Edisi 30 Agustus 2010 | Balipost.com

Page 1

TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp. 60.000 ECERAN Rp 3.000

Bali Post

SENIN KLIWON, 30 AGUSTUS 2010

20 HALAMAN NOMOR 14 TAHUN KE 63 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Facsimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

Usai Nonton Konser, Warga Dua Banjar di Buleleng Bentrok Puluhan Rumah Rusak, Delapan Orang Luka-luka Singaraja (Bali Post) Kelompok warga dari dua banjar yakni Banjar Kauman dan Banjar Pala di Desa Pengastulan Kecamatan Seririt, Buleleng, terlibat bentrok usai nonton konser musik, Minggu (29/8) dini hari sekitar pukul 01.00 wita. Dalam peristiwa itu, setidaknya 24 rumah rusak, delapan warga terluka dan sebuah sepeda motor juga rusak. Bentrokan diduga berawal dari perkelahian pemuda yang berasal dari dua banjar tersebut di arena konser musik di Lapangan Umum Seririt, Sabtu (28/8) malam. Perkelahian beberapa pemuda itu berhasil diredam oleh aparat polisi dan TNI yang berjaga di lapangan. Namun ketika konser musik itu usai sekitar pukul 01.00 wita bentrokan terjadi lagi dengan melibatkan jumlah warga yang lebih besar. Bentrok kedua itu terjadi ketika rombongan pemuda dari dua banjar itu pulang ke rumah masing-masing. Kedu-

anya ternyata bertemu kembali, sehingga terjadi perkelahian susulan. Mereka terlibat kejarkejaran sampai memasuki wilayah kedua banjar. Celakanya, perkelahian ini meluas sampai melibatkan kelompok warga dengan jumlah yang lebih besar dari kedua banjar tersebut. Di perbatasan kedua banjar, dua kelompok warga itu terlibat aksi saling serang dengan menggunakan batu, botol dan benda-benda keras lain. Akibatnya sejumlah warga terluka dan sejumlah rumah di dua banjar itu juga rusak

terkena lemparan batu. Selain itu, sebuah sepeda motor di tempat kejadian juga tak luput dari aksi perusakan. Untungnya, pasukan Dalmas dan anggota Polres Buleleng yang dipimpin langsung Wakapolres Kompol Dewa Putu Artha dan Kabagops Kompol I.B. Wedana Jati tiba di lokasi kejadian dengan cepat. Kapolres Buleleng AKBP M. Yudi Hartanto dan Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Suhardi juga turut mengendalikan situasi di tempat kejadian. Hal.19 Saling Serang

Bali Post/ole

PENJAGAAN - Batu berserakan di jalan dan petugas dari Polres Buleleng melakukan penjagaan hingga Minggu (29/8) sore kemarin.

MELETUSNYA SINABUNG SABTU, 28 AGUSTUS 2010 Pukul 08.00 WIB hanya terlihat asap putih tipis dengan ketinggian sekitar 200 di atas Gunung Sinabung dan tertutup kabut pada pukul 16.00 WIB. Dari koordinasi itu ditetapkan Gunung Sinabung sebagai gunung bertipe “B” atau tidak memiliki karakter meletus secara magnetik.

JAJAK PENDAPAT

Pukul 19.00-24.00 WIB tidak terpantau adanya asap dari bawah sehingga disimpulkan Gunung Sinabung tidak menunjukkan peningkatan kegiatan.

Koruptor Tidak Perlu Diberi Grasi PEMBERIAN grasi dan remisi kepada tahanan koruptor oleh Presiden memicu polemik. Suara pro dan kontra menjadi wacana media massa belakangan ini. Langkah Presiden ini dinilai telah mencederai kepercayaan dan rasa keadilan rakyat. Langkah ini juga membuktikan ketidakseriusan pemerintah memberantas korupsi. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Bali atas pemberian remisi dan grasi tahun 2010 ini oleh Presiden, Bali Post menggulirkan jajak pendapat di sejumlah kabupaten/kota selama sepekan. Responden dipilih secara acak lalu ditanyai komentar dan persepsi mereka terhadap grasi dan remisi terhadap napi koruptor. Berikut hasilnya. Ketika responden ditanya, menurut Anda apakah tahanan korupsi atau koruptor perlu diberikan pengampunan berupa remisi atau grasi? Sebanyak 77 persen responden mengaku tidak perlu. Bahkan, ada responden yang meminta pemerintah memberikan hukuman seumur hidup kepada koruptor. Mereka menilai para koruptor ini telah menimbulkan kepincangan ekonomi dan menjadi beban bagi negara. Yang lebih ekstrem, ada yang mengusulkan hukuman mati dengan alasan ketika penjara tak membuat mereka jera, maka mereka harus dibuatkan liang kubur agar korupsi bisa ditekan. Hal.19 Keadilan Publik

Menurut Anda, hukuman apa yang layak dijatuhkan bagi koruptor? Hukuman Mati Dikucilkan dan diarak keliling kota Sita seluruh hartanya dan dihukum seumur hidup

Lain-lain

11%

22%

8% 59%

N = 350 grafis/de wiryawan

MINGGU, 29 AGUSTUS 2010 Pukul 00.08 WIB tanpa diduga ada peningkatan kegiatan dan diputuskan untuk dilakukan evakuasi atau pengungsian. Pukul 00.12 WIB terlihat letusan asap dengan ketinggian 1.500 meter serta abu hitam yang disertai lontara lava pijar ke arah barat daya dan selatan serta jatuhan abu halus piroklastik. Letusan utama terjadi sekitar 10-15 menit dan titik api masih terlihat hingga pukul 02.00 WIB pada ketinggian 1.200 dan 1.400 meter. Pukul 02.40 WIB, titik api terlihat padam dan terlihat tumpukan abu putih kotor dengan ketebalan tiga sentimeter di Dusun Simacem, Desa Bekerah yang berlokasi sekitar 4 km dari puncak Gunung Sinabung. Pukul 03.00 WIB cuaca terlihat cerah meski ada asap tipis hingga pukul 06.00 WIB.

Bali Post/ant

JATAH - Para pengungsi meletusnya Gunung Sinabung sedang mendapat jatah makan.

Sinabung Meletus

Lambat Makan, Pengungsi Demo Jakarta (Bali Post) Palang Merah Indonesia (PMI) memperkirakan setidaknya 12.000 warga mengungsi akibat letusan Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara. ‘’Berdasarkan data sementara dari tim Satgana PMI, tercatat ada 12.000 warga dari tiga kecamatan dan 14 desa yang terpaksa mengungsi,’’ kata personeil Satgana PMI Provinsi Sumatera Utara Muhammad Irsal, Minggu (29/8) kemarin. Irsal juga menjelaskan bahwa lokasi di sekitar kaki Gunung Sinabung sekarang sudah steril, lokasi sudah kosong. Seluruh warga sudah mengungsi ke tempat aman. ‘’Warga diungsikan di Pendopo Kabanjahe dan Jamburligit,’’ kata Irsal.

Api mulai membakar hutan di kaki gunung. Tak lama, turun asap tebal, dan membuat jarak pandang hanya lima meter. ‘’Penduduk segera kami bantu evakuasi ke lokasi aman,’’ kata Irsal. Unjuk Rasa Puluhan pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung, Minggu siang kemarin mendatangi rumah dinas bupati di daerah itu. Aksi ini akibat terlambat mendapatkan bantuan makanan berupa nasi bungkus. ‘’Pemerintah di Kabupaten Karo kelihatannya kurang peduli terhadap nasib pengungsi,’’ kata salah seorang pengungsi warga Desa Guru Kinayan, Jumadi Sembiring (73).

Oleh karena itu, katanya, pengungsi yang tinggal di Jambur Lige Jalan Meriam Ginting terpaksa mendatangi rumah dinas bupati untuk mempertanyakan bantuan tersebut. Bantuan yang dituntut oleh warga yang ditimpa musibah itu adalah makan siang yang belum juga diberikan pemerintah di daerah setempat. Padahal, para pengungsi tersebut sejak Minggu pukul 02.00 WIB sudah menempati Jambur Lige. ‘’Hati siapa yang tidak sedih, melihat pegungsi itu belum juga diperhatikan atau dikirimi makanan. Ini benar-benar keterlaluan dan tidak menghargai pengungsi,’’ kata Jumadi. Ia mengatakan, makanan kemudian diberikan setelah protes itu dilakukan. (ant)

Soal Konflik dengan Malaysia

Tak Hanya Bersurat, SBY Harus Lebih Tegas Lagi

Tangkap Penjahat, Polisi Ditabrak

BERBAGAI langkah telah dilakukan pemeritah terkait dengan memanasnya hubungan dengan Malaysia. Namun, langkah pemerintah yang telah mengirim surat protes belum dianggap cukup. Ketua Umum Partai Hanura Wiranto meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersikap lebih tegas lagi terhadap pemerintah Malaysia. ‘’Pengiriman surat protes tidak cukup. Kami minta pemerintah lebih tegas lagi terhadap Malaysia,’’ kata mantan Panglima TNI itu, Minggu (29/ 8) malam kemarin. Ia menganggap perlakuan Malaysia terhadap Indonesia akhir-akhir ini sudah tidak mencerminkan hubungan yang baik antarkedua negara bertetangga itu.

Musi Rawas (Bali Post) Dua orang anggota Polres Musi Rawas, Sumatera Selatan, yang hilang terseret arus Sungai Rawas ditemukan tewas setelah perahu yang ditumpangi ditabrak pelaku kejahatan yang akan mereka tangkap. Kedua orang anggota polisi yang sebelumnya hilang dan akhirnya ditemukan tewas yakni Briptu Andi Samudra dan Aipda Imanuel Bambang. ‘’Mereka bertugas di Polsek Rawas Ilir,’’ kata Kasat Reskrim Polres Musi Rawas AKP Maruly Pardede, Minggu (29/8) kemarin. Jenazah Briptu Andi Samudara ditemukan petugas pada Sabtu (28/8) malam dan dimakamkan di tempat keluarganya di Kota Palembang, sedangkan Aipda Imanuel Bambang ditemukan Minggu pagi kemarin dan jenazahnya dimakamkan di Kota Lubuklinggau yang dilepas oleh Kapolres AKBP Musi Rawas Imam Syachroni. ‘’Keduanya meninggal setelah perahu yang mereka tumpangi terbalik akibat ditabrak kawanan penjahat yang akan mereka tangkap saat berada di Sungai Rawas Desa Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir,’’ katanya. Kejadian ini bermula berkat laporan masyarakat yang menyebutkan adanya kelompok pelaku kejahatan yang biasa beroperasi lintas wilayah dengan menggunakan perahu mesin akan lewat di Sungai Rawas. Hal.19 Dua Perahu

Wiranto merasa yakin pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden SBY mampu mengatasi arogansi Malaysia. ‘’Kalau tidak segera diselesaikan, amuk massa di tingkatan bawah makin kencang. Semua itu terjadi akibat efek domino atas lambannya sikap pemerintah Indonesia terhadap Malaysia,’’ katanya. Anggota DPR-RI Siswono Yudhohusodo menyatakan pemerintah Indonesia harus segera menyelesaikan permasalahan tapal batas dengan Malaysia agar tidak terjadi konflik terus-menerus. Siswono menyayangkan sikap pemerintah yang melepas pelaku pencuri ikan dan ditukar dengan tiga orang petugas dari Kementerian Kelautan dan

Perikanan yang ditangkap Malaysia. ‘’Seharusnya mereka memberi perlawanan karena gugur lebih terhormat,’’ ujarnya. Untuk itu, seharusnya pemerintah aktif melakukan negosiasi yang dinamis dengan negara jiran tersebut, agar penyelesaian tapal batas bisa tuntas. ‘’Perlu negosiasi yang dinamis dengan Malaysia,’’ ujarnya. Sementara itu, Komisi I DPR-RI akan bertemu Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto untuk membahas masalah dilepasnya tujuh nelayan Malaysia itu. ‘’Komisi I DPR telah melayangkan surat kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan

Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto untuk meminta penjelasan terkait dengan pelepasan nelayan Malaysia yang lebih dulu dilepaskan dibanding petugas KKP yang ditahan Polisi Diraja Malaysia,’’ kata anggota Komisi I DPR-RI Fayakhun Andriadi, Minggu kemarin. ‘’Dalam surat itu, Komisi I DPR-RI minta Djoko Suyanto datang (ke DPR) pada hari Senin (30/8),’’ kata Fayakhun. Menurutnya, DPR memberi perhatian terhadap adanya perbedaan waktu pelepasan tujuh nelayan Malaysia dengan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurutnya, instansi yang berwenang dalam kasus penahanan tiga petugas KKP dan

pelanggaran wilayah Indonesia saling lempar tanggung jawab. ‘’Sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto perlu menjelaskan hal tersebut,’’ kata Fayakhun. Sementara itu, Menko Polhukam Djoko Suyanto belum menanggapi adanya surat dari Komisi I tersebut. ‘’KKP, ya... menterinya dong... Masak aku... gimana sih? Apa hubungannya dengan aku? KKP yang urus itu...,’’ kata Djoko melalui pesan singkatnya. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, dirinya tidak mengetahui adanya perbedaan waktu terkait dengan pelepasan tujuh nelayan Malaysia dengan tiga petugas KKP. (ant)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.