1 minute read

B. Profil Peserta

R = Relevant Prilaku yang akan dicapai tersebut harus relevan dan kontekstual dengan penerapan pengetahuan, keterampilan dan atau sikap dalam kehidupan atau pekerjaan senyatanya kelak. T = Time Bound Dapat dicapai dalam suatu kurun waktu tertentu.

B. Memetakan dan Mengorganisasikan Materi Pembelajaran

Advertisement

Langkah kedua adalah memetakan dan mengorganisasikan bahan kajian atau materi pembelajaran. Pemetaan dan pengorganisasian materi pembelajaran adalah upaya menentukan dan mengelompokkan materi pembelajaran kedalam pokok bahasan, subpokok bahasan, dan pokok-pokok materi sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditentukan. Mengacu pada salah satu capaian pembelajaran mata kuliah dan beberapa subcapaian pembelajaran seperti di atas, maka pemetaan dan pengorganisasian materiny adalah: ➢ Capaian pembelajaran akhir, kita jadikan sebagai pokok bahasan; ➢ Subcapaian pembelajaran, kita jadikan sebagai subpokok bahasan. ➢ Sub pokok bahasan tersebut, kita pecah-pecah lagi kedalam beberapa pokok materi.

C. Memilih dan Menentukan Aktivitas Pembelajaran Sinkron dan Asinkron

Langkah ketiga adalah memilih dan menentukan aktivitas pembelajaran sinkron dan asinkron. Langkah ini adalah upaya menentukan apakah capaian dan pokok atau subpokok bahasan tertentu akan dan dapat dicapai melalui strategi pembelajaran asinkron atau sinkron. Untuk memilih dan menentukan strtagi pmebelajaran asinkron dan sinkron diperlukan suatu kriteria tertentu. Oleh karena itu, dalam langkah ini disajikan kriteria memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang relevan sebagai panduan.

Gambar 2.1. Kriteria Pemilihan Aktivitas Pembelajaran Sinkron dan Asinkron (sumber: http://www.queensu.ca/teachingandlearning/modules/active/ documents/Dales_Cone_of_Experience_summary.pdf, diunduh, 17 Januari 2017)

Diagram di atas, menjelaskan beberapa hal sebagai berikut: • Edgar Dale (1966), menjelaskan bahwa pengalaman pembelajaran memiliki kontinum dari abstrak sampai dengan konkrit. Semakin konkrit pengalaman belajar dialami oleh mahasiswa semakin tinggi peristiwa belajar terjadi. • Smaldino (1999), menjelaskan bahwa, jika mahasiswa mengalami belajar hanya dari membaca (melalui teks), maka hanya akan menguasai sekitar 10%. Jika mahasiswa mengalami belajar dengan mendengar (melalui audio), akan menguasai sekitar 20%.

Jika mahasiswa mengalami belajar dengan melihat (melalui visual, akan menguasai sekitar 30%. Jika mahasiswa mengalami belajar dengan berpartisipasi aktif dalam suatu aktivitas pembelajaran (manipulative), maka akan menguasai sekitar 50%. Jika mahasiswa mengalami belajar dengan memodelkan dan menerapkan secara langsung, maka akan menguasai sekitar 70%. Jika mahasiswa mengalami belajar dengan menerapkan dan melakukan dalam situasi nyata untuk memecahkan masalah

This article is from: