6 minute read

I Putu Angga Saputra, Dukung Petani

Muda Berkarya Agar Tidak Wacana

IPutu Angga Saputra, salah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Advertisement

Udayana (FP Unud) sekaligus wirausahawan muda. Usaha yang dijalankannya berfokus pada kegiatan budidaya dan pemasaran produk hortikultura khususnya lemon California dan sayur mayur. Ia merintis usaha pertama kali 2021, dengan nama brand Alfagro.

Alfagro berasal dari dua kata yaitu ‘Alfa’ dan ‘Agro’. Alfa berarti generasi 2000 ke atas yang diharapkan menjadi pemimpin dimasa depan, sedangkan Agro berarti pertanian. Penamaan

Alfagro memiliki harapan agar generasi muda ikut bergerak di bidang pertanian.

Keinginan pemuda kelahiran 2002 ini, melihat peluang yang besar pada sektor tersebut.

Permintaan impor buah lemon di pasaran

Indonesia tinggi. “Kami ingin menyediakan lemon lokal yang berkualitas seperti lemon impor dipasaran, kami membudidayakan lemon

California premium dengan teknologi dibidang pertanian terbaru yang kami peroleh di sekolah kami yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian Negeri 1 Petang,” ujarnya.

Jenis lemon California mampu bersaing dengan lemon impor. Kualitas yang premium, daging buah berwarna kuning, tebal, air banyak, kulit tipis, dan mulus. Kualitas tersebut menjadi nilai tambah pada komoditas lemon yang ditawarkan.

Angga mulai menggeluti bisnis sejak

SMK, awalnya ia berwirausaha menjadi reseller lemon dengan membantu petani. Berkat pengalaman inilah, mahasiswa program studi Agroekoteknologi ini mulai terbiasa dengan buah lemon yang ia jajakan. Ia pun mulai mencoba untuk mengikuti kompetisi serupa dengan kegiatan yang sedang dikerjakan.

Pada kompetisi yang diselenggarakan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia

(Kemendikbudristek RI), Angga berhasil meraih juara satu pada lomba Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) bidang Agribisnis dan Agroteknologi 2021. Berkat kemenangannya ini lah, ia mulai menekuni lebih dalam tentang budidaya tanaman lemon dan juga sayuran seperti kol dan pakcoy.

Pemuda kelahiran Tambakan, Buleleng ini menghadapi beberapa kendala dalam mengembangkan bisnis yang ditekuninya. Mulai dari kendala mengenai permodalan hingga lingkungan perkebunan kurang mendukung sehingga mempengaruhi produktivitas. Selain itu, jarak antara tempat usaha dengan lokasi kuliah yang jauh menjadi kendala.

Namun, ia dapat mengatasi kendala dengan semangat dan tekad dalam mengembangkan bisnis. Angga menyiasati kendala permodalan dengan aktif mengikuti lomba kewirausahaan. Hasil kemenangan ia simpan untuk tambahan modal. Selain itu, alumnus SMKN 1 Petang Mengatasi permasalahan jarak dengan membagi tugas sesuai lokasi terdekat.

Kewirausahaan yang dibentuk Angga bersifat keanggotaan, bukan karyawan. Anggota yang dekat dengan lokasi kebun bertugas dalam hal produksi, sementara anggota yang tidak dengan lokasi kebun bertugas memasarkan produk melalui platform online. Sehingga usaha yang dilakukan tetap berjalan walaupun terhalang oleh jarak.

Saat ini, Alfagro telah memiliki anggota sebanyak 15 orang dengan 2 mentor yang merupakan guru di SMKN 1 Petang. Mentornya yakni, I Made Surya Adiputra, S.P., M.P. seorang wirausahawan dan founder sari lemon dan surya hidroponik. Mentor lainnya, I Wayan Darsana S.P. seorang wirausahawan perkebunan. Mentor ini dianggap sebagai guru dan orang tua. Keduanya turut mengarahkan Angga dan anggotanya menjalankan bisnis Alfagro.

Dalam pemasaran dan pendistribusian produk, Alfagro memasarkannya melalui media sosial ataupun secara langsung melalui mulut ke mulut. Alfagro juga men-supply lemon ke perusahaan sari lemon. Pemasaran Alfagro tidak hanya di pulau Bali saja, namun hingga keluar pulau Bali seperti Lampung, Jawa Tengah, dan Banten.

Untuk pemasaran produk, pria yang juga bekerja sebagai tour guide agrotourism ini masih berfokus di pasar Indonesia khususnya Bali. sedangkan ekspor belum berjalan karena perlu banyak proses dan masih perlu pendampingan.

“Untuk sementara ini kami belum ya untuk ekspor, masih belum bisa karena mengingat juga tahapan-tahapan untuk ekspor itu panjang sekali dan memerlukan banyak pendampingan juga dari dinas terkait karena produk yang harus di ekspor itu memiliki kuantitas dan kualitas tertentu,” ujar Angga.

Alfagro telah mendapat penghargaan Juara

1 lomba Proyek Sosial “Menjaga Alam Melalui Solusi Lokal” dari IDEP Foundation 2022.

Selain itu, beberapa pencapaian lainnya hingga kini Alfagro telah memiliki kebun seluas 20 are beserta alat pembuat biochar dan bangunan untuk produksi.

Rasa puas dirasakan Angga saat mendapatkan pembelian dari luar Bali. Ia membantu petani lokal dengan membeli semua produk mereka. Selama berwirausaha, support system terpenting adalah keluarga, sebagai semangat dalam melaksanakan kegiatan. Selain itu juga, anggota Alfagro dan mentor yang memberikan energi motivasi serta arahan untuk terus berinovasi mengembangkan Alfagro.

Sebagai seorang wirausahawan, Angga tidak melupakan tugas utamanya sebagai mahasiswa. Di kampus, mahasiswa angkatan 2022 itu kerap bergabung dalam kepanitiaan dan organisasi. Selain itu, Angga juga mengikuti berbagai perlombaan terutama di bidang bisnis. Mahasiswa semester 1 itu berusaha untuk mencari relasi baru yang dapat membantu bisnisnya. “Saya bekerja pun di bidang yang sama, di bidang pertanian dan disana saya menemukan channel-channel baru untuk masuk di bidang bisnis ini,” ujar Angga.

Dengan berbagai kesibukan, ia membuat jadwal untuk membagi waktu agar bisa menjalani semua kegiatannya. “Saya tetap skala prioritas adalah kuliah ya. Jadi saat weekdays prioritas saya kuliah, membuat tugas dan lainnya. Barulah ketika weekend, prioritas saya kegiatan tambahan seperti kepanitiaan ataupun kegiatan organisasi lainnya. Jika saat weekend memang tidak ada kegiatan, barulah saya fokus di bisnis,” papar owner dari Alfagro.

Angga berpesan kepada seluruh anak muda agar tidak takut untuk memulai apa yang mereka inginkan dan tidak menyerah serta konsisten atas apa yang mereka kerjakan. “Intinya jangan takut memulai dan jangan pernah menyerah, karena ketika kita memang niat untuk memulai sesuatu pasti terkadang ada rasa malas yang harus kita lawan. Ketika kita sudah memulai pasti kita akan menemukan kendala, masalah, dan tantangan. Tetapi dari sanalah kita dituntut untuk tidak menyerah, sehingga konsisten untuk menjalani apa yang kita inginkan,” ujar pria berusia 20 tahun itu.

Sebagai penutup, Angga berharap kegiatan wirausaha bagi generasi muda atau petani muda didukung agar semakin inovatif sehingga tidak berakhir wacana. (ZIFA, ARIN, SHAA/ KHLOROFIL)

Himarskap FP Unud Gelar

Mangrove Clean Up 2023

Denpasar – (10/7). Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himarskap) Fakultas Pertanian Universitas

Udayana ( FP UNUD) melaksanakan program kerja pengabdian masyarakat tahunan yaitu

Sampah Kita (SamKit). Kegiatan yang dikemas dalam Mangrove Clean Up 2023 berlangsung pada Jumat (10/7/2023) di Mangrove Last Point, Denpasar. Tema SamKit tahun ini yaitu “Satu Aksi untuk Rehabilitasi Lingkungan”.

Kegiatan Mangrove Clean Up 2023 ini merupakan aksi nyata kepedulian lingkungan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Acara ini sebagai bentuk upaya menyadarkan mahasiswa agar dapat berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan.

Namun, sebelum melaksanakan kegiatan

SamKit, Himarskap beserta pihak komunitas

Sungai Watch terlebih dahulu melakukan kegiatan

Ngobrol Santai (Ngobsi) yang dilaksanakan pada Kamis (9/7/2023) di Roobs Bistro, Denpasar.

Acara tersebut merupakan diskusi bersama terkait ide dan konsep yang akan dibawakan saat kegiatan SamKit. Kolaborasi ini dilaksanakan mengingat permasalahan sampah yang ada di hutan mangrove biasanya akan terbawa dan hanyut ke sungai sehingga bermuara ke laut.

Selain itu, Himarskap FP Unud juga berkolaborasi dengan komunitas kebersihan sungai di Bali sebagai volunteer dalam acara SamKit. Felicita selaku Ketua Panitia Pelaksana SamKit mengungkapkan, kegiatan SamKit bertujuan untuk menjadi wadah bagi masyarakat juga mahasiswa agar dapat berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Dalam wawancara Ketua Pelaksana berharap agar kolaborasi kebersihan Mangrove ini dapat menyadarkan masyarakat akan kebersihan lingkungan.

“Harapan saya dengan adanya kolaborasi ini mampu menyebarluaskan kesadaran masyarakat terutama generasi muda untuk peduli terhadap lingkungan,” ujarnya.

Sekitar pukul 09.30 WITA, panitia, komunitas Sungai Watch, tamu undangan dan volunteer memulai aksi pembersihan dan pengambilan sampah plastik di sepanjang hutan mangrove. Seluruh volunteer terlihat fokus terhadap pekerjaan masing-masing sambil menikmati sajian alamnya.

“Kegiatan ini sangat berkesan bagi saya karena lumayan capek, harus masuk ke dalam lumpur. Tapi juga senang bisa membersihkan mangrovenya sambil menjaga lingkungan bersama-sama,” pungkas Rambu Joti sebagai salah seorang volunteer. Pendapat dari volunteer lainnya, Agung Cristiani menyampaikan, dengan mengikuti kegiatan ini saya belajar bahwa lingkungan juga perlu dijaga. “Sehingga ada timbal balik antara alam dengan manusia,” terangnya.

Banyaknya sampah yang terkumpul selanjutnya akan dipisahkan kembali berdasarkan jenisnya. Kemudian dipindahkan menggunakan truk yang disiapkan oleh Komunitas Sungai

Watch. Melalui acara ini, Felicia berharap, semoga peserta yang mengikuti kegiatan SamKit dapat menjadi agen perubahan lingkungan dan berdampak positif bagi alam. (APH, LENA, AMEL, SHAA/KHLOROFIL)

Kuta (29/06) - Persekutuan Mahasiswa

Kristen Fakultas Pertanian (PMKFP)

Universitas Udayana (Unud) melaksanakan kegiatan Beach Clean Up pada 29 Juni 2023 di Pantai Kelan, Kuta. Kegiatan tersebut dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari berbagai angkatan dan jurusan.

Marsel selaku ketua panitia pelaksana Beach Clean Up PMKFP mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengupayakan kebersihan lingkungan sehingga meningkatkan minat wisatawan asing untuk mengunjungi daerah pantai yang bersih.

Ia berharap adanya kegiatan ini membuat masyarakat sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan. Sehingga keindahan Pantai Kelan dapat dinikmati oleh masyarakat juga wisatawan. Dalam wawancaranya, mahasiswa jurusan

Agroekoteknologi ini berharap, dapat membantu masyarakat sekitar membersihkan Pantai Kenal.

“Harapan terbesar saya, walaupun kalian datang ke Pantai Kelan dengan bertujuan menikmati pemandangannya, jangan lupa untuk membawa pulang sampahnya,” ujarnya.

Beach Clean Up diharapkan menginspirasi masyarakat sekitar agar lebih memperhatikan kebersihan lingkungan, khususnya lokasi pantai.

“Kami berinisiatif untuk memulai pembersihan sampah agar di manapun berada tetap peduli terhadap lingkungan,” katanya.

Kegiatan dimulai pukul 08.00 WITA dengan agenda kedatangan volunteer dan juga panitia di area Pantai Kelan. Untuk memeriahkan acara, Beach Clean Up juga turut dihadiri oleh alumni dan pembimbing dari PMKFP Unud. Kegiatan dibuka dengan doa bersama. Kemudian dilanjutkan dengan membersihkan area pantai. Baik panitia maupun volunteer yang hadir dibagi menjadi tiga kelompok untuk membersihkan beberapa titik area yang sudah ditentukan. Seluruh partisipan yang hadir dibekali dengan polybag dan hand glove untuk digunakan sebagai alat bantu memudahkan pengumpulkan sampah.

Proses pembersihan berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam dengan menyisir pantai. Ditemui disela-sela kegiatan, Lukman selaku volunteer menyampaikan kesannya terhadap kegiatan Beach Clean Up. “Tentunya manfaatnya ada banyak, cuma yang paling terutama itu, kita bisa menjalin kerjasama dan membantu membersihkan area lokasi ini.” ungkapnya. (APH, TANAL, LENA, SHAA/ KHLOROFIL)

This article is from: