3 minute read

Pentingnya Kearifan Lokal Dalam Lingkungan Hidup di Indonesia

Oleh : Salma Amaliyah (02011282126169) umber daya alam memiliki satu kesatuan dengan insan yang tidak dapat dipisahkan Manusia hidup di alam semesta dengan dilengkapi kebutuhan melalui darat, laut dan seisinya Dengan kelengkapan itu, maka manusia memiliki kewajiban untuk melindungi, melestarikan, dan menjaga lingkungan hidupnya, serta bersama-sama memanfaatkan kegunaanya secara bijaksana. Seperti yang terdapat pada masyarakat pada pedesaan wilayah Indonesia, mereka mempunyai nilai-nilai yang baik dalam pemanfaatan sumber daya alamnya sehingga terciptanya “kearifan” yang kemudian menjadi kesadaran bahwa mereka perlu menjaga alam yang telah memberikan kehidupan Dilansir dari laman umm.ac.id, Wibowo menuliskan bahwa kearifan lokal adalah ciri-ciri atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar atau bangsa lain, sebagai watak serta kemampuan sendiri.

Ketika kita membahas perihal kearifan lokal maka kita juga akan terbawa membahas tentang nilainilai spiritual yang ada di dalamnya, termasuk etika dalam menerapkannya Bentuk kearifan lokal tidak hanya berupa tata cara, norma, agama rakyat setempat, tapi juga etika, hukum tata cara yang berlaku di tempat tersebut, dan hukum-hukum yang berasal dari daerah setempat Kearifan lokal berfungsi sebagai pelestarian dan konservasi sumber daya alam, juga berfungsi menjadi pengembangan sumber daya manusia, pengembangan tentang ilmu pengetahuan kebudayaan, dan juga bermakna sosial, moral serta etika dan politik.

Advertisement

Kearifan lokal pada pengertian secara normatif ialah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi serta mengelola lingkungan hidup secara lestari Dalam menjaga kearifan ini, kita sebagai masyarakat Indonesia mempunyai beberapa landasan aturan untuk menjadi panduan, seperti dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat

(3) yang menentukan “bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara serta dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Selain itu, pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup, di Pasal 1 ayat (9) menyatakan ”Sumber daya alam merupakan unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati serta nonhayati yang secara keseluruhan menghasilkan kesatuan ekosistem” Juga terdapat di Pasal 1 ayat (16) yang menyatakan “Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menyebabkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/ atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria standar kerusakan lingkungan hidup” Hukum adat artinya hukum yang telah diakui keberadaannya dengan menjadi bagian dari hukum nasional, dan telah hidup di masyarakat sejak Indonesia mempunyai kedaulatan Pada perkembangan hukum di Indonesia, hukum adat sudah menjadi dasar pada pembentukan peraturan undang-undang lainnya. Hukum norma juga artinya cerminan dari kepribadian serta jiwa bangsa, serta di saat ini sebagian dari hukum adat masih diyakini menjadi bagian yang relevan dalam membuat sistem aturan di Indonesia, meskipun banyak hukum norma yang sudah lenyap dan tidak bisa dipertahankan sebab sifatnya yang dinamis

Nilai pada kearifan lokal berhasil membentuk budaya yang unggul pada daerah setempat. Sebagai pegangan hidup manusia, nilai-nilai yang ada pada kearifan lokal ini dapat berelasi dengan manusia dan lingkungannya Adat istiadat yang secara ilmiah dianggap bernilai baik sebab adanya norma dari tindakan masyarakat yang melestarikannya secara terus-menerus serta berulang, sehingga menghasilkan kearifan lokal yang kuat Untuk menjaga kearifan lokal, diperlukan proses pendidikan yang berbasis kearifan lokal. Pendidikan ini mempunyai prinsip silih asuh, silih asih, dan silih asah. Pada prinsip ini, manusia wajib mempunyai dasar rasa saling menyayangi, saling berbagi, dan saling mencerdaskan satu sama lain Silih asuh merupakan kehidupan yang penuh harmoni. Silih asih memiliki makna menjadi menyayangi dengan segenap hati, serta silih asah mempunyai makna saling mencerdaskan agar membentuk insan yang berkualitas

Dilansir dari laman tirto.id terdapat beberapa fungsi, karakteristik, serta ciriciri dari kearifan lokal, di antaranya:

• Fungsi kearifan lokal :

1) Sebagai perlindungan serta pelestarian SDA.

2) Sebagai pengembangan asal daya insan

3) Sebagai pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan

4) Menjadi petuah , kepercayaan , sastra, serta pantangan.

5) Bermakna sosial

6) Bermakna etika dan moral

• Ciri-ciri kearifan lokal :

1) Dapat bertahan di saat banyaknya budaya asing yang mempengaruhi masyarakat

2) Berkemampuan menyediakan suatu hal demi memenuhi kebutuhan yang berasal dari budaya luar.

3) Akulturasi (Penggabungan unsur budaya)

4) Berkemampuan mengendalikan serta memberi arah dalam perkembangan budaya.

Seperti yang kita ketahui, bahwa wilayah Jawa masih memiliki kearifan lokal yang nilainya masih kental dan tetap dilaksanakan oleh keturunannya, baik itu pada bentuk larangan, petuah, atau adat istiadat. Seperti larangan dengan menyertakan akibat tindak tutur melarang dalam bahasa Jawa yang menyertakan akibat jika seseorang melanggar larangan tersebut, bisa dilihat di contoh berikut: a Aja nglungguhi bantal, mengko wudunen ‘jangan menduduki bantal, nanti bisa bisulan’ b. Aja dolanan beras, mengko tangane kithing ‘jangan bermain beras, nanti tangannya kiting (dua jari tangan saling menempel)’ c Perawan aja ngadeg neng ngarep lawang, mengko iso dadi perawan tuwa ‘anak gadis jangan berdiri di tengah pintu, nanti bisa jadi perawan tua’. d Aja ngidoni sumur, mengko lambene guwing ‘jangan meludahi sumur, nanti bibirnya sumbing’.

Larangan-larangan ini mempunyai makna nya tersendiri, sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi Penutur juga sering mengucapkan kalimat penanda fatis seperti hus, loh, oalah, eh, dan wah, sebagai penegasan dalam makna larangannya. Tindak tutur dalam larangan yang ada dalam bahasa Jawa ini menggunakan yang namanya “ragam ngoko” Ragam ngoko dipilih karena terdapat manfaat dalam nasihat yang biasanya dipergunakan para orang tua untuk menasihati anak-anaknya, cucunya, dan juga pada orang yang berusia lebih muda dari mereka

This article is from: