1 minute read

UNPAID INTERNSHIP Fenomena Perbudakan Modern Berkedok Penambahan Pengalaman dan Relasi

Beberapa tahun kebelakang sampai saat ini tren magang semakin meningkat karena adanya iklim persaingan dalam dunia kerja yang semakin tinggi tentu telah menjadikan “pengalaman kerja” sebagai sumber penting dari adanya tren program pemagangan ini. Bagaikan efek domino, salah satunya hal itulah yang melatarbelakangi banyak munculnya program magang tanpa upah atau unpaid internship. Sehingga memberikan kesan bahwasannya penerapan regulasi pengupahan untuk program pemagangan menjadi tidak merata disetiap perusahaan atau instansinya. Padahal, hal tersebut sudah jelas diatur dalam UU

Ketenagakerjaan dan Permenaker No. 6

Advertisement

Tahun 2020 Pasal 13 Ayat (1) huruf d bahwa salah satu hak dari peserta magang adalah mendapatkan uang saku yang terdiri dari biaya transportasi, uang makan, dan intensif peserta.

SCANHERE!

Tidak meratanya pengimplementasian regulasi pembayaran upah kepada peserta magang ternyata juga merupakan dampak dari adanya penafsiran yang menyebutkan bahwa mahasiswa tidaklah dapat dianggap sebagai pemagang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam UU

Ketenagakerjaan dan Permenaker No. 6/2020. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari jawaban Kementerian Ketenagakerjaan dalam Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR), yaitu dalam hal pemagangan yang dijalani oleh mahasiswa dalam rangka memenuhi persyaratan akademis yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan yang ada, maka mahasiswa yang mengikuti program magang tersebut dikatakan tidak dapat diklasifikasikan sebagai peserta magang dalam negeri.

This article is from: