
6 minute read
Karya Tulisan Guru Ramadhan Jadikan Untuk Mengalahkan
Hawa Nafsu
Oleh : Ujang Arya Widayat
Advertisement
Ramadhan kini singgah. Lepaskan rengkuhan nafsu dari hati.
Simpuh rindu meninggi.
Benam sujud dalam bentala mahligai Ilahi.
Tahun depan tak tau, entah bertemu lagi dengan Ramadhan, entah tidak
Kini selagi bisa mengisi bulan Ramadhan, saatnya berjuang untuk mengendalikan hawa nafsu yang sering mengganggu dan merusak jiwa
Hawa nafsu adalah musuh dalam selimut yang paling membahayakan. Bahkan untuk Memerangi hawa nafsu bukanlah suatu pekerjaan yang ringan.
Tidak sedikit siswa - siswi, pendidik dan tenaga pendidik jatuh karena tidak mampu mengendalikan hawa nafsu.
Artinya : Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan petang hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al Kahfi : 28).
Di bulan Ramadhan ini, bulan yang penuh seruan yang amat simpatik dan penuh kasih untuk menyentuh kalbu setiap mukmin, menggugah kesadaran orang yang beriman untuk menyambut dengan penuh keyakinan serta kepatuhan, bahwa apa pun perintah yang datang dari Allah pasti akan membawa kebaikan dan keberkahan.
Dengan berpuasa dibulan ramadhan sebagai momentum untuk mengalahkan hawa nafsu. Meninggalkan makan dan minum di siang hari bukan karena tidak ada makanan dan minuman, melainkan karena keyakinan dan keimanan ke hadirat-Nya Menghidupkan malam harinya dengan qiyamullail, tarawih, tadarus dan itikaf untuk lebih mendekatkan diri serta memantapkan iman dan takwa terhadap Allah Rabbul, Alamiin
Bila ditafakuri dan ditelusuri dengan seksama keutamaan bulan suci ramadhan adalah merupakan pencerminan dari ajaran Islam yang setidaknya akan mampu melawan hawa nafsu. Diantaranya dengan Melakukan rukuk dan sujud sebagai pengakuan dari insan terhadap Sang Khalik, yaitu Allah Swt. Meletakkan dahi sejajar dengan kaki di atas tanah yang sehari-harinya diinjak oleh seluruh makhluk merupakan pengakuan kepada Keagungan Allah serta kekuatan-Nya sambil menyadari atas kerendahan serta kedhoifan diri tiada daya dan tidak punya kekuatan apa pun kecuali hanya dengan kodrat dan iradat Allah swt
Berpuasa dibulan ramadhan adalah pencerminan dari ajaran Islam mengenai pentingnya nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, supaya jiwa halus, mampu merasakan nasib serta penderitaan saudara yang lain.

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (An-Nahl : 90)
Bersedekah, berinfak dan berzakat atau zakat fitrah adalah salah satu ajaran Islam yang mengandung nilai keadilan sosial, meratakan rezeki Allah kepada seluruh umat manusia.
Ibadah ibadah yang di lakukan di bulan ramadhan salah satu jalan menuju untuk mengalahkan hawa nafsu dalam diri dan segala amalan-amalan yang telah di laksanakan di bulan Ramadhan ini, untuk dilanjutkan pada bulan-bulan berikutnya
Berlalunya bulan Ramadhan semoga bukan jadi akhir dari keistiqomahan kita dalam beribadah Mari kita jadi keluarga yang beriman dan rukun untuk ke depannya Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin (Editor : A2B)
Karya Tulisan Guru
Apa yang harus Kita Lakukan ?....
Oleh : A2B
Apa yang harus kita laksanakan setelah melalui bulan Ramadhan, tentu saja kita harus beramal sebagai modal kita nanti sebelum dijemput oleh malaikat maut. Untuk mudik ke kampung saja kita perlu bekal yang banyak, malah sudah dipersiapkan semuanya sebelum puasa Ramadhan tiba, maka tentu bekal untuk pulang ke “Kampung Akhirat” perlu jauh lebih banyak berupa iman dan amal sholeh. Amalan apa yang kita jadikan bekal ke Kampung Akhirat sebagai modal yang harus kita pertahankan selama dibina di bulan Ramadhan :
1. Shalat Wajib Lima Waktu dan Berjama’ah di Masjid
Di bulan Ramadhan, orang yang biasanya malas ke masjid atau sering bolong mengerjakan shalat wajib lima waktu, tapi di bulan Ramadhan begitu bersemangat melaksanakan shalat wajib lima waktu berjamaah di masjid
Salah satu keutamaan orang yang menjaga shalat lima waktu Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda :
Artinya : “Allah ‘azza Wa Jalla berfirman, ‘Aku wajibkan bagi umatmu shalat lima waktu Aku berjanji pada diriku bahwa barang siapa yang menjaganya pada waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Adapun orang yang tidak menjaganya, maka aku tidak memiliki janji padanya’.” (HR. Sunan Ibnu Majah)

Ada ancaman keras dari Nabi SAW bagi orang yang meninggalkan shalat. Dari Tsauban Radhiyallahu beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : "Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat Apabila dia meninggalkannya, maka dia telah melakukan kesyirikan.” (HR. Ath Thobariy).
2. Mengerjakan Shalat-Shalat Sunah

Setelah Ramadhan selesai, kita tetap menjalankan shalat-shalat sunah, antara lain shalat qabliah (sebelum) dan shalat ba’diah (sesudah) shalat wajib lima waktu, yaitu sebelum shalat subuh 2 rakaat, sebelum shalat Zuhur 2 atau 4 rakaat, setelah shalat Zuhur 2 atau 4 rakaat, setelah shalat Magrib 2 rakaat, dan setelah shalat Isya 2 rakaat. Tidak ada shalat sunah ini setelah shalat Subuh dan shalat Asyar.
Shalat sunah lainnnya yang sangat dianjurkan adalah shalat malam atau shalat tahajud 2 atau 8 rakaat, shalat witir 3 rakaat, shalat dhuha 2 atau 4 rakaat. Bila ada suatau keinginan shalat khajat, dan shalat sunah lain seperti tahyatul mesjid, sahalat sunah wudhu.
3. Membaca Al-Qur’an
Hendaklah kita tetap membaca Al-Qur’an atau mempelajari Al-Qur’an setiap hari, jangan sampai ada hari tanpa membaca Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah firman-firman Allah sebagai petunjuk bagi umat manusia
Para sahabat biasa mengkhatamkan Al-Qur’an setiap malam bahkan lebih, tapi umat saat ini sudah sangat bagus bila setiap hari dapat membaca Al-Qur’an satu juz, sehingga setiap bulan khatam Al-Qur’an sebagaimana yang kita lakukan di bulan Ramadhan
Berdasarkan para ulama, minimal setiap tahun kita harus khatam baca Al-Qur’an dua kali Jangan sampai setelah bulan Ramadhan, Al-Qur’an tidak dibaca sama sekali
4. Melaksanakan Puasa Sunah
Selain melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan, hendaklah kita tetap melakukan amalan puasa sunnah Di antara keutamaannya adalah disebutkan dalam sabda
Nabi SAW berikut:
“Maukah kutunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan ? ; Puasa adalah perisai, … ” (HR. Tirmidzi).
Puasa dalam hadits diatas merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka.
Puasa-puasa sunnah setelah Ramadhan adalah puasa enam hari bulan Syawal. Puasa di bulan Hijriyah pada tanggal 13, 14, dan 15, puasa Senin dan Kamis, puasa Arofah (tanggal 9 Dzulhijah), puasa Asyura (tanggal 10 Muharram), dan banyak berpuasa di bulan Sya’ban sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi SAW. Dan jika ada yang punya kemampuan boleh juga melakukan puasa Nabi Daud As yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak.
5. Rajin Bersedekah dan infak
Salah satu pelajaran dari berpuasa di bulan Ramadhan adalah agar kita merasakan betapa menderitanya orang yang lapar dan haus, Begitulah yang dirasakan oleh orang-orang miskin, anak yatim dan piatu yang tidak punya cukup makan dan pakaian Allah Berfirman dalam Surat Al – Hadid ayat 18 :
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia (QS Al-hadid : 18)
Hendaknya di luar Ramadhan kita tetap bermurah hati, senang memberi, berinfak dan bersedekah
Kewajiabn utama adalah membayar zakat fitrah
6 Menutup Aurat
Kita sering melihat di kalangan umat, terutama kaum wanita, termasuk para selebriti yang sering muncul di TV, bahwa pada bulan Ramadhan, mereka memakai pakaian yang menutup auratnya seperti jilbab, dan burdah, tapi setelah Ramadhan berlalu, pakaian yang menutup aurat itu dibuka kembali.
Perintah menutup aurat ini adalah perintah Allah dalam Al Qur’an dan wajib hukumnya bagi setiap Muslimah. Allah berfirman:
Artinya :
”Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” (QS. Al Ahzab : 59).
Saat ini sebagian besar wanita Indonesia, terutama remaja putri berpakaian yang sangat minim, menampakkan auratnya, termasuk puser dan belahan buah dada mereka, yang mengundang syahwat para lelaki. Apalagi bagi wanitta selebritis, baik pemain sinetron, penyanyi, dan presenter, karena mereka adalah idola para penggemarnya, maka tidak heran kalau sebagian besar masyarakat meniru cara berpakaian mereka.
Wanita yang sudah berpakaian jilbab-pun masih banyak yang yang sexy. Mereka memakai celana dan baju jilbab yang ketat sehingga lekuk-lekuk tubuhnya malah semakin tampak jelas dan sexy. Rambutnya dikeluarkan atau “dijolorkan” dari kerudungnya. Mereka memakai jilbab hanya untuk mengikuti mode, bukan karena iman kepada Allah atau mencari ridho Allah. Bukan ikhlas karena Allah. Hal ini tidak ada nilainya sama sekali di Hadapan Allah
Demikian beberapa amalan yang mestinya tetap kita jalankan setelah bulan Ramadhan berlalu Dan bila itu kita mampu laksanakan, insya Allah puasa kita telah berhasil untuk menjadikan kita orang yang bertaqwa sebagaimana dalam firman Allah SWT :
نﻮﻘﺘﺗﻢﻜﻠﻌﻟﻢﻜﻠﺒﻗﻦﻣﻦﻳﺬﻟاﲆﻋﺐﺘﻛﺎﻤﻛمﺎﻴﺼﻟاﻢﻜﻴﻠﻋﺐﺘﻛاﻮﻨﻣاﻦﻳﺬﻟاﺎﻬﻳﺎﻳ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa (QS. Al Baqarah : 183)
Hari Kemenangan
Karya : Titik Nurmalasari
Hari Kemenangan

Karya : Ujang AW
Ramadhan hendak b
Memberi penyejuk jiwa dan hati sanubari.
Nur kasih-Nya penuh cinta
Hangatnya malam
Yang terasa dalam kalbu
Ketika mendengar sayup-sayup memanggil-Nya
Yang Maha besar, Maha Pencipta segalanya
Ketika titik-titik air jatuh ke tanah merah
Diiringi bunga-bunga api hiasi langit gelap
Mewakili rayakan kebesaran-Nya
Yang telah menguji ciptaan-Nya di bulan berkah
Kian lama kian terdengar
Orang-orang menyebut-Mu dengan bangga
Pada saat roda dua, empat, dan lainnya menjelajah bebas hambatan tanpa lelah
Menuju kesucian diri dalam darah satu Ibu satu Bapak

Minal aidzin wal faidzin
Terucap dalam bibir
Terdengar dalam telinga
Dengan sepenuh hati meleburkan dosa