1 minute read

3.3. Latar Belakang Pemilihan Isu

Next Article
LAMPIRAN

LAMPIRAN

Sehingga, dari hasil tersebut penulis mengangkat isu “Belum optimalnya penerapan edukasi mobilisasi dini pasca operasi sektio sesarea di Ruangan Alamanda A Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung” untuk dijadikan topik dalam rancangan aktualisasi.

3.3. Latar Belakang Pemilihan Isu

Advertisement

Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan angka kelahiran operasi caesar di Indonesia 17,6%.: Persentase persalinan dengan bedah caesar mengalami peningkatan dari 11 persen pada SDKI 2007 menjadi 27 persen pada SDKI 2012 dan meningkat lagi menjadi 31 persen pada SDKI 2017 (SDKI, 2017). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menyatakan ibu yang melahirkan melalui bedah caesarea banyak mengalami komplikasi (43%) dibandingkan dengan wanita lainnya. Depkes, 2006 dalam penelitian Hartati (2014) mengatakan bahwa infeksi merupakan komplikasi yang banyak terjadi pada ibu pasca sectio caesarea akibat luka operasi dengan angka kejadian 25 kali lebih tinggi dibandingkan kejadian infeksi pada persalinan pervaginam yang menunjukkan angka 40-80 per 100.000 kelahiran dengan tindakan operasi sectio caesarea. Komplikasi post operasi caesarea, dapat menyebabkan ruptur pada dinding uteri atau masalah hoemostasis pada sirkulasi darah sehingga terjadi perdarahan dan infeksi dengan jumlah 46% dari seluruh ibu yang dirawat. Komplikasi ini dapat dicegah dengan pemantauan fisik dan tindakan mobilisasi dini pada ibu pasca operasi sectio caesarea (Jokhan dan Holmeyr, 2009). Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian (Carpenito, 2000). Salah satu keuntungan dari mobilisasi dini adalah mempercepat penyembuhan luka, dengan mobilisasi dapat memperlancar peredaran darah (Kasdu, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Barid (2011), menunjukan bahwa mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi hari rawat inap dengan rata-rata lama hari rawat inap pada kelompok perlakuan yaitu 3,15 sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 3,6. Selain itu, mobilisasi dini sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resikoresiko karena tirah baring lama seperti kekakuan/penegangan otot-ototdi seluruh tubuh dan sirkulasi (Mubarak, 2008) serta mobilisasi dini yang dilakukan dengan

This article is from: