3 minute read

Pusat peribadatan puja mandala sebagai toleransi 5 agama

PUSAT PERIBADATAN PUJA MANDALA SEBAGAI WUJUD TOLERANSI 5 AGAMA

Advertisement

Indonesia dengan kekayaan sumber daya alamnya (SDA) yang melimpah ruah serta adat istiadatnya yang terkenal di seluruh penjuru dunia, membuat para warga negara asing (WNA) semakin penasaran dan tak jarang berkunjung ke berbagai pulau di Nusantara termasuk pulau Dewata, Bali. Sehingga wajar, apabila pakar dunia pun menyebut bahwa, Indonesia laksana untaian zamrud katulistiwa, pesona alam yang di tawarkannya mampu menggelitik sekaligus menarik keingintahuan “si raja minyak dari timur tengah”, King Salman Abdul Aziz Al-Saud. Beliau menyatakan kekagumannya dan sempat berkunjung juga ke pulau Dewata ini. Dan kali ini, Pers Ibrahimy menelusuri salah satu Pesona budaya yang berada di pulau Dewata, Bali. Selain dikenal sebagai panorama alamnya yang indah, Bali juga terkenal dengan budaya toleransinya yang sangat baik, sehingga kehidupan antar-umat beragama pun menjadi harmonis. Salah satu bukti dari toleransi tersebut adalah Pusat Peribadatan Puja Mandala yang terletak di lokasi Nusa Dua, Badung. Pusat Peribadatan tersebut terdiri dari lima tempat peribadatan agama (Islam, Kristen Katolik, Budha, Kristen Protestan dan Hindu) yang saling berdampingan. Dan secara tidak langsung para wisatawan bisa melihat sekaligus ke lima tempat ibadah tersebut. Sehingga setelah puas menikmati indahnya pesona alam di Bali, para pengunjung lokal maupun warga negara asing (WNA) yang ingin beribadah, mereka langsung melaksanakan ibadah di Pusat Peribadatan Puja Mandala tersebut sesuai dengan keyakinan masing-masing. Sejenak berlayar pada sejarah, pusat peribadatan tersebut berawal dari keinginan umat Islam untuk mendirikan sebuah masjid di kawasan Nusa Dua. Akhirnya, hal tersebut diterima baik oleh salah satu tokoh, Joop Ave yang kemudian mengusulkan untuk membangun tempat peribadatan lima agama dalam satu kompleks seperti yang ada sampai saat ini. Kompleks tempat peribadatan ini dibangun sebagai simbol kerukunan antar umat beragama di Bali. Jadi, jangan salah paham dulu, karena pusat peribadatan ini dibangun bukan untuk mencari sensasi tetapi sebagai simbol kebudayaan dan kerukunan yang ada di Indonesia khususnya di Bali. Mau tahu apa saja yang ada di dalamnya ? berikut potret lima tempat peribadatan:

1. Yang pertama, Masjid Ibnu Batutah

Masjid tersebut berada pada posisi paling sebelah kiri dari keempat tempat ibadah yang lainnya. Tidak sedikit umat Islam yang beribadah di

sana, karena setelah menikmati liburan seperti tour dan semacamnya, mereka langsung menuju ke Masjid Ibnu Batutah. 2. Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa Posisi Gereja ini

berada di sebelah Masjid Ibnu Batutah yang memiliki menara tunggal seperti gereja pada umumnya. Bangunan ini merupakan bangunan yang pertama kali dibangun diantara keempat bangunan yang lain. IBRAHIMY Edisi 10 Maret 2021 87

3. Wihara Budhida Guna

4. Gereja Kristen Protestan Bukit Do’a

Berada di sebelah Gereja Katolik yang terlihat dengan ornamen putih serta warna keemasan yang menghiasi Vihara tersebut serta ada pula sepasang patung gajah putih di depan Vihara.

Gereja tersebut terletak disebelah Vihara, tempat umat Budha yang sedang melaksan akan ibadah.

5. Pura Jagatnatha

Umat Hindu yang merupakan mayoritas keagamaan di pulau Dewata ini juga tak mau kalah, terbukti dengan dibangunnya sebuah Pura Jagatnatha yang berada di posisi paling kanan dari tempat peribadatan yang lain. Pura tersebut menghadap ke gunung Agung Bali yang diyakini sebagai tempat dewa bersemayam. Itulah potret dari kelima tempat peribadatan Puja Mandala. Sebuah pesona yang jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia dengan memerankan perbedaan yang melahirkan suatu kerukunan umat beragama. Disamping karena kerukunannya, kompleks peribadatan ini juga dijadikan sebagai salah satu objek wisata dan tempat kunjungan oleh wisatawan. Mulai dari wisatawan lokal sampai wisatawan asing. Dan salah satu alasan masyarakat disekitar Nusa Dua sangat menghargai perbedaan adalah karena perbedaan merupakan hal yang indah. Perbedaan-perbedaan inilah yang membuat Indonesia menjadi kaya dan unik. Karena itu, sebagai masyarakat Indonesia mari kita eratkan perbedaan menjadi sebuah kerukunan. Inilah Indonesia yang kaya akan budaya. Salam toleransi ! Raiq Anshari/Ibrahimy

Begitu harmonisnya ummat beragama disana. Sampaisampai tempat ibadahnya dijejerkan kendati lima sila dari Pancasila, serta dengan memegang prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

This article is from: