
14 minute read
URAIAN MATERI KULIT
Tahukah Kamu…
Berat kulit adalah sekitar 15-20% dari berat total tubuh kita Apabila direntangkan, luas kulit dapat mencapai 1,7 sampai 1,9 m2 pada orang dewasa.
Advertisement
Kulit (Integumen) menjadi organ terbesar dan terluas yang ada pada tubuh manusia. Selain menjadi organ yang terluas dan terbesar, kulit juga termasuk organ yang memiliki beberapa fungsi atau tugas yang dilakukan bagi tubuh manusia (Mescher, 2010). Sebagai organ sistem ekskresi, kulit berfungsi untuk mengeluarkan keringat yang mengandung urea, air, dan garamgaram mineral sebagai bentuk regulasi suhu tubuh yang berkaitan dengan sistem koordinasi manusia (sistem saraf) dikarenakan kulit juga mengandung pembuluh darah.
Struktur Kulit
Struktur kulit terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis (Gambar 12) yang tersusun dari jaringan-jaringan epitel serta lapisan dermis (Gambar 12) yang tersusun atas jaringan ikat tidak beraturan dan merupakan tempat bagi rambut dan kelenjar-kelenjar kulit (Soewolo, dkk., 2005). Lapisan epidermis dan dermis berlekatan sangat erat. Terdapat lapisan hipodermis (subcutaneous layer) di bawah lapisan dermis yang tersusun atas jaringanjaringan adiposa (lemak) yang berperan dalam melekatkan kulit dengan bagian tubuh yang lebih dalam, misalnya dengan otot (Gambar 12).
Lapisan epidermis terdiri atas jaringan epitel pipih yang berlapis-lapis. Lapisan ini juga mengandung sel-sel pigmen yang memberikan warna pada kulit sekaligus melindungi kulit dari kerusakan akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama (Soewolo, dkk., 2005). Lapisan epidermis tersusun dari beberapa lapisan sebagai berikut (Mescher, 2010).
1. Stratum Korneum (Gambar 13) merupakan lapisan terluar yang ditandai dengan selsel penyusunnya telah mengalami keratinisasi (penandukan), dimana sel-sel menjadi lebih keras dan bersifat tahan air sehingga berperan layaknya “mantel” tubuh yang alami. Lapisan ini terus mengalami gesekan dan mengelupas, namun akan selalu digantikan oleh lapisan yang lebih dalam yang bergerak ke atas.
2. Stratum Lusidum (Gambar 13) merupakan lapisan tepat dibawah stratum korneum, dimana lapisan ini hanya ditemukan pada bagian kulit yang tebal dan tidak berambut
3. Stratum Granulosum (Gambar 13) merupakan lapisan dengan 3-5 lapis sel pipih berbentuk poligonal yang mengandung molekul-molekul bakal keratin yaitu keratohialin. Beberapa sel sudah mulai “mati” dan mengalami proses keratinisasi pada lapisan ini.
Tahukah Kamu…
Sel-sel melanosit menghasilkan pigmen coklat tua bernama Melanin, dimana saat kulit terkena sinar matahari langsung, maka produksi melanin akan meningkat.
4. Stratum Malphigi (Gambar 13) yang terdiri atas stratum spinosum dan stratum germinatium/ stratum basal. Stratum Spinosum terdiri atas sel-sel berbentuk kubus, polygonal, dan gelendong yang belekatan untuk mendukung fungsinya saat menahan gesekan/ dorongan/ tekanan dari luar tubuh. Sementara itu, Stratum Germinativum/ Stratum Basal terdiri atas sel-sel aktif dan konstan melakukan pembelahan mitosis sehingga menghasilkan banyak sel-sel baru setiap hari. Sel-sel tersebut akhirnya menumpuk dan mendesak lapisan di atasnya. Selain itu, pada lapisan ini juga terdapat sel-sel melanosit (Gambar 13) berisikan melanin berupa pigmen warna yang memberikan warna pada kulit.
Scan QR Code berikut ini agar kalian dapat melihat lapisan epidermis di bawah mikroskop dengan lebih jelas!

Gambar 13 Struktur Penyusun Lapisan Epidermis Sumber : Mescher (2010)

Lapisan dermis terdiri atas jaringan pengikat yang menyokong lapisan epidermis dan melekat dengan lapisan dibawahnya, yaitu lapisan hipodermis (Mescher, 2010). Ketebalan lapisan dermis bervariasi dan tidak merata layaknya lapisan epidermis. Lapisan ini dibangun oleh dua lapisan, yaitu stratum papilar dan stratum retikular. Stratum papilar merupakan lapisan dermis yang paling atas yang membentuk penonjolan menjorok ke arah lapisan epidermis (Soewolo, dkk., 2005). Lapisan papilar juga mengandung banyak jaringan kapiler yang menyediakan nutrisi untuk lapisan epidermis dan membuat panas dapat merambat ke permukaan kulit. Stratum retikular merupakan lapisan dermis yang lebih dalam dan mengandung banyak pembuluh darah yang berperan melakukan proses regulasi suhu tubuh, beberapa kelenjar kulit seperti kelenjar keringat dan kelenjar minyak, rambut, dan reseptorreseptor indera beserta serabut-serabut saraf (Mescher, 2010).
Terdapat dua kelenjar yang ada pada kulit, yaitu kelenjar minyak atau kelenjar sebasea (oil glands) dan kelenjar keringat (sweat glands). Kelenjar minyak ada di sekitar akar rambut yang berfungsi untuk meminyaki rambut agar rambut tetap kuat serta memelihara kulit tetap halus dan lembab berkat sebum yang dikeluarkan (Soewolo, dkk., 2005). Berbeda dengan kelenjar minyak, kelenjar keringat merupakan kelenjar yang tersebar banyak sekali di dalam kulit karena berkaitan dengan proses regulasi suhu tubuh dan proses pengeluaran keringat pada sistem ekskresi melalui pori-pori yang tersebar luas di permukaan kulit (Mescher, 2010). Kelenjar keringat merupakan alat ekskresi yang ada pada kulit (Soewolo, dkk., 2005). Proses ekskresinya dikeluarkan melalui pori-pori yang tersebar di seluruh permukaan kulit. Terdapat dua jenis kelenjar keringat di dalam kulit manusia, yaitu kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat apokrin
1. Kelenjar keringat ekrin (eccrine sweat glands) (Gambar 14) ialah kelenjar keringat yang terletak secara luas hampir di seluruh permukaan kulit (Mescher, 2016). Kelenjar ini menghasilkan keringat jernih yang mengandung air, garam-garam seperti NaCl, dan beberapa zat lainnya seperti urea. Kelenjar ini akan membuang sejumlah kecil sisa-sisa metabolisme dan garam berlebih melalui keringat yang keluar dari dalamkulit.
2. Kelenjar keringat apokrin (apocrine sweat glands) (Gambar 14) ialah kelenjar keringat yang mayoritas hanya dapat ditemukan di bagian ketiak dan daerah genital tubuh manusia (Soewolo, dkk., 2005). Kelenjar ini juga menghasilkan keringat dengan kandungan yang sama namun terdapat kandungan protein dikarenakan saluran kelenjar ini yang tidak langsung keluar tubuh namun bermuara ke arah folikel rambut (Gambar 14). Zat protein tersebut awalnya tidak berbau. Bau muncul setelah adanya aktivitas bakteri atau mikroorganisme di dalamnya, sehingga menjadi medium ideal untuk hidupnya bakteri atau mikroorganisme lainnya di dalam kulit (Mescher, 2016).

Untuk lebih memahami uraian materi di atas serta menambah pengetahuan kalian, simak video di bawah ini ya… https://www.youtube.com/watch?v=OxPlCkTKhzY

Mekanisme Pengeluaran Keringat
Proses ekskresi yang terjadi pada kulit berupa pengeluaran keringat sebenarnya merupakan proses regulasi suhu tubuh yang bekerja dibawah kendali sistem saraf. Pada dasarnya, saat tubuh dan suhu lingkungan di luar tubuh meningkat, laju produksi keringat akan meningkat dan kemudian akan keluar dan diuapkan oleh panas tubuh atau panas yang diterima oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan suhu. Sebaliknya, disaat suhu lingkungan di luar tubuh menurun, maka tubuh akan merespon dengan mengatur penurunan kehilangan panas, sehingga suhu di dalam tubuh tetap terjaga (Soewolo, dkk., 2005). Keringat sendiri berasal dari proses penyerapan beberapa zat, seperti air dan ion-ion berupa sodium (Na+), klorida (Cl-), dan potassium (K+). Zat-zat tersebut merupakan zat-zat sisa metabolisme yang semula berada di dalam pembuluh darah. Baik di dalam kelenjar keringat ekrin maupun apokrin terjadi proses yang sama, hanya saja keringat yang dihasilkan pada kelenjar keringat apokrin mengandung protein dan asam lemak yang menyebabkan keringat menjadi lebih pekat dan berwarna agak kekuningan (Silverthorn, dkk., 2010).
Saat suhu tubuh kita meningkat (lebih dari 37°C), perubahan suhu tersebut akan direspon oleh reseptor perubahan suhu (termoreseptor) yang ada di otak, tepatnya di hipotalamus. Hal tersebut akan membuat dikirimkannya sinyal kepada sistem saraf pada kulit agar membuat pembuluh darah yang mengalir di bawah kulit mengalami vasodilatasi (pelebaran) sehingga semakin banyak darah berhawa panas yang mengalir. Pada saat yang sama, sinyal juga dikirimkan kepada kelenjar keringat untuk dapat mengeluarkan keringat ke permukaan kulit. Alhasil keringat dapat diuapkan dengan panas dari darah yang mengalir sehingga suhu tubuh akan turun menjadi suhu normal sekitar 37°C. Proses yang sama juga terjadi pada saat suhu di luar tubuh meningkat/ memanas, hanya saja perbedaannya terletak pada perubahan suhu tersebut direspon oleh termoreseptor pada kulit manusia (Soewolo, dkk., 2005). Saat suhu tubuh menurun/ berada di lingkungan yang suhunya dingin, maka tubuh akan berusaha untuk mengurangi kehilangan panas dari dalam tubuh. Pengurangan kehilangan panas dilakukan dengan mengirimkan sinyal kepada sistem saraf yang ada pada kulit untuk membuat pembuluh darah yang ada pada kulit mengalami vasokonstriksi yang membuat aliran darah ke pembuluh darah di bawah kulit berkurang dan disaat yang sama kelenjar keringat menerima sinyal untuk berhenti mengeluarkan keringat (Soewolo, dkk., 2005)
Gangguan/ Kelainan pada Kulit
Kulit juga seringkali mengalami gangguan Beberapa gangguan tersebut berkaitan dengan adanya kelainan struktur kulit. Terdapat dua gangguan pada kulit yang akan dijelaskan lebih lanjut yaitu jerawat dan biang keringat
Tahukah Kamu…
1. Jerawat (Acne)
Jerawat menjadi permasalahan yang sebagian besar orang pernah mengalaminya. Penumpukan kotoran dan sel-sel kulit mati dikarenakan kurangnya perawatan akan membuat saluran kelenjar minyak tersumbat sehingga mudah terkena infeksi bakteri Propionibacterium acnes sehingga jerawat dapat muncul (Wardani, 2020). Perlakuan pada jerawat yang kurang baik seperti memencet dan memijat dengan benda-benda yang tidak steril justru akan membuat jerawat semakin meradang, membesar, dan terasa sedikit nyeri sehingga tidak jarang memunculkan bekas atau yang biasa dikenal dengan bopeng (scar). Beberapa penanganan dan pengobatan yang dilakukan untuk meredakan jerawat ialah rutin membersihkan kulit yang berjerawat, pemberian beberapa obat seperti antibiotik dan salicylic acid, dan tindakan penanganan lainnya seperti laser dan subsisi minor apabila diperlukan (Suva, dkk., 2014).
Jerawat banyak muncul pada usia remaja sebab terjadi perubahan hormonal dan fisik. Selain itu, perempuan lebih beresiko untuk berjerawat dibanding laki-laki.
Untuk lebih memahami uraian materi di atas serta menambah pengetahuan kalian, simak video di bawah ini ya… https://www.youtube.com/watch?v=ys_R4KZYj24

2. Biang Keringat (Miliaria)

Biang keringat atau “keringet buntet” ialah salah satu gangguan pada kulit karena kelainan pada struktur kulit, yaitu tersumbatnya saluran pengeluaran keringat (Gambar 15). Alhasil, keringat yang seharusnya keluar dari dalam kulit akan terjebak dan menimbulkan benjolan kecil dengan ruam berwarna merah (Gambar 15). Biang keringat merupakan hal yang lumrah terjadi pada kulit, khususnya pada kelenjar keringat ekrin. Kelenjar keringat ini tersebar meluas hampir di seluruh tubuh (Nagpal, dkk., 2017). Tersumbatnya saluran pengeluaran keringat dapat disebabkan oleh tumpukan sel-sel kulit mati ataupun aktifitas bakteri seperti Staphylococcus epidermidis yang juga menjadi penyebab munculnya jerawat pada kulit.
Mayoritas biang keringat dialami oleh bayi dan balita dikarenakan pada usia tersebut kelenjar minyak ekrin yang dimiliki masih belum relatif matang (Setyowati & Kusumastuti, 2019). Beberapa penanganan dan pengobatan biang keringat bervariasi, seperti mengenakan pakaian yang berbahan kain yang mudah menyerap keringat (contohnya katun), menggunakan masker dengan bahan-bahan herbal dan tradisional, serta mengkonsumsi obat-obatan dan mengoleskan krim tertentu sesuai dengan prosedur medis
PARU-PARU
Selain menjadi organ vital dalam sistem respirasi manusia, paru-paru juga merupakan salah satu organ sistem ekskresi manusia dikarenakan paru-paru juga mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme berupa CO2 dan uap air saat manusia melakukan ekspirasi. Pembahasan terkait paru-paru sebagai organ sistem ekskresi akan difokuskan pada proses respirasi eksternal, yakni pertukaran gas pernapasan antara dinding alveolus dengan kapiler darah (Sherwood, 2012).


Struktur Paru – Paru
Manusia memiliki paru-paru yang berongga dan terdiri atas beberapa lobus. Manusia memiliki 3 lobus paru di sebelah kanan dan 2 lobus di sebelah kiri. Pada bagian luar paru-paru diselimuti oleh selaput tipis bernama pleura yang terdiri atas dua lapisan, yaitu pleura parietal dan pleura visceral (Gambar 16). Bagian dalam paru-paru manusia kita dapat menemukan bronkus intrapulmonalis (bagian bronkus yang berada dalam paru-paru), bronkiolus, saluran alveolus, kantong alveolus, dan alveolus (Gambar 17).
Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus. Struktur bronkiolus sangat berbeda dengan bronkus karena tidak ada lagi tulang rawan yang memperkuat dinding saluran bronkiolus, melainkan hanya ada lapisan epitel dan otot-otot yang tersusun secara melingkar. Bronkiolus juga terus bercabang-cabang hingga akhirnya membentuk bronkiolus terminal dan bronkiolus pernapasan (respiratory bronchiole) sebelum akhirnya bercabang dan membentuk saluran (ductus) alveolus.
Alveolus merupakan unit paru-paru yang paling kecil dengan bentuk seperti cawan dengan struktur tersusun atas lapisan epitel pipih selapis, sedangkan kantong alveolus ialah bentukan beberapa alveolus yang bergabung menjadi satu menyerupai buah anggur (Gambar 17). Struktur ini memberikan manfaat berupa permukaan yang luas saat proses difusi gas-gas pernapasan berlangsung. Dinding alveolus selain tersusun atas lapiran epitel pipih selapis juga terdapat jaringan ikat yang mengandung beberapa komponen, yaitu serabut kolagen, serabut elastik, serabut reticular, dan makrofag atau sel debu (dust cell). Bagian luar dinding alveolus terdapat banyak sekali lilitan pembuluh darah yang memungkinkan proses pertukaran gas antara oksigen yang masuk serta karbon dioksida yang ingin dikeluarkan bisa terjadi. Pertukaran gas tersebut terjadi secara difusi antara dinding alveolus dengan dinding pembuluh darah yang bersama membentuk membran pernapasan (Gambar 18).

Proses Pengeluaran CO2 dan Uap Air
Sebagai organ sistem ekskresi, paru-paru akan mengeluarkan karbon dioksida dan uap air saat menghembuskan udara keluar tubuh (ekspirasi) atau yang dikenal dengan proses respirasi eksternal, dimana terjadi pertukaran gas antara oksigen yang masuk dan karbon dioksida yang akan dikeluarkan antara dinding alveolus dan kapiler darah dalam paru-paru secara difusi (Sherwood, 2012). Tubuh memerlukan oksigen sebagai “bahan bakar” reaksi metabolik jalannya metabolisme di dalam tubuh. Proses tersebut juga akan melepaskan karbon dioksida dan uap air yang harus segera dikeluarkan dari dalam tubuh dikarenakan apabila berlimpah di dalam tubuh akan menghasilkan keasamaan dan beracun bagi tubuh (Soewolo, dkk., 2005). Proses tersebut bekerja dibawah kendali dua sistem di dalam tubuh manusia, yaitu sistem respirasi manusia dan sistem peredaran darah manusia. Gangguan/ Kelainan pada Paru-Paru
1. Emfisema
Emfisema ialah suatu kondisi dimana alveolus kehilangan elastisitasnya akibat kebiasaan yang kurang baik (dalam hal ini merokok atau terpapar asap rokok) (Tortora & Derrickson, 2014). Emfisema ditandai dengan rusaknya dinding alveolus yang akan menyebabkan adanya rongga udara yang besar di dalamnya, sehingga tempat untuk oksigen bisa berdifusi akan berkurang (Tortora & Derrickson, 2014). Hal ini akan mengakibatkan banyaknya udara yang “terjebak” di dalamnya setelah seseorang menghembuskan napas (ekshalasi). Jika seseorang sudah terkena emfisema, maka pengobatan yang terbaik ialah dengan menghentikan kebiasaan merokok, melatih cara bernapas (karena penderita emfisema kesulitan untuk bernapas), serta menggunakan obat-obatan jenis bronkodilator yang dapat membantu melegakan pernapasan.
2. Pneumonia
Pneumonia ialah suatu kelainan yang terjadi di dalam alveolus dikarenakan adanya infeksi atau peradangan yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau protozoa yang masuk ke dalam tubuh melalui udara (saat bernapas). Sistem imunitas tubuh akan merespon dengan mematikan bakteri-bakteri atau virus yang masuk. Namun, apabila imunitas seseorang melemah akibat usia lanjut, kelelahan, atau menderita suatu penyakit, maka bakteri-bakteri tadi akan terus menginvasi alveolus (Sari, dkk., 2016). Inflamasi akan terjadi yang membuat bronkiolus & alveolus terisi oleh cairan yang tentu akan mengganggu proses respirasi eksternal (pertukaran gas antara alveolus dan kapiler darah paru-paru). Gejala-gejala yang timbul ialah batuk-batuk, kesulitan bernapas, demam, merasa nyeri atau sakit di bagian dada, dan badan menggigil. Pengobatan yang dilakukan pun bermacam-macam dan dilakukan seseuai dengan penyebab infeksi dari pneumonia, yaitu pemberian antibiotik, penggunaan ventilator apabila penderita kesulitan bernapas, serta pemberian obat-obatan jenis bronkodilator untuk membantu melegakan pernapasan
3. Asma
Asma merupakan penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada saluran pernapasan (khususnya bronkus) dimana terjadi kondisi yang dinamakan hiperresponsif (respon yang berlebihan) serta penyempitan saluran pernapasan (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Gejala-gejala yang dirasakan oleh pengidap asma diantaranya ialah merasakan dada yang tertekan, batuk-batuk, sesak napas, serta napas yang berat dan mengeluarkan suara “ngikngik”. Beberapa penyebab penyakit asma yang telah diketahui ialah infeksi (akibat virus, bakteri, atau jamur), perubahan cuaca, alergi, serta faktor keturunan (Nursalam, dkk., 2009). Zat-zat tersebut akan membuat dinding saluran pernapasan mengalami peradangan, sehingga terjadilah produksi lendir lengket dan kental yang berlebih oleh kelenjar-kelenjar mukosa khususnya yang ada pada bronkus (Kemenkes, 2019). Selain itu, terjadi pengencangan otot-otot yang ada pada saluran pernapasan yang membuat saluran pernapasan semakin menyempit dan membuat pengidap asma semakin sulit bernapas.
1. Kulit menjadi organ ekskresi yang terbesar sekaligus terluas yang ada pada tubuh manusia.
2. Fungsi ekskresi kulit berkaitan dengan peran kulit dalam mengeluarkan keringat untuk meregulasi suhu tubuh.
3. Kulit terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis dan dermis. Tepat dibawah lapisan dermis, terdapat lapisan hipodermis yang tersusun dari jaringan lemak. Selain itu juga terdapat kelenjar minyak yang ada di sekitar akar rambut dan kelenjar keringat yang tersebar meluas di seluruh kulit tubuh.
4. Keringat berisi beberapa zat sisa metabolism yang semula berada dalam pembuluh darah, seperti air dan ion-ion (Na+, Cl-, dan K+). Baik di dalam kelenjar keringat ekrin maupun apokrin terjadi proses pembentukan keringat yang sama, hanya saja keringat yang dihasilkan pada kelenjar keringat apokrin mengandung tambahan protein dan asam lemak.
5. Keringat sebagai produk ekskresi kulit berkaitan dengan proses regulasi suhu tubuh, dimana saat suhu tubuh meningkat, laju produksi keringat semakin tinggi, semakin banyak darah yang berhawa panas mengalir ke pembuluh darah dibawah kulit, sehingga keringat dapat diuapkan menggunakan panas tersebut dan pada akhirnya membuat suhu tubuh akan menurun.
6. Beberapa gangguan yang sering terjadi pada kulit ialah jerawat dan biang keringat yang sama sama disebabkan oleh tertutupnya jalur pengeluaran keringat dan diperparah dengan adanya penumpukan sel-sel kulit mati dan kotoran yang memudahkan infeksi bakteri terjadi.
7. Disamping menjadi organ sistem respirasi, paru-paru juga menjadi salah satu organ ekskresi yang berperan dalam mengeluarkan karbon dioksida yang merupakan sisa dari hasil metabolisme tubuh yang berjalan.
8. Manusia memiliki paru-paru yang terdiri atas beberapa bagian (lobus). Pada bagian luar, paru-paru dibungkus oleh selaput tipis pleura dan di bagian dalam kita dalam menemukan bronkus intrapulmonalis, bronkiolus, saluran alveolus, kantong alveolus, dan alveolus.
9. Beberapa gangguan atau kelainan yang terjadi pada paru-paru yaitu penyakit emfisema, pneumonia, dan asma.
Lembar Kerja
Lembar Kerja yang ada di setiap Kegiatan Pembelajaran dalam E-modul ini telah disusun dengan mengacu pada sintaks model pembelajaran PBL dan 7 indikator keterampilan berpikir kritis Ennis (2015). Dengan siswa menggunakan E-modul dan mengerjakan lembar kerja di setiap kegiatan pembelajarannya, diharapkan keterampilan berpikir kritis siswa dapat terlatih di setiap pertemuan pembelajaran melalui model pembelajaran PBL. Jangan lupa untuk memperhatikan petunjuk pengerjaan yang ada di setiap lembar kerja.
1. Pengerjaan lembar kerja merupakan lanjutan dari pembelajaran menggunakan E-modul ini.
2. Saat pembelajaran di kelas, guru akan membagi seluruh siswa ke dalam 5 kelompok
3. Hasil lembar kerja ini adalah sebuah mindmap. Buatlah mindmap dengan rapi, informatif, dan kreatif. Kalian dapat mengacu pada contoh mindmap yang telah disediakan.
4. Terdapat petunjuk di setiap tahapan pembelajaran dalam lembar kerja ini. Cermati dan ikuti petunjuk pengerjaan tersebut!
Indikator Utama KBK : Klarifikasi Dasar Setelah mencermati cuplikan artikel dan menonton video tersebut, coba jawab secara individu beberapa pertanyaan berikut sebagai bekal kalian untuk melangkah ke tahapan selanjutnya! 1. (Merumuskan pertanyaan) Buatlah 2 pertanyaan yang berhubungan dengan cuplikan video tersebut! Pastikan pertanyaan yang kalian buat berkaitan dengan materi sistem respirasi manusia yang akan dibahas pada kegiatan belajar ini. 2. (Mengajukan pertanyaan klarifikasi) Ajukanlah 2 pertanyaan klarifikasi yang berkaitan dengan isi artikel tersebut! Pastikan pertanyaan yang kalian buat menggunakan kata tanya klarifikasi.
3.
(Menjawab pertanyaan klarifikasi) Setelah membaca dan melihat artikel dan video tersebut, apakah benar jika biang keringat membuat kulit tidak dapat maksimal melakukan fungsinya sebagai organ sistem ekskresi? Pastikan untuk menyertakan alasan yang kuat untuk mendukung jawaban kalian!


3. Assist Independent or Group Investigation
Untuk memandu kalian belajar dan membantu kalian dalam memfokuskan pengumpulan data terkait masalah yang telah disajikan, selidikilah beberapa hal berikut ini secara berkelompok! (Mengobservasi serta https://www.youtube.com/watch?v=fgPOjgs83BU
1. Apa itu biang keringat? Apa penyebabnya? Apakah ada kaitannya dengan struktur kulit yang terganggu? Jelaskan!
2. Gambarkan secara sederhana bagaimana kondisi saluran ekskresi kelenjar keringat yang tersumbat sehingga menimbulkan biang keringat. Deskripsikan gambar kalian dengan rinci!
3. Selain kulit, paru-paru juga berperan sebagai salah satu organ sistem ekskresi manusia, yaitu mengeluarkan CO2 dan uap air saat bernapas (ekspirasi) yang telah kalian pelajari di materi sebelumnya (Sistem Respirasi Manusia). Untuk lebih memahaminya, silahkan melihat video praktikum berikut ini terlebih dahulu.
Khusus untuk percobaan pertama (yaitu menghembuskan udara pada air kapur), selidikilah mengapa terdapat perbedaan kekeruhan air antara sebelum dan sesudah ditiup!
Berlatihlah untuk mencari sumber-sumber informasi yang kredibel, valid, dan dapat dipercaya. Hindari menggunakan situs berbasis blogspot atau wordpress. Jangan lupa untuk menuliskan dari mana sumber informasi yang kalian peroleh!
4. Develop and Present Artifacts and Exhibits
Indikator
Informasi yang kalian peroleh dari tahapan sebelumnya maupun dari proses kalian belajar menggunakan E-modul ini dapat kalian gunakan dalam menyusun mindmap. Susunlah mindmap secara individu dengan rapi, informatif, dan kreatif dengan mengacu pada contoh berikut ini. https://bit.ly/3wfYbUm
(Mendeduksi/ menginduksi dan mempertimbangkan hasilnya)
Selama proses kalian belajar maupun menyusun mindmap, pasti kalian menemukan beberapa istilah-istilah baru yang berkaitan dengan sistem respirasi manusia. Tuliskan istilah-istilah tersebut beserta penjelasannya di dalam mindmap kalian. Berikan tanda khusus pada istilah dan penjelasan yang telah kalian tuliskan!
(Mengartikan istilah-istilah dan menilai suatu definisi)
Setelah mindmap selesai, jangan lupa untuk mempresentasikannya di depan teman-teman kalian. Kalian juga dapat saling bertukar informasi maupun memberikan tambahan/ sanggahan dalam proses presentasi tersebut.
5. Analyze and Evaluate the Problem-Solving Process
1. Evaluasilah jawaban atau solusi permasalahan yang telah kalian buat. Sesuai atau tidak jawaban kalian tersebut dengan informasi-informasi yang kalian peroleh setelah mengerjakan Lembar Kerja dan setelah mengikuti proses diskusi bersama guru? Jelaskan!
2. Evaluasilah proses kalian dalam belajar. Ceritakan hal-hal apa saja yang sudah bagus serta halhal apa saja yang perlu kalian perbaiki kedepannya.
Soal Latihan
Klik link berikut untuk mengerjakan Soal Latihan Kegiatan Pembelajaran 3 ! https://forms.gle/8PMah7hASWY8nzuQ7
Kalian dapat mencocokkan jawaban kalian dengan kunci jawaban yang ada pada bagian akhir Emodul ini setelah selesai mengerjakannya. Cobalah untuk menilai jawaban anda sendiri dengan jujur. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi pada kegiatan pembelajaran ini!
Konversi Tingkat Penguasaan Materi 90 s/d 100 % Sangat Baik 80 s/d 89 % Baik 70 s/d 79 % Cukup Kurang dari 70 % Kurang
Apabila kalian mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kalian dapat mempersiapkan untuk mengerjakan Tes Evaluasi. Namun, jika tingkat penguasaan kalian di bawah 80 %, kalian harus mengulangi kembali materi-materi yang dirasa belum jelas atau kalian dapat bertanya kepada teman dan guru biologi kalian.
Penilaian Diri
Silahkan untuk menilai diri sendiri sesuai dengan isi tabel di bawah ini! No. Pernyataan
1 Saya telah mampu menganalisis struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi
2 Saya telah mampu keterkaitan antara struktur kulit dengan bioproses ekskresi di dalamnya (meliputi mekanisme pengeluaran keringat)
3 Saya telah mampu menganalisis struktur dan fungsi paruparu sebagai organ ekskresi
4 Saya telah mampu keterkaitan antara struktur paru-paru dengan bioproses ekskresi di dalamnya (meliputi mekanisme pengeluaran karbon dioksida dan uap air)
5 Saya telah mampu menganalisis gangguan/ kelainan yang dapat menyerang organ-organ sistem ekskresi dengan berbagai teknologi penyembuhannya (meliputi biang keringat dan jerawat yang menyerang kulit serta emfisema, pneumonia, dan asma yang menyerang paru-paru)