Edisi Minggu 03 Juni 2018 | balipost.com

Page 1

12 HALAMAN

NOMOR 270 TAHUN KE 70

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost

Minggu wage, 3 juni 2018

Pengemban Pengamal Pancasila Rusia vs Arab Saudi 14 Juni - 22.00 WIB

GRUP A

Mesir vs Uruguay 15 Juni - 19.00 WIB Rusia vs Mesir 20 Juni - 01.00 WIB

RUSIA ARAB SAUDI

Uruguay - Arab Saudi 20 Juni - 22.00 WIB

MESIR

Uruguay - Rusia 25 Juni - 21.00 WIB

URUGUAY

Arab Saudi vs Mesir 25 Juni - 21.00 WIB

@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 ,233801Faksimile: 227418

Piala Dunia 2018

Tuan Rumah Pasti Ngotot Menang Moskow – Sejak pecah dari Uni Soviet pada tahun 1991, Rusia tidak pernah mampu melewati babak penyisihan grup Piala Dunia. Bahkan, pada Piala Dunia 1998 di Prancis, 2006 di Jerman, dan 2010 di Afrika Selatan, tim berjuluk Sbornaya ini gagal lolos ke putaran final. Kini, saat jadi tuan rumah Piala Dunia 2018, tim Beruang Merah mematok target lolos ke perempatfinal untuk pertama kalinya sejak 1994. Mereka ngotot menang guna memenuhi ambisinya menembus semifinal. Dari segi peringkat, Timnas Rusia adalah tim paling rendah dibandingkan 31 peserta lainnya. Rusia saat ini menempati peringkat ke-63 dunia. Dari segi prestasi, tim Beruang Merah belum teruji. Skuad

Stanislav Cherchesov lolos langsung ke putaran final, tanpa harus melewati babak kualifikasi. Penampilan Rusia hanya bisa dilihat dari hasil pertandingan persahabatan. Mereka tidak mampu meraih satu kemenangan pun dalam empat laga terakhir. Sbornaya dikalahkan Prancis 1-3, 27 Maret. Kemudian, takluk 0-3 dari Brasil, 23 Maret. Bermain imbang 3-3 melawan Spanyol, 14 November. Selanjutnya, dikalahkan Argentina 0-1, 11 November. Melihat penampilan tersebut, sebagian besar suporter Rusia merasa pesimistis tim kesayangannya bakal mampu bersaing dengan tim-tim top dunia lainnya. Hal. 11 Opini Publik

Densus Tangkap Terduga Teroris di Universitas Riau Pekanbaru (Bali Post) -

Paham radikalisme terbukti sudah masuk ke dunia kampus. Densus 88 menangkap sejumlah orang yang diduga terkait jaringan teroris di kampus Universitas Riau. Belum diketahui berapa orang yang diamankan apakah mahasiswa atau masyarakat umum. Sementara sumber lain menyebut hanya terjadi penggeledahan.

BPM/ant

PENGGELEDAHAN - Densus 88 membawa barang mencurigakan usai menggeledah kampus Universitas Riau, Sabtu (2/6) kemarin.

Rektor Unri Rapat Mendadak

Pekanbaru (Bali Post) Pihak Universitas Riau (Unri) berjanji akan segera melakukan konferensi pers kepada rekan media pascapenggeledahan yang dilakukan Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri di salah satu gedung di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Unri, Kota Pekanbaru, Sabtu (2/6) kemarin. “Saya lagi briefing, rapat sebentar yah di Rektorat. Nanti kita adakan konferensi pers. Nanti kami kabari (wartawan),” ujar Rektor Universitas Riau Prof. Dr. Ir. H. Aras Mulyadi, DEA, saat dikonfirmasi, Sabtu kemarin.

Pertemuan yang digelar pihak Rektorat masih berlangsung hingga berita ini diturunkan. Sementara Pembantu Dekan III FISIP Unri Suyanto ketika dihubungi juga mengatakan hal yang sama, keterangan resmi akan disampaikan langsung oleh Rektor UR.(ant)

“Ya, ada dugaan jaringan terduga teroris di sana (kampus Universitas Riau). Densus lagi melakukan penggeledahan di kampus itu,” kata Kapolda Riau, Irjen Nandang, kepada pers Sabtu (2/6) kemarin. Nandang menyebutkan penggeledahan dilakukan Densus 88 sejak siang tadi. “Kita, Polda Riau, sifatnya hanya membantu. Penanganan masalah ini langsung Densus,” kata Nandang. Dia belum bisa menjelaskan secara terperinci berapa orang yang diamankan di kampus Universitas Riau di Jl. Soebrantas, Kecamatan Tampan, Pekanbaru itu. Tapi Nandang menyebutkan Densus bekerja tentunya karena ada indikasi yang kuat soal jaringan teroris.

“Densus menggerebek ke lokasi tentunya karena ada informasi yang cukup kuat,” kata Nandang. Apakah yang ditangkap Densus ini status mahasiswa atau dosen, lagi-lagi Nandang belum bersedia menjelaskan. “Densus masih bekerja di lokasi sekarang ini. Belum tahu saya siapa-siapa yang diamankan,” ujar Nandang. Gelanggang Mahasiswa Awalnya, tim Densus 88 bersama di tim Gegana Brimob Polda Riau menggeledah gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Universitas Riau (Unri) di Pekanbaru. Penggeledahan tersebut berkaitan dengan dugaan adanya jaringan teroris. Tim Brimob Polda Riau dibantu personel Polresta

Pekanbaru menggeledah gedung Gelanggang Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unri, Jl. Soebrantas, Kecamatan Panam, Pekanbaru. Tim Polri tampak keluar-masuk ke gedung Gelanggang mahasiswa tersebut. Kehadiran tim Polri ke Kampus tersebut menyedot perhatian mahasiswa. Kendaraan Barracuda berjejer di dalam kampus FISIP Unri. Garis polisi dipasang di sekitar Gelanggang Mahasiswa. Tim Gegana Brigade Mobil Polda Riau menyita sejumlah barang dari penggeledahan yang dilakukan di salah satu gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau. Hal. 11 Tiga Kantong Plastik

Bias Calonarang

Dari Magis Menjadi ’’Bebanyolan’’ Calonarang di Bali adalah cerita dari Jawa yang sudah mengalami sejumlah tambahan seni dan tatwa di Bali. Namun saying, dalam perkembangannya pementasan calonarang dan panyalonarangan mulai bergeser dari dominan unsur magis alias serem menjadi kocak karena menonjolkan bebanyolan.

BPM/wan

BANGKE - Bangke matah dan ngundang leak saat calonarang.

”Ngundang Leak” Benarkah Caranya?

PEMENTASAN calonarang identik dengan adanya barong dan rangda yang melambangkan rwa bhineda (baik dan buruk) dalam kehidupan. Ketika dua unsur itu masih ada, maka calonarang akan tetap eksis di Bali. Dikarenakan ada tradisi nyolahan (menarikan) Ida Batara berupa barong dan rangda tersebut. Di samping itu, juga ada beberapa tarian pendukung pementasan calonarang. Namun, yang membuat pementasan calonarang menjadi daya tarik bagi masyarakat, yaitu adanya juru undang yang bertugas mengundang dan menantang orang yang melaksanakan aji ugig (ilmu hitam). Juru undang ini biasanya berbarengan dengan keluarnya watangan matah. Ahli Teologi Dr. Komang Indra Wirawan, S.Sn., M.,Fill.H., yang sering berperan sebagai juru undang leak mengaku mempunyai tantangan tersendiri. Ia pernah merasakan adanya gangguan sekala dan niskala ketika mengundang tokoh leak untuk diajak beradu kawisesan, sekaligus agar mengacaukan prosesi calonarang. Gangguan seperti itu sangat wajar, karena dilaksanakan di pemakaman atau setra. Ketua Yayasan Gases Bali ini mengaku harus ada kesiapan secara jasmani dan rohani, serta mempunyai pengetauan dasar tentang budaya yang luas dan multitalenta dalam penokohannya. Komang Gases juga menjelaskan bahwa ketika tahun 1980, pementasan calonarang dilakukan dengan baik dan benar, sesuai pakem yang berlaku. Hal. 11 ”Mawinten”

HAL ini menjadi materi yang dibahas menarik pada pamentasan dan seminar Calonarang Jangkep yang digelar Minggu (14/5) malam lalu. Pementasan ini tergolong unik karena selain menyajikan pementasan calonarang lengkap dengan watangan-nya, pergelaran tersebut juga diisi dengan pemaparan soal calonarang. Tak hanya menonjolkan watangan yang dikubur atau dibakar, pementasan calonarang yang digelar di Panggung Terbuka Timur, Art Center ini justru menyuguhkan informasi pembinaan umat Hindu melalui pergelaran seni budaya. Tampil sebagai narasumber budayawan, Dr. Komang Indra Wirawan, S.Sn., M.,Fill.H. alias Komang Gases, sastrawan budayawan Prof. Dr. Drs. I Nyoman Suarka, M.Hum., Prof. Dr. I Wayan Dibia, S.ST., MA., selaku bu-

dayawan, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ., sebagai psikiater, dan Nyoman Geguh sebagai praktisi. Komang Gases mengakui, masyarakat masih banyak yang salah kaprah dalam menggelar pementasan calonarang. Bahkan, calonarang yang dipentaskan melenceng dari pakem calonarang yang sesungguhnya. Sehingga banyak yang mengalami kerauhan dan sangat sulit dibedakan antara kerauhan, kerangsukan, dan kesurupan. Inti dari calonarang, kata dia, adalah menghadirkan, persatuan dan pelepasan. Meskipun pementasan calonarang bersifat magis yang menakutkan, namun saat ini sangat diminati oleh masyarakat Bali. Hal. 11 Kontestasi

SALAH satu tema menarik yang dipaparkan oleh ahli kejiwaan, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ., pada seminar kolaborasi kerauhan pementasan calonarang jangkep yakni mengenai kerauhan dari sisi kedokteran. Menurutnya, kerasukan merupakan tradisi budaya Bali, namun seiring perkembangan zaman, kerauhan banyak yang melenceng dari tradisi budaya Bali yang sesungguh-

nya, sehingga sulit dibedakan antara kerauhan, kerasukan, dan kesurupan. Dalam dunia medis yang telah diteliti sejak 1939, kerauhan dikenal dengan istilah trance. “Kerauhan itu bukan gila. Memang secara medis fungsi otaknya berubah, berubahnya bagaimana? Ketika dia kerasukan otaknya hanya berfungsi beberapa persen saja,” ujar Wiguna. Hal. 11 Segi Spiritual

’’Kerauhan’’ dari Segi Medis dan Magis

BPM/wan

KERAUHAN - Pepatih kerauhan saat pementasan calonarang.

Tektekan Calonarang Desa Penarukan

Hanya Dipentaskan Saat ‘’Pujawali’’ Pura Dalem dan Puseh Bagi warga Kabupaten Tabanan tentunya sudah tidak asing lagi dengan kesenian tektekan. Salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Kecamatan Kerambitan belakangan ini kerap ditampilkan dalam kegiatan pesta rakyat seperti Festival Kerambitan yang kerap digelar tiap tahun.

TEKTEKAN sendiri berasal dari alat musik sederhana yang terbuat dari batang bambu, dipadukan dengan sejumlah alat musik tradisional lainnya, namun mampu menyuguhkan pementasan seni yang indah, sebuah budaya luhur yang berkembang dengan baik dan masih terjaga lestari sampai sekarang ini. Sejarah awal tektekan pada khususnya berfungsi untuk mengusir bhuta kala saat masyarakat merasakan desa sedang dilanda wabah (grubug, red) dan juga pada hari Pangrupukan atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Namun, seiring perkembangan zaman yang semakin menonjolkan kreativitas untuk berkesenian, perlahan gamelan

tektekan itu menjadi berbeda fungsi atau kegunaannya bertambah. Tektekan yang awalnya sebagai penetralisir grubug, kini menjadi gamelan iringan drama seni teatrikal yang terkenal dengan sebutan Tektekan Calonarang. Di salah satu desa di Kecamatan Kerambitan yakni Desa Penarukan, untuk tradisi Tektekan Calonarang ditampilkan saat piodalan di Pura Dalem dan di Pura Kahyangan Puseh. Tidak hanya itu, pementasan tektekan juga bisa dipakai untuk membayar kaul masyarakat. “Calonarang Tektekan bedanya tidak menggunakan watangan atau bangkai matah, tetapi lebih menceritakan tentang kemarahan Dirah atau ibu dari

Ratna Manggali yang melihat anaknya diperlakukan tidak baik, yang akhirnya mengeluarkan kesaktian dan menyebarkan wabah penyakit, hingga akhirnya bisa dinetralisir dengan suara tektekan,” ucap Perbekel Desa Penarukan I Putu Rai Suteja, belum lama ini. Untuk Tektekan Calonarang yang ditampilkan tiap pujawali Pura Dalem dan Pura Kahyangan Puseh berdurasi satu jam. Dikatakannya, tahun 1967, wilayah Kecamatan Kerambitan diserang wabah penyakit sehingga masyarakat memiliki inisiatif membunyikan alat seadanya baik itu kentongan maupun bambu (pengrebegan). Hal. 11 Dibuat Seni

BPM/bit

TRADISI - Kesenian tektekan yang masih menjadi tradisi di Kerambitan, Tabanan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.