
4 minute read
Sound of Eternity
Karl-Friedrich Scheufele merayakan 25 tahun koleksi L.U.C Chopard dengan trio jam tangan barunya yang terinspirasi oleh musik
Begitu banyak berita menarik yang ingin kami bagikan dari hasil wawancara eksklusif kami dengan Co-President Chopard, Karl-Friedrich Scheufele di ajang Watches and Wonders beberapa bulan lalu, termasuk keberaniannya dalam membuat keputusan untuk berinvestasi dalam Chopard Manufacture untuk pembuatan mesin jam di awal tahun 1990. Meski sangat mahal dan berisiko, ia merasa bahwa dalam jangka panjang akan menguntungkan perusahaan jika memiliki kemampuan untuk menciptakan mesin jam mereka sendiri. KarlFriedrich Scheufele memang seorang pria dengan banyak bakat dan memiliki prestasi di berbagai bidang, terutama pembuatan jam. Pemilik dan Co-President Chopard ini sangat menyenangkan jika diwawancara, ia selalu tampil rapi, sangat ramah, sopan dan selalu terlihat bersemangat saat menceritakan semua hal yang klasik, mulai dari jam tangan revolusioner buatan Maison, hasratnya terhadap mobil vintage, hingga visinya dalam menciptakan mesin jam yang melahirkan Chopard Manufacture di Fleurier di 1996.
Saat ditanya apakah ia puas dengan apa yang telah dicapainya dengan Chopard Manufacture yang tahun lalu merayakan ulang tahun ke-25 itu, Karl berujar, “Tentu saya merasa senang, perasaan yang menyenangkan karena kami memiliki rekam jejak yang bagus tentang mesin-mesin jam dan komplikasi yang menarik. Tapi jelas kami masih punya banyak rencana. Dan fakta bahwa kami memproduksi mesin jam tangan kami sendiri tentunya secara langsung memperkenalkan berbagai keterampilan dan keahlian Chopard, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi mesin jam tangan. Selain itu juga membawa pendekatan yang lebih disiplin ke bidang yang terkait dengan logistik dan manajemen kualitas.”

L.U.C Full Strike Tourbillon, L.U.C Full Strike Sapphire dan L.U.C Strike One
Tahun ini, Maison asal Swiss ini merayakan dengan tidak hanya satu, melainkan tiga arloji luar biasa dari lini Chopard L.U.C yang menonjolkan kemampuan internal manufaktur, yaitu L.U.C Strike One, L.U.C Full Strike Sapphire dan L.U.C Full Strike Tourbillon. Sebagai figur penting dibalik penciptaan jam tangan Chopard, Karl-Friedrich Scheufele tentunya terlibat langsung mulai dari inspirasi hingga ekskusi. Dan seperti layaknya orang-orang kreatif, pembuat jam jarang tahu kapan atau di mana inspirasi akan muncul, ia mengaku bahwa untuk ketiga koleksi ini, inspirasi itu datang pada tahun 2018, saat dia sedang duduk di sebuah gereja di Saanen, tidak jauh dari resor ski Swiss di Gstaad. Saat itu ia tengah menghadiri pertunjukan pemain biola virtuoso Renaud Capuçon, dan ia menyadari bahwa jam tangan dengan fitur minute repeater harus dirancang sebagai alat musik, seperti halnya penunjuk waktu dan itu harus memberikan lebih dari sekadar indikasi waktu yang dapat didengar, jam tersebut harus memberikan emosi. Di antara jam tangan terpenting yang diluncurkan tahun ini, ketiga koleksi terbaru Chopard ini adalah hasil kolaborasi apik dengan dua musisi ternama, yaitu pemain cello dan pemain biola virtuoso Gautier dan Renaud Capuçon. Kedua bersaudara ini adalah musisi brilian yang telah menanamkan kepekaan, nuansa, dan emosi mereka ke dalam fine-tuning akustik pada ketiga model jam tangan ini, yang tentunya telah menjalani proses penyesuaian dan analisis di bawah pengawasan Karl-Friedrich Scheufele.

Karl-Friedrich Scheufele di manufaktur pertama Chopard
Dan saat ditanya bagaimana koleksi L.U.C dan proyek lain miliknya, yaitu Ferdinand Berthoud saling memengaruhi? Ia mengaku, “Gaya L.U.C dan Ferdinand Berthoud sangat berbeda, namun demikian yang satu membantu yang lain dan sebaliknya. Secara alami, tidak ada yang mungkin bagi Berthoud tanpa infrastruktur yang telah kami bangun untuk Chopard, kami memiliki kemungkinan untuk memulai proyek semacam itu secara internal, berkat infrastruktur L.U.C. Tapi Ferdinand Berthoud juga bermanfaat bagi Chopard, seperti dalam hal dekorasi mesin jam. Dengan Ferdinand Berthoud, kami membuktikan bahwa kami bisa mendorong dekorasi mesin jam ke level yang lebih tinggi. Juga, fakta bahwa Berthoud berpikir di luar kotak sering kali menjadi contoh yang baik bagi tim L.U.C.” Sebelum menutup sesi wawancara, kami ingin tahu kesan dan pesan khususnya bagi para kolektor dan penggemar jam tangan di Indonesia, dan dengan ramah ia menjawab, “Saya sangat senang karena saya dapat menunjukkan beberapa dari koleksi terbaru kami hari ini, dan tentu saja saya senang mengetahui bahwa ada para pecinta jam tangan yang tertarik dan bersemangat di Indonesia, dan saya berharap dapat secara pribadi mengenal dan terhubung dengan Anda semua saat saya datang ke Indonesia, untuk berbagi hasrat yang sama dalam hal pembuatan jam tangan, dan sementara itu saya harap Anda dapat menemukan banyak hal yang mengagumkan, termasuk di dunia pembuatan jam tangan.”