4 minute read

Fashion dan Mahasiswa

OPINI FASHION DAN MAHASISWA

Yuni Khaerunnisa Arta Mahasiswa Antropologi 2017

Advertisement

Fashion sangat penting bagi saya karena fashion sama dengan gaya hidup dalam berpakaian. Menurut saya, menjaga penampilan sangat penting karena penampilan adalah cerminan dari diri kita. Cara kita berpakaian itu sebagai bentuk ekspresi dari diri sendiri.

Menurut saya, mahasiswa bebas mengekspresikan dirinya dalam berpakaian, tetapi harus tetap sesuai dengan tempat dan situasi. Misalnya, berpakaian selayaknya mahasiswa ketika berada di kampus, begitupun ketika berkumpul dengan keluarga atau teman. Intinya, harus pintar melihat kondisi atau suasana dalam sebuah tempat. Bagi saya, penampilan memiliki pengaruh dalam proses perkuliahan. Misalnya, semakin bagus penampilan dan make up yang saya gunakan, maka saya akan merasa lebih bersemangat ke kampus. Hal ini saya lakukan bukan karena ingin dipuji, tetapi ini sebagai bentuk apresiasi saya terhadap diri sendiri. Saya bergaya untuk diri saya sendiri.

Perihal seberapa besar uang yang saya investasikan untuk fashion, jumlahnya besar. Seperti yang diketahui bersama bahwa pakaian, aksesoris, dan make up lumayan mahal saat ini. Namun, saya berbelanja secara berkala sehingga terasa ringan. Saya pun tidak pernah menyesal karena semua yang saya beli merupakan kebutuhan sendiri dan saya sendirilah yang menginginkannya.

Menurut saya, tiap orang memiliki kebiasaan/kenyamanan akan fashion-nya masing-masing. Bahkan, ada beberapa orang yang fashion-nya di luar dari apa yang biasa orang lain lihat. Jika dikaitkan dengan dunia perkuliahan, selama tidak melanggar aturan perkuliahan, maka kebiasaan fashion yang tadi akan mengikut. Intinya, tiap orang mempunyai kebiasaan fashion sendiri yang menurutnya itu adalah ciri khas dari dirinya.

Bagi saya pribadi, fashion yang saya gunakan menyesuaikan dengan dosen yang sedang mengajar. Biasanya, saya berpenampilan yang berbeda dari orang lain. Hal ini saya lakukan sebagai bentuk perlawanan, perlawanan melalui simbol-simbol seperti fashion. Menurut saya, fashion yang orang lain anggap aneh atau tidak biasa itu juga memiliki nilai lebih, meskipun sederhana atau berantakan misalnya. Seperti yang saya katakan di awal, masing-masing orang punya fashion-nya sendiri.

Anonim

Menurut saya, penampilan sangat penting karena di mana pun kita berada, fashion sangat berpengaruh dalam pembacaan karakter seseorang. Meskipun fashion tidak memiliki kaitan dengan karakter, tetapi first impression seseorang misalnya, tentang orang berpakaian ketat atau tidak memakai jilbab, pasti pikiran orang lain juga berbeda. Contoh, pakaian yang agak seksi, pemikiran orang lain pasti mengarah ke perempuan yang tidak baik dan tidak sopan. Jadi, fashion itu sangat penting dan memengaruhi nama baik kita dalam pandangan orang-orang. Hal itu juga yang menjadi penyebab saya membedakan fashion yang saya gunakan di Makassar, di kampus, dan di kampung. Misalnya, saya memakai kemeja dan pakaian formal yang sopan ketika ke kampus. Sedangkan di kampung, misalnya di dekat rumah, saya memakai daster, kaos biasa, dan terkadang juga hanya memakai mukenah. Di era saat ini, sudah banyak yang menggunakan jilbab, seperti orang islam yang identik dengan jilbab. Misalnya, ketika gaya kita agak beda sedikit, pasti menuai banyak komentar. Jadi, fashion sangat penting bagi saya. Jika fashion dikaitkan dengan manusia, manusia dengan attitude-nya sesama manusia, berarti fashion dan attitude itu berkaitan.

Linda Sugiana Mahasiswa Antropologi 2018

Berbagai macam gaya berpakaian mahasiswa di kampus itu wajar. Saya pribadi mewajarkan hal-hal seperti itu, misalnya saya yang mau memakai pakaian glamour, tetapi tetap disesuaikan dengan aturan yang ada di kampus. Seperti di Sospol sendiri itu tidak terlalu ketat aturan mengenai pakaian, kecuali laki-laki yang harus rapi, memakai sepatu, kemeja, dan tidak boleh memakai kaos. Sedangkan, perempuan menggunakan sepatu, sopan, dan ketika memakai baju kaos itu diperbolehkan asalkan tidak terlalu ketat. Selanjutnya, ketika ada yang memakai fashion gaya 90-an dan model-model zaman dulu itu tidak jadi masalah. Selain itu, ada juga yang namanya hobi, seperti saya yang hobi memakai rok dan itu tidak jadi masalah karena dikembalikan lagi kepada aturan berpakaian di Sospol. Berbeda dengan penggunaan make up, rok mini, anting mewah ala-ala artis itu berlebihan. Meskipun hal itu tidak melanggar aturan kampus, tetapi menurut saya, pakaian mahasiswa seharusnya formal, beda lagi jika ingin ke acara pengantin atau ke mal untuk jalan-jalan. Intinya, pakaian harus sopan dan selayaknya sebagai mahasiswa.

Penampilan sangat berpengaruh dalam proses perkuliahan. Misalnya, saya memakai baju yang baru ke kampus, otomatis saya lebih ceria, lebih percaya diri, dan lebih semangat kuliah. Nah, jika baju baru ini cocok dengan yang biasa saya gunakan, maka saya merasa bangga karena pakaian saya bagus sehingga saya harus lebih semangat dan percaya diri. Penampilan juga berpengaruh dengan cara belajar. Misalnya, memakai baju bagus otomatis saya akan semangat belajar. Pakaian itu seakan menjadi salah satu motivasi untuk ke kampus. Saya juga termotivasi ketika pakaian yang saya gunakan itu rapi dan bersih. Lain halnya ketika pakaian yang tidak disetrika dan/atau tiba-tiba kotor, pasti saya merasa tidak semangat dan merasa malu karena saya biasanya berpakaian rapi.

Mengenai investasi untuk fashion, uang yang saya keluarkan tidak terlalu banyak karena mengingat saya perantau di Makassar dan orang tua saya jarang ke Makassar. Saya menerima uang sebanyak dua kali sebulan dan itu hanya untuk keperluan sehari-hari. Saya pun tidak memiliki jadwal belanja untuk kebutuhan fashion, kecuali ada sesuatu seperti baju yang sangat ingin saya beli, maka saya baru belanja. Hal ini saya lakukan karena saya sudah membawa barang-barang dari kampung. Jika saya mau belanja, saya pun tidak memilih yang terlalu mahal atau branded. Meskipun baju lama dan murah, tetapi jika suka, maka saya akan membelinya. Selain itu, biasanya orang tua saya ketika melihat ada baju yang cocok dengan saya, mereka akan membelinya sehingga saya tidak mengeluarkan banyak uang untuk fashion.

This article is from: