3 minute read

TEORI AGENDA SETTING

Next Article
KESIMPULAN

KESIMPULAN

Apabila kita jabarkan arti definisinya dalam bahasa (etimologi) kata agenda setting berasal dari kata dalam Bahasa Inggris yakni terdiri atas dua suku kata, yakni agenda dan setting. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri agenda memiliki pengertian, yakni : 1) yang mulai tertanggal selama kurun satu tahun pada buku catatan: acara dalam rapat yang sudah dituliskan di dalam suatu agenda (Ritonga, 2018). Untuk setting sendiri bisa digunakan ke bentuk Bahasa Indonesia membentuk suatu kata bentuk kerja (verb) yakni bisa didefinisikan untuk mengatur (mengatur susunan huruf pada mesin cetak). Disamping itu juga, kata dari mengeset apabila kita ubah suku katanya menjadi “pengesetan” yakni definisinya juga berubah yaitu sebagai “pengaturan” (Ritonga, 2018). Seperti yang bisa kita ketahui dari pengertian agenda setting secara etimologi di atas ini, bisa kita dapat pahami bahwa ini sebagai suatu penyusunan agenda/kegiatan atau sebagai pengaturan. Ini juga telah sesuai dengan apa yang sudah dikatakan oleh para ahli dari komunikasi Indonesia sebagai suatu penentuan ataupun dalam menyusun agenda. Misalnya dapat dilihat dari terjemahan perspektif oleh ahli Stephen W.Littlejohn dan Karen A. Foss dalam (Ritonga, 2018). Pengertian lain agenda setting di dalam sebutan komunikasi yakni: a) Menurut ahli Stephan W. Littlejohn dan ahli Karen A. Foss mengutarakan jika agenda setting theory merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa suatu media bisa membuat suatu gambaran ataupun isu-isu yang cukup penting di dalam inti pikiran kita. Hal ini juga merupakan suatu gambaran bagi kita bahwa saluran suatu berita adalah sebagai bentuk penjaga untuk segala gerbang dari banyaknya informasi dan akan mewujudkan beberapa alternatif didepannya mengenai apa saja yang kita wajib laporkan ataupun cara kita melaporkannya. Maka dari itu, apa saja yang sudah diketahui masyarakat pada kurun tertentu inilah merupakan suatu bentuk lahirnya dari adanya suatu penjagaan dari banyaknya gerbang oleh pihak suatu media (Ritonga, 2018).

Dari pengertian diatas, bisa kita ketahui dan kemukakan yakni bahwa agenda setting theory mengangkat pembicaraan mengenai peran yang besar dari suatu media massa ke dalam kinerjanya untuk memastikan agenda dari publik yang sudah termakan oleh informasi yang disebarkan tersebut. Dari sini, publik juga sudah terbiasa menjadikan berita-berita yang disebarkan melalui media menjadi topik pembahasan di kehidupan sehari-hari. Berita yang disajikan melalui media ke bentuk tersebut juga bukan sebagai sebatas ilmu ataupun pengetahuan untuk publik, tetapi juga bahkan sampai bisa mengubah cara perilaku, gaya atau cara hidup, atau sikap dari masyarakat itu sendiri (Ritonga, 2018).

Advertisement

Sejak tahun 1968, agenda setting theory mulai dirilis saat itu pada saat berlangsungnya suatu penelitian mengenai kampanye untuk pemilihan presiden Amerika Serikat di tahun tersebut. Lewat penelitian ini juga telah berhasil ditemukan koneksi yang cukup tinggi dalam penekanan suatu berita dengan bagaimana dampak dari berita itu yang selanjutnya dapat dinilai tingkatannya oleh para pemilih lalu menjadikannya hipotesis dari teori agenda setting (Ritonga, 2018).

Dari hasil penemuan ini menjadi suatu fenomena baik yang utama untuk ahli Maxwell McComb dan Donald LShaw yang kemudian melahirkan satu bentuk teori mengenai agenda setting di tahun 1972 (Lubis, 2007: 106). Yang kemudian dipublikasikan dan untuk kali pertamanya dirilis dengan buku yang berjudul “The Agenda Setting Function of the Mass Media” Public Opinion Quarterly No. 37 (Ritonga, 2018).

Maxwell McComb dan Donald L. Shaw yang setelah itu dikenal sebagai ilmuwan dan juga sebagai orang yang paling pertama menguji teori ini dengan baik dan menjadi peran utama dan tokoh penting yang ada di balik hasilnya teori yang baik ini, yang kemudian setelah empat tahun meneliti (1968-1972) segera menginformasikan kepada publik, jika riset yang dibuatnya itu telah menguatkan hipotesis dan kemudian keduanya telah bersepakat untuk memberikan nama pada teori ini yakni sebagai agenda setting theories. Penelitian yang dilakukan pada saat menjelang pemilu Presiden Amerika Serikat di Tahun 1968 juga sebagai alasan dari latar belakang sejarah mengenai kelahiran teori agenda setting (Ritonga, 2018).

Pengaplikasian dari teori agenda setting untuk kali pertama lewat penelitian pada bentuk perubahan wujud sikap para pemilih di dalam aksi kampanye pada pemilu untuk Presiden AS di tahun 1968 ini juga menghasilkan penelitian yang cukup berputar dari teori pada efek di media yang cukup terbatas (the limited media effect theories) di waktu lampau. Lewat kata bentuk lain, dari teori agenda setting ini juga menangkap bahwa media mempunyai cukup ketahanan yang untuk nantinya bisa memikat banyak atensi dari para masyarakat serta bisa memberi pengaruh banyak khalayak umum lewat isu-isu yang sedang diangkat. Sehingga dapat kita ketahui, model dari agenda setting juga bisa memberikan asumsi adanya ikatan yang positif antar beberapa penilaian yang telah diberikan oleh para media lewat isu tentang persoalan bersama adanya atensi oleh para khalayak umum lewat suatu isu persoalan yang sama juga (Ritonga, 2018).

This article is from: