
12 minute read
2.4 Profil Peserta
2.4 Profil Peserta
Nama : Cici Sulastri, A.Md.Farm NIP : 198805102020122002
Advertisement
Jabatan /Golongan : Asisten Apoteker Terampil/IIc Unit Kerja : Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Instansi : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran Kinerja Pegawai ( SKP ) yaitu:
1. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi 2. Perencanaan: Merekapitulasi data-data 3. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung harga obatnya 4. Dispensing resep individual dalam menyiapkan obat dan membuat etiket 5. Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik 6. Pemilihan: Merekapitulasi data-data 7. Menyimpan perbekalan farmasi 8. Dispensing resep individual dalam menyerahkan perbekalan farmasi 9. Dispensing resep individual dalam memeriksa perbekalan farmasi
BAB III
3.1 Identifikasi Isu RANCANGAN AKTUALISASI
Proses perancangan aktualisasi dimulai dengan mengidentifikasi isu di unit kerja, kemudian ditapis untuk menentukan isu utama yang akan diangkat dan kemudian dibuat gagasan kegiatan pemecahan isunya.
Identifikasi isu dilakukan dengan melihat permasalahan yang berkaitan dengan peran dan kedudukan ASN di unit kerja yaitu dari aspek Manajemen ASN, aspek pelayanan publik, dan aspek Whole of Government. Permasalahan didapatkan dari berbagai sumber, yaitu:
1 Hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan CPNS 2 Tugas pokok dan fungsi penulis di unit kerja 3 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Hasil identifikasi isu kemudian dikonsultasikan kepada rekan sejawat, coach, dan mentor. Didapatkanlah isu yang mejadi permasalahan aktual di unit kerja Depo Farmasi Rawat Jalan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang berkaitan dengan aspek pelayanan publik dan Whole of Government:
1. Belum optimalnya pengendalian obat di kartu stok di depo rawat jalan 2. Belum optimalnya pemberian informasi obat semprot hidung, inhaler, dan diskus di depo rawat jalan 3. Belum efisiennya persyaratan pengambilan obat pasien di depo rawat jalan 4. Masih adanya obat kosong/tidak ada persediannya di rawat jalan
3.2 Penetapan Isu Utama
Dilakukan teknik tapisan penyelesaian isu dengan menilai Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan isu tersebut dan disesuaikan dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan kompetensi penyusun.
Aktual (A) artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan (K) artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik (P) artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kelayakan (L) artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Hasil penapisan isu dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Penapisan Isu dengan menggunakan Metode AKPL
No Isu A K P L Hasil
1 Belum optimalnya pengendalian obat di kartu stok di depo rawat jalan
2 Belum optimalnya pemberian informasi obat semprot hidung, inhaler, dan diskus di depo rawat jalan
3 Belum efisiennya persyaratan pengambilan obat pasien di depo rawat jalan
4 Masih adanya obat kosong/ tidak tersedia di depo rawat jalan
Keterangan :
(+) = Diangkat menjadi isu, (-) = Tidak diangkat menjadi isu
Berdasarkan penapisan isu menggunakan metode AKPL, diperoleh dua isu yang sesuai dengan SKP dan kompetensi penyusun yang selanjutnya akan disaring kembali untuk menentukan core issue atau isu utama menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) seperti yang terlihat pada Tabel 2.2. Urgency (U) artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness (S) artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth (G) artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Berikut ini merupakan hasil penetapan isu dengan metode USG. Setiap aspek kemudian diberikan skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Isu dengan total nilai tertinggi akan diangkat sebagai isu terpilih dan dibuat gagasan penyelesaian Isu.
Tabel 3.2 Penapisan Isu dengan menggunakan Metode USG
No Isu Urgency Serious
ness Growth Total
1
2
Belum optimalnya pemberian informasi obat semprot hidung, inhaler, dan diskus di depo rawat jalan
5 5 5 15
Belum efisiennya persyaratan pengambilan obat pasien di depo rawat jalan 3 5 4 12
Keterangan :
Berdasarkan skala Likert 1-5 (1= sangat kecil; 2 = kecil; 3 = sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar)
Berdasar hasil Analisa USG maka didapat isu terpilih yang kami angkat dalam rancangan aktualisasi ini adalah Belum Optimalnya Pemberian Informasi Obat Semprot Hidung, Inhaler, dan Diskus di Depo Rawat Jalan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3.3 Penyebab Isu
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan petugas farmasi kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin. Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di Depo Rawat Jalan RS.Hasan Sadikin Bandung salah satunya adalah Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan
yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pengobatan yang diterima pasien meliputi nama obat, dosis, aturan pakai, cara penggunaan obat, waktu penggunaan obat, efek samping obat, serta interaksi obat jika ada dan informasi lainnya yang dibutuhkan oleh pasien.
Untuk mengetahui penyebab belum optimalnya pemberian informasi obat semprot hidung, inhaler, dan diskus di depo rawat jalan RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung, maka dianalisa dengan diagram fishboneberikut ini:
Gambar 1.3 Diagram Fishbone: Belum Optimalnya Pemberian Informasi Obat di Depo Rawat Jalan RS Dr. Hasan Sadikin Bandung
Dari digram fishbone diatas, didapat penyebab masalah yaitu:
1. Banyaknya pasien yang mendapat obat dengan penggunaan cara khusus 2. Adanya kondisi pandemic 3. Petugas tidak bisa memperagakan karena pemakaian masker 4. Tidak adanya mikrofon dua arah
Lingkungan Bahan
Banyaknya pasien yang mendapat obat dengan penggunaan khusus
Kondisi pandemi Belum adanya mikrofon dua arah
Belum ada media edukasi yang efektif
Jumlah SDM
yang terbatas
Tidak dapat memeragakan alat karena harus memakai masker
Manusia
Belum Optimalnya Pemberian Informasi Obat Semprot Hidung, Inhaler, dan Diskus di depo rawat jalan
5. Belum ada media edukasi yang efektif 6. Jumlah SDM yang terbatas
Pemberian informasi obat yang tidak dilakukan dengan optimal akan berdampak pada tidak tercapainya terapi yang diharapkan, penggunaan obat tidak tepat atau membahayakan pasien, meningkatkan biaya pengobatan atau perawatan pasien, menimbulkan permasalahan hukum jika pasien akan menuntut pemberi pelayanan yang menyebabkan cedera akibat kesalahan pengobatan.dan menurunnya kepuasan pasien.
Media edukasi memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan proses pemberian informasi obat. Terutama obat dengan pengunaan khusus seperti inhaler, diskus, nasal spray dan insulin pen, dimana pasien dituntut memiliki keterampilan agar bisa menggunakan obat-obat tersebut secara mandiri dirumah. Saat ini, ada kondisi pandemi yang menyebabkan factor terhambatnya proses pemberian informasi obat dengan cara penggunaan khusus seperti inhaler, diskus, semprot hidung, dimana petugas tidak bisa memeragakan cara penggunaannya karena harus tetap memakai masker. Sehingga perlu pemecahan atas masalah ini.
3.4 Gagasan Penyelesaian Isu
Dalam menyelesaikan permasalahan diatas didapat gagasan penyelesaian isu, yaitu optimalisasi Pemberian Informasi Obat di Depo Rawat Jalan RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan menggunakan media edukasi video dan x-banner. Pengukuran efektivitas media edukasi dilakukan dengan menggunakan kuisioner kepada pasien
Gagasan pemecahan isu dibuat berdasarkan SKP dan inovasi. Gagasan yang dibuat dilakukan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (nilai ANEKA), dan menunjang visi misi organisasi, serta penguatan nilai organisasi RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Rancangan kegiatan yang dibuat untuk pemecahan isu terpilih tercantum pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rancangan kegiatan pemecahan isu
No
Kegiatan 1 Membuat video edukasi penggunaan obat Sumber
Inovasi
2 Membuat x-banner yang memuat kode QR video edukasi Arahan Atasan
3 Melakukan sosialisasi kepada rekan di unit kerja Inovasi
4 Membuat kuisioner efektivitas media edukasi video Inovasi
5 Melakukan pemberian informasi obat disertai penggunaan media edukasi video 6 Melakukan evaluasi efektivitas penggunaan media edukasi video SKP
Inovasi
3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi
Optimalisasi Pemberian Informasi Obat di Depo Farmasi Rawat Jalan RS Dr. Hasan Sadikin Bandung Tabel 2.4 Tabel Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output/hasil Keterkaitan subtansi mata pelatihan Kontribusi terhadap visi misi Penguatan nilai organisasi
1 Membuat video edukasi penggunaan obat 1.1 Mengajukan izin kepada kepala instalasi farmasi 1.2 Merancang video edukasi 1.3 Pengambilan gambar video 1.4 Editing video 1.5 Menyimpan file video di komputer ruang edukasi 1.1 Izin untuk membuat video eduaksi 1.2 Rancangan disetujui oleh
Kepala Instalasi 1.3 Bahan untuk video 1.4 Video edukasi 1.5 Video tersimpan di komputer ruang edukasi 1. Melakukan komunikasi dengan atasan menggunakan etika berkomunikasi yang baik (Etika Publik) 2. Pembuatan video sebagai nilai
tanggung jawab
yang harus dilakukan demi memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien
(Akuntabilitas)
3. Adanya video diharapkan memberikan informasi Sesuai dengan visi misi RS Hasan Sadikin, yaitu Visi: Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Misi: Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia Penguatan tata nilai RSHS yaitu : 1. Inovatif : Video edukasi merupakan gagasan baru untuk menyikapi permasalahan yang dihadapi dan mengkreasikan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan pasien 2. Profesional : Video edukasi sebagai
16
2 Pembuatan x banneryang memuat kode QR video edukasi 2.1 Membuat kode QR dari video 2.2 Menyusun draft xbanner tentang Cara 2.1 Kode QR video 2.2 Draft x-banner tentang cara menggunakan
yang dibutuhkan pasien mengenai
kejelasan
penggunaan obat
(Akuntabilitas, anti korupsi)
4. Pembuatan video merupakan salah satu bentuk inovasi dalam memberikan informasi pada pasien
(komitmen mutu)
5. Pembuatan video merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap pasien agar pasien paham dan dapat menggunakan obat secara benar
(Anti korupsi)
1. Penyusunan x- banner edukasi dengan nilai tanggung jawab dan nilai kejelasan Sesuai dengan visi misi RS Hasan Sadikin, yaitu Penguatan tata nilai ilai RSHS Yaitu : 1. Inovatif : xbanner
17 bentuk tanggungjawab keprofesionalan dalam keterbatasan bekerja di masa pandemi, agar tujuan terapi obat
menggunakan Obat
Insulin dan Inhalasi yang baik dan benar 2.3 Mengkonsultasikan draft x-banner tersebut kepada kepala instalasi farmasi 2.4 Berkolaborasi bagian promkes Rumah
Sakit untuk pembuatan x-banner 2.5 Memasang x-banner di depo rawat jalan
obat yang baik dan benar 2.3 Revisi draft xbanneroleh kepala instalasi farmasi 2.4 X-banner tentang cara menggunakan obat dengan cara
penggunaan khusus yang baik dan benar sudah dapat digunakan 2.5 X-Banner terpasang di depo rawat jalan
pemberian informasi kepada pasien (Akuntabilitas) 2. Mewujudkan rasa keadilan sosial dengan cara memberikan fasilitas berupa informasi yang diperlukan oleh pasien (Nasionalisme) 3. Membuat x-banner termasuk ke dalam menerapkan kode etik
ASN yaitu memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan pihak lain ( Etika
Publik ) 4. Membuat x-banner edukasi merupakan sebuah inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi edukasi oleh petugas farmasi Visi : Terwujudnya Indonesia Maju yabg Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
Misi : Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
merupakan gagasan baru untuk menyikapi permasalahan yang dihadapi dan mengkreasikan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan pasien 2. Profesional : xbannersebagai bentuk tanggungjawab keprofesionalan dalam keterbatasan bekerja di masa pandemi, agar tujuan terapi obat tetap tercapai
18
3 Pembuatan form kuisioner pasien 3.1 Menyusun tools kuisioner untuk mengukur pemahaman pasien rawat jalan setelah pasien di edukasi 3.2 Mengkonsultasikan toolskuisioner kepada kepala instalasi farmasi 3.3 Mencetak Kuisioner 3.1 Tool sselesai 3.2 Toolsdisetujui oleh kepala
Instalasi 3.3 Kuisioner tercetak 1. Kuisiner merupakan salah bentuk kepedulian kepada tingkat pemahaman pasien terhadap edukasi yang sudah diberikan ( Etika
Publik ) 2. Pembuatan kuisioner menunjukan transparansi dalam mengetahui mutu pelayanan ( Komitmen Mutu) 3. Bermusyawarah Sesuai dengan visi misi RS Hasan Sadikin, yaitu Visi: Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Misi: Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia Penguuatan tata nilai RSHS, yaitu: 1. Integritas: pembuatan kuisioner menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas 2. Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu
kepada pasien (
Komitmen Mutu ) 5. Diperlukannya nilainilai anti korupsi yakni tanggung jawab dan kerja keras dalam membuat x-banner edukasi (Anti
Korupsi)
19
4 Melakukan sosialisasi kepada rekan di unit kerja 4.1 Meminta izin kepada apoteker penanggung jawab ruangan untuk sosialisasi 4.2 Pelaksanaan sosialisasi 4.3 Laporan sosialisasi 4.1 Mendapatkan izin dari apoteker penanggung jawab 4.2 Rekan sejawat memahami maksud dan tujuan dan mengerti bagaimana cara menggunakan video edukasi 4.3 Adanya bukti sosialisasi berupa foto kegiatan dan daftar hadir
dalam mengkonsulatikan tools kuisioner dengan menggunakan etika yang baik (Nasionalisme, Etika publik) 1. Melakukan komunikasi dengan apoteker penanggung jawab menggunakan etika berkomunikasi yang baik (Etika Publik)
2. Melakukan sosialisasi dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar,
etika berbicara yang baik, penjelasan yang jelas dan dapat dimengerti, serta penuh tanggung jawab demi mencapai tujuan agar petugas lebih memahami maksud dan Sesuai dengan visi misi RS Hasan Sadikin, yaitu Visi: Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Misi: Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia Penguatan tata nilai RSHS yaitu: 1. Profesional: sosialisasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kinerja 2. Inovatif : Dengan mengadakan sosialisasi merupakan suatu ide untuk memberikan solusi yang optimal untuk memenuhi kebutuhan pasien
yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
20
5 Melakukan pemberian informasi obat disertai
penggunaan media edukasi video 5.1 Melakukan penyerahan obat sesuai SOP 5.2 Penggunaan media edukasi video 5.3 Pengisian kuisioner pasien tujuan serta cara pengunaan media edukasi video (Nasionalisme, Etika
publik, Akuntabilitas,
Anti korupsi) serta berorientasi terhadap kemajuan institusi
5.1 Obat tersampaikan 5.2 Pemahaman pasien berkaitan dengan cara penggunaan obat 5.3 Kuisioner terisi 1. Bertanya kepada pasien untuk melakukan konfirmasi nama, tanggal lahir, pasien dengan ramah ( Etika
Publik ) 2. Menyerahkan obat pada pasien disertai pemberian informasi obat terkait aturan dan cara penggunaan obat dengan ramah, jelas, dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
(Akuntabilitas, Etika
Publik,
Nasionalisme)
Sesuai dengan visi misi RS Hasan Sadikin, yaitu Visi: Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Misi: Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia Sesuai dengan nilainilai RSHS: 1. Tulus :
Melakukan pemberian informasi obat dengan media edukasi video menunjukan keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif terhadap kebutuhan pasien 2. Profesional
Meski dalam
21
6 Melakukan evaluasi efektivitas
penggunaan media edukasi video 3. Meminta pasien untuk menuliskan nama, nomor teleon dan tanda tangan penerima obat sebagai bukti bahwa obat telah diserahkan
(Komitmen mutu)
keterbatasan kondisi pandemi, petugas tetap mencari solusi terbaik agar tugas dan fungsi tetap tercapai.
6.1 Mengumpulkan data dari kuisioner 6.2 Mengolah data 6.3 Membuat laporan dari data kuisioner 6.1 Data terkumpul 6.2 Data terolah 6.3 Laporan evaluasi 1. Laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini merupakan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan, serta dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja dalam memberikan edukasi kepada pasien (Akuntabilitas ) 2. Laporan evaluasi penggunaan video edukasi dibuat untuk meningkatkan Sesuai dengan visi misi RS Hasan Sadikin, yaitu Visi: Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Misi: Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia Sesuai dengan tata nilai RSHS 1. Integritas :
Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas 1. Unggul :
22
pelayanan kepada pasien (komitmen mutu) Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
23