4 minute read

Kasimo dan Nasionalisme Indonesia

Next Article
Salam Redaksi

Salam Redaksi

IJ Kasimo adalah seorang anak yang berasal keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai prajurit dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Meskipun berasal dari keluarga sederhana, beliau tumbuh menjadi pribadi berkualitas dan mampu menjadi seorang pejabat terpandang yang berperan besar membawa Indonesia menuju pintu kemerdekaan. Tentunya, jabatan yang dimiliki IJ Kasimo tidak datang dengan sendirinya. Dibutuhkan kerja keras dan semangat yang tinggi untuk dapat berkembang menjadi pribadi yang berprinsip dan bermoral tinggi.

Keinginan Kasimo berbeda dengan kehendak keluarganya yang menginginkan Kasimo untuk tinggal di rumah membantu keluarga. Kasimo merupakan pribadi yang sangat haus akan pengetahuan dan memiliki kesadaran bahwa dibutuhkan pendidikan yang tinggi untuk mencapai kesuksesan. Beliau ingin melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi, namun beliau tidak mau menambah beban orang tuanya dengan biaya sekolah yang mahal. Keinginan Kasimo terwujud saat beliau menemukan sekolah yang menawarkan beasiswa, yaitu sekolah guru yang dipimpin oleh Romo Van Lith di Muntilan. Saat mendengar hal tersebut, Kasimo langsung mengambil kesempatan itu dan berangkat ke Muntilan untuk bersekolah. Keberanian

Advertisement

Kasimo untuk keluar dari zona nyamannya, yaitu rumahnya, untuk mencapai cita-citanya adalah suatu hal yang patut kita contoh dari Kasimo.

Sekolah di mana Kasimo mendapatkan beasiswa merupakan sekolah Katolik berasrama. Di sana, Kasimo belajar banyak hal dari Romo Van Lith. Kasimo tidak hanya belajar pelajaran di sekolah, namun beliau juga belajar untuk hidup teratur. Di sekolah inilah kepribadian Kasimo yang pekerja keras, jujur, dan berintegritas dibentuk, sehingga kelak

Kasimo bertumbuh menjadi politikus yang adil dan bermoral tinggi. Konsep dan pandangan politik Kasimo pun ditempa semasa sekolahnya, yaitu bertumpu pada nilai-nilai Katolik.

Kemudian, Kasimo melanjutkan pendidikannya di MLS (Middelbare Landbouw School). Beliau memilih untuk belajar tentang pertanian karena latar belakang keluarganya di mana kakeknya adalah seorang petani. Ia mempelajari teknik kemampuan bertanam, membudidayakan tanaman pangan dan industri, dan mengikuti kursus volkscredietwezen (perkreditan rakyat).

Sumber: www.tribunnewswiki.com

Sumber: https://commons.wikimedia.org/

Pekerjaan pertamanya tidak berjalan tanpa rintangan. Dalam pekerjaan pertamanya tersebut, Kasimo menghadapi masalah serius pertama dalam karirnya yang menyebabkannya sampai dipecat. Saat itu, beliau menerima seorang buruh yang dipecat di bagian lain. Kedudukan Kasimo setara dengan landbouw consulent Belanda. Namun, orang itu tidak memberi tahu Kasimo tentang alasan pemecatan buruh tersebut sesuai prosedur yang biasanya dilakukan. Kasimo, sebagai pejuang keadilan, tidak dapat menerima hal tersebut dan menerima kembali buruh tersebut di bagiannya*. Akan tetapi, sebagai akibat dari tindakan Kasimo tersebut, Kasimo dipanggil oleh atasannya dan memaki Kasimo dengan kata-kata kasar. Karena terbawa emosi, Kasimo memaki balik atasannya, sehingga beliau pun dipecat.

Kemudian, beliau menulis surat kepada mantan gurunya di MLS untuk meminta bantuan agar beliau dapat bekerja di perkebunan daerah lain. Namun, ternyata lawannya sudah duluan memasukkan namanya ke daftar hitam (blacklist) sehingga kemungkinan untuk beliau bekerja di tempat lain dalam bidang yang sama menjadi tertutup.

Beliau diberi kesempatan oleh mantan gurunya untuk bekerja menjadi guru sekolah pertanian di Tegalgondo. Kasimo menerima tawaran tersebut, beliau kemudian berangkat ke Tegalgondo untuk mengajar. Dari sini, kita dapat mengetahui bahwa Kasimo merupakan seorang yang pantang menyerah dan tidak jatuh hanya karena satu kegagalan. Hal ini patut kita contoh, yaitu dengan selalu berusaha jika dihadapkan dengan masalah yang sulit dan selalu bangkit walaupun kita gagal dalam melakukan suatu hal.

Pribadi Kasimo yang jujur dan anti-korupsi mendorongnya untuk terjun dalam dunia politik dengan menjadi anggota Volksraad. Saat duduk di bangku Volksraad, Kasimo selalu menjalankan tugasnya dengan penuh totalitas untuk mewujudkan Indonesia merderka dan selalu memegang prinsip kejujuran serta kepedulian terhadap sesama. Semangat pelayanan Kasimo sangat tinggi, terlihat dari beliau yang menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati dan menolak untuk melakukan korupsi sepeser pun, meskipun pada saat itu banyak masyarakat Indonesia non-Katolik yang menganggap masyarakat Indonesia Katolik tidak mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi

*Hal ini sangat sesuai dengan bacaan Kitab Suci, yaitu Amsal 31:9, yang berbunyi, “Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka.” Ayat tadi mengajarkan kita untuk selalu bertindak adil, tidak mengambil keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan kaum yang tertindas.

Tindakan ini Kasimo ini sangat selaras dengan ayat dari Zakharia 7:9-10, yang berbunyi, ”Beginilah firman

TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing! Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing.” Ayat tersebut menggambarkan sosok Kasimo yang selalu menjunjung integritas dalam melaksanakan tugasnya sebagai anggota Volksraad dengan memberlakukan kebijakan yang menjunjung tinggi nilai kebenaran, yaitu sesuai dengan kebutuhan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi, dan mengajarkan kita untuk menjadi warga negara yang selalu taat akan hukum.

Ketika berada di Volksraad, IJ Kasimo merupakan seseorang yang vokal dalam menyuarakan kemerdekaan Indonesia (Ningsih, 2022). Keberanian Kasimo pun semakin terlihat, terutama saat beliau menyampaikan pidato kontroversial yang secara terang-terangan mengakui bahwa dirinya antipenjajahan. Beliau menginginkan masyarakat Indonesia yang sejahtera dan dapat mengatur pemerintahannya sendiri tanpa campur tangan Belanda. Walaupun banyak yang tidak menyetujui tindakan Kasimo ini, namun hal ini didukung oleh tokoh-tokoh Katolik karena sesuai dengan konsep agama Katolik tentang kenegaraan. Tindakan ini menunjukkan iman Kasimo yang tetap kuat pada Tuhan walaupun harus menerima kritik dari banyak pihak. Upaya Kasimo tidak luput dari tantangan hebat, baik dari masyarakat maupun di dalam Volksraad. Di satu pihak, sebagai pemimpin Partai Politik Katolik Indonesia, beliau harus menjaga agar kebijakan yang dilakukannya tidak bertentangan dengan garis kebijaksanaan hierarki gereja.

Namun, di pihak lain, beliau juga harus memperoleh kepercayaan rakyat serta simpati dari para pemimpin golongan lain yang bukatolik bahwa orang Katolik juga merupakan orang-orang nasionalis yang dalam hal ketatanegaraan memiliki cita-cita yang sama dengan golongan lain.

Setelah Belanda kalah dari Jepang dan Jepang mulai menjajah Indonesia, terjadi sebuah penangkapan umat Katolik di Indonesia karena dianggap agama orang Eropa. Perilaku buruk Jepang juga menindas Kasimo yang dianggap musuh karena merupakan anggota Volksraad Kasimo pernah didatangi rumahnya oleh Jepang, saat itu yang menerima orang jepang adalah Wartono, anaknya, karena Kasimo sedang berada di Gereja. Tuhan senantiasa melindungi Kasimo, karena pada saat itu, Kasimo sudah memiliki perasaan buruk dan telah menerima hosti di awal

Perayaan Ekaristi. Kasimo kemudian dibawa ke markas Jepang bersama dengan tokoh politik dan Katolik lainnya.

Namun, akhirnya Kasimo dibebaskan Melalui tindakannya ini, dapat semakin diketahui bahwa Kasimo memiliki iman

Katolik yang kuat dan tidak tergoyahkan walau harus ditangkap oleh Jepang.

Kasimo tetap aktif dalam Volksraad pada masa penjajahan Jepang, dan akhirnya pada saat dijatuhkannya bom Nagasaki dan Hiroshima di Jepang, Jepang akhirnya menyerah pada Sekutu. Hal inilah yang memicu percepatan kemerdekaan Indonesia. Sifat Kasimo pun menjadi semakin berani dan mendukung Revolusi Indonesia Beliau menegaskan bahwa Golongan Katolik akan tetap terus berjuang memajukan Indonesia, karena Golongan Katolik juga merupakan 100% warga Indonesia yang akan ikut berkorban untuk mewujudkan Revolusi Indonesia.

Gambaran IJ Kasimo (kanan) pada masa pergerakan. Sumber: https://mustprast.wordpress.com/

This article is from: