
5 minute read
INES DE LA FRESSANGE
Spring / Summer 2023
Koleksi musim ini sangat terinspirasi oleh keindahan India. Bisakah Anda ceritakan lebih lanjut tentang sumber inspirasi Anda? Apa saja hal yang baru jika dibandingkan dengan koleksi sebelumnya? Bisakah Anda memberi kami beberapa saran mengenai penggunaan warna? Dan apa warna favorit Anda?
Advertisement
Ines: Koleksi ini memang mengandung banyak warna. Beberapa kaos polo berwarna merah muda cerah atau biru kehijauan… Biru kehijauan adalah warna yang belum pernah kami gunakan sebelumnya. Kami juga menambahkan berbagai warna dalam motif kotak-kotak. Beberapa di antaranya sangat cerah dan penuh warna, misalnya seperti pada kain katun. Semuanya terjalin secara harmonis dan alami. Namun, ada satu warna yang selalu hadir di setiap musim, yaitu biru. Warna biru ini dapat berupa biru tua, biru indigo, biru muda, dan sekarang biru turquoise . Saya percaya bahwa penampilan kita akan sangat bervariasi tergantung pada kain, bentuk, atau kepekatan warna yang dipakai. Warna sangat mirip dengan not musik: hanya dengan menggunakan beberapa warna saja, kita bisa melakukan banyak hal.
Mr. Takizawa: Ya, saya setuju.
Perjalanan Anda ke India tampaknya memiliki pengaruh besar pada diri Anda, khususnya dalam inspirasi gaya aksesori, kain, warna dan desain. Apa kesan Anda tentang negara ini?
Ines: Saya sangat menyukai India dan sudah sering berkunjung kesana. Akan sangat menyenangkan untuk suatu hari pergi ke sana bersama seluruh tim UNIQLO. Pertama, karena cahaya di India benar-benar bagus, dan melihat bagaimana orang-orang berpakaian di sana selalu menarik, apalagi karena mereka begitu bebas dalam mengaitkan warna. Mereka bisa memadukan warna pink dengan merah, atau hijau dengan pink… Dan itu menjadi sumber inspirasi bagi saya. Sebagai contoh, saya pernah melihat beberapa pria dengan turban berwarna pink pucat, yang saya yakin awalnya berwarna merah tetapi telah berubah melalui proses pencucian atau karena terpapar sinar matahari. Saya juga menyukai warna musim gugur pada kain sari dan selendang. Saya rasa semua orang yang bekerja di dunia fashion pasti akan tersentuh oleh keindahan dan keanggunan yang dapat dilihat di India.
Mr. Takizawa: Saya juga sempat tinggal di India selama beberapa minggu ketika saya bekerja di pekerjaan sebelumnya. Saya meng - habiskan waktu untuk mempelajari kain dan aspek-aspek lain dari budaya ini. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Warna-warnanya sangat cerah, tetapi pada saat yang sama mereka terlihat sangat alami dan selaras dengan lingkungannya. Ines selalu mengirimi saya foto-foto perjalanannya di India sehingga saya tahu apa yang menarik perhatiannya, seperti misalnya kain-kain buatan tangan atau detail yang impresif. Melalui koleksi ini, kita seperti dibawa oleh Ines untuk melihat India melalui matanya.
Dalam koleksi musim ini, Anda menggunakan banyak bahan alami. Apa filosofi Anda mengenai kain-kain alami ini?
Ines: Saya rasa saat ini orang-orang lebih memilih untuk menyimpan pakaian mereka dan meninggalkan dunia konsumerisme. Saya menyadari bahwa yang dimaksud dengan kain alami adalah kain yang menua dengan cara terbaik. Filosofi Jepang wabisabi mengajarkan kita untuk melihat keindahan bahkan pada benda-benda yang rusak atau sudah diperbaiki. Ini merupakan hal yang menarik untuk saya. Saya ingin pakaian yang saya buat dapat menua dengan indah, tidak hanya saat dipandang namun juga ketika disentuh. Pakaian harus selalu terasa lembut dan nyaman. Ketika saya bekerja di tahun 80an dan 90an, terdapat banyak sekali penelitian tentang jenis kain baru. Semua penelitian tersebut memang menarik, tetapi tidak dapat mengubah kecintaan saya terhadap katun, wol, kasmir, dan linen.
Mr. Takizawa: Saya sangat menyukai keterbukaan Ines terhadap budaya lain, seperti budaya Jepang dan Eropa. Setiap budaya berkembang dari waktu ke waktu, menciptakan tren yang berbeda untuk setiap generasi. Namun, terlepas dari proses penyempurnaan atau perubahan desainnya, dasarnya tetap saja sama. Jaket atau kemeja pada akhirnya tetaplah sama. Menurut saya, memahami pentingnya elemen-elemen dasar ini merupakan titik temu antara gaya Jepang dan Prancis. Ines mencoba memasukkan konsep ini ke dalam koleksinya. Sebagai orang Jepang, saya berterima kasih kepadanya untuk hal ini.
Ines: Saya selalu menghormati tradisi dan budaya. Saya ingin menciptakan sesuatu yang dapat terus berkembang namun tetap selalu mengingat masa lalu. Saya memiliki ketertarikan yang besar pada budaya Jepang. Bagi saya, koleksi ini adalah suatu pernikahan antara dua kebudayaan, dan bukan untuk memaksakan sudut pandang Prancis. Pada intinya, ini benar-benar suatu perpaduan.
Apa busana favorit Anda dalam koleksi ini dan saran Anda tentang cara memakainya?
Ines: Selama beberapa musim ini, khususnya untuk koleksi musim panas, kami telah merancang jaket tanpa garis yang seringan kemeja. Naoki dan saya selalu berhasil menciptakan sesuatu yang baru tanpa melanggar filosofi kami. Misalnya, jaket ringan dengan satu datar dan leher jaket yang sangat sejuk dan bahkan bisa dipakai di musim panas. Jaket ini tersedia dalam warna biru tua atau krem, dan kali ini kami juga membuatnya dalam motif kotak-kotak bergaya madras. Saya yakin bahwa para pelanggan kami akan senang melihat konsep lama yang menarik ini dikreasikan kembali dengan cara baru. Jaket ini sangat mudah untuk dipakai. Seseorang dapat memakainya di atas tank top katun, t-shirt, atau kemeja. Gaya ini sa - ngat ideal ketika cuaca di kota sedang panas dan Anda harus pergi bekerja.
Pakaian seperti apa yang sering Anda gunakan di musim panas (tidak harus yang berhubungan dengan UNIQLO)?

Ines: Saya sering memakai sandal di musim panas, bahkan ketika berjalan-jalan di pusat kota. Saya bisa memadukannya dengan gaun atau celana panjang. Saya menyukai jenis sandal dengan sol yang tebal. Saya percaya bahwa aksesoris itu penting dan bisa mengubah penampilan kita secara keseluruhan. Dalam hal ini, kami membuat tas belanja berbahan katun yang juga dapat dipakai sebagai tas tangan atau tas sekunder. Secara pribadi, saya selalu membutuhkan lebih banyak tas, dan saya tidak pernah merasa cukup. Selain itu, di Prancis, kami memproduksi espadrilles, sebuah sandal bersol tali yang sangat sederhana dan murah namun tetap terlihat elegan. Saya ingin menunjukkan bahwa hal yang paling biasa pun bisa menjadi sangat bergaya.
Untuk koleksi ini, Anda pasti banyak berdiskusi dengan Mr. Takizawa. Seperti apa kolaborasi Anda berdua?
Ines: Kami bekerja dalam suasana yang menyenangkan. Kami tidak mengurung diri di dalam kantor untuk memikirkan rencana penyerangan seperti tentara. Kami terus saling berkirim pesan sepanjang musim yang berupa email, postingan SNS, atau gambar sesuatu yang saya beli di pasar loak atau di toko. Saya seringkali langsung masuk saja ke inti pembicaraan. Sebagai contoh, alihalih menulis “ Dear Naoki-san ”, saya mungkin menulis, “Saya menemukan ini di toko dan saya menyukainya!” dan kemudian ia menjawab “Saya juga! Bagus!” Kami selalu berkomunikasi sepanjang waktu. Saya selalu memikirkan tentang dia dan apa yang bisa kita lakukan bersama. Ada keterikatan yang baik di antara kami. Yang terpenting, ini adalah kolaborasi yang penuh dengan keceriaan. Saya rasa hal ini dapat dirasakan dalam desain pakaian yang kami hasilkan. Saya sangat percaya pada Naoki. Bahkan ketika saya mengirimkan sesuatu yang mungkin terlihat sedikit kitsch , atau aneh, atau mengejutkan, dan tidak sesuai dengan apa yang biasanya kami buat, saya tahu dia akan mengerti dan tidak akan menilai saya dengan cara yang buruk. Jadi, saya mengirimkan apapun yang saya inginkan. Keterikatan ini, dan rasa percaya di antara kami berdua, sangat penting bagi saya. Saya tidak takut dengan apa yang akan dia pikirkan tentang saya. Jika apa yang saya tunjukkan kepadanya dapat menginspirasi dia, itu bagus! Dan ketika dia berpikir, “kali ini dia agak ketinggalan jaman,” tidak apaapa!
Mr. Takizawa: Itu semua benar. Karena virus corona, saya lebih sering berada di Jepang, jadi tidak selalu mudah untuk menghubungi Ines, tetapi saya selalu tahu di mana ia berada. Dia mengirimi saya pesan setiap saat, bahkan ketika sedang makan atau mandi. Dengan begitu, saya langsung tahu pakaian apa yang ingin ia kenakan atau ia minati. Ini memungkinkan saya untuk memahami suasana hatinya dan memikirkan perkembangan karya kami. Terkadang, sebuah gambar bisa lebih berarti daripada kata-kata.
Bagaimana Anda menggambarkan koleksi ini dalam satu kata?
Ines: Menurut saya, kata yang tepat adalah “menyegarkan.”
Perasaan apa yang Anda ingin orang lain rasakan ketika memakai pakaian yang Anda rancang?
Ines: “Bahagia.” Karena kebahagiaan adalah riasan dan pakaian terbaik. Jika pakaian kami dapat memberikan kebahagiaan, maka kita telah menyelesaikan misi kita.
Mr. Takizawa: Pakaian yang Ines ingin ciptakan adalah pakaian yang lembut, nyaman, meringankan suasana hati, namun juga terlihat menarik. Sangatlah penting untuk membangkitkan dua perasaan yang saling bertentangan ini. Jika terasa terlalu menenangkan, orang tentunya akan merasa bosan. Tetapi jika ada satu detail saja yang dapat membuat pelanggan merasa seperti orang baru ketika memakainya, maka saya pikir itu menarik. Ines tahu bagaimana ca -