
22 minute read
Keamanan Kerja di Laboratorium
from Buku Saku K3L Dasar
by HSE SMII
1. Pelajari MSDS sebelum melakukan pekerjaan dengan menggunakan bahan kimia.
2. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
Advertisement
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
7. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
8. Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak menggunakan bunsen.
9. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan pada tertutup pada sebelum dan sesudah pekerjaan selesai.
Peralatan Kecil (Perkakas)
Pedoman umum untuk peralatan kecil adalah sebagai berikut :
1. Setelah digunakan, perkakas harus dibersihkan dan disimpan di tempat yang aman.
2. Semua perkakas harus disimpan dalam kondisi baik dan diperiksa lebih dulu sebelum digunakan.
3. Dilarang keras memodifikasi perkakas tangan.
4. Perkakas yang cacat/rusak harus segera diberi label ”Rusak” dan diperbaiki atau diganti.
5. Jangan mengandalkan pelindung (isolasi) yang terpasang di permukaan perkakas tangan untuk melindungi keselamatan pemakainya dari sengatan arus listrik, misalkan obeng listrik.
6. Sebelum digunakan, periksa kondisi permukaan palu, apakah ada head yang longgar, apakah hendel palu rusak atau lepas. Palu yang sudah rusak harus diberi label ”Rusak” dan diperbaiki atau tidak digunakan lagi.
7. Socket spanner harus diperiksa untuk mengetahui apakah ada bagian yang aus, retak dan rusak. Socket yang rusak tidak boleh digunakan lagi (dimusnahkan) dan diganti.
8. Tang harus diperiksa dulu sebelum digunakan untuk mengetahui apakah ada bagian yang longgar, aus, gerigi yang patah, dan rusak. Tang yang rusak harus dimusnahkan/tidak boleh digunakan dan diganti.
9. Obeng harus diperiksa apakah ada hendel yang retak atau ada sisi bilah yang aus. Gunakan obeng yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
10. Ring spanner (kunci pas), spanner terbuka dan kombinasi harus diperiksa apakah ada yang aus, rusak dan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
11. Pahat kayu harus diperiksa, apakah ada hendel yang rusak atau lepas dan apakah ada sisi tajam yang aus. Pahat harus disimpan di tempat/wadah yang sesuai dan/atau bagian yang tajam harus dibungkus.
Tangga dan Perancah
Pedomana umum untuk penggunaan tangga dan perancah adalah sebagai berikut :
Tangga
Petunjuk penggunaan tangga adalah sebagai berikut :
1. Pilih tangga, dengan ketinggian yang sesuai
2. Apabila bekerja dengan listrik, spesifikasi tangga harus tahan terhadap tegangan listrik (electrical insulation).
3. Jangan berdiri di atas ujung tangga, maksimal 2 step dari anak tangga yang paling atas untuk pegangan tangan.
4. Letakkan tangga di lantai yang datar.
5. Pastikan ada 1 orang untuk memegang tangga saat dinaiki.
6. Jangan meraih atau bekerja di samping kiri atau kanan.
7. Penggunaan tangga hanya untuk ketinggian < 2 meter.
8. Pertahankan 3 titik kontak ketika memanjat, 2 telapak kaki dan 1 tangan, atau 1 telapak kaki dan 2 tangan, setiap waktu.
Perancah/Scaffolding
Petunjuk penggunaan perancah/scaffolding adalah sebagai berikut :

1. Material untuk perancah harus kuat dan bersih dari bahan bahan yang licin seperti grease, oli.
2. Rangka, lantai kerja, tangga naik, lantai dasar scaffolding, harus bersih dari minyak, gemuk, lumpur dan bahan-bahan lain yang dapat membahayakan penggunanya.
3. Untuk perancah dari jenis yang dapat dipindahkan (mobile scaffolds) yang mempunyai roda kecil pada empat sudutnya sebelum digunakan harus dicek bahwa keempat rodanya betulbetul terkunci.
4. Jangan menggabungkan bagian-bagian dari scaffolding dari produsen yang berbeda.
5. Scaffolding harus diletakkan pada pondasi yang kuat dan rata. Tanah atau pondasinya harus mampu menahan berat scaffolding dan berbagai baban yang akan diletakkan di atasnya.
6. Papan-papan di scaffolding didukung penuh dan tidak menggantung.

7. Scaffolding harus mampu menahan beban yang akan diletakkan diatasnya. Scaffolding biasanya tidak dirancang untuk memikul beban berat diatas anjungan kerjanya.
8. Scaffolding dipelihara sesuai dengan petunjuk dari produsennya dan standar industri.
9. Bagian-bagian dari scaffolding yang rusak atau lemah harus segera diperbaiki atau diganti.
10. Jangan menggunakan kotak, drum, batu bata, atau balok beton untuk mengganjal atau mendukung scaffolding.
11. Scaffolding meletakkannya harus datar ditahan atau diikat pada suatu struktur permanen atau lainnya yang stabil. Rangka ini akan stabil bila ditahan dan ditegakkan dengan baik.
Mengangkat yang Aman
1. Tangan dekat dengan tubuh saat mengangkat sehingga mengurangi beban pada punggung dan bahu, jangan terlalu jauh bebannya akan sangat terasa.
2. Saat ingin mengambil benda yang terlalu tinggi usahakan gunakan tangga untuk menghindari cedera kemudian baru mengangkatnya, apabila kita mencoba mengangkatnya langsung dan terlalu berat dapat menimpa tubuh.
3. Mengangkat beban sambil memutar bisa meningkatkan tekanan pada cakram tulang belakang, usahakan sejajar lurus dengan tubuh.
4. Jongkok dengan menekuk salah satu kaki di lantai, posisi ini akan lebih memberikan keseimbangan yang baik saat mengangkat.
5. Saat kita merasa kita tidak dapat mengangkat benda tersebut ada baiknya meminta pertolongan seseorang.
6. Apabila barang terlalu berat gunakan troli pendorong untuk mempermudah pekerjaan kita, doronglah troli ke depan bukan menariknya ke belakang.
Bekerja dengan Komputer
Bekerja secara terus menerus di depan komputer terdapat sejumlah faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan pada sisteim otot rangka karena mengerjakan pekerjaan secara berulang-ulang (repetitif), postur tubuh yang tidak normal, kurang istirahat. Gangguan ini diawali dengan gejala pegal-pegal dan kemudian rasa nyeri ringan, setelah terakumulasi dalam waktu yang lama rasa nyeri akan terasa dalam waktu yang lama.
Untuk menghindari gangguan-gangguan tersebut bekerja di depan komputer harus menerapkan prinsip-prinsip ergonomi, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Pengaturan tempat kerja.
Penggunaan Kursi.
Penggunaan Keyboard dan Mouse .
Pengaturan Monitor.
Istirahat Sejenak (Break).
Pengaturan Tempat Kerja
Mengatur tempat kerja seperti posisi dokumen, telepon, mouse sangat penting untuk mencegah cedera otot.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menata tempat kerja adalah :
Atur meja, sedemikian rupa sehingga sesuai dengan posisi tubuh kita agar bekerja dengan nyaman, apabila meja terlalu pendek dapat di tinggikan, dan apabila terlalu tinggi maka kursi yang harus dinaikkan.
Apabila sering menerima telepon, dekatkan telepon agar mudah diraih oleh tangan kita, penggunaan headset direkomendasikan dalam hal ini.
“Menerima telepon dengan menjepit gagang telepon antara telinga dan pundak , dapat berakibat gangguan otot leher”
Jika sering membaca file/naskah letakkan sedekat mungkin dengan monitor, menyalin naskah dengan sering melihat kekiri/kekanan yang terlalu jauh dari monitor dapat mempercepat kelelahan di leher.
Kursi
Kursi merupakan komponen penting dalam ergonomi bekerja di depan komputer, beberapa hal prinsip umum untuk kursi ergonomi adalah :
5-roda pada kaki, agar kursi stabil dan mudah digerakkan.
Posisi kursi (seat pan) dapat dinaikkan dan diturunkan.
Pelindung punggung, melindungi punggung bagian atas dan bawah, yang dapat diatur posisinya.
Pelindung lengan, yang dapat dinaikkan dan diturunkan.
Keyboard dan Mouse
Posisi yang salah dalam pemakaian keyboard dan mouse bisa berakibat carpal tunnel syndrome (CTS), Beberapa hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari masalah tersebut adalah :

Posisi keyboard usahakan lurus dengan lengan agar terasa nyaman saat bekerja, penggunaan rak untuk keyboard yang bisa diatur dianjurkan agar posisi keyboard menyesuaikan dengan tangan kita.
Saat mengetik tangan geser ke kiri atau ke kanan sehinggga posisi jari tetap lurus, jangan paksa jari-jari meraih tombol huruf yang jauh sehingga posisi tangan kita tidak lurus.
Letakkan mouse sedekat mungkin dengan keyboard.

Untuk menggerakkan mouse pastikan posisi tangan tetap lurus, gunakan pergelangan tangan saat menggerakkan mouse.
Monitor
Posisi yang salah dalam mengatur monitor dapat menyebabkan mata cepat lelah dan rasa nyeri pada leher, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan monitor adalah sebagai berikut :
Letakkan monitor dan keyboard tepat didepan pekerja.
Tinggi monitor diatur sedikit di bawah mata kita, monitor yang terlalu tinggi atau rendah akan menyebabkan nyeri pada leher dan pundak.
Jarak antara monitor dengan pekerja sepanjang tangan kita (45-50 cm), posisi monitor yang terlalu dekat dapat menyebabkan mata cepat lelah.
Sudut monitor mengarah ke mata untuk menghindari sinar lampu yang silau.
Apabila menggunakan kacamata baca (bifocal, progresive), turunkan monitor lebih rendah.

“Mengarahkan kepala ke atas bagi pengguna kacamata baca (bifocal/progressive) dapat menyebabkan nyeri pada leher”.
Apabila menyalin dokumen, letakkan sedekat dokumen tersebut di dekat monitor di bawah monitor, untuk mengurangi nyeri dileher karena terlalu banyak menoleh.
Istirahat Sejenak (Break)
Bekerja di depan komputer tidak banyak melibatkan gerakan tubuh, dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri otot, untuk menghindarinya disarankan setelah 1 jam bekerja di depan komputer istirahat sejenak 5 – 10 menit, dan melakukan peregangan otot.
Bab Iv
Alat Pelindung Diri (APD)
APD adalah Peralatan keselamatan yang harus dipergunakan oleh personil apabila berada dalam suatu tempat kerja yang berbahaya.
APD yang disediakan harus memenuhi syarat:
1. Harus memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya yg dihadapi tenaga kerja atau sesuai sumber bahaya yang ada.

2. Tidak mudah rusak.
3. Tidak mengganggu aktifitas si pemakai.
4. Beratnya seringan mungkin.
5. Mudah diperoleh dipasaran.
6. Memenuhi syarat spesifik lain.
7. Enak dipakai.
Pelindung Kepala
Alat Pelindung Kepala, berdasarkan fungsinya dibagi:
1. Topi Pengaman (helmet), melindungi kepala dari kemungkinan benturan atau pukulan dan kejatuhan benda.
2. Tudung atau topi, melindungi dari api, ketel uap dan korosif.
3. Tutup Kepala, menjaga kebersihan kepala atau rambut dan mencegah rambut terlilit bagian mesin yang berputar.
Pelindung Mata
APD mata biasanya disebut kaca mata, fungsinya selain melindungi mata, juga melindungi muka atau wajah yang terdiri dari berbagai bentuk disesuaikan dengan sumber bahaya yang dihadapi, seperti bahaya lemparan benda- benda kecil, lemparan benda-benda lainnya dan juga percikan bahan kimia.
Pelindungan Pendengaran
APD telinga terdiri dari 2 jenis, yaitu ear plug yang dapat menurunkan pajanan sebesar 6-30 dB, dan ear muff yang dapat menurunkan 2040 dB.
Pelindungan Pernapasan
APD ini biasa juga disebut masker yang berfungsi melindungi bagian dalam tubuh melalui pernafasan hidung dan mulut dari pengaruh oksigen yang terkontaminasi dengan partikel debu dan gas yang dapat merusak atau setidaknya menggaggu pernapasan.
Pelindung Tangan
APD ini disebut dengan sarung tangan atau kaos tangan. Fungsinya untuk melindungi tangan dari bahaya benda tajam, panas dan dingin, radiasi, arus listrik, serta bahan kimia elektromagnetik.
Sepatu Keselamatan Kerja
APD yang umum digunakan adalah sepatu, namun harus disesuaikan dengan tempat atau lingkungan kerja sesuai dengan risiko yang terjadi.
Pakaian Kerja
APD tubuh yang dimaksud adalah pakaian kerja yang khusus berfungsi untuk melindungi badan atau tubuh.
Ikat Pinggang Keselamatan dan Tali Pengikat
Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler. Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.

Bab V
Rambu – Rambu K3
Rambu-rambu keselamatan adalah peralatan yang bermanfaat untuk membantu melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengunjung yang sedang berada di tempat kerja.
Kegunaan:
Menarik perhatian terhadap adanya kesehatan dan keselamatan kerja.
Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.
Mengigatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan perlindungan diri.
Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang tidak diperbolehkan.
Pengelompokkan Rambu
Kelompok rambu-rambu dibagi dalam tiga bagian yakni :
1. PERINTAH berupa : larangan , kewajiban.
2. WASPADA berupa : bahaya, peringatan, perhatian.
3. INFORMASI.
Petunjuk Pemasangan Rambu a. Rambu-rambu harus terlihat jelas, ditempatkan pada jarak pandang dan tidak tertutup atau tersembunyi. b. Kondisikan rambu-rambu dengan penerangan yang baik. Siapapun yang berada di area kerja harus bisa membaca rambu dengan mudah dan mengenali warna keselamatannya. c. Pencahayaan juga harus cukup membuat bahaya yang akan ditonjolkan menjadi terlihat dengan jelas. d. Siapapun yang ada di area kerja harus memiliki waktu yang cukup untuk membaca pesan yang disampaikan dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan. e. Posisikan rambu-rambu yang berhubungan bersebelahan, tetapi jangan menempatkan lebih dari empat rambu dalam area yang sama. f. Pisahkan rambu-rambu yang tidak berhubungan. g. Pastikan bahwa rambu-rambu pengarah terlihat dari semua arah. Termasuk panah arah pada rambu keluar disaat arah tidak jelas atau membingungkan. Rambu arah arus ditempatkan secara berurutan sehingga rute yang dilalui selalu jelas. h. Rambu-rambu yang di atap harus berjarak 2.2 meter dari lantai.
Jenis rambu keselamatan
Adapun jenis rambu dapat berupa :
1. Rambu dengan Simbol.
2. Rambu dengan Simbol dan Tulisan.
3. Rambu berupa pesan dalam bentuk Tulisan.
Pedoman Umum Rambu Keselamatan
Warna, Simbol dan Tulisan

Bab Vi
Lalu-Lintas dan Perparkiran
Tata Tertib Saat Berkendara
1. Mengemudikan kendaraan bermotor harus memiliki SIM/SIO dan kelengkapan surat.
2. Menggunakan helm/APD saat berkendara.

3. Menggunakan sabuk pengaman untuk kendaraan roda empat.
4. Mematuhi rambu-rambu lalu-lintas yang terpasang.
5. Kendaraan harus lengkap secara teknis (terdapat spion, klakson, lampu utama, lampu penunjuk arah, alat pengukur kecepatan dll).

Larangan dalam Menjalankan Kendaraan
1. Mengendarai kendaraan melewati jalur pejalan kaki (walk way).
2. Mengemudikan dengan kecepatan tinggi pada kondisi jalan yang licin atau cuaca buruk atau melebihi batas kecepatan 5 km/jam di area perusahaan kecuali ada petunjuk lain yang terpasang.
3. Tidak menyalakan lampu sign pada saat akan membelok.
4. Membawa penumpang di bak belakang tanpa ada tempat duduk atau pegangan tangan yang baik.
5. Membawa barang yang melebihi beban, bak, atau menjulur keluar tanpa bendera merah di siang hari atau tanpa lampu merah di malam hari.
6. Mengendarai kendaraan dengan arah yang berlawanan pada tanda satu arah.
7. Mendahului kendaraan lain di persimpangan jalan atau lewat sebelah kirinya.
Khusus Forklift
1. Hanya seorang operator yang terlatih dengan baik mendapat kepercayaan mengoperasikan Forklift/boleh menjalankan Forklift tersebut.
2. Sebelum bekerja lakukanlah pemeriksaan kondisi terhadap Forklift anda terlebih dulu.
3. Segera laporkan ke atasan apabila terjadi kerusakan apabila anda tidak dapat memperbaikinya/yang memerlukan perbaikan khusus.
4. Jangan melebihi beban angkat yang diijinkan, periksa dan angkatlah beban yang masih dalam batas daya angkat yang diijinkan.
5. Sebelum mengangkat beban periksalah lebar garpu telah diatur selebar mungkin, bisa dicapai oleh kondisi beban, semakin lebar garpu dapat disetel semakin beban akan stabil.
6. Perhatikan beban yang memungkinkan bisa menggelinding ketika diangkat.
7. Jangan diijinkan seseorang berdiri atau lewat dibawah garpu yang sedang diatas dengan atau tanpa beban sekalipun.
8. Jangan menggunakan Forklift untuk menarik beban.
9. Selalu gunakan pelindung atas atau canopy.
10. Selalu lihatlah sekeliling sebelum menjalankan Forklift.
11. Jalankan Forklift dengan perlahan-lahan dan bunyikan klakson pada daerah tikungan dan ramai
12. Untuk penglihatan yang terhalang apabila sedang membawa beban yang besar dan menghalangi pandangan, lebih baik berjalan mundur.
13. Jangan menggunakan Forklift untuk mengangkat seseorang.
14. Jangan menggunakan Forklift untuk membawa penumpang.
15. Matikan mesin apabila anda meninggalkan Forklift.
Bab Vii
Penanggulangan Keadaan Darurat
Nomor Darurat (Internal)
Nomor-nomor Internal yang dapat dihubungi apabila terjadi keadaan darurat adalah sbb:
Tata Laksana Dalam Kejadian Keadaan Darurat
Peringatan keadaan darurat ditandai dengan bunyi master alarm.
Kemudian perintah evakuasi diumumkan oleh “Koordinator SPKD” ke seluruh area pabrik melalui receptionist (pada waktu jam kerja/ 08.0017.00 wib) dan apabila diluar jam tersebut melalui security.
Setelah ada pengumuman tersebut, setiap penghuni gedung harus meninggalkan tempat dan berkumpul dilokasi-lokasi yang telah ditentukan (assembly point).
Kecelakaan
Tindakan yang dilakukan apabila terjadi darurat kecelakaan adalah sbb:
1. Menghubungi supervisor/PJA.
2. Menghubungi klinik.
3. Melakukan penanganan medis (P3K) dan/atau membawa ke RS rujukan (untuk petugas first aider/Paramedis perusahaan).
4. Membuat berita acara kejadian.
Gempa Bumi
Tindakan yang harus dilakukan:
1. Tetap tenang.
2. Segera berlindung dibawah bagian kantor yang kokoh, berpegangan pada sesuatu yang kuat supaya tidak jatuh. Menjauh dari jendela dan hindari benda – benda yang bisa jatuh, seperti gambar diding, benda berat pada laci, komputer dsb.

3. Jika berada di dalam bangunan jangan berusaha untuk meninggalkan bangunan. Jangan menggunakan lift.
4. Pindah ke area yang relatif aman dan bersiap untuk goncangan beriutnya.
5. Jika mampu tangani cedera. Jangan pindahkan korban kecuali mereka berada pada kondisi yang membahayakan.
6. Hindari daerah dimana bangunan mungkin hancur. Tunggu ditempat yang aman untuk menanti unstruksi. Andai anda disana untuk beberapa saat. Aktifkan alarm atau peralatan darurat lainnya. Bilas toilet untuk menentukan saluran tidak terhambat sebelum digunakan.
Kebakaran
Pedoman untuk kebakaran dan pencegahannya adalah sbb:
1. Dilarang meletakan apapun atau memarkir kendaraan apapun di depan atau disekitar fire hydrant atau call point.
2. Dilarang menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), fire hydrant dan call point apabila tidak ada kebakaran.
3. Apabila ada kerusakan pada APAR, fire hydrant, atau call point laporkan pada atasan atau kepada kepala PMK.
4. Dilarang menggunakan bensin atau cairan yang mudah terbakar lainnya untuk membersihkan apapun.

5. Gunakan bensin untuk bahan bakar saja, dan jangan sekali-kali memasukkan bahan bakar kedalam tangki selagi mesin hidup.
6. Jangan meninggalkan kain lap yang terkena minyak, cat, sampah atau lainnya disekitar tempat kerja, simpan ditempat tertutup, bukan ditempat-tempat yang lain.
7. Jangan memindahkan alat pemadam kebakaran dari tempat yang telah ditentukan agar dapat digunakan jika terjadi kebakaran.
8. Jangan merintangi alat pemadam kebakaran dari pandangan dan dari jangkauan.
9. Mintalah alat pemadam kebakaran cadangan untuk mengganti alat pemadam kebakaran yang dipindahkan dari tempatnya karena proses pengisisan atau perbaikan.
10. Minta “Ijin Kerja Panas/Hot Work” bila akan melakukan kerja pengelasan dan sejenis di area yang mempunyai potensi dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
11. Kenali jenis atau kelas kebakaran sebagai berikut:
CLASS “A” = Kebakaran dari benda padat yang mudah terbakar (kecuali logam)
Bahan pemadam = Air, busa, dry chemical, CO2.

CLASS “B” = Kebakaran

Dari cairan yang mudah terbakar, seperti bensin, solar.
Bahan pemadam = busa, dry chemical, CO2.
CLASS “C” = Kebakaran dari benda – benda elektrik



Bahan pemadam = CO2.
CLASS “D” = Kebakaran yang melibatkan material logam seperti magnesium, titanium, potassium.
12. Bila terjadi kebakaran segera ikuti prosedur yang berlaku : a. Sambil berusaha menghubungi petugas PMK (505), padamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR) yang sesuai dengan jenis/kelas kebakaran.
Cara menggunakan APAR sebagai berikut : b. Bila api membesar gunakanlah Hydrant. c. Orang yang tidak terkait segera menuju atau berkumpul di Assembly Point. (tempat berkumpul bila terjadi kebakaran darurat). d. Bila asap kuat tundukkan kepala lalu merayaplah di lantai atau tangga untuk mencapai pintu keluar.
Tarik pin pengaman.
Arahkan nozzle/selang ke dasar sumber api.

Tekan gagang / handle valve APAR agar media pemadam di dalam tabung keluar.
Sapukan dari sisi ke sisi.
Bab Viii
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR)
IBPR Merupakan suatu program kerja yang di dalamnya terdapat proses mengenali bahaya pada suatu pekerjaan, membuat identifikasi bahaya dan nilai dari resiko bahaya tersebut kemudian melakukan pengendalian terhadap resiko bahaya yang telah teridentifikasi.
Tujuan IBPR mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengendalikan bahaya serta risiko dari setiap kegiatan operasional dan produksi perusahaan, baik kegiatan rutin maupun non rutin. Pimpinan departemen bertanggungjawab untuk :
1. Mengidentifikasi bahaya dan risiko sesuai dengan kegiatan operasional di departemen masing-masing.
2. Menyusun target dan program peningkatan kinerja K3 departemen dan memantau pencapaian setiap bulan.
3. Mengkomunikasikan Identifikasi, Terget dan Pencapaian program peningkatan kerja K3 kepada seluruh karyawan di departemennya.
Pengendalian K3 terhadap bahaya dari kegiatan yang telah diidentifikasi:
Eliminasi : Menghilangkan sumber bahaya.
Substitusi :
Menggantikan sumber bahaya dengan yang memiliki potensi bahaya lebih sedikit.
Design Engineering





Mendesain ulang alat-alat yang digunakan agar aman.

Administratif :
SOP/WI, promosi K3, Rambu-rambu.
Bab Ix
Ijin Kerja
Ijin kerja adalah Ijin yang memberikan kewenangan bekerja bagi pekerja yang telah ditunjuk untuk melakukan pekerjaannya di area atau lokasi kerja tertentu (sesuai dengan ijin kerja yang diberikan).
Tujuan dari penerapan ijin kerja ini adalah untuk memastikan bahwa pekerja dan lingkungan area/tempat kerjanya dalam kondisi aman sehinga tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja / kebakaran.
Ijin kerja yang berlaku di Perusahaan mencakup kegiatan pekerjaan panas (hot work), pekerjaan di ketinggian (high risk), pekerjaan kelistrikan (electrical) dan pekerjaan di ruang terbatas (confined speace). Deskripsi mengenai masing-masing jenis ijin kerja adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan panas adalah pekerjaan di area yang memiliki potensi bahaya kebakaran. Pada area tersebut terdapat sumber nyala api yaitu panas, oksigen dan bahan mudah terbakar yang dapat memicu timbulnya kebakaran.
2. Pekerjaan ketinggian adalah pekerjaan yang memungkinkan seseorang pekerja jatuh dari ketinggian >2m.
3. Pekerjaan confined speace/ruang terbatas adalah pekerjaan di area atau tempat yang sangat terbatas baik dari segi luas, penerangan maupun sirkulasi udara sehingga tempat terebut tidak layak untuk dihuni.
4. Pekerjaan kelistrikan adalah pekerjaan yang berhubungan dengan arus/energi listrik yang disalurkan melalui kabel/penghantar lainnya.
Bab X
Panduan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Gangguan Pernapasan
Gangguan pernapasan (sumbatan jalan napas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernapasan). Penyebabnya :
Sumbatan yang berasal dari lidah, benda asing/sisa makanan.
Kejang otot pernapasan.
Lemah otot pernapasan.
Gas beracun (Asphyxiant).
ASMA.
Gejala dan tanda-tanda: a. Batuk. b. Coba bernapas. c. Tidak dapat bicara. d. Mencekam tenggorokan. e. Kadang Tidak dapat bernapas. f. Kulit muka merah kebiruan.
Tindakan yang Dilakukan
Mengeluarkan Benda Asing dari Jalur Napas
1. Pembersihan dengan jari
- Miringkan korban.
- Buka mulut dan tahan gigi atas dan bawah dengan ibu jari tangan dan telunjuk.
- Masukkan telunjuk lain (menggunakan sarung tangan) menyusuri tepi bagian dalam ke tenggorokan dan bagian dalam lidah.
- Dengan gerakan kait dari belakang tenggorokan, keluarkanlah sumbatan.
2. Menekan Perut Posisi Duduk/Berdiri

- Penolong berdiri di belakang korban, lingkarkan tangan pada pinggang korban.
- Letakkan tangan penolong diantara busur iga.
- Keluarkan sumbatan dengan menekan ke atas 450 .
- Bila perlu ulangi beberapa kali.
3. Menekan Perut Posisi Berbaring
- Terlentangkan korban.
- Penolong berlutut dekat pinggul atau mengangkang di atas tubuh korban.
- Tempatkan tumit tangan antara busur iga dan pusar dengan jari-jari mengarah ke dada.
- Dengan bantuan tenaga dari bahu tekanlah ke arah atas 450 .
- Bila perlu ulangi beberapa kali.
4. Memukul Punggung

- Penolong berdiri di belakang korban.
- Tempatkan satu tangan di depan dada korban sebagai penyangga.
- Sandarkan dada korban pada tangan penolong.
- Bungkukkan badan korban agar kepala lebih rendah dari dada.
- Beri pukulan kuat pada punggung korban dengan tumit tangan sebanyak 4 kali.
- Bila perlu ulangi.
Trauma Fisik
Perdarahan atau luka yang disebabkan karena adanya pembuluh darah terputus atau robek. Kehilangan darah yang demikian dapat menyebabkan kematian dalam 3 (tiga) hingga 5 (lima) menit.
Tindakan yang Dilakukan
-
Pastikan daerah luka terlihat.
- Bersihkan daerah sekitar luka.
-
Kontrol perdarahan bila ada.
- Cegah kontaminasi dan memudahkan penyembuhan alami dengan menutup luka.
- Pasanglah pembalut (steril, jika mungkin) atau sapu tangan/kain bersih pada luka. Tekan kuat-kuat dengan satu atau dua tangan dan ikatlah pembalut.
- Angkat bagian yang terluka lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya (jantung) untuk mengurangi pendarahan, kecuali ada tulang yang patah.
- Jagalah agar penderita tersebut tetap berbaring.
- Hilangkan rasa shock, buat penderita tenang.
-
Dapatkan pertolongan dokter.
- Untuk perut yang terluka jika dokter tidak ada jangan sekali-kali mencoba mengembalikan usus atau bagian tubuh yang keluar.
- Untuk luka dada yang dalam: cegah udara agar tidak keluar dari bagian yang terluka, jika mungkin, dengan kain tebal yang steril untuk mencegah paru-paru berhenti bekerja.
- Jangan mencabut benda tajam yang tertancap di tubuh korban.
Patah Tulang
Gejala dan tanda – tanda: a. Membengkak, nyeri tekan. b. Perubahan bentuk, gangguan fungsi.
Tindakan yang Dilakukan
1. Patah tulang tertutup
- Tenangkan korban, yang sakit distabilkan, ditopang dengan tangan sampai dimobilisasi.
- Agar bisa ditopang dengan baik bagian yang sakit disatukan dengan anggota tubuh yang sehat.
- Hubungi pertolongan/ambulance dan tangani shock bila ada.
2. Patah tulang terbuka
- Tenangkan korban, bagian sakit distabilkan dan topang sampai diimobilisasi.
- Luka ditutup, ditekan.
- Kapas atau kain diletakkan di atas dan di sekitar perban.
- Perban dieratkan, balut dengan kuat tetapi jangan terlalu keras supaya sirkulasi tidak terhambat.
- Dimobilisasi seperti pada fraktur tertutup.
- Kalau mungkin bagian yang cedera ditinggikan.
- Hubungi pertolongan atau ambulance dan tangani shock kalau ada.
Luka Bakar
Luka bakar adalah semua cedera yang terjadi akibat paparan terhadap suhu yang tinggi, penggolongan berdasarkan lapisan kulit : a) Luka bakar derajat I (permukaan). b) Luka bakar derajat II (sedikit lebih dalam). c) Luka derajat III.
Tindakan yang Dilakukan
- Pasien dibaringkan dan kalau mungkin bagian yang luka jangan menyentuh tanah.
- Hentikan proses luka bakar dengan disiram dengan air dingin 20 menit atau lebih dan lepas pakain dan perhiasan (jangan pada bahan kimia dengan air).
- sementara mendinginkan luka periksa jalan nafas, pernafasan dan nadi.
- Luka ditutup dengan pembalut (luka bakar dimuka tidak perlu ditutup tetapi harus terus didinginkan dengan air untuk meredakan nyeri).
- Bila jari-jari, maka masing-masing jari dibalut terpisah.
- Hubungi pertolongan atau ambulance dan tangani syock kalau ada.
Pingsan karena Panas (Heat Stroke)
Pingsan karena panas adalah yang serius dan memerlukan perawatan darurat. Gejalanya meliputi: kelelahan, sakit kepala, mual muntah, dan tidak sadar, suhu tubuh mencapai 40 derajat celsius atau lebih, denyut nadi cepat, kulit merah panas, kering.
Orang yang sedang menggunakan obat tertentu seperti: diurectics, obat penenang, anti depresi, anticholinergics (atropine, cogentine), atau ampethamines, mungkin lebih mudah pingsan karena panas.
Tindakan yang Dilakukan
- Baringkan kepala korban di tempat yang dingin.
- Angkat kepalanya dan bukalah pakaiannya sebanyak mungkin.
- Dinginkan tubuh dengan air (suhu ruangan) dikompreskan pada leher, ketiak, perut dan pangkal paha.
- Selimut korban dengan handuk basah dan kipasi penggunaan es dan air secara total tidak dianjurkan.
- Bawalah korban ke rumah sakit atau klinik secepatnya, gunakan resusitasi jantung dan paru jika jantung atau pernafasan terhenti.
- Jika korban sadar dan dapat menelan, berilah dia air untuk diminum.
Kimia
Penanganan Akibat Trauma Asam/Basa
- Kenali zat kimianya (jenisnya asam atau basa).
- Aliri dengan air bersih pada bagian yang terkena.
- Jika tertelan diirigasi dengan air/minum air sebanyak-banyaknya dan jika masih sadar, bisa dimuntahkan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan (tidak boleh dilakukan jika bahan yang tertelan bersifat korosif atau hydrocarbon).
- Segera rujuk ke dokter/ klinik/ rumah sakit terdekat.
Keracunan Makanan
Penyebab : Makanan terkontaminasi racun/bakteri.
Gejala dan tanda-tanda: a. Timbul beberapa jam s/d > 1 hari. b. Mual – muntah. c. Nyeri perut, kram, diare. d. Sakit kepala, demam. e. Tidak sadar, shock.
Tindakan yang Dilakukan
- Posisikan duduk/berbaring.
- Usahakan muntah (bila sadar) ulangi setelah 15 menit Setelah muntah berikan minum.
- Bawa ke fasilitas kesehatan.
- Bawa sisa makana (sampel), untuk diperiksa.
Resusitasi Jantung dan Paru/Pernapasan Buatan
Kurangnya pernapasan dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 6 (enam) menit dan kerusakan otak dalam 5 (lima) menit, atau kurang dari 5 (lima) menit.
Pernapasan dari Mulut ke Mulut
1. Jika mungkin, baringkanlah penderita. Jika ia berada dalam air atau dalam lingkungan sempit, anda masih dapat memberikan pernapasan dari mulut ke mulut dengan efektif, jika harus/perlu memindahkan penderita, lindungilah leher dan tulang belakangnya.
2. Bangunkanlah, periksalah tingkat kesadarannya.
3. Bukalah saluran pernapasannya dengan mengangkat dagunya (periksalah kalau saluran pernapasannya tersumbat).
4. Lihat, dengarkan, dan rasakan pernapasannya.
5. Jika tidak ada pernapasan, berikan dua pernapasan penyelamatan dengan perlahan-lahan.
6. Periksa denyut nadi selama 5-10 detik.
7. Jika ada denyutnya, teruskan pernapasan penyelamatan. Orang dewasa sebanyak 2 (dua) kali pernapasan. Anak-anak sebanyak 2 (dua) kali pernapasan. Bayi sebanyak 1(satu) kali pernapasan. Tiap kali tiupan napas cukup 1(satu) detik saja.
8. Tutuplah mulut dan hidung bila melakukan pernapasan penyelamatan.
9. Lepaskan mulut dan dengarkan pernapasan yang keluar. Periksalah denyut nadinya.
Resusitasi Jantung dan Paru (RPJ)
Jika tidak ada denyut atau napas, mulailah melakukan resulitasi jantung dan paru-paru jika anda terlatih melakukannya. Untuk satu kali penyelamatan yang dilakukan adalah :
1. Tekan tulang dada 4-5 cm.
2. 30 tekanan dengan kecepatan 80-100x per menit.
3. Dua kali hembusan.
4. Gunakan pangkal telapak tangan untuk melakukan tekanan, dua tangan saling mencengkram. Penekanan di tengah-tengah tulang dada.
Teruskanlah prosedur ini selama 5 (lima) siklus bila satu penolong dan 7-8 siklus bila dua atau lebih penolong hingga penderita mulai bernapas. Jika penderita belum mulai bernapas, dan dokter tidak ada, teruskan prosedur ini selama paling sedikit satu jam. Jika penderita telah dapat bernapas kembali, jagalah agar tetap hangat dan diam. Usahakan pertolongan dokter. Beberapa hal yang harus diingat mengenai pernapasan buatan adalah :
1. Diperlukan bantuan dalam bernapas jika gerakan pernapasan terhenti atau jika bibir, lidah dan kuku jari membiru.
2. Waktu sangatlah penting, kerusakan yang permanen terhadap alat-alat tubuh yang vital dapat terjadi bila pernapasan terhenti selama 4 (empat) menit.
3. Jangan lupa teruskan memberikan pernapasan buatan selama mengangkat penderita ke dokter.
4. Jika ragu-ragu, mulailah pernapasan buatan, tidak ada bahayanya menggunakannya. Bahkan penundaan dapat menyebabkan kematian bagi penderita.
Mengangkat Orang yang Terluka
1. Setelah mendapatkan pertolongan pertama, orang yang terluka parah perlu dibawa ke rumah sakit, dokter, atau rumah mereka.
2. Jika memungkinkan, orang memberi pertolongan pertama harus memastikan bahwa orang itu dibawa sedemikian rupa hingga tidak menimbulkan luka yang parah, rasa sakit, atau ketidaknyamanan.
3. Jangan sekali-kali memindahkan seorang penderita, sebelum anda melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan memastikan bahwa semua luka terlindung. Pindahkanlah penderita yang terluka parah pada posisi berbaring saja.
4. Anda dapat menggunakan berbagai kendaraan pengangkut dalam keadaan darurat, tetapi tandu adalah metode pengangkutan yang disarankan.
5. Membawa dengan “Mengangkat punggung” dan “membawa dengan dua orang”, hanya boleh dilakukan jika anda yakin hal tersebut tidak akan menimbulkan luka yang lebih parah.
Penanganan Shock
Shock adalah suatu keadaan yang memperlihatkan semua kegiatan tubuh mengalami depresi kuat. Kulit menjadi pucat, dingin, dan lembab, dengan butiran-butiran keringat, denyut nadi lemah dan cepat, bernafas tersenggal-senggal. Shock biasanya mengikuti luka yang parah, segera atau beberapa saat kemudian, dan dapat mengakibatkan tidak sadar atau kematian meskipun luka itu sendiri tidak fatal.
Pengobatan shock sebagai berikut:
1. Obati penyebab shock jika mungkin (yaitu pengendalian pendarahan dan sebagainya).
2. Jaga korban agar tetap berbaring dan longgarkan jalan nafas.
3. Jagalah saluran napas tetap terbuka.
4. Jika korban muntah, putarlah kepalanya kesamping dengan leher dibengkokkan untuk mencegah tidak tersedak oleh cairan muntahnya.
PERHATIAN : Berhati-hatilah agar luka pada leher dan tulang belakang tidak bertambah parah.
5. Angkat kedua kaki korban jika tidak ada yang patah, jaga agar kepalanya lebih rendah dari bagian tubuh.
6. Usahakan agar korban tetap hangat jika cuaca dingin atau lembab untuk mencegah hilangnya panas tubuh, tetapi jangan sampai korban kepanasan.
7. Panggil dokter segera.
8. Jika diijinkan dokter berikan cairan air, teh, kopi, dan sebagainya) apabila korban dapat menelan dan bila tampak tidak ada luka di perut.
9. Tenangkan korban.
10.Jangan sekali-kali memberikan minuman yang mengandung alkohol kepada korban.
Bab Xi
B3 Dan Limbah B3
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahhnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Adapun B3 dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan simbolnya yaitu : a. Mudah Meledak b. Pengoksidasi
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan ruang/normal dapat meledak dan menimbulkan kebakaran yang dipicu oleh gesekan dan/atau reaksi kimia. Contohnya adalah TNT (Trinitro Toulena).


Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya dan/atau terlepas di lingkungan. Contohnya adalah Oksigen dan Asam Nitrat (HNO3). c. Mudah Menyala

Simbol ini menunjukkan suatu bahan padatan atau cairan yang dapat menyala pada suhu dan tekanan ruang/normal. Contohnya adalah Solar dan Heksana.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan padatan atau cairan yang bersifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Contohnya adalah dan Heksana.
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan padatan atau cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan dan menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Contohnya adalah IPA (Isopropil Alkohol).

Simbol ini menunjukkan suatu bahan padatan atau cairan yang dapat enyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit. Contohnya adalah Caustic Soda (NaOH).



Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Contohnya adalah CFC (Freon AC).

i. Berbahaya bagi Kesehatan
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan :
• Karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
• Tetragenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio

• Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genetika.

j. Gas Bertekanan
Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.


Limbah B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun.
Limbah B3 dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu :
Limbah B3 kategori 1 (A)
Limbah B3 yang berdampak akut dan langsung terhadap manusia dan dapat dipastikan akan berdampak negative terhadap lingkungan.
Limbah B3 kategori 2 (B)
Limbah B3 yang memiliki efek tunda dan berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan (sub-kronis atau kronis).
Adapun limbah B3 diklasifikasikan menjadi beberapa jenis sesuai dengan simbolnya yaitu : a. Mudah Meledak b. Mudah Menyala c. Reaktif
Limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak, atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi.
Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol dan/atau Limbah berupa padat yang pada temperature dan tekanan normal mudah menyala melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan.
Limbah B3 yang memiliki salah satu atau lebih sifat berikut : d. Infeksius
• Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan atau secara visual adanya gelembung gas, asap dan perubahan warna.
• Limbah yang jika bercampur air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap dan asap.





• Limbah yang mengandung sianida atau sulfide.
Limbah B3 infeksius yaitu limbah medis atau limbah yang berasal dari kegiatan pelayanan kesehatan atau penanganan luka dan/atau penyakit. Contohnya, Limbah Klinik.