
3 minute read
Soetjipto ‘Gareng’ Soentoro: Pria Berdarah Sunda yang Sukses di Persija
TOKOH

Advertisement

Soetjipto ‘Gareng’ Soentoro: Pria Berdarah Sunda yang Sukses di Persija
Pemain yang akrab disapa Gareng lantaran tubuhnya yang tidak tinggi ini lahir di Bandung, pada 16 Juni 1941. Walaupun lahir di Bandung, Gareng justru bermain di Persija Jakarta sepanjang kariernya dari 1964 hingga pensiun tahun 1971.
Dia bermain di salah satu era terbaik milik Persija di mana klub ibukota ini dilatih oleh drg. Endang Witarsa dengan pemain berbakat macam Yudo Hadianto, Fak Tek Fong, Supardi, Surya Lesmana, dan lainnya.
Bersama Persija, Soentoro menjuarai Kejurnas PSSI pada 1964 (Kompetisi Perserikatan). Di final, Persija bisa mengandaskan Persebaya Surabaya dengan skor meyakinkan 4-1. Pada saat itu juga, dirinya dinobatkan sebagai top skor Perserikatan dengan 16 gol. yang pandai menjaga bola dari sergapan lawan. Dribble yang baik dan cepat dilengkapi dengan kekuatan dan keakuratan tendangan membuatnya ditakuti oleh lawan.
Permainan apik bersama Persija, membawanya masuk ke timnas. Kariernya di timnas dimulai pada tahun 1965 dan terus bermain hingga pensiun dari timnas pada 1970. Dirinya memainkan 68 pertandingan dengan mencetak 57 gol (Jumlah pertandingan dan gol nya bisa berubah jika hanya memasukkan pertandingan resmi atau yang diakui oleh FIFA).

indaan itu berhasil meraih beberapa prestasi bergengsi. Timnas menjuarai Piala Emas Agha Khan pada tahun 1966 dan Juara Piala Raja 1968 (yang merupakan gelar pertama di ajang ini) setelah mengalahkan Burma 1-0 berkat gol dari Soentoro. Sayang setahun kemudian, timnas hanya menjadi runner-up Piala Raja 1969.
Di turnamen ini dirinya juga dianugerahi gelar top skor dengan 11 gol. Saat pertandingan semifinal melawan Singapura dia mencetak 8 gol dalam kemenangan 9-2. Dua gol lainnya dicetak di penyisihan grup yang masing-masing satu saat melawan Korea Selatan dan Thailand.
Soentoro tetap dipercaya menjadi kapten timnas hingga Asian Games 1970. Kala itu, timnas berhasil melaju ke babak perempat final Asian Games 1970. Tepatnya timnas jadi peringkat lima setelah mengalahkan Thailand 1-0.
Setelah Asian Games berakhir, Soentoro memutuskan gantung sepatu dengan alasan gagal memberi yang terbaik bagi timnas. Timnas memang dibebani target harus masuk empat besar Asia. Setelah pensiun sepenuhnya dari sepak bola (terakhir bermain untuk klub Setia Jakarta) Soentoro mulai berkarier di Bank BNI 46. Dirinya kemudian juga mencoba merintis karier sebagai pelatih setelah memperoleh lisensi kepelatihan di Jerman Barat pada tahun 1978. Klub yang pernah dilatihnya adalah Buana Putra yang berlaga di Galatama, Persiba Balikpapan, Persiraja Banda Aceh, dan lainnya.
Soetjipto Soentoro sendiri pernah melatih timnas U-19 Indonesia. Dia membawa anak asuhnya berlaga di Piala Asia Junior 1978. Tapi, publik kemudian mengenangnya karena membawa tim ini ke Piala Dunia Junior U-20 (FIFA World Youth Championship) 1979 yang berlangsung di Jepang.
Walaupun bukan jawara Asia, Indonesia memperoleh kesempatan ini setelah menerima undangan FIFA dan AFC untuk menggantikan Arab Saudi, juara Piala Asia U-19, yang mengundurkan diri.
Di kejuaraan dunia ini, timnas dibantai dalam tiga pertandingan. Laga pertama menghadapi Argentina, Garuda Muda menyerah 5 gol tanpa balas di mana 2 gol di antaranya dicetak oleh maestro sepak bola dunia, Diego Maradona, sedangkan 3 gol lain dicatatkan oleh Ramon Diaz, tandem Maradona di lini depan. Berturut-turut setelahnya Indonesi menyerah 0-6 dari Yugoslavia dan 0-5 dari Polandia. Argentina sendiri kemudian keluar sebagai juara dengan Diego Maradona terpilih menjadi pemain terbaik turnamen, sementara Ramon Diaz menjadi top skor. Polandia pun berhasil melaju jauh pula hingga semifinal dan menggondol predikat tim Fair Play
Pada tahun 1990 Gareng menderita kanker lever. Selama empat tahun beliau harus berjuang melawan kanker lever yang menggerogoti tubuhnya hingga harus berobat ke Jepang. Pada 12 November 1994 di usia 53 tahun Gareng meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman Tanah Kusir, Jakarta.
Soetjipto “Gareng” Soentoro salah satu penyerang terbaik Indonesia sekaligus pemimpin teladan di timnas memilih untuk pensiun dalam usia yang relatif muda. Dirinya pun meninggalkan dunia ini sebelum memasuki usia lanjut.
Tetapi, kisahnya tetap akan berlanjut. Namanya pantas dikenang sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Dan kita perlu senantiasa mengingatnya.
Penulis: Donny


