
4 minute read
3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu
from Optimalisasi Edukasi Tuntunan Beribadah Bagi Orang Sakit Di R. Alamanda B RSUP DR. Hasan Sadikin
belum optimalnya edukasi mengenai tuntunan beribadah bagi orang sakit di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3.3. Latar Belakang Pemilihan Isu
Advertisement
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional memiliki kesempatan yang paling besar untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien untuk memenuhi kebutuhan dasar yang holistik yaitu bio- psiko-sosio dan spiritual (Potter & Perry, 2009; Hermansyah 2017). Aspek spiritual merupakan salah satu komponen yang ada dalam keperawatan menyeluruh (Holistik Nursing) pada diri individu yang dapat mengharmonisasi aspek fisik (body), pikiran/psikologi (mind), dan spirit (spirit) (Hermansyah, 2017). Aspek spiritual dapat mendorong seseorang untuk melakukan yang terbaik ketika menghadapi keadaan stres, emosional, penyakit, atau bahkan menjelang kematian, dengan demikian pasien dapat mencapai kualitas hidup yang terkait dengan kesehatannya (Mc Sherry, 1998; Monod et al 2012; Hermansyah 2017) Besarnya peran aspek spiritual bagi kesehatan, pemberian pelayanan spiritual merupakan hal yang penting yang perlu dilakukan. Perawat harus berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh pasien antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual. Perawat harus mampu mendapatkan informasi dari pasien tentang spiritual dan prakteknya yang dapat disediakan di rumah sakit, membantu untuk mengungkapkan persepsinya mengenai makna dalam keadaan sakit, menerapkan prinsip membantu pasien melaksanakan konsep- konsep spiritual dalam satu konteks keperawatan. Perawat yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami aspek spiritual pasien, akan dapat melaksanakan pemenuhan kebutuhan spiritual dan mengetahui bagaimana keyakinan spiritual dapat mempengaruhi kehidupan setiap individu ( Potter & Perry, 2005; Hermansyah 2017). Beribadah merupakan kewajiban bagi setiap muslim, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sholat adalah ibadah wajib yang sangat penting bagi umat Islam. Karena amalan yang pertama kali dihisab adalah sholat. Pada prinsipnya orang sakit tidak dicabut kewajiban sholatnya. Namun mendapatkan beberapa keringanan Untuk itu dalam menetapkan bentuk-bentuk keringanan sholat ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
24
Seseorang yang sakit tetap diwajibkan untuk mendirikan sholat. Caranya dengan melakukan gerakan dan posisi-posisi sholat semampu yang bisa dilakukan, meskipun tidak sampai sempurna. Prinsipnya, apapun gerakan dan bacaan sholat yang masih bisa dikerjakan, maka tetap wajib untuk dikerjakan. Apa yang sudah mustahil untuk dilakukan, barulah boleh untuk ditinggalkan. Prinsipnya, apa yang tidak bisa didapat secara keseluruhannya, bukan berarti harus ditinggalkan semua. Berdasarkan pengambilan data awal mengenai kegiatan beribadah pada orang sakit menggunakan kuesioner, sebanyak 70% pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Alamanda B RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tidak melakukan kegiatan beribadah. Beberapa alasan yang ditemukan yaitu 80% mengatakan tidak mengetahui tatacara beribadah ketika sakit, 10% mengatakan bahwa merasa tidak suci, dan 10% sedang haid. Beberapa pasien juga mengemukakan melakukan ibadah berdzikir sebagai pengganti ibadah sholat, padahal hal tersebut merupakan hal yang sangat berbeda. Pengambilan data lainnya berasal dari tenaga kesehatan yang bekerja disana yaitu perawat dan dokter. Dari 25 kuesioner yang diberikan, yang selalu memberikan asuhan keperawatan spiritual hanya sebanyak 12%, 72% mengatakan hanya kadang-kadang memberikan asuhan spirtual, dan 16% tidak pernah memberikan asuhan spirtual. Berbagi macam alasan diberikan mulai dari terbatasnya waktu dan SDM dalam memberikan asuhan, merasa tidak enak memberikan asuhan keperawatan spirtual sampai tidak mengetahui asuhan keperawatan spirutal apa yang harus diberikan. Tidak adanya media edukasi mengenai tuntuan beribadah bagi orang sakit menjadi kendala dalam memberikan edukasi karena banyak perawat yang belum menguasai materi edukasi tersebut. Berdasarkan data yang didapat di ruangan, sebanyak 80% pasien yang dirawat merupakan pasien palliative care sehingga untuk kasus seperti ini merupakan kasus terminal sehingga sangat membutuhkan asuhan keperawatan end life care. Beberapa diagnosa yang ada di ruangan yaitu cancer stadium akhir, tumor ganas dan pasien kemoterapi.Koordinasi penguatan isu gagasan juga dilakuakan dengan tim bimbingan rohani RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dari hasil koordinasi didapatkan data bahwa pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan spirtual memang tidak optimal karena minimnya SDM, sehingga pengembangan mengenai pelaksanaan juga tidak maksimal. Tim bimbingan rohani juga menjelaskan belum adanya media dan materi edukasi mengenai tuntunan beribadah bagi
25
orang sakit. Berdasarkan hak pasien di RS point ke 16, pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual. Sebagai tenaga kesehatan kita mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi bimbingan moril maupun spiritual kepada pasien yang dirawat. Bimbingan ini salah satunya bisa dilakukan dengan pemberian edukasi mengenai tuntunan beribadah terutama sholat, karena itu merupakan ibadah utama yang harus dijalankan sebagai seorang muslim. Dari hasil pengkajian yang dilakukan, ditemukan masalah tidak optimalnya edukasi mengenai tuntunan beribadah bagi orang yang sakit. Hal ini merupakan masalah yang harus segera ditangani, karena apabila tidak ditangani maka akan banyak dampak yang akan dihasilkan diantaranya: 1 . Pasien lebih rentan terhadap depresi, stress, mudah gelisah 2 . Pasien mudah kehilangan kepercayaan diri dan kehilangan motivasi 3 . Tingkat kecemasan pasien terhadap diagnosa penyakit meningkat 4 . Peningkatan tekananpsikis dapat memperlama penyembuhan penyakit.yang juga akan memperpanjang masa lama perawatan di rumah sakit ( Length of stay) 5 . Terhambatnya pencapaian kualitas hidup yang optimal 6 . Perawat tidak melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif yang juga dapat menurunkan mutu kualitas pelayanan Berdasarkan hasil analisis tersebut maka penulis berencana untuk mengoptimalkan edukasi dengan membuat media edukasi yaitu video dan lembar balik mengenai tuntunan beribadah bagi orang sakit untuk disosialisakan kepada pasien dan perawat yang tujuan akhirnya diharapkan perawat dapat dengan mudah memberikan edukasi asuhan keperawatan spiritual.
26