RABU PON, 7 APRIL 2021 HALAMAN 13
SERTIFIKA T
P ER S WAN DE
Mampu Membaca Pasar Oleh: Dahlan Iskan Tokoh Pers Nasional
T
idak ada kata ‘ketinggalan’ dalam dunia digital. Zaman sudah berubah. Teori lama ‘kalah start’ atau ‘menang duluan’ tidak sepenuhnya berlaku lagi. Memorandum.co.id memang baru - -hari ini ulang tahunnya yang ketiga. Tapi bukan berarti ketinggalan jauh. Dunia digital bisa muncul kapan saja dan manyalip kapan saja. Termasuk menyalip yang sudah lebih dulu ada. Maka di ulang tahun yang ketiga hari ini, saya tidak hanya mengucapkan selamat, tapi juga memberi semangat itu: jangan merasa ketinggalan. Akhirnya Memorandum pun masuk ke dunia online. Sudah harusnya begitu. Sangat menantang: Memorandum memasuki rimba raya dunia online. Hanya dua kata yang bisa membuat semua hal survive: kualitas dan efisiensi. Kualitas di situ tidak harus ‘mutu’ - -dalam pengertian ideal. Kualitas yang saya maksudkan adalah: kemampuan membaca pasar sambil tidak larut dalam keinginan pasar. Bersambung ke halaman 14
ILUSTRASI: ISTIMEWA
Kami Bangkit dan Siap Mendobrak! Oleh: Arief Sosiawan Pemimpin Redaksi
K
ebahagiaan pasti terukur. Apalagi kebahagiaan itu diraih setelah berjibaku melewati jalan berliku. Terjal lagi. Wow… Perasaan itulah yang kini menggelayut di hati seluruh karyawan surat kabar harian (SKH) Memorandum. Dari karyawan golongan satu sampai golongan empat, tak terkecuali. Mulai staf administrasi, marketing iklan dan koran, reporter dan pemimpin redaksi hingga direktur bahkan komisaris didera perasaan itu: bahagia! Kok? Itu cukup beralasan. Hari ini, Rabu (7 April), tepatnya tiga tahun lalu, perjuangan keras media cetak SKH Memorandum melahirkan media online memorandum.co.id membuahkan hasil optimal. Ibarat tumbuhan, akar memorandum. co.id kini mulai menguat. Tak hanya itu, perjuangan tak kenal lelah dan pantang mundur, yang melalui perdebatan keras dan alot itu, hari ini terbukti jelas dan tegas bahwa kelahiran memorandum.co.id sebagai awal kebangkitan media cetak SKH Memorandum yang intens menyuguhkan berita-berita kriminal dan hukum. Bersambung ke halaman 14