5 minute read

100 Tahun Lewotolok

Letusan Lewotolok November 2020 (Sumber PVMBG, foto: Anselmus Bobyson Lamanepa)

Oleh: Priatna, Stanislaus Ara Kian, Yeremias Kristanto Pugel, dan Anselmus Bobyson Lamanepa

Advertisement

Tahun 2020 tepat seratus tahun Gunung Ili Lewotolok di Pulau Lembata NTT meletus kembali. Hal ini bertepatan dengan peringatan 100 tahun pemantauan Gunung Api Indonesia yang jatuh pada 16 September 2020.

Pada tahun 2020 beberapa gunung api lainnya yang aktif dengan aktivitas letusan yaitu: Gunung Sinabung di Sumaera Utara, Gunung Merapi di Yogyakarta, Gunung Semeru di Jawa Timur, Sementara Gunung Raung di Jawa Timur menunjukkan peningkatan aktivitas di awal tahun seperti menyambut tahun 2021.

Berkaitan dengan aktivitas Ili Lewotolok tersebut Pusat Vulkanologi mengirimkan Tim Tanggap Darurat ke lokasi, termasuk saya yang bertugas di akhir tahun ditemani 8 Pengamat Gunung Api: Rubiyo, Anggi Nuryo Saputro, Irwan Ka Uman, FX Masan, Agusthinus Bili Da Silva, Yosef Suryanto, Kasimirus Bele Muda, dan Gabriel Rago.

Sehubungan sampai bulan Maret 2021 Lewotolok masih dalam status Siaga maka saya mendapat tugas kembali untuk menengok Lewotolok bersama Gariel Rago dan Bernadus Taut. Meski hanya ditemani dua pengamat namun suasana di POS PGA Lewotolok tetap hangat karena di sana ada tiga pengamat baru yang lagi magang: Syawal, Fadlan dan Nandra ditambah Sigit dan Benny yang masih betah gabung. Arakian dan Yeremias Kristianto yang bertugas di POS PGA Ili Lewotolok merasa tenang dengan keberadaan kami yang berjumlah 10 orang, jumlah yang sama ketika kami datang akhir Desember lalu.

Setiap hari kami bekerja bergantian memantau aktivitas gunung secara visual dan kegempaan yang terekam di seismograf. Pengaturan jadwal piket laporan harian dan berkomunikasi dengan tamu yang mencari informasi aktivitas Gunung Ili Lewotolok. Selain itu kami melakukan pengecekan lapangan untuk mengetahui gunung api dari beberapa sudut.

Tim Tanggap Darurat Lewotolok Akhir Desember 2020

Stanislaus Ara Kian dan Tim Tanggap Darurat sedang mengevaluasi aktivitas Gunung Lewotolok

Tim Tanggap Darurat menghimbau kepada semua pihak terutama media masa jangan memberitakan informasi tanpa melakukan konfirmasi kepada POS PGA. Karena kesalahan informasi dapat menyebabkan keresahan masyarakat. Terkait aktivitas Gunung Ili Lewotolok saat ini proses erupsi masih berlangsung, artinya masih ada energi yang tersimpan dan perlunya meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya yang mungkin terjadi.

Selain media masa yang sering melakukan koordinasi dan meminta informasi ada juga

Puncak Lewotolok Desember 2020 (foto: Priatna)

perusahaan yang bergerak di bidang budidaya kerang menanyakan pengaruh abu vulkanik terhadap kerang. Berdasarkan sifat abu yang mengandung zat kimia jika bercampur dengan air akan merubah pH dan salitinitas air. Sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan kerang dalam mempertahankan diri. Kristianto Pugel, Pengamat Gunung Ili Lewotolok menjelaskan bahwa sinar api yang menyala itu adalah lontaran lava pijar sejauh 1,5 kilometer ke arah tenggara dan membakar vegetasi sekitarnya. Masyarakat menyangka bahwa telah terjadi kawah baru pada lereng tenggara Gunung Lewotolok.

Berdasarkan catatan sejarah Gunung Ililewotolok pertama kali meletus pada tahun 1660 berupa letusan normal. Letusan lainnya terjadi pada 1819, 1849, 1852 (menghasilkan kawah baru, Kawah K2), 1864, 1889, dan terakhir 1920.

Gunung Ili Lewotolok tumbuh di atas batu gamping, tubuhnya sendiri dibangun dari perselingan piroklastik berupa endapan abu, pasir hingga bom vulkanik, serta lava. Di puncaknya ada kawah. Di sisi barat daya muncul pula kerucut yang merupakan titik tertinggi Ililewotolok saat ini. Pada tahun 1951, ada kepulan asap dari puncak, tetapi tidak ada keterangan berlanjut terjadi letusan atau tidak.

Gunung Ililewotolok yang berketinggian 1423 meter di atas permukaan laut dapat dicapai dari Larantuka dengan perahu motor ke Lewoleba, dilanjutkan dengan perjalanan darat ke Waikupang. Dari sini dilanjutkan berjalan

Yeremias Kristianto Pugel Wawancara dengan media masa

Pos PGA Lewotolok (foto: Priatna)

kaki ke Baupukang hingga ke puncak. Kondisi jalan berupa jalan setapak yang tertutup ilalang dengan kemiringan jalan 30-400. Waktu tempuh pendakian sampai ke puncak sekitar 5 jam.

Gunung Ili Lewotolok secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ili Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata. Secara geografis Gunung Ile Lewotolok terletak pada 08°16’15” LS dan 123°30’18” BT

Untuk melakukan pemantauan Gunung Ili Lewotolok PVMBG telah membangun Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok yang berlokasi di Desa Laranwutun, Kecamatan Ili Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Akibat letusan yang terjadi tanggal 29 November 2020 dan didukung dengan aktivitas yang menerus hingga April 2021, Gunung Ili Lewotolok statusnya telah dinaikkan aktivitas menjadi level III (Siaga).

Aktivitas Lewotolok kini terjadi rata-rata gempa hembusan 45 kali sehari dan gempa Letusan rata-rata 45 kali perhari. Letusan yang terjadi biasanya di ikuti oleh bunyi gemuruh dan dentuman yang terdengar hingga POS PGA. Selain bisa melihat letusan dari puncak di siang hari, pada malam hari jika cuaca cerah dan tak berkabut dapat menikmati sinar api yang memancar dari puncak. Berikuti ini dokumentasi foto sinar api di malam hari.

Berdasarkan Tingkat Aktivitas Gunung Ili Lewotolok dalam status Siaga maka rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yakni: masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Ili Lewotolok dan di dalam area sektoral di arah tenggara sejauh 4 km dari puncak hingga ke pantai. Desa yang masih berpotensi terlanda ancaman bahaya erupsi Gunung Ili Lewotolok saat ini adalah Desa Jontona karena masih berada di dalam area 4 km dari puncak ke arah tenggara.

Mengingat abu vulkanik dan material vulkanik lainnya hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang

Lewotolok, Februari 2021 (foto: Kristanto)

Lewotolok, Maret 2021 (Foto: Stainlaus Ara Kian) Lewotolok, April 2021 (foto: Priatna).

berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar waspada terhadap ancaman bahaya lahar terutama di saat musim hujan. Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ili Lewotolok di Deşa Laranwutun, Kecamatan Ili Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.[]