
25 minute read
BAB 2 PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
from Pengembangan Pencetakan Hsl Pemeriksaan Kedokteran Nuklir Berbasis Desktop Mlalui Prubhn Sistem Web
2.1 Profil Instansi
2.1.1 Sejarah RSUP Dr. Hasan Sadikin
Advertisement
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit milik
Kementerian Kesehatan, dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal
15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuijs”. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs
Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat
Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada tahun 1954 Rumah
Sakit Ranca Badak ditetapkan sebagai rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung berlokasi di Jl. Pasteur No. 38 Bandung dengan luas tanah 87.2OO m2 yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Sejalan dengan perkembangan IPTEKDOK dan tuntutan masyaralat yang semakin meningkat terhadap mutu pelayanan yang lebih baik, RSHS telah memiliki Master Plan yang dibuat pada tahun 1995. Master Plan tersebut memperhitungkan kebutuhan pelayanan medis dan pendidikan untuk 25 tahun ke depan, yang memuatIntegratedPhysical BuildingandManagementConcept untuk Model

Rumah Sakit Pendidikan. Pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran. Sejak saat itu pula RSHS digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Selanjutnya karena kemampuannya dalam memberikan pelayanan spesielistik dan subspesialistik luas, pada taggal 18 Oktober 2004 RSHS ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai Rumah Sakit Kelas A. Tahuntahun berikutnya adalah tahun dimana RSHS semakin berkembang. Ditengah- tengah pertumbuhannya ini RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan
Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan ebberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas
Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah
Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal
2.1.2 Visi dan Misi
a. Rumusan Visi RSHS ini mengacu pada Visi Pemerintah Kabinet
Indonesia Maju 2020-2024
Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong b. Rumusan Misi RSHS ini mengacu pada Misi Pemerintah Kabinet
Indonesia Maju 2020-2024 yaitu : Peningkatan Kualitas Manusia
Indonesia.
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju, dan
Sejahtera
2.1.3 Budaya Kerja
a.Motto RSHS Bandung
Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami b.Tata Nilai RSHS Bandung
“Pamingpin Pituin” : Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas
Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya
Professional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan
Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik menghasilkan kualitas prima
Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
2.1.4 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

2.1.5 Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
2.1.5.1 Struktur Organisasi Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)

2.1.5.2 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Berdasarkan Buku Saku Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, tugas pokok SIRS antara lain melaksanakan penyiapan/penyediaan fasilitas untuk melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi yang terintegrasi bagi seluruh unit kegiatan RS, yang berfungsi sesuai Sarana SIM yang tersedia termasuk pemeliharaan perangkatnya. Berikut tugas pokok masing-masing jabatan dalam SOTK :
1) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Instalasi SIRS a. Menyusun dan mengembangkan perencanaan strategis TI dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. b. Menyesuaikan rencana strategi TI dengan rencana dan strategi dan rencana perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran usaha. c. Menganalisa, mengkaji dampak positif dan negative perkembangan dan tren TI terhadap strategi perusahaan sebagai landasan bagi penetapan dan penyusunan rekomendasi pengembangan TI secara korporat. d. Menyusun rancangan anggaran rumah tangga TI dan mengawasi penggunaan dan realisasinya. Memastikan bahwa asset perusahaan dikelola dengan bertanggungjawab. e. Membangun suatu pendekatan arsitektural aplikasi perusahaan secara korporat dan selalu mengupdate informasi dan pengetahuan tentang perkembangan TI yang mutakhir. f. Melakukan review dan evaluasi pada setiap implementasi proyek TI. g. Memastikan integritas sistem atau aplikasi korporat yang telah dibangun dan pencapaian target penyelesaian proyek tepat waktu.
2) Tugas Pokok dan Fungsi Wakil Kepala Instalasi SIRS a. Melakukan pengawasan terhadap operasionalisasi SIM b. Melakukan perencanaan teknis dalam pengembangan SIM c. Mengkoordinir tim TI dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi TI. d. Mendorong tim untuk selalu meningkatkan kinerja, skill dan kompetensi melalui training intern maupun ekstern. e. Melaksanakan Koordinasi penyiapan Fasilitas jaringan f. Melaksanakan koordinasi penyiapan Hardware g. Melaksanakan koordinasi penyiapan aplikasi /software h. Melaksanakan Koordinasi penyiapan Server sebagai bank data i. Melaksanakan koordinasi bimbingan teknis dan implementasi j. Mengkoordinasikan implementasi dan pemeliharaan seluruh saran SIM RS secara berencana dan terkendali
3) Tugas dan Wewenang Koordinator Softwaredan Aplikasi
Berdasarkan Buku Saku Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, tugas dan wewenangnya antara lain Sub instalasi SoftwareAplikasi dan implementasi mempunyai tugas membantu Kepala Seksi dalam hal pemeliharaan perangkat lunak komputer, perencanaan pengembangan Aplikasi SIM.
4) Tugas dan Wewenang Koordinator Server dan Bank data
Berdasarkan Buku Saku Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, tugas dan wewenangnya antara lain Membantu Instalasi Sistem Informasi dalam perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan server, pengelolaan data base, analisa sistem dan pengaturan wewenang user.
5) Tugas dan Wewenang Koordinator Hardware, Jaringan dan Komunikasi data
Berdasarkan Buku Saku Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, tugas dan wewenangnya antara lain Melakukan pemeliharaan perangkat
Keras Komputer (CPU & Monitor), Printer, Mesin Absen dan Peripheral lainnya, perencanaan pengembangan perangkat keras, perencanaan kebutuhan perangkat Keras .
Melakukan pemeliharaan perangkat Keras Jaringan Komputer SIM (HUB, Converter, Kabel, Rak HUB), perencanaan pengembangan perangkat keras Jaringan Komputer SIM (HUB,
Converter, Kabel, Rak HUB), perencanaan kebutuhan perangkat
Keras Jaringan Komputer SIM (HUB, Converter, Kabel, Rak HUB) dan administrator jaringan dan tugas lainnya sesuai dengan fungsi Kordinator Hardware & Peripheral Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit.
6) Tugas dan Wewenang Koordinator Implementasi dan Konsul Operator
Berdasarkan Buku Saku Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, tugas dan wewenangnya antara lain Bertugas melakukan implementasi aplikasi SIM, pelatihan, pengawasan dan laporan kinerja operator, Perencanaan pelatihan terhadap operator dan staf sistem informasi RS. Pembuatan dokumentasi software dan aplikasi, dan pembuatan SOP dan petunjuk teknis dalam penggunaan softwareuntuk pelayanan SIM RS.
7) Tugas dan Wewenang Koordinator Koordinator Kesekretariatan
Berdasarkan Buku Saku Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, tugas dan wewenangnya antara lain Sub instalasi Sekertariat & Pelayanan Informasi SIMRS Melakukan proses pengolahan surat masuk dan surat keluar serta pelayanan SIMRS.
2.2 Profil Peserta

Peserta merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dari
Kementerian Kesehatan. Adapun profil lengkap adalah sebagai berikut :
Nama : Maulana Yusuf Kusparman
NIP : 199712192022031001
Jabatan/Golongan: Pranata Komputer Terampil / IIC
Unit Kerja : Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Satuan Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan
Dalam pelaksanaan aktualisasi, kegiatan yang dilakukan oleh peserta latsar mengacu pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi, perintah dan/atau tugas darti atasan. Berikut SKP peserta LATSAR sebagai Pranata Komputer: a. Melakukan deteksi dan/atau perbaikan terhadap permasalahan yang terjadi pada sistem jaringan local (local area network) b. Melakukan deteksi dan/atau perbaikan terhadap permasalahan permasalahan IT End User c. Melakukan perekaman data dengan pemindaian d. Melakukan kompilasi data pengolahan e. Membuat query sederhana f. Melakukan konversi data
2.3 Sikap Perilaku Bela Negara
2.3.1 Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara
Menurut Pasal 1 Ayat (11) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan
Negara, Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman.
Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan
Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi: a. Cinta tanah air b. Sadar berbangsa dan bernegara c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara e. Kemampuan awal Bela Negara
2.3.2 Analisis Isu Kontemporer
Untuk menjadi ASN yang professional dibutuhkan setidaknya lima Tindakan yang dapat dipelajari dan direalisasikan, Tindakan tersebut adalah mengambil tanggung jawab, menunjukan sikap mental positif, mengutamakan keprimaan, menunjukan kompetensi, dan memegang teguh kode etik.
Terdapat beberapa faktor yang menjadikan ASN dituntut menjadi insan yang professional dan mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan strategis. Karena pada dasarnya manusia memiliki sifat dasar proaktif dan inovatif untuk mengelola setiap perubahan lingkungan yang berubah-ubah.
Dalam hal tersebut diiringi dengan beberapa isu kontemporer yang mewajibkan ASN untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kemampuan sebagai seorang diri ASN. Isu kontemporer yang selalu bermunculan adalah korupsi, penggunaan dan pengedaran narkoba, terorisme dan radikalis, pencucian uang, dan proxy war
Untuk itu dibutuhkan kemampuan dan teknik bagi seorang ASN untuk dapat menapis dan menentukan isu tersebut. Teknik tapisan yang dapat digunakan adalah Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan (AKPL). Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Setelah menentukan isu tersebut dibutuhkan teknis analisis yang dapat memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan Mind Mapping, Fishbone Diagram, dan Analisis SWOT (Strengths,Weaknesses,Opportunities,Threats).
2.3.3 Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Kesiapsiagaan Bela Negara ini merupakan perwujudan dari rumusan 5 Nilai Bela Negara yaitu Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara. Dalam
Kemampuan Awal Bela Negara ada beberapa faktor yang dapat mendukung perwujudan tersebut yaitu kesiapsiagaan jasmani, Kesehatan jasmani, kesiapsiagaan mental,Kesehatan mental dan menjunjung tinggi kearifan local.
2.4 Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK
Nilai Dasar ASN bertujuan sebagai panduan perilaku bagi para ASN dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai kinerja terbaik. BerAKHLAK merupakan singkatan dari core values ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan adalah tindakan atau perilaku yang mencerminkan komitmen untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Inti dari pelayanan prima yaitu dengan memahami kebutuhan dan mengutamakan kepuasan masyarakat, melayani dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas, dan sigap, serta melakukan perbaikan terus menerus dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu ASN sebagai pelayan publik harus dapat memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. b. Akuntabel c. Kompeten d. Harmonis
Secara definisi, akuntabilitas ASN merupakan kewajiban untuk memenuhi tanggung jawab atas tindakan atau perilakunya sebagai pelayan publik dengan menerapkan aspek integritas, konsisten, transparan, dan terpercaya. Akuntabilitas dalam pelayanan publik memiliki fungsi yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Untuk mewujudkan ASN yang profesional, setiap ASN perlu memiliki latar belakang kualifikasi (pendidikan, pengalaman, dan pelatihan) dan kompetensi (kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural) serta memiliki kepatuhan pada etika kerja (nilai-nilai dasar ASN dan kode etik ASN). ASN perlu memiliki semangat kompeten agar dapat belajar terus menerus dengan kepekaan yang relevan terhadap dinamika lingkungan strategis (vuca) dan disrupsi teknologi serta aspek lingkungan strategis lainnya. Bentuk perilaku kompeten diantaranya meningkatkan 8 kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman baik dari suku, budaya, bahasa dan adat istiadatnya. ASN sebagai abdi negara yang melayani masyarakat perlu memahami adanya keanekaragaman bangsa Indonesia serta dampaknya. Hal ini bertujuan agar setiap ASN dapat menerapkan nilai harmonis sesuai kode etik ASN secara konseptual teoritis dengan cara saling peduli dan menghargai perbedaan, memberikan contoh perilaku menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, dan suka menolong orang lain, serta membangun lingkungan kerja yang kondusif e. Loyal
Loyal yang dimiliki seorang PNS merupakan sikap perilaku berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang PNS. Panduan perilaku penanaman nilai loyal diantaranya yaitu memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, negara serta menjaga rahasia jabatan dan negara f. Adaptif
Lingkungan strategis di semua tingkat baik nasional maupun global terus mengalami perubahan sehingga menjadi tantangan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat terus menemukan banyak pendekatan dalam menjawab tantangan isu yang ada. Panduan perilaku nilai adaptif diantaranya yaitu cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas, dan bertindak proaktif g. Kolaboratif
Banyaknya tantangan dan perubahan yang dihadapi, birokrasi
Indonesia masih bersifat fragmentasi dan silo mentality. Kolaborasi menjadi solusi untuk menghadirkanbirokrasi yang optimal. Kolaborasi merupakan sikap atau perilaku membangun kerja sama yang sinergis.
Panduan perilaku nilai kolaboratif yaitu dengan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah, dan menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan Bersama
2.5 Kedudukan dan Peran ASN Menuju Smart Governance
Pada zaman serba digital di era revolusi Industri 4.0, ASN dituntut untuk terus berkembang dan beradaptasi salah satunya untuk mewujudkan Smart Governance.SmartGovernanceatau tata kelola pemerintahan cerdas bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja birokrasi pemerintah, dan kinerja efisiensi kebijakan publik.
Konsep lain Smart Government adalah transparansi, yaitu mendekatkan masyarakat dengan pegawai pemerintahan. Pengaduan kepada pemerintah dan pemberian reputasi kepada perangkat daerah dapat dilakukan secara langsung melalui aplikasi online, selain kemudahan pelayanan publik dan perizinan.
Beberapa kota mengintegrasikan Smart Government secara langsung dengan aplikasi besar Smart City dan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Berikut penerapan tata kelola pemerintahan cerdas (SmartGovernance) antara lain :
Menyediakan sumber daya manusia dengan kuantitas dan kualitas yang memadai kebutuhan pelayanan publik,
Meningkatkan keterlibatan dan sinergi Masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan pembangunan,
Melaksanakan perbaikan secara kontinu atas kinerja pelayanan publik melalui rekayasa ulang proses bisnis yang efektif, efisien, dan komunikatif, serta optimalisasi sistem pelayanan publik daring yang terintegrasi dan transparan,
Mengoptimalkan penerapan dan pengembangan sistem pemerintahan berbasis elektronik dengan berfokus pada pengintegrasian data dan interoperabilitas sistem menggunakan teknologi yang terjamin keberlangsungannya, dan
Menerapkan sistem satu data yang terbuka, lengkap, akurat, dan terstandarisasi, dengan melibatkan pemangku kepentingan selaku walidata dan memperhatikan aspek keamanan informasi dalam hal kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan, sebagai mesin pendorong kinerja pelayanan publik dan aparatur serta peningkatan kualitas analisa pengambilan keputusan/kebijakan.
2.5.1 Smart ASN
Seorang ASN pada era Revolusi Industri 4.0 diwajibkan untuk memahami dan merealisasikan percepatan transformasi digital, yaitu dengan mengaktualisasikan literasi digital. Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital (digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital safety).
Pada dasarnya implementasi literasi digital memili beberapa kerangka kerja yang berbentuk kurikulum yang harus dipahami seperti digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital. Keempat kurikulum tersebut dapat diartikan seperti :
1. Digital Skill
Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari
2. Digital Culture
Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
3. Digital Ethics
Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari
4. Digital Safety Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Selain memahami kerangka kerja dalam kurikulum literasi digital ASN juga perlu mewaspadai tantangan yang akan ditemui untuk mewujudkan etika bermedia digital yaitu :
1. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah, durasi penggunaannya pun meningkat drastis
2. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media digital. Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak terbatas dan big data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi, hingga berkolaborasi.
3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-19 yang menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga memunculkan berbagai isu dan gesekan. Semua ini tak lepas dari situasi ketika semua orang berkumpul di media guna melaksanakan segala aktivitasnya, tanpa batas. Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat kompetensi. Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol diri (self-controlling) dalam menghadapi jarak perbedaan-perbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang disebut dengan Etika Digital. Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self-control setiap individu dalam mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital, sehingga media digital benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk halhal positif.
2.5.2 Manajemen ASN
Kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu dan diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap. Berdasarkan Undang-undang tersebut, ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil atau PNS dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Kedudukan PNS dalam NKRI sebagai unsur aparatur negara yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. PNS melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah. Merujuk pada Pasal 12 UU Nomor 5 Tahun 2014, pegawai
ASN (PNS dan PPPK) berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sesuatu yang dapat menjadikan ASN sebagai pegawai yang professional adalah diadakannya Sistem Merit. Menurut Pasal 1 UU ASN Tentang Ketentuan
Umum Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan.
Adapun manfaat sistem merit bagi organisasi adalah Mendukung keberadaan Penerapan Prinsip Akuntabilitas, Dapat mengarahkan SDM utuk dapat mempertanggung jawabkan tugas dan fungsinya, instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya. Tidak hanya bagi organisasi, manfaat akan diterima pula oleh pegawai yaitu Menjamin Keadilan dan ruang keterbukaan dlm perjalanan karir seorang pegawai dan Memiliki Kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri.
2.6 Role Model
Faizal Rochmad Djoemadi lahir di Blitar, 12 Desember 1967 adalah
Direktur Utama PT Pos Indonesia. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Chief Digital Innovation Officer dari PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan Chief of Executive Officer di PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin).
Menurut penulis, beliau merupakan tokoh panutan khususnya dalam bidang
Informasi Teknologi (IT) yang telah menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam setiap pekerjaannya. Hal ini didukung dengan banyaknya pencapaian dan inovasi yang beliau dapatkan beberapa waktu belakangan ini.
Selama beliau menjabat sebagai Chief Digital Innovation Officer, beliau membuat beberapa gebrakan dari berbagai sector, seperti sektor Pendidikan.
Bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Mizan untik mencanangkan pesantren go digital demi terciptanya Pendidikan yang melek teknologi di era modern. Selain itu, industry game Indonesia pun tidak dilewatkan. Yaitu dengan memunculkan program Indigo Game Startup Incubation yang merupakan salah satu langkah awal Telkom Indonesia dalam memajukan industri game di Indonesia.
Hal yang paling menarik adalah ketika beliau menciptakan sesuatu di bidang Kesehatan tepatnya selama pada masa pandemi Covid-19 saat itu dan memasuki periode New Normal. Faizal Djoemadi bersama Telkom juga terus mengembangkan AI dan mesin pembelajaran, salah satu aplikasinya adalah aplikasi Peduli Lindungi untuk melakukan melacak, pelacakan, dan penadahan.

Aplikasi tersebut sampai saat ini masih dipakai untuk memantau kasus Covid-19.
Dari beberapa pencapaian tersebut berikut penerapan Nilai-Nilai Dasar ASN
BerAKHLAK yang dilakukan oleh Faizal Rochmad Djoemadi: a. Berorientasi Pelayanan b. Akuntabel c. Kompeten d. Harmonis
Dalam perjalanan karirnya beliau merupakan petinggi di beberapa perusahaan BUMN contohnya PT. Telekomunikasi Indonesia dan PT. POS Indonesia. Kedua perusahaan ini bergerak di bidang pelayanan dengan objek yang berbeda namun kedua perusahaan ini sudah lama dikenal oleh masyarakat. Hal ini membuktikan sosok beliau yang sangat mementingkan kepuasan pelanggan dengan produk atau jasa yang dipasarkan kedua perusahaan tersebut.
Saat menjabat di Telin, dibawah kepeminpinan Faizal saat 2018 beliau membawa Telkom kedalam potensi ekonomi digital Indonesia ke pasar global dengan memberikan keterbukaan dan ruangan akan target dan pendapatannya pada perusahaan tersebut.
Latar belakang beliau sebagai orang teknik bukan berarti beliau hanya memiliki keterampilan teknis saja. Kemampuan manajerial dan sosial kultural dapat beliau tampilkan ketika menjabat sebagai direktur PT. POS Indonesia yang saat itu menjalankan proyek nasional Bantuan Sosial. Diluar bidangnya beliau mampu menjalankan proyek sosial tersebut dan dicap sukses oleh Presiden Jokowi.
Dalam berkarir dan menjabat sebagai direktur, beliau dikenal sosok terdepan dalam menghargai keberagaman budaya dan agama. Tidak pernah ada kebijakan yang membuat perbedaan para pegawainya terancam. Beliau selalu aktif dan inisiatif setiap ada peringatan Hari Besar Keagamaan di Indoensia. e. Loyal f. Adaptif g. Kolaboratif
Karir yang dilalui dengan menjabat sebagai pimpinan tertinggi perusahaan membuat dedikasi yang diberikan beliau untuk bangsa semakin tinggi. Beberapa produk dan kebijakan semua untuk kepentingan negara. Beliau tidak pernah mendapat catatan buruk seperti korupsi di setiap karir kepemimpinannya.
Tantangan kemajuan teknologi yang disertai dengan beberapa permasalahan dapat ditangani oleh beliau. Saat pandemi Covid-19 dan memasuki fase New Normal pemerintah membuat aplikasi untuk melacak kasus virus tersebut. Aplikasi Peduli Lindungi merupakan produk dibawah kepemimpinan beliau yang berhasil membuat semua pihak harus membiasakan diri demi menekan kenaikan angka kasus Covid-19.
Saat menjabat sebagai Direktur PT. POS Indonesia dan menggarap proyek nasional Bantuan Sosial beliau sangat terbuka dalam menjalin Kerjasama demi kesuksesan proyek tersebut.
Kementerian Sosial, Himpunan Bank Negara (HIMBARA), PT. Bulog, dan PT. POS Logistik menjadi formasi yang solid saat itu. Saling berbagi keuntungan demi kepentingan negara adalah
Kerjasama sinergis yang dilakukan saat itu
Bab 3 Rancangan Aktualisasi
3.1 Deskripsi Isu
3.1.1 Isu Ke-1 Berkurangnya Mobilitas Pencetakan Yang
Digunakan Pada Sistem Aplikasi Pelayanan Pemeriksaan Hasil
Kedokteran Nuklir
Uraian Data/Fakta:
Proses yang sedang berjalan saat ini dari Sistem Pemeriksaan Hasil Kedokteran Nuklir menggunakan aplikasi berbasis desktop. Basis ini memiliki kelebihan dalam proses kecepatan data, sejak pertama kali digunakan sistem ini tidak memiliki masalah yang cukup sensitif. Namun seiring perkembangan teknologi dan meningkatnya jumlah pasien, mobilitas dibutuhkan oleh aplikasi ini.

Gambar4.AplikasiDesktopHasilPemeriksaanNuklir
Jika ada Residen baru maka perangkat yang digunakan harus dikonfigurasi dari awal.
Jumlah pemeriksaan di bulan Januari-Juli sebanyak 16.133 hasil pemeriksaan dari 3.418 pasien
Perangkat yang digunakan untuk menginput/mencetak hasil pemeriksaan sebanyak 6-8 perangkat dengan durasi pekerjaan selama 1-2 menit/no medrec dan tergantung koneksi jaringan serta kecepatan printer.
Terdapat 64 layanan Kedokteran Nuklir yang dapat diperiksa di Instalasi Kedokteran Nuklir, beberapa diantaranya adalah
Pemeriksaan In Vitro(T3,T4,AFP), Pemeriksaan TSH, Sidik Kelenjar Gondok, dan Sistografi.
Tidak adanya sistem dengan pengelolaan role admin untuk mengelola user pada sistem tersebut sehingga terdapat redudansi data dan user.

Gambar5 DataUserYangSamaLebihDariSatu
Hasil pemeriksaan dicetak menggunakan blanko dengan format khusus dan tidak dikirimkan kepada pasien secara daring.
Penyebab
Aplikasi yang digunakan belum bisa mengimbangi perkembangan dan kebutuhan saat ini
Lokasi layanan yang beberapa waktu sebelumnya sempat berubah
Selalu hadirnya Residen baru di Kedokteran Nuklir
Dampak
Dikhawatirkan kualitas pelayanan khususnya pengelolaan data menurun dalam beberapa waktu kedepan
Tidak bisa menambah jumlah slot layanan apabila tidak melakukan konfigurasi pada perangkat yang dimiliki oleh petugas baik dokter maupun bukan
Permintaan konfigurasi secara dadakan dan bersifat urgensi dikhawatirkan sulit terlaksana karena staf SIRS sedang melakukan pekerjaan yang lain
Para Pihak Yang terdampak
Pasien
Residen / Staf Kedokteran Nuklir Baru Staf SIRS
3.1.2
Pelayanan MCU (MedicalCheck-Up)/ Tes Kesehatan
Uraian Data/Fakta
Proses yang sedang berjalan saat ini adalah pasien harus datang secara langsung untuk mendapatkan pelayanan tes kesehatan yang terdapat pada Gedung Cardiac
Informasi yang didapatkan oleh pasien seperti harga dan jam layanan tidak bisa didapatkan dari situs daring sehingga walaupun sekedar ingin mendapatkan informasi tetap harus datang secara langsung.
Gambar6.InformasiTesKesehatanPadaSitusWebRSHS

Jika sedang masa penerimaan pegawai baik Instansi Negeri, BUMN, maupun Swasta pasien yang datang akan meningkat drastis
Jumlah kuota pasien/hari yang dapat dilayani yaitu sebanyak 100 orang dengan waktu operasi layanan Senin-Jumat di jam 07.3014.00
Pasien yang berkunjung pada situasi normal (diluar masa penerimaan pegawai) rata-rata sekitar … orang
Biaya wajib yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 45.000 untuk karcis/pendaftaran, Rp. 20.000 untuk Surat Keterangan Sehat
Jasmani, Rp. 325.000 untuk Surat Keterangan Sehat Rohani, Rp. 275.000 untuk Surat Keterangan Bebas Narkoba, dan Rp. 110.000 untuk Photo Thorax
Penyebab
Layanan MCU dinilai bukan suatu layanan yang bersifat urgensi karena pasien yang membutuhkan layanan ini biasanya untuk keperluan jangka pendek
Petugas maupun pasien belum mengeluhkan sesuatu yang bersifat mendesak
Dampak
Jika pasien yang datang meningkat akan menurunkan tingkat kenyamanan dalam pemberian pelayanan
Dikhawatirkan pasien akan memilih tempat lain yang memiliki layanan informasi yang akurat dan lebih mudah diakses
Para Pihak Yang Terdampak
Rumah Sakit
Pasien
Dilakukan Secara Manual
Uraian Data/Fakta
Belum adanya sistem atau aplikasi yang ditujukan untuk mengelola asset,barang, atau sarana dari setiap unitnya.
Ketika atasan setiap unit mengikuti rapat rutin perihal asset selalu ditanyakan dan jawaban dari kebutuhan tersebut hanya berupa lisan tanpa disertai data yang dibuat oleh sistem.
Untuk unit Instalasi SIRS sendiri asset yang dimiliki adalah 28 Unit
PC, 36 Meja Kerja, 6 Lemari, dan beberapa asset lainnya.
Jumlah dan kondisi asset selalu dilaporkan saat rapat rutin 3 bulan sekali.
Penyebab
Pengelolaan asset atau sarana dirasa masih cukup dilakukan manual tanpa bantuan sistem
Fasilitas pengelolaan belum dibuat
Dampak
Data yang disajikan bisa saja tidak akurat
Dikhawatirkan terdapat penyalahgunaan asset atau sarana karena tidak ada monitoring melalui sistem
Para Pihak Yang Terdampak
Rumah Sakit
Pegawai di Unit Masing-Masing
3.2 Penetapan Core Isu
Berdasarkan hasil identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses penapisan isu. Penapisan isu dilakukan untuk menentukan isu prioritas
(core issue) yang berkualitas dan bersifat aktual sehingga selanjutnya dapat dilakukan pencarian pemecahan isu. Proses penapisan ini menggunakan alat bantu tapisan dengan kriteria USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Urgency merupakan analisis sejauh mana isu tersebut mendesak waktunya untuk segera diselesaikan atau tidak. Seriousness merupakan analisis sejauh mana tingkat keseriusan dari masalah atau isu tersebut berdampak terhadap tujuan, sedangkan Growth merupakan analisis sejauh mana masalah atau isu tersebut akan berkembang jkemudian hari sehingga sulit dihadapi. Analisis USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth) mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan setiap variable dengan skor 1-5.
Tabel1.PenetapanIsuTeknikUSG
Tabel2.IndikatorKeteranganUrgency Nilai Indikator
5 SangatMendesak Dibutuhkan pemecahan masalah dalam kurun waktu<1Bulan
4 Mendesak
3 CukupMendesak
2 KurangMendesak
1 TidakMendesak
Tabel3.IndikatorKeteranganSerioussness
Dibutuhkan pemecahan masalah dalam kurun waktu1-3Bulan
Dibutuhkan pemecahan masalah dalam kurun waktu3-6Bulan
Dibutuhkan pemecahan masalah dalam kurun waktu6-12Bulan
Dibutuhkan pemecahan masalah dalam kurun waktu>1Tahun
Nilai Indikator DeskripsiIndikator
5 SangatSerius
4 Serius
3 CukupSerius
Berdampak terhadap produktivitas kerja dan keberhasilan pencapaian, serta membahayakansistem
Berdampak terhadap produktivitas kerja atau keberhasilan pencapaian, serta membahayakansistem
Berdampak terhadap produktivitas kerja dan
2 KurangSerius
1 TidakSerius
Tabel4.IndikatorKeteranganGrowth keberhasilan pencapaian, namun tidak membahayakansistem
Berdampak terhadap produktivitas kerja, tidak berdampakpadakeberhasilanpencapaian,dan tidakmembahayakansistem
Tidak Berdampak terhadap produktivitas kerja dan Tidak berdampak pada keberhasilan pencapaian,dantidakmembahayakansistem
Nilai Indikator DeskripsiIndikator
5 SangatCepatMemburuk
4 CepatMemburuk
Perkembangan tingkat masalah tidak bisa ditekandenganTindakankoreksi
Perkembangan tingkat masalah sulit ditekan denganTindakankoreksi
3 CukupCepatMemburuk Perkembangan tingkat masalah dapat ditekan denganTindakankoreksi
2 KurangCepatMemburuk
1 TidakCepatMemburuk
Perkembangan tingkat masalah tidak terlihat denganmelakukanTindakankoreksi
Perkembangan tingkat masalah tidak terlihat denganmelakukanTindakankoreksi
3.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan USG, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria USG dengan menggunakan alat bantu Fishbone. Analisis terhadap core issue dilakukan untuk menggambarkan akar isu atau permasalahan sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan isunya. Berikut hasil analisis isu menggunakan diagram Fishbone terhadap isu Berkurangnya Mobilitas Pelayanan Yang

Digunakan Pada Sistem Aplikasi Pelayanan Pemeriksaan Hasil Kedokteran Nuklir.
Gambar7.FishboneDiagram
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Setelah diperoleh akar permasalahan dari core issue, maka gagasan yang menjadi solusi penyelesauan isu tersebut yaitu “PENGEMBANGAN
PENCETAKAN HASIL PEMERIKSAAN KEDOKTERAN NUKLIR BERBASIS
DESKTOP MELALUI PERUBAHAN SISTEM BERBASIS WEBSITE DI
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG”. Gagasan tersebut terkait MP Smart ASN yaitu implementasi literasi digital. Gagasan diajukan membutuhkan kompetensi kecakapan menggunakan media digital terbaru agar pekerjaan lebih efektif dan efisien.
3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi
Tabel5.MatriksRancanganAktualisasi
UnitKerja InstalasiSistemInformasiRumahSakit(SIRS),RumahSakitUmumPusatDr.HasanSadikinBandung
IdentifikasiIsu
IsuYangDiangkat
Gagasan PemecahanIsu
1. PemeriksaanHasilKedokteranNuklir
2. PendaftaranPadaPelayananMCU(MedicalCheckUp)/TesKesehatan
3. Pengelolaanassetatausaranasetiapunit
Berkurangnya Mobilitas Pencetakan Yang Digunakan Pada Sistem Aplikasi Pelayanan Pemeriksaan Hasil KedokteranNuklir
Pengembangan Pencetakan Hasil Pemeriksaan Kedokteran Nuklir Berbasis Desktop Melalui Perubahan Sistem BerbasisWebsiteDiRumahSakitUmumPusatDr.HasanSadikinBandung
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Outuput/Hasil
1 Pengumpulan kebutuhan aplikasi berbasisweb pada Kedokteran Nuklir
1. Melakukan konsultasi dengan sub koordinator bidang software dan atasan langsung yang bertindak sebagai mentor
2. Melakukan kegiatan
1. Terlaksananya konsultasi dengan sub koorditanor bidang software. Bukti : Dokumen hasilkonsultasi.
2. Terdapatnya saran, masukan dan persetujuan dari mentor atau atasan.
Keterkaitan SubstansiMata Pelatihan
1. Dalam melakukan konsultasi dengan sub coordinator bidang softwaredan atasan saya akan menerapkan integritas, berperilaku transparan dan dapat dipercaya (Akuntabel, Loyal, Adaptif)
2. Dalam melakukan kegiatan
Kontribusi
TerhadapVisi/Misi
Organisasi
1. Melakukan konsultasi dengan sub koordinator bidang software dan atasan langsung yang bertindak sebagai mentor dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
PenguatanNilai Organisasi
1. Melakukan konsultasi dengan sub koordinator bidang software dan atasan langsung yang bertindak sebagai mentor dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai BerAKHLAK pengumpulan data dengan unit Instalasi
Kedokteran
Nuklir
3. Melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan
Bukti : Dokumen persetujuan/sar an.
3. Terdapatnya data dari unit yang berkaitan dengan pembuatan aplikasi.
Bukti : Kebutuhandata aplikasi pengumpulan data
Bersama uni Instalasi Kedokteran
Nuklir
3. Dalam melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan saya akan melakukanya dengan kinerja terbaik, berorientasi keberhasilan dan sukses
(Kompeten, Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel,Loyal)
Visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“
Terwujudnya
Indonesia Maju
Yang
Berlandaskan
Gotong
Royong”
2. Melakukan kegiatan pengumpulan data bersama unit Komkordik dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“
Terwujudnya
Indonesia Maju
Yang Mandiri”.
3. Melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan sesuai dengan
Tata nilai
Kepemimpina n
2. Melakukan kegiatan pengumpulan data bersama unit Instalasi
Kedokteran
Nuklir dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Tata nilai
Integritas.
3. Melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Tata nilai Profesional.
2 Perancangan designaplikasi berbasisweb pada Kedokteran Nuklir
1. Melakukan koordinasi dengansub koordinator bidang software
2. Melakukan kegiatan perancangan arsitektur sistem
3. Melakukan kegiatan perancangan diagramalir (flowchart).
4. Melakukan kegiatan perancangan design tampilan aplikasi
1. Terlaksananya koordinasi dengan sub coordinator software Bukti: Dokumen hasil koordinasi.
2. Tersusunnya dokumen rancangan arsitektursistem
.
Bukti : Dokumen rancangan arsitektur system
3. Terbentuknya rancangan diagram alir aplikasi
Bukti : Dokumen rancangan diagramalir
1. Dalam melakukan koordinasi dengan sub koordinator bidang software saya akan bersinergi untuk hasil yang lebih baik (kolaboratif, kompeten, loyal, harmonis)
2. Dalam melakukan kegiatan perancangan arsitektur sistem saya akan terus berinovasi, proaktif dan antusiasterhadap perubahan (adaptif, kompeten, akuntabel)
3. Dalam melakukan kegiatan perancangan diagram alir saya
Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin
“Terwujudnya
Indonesia Maju Yang
Berdaulat”
1. Melakukan koordinasi dengan sub koordinator bidang software dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin
“Terwujudnya
Indonesia Maju
Yang
Berlandaskan
GotongRoyong dan berkepribadian ”
2. Melakukan kegiatan perancangan arsitektur sistem dengan mengaktualisasik
1. Melakukan koordinasi dengan sub koordinator bidang software dengan mengaktualisas ikan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Tata nilai
Kepemimpin an.
2. Melakukan kegiatan perancangan arsitektur sistem dengan mengaktualisas ikan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan Tata nilai
Profesional
3. Melakukan
4. Terbentuknya rancangan tampilan antarmuka aplikasi
Bukti : Dokumen antarmuka aplikasi akan responsif dengan kebutuhan, mengedepankan kualitas demi kepuasan user (Beorientasi
Pelayanan,loyal).
4. Dalam melakukan kegiatan perancangan design tampilan aplikasi saya akan menerapkan integritas, berperilaku transparan dan dapat dipercaya (Akuntabel, kompeten, berorientasi pelayanan). an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang maju”.
3. Melakukan kegiatan perancangan diagram alir
(flowchart) dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang maju”.
4. Melakukan kegiatan perancangan design tampilan aplikasi dengan kegiatan perancangan diagram alir
(flowchart) dengan mengaktualisas ikan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Tata nilai
Unggul
4. Melakukan kegiatan perancangan design tampilan aplikasi dengan mengaktualisas ikan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Tata nilai
Integritas
3 Pembuatan kodeaplikasi berbasisweb pada Kedokteran
Nuklir
1. Melakukan koordinasi dengansub koordinator bidang software
2. Melakukan kegiatan pembuatan kodebackend
3. Melakukan kegiatan pembuatan kodefrontend
1. Terlaksananya koordinasi dengansub coordinator bidang software.
Bukti : dokumenhasil koordinasi
2. Terbentuknya sourcecode program backend aplikasi
Bukti :source codebackend
3. Terbentuknya sourcecode program frontend aplikasi
1. Dalam melakukan koordinasi dengan sub koordinator bidang software saya akan menyamakan pendapat secara selaras, hormat dan peduli akan masukan serta menghargai perbedaan (Harmonis, loyal, kolaboratif).
2. Dalam melakukan kegiatan koding backendsaya akan berkomitmen menjaga kerahasiaan source code. Mengeluarkan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
“Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang maju”.
1. Melakukan koordinasi dengan sub koordinator bidang software dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
“Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang tinggi”.
2. Melakukan kegiatan pembuatan kode backend dengan
1. Melakukan koordinasi dengan sub koordinator bidang software dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan Tata nilai Kepemimpina n.
2. Melakukan kegiatan pembuatan kode backend dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK
Bukti :source codefrontend segenap kemampuan demi pengabdian, dedikasi dan krontribusi terhadap instansi, terbuka terhadap segala masukan yang membangun.
Dengan terus mengembangkan dan mempelajari hal-hal baru (Loyal, kompeten, adaptif, akuntabel).
3. Dalam melakukan kegiatan koding frontendsaya akan melakukannya dengan kinerja terbaik, belajar algoritma dan bahasa pemrograman terkini secara learning agility sehingga ahli dibidangnya demi kesuksesan dan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang maju”
3. Melakukan kegiatan pembuatan kode frontenddengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang maju” sesuai dengan
TatanilaiTulus dan Integritas.
3. Melakukan kegiatan kode frontend dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Tata nilai
Profesional
4 Percobaan terhadap aplikasi berbasisweb pada Kedokteran Nuklir
1. Menyusun skema pengujian aplikasi
2. Melakukan koordinasi dengan divisi implementasi
3. Melakukan uji coba untuk memastikan keseluruhan fungsi dari aplikasi dapat berjalan denganbaik
1. Terbentuknya dokumen percobaan aplikasi
Bukti : Dokumen percobaan
2. Terlaksananya koordinasi dengan staf implementasi Bukti: Dokumen hasil koordinasi
3. Terdapatnya saran dan persetujuan dari user Bukti : dokumen feedback dari user keberhasilan aplikasi. Dengan terus mengembangkan dan mempelajari hal-hal baru. (Kompeten, loyal, berorientasi pelayanan,adapti f).
1. Dalam menyusun dokumen pengetesan aplikasi saya akan konsisten akan tujuan pengetesan, integritas akan hasil pengetesan dan transparan (Akuntabel, kompeten,loyal).
2. Dalam melakukan koordinasi dengan staf Komkordik saya akan membangun kesediaan bekerjasama, sinergi untuk hasil yang lebih baik (Kolaboratif, harmonis, kompeten).
1. Menyusun dokumen pengetesan aplikasi dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
“Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang maju”.
2. Melakukan koordinasi dengan staf Komkordik dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
1. Menyusun skema pengujian aplikasi dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan Tata nilai
Integritas
2. Melakukan koordinasi dengan staf Komkordik dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan Tatanilai Tulus
3. Melakukan uji coba untuk uji coba untuk memastikan keseluruhan fungsi dari aplikasi dapat berjalan saya akan melakukannya dengan kinerja terbaik, berusaha agar sukses dalam pengetesannya, melakukan keberhasilan testing (Kompeten, berorientasi pelayanan, akuntabel, loyal, adaptif).
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“Terwujudnya
Indonesia Maju
Yang
Berkepribadia n”. coba untuk memastikan keseluruhan fungsi dari aplikasi dapat berjalan dengan baik dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang sejahtera” . memastikan keseluruhan fungsi dari aplikasi dapat berjalan dengan baik dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Tata nilai
Unggul
5
Penerapan aplikasi web
Pencetakan
Hasil
Bukti : aplikasi saya pengumpulan data pencapaian
Pemeriksaan
Kedokteran
Nuklir bersama staf
Instalasi
Kedokteran
Nuklir dan/atau staf pendukung lainnya
2. Melakukan maintenance aplikasi untuk mengatasi error ataupun kekurangan
Dokumentasi implementasi.
2. Terlaksananya konsultasi lanjutan dengan unit terkait.
Bukti:- menghargai perbedaan pendapat, peduli terhadap masukan dan selaras dalam tujuan (Berorientasi
Pelayanan,Harmo nis, kolaboratif, loyal).
2. Dalam melakukan maintenance terhadap aplikasi untuk hasil yang lebihbaiksayaakan menerapkan integritas, berperilaku transparan dan dapat dipercaya (Akuntabel, Loyal,adaptif). laporan dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK
Sesuai dengan
Visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“
Terwujudnya
Indonesia Maju
Yang Mandiri”.
2. Melakukan maintenance secara individu atau dengan atasan langsung yang bertindak sebagai mentor dengan mengaktualisasik an nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
“
Terwujudnya
Indonesia Maju
Yang
Berlandaskan
Gotong
Royong” dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Tata nilai
Integritas
2. Melakukan maintenance secara inisiatif dan terus menerus dengan mengaktualisasi kan nilai-nilai
BerAKHLAK sesuai dengan
Tata nilai
Kepemimpina n.
3.6
4 Uji coba terhadap aplikasi berbasis web
Penerapan aplikasi web Pencetakan Hasil
Pemeriksaan
3
Pembuatan kode aplikasi berbasis web pada
Kedokteran Nuklir
4
Kedokteran Nuklir
5
Pencetakan Hasil
Pemeriksaan Kedokteran Nuklir