
3 minute read
Koefisien Dasar Hijau
Menurut Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan Menurut PERMEN PU No 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung mengharuskan besaran KDH minimal sebesar 10% dari luas persil keseluruhan Besaran tersebut dapat berubah mengikuti ketinggian dan kepadatan suatu wilayah
Penyusun mengklasifikasikan KDH di Kota Kajen menjadi 5 yaitu 0-15% (rendah), 16-30% dan 31-45% (sedang), 46-60% (tinggi) dan 61- 100% (sangat tinggi) Berdasarkan identifikasi yang dilakukan, KDH di Kota Kajen secara umum didominasi oleh kategori sangat tinggi yaitu 61-100% Hal ini disebabkan oleh keberadaan wilayah terbangun yang sedikit, sehingga masih banyak area tidak terbangun yang terbuka. Secara standar besaran LDH 10%, KDH di Kota Kajen berada dalam keadaan baik. Pada area terbangun tepatnya di area sepanjang jalan kolektor, lokal, hingga lingkungan, KDH nya berkategori rendah hingga sedang. Keadaan ini perlu diperhatikan dalam perencanaan ke depan agar kualitas KDH yang secara umum sudah baik tidak menurun nantinya. Sedangkan kualitas dan kuantitas KDH yang masih rendah khususnya di area-area yang sudah terbangun dapat ditingkatkan lagi disesuaikan dengan standar.
Advertisement
Arah Perkembangan Kota
Kota Kajen memiliki memiliki beberapa tipe perkembangan kota. Pertama, arah perkembangannya mengikuti jalan besar (jalan kolektor). Hal ini paling sering dijumpai di semua kota, dengan bangunan-bangunan komersilnya berkembang di sekitaran jalan besar (jalan kolektor) Kota Kajen leapfrog development merupakan sebuah peristiwa berkembangnya pusat-pusat permukiman yang berada jauh dari pusat kota
Kota Kajen mengalami leapfrog development.
Leapfrog development adalah salah satu bentuk dari Urban Sprawl Leapfrog development disebabkan oleh mahalnya tanah di perkotaan dan buruknya pelayanan sarana dan prasarana di perkotaan Kota Kajen masih terus mengalami leapfrog development berupa tumbuhnya perumahan-perumahan yang berada jauh dari pusat kota. ada kecenderungan dimana pusat pusat permukiman tersebut mengalami pelebaran area perimeter.


Daya Dukung dan Daya Tampung
Ketersediaan Lahan Air Bersih
Ketersediaan lahan menunjukkan jumlah penduduk yang dapat ditampung sebuah kota
Berdasarkan keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor 403/KPTS/M/2002
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah
Sederhana Sehat, setiap jiwa membutuhkan lahan sebesar 9m² . Kota Kajen memiliki total luas lahan sebesar 17,14 km² dengan total jumlah penduduk sebanyak 28.876 jiwa, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut: Melalui perhitungan di atas, disimpulkan bahwa Kota Kajen masih memiliki ketersediaan lahan yang cukup besar untuk menampung lebih banyak orang, sehingga masih sangat mungkin untuk melakukan pembangunan.
Ketersediaan air merupakan salah satu faktor untuk menghitung daya tampung sebuah kota karena air adalah kebutuhan pokok masyarakat di suatu kota Berikut merupakan data proyeksi kebutuhan air di Kota Kajen pada tahun 20192041:
Tidak diperoleh data mengenai sumber air yang melayani kebutuhan air bersih di Kota Kajen beserta kapasitas produksinya sehingga tidak dapat dilakukan analisis perhitungan ketersediaan air bersih Kota Kajen
Listrik
Listrik merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia dalam berkehidupan. Permintaan akan kebutuhan listrik juga terus meningkat seiring bertambahnya penduduk. Dengan hasil perhitungan proyeksi penduduk Kota Kajen pada tahun 2041 sebesar 31.389 jiwa, maka perhitungan kebutuhan energi listrik tahun 2041 diuraikan pada kedua tabel berikut:
Analisis Perhitungan Kebutuhan Listrik Tahun 2019
Item
Jumlah penduduk eksisting tahun 2019
Jumlah kepala keluarga (asumsi setiap rumah tangga terdiri atas 5 anggota keluarga)
Standar kebutuhan listrik per keluarga (VA)
Total kebutuhan energi listrik Kota Kajen 2041 (VA)

Berdasarkan hasil perhitungan, ketersediaan energi listrik saat ini (2019) memerlukan penambahan sebesar 431.700 VA untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Kota Kajen pada tahun 2041.
Pola Ruang
28 876 900 VA
28 876 jiwa 5 jiwa
= 5 776 keluarga
5.776 keluarga x 900 VA = 5 198 400 VA
Sumber: Analisis Penyusun 2021
Analisis Perhitungan Kebutuhan Listrik Tahun 2041
Sumber: Analisis Penyusun 2021
Menurut UU no 26 tahun 2007, pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pola ruang kota Kajen di dominasi oleh fungsi budidaya guna lahan pertanian dan perkebunan. Dari total luas lahan Kota Kajen sebesar 17,14 km² , peruntukkan luas untuk lahan pertanian mencapai 38,5% atau sebesar 6.599.160 m ² . Kemudian peruntukkan lahan terbesar kedua digunakan untuk lahan perkebunan, dimana ini mencakup hingga 28,9% dari total luas lahan Kota Kajen atau seluas 4 962 608 m ² Kemudian permukiman juga mengambil 22,5% dari total luas lahan seluruh wilayah amatan atau seluas 3 868 819 m ² , menjadi peruntukkan lahan terbesar ketiga di kota ini. Sedangkan sisanya merupakan penggunaan lahan untuk perdagangan dan jasa yang berada di sepanjang jalan kolektor, ruang terbuka hijau, serta sarana pelayanan umum. Melihat dengan adanya lahan tidak terbangun yang masih tersedia sangat banyak, disimpulkan bahwa Kota Kajen memiliki potensi yang sangat besar untuk melaksanakan pembangunan.