.00

+6.00+0.00

-4.00

-8.00

Bassement Lt.1

Bassement Lt.2Ground

Ground+0.00

-4.00

-8.00

Bassement Lt.1

Bassement Lt.29

Potongan A.APotongan B.B

Interior

Building

Sense Of Colour

Pemilihan Warna : Pemilihan didasarkan untuk memperoleh suasan hangat, modern, dan relax dengan penggunaan warna yang hangat berupa coklat matte dan wooden material serta warna metal sebagai kesan modern.

Tone Colour

Ambiance

Fungsi Ruang : Sebagai ruang Co-Working area yang memadukan konsep santai, relax, terhadap psikologi ruang dan pengguna, serta fasilitas pelengkap coffe bar sebagai penambah suasan baru yang relax.

Section

Co-Working Individual Space

Coffe Bar

Plafond menggunakan material PVC Silver

Batu Alam Adesit greey

1.00

3.00

Dekorasi dinding dengan material conwood coklat

6.00

Pemberian

Tanaman sebagai area relax dan

Lantai motif kayu coklat

Parquete

Pelapis Pilar =

ACP Silver Metal

10.00

nyaman

Dinding menggunakan material batu alam coklat, agar terkesan hangat

Tanaman sebagai fungsi psikologi ruang pengguna

SECTION 0 15

310

10

Interior

Building

Sense Of Colour

Pemilihan Warna : Pemilihan didasarkan untuk memperoleh suasan hangat, modern, dan relax dengan penggunaan warna yang hangat berupa coklat matte dan wooden material serta warna metal sebagai kesan modern.

Section

Lampu Gantung Hias dengan material Kaca Orange Glow

Plafond menggunakan material ACP Silver

1.00

Ambiance

Tone Colour

Fungsi Ruang : Sebagai Area Lobby Utama yang membagi antara ruang Co-working, Apartement, dan Supermarket

Kursi White shadow motion colour

3.00

Vas Bunga keramik putih

Kaca Filter White Pelapis Pilar = ACP Silver Metal

6.00 10.00

Reseptionis area = Parquete Kayu brown

Dinding menggunakan material granit black pearl

Furniture Kayu Model Silang

SECTION

0

13

510

11

EXTERIOR Co-Working Space

Exterior & Landscape

Building

Tone Colour

Atraktif Decor

Nuansa Ruang Luar

Material

Stimulation Approach & Behavioral Setting

Pendekatan Stimulation Approach dan Behavioral Setting sebagai kontrol untuk mengolah suasana bahagia pada tata ruang di Coworking Space agar lebih produktif adalah dengan pemilihan material pada ruang dalam maupun luar. Kayu ekspos, aksen plester beton, aksen batu-bata, dan sebagainya akan diaplikasikan sebagai pemilihan material, yang memberikan kesan hangat.

Kayu Ekspos

Aksen plester beton

Aksen Batu-Bata/ Batu Alam

Sense Of Material Colour

Pemilihan Warna : Pemilihan didasarkan untuk memperoleh suasan hangat, tegas, modern, dan relax dengan penggunaan warna yang hangat berupa coklat matte, hitam sebagai mempertegas warna, dan wooden material serta warna metal sebagai kesan modern.

Tone Colour

Material ACP warna

Jenis Tanaman & Bunga Sebagai Ambiance Landscape

Rumput Swiss

Vegetasi Pohon Cemara

Tanaman Hias Bunga

Mawar

Rooftop Landscape

Tanaman Hias Bunga Amarilis

Tanaman Hias Bunga Geranium

Tanaman Hias Bunga Krisan

12

PERANCANGAN CULINARY TOURISM TEPIAN SUNGAI ELO KOTA MAGELANG DENGAN PENDEKATAN SIMBIOSIS ARSITEKTUR

Studio Perancangan Arsitektur Tugas Akhir | UTY | 2019 Tipe Bangunan : Culinary Tourism (Wisata kuliner) Lokasi : Jalan Soekarno Hatta, Magelang Selatan, Kota Magelang. Desain Oleh : Adha Bangkit Nurseto

13

n

s

i

r

n

Pe

m

n

Universal Design

Locality

k

a

r

e

gg

Roda Perek

o

n

o

Waterfront Recreation

Positive Symbiosis

Terintegrasi

ia

Kota Magelang memiliki beragam destinasi wisata yang tersebar dengan berbagai daya tarik wisatanya yang cukup tinggi, namun perlu adanya destinasi wisata baru yang atraktif dan secara umum potensi dan peluang pengembangan wisata kuliner di Kota Magelang

sangat besar guna mendorong Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penerapan Simbiosis Arsitektur diterapkan pada tema perancangan yang berfungsi untuk menggabungkan dua tempat atau area yang berbeda fungsi dan kegiatan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki dampak simbiosis positif yang baik bagi kedua belah pihak dan dapat mencapai prospek dan fisibilitas yang diharapkan.

MAIN ISSUE

Seiring meningkatnya kompetisi di antara tempat tujuan wisata, kebudayaan lokal menjadi hal yang berharga sebagai produk dan aktivitas untuk menarik turis, khususnya dalam bidang kuliner. Peran penting dalam industri wisata kuliner berupa pusat pengalaman berwisata bagi wisatawan. Dari sudut pandang wisatawan, makanan dengan identitas lokal setara dengan perjalanan mengelilingi museum dan monumen dan menjadi pembentuk identitas yang signifikan pada masyarakat era pascamodern sebagai elemen dari identitas dan representasi budaya lokal. Sehingga diharapkan dapat menuju ke arah kemajuan yang memiliki adab, budaya, memperpersatukan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari gastronomi lain yang dapat memperkembangkan atau memperkaya gastronomi tradisional. Dengan begitu, dapat mempertinggi derajat kemanusiaan masyarakat lokal serta turut memperkaya gastronomi dunia.

Perlunya merancang wisata alam Culinary Tourism tepian Sungai Elo karena dari sektor pariwisata alam dan kuliner yang sekarang ini sedang tren dan menjamurnya di Kota Magelang. Merujuk pada data BPS Kota Magelang menunjukkan bahwa Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran perkembangannya dalam kurun waktu tersebut menjadi yang paling tinggi. Perlunya dibangun wisata alam dan wisata kuliner yang digabungkan dan menjadi destinasi wisata baru di Kota Magelang, yang nantinya bisa memberikan simbiosis yang positif antara pendapatan untuk daerah, tidak meninggalkan unsur lokalitas dan budaya, serta meningkatkan perekonomian bagi masyarakat setempatnya mengingat di Kota Magelang Selatan yang dijadikan sebagai sasaran destinasi wisata kuliner mempunyai kepadatan penduduk yang cukup tinggi ke-2 setelah Magelang Tengah, yang berpotensi sebagai penambahan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakatnya untuk saling berkontribusi terhadap daya tarik wisata baru yang mengkombinasikan antara wisata kuliner dan alamnya.

Magelang dalam 10 Tahun Terakhir (2003-2013)

Restoran

Keuangan

Hotel

a

s

Perusaha

e

R

a

l

Es

ta

t

e

Perdagangan

Ja

a

[#1] 6,65% [#2] 5,61% [#3] 5,14%

k,

G

a

s

&

A

ir

B

Pengangkutan & Komunikasi

[#4] 4,91% [#5] 4,65%

ri

t

L

e

s

i

h

tr

i

Peng

o

Konstruksi

[#6] 3,76%

s

u

d

In

la

h

a

n

[#7] 3,64%

14

n

o

m

Concept

Building

RESPON SITE PENERAPAN KONSEP

Respon Cahaya MatahariRespon Topografi

Simbiosis Arsitektur

Simbiosis Arsitektur adalah simbiosis dalam arsitektur sebagai tema perancangan yang digunakan untuk menggabungkan dua tempat atau area yang berbeda fungsi dan kegiatan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki dampak simbiosis positif yang baik bagi kedua belah pihak dan dapat mencapai prospek dan fisibilitas yang diharapkan. Kemudian dalam mensimbiosiskannya kedalam perancangan terdapat beberapa turunan dalam merancang berupa : 1. Pembagian Zona Suci (Sacred Zone)

Zona suci berupa bentuk yang bisa menjadi hirarki antara massa lain di sekitar kawasan rancangan, yaitu dengan penekanan fasad bangunan yang memiliki estetika yang menonjol dibandingkan dengan fasad pada tipe bangunan penunjangnya. 2. Pembagian Zona Perantara (Intermediary Zone) - Hubungan Masa Sekarang Dengan Masa Lampau (Symbiosis of History and Present) - Hubungan Simbiosis Antara Manusia Dengan Alam (Symbiosis of Man and Nature)

Waterfront Recreation1. Menghidupkan fungsi

Universal Design

waterfront pada area tepian Sungai Elo dan menjadikan w a d a h r e k r e a s i b a g i pengunjung untuk berwisata.

2 . M e n y e d i a k a n a k s e s sirkulasi yang ramah bagi pengunjung yang berwisata k u l i n e r m a u p u n w i s a t a rekreasi.

k

a

r

e

gg

Pe

Roda Perek

Locality

o

n

ia

n

3. Menjadikan penggerak r o d a p e r e k o n o m i a n m a s y a r a k a t s e t e m p a t khususnya.

4. Bangunan wisata kuliner yang memiliki ikon khas lokal dan terintegrasi dengan potensi alamnya.

Positive Symbiosis

Terintegrasi

5. Menjadikan Ruang w i s a t a k u l i n e r y a n g bersimbiosis dengan alam dan manusia, yaitu dengan menghadirkan elemen air pada desain landscape site s e r t a m e n e r a p k a n tanaman bunga sebagai ambience positif bagi p e n g u n j u n g d a n menjadikan wisata kuliner yang saling bersinergi antara wisata rekreasi lainnya dalam satu site.

Pemilihan alternatif pada fasad bangunan adalah menggunakan secondary skin berupa material kisi kayu yang menambah nilai estetika dan simbiosis pada lingkungan dan lokalitasnya.

TRANSFORMATION DESIGN

Locality

Locality

S e c o n d a r y S k i n u n t u k a r e a l u a r f a s a d m a s s a bangunan dengan material kayu

1 2

Bentukan utama berupa massa kotak massive yang mengikuti kontur pada bagian atas site ke dua.

3 4

Mengekstrude pada bagian terdepan massa bangunan guna mendapatkan ruang massa baru dan vocal point pada area waterfront

Universal Design

1. Lokasi site memilki kenaikan

level kontur tanah

2. Setiap kenaikan level kontur

tanah berkisar antara

±0.50

-

±1.00 meter

Karena site memilki kontur yang b e r p o t e n s i b a i k u n t u k memaksimalkan sirkulasi didalam site zona kawasan, maka sirkulasi dibuat menjadi sirkulasi yang ramah bagi semua orang (Universal Desain)

Pengangkatan modul ruang dengan mengikuti bentuk site.

Mengambil bentukan segitiga dari atap Joglo Pagrawit sebagai nilai lokalitas pada fasad bangunan wisata kuliner.

5

Hasil gubahan massa didapatkan antara perpaduan unsur lokal joglo pagrawit yaitu unsur geometri segitiga pada joglo pangrawit.

Unsur lokalitas yang ditekankan adalah dari bentukan atap dari joglo p a n g r a w i t , p e n e n k a n a n i n i dimaksudkan sebagai nilai kuat lokalitas yang ada di Jawa Tengah dan menjadi ciri khas.

15

Siteplan

1

2

10

3

4

5

7

U

6

U

Luas lahan 1.2 Hektar

Schematic

Building

Keterangan : 1 = Gate Utama (Pintu masuk ke bangunan) 2 = Gate pintu keluar bangunan 3 = Area Parkir Bus Wisata 4 = Area Parkir Angkutan (Untuk Arum Jeram) 5 = Area Parkir Motor 6 = Area Parkir Mobil 7 = Toko Souvenir 8 = Mushola 9 = Bangunan Wisata Kuliner 10 = Area Sirkulasi Utilitas 11 = Area Taman 12 = Area Play Ground 13 = Area Sclupture 14 = Area Amphiteater 15 = Area Pemancingan 16 = Sungai Elo Kota Magelang

12

8

9

15

11

13

11

14 16

15

=Sirkulasi Masuk Pengunjung =Sirkulasi Keluar Pengunjung =Sirkulasi Untuk Utilitas

Plan, View, & Section

Building

Bangunan wisata kuliner ini memiliki satu massa bangunan utama, yang dimana memiliki dua lantai yang berfungsi sebagai area food court dan area makan untuk wisatawan. Pada area tengah bangunan yang berada pada denah dibuat bentukan void untuk memberikan kesan estetika ruang antara lantai utama dan lantai dua.

PLAIN TRUSS

KACA TEMPERED GLASS FILTER BLUE

SECONDARY SKIN (BAMBU)

DENAH LANTAI 1 DENAH LANTAI 2

BALOK BAJA FABRIKASI

PONDASI BORPILES 100X100 CM

POTONGAN A.A KAWASAN

KEY PLAN

A.A

B.B

PLAT LANTAI 12CM

PLAIN TRUSS

BAJA FABRIKASIPLAIN TRUSS

KOLOM D=30CMTAMPAK SAMPING KAWASAN

AREA AIR SUNGAI ELO

APHITHEATER

16

PONDASI FOOTPLAT 100X100CM

POTONGAN B.B KAWASANTAMPAK DEPAN KAWASAN

Interior, Exterior & Visualisasi Exploda

Building

VISUALISASI EXPLODA

L

A

AREA TAMAN DAN SCLUPTURE

B

K

CJ

F

DE

AREA PLAY GROUND

G

KETERANGAN :

Lift BarangTangga Umum

I

H

KETERANGAN :

A

Penutup atap menggunakan material Galvalum Zincalum Silver

G

Secondary skin dengan material bambu

B

CArea ini difungsikan sebagai rooftop garden

Dinding bata expose diterapkan pada fasad untuk kesan estetika bangunan

H I

Pondasi pada massa bangunan utama dengan pondasi footplat berukuran 100cmx100cm

Pondasi pada massa bangunan utama dengan pondasi footplat berukuran 100cmx100cm

AERIAL VIEW WISATA KULINER

D

Balok induk pada bangunan dengan ukuran = 50/20cm

J

Struktur atap pada massa kedua bangunan menggunakan baja fabrikasi sebagai nilai estetika ruang dalam dan luar

E

Kolom struktur pada bangunan dengan ukuran D = 30cm

K

Penutup atap pada massa kedua bangunan menggunakan material atap galvalum zincalum brown silver

F

Plat lantai pada bangunan dengan ukuran 12cm

L

Untuk sebagian pada area atap menggunakan penutup atap yang transparan berupa tempered glass filter blue

AERIAL VIEW WISATA KULINERAERIAL VIEW WISATA KULINER

INTERIOR RUANG LOBBY UTAMA

17

PERANCANGAN BAMBU SEBAGAI HUNIAN TEMPAT TINGGAL DENGAN KONSEP LOKALITAS “Reborn The Culture”

Sayembara Mahasiswa | Universitas Islam Indonesia | Status : Partisipan | 2017 Tim : Levinus Samson, Dyaningtyas Ratna Dewi Tipe Bangunan : Rumah Bambu Lokasi : Sleman, D.I. Yogyakarta Kontribusi : 3D modeling, rendering, concept developing

18

Concept

Seiring berkembangnya zaman, selalu bermunculan gaya arsitektur baru. Gaya

arsitektur lama perlahan mulai ditinggalkan. Terlebih lagi di Indonesia, gaya arsitektur tradisional derah perlahan mulai ditinggalkan. Konsep Reborn The Culture adalah salah satu bentuk untuk melestarikan budaya yang terancam punah dengan mengadaptasi beberapa struktur yang terkandung di dalamnya. Bentuk atap yang menyerupai trapesium merupakan penerapan dari sistem joglo (Tajuk Loro) dalam kehidupan manusia jawa gunung sering dipakai sebagai ide bentuk yang dituangkan dalam berbagai simbol, khususnya untuk simbol-simbol yang berkenaan dengan sesuatu yang sakral. Hal ini karena adanya pengaruh kuat keyakinan bahwa gunung atau tempat yang tinggi adalah tempat yang dianggap suci dan tempat tinggal para dewa.

19

Plan, View, & Exploda Building

Denah Lt. 1

AERIAL VIEW BANGUNAN

EXTERIOR BANGUNANEXTERIOR BANGUNAN

Denah Lt. 2

INTERIOR LANTAI 2 INTERIOR LANTAI 2

PADA BAGIAN PENUTUP ATAP SEBELAH KIRI DIBERIKAN VOID DENGAN PENUTUP KACA TRANSPARANT SEBAGAI VIEW PANDANG KELUAR

PADA BAGIAN ATAS ATAPNYA DIBUAT DATAR DENGAN PERPADUAN ANTARA KACA DAN BAMBU SEBAGAI STRUKTUR PENYANGGANYA.

PENUTUP ATAP MENGGUNAKAN MATERIAL BERBAHAN IJUK

EXLPODA STRUCTURE

PADA STRUKTUR ATAPNYA SEPERTI RENG DAN USUKNYA MENGGUNAKAN

MATERIAL BAMBU WULUNG

BAMBU WULUNG

BAMBU WULUNG

TAMPAK SAMPING KANANTAMPAK BELAKANG

BAMBU PETUNG

BAMBU WULUNG

BAMBU PETUNG (STRUKTUR KOLOM)

BAMBU APUS

PADA PARTISI DINDING INI MENGGUNAKAN MATERIAL BAMBU APUS

PONDASI UMPAK (MATERIAL SEMEN)

BAGIAN KOLOM STRUKTUR UTAMA MENGGUNAKAN MATERIAL BAMBU PETUNG

BAMBU WULUNG

BAMBU APUSSTRUKTUR PONDASI DENGAN PONDASI UMPAK YANG MENGGUNAKAN MATERIAL SEMEN DAN BATU BELAH

TAMPAK DEPANTAMPAK SAMPING KIRI

20

Perancangan Ruang Publik “Spacetacular”

SPIRIT OF JOGLO adalah bangunan multi fungsi dengan beberapa fungsi yang difasilitasi didalamnya dengan mengambil SEMANGAT dari JOGLO sesuai dengan konteks site dan fungsinya joglo adalah bangunan khas jogjakarta sebagai ruang bersama yang mewadahi aktivitas masyarakat seperti musyawarah, Tari dan juga dapat dialih fungsikan untuk berjualan.

Sayembara Mahasiswa | Universitas Kristen Duta Wacana | Status : Partisipan | 2018 Tim : Jufrin H. Jalaman, Nurdella Fitriani Tipe Bangunan : Ruang Spacetacular Lokasi : Kawasan Maliobro D.I. Yogyakarta Kontribusi : 3D modeling, rendering, concept developing, material concept

21

Lokasi site berada di Jl. Dagen di kawasan malioboro dimana maliboro adalah kawasan wisata dan puast perbelanjaan. kawasan yang dipenuhi bangunan komersil. Dagen merupakan kampung wisata dimana faktor pendorong usahanya yaitu masyarakat menjadikan rumah mereka untuk dikomersilkan atau dijadikan Guest House karena dikawasan tersebut cukup banyak dipadati oleh wisatawan.

MAIN ISSUE

Permasalahan lingkungan khususnya Ruang kota menjadi topik permasalahan yang mencuat akhirakhir ini. Ritme hidup perkembangan SDM dan juga perkembangan bangunan tiap tahun yang semakin meningkat menyebabkan semakin minimnya ketersediaan ruang hijau atau ruang bersama. Hal ini diperparah dengan adanya ruang-ruang sisa/mati yang tidak dimaksimalkan dibiarkan begitu saja. Atmosfer tersebut didukung dengan bangunan- bangunan yang dibangun tidak menerapkan isu dan kontekstual dimana daerah itu dibangun sehingga terkesan “jahat” pada lingkungan sekitar. Bangunan yang membatasi aktivitas tiap manusia terlebih lagi kepada lansia dan disabilitas.

Location

22

Concept

Building

KONSEP PERANCANGAN

T.O.R

TRANSFORMATION DESIGN

Transformasi

EXPLODA STRUCTURE

SPIRIT OF JOGJA

EXPLODAMETRI STRUCTURE

1

Atap Kaca 5ml

5

9

Kolom Beton

21

Rangka Baja

6

Tangga Besi

10

Kusen Baja

PROJECT FORMULA

FACT

- Perkotaan - Kawasan wisata - SDM Meningkat - Habit

PROJECT FORMULA

FACT

- Perkotaan - Kawasan wisata - SDM Meningkat - Habit

Tropis

Atap BesarMenjulang TinggiRuang Multi Fungsi+ PROBLEM =

- Minim RTH - Ruang/kapasitas - Space - Energy

Budaya

-Fungsi -Zonasi -Material

+ PROBLEM =

- Minim RTH - Ruang/kapasitas - Space - Energy

Spacetakuler

-Sistem -Bentuk -Material

SOLUTION

- Fleksibel - Vertikal Thinking - Re-use - Konservasi sistem

SOLUTION

- Fleksibel - Vertikal Thinking - Re-use - Konservasi sistem

Tropis

-Bukaan -Bentuk -Material

Substraksi dari atap joglo jawa tengah

Atap joglo di transformasikan untuk membentuk atap bangunan baru

32

Atap Sirap

43

Reng Kayu

7

8

Pot Tanaman Kayu

Shading Bambu

11

Grace Block1

2

3

4

5

6

7

8

STRATEGI DESAIN EKSISTING

Slum Area

Ruang transisi

Komersil Area

Tansit

HUMAN NEEDS

....

....

Meet Area Market

EconomyPROPOSAL

SPIRIT OF JOGLO

PROBLEM SOLVED

Wellbeing Urban Environment Development

8

9

10

5

Social Space

11

23

Schematic

Building

Plan, View, & Section

5.00

1.00 4.00

5.00

1.00 4.00

0.75

0.750.75

0.750.75

20.75

0.750.75

4.15

4

4.154.15

4.1510.00 10.00

5 10.00 10.00

TAMPAK DEPAN

TAMPAK BELAKANG2.00

A

32.00

2.00A

2.000.75

20.75

0.750.75

0.75

0.750.75

0.750.85

10.85

0.850.85

1.00

B

4.001.00

B

4.005.00

5.00TAMPAK SAMPING KIRI

TAMPAK SAMPING KANAN

DENAH LT 1

DENAH LT 2

-

potongan A-A

-

24

POTONGAN B-BPOTONGAN A-A

Interior & Exterior Building

View Luar Ruangan

Ruang Musyawarah WargaRuang Workshop Batik

Ruang Gallery View Luar

Ruang Gallery

25

Internship Architect | PT. Eticon Rekayasa Teknik | Status : Junior Architect | 2018 Tipe Bangunan : Desain Fasad Bangunan dan Zoning Resto Lokasi Magang : D.I. Yogyakarta Kontribusi : 3D modeling, rendering, concept

26

Bangunan ini adalah sebuah fasad bangunan Coffe And Bed (Guest House) yang berlokasi di Kota Yogyakarta. Kontribusi yang saya kerjakan adalah membuat alternatif fasad pada bangunan Coffe And Bed ini. Konsep yang di tekankan oleh Principal Architect adalah modern, dinamis dan mengacu pada preseden bangunan di luar negeri.

27

Pada desain ini lebih ditekankan untuk mendesain perletakan zoning-zoning ruang pada area resto, yang dimana perletakkan harus mempunyai nilai estetika ruang terhadap sirkulasi pengunjung yang datang. Lokasi yang didesain berada di Kota Yogyakarta dan desain berada dibawah pengawasan Leader Architect.

28

This article is from: