
3 minute read
E. Perbedaan dan Persamaan Dalam Praktik-Praktik SDM
tersedia per tahun bervariasi dari 26 jam di Asia samapi lebih dari 49 jam di
Eropa. Di sisi lain pengusaha di dunia konsisten dalam metode penyampaian pelatihan. Pelatihan dalam kelas mempresentasikan bagian terbesar dari waktu pelatihan di seluruh negara dan wilayah.
Advertisement
4. Penggunaan Intensif Pembayaran
Tujuan berkenaan dengan pemanfaatan intensif finansial berupakan hal berlawanandenganintuisi.PenekananpadapembayarankinerjadiAS,danRRC ,orang lebih menduga para manajer AS yang lebih menekankan intensif daripada
RRC. Berdasar survei intensif hanya memainkan peran moderat dalam paket pembayaran AS. Di RRC, Jepang, Taiwan intensif memerankan peran relatif penting. Pemilik usaha kecil tidak kebal terhadap perbedaan global seperti ini.
Komponen-komponen berikut yang akan menjadi semakin penting adalah penyediaan produk dan pelayanan yang berkualitas. “Gerakan” Gugus Kendali Mutu (TQM), sebagai contoh, akan menjadi competitive edge dalam industri. Standarisasi dan sertifikasi kualitas produk akan menandai terjadinya revolusi kualitas.
F. Quality is excellence
MaksudnyayaituinvestasipadapengembanganSDM.Nilaidankemampuan suatu organisasi tergantung pada sebaik apa nilai dan kemampuan orang-orang yang ada di dalamnya. Inilah sebabnya mengapa biaya tenaga kerja seringkali menjadi salah satu biaya terbesar di suatu perusahaan. Sedangkan, mengukur nilai manfaat yang didapat dari investasi SDM ini bisa menjadi suatu hal yang rumit. Pengukuran ini akan menjadi jauh lebih mudah dengan menggunakan Standar Internasional pertama untuk pelaporan sumber daya manusia.
Kita sudah mengetahui bahwa strategi SDM yang efektif dapat berdampak positif pada kinerja organisasi. Apalagi dengan biaya tenaga kerja yang dapat mencapai 70% dari pengeluaran organisasi, maka sangat penting untuk membuat strategi yang bagus.
Ada banyak sistem dan proses manajemen SDM yang beraneka ragam dengan tujuan memaksimalkan nilai manfaat atas investasi pekerja/staf. Tetapi sistem dan proses manajemen tersebut berbeda - beda antar bisnis maupun antar negara, sehingga sulit untuk secara akurat membandingkan dan membuatnya relevan secara internasional. Standar ISO baru yang baru diterbitkan menyediakan cara yang disepakati secara global untuk melakukan hal itu.
G. Quality is conformance to spesification
Maksudnya yaitu fokus pada atribut penting yang diinginkan pelanggan. Menurut Martinich dalam Badri (2011:63), ada enam spesifikasi dari dimensi kualitas produk barang yang relevan dengan pelanggan.
1. Performance (hal terpenting bagi pelanggan yaitu apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau apakah pelayanan diberikan dengan cara yang benar) 2. Range and type of features (selain fungsi utama dari suatu produk dan pelayanan pelanggan sering kali tertarik pada kemampuan/keistimewaan yang dimiliki produk dan pelayanan). 3. Reliability dan durability (kehandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk dapat digunakan hingga perbaikan diperlukan) 4. Maintainability and Serviceability (kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti).
5. Sensory Characteristic (penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan beberapa faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas. 6. Ethical profile and image (kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk dan pelayanan).
H. Quality is meeting end/exceeding customer expectation
Pemenuhan standar universal (ISO) Evaluasi berdasar kepuasan pelanggan dan responsif terhadap perubahan pasar. Biasanya, evaluasi ini diukur dengan standarisasi yang berkutat pada definisi kualitas, keamanan juga pertukaran produk, bahasa operasional juga terminologi umum, klasifikasi bahan, metode pengujian, standar produksi, limbah dan polusi lingkungan, juga masih banyak lagi. Berbagai standarisasi ini menjadi bantuan untuk perusahaan-perusahaan juga negara-negara yang ingin melakukan perdagangan internasional, bagaimana mengelola bidang usaha mereka dan memasarkannya. Tanpa adanya ISO, perusahaan-perusahaan dan negaranegara akan kesulitan menemukan standar universal perdagangan dan industri dunia. Dengan melakukan pemenuhan standar universal (ISO) maka :
Meningkatkan kredibilitas perusahaan
Setiap aktivitas perusahaan yang menerapkan ISO sudah bisa dipastikan telah memenuhi standar, di mana masyarakat umum pun dapat mengetahui standar tersebut. Artinya ada kepercayaan publik yang dibangun dari standarisasi internasional. Standarisasi internasional seperti yang tercantum dalam ISO, diketahui menitikberatkan pada pemangku kepentingan bisnis. Misalnya seperti konsumen, sehingga mereka dapat semakin percaya bahwa kepentingannya diutamakan. Konsumen bukan hanya diharapkan uangnya, tetapi juga kepuasannya.
Jaminan kualitas standar internasional
Aplikasi ISO harus melewati sebuah proses uji yang disebut siklus PDCA. Siklus ini diterapkan di semua bidang usaha dengan melakukan proses identifikasi, analisis, dan eksekusi agar sesuai dengan mutu standar internasional. Pengaplikasian ISO membawa konsekuensi “ramalan”