Epaper belia 19 January 2016

Page 1

21

SELASA (PON) 19 JANUARI 2016 9 RABIUL AKHIR 1437 H SILIH MULUD 1949

Bronze W inner Bronze Winner The Best of Java Newspaper IYRA 2015

Terima T erima Kasih Pembaca Belia!

LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com FOTO: ISTIMEWA

Menjadi Pencinta Alam K

EREN dan tangguh. Dua kata tersebut kayaknya cocok ya buat menggambarkan barudak Sispala? Yep, Sispala alias siswa pencinta alam adalah ekskul yang lazim ada di kebanyakan sekolah. Mereka yang ikut ekskul ini memang biasanya terlihat keren dan tangguh. Lihat aja, dengan stelan kemeja flanel dan celana PDL, mereka beraksi di alam terbuka. Nah, di edisi ini kru belia pengen bahas lebih lanjut soal Sispala. Ternyata, ekskul yang satu ini banyak banget memberi manfaat positif buat pelajar alih-alih sekadar keren-kerenan. Seperti dimuat di Journal of Epidemiology and Community Health, studi yang dilakukan pada 2009 silam membuktikan bahwa semakin dekat kita dengan alam, kita akan cenderung semakin sehat baik secara mental maupun fisik. Berbagai penelitian lain pun menyimpulkan hal serupa. Well, Sispala sudah tentu menuntun anggotanya agar hidup lebih dekat dengan alam. Artinya, para anggota Sispala ini pun dituntun untuk hidup lebih sehat. So yeah, itu salah satu dari sekian banyak hal yang menjadi manfaat dari menjadi anggota Sispala. Anyways, supaya tahu lebih banyak tentang Sispala dan manfaatnya buat pelajar, kru belia memutuskan buat berhenti baca-baca penelitian dan ngobrol langsung dengan barudak Sispala dan alumninya. Dari obrolan yang kru belia lakukan dengan beberapa orang, ada satu pernyataan yang kompak dilontarkan oleh semuanya; Sispala mengajarkan kedisiplinan diri. Fadhilon, Ketua Dewan Pengurus Himsipal -- Sispala SMA Negeri 11 Bandung -- cerita sama kru belia bahwa untuk menjadi anggota Himsipal nggak instan. Ada proses panjang dengan berbagai tahapan yang nggak mungkin dilewati begitu saja tanpa kedisiplinan diri yang kuat. ”Ada Pendidikan Dasar tahap I selama tiga bulan terus dilanjutin tahap II selama seminggu. Dari pendaftar di awal, kira-kira cuma 40% yang bertahan melewati proses itu dan akhirnya dilantik jadi anggota,” ujar cowok kelas XI ini. Selain bikin sehat dan ngajarin disiplin, Sispala juga

ternyata merupakan sarana yang sangat pas buat menjalin solidaritas pertemanan. Hayooo… siapa bilang geng motor doang yang solidaritasnya antaranggotanya kuat? Hehehe. Saedatul Faridah a.k.a Sae, seorang anggota Wanadri yang juga merupakan alumni Gideon -- Sispala SMA Negeri 1 Bandung -- bertutur, ”Ikutan Sispala bikin aku banyak temen baik dari yang satu organisasi maupun sekolah lain. Kekeluargaannya terjaga baik, bahkan sampai sekarang ketika aku udah jadi alumni. Punya sekre yang udah kayak rumah kedua adalah salah satu yang paling berkesan dari ikutan Sispala.” Oh ya, bukan cuma itu. Sispala pun merupakan platform yang tepat buat berprestasi, memperoleh achievement, bahkan membuat sejarah, loh! Lihat aja Sadagori, Sispala SMA Negeri 5 Bandung. Menurut salah seorang anggotanya yaitu Refaro Teguh Iman, tahun 2015 lalu Sadagori berhasil mendaki puncak paling tinggi di Indonesia yaitu puncak Carstenz. ”Bisa dibilang Sadagori adalah Sispala pertama yang berhasil mendaki puncak Carstenz di Indonesia,” ujar Refaro. Whoa, cool!

Last but definitely not the least, manfaat yang didapat para pelajar dengan ikut Sispala adalah belajar bersenangsenang tapi tetap tahu aturan. Di Himsipal misalnya, Sispala yang satu ini punya berbagai divisi yang bisa dimasuki anggotanya, mulai dari mountaineering, caving, climbing, sampai free-dive. Tentu semua anggotanya dipersilakan bereksplorasi di divisi yang diminatinya. Eits, tapi sebelum itu, mereka diberi berbagai bekal pengetahun soal bidang yang akan digeluti tersebut. ”Untuk divisi free-dive diajarkan static apnea, dynamic apnea, duck dive, free immersion, dan constant weight, pelatihannya ini di kolam renang. Kalau untuk climbing, secara umum ada latihan fisik, perkenalan alat, dan teknik climbing dengan memanfaatkan papan panjat yang ada di sekolah. Di divisi caving kita diajarin cara pemetaan gua, pengukuran ketinggian gua, sama kedalaman gua. Kalo buat pelatihannya kita pertama belajar teorinya di kelas dulu terus baru ke lapangan. ”Sementara itu, buat mountaineering paling ada pemberian materi-materi di sekolah kemudian praktik naik gunung,” ujar Fadhilon menjelaskan latihan-latihan yang didapat oleh anggota Himsipal sebelum mereka dipersilakan bersenang-senang, mengakrabi alam, dan mensyukurinya. Wah, kebayang nggak sih kalau mentalitas yang dibangun di Sispala ini dimiliki semua anak muda penerus bangsa? Kelak negeri ini dipimpin oleh mereka yang sehat jasmani dan rohani, disiplin, solider, berprestasi, dan tahu cara bersenang-senang tanpa membahayakan dirinya maupun sekitarnya. Ehm, barudak Sispala punya peer besar nih buat menularkan mentalitas ini ke teman-temannya! *** hanifauziaramadhani@gmail.com

Gimana Sih Rasanya Ikut Sispala?

R Muhammad Fikri, GPA SMAN 2 Bandung

M Naufal, HIMSIPAL SMAN 11 Bandung

MENURUT saya, ikut kegiatan PA (pencinta alam) di SMA sangatlah positif. Mengapa? Karena selain kita belajar berorganisasi, kita juga diajarkan untuk mengenal lebih tentang alam, ilmu-ilmu manajemen perjalanan, cara melakukan P2GD (pertolongan gawat darurat), dan ilmu kehidupan lainnya yang tentu sangat bermanfaat nantinya. Dalam kegiatan kita ga pernah asal-asalan berangkat, kita selalu persiapkan semuanya matang agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

SEBENERNYA sih jadi anak pencinta alam itu bukan suatu hal yang mudah. Dengan segala kesibukan akademik dan ketika nilai dipertaruhkan, pasti kegiatan ekstrakurikuler dikesampingkan. Tapi ini sebenernya yang menjadi keasyikan dalam menjalankan ekskul pencinta alam, yaitu menjalankan berbagai tanggung jawab di rentang waktu yang sama. Di sinilah manajemen waktu dan strategi penyelesaian tugas harus dieksekusi dengan baik. PA punya caranya tersendiri membentuk anggotanya menjadi sosok yang fokus, sigap, tegas, tidak mengeluh, dan bersolidaritas tinggi yang semuanya pasti kita pelajari melalui kegiatan diklat di alam bebas.

Defira, Gideon SMAN 1 Bandung JADI pencinta alam itu ngerasain semua hal sangat jauh berbeda sama di kota, iya sih itu pasti. Kalo setiap naik gunung kita jadi tau gimana sifat pribadi temen kita, jadi peNcinta alam ngajarin kita harus disiplin gak boleh egois harus saling berbagi ini salah satu contohnya. Jadi pencinta alam juga ngebuat kita punya banyak temen, kayak misalkan kita naik gunung sama temen-temen PA lain. Nah, otomatis kalo di gunung tuh pasti langsung jadi akrab karena kalo di gunung itu kita ngobrol, cerita banyak hal, makan bareng, gak ada yang main gadget. Ya, pokoknya seru lah. Yang bikin nagih itu bukan cuma naik gunungnya aja tapi banyak.

INSTEAD OF TRYING TO MAKE YOUR LIFE PERFECT, GIVE YOURSELF THE FREEDOM TO MAKE IT AN ADVENTURE, AND GO EVER UPWARD.

22> Skul: SMP Negeri 36 Bandung

- Drew Houston

23> Aksi: - Coffee Weekend #01 - Final Red Fox Cup XIII - ”SMARTDAY” SMK Bakti Nusantara 666

23> Review:

23> MusicTerritory: Space Trip 1.0

Luthfi, HIMSIPAL SMAN 11 Bandung YA asyik gitu menyalurkan hobi dan bakat, kegiatanya kayak ngajak buat lebih bersyukur kepada pencipta soalnya mainya liat-liat alam gitu. Buat lebih sadar aja buat ngejaga ciptaanya yang udah dibuat sesempurna dan seindah mungkin, bisa nambah pengalaman dan teman. *** dhianynadya@gmail.com

Berbagai kegiatan nonakademis seperti pencinta alam ini dapat menunjang prestasi bahkan menjadi wadah untuk mengembangkan potensi siswa.

Eksistensi Sispala Terhambat Izin Sekolah?

K

ALAU kamu perhatikan sekarang ini geliat kegiatan Sispala atau siswa pencinta alam baik tingkat SMP maupun SMA khususnya di Bandung mulai mengalami penurunan. Menurut kabar yang beredar sih katanya ekskul pencinta alam ini terganjal izin dari pihak sekolah untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan di dalam sekolah maupun luar sekolah. Sekalipun mendapat izin, ekskul pencinta alam ini hanya boleh berkegiatan dengan jarak maksimal 10 kilometer dari sekolah dan waktu berkegiatannya sangat terbatas. Tujuannya sih emang bagus yaitu agar pihak sekolah dapat dengan mudah memantau siswanya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Permasalahan seperti ini ternyata hampir dirasakan oleh semua ekskul pencinta alam di Bandung. Hal itu yang dikemukakan Kang Arie Yashar Yusuf alias Kang Asor, anggota GPA SMAN 2 Bandung saat ngobrol bareng kru belia. Katanya, dia mendapatkan laporan dari beberapa Sispala yang ada di Bandung berkaitan dengan pembatasan ruang gerak Sispala. ”Dari data yang saya dapatkan di Bandung, ada 34 ekskul pencinta alam di SMP dan SMA. Permasalahan yang mereka hadapi saat ini sama yaitu berkaitan dengan perizinan,” ujarnya. Banyaknya laporan dari Sispala ini melahirkan aksi dari pencinta alam. Bahkan, dalam waktu dekat ini akan dilakukan audiensi dengan pihak sekolah dan dinas terkait untuk mencari solusi terbaik. Kang Asor bilang, kondisi ini

merupakan salah satu dampak kekhawatiran pihak sekolah tentang adanya beberapa peristiwa seperti kecelakaan bahkan siswa yang meninggal dunia saat mengikuti kegiatan di alam. Menurutnya, peristiwa seperti itu harusnya dapat dihindari bahkan tidak terjadi bila manajemen kegiatan dibuat dengan baik serta mengutamakan keselamatan. Pembatasan prizinan yang dilakukan pihak sekolah bukan menjadi solusi yang baik. Menurutnya, ekstrakurikuler pencinta alam harus dipertahankan karena memiliki banyak manfaat positif untuk membentuk karakter serta mengembangkan soft skill dan hard skill. Perlu disadari bahwa pendidikan itu tidak melulu berkaitan dengan kegiatan akademis. Berbagai kegiatan nonakademis seperti pencinta alam ini dapat menunjang prestasi bahkan menjadi wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Kang Asor berharap agar siswa pencinta alam di berbagai sekolah dapat memperlihatkan dampak positif terhadap lingkungan baik di rumah maupun di sekolah sebagai buah manfaat yang didapatkan selama berkegiatan di alam. Dia juga berharap agar pihak sekolah bisa menjadi fasilitator yang baik untuk berbagai kegiatan siswa pecinta alam. ”Fasilitator itu nggak selalu berkaitan dengan uang, pihak sekolah bisa ikut terlibat dengan memantau kebutuhan dan masalah yang dihadapi siswa,” katanya. *** rani_mulyati@yahoo.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.