Keanekaragaman sumber daya alam Indonesia bukan menjadi rahasia umum lagi. Kondisi iklim tropis yang dipadukan dengan penyinaran matahari yang cukup lama membuat tumbuhan bertumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini berpotensi besar untuk mencukupi kebutuhan pangan yang meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk di suatu daerah. Saat ini masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok, padahal beras yang berasal dari padi belum tentu bertumbuh dengan baik di semua daerah karena kondisi iklim mikro yang tidak sesuai, seperti banyaknya curah hujan yang turun berbeda setiap daerah. Di balik ketidaksamaan kondisi tersebut, Indonesia menyimpan banyak sumber pangan lokal yang dapat kita jadikan makanan pokok selain beras.
Yuk, Kenali Sumber Pangan Lokal di Indonesia!
WartAgrita
Garut/Arairut Tanaman yang memberikan hasil utama berupa umbi. Dapat digunakan sebagai bahan pembuatan makanan bayi, bahan pembuatan kosmetika, lem, keripik, serta makanan bagi anak-anak penderita kelainan pencernaan dan down syndrome karena kehalusan seratnya. Setiap daerah memiliki penyebutan berbeda tentang garut [1].
Sukun Bertumbuh baik di dataran rendah maupun lahan kering. Dapat ditanam tanpa mengenal musim. Panennya sebanyak dua kali: ke-1 (JanuariFebruari) dan ke-2 (JuliAgustus).. Mengandung asam amino esensial yang tak diproduksi oleh tubuh manusia. Jika sudah dibuat menjadi tepung, nilai gizinya setara dengan beras. Dapat diolah menjadi keripik, tepung, dan olahan lainnya seperti campuran roti [2].
Jagung Singkong/Ubi kayu/Ketela pohon Tanaman tahunan yang menghasilkan umbi. Mengandung karbohidrat dan indeks glikemik yang rendah sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes. Kandungan patinya tidak mengandung gluten sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita autis. Bertumbuh dengan baik di dataran rendah maupun tinggi dan tidak membutuhkan banyak air. Dapat diolah menjadi tepung tapioka, tepung mokaf, tepung gaplek, nasi singkong (atau sega thiwul), ceriping, serta bahan pembuatan etanol dan gasohol [1].
Memiliki hasil utama berupa biji. Mengandung asam folat dan serat yang tinggi. Pemanfaatannya di Indonesia: sektor pangan (pati, tepung jagung, tepung maizena, beras, dan jagung) dan nonpangan (pakan ternak, pupuk kompos, pembuat kertas, dan kayu bakar) [1]. Hampir setiap daerah mampu menumbuhkannya karena tidak membutuhkan banyak air.