7 minute read

Batik Baddei Tradisional Pakandangan Sumenep Mulai Hidup Kembali

Sumenep, Bhirawa

Pembatik Baddai tradisional asal Desa Pakandangan Barat Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep pasca dilanda pandemi mulai beraktifitas. Sedikitnya 60 pembatik yang ada di kampung batik tradisional itu mulai berkarya setelah ada program pembuatan batik Baddai tradisional untuk seragam Aparat Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep.

Advertisement

Salah seorang pembatik, Khotimah (55) mengatakan, sejumlah pembatik sudah lama tidak berkarya karena tidak ada modal. Waktu itu, hasil karya batik Baddai tersebut dijual ke pedagang namun tidak terbayar sesuai jumlah batik yang dihasilkan. Misalnya, terkumpul batik sebanyak 10 potong, namun yang dibayar hanya tiga hingga lima potong saja. Itu berjalan dalam waktu yang lama sehingga modalnya habis. “Tapi, saat ini pembatik tinggal mengambil bahan di koperasi yang dibentuk dan hasil batiknya juga dijual ke koperasi tersebut,” kata Khotimah, Senin (6/3).

Selama aktifitas membatik vakum, perempuan yang sejak remaja menekuni produksi batik itu terpaksa harus mencari biaya hidup ke Malaysia. Sebab, jika hanya mengandalkan penghasilannya dari bertani jagung dan memelihara hewan ternak, dipastikan tidak bisa hidup layak. “Saya dua kali ke Malaysia, setelah aktivitas membatik mulai lancar, saya tidak berangkat lagi ke Malaysia, justeru kebutuhan hidup mulai terpenuhi oleh hasil membatik ini,” ucapnya. Selama ini, setiap pembatik bisa menghasilkan batik baddai sebanyak 10 potong selama satu Minggu. Para pembatik bisa menyetorkan hasil karyanya setiap hari Kamis. Batik Baddai tersebut seharga Rp 135 ribu per potongnya. Hal itu sesuai kesepakatan antara pembatik dengan koperasi. Semua pembatik yang menggarap batik Baddai itu merupakan anggota koperasi yang bersedia mengeluarkan modal tersebut, sementara koperasi menjual batiknya ke ASN dilingkungan Pemkab setempat.

“Bangkitnya batik Baddai ini membuat masyarakat di sini bisa hidup secara ekonomi lebih baik. Tidak hanya bisa menghidupi keluarga sehari-hari, tapi juga bisa menyekolahkan anak,” tegasnya. Pembatik yang lain, Dauli menyampaikan, mayoritas pembatik yang tergabung di koperasi tersebut

Bursa Ekonomi

Pertanian Moderen Harus Didorong

untuk Menciptakan Ketahanan Pangan

Kota Malang, Bhirawa

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, menyampaikan pihaknya akan mendorong pertanian moderen diperkotaan untuk menciptakan ketahanan pangan.

“Pertanian moderen itu, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakan,”ujar Sutiaji, saat membuka pameran Teknologi Pertanian dan Pameran Hasil Pertanian yang di helat bertempat dihalaman tareko atau Mini Blok Office Kota Malang, Senin (6/3) kemarin.

Menurut Sutiaji, berkurangnya lahan pertanian menjadi perumahan dan perkantoran, menuntut masyarakat harus semakin keatif, dalam memanfaatkan lahan.

“Pemkot melalui Dispangtan, melalukan berbagai upaya untuk pemanfaatan lahan. Karena lahan kita semakin lama semakin menyempit, maka pertanian moderen atau urban farming menjadi salah satu solusi,”tukasnya.

Bahkan, hasil -hasil produk urban farming dan persawahan, yang dikelola secara moderan seperti jagung dan sayuran organik maupum non organik, dapat dilihat pada pemeran ketahanan pangan. Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (Dispamgtan) Kota Malang Slamet Husnan mengatakan, bahwa Gelar Teknologi Pertanian dan Pameran Hasil Pertanian memamerkan hasil produk pertanian, peternakan ayam hingga perikanan ikan nila.

Dikatakan Slamet, saat ini tuntutan untuk menghadirkan teknologi pertanian dalam berusaha tani baik itu mengolah lahan, bercocok tanam dan mengolah hasil pertanian dalam rangka pengelolaan pasca panen diperlukan teknologi pertanian agar mberikan nilai manfaat yang panjang.

Hasil pertanian yang dipamerkan ini, lanjut Slamet berasal dari lima kecamatan dengan pendampingan Badan Penyuluh Pertanian (BPP).

Ditambahkan, dia hadirnya teknologi ini untuk mempermudah petani milenial menjadi petani di Kota Malang ditengah lahan pertanian yang sangat terbatas.

Saat ini, kata dia lahan pertanian yang ditanami padi di Kota Malang tinggal 803 HA dan pertahunnya menghasilkan padi 15 ribu ton dan kebutuhan Kota Malang 65 ribu ton, oleh karenanya Pemkot menggandeng bulog untuk memenuhi kebutuhan beras.

Dalam kesempatan tersebut, Dispangtan juga memberikan bantuan alat berupa hand traktor, kulti faktor, pupuk, benih padi dan jaring pelindung padi serta racun tikus.[mut.bb]

KEHILANGAN TULUNGAGUNG

Hilang STNK, AG 3917 RDU, Honda, a/n. Sri yuliani/Wahyudi, Lk 07 Ds/Kec. Ngunut – T.Agung 1196/IMB/BI-III/2023

TUBAN

Hilang BPKB, S-1401-HQ. An.Ratna Nurhidayatiningrum.,Amd.Keb, Ds Margorejo Dsn Gendong RT 001/001, Kec Kerek, Kab Tuban, hp 081332255386 1197/IMB/BI-III/2023

Hilang STNK, S-5088-GE. An.Wahyu Eko Poetro,Jl Siwalan permai 8/20,RT 003/ 007,Ds Kembangbilo, Kec Tuban, Kab Tuban 1198/IMB/BI-III/2023 bisa menghasilkan batik sebanyak 10 potong per orang, jika dalam waktu satu bulan mencapai 40 potong per orang. Sementara, hasil penjualan dari pembuatan batik Baddai itu diperkirakan mencapai

Rp 5,4 juta perbulan per orang. “Tapi masih dipotong modal yang dikeluarkan,” paparnya. Dengan bangkitnya batik Baddai ini warga sangat terbantu secara ekonomi, sebab warga yang berada di dua dusun itu hidupnya bergantung pada bertani jagung dan hewan ternak, sebagian lagi melaut. Untuk proses pembelian hasil batiknya, para pembatik tidak menjualnya langsung ke pemakai, melainkan pada koperasi yang menaunginya. “Kalau ada yang butuh, kami tidak bisa menjual langsung ke konsumen, tapi ke koperasi, jadi konsumen yang membeli ke koperasi,” tukasnya. [Sul.bb]

Bursa Pariwisata Hasilkan Nilai Transaksi Rp2, 4 M, Naik 28,17% Dibanding Tahun 2022.

Pemprov, Bhirawa

Penyelenggaraan Bursa Pariwisata

Provinsi Jawa Timur telah usai digelar selama 3 hari di Grand Atrium Pakuwon Mall Surabaya menghasilkan total transaksi Rp 2.476.989.671.

Dari nilai transaksi tersebut naik 28,17% dibanding tahun 2022.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (Disbudpar Prov Jatim) Hudiyono menyampaikan, hasil transaksi bursa pariwisata 2023 meningkatkan 28,17% dari tahun 2022. Dimana pada tahun 2022 kemarin mencatat pembukan sebesar Rp. 1,9 Milyar dan tahun 2023 mencatatkan pembukuan sebesar Rp. 2,4 Milyar.

“Harapan, kedepan bursa pariwisata akan diikuti lebih banyak lagi peserta sehingga preferensi produk wisata yang ditawarkan masyarakat lebih beraneka ragam. Terselenggaranya bursa pariwisata juga berkat arahan Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa,” kata Hudiyono.

Ia juga memaparkan, dari nilai tran- saksi 2,4 miliar itu didapatkan dari nilai Bussiness to Bussiness (Travex) Rp 1.042.720.000dan Bussiness to Customer pada hari pertama Rp 242.168.501, hari kedua Rp 301.398.070dan hari ketiga Rp 890.203.100. “Jumlah transaksi tersebut nantinya terus akan berkembang, “ kata Hudiyono, Senin (6/3) Ia juga menyampaikan, untuk nominal transaksi terbanyak pertama Travel Agent Yukbanyuwangi, kemudian disusul Surya Hotel & Cottages, Prigen, Desa Wisata Ranupani, Lumajang, Lembah Indah Malang, Kab. Malang, dan Taman Safari Indonesia II Prigen - Baobab Safari Resort. Sementara produk yang terbanyak dijual pertama Surya Hotel & Cottages, Prigen, dilanjutkan Taman Safari Indonesia II Prigen - Baobab Safari Resort, Hawai Group Malang, Desa Wisata Ranupani Lumajang, dan Yukbanyuwangi. Sebagaimana diketahui, selama 3 hari pemyelenggaraam Bursa Pariwsata di Grand Atrium Pakuwon Mall

Surabaya, diperkirakan terdapat sekitar 3.000 an masyarakat berkunjung pada Bursa Pariwisata yang diselenggarakan di Mall terbesar di area Surabaya Barat tersebut. Dalam rangkaian kegiatan bursa pariwisata pada hari pertama telah dilaksanakan table top meeting / Travel Exchange yang dinisiasi oleh Kemenparekraf RI diikuti oleh seluruh peserta seller dengan 20 buyer yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Jogja dan Jawa Tengah. Selanjutnya, pada hari kedua dan ketiga terjadi eskalasi peningkatan kunjungan di stand – stand booth para peserta Bursa Pariwisata, mengingat hari Sabtu – Minggu adalah hari libur, sehingga berdampak pula terhadap jumlah transaksi dalam bursa pariwisata.

Paket yang paling banyak diminati tahun ini adalah voucher hotel dan wahana rekreasi keluarga. Selain dari harga promo yang diberikan menyentuh angka 50%, hal menarik yang menjadi magnet masyarakat adalah give away dan lucky draw yang diberikan oleh para peserta bursa pariwisata kepada masyarakat yang membeli produk dari mereka. Dalam kegiatan pengenalan produk, khususnya desa wisata mulai dilirik juga oleh masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Beberapa desa wisata di wilayah Mojokerto, Kecamatan Trawas seperti Desa Wisata Ketapan Rame, Desa Wisata Kebuntunggul dan Desa Wisata yang berada di dekat kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yakni Desa Wisata Ranupani, hingga yang paling jauh dari Surabaya Desa Bangsring yang memiliki daya tarik rumah apung, snorkeling dan diving banyak pula paket wisatanya yang dibeli oleh masyarakat.

PT Kereta Api Indonesia juga menjadi primadona dalam even bursa pariwisata kemarin. Diskon yang diberikan mencapai 20% sehingga masyarakat tidak menyianyiakan kesempatan tersebut untuk mempersiapkan liburanya. [rac.bb]

Berencana Jadikan Pasar Tugu Percontohan Kawasan Bersih dan Peduli Sampah

Probolinggo, Bhirawa Puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2023, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar Apel dan Sarasehan, di Alun-alun setempat. HPSN yang diperingati pada tanggal 21 Februari, kali ini mengangkat tema ‘Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat’.

Plt. Kepala DLH Rachmadeta Antariksa, Senin (6/3) mengatakan Kota Probolinggo tahun ini mendapat sertifikat Adipura yang ke 16. Kondisi ini juga dialami oleh daerah lain di sekitarnya, yang bahkan ada yang sampai terjun bebas.

“Sedikit menurun. Tapi memang kondisi di seluruh kota pada tahun ini cukup berat. Jadi, dari 38 kabupaten kota, hanya 27 yang mendapat Adipura dan sertifikat. Sepuluh (kota/kabupaten yang mendapat) Adipura, enam belas (kota/kabupaten) yang (mendapat) sertifikat dan satu Adipura Kencana diraih Kota Surabaya,” katanya.

Hal itu, disebabkan karena penghijauannya tidak terkelola dengan baik. Selain itu, di tahun 2025 diharapkan sudah tidak ada lagi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dengan demikian, kelurahan dan kecamatan, diharapkan bisa menjadi tumpuan untuk pengelolaan sampah sehingga Kota Probolinggo turut mendukung tercapainya zero emission untuk Indonesia pada 2050 sebagai upaya membatasi pemanasan global.

“Kami sangat berterimakasih untuk semua stakeholder yang turut mendukung, salah satunya adalah dengan upaya mengurangi penggunaan kantong plastik di pusat perbelanjaan, penerapannya dalam satu sampai dua bulan ke depan,” terangnya.

Giat yang dimulai sekira pukul 6 pagi itu, juga dihadiri kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemkot, lurah, sekolah Adiwiyata, mitra lingkungan hidup, dan perwakilan wiwit agus pribadi/bhirawa pedagang Sabtu Minggu (Tugu). Dengan total sebanyak 190 orang, yang disebar mengikuti giat apel pagi dan edukasi clean up sebanyak 140 orang dan sarasehan sebanyak 50 orang.

Aksi edukasi clean up dan pengumpulan sampah, dilakukan oleh semua perwakilan peserta dengan membawa karung sampah. Dimana dari aksi bersih-bersih sampah dalam waktu 60 menit itu, terkumpul sampah sebanyak 1 kuintal.

Dalam laporannya, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kemitraan

Lingkungan Hidup Neli menyampaikan maksud dan tujuan giat tersebut adalah untuk membiasakan masyarakat agar mulai belajar membawa kantong sendiri yang dapat dipakai berulang kali. Dan, menjadikan Pasar Tugu dalam giat Car Free Day (CFD) di Kota Probolinggo menjadi percontohan. Dimana pedagang dan pengunjungnya bersih dan peduli sampah.

“Sarasehan ini membahas kegiatan evaluasi pekan tanpa kantong plastik, sharing tentang keberhasilan bebas kantong plastik di Surabaya dan Lumajang. Dan bagaimana menjadikan Pasar Tugu atau kegiatan CFD sebagai event percontohan, yang pedagang dan pengunjungnya bersih dan peduli sampah,” jelasnya. Neli menambahkan, serangkaian giat HPSN 2023 telah dilaksanakan sebelumnya. Diantaranya membagikan Surat Edaran (SE) Wali Kota Probolinggo Nomor 660/456/ 425.116/2023 tanggal 3 Februari 2023 tentang Pekan Tanpa Kantong dan Kemasan Plastik, pada pusat perbelanjaan mulai 16-26 Februari lalu.

Kemudian talkshow dalam Suara Kebersihan di Radio Suara Kota FM (22/2), podcast Kecamatan Kanigaran (27/2). Dan puncaknya, yakni Sarasehan Pengurangan Kantong Plastik yang dipandu oleh Moderator Budi Krisyanto dari Paguyuban Peduli Sampah (Papesa).(Wap.bb)

This article is from: