17 minute read

3 RANCANGAN AKTUALISASI

3 RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu

Terlampir di bawah ini adalah

Advertisement

Uraian tugas/jabatan Tabel 2. Daftar uraian tugas / jabatan

Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Melaksanakan pelayanan medik rawat jalan Pelayanan rawat jalan melebihi kapasitas Pengaturan pasien sesuai kapasitas

Melaksanakan pelayanan medik rawat inap Telah dilakukan sesuai dengan SOP Telah dilakukan sesuai dengan SOP Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medik Melakukan tindakan echo cito, TPM, perikardiosentesis, BAS Telah dilakukan sesuai dengan SOP Telah dilakukan sesuai dengan SOP

Melakukan tindakan pemasangan infus sentral Pemasangan infus dilakukan utama secara perifer oleh perawat, namun seringkali akses tidak didapatkan karena kondisi anak sudah buruk. Pemsangan infus seringkali dilakukan secara berulang karena kurangnya Ketrampilan nakes dalam menghadapi kasus sulit dapat ditingkatkan

Uraian tugas/jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Melaksanakan tugas jaga Menyusun laporan pelaksanaan tugas Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien Mengikuti Konferensi Bedah keterampilan nakes dalam melakukan tindakan pada kasus sulit Telah dilakukan sesuai dengan SOP Telah dilakukan sesuai dengan SOP Telah dilakukan sesuai dengan SOP Telah dilakukan sesuai dengan SOP

Konferensi secara rutin diadakan untuk penentuan tindakan pada pasien, sekaligus bahan pelajaran untuk staf dan PPDS Tindakan terapeutik pada pasien harus melalui Konferensi Bedah, yang jadwalnya terbatas hanya 2x/minggu. Kurang optimalnya Konferensi Bedah menyebabkan penanganan yang tidak sesuai pada pasien Konferensi bedah dapat dioptimalkan sehingga jadwal terapeutik pasien sesuai dengan yang seharusnya

Mengikuti Konferensi Kasus Sulit, Konferensi Mortalitas, Konferensi PPDS Telah dilakukan sesuai dengan SOP Telah dilakukan sesuai dengan SOP

26

Uraian tugas/jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas Telah dilakukan sesuai dengan SOP Telah dilakukan sesuai dengan SOP

27

Rumah sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita merupakan pusat rujukan tertinggi untuk penyakit jantung di Indonesia. Oeh karena itu staf medis dituntut untuk bisa bekerja dengan sebaik-baiknya dan dengan kompetensi dan kualifikasi tertinggi untuk kepentingan pasien-pasien yang datang dengan harapan besar ke RS ini. Di RS ini, setiap staf medis bekerja dalam sub divisi yang lebih spesifik dan subspesialistik. Salah satu divisi yang ada, yang merupakan tempat saya bekerja saat ini adalah Divisi Kardiologi pediatrik dan penyakit jantung bawaan, yang khusus menangani pasien anak maupun dewasa dengan kelainan jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu jenis penyakit jantung dengan angka kejadian penyakit diperkirakan mencapai 1,2 juta kasus dari 135 juta kelahiran hidup di seluruh dunia setiap tahunnya.

Di Indonesia, angka kejadian ini diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup. Dari sekitar 43.200 kasus yang ada, hanya sekitar seperempat yang mendapatkan kesempatan untuk penanganan definitif maupun paliatif. Dengan majunya perkembangan teknologi saat ini, termasuk di bidang kedokteran, dan membaiknya sistem pelayanan publik di negara Indonesia menyebabkan informasi tentang penyakit jantung bawaan dapat diketahui sampai ke pelosok negeri, dan banyak pasien yang akhirnya datang untuk mencari pertolongan ke fasilitas-fasilitas yang lebih lengkap dan lebih baik. Pasien-pasien ini sebagian besar datang ke Rumah sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita untuk penegakan diagnosis dan tindakan terapeutik sesuai dengan diagnosis penyakitnya. Namun seiring dengan meningkatnya pasienpasien ini, muncul beberapa isu yang akhirnya dapat mempengaruhi penatalaksanaan pasien-pasien PJB ini. Berikut beberapa rumusan isu yang didapatkan pada divisi kardiologi pediatrik dan jantung ba

3.2 RUMUSAN ISU 3.2.1 Pelayanan rawat jalan melebihi kapasitas

Terbatasnya senter-senter yang dapat melayani pasien-pasien penyakit jantung bawaan di Indonesia menyebabkan penumpukan di beberapa senter yang seringkali melebihi kapasitas yang seharusnya. Batasan jumlah pasien yang dapat dilayani di poliklinik seringkali harus dilanggar oleh karena pasien dalam kondisi urgent atau berasal dari daerah yang jauh dan perifer. Namun di sisi lain, hal ini menyebabkan kelelahan pada pihak nakes sehingga menyebabkan kekurangmampuan dalam pemberian pelayanan yang optimal bagi setiap pasien. Sebelum masa pandemi, jumlah pasien dibatasi 20-30 pasien per slot pelayananan poliklinik kardiologi pediatrik dan penyakit jantung bawaan, namun seringkali pasien mencapai 40-50 pasien per slot pelayanan. Setiap hari selama masa pandemi COVID pembatasan pasien adalah 20 per hari, namun seringkali melebihi batas slot pasien, yang menyebabkan tumpukan pasien di ruang poliklinik, sehingga juga akan meningkatkan risiko penularan COVID pada sesama pasien dan nakes yang bertugas di poliklinik.

3.2.2 Pemasangan infus seringkali dilakukan secara berulang karena kurangnya keterampilan nakes dalam melakukan tindakan pemasangan infus pada kasus sulit

Penyakit jantung bawaan dapat berupa penyakit jantung bawaan tidak biru (asianotik) dan penyakit jantung bawaan biru (sianotik). Beberapa penyakit jantung bawaan biru seringkali datang dalam presentasi klinis kritis dengan kondisi biru yang berat. Pemberian cairan untuk memaksimalkan preload, yakni pemberian cairan intravena 10-20 cc/kg secara bolus yang dilanjutkan dengan maintenance, menjadi salah satu terapi awal yang dapat diberikan untuk memperbaiki kondisi umum awal pasien. Seringkali pemasangan infus pada pasien-pasien in tertunda oleh karena kemampuan nakes yang kurang dalam pemasangan infus pada kasus-kasus sulit, disamping usia dan berat badan yang kecil, terutama bayi dan pasien-pasien dengan kondisi pembuluh darah yang kolaps. Keterlambatan pemberian cairan dapat mempengaruhi prognosis pasien.

3.2.3 Kurang optimalnya konferensi bedah pada penanganan pasien penyakit jantung bawaan di RS Jantung dan Pembuluh Darah

Harapan Kita

Pasien-pasien yang akan menjalani tindakan terapeutik harus melalui konferensi bedah yang hanya dilakukan 2x dalam seminggu. Oleh karena itu, antrian operasi semakin panjang karena pasien harus menunggu keputusan pada konferensi ini. Konferensi bedah merupakan komponen penting dalam pelayanan penyakit jantung bawaan di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Setiap pasien yang telah terdiagnosa memiliki kelainan jantung bawaan akan didiskusikan pada konferensi bedah untuk menentukan langkah selanjutnya, seperti: optimal medikamentosa, konservatif, operasi, atau intervensi melalui kateterisasi. Belum efektifnya pelaksanaan konferensi bedah akan menyebabkan lambatnya pengambilan keputusan pasien yang menyebabkan antrian konferensi akan memanjang dan terlambatnya penanganan pasien yang berpotensi meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien.

3.3 Dampak Isu

Penulis menyadari jika isu-isu yang didapatkan tadi tidak diselesaikan, maka akan menyebabkan dampak yang kemudian dapat membesar dan mempengaruhi publik. Pada tabel 3, dijabarkan dampak-dampak yang dapat terjadi.

No. Isu

Tabel 3. Dampak isu

Dampak apabila Isu tidak ditangani

1. Pelayanan rawat jalan melebihi kapasitas Kelelahan kronis pada nakes yang terlibat Nakes bekerja buru-buru agar dapat pulang tepat waktu, sehingga melakukan pekerjaan kurang maksimal Nakes dapat melakukan kesalahan analisa, pemeriksaan dan terapi karena beban kerja yang besar Menurunnya motivasi nakes untuk melakukan pekerjaan dengan baik Pasien tidak mendapatkan evaluasi dan penanganan yang terbaik Waktu tunggu pasien bertambah Kondisi pasien dapat memburuk saat menunggu antrian yang panjang Pasien tidak puas dan melaporkan ke pihak luar atau bercerita di Sosial Media Menurunnya kepercayaan masyarakat akan RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita sebagai pusat rujukan penyakit jantung bawaan Pihak tertentu dapat mengambil kesempatan untuk merugikan RS

No. Isu Dampak apabila Isu tidak ditangani

2. Pemasangan infus seringkali dilakukan secara berulang karena kurangnya keterampilan nakes dalam melakukan tindakan pemasangan infus pada kasus sulit

3. Kurang optimalnya konferensi bedah pada penanganan pasien penyakit jantung bawaan Nyeri yang dirasakan pasien bertambah Risiko trombosis dan perdarahan pada luka bekas puncture Risiko infeksi pada luka bekas puncture Perburukan kondisi pasien, meningkatnya morbiditas dan mortalitas pasien Prognosis pasien lebih buruk Nakes harus mencari alternatif lain yang lebih invasif seperti pemasangan infus sentral, intra osseus. Beban nakes bertambah karena kondisi lebih berat, pemeriksaan dan penanganan bisa bertambah Beban antrian akan semakin panjang, karena pasien akan terus bertambah setiap tahun Pasien dapat memburuk dan jatuh dalam kondisi gawat darurat Pasien-pasien dapat jatuh dalam kondisi lanjut yang ireversibel Beberapa pasien yang sudah terjadwal untuk didiskusikan dalam konfrensi bedah terkadang tidak sempat dibicarakan, sehingga terjadi penundaan/pembatalan dan pasien harus dijadwalkan kembali untuk mengikuti konferensi bedah. Namun tidak jarang pasien tersebut lupa dijadwalkan ulang sampai pasien datang kembali Jumlah tindakan akan menumpuk berarti hutang tindakan akan bertambah, beban pada nakes bertambah

32

No. Isu Dampak apabila Isu tidak ditangani

Jika tersebar ke publik, maka kepercayaan publik akan berkurang dan dapat mempengaruhi usaha pasien untuk berjuang Pihak tertentu dapat mengambil kesempatan untuk merugikan RS

3.4 Memilah /Menapis Isu

Dari ke-3 isu yang sudah dijelaskan tadi, dilakukan analisa untuk menilai prioritas masalah yang ada dengan menggunakan Matrik Penilaian Kualitas Isu dengan Analisis AKPL(Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan), yaitu: - Pelayanan rawat jalan melebihi kapasitas - Pemasangan infus seringkali dilakukan secara berulang karena kurangnya keterampilan nakes dalam melakukan tindakan pemasangan infus pada kasus sulit - Kurang optimalnya konferensi bedah pada penanganan pasien penyakit jantung bawaan

No. ISU Identifikasi Isu

1. Pelayanan rawat jalan melebihi kapasitas Pelayanan Publik

Kriteria Aktual Khalayak Problematik Layak Prioritas

5 5 5 4 19

33

2. Pemasangan infus seringkali dilakukan secara berulang karena kurangnya keterampilan nakes dalam melakukan tindakan pemasangan infus pada kasus sulit Pelayanan Publik

5 4 4 4 17

3. Kurang optimalnya konferensi bedah pada penanganan pasien penyakit jantung bawaan Pelayanan Publik WoG 5 5 5 5 20 Tabel 4. Teknik Analisis Isu

34

Berdasarkan Analisis Penilaian Kualitas Isu dengan Kriteria Aktual-KekhalayakanProblematik-Kelayakan, maka isu yang dipilih adalah isu no.3 yaitu: “Kurang optimalnya konferensi bedah pada penanganan pasien penyakit jantung bawaan di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.” Ketidak-efektifan pelaksanaan konferensi bedah ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: kurangnya persiapan data-data pasien yang akan didiskusikan, ketiadaan target jumlah kasus dan urutan kasus yang harus selesai didiskusikan dan diputuskan dalam satu waktu, sering terjadinya perbincangan yang tidak relevan dengan kasus konferensi bedah, terlambatnya konsulen menghadiri konferensi bedah, dan ketidakhadiran DPJP yang mengetahui kasus secara lengkap.

Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) juga memerankan peranan penting di RSJPD Harapan Kita yang memiliki dua fungsi sebagai pusat pelayanan masyarakat untuk penyakit jantung serta sebagai pusat pendidikan bagi calon dokter spesialis. Rendahnya kinerja PPDS turut mengurangi efektivitas konferensi bedah. Rendahnya kinerja ini diakibatkan kurangnya kepedulian PPDS dan tidak optimalnya pembagian tugas antar PPDS. Untuk mempersiapkan suatu konferensi bedah pediatrik, PPDS harus mempersiapkan data pasien seperti yang telah disebutkan di atas, berupa: riwayat dan data objektif pasien, EKG, rontgen, hasil ekokardiografi dan kateterisasi jantung serta pemeriksaan tambahan lain jika ada. Kemudian data tersebut diinput dalam program komputer di rumah sakit. Penyajian data juga tidak efisien karena sistem prioritasi kasus yang belum efektif, sehingga urutan pasien yang maju dalam konferensi bedah seringkali tidak sesuai dengan antrian pasien saat datang ke RS JPD Harapan Kita.

Masalah yang tak tertangani selama bertahun-tahun ini mengakibatkan bertambahnya jumlah pasien dalam masa tunggu, dan karena jumlah pasien yang bertambah setiap tahun, maka jumlah antrian ini semakin banyak dan semakin sulit tertangani. Penyebab terjadinya hal ini sangat multifaktorial, namun beberapa yang dapat dianalisa sebagai kemungkinan penyebab adalah sebagai berikut yang terlihat pada gambaran fish bone di bawah ini (gambar 1). Penyebab akar masalah diidentifikasi menggunakan metode fish bone, maka dapat ditetapkan terdapat beberapa akar masalah yang menyebabkan isu yaitu: kurangnya persiapan data-data pasien yang akan didiskusikan, ketiadaan target jumlah kasus dan urutan kasus yang harus selesai didiskusikan dan diputuskan dalam satu waktu, sering terjadinya perbincangan yang tidak relevan dengan kasus

konferensi bedah, terlambatnya konsulen menghadiri konferensi bedah, dan ketidakhadiran DPJP yang mengetahui kasus secara lengkap.

Dibutuhkan analisa lanjut akan isu ini, yang diharapkan akan dapat menemukan solusi atas masalah aktual yang saat ini dihadapi. Diharapkan ke depannya antrian ini dapat berkurang, dan pasien-pasien dapat kesempatan ditangani dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga akan mengurangi beban ekonomi (jumlah uang yang dikeluarkan selama menunggu), beban waktu (sebagian besar berasal dari luar daerah dan pekerja yang harus meninggalkan/ijin dari perkerjaannya), beban psikologi (menunggu kepastian dan prognosis dari penangangan jantung pasien yang sebagian besar adalah usia anak).

3.5 Gagasan Pemecahan Isu

Setelah analisis isu dilakukan, maka terdapat beberapa gagasan-gagasan untuk mengatasi isu, berupa perbaikan sistem antrian konferensi bedah. Program andalan yang direncanakan dibuat adalah pembuatan suatu sistem antrian konferensi bedah yang sistematik, tergantung sistem, dan berjalan otomatis yang akan dinamakan sebagai IQ, yang merupakan singkatan dari “I Queue” atau dalam bahasa Indonesianya berarti “Aku Mengantri”. Program ini memungkinkan jadwal konferensi bedah berjalan secara otomatis sesuai antrian pasien datang ke RSJPD Harapan Kita dengan mempertimbangkan waktu kedatangan awal pasien, waktu permintaan konferensi, usia, diagnosis, tingkat kegawatan, dll. Sistem ini pasti tidak mudah dibuat langsung dalam jangkauan yang besar melibatkan sistem se-rumah sakit, namun jika memungkinkan akan dilakukan di dalam divisi Kardiologi Pediatrik dan semua divisi yang terkait di dalamnya, akan memudahkan dan memberikan hak pasien sesuai dengan seharusnya. Selain itu, gagasan-gagasan lain untuk membantu memcahkan masalah akan juga diwujudkan dalam beberapa kegiatan. Sehingga penulis berencana untuk menuangkannya dalam beberapa kegiatan di bawah ini: - Membuat sistem penunjukan moderator yang akan mengendalikan diskusi selama konferensi bedah berlangsung - Membuat ketentuan target jumlah kasus dan urutan kasus yang didiskusikan tiap konferensi bedah. - Membuat sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus

- Pembuatan aplikasi antrian konferensi bedah “IQ” atau “I Queue”: Aku

Mengantri - Melakukan uji coba aplikasi IQ

3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Kardiologi Pediatrik dan Penyakit Jantung Bawaan Identifikasi Isu : Jumlah pasien yang membludak di poliklinik Kardiologi Pediatrik dan PJB Pemasangan infus seringkali dilakukan secara berulang karena kurangnya keterampilan nakes dalam melakukan tindakan pemasangan infus pada kasus sulit Kurang optimalnya Konferensi Bedah menyebabkan penanganan yang tidak sesuai pada pasien Isu yang diangkat : Kurang optimalnya Konferensi Bedah menyebabkan penanganan yang tidak sesuai pada pasien penyakit jantung bawaan di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita

Gagasan Pemecahan : Pembuatan antrian konferensi bedah dengan aplikasi (“electronic-Queue” atau “IQ” atau “I queue”: Aku Mengantri

Tabel 5. Matriks Rancangan Aktualisasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

1. Membuat sistem penunjukan moderator yang akan mengendalika n diskusi selama konferensi bedah berlangsung Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB Mendapat dukungan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB perihal pembuatan sistem penunjukan moderator yang akan mengendalikan Pembuatan sistem diawali dengan koordinasi dengan atasan berhubungan dengan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan(nasionalisme), santun, menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama, serta Membuat sistem penunjukan moderator yang akan mengendalikan diskusi selama konferensi bedah berlangsung dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu Membuat sistem penunjukan moderator yang akan mengendalikan diskusi selama konfrensi bedah berlangsung dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) akan menguatkan nilai-

Pembuatan jadwal moderator Konferensi bedah diskusi selama konfrensi bedah berlangsung Lalu pembuatan Jadwal moderator konferensi bedah Dengan angka terlaksana >80% komunikasi yang baik (etika publik) dan dengan tanggung jawab dan berintegritas membuat jadwal moderator (akuntabilitas), serta melakukan sosialisasi dan evaluasi merupakan rasa tanggung jawab untuk menjamin hak pasien (komitmen mutu, Sosialisasi antikorupsi) penunjukkan Sosialisasi penunjukkan moderator moderator konferensi Konferensi bedah bedah berhubungan Evaluasi dengan nilai transparansi program (antikorupsi), serta penunjukkan melakukan evaluasi moderator berarti mengutamakan Konferensi bedah pencapaian hasil, disiplin, dan jujur (akuntabilitas, antikorupsi, etika publik, komitmen mutu) dan Anti korupsi) sesuai dengan Visi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSPDHK) untuk menjadi rumah sakit yang terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah serta sejalan dengan Misi RSJPDHK untuk melaksanakan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas dan berkontribusi dalam indikator kesehatan jantung nasional nilai organisasi jaminan kualitas, harmoni, dan komitmen

41

2 Membuat ketentuan target jumlah kasus dan urutan kasus yang didiskusikan tiap konfrensi bedah Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB Mendapat dukungan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB perihal penentuan target jumlah kasus yang didiskusikan tiap konferensi bedah dengan Angka target Jumlah dan urutan kasus yang akan didiskusikan setiap konferensi bedah >80% target jumlah kasus

Koordinasi dengan Membuat ketentuan pimpinan berhubungan target jumlah dan urutan dengan nilai kerakyatan kasus yang didiskusikan yang dipimpin oleh tiap konferensi bedah hikmat kebijaksanaan dengan dalam mengimplementasikan permusyawaratan nilai-nilai ANEKA perwakilan (Akuntabilitas, (nasionalisme), santun, Nasionalisme, Etika menghargai publik, Komitmen mutu komunikasi,konsultasi dan Anti korupsi) sesuai dan kerjasama, dengan Visi RS Jantung komunikasi, berani dan Pembuluh Darah (akuntabilitas) Harapan Kita (RSPDHK) Membuat target jumlah untuk menjadi rumah kasus yang didiskusikan sakit yang terdepan berhubungan dengan nilai dalam pelayanan, tanggung jawab pendidikan dan (akuntabilitas), penelitian di bidang kemanusiaan yang adil jantung dan pembuluh dan beradab darah serta sejalan (nasionalisme), dengan Misi RSJPDHK mendorong kinerja, untuk kemudahan, dan kerja melaksanakan pelayanan keras (komitmen mutu), kardiovaskular proses yang transparan yang dan jelas, serta konsisten berkualitas dan Membuat ketentuan target jumlah dan urutan kasus yang didiskusikan tiap konferensi bedah dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA Membuat target (Akuntabilitas, jumlah dan urutan kasus yang Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti didiskusikan setiap korupsi) akan menguatkan nilaikonferensi bedah Evaluasi jumlah kasus yang nilai organisasi profesional, jaminan harmoni, dan komitmen. kualitas, didiskusikan setiap konferensi bedah

42

3 dalam setiap proses (antikorupsi) Evaluasi jumlah kasus yang didiskusikan setiap konferensi bedah berhubungan dengan nilai tanggung jawab, mengutamakan pencapaian hasil, handal, dan disiplin (etika publik, akuntabilitas, komitmen mutu, antikorupsi) berkontribusi dalam indikator kesehatan jantung nasional.

Membuat sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB Dibuatnya sistem Saat melakukan tertulis yang koordinasi dengan menjelaskan tata pimpinan berarti cara penjadwalan menerapkan nilai ulang konfrensi kerakyatan yang dipimpin bedah dan tata oleh hikmat cara prioritasi kebijaksanaan dalam kasus permusyawaratan Pembuatan Sistem tertulis perwakilan sistem yang (nasionalisme), santun, tertulis yang menjelaskan tata menghargai komunikasi cara penjadwalan (etika publik), menjelaskan tata konsultasi ulang cara penjadwalan konferensi (komitmen mutu) dan Membuat sistem tertulis Membuat sistem tertulis yang yang menjelaskan tata menjelaskan tata cara cara penjadwalanpenjadwalan ulang konferensi ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi bedah dan tata cara kasus dengan prioritasi kasus dengan mengimplementasikan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, nilai-nilai ANEKA Nasionalisme, Etika publik, (Akuntabilitas, Komitmen mutu dan Anti Nasionalisme, Etika korupsi) akan menguatkan nilaipublik, Komitmen mutu nilai organisasi profesional, dan Anti korupsi) sesuai jaminan kualitas, harmoni, dan dengan Visi S Jantung komitmen.

43

ulang konfrensi bedah dan tata cara prioritasi kasus bedah dan tata cara prioritasi kasus Angka pelaksanaan sistem >80% kerjasama, sertaa berani dalam mengajukan opsiopsi baru untuk perbaikan pelayanan (akuntabilitas, Evaluasi etika publik, antikorupsi). pelaksanaan Lalu pembuatan sistem yang dibuat ketentuan tata cara penjadwalan ulang untuk menjamin hak pasien sesuai dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dalam hal ini adalah pasien (nasionalisme), berhubungan juga dengan nilai tanggung jawab (akuntabilitas), mendorong kinerja, kemudahan, transparan, terpercaya, dan jelas dan memastikan keadilan pada setiap pasien (komitmen mutu, etika publik, antikorupsi), serta jujur, adil, dan peduli dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSPDHK) untuk menjadi rumah sakit yang terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah serta sejalan dengan Misi RSJPDHK untuk melaksanakan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas dan berkontribusi dalam indikator kesehatan jantung nasional.

44

4. akan kepentingan tiap pasien (etika publik). Evaluasi pelaksanaan sistem berhubungan dengan nilai tanggung jawab (akuntabilitas, etika publik), mengutamakan pencapaian hasil, handal, dan disiplin, proses yang transparan dan jelas, serta konsisten dalam setiap proses (komitmen mutu, antikorupsi)

Pembuatan aplikasi antrian konferensi bedah “IQ” atau “I Queue”: Aku Mengantri Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB Pembuatan program komputer yang akan Rapat memudahkan koordinasi dengan untuk bagian antrian terkait pasienuntuk serta pembuatan berjalannya rapat koordinasiprogram komputer yang dengan bagian akan memudahkan terkait untuk i antrian membuat konferensi bedah program Koordinasi dengan pimpinan, serta rapat koordinasi dengan bagian terkait berhubungan dengan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (nasionalisme), santun,menghargai komunikasi (etika Koordinasi dengan bagian terkait untuk pembuatan program komputer yang akan memudahkan untuk antrian konferensi bedah denganmengimplementa sikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Koordinasi dengan bagian terkait untuk pembuatan program komputer yang akan memudahkan untuk antrian konferensi bedah dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) akan menguatkan nilai-nilai organisasi

45

Dibuatnya program ‘IQ’ komputer yang akan memudahkan antrian konferensi bedah

publik), konsultasi Komitmen mutu dan Anti (komitmen mutu) dan korupsi) sesuai dengan kerjasama, komunikasi, Visi RS Jantung dan berani(akuntabilitas, Pembuluh Darah antikorupsi) Harapan Kita (RSPDHK) Membuat aplikasi untuk menjadi rumah berhubungan dengan nilai sakit yang terdepan tanggung jawab, dalam pelayanan, kejelasan, terpercaya, pendidikan dan integritas, dan keadilan penelitian di bidang bagi tiap pasien jantung dan pembuluh (akuntabilitas), darah serta sejalan berhubungan dengan nilai dengan Misi RSJPDHK keadilan sosial bagi pasien untuk selaku bagian dari rakyat Menciptakan wahana Indonesia, dan pendidikan/pelatihan menjunjung haknya yang berkualitas bagi sebagai manusia sesuai peserta didik atau kemanusiaan yang adil pelatihan, melaksanakan dan beradab pelayanan kardiovaskular (nasionalisme), serta yang menjamin kompetensi Berkualitas dan terbaik untuk setiap Berkontribusi dalam pasien, jujur, adil, dan indikator kesehatan peduli akan kepentingan jantung nasional. tiap pasien (etika publik, komitmen mutu), dan profesional, jaminan kualitas, inovatif, harmoni, dan komitmen.

46

5 akan memberikan keadilan, kejelasan, memastikan jadwal sesuai hak pasien (antikorupsi)

Melakukan uji coba aplikasi IQ Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB Dilakukannya uji coba aplikasi IQ di divisi terkait dan mengetahui program IQKoordinasi dengan Bagian Divsiterkait terkait dapat divisi Kardiologi Pediatrik menggunakan Sosialisasi program IQ dengan baikprogram IQ dan penggunaannya Evaluasi program IQ Koordinasi dengan pimpinan, serta rapat koordinasi dengan bagian terkait berhubungan dengan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (nasionalisme), santun,menghargai komunikasi (etika publik), konsultasi (komitmen mutu) dan kerjasama, komunikasi, berani(akuntabilitas, antikorupsi)

Melakukan uji coba dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) sesuai dengan Visi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSPDHK) untuk menjadi rumah sakit yang terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah serta sejalan Melakukan sosialisasi dengan Misi RSJPDHK ujicoba berhubungan untuk melaksanakan dengan nilai tanggung Melakukan uji coba dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) akan menguatkan nilainilai organisasi jaminan kualitas, harmoni, dan komitmen.

47

jawab, kejelasan, terpercaya, integritas (etika publik, akuntabilitas, komitmen mutu dan antikorupsi). Uji coba ini menjunjung hak pasien sebagai manusia sesuai kemanusiaan yang adil dan beradab, memastikan program yang berjalan dengan benar (nasionalisme, komitmen mutu) menjamin kompetensi terbaik untuk setiap pasien, peduli akan kepentingan tiap pasien, transparan, dan jelas (komitmen mutu, antikorupsi, akuntabilitas) pelayanan kardiovaskular yang berkualitas dan berkontribusi dalam indikator kesehatan jantung nasional.

Evaluasi berhubungan dengan nilai tanggung jawab (akuntabilitas, etika publik), mengutamakan pencapaian hasil (komitmen mutu) menjamin proses efektif

48

dan efisien, serta cepat dan tepat (antikorupsi)

49

This article is from: