
4 minute read
III. Latar Belakang Pemilihan Isu
skor 19 point. Isu tersebut kemudian akan mendapat prioritas pemecahan masalah.
III. Latar Belakang Pemilihan Isu
Advertisement
Dilihat dari hasil analisa prioritas isu, kelancaran ASI pada ibu post partum/ ibu nifas perlu perhatian khusus oleh perawat yang ada di ruang perawatan ibu nifas. Dibutuhkan kreatifitas dalam mencari referensi mengenai tindakan yang mendukung dalam melaksanakan asuhan keperawatan, mencari tindakantindakan yang bisa memperlancar pemberian ASI salah satunya kombinasi pijat oksitosin dan teknik marmet. Produksi ASI yang kurang dapat ditingkatkan dengan cara farmakologi maupun dengan non farmakologi. Farmakologi adalah dengan menggunakan obatobatan serta penggunaan susu formula khusus untuk ibu menyusui. Adapun yang non farmakologi dapat dilakukan dengan pola makan dengan gizi seimbang untuk ibu menyusui, mobilisasi dini, dengan pijat oksitosin dan perawatan payudara (Depkes RI, 2016). Dari beberapa faktor-faktor yang dapat meningkatkan produksi ASI tersebut maka adanya beberapa alternatif atau tindakan dalam meningkat Produksi ASI salah satunya pijat oksitosin, dimana pijat oksitosin ini tindakan atau intervensi untuk merangsang hipofisis anterior dan posterior sehingga mengeluarkan hormon oksitosin tindakan ini diperkuat dengan adanya penelitian terkait oleh menyimpulkan bahwa oksitosin digunakan untuk memperbaiki kontraksi uterus setelah melahirkan dalam upaya mencegah perdarahan post partum (Muarif, 2002 dalam Kiftia, 2014). Hasil penelitian Elisa (2013) tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus pada ibu post partum multipara di wilayah RB Mardi Rahayu Semarang didapatkan bahwa pada pengukuran penurunan TFU hari ke 7 (tujuh) didapatkan nilai mean perlakukan = 8,56, mean control = 6,33, nilai p = 0,0001, t= 4,919, sehingga dapat disimpulkan bahwa pijat oksitosin signifikan terhadap penurunan TFU pada ibu post partum multipara. Kejadian perdarahan pada ibu melahirkan saat ini justru terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Hal ini disebabkan karena perawatan yang intensif dilakukan oleh tenaga medis hanya pada saat ibu dirawat di rumah sakit/rumah bersalin sedangkan lama rawat ibu hanya sampai hari ke dua selanjutnya perawatan ibu
dilakukan oleh keluarga. Informasi tentang pijat oksitosin sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat luas guna meningkatkan pengetahuan sehingga dapat menekan kejadian perdarahan pada ibu pasca melahirkan (dalam Elisa, et all, 2016). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama bertugas di ruang Alamanda A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, terhitung sejak tanggal 1 April - 25 April 2021, 3 orang pasien mengeluh ASI tidak keluar dan 55% pasien ibu nifas mengeluh produksi ASI sedikit. Serta berdasarkan hasil survei awal dengan media quisioner pada perawat atau bidan di Ruang Alamanda A >80% responden belum atau jarang mengimplementasikan pijat oksitosin dan teknik marmet pada ibu nifas agar ASI lebih lancar. Secara khusus media edukasi mengenai pijat oksitosin dan teknik marmet belum tersedia.
No. Tanggal Jumlah Ibu Nifas
ASI Tidak keluar Persentase ASI Sedikit Persentase
1 1 April 2021 2 1 50% - 0% 2 2 April 2021 5 - 4 80% 3 3 April 2021 11 - 8 73% 4 5 April 2021 6 - 3 50% 5 8 April 2021 10 1 10% 7 70% 6 9 April 2021 7 - 4 57% 7 10 April 2021 4 - 2 50% 8 19 April 2021 8 - 2 25% 9 22 April 2021 5 1 20% 3 60% 10 24 April 2021 3 - 1 33% 11 25 April 2021 4 - 2 50%
Jumlah 65 3 4,6% 36 55%
Ket : Tanggal 1 April 2021 Orientasi Ruangan
Tabel 3.2 Data Pasien Ibu Nifas dan Produksi ASI
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kustriyani,dkk menunjukkan setelah dilakukan tindakan pada 2 jam post partum, ibu mengalami peningkatan jumlah produksi ASI sebanyak 3 kali lipat (300%), perlakuan yang sama pada 16 jam post
partum meningkatkan jumlah produksi ASI ibu sebesar 251% dan pada 24 jam post partum mengalami peningkatan jumlah produksi ASI ibu sebesar 207%. Kesimpulan, tindakan pijat oksitosin yang dikombinasikan dengan teknik marmet mampu mengoptimalkan peningkatan produksi ASI ibu post partum. Diharapkan petugas kesehatan dapat melaksanakan tindakan alternatif dalam meningkatkan produksi ASI ibu post partum(Kustriyani,et all,2020). Ada beberapa manfaat ASI Eksklusif untuk bayi 0-6 bulan pertama, sebagai berikut : A. Mencegah terserang penyakit ASI eksklusif untuk bayi yang diberikan ibu ternyata mempunyai peranan penting, yakni meningkatkan ketahanan tubuh bayi. Karenanya bisa mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan bayi dan juga bisa mencegah stunting. B. Membantu perkembangan otak dan fisik bayi Manfaat ASI eksklusif paling penting ialah bisa menunjang sekaligus membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Hal tersebut dikarenakan, di usia 0 sampai 6 bulan seorang bayi tentu saja sama sekali belum diizinkan mengonsumsi nutrisi apapun selain ASI. Oleh karenanya, selama enam bulan berturut-turut, ASI yang diberikan pada sang buah hati tentu saja memberikan dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik bayi selama ke depannya. Selain bagi bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga memiliki manfaat, sebagai berikut : A. Mengatasi rasa trauma Dapat menghilangkan trauma saat persalinan sekaligus dengan kehadiran buah hati pertama kalinya bisa menjadi penyemangat hidup seorang ibu.
Pasca melahirkan biasanya ibu rentan mengalami baby blues syndrome, terlebih lagi hal tersebut biasanya terjadi pada sang ibu yang belum terbiasa bahkan tidak bersedia memberikan ASI eksklusifnya untuk bayi mereka.
Namun dengan menyusui, secara perlahan rasa trauma pun akan hilang sendirinya dan ibu pun akan terbiasa menyusui bayinya. B. Mencegah kanker payudara Selain membuat kondisi kesehatan dan mental ibu menjadi lebih stabil,
ASI eksklusif juga bisa meminimalkan timbulnya resiko kanker payudara.