2 minute read

PASAR DAN RUMAH SUSUN GEMBLONGAN

Surabaya merupakan kota terbesar ke-2 setelah Jakarta dengan jumlah penduduk 2,6 juta jiwa. Kota yang kuat secara ekonomi dan sosial ini memiliki sisi kontras yang tak kesat mata. Jalan Gemblongan merupakan jalan besar yang menghubungan pusat kota Tunjungan dengan Tugu Pahlawan ini memiliki cerita yang menarik.

Migran dan kota tidak dapat dipisahkan. Namun faktanya kerentanan dalam berkehidupan di kota besar perlu perhatian khusus. Proposal desain mencoba untuk menjawab kerentanan migran dengan mewadahi aktivitas sosial, ekonomi maupun aktivitas berkehidupan lainnya. Mix use yang compact dan efisien dengan menggabungkan rumah susun dan pasar.

Advertisement

Jalan Gemblongan merupakan jalan besar yang menghubungan pusat kota Tunjungan dengan Tugu Pahlawan ini memiliki cerita yang menarik. Namun disudut jalan ini, terlihat sisi yang cukup asing. Dimana penduduk migran menjadi penduduk mayoritas yang beraktivitas di jalan tersebut. Namun ketika ditelusuri lebih dalam, ternyata penduduk migran tersebut hanyalah minoritas disana yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Penduduk migran rata-rata berasal dari Madura dan penduduk asli yang bertempat di site rata-rata berasal dari jawa dan keturunan cina (berdasarkan narasumber). Terdapat kesenjangan secara social maupun ekonomi pada site kami terlihar dari aktivitas yang hadir, tipologi bangunan, pendapatan hingga pekerjaan penduduk berdasarkan golongannya. Kerentanan penduduk migran yang tergilas kerasnya kota merupakan isu utama yang saya angkat dengan mengutamakan aspek ekonomi dan social.

Isu diangkat berdasarakan kebutuhan migran akan rumah yang layak, social yang stabil dan sumber lapangan pekerjaan yang sama dengan penduduk asli site. Sehingga goals yang diharapkan adalah memberikan kesempatan yang sama kepada user dengam mebuat hunian dan fasilitas umum untuk memperbaiki kualitas hidup. Dari goals tersebut, objek desain dihasilkan atas kebutuhan pekerjaan dan social dan kebutuhan rumah dan social. Singkat cerita, desain utama yaitu mixuse antara pasar dan rusun. Rusun menjawab kebutuhan rumah layak untuk 3 jenis user dan pasar yang menjadi sumber ekonomi dan pekerjaan.

Desain rusun dan pasar berupa modular-modular yang berbeda tipe sesuai kemampuan ekonomi user. Rusun terdapat 3 tipe luasan dimana setiap tipe luasan terdapat 3 jenis bentuk. Sehingga terdapat 9 jenis tipologi rusun yang dikonfigurasikan dalam 1 lantai. Penyusunan rusun seperti permainan blok tetris seusai dengan skala luasan rusun. Untuk pasar, terdapat 3 tipe sesuai kebutuhan, yaitu basah, kering dan keduanya.

Konsep utama dimana desain berasal dari struktur utama yaitu kolom, balok dan plat lantai yang sudah disediakan untuk 10 lantai. Namun dalam penyelesaian desain akan disesuaikan dengan pertumbuhan penduduk. Ketika terdapat kebutuhan rumah, dan pada lantai tersebut sudah penuh, maka akan dibuat secara fabrikasi dengan system drywall untuk lantai berikutnya. Penambahan elemen-elemen arsitektur seperti dinding akan disesuai kebutuhan user. Sehingga rusun tersebut akan terus bertumbuh sesuai peningkatan penduduk. Selain itu, terdapat beberapa fasilitas komunal untuk memenuhi kebutuhan user yang saling berintegrasi, seperti amphiteather untuk kebutuhan pasar dan aktivitas rusun, dapur umum untuk memasak bersama dan menefektivitaskan kebutuhan rusun dan sebagainya.

This article is from: