3 minute read

Mengentaskan Pernikahan Dini (Cerita Pilu Pasar Jodoh pada Masyarakat Indramayu) (Irfan Efendi)

|TEPI| MENGENTASKAN PERNIKAHAN DINI

(Cerita Pilu Pasar Jodoh pada Masyarakat Indramayu)

Advertisement

Irfan Efendi

Sumber gambar: http://esqnews.id/berita/pernikahan-diniberujung-maut-di-indramayu

Kota mangga, sebutan bagi Kota Indramayu, dalam beberapa tahun ke belakang menjadi pusat perhatian Indonesia, bahkan menjadi perhatian dunia. Bukan karena memiliki kilang minyak terbesar di Jawa Barat atau bahkan seIndonesia.

Akan tetapi, kota itu pernah dikenal dengan sebutan “pasar jodoh”. Pemandangan itu, dulu pernah kita lihat di sepanjang jalur pantura Indramayu. Namun kini, seiring dengan perubahan zaman dan pola kepemimpinan kepala daerah, lambat laun “pasar jodoh” telah sirna di tengah-tengah masyarakat. Apa yang dapat kita kenali dari “pasar jodoh”? Pasar jodoh merupakan tempat bertemunya kaula muda di jalur pantura. Mereka bukan menjajakan seks komersial. Tetapi pasar jodoh, hanyalah tempat bertemunya pasangan muda-mudi untuk mencari jodoh. Tragisnya, muda-mudi pencari jodoh itu bukan orang dewasa. Namun diantara mereka justru kebanyakan masih anak-anak usia dini. Ada ciri tertentu untuk mengenali mereka dalam mencari jodoh. Bila wanita atau pria tidak beralas kali, maka dapat dipastikan bahwa mereka adalah janda atau duda, sedangkan bagi yang beralas kaki, dapat ditebak bahwa mereka gadis atau perjaka. Mereka bertemu dan berjabat tangan sebagai tanda setuju untuk berjodoh. Seterusnya, mereka memberi tahu orang tua mereka masing-masing bahwa mereka telah mantap dengan pasangan hidupnya. Celakanya,nya berkembang mereka tidak memikirkan hal-hal buruk dalam pernikahan dini. Lalu, apa dampak yang terjadi dengan pernikahan dini ala Pasar Jodoh Indramayu?

Ada dua dampak yang akan menghinggapi pelaku pernikahan dini. Setidaknya, dampak yang timbil adalah terganggunya kesehatan jasmani dan dampak psikologis. Bahkan lebih meluas akan menimbulkan dampak sosial. Itulah sebabnya, BKKBN telah mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan ajakan pernikahan dini.

Risiko Kelahiran dan Kematian Ibu-Anak

Ada beragamn kasus yang diakibatkan pernikahan dini, misalnya kasus kelahiran bayi stunting pada ibu. Semakin muda usia pernikahan ibu, maka semakin besar potensi melahirkan bayi stunting. Di sisi lain, pernikahan dini juga bisa mengakibatkan risiko kematian ibu dan bayi saat proses melahirkan. Menurut teori kedokteran, kematian itu disebabkan panggul ibu yang sempit dan belum saatnya berkembang dengan baik. Pada bagian rahim akan terjadi robek mulut rahim, sehingga menimbulkan pendarahan yang hebat dan berakhir dengan kematian. Kehamailan di bawah usia 20 tahun pun dapat meningkatkan potensi preeklamasi, yaitu meningkatnya tekanan darah hingga kejang saat persalinan. Hal ini pun bisa menimbulkkan kematian.

Gangguan Kesehatan

Dalam dunia kesehatan, kita pernah mengenal istilah osteoporosis atau pengeroposan tulang. Ternyata, osteoporosis juga bisa terjadi pada wanita dengan kehamilan pada usia dini. Osteoporosis yang dimaksud pada pernikahan dini wanita adalah bentuk perubahan fisik yang bungkuk, tulang menjadi rapuh, dan lama kelamaan akan patah. Gangguan kesehatan lain berupa munculnya kanker pada mulut rahim

Retaknya Hubungan Keluarga

Berdasarkan Undang-Undang pernikahan, pria dan wanita yang akan menikah biasanya deberi penyuluhan dari Kantor Urusan Agama setempat. Penyuluhan itu dimaksudkan untuk memberi pemahaman pada setiap pasangan rumah tangga bahwa untuk mencapai rumah tangga yang harmonis atau sakinah, mawadah, warahmah, perlu persiapan psikis, ketenangan, kedewasaan pasangan atau kesiapan mental. Pernikahan usia dini lebih cenderung belum mapan secara psikologis atau mental. Bila hal itu dipaksakan, tentu saja akan menimbulkan perceraian. Hal itu terjadi biasanya karena pertengkaran hebat dan tak jarang menimbulkan ekses bagi pasangan muda tersebut. Berbagai kasus di Indramayu pun demikian. Jangan aneh pula, bila beberapa tahun ke belakang di Indramayu rentan dengan kawin-cerai. Di sana tak sedikit kita akan mendapati pria berusia di bawah 20 tahun dengan pernikahan lebih dari satu kali. Wah, dahsyat luar biasa. Anda mau seperti itu? Silakan datang ke Pasar Jodoh. Tapi, jangan sekali-kali ya menanggung akibatnya. Retaknya hubungan rumah tangga juga bisa terjadi dari pemicu awal. Ya apalagi kalau hukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Pemicu KDRT salah satunya karena salah satu pasangan emosi memuncak. Ini disebabkan karena salah satu pasangan berbeda posisi. Baik posisi pekerjaan, usia salah satu pasangan atau posisi ekonomi. Jika tidak ada kematangan emosi yang bagus, pasti sangat mudah tersulut emosi. Bila itu terjadi, dapat dipastikan akan terjadi kekrsan dan menimbulkan korban. Terutama pihak wanita. Demikian sekelumit pembelajaran yang berarti dari kasus pasar jodoh ala Indramayu. Kita bisa memetik pelajaran bahwa pernikahan dini berdampak besar bagi pasangan, berakibat fatal bagi keberlanjutan keluarga, dan kekerasan membekas berkepanjangan bagi keduanya. Jangan sekali-kali melakukan pernikahan dini, apalagi meniru pernikahan dini ala Pasar Jodoh Indramayu.***

Irfan Efendi

Penulis adalah mahasiswa program doktoral Ilmu pendidikan bahasa Universitas Negeri Semarang dan dosen STKIP Nahdlatul Ulama Indramayu Email: irfanlibels66@gmail.com

This article is from: