
3 minute read
Si Boru Pareme
Samosir, SUMUT
Guru Tatea Bulan adalah salah seorang raja terkenal di tanah Batak. Baginda Raja memiliki
Advertisement
9 anak yaitu 5 orang anak laki-laki dan 4 anak perempuan yang bernama Raja Si Biak-biak,
Tuan Saribu Raja, Si boru Pareme, Limbong
Mulana, Boru Anting Sabungan, Sagala Raja, Si boru Biding Laut, Maulana Raja dan Nan
Tinjo. Mereka saudara yang kompak dan selalu saring membantu. Pada suatu hari ketika Tuan Saribu Raja sedang berburu, sang
Raja melihat seorang gadis yang sangat cantik, lalu dia ingin memiliki gadis tersebut dan menanamkan pelet/guna-guna agar si gadis tersebut tergila-gila padanya. Namun setelah Tuan Saribu Raja menanamkan pelet tersebut di tanah, gadis itu tidak kunjung datang lagi. Tanpa sepenglihatan Tuan Saribu


Raja, lewatlah adiknya Si Boru Pareme dari pelet yang di tanamnya. Pelet itu bekerja dan membuat Boru Pareme menyukai abangnya yang tentu saja sangat bertentangan dengan

Si Boru Pareme adalah kisah dari Raja Batak


Guru Tatea Bulan yang dibuang ke hutan dan hidup dengan harimau
HIkayat Batak Toba
Mereka berdua menjalin hubungan secara diam-diam sampai akhirnya adiknya hamil. Setelah keluarga Guru Tatea Bulan mengetahui hal tersebut, murkalah raja itu. Berdasarkan hukum
Batak, apabila terjadi pelanggaran seperti itu maka pelaku perlu dibunuh namun dikarenakan Si Boru Pareme sedang hamil, maka raja menyarankannya untuk dibuang ke hutan. Hutan tempat si Boru
Pareme di buang memiliki banyak sekali harimau yang buas, sehingga mereka menganggap biarlah Si Boru Mareme tewas dimakan harimau karena mereka juga tidak tega untuk membunuh saudara mereka, begitulah pikiran Raja Limbong Mulana dan adikadiknya.
Sebelum dibuang ke hutan, Tuan Saribu Raja berpesan Kepada Si
Boru Pareme, “Istriku, jika anak kita lahir nanti berilah dia nama Lontung”. Lalu Si Boru Pareme berjanji akan memberi nama anak mereka Lontung, Raja Lontung. Kemudian mereka berdua di buang dihutan yang berbeda.


Si Boru Pareme berusaha hidup mandiri di hutan dan makan minum dari buah-buahan dan mata air yang jernih. Singkat cerita, siboru pareme suatu ketika menolong seekor harimau (ompu i ) yang bernama Babiat Sitopang. Harimau itu datang membawa deritanya dimana harimau itu kesakitan karena secercah tulang tertancap di kerongkongannya.
Cerita Rakyat Sumatera Utara untuk kelas X
Si Boru Pareme yang sudah terbiasa dalam penderitaan dan menemani abangnya berburu harimau dulu. Dia tidak takut pada harimau serta mendekati harimau tersebut. Barulah si Boru Mareme tahu bahwaada tulang yang menyangkut ditenggorokan ompu i dan membantunya. Si Raja Harimau (ompu i) merasa berhutang budi dan menjaga Si Boru Pareme. Sejak itu timbullah sejenis persahabatan di antara mereka (makanya keturunan Lontung tidak pernah akan dimakan harimau dihutan, karena ada Babiat Sitopang yang akan menolongnya).
Harimau tersebut selalu mengantar makanan berupa daging pagi dan malam kepada Si Boru Pareme. Semua proses persalinan yang dialami Siboru Pareme, juga dibantu oleh Harimau tadi, lalu lahirlah seorang laki-laki dan diberi nama “si Raja Lontung”. Si Lontung hidup di tengah hutan bersama ibunya. Sebagai makanan sehari-hari ia pergi berburu dengan harimau Babiat Sitopang. Setiap hari Si Lontung hanya berinteaksi dengan ibunya. Namun Si Boru Pareme sebagai seorang ibu selalu memberikan penegetahuan mengenai partuturan dan silsilah keluarga mereka.
Suatu hari si raja Lontung permisi pada Ibunya untuk mencari pariban dan mempersuntingnya. Namun si Boru Pareme takut memberitahukan mengenai kebenaran bahwa mereka telah dibuang keluarga dan ibotonya ke hutan. Namun dia juga tidak ingin anaknya merasakan kesepian tidak memilikipasangan seperti dirinya.
Cerita Rakyat Sumatera Utara untuk kelas X SMA/SMK
Setelah lama berpikir, akhirnya si Boru Pareme memiliki akal. Dia menyuruh anaknya si Lontung ke sebuah daerah permandian yang sekarang di kenal Aek Sapitu Dai (air tujuh rasa) tempat permandian boru pareme pada zaman dahulu. Si Boru Pareme mengatakan bahwa permandian itu adalah tempat permandian para paribannya. Ibunya berpesan, “Anakku, carilah pariban mu dipermandian Si Pitu Dai.
Lihatlah wanita yang wajahnya mirip seperti ibumu ini dan berikanlah cincin ini kepadanya, apabila cincin ini muat di tangannya maka dialah pariban yang akan menjadi istrimu.” Si
Raja Lontung pun berangkat ke Aek Sapitu dai, lalu si Boru Pareme pun pergi ke perairan itu dari arah yang berbeda melalui jalan pintas agar dia lebih dulu sampaidaripadaSi RajaLontung.
Dia mendandan dirinya supaya terlihat berbeda dari dirinya sebelumnya. Si Raja Lontungpun sampai. Dia melihat seorang perempuan berenang di pancuran itu. Dia merasa bahwa apa yang disampaikan ibunya benar.
Lalu dia mendatangi perempuan itu, “Sattabi boru ni tulang, au naing pasahatton ton ani omakku (permisi anak tulang (pariban) aku ingin menyampaikan pesan ibuku”. Si Raja Lontung memasangkan cincin di tangan gadis yang tidak diketahuinya adalah ibunya. Si Raja lontung menganggap bahwa ibunya adalah paribannya dan mengajaknya ke hutan.
Sesampainya di Hutan Si Raja Lontung terkejut karena tidak melihat ibunya. Ia pun teringat bahwa ibunya pernah berkata akan mencari arahnya ke arah Hutan Barus. Lalu Si Raja Lottung hidup serumah dan menjadi suami istri. Akhirnya ibunya memutuskan untuk tidak memberitahu hal tersebut seumur hidup Lontung dan mereka berdua hidupdi hutan dan tidak bisa keluar dari hutan selamanya.
-SELESAI-