Puailiggoubat 305 ok

Page 1

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

-1

N 30 o. 5

4 Tah Fe u br n X ua III ri 20

15

HARGA ECERAN RP 3000

Tabloid Alternatif Dwimingguan

1


Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

Uggla Miliaran bulagat pasigalai enungan ka Mentawai tak moi rapakei ia kalulut tai barania Perda RTRW ka kabupaten nenda - 3 Telu sia sipugagalai ka Dinas Kesehatan Mentawai raukum sia 1 ngarura tambah 10 ngalaggok kau bulagat Rp50 ngajuta penjara makerek mantan Kepala Dinas Kesehatan Mentawai, Warta Siritoitet. Sai kontraktor raukum sia 4 ngarura tambah ralului Rp200 ngajuta - 4 Bulagat perjalanan dinasda sai pegawai rabailiu akek nia bulagat masipaeruk pulaggajat kek P2D ADD sambat masipaeruk ekonomi siorak tsunami kau eba - 5 Tekenenda sai BPB Saibi Samukop rauli sai pamarentah desa alasanda bulek imalangen ibela bulagat ADD - 7

Bayar Utang Pekerja Timbunan Yth Bapak Bupati Mentawai & Anggota DPRD Kami mohon agar dimasukkan kembali dalam pembahasan APBD anggaran biaya timbunan pembangunan abrasi pantai di Saibi Samukop yang masih gantung pembayarannya. Ini nota upahnya, kelompok Kokoi Lakeu 10 meter kubik Rp5 juta, Besman 10 meter kubik Rp 5 juta, Karno 14 meter kubik Rp7 juta, Sidon 15 meter kubik Rp7,5 juta, Pandiman 15 meter kubik Rp7,5 juta , Daudau 10 meter kubik Rp5 juta , total volume pekerjaan 74 meter kubik, dan upahnya Rp37 juta, inilah yang ditunggutunggu warga selama ini.

Marlan Saririkka Dusun Simoilalak, Desa Saibi Samukop 081276156377

Pembagian BBM Kepada Yth. APMS Sikakap Bagaimana sistem pembagian BBM masyarakat yang sebenarnya? di Dusun Bulaubuggei, Desa Saumanganya yang menjadi agen dusun adalah Bruno Simamora. Kami masyarakat hanya mendapat 1 liter bensin dan minyak tanah 1 liter, itupun harga mencapai Rp20ribu per liter. BBM sisa jatah dusun dijual ke dusun lain padahal ini kan jatah Dusun Bulau Buggei. kami mohon informasi, terimakasih. Bernadus +6282288349073 FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Pelajaran muatan lokal arat laggai Mentawai alepak at aragalaiat ia sai guru, kepala UPTD ka Mentawai samba materek leu sia masigelai akek ka tatogat sikolah - 18

COVER DEPAN: 1 FOTO: PATRISIUS/PUAILIGGOUBAT 1 DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM: Roberta Sarogdok PEMIMPIN USAHA: PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja Yuafriza REDAKTUR: Rus Akbar Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja

SI BAJAK

WARTAWAN DAERAH: Bambang Sagurung (Sikabaluan) Rapot Pardomuan (Sipora) Rinto Robertus (Saibi) Leo Marsen (Sikakap) Supri Lindra (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Padang) Legend Satoinong (Siberut Selatan) Siprianus Sababalat (Siberut Selatan) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan) Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

PEMBANGUNAN JEMBATAN - Jembatan penyeberangan Puro-Rogdok, Kecamatan Siberut Selatan sedang dibangun

Redaksi menerima tulisan berupa artikel atau untuk dimuat di Podium. Kirimkan karya tulis ke redaksi Puailiggoubat Jalan Kampung Nias I No. 21 Padang atau melalui email rus.akbar08@gmail.com dan syafriladriansyah@gmail.com. Sertakan identitas lengkap beserta foto terbaru. Setiap karya yang dimuat akan diberikan royaliti

2


3

Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

TAK ADA PERDA RTRW TRANS MENTAWAI TERHAMBAT

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Miliaran dana untuk proyek trans Mentawai tidak bisa digunakan karena belum adanya Perda RTRW Tim Redaksi

D

PRD Mentawai akan memprioritaskan pengesahan Rancangan Pera-turan Daerah

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Mentawai yang sudah mangkrak pembahasannya sejak 2012 lalu. Tanpa adanya Perda RTRW maka pembangunan sejumlah proyek trans Mentawai yang menjadi prioritas Pemerintah Mentawai untuk membuka akses transportasi tidak bisa dilakukan. “Apapun alasannya, mau atau tidak mau semuanya harus disahkan, “ kata Wakil Ketua DPRD Mentawai Kortanius Sabeleake kepada Puailiggoubat di Padang Selasa, 27 Januari 2015. Pengesahan Rancangan Perda RTRW tersebut menurut Korta sudah dikonsultasikan dengan Bagian Tata Ruang Daerah Dirjen Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri, 23 Januari lalu di Jakarta. “Setelah kita di sana mereka menyampaikan bahwa mau atau tidak tata ruang (RTRW Mentawai) harus ditetapkan. Jadi kalau Mentawai tidak mau menetapkan konsekuensinya dana dari APBN dan APBD Sumbar tidak bisa masuk ke Mentawai dalam konteks pembangunan sarana- prasarana dan sebagainya karena tata ruangnya tidak jelas,” kata Korta. Ini sudah terjadi pada anggaran 2013 dan 2014. Menurut Korta, pada APBD Sumbar 2013, dialokasikan dana Rp1,5 miliar untuk membuat perencanaan fisik trans Mentawai di Siberut sepanjang 138 kilometer namun dana itu tidak terpakai. Lalu pada 2014, dialokasikan lagi

Rp3 miliar, sebanyak Rp1,5 miliar merupakan dana tahun sebelumnya yang tidak terpakai ditambah Rp1,5 miliar untuk membangun dermaga di tiga lokasi yakni Torolaggo, Subelen dan Pulitcoman dengan dana masing-masing Rp500 juta. “Semua dana akhirnya lagi-lagi tidak bisa digunakan,” kata Korta. Polemik RTRW Mentawai ini sudah lama terjadi, di masa DPRD periode 2009-2014 bahkan sudah dibentuk Pansus untuk mencari jalan keluar terkait kebuntuan pembahasan RTRW ini namun hingga habis masa jabatannya, kata sepakat belum terjadi. Awal Januari lalu, DPRD Mentawai menggelar pertemuan dengan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno membicarakan soal RTRW tersebut. Dalam pertemuan itu, sejumlah anggota DPRD Mentawai mengemukakan keberatan mereka soal luasan kawasan hutan yang dianggap sangat minim ruang kelola bagi masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya alam. Dari 601.135 ha kawasan hutan Mentawai, hanya 18 persen untuk Areal Penggunaan Lain (APL) atau 109.217 ha, selebihnya kawasan suaka alam 183.378 ha, hutan lindung 7.670 ha, hutan produksi 246.011 ha, hutan produksi konversi 54.856 ha. Diluar itu, ada areal Taman Nasional Siberut seluas (TNS) 190.500 ha. Dari draf tersebut luas kawasan perkebunan hanya 4,69 persen atau 28.165,85 ha, dan dari luas tersebut hanya 0,21 persen yang dialokasikan untuk perkebunan rakyat dan sisanya untuk perkebunan skala besar. Karena itu, anggota Dewan meminta agar ada perubahan fungsi kawasan hutan terutama kawasan TNS. Namun

TRANS MENTAWAI - Pengguna jalan melewati Jalan Trans Mentawai Sikakap-Matobe. menurut Gubernur, perubahan fungsi kawasan hanya bisa dilakukan dengan usulan kepada Kementerian Kehutanan. Buntu di Provinsi, DPRD Mentawai lalu berkonsultasi dengan Bagian Dirjen Perlindungan Hutan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan untuk alih fungsi hutan ini, 22 Januari lalu. Namun dari pertemuan dengan pihak Kemenhut, jelas Korta, perubahan kawasan hutan di Sumbar tidak bisa dilakukan karena keputusan Menteri Kehutanan yang dikeluarkan tahun 2011 tentang luas wilayah dan fungsi hutan menjadi pedoman yang harus tetap dipakai oleh daerah-daerah. “Persoalannya adalah bahwa di RTRW Provinsi Sumatera Barat kan tetap saja keputusan Menteri Kehutanan itu menjadi acuan tentang luas hutan lindung, produksi, HPL dan sebagainya dan Perda RTRW Sumbar sudah ditetapkan pada 2012 yang lalu,” katanya. Konsekuensinya Pemerintah dan DPRD Mentawai tidak bisa lagi mengubah fungsi karena sudah ditetapkan. Yang bisa dilakukan pemerintah Mentawai adalah pengusulan kegunaan per tata ruang. “Jadi kalau kita ingin perubahan fungsi hutan, maka Mentawai harus melobi saat Perda RTRW Sumbar sudah sampai lima tahun, berarti sekitar tahun 2017. Maka bisa diusulkan ke Kementerian Kehutanan soal perubahan luas atau fungsi kawasan,” tambah Korta. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan saat ini menurut Korta adalah pada saat penetapan Perda RTRW, DPRD dan Pemda Mentawai harus membuat catatan perubahan tata ruang yang akan diusulkan nanti dan apa kegunaannya.

Lampiran ini menjadi acuan Dirjen Bangda Kemendagri, bila saat evaluasi lima tahun Perda RTRW Sumbar, maka catatan Mentawai menjadi masukan. “Maka Pemda Mentawai itu harus intens berkomunikasi, melobi, menyampaikan kebutuhan-kebutuhan ke Pemprov, itu yang harus dilakukan,” ucapnya. Sudarmi Saogo, anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat dari Dapil 8 Mentawai dan Pesisir Selatan membenarkan adanya dana untuk trans Mentawai yang tidak bisa digunakan di APBD Sumbar. Menurut dia, sejumlah anggaran untuk percepatan pembangunan trans Mentawai kembali ke kas daerah. Hal ini berdasarkan evaluasi kegiatan 2014 yang disampaikan Dinas Pekerjaan Umum Sumbar. Karena itu Sudarmi mendorong DPRD Mentawai secepatnya mengesahkan Perda RTRW karena dia bersama rekan-rekan dari Dapil 8 DPRD Sumbar akan berjuang agar anggaran pembangunan bisa diarahkan ke Mentawai. Trans Mentawai Prioritas Menurut Korta, pembangunan trans Mentawai akan banyak terkendala di Siberut karena banyak terhambat hutan produksi. “Bukan TNS, justru areal TNS sudah masuk penggunaan lain (pemanfaatan) jadi tidak masalah,” katanya. Jika di Pagai Utara dan Selatan, pembangunan trans Mentawai tidak akan bermasalah karena lokasi jalan bukan di hutan produksi. “Dulu memang masuk hutan produksi, namun sejak dialihkan fungsinya menjadi pemu-

kiman bagi korban tsunami, jadi tidak ada masalah,” katanya. Namun jika perda sudah ada, maka proyek jalan di hutan produksi bisa dilakukan dengan mengajukan usulan dulu ke Kementerian Kehutanan. “Kita dapat informasi pengusulan pinjam pakai itu paling lama enam bulan, jadi karena perda belum ada ya tidak bisa usulkan,” ujar Korta. Jalan penghubung antar wilayah di empat pulau besar yang ada di Mentawai ini menjadi prioritas karena diharap dapat mempercepat pembangunan Mentawai. “Kita jangan bicara kemajuan kalau tidak ada jalan. Perekonomian masyarakat akan meningkat dengan adanya jalan,” kata Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet kepada Puailiggoubat, November lalu. Menurut dia, jalan trans Mentawai yang menghubungkan Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan (Kecamatan Pagai Utara, Kecamatan Sikakap, Kecamatan Pagai Selatan), Pulau Sipora (Kecamatan Sipora Utara dan Sipora Selatan) serta Pulau Siberut (Kecamatan Siberut Utara, Siberut Barat, Siberut Barat Daya, Siberut Selatan dan Siberut Tengah) panjangnya 400 kilometer dengan perkiraan anggaran hingga Rp600 miliar. Pembangunan trans Mentawai, dikatakan Yudas sudah dimulai sejak 2012 lalu. Proyek itu lebih lancar dikerjakan di Sipora dibandingkan di Pulau Pagai Utara-Pagai Selatan dan Pulau Siberut. “Pembangunan trans Mentawai lebih lancar di Sipora karena jalur yang digunakan untuk pembangunan jalan sudah di luar kawasan hutan. (rus/bs/trs/ocha)


4

Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

Tiga staf Dinas Kesehatan lainnya juga mendapat vonis sama sedang kontraktor diganjar hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp200 juta serta membayar uang pengganti Rp171,5 juta.

Mantan Kadinkes Mentawai Divonis 1 Tahun 10 Bulan Penjara FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Patrisius Sanene

T

erdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan Kabupaten Kepu-

lauan Mentawai, dr. Warta Siritoitet, Gidion Sinambela, Germinus dan Firdaus Ams divonis hukuman 1 tahun, 10 bulan penjara, sedangkan rekanan Rizal Efendi dihukum 4 tahun penjara. Kelimanya divonis majelis hakim Pengadilan Negeri Padang pada Rabu, 28 Januari lalu. Selain itu, Warta Siritoitet, Gidion Sinambela, Germinus dan Firdaus Ams, didenda Rp50 juta subsidair 2 bulan penjara, sementara Rizal Efendi didenda Rp200 juta subsidair 2 bulan penjara serta dibebankan membayar uang peng-ganti senilai Rp171,5 juta subdair 3 bulan. Putusan majelis hakim yang diketuai Jamaluddin lebih rendah dari tuntutan jaksa kepada Warta, Gidion Sinambela, Germinus dan Firdaus Ams. Sebelumnya jaksa menuntut keempat tersangka ini hukuman selama 4 tahun, sedangkan tuntutan jaksa terhadap Rizal Efendi 5 tahun. Sementara pasal yang menjerat keempat pejabat Mentawai itu adalah pasal 3 juncto pasal 18 ayat (1) huruf a dan huruf b, ayat (2) dan ayat (3) UU No: 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yang telah diubah dengan UU No : 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU No: 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi junto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sedangkan Rizal Efendi dijerat pasal

SIDANG PUTUSAN TIPIKOR - (Dari kiri) Rizal Efendi, Warta Siritoitet dan Gidion Sinambela mendengarkan pembacaan putusan hukuman di Pengadilan Negeri Padang, Rabu, 28 Januari 2015 2 ayat (1) juncto pasal 18 ayat (1) huruf a dan huruf b, ayat (2) dan ayat (3) UU NO: 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yang telah diubah dengan UU RI Nomor : 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi junto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sidang pembacaan tuntutan tersebut sempat molor karena anggota majelis hakim yang menangani kasus tersebut masih mengikuti sidang perkara lain, sehingga sidang putusan dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Dalam ruang persidangan juga tampak banyak keluarga, rekanan kerja dari terpidana untuk menyaksikan agenda pembacaan putusan tersebut, setelah putusan dibacakan oleh ketua majelis hakim suasana yang terlihat di

luar persidangan tampak terpidana Germinus memeluk kerabatnya begitu juga dengan terpidana dr. Warta dengan keluarganya. Sementara adanya dugaan tekanan dari pihak oknum Polres Mentawai agar terpidana Gidion Sinambela membayar uang kepada Rizal Efendi, berdasarkan pengakuan Gidion Sinambela pada 17 Desember 2014 lalu jaksa mengatakan hal tersebut wewenang penyidik. “Itu penyidik nanti yang melakukan,” kata Atmariadi usai sidang. Kasus tersebut berawal pada 2012, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas Kesehatan Mentawai melakukan pengadaaan alat kesehatan yang bersumber dari APBD Mentawai dengan besaran dana Rp2,559,700,000. Dana tersebut terbagi tiga kegiatan, dana sebanyak Rp858 juta diperun-

tukkan pengadaan alat kedokteran umum, kemudian pengadaan alat kesehatan dasar puskesmas senilai Rp715 juta dan belanja pengadaan alat kesehatan Pustu dan Poskesdes senilai Rp986 juta. Setelah melakukan pelelangan tiga perusahaan memenangkan tender, PT. Graha Syifaa Mandiri, CV. Sinar Kasih Indah dan CV. Zamahra. Untuk PT. Graha Syifaa Mandiri, memenangkan paket pengadaan alat-alat kedokteran umum Puskesmas senilai Rp789,348,000 yang ditanda tangani oleh Rizal Efendi dengan masa kontrak 25 September 2012-8 Desember 2012 dengan 49 jenis alat-alat kedokteran umum. Kemudian untuk kesehatan alat kesehatan dasar puskesmas dimenangkan oleh CV. Sinar Kasih Indah oleh

Reynold Oktavianto dengan nilai kontrak Rp647,547,300 dengan masa kontrak 25 September 2012-8 Desember 2012 dengan 193 jenis alat kesehatan dasar puskesmas. Selanjutnya pengadaan alat kesehatan pustu danposkesdes dimenangkan oleh CV. Zamahra dengan nilai kontrak senilai Rp851,269,000 dengan direktur Andre Efrinaldi namun dalam hal ini Rizal Efendi ditunjuk sebagai perwakilan yang menyalurkan. Pengadaan tiga jenis alat alat kesehatan tersebut akan didistribusikan ke Puskesmas yang ada di setiap kecamatan diantaranya Puskesmas Betaet, Siberut Barat, Puskesmas Muara Sikabaluan, Puskesmas Saibi Samukop, Puskesmas Muara Siberut, Puskesmas Peipei, Puskesmas Mapaddegat Sipora Utara, Puskesmas Sioban Sipora Selatan, Puskesmas Saumanganyak, Puskesmas Sikakap dan Puskesmas Malakkopa Pagai Selatan. Warta Siritoitet dimana saat itu menjabat Kepala Dinas Kesehatan Mentawai, Gidion Sinambela mantan Kabid Sarana dan Prasarana Dinkes Mentawai, , Germinus mantan kepala seksi Sarana dan Prasarana Dinkes Mentawai, dan Firdaus Ams staf Dinkes Mentawai dan satu rekanan Rizal Efendi Dalam dakwaan jaksa mereka diduga terlibat dalam kasus korupsi pengadaan alat kesehatan pada tahun 2012 yang merugikan Negara senilai Rp773.974,137 dimana sesuai hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumbar. Menanggapi putusan yang telah dibacakan hakim, pihak penasehat hukum empat terpidana tersebut menyatakan masih mempertimbangkan , sedangkan pihak jaksa penuntut umum mengatakan masih berkonsultasi dengan pimpinannya. (trs/r)

DPT Pilkades Saibi Samukop Sebanyak 1.844 Jiwa SAIBISAMUKOP-Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah menetapkan Daftar Pemilihan Tetap (DPT ) Pilkades sebanyak 1.844 jiwa pada Pleno pemilih di Balai Desa 26 januari lalu. Penetapan DPT Pilkades ini bersama Badan Permusyawartan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), karang taruna, pemerintah desa dan kepala dusun seSaibi Samukop dengan menghasilkan DPT yang akurat untuk 15 TPS.

Ketua P2KD Saibi Samukop Jolly Sanenek mengatakan, meski sudah ditetapkan DPT, pada hari pemilihan kepala desa masih ada pemilih yang tidak terdaftar, tapi datang di TPS ingin menggunakan hak pilihnya akan di berikan kesempatan untuk memilih. “Yang penting pemilih itu usia 17 tahun, kita kenal sebagai warga Saibi Samukop, di perbolehkan memilih dengan memperlihatkan identitas diri seperti KTP atau yang lainnya,” katanya pada Puailiggoubat di temui usai pleno DPT.

Panitia Pemilihan Kepala Desa berpesan dan berharap kepada pemilih untuk memilih yang cerdas. “Pemilih cerdas untuk menghasilkan pemimpin desa yang cerdas,” ujarnya. Sementara itu P2KD tersebut berkomitmen independen dalam menjalankan tugas sampai selesai dan menghadirkan pemimpin yang berkualitas. “Kami bersama komit tetap independen dan menjaga tidak di intervensi politik,” kata Jolly. Jolly juga menegaskan jika kedapatan atau ketahuan di P2KD

terlibat mendukung salah satu calon kades, akan ditindak. “Kita panggil dan beri teguran tegas,” ujarnya. Jadwal P2KD Selanjutnya sangat padat dari bulan Januari, Februari sampai pemilihan 2 Maret, 3-4 Maret rekap suara serta 5 Maret pleno hasil pemilihan dan pengumuman nama Kades terpilih serta penyerahan dokumen hasil pemilihan kepada Badan Permusyarawatan Desa. Sementara hasil DPT Pilkades, untuk TPS 1 Uselat 115 pemilih, TPS 2 Sirisurak 130 pemilih, TPS 3

Mauku 91 pemilih, TPS 4 Sirua Monga 101 pemilih, TPS 5 Masokut 103 pemilih, TPS 6 Simoilalak 130 pemilih, TPS 7 Pangasaat 272 pemilih, TPS 8 Muara 167 pemilih. Selanjutnya TPS 9 Simabolak 193 pemilih, TPS 10 Masoggunei 197 pemilih, TPS 11 Kaleak 73 pemilih, TPS 12 Sibuddaoinan 61 pemilih, TPS 13 Toroiji 45 pemilih, TPS 14 Totoet 51 pemilih dan TPS 15 Sua 115 pemilih,total keseluruhan DPT Pilkades ini sebanyak 1844 pemilih. (rr/r)


MENTAWAINEWS Kecamatan Siberut Tengah Targetkan Perbaiki Jembatan Rusak SAIBI SAMUKOP-Pemerintah Kecamatan Siberut Tengah telah merancang program pembangunan dua jembatan yang rusak akibat banjir di daerahnya. Satu jembatan di Dusun Sirisurak yang kini diperbaiki secara darurat dengan kayu dan satu lagi di KaleakSibuddaoinan yang sudah hancur akibat usia. “Jembatan di Sirisurak direncanakan dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum Mentawai, tapi jika tidak direalisasi juga kita telah rencanakan pembangunannya termasuk jembatan di Kaleak, itu target kita tahun ini,” ujar Jasti Onarelius, Sekretaris Camat Siberut Tengah, Rabu 21 Januari lalu. Menurut jasti, jembatan akan didanai melalui ADD dan P2D Mandiri tahun ini. “Kalau masih ada program PNPM itu bisa juga didanai,yang jelas jembatan yang rusak ini kita bangun,” kata Jasti. (rr/r)

Warga Inginkan Kades yang Membangun Desa dan Masyarakat SAIBISAMUKOP-Warga Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah menginginkan kepala desa yang berkarakter membangun daerahnya pada pesta demokrasi Pilkades yang akan diselenggarakan 2 Maret 2015. Menurut Erick Poniman Sakatsilak (30), kades yang terpilih nanti adalah kades yang berkarakter baik dan membangun. “Berjiwa besar, bisa bergaul kecil dan dewasa, dapat menjalin kerjasama dengan kecamatan dan instansi lain, membuka jaringan luar dan memahami perekonomian serta mengerti kisah zaman dulu dan sekarang, itulah pemimpin yang kita inginkan,” katanya pada Puailiggoubat, Kamis 22 Januari lalu. Selain itu, Ishak Salakkau, tokoh masyarakat setempat, menginginkan kades yang membangun dan memajukan Saibi Samukop, bermasyarakat, kepemimpinan yang tranparan dan bebas korupsi. “Jangan hanya merebut atau inginkan kekuasaan saja, kita bercermin pada masa lalu dan kemajuan yang nyata,” ujarnya. Sementara Rekno Dier Siribetuk, seorang mahasiswa berharap kades terpilih yang benarbenar memimpin Saibi Samukop. “Responsif terhadap keluhan masyarakat,” katanya. (rr/r)

Puailiggoubat

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

5

Evaluasi APBD 2015

Perjalanan Dinas dan Honorium SKPD Dialihkan FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Dana ini dialihkan untuk pembangunan di daerah berupa P2D, ADD dan untuk memulihkan ekonomi korban tsunami dan banjir Rus Akbar

ejumlah mata anggaran APBD 2015 Mentawai yang dianggap pemborosan dialihkan untuk program kemasyarakatan. Perubahan itu didasarkan evaluasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Wakil Ketua DPRD Mentawai, Kortanius Sabeleake kepada Puailiggoubat, Selasa, 27 Januari lalu mengatakan, yang paling signifikan dialihkan adalah biaya perjalanan dinas, biaya pertemuan di hotel, termasuk honorarium pimpinan SKPD tidak boleh melebih lima kegiatan. “Jadi selama ini kalau ada 20 kegiatan dia masuk juga, kini paling maksimal itu hanya lima kali kegiatan, tidak boleh lebih,” ujar Korta. Selain pengurangan perjalanan dinas dan honor, pembangunan kantor juga diefisienkan untuk yang benarbenar perlu. Selain itu Pemprov juga meminta agar pembelian kendaraan dinas dikurangi. “Untuk DPRD saja hanya satu kendaraan yang dibeli yaitu mobil untuk pimpinan DPRD Mentawai, selebihnya memakai mobil lama yang masih layak dipakai,” ujar Korta. Dana-dana yang dialihkan itu dipakai untuk kegiatan Organisasi Masyarakat Setempat (OMS), ada penambahan dana sebanyak Rp40

S

BANTUAN - Banjir menggenangi Desa Muntei, Siberut Selatan akhir Desember 2014. DPRD Mentawai akan mengalihkan dana APBD untuk membantu ekonomi korban bencana termasuk banjir di Siberut miliar. Selain itu juga ada penambahan dana untuk tunjangan pegawai Pemda baik PNS maupun kontrak. Pengalihan itu juga untuk menambah Alokasi Dana Desa (ADD). Jika sebelumnya desa mendapat dana ratarata Rp800 juta ditambah dana dari pusat sebanyak Rp400 juta sampai Rp500 juta. “Kini, dalam satu tahun setiap desa paling minimal mendapat kucuran dana ADD itu sebanyak Rp1,5 miliar,” kata Korta. Hanya saja menurut Korta, DPRD akan meminta Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet membuat rujukan dan standar pemakaian ADD tersebut, karena menurutnya belum tentu dana masuk ke desa itu akan banyak

manfaatnya untuk pembangunan desa, bisa jadi dana itu lebih banyak dipakai untuk keperluan aparat desa, bisa jadi untuk perjalanan dinasnya. “Jadi Bupati harus membuat ‘relnya’, apalagi sampai hari ini belum terdengar lagi Badan Musyarawah Desa melakukan rapat perencanaan pembangunan kemudian mendengar laporan pertanggung jawaban kepala desa,” katanya. Padahal sesuai dengan aturannya hal itu ada, namun yang terjadi di lapangan, kepala desa dan sekretaris desa membuat laporannya kemudian tidak ada rapat terbuka mendengar laporan tersebut. Kemudian mendadak minta tandatangan kepada Badan

Permusyarawatan Desa. “Padahal seharusnya harus melakukan evaluasi bersama tentang kinerja kepala desa,” katanya. Selain itu dana yang dialihkan itu diperuntukkan untuk daerah yang terkena bencana seperti korban tsunami 2010 khususnya untuk pemulihan dan pemberdayaan masyarakat di Pagai Utara, Pagai Selatan, Sikakap dan Sipora Selatan. “Termasuk daerah yang terkena banjir akhir tahun ini, seperti di Siberut Selatan, Siberut Tengah dan Siberut Utara, ada sebanyak Rp27 miliar jumlahnya untuk pertanian sawah, dan tanaman tua dan muda,” katanya. (r)

ADD Desa Sinaka Bersisa Rp 8,9 juta SINAKA –Belajar dari pengalaman pemakaian Alokasi Dana Desa (ADD) membuat Desa Sinaka, Kecamatan Pagai Selatan paling sedikit menyisakan anggarannya, dari total anggaran mencapai Rp891 juta, yang tersisa pada anggaran 2014 hanya Rp8,9 juta. Kepala Desa Sinaka Tarsan mengatakan pada 2013, Desa Sinaka mendapatkan dana ADD Rp891 juta, pada saat itu sisa dana yang kembali ke kas daerah mencapai Rp 152 juta. “Banyaknya sisa dana itu

akibat keterlambatan pembangunan fisik,” katanya, Sabtu, 17 Januari lalu. Dengan pengalaman buruk itu, Tarsan mengubah pola, pada ADD 2014, pencairan 50 persen dana tahap pertama digunakan terlebih dahulu untuk pembangunan fisik termasuk honor kepala desa, kepala dusun, dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Sementara untuk bantuan karang taruna, Lembaga Permberdayaan Masyarakat (LPM), dan PKK di-

cairkan dananya di pencairan tahap kedua, “Untuk dana fisik di ADD tahun sekarang dianggarkan sebesar Rp 400 juta, gunanya untuk membuat jalan penghubung antar dusun, jalan dusun ke desa, dan jembatan,” katanya. Berkat kerjasama seluruh aparatur desa mulai dari BPD Desa Sinaka, sekretaris desa, dan staf desa sehingga pencairan dana ADD Desa Sinaka lancar, termasuk Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) penggunaan dana. Menurut Tarsan, kalau semua

berjalan bersama-sama pekerjaan berat bisa menjadi ringan, kalau ada kesalahan jangan saling mencari kambing hitam didalam menyelasaikan masalah tersebut, setiap masalah tentu ada jalan keluarnya, asalkan didalam menyelesaikan masalah dengan kepala dinging dan pendekatan kepada yang bersangkutan. “Itulah semboyan yang saya lakukan di dalam bekerja, sehingga setiap pekerjaan itu dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan,” ujar Tarsan. (spr/r)


6 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

Polisi sempat menginterogasi orangtua korban karena isu adanya kesengajaan dalam kasus itu Rinto Robertus Sanene’

Bocah di Sirisurak Terbakar Hingga Tewas FOTO:RINTO/PUAILIGGOUBAT

eorang bocah perempuan Rusianna Sabeilai berusia 9 tahun di Dusun Sirisurak, Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah terbakar api hingga tubuhnya melepuh dan meninggal dunia saat dirujuk ke RSUD Mentawai di Tuapeijat, Jumat 23 Januari lalu. Menurut warga Sirisurak, Kris-man Sabeilai (51), peristiwanya terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, Kamis 22 Januari lalu, saat itu orang tua korban, Bonar Sabeilai (35) sedang bekerja dan ibu korban Sartina Saleleubaja (32) sedang berada di rumah tetangga. Api muncul diduga saat Resianna Sabeilai menghidupkan lampu dinding dan lampu tersebut terjatuh yang membuat minyak tanah tumpah ke baju. “Di situlah api menjalar dan membakar baju korban hingga sekujur tubuhnya terbakar,” katanya. Mengetahui dirinya terbakar, Resianna berlari keluar sambil berteriak dan menangis. “Saat itu ada yang bermain bola dan ada juga sebagian warga berusaha memandamkan api,” ujar Krisman. Setelah api berhasil dipadamkan, warga langsung membawa korban ke polindes setempat, namun tidak bisa ditangani, kemudian dibawa ke Puskesmas Saibi menggunakan perahu mesin pong-pong dan sampai di sana pukul 21.00 WIB. Korban segera diberi pertolongan, saat itu kondisi tubuhnya melepuh dengan luka bakar 90 persen. Karena parah, puskesmas lalu merujuk korban ke RSUD Mentawai di Tuapeijat dengan persetujuan bersama pihak keluarga. Korban dibawa dengan speed boat dari Saibi Samukop menuju Tuapeijat sekitar pukul 24.30 WIB. Malang tak bisa ditolak sesampai di rumah sakit bocah tersebut meninggal dunia. Josar Feri Anggara Satoko, perawat Puskesmas Saibi yang ikut menemani pasien ke Tuapeijat menyebutkan, mereka tiba sekitar pukul 07.00 WIB, Jumat, 23 Januari dijemput dengan ambulans. “Sampai di rumah sakit dan ditangani ternyata pasien sudah meninggal, perkiraan sampai di Tuapejat masih ada sedikit nafasnya dan mungkin pasien meninggal sudah di dalam ambulan karena pasien dalam pelukan orang tuanya yang tertutup dengan kain,” katanya. Setelah jenasah kembali ke Saibi Samukop pukul 12.40 WIB, langsung diturunkan dari boat ke sampan mesin pong-pong yang dibantu pihak kesehatan Puskesmas untuk ke Sirisurak. Sempat beredar isu meninggalnya

S

KORBAN KEBAKARAN - Bocah korban kebakaran di Sirisurak saat menjalani perawatan sebelum meninggal Resianna Sabeilai ini karena kesengajaan. Akibat isu yang menghebohkan tersebut, lima anggota Polsek Siberut Selatan yang didampingi pemerintah desa setempat pergi ke lokasi kejadian, Minggu, 25 Januari lalu. Tim polsek ini menemui Kepala Dusun Saverius Sabeilai untuk dimintai keterangan. Dari keterangan Saverius tak ada dugaan bocah tersebut dibakar. “Terbakarnya korban pada saat menghidupkan lampu dinding saja pak,”

katanya. Tak puas dengan keterangan tersebut, pihak kepolisian menemui kedua orang tua korban. Berdasarkan keterangan orang tuanya Bonar Sabeilai, anaknya tersebut terbakar saat menghidupkan lampu dinding. “Saya dipanggil istri bahwa anak saya terbakar api, lalu saya bergegas bawa dia dan menyiraminya air,” katanya saat memberikan keterangan kepada polisi yang disaksikan oleh

warga setempat. Keterangan yang sama juga dika-takan orang tua perempuan, Sartina Saleleubaja (32). Berdasarkan pengakuan ibu korban pada 18.00 WIB, dia menyuruh anaknya Resianna menghidupkan lampu dinding di dalam rumah. “Tak lama dari dalam dia muncul sambil berteriak dengan tubuh yang terbakar, melihat itu karena saya sedang menggendong anak berteriak memanggil suami saya. Suami saya dengan cepat membawa air untuk memadamkan api,”

katanya. Korban merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara, ketika sedang menghidupkan lampu dinding di dalam tak ada yang melihat. “Anak-anak saya yang lain tidak ada, mereka sedang bermain, sedangkan tetangga tidak ada di rumah,” ujar Sartina. Kepolisian berkali-kali menginterogasi kedua orang tua korban namun pengakuan tak berubah. Kemudian melakukan penelusuran olah Tempat

Kejadian Perkara (TKP) untuk mengetahui dugaan terbakarnya bocah dan sisa pakaian korban yang terbakar juga diambil polisi sebagai barang bukti. Anggota Polsek Iptu Suardi yang memimpin penyelidikan tersebut mengatakan adanya dugaan bocah ini bakar dari anggota kepolisian yang bertugas di Saibi Samukop, informasi itu beredar santer di kalangan masyarakat. “Itulah makanya kita telusuri langsung agar bisa mengetahui bagaimana kejadian sebenarnya,” katanya pada Puialiggoubat di tempat kejadian. Namun pihak kepolisian belum bisa membeberkan apa yang telah didapat , kemudian kedua orang tua korban dibawa ke kantor polisi di Siberut Selatan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. “Mereka (ortu korban) kami bawa dulu untuk dimintai keterangan karena secara psikologis di sini ramai sekali,” jelas Iptu Suardi. Kapolsek Siberut Selatan, Iptu Ikhlas Rasuki mengatakan dari hasil sementara tak ada dugaan bahwa korban dibakar orang tuanya. “Kedua orang tuanya ini bersedia ikut, sekaligus mau berobat karena ada anak mereka sakit, jadi hasil yang kami dapat dari keterangan-keterangan tetap pada pengakuan bahwa korban hanya terbakar berasal dari lampu dinding bukan dibakar orang tuanya,” katanya di konfirmasi Puailiggoubat , Selasa, 27 Januari lalu. (r)

Prioritas P2D Mandiri Desa Sinaka Buka Jalan Penghubung Antardusun SINAKA – Pemerintah Desa Sinaka, Kecamatan Pagai Selatan memprioritaskan pembangunan jalan lingkar antar dusun dalam program Pengembangan Prasarana Desa (P2D) Mandiri tahun ini. Hal itu dikatakan Kepala Desa Sinaka Tarsan Samaloisa kepada Puailiggoubat, 17 Januari lalu. Dusun yang ada di Desa Sinaka ada 11 yakni Dusun Mangkaulu, Mabolak, Mangka Baga, Matotonan, Sinaka, Kasai Bagat Sagai, Kasai Baru, Boriai, Matobat, Bubuget, dan Aban Baga. Sekarang jalan yang baru terbuka antar dusun seperti Dusun Mabolak, Dusun Mangka Baga, dan Dusun Mangkaulu jalan baru 3,1 kilometer. “Jalan dari Dusun Aban Baga sampai Boriai sepanjang 13 KM, jalan kelima dusun ini telah dirabat beton dengan menggunakan P2D dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd),” katanya, Sabtu, 17 Januari lalu. Sementara jalan dari Dusun Boriai

menuju ke Dusun Bagat Sagai masih menggunakan jalan tanah, tapi badan jalannya sudah ada, tinggal sekarang rabat beton. Selain itu kata Tarsan, kendala dalam melakukan pelayanan sekarang adalah masalah geografis yang sulit, dimana pada umumnya dusun yang

ada di Desa Sinaka hanya bisa ditempuh lewat jalur laut. “Ini tentu menyerap dana yang sangat besar,” ucapnya. Supaya tidak terlalu besar dana digunakan untuk transportasi, terpaksa melakukan pelayanan lewat Desa Sikakap, setiap pasar seperti hari Rabu dan Minggu, bila ada

masyarakat yang ingin mengurus surat-surat bisa datang ke rumah langsung yang ada di Desa Sikakap. Kalau Proyek P2D tidak mencukupi untuk membuka jalan antar dusun maka akan digunakan dana Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2015. (spr/r)

Wisatawan Asing Belum Banyak Berinteraksi dengan Warga SIKAKAP – Keramah-tamahan masyarakat menjadi hal mena-rik bagi wisatawan asing yang datang ke Desa Sikakap, hal itu dikatakan Camat Sikakap, Happy Nurdiana kepada Puailiggoubat, Rabu, 21 Januari lalu. Menurut Happy, keindahan Mentawai terutama pesona laut dan ombaknya membuat kunjungan wisatawan mancanegara cukup banyak namun sayang kedatangan wisatawan itu belum terlalu banyak berinteraksi

dengan warga setempat. “Mereka itu datang langsung dijemput oleh orang Macaroni Resort, sebenarnya kalau pemuda karang taruna bisa menjadi pemandu turis asing tersebut untuk pergi ketempat tujuannya,” katanya. Kalau itu bisa diwujudkan maka bisa menjadi peluang kerja, dan menghasilkan uang, tentu harus mengetahui Bahasa Inggris untuk percakapan. Selama ini turis asing ditemani oleh anak-anak kecil saja. “Sementara kita orang dewasa

tidak pernah melihat peluang kerja tersebut, kalau kita bisa menjadikan peluang tersebut sebagai bisnis maka tentu akan dapat menghasilkan uang,” katanya. Selain itu, usaha kerajinan tangan juga tidak ada di Sikakap, kalau ada masyarakat Mentawai yang bisa membuat cendera mata bisa berkerjasama dengan pihak pengelola tempat surfing yang ada di Pagai Utara Selatan. (spr/r)


MENTAWAINEWS Pemerintah desa beralasan terpaksa merekayasa tanda tangan agar dana bisa cair

Puailiggoubat

7

Tanda Tangan Direkayasa, BPD Saibi Samukop Protes

Rinto Robertus Sanene’

apat koordinasi program Alokasi Dana Desa (ADD) 2014 Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintahan Desa Saibi Samukop berlangsung alot, pada Jumat, 16 Januari lalu. Rapat tersebut digagas oleh lembaga BPD mengundang kepala desa untuk meminta pertanggungjawabannya atas realisasi program ADD dan implementasinya kepada pembangunan. Beberapa persoalan yang dibahas dalam rapat tersebut yakni tentang rekayasa tanda tangan seluruh anggota BPD untuk proses pencairan ADD yang diduga dilakukan pemerintah desa melalui Plt Kades Tastian Salabi, serta penggunaan dana yang tak jelas dan pergantian program yang tak disetujui BPD. Ketua BPD Melky Sanene mempertanyakan pemerintah desa terkait rekayasa tanda tangan BPD. Menurutnya, tak ada kerjasama antara BPD dan pemerintah desa dalam program ADD tersebut, serta rekayasa tanda tangan tanpa konfirmasi merupakan pelanggaran secara hukum. “Kami kecewa rekayasa tanda tangan ini, dan kami menilai ini ada di

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

FOTO:RINTO/PUAILIGGOUBAT

R

RAPAT Rapat BPD dan Pemerintah Saibi Samukop berlangsung alot saat mengungkap tandatangan palsu

dalamnya kepentingan pribadi bukan kepentingan umum, kami meminta pertanggungjawaban pemerintah desa,” katanya saat rapat. Tanda tangan yang direkayasa tersebut membuat anggota-anggota BPD meradang, Bastian Sagaragara, anggota BPD Pangasaat tak menerima rekayasa tanda tangan itu. “Program juga seharusnya setahu kami yang disetujui jalan semua, tapi setelah dana cair

Camat Sikakap: Babi Berkeliaran di Matobe Akan Ditembak SIKAKAP- Camat Sikakap Happy Nurdiana geram, ketika masih saja ada ternak babi warga Desa Matobe dilepas di perkampungan, bahkan sudah berulang kali menyampaikan itu kepada warga namun tidak didengarkan. “Kalau tidak dikandangkan, maka sesuai kesepakatan bersama musyawarah Kecamatan Sikakap, babi yang berkeliaran tersebut akan ditembak,” katanya, Kamis, 21 Januari lalu. Menurutnya, banyaknya ternak babi milik masyarakat yang dilepaskan begitu saja , ini bisa menyebabkan penyakit bagi warga setempat yang berasal dari kotoran babi. Desa Matobe masuk ke dalam Kecamatan Sikakap, sangat mudah dijangkau oleh masyarakat lainnya, kotoran babi bisa menyebabkan bermacam penyakit seperti penyakit gatal-gatal, dan penyakit lainya. Babi yang berkeliaran tersebut sering bermain di sekitar sungai, dimana air sungai tersebut digunakan warga untuk mandi, bahkan untuk air minum. “Kalau babi bermain di hulu sungai, tentu kita yang mandi dibawanya, ikut mandi air kubangan babi, ini bisa menyebabkan penyakit,” katanya. Kebiasaan memelihara ternak dengan cara melepaskannya tidak baik sekali, selain bisa menularkan berbagai penyakit, ulah babi yang dilepas bisa menyebabkan tanaman warga rusak, akibatnya yang rugi tentu warga. “Pemerintah Kecamatan Sikakap berharap kepada warga yang memiliki hewan ternak babi di Desa Matobe agar sesegera mengandangkan ternaknya, memelihara hewan ternak yang baik itu adalah dengan cara mengandangkan, dan makanannya dibuat oleh masyarakat pemilik ternak,” katanya. (spr/r)

dialihkan lagi ke plat deker atau goronggorong, ini yang sulit diterima,” katanya dengan nada meninggi. Wakil Ketua BPD Israel menyebutkan, rekayasa tanda tangan BPD dalam program ADD bukan terulang kali ini, sebelumnya juga pernah terjadi pada kades sebelumnya. “Itu yang dikhawatirkan tapi terulang lagi rekayasa tanda tangan ini, kalau saja kita saling kerja sama BPD dan pemerintah desa mungkin tidak seperti ini,” ujarnya. Selain itu upah kerja dan material yang belum dibayarkan juga dipertanyakan Karlo Sageileppak, anggota BPD Sibuddaoinan dan Kaleak. Ia meminta kejelasan Pemerintah Desa untuk menyelesaikan hal tersebut. “Warga sering kali mendesak dan bertanya kapan upah dan material dibayarkan, sementara jalan sudah selesai,” katanya.

Dugaan rekayasa tanda tangan lembaga BPD ini dilakukan pemerintah desa ketika berada di Tuapeijat dalam proses pencairan program ADD Saibi Samukop tahun 2014. Murtias Sageileppak, Sekretaris BPD meminta lembaganya berpikir jernih dalam hal tersebut, dalam kondisi genting ADD Saibi Samukop bisa cair. “Seharusnya kita menyadari Perdes yang dibuat pemerintah desa untuk ADD ini saya sendiri merasa tidak pernah kita rancang, yang terpenting sekarang dana bisa keluar dan penggunaannya sesuai sasarannya,” katanya. Plt Kades, Tastian Salabi menanggapi, bahwa sebenarnya tidak ingin merekayasa tanda tangan BPD, tapi hal tersebut dilakukan atas tuntutan dalam melengkapi dokumen. “Yang jelas kami merekayasa tanda tangan bukanlah kepentingan pribadi tapi melainkan

kepentingan umum,” katanya. Ia mengakui, rekayasa tanda tangan tanpa konfirmasi BPD. Merekayasa tanda tangan dilakukan untuk membuat Perdes Program ADD karena ada kesalahan pembuatan perdes sebelumnya. “Setelah diajukan ada evaluasi di Bupati selama sebulan, jika Perdes tidak diganti, ADD Saibi Samukop akan dihapuskan,” jelasnya. Untuk pencairan ADD, Tastian menyebutkan yang bisa cair tanggal 11 Desember 2014 hanya 50 persen, soal upah dan material jalan, jika dapat cair 50 persennya akan dibayarkan. “Sebenarnya tak ada solusi kami di desa, namun kalau cair lagi kami akan bayarkan itu, tapi kalau juga tidak bisa cair, bapak-bapak tidak usah khawatir, mau diapakan dan dikemanakan kami akan bertanggung jawab,” katanya. Sementara perubahan program dari jalan ke plat deker dibantah Tastian sebab semua program yang dia jalankan merupakan ADD rancangan kades sebelumnya yang meninggal dunia. “Saya hanya menjalankan saja dan menerima uang, plat deker itu ada dalam program yang kita bahas secara bersama, dan lambatnya pencairan ADD kita karena waktu yang sangat mepet akibat persolan internal saja berkaitan dengan penjaringan PJs kades,”ujarnya. Setelah penjelasan tersebut akhirnya BPD dapat menerima semuanya. Pemerintah desa dan BPD sepakat pada program ADD tahun 2015 akan bersama-sama membahas dana dan perdes. Seperti berita sebelumnya di edisi 304, 15-31 Februari 2015, untuk tahun 2014 ADD Saibi Samukop ini sebanyak Rp1,01 miliar, namun dana tersebut bersisa sebanyak Rp325 juta lebih. (rr/r)

Listrik Tenaga Air Terangi Dusun Seppungan MATOBE-Sebanyak 58 Kepala Keluarga di Dusun Seppungan, Desa Matobe, Kecamatan Sikakap tidak lagi gelap-gelapan saat malam datang, sebab Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) bantuan dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyala sejak 31 Desember lalu. Menurut Pjs Desa Matobe, Paber Sapataddekat , pada saat survei pertama oleh konsultan tahun 2013, debit air terjun Simatutu 600 liter per detik sehingga bisa menyalakan listrik untuk 380 rumah di empat dusun yakni Dusun Seppungan, Matobe Tunang, Sarere dan Bubuakat. “Saat itu musim penghujan, namun pada

survei kedua pada Maret 2014, saat cuaca standar normal ternyata debit air terjun tersebut hanya 150 liter per detik,” katanya, Selasa, 28 Januari lalu. Akhirnya pada Oktober 2014 kontraktor PT. Gemilang Multi Nusantara, hanya bisa memasang listrik di 58 rumah di Dusun Seppungan, itu disebabkan debit air hanya bisa memutar turbin dengan kekuatan 17 kilowatt. “Sesuai dengan hasil survei kedua, debit air terjun hanya 150 liter per detik, sehingga listrik hanya bisa sampai di Dusun Seppungan,” katanya. Sementara Kepala Dusun Seppungan Anjohar Samaloisa mengatakan,

bantuan listrik dari tenaga air sudah bisa dinikmati masyarakat, mereka bisa nonton tv, mengetam kayu, dan anak sekolah bisa belajar giat di rumah dan ada lampu penerang jalan. “Untuk perawatan dan operasional PLTMH warga mengumpulkan iuran bulanan sebanyak Rp20ribu per rumah, apabila ada warga baru atau yang berkeluarga dan mempunyai rumah akan dirapatkan bersama untuk menyambung aliran listrik, kemampuan tegangan listrik masih mampu sekitar 30 rumah lagi yang bermukim di sekitar perkampungan Dusun Seppungan,” katanya. (leo/r)


MENTAWAINEWS Kapal ini melayani Rute Siberut - Pokai

Puailiggoubat

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

8

Diperbaiki, KM Simatalu Siap Berlayar FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Patrisius Sanene

K

apal Motor (KM) Simatalu yang diproyeksikan melayani transportasi warga Siberut

Barat ke Pelabuhan Pokai, Siberut Utara akan beroperasi. Selama ini, kapal yang dibeli sejak 2012 ini tak pernah digunakan karena desainnya tidak layak untuk menempuh rute Siberut Barat. Kapal ini akhirnya tidak mendapat izin berlayar dan hanya ditambatkan di dermaga selama dua tahun. Namun pada September 2014, kapal diperbaiki dan bentuk lunasnya dimodifikasi agar sesuai dengan ombak Siberut Barat. Kini kapal ini tengah menunggu izin berlayar dari Syahbandar Teluk Bayur keluar. Mantan Kepala Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informasi Mentawai, Yusi Rio mengatakan, KM. Simatalu senilai Rp1,6 miliar tersebut tidak layak pakai karena spesifikasi kayunya tidak

KM SIMATALU KM. Simatalu yang sudah berubah bentuk bersandar di Pelabuhan Tuapeijat

bagus sehingga gampang lapuk. “Pada September 2014 KM. Simatalu ini naik docking, karena melihat anggaran 2014 ada, dan bagian tidak sesuai diganti, namun sebelum diganti

kita melakukan konsultasi dengan Kejaksaan, sebab pihak Kejaksaan pernah melakukan penyelidikan sebelum saya menjabat kepala dinasnya,” kata Yusi Rio yang sudah tidak menjabat

lagi sejak Desember lalu kepada Puailiggoubat, Selasa 27 Januri lalu. Yusi Rio menjelaskan, sejak dilakukan perawatan pada September lalu hingga awal 2015 belum dapat bero-

perasi karena alasan izin dari Syahbandar Teluk Bayur yang belum keluar. “Belum tahu pasti kapan beroperasi namun saya berharap segera beroperasi tanpa kendala lagi,” katanya. Pantauan Puailiggoubat ada perubahan fisik kapal terlihat pada bagian kepala, perubahan kepala kapal tersebut dikatakan Yusirio karena sebelumnya tidak sesuai sehingga bentuk KM. Simatalu saat ini sudah mirip dengan kepala kapal Pemda lainnya seperti KM. Simasin. KM Simatalu diresmikan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet pada Kamis, 20 Desember 2012. Saat peresmian, Yudas mengatakan kapal tersebut memudahkan warga di pantai barat Siberut tak lagi menunggu lama dan berebutan naik perahu mesin (boat). Kapal yang dibuat di Tegal, Jawa Tengah ini dibiayai dari APBD Mentawai sebesar Rp1,6 miliar. Tahun ini KM.Simatalu dengan bobot 55 Gross Tonnage (GT) memasuki usia sekitar 2 tahun. (r)

Uskup Hadiri Perayaan 60 Tahun Gereja Katolik Siberut MUARASIBERUT-Ratusan umat Katolik Paroki Santa Maria Diangkat ke Surga memadati halaman komplek SD Santa Maria dan SMP Yos Sudarso, Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan, dalam rangka merayakan Yubileum 60 tahun Gereja Katolik Siberut yang dihadiri para pastor dan Uskup Martinus D. Situmorang, Minggu 11 Januari lalu. “Pertama yang dilakukan pada puncak perayaan Yubileum 60 Tahun Gereja Katolik Mentawai Paroki St. Maria Diangkat ke Surga, Siberut, Mentawai, adalah bersyukur kepada Tuhan. Dia-lah yang mengunjungi umat-Nya di Siberut Selatan enam puluh tahun silam, memilih, mengurapi, mempersatukan sejumlah saudara seiman. Sebagian di antaranya telah meninggal dunia, ada juga yang berkesempatan hadir di sini,” ucap Uskup. Uskup juga mengajak umat ber-

syukur pada Tuhan dan memenuhi ajakanNya. Beberapa di antaranya menjadi tokoh masyarakat yang beriman Katolik. Uskup mengisahkan pertemanannya dengan beberapa imam Serikat Misionaris Xaverian yang pernah berkarya di Paroki Siberut. Para pastor adalah orang yang memberikan dirinya untuk Tuhan dan sesama. Gereja hadir dan dirasakan keberadaannya lewat pelayanan pendidikan, kesehatan, dan kerohanian. “Setiap kita sebagai anggota Gereja mendapat panggilan dari Tuhan untuk meneruskan karya-Nya dan menyadari panggilan itu sebagai orang beriman kristiani Katolik di dalam, di tengah, dan untuk masyarakat,” tuturnya. Perayaan Ekaristi yang sarat nuansa inkulturatif (memadukan budaya dengan gereja) ini, mulai dari pernakpernik tempat perayaan berlangsung hingga homili (percapakan) Uskup

FOTO:HARDIGOWONTO/PUAILIGGOUBAT

SILATURAHMI - Uskup Martinus D Situmorang menjabat tangan umat Katolik di Siberut

Pengurusan Surat di Kantor Desa Sikakap Gratis SIKAKAP- Pemerintah Desa Sikakap Kecamatan Sikakap menggratiskan biaya pengurusan surat pengantar baik itu pengantar kelakuan baik, surat pengantar pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat pengantar pernikahan atau surat lainnya bagi warganya. Kepala Desa Sikakap Suharman mengatakan, warga Desa Sikakap yang ingin melakukan pengurusan berma-

cam bentuk surat datang saja ke kantor Desa Sikakap. “Tidak ada pungutan sama sekali alias gratis,” katanya, Selasa, 20 Januari. Tapi bagi warga yang ingin mengurus surat keterangan jual beli tanah, pihak desa akan melakukan pengecekan ke lapangan, dan mencari tahu langsung asal usul tanah tersebut, termasuk luas tanah yang akan dijual. “Ini dilakukan supaya jangan ada

tumpang tindih penjualan tanah yang dilakukan masyarakat,” ulasnya. Masalah ini sudah banyak ditemukan di lapanganm masyarakat yang tidak pemilik tanah berani menjual tanah orang lain, akhirnya terjadi masalah di kemudian hari, bila ada masalah baru masyarakat tersebut mengadukan masalah ini ke kantor Desa Sikakap, “Kalau ada masyarakat yang memberi uang silakan tidak ada pato-

kan yang ditetapkan oleh Kepala Desa Sikakap, silahkan berikan sesuai dengan kemampuan,” katanya. Menurut Suharman, saat ini dana operasional desa seperti untuk pembelian ATK sudah dianggarkan di Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahun. “Dengan adanya dana ADD bisa membantu pemerintah desa dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Desa Sikakap,” katanya. (spr/r)

dalam bahasa Mentawai. Selain diikuti umat Katolik Paroki Siberut, puncak perayaan yubileum juga diikuti sejumlah tamu undangan dari unsur pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai, rombongan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Seluruh Indonesia (APTIK) yang dikomandani Sekretaris Eksekutif, D Yap Fu Lan, serta tamu dari Pekanbaru dan Jakarta. Sementara Propinsial Serikat Misionaris Xaverian Indonesia, Pastor Antonius Wahyudianto, mantan pastor paroki Siberut mengatakan dia bangga dapat membuka lahan pelayanan baru di Siberut pada tahun 1951 yang tercatat dalam sejarah kehadiran Gereja Katolik di Kepulauan Mentawai. “Patut kita bersyukur kepada Tuhan atas perkembangan umat Katolik di Kepulauan Mentawai, khususnya di Paroki Siberut, tidak hanya perkembangan di sisi ekonomi, infrastruktur, sekolah, kesehatan, maupun pelayanan sosial. Perkembangan rohani umat dalam waktu enam puluh tahun juga menakjubkan,” ujarnya. Setelah puncak perayaan yubileum, esok harinya (12/1), para imam dan pengurus/aktivis dari empat paroki serta satu pastor dari paroki baru di Kepulauan Mentawai duduk bersama dalam pertemuan Rapat Wilayah (Rawil) Mentawai. (hardigowonto-kontributor lepas puailiggoubat/r)


MENTAWAINEWS Farhan mengaku dianiaya di tahanan

Puailiggoubat

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

9

Kasus Dugaan Perdagangan Anak Mentawai

Farhan Membela Diri Patrisius Sanene

arhan (29) terdakwa kasus dugaan perdagangan sembilan anak Dusun Surat Aban, Desa Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan, Mentawai, menyatakan dirinya tak bersalah karena niatnya ingin menyekolahkan anak Mentawai. Hal itu disampaikan saat persidangan pada Kamis, 29 Januari lalu. “Niat saya mau menyekolahkan anak ini ke pesantren, saya tidak ada niat menjual mereka, untuk apa saya jual mereka juga adalah saudara saya,” kata Farhan di depan majelis hakim yang dipimpin oleh Siswatmono Radiantoro, beranggotakan M. Giri Basuki dan Dina Hayati Sofyan. Farhan mengatakan motivasinya untuk membawa anak-anak Mentawai tersebut ingin mendapatkan pendidikan yang lebih baik, karena menurutnya pendidikan di kampungnya di Surat Aban tidak ada perhatian dari pemerintah. “Saya hanya ingin mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik, kalau di sana tidak ada perhatian, kalau Bapak tidak percaya lihat sendiri ke sana (Surat Aban),” kata Farhan kepada penasehat hukum yang memeriksanya.

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

F

SIDANG PERDAGANGAN ANAK Tedakwa Farhan dan Maya memberikan keterangan di Pengadilan Negeri Padang terkait dugaan perdagangan 9 orang anak Mentawai

Farhan juga mengaku sembilan orang anak yang dibawa untuk disekolahkan di pesantren tersebut atas permintaan kepala dusun Surat Aban, Reppen Samaloisa kepada Farhan, “Kepala dusun menghubungi saya,

mereka ingin anak itu disekolahkan, bukan saya yang meminta mereka untuk sekolah, dan karena permintaan mereka ini akhirnya saya ke Mentawai menjemput mereka,” kata Farhan. Surat persetujuan orang tua untuk

Petani Sawah Matobe Dapat Heler dari ADD MATOBE - Dari Rp826 juta Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Matobe, Kecamatan Sikakap tahun 2014, pemerintah desa mengalokasikannya untuk membeli mesin penggiling padi senilai Rp70 juta. Menurut Pjs Desa Matobe, Paber

Sapataddekat, warga Matobe selama empat tahun menggiling padi di jalan lingkar Dusun Sibaibai, Desa sikakap, jaraknya ada 14 kilometer. Mereka ke sana naik becak motor dan rental ojek demi menggiling padi. “Hasil panen masyarakat cukup

JEMUR NILAM - Warga Matobe Sikakap menjemur nilam

lumayan, ada 30 hektar sawah warga, sehingga itu sudah pantas dapat mesin penggiling padi,” katanya, Selasa 28 Januari lalu. Mesin ini sudah beroperasi pada Februari tahun lalu, lokasinya di belakang Gereja Matobe Tunang di Dusun Makkilat. Untuk FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT biaya perawatan mesin, BBM dan operasional pengelola diambil dari hasil beras yang telah digiling. Rosta Sababalat (35) ,warga Dusun Tunang mengatakan, selama empat tahun dia dan warga lainnya menggiling padi ke jalan lingkar. Biaya ojek saja Rp50 ribu pulang pergi, paling bisa terangkut membawa gabah hanya 2 karung yang berukuran 50 kg. “Tapi sejak ada mesin penggiling padi di sini, ini cukup terbantu dan rencana saya akan menambah luas areal sawah lagi,” katanya. (leo/r)

mendapatkan izin anaknya dibawa tanpa ada tanda tangan Kepala Dusun Surat Aban yaitu Reppen Samaloisa, namun dalam surat persetujuan orang tua tersebut ditempel materai dan nama Farhan sebagai ketua pemuda muslim Mentawai yang membuat surat tersebut. Maya juga sebagai terdakwa dalam kasus dugaan perdagangan anak tersebut mengatakan dirinya hanya membantu Farhan untuk mencari dana untuk

keberangkatan 9 orang anak tersebut menuju Bogor. Maya mengenal Farhan melalui media sosial , kemudian dengan pengakuan Farhan kepada Maya untuk menyekolahkan 9 orang anak tersebut kemudian Maya mengenalkan Farhan kepada Darwin yang merupakan seorang pemuka agama. Kemudian Darwin dan temantemannya mau membantu Farhan untuk membawa anak-anak tersebut disekolahkan di pesantren, kemudian Darwin mengirim dana kepada Farhan senilai Rp18,4 Juta untuk keperluan transportasi menjemput anak-anak tersebut bersama Maya ke Mentawai. Maya mengatakan kepada Farhan kenapa anak-anak tersebut tidak diberikan ke pesantren di Padang saja, namun alasan Farhan dalam persidangan jika di Padang anak-anak tersebut akan terpengaruh dengan anak Mentawai yang lain, karena di Padang orang Mentawai sudah banyak. Dalam persidangan terungkap terdakwa Farhan mengaku dianiaya oleh polisi lain yang memeriksanya,” Saya dipukul pada bagian perut sebanyak 5 kali apakah saya mau menjual anak-anak tersebut,tapi saya tidak mau mengaku apa keinginanan polisi,” kata Farhan menceritakan dirinya diperiksa di Polresta Padang. Usai persidangan tersebut majelis menutup sidang akan melanjutkan persidangan menghadirkan saksi untuk mengklarifikasi BAP pada Senin, 2 Februari. (r)

Camat Sikakap Minta Warga Matobe Tak Jual Tanah SIKAKAP – Banyaknya warga Desa Matobe, Kecamatan Sikakap yang menjual tanah sangat disesalkan sekali Happy Nurdiana, Camat Kecamatan Sikakap, Rabu 21 Januari. Happy Nurdiana mengatakan, Desa Matobe memiliki potensi alam namun belum termanfaatkan. Jika masyarakat menjual tanah maka mereka akan terusir dari kampungnya. “Sekarang harus cepat diatasi masalah ini, kalau terus dijual jadi apa nanti masyarakat Desa Matobe, karena banyak peluang usaha yang terkandung di daerah itu, pengusaha dan pedagang tentu akan saling berpacu untuk mendapatkan tanah,” katanya. Misalnya saja sekarang di Dusun Cimpungan, umumnya tanah yang ada di sana sudah terjual kepada masyarakat lain, padahal banyak sekali potensi alam yang terkandung di sana. “Seperti tempat wisata, bahkan hasil bumi pun ada di sana, sekarang tinggal lagi mengelolanya,” katanya. Kalau hasil bumi telah dikelola , lanjut camat, masyarakat yang tinggal di dusun tersebut akan menikmati hasilnya . (spr/r)


Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

ketenangan Pada masa-masa suram yang melelahkan

Puisi-puisi Ayu Paskaria (sekolah Lentera Harapan Mentari, Maileppet, Siberut Selatan)

Terima kasih Tuhan untuk cahaya Bintang-bintang di langit pekat Dan untuk fajar yang setia menyingsing Menggantikan kegelapan

Demi Sekolah Demi sekolah Kutinggalkan kampung Halamanku yang Tercinta Demi sekolah Kutinggalkan keluarga Untuk mecapai sebuah cita-cita Aku rela haus Aku rela lapar Itu semua untuk mencapai kesuksesan tetasan keringat dan air mata orang tuaku menunggu pengabdianku

Selamat Natal dan Tahun Baru Di saat aku di asrama Eku menantikan waktu liburan Bersama papa dan mama Di kampung halaman Ketika aku pulang aku menantikan waktu Natal bersama keluarga Oh indahnya berkumpul bersama Ketika natal tlah tiba

Tugan kasih Tuhan untuk orang Yang terdekat maupun orang lain Yang telah menghangatkan dan menyembuhkan lukaku Aku merayakan bersama keluarga Dan makna Natal yang kurasakan Adalah perdamaian dengan kesombongan

Terima kasih tuhan Untuk kejutan dalam hidupku Yang memeriku sepercik harapan Dan menyingkapkan kepadaku Harta karunku yang tersembunyi

Kini Natal tlah berlalu Dan kini datang hari yang baru Hari yang penuh suka cita Hari yang kunantikan

Lonceng Malam Natal

Selamat Natal semua Yang merayakannya Dan selamat tahun baru Buat kita semua

Bulan Desember nanti Kita jalani bersama Dengan sahabat dan teman Yang menemani

Selamat natal Dan tahun baru Papa, mama, dan Kekasihku

Sedangkan papa dan mama Berad jauh di sana Sebelah hati ini Terus bersama mereka di sana

Berkas-berkas Cahaya Kecil

Indahnya bila bersama Dengan mereka berdua Bahagianya bila bersama Mereka dan lalui detik Natal yang penuh kedamaian

Saat aku memandang kehidupanku Aku melihat begitu banyak berkas cahaya kecil Yang telah memberiku harapan dan

Lonceng malam natal bergemuruh Aku teringat memori Natal yang lalu Saat-saat bersama mama dan dan

papa Selamat natal dan tahun baru Oh‌ mama Oh‌ papa Kuingin pulang Kuingin kembali Tuk Natal bersama seperti dulu

Puisi-puisi Dedi Aico’s (Siswa SMAN 1 Siberut Utara)

pernah membunuh orang. Tato itu khusus orang yang sudah membunuh tapi tersembunyi itulah arti dari istilah tato tersebut, dengan kata lain bahasa Mentawai adalah loppok. Kerugian yaitu ternak habis atau sakit tapi pada zaman dulu mereka tidak pernah berpikir hal seperti itu karena mempunyai persiapan atau rencana berbulan-bulan sebelum tato itu dibuat. Bagian yang paling menyakitkan dari tato adalah di daerah leher atau kerongkongan, dada, rusuk, jari-jari tangan dan tulang punggung, karena di bagian-bagian itu tidak ada lemak, hanya ada kulit dan tulang, makanya sebelum ditato persiapan diri harus dilakukan. Minimal usia seseorang yang akan ditato adalah 15 tahun. Motif Tato Motif tato di Mentawai sangat

Kupu-kupu Aku ingin merasakan manisnya cinta Seperti manis madu yang kau isap

Arti sahabat Di kala hati gundah Tujuan serasa sirna Harapan serasa hilang Semua serasa hampa

Sejakku mengenalmu Segalanya terasa berubah Mengubah semua kehidupanku Walau aku tak bisa bernyanyi merdu Cuka cita, damai penuhi kehidupanku Walau angin kabarku jarang Sungguh ku bangga bisa menjadi menghampiri bagian dari hidupmu Di sini aku seperti gunung Perhatian dan pengorbananmu Selalu menyimpan setiap manismu Canda dan tawamu Menyadarkanku bahwa sahabat itu Selalu teringat tatapan matamu Sangat berarti bagi Dan tak kan berpindah walaupun angin berlalu Aku tak ingin persahabatan ini Dan kabut gelap menyelimuti Cepat berlalu Masih ada jejak langkahmu di sini Di saat umur kita bertambah Yang selalu menyemangati hari-hariku Di mana kita akan saling melupakan Aku masih di sini untukmu Di dalam doaku “Ya Tuhan, Janganlah Engkau Pisahkan aku dengan sahabatku Kupu-kupu Engkau terbang ke sana sini Mencari madu di setiap kumbang Seperti aku yang hidup ke sana sini Mencari cinta sejati dalam hidup

Mengharapkanmu

Pencarian Cinta

Kupu-kupu Di manakah gerangan dia berada Izinkan aku bertemu dengannya Mesti hanya sekali saja Biar hati ini merasa senang

SAMBUNGAN HAL. 23

Upacara Pembuatan... pakaian atau busana yang abadi dan dapat dibawa kemana-mana hingga ajal tiba. Dan itulah satu-satunya kekayaan atau harta orang Mentawai yang dibawa mati oleh pemiliknya. Makanya orang yang bertato sangat dihargai dan dihormati di kalangan orang Mentawai. Keuntungan bagi orang Mentawai yang ditato adalah mudah dikenali sukunya, asal kampungnya. Namun ada juga tato yang disembunyikan pemiliknya karena memiliki arti khusus yang bahkan bisa mengakibatkan dirinya dan keluarganya juga terbunuh jika ketahuan maka akan terjadi perang atau perdamaian dengan pembayaran yang mahal dengan istilah Mentawai (tulou). Tato tersebut diistilahkan dengan simareret taratat, tidak semua orang memiliki tato ini. Tato tersebut terdapat di punggung seseorang, jika tato dibuat atau ada berarti sudah

10

banyak, antara sikerei, warga biasa dengan ibu-ibu akan berbeda motifnya. Namun pada dasarnya tato di Mentawai berbentuk garis (menjadi motif utama tato Mentawai). 1. Tato laki-laki sikerei (dukun) Biasanya mempunyai motif yang sangat banyak dan hampir sekujur tubuhnya dirajah dengan bermacam motif tertentu. 2. Tato masyarakat biasa Tato memiliki motif tidak lengkap misalnya pada bagian betis atau di pergelangan kaki, biasanya masyarakat biasa tidak dirajah. Biasanya tato di bagian betis dan pergelangan kaki dipakai oleh sikerei. 3. Tato untuk perempuan Tato bagi perempuan sangatlah beda dengan tato laki-laki. Perbedaan itu dilihat dari motif-motifnya. Biasanya perbedaan itu terdapat pada lengan, punggung dan paha.

Alat yang dibutuhkan membuat tato biasanya kayu tobek yang digunakan untuk pemukul karena lebih ringan, air tebu (maija) dan dicampur air tebu jenis gugurat atau repdemen, lidi sebagai pembentuk dasar motif yang dilumuri jelaga, tempurung kelapa 2 buah yang digunakan sebagai tempat cairan tato dan penampung asap dari lampu lentera, serta jarum untuk menato atau merajah. Setelah proses menato selesai maka orang yang ditato akan menjalani ritual pengobatan di sungai karena di sekitar sungai terdapat bahan untuk obat seperti sikukuet (sejenis daun untuk obat), ubbau, kiniu (kunyit). Tato kadang kala dilakukan beberapa kali atau satu motif tato harus dilakukan berulang-ulang untuk memastikan hasilnya karena hasil tato tidak bagus atau tidak jelas (rabun) artinya pencampuran bahan tato yang

digunakan tidak sesuai dan bisa jadi ganti orangnya. Lokasi untuk Tato Tempat untuk melakukan tato biasanya di depan rumah yang dibuat khusus yang bersambungan dengan uma (rumah tradisional Mentawai) yang dinamakan sipatitik. Proses tato ini berlangsung lama bahkan bisa bertahun-tahun. Sebab motif tato bisa dibuat beberapa orang tergantung keahliannya. Setiap kali proses tato selesai di suatu bagian, untuk melanjutkan ke bagian lain biasanya menunggu luka bekas tato sembuh dulu. Hal itu yang akan memakan waktu lama, apalagi menato di bagian tertentu seperti tenggorokan akan membutuhkan keahlian khusus karena biasanya daerah itu akan terasa sangat sakit. z


Pendapat

Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

Agus Lamar (Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pagai Utara)

Mateus (Pastor Paroki Kecamatan Sikakap)

L

okakarya ini penting dilaksanakan sebelum penerapan bumen. Dengan adanya lokakarya ini, kepala sekolah dan guru-guru bisa memahami betapa pentingnya penerapan muatan lokal budaya Mentawai di sekolah-sekolah. Lokakarya sekarang bertujuan untuk menciptakan bahan ajar bagi siswa. Hasil akhirnya, dapat terbentuk satu modul yang menjadi pegangan guru-guru nanti dalam mengajar mulok bumen di kelas. Untuk tahap pertama, mulok bumen akan diajarkan di kelas IV,V, dan VI. Pelaksanaan mulok bumen di sekolah-sekolah akan tetap diawasi UPTD Pendidikan di setiap kecamatan. Bagi sekolah yang tidak menerapkan mulok bumen, kepala sekolahnya akan

M

dipanggil untuk ditanya alasan tidak menerapkan hal itu di sekolahnya. Setelah tahu, barulah diadakan pembinaan terhadap sekolah yang bersangkutan. Mulok bumen penting diajarkan di sekolah-sekolah karena budaya adalah jati diri Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kalau ada pihak lain lain tidak mendukung mulok bumen, berarti dia tidak cinta dengan budayanya sendiri. Untuk memulainya memang memerlukan waktu yang panjang, tapi jangan ada kata terlambat untuk memulai suatu pekerjaan yang baik. Pelajaran mulok bumen ini juga menyelamatkan budaya Mentawai yang selama ini telah mulai dilupakan. Seperti di Pagai Utara Selatan, rumah adat mentawai (uma) tidak ada. Untuk itu, kita berharap kepada pengambil kebijakan untuk dapat mendukung diajarkannya mulok bumen di sekolah-sekolah, terutama dalam pendanaan dan pengadaan alat peraga. (spr/p)

H. Tambunan (Ketua Panitia Workshop Mulok Bumen PUS)

Usmarni (Kepala SDN 12 Malakopa)

S

A

elama lokakarya mulok bumen, telah tercipta silabus dan rencana penerapan pelajaran tersebut. Sesuai komitmen, UPTD Pendidikan, kepala sekolah, serta guru-guru sepakat untuk melaksanakan mata pelajaran Mu-lok Bumen di seko-lahsekolah tempat mereka mengajar, Dengan kesepa-katan itu, maka kita bisa mendesak Kepa-la Dinas Pendidikan untuk mendukung dan mengeluarkan edaran supaya mata pelajaran mulog bu-men menjadi pelajaran wajib di sekolah-sekolah untuk diajarkan kesiswa, Kalau budaya Mentawai hilang, maka generasi Mentawai telah kehilangan status dan jati dirinya. Sebagai masyarakat Mentawai mulok ini penting diterapkan apalagi banyak sekarang generasi Mentawai yang tidak tahu dengan jati dirinya sendiri.

11

enjadi keprihatinan kita selama ini Mulok Bumen belum terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Bagaimana kita mencintai budaya Mentawai, sementara kebanyakan dari kita telah lupa dengan budaya itu sendiri. Selama ini kita hanya tahu turuk laggai. Sebenarnya bermacam-macam jenis dan artinya. Turuk laggai disesuikan dengan daerah tempat tinggal kita. Selama ini banyak masuk budaya luar, sehingga kita lupa dengan budaya di daerah sendiri. Harapan kita kepada kepala sekolah, guru-guru, khususnya buat kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan Kepala UPTD seKabupaten Kepulauan Mentawai untuk dapat mendukung sepenuhnya penerapan mulok bumen di sekolah-sekolah. Dengan adanya dukungan tersebut, maka akan bartambah keyakinan kepala sekolah dan guru-guru dalam menerapkan pelajaran mulok bumen di sekolah masing-masing.

gar mulok bumen dapat berjalan di sekolahsekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai harus ikut andil dalam memberikan dukungan moral kepada kepala sekolah dan guru pengajar mulok bumen, Di sekolah kita, telah ditujuk seorang guru pengajar mulok bumen. Honornya nanti diambil dari dana BOS atau Bosda. Pelajaran mulok bumen sangat penting diajarkan di sekolah-sekolah. Budaya Mentawai

merupakan jati diri bagi kita orang Mentawai. Kalau kita tidak cinta dengan budaya sendiri bagaimana nanti akan menyampaikan kepada generasi kita.

Herik Sababalat (Kepala SDN 37 Pagai Selatan)

D

iajarkannya kembali budaya Mentawai di sekolah-sekolah merupakan rahmat yang paling besar diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita semua. Dengan rahmat Tuhan tersebut, terketuk hati kita untuk menerapkan pelajaran budaya Mentawai. Pelajaran budaya Mentawai sudah lama hilang. Budaya Mentawai sudah lama terlupakan, bagaikan barang yang ber-harga yang telah lama terpendam. Dengan telah diketuknya ha-ti-hati orang tertentu maka kembalilah barang berharga tersebut . Kita berharap, dengan adanya lokakarya ini, budaya Mentawai yang sudah terlupakan menjadi bangkit kembali. Kita sebagai generasi penerus Mentawai bangga dengan budaya Mentawai.

Belgiamus (Guru SDN 32 Matobe)

K

ita berharap Dinas Pendidikan menekankan sekolah-sekolah untuk melaksanakan mata pelajaran mulok bumen. Kalau Dinas Pendidikan tidak mendukung tentu hal ini menjadi kendala yang sangat serius dalam penerapannya.. Kepala sekolah harus betul-betul menunjuk seorang guru khusus menangani pelajaran bumen. Pelajaran ini sangat penting diajarkan di sekolah-sekolah karena merupakan pelajaran jati diri masyarakat mentawai. Namun, seorang guru harus menguasai terlebih dahulu materi yang akan diajarkan kepada siswa. Kalau bukan sekarang, kapan lagi akan dimulai? Sementara sekarang budaya luar sudah menjamur masuk Mentawai. Dengan banyaknya budaya luar yang masuk ke Mentawai, banyak orang Mentawai sekarang lupa dengan budayanya sendiri.

Emjun Prida (Kepala SDN 21 Makalo)

P

elajaran mulok bumen sangat penting diterapkan di sekolah-sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Namun dana penerapan mulok bumen tidak ada dari Dinas Pendidikan. Tahap pertama ini, akan diambil dari dana Bosda untuk membayar honor guru dan memperbanyak modul yang telah dibuat selama pelatihan yang diikuti 38 SD di Pagai Utara Selatan. Kami sebagai kepala sekolah sangat setuju mulok bumen diterapkan di sekolah-sekolah agar budaya Mentawai yang sudah mulai hilang dapat dilestarikan kembali. Generasi muda kita dapat mengetahui asal usul jati dirinya.

Redaksi menerima tulisan berupa artikel untuk dimuat di kolom Masoppit. Kirimkan karya kamu ke redaksi Puailiggoubat Jalan Kampung Nias I No. 21 Padang atau melalui emai rus.akbar08@gmail.com dan syafriladriansyah@gmail.com. Setiap karya yang dimuat akan diberikan royaliti. Ayo kirimkan karyamu.


Sosok

B

udaya asli Mentawai menjadi jati diri masyarakat daerah kepulauan itu, jika tidak diajarkan kepada generasi penerus maka budaya itu akan hilang. Karena itu budaya harus diajarkan di sekolah-sekolah sejak dini. Hal itu dikatakan Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Mentawai, Witoyo yang menyatakan dukungannya untuk penerapan pelajaran itu di seluruh Mentawai tahun ini. Menurut Witoyo, kendala belum adanya bahan ajar pelajaran muatan lokal budaya Mentawai ini karena Rencana Kerja Anggaran (RKA) diusulkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk menyusun bahan ajar muatan lokal budaya Mentawai (mulok bumen) ke Dewan Perwa-kilan Rakyat Daerah (DPRD) Ka-bupaten Kepulauan Mentawai se-lalu gagal, dana yang disetujui DPRD tidak pernah untuk penyusunan bahan ajar mulok bumen, yang di-setujui DPRD hanya untuk perce-takan dan memperbanyak bahan ajar. Karena bahan ajar tidak ada akhirnya pada 2013 Dinas Pendidi-kan Kabupaten Kepulauan Menta-wai tidak berani menggunakan dana tersebut. Karena itu Dinas Pendidikan Mentawai menurut Witoyo, sangat mendukung adanya kegiatan workshop penyusunan bahan ajar yang digelar Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan beberapa daerah bersama Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM). Berikut beberapa petikan wawancaranya dengan Puailiggoubat di sela kegiatan Workshop Penerapan Muatan Lokal Budaya Mentawai di Sikakap, 22 Januari lalu. Sejauh mana pentingnya pelajaran muatan lokal budaya Mentawai ini? Budaya Mentawai sangat penting sekali diajarkan di sekolahsekolah karena kalau tidak sekarang

Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

diajarkan lama kelamaan budaya Mentawai akan terkikis dengan masuknya budaya luar, sehingga generasi penerus Kabupaten Kepulauan Mentawai malu dengan budayanya sendiri. Kalau bukan sekarang kapan lagi akan diterapkan pelajaran muatan lokal budaya Mentawai, dengan adanya dukungan kepala sekolah, guru-guru, dan UPTD di Pagai Utara Selatan maka terlaksanalah Workshop Penerapan Muatan Lokal Budaya Mentawai, menjadi sejarah baru buat Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, setelah workshop ini maka terciptalah bahan ajar mulok bumen yang akan diajarkan nanti buat siswa kelas IV,V, dan VI sekolah dasar, mudah- mudahan nanti workshop mulok bumen ini juga dilakukan UPTD di Pulau sipora, supaya bahan ajar mulok bumen makin lengkap materinya. Di semester genap ini Kementrian Pendidikan Republik Indonesia kembali memutuskan bagi sekolah yang baru melaksanakan kurikulum 2013 semester satu, untuk kembali lagi ke kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, apa yang musti diubah? Kembalinya ke KTSP 2006 itu sesuai dengan intruksi Menteri Pendidikan Negara Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya nomor 160 tahun 2014 tentang kembali ke KTSP 2006 bagi sekolah yang baru mengikuti K13 satu semester, sekolah dasar di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada umumnya baru melaksanakan K13 satu semester, berdasarkan itu maka seluruh SD di Kabupaten Kepulauan Mentawai mutlak harus kembali ke KTSP. Apakah Kurikulum 2013 dihapuskan? Kurikulum 2013 bukan berarti dihapuskan, tapi menunggu persiapan sekolah-sekolah untuk melaksanakan K13, contohnya bagi sekolah-sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 tetap melanjutkan Kurikulum

kulum 2013 penilaian menggunakan huruf, dimana angka diterjemahkan ke dalam kalimat penilaian, misalnya si anak mendapatkan nilai A, sikap cukup bagus tapi dalam hubungan sosial perlu perbaikan, dalam Kurikulum 2013 penilaian cukup banyak, penilaian dilakukan guru setiap hari, Sementara semester genap sekarang karena sudah ada instruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebuda-yaan kembali ke KTSP.

2013, di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada umum sekolah dasar (SD) masih melaksanakan K13 satu semester maka SD harus kembali menggunakan KTSP 2006, sampai menunggu informasi selanjutnya dari Kementerian Pendidikan kapan akan dimulai kembali K13. Semua kurikulum bagus tinggal lagi persiapan sekolah-sekolah untuk melaksanakan kurikulum tersebut, sebab di K13 siswa diwajibkan berperan aktif dalam belajar, guru hanya tinggal menilai saja, buku pegangan guru dan siswa harus ada termasuk sarana dan prasarana sekolah harus mendukung, guru-guru yang mengajar K13 harus mengikuti pelatihan-pelatihan, pelatihan itu bukan hanya sekali tapi harus berkalikali, paling tidak 4 kali setiap guru. Apakah ada penjadwalan kembali tentang penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah dasar? Secara struktur kegiatan tidak karena selama ini di Kabupaten Kepulauan Mentawai telah melaksanakan KTSP sebelum dilaksanakan Kurikulum 2013, satu lagi di KTSP semuanya sudah lengkap, termasuk guruguru yang mengajar. Penjadwalan dalam arti lain di Kabupaten Kepulauan Mentawai, sekolah dasar mutlak kembali ke KTSP, bahkan setiap UPTD di 10 Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sekarang siswa sudah belajar setengah kurikulum, bagaimana tentang ujiannya nanti di akhir semester, dan bagaimana model penilaian rapor pada KTSP nanti? Semester pertama penilaian menggunakan sistem Kurikulum 2013 khusus kelas 1,2,4, dan 5, sementara kelas 3 dan 6 masih menggunakan Kurikulum KTSP 2006, dalam Kuri-

Bagaimana pencapaian kurikulum selama ini di sekolahsekolah di Kabupaten Kepulauan Mentawai khusus tingkat sekolah dasar? Secara umum kita belum siap melaksanakan Kurikulum 2013 sebab tidak semua guru yang mendapatkan pelatihan tentang Kurikulum 2013, pelatihan memang telah diberikan kepada guru-guru tapi karena keterbatasan dana belum semuanya mendapatkan pelatihan, pelatihanpun baru diadakan satu kali, supaya Kurikulum 2013 berjalan sesuai dengan yang diharapkan pelatihan tidak hanya sekali diberikan kepada guru-guru, paling sedikit 3 sampai 4 kali. Selain kesiapan guru-guru perlu alat pendukung seperti buku dan media penunjang pelaksanaan Kurikulum 2013, di semester pertama saja buku yang diadakan oleh Kemendikbud sampai sekarang masih ada juga yang belum datang. Media ajar juga menjadi hal utama dalam peningkatan mutu pendidikan, selama ini media ajar di Kabupaten Kapulauan Mentawai sangat minim, seperti internet di sekolah dasar belum ada, termasuk media praktek siswa, kalau semuanya lengkap baru bisa diterapkan kembali Kurikulum 2013. Mana yang bagus Kurikulum 2013 atau KTSP 2006? Semua kurikulum itu bagus hanya tinggal bagaimana pelaksanaan di lapangan, baik Kurikulum 2013 maupun KTSP 2006, tinggal bagaimana cara guru dalam memberikan pengajaran kepada siswa, percuma kurikulumnya bagus tapi guru tidak menguasai tentang kurikulum tersebut, tentu hasilnya menjadi tidak baik, termasuk alat penunjang seperti buku, alat peraga dan media lainnya. Apa kendala dan hambatan

12

Biodata Nama: WITOYO S.Pd.,SD Tempat/ tanggal lahir: Tulung Agung, 11 juni 1972 Jabatan: Kasi Kurikulum Sekolah Dasar Nama Istri: Sutinah Anak: 3 orang Alamat : Desa Sipora Jaya, Kecamatan Sipora Utara. dalam pelaksanaan kurikulum di Kabupaten Kepulauan Mentawai? Kendala utama adalah pengadaan buku, alat peraga dan media lainnya, seperti internet, kalau internet memang belum bisa dianggarkan oleh sekolah untuk membelinya menggunakan dana BOS, atau BOSDA, sementara bukubuku dan alat peraga boleh diambil menggunakan dana itu tapi tidak boleh seluruh dananya digunakan untuk membeli media tersebut. Penting sekali harus diperhatikan alat peraga yang boleh dibeli seperti peta, alat praktek mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), tapi sebelum menganggarkan dana untuk alat peraga harus terlebih dahulu mengutamakan kepentingan siswa, kalau sudah ada dana lebih baik bisa dianggarkan untuk membeli keperluan lain. Apa harapan Dinas Pendidikan kepada pihak sekolah tentang penerapan kurikulum? Harapan kita kepada pihak sekolah tentang penerapan kurikulum, pihak sekolah jangan resah, bingung dengan kebijakan Pusat, apa yang harus dilakukan sekarang itu yang harus dilakukan dan kerjakan, kalau masalah esok sudah ada pihak lain yang memikirkannya. Supaya kita tidak pusing apapun kebijakan Pusat, kita daerah harus siap untuk melakukannya di lapangan, setiap kebijakan itu tentu harus diikuti dengan pembinaan-pembinaan terhadap kepala sekolah dan guruguru sebagai pelaksana kebijakan, kalau KTSP 2006 tinggal melanjutkannya saja lagi, sebab selama ini di sekolah dasar seKabupaten Kepulauan Mentawai telah melaksanakan kurikulum tersebut. (supri)


Pendapat

Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

13

Muatan Lokal Budaya Mentawai itu Penting! Robinson Saogo (Guru SDN24 Malakkopa)

D

i dalam pelaksanaan pelajaran Mulok Bumen di sekolah-sekolah yang harus disiapkan terlebih dahulu adalah alat peraga dan buku pegangan. Seorang guru harus menguasai materi yang akan diajarkannya. Bisa kita lihat, di Pagai Utara Selatan, rumah adat Mentawai (uma) tidak ada lagi. Dengan hilangnya hal tersebut maka budaya Mentawai sudah mulai hilang dari masyarakat. Dengan adanya mata pelajaran mulokbumen ini maka budaya yang mulai terlupakan akan hidup kembali, Banyak guru yang tidak tahu lagi dengan budaya Mentawai. Dengan adanya modul pegangan, bisa menjadi tambahan ilmu bagi guru-guru dalam mengajar Mulok Bumen kepada siswa.

P

enerapan mata pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai (Mulok Bumen) belum sepenuhnya dilakukan di setiap sekolah di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Padahal, pelajaran tentang budaya itu sangat penting diterapkan untuk memperkenalkan budaya kepada peserta didik. Dalam lokakarya yang digelar di aula Pastoran Sikakap pada 21-23 Januari, terungkap bahwa pelajaran Mulok Bumen penting diajarkan di sekolah-sekolah semua tingkatan. Lokakarya yang diikuti 38 guru SD dan kepala sekolah, camat Sikakap, Kepala Seksi Kurikulum SD Dinas Pendirikan, Kepala UPTD Pagai Utara Selatan, Siberut, Pagai Utara, Pagai Selatan, Sikakap dan Utusan dari UPTD Pulau Siberut itu juga menyusun bahan ajar yang selama ini menjadi kendala. Sejumlah guru menilai, pelajaran Mulok Bumen ini bisa menjadi alat dalam melestarikan budaya Mentawai yang sudah berasngsurangsur tergerus. Sayangnya belum ada rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kepulauan agar Mulok Bumen menjadi matapelajaran wajib di sekolah-sekolah. Berikut komentar para peserta lokakarya akan pentingnya penerapan Mulok Bumen tersebut.

Happy Nurdiana (Camat Sikakap)

P

elajaran mulok bumen penting diterapkan di sekolah-sekolah. Budaya merupakan jati diri kabupaten Kepulauan Mentawai. Budaya itu bukan saja tari-tarian. Makanan juga termasuk budaya seperti subbet, dan sagu. Kalau itu tidak dilestarikan, tentu generasi seterusnya tidak tahu lagi tentang budaya Mentawai, Kabupaten Kepulauan Mentawai kaya dengan budaya dan hasil alamnya. Budaya satu kecamatan dengan kecamatan lain sudah berbeda-beda. Dengan perbedaan itu, bisa menjadi kekuatan bagi kita masyarakat Mentawai, Kita masyarakat Mentawai harus bangga dengan budaya Mentawai. Sejak 1999, YCM Mentawai telah berjuang untuk mempertahankan budaya di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Harapan kita YCM Mentawai terus eksis dalam perjuangan dalam mempertahankan budaya mentawai. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mempertahankan budaya yang telah ada tersebut?

Susmendi (Guru SDN 14 Malakkopa)

Jan Winnen Sipayung (Pengurus YCM Mentawai)

L

A

presiasi kita ucapkan kepada penggagas muat-an lokal budaya Mentawai sehingga modul yangtercipta selama workshop ini bisa menjadi pega-ngan bagi guru-guru dalam mengajar budaya mentawai nantinya, Sejak 2003 lalu, mulok bumen telah dipertahankan menjadi mata pelajaran tapi selalu gagal. Tapi dengan perjuangan, sejarah baru telah tercipta. Biasanya yang menyusun buku-buku pelajaran adalah orang pu-sat yang telah memiliki gelar doktor atau professor. Sekarang lang-sung kita bersama yang menyusun buku mata pelajaran. Tentu harus ada tindak lanjutnya nanti setelah modul terbit.

okakarya mulok bumen bagi guru di Mentawai bisa menjadi modal dan pegangan kami dalam mengajarkan pelajaran ini di sekolah. Sambil menunggu kurikulum yang akan dipakai dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, untuk sementara mulok bumen akan dilaksanakan. Yang terpenting, kita harus menguasai cerita-cerita tentang budaya di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Lauren Tambunan, (Ketua Fasilitator Penyusunan Mulok Bumen)

K

endala dalam penyusunan mulok bumen adalah masalah kata. Di setiap dusun, ada perbedaan kata dan artinya. Dalam penyusunan bahan ajar mata pelajaran mulok bumen di sekolah-sekolah tim difasilitasi oleh Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM). Kalau bahan ajar yang sudah ada sekarang masih belum lengkap apalagi yang sudah melakukan pelatihan itu baru di Siberut dan Pagai Utara Selatan. Sementara Pulau Sipora belum melaksanakannya. Kami juga tidak tahu apa kendalanya, tetapi kami berharap UPTD Pendidikan di pulau Sipora juga hendaknya dapat melaksanakan workshop ini supaya bahan ajar menjadi lengkap. Mulok bumen ini sangat penting diajarkan. Budaya adalah jati diri Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kalau budaya hilang, berarti kita tidak memiliki jati diri lagi sebagai orang Mentawai. Agar itu tidak terjadi, mari bersama-sama kita jaga dan lestarikan dengan mengajarkan mata pelajaran mulok bumen di sekolah. Dengan demikian, kita telah menyelamatkan budaya mentawai yang makin hari-makin terkikis.

Witoyo (Kasi Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai)

A

danya lokakarya ini, menandakan keseriusan kepala sekolah, guru-guru Mulok Bumen, dan UPTD Pendidikan untuk menerapkan mata pelajaran mulog bumen di PUS. Harapan kita nanti akan diikuti juga di daerah lain. Kepala Dinas Pendidikan sebenarnya sangat mendukung penerapan mata pelajaran mulog bumen di sekolahsekolah. Bentuk dukungan Kepala Dians Pendidikan sebelumnya, ada sekitar 50 guru-guru mulok bumen diberikan pelatihan di Tuapejat pada 2013. Pesertanya terdiri dari perwakilan setiap kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Karena surat edaran mulok bumen belum diedarkan, kita menilai guru-guru belum begitu siap di dalam pelaksanaan mulok bumen. Selama ini, yang menjadi kendala adalah belum adanya bahan ajar. Salah satu tujuan lokakarya ini terbitnya bahan ajar sabagai bahan bagi guru-guru dalam mengajarkan bumen. ke halaman 11


Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

Kasus ini ujian sesungguhnya bagi Presiden Joko Widodo Rus Akbar

Saldi Isra: 100 Hari Pemerintah Jokowi Puncak Turbulensi KPK - Polri FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

P

akar Hukum Tata Negara, Universitas Andalas Padang, Profesor Saldi Isra menilai,

100 hari kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo sarat dengan “gelombang” yang dahsyat. “Kita dapat menyimpulkan bahwa 100 hari itu waktunya turbulensi dalam gelombang yang sangat dahsyat dan saya memahami kasus yang terjadi di KPK merupakan titik puncak gelombang dalam 100 hari kepemimpinan Presiden Jokowi,” ujarnya usai melakukan aksi demo di depan kantor Gubernur Sumatera Barat, jalan Jenderal Sudirman, Selasa (27/1/2015) Bagi Saldi, ini merupakan ujian sesungguhnya untuk Jokowi dalam pemerintahannya. Jika presiden ke tujuh Indonesia tersebut berhasil menyelesaikan soal kriminalisasi KPK, Jokowi akan memiliki modal cukup untuk meneruskan pemerintahannya. “Jika tidak, dia (Jokowi) akan selalu terombang-ambing di dalam kepentingan partai, kepentingan pihak lain termasuk kepentingan rakyat yang memilihnya,”

14

DEMO - Demo koalisi masyarakat Sumbar menuntut penyelesaian masalah di KPK

jelasnya. Saldi meminta Presiden Jokowi harus bersikap tegas dan mengambil

sikap terutama menyatakan clear tanpa ada ragu sama sekali melarang kepolisian untuk tidak melakukan kriminalisai

terhadap KPK baik komisionernya maupun unsur-unsur lain di KPK. Selama ini bukan hanya komisioner yang

dikriminalisasi, ada juga penyidik yang dikriminalisasikan oleh kepolisian jadi. “Ketegasan Jokowi diperlukan untuk menghentikan langkah kriminalisasi dan kita memuji Presiden Jokowi akan membentuk tim independen yang terdiri dari orang-orang independen untuk menelisik kembali ada apa dibalik penetapan Bambang Widjojanto sebagai tersangka itu penting,” katanya. Ia menambahkan, dalam masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pernah membentuk tim delapan. “Sekarang kita menunggu tim itu dibentuk dan diberikan kekuatan hukum, agar tim tersebut menyelesaikan pekerjaan,”lanjutnya. Dijelaskannya, tim akan melakukan investigasi terhadap segala macam persoalan antara KPK dan Poli dan tergantung seberapa besar mandat yang diberikan kepada tim tersebut. “Dulu tim delapan bisa menyelesaikan dalam jangka waltu 15 hari, sekarang mungkin agak lebih rumit. Bisa jadi diselesaikan dalam waktu dua sampai tiga minggu,” pungkasnya. (rus/p)

Tokoh Sumbar Desak Pemerintah Selesaikan Kisruh KPK vs Polri PADANG - Koalisi Masyarakat Anti Korupsi Sumatera Barat bersama sejumlah tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang mendesak agar pemerintah menyelesaikan kekisruhan yang terjadi antar Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri. Hal tersebut disampaikan dalam aksi yang digelar di depan kantor gubernur Sumbar, Selasa 27 Januari 2015 sehingga. Dalam pernyataan sikapnya, presiden Jokowi harus tegas dalam menyikapi kekisruan tersebut agar upaya pemberantasan korupsi terus berjalan. Mereka mendesak untuk menghentikan kriminalisasi dan pelemahan KPK, lawan gerakan koruptor, copot Kabareskrim Mabes Polri dan tindak pelaku korupsi rekening gendut petinggi Polri. Aksi yang dikawal ketat puluhan aparat kepolisian itu juga dihadiri antara lain oleh Guru Besar Ilmu Tata Negara Universitas Andalas (Unand) Saldi Isra, sejarawan Mestika Zed, Rektor Unand Werry Darta Taifur, Dosen Tata Negara Unand Khairul Fahmi, Praktisi Hukum Unand Yuliandri, Edi Indrizal dari FISIP Unand, sejumlah praktisi hukum dari LBH Padang, mahasiswa dan Asisten I bidang pemerintahan, Pemrprov Sumbar Devi Kurnia.

Dalam orasinya Guru Besar Ilmu Tata Negara Unand mengatakan akan melakukan perlawanan jika terdapat upaya yang terstruktur dan sistematis untuk menghancurkan KPK. “Polisi jangan teruskan kriminalisasi terhadap KPK,” tehgasnya.

Sementara Sejarawan Universitas Negeri Padang, Mestika Zed menyayangkan Menkopulhukam Tedjo Edhy Purdijatno yang dalam pernyataannya menyebutkan mass pendukung KPK adalah masyarat tidak jelas. “Kami ini adalah orang-orang yang

jelas, rakyat yang jelas, dan memiliki komitmen, kita harus selamatkan KPK dari serangan para buaya. Presiden jangan hanya di belakang meja,” katanya. Aksi dimulai dengan longmarch dari Stasiun RRI Kota Padang jalan Jenderal Sudirman, menuju kantor

Gubernur Sumatera Barat. Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan “Gerakan Penyelamatan Pemberantasan Korupsi #Save KPK serta poster bernada dukungan kepada KPK. (rus/p)

Tahapan Pilkada Serentak Segera Disahkan PADANG - Komisi Pemilihan Umum Sumatera Barat segera mengesahkan tahapan Pilkada serentak yang bakal digelar di daerah tersebut. Saat ini, tahapan masih berupa draf yang dibuat berdasarkan Perppu Nomor 1 tahun 2014. Divisi Teknis KPU Sumbar, Mufti Syarfie mengungkapkan, draf itu masih berpotensi berubah karena KPU RI masih menunggu hasil revisi Perppu No.1 tahun 2014 yang telah disahkan menjadi UU tersebut. “Setelah revisi selesai, KPU baru akan menetapkan tahapan Pilkada ini. Kalau berdasarkan draf yang sudah ada, pemilihan akan digelar pada 16 Desember 2015,” katanya Selasa 27 Desember 2015. Jika Perppu No. 1 Tahun 2014 tentang Pilkada sudah disahkan menjadi UU, lanjutnya, KPU seharusnya

sudah bisa bekerja. “Kalau KPU Sumbar sudah memulainya sejak Oktober 2014,” katanya. Ia memaparkan, dalam tahapan pencalonan, parpol yang akan mengusung calon harus memiliki surat keputusan kepengurusan (SK) terakhir yang ditandatangani oleh pengurus partai yang setingkat lebih tinggi. Untuk tingkat kepengurusan provinsi, SK kepengurusannya harus ditandatangani pengurus pusat. “Parpol yang bisa mengusung calon harus memiliki 20 persen kursi di DPRD, atau 25 persen perolehan suara sah dalam pemilu legislatif tahun 2014 lalu,” katanya. Untuk calon gubernur Sumbar, lanjutnya, tidak satu pun partai di DPRD Sumbar yang memenuhi syarat perolehan minimal 20 persen dari total 65 kursi di legislatif. Partai yang

terbanyak memiliki kursi adalah partai Golkar 9 kursi sementara syarat pengajuan bakal calon yakni 13 kursi. Berdasarkan draf tahapan pilkada yang sudah dikeluarkan KPU Sumbar, tahapan pendaftaran bakal calon dilakukan pada 26 Februari – 3 Maret dan akan ditetapkan pada 23 Maret 2015. Untuk calon perseorangan, penyerahan syarat dukungan akan diumumkan 13 Mei - 12 Juni. Bakal calon yang akan maju melalui jalur independen harus sudah menyerahkan dukungan pada 13-23 Juni baik bagi bakal calon gubernur maupun bupati atau wali kota. Calon yang lolos verifikasi akan diumumkan dan ditetapkan pada 22 Agustus, dan pengundian nomor urut dijadwalkan pada 26 Agustus 2015 Sementara, Ketua KPU Sumbar Amnasmen meminta seluruh partai

partai politik peserta pemilu di wilayah tersebut untuk segera mengesahkan SK Kepengurusan terakhir yang masih berlaku. “Kita sudah menyurati seluruh partai dan diharapkan pertengahan Februari 2015, seluruh parpol sudah menyerahkan SK kepengurusan mereka yang masih berlaku, katanya. Kabag Humas KPU Sumbar, Agus Catur Rianto menyebutkan, pihaknya sudah menerima SK Kepengurusan dari dua partai yakni Partai Nasdem dan PAN. “SK kepengurusan yang diserahkan kepada KPU tidak harus asli, boleh berupa foto kopi asalkan dilegalisasi dengan cap basah,” katanya Nantinya, jika terdapat keraguan terhadap SK yang disahkan, KPU Sumbar akan melakukan verifikasi kepada Kemenkum dan HAM melalui KPU RI. (prl/p)


15

Puailiggoubat

Sejumlah pemain juga akan diganti Rus Akbar

K

SEPUTARSUMBAR

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

Semen Padang FC Pinang Nilmaizar Jadi Pelatih FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

ekalahan telak Semen Padang FC pada pra Liga Super Indonesia, membuat tim

Semen Padang memutuskan kontrak Kepala Pelatih Jafri Sastra. Kini, tim berjuluk Kabau Sirah itu meminang sang mantan pelatih, Nilmaizar. “Kita telah meghubungi beliau (Nil Maizar) kemarin, dan dia setuju untuk menjadi pelatih Semen Padang,” kata Manajer Tim Semen Padang FC, Asdian, Minggu (25/1/2015) Menurut Asdian, banyak pelatih yang menawarkan diri untuk melatih Semen Padang FC tersebut untuk mengisi kekosongan. Akan tetapi, tim memutuskan untuk menunjuk Nil Maizar sebagai pengganti Jafri Sastra. “Nil Maizar merupakan pelatih berlisensi A AFC, dia juga sangat berpengalaman melatih baik Semen Padang sendiri maupun di Timnas,” ujar Asdian. Pada ISL tahun 2011-2012, Nil Maizar berhasil membawa Semen Padang berada di peringkat empat. Nilmaizar juga sudah berpengalaman menggeluti tim Semen Padang. Ia tidak asing dengan para pemain yang pernah dilatihnya seperti Hengki Ardiles,

DIKALAHKAN PERSIJA - Kesebelasan Semen Padang FC bertanding melawan Persija dalam SCM Cup Stadion H Agus Salim, Padang 21 Januari lalu. Dalam pertandingan itu, tim “Kabau Sirah” kalah 4-1 Esteban Vizcara dan Hu Hyun Ko. “Rencananya dia akan ke Padang, tapi saat dihubungi dia menyelesaikan dulu urusannya dengan PSSI, kabarnya mungkin beliau juga ditarik jadi asisten

pelatih, tapi saat ini beliau mengiyakan untuk melatih Semen Padang,” ujarnya. Asdian mengakui belum ada kontrak tertulis dengan Nil Maizar, tapi baru sekedar komunikasi. Rencananya akan

mengontrak selama ISL 2015 dan bisa juga kontraknya akan terus diperpanjang. “Hasil komunikasi, dia mengatakan setuju, dan tindak lanjutkan akan di bicarakan selanjutnya dengan Semen Padang, dalam minggu ini mungkin sudah ada kontrak,” katanya. Minta Maaf Sementara, kekalahan yang dialami Semen Padang secara beruntun dalam liga Surya Citra Media (SCM) cup yang digelar di Stadion Agus Salim

Padang membuat pendukung dan penggemar kecewa. Apalagi tim Kabau Sirah sebagai tuan rumah kalah di marksnya sendiri. Sejak pembukaan SCM Cup, Semen

Padang kalah 0-1 saat menjamu Persebaya, menyerah 1-2 dari Sriwijaya FC, dan ditektuk 1-4 saat oleh melawan Persija. “Saya sebagai Kepala Semen Padang FC meminta maaf kepada seluruh penggemar dan pendukung tim urang awak ini, kita sama tahu hasilnya sangat mengecewakan,” kata Jafri Sastra saat konfrensi pers di Gor Agus Salim Padang, Rabu (21/1/2015). Tim asuhannya Hengki Ardiles sudah bermain habis-habisan, namun menurut Jafri, yang menjadi masalah adalah rapuhnya sisi pertahanan. “Sejak pindahnya David Pagbe kita sudah tidak kuat lagi, Hengki Ardiles yang posisinya coba diganti tidak juga maksimal,” ujarnya. Sementara Herman Dzumafo yang diharapkan mempertajam serangan Semen Padang ternyata tidak harapkan. “Kita tidak lagi memperpanjang pemain asing ini, kita akan cari pemain lain yang bisa mempertajam serangan ke lini depan lawan, tapi yang perlu saat ini dibenahi adalah pertahanan kita yang belum mendapatkan ferporma yang baik dan sangat mudah lawan menyerang,” pungkasnya. (rus/p)

Forum Rektor Dukung Gagasan Forum Akademis Samudera Hindia PADANG - Forum Akademis Samudera Hindia yang digagas Universitas Bung Hatta mendapat dukungan dari Forum Rektor Indonesia (FRI). Forum yang dibentuk bersama 11 perguruan tinggi dari Indonesia dan Malaysia tersebut juga telah ditetapkan menjadi bagian dari program kerja FRI yang disesuaikan kepada program IORA (Indian Ocean Rim Association). Rektor UBH Niki Lukviarman, selaku Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia dalam dalam siaran pers yang dirilis Selasa (27/1) mengungkapkan, Forum Akademik Samudera Hindia telah dipresentasikan pada Konvensi FRI 2015 yang digelar di Universitas Sumatera Utara, 23-25 Januari 2015. Acara tersebut dihari sekitar 700 rektor dan direktur dari berbagai universitas dan sekolah tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta, Menko Maritim Dwisuryo Soesilo, Direktur Pembelajaraan Kemahasiswaan Dikti, Ila Sahila, dan Kepala Bappenas, Andrianof Achir Chaniago. Pada kesempatan itu, juga dipresentasikan topik Indian Ocean Akademik Forum (IOAF. “Sesuai dengan tema FRI 2015 yakni menegakkan kedaulatan negara dalam pendekatan ekonomi, hukum dan lingkungan

untuk mendukung Indonesia sebagai proros Maritim duni,” katanya. Kegiatan Forum Akademis Samudera Hindia direncanakan akan grand lauching pada Maret 2015 di Universitas Bung Hatta, sementara kegiatan pra-launching akan dilaksanakan pada akhir Januari di Universitas Bengkulu (UNIB), Bengkulu. Pada kesempatan tersebut disepakati, bahwa Forum Akademis Samu-

dera Hindia yang digagas Universitas Bung Hatta mendapat dukungan dari berbagai Universitas di dalam maupun luar negeri serta instansi pemerintah. “Kita tahu 2/3 Indonesia adalah lautan, hanya 1/3 daratan, perlunya dipercepat budaya maritim dan perlu segera dirumuskan kurikulum kemaritiman tingkat dasar dan menengah serta tingkatkan cinta tanah air mahasiswa yang berbasis kemaritiman,”

jelas Niki. Dukungan bagi Forum Akademis Samudera Hindia juga disampaikan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam audensi yang yang digelar di Rumah Dinas Gubernuran, Kamis (22/01/2015). Menurutnya, Pemerintah Sumatera Barat menyambut baik dan akan memfasilitas rencana launching kegiatan Forum Akademis Samudra Hin-

Gubernur Pastikan Anggaran Pilkada Sumbar Aman PADANG - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno memastikan tidak akan ada persoalan anggaran untuk pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak. Pemerintah Sumatera Barat sudah menyiapkan antisipasi jika sewaktu-waktu terdapat persoalan terkait hal itu. “Kami bisa menggunakan anggaran yang ada dalam kas daerah dan mekanismenya telah ada dalam peraturan gubernur,” ujar Irwan di Padang, Kamis, 22 Desember 2015. Menurut Irwan, hal serupa pernah terjadi saat Pilkada Kota Padang. “Silakan KPU melaksanakan kegiatan sesuai tahapan.

Jika terjadi kekurangan anggaran, kita akan menanggulanginya dengan kas daerah sebelum dibahas lagi dalam APBD-Perubahan,” jelasnya. Sementara anggaran pelaksanaan Pilkada serentak dalam APBD Sumbar 2015 telah dievaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri. Ketua KPU Sumbar, Amnasmen mengatakan, anggaran yang tersisa pasca evaluasi itu sebesar Rp25 miliar dan dinilai bisa mengancam pelaksanaan Pilkada serentak di provinsi itu. Menanggapi hal itu, Pemprov dan DPRD Sumbar menggelar pertemuan dan ditemukan kesepahaman untuk menambah anggaran Pilkada serentak dalam

APBD 2015 menjadi Rp45 miliar dengan catatan, jika anggaran itu kurang maka akan ditambah sesuai kebutuhan KPU dalam APBDPerubahan. “Dari perhitungan KPU, kebutuhan anggaran untuk melaksanakan tahapan Pilkada serentak 2015 mencapai Rp95 miliar. Sementara anggaran sebesar Rp45 miliar itu dinilai hanya akan bisa menalangi anggaran Pilkada serentak hingga bulan Juni 2015, atau sebelum APBD Perubahan Sumbar 2015 dibahas, “katanya. (prl/p)

dia yang digagas oleh Universitas Bung Hatta ini. “Saat ini, pemerintah sedang gencar-gencarnya mengembangkan sektor kemaritiman dan itu menjadi peluang yang sangat besar bagi Forum Akademis Samudra Hindia untuk mendukung kegiatan pemerintah, terlebih di Sumatera Barat. Hanya Universitas Bung Hatta yang memiliki fakultas bebasis perikanan dan kelauatan,” ujar Gubernur yang juga pendiri dari Forum Akademis Samudra Hindia ini, Forum Akademis Samudra Hindia bertujuan untuk mengembangkan pemikiran dan inovasi baru dalam bidang pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan Samudera hindia secara optimal dan berkelanjutan. Wakil Rektor III Universitas Bung Hatta Suparman mengatakan misi yang diemban adalah membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Samudra Hindia. “Dengan adanya forum ini, para akademisi siap membentengi Samudra Hindia demi menuju poros maritim dunia dan menoleh ke Samudra Hindia yang tepat berada di sebelah barat Indonesia,” jelasnya. (prl)


16

Puailiggoubat

SEPUTARSUMBAR

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Polisi Bekuk Revidivis Pemasok Narkoba dari Lapas Pariaman PADANG – Jajaran Kepolisian Sektor Kuranji, Kota Padang membekuk Wandi (32), residivis dari Lembaga Pemasyarakatan Pariaman karena memiliki 13 paket sabu-sabu dan 6 paket kecil ganja kering untuk diedarkan. Pria yang berprofesi sebagai tukang ojek di kawasan Pasar Siteba, Kota Padang tersebut dibekuk di rumahnya di Cubadak Aia, Kelurahan Ampang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Rabu (21/1/2015) malam, Kepala Polsek Kuranji, Kompol Asril Prasetya mengungkapkan, selain menyita barang bukti berupa narkoba senilai Rp3 juta itu polisi juga menyita sejumlah uang hasil penjualan serta kunci T dicurigai dijadikan untuk melakukan pencurian motor. “Dari hasil penyelidikan dilakukan, pelaku mengaku mendapatkan barang tersebut dari Lembaga Permasyarakatan di Pariaman,” katanya. Asril merupakan residivis dan pernah ditangkap jajaran Polresta Padang dengan kasus yang sama. Saat ini pihak tengah melakukan penyelidikan terkait kasus ini, apalagi narkoba tersebut dari LP. Kini pelaku mendekam di sel Mapolsek Kuranji Padang untuk mempertanggung jawabkan kelakuannya dan diancam hukuman 7 tahun penjara. Sementara, Wandi mengaku terpaksa menjual narkoba untuk memenuhi kebutuhan dan membiayai istri beserta seorang anaknya. “Saya terpaksa melakukan itu pak, saya juga takut di hukum mati,” katanya Wandi.

Banjir Hantam Pesisir Selatan, Dua Tewas, Ribuan Jiwa Mengungsi PADANG – Hujan yang mengguyur daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Jumat 23 Januari 2015 mengakibatkan meluapnya sungai Salido, Sungai Painan dan, Sungai Jalamu serta menghantam ratusan rumah di enam nagari pa-da tiga kecamatan. Badan Penanggulangan Bancana Daerah Sumatera Barat mencatat dua orang tewas diduga terseret arus dan ribuan warga mengungsi akibat bencana tersebut. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat, Pagar Negara, mengatakan kedua korban yang tewas berasal dari Nagari Koto Rawan dan Nagari Tambang. “Sebelumnya ada tiga orang yang hilang, tetapi satu orang sudah ditemukan selamat yaitu warga dari Nagari Koto Rawang,’ katanya. Sebanyak lima rumah juga hanyut terseret banjir yakni dua unit di Nagari Salido dan tiga unit lagi di Nagari Bungo Pasang. Selain iut, ribuan jiwa penduduk dari enam nagari terpaksa mengungsi. “Dampaknya 1.056 kepala keluarga dari ma-syarakat enam nagari diungsikan ke tempat lebih aman di di Masjid Agung kota Painan. Banjir kali ini tergolong besar, kedalamannya mencapai dua meter,” katanya Jumat, (23/1/2015). BPBD Sumatera Barat sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Pesisir Selatan. Laporan dari pihak kabupaten, bencana banjir itu masih bisa diatasi pihak kabupaten. BPBD setempat juga memberikan bantuan logistik, seperti minuman makanan, obat-obatan serta selimut. “Tadi sudah kita hubungi, pihaknya sudah menyediakan logistik untuk korban, serta melakukan evakuasi ke tempat yang tinggi, saat ini kita pantau terus, kalau BPBD Pesisir Selatan membutuhkan bantuan, besok pagi kita akan turunkan bantuan,” ujarnya. (rus/p)

STASIUN - Stasiun Kereta Api di Simpang Haru Padang akan dijadikan stasiun utama untuk Trans Sumatera

Pemerintah Siapkan Rp150 Triliun untuk Jalur KA Trans Sumatera Jalur kereta api Sumatera ini diharapkan bisa mengurangi beban jalan raya Rus Akbar

emerintah Sumatera Barat menyiapkan anggaran senilai Rp150 triliun yang bersumber dari APBD untuk pembangunan rel kereta api trans Sumatera. Hal itu untuk mendukung program pembangunan jalur kereta api trans Sumatera sepan-

P

jang 1.400 kilometer yang menghubungkan Sumatera Utara sampai ujung Lampung di masa pemerintahan Joko Widodo ini. “Saat ini yang terputus itu dari daerah Rantau Parapat, Sumatera Utara sampai Kertapati, Palembang. Ada sepanjang plus minusnya 1.400 kilometer. Kita menargetkan pembangunan selama lima tahun, jadi tiap tahun kita mengusulkan anggarannya,” ujar Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan kepada wartawan saat kunjungan kerja ke Padang, Kamis (22//1/2015) Ia menyebutkan, daerah yang tidak dilalui kereta api itu adalah

Kepulauan Riau dan Bangka Belitung. Pembangunan jalur kereta api ini dalam rangka mem-bantu masyarakat memperoleh akses serta penyaluran barang-barang untuk ekonomi. “Jadi jalur ini untuk memperlancar jalur baik penumpang maupun barang, sehingga beban jalan raya Trans Sumatera berkurang,” kata Jonan. Sementara Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyebutkan, Pemerintah Provinsi hanya melakukan pendekatan dan pengadaan tanah kepada masyarakat. Biaya sepenuhnya dibebani pada APBN termasuk pembangunan

fasilitas dan pengadaan tanah. “Kalau di Sumatera Barat itu jalurnya sudah ada, tinggal mengambil alih lagi jalur lama yang disewakan masyarakat pada Kereta Api Indonesia. Sementara jalur baru yang kita buat itu adalah jalur Padang- Solok dan Hiliran Jao yang tembus ke Riau, umumnya melewati hutan,” jelasnya. Akan tetapi, lanjut Irwan, jika ada lahan perkebunan warga yang terpakai, salah satu warga yang lahhnay terpakai tersebut akan dijadikan pegawai kereta api. “Ini tujuannya agar mereka mereka merasak memiliki rel kereta api tersebut,” katanya. (rus/p)

Pemprov Sumbar Targetkan Produksi 3 Juta Ton Beras PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menargetkan produksi tiga juta ton beras dan 600 ribu hektar lahan untuk mewujudkan swasembada beras pada 2017. Sampai saat ini Sumbar sudah surplus 800 ribu ton beras dan disuplai ke Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau. “Kami optimistis target tersebut bisa tercapai mengingat produksi padi Sumbar sudah mencapai 2,49 juta ton dengan luas lahan sekitar 400 ribu hektar,” ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Kamis, 22 Januari 2015.

Menurut Gubernur, yang saat ini masih menjadi kendala adalah irigasi sejak Sumbar dilanda Gempa pada 2009. Rusaknya irigasi berdampak terhadap produksi pertanian sehingga petani menggunakan sistem tadah hujan. Selain itu, masalah lainnya adalah tidak maksimalnya alat penggilingan padi. Dari 3.000 alat pengolahan yang ada, banyak yang sudah tua dan tidak berfungsi optimal dan mengakibatkan hasil produksi berkurang hingga 50 persen. Untuk memenuhi target

produksi dan mewujudkan swasembada pangan sesuai program Presiden Joko Widodo, Pemprov menyiapkan langkah berupa pembangunan sejumlah irigasi di Sumbar untuk membantu pengairan sawah, memaksimalkan peran penyuluh pertanian dalam menyosialisasikan dan mengajak masyarakat menggunakan metode yang lebih efisien sehingga hasil panen meningkat. “Sangat banyak sumber air di Sumbar, sungai juga mengalir sepanjang tahun, namun beberapa lokasi sawah masyarakat tidak dapat dialiri. Kita bersama peme-

rintah pusat akan membangun irigasi,” ujar Gubernur. Selain itu, Pemprov terus mengembangkan metode pertanian baik organik maupun metode lain untuk meningkatkan hasil panen. Pemerintah juga akan berupaya memastikan ketersediaan pupuk bagi petani sehingga saat dibutuhkan dapat langsung digunakan. “Kita optimistis dalam waktu tiga tahun target swasembada beras bisa tercapai,” katanya

(prl/p)


Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

8

Pesan Kebebasan

Suara Puailiggoubat Mengesahkan Perda RTRW Menuntaskan Trans Mentawai

A

wal Januari, DPRD Mentawai kerja cepat memprioritaskan percepatan pengesahan Ranperda RTRW Mentawai yang sudah mangkrak 2 tahun lamanya. Minimnya sumber daya alam yang bisa dikelola dan dimanfaatkan masyarakat inilah dipersoalkan DPRD, sebab sebagian besar kawasan hutan Mentawai diperuntukkan bagi hutan produksi dan kawasan lindung. Hanya sedikit kawasan yang disediakan untuk perkebunan rakyat. Perjuangan untuk memperbesar hak masyarakat bisa mengakses sumber daya alam patut kita apresiasi sebab sebagian besar masyarakat Mentawai hidup dari sektor pertanian. Dari 601.135 ha kawasan hutan Mentawai, hanya 18 persen untuk Areal Penggunaan Lain (APL) atau 109.217 ha, selebihnya kawasan suaka alam 183.378 ha, hutan lindung 7.670 ha, hutan produksi 246.011 ha, hutan produksi konversi 54.856 ha. Diluar itu, ada areal Taman Nasional Siberut seluas (TNS) 190.500 ha. Dari draf RTRW tersebut luas kawasan perkebunan hanya 4,69 persen atau 28.165,85 ha, dan dari luas tersebut hanya 0,21 persen yang dialokasikan untuk perkebunan rakyat dan sisanya untuk perkebunan skala besar. Tidak adanya Perda RTRW menghambat pelaksanaan proyek trans Mentawai yang menjadi prioritas Pemerintah Daerah saat ini sebab akses jalan diyakini dapat mempercepat putaran ekonomi masyarakat. Setidaknya dari dua kali APBD Provinsi Sumatera Barat, 2013 dan 2014, ada dana hingga Rp3 miliar yang tidak bisa digunakan karena belum adanya penetapan RTRW ini. Karena itu DPRD akan membuat usulan perubahan fungsi kawasan dan diajukan saat revisi RTRW Sumbar pada 2017 mendatang. Terkait rencana itu, DPRD harus berhati-hati dalam mengajukan usulan sebab RTRW menjadi acuan dalam pembangunan dan investasi di daerah namun tetap dalam koridor menjaga keberlanjutan lingkungan. Pengusulan alih fungsi kawasan apalagi kawasan lindung haruslah melalui kajian yang matang dan mendalam terkait lingkungan. Jangan sampai RTRW justru mengancam lingkungan, manusia di sekitarnya dan habitat endemik kawasan itu sendiri, misal hutan yang menjadi daerah penyangga atau kawasan Daerah Aliran Sungai yang dialih fungsikan untuk pemukiman atau ekploitasi bisa menyebabkan banjir. Hal lain yang juga harus dipertimbangkan adanya keinginan untuk mengubah kawasan lindung justru untuk membuka eksploitasi hutan yang lebih besar, HPH misalnya. Kehadiran HPH atau perkebunan sawit justru akan menutup akses masyarakat terhadap hutan dan berpotensi menghancurkan lingkungan. z

17

B

eberapa pekan belakangan, publik disuguhkan dengan kabar yang dapat dikatakan tak mengenakan. Mulai dari adanya perang antara Mahkamah Agung (MA) vs Mahkamah Konstitusi (MK) dalam hal peninjauan kembali, perseteruan pandangan tentang hukuman mati. Dan yang tak kalah membumi lagi, komfilik antara cicak (KPK) vs Buaya (Polisi) yang sampai hari ini belum ada yang tahu kapan berhenti. Itu baru persoalan hukum yang datang dari pulau Jawa. Belum lagi mendengar kabar yang beredar di daerah lainnya seperti: bencana alam, kemiskinan, ketidak adilan serta prilaku bobrok pejabat lainnya. Seakan kita ingin bertanya: apalah dosa yang telah diperbuat? kenapa kehidupan ini selalu dirundung masalah? Terkabarkannya setiap masalah yang ada di lingkungan kehidupan, akhirnya tak jarang sebagian masyarakat mencoba menjauhkan sumbersumber berita disekitarnya. Mereka tidak mau lagi melihat televisi atau media lain yang mengabarkan pesan tak mengenakan. Apalagi melihat banyaknya pendapat yang muncul dalam satu peristiwa. Rasanya wajar jika sebagain masyarakat apatis mulai bertanya: ada apa dengan bangsa yang kita banggakan ini? Seolah persoalan yang semakin lama yang seharusnya reda, kenapa seperti hendak kiamat? Namun, sebelum kondisi kiamat yang sebenarnya terjadi, tentu alangkah berhikmahnya kita mencoba mencari tahu apa yang membuat semua permasalahan bangsa terkabarkan seperti itu. Polemik Kebebasan Bila kita mencoba menelisik ke belakang dan mencari sebab munculnya ratusan bahkan ribuan berita yang dianggap cenderung membuat apatis itu. Semuanya, tidak terlepas dari hadirnya kebebasan pers dan kebebasan berpendapat pasca reformasi (tahun 1999) lalu. Bila mencoba untuk lebih dalam lagi, kehadiran banyak berita ternyata bukanlah karena banyaknya peristiwa yang terjadi dilingkungan sehari-hari, atau bukan karena semakin bajatnya prilaku manusia hari ini. Melainkan, karena banyaknya media massa yang mengeksploitasi peristiwa dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini tentu sangat jauh bertentangan jika dibandingkan dengan masa sebelum reformasi yang ketika itu: mencari apa yang terjadi hari ini saja, susahnya

Oleh: Tasriyal Peneliti Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Padang

“setengah mati”. Karena media massa dapat dikatakan langka. Masalah kebebasan selalu menjadi pro dan kontra. Ada yang ingin kembali ke zaman orba karena dianggap nyaman dan tenteram dari persoalan bangsa dan ada pula yang menginginkan zaman harus dilanjutkan. Seperti kabar yang tidak tersadari: ternyata beberapa kelompok politikus disenayan ingin berambisi untuk menghilangkan kebebasan pers dengan cara akan merevisi undang-undangnya. Mereka menggangap mayoritas media sudah kebablasan (Kompas, 30/1). Pendapat ini, tentu akan mendapat perlawanan dari pihak yang butuh kebebasan. Lagi-lagi lahir perdebatan baru tentunya akan melahirkan persoalan baru juga. Tetapi, sebagai pesan yang mendidik, yang terpenting bukanlah pertentangannya. Melainkan, apakah kebebasan berpendapat dan membebaskan pers seperti yang kita rasakan saat ini merupakan sesuatu yang memajukan manusia menjadi manusia, atau malah membuat manusia seperti hewan yang tidak punya perasaan? Memandang Kebebasan Dari hitungan tahun, dapat dikatakan umur kebebasan bermedia dan kebebasan berpendapat sudah dewasa. Ibarat seorang manusia, ia telah bisa berpikir mandiri dan sekurangkurangnya bisa menentukan mana yang benar dan yang salah, serta mana yang laba dan rugi untuk dirinya. Jika umur kebebasan sudah dewasa: apakah kita sudah dewasa pula untuk menghadapi kebebasan? Jawaban ini tentu lebih penting dibandingkan dengan menyalahkan

kebebasan dengan emosional yang ditimbulkan berita. Memang, sampai hari ini, pertanyaan itu belum bisa dijawab pasti, karena tidak ada data yang kongkrit sebagai alasan pembenaran. Namun, berkaca kepada peristiwa yang sama di mana pernah terjadi sebagaimana hari ini, tampaknya cukup alasan untuk memihak apakah kebebasan harus dipertahankan, dihapuskan atau tidak perlu dipikirkan. Terlepas dari pengalaman traumatik bangsa terhadap penguasa yang pernah otoriter tentang hak kebebas-an,

pandangan para pakar yang berpe-ngalaman tentu-nya lebih objektif untuk di dijadikan alasan. John Milton misalnya, pada 1644 silam di Inggris, sekurangkurangnya bisa dijadikan pedoman. Terkait kebebasan masyarakat untuk berpendapat, Ia menasbihkan bahwa “manusia dengan akal pikirannya dapat membedakan mana yang benar mana yang salah, baik

dan buruknya, pastinya kebebasan tidaklah akan menjadikan bumerang bagi setiap manusia”. Pesan ini menitik beratkan untuk mempergunakan akal dan piki-rannya dalam memilih mana yang benar dari ribuan berita dan pendapat yang tersiar di media massa. Memang pendapat Milton ini terlihat individual, sebab masyarakat yang tidak menggunakan akal pikirannya, boleh jadi mereka tak ubahnya seperti budak dari informasi yang diterimanya. Karena itulah sebagian orang membenci kebebasan yang ada, karena malas berpikir dan berakal. Dan tentu cukup ber-banding terbalik dengan orang-orang yang menjadikan hasil kebe-basan adalah sebuah pelajaran yang mencerdaskan. Ribuan berita dianggap tidak lebih dari sebuah informasi untuk memperbaiki dirinya. Memang, keberadaan informasi yang simpang siur adalah permasalahan yang tidak dipungkiri. Banyaknya media yang abal-abal beraksi ditengah arus informasi masyarakat, cenderung memberikan keraguan. Namun, terkait dengan kebenaran yang dikelabui, Milton juga memberi sedikit keyakinan bahwa “kebenaran bersifat pasti akan didemontrasikan oleh masyarakat karena kebenaran memiliki kekuatan yang unik untuk bertahan dan muncul secara ter-sendrinya. Sedangkan yang salah akan terbakar dan ditinggalkan. Dalam kasat mata, membebaskan manusia untuk berpendapat terlihat menimbulkan kekacauan di tengah masyarakat. Apalagi terhadap penguasa yang saat ini tidak mau diganggu gugat keberdaannya. Namun Milton menjamin, walaupun yang salah mungkin menang untuk sementara waktu, tetapi kebenaran akan muncul setelah proses meluruskan diri. Hal ini tentu sejalan dengan pandangan umum manisia bahwa “kebenaran tidak akan lari kemana”. Maka sebenarnya yang menjadi ancaman itu bukanlah kebebasan atau kabar yang mengandung persoalan. Tetapi malasnya untuk berpikir dan mililah antara benar, salah, baik dan buruk adalah persoalan yang sampai hari ini belum tertanggulangi. Sehingga saran untuk berpikirlah dan sikapi dengan dewasa setiap kabar berita yang ada tentu tidak bisa kita abaikan. Karena, seorang profesor saja pasti akan terlihat “bodoh” jika tidak tahu kabar berita. Apalagi kita?


Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

Materi ajar budaya Mentawai siap diajarkan di seluruh sekolah Mentawai tahun ini Supri Lindra Patrisius Sanene

B

Bahan Ajar Dirumuskan

Sekolah di PUS Siap Ajarkan Budaya Mentawai FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

ahan pelajaran muatan lokal budaya Mentawai yang akan diajarkan tahun ini di wilayah

Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan dirumuskan pada workshop selama 3 hari di aula pastoran, Kecamatan Sikakap, 21-23 Januari. Tim perumus terdiri dari 38 guru dan kepala SD di daerah Sikakap, Pagai Utara Selatan dan kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan di daerah itu ditambah tim penyusun kurikulum dari pulau Siberut. Kegiatan yang berhasil menyusun materi ajar untuk kelas IV-VI mulai semester 1 dan 2 diprakarasai para kepala UPTD Mentawai dengan Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM). Workshop yang dilakukan di Sikakap tak banyak melakukan revisi dari draf yang disusun tim 7 dari UPTD Siberut yang terdiri dari Lauren T. Tambunan, Lucianus Saleilei, Jop Sirirui, Parmenas Sakeru, Saltiman Satairarak, Salim Tasirilotik dan Erik Saurei sebelumnya selama 4 hari di di Hotel Ranah Bundo, Padang pada 14 Januari lalu. Modul tersebut diambil dari silabus yang telah mereka susun dan praktekkan pada tahun lalu. Koordinator Riset Budaya dan Pendidikan YCMM, Tarida Hernawati mengatakan, diskusi saat worskhop di Sikakap berlangsung seru karena ada perbedaan istilah bahasa dan dialek antara satu daerah di Mentawai dengan lainnya. Perbedaan itu kemudian menjadi tambahan sehingga dapat dipahami oleh siswa di Siberut atau Sipora. “Hanya istilah lokal saja yang ditambahkan, ada penekanan terhadap kondisi lokal, daerah karena bahan ajar kita lebih banyak mengacu istilah Siberut dan ada pengayaan terhadap istilahistilah yang dipakai di Sikakap, dan juga penambahan materi, ini relatif lebih siap untuk dipakai, dan apa yang dihasilkan dari workshop di Sikakap sudah bisa diimplementasikan,” kata Tarida. Ia menyebutkan, semua peserta workhop sepakat mengajarkan materi tersebut di seluruh SD pada tahun ini dengan berbekal materi yang telah disusun bersama. Menurut Tarida, peserta workshop sangat antusias terutama peserta dari PUS, karena bagi mereka selama 25 tahun mengajar, ini merupakan hal yang

18

SUSUN BAHAN AJAR - Peserta lokakarya Penerapan Muatan Lokal Budaya Mentawai berdiskusi dalam menyusun bahan ajar Mulok Bumen di aula Pastoran, Kecamatan Sikakap, baru. “Kemungkinan pada penerapan pertama di Sikakap akan mengalami kendala media dan narasumber sebab yang mengerti soal budaya sudah sangat jarang ditemukan, ini akan jadi tantangan karena itu mereka berharap bahan ajar bisa lebih maksimal untuk digunakan,” ujarnya. Ketua Panitia Workshop, H. Tambunan mengatakan, landasan hukum pentingnya memasukkan pelajaran muatan lokal budaya Mentawai di dalam kurikulum pendidikan adalah UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 tentang pelajaran bernuansa muatan lokal. “Berdasarkan ini maka setiap sekolah dasar atau menengah boleh menerapkan muatan lokal budaya Mentawai di setiap mata pelajaran yang ada di daerahnya masing-masing,” katanya. Menurut Tambunan, pihaknya sangat serius mendukung penerapan pelajaran tersebut sehingga mereka tidak segan mendanai workshop ini untuk menghasilkan materi yang diajarkan

kepada murid. “Tindaklanjut usai workhop ini berupa penerapan di seluruh sekolah Pagai Utara Selatan tahun ini,” ujarnya. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap, Frans Sakeletuk mengatakan, perjuangan mulok bumen menjadi mata pelajaran wajib di Mentawai telah berjalan sekitar 10 tahun namun dalam rentang waktu tersebut penerapannya belum maksimal. “Hal ini disebabkan karena dukungan dari Dinas Pendidikan untuk menerapkan pelajaran ini masih minim,” katanya. Sebelumnya, kata Frans, daerah ini belum menerapkan pelajaran tersebut dibanding rekan mereka di Siberut namun dari kesepakatan bersama dengan guru, kepala sekolah dan UPTD yang ada di Pagai Utara Selatan, mereka berani menjadi tuan pelaksanaan penyusunan bahan ajar dan sekaligus menerapkannya tahun ini. Menurutnya, Mentawai memiliki bermacam-macam budaya yang bisa dibanggakan, namun dari hari ke hari terjadi pengikisan pengetahuan dan kecintaan karena pengaruh budaya luar,

sehingga salah satu jalan untuk mempertahankannya dengan mengajarkannya di sekolah kepada generasi penerus. Sementara Sekretaris Dewan Pengurus YCMM, Jan Winnen Sipayung menekankan pentingnya menumbuhkan kecintaan siswa terhadap budayanya sehingga nilai-nilai yang terkandung didalamnya gampang mereka terima. Selama uji coba di pulau Siberut pada 2003, siswa sangat antusias menerima pelajaran. “Apakah harus dihentikan pelajaran ini sementara anak didik kita sangat antusias mengetahui tentang budayanya, kalau dihentikan bisa menyebabkan hilangnya jati diri orang Mentawai,” katanya. Camat Sikakap, Happy Nurdiana menyebutkan siapa pun yang tinggal di Mentawai mereka itu masyarakat mentawai, tidak dipandang lagi dari mana dia berasal,”Kita sebagai warga Mentawai harus bangga dengan budaya sendiri, kalau tidak siapa lagi yang akan melestarikan, budaya itu bukan hanya tari-tarian saja, tapi termasuk di dalamnya makanan dan kebiasaan sehari-hari,” katanya. Ia mengaku salut kepada YCMM

karena sejak 1999 lembaga ini tetap berjuang untuk melestarikan budaya Mentawai yang sekarang mulai terlupakan. Ia menontohnya di daerah Pagai Utara Selatan, uma (rumah adat Mentawai) tidak ada lagi. “Budaya Mentawai harus dilestarikan sebagai ciri khas suatu daerah, pelajaran muatan lokal budaya Mentawai sangat penting sekali diterapkan di sekolah-sekolah supaya dapat terpelihara dan tetap terjaga keunikannya,” ucapnya. Sementara Ketua Tim 7, Taruli Tambunan berharap Dinas Pendidikan Mentawai melalui Kepala Seksi Kurikulum, Witoyo untuk mengajak UPTD Sipora Utara dan Selatan melakukan kegiatan yang sama sehingga menambah kekayaan bahan ajar dari daerah tersebut. “Yang jelas kita tetap berkomitmen bahwa mulok bumen ini sudah segera diterapkan di seluruh sekolah,” katanya. Rencananya bahan ajar mulok bumen akan dikonsultasikan dengan akademisi dari UNP dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) sehingga menjadi buku pegangan bagi guru dan siswa. Disambut Baik Kepala Seksi Kurikulum Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Mentawai Witoyo mengatakan, Kepala Dinas Pendidikan Mentawai, Sermon berharap workshop ini menghasilkan modul bahan ajar yang nanti akan diterapkan di sekolah-sekolah. Ia juga menyampaikan dukungan Sermon terhadap pelaksanaan pelajaran mulok bumen ini bahkan salut workshop muatan lokal budaya Mentawai terlaksana di Pagai Utara Selatan, “Pak Kadis berharap setelah workshop ini setiap sekolah melaksanakan pelajaran muatan lokal budaya Mentawai, walaupun terlambat, tapi tetap harus dilaksanakan, jangan ada kata terlambat, apakah kita harus menambah kembali dosa yang selama ini telah diperbuat terhadap anak didik kita, tentu tidak, untuk itu setelah ini laksanakanlah pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah terutama SD,” ujarnya. Selain menghasilkan bahan ajar, peserta juga memutuskan beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada Dinas Pendidikan Mentawai yang intinya meminta dukungan. (Selengkapnya lihat halaman 19)(g)


PENDIDIKAN Rekomendasi Workshop Penerapan Muatan Lokal Budaya Mentawai Kecamatan Pagai Utara, Sikakap dan Pagai Selatan Sikakap, 21 - 23 Januari 2015

P

eserta Workshop Penerapan Muatan Lokal Budaya MentaMentawai, Kecamatan Pagai Utara, Kecamatan Sikakap & Kecamatan Pagai Selatan yang dilaksanakan di Sikakap pada tanggal 21 s/d 23 Januari 2015. Dalam hal ini diwakili oleh Kepala UPTD Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Pagai Utara, Kecamatan Sikakap dan Kecamatan Pagai Selatan. Dengan ini menyatakan dan merekomendasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Bupati Kabupaten Kepu-

Puailiggoubat

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

19

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

UPTD Cabang Dinas Pendidikan dan satuan pendidikan dalam setiap KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) dan KKG (Kelompok Kerja Guru) di wilayah kerja masing-masing. 4. Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai dan seluruh jajarannya, agar mendukung terlaksananya penerapan mata pelajaran muatan lokal budaya Mentawai di KabuLOKAKARYA - Kepala Seksi Kurikulum SD Dinas Pendidikan Mentawai, Witoyo (tengah) paten Kepulauan menyampaikan kata sambutan dalam workshop Muatan Lokal Budaya Mentawai di Sikakap. Mentawai. Dengan lauan Mentawai hal-hal sebagai berikut: 2. Silabus dan bahan ajar yang segera membuat kebijakan hukum dan 1. Sekolah Dasar di wilayah kerja dihasilkan dari workshop ini menjadi program pengembangan penerapan UPTD Cabang Dinas Pendidikan pedoman umum untuk kemudian muatan lokal Budaya Mentawai. Kecamatan Pagai Utara, Kecamatan dikembangkan oleh sekolah dan guru 5. DPRD Kabupaten Kepulauan Sikakap dan Kecamatan Pagai Selatan sesuai kondisi setempat. Mentawai agar mendukung implemulai menerapkan pembelajaran 3. Sosialisasi dan pendampingan mentasi penerapan mata pelajaran muatan lokal Budaya Mentawai pada terhadap penerapan mata pelajaran muatan lokal budaya Mentawai di semester genap (II) tahun ajaran 2014/ muatan lokal budaya Mentawai akan seluruh Kabupaten Kepulauan Menta2015. dilakukan melalui koordinasi Kepala wai sesuai dengan kewenangan dan

tanggung jawab yang dimilikinya. 6. Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai segera membuat kebijakan dan landasan hukum bagi penerapan mata pelajaran muatan lokal budaya Mentawai di seluruh Kabupaten Kepulauan Mentawai. 7. Perlunya dukungan bersama terhadap tim penyusun bahan ajar untuk pengembangan penyusunan buku pelajaran budaya Mentawai tingkat sekolah dasar. 8. Perlunya fasilitasi programprogram peningkatan kapasitas guru mata pelajaran muatan lokal budaya Mentawai oleh Dinas Pendidikan dan berbagai pihak yang berkompeten . Sikakap, 23 Januari 2015 Kepala UPTD Cabang Dinas Pendidikan Agus Lamar Kec. Pagai Utara Frans Sakeletuk Kec. Sikakap Tasman Firman Kec. Pagai Selatan

Garis-garis Besar Materi Pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai KELAS

MATERI SEMESTER I

IV

BAB I Keadaan Geografis Dan Penduduk Mentawai 1. Keadaan Geografis Dan Penduduk Mentawai a. Letak geografis kepulauan Mentawai b. Iklim Alam Kepulauan Mentawai c. Keadaan Alam Kepulauan Mentawai d. Sumber Daya dan Pelestariaan Alam Kepulauan Mentawai 2. Penduduk Kepulauan Mentawai a. Asal-usul orang Mentawai b. Suku-suku yang ada di Mentawai c. Bahasa Mentawai 3. Sistem kekerabatan dalam uma a. Uma b. Sistem Kekerabatan dalam Uma 4. Agama dan aliaran kepercayaan di Mentawai

BAB II. Pengetahuan Lokal Masyarakat Mentawai 1. Pengetahuan Lokal tentang Flora dan Fauna a. Pengetahuan Lokal tentang Flora b. Pengetahuan Lokal tentang Fauna

BAB I. Peralatan Tradisional Mentawai a. Alat-alat Tradisional pada saat Punen b. Alat-alat Tradisional Rumah Tangga c. Alat Transportasi Tradisional d. Alat Komunikasi Tradisional

BAB III. Upacara Perkawinan di Mentawai a. Pengertian Perkawinan b. Proses Tahapan Perkawinan di Mentawai

V

BAB II. Kesenian Daerah Mentawai 1. Seni Musik a. Alat-alat Musik Tradisional Mentawai b. Alat Musik berdasarkan fungsi dan maknanya c. Alat Musik berdasarkan cara memainkannya 2. Seni Tari a. Turuk Kerei b. Turuk Uliat VI

BAB I. Uma 1. Pengertian Uma 2. Fungsi Uma 3. Syarat Pendirian Uma 4. Alat dan Bahan Pembuatan Uma 5. Tahap-tahap Pembuatan Uma

MATERI SEMESTER II

2. Pengetahuan Lokal tentang Makanan Pokok 3. Pengetahuan Lokal tentang Sumber Daya Alam 4. Pengetahuan Lokal tentang Mata Pencaharian

BAB IV. Upacara Kematian BAB V. Upacara Pembukaan Ladang Baru BAB VI. Upacara Pembersihan Kampung (Sorobut Laggai)

BAB II : Hubungan Pusarainaan 1. Sistem Kekerabatan 2. Sebutan dalam Pusarainaan 3.Tata Krama dalam Uma BAB III : PUMUMUAN 1. Sitoulu-toulu! 2.Sirimanua Ibailiu Simansura’

Kepala UPTD Pendidikan PUS Awasi Pengajaran Budaya Mentawai SIKAKAP-Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Pagai Utara, Pagai Selatan dan Sikakap sepakat melakukan pengawasan proses pembelajaran muatan lokal (mulok) budaya Mentawai (bumen) semua SD di wilayah kerjanya. “Kita akan awasi pelaksanaan mulok bumen di sekolah-sekolah, bagi sekolah yang belum melaksanakan akan dipanggil dan ditanyakan kenapa belum mengajarkan, jika sudah ketemu kendalanya kita cari solusi bersama,” kata Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pagai Utara, Agus Lamar, Jumat, 23 Januari. Menurut Agus, bumen penting diajarkan di sekolah karena merupakan jati diri orang Mentawai, “Kalau ada pihak lain tidak mendukung mulok bumen berarti dia tidak cinta dengan budayanya sendiri, memang memerlukan waktu yang panjang, tapi jangan ada kata terlambat untuk memulai suatu pekerjaan yang baik,” ujarnya. Sementara Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pagai Selatan, Tasman Firman menyebutkan, keterlambatan penerapan bumen hanya karena bahan ajar yang belum ada. Setelah modul pelajaran disusun bersama, 16 SD di wilayahnya sepakat menjalankan. “Berdasarkan kesepakatan tersebut maka UPTD Pagai Selatan akan tetap memantau terus pelaksanaan mulok bumen,” katanya. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap, Frans Sakaletuk mengatakan tak ada alasan lagi untuk tidak menerapkan pelajaran budaya Mentawai di sekolah, sebab bahan ajar sudah ada. (spr/g)


20

Puailiggoubat

PENDIDIKAN

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

UPTD dan Pengawas Sekolah Didorong Bentuk Forum SIKAKAP - Kepala Seksi Kurikulum SD Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Witoyo mendorong Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan dan Pengawas sekolah membentuk forum UPTD dan pengawas. “Sudah waktunya UPTD pendidikan dan penga-was sekolah membentuk suatu wadah tempat perkumpulan bisa dikatakan forum apa namanya itu tergantung nanti akan diberi nama apa,” katanya saat menghadiri Workshop Penyusunan Bahan Ajar Budaya Mentawai di Sikakap, Rabu, 21 Januari. Menurut Witoyo, keberadaan forum ini mem-perkuat posisi UPTD dan pengawas sekolah, ke-butuhan untuk mendukung pekerjaan disampaikan melalui forum ini dan diteruskan kepada Dinas Pendidikan. Witoyo mengatakan, UPTD Pendidikan dan Pengawas merupakan pelaku utama dalam pening-katan mutu pendidikan. “Kalau UPTD Pendidikan dan Pengawas Sekolah bersatu, tentu mutu pendi-dikan secara tidak langsung akan meningkat,” ujarnya. Pengawas Sekolah Kecamatan Pagai Utara, Muhammad Rahim menyebutkan, ide pembentukan forum sangat baik karena mempererat ker-jasama antar pelaku pendidikan. “Usulan ini akan dibicarakan nanti, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan terbentuk forum yang diharapkan,” katanya. Menurut Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap, Frans Sakeletuk, pembentukan forum akan melewati beberapa proses dan persiapan yang matang, terutama pendekatan terhadap semua UPTD di Mentawai. “Kalau semua UPTD Pendidikan dan pengawas sekolah setuju, rapat untuk memilih pengurus forum tersebut termasuk penamaan dalam waktu dekat ini akan diusahakan,” ujarnya. (spr/g)

SDN 35 Matobe Siap Ajarkan Bumen MATOBEK - SDN 35 Matobe Desa Matobek, Kecamatan Sikakap siap mengajarkan pelajaran budaya Mentawai (bumen) kepada siswanya. Kepala SDN 35 Matobe, P. Sialagan mengatakan, pelajaran ini sangat penting diajarkan baik SD maupun sampai SMA karena terkait jati diri orang Mentawai. “Budaya Mentawai merupakan ciri khas sebagai orang Mentawai yang harus dilestarikan dan dijaga, ” katanya, Selasa, 20 Januari. Sebagai bentuk keseriusan, ia telah menunjuk satu orang guru yang khusus mengajar budaya Mentawai. Sialagan tak menampik akan ada kendala dalam pelajaran seperti bahan ajar dan ketrampilan guru dalam mengajar namun ia tetap optimis semuanya berjalan lancar. “Mudah-mudahan setelah workshop yang diadakan, terciptalah bahan ajar mulog bumen, setelah bahan ajar ada tinggal lagi pelaksanaan mulok bumen,” katanya. Sialagan menilai, budaya Mentawai di daerahnya hampir punah yang disebabkan banyaknya budaya luar masuk ke Kecamatan Sikakap tapi tidak diimbangi dengan penguatan budaya lokal. “Rugi jika budaya tidak dikuatkan karena ini menjadi kekuatan dalam pembangunan di kabupaten Mentawai,” ucapnya.(spr/g)

Sekolah Jauh

Pelajar Dari Matobe Berjalan Kaki 8 Km ke Sekolah FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

Meski lelah mereka tetap jalani agar pendidikan berlanjut dan cita-cita menjadi guru tercapai

Supri Lindra

K

etidakmampuan orang tua membayar uang kos memaksa dua orang sis-

wa SMPN 1 Pagai Utara Selatan, Jorim (14) dan Aldi (15) berjalan kaki sejauh 8 kilometer dari rumah menuju sekolah. Kedua anak tersebut berasal dari Dusun Makukuet, Desa Matobe, Kecamatan Sikakap yang samasama duduk di kelas VIII SMP. Agar tidak terlambat tiba di sekolah, keduanya mesti bangun pagi sekitar pukul 05.00 WIB, setengah jam berselang mereka berangkat dengan mengenakan pakaian biasa. “Setiap hari kecuali libur saya bangun pagi, perjalanan ke sekolah dari kampung sekitar 1 jam lamanya,” katanya Jorim kepada Puailiggoubat, Selasa, 6 Januari. Tak jarang, lanjut Jorim bada-

JALAN KAKI - Siswa SMAN 1 Siberut Selatan berjalan kaki sekitar 9 Kilometer dari sekolahnya di Maileppet menuju Puro, Desa Muara Siberut nnya keringatan karena berjalan cukup jauh terkadang berlari kecil takut terlambat pada pagi hari, siangnya ia lebih santai berjalan ke rumah. Agar seragam sekolahnya tidak kotor, dari rumah ia pakai baju biasa dan baru mengenakan seragam setelah tiba di sekolah sekitar pukul 07.00 WIB. Jorim mengaku, dirinya punya keinginan kos di Desa Sikakap atau yang terdekat dengan sekolah namun orang tuanya tak mampu

membayar sewa. “Terpaksa jalan kaki sejauh 16 kilometer yakni pergi 8 kilometer pulangnya 8 kilo agar terus melanjutkan pendidikannya, bagi saya ini sudah biasa karena tiap hari dilakukan,” ujarnya. “Pokoknya harus tetap semangat agar cita-ciata saya menjadi guru terwujud, apa pun akan saya lakukan untuk mendapatkannya, termasuk berjalan kaki sejauh ini,” kata Aldi menimpali. Aldi menuturkan, pekerjaan

orang tua serabutan dan pendapatannya juga tak menentu sehingga tak sanggup membayar sewa kos jika tinggal di Sikakap. “Kadang orang tua jadi petani, kadang jadi pengambil pasir kalau ada pesanan dari orang, tapi hal itu tapi hal itu tidak membuat saya patah semangat menuntut ilmu, pengalaman ini pasti akan menjadi kenangan jika dewasa nanti, siapa tahu ada nasib baik cita-cita saya tercapai,” katanya. (g)

SDN 35 Matobe Kekurangan 1 Ruang Belajar FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

MATOBE-Meski memiliki enam ruang belajar namun SDN 35 Matobek Desa Matobe, Kecamatan Sikakap masih kekurangan 1 ruangan sebab yang dipakai untuk ruang belajar hanya 5 sementara 1 lokal dijadikan kantor guru sekaligus perpustakaan. Kepala Sekolah SDN 35 Matobe, P.Sialagan mengatakan, untuk menyiasati kondisi tersebut, kelas III dan IV digabung menjadi satu lokal disekat dengan papan tulis bekas yang telah bolong. “Sebenarnya ruangan kelas belajar sudah cukup, tapi karena tidak ada kantor terpaksa harus menggunakan 1 lokal untuk dijadikan perkantoran dan ruang perpustakaan,” katanya kepada Puailiggoubat, Selasa, 20 Januari.

Sialagan menyebutkan, kondisi tersebut membuat suasana belajar kurang tenang karena suara-suara dari siswa dan guru yang mengajar dari ruangan belakang terdengar. Menurut Sialagan, tahun lalu sekolahnya telah mendapat dana DAK sebesar Rp250 juta untuk membangun 2 lokal, sehingga dari 4 lokal sebelumnya menjadi 6 lokal namun jumlah tersebut belum memenuhi kekurangan ruangan. Selain lokal, dana tersebut juga digunakan membeli alat peraga belajar seperti atlas dan pendukung pelajaran lainnya. “Saya berharap Dinas Pendidikan Mentawai cepat mengatasi kondisi tersebut agar kelas III dan IV dapat belajar di ruangannya masing-masing,” ujarnya. (spr/g)

ALAT PERAGA - Kepala SDN 35 Matobe, P.Sialagan menunjukkan alat peraga belajar yang dibeli dari DAK 2014


PENDIDIKAN Sekolah berharap dana ditambah agar kebutuhan sekolah selama setahun bisa dipenuhi

Puailiggoubat

NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

21

Dana BOMMDA dan BOSDA Kurang di Siberut Tengah FOTO:PATRISIUS/PUAILIGGOUBAT

Rinto Robertus Sanene’

umlah Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) baik dari pusat mau pun daerah dinilai SMA dan SMP di Siberut Tengah masih kurang karena belum mampu mencukupi kebutuhan pendanaan sekolah selama setahun. Kepala SMAN 1 Siberut Tengah, Rafael Nyo Satoko mengatakan, tahun lalu sekolahnya mendapat dana sebanyak Rp64 juta per semester. Uang sebanyak itu sebagian besar digunakan membayar guru honor sekitar Rp560 ribu per bulan. Selama satu semester, sekolah mengeluarkan dana sekitar Rp50,4 juta untuk gaji 15 guru honor sebelum mereka diangkat menjadi guru kontrak di pengujung tahun lalu. Sisa dana digunakan membeli kebutuhan sekolah yang lain seperti komputer, printer dan BBM untuk genset dan membuat jalan ke sekolah. “Bagi saya komputer lebih penting karena sistem belajar saat ini tidak lagi manual begitu juga jalan agar sepatu sekolah siswa tidak kotor saat masuk

J

KEKURANGAN LOKAL- SMPN Siberut Tengah masih kekurangan lokal belajar. Perpustakaan dan laboratorium terpaksa dijadikan lokal pengganti. sekolah,” katanya kepada Puailiggoubat, Selasa, 27 Januari. Menurut kalkulasi Rafael, jumlah dana yang mereka dapat belum mencu-

kupi kebutuhan lain seperti pembelian buku, tapi ia tak bisa berbuat banyak karena sudah menjadi aturan. Kepala SMPN 1 Siberut Tengah,

Syaiful Sagaragara menyebutkan, jumlah BOS yang mereka terima tahun lalu Rp110 juta dan BOSDA Rp68 juta. Dana tersebut digunakan membeli ATK,

buku penunjang pelajaran, pembelian baju olah raga siswa beserta sablon dan honor beberapa guru honor serta pengawas ujian. “Sisanya digunakan membeli kursi siswa yang kurang, fotokopi soal ujian, membangun jalan dan kebutuhan lain,” ujarnya. Kebutuhan sekolah yang banyak selama setahun kadang membuat dana tidak mencukupi, agar operasional sekolah berjalan lancar terkadang mereka berutang dulu. Dari pantauan Puailiggoubat, SMAN 1 Siberut Selatan sedang membuat jalan beton dan areal parkir, sementara SMPN 1 Siberut Tengah jalan beton yang telah selesai sepanjang 10 meter. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 161 tahun 2014 tentang petunjuk teknis penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan dana BOS tahun anggaran 2015, tahun ini dana untuk SMP bertambah menjadi Rp1 juta per siswa per tahun yang sebelumnya hanya Rp710 ribu per siswa per tahun. Selain SMP, jumlah BOS SD juga naik menjadi Rp800 ribu per siswa per tahun dari Rp580 ribu per siswa per tahun. (g)

Penerapan KTSP di SMA dan SMP Siberut Tengah Lancar SAIBISAMUKOP - SMAN 1 dan SMPN 1 Siberut Tengah mulai menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Januari 2015. Sebelumnya sekolah ini sempat sempoyongan menerapkan sistem pendidikan baru atau Kurikulum 2013 sebab tak didukung material pembelajaran yang mencukupi. “Sejak Mendikbud yang baru membatalkan penerapan K13 pada sekolah yang belum melebihi 3 semester

mengajarkannya, proses belajar mengajar langsung kembali ke KTSP, semua berubah termasuk sistem penilaian, model buku dan penjadwalan pelajaran,” kata Kepala SMAN 1 Siberut Tengah, Rafael Nyo Satoko di kantornya, Selasa, 27 Januari. Meski sistem pendidikan berubah ke KTSP, Rafael tidak mengalami kesulitan menerapkan karena hal itu bukan sesuatu yang baru, guru-guru juga cukup memahami teknik penga-

SMAN 1 Siberut Tengah Kekurangan Tiga Guru Pelajaran SAIBI SAMUKOP - Peningkatan status beberapa guru honor menjadi guru kontrak di SMAN 1 Siberut Tengah tidak serta merta menutupi kebutuhan guru di sekolah tersebut. Tahun ini, sekolah tersebut masih kekurangan 3 guru bidang studi. Kepala SMAN 1 Siberut Tengah, Rafael Nyo Satoko mengatakan, pelajaran yang belum memiliki guru yakni fisika, kimia dan matematika. “Ini pelajaran yang sangat penting tapi sayang kita belum punya gurunya,” katanya, Selasa, 27 Januari. Untuk mengisi kekosongan, beberapa guru dialihkan mengajarkan pelajaran tersebut agar siswa tidak ketinggalam materi. Berbeda dengan SMPN 1 Siberut Tengah, kepala sekolahnya, Syaiful Sagaragara menyebutkan, jumlah guru sudah mencukupi. “Guru kontrak yang masuk sebanyak 6 ditambah 5 guru honor, jumlahnya cukuplah,” katanya. (rr/g)

jaran kurikulum 2006 ini. Hanya saja, kata Rafael buku paket untuk siswa sejak sekolah ini beroperasi pada 2011 hingga tahun ini belum ada. “Buku belum pernah ada, kalau gedung perpustakaannya sudah ada, saat ini pembelajaran berpedoman dari buku pegangan guru dan tak ada buku pegangan siswa, namun pelajaran pada umumnya lancar,” ujarnya. Kekurangan buku ini sebenarnya telah disampaikan kepada dinas pendidikan Mentawai namun belum ada tanggapan. “Kita ingin setiap siswa memiliki buku paket tapi pertanyaannya bagaimana memenuhinya, kalau siswa disuruh beli sendiri orang tua pasti bereaksi,” katanya. Dana Sekolah yang berasal dari BOMMDA katanya tidak mencukupi pembelian buku paket karena dipergunakan untuk membiaya kegiatan lain dan guru honor. Meski terbatas, lanjut Rafael, pihaknya tetap mengusahakan menyicil pembelian 10 buku pelajaran tiap pencairan dana yang dilakukan dua kali setahun. Sementara di SMPN 1 Siberut Tengah proses belajar mengajar berjalan normal sejak diberlakukannya KTSP. Kepala SMPN 1 Siberut Tengah,

Syaiful Sagaragara menyebutkan, perubahan yang dilakukan berupa jadwal belajar dan metode mengajar, “Perubahan jam misalnya agama sudah 2 jam, masuk pagi pukul 07.30 WIB pulang pukul 12.00, kemudian mata pelajaran TIK sudah ada, kalau K13 TIK tidak ada dan jadwal pulang

lama yakni 13.00 WIB, rapor juga telah kita ubah, katanya. Menurut Syaiful, kembali KTSP mempermudah sekolahnya melakukan PBM karena sarana pendukung seperti ketrampilan guru dan buku untuk KTSP telah memadai. (rr/g)

Perpustakaan SMPN 1 Siberut Tengah Diubah Menjadi Lokal Belajar SAIBI SAMUKOP - Perpustakaan dan laboratorium milik SMPN 1 Siberut Tengah yang dibangun tahun lalu dari dana pusat beralih fungsi menjadi lokal belajar dan kantor guru. Kepala SMPN 1 Siberut Tengah Syaiful Sagaragara mengatakan, ke dua bangunan tersebut selesai dikerjakan pada tahun lalu namun karena ruang belajar masih kurang fungsinya diubah. Perpustakaan yang memiliki ruanga cukup luas dijadikan lokal sementara laboratoirum disulap menjadi kantor guru. “Meski belum diserahterimakan ke dua bangun tersebut telah dipakai Januari,” katanya, Selasa, 27 Januari. Selain ke dua bangunan yang didanai pemerintah pusat, 1 unit perpustakaan yang dibangun dari Dana Alokasi Khusus (APBD) Mentawai 2014 senilai Rp220 juta yang sempat tertunda penyelesaiannya pada tahun lalu juga telah siap dikerjakan dua minggu lalu. “Sudah rampung, tinggal menunggu serah terima dari pemerintah kabupaten,” ujarnya.(rr/g)


Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

7,5 Ton Raskin untuk PNS dan Lansia Dibagikan SAIBISAMUKOP - Warga Kecamatan Siberut Tengah kembali mendapat 7,5 ton beras miskin (raskin) dari pemerintah. Raskin itu untuk 503 Rumah Tangga Sasaran (RTS) pada pertengahan Januari lalu. Sekretaris Camat Siberut Tengah, Jasti Onarelius Saguruk mengatakan, raskin tersebut disebar di tiga desa yakni 53 RTS di Saibi Samukop, Saliguma (427 RTS) dan Cimpungan (23 RTS ) khusus untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan warga lanjut usia. “Raskin ini masih sisa jatah kita kemarin, tapi dari distributor Bulog bilang bahwa raskin ini di peruntukkan kepada PNS dan lansia, sehingga kita berikan kepada mereka yang mendapat jatah 1 karung per RTS, semuanya telah dapat sementara sisanya kita berikan kepada warga yang belum dapat,” katanya kepada Puailiggoubat, Rabu, 21 Januari. Dari pantauan Puailiggoubat penyaluran tidak teratur, hal ini diakui Jasti dengan alasan pihaknya tidak sempat mendata warga yang belum mendapat jatah. Terakhir, kata Jasti, warga Cimpungan tidak kebagian beras karena mereka tidak menjemput ke kecamatan. “Kecamatan tidak punya dana menyalurkan sampai ke desa, sehingga jatah Cimpungan dijual kepada warga lain dengan harga Rp30 ribu per karung dengan berat 15 kilogram,” ujarnya.(rr/g)

Warga Saibi Lanjutkan Program Bersawah SAIBI SAMUKOP - Meski gagal panen tahun lalu, warga Desa Saibi, Kecamatan Siberut Tengah tetap melanjutkan pembukaan sawah baru pada Februari mendatang. Ketua Kelompok Tani Persawahan Saibi Samukop, Ishak Salakkau mengatakan, awal Februari aktifitas bersawah dilanjutkan. “Kemarin kita panen cengkeh dan sekarang sudah habis, makanya kita kembali bersawah,” katanya kepada Puailiggoubat, Jumat, 23 Januari. Sebelum mulai, kelompok petani sawah akan rapat membahas kesepakatan bersama agar kegiatan ini dilakukan serentak. “Rencananya kita akan arahkan warga serentak mengolah tanah, menyemai bibit dan menanam, sebab jika tak serentak, hama wereng gampang menyerang tanaman,” ujarnya. Sementara bibit yang digunakan diambil dari sisa panen sebelumnya yang dibeli dari Payakumbuh, masing-masing anggota memiliki 1 kaleng benih sementara bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak ada lagi. Terakhir, lanjut Ishak, Pemda Mentawai memberikan bantuan berupa mesin penggiling padi dan pembajak sawah. “Harapan kita sekarang pemerintah memprioritaskan pembangunan saluran irigasi sebab jika musim kemarau, sawah menjadi kering,” ucapnya. Selain di dusun Saibi Muara, petani Simoilalak juga akan bersawah pada bulan yang sama. (rr/g)

22

Kuota BBM Belum Mencukupi Satu keluarga dijatah 5 liter bensin dan 5 liter minyak tanah

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Rinto Robertus Sanene’ Supri Lindra

uota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di Kecamatan Siberut Tengah telah ditambah dari 2 ton menjadi 3 ton per bulan namun jumlah tersebut belum memenuhi kebutuhan seluruh warga. “Sebelumnya Siberut Tengah hanya mendapat jatah 1 ton per bulan kemudian naik menjadi 2 ton dan terakhir ditambah 3 ton namun kuota itu masih kurang,” kata Sekretaris Camat Siberut Tengah, Jasti Onarelius Saguruk kepada Puailiggoubat, Rabu, 21 Januari. Jasti menyebutkan, jumlah sebanyak itu dibagikan kepada seluruh kepala keluarga yang masing-masing mendapat 5 liter, sementara dalam pendistribusian BBM dilakukan sebanyak 2 kali. “Hanya sehari bensin tersebut langsung habis diserbu warga,” ujarnya. Menurutnya, jatah bensin yang tepat untuk Siberut Tengah dalam sebulan sebanyak 10 ton. Ia menyebutkan dalam minggu ini Desa Saliguma juga akan mendapat jatah namun ia tak tahu berapa jumlahnya,

K

PASOKAN BBM - Puluhan drum dijejerkan untuk diisi BBM dari kapal pengangkut di dermaga Tuapejat sementara di Desa Cimpungan tak mendapat jatah. Untuk memenuhi kuota BBM di Siberut Tengah, pemerintah kecamatan telah memerintahkan masing-masing desa melakukan pendataan jumlah kebutuhan namun data yang diminta belum diketahui keberadaannya. Sementara pendistribusian BBM di Siberut Tengah dilakukan 3 pedagang yakni Mikael Sapojai, Markus Sauddeinuk dan Tobing. Harga jual yang mereka terapkan kepada warga Rp13 ribu per liter, naik sekitar Rp3 ribu per liter karena mereka mesti menanggung biaya angkut. “Harganya sudah sesuai, kita memahami karena biaya menjem-

putnya, jika pengecer jual tinggi, kita akan coba berkoordinasi dan tidak menekan karena sampai saat ini kita belum memiliki surat resmi untuk ambil tindakan,” kata Jasti. Saat ini Pemerintah Siberut Tengah sedang mengurus izin Agen Premium, Minyak Tanah dan Solar (APMS), jika izin tersebut dikeluarkan ditambah ketersediaan kapal pengangkut, Jasti memperkirakan harga bensin turun menjadi Rp10 ribu per liter Pelayanan Terhambat Kelangkaan BBM di Desa Sinaka, Kecamatan Pagai Selatan mengakibatkan pelayanan antar daerah yang berjumlah 11 dusun terhambat sebab jarak terdekat yang

ditempuh dengan jalan kaki hanya 1 kilometer, selebihnya menggunakan jalur laut yang membutuhkan BBM banyak. Kepala Desa Sinaka, Tarsan Samaloisa mengatakan, BBM di desanya sering habis karena mereka hanya dijatah 5 liter bensin dan 5 liter minyak tanah tiap kali penyaluran. “BBM sebanyak itu hanya cukup untuk sekali

kunjungan, itu pun kalau jaraknya de-kat, jarak tempuh antar dusun rata-rata 3-6 kilometer dengan lama perjalanan 30 menit sampai 1 jam. Bahkan ada yang ditempuh sampai 3 jam dan membu-tuhkan BBM sebanyak 35 liter,” katanya. Jika BBM habis, jalur pelayanan ke dusun melewati Desa Sikakap setiap Minggu dan Rabu saat hari pasar. Pada hari itu umumnya warga di 11 dusun di Sinaka berkunjung ke Sikakap untuk menjual hasil perkebunan dan belanja. Di saat itu, warga diberi kesempatan mengurus surat-surat di rumah pribadinya,” Jadi pada hari pasar mereka lebih mudah sambil belanja sekalian mengurus kebutuhan surat menyurat di desa,”

Harga Kebutuhan Pokok di Sikakap Turun SIKAKAP- Harga kebutuhan pokok di Kecamatan Sikakap mulai turun seiring diturunkanya harga (BBM) oleh pemerintah awal Januari. Harga cabai semula Rp80 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram, minyak tanah menjadi Rp12 ribu dari harga sebelumnya Rp12.500 per kilogram, beras kampung berat 30 kilogram per karung turun menjadi Rp 450 ribu per karung. Beras panda juga ikut turun menjadi Rp125 ribu per karung. Hendara Tamar, salah seorang pedagang sembako di Desa Sikakap mengatakan, murahnya harga sembako dan sayuran dipengaruhi penurunan harga BBM. “Harga naik akibat naiknya harga BBM dan banyaknya petani

yang gagal panen akibat banjir di beberapa wilayah,” katanya kepada Puailiggoubat, Kamis, 22 Januari. Hendara mengatakan penu-

runan harga sembako berbanding terbalik dengan pendapatannya dalam sehari. Sebelum harga barang turun, penghasilannya hanya Rp500 ribu per hari. Setelah harga

BONGKAR MUAT - Buruh menurunkan barang-barang dari KMP Gambolo di pelabuhan Pokai, Sikabaluan

turun penghasilannya naik menjadi Rp1 juta per hari. “Jika pada hari pasar, pemasukan sehari mencapai Rp 3-5 juta,” ujarnya. Marni (54), salah seorang ibu rumah tangga mengaku senang penurunan harga barang karena beban keluarga berkurang. “Jika dulu uang Rp100 ribu hanya mendapat cabai 1 kilogram sekarang bertambah seperempat kilo bawang merah,” katanya. Ia berharap, harga bahan pokok lainnya ikut turun sehingga kehidupan ekonomi stabil. Rita (32), ibu rumah tangga lain menambahkan, setiap tahun harga sembako terus mengalami kenaikan. Ia menyambut baik penurunan harga BBM yang dilakukan pemerintah sehingga harga barang pun ikut turun.(spr/g)


23

Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

T

ata upacara pembuatan tato di Mentawai khususnya di pulau Siberut Selatan. Di daerah sungai Silak Oinan Salappak kita masih menemukan orang yang bertato dan upacaranya. Adapun langkah-langkah upacara pembuatan tato di Mentawai adalah sebagai berikut. Menentukan Seorang Pemimpin Upacara dan Meminta Izin (Panaki) Dalam sebuah upacara besar di Mentawai, biasanya dipimpin seseorang pemuka atau orang yang dituakan (sikebbukat uma bahkan sikerei) termasuk dalam upacara pembuatan tato (titi dalam bahasa Mentawai). Sebelum pembuatan tato dimulai atau dibuat, yang harus dilakukan sebelumnya meminta izin pada roh-roh nenek moyang dan sang penguasa-penguasa (bumi, langit, air, gunung dan lain-lain) supaya pada waktu atau saat pembuatan tato dimulai atau dilaksanakan tidak ada lagi yang menghalang-halangi, berupa penyakit yang melanda keluarga besar yang ditato, penato maupun yang ditato ataupun yang lainnya yang mengakibatkan terganggunya aktivitas pada saat pembuatan tato tersebut. Mantra izin yang biasa dibacakan menjelang membuat tato adalah ik sa teteunu, areu akek kap rusat laggai, areu akek kap rusat manua. Ulamou kai, ugau-gau kai, gorat bamailek. Bui ibara sipasisaila, bui ibara pakata ka taik ta tubumai sateteunu. Ekeu ulau manua sibakkat durunia sibara ka porak, sibara ka pata (manua), sibara kaleleu ureu akek besik, areu ekek bolo ka tubumai. Pada saat itulah semua kegiatan tersebut baik menato maupun upacaranya bisa atau dapat dilakukan tanpa ragu-ragu lagi. Panaki yang artinya minta izin dan memberi bagian mereka secara tidak langsung para nenek moyang yang ada di sekitar wilayah itu dan pembersihan roh-roh jahat menurut Mentawai. Upacara Sebelum Melakukan Kegiatan Tato Upacara sebelum tato dilakukan hanya bagi keluarga yang ditato. Biasanya dilakukan dengan menyembelih ternak babi atau ayam yang akan digunakan untuk makan bersama keluarga besar (parurukat ngungu). Disitulah terjadi peramalan dari jantung babi dan usus ayam apakah menunjukkan tanda-tanda baik dan buruk yang bisa menentukan apakah pembuatan tato itu bisa dilakukan atau tidak. Karena dalam proses kerja akan berpengaruh dengan ramalan-ramalan tersebut.

Suara Daun Gerson Merari Saleleubaja

Bumen Tak Butuh Basabasi

S

Upacara Pembuatan Tato di Mentawai oleh: Agustinus Nurianto Salaisek Naskah ini merupakan pemenang III kategori mahasiswa Lomba Penulisan Budaya Mentawai yang diselenggarakan Yayasan Citra Mandiri Mentawai. Upacara Saat Ditato Upacara ini dilakukan pada saat penato sudah ada. Saat itu juga pihak yang ditato menyembelih babi dan ayam untuk makan mereka pada saat bekerja menato tubuh. Upacara Setelah Tato Sesudah proses tato selesai, mereka yang ditato itu melakukan syukuran dan menyembelih babi dan ayam yang menandakan keberhasilan mereka, itu dilakukan pada beberapa jenis tato bukan keseluruhannya. Jadi sistem pembayaran tato biasanya per motif misal tato di tangan (lengan) hanya dibayar dengan seekor babi yang besar (sikabbaugat), begitu juga lainnya. Dalam tato Mentawai, proses merajah biasanya diawali dari punggung untuk mengetes apakah yang ditato sanggup atau tidak dilanjutkan dengan lengan, dada kerongkongan atau leher, jari, paha, betis dan pergelangan kaki. Dalam setiap jenis atau motif tato itu mempunyai makna atau arti tersendiri.

Pantangan yang harus diperhatikan sebagai berikut; tidak boleh bekerja keras, tidak boleh tidur dengan istri selama ditato (jika sudah menikah), tidak boleh makan makanan yang asam-asam, tidak boleh mandi, tidak boleh mengucapkan bahasa kotor, tidak boleh marah-marah, tidak boleh makan yang pahit-pahit. Jika pantangan ini tidak diperhatikan akan berakibat fatal bagi orang yang ditato misalnya hasil tidak bagus, motifnya tidak jelas, lukanya bengkak bernanah dan terjadi demam tinggi atau sakit. Tato adalah suatu gambar yang letaknya pada badan manusia mempunyai makna tertentu bagi orang Mentawai. Pada dasarnya tato orang Mentawai berupa garis lurus dan itulah garis dasar atau garis tato utama Mentawai (motif utama tato Mentawai). Tato mempunyai istilah dalam bahasa Mentawai adalah titik. Jadi tato (titi’) suatu yang sacral yang sangat dikagumi pada masa dulu dan mempunyai fungsi atau manfaat sangat tinggi bagi orang Mentawai.

Pantangan-pantangan

Fungsi Tato dan Peranannya

Fungsi tato pada zaman dulu dan sekarang adalah sebagai simbol-simbol, identitas, perbedaan status sosial ataupun profesinya. 1. Simbol Tato sebagai simbol orang Mentawai yang kuat, banyak ternak (tidak semua orang Mentawai dapat ditato) karena dengan kekayaan atau biaya pembuatan suatu tato sangat mahal dan harus mempunyai binatang ternak yang cukup banyak. 2. Identitas Khas asli orang Mentawai 3. Perbedaan status sosial dan profesi Dalam tato mempunyai beberapa jenis motif tato dilihat dari keahliannya atau profesinya misalnya suka berburu maka digambarkan jenis buruannya di tubuhnya. Tato orang Mentawai merupakan roh kehidupan yang berlambangkan kehidupan, kekuatan, jati diri seseorang yang memilikinya. Tato bagi orang Mentawai adalah

ke halaman 10

uatu waktu seorang kawan berseru,” Yuk, makan,” sembari menunjuk sebuah piring berisi sepotong ikan kecil bersama nasi sekisaran 10 sendok makan. Saya hanya mengangguk dan berkata, “ lanjut,” Saya tak tahu itu sekadar berbasa-basi agar rasa tidak enaknya makan sendiri terhapus. Basa-basi, seni ini memang sangat halus untuk memberi harapan, tapi di saat yang bersamaan memupuskan harapan itu sendiri. Pada beberapa pertemuan resmi, gaya ini kerap saya dengar, misalnya pernyataan ini, “Dari dulu sampai sekarang saya tak berubah tetap mendukung pelaksanaan pelajaran muatan lokal budaya Mentawai di seluruh sekolah,” kemudian, “Nanti kita keluarkan SK atau Peraturan Bupati sebelum ada Peraturan Daerah (Perda), 2014 pelajaran Bumen sudah jadi pelajaran seluruh SD di Mentawai,” dan masih banyak lagi. Peserta yang mendengar pernyataan itu riuh sambil bertepuk tangan karena dihembuskan harapan.Pelajaran budaya Mentawai yang mengkaji jati diri orang Mentawai sampai sekarang berjalan sempoyongan, dukungan dari pejabat di kabupaten ini tak memenuhi aturan birokrasi administrasi semacam peraturan resmi atau sejenisnya, baru sebatas pernyataan. Entah dari mana basa-basi ini muncul. Dulu orang Mentawai mengajak makan memang sebenarnya untuk makan. Kalau berencana membuat sampan dan mengajak orang untuk terlibat, mereka akan laksanakan apa pun resiko pekerjaannya nanti. Jika kayu bahan pembuatan sampan pecah mereka akan segera ganti. Apa yang mereka utarakan akan dilakukan, tak ada istilah ‘bisuak ka bisuak’. Apakah seni berbasa-basi ini salah satu pertanda jati diri yang mulai terkikis dari budaya yang luhur itu? Kita patut acungkan jempol kepada bapak dan ibu guru, kepala sekolah dan kepala unit pendidikan di kecamatan Pagai Utara, Pagai Selatan dan Sikakap yang akan menerapkan budaya Mentawai di seluruh sekolah pada tahun ini. Daerah ini akan banyak menemui tantangan dalam penerapan karena sudah sangat jarang orang tua yang mengetahui persis bagaimana budaya Mentawai untuk ditanyai sebagai bahan referensi mengajar nanti. Namun seperti orang Mentawai yang memegang teguh janji dan perkataannya, ketika kayu untuk sampan pecah, mereka akan segera menggantinya. Serius dan konsisten saja menjalankannya, disadari atau tidak, sudah mengamalkan nilai konsistensi sebagai orang Mentawai.z


Potret

Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015 FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Berdiskusi serius dalam pembahasan materi ajar muatan lokal budaya Mentawai

S

emangat menerapkan pelajaran muatan lokal di Mentatawai mendorong guru, kepala sekolah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan (UPTD) Kecamatan Pagai Selatan, Pagai Utara dan Sikakap ditambah tim dari UPTD Siberut meluangkan waktu membahas materi pelajaran tersebut.

24

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Tim UPTD Pendidikan Siberut mempresentasikan modul Mulok Bumen menjadi bahan ajar di SD di Padang

Pembahasan diawali dari penyusunan modul yang dilakukan Tim 7 yang terdiri guru dan UPTD pulau Siberut di Hotel Ranah Bundo, Padang selama 3 hari yakni 16-20 Jnauri 2015. Usai draf selesai, pembahasan dilanjutkan dalam lokakarya

di Kecamatan Sikakap yang dihadiri 38 SD yang terdiri dari guru dan Kepala Sekolah pada 21-23 Januari. Hasilnya materi ajar siap diajarkan tahun ini di seluruh SD di kecamatan Sikakap, Pagai Utara, Pagai Selatan dan Siberut yang telah dulu menerapkan pelajaran tersebut. (gerson)

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Pembukaan pembahasan modul mulok budaya Mentawai di Hotel Ranah Bundo

Semangat mengarahkan peserta kelompok membahas materi ajar budaya Mentawai di Sikakap FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Menyanyikan lagu kebangsaan sebelum memulai lokakarya pembahasan penerapan pelajaran budaya Mentawai di Sikakap

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Mempresentasikan hasil diskusi


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.