Puailiggoubat Edisi 238

Page 1

SAJIAN KHUSUS

7-8

PENGHUNI HUNTARA MAKIN MENDERITA

WARGA SAIBI TERUS TOLAK RENCANA PERKEBUNAN SAWIT MENTAWAI NEWS

9

MENTAWAI NEWS

Tabloid Alternatif Dwimingguan

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

17 15

No . -3 Ta 23 0 hu A n 8 pr X il 2 01

2

HARGA ECERAN RP 3000

MANTAN BUPATI MENTAWAI EDISON SALELEUBAJA DISIDANG


Puailiggoubat NO. 238, 15 - 30 April 2012

Uggla Teteu sigegeugeu ka Simeulue rot nia 8,1 samba 8,5 SR, enam sia sirimanua atata’, anai sara kantor oninia Badan Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) ka Hawai masibelaake sara pengumuman anai babara onu sitalu polka sibara ka koat Samudera Hindia - 3 Ana 111 saute’ samba sia staf ka telu kantor samba Dinas ka Mentawai, arakop leu et bulagat iginia Rp1,38 ngamiliar. -7

Dari Re daksi

E

disi ini dan berikutnya halaman dalam akan diubah tampilannya, ini tujuannya untuk lebih menyegarkan mata para pembaca setia Puailiggoubat dan terlihat lebih rapi dan apik. Beberapa kolom akan dihidupkan lagi seperti temu tokoh, ini penting karena selama ini banyak tokoh-tokoh di tengah masyarakat Mentawai yang memiliki inovasi serta menjadi pioneer dan gebrakan-gebrakan yang bermanfaat untuk khalayak umum. Selain itu, edisi berikutnya akan membuka ‘kran’ kepada para remaja Mentawai untuk ikut andil dalam mengisi rubrik ‘Masoppit’, bisa berupa puisi, cerpen, dan artikel, maupun berita tentang sekolahnya. Tak kalah menarik, rubrik ini tidak hanya untuk kalangan pelajar saja, kalangan mahasiswa juga dipersilakan untuk

2

Berbenah melakukan interaksi dengan tulisan-tulisan di halaman Masoppit. Cerita rakyat (dongeng) Mentawai akan menghiasi rubrik edisi mendatang, kalau ada para pembaca yang hendak mengirim tulisan cerita rakyat bisa mengirim melalui alamat redaksi. Untuk masyarakat umumnya di Mentawai, kami juga membuka rubrik SMS, pesan-pesan pendek tentang informasi baik pembangunan maupun kritikan dan saran kepada kepada Pemerintah maupun kepada instansi lainnya, tujuannya ini untuk memberikan informasi yang tidak tercover redaksi. Secara perlahan tapi pasti Puailiggoubat akan terus berbenah untuk para pembaca korannya orang Mentawai ini. Redaksi

Tarasisilok nia kabaraijat perusahan samba mone sawit ririu rakuania bulat raoba’, sia sipasisegek eke nene ia te sibawa ka Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah, kek geti bulat tak raarepi nganganda sauté nene, rabesiakek le ituguruk sawit ka pulaggaijatta, aratarek akean le siligou bule ituitui perusahaan nen. – 9 Kalulut tai babarara rua sia sipasilalaggek ka Salappak, sara tatoga atata kalulut besik. – 20 Berak iginia 6 ngaton, iate sigalaira telu parurukat puberakat – 21 COVER DEPAN: 1 FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT 1 DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140

PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM/USAHA: Roberta Sarogdog PEMIMPIN REDAKSI: Pjs. Rus Akbar Saleleubaja DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja REDAKTUR: Rus Akbar WARTAWANDAERAH: Gerson Merari Saleleubaja (Muara Siberut), Bambang Sagurung (Sikabaluan), Rapot Pardomuan (Sipora) Irman Jhon (Sikakap),

Redaksi menerima tulisan berupa artikel untuk dimuat di kolom Masoppit. Kirimkan karya kamu ke redaksi Puailiggoubat Jalan Kampung Nias I No. 21 Padang atau melalui emai rus.akbar08@gmail.com dan syafriladriansyah@gmail.com. Setiap karya yang dimuat akan diberikan royaliti. Ayo kirimkan karyamu.

Tarif iklan Puailiggoubat

DISTRIBUTORDAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Gerson (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: PT Riau Graindo, Pekanbaru (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan).

Catatan: Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

Biaya Iklan sudah termasuk PPn 10 persen sesuai Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa. Penaggung Jawab Iklan Rus Akbar


3

Puailiggoubat

Puailiggoubat

NO. 238, 15 - 30 April 2012

NO. 229, 15 - 31 Desember 2011

7

GEMPA ACEH GEMPARKAN DUNIA FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

Gempa yang terjadi di Simelue dengan kekuatan 8,1 dan 8,5 SR menelan korban enam orang tewas, badan Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) di Hawai sempat mengeluarkan peringatan tsunami di Samudera Hindia Gerson Merari Saleleubaja

G

empa Aceh yang berpusat di Simeulue menurut catatan Badan Meteorologi, Klima-

tologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi di pantai barat Aceh pada Rabu 11 Apil lalu 15.38 WIB berkekuatan 8,5 SR. Pusat gempa 2,40 Lintang Utara dan 92,99 Bujur Timur dengan kedalaman 10 km. Sementara U.S. Geological Survey (USGS, BMKG-nya Amerika Serikat) merevisi kekuatan gempa menjadi 8,6 SR pada pukul 02:38:38 waktu setempat kedalaman 33 km. Gempa kedua USGS merilis kekuatan gempa 8,9 SR yang terasa hingga Padang, Medan, Bengkulu dan Mentawai membuat warganya panik. Tak hanya itu, gempa itu juga membuat gempar negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, India, Sri Langka dan Afrika Selatan. Selang dua jam, gempa kembali menggetarkan Sumatera bagian barat dengang kekuatan 8,1 SR pada pukul 17.43 WIB kedalaman 24 kilometer berlokasi 0.82 Lintang Utara 92.42 Bujur Timur pusat gempa berada di laut

454 kilometer dari Barat Daya Simeulue. Hanya beberapa menit setelah gempa terjadi. Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) di Hawaii mengeluarkan peringatan tsunami di Samudera Hindia. Akibat gempa di Aceh yang terjadi sore hari, warga yang tengah melakukan aktivitas panik, sebagian di antaranya melarikan diri bersama dengan anggota keluarga menuju tempat yang lebih tinggi untuk menghindari ancaman tsunami yang menyertai gempa tersebut. Warga Calang, Aceh Jaya, mengungsi ke Gunung Keutapang dan Gunung Carak begitu gempa berkekuatan 8,5 skala Richter terjadi. Warga memilih menginap di gunung karena khawatir tsunami terjadi jika ada gempa susulan. Calang sendiri merupakan ibu kota Aceh Jaya yang diapit Samudra Hindia dan pegunungan. Kota itu luluh lantak saat tsunami pada 26 Desember 2004. Hal itu membuat warga trauma sehingga mereka langsung meninggalkan kota menuju pegunungan begitu gempa terjadi. Warga yang tinggal di Meulaboh, Aceh Barat tak kalah takutnya, mereka langsung mengevakuasi keluarga dari Meulaboh ke Kecamatan Kaway XVI,

MACET - Lalu lintas di Jalan Sisingamangaraja Kota Padang macet, setelah ribuan warga mengungsi karena khawatir terjadi tsunami pascagempa 8,5 SR di Aceh yang getarannya terasa hingga ke Sumatera Barat yang merupakan kawasan pegunungan. Di Lhokseumawe, warga juga panik pascagempa, warga langsung berhenti bekerja dan kembali ke rumah melihat keluarga mereka. Warga Padang Panik Sementara di Padang, peringatan tsunami yang dikeluarkan BMKG menyusul gempa 8,5 SR membuat warga Padang yang berada di wilayah pantai segera bergegas menjauh pantai bergerak ke arah By-Pass. Tapi apa daya, ruas jalan evakuasi yang ada di Kota Padang seperti Jalan Veteran, Jalan Pemuda, Sawahan, dan Jati tak bisa dilewati kendaraan terjebak macet.

Warga Mentawai Mengungsi ke Bukit PADANG - Kepanikan juga dirasakan warga yang tinggal di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Getaran gempa juga dirasakan oleh warga di tempat itu, walau pelan namun durasi gempa agak lama yang membuat warga berlarian panik menyelamatkan diri ke perbukitan untuk menghindari bahaya tsunami. Alizar, Kepala Desa Muara Siberut yang dihubungi Puailiggoubat via telpon Kamis mengatakan 70 persen warga mengungsi diperbukitan pada sore hari saat gempa 8,5 SR yang berpusat di Simeulue mengguncang. “Kebanyakan dari kalangan anak-anak dan perempuan” ujarnya. Namun esoknya karena kondisi mulai tenang, sebagian warga sudah kembali ke tempat masing-masing, namun sebagian lagi masih bertahan di pondok-pondok pengungsian yang berada di bukit yang telah mereka buat

setahun yang lalu. Tony Ruslim, Kepala Puskesmas Muara Siberut Kecamatan Siberut Selatan, Rabu (11/4/2012) mengatakan awalnya warga tenang, tapi melihat

informasi yang mereka tonton di televisi bahwa gempa berpotensi tsunami, warga pun memutuskan mengungsi ke bukit. “Tak ada korban jiwa saat warga melakukan evakuasi” ujarnya. (gsn) FOTO:FERDINAN/PUAILIGGOUBAT

MENGUNGSI - Warga Mapaddegat Mengungsi saat gempa

Lebih setengah jam kendaraan tak bisa keluar. Menurut beberapa warga, guncangan gempa terasa lebih satu menit. Bersamaan dengan bunyi sirene tanda bahaya tsunami dari BMKG, mobil dan sepeda motor berpacu. Lampu merah diterobos, lalu jalanan pun penuh oleh kendaraan. Hanya warga yang berjalan kaki dengan cepat bisa terus lewat. Sementara, di Rumah Sakit M. Djamil Padang pasien dilarikan keluarga mereka ke halaman walau pihak rumah sakit belum mengeluarkan perintah evakuasi. Pasien dan keluarga mereka lebih satu jam menunggu di luar ruangan sebelum dibawa kembali masuk. Negara Tetangga Ikut Cemas Kepanikan akibat gempa Aceh tak hanya dirasakan di daerah Indonesia, getaran gempa yang juga dirasakan di negara Malaysia juga membuat warga setempat panik. Badan Meteorologi Malaysia langsung mengeluarkan peringatan tsunami, meminta warga menjauhi perairan di Kedah, Perlis, Langkawi, Penang and Perak. Anggota SAR dan pemadam kebakaran sontak sibuk, mendatangi warga yang menghubungi nomor layanan darurat. Di Thailand, turis yang berada di kawasan wisata di Phuket beramai-ramai menjauhi pantai dan menaiki gedunggedung tinggi. Singapura ikut panik ketika gempa berkekuatan 8,5 SR mengguncang Aceh dan sebagian Sumatera. Beberapa negara Asia Tenggara dan Asia Selatan juga merasakan dampaknya. Gempa yang berpusat di Aceh ini berdampak pada penerbangan udara. Dua penerbangan Singapura yang dijadwalkan menuju Phuket, Thailand,

terpaksa balik ke Bandara Internasional Changi karena Bandara Internasional Phuket ditutup dengan alasan peringatan tsunami. Di Sri Lanka, warga dengan pakaian dan barang bawaan seadanya mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi. Para pekerja di gedung-gedung tinggi di ibu kota Kolombo, dievakuasi. Guncangan juga terasa di India. Kengerian langsung terbayang saat berita gempa besar yang mengguncang Aceh sampai di Benua Afrika. Kenya dan Tanzania langsung mengeluarkan peringatan tsunami. Rasa ngeri dan trauma itu segera menyelimuti mengingat pada bencana tsunami dahsyat 2004 lalu, 164 orang tewas, sementara 2.300 lainnya terpaksa mengungsi di Kenya, Tanzania, Madagaskar, Seychelles, dan Somalia. Pemerintah Tanzania memerintahkan nelayan dan kapal menjauhi laut. Penduduk yang tinggal di wilayah perairan diminta mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, khususnya di wilayah Utara. Kepanikan yang terjadi akibat gempa berkekuatan 8,5 SR yang melanda perairan Aceh memang membuat sebagian penduduk dunia trauma. Gempa ini mengingatkan pada gempa mematikan tahun 2004. Apalagi, sejumlah badan pencatat gempa menyebutkan gempa ini berpotensi tsunami. Tsunami memang terjadi tetapi tidak seperti yang dikhawatirkan. Di Meulaboh dan Sabang, tinggi tsunami tidak sampai satu meter. Beda dengan gempa 2004 silam yang meratakan bumi Aceh dengan tanah. Gempa tahun 2004 yang diikuti tsunami besar itu masuk dalam salah satu gempa mematikan yang menggoyang dunia dalam 100 tahun terakhir. ***


SAJIANUTAMA Wakil Bupati menginstruksikan jajaran SKPD dan BPBD Mentawai untuk menyiagakan kapal dan perahu boat kalau tsunami benar-benar datang

Ferdinan Salamanang

empa Simeuleu juga dirasakan di Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Mentawai, Tuapeijat. Saat terjadi gempa warga Tuapeijat dan sekitarnya menjadi panik dan berhamburan keluar rumah. Pantauan Puailiggoubat Rabu sore, 11 April lalu setelah guncangan terjadi, penduduk yang cemas akan ancaman gelombang tsunami langsung berlarian ke atas bukit. Beberapa toko di Tuapeijat di KM 0 sudah ditutup, padahal waktu saat itu masih menunjukkkan pukul 17.00 WIB. Beberapa instansi pemerintah

G

Puailiggoubat

NO. 238, 15 - 30 April 2012

4

PEMERINTAH SIAGAKAN KAPAL DAN BOAT FOTO:FERDINAN/PUAILIGGOUBAT

Samaloisa, Ketua DPRD, Hendri Dori Satoko, Ketua BPBD Mentawai Tarminta Sakerebau terlihat bersama dengan beberapa kepala-kepala dinas untuk memantau keadaan warga. Beberapa aparat kepolisian mendampingi pejabat teras Mentawai untuk menetralisir keadaan bila terjadi hal yang tidak diinginkan. Wakil Bupati Rijel Samaloisa mengatakan KOORDINASI - Wakil Bupati Mentawai Rijel Samaloisa (tiga dari kiri) bersama jajaran pemerintah akan memaksimalkan Mentawai melakukan berkoordinasi pascagempa 8,5 SR yang berpusat di Simeuleu, Aceh sumber daya yang ada. Melakukan koordinasi Kabupaten Kepulauan Mentawai juga terletak di dermaga Tuapeijat, terlihat dengan para pihak dan Kepala-kepala mengalami hal yang sama seperti di hampir semua pegawai berada di luar. SKPD untuk berbagi peran seandainya Kantor Dinas Perhubungan yang Bahkan terlihat Wakil Bupati, Rijel tsunami benar-benar datang.

Armada kapal dan speed boat yang di miliki Pemda pun sudah disiagakan. Intruksi untuk mengungsi juga dilakukan demi mengantisipasi jatuhnya korban jiwa. Tidak perlu menunggu air laut surut. Di tempat yang sama, terlihat staf Dinas Perhubungan melakukan komunikasi di setiap kecamatan melalui radio SSB. Bahkan, mereka menjalin kontak dengan kantor syahbandar di Padang, Sibolga dan Bengkulu. “Kita usahakan menjalin komunikasi timbal balik dengan posko di setiap kecamatan. Kita di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) siap dengan segala kemungkinan. Soal armada, kita sudah koordinasi dengan Dishub dan Pak Wabup,” terang Tarminta. Selain kesiapan personil, langkah awal yang dilakukan BPBD memberikan himbauan keliling dengan mobil dinas BPBD, untuk waspada kepada warga Tuapeijat segera mengungsi.***

Warga Sikabaluan Berlarian ke Bukit Tamairang di Pokai ke Brambang SIKABALUAN - Gempa kembali mengguncang Simeulue, Naggroe Aceh Darussalam Rabu (11/4) 8,5 SR kuat terasa di Sikabaluan Siberut Utara. Berdasarkan pantauan Puailiggoubat, pada saat gempa pertama sebelum kejadian gempa susulan, beberapa masyarakat yang ada di Dusun Nang-nang dan Muara Desa Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara langsung berkemas dan berlari dan ada juga yang berjalan kaki serta naik motor menuju pengungsian Tamairang berjarak 3,5 kilometer dari bibir pantai. Sementara beberapa orang lainnya berlari menuju pantai untuk melihat apakah air laut menyusut tidak seperti biasanya. Namun beberapa

masyarakat yang sudah panik tidak lagi memedulikan situasi yang diinformasikan oleh beberapa orang yang melihat kondisi air laut, namun lebih memilih untuk mengungsi. Saat menuju pengungsian ada yang membawa gerobak dengan sejumlah barang-barang di dalamnya, ada yang naik motor dengan kecepatan tinggi yang membuat rawannya kecelakaan. Masyarakat kembali panik ketika terjadi gempa susulan yang berkekuatan 8,1 SR. pada gempa susulan ini masyarakat yang tinggal di perkampungan baru bergerak naik ke pengungsian. Sehingga dalam selang waktu satu jam, lokasi pengungsian yang sebelumnya sudah sepi karena

pondok-pondok pengungsian dua tahun sebelumnya yang tidak terawat kembali bersih dan hidup. Bahkan pada malam itu beberapa masyarakat memilih untuk tidur di pengungsian. “Saya terkejut saat gempa terjadi, karena pada waktu gempa saya lagi naik pompong dari Bojakan menuju Sikabaluan. Tiba-tiba ada gelombang kecil seperti gelombang waktu berpapasan dengan speedboat, padahal tu di sungai. Setelah saya sampai di Sikabaluan orang sudah tidak ada karena sudah ada di pengungsian,” kata Sandro Sapotuk. Sementara masyarakat Dusun Pokai, Desa Sikabauan juga mengungsi ke Brambang dan Dusun Sirilanggai

Desa Malancan. “Pada sore itu hingga malam Sirilanggai ramai dengan warga dari dusun lainnya karena mengungsi ke tempat kita. Ini juga terjadi pada gempa-gempa yang terjadi beberapa tahun lalu,” kata Ligi warga Sirilanggai. Lain halnya dengan Misno warga Dusun Pokai, Desa Sikabaluan

Kecamatan Siberut Utara. Ia lebih memilih mengungsikan keluarganya ke tempat pengungsian, sedangkan dia sendiri tetap di kampung. “Kita tetap di perkampungan memantau situasi yang ada, sementara keluarga kita ungsikan ke tempat pengungsian agar lebih aman,” jelasnya. (bs) FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

Gempa, Air Laut di Saibi Mendadak Surut SAIBI - Gempa yang berkekuatan 8,5 SR yang berpusat dekat Pulau Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Rabu, 11 April lalu15.38 WIB, guncangannya juga di rasakan kuat Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah. Ketika gempa menggoyang warga yang sedang beraktivitas langsung berhamburan menuju dataran tinggi. Erlius Saguruk warga Saibi mengatakan setelah gempa terjadi sekitar beberapa menit air sungai Saibi bergolak. “Air naik turun beberapa sentimeter, kemudian menghentak-hentak sampan kami yang hampir pecah,” katanya dengan mimik ketakutan.

Sementara itu, Darius Salabi yang tinggal di tepi sungai membenarkan setelah air bergejolak, kemudian satu jam berikutnya air mulai naik. “Tapi tidak sampai satu meter, kemudian surut lagi,” katanya. Di lokasi berbeda, ketika gempa terjadi, ada sekelompok ibu-ibu mencari ikan pakai tangguk kecil(muhabat) di sungai Saibi karena air naik ibu-ibu tersebut lari tunggang lenggang. Arnita Siritoitet mengatakan saat terjadi gempa memang mereka tidak rasakan, karena saat itu posisi berada di dalam air, yang mereka dengar hanya gemuruh dalam tanah. “Kemudian air mendadak surut, tak lama berikutnya da-

tang gelombang dua hempasan kami pun lari menyelamatkan diri,” terangnya. Kepala Dusun Saibi Muara Eliasman Sageileppak sudah menginstruksikan kepada warga untuk mencari tempat yang lebih tinggi. “Kita sudah menyuruh warga untuk mengungsi dan menghimbau untuk selalu waspada,” katanya. Dari pantauan Puailiggobat saat itu sebagian warga mengungsi ke tempat-tempat rumah warga yang posisinya dekat dengan bukit dan paginya kembali lagi ke rumah masingmasing dan tak ada kerusakan dan korban jiwa akibat gempa tersebut. (rr)

Gempa Datang Telkomsel Ngadat TUAPEIJAT-Seperti tradisi, kalau datang gempa jaringan seluler Telkomsel akibat ocehan dari pelanggan telkomselpun keluar dari mulut mereka. “Kami gak bisa tenang karena memikirkan anak kami yang sedang kuliah di Padang,” ujar Bisono, seorang warga Saureinu yang berada di Tuapeijat. Hal yang sama di keluhkan Libert Tailleu, warga Sikakap yang sedang berusaha melakukan kontak dengan keluarganya yang berada di Sikakap. “Susah dek, Telkomsel ngak mau kompromi, sudah berkali-kali di coba kontak, ngak juga bisa.,” keluhnya. Walaupun sudah mengungsi di atas, trauma akan tsunami 2010 lalu, belum terkikis hingga sekarang. Jadi kalau ada bencana begini, mereka langsung ingat kondisi kampung. (fs)


5

Puailiggoubat

SAJIANUTAMA

NO. 238, 15 - 30 April 2012

GEMPA MEGATHRUST MENTAWAI MENGINTAI FOTO:LIPI

Gempa di Pulau Simeulue Rabu (11/4) berpotensi mempercepat terjadinya gempa besar megathrust di segmen Mentawai

Gerson Merari Saleleubaja

ejumlah pihak mengatakan bahwa gempa Aceh yang terjadi pada Rabu, 11 April lalu bakal mempercepat terjadinya gempa besar atau megathrust Mentawai berkekuatan 8,9 skala Richter yang telah diramalkan. Ahli gempa dari Program Studi Geodesi Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano, mengatakan gempa di Pulau Simeulue Rabu (11/4) berpotensi mempercepat terjadinya gempa besar megathrust di segmen Mentawai. “Energi yang disebarkan menambah stres (tekanan) pada megathrust,”ujar. Megathrust yang terletak di Mentawai itu adalah kawasan yang selama ini banyak dipelajari oleh peneliti gempa. Kawasan ini terbentuk ketika lempeng Indo Australia menunjam lempeng Eurasia. Penunjaman ini menyimpan energi sangat besar yang bisa dilepaskan sewaktu-waktu menjadi gempa besar berkekuatan 8,8 pada skala Richter. Pakar geologi dan Palaeo-Tsunami Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawijaya, mengatakan bahwa memang ada kaitan antara satu gempa dan gempa lainnya.

S

PETA - Inilah peta lokasi megatrust di Mentawai “Gempa akibat pergerakan lempeng di satu wilayah akan memberikan beban ke yang lain,” ungkap Danny seperti yang dikutip di situr Tempo.co Kamis, 12 April lalu. Jika dikatakan bahwa gempa Aceh akan memengaruhi aktivitas tektonik di daerah lain, termasuk Mentawai, jawabannya memang bisa. Meski

demikian, Danny menggarisbawahi bahwa pengaruh satu gempa pada aktivitas tektonik daerah lain tidak bisa diuraikan dan diperkirakan dengan mudah. “Walaupun secara mekanisme berpengaruh, sulit untuk dikuantifikasi,” ungkap Danny. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa gempa Aceh akan mempercepat gempa

Ribuan Warga Siberut Selatan Mengungsi ke Bukit PADANG-Ribuan warga di Kecamatan Siberut Selatan berlarian panik dan segera mengungsi ke bukit pasca gempa berkekuatan 8,5 SR yang berpusat di Simeulue Rabu (11/4). Tony Ruslim, Kepala Puskesmas yang berhasil dihubungi Puailiggoubat mengatakan seluruh warga di Muara Siberut sudah mengungsi ke

bukit. “Mereka takut karena adanya gempa susulan, dan khawatir adanya tsunami” katanya. Lanjutnya, gempa yang terjadi sore itu walau pusatnya jauh dari Siberut namun cukup kuat dirasakan warga dengan durasi yang cukup lama. “Warga jadi panik ditambah adanya peringatan potensi tsunami yang FOTO:IRMAN JOHN/PUAILIGGOUBAT

PENGUNGSI - Seorang pengungsi tertidur di pengungsian Mabulaubunggei

mereka tonton di televisi” jelasnya. Namun pengamatan sementara, ia menyebutkan tak ada kerusakan bangunan dan korban jiwa di kalangan warga. Selsius Sibulatnia, staf Camat Siberut Selatan menyebutkan sebagian warga sudah mengungsi terutama di Muara Siberut hampir semuanya ke bukit. Di Maileppet hanya sebagian saja yang mengungsi terutama warga yang telah mempersiapkan pondok-pondok pengungsian jauh sebagian. “Sebagian lagi masih tenang sambil mengamati perubahan pasang surut air laut tanda apa akan terjadi tsunami atau tidak” ungkapnya. Pihak kecamatan sendiri telah menghimbau warga tetap tenang namun waspada, “warga dihimbau tidak panik, namun kewaspadaan tetap ditingkatkan” jelasnya. Akibat gempa membuat komunikasi di Siberut Selatan putus nyambung. (gsn)

Mentawai. Tentang potensi gempa besar Mentawai, Danny menuturkan bahwa yang paling penting adalah kewaspadaan dan kesiapan masyarakat setempat untuk merespons terjadinya gempa dan tsunami. “Tanpa ada gempa Aceh kemarin pun, sebenarnya gempa Mentawai sudah harus diwaspadai. Sangat potensial dan bisa terjadi kapan saja.Yang paling penting masyarakat harus siap. Kalau melihat gempa Aceh kemarin kan masyarakat masih banyak yang panik,” ungkapnya. Telah diramalkan sebelumnya bahwa terdapat potensi gempa sebesar 8,9 skala Richter yang akan mengguncang Pulau Siberut, Mentawai; hingga Padang, Sumatera Barat. Gempa tersebut berpotensi tsunami. Diperkirakan, gelombang tsunami bisa mencapai 6 meter dan mampu menjangkau hingga jarak 2 km dari garis pantai. Sebelumnya pernah diperkirakan bahwa gempa besar bisa terjadi pada tahun 2033, 200 tahun setelah gempa besar berkekuatan 8,9 SR yang terjadi pada tahun 1833, yang juga mengakibatkan tsunami Gempa yang terjadi di luar zona subduksi tetap harus diwaspadai walaupun memiliki potensi tsunami yang lebih rendah. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rocky Dwi Putrohadi. Ia mengatakan gempa di luar zona subduksi tetap harus diwaspadai sebab

informasi tentang lokasi pusat gempa tak langsung dapat diketahui masyarakat. “Setiap kejadian gempa di laut, kita tidak langsung tahu apakah itu terjadi di wilayah yang berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak. Jadi setiap gempa laut harus diwaspadai,” jelas Rovicky. Sedikit berbeda dengan, Ade Edward, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Sumatera Barat Kamis (12/ 4/2012)mengungkapkan gempa bumi berkekuatan 8,5 Skala Richter di Kabupaten Simeulue, Aceh, pada Rabu kemarin, tak akan mempengaruhi lempeng di Siberut. Meski banyak perdebatan soal lempeng megathrust, Edward yakin gempa di Aceh itu tidak akan mempengaruhi aktivitas lempeng yang berada di bawah Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya, gempa yang terjadi di Mentawai pada 2007 lalu mengakibatkan gempa pada Oktober 2010. Sementara gempa yang terjadi di Aceh pada 2004 lalu tidak ada pengaruhnya dengan gempa di Siberut. Gempa tersebut hanya mempengaruhi patahan yang ada di Aceh, bukan di Siberut,” jelasnya. Karena itu, Edward meminta warga di Sumbar, termasuk Kabupaten Kepulauan Mentawai, tidak terlalu cemas. Segmen megathrust, yang berada di bawah Pulau Siberut, Sipora, dan Pagai, belum pecah. Jika pecah diperkirakan akan terjadi gempa dashyat berkekuatan 8,9 SR diikuti dengan tsunami.***

Lima Orang Tewas Akibat Gempa Aceh PADANG-Dari data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa berkekuatan 8,5 SR, di Aceh mengakibatkan 5 orang meninggal yakni Yatim Kulam (70) warga Banda Aceh, Fauziah (60) dan M Yusuf (70) di Aceh Besar, Hatijah Hamid (70) di Aceh Barat Daya dan satu orang yang belum teridentifikasi. Selain korban meninggal ada juga korban luka-luka yakni 4 orang di Simeulue, 2 orang di Aceh Singkil dan 1 orang di Aceh Selatan. Tercatat korban materiil berupa 1 unit jembatan putus di Aceh Barat, Asrama Putri Pesantren Arrazatun Nabawiyah Aceh Barat rusak dan ada napi yang melarikan diri karena tembok rutan roboh. Ditambah 1 unit rumah ambruk di Desa Lamlepung. Satu Tewas di Padang Pariaman Di Sumatera Barat, akibat dari kepanikan masyarakat tersebut jatuh 1 korban tewas di wilayah Kabupaten Padang Pariaman akibat jatuh kesungai dari ketinggian sekitar 7 meter, menurut laporan dari BPBD Kabupaten Padang Pariaman kepada Pusdalops PB Provinsi Sumatera Barat, korban tersebut bernama Kutar dengan usia 69 tahun dengan alamat di Korong Sungai Sarik Nagari Malai V Suku Kecamatan Batang Gasan, korban telah disemayamkan saat itu di rumah duka. Sementara di Mentawai tidak tercatat korban jiwa maupun luka-luka, kerusakan materiil juga tidak ada. (gsn)


SAJIANUTAMA Ternyata gempa yang terjadi di Aceh membuat para ilmuwan terkejut, pasalnya patahan yang ada di Samudera Hindia tersebut merupakan zona baru bukan patahan gempa Aceh 2004.

Puailiggoubat

FOTO:USGS

ulie Dutton, Ahli geofisika dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan gempa

yang terjadi Rabu 11 April lalu jauh berbeda dengan gelombang yang memicu tsunami 2004, yang menewaskan 230.000 orang dan membuat jutaan orang lainnya kehilangan tempat tinggal. “Kekuatan gempa kemarin jauh lebih kecil,” katanya, seperti dimuat situs LiveScience, 11 April 2012. Dia menambahkan, gempa yang terjadi 2004 lalu berkekuatan 9,1 skala Richter atau gempa ke tiga paling kuat yang pernah dicatat dalam sejarah. Namun, yang paling signifikan dan membedakan, gempa kemarin tidak terjadi pada zona subduksi, di mana lempeng tektonik bertabrakan dan menyelusup di bawah lempeng yang lain, gempa Aceh terjadi di tengah lempeng Samudera, di mana patahan atau sesar (fault) pada kerak bergerak menyamping atau horizontal, bukan naik turun atau vertikal. Tipe ini disebut gempa sesar geser atau strike-slip. “Gempa sesar geser tidak memiliki potensi bahaya seperti jika terjadi di zona subduksi. Sebab, lempeng bergerak satu sama lain,” kata Dutton, seperti yang dikutip pada situs sains, Our Amazing Planet. Meski terkadang itu memicu longsor di dasar laut, tsunami dahsyat biasanya dipicu oleh gempa di zona subduksi saat lempeng besar Samudera tiba-tiba anjlok di bawah lempeng lainnya, menciptakan ruang besar di dasar laut. Perpindahan tiba-tiba lempeng itu juga mempengaruhi

6

GEMPA ACEH BIKIN ILMUWAN KAGET

Gerson Merari Saleleubaja

J

NO. 238, 15 - 30 April 2012

PUSAT GEMPA - Peta pusat gempa di Pulau Simeulue, NAD pergerakan air laut. Makin besar dan dramatis air laut bergerak mengisi ruang kosong itu, makin dahsyat tsunami yang diakibatkan. Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana atau Tsunami (TDMRC) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh menilai, gempa 8,5 SR yang mengguncang Aceh kemarin adalah fenomena langka dan jarang terjadi di dunia. Alasannya karena gempa ini

terjadi di luar zona subduksi atau zona pertemuan lempeng Indo-Australia. “Kejadian gempa besar di luar zona subduksi seperti ini merupakan kejadian

yang langka, perlu penelitian mendalam untuk memastikan mekanisme yang telah terjadi dan potensi kejadian di masa yang akan datang.” Kata kepala Divisi Riset TDMRC Unsyiah, Syamsidik di Banda Aceh. Menurutnya, gempa yang terjadi pada Rabu 11 April 2012 siang, tak menimbulkan tsunami seperti halnya gempa pada 26 Desember 2004, karena mekanisme focal dari sumber gempa tidak sama. Panjang bidang focal gempa tersebut diperkirakan 600 hingga 700 Kilometer dan arah patahan pada diagonal sumbu Timur Laut-Barat Daya. Arah ini memotong garis subduksi Indo-Australia ke dasar lempeng sehingga gempa terjadi di luar zona pertemuan dua lempeng, sebuah fenomena yang jarang terjadi di dunia. Gempa yang terjadi di luar zona tersebut juga berpotensi menambah energi pada lempeng berdekatan. Termasuk menambah potensi gempa dan tsunami di sepanjang subduksi IndoAustralia, dari Aceh hingga Selatan Pulau Jawa. Syamsidik menjelaskan, gempa Aceh kali ini beda polanya dibanding gempa terjadi di penghujung 2004 lalu. Gempa kali ini berpola geser bukan dorongan, sehingga tak ikut memindahkan massa air dalam jumlah besar secara vertikal ke permukaan. Namun, tsunami kecil sempat terjadi usai gempa ini, karena pengaruh gesekan horizontal di dasar laut ditambah getaran gempa yang ikut mengganggu massa air dalam arah horizontal Di Sabang, daerah paling terdampaki saat

tsunami 2004, dilaporkan ombak tsunami setinggi kurang dari 1 meter terjadi. PTWC melaporkan, tsunami tertinggi yang ditimbulkan dari gempa kemarin adalah 1 meter. Ilmuwan Kaget Dua gempa besar yang terjadi hanya selang beberapa jam membuat para ilmuwan dan ahli gempa mengernyitkan dahi. Mereka terkejut. Menurut seismolog USGS, Susan Hough, ini kejadian yang aneh. Sebab, jarang terjadi ada gempa sesar geser yang berkekuatan sebesar ini. Demikian juga pendapat Kevin Furlong, profesor geosains dari Penn State University. “Seminggu lalu, kita tak pernah menyangka ada gempa sesar geser dengan kekuatan sebesar ini. Ini sangat, sangat besar,” katanya Dalam catatan USGS, gempa yang terjadi kemarin adalah yang terbesar ke sebelas sejak tahun 1900. Ini mungkin gempa sesar geser terbesar yang pernah diketahui. Sementara Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) mengatakan, berdasarkan analisis, gempa yang terjadi kemarin adalah gempa sesar geser, bukan sesar naik. “Bukan megathrust sehingga potensi tsunami tak terlalu besar,” katanya. Lokasinya yaitu di bagian luar dari daerah pertemuan lempeng (outer rise earthquake) jarak dari gempa 10 Januari 2012 yaitu kurang dari 30 km.*** FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

Tsunami Kecil Terjang Aceh dan Daerah Sekitarnya

G

empa kembar dengan skala besar yang terjadi di Aceh, Rabu 11 April lalu, hanya berselang hitungan jam. Gempa pertama mengguncang pukul 15.38 dengan kekuatan 8,3 SR versi BMKG atau 8,6 SR versi USGS. Gempa kembali terjadi pukul 17.43 WIB, dengan kekuatan 8,1 SR hanya mengakibatkan tsunami kecil di beberapa daerah. Daerah terkena dampak di antaranya Pulau Mentawai dengan ketinggian air 1,5 meter, Nias setinggi 3,5 meter, Simuelu 1 meter, Meulaboh 0,8 sampai dengan 1 meter dan Banda Aceh setinggi lebih kecil dari 0.5 meter. Sempat timbul kekhawatiran, gempa akan mengulangi tragedi pahit tsunami 2004, yang tercatat sebagai salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah. Untungnya, dua gempa ini hanya memicu tsunami kecil. (gsn)

BERTAHAN DI REL - Sejumlah warga bertahan di rel kereta api dan tidak berani masuk ke rumah pascagempa 8,5 SR di Aceh yang getarannya terasa hingga ke Sumatera Barat


7

Puailiggoubat NO. 238, 15 - 30 April 2012

Ada 111 pejabat dan staf di tiga kantor dan dinas di Mentawai ikut terseret kasus dugaan korupsi sebanyak Rp1,38 miliar

MANTAN BUPATI MENTAWAI DISIDANG FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

Rus Akbar Gerson Merari Saleleubaja

khirnya mantan Bupati Mentawai Edison Saleleubaja di sidang bersama dengan mantan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Mentawai Samuel Pangabean di Pengadilan Tipikor Negeri (PN) Padang dalam kasus dugaan korupsi dana PSDH senilai Rp1,38 miliar, jalan Khatib Sulaiman, Senin (9/4). Sidang yang di Ketua Jon Effreddi beranggotakan Zalekha dan Perry Desmarera. Langsung membuka persidangan pada pukul 10.00 WIB dengan agenda pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Basril G, Isward. Saat pembacaan dakwaan, mantan Bupati Edison Saleleubaja hadir mengenakan baju batik lengan panjang sambil membolak-balik buku agendanya di kursi pesakitan. Dalam dakwaan JPU mengungkapkan bahwa dana Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) di Dinas Kehutanan Mentawai tahun 2003-2004, disinyalir dibagi-bagi ke pada 111 pejabat dan staf di lingkungan Pemkab Mentawai. Kasus ini muncul pada awal tahun 2005, saat itu Samuel Panggabean menjabat Kepala Dinas Kehutanan meminta secara lisan data uang masuk pendapatan atau penerimaan dana bagi hasil PSDH kepada Betty Manurung, sebagai staf bagian keuangan Sekretariat Daerah. “Atas permintaan tersebut Betty Manurung memberikan data uang masuk yang diminta Samuel Pangabean,” ujar

A

Mantan Bupati Kepulauan Mentawai Edison Saleleubaja memacakan pembelaaan (eksepsi) dalam persidangan di Pengadilan Tipokor Padang, Senin (16/4). Isward dalam sidang perdana. Berdasarkan data yang diberikan, daftar yang masuk ke Bank Nagari Cabang Utama Tuapeijat Sipora sebagai berikut, 6 November 2003 sebanyak Rp1.945.418.885, 30 Desember 2003 sebanyak Rp3.099.204.414, 20 Agustus 2004 data uang yang masuk senilai Rp756.028.978. Untuk 31 Agustus 2004 uang masuk sejumlah Rp2.705.654.227. kemudian pada 10 September 2004 uang masuk Rp264.834.933, kemudian pada 27 Desember 2004 ada lagi yang masuk sebanyak Rp3.490.182.561. Uang yang terakhir masuk 29 Desember 2004 sebanyak Rp3.473.825.906. “Total dana yang masuk adalah Rp15.735.149. 904,” katanya. Dengan jumlah uang yang masuk

itu, Kepala Dinas Kehutanan, Samuel Panggabean mengajukan biaya upah pungut dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebanyak 10 persen atau Rp1.573.514.990 jumlah itu diambil dari dana yang masuk sebanyak Rp15.735.149. 904. Kemudian Samuel Panggabean membuat surat Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) dengan Nomor: 919/036/KEU/DASK/2005 tanpa tanggal dan bulan. Namun biaya insentif upah pungut PSDH tidak terealisasi. Lalu diajukan kembali DASK tersebut dengan nomor 910/15/KEU/DASK/ 2005 tidak punya tanggal dan bulan. Pada 13 Oktober 2005 akhirnya Samuel sebagai terdakwa membuat surat kepada Bupati Mentawai sebagai terdakwa dengan Nomor: 522.1/253/ FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

SIDANG KORUPSI Mantan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Mentawai Samuel Panggabean mendengarkan dakwaan dalam persidangan di Pengdilan Tipikor, Padang, Senin (9/4).

Hut-MTW/2005 pada tanggal 13 Oktober 2005, isi suratnya berupa usulan rapat pembahasan tentang upah pungut PSDH. “Inti surat tersebut terdakwa Samuel Panggabean, menyusun konsep surat Keputusan Bupati tentang aturan dan petunjuk pelaksanaan pembayaran upah pungut dan biaya operasional PSDH,” ujar Isward. Pada tanggal 16 November 2005 dilakukan rapat di Kantor Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk membahas penggunaan upah pungut yang dhadiri, Ali Arifi, Lindung Sihombing, Yasnizar, Nurdin, Samuel Panggabean, Yusi Rio, Rompi, Noeradi dan Tarminta. Hasil keputusan tersebut upah pungut sebanyak Rp1.573.514.990, dibagi ke dalam Tim Pengendali Pengelolaan Pemugutan PSDH sebanyak Rp267.497.548,58, tim ini melibatkan Bupati Edison Saleleubaja, Wakil Bupati Aztarmizi, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Ifdil Gusti, Asisten Tata Praja Ali Arifin, Asisten Administrasi dan Keuangan Tarminta, Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Jeffi Hamzah Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertambangan Halomoan Pardede dan Kabag Hukum Lindung Sihombing. “Dari dana Rp 267,4 juta, mantan Bupati Mentawai Edison Saleleubaja menerima sebesar Rp 66,8 juta,” jelas Isward Dana itu juga masuk ke Tim Operasional Pengelolaan Pemungutan PSDH terbagi tiga tim, Untuk Dinas Kehutanan sebanyak Rp577.550. 809,51 yang melibatkan Kepala Dinas Kehutanan

serta jajaran dan staf Dinas Kehutanan jumlah semuanya yang diduga menerima uang tersebut sebanyak 56 orang. Uang yang dibagikan itu mulai dari Rp48,6 juta sampai ke level bawah Rp4,9 juta. Tim berikutnya adalah Kantor Pendapatan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai yang dikepalai Nurdin, jumlah yang dana yang masuk itu adalah Rp70.149.268,14. diduga yang menerima 25 orang. Diduga jumlah uang yang dibagi-bagikan dari Rp6,1 juta sampai Rp1,3 juta. Dana PSDH tersebut diduga mengalir ke Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, total dana yang mengali ke instansi tersebut sebanyak Rp72.836.323,29. Ada 22 orang yang diduga menerima aliran uang tersebut, mulai dari atasan yang dipimpin oleh Asri Gutji sebanyak Rp8,2 juta sampai level bawah Rp1,5 juta. Beli Fortuner dan Motor 5 unit “Pada 27 Desember 2005, dikeluarkan cek nomor QQ508209 sebesar Rp 85.550.000 untuk pembayaran biaya operasional pengelolaan pemungutan PSDH berupa pengadaan 5 unit Suzuki TRS 125 R,” ujar Isward. Pada 28 Desember 2005, dikeluarkan cek nomor 508211 sebesar Rp 362 juta untuk pembayaran biaya operasional pengelolaan pemungutan PSDH berupa pengadaan 1 unit Toyota Fortuner. Sementara JPU Basril G, mendakwa Edison Saleleubaja dan Samuel Panggabean telah menyalahgunakan jabatannya ketika menjabat Bupati Mentawai dan Kepala Dinas, telah melawan hukum, memperkaya diri sendiri, atau orang lain, atau korporasi, yang merugikan keuangan negara Rp 1,388 miliar. “Terdakwa Edison bersama Samuel Panggabean telah membagi-bagikan dana bagi hasil yang berasal dari PSDH kepada pihak-pihak yang seharusnya tidak menerima sebesar Rp988 juta,” sebut Basril. Edison juga menggunakan dana tersebut untuk pengadaan kendaraan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan penggunaan dana bagi hasil yang berasal dari PSDH sebesar Rp 400,7 juta. Atas perbuatan itu, telah mengakibatkan kerugian negara terutama Kabupaten Kepulauan Mentawai sebesar Rp1.388.748.872, terdakwa diancam pidana Pasal 2 Ayat 1 dan Pasal 3 jo

ke halaman 7


SAJIANKHUSUS

Puailiggoubat

8

NO. 238, 15 - 30 April 2012

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

IKUTI SIDANG - Mantan Bupati Kepulauan Mentawai Edison Saleleubaja mendengarkan dakwaan Mantan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Mentawai Samuel Panggabean dalam persidangan di Pengdilan Tipikor, Padang, Senin (9/4).

TERSANGKA KORUPSI - Mantan Bupati Mentawai Edison Saleleubaja ditanyai wartawan saat digiring petugas Kejaksaan Negeri Sumbar menuju LP muaro Padang, Rabu, (16/11/2011)

Pasal 18 Ayat 1 huruf b, Ayat 2 UU Tipikor dengan ancama 12 tahun penjara dan denda Rp500 juta. Sidang dilanjutkan pada 16 April mendatang.

telah digunakan terdakwa bersama Samuel Panggabean atau pun telah dibagi kepada mereka yang tidak berhak” ujar Charles Mouw Menanggapi tuntutan pada butir d halaman 11 yaitu surat Menhut No.S.396/Menhut II/2005 tanggal 8 Juli

Edison Saleleubaja Sampaikan Keberatan (Eksepsi) Edison Saleleubaja terdakwa kasus dugaan korupsi dana PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan), melalui tim pengacaranya Alberth Kalangit dan Charles Mouw mengajukan eksepsi tertahap tuntutan JPU (Jaksa Penuntut Umum) Rek.Perkara nomor:PDS-01/ Tuapeijat/02/2012 tertanggal 22 Maret 2012, Senin, 16 April lalu. di Pengadilan Negeri Padang. Dalam Eksepsinya, ia menyatakan JPU tidak menguraikan secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dan dianggap tidak memenuhi pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP. Uraian perbuatan yang didakwakan kepadanya merupakan perbuatan Samuel Panggabean. Dakwaan Edison selaku Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai bersama Samuel Panggabean, Kepala Dinas Kehutanan yang dianggap melanggar hukum dengan membagikan dana bagi hasil yang berasal dari PSDH kepada pihak yang seharusnya tidak menerima serta membeli kendaraan dinilai tidak benar karena yang dibagikan adalah upah pungut yang telah dianggarkan dalam APBD mentawai tahun 2005, APBD tersebut telah disahkan berdasarkan Perda No.5 tahun 2005 tertanggal 19 November 2005 tentang perubahan APBD, yang pelaksanaannya dijabarkan dalam Perbup No.04 tahun 2005 tanggal 24 November 2005 tentang perubahan penjabaran APBD yang berjumlah Rp1.388.748.972,52 setelah dipotong pajak. Lanjutnya, penganggaran insentif upah pungut di dalam APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2005 berdasarkan pada Surat Menteri Keuangan RI No.S. 1538/MK/013/1991/tanggal 26 Desember 1991 perihal biaya pemungutan Iuran Hasil Hutan (IHH), Surat

Menhut RI No.535/Menhut-11/1992 tanggal 17 Maret 1992 perihal biaya pemungutan IHH, Surat Sekjend No.S.546/II/Rk-1/2005 tanggal 15 Desember 2005 perihal upah pungut PSDH dari penerimaan Pemkab Mentawai, Surat Gubernur Sumbar No.522.21/ 974/Prod-92 tanggal 12 April 1992 perihal upah pungut IHH dan SK Kepala Dishut Sumbar No.188/373/ PPHH-2004 tentang pembayaran upah pungut/iuran kehutanan dari dana perimbangan sumber daya alam sektor kehutanan Provinsi Dinas Kehutanan Sumbar. Ia membagi insentif atau upah pungut merupakan tindakan pelaksanaan dari peraturan karena upah tersebut telah dianggarkan dalam APBD Mentawai tahun 2005 sehingga mereka wajib melaksanakannya sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat (2) c Jo. Pasal 10

ayat 1,2 dan 3 UU No.17 tahun 2003 tentang keuangan negara dan pasal 2 ayat 1 dan 2 Jo Pasal 3 ayat 1 dan 2 Jo pasal 5 PP No.105 tahun 2000 tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah. Dana PSDH yang masuk ke kas negara sebagai pendapatan bukan pajak kemudian dikembalikan ke daerah sebagai DBH (dana bagi hasil) berdasarkan UU No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah sesuai persentase yang telah ditetapkan. DBH ini kemudian dikembalikan kepada daerah dan dimasukkan sebagai bagian dari salah satu komponen pendapatan daerah dalam APBD, yang selanjutnya penggunaannya dilaksanakan berdasarkan Perda atau Perbup. “Jadi dengan demikian tidak ada dana PSDH yang

2005, Edison menganggap itu hanya imbauan untuk menggunakan dana PSDH untuk rehabilitasi hutan dan tanah. Imbauan bukan perintah hanya berbentuk ajakan yang mesti dilaksanakan, apabila tidak dilaksanakan tidak mempunyai sanksi hukum.

Daftar Aliran Dana Rp1.388.748.872 di Kabupaten Kepulauan Mentawai No 1

2

3 4

Aliran Dana

Jumlah

Penerima

Tim Pengendali Pengelolaan Pemugutan PSDH Dinas Kehutanan Tim Operasional Pengelolaan Kantor Pendapatan Pemungutan Daerah PSDH Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Pengadaan Motor Suzuki TRS 125 R, 5 unit Pengadan Mobil Toyota Fortuner, 1 unit

Rp267.497.548,58

8

Rp577.550. 809,51 Rp70.149.268,14

56 25

Rp72.836.323,29

22

Rp85.550.000 Rp362.000.000

Akan ada Tersangka Baru FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

PADANG - Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat terus mengembangkan kasus dugaan korupsi Rp1,3 miliar dana bagi hasil provisi sumber daya hutan (PSDH) Mentawai. Pada sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Padang, Kamis 9 April lalu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah membeberkan namanama 111 pejabat yang ikut menikmati uang tersebut. Dari 111 nama itu, dua nama pejabat yang telah dijadikan terdakwa dalam persidangan itu yakni mantan Bupati Mentawai dan Mantan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Mentawai. Kasi Penkum dan Humas Kejati Sumbar, Ikwan Ratsudy, mengatakan, JPU akan terus melakukan pengembangan atas kasus tersebut. Tidak tertutup kemungkinan 111 pejabat atau sebagian darinya akan ditetapkan sebagai tersangka. “Kami akan lakukan pengemba-

TERSANGKA KORUPSI Bupati Mentawai Edison Saleleubaja digiring petugas Kejaksaan Negeri Sumbarmenuju LP muaro Padang, Rabu, (16/11/ 2011)

ngan dulu. Sejauh ini yang diketahui sebagai aktor dalam kasus tersebut adalah dua terdakwa yang telah di sidangkan itu. Pejabat dan PNS lainnya kebanyakan tidak begitu mengetahui tentang persoalannya,” katanya. Katanya, pejabat dan PNS

lainnya hanya sebagai penikmat atau penerima uang. Karena itu, mereka baru diperiksa sebagai saksi. Suatu saat mereka kemungkinan akan dipanggil lagi. Tergantung dari bukti-bukti tambahan yang didapat jaksa untuk

bisa memanggil mereka kembali. Apabila bukti-bukti itu kuat kemungkinan mereka bisa ditetapkan sebagai tersangka dan disidangkan seperti dua terdakwa yang telah disidangkan. (rus)


9

Puailiggoubat NO. 238, 15 - 30 April 2012

Orang Mentawai Hanya Dijadikan Buruh Kasar SAIBI-Karang Taruna Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah juga menolak keras rencana masuk perkebunan sawit di Mentawai, karena orang Mentawai tidak memiliki keahlian, paling-paling akan dijadikan buruh kasar untuk perkebunan sawit. Hengky Telambanua, Ketua Karang Taruna menyatakan kalau sawit masuk dampaknya begitu banyak salah kehilangan mata pencarian. Orang Mentawai tidak punya keahlian tentu tidak bakal dipakai. Malah yang dipakai tentunya orang pendatang. “Jika sawit juga tetap masuk kita akan ramai-ramai menolaknya, kalau tak mau juga pastinya pakai pakai parang dan panah,” ujarnya. Kata Hengky yang perlu saat ini, pemerintah lebih baik meningkatkan perekonomian dengan cara mendatang para sarjana pertanian kelapangan untuk membina dan melatih tata cara bertani kakao, karet dan lainnya, bukan memasukan sawit. (rr)

Rumah Dinas SDN 03 Sirisurak Tak Layak Pakai SAIBI-Rumah dinas SDN 03 Sirisurak Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah, sudah tak layak pakai, terpaksa lima guru tinggal di perumahan sosial milik warga,dan kantor sekolah, hal itu diungkapkan Hermanus Jige pada Puailiggoubat, Selasa 3 April lalu. “Kami sangat butuh sekali, rumah dinas, saat ini ada lima orang guru yang masih tinggal di perumahan sosial milik warga, dan kantor, untuk meletakkan barang-barang milik menjadi sempit,” ungkapnya. Sementara rumah dinas guru yang ada saat ini sudah tidak layak dan multifungsi bisa rumah dinas bisa juga kantor. Dari pantauan Puailiggoubat, ada empat kamar sementara bangunan fisiknya sudah mulai lapuk. (rr)

Warga Saibi Terus Tolak Rencana Perkebunan Sawit Penolakan rencana perusahaan dan perkebunan kelapa sawit terus di suarakan warga Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah, bila dipaksakan masuk sawit mereka sudah siap berjuang mengusir perusahaan secara paksa.

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Rinto Robertius Sanene’

enurut Kepala Dusun Muara, Eliasman Sageileppak, perkebunan sawit tetap tidak boleh masuk karena hanya menimbulkan konflik. Modus para investor awalnya mengiming-imingkan uang banyak di dapat dari kebun sawit. “Padahal sebenarnya hanya merusak kita dengan berbagai konflik antar suku,” ungkapnya pada Puailiggoubat di rumahnya, 31 Maret lalu. Berdasarkan pengalaman yang terjadi sebelumnya saat perusahaan kayu PT. Andalas Madani beroperasi di Subelen, banyak terjadi sengketa batas tanah antar suku yang selalu bertikai. Kemudian konflik pecahnya satu suku diakibatkan karena pembagian uang dari perusahaan kayu tidak merata hanya yang beruntung satu

M

FOTO:RINTO/PUAILIGGOUBAT

RUMAH DINAS - Rumah Dinas Rangkap Kantor SD SDN 03 Sirisurak

DEMO - Demo Gerakan Mahasiswa Gugat Sawit atau dua orang saja. “Perusahaan kayu saja sudah merusak kita dengan pertikaian, apalagi perkebunan sawit ini masuk yang berskala besar, semuanya akan hancur, dan kalau sawit ini jadi masuk ini tidak akan dibiarkan, kita tetap berjuang mengusir perusahaan ini apapun yang akan terjadi,” ungkapnya. Dampak lain, kata Eliasman, budaya dan agama akan hilang, budaya Mentawai akan hilang terkaitnya masuknya budaya lain. “Agama akan kita tinggalkan karena kita dituntut untuk bekerja dan terus bekerja,” katanya. Sua dan Totoet Juga Menolak Sawit Penolakan rencana masuknya sawit juga di suarakan warga Dusun Sua dan Totoet, dalam peta sawit, daerah Sua dan Totoet di caplok pemerintah dan perusahaan masuk kawasan perkebunan sawit. Menurut Kepala Dusun Sua, Askusi Saroro, warganya sangat tidak setuju masuk sawit, jika masuk di daerahnya dampaknya perladangan dan pemukiman akan tergusur. Pengalaman pahitnya tentang sawit sudah diketahui dari warga yang pernah bekerja di kebun sawit. “Kalau sawit ini masuk, hukum rimba akan kami perlakukan karena kami tidak paham sawit ini dan kita akan lihat saja nantim,”geramnya. Lismar Sakeru warga Totoet,

kalau sawit ini masuk banyak konflik yang akan terjadi seperti yang diberitakan di televisi dan media kejadian pembantaian warga di Mesuji dan daerah lain. “Kami trauma sekali, konflik horizontal tidak bisa kita elakkan, yang pastinya akan terjadi seperti di Mesuji, kita pun sudah siap hadapi sawit ini jika ngotot masuk,” katanya. Menurutnya, pemerintah tidak boleh memasukan sawit dengan memberi izin, pemerintah jangan ngotot, seharusnya pemerintah itu adakan pembinaan mengenai bertani kakaoyang lagi marak. Saverius Sabeilai (39) warga Sirisurak yang pernah kerja di kebun sawit di Pasaman mengatakan, tidak ada untungnya menjadi buruh sawit hanya yang ada penderitaan saja. “Saya bekerja di perkebunan sawit Pasaman selama dua tahun, dari tahun 2007 sampai 2009 dengan gaji Rp47 ribu perton buah sawit yang kami kumpulkan, tetapi tidak ada yang dapat cuma untuk beli rokok saja, tak ada untungnya sama sekali,” tegasnya Yang diuntungkan perusahaan dan pemilik tanah ratusan hektar, tapi kalau kita di sini satu hektar puluhan yang memiliki tanah tersebut. Bekerja menjadi buruh di Perkebunan sawit harus mengikuti dan patuh pada aturan perusahaan. “Saya saja selama dua tahun bekerja jadi buruh, tidak pernah ke gereja, karena terus dituntut untuk bekerja, kalau di langgar

otomatis saya di pecat, itulah aturannya”katanya. Dampak lain adalah limbah sawit mengerikan, tanah akan mengering, sungai jadi tercemar, air bersih susah di dapat. Status tanah juga tidak jelas diperjualbelikan oleh perusahaan. Perusahaan yang pertama di jual lagi kepada perusahaan yang baru dan terus bergulir. “Jangan harap tanah kita kembali, yang jelas kalau sawit ini jadi masuk kita harus bertindak dan usir perusahaan, kalau tidak mau secara baik, harus secara paksa,” ungkapnya. Kata Saverius, penolakan sawit sudah sering di sampaikan kepada Ketua DPRD, bahkan ia sendiri sering menyampaikan setiap ketua DPRD ke Saibi. “Kalau sawit masuk sama halnya membunuh saudara-saudara dan orang tua ketua saja, itu yang saya sampaikan,” ujarnya. Penolakan terhadap rencana masuknya perkebunan sawit bukan hanya di kalangan orang Mentawai, Tapi para pendatang yang tinggal di Saibi Samukop juga menyuarakan menolak sawit, Eri (36) yang berasal dari Padang yang sudah tiga tahun tinggal di Dusun Muara mengatakan perkebunan sawit jangan sembarang masuk harus ada perhitungan bagi pemilik tanah dan masyarakat. “Jika positif masuk sawit, masyarakat harus memperhitungkan dulu bagaimana sistem manajemennya, kalau itu tidak jelas tidak usah sawit ini masuk karena hanya merugikan masyarakat saja,” tuturnya. ***


MENTAWAINEWS Harga BBM di Saibi Makin Menggila SAIBI-Harga BBM jenis premium di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah, satu liter bisa menembus Rp12 ribu, pedagang berkilah minyak yang dijual tersebut non subsidi atau minyak industri. Berdasarkan data yang dihimpun Puailiggoubat, harga BBM jenis premium yang tersebar di Saibi Samukop rata-rata Rp12 ribu perliter, itu tempat Efendi, di Dusun Simabolak. Katanya harga saat ia membeli di Siberut Selatan Rp 10 ribu per liter. “Saya membelinya di tempat Am Mantari sebanyak dua dirigen dengan kapasitas 30 liter itu pun hanya untuk saya, tapi karena masyarakat mau membeli ya kita jual saja dengan harga begitu,” ujarnya pada Puailiggoubat, Kamis, 5 April. Di tempat Napung di Dusun Masoggunei menjual premium pada warga untuk bensin murni Rp12 ribu perliter dan bensin campur Rp13 ribu perliter. Ia membeli minyak di Siberut Selatan dengan harga Rp 10 ribu. Kata Napung, untuk pergi ke Siberut mengeluarkan biaya Rp300 ribu, kalau dihitung-hitung untuk minyak tersebut tidak ada, untung ada barang-barang dagangan lain yang bisa dijual. “Keputusan bupati ini tidak mempan, kecuali pemerintah menempatkan pertamina ke pelosok-pelosok,” katanya. (rr)

Pasokan BBM Di Siberut Selatan Masih Kurang MUARA SIBERUT - Seringnya terjadi kelangkaan BBM yang membuat harga melambung di Siberut Selatan disebabkan pasokan BBM ke daerah itu masih minim Marnis, pemilik pangkalan penyalur BBM di Muara Siberut mengatakan, untuk tiap bulan Agen Premium Minyak dan Solar (APMS) menyalurkan BBM ke pangkalan sebanyak 2 kali sebulan, tiap pangkalan mendapat jatah BBM jenis bensin 10 ton, minyak tanah 12 ton dan solar sebanyak 9 ton. “Jumlah itu tak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat yang ada di pusat kecamatan,” katanya. Maret pasokan naik menjadi 3 kali pengiriman dalam sebulan dengan jatah 13 ton bensin, 12 ton minyak tanah dan solar sebanyak 9 ton. Ia mengungkapkan walau terjadi penambahan sedikit namun belum memenuhi kebutuhan warga akan BBM. “Dikalangan nelayan saja, dalam 1 malam paling tidak mereka membutuhkan 30 liter bensin, maka bisa dibayangkan betapa pasokan masih kurang,” jelasnya. Lanjutnya, terkadang masyarakat dari pedalaman seperti Madobak, Ugai matotonan, Salappak dan Rokdok tak kebagian BBM saat tiba di Muara Siberut. Menurutnya jumlah ideal agar kebutuhan mencukupi pemerintah harus memasok BBM sebanyak 30 ton bensin tiap pangkalan dalam 1 bulan, jadi dalam 1 trip minimal 1 pangkalan mendapat pasokan 10 ton bensin, 12 ton minyak tanah dan 9 ton solar. “Kalau jumlah itu diberikan tak akan ada kelangkahan BBM, dan pihak-pihak yang mengecer dengan harga mahal tak akan berani lagi,” pungkasnya. (gsn)

Puailiggoubat

NO. 238, 15 - 30 April 2012

10

Ada Oknum Pangkalan yang Mainkan Harga BBM Adanya permainan oknum nakal pengelola pangkalan penyalur BBM yang ada di Muara Siberut menjadi salah satu faktor mahalnya harga eceran BBM di Siberut Selatan.

FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

BELI MINYAK Membeli minyak jenis premium di Muara Siberut

Rus Akbar

arga normal BBM jenis premium dan solar per liter Rp6 ribu, untuk minyak tanah Rp4,5 ribu per liter. Namun kondisi lapangan yang terjadi di Siberut Selatan sangat jauh berbeda. Saat ini pengecer di kios-kios mematok harga Rp10 ribu per liter jenis bensin dan Rp5 ribu hingga Rp6 ribu untuk minyak tanah per liter. Marnis, salah seorang pemilik pangkalan di Muara Siberut yang ditemui Puailiggoubat Senin (2/4) mengatakan pangkalan miliknya tetap menjual BBM sesuai dengan SK Bupati Mentawai 188-45-2 tahun 2012 yakni bensin dan solar Rp6 ribu per liter dan minyak tanah Rp4,5 ribu per liter. “Kami tak pernah jual lebih dari harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah” ujarnya. Menanggapi harga BBM yang mahal di tempat lain terutama di kalangan pengecer di kios-kios di Muara Siberut, ia mengatakan BBM

H

yang mereka jual atau ecer bukan berasal dari pangkalannya karena pihaknya membatasi pembelian dengan memberikan jatah BBM Rp10 liter tiap konsumen yang beli melalui pangkalan miliknya. “Pembatasan itu dilakukan agar semua konsumen bisa mendapat BBM walau dari segi jumlah itu masih kurang dari kebutuhan mereka” ungkapnya. Ia menyebutkan berkemungkinan BBM yang diecer dengan harga Rp10 ribu per liter itu bensin yang diangkut oleh kapal-kapal dagang kecil, tidak melalui agen resmi Pertamina milik Sori Tua Hutagalung atau APMS. “Ongkos angkutnya tidak disubsidi pemerintah, makanya mereka jual mahal” jelasnya. Pangkalannya sendiri menyalur-

kan BBM langsung ke konsumen, beberapa pernah disalurkan ke Kecamatan Siberut Tengah yakni Desa Saibi. “Kami tak bisa menjual jauh karena saat BBM masuk, konsumen langsung menyerbu habis, masyarakat dari hulu saja tidak ke bagian lagi karena kebutuhan di Muara Siberut sendiri masih kurang,” tambahnya. Dari penelusuran Puailiggoubat di tingkat konsumen menjelaskan bahwa bensin yang mereka beli melalui pangkalan di Muara Siberut namun harganya sudah meningkat dari ketentuan yakni menjadi Rp7 ribu per liter. Nita, salah seorang warga menyebutkan ia beli bensin sebanyak 10 liter dengan harga Rp7 ribu per

Warga Nekat Curi Bensin dari Motor Pengungjung MABULAUBUGGEI-Ada-ada saja ulah oknum di Dusun Mabulaubuggei, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, tak tanggung-tanggung tiga unit sepeda motor dari dusun lainnya bensinnya dicuri dari selang karburator motor. Kejadian itu terjadi pada Sabtu 7 April lalu, saat banyak warga dari luar mendatangi Dusun Mabulaubuggei yang meninggal dunia baik dari Dusun Pasapuat maupun dari dusun Saumanganya. Umumnya menggunakan sepeda motor. Melihat sepeda motor berderetan parkir di jalan tersebut, seseorang warga Mabulaubuggei mengambil minyak kendaraan yang terparkir dengan cara mencopot selang dari

tangki ke karburator, minyaknya ditampung dengan botol aqua. Kepala Dusun Pasapuat Alisman turut menjadi korban. Saat itu ia terkejut ketika menyalakan motornya, minyak yang diisi pagi tadi sudah kosong, terpaksa ia ke Dusun Beubukku untuk membeli premium. “Padahal minyak motorku barusan diisi tadi pagi, sekarang kok sudah kosong?. Entah siapa yang menyedot, miskin minyak kali sehingga pelaku mencuri minyak dalam tangki motor,” kesalnya. Panes Wiltomson Sakerebau, warga Mabulaubuggei pada Puailiggoubat mengakui bahwa ia melihat dan memotretnya serta menegurnya saat pelaku melakukan aksinya.

Namun pelaku tidak mau mendengarkan. “Ada tiga unit motor yang dibuka selang karburatornya, 2 unit Revo dan 1 unit Supra Fit. Selebihnya tidak bisa di buka selang karburator karena tertutup sama sayap motor,” katanya Senin, 9 April lalu. Setelah diketahui pelakunya, Rendi Tison Zebua tokoh masyarakat menyuruh pelaku untuk meminta maaf kepada korbannya terutama Kepala Dusun Pasapuat. “Ini sungguh memalukan dan mencoreng nama baik pemuda, sebagai sangsinya saya akan menyuruh pelaku minta maaf kepada korban, kalau dia tidak mau, maka saya akan membeberkan namanya,” katanya. (imj)

liter, melalui Nurjana pengelola pangkalan milik Rasyidin Syaiful. “Harganya jauh lebih mahal dari pangkalan lain,” ujarnya. Ia menyebutkan alasan Nurjana harga lebih mahal karena ia harus bayar tenaga lagi buat angkut drum dan orang buat isi jerigen warga yang membeli. “Dari pada tak dapat bensin dan harga lebih murah sedikit terpaksa beli juga,” katanya. Salah seorang pengecer bensin di Muara Siberut yakni kios milik Gafur, Nyonya Gafur dikonfirmasi Puailiggoubat mengatakan bensin yang diecer dijual Rp10 ribu per liter, ia beli melalui Nurjana pengelola pangkalan milik Rasyidin Syaiful, salah satu anggota DPRD Mentawai dengan harga beli Rp7 ribu per liter. “Kami ecer mahal karena dari pangkalan sudah mahal” kilahnya. Saat dikonfirmasi via telpon Minggu, 8 April lalu kepada Rasyidin Syaiful, mengenai melebihi Harg Eceran Tertinggi (Het), ia langsung membantah tudingan tersebut. “Saya tak pernah jual bensin melebihi Het yakni Rp6 ribu per liter, kami jual sesuai dengan SK Bupati,” bantahnya. Namun jika itu terjadi di lapangan berarti bukan atas perintah dari dirinya sebagai pemilik, “Yang jelas saya perintahkan kepada Nurjana, yang mengelola pangkalan saya agar jual bensin sesuai dengan harga standar,” katanya. Lanjutnya, kalau memang hal itu terjadi di lapangan ia berjanji akan mengonfirmasi lagi kepada Nurjana apa memang betul seperti itu kejadiannya karena dirinya sendiri tinggal di Padang. “Saya akan tanya kepada anak buah saya,” pungkasnya.***


11

Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 238, 15 - 30 April 2012

Gedung SD Sakaladhat Simalegi Rampung SAKHALADAT - Pembangunan gedung SD Sakaladhat Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat dari program PNPMMP tahun 2011 telah rampung dikerjakan Jaret sebagai supleyer. “Untuk pembangunan SD tersebut telah selesai, lengkap dengan mobiler dan juga wcnya. Kemaren kita baru melihat hasilnya dilokasi,” kata Elfis Sayuti, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Kecamatan Siberut Barat, Jumat, 16 Maret lalu. Anggaran pembangunan gedung sekolah yang terdiri dari dua ruangan belajar panjang 19 meter dan lebar 10 meter dengan anggaran fisik Rp257.441.000. (bs)

Penerangan di Simalegi Muara SIMALEGI MUARA - Belum adanya pelayanan PLN, masyarakat Dusun Simalegi Barat mengusulkan PNPM-MP tahun 2011 di Kecamatan Siberut Barat. “Ini merupakan salah satu program andalan masyarakat, karena masyarakat dapat mengusulkan dan memprogramkannya langsung di program yang ada,” kata Elfis Sayuti Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat, Puailiggoubat, Jumat, 16 Maret lalu. Total anggaran program penerangan Rp350 juta yang terdiri dari kegiatan fisik Rp332.500.000, ditambah biaya operasional Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Rp10,5 juta dan biaya operasional Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Rp7 juta. Selain di Desa Simalegi, juga di Dusun Sigapokna Desa Sigapokna ikut dianggar-kan dengan totalnya Rp350 juta. “Listrik tenaga disel tersebut sudah selesai dan sedang dinikmati masyarakat saat ini,” kata Muktar Antrean, Direktur CV.indo Mentawai yang menjadi suplayer kegiatan. (bs)

Solar ‘Menguap’ di Sikakap Tak hanya minyak premium yang sempat hilang, BBM solar juga ikut hilang, padahal pengguna minyak solar di Sikakap kurang banyak ketimbang premium dan minyak tanah

FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

SOLAR BBM berupa solar yang mau dibawa ke pulau-pulau

Ferdinan Salamanang

ahan Bakar minyak jenis solar di Sikakap raib. Padahal solar ini pembelinya sangat minim, hanya warga yang tinggal di pulau-pulau untuk kebutuhan mesin disel. Seperti yang dialami Seltius, warga Matobe Kecamatan Sikakap sambil menenteng jerigen kosong mengatakan kapal minyak baru masuk kemarin, tapi untuk mendapat 10 liter solar nggak bisa. “Saya baru hubungi setiap pangkalan yang di

B

layani APMS, tapi mereka bilang sudah habis,” kata, Selasa, 3 April lalu. Katanya, padahal baru di antar tadi pagi. entah ke mana mereka simpan solar itu. Kalau mereka berencana menaikkan harga, itu tidak etis karena BBM kan tidak jadi naik. F. Hutagalung, karyawan agen APMS membenarkan bahwa mereka

telah menyuplai minyak di pangkalan-pangkalan di Sikakap. “Setiap pangkalan sudah kami isi, bohong itu kalau mereka bilang solar habis karena solar tidak selaris minyak tanah dan bensin. Masak baru di antar tadi pagi, mereka bilang sudah habis? Gak mungkin ini,” katanya. Di tempat terpisah, Linda seorang warga lain mengaku kesal dengan

para pengecer yang ada di Masabuk. “Biasanya kalau kami tidak dapat solar di tempat Pak Edu, kami beli di tempat Tulang Bebek. Harga yang di patok yaitu Rp 6.000, masih kami maklumi walaupun berat, tapi mendadak naik menjadi Rp7 ribu perliternya alasannya tukang ojek menaikkan biaya pengangkutan, ini sudah parah,” kesalnya.***

Bensin di Simatalu Mahal dan Langka SIMATALU - Ketersediaan BBM (bahan bakar minyak) jenis premium pada sejumlah dusun di Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat masih langka. Kelangkaan itu terjadi di Dusun Saikoat, Dusun Limu, Dusun Bojo, Dusun Simalibbeg, Dusun Muntei, Dusun Paipajet Hulu, Dusun Suruan, Dusun Kulumen, Dusun Masaba, dan Dusun Limau. Ketersediaan bensin tidak bisa dipastikan kapan waktunya. Kalau pun ada, tapi dengan harga sekitar Rp10-15 ribu per liter.

“Masyarakat tak heran lagi soal kelangkaan BBM, karena memang begitulah adanya. Untuk kecamatan yang lama saja masih susah cari bensin, apalagi diwilayah Simatalu,” kata Tadeus salah seorang warga Simatalu Kamis, 15 Maret lalu. Menurut keterangan saejumlah warga, bensin ada distokkan panitia untuk acara kunjungan uskup Padang, Mgr.Martinus Dogma Situmorang, OFM.Cap pada Rabu 14 hingga Jumat, 16 Maret lalu di wilayah Desa Simatalu yang dipusatkan di Dusun Simalibbeg-Muntei.

Persoalan kelangkaan BBM ini sangat berdampak pada aktivitas masyarakat setempat, dimana rata-rata masyarakat sudah memiliki mesin pompong untuk transportasi pergi ke ladang, ke posko kalau mau berbelanja atau ke dusun lainnya. “Kalau pompong jangan tanya banyaknya. Rata-rata tiap kepala keluarga itu punya mesin pompong tapi tidak bisa beroperasi karena sulitnya mencari bensin,” kata Petrus warga dari dari Dusun Bojo. Hal yang sama juga diakui Ronal salah seorang pedagang yang

ada di posko Simatalu. “Kalau bensin ada, kita bahkan kewalahan untuk melayani masyarakat yang belanja dari dusun-dusun kalau ada bensin pompong mereka,” katanya. Tak hanya soal kelangkaan BBM, namun harga yang melambung tinggi juga ikut mewarnai di tengah kelangkaan. “Kalau bensin lagi sedikit ramai di tengah pedagang harganya bisa Rp15 ribu per liter. Namun kalau lagi sudah begini bisa mencapai Rp25 ribu per liternya,” kata Daud. (bs)

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Gedung SD Limau Baru 60 Persen

GENSET - genset untuk Listrik PNPM di Siberut Utara dari PNPM

LIMAU - Pembangunan gedung pendidikan di Dusun Limau Desa Simatalu Kecamatan Siberut Barat dari anggaran program PNPM-MP tahun 2011 lalu, berdasarkan laporan Sekretaris Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) di Desa Simatalu Ijon Kosai Sagari gedung SD Limau tersebut baru selesai 60 persen. “Saya tidak mau kegiatan tersebut tidak selesai dan ini tanggung jawab pemborong pembangunan sekolah ter-sebut. Hasil cek kita kelapangan baru 60 persen yang selesai,” katanya

saat dihubungi Puailiggoubat, lewat telepon, Rabu, 21 Maret lalu. Kornelius Gotjai, staf kantor Camat Siberut Barat yang mengambil borongan mengatakan kepala tukangnya di lapa-ngan Vinvensius India. Dan pekerjanya di lapangan lebih banyak didatangkan dari warga Betaet, bukan dari masyarakat setempat. Sementara, Elfis Sayuti, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat saat dihubungi menjelaskan, keterlambatan pengerjaan

bangunan itu karena pengadaan material seperti kayu hanya diberi-kan pada satu orang saja. “Kalau dibagibagi maka akan cepat selesai,” jelasnya. Berdasarkan surat penetapan camat Nomor: 010/PNPM-MPd/SPCCSB/IX-2011 oleh Camat Siberut Barat, anggaran fisik Rp281 juta, ditambah biaya operasional TPK Rp8.873.700 dan biaya operasional UPK Rp5.915.700 dengan ukuran bangunan panjang 19 meter dan lebar 10 meter yang dilengkap dengan mobiler dan toilet. (bs)


Temu Tokoh

Puailiggoubat 12 No. 238, 15 - 30 April 2012

“Saya tidak terlalu memusingkan program seratus hari pertama di awal pemerintahan. Bagi saya, lebih penting adalah sesegera mungkin bekerja dengan menertibkan birokrasi. Sungguh berat pekerjaan kita, sebab itu diperlukan orangorang yang dapat membantu Bupati dan Wakil Bupati. Tentunya yang sevisi dengan kami,” tandas Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet, SE,MM.

H

al tersebut terekam dalam suatu wawancara eksklusif kontributor Puailiggoubat, Hardigowonto, dengan Bupati Yudas di sela-sela persiapan peresmian gereja Katolik Stasi Matobe’ Paroki St. Maria Assumpta Sikakap, akhir Februari 2012. Bupati Yudas menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya. Selengkapnya. Dari mana Anda memulainya? Saya mulai dari Sekretaris Daerah (Sekda). Tanggal 30 Januari 2012, saya sudah melantik Sekda Kabupaten Kepulauan Mentawai, Ifdil Gusti. Dimulai dari Sekda karena yang mengatur, mengendalikan, membina aparatur pemerintahan adalah Sekda. Saya, sebagai bupati, adalah suatu jabatan politik. Yang menggiring visi dan misi kita adalah mesin birokrasi atau pegawai negeri sipil (PNS). Sekarang, lagi berproses. Selain itu, saya menjalin hubungan baik dengan pihak vertikal dan horizontal. Secara vertikal, dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat, pemerintah pusat, dan Kementerian Dalam Negeri. Belum seratus hari, (hubungan) sudah cair. Karena, saya berpikir soal Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) misalnya, suka atau tidak, mau dan tidak mau, kita harus mempunyai hubungan dengan provinsi dan pusat. Begitupun dalam konteks pembinaan dan penerimaan pegawai, terkait dengan provinsi dan pusat. Saya cairkan dan harus membangun hubungan baik terlebih dulu. Kalau tidak, kita tidak

bisa berbuat apa-apa. Ini bukan berarti bersikap pesimis, tetapi dalam konteks yang lebih besar, kecuali kalau kita berpikir hanya kita saja dan sesempit itu saja. Tetapi, kalau kita mau kembangkan dan memajukan Mentawai lebih luas, bervisi lebih ke depan; maka harus memperbaiki hubungan. Langkah selanjutnya adalah membentuk ‘kabinet’ yang akan membantu saya, tentunya yang sevisi untuk mewujudkan agar dapat mencapai dan menggapai visi yang diharapkan. Apa visi Anda? Dari sisi infrastruktur, harus ada jalan transMentawai. Menurut pemahaman saya, ada empat hal yang dapat memutar dan mendinamisir roda perekonomian di kabupaten ini: (1) sumber daya manusia/SDM, (2) sumber daya alam/SDA yang dipunyai, (3) teknologi yang sesuai, (4) modal. Salah satu ‘modal’ adalah infrastruktur. Kalau tidak ada infrastruktur, roda perekonomian sulit menggelinding. Begitupun dengan pendidikan. Sekarang, masih belum terdapat jalur transportasi darat antardesa. Tidak ada infrastruktur, siapa yang mau berinvestasi? Ketiadaan infrastruktur akan menghambat pengembangan SDM dan menghambat pendidikan, kesehatan, penyiaran agama, ekonomi.

Jadi, itulah strateginya, namun bukan berarti soal prioritas. Soal pendidikan, kalau tidak ada uang untuk membangun perguruan tinggi, kita menggalang kerjasama dengan berbagai pihak yang ada. Belum genap 100 hari, sudah kita lakukan; misalnya bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta). Untuk mengatasi masalah pengadaan tenaga guru, bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta. Yang telah berlangsung sekarang adalah kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Ada 10 orang yang sedang belajar. Begitupun di Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN). Kita juga bekerjasama dengan Universitas Andalas (Unand). Ada 10 mahasiswa di jurusan eksakta, begitupun di Universitas Negeri Padang (UNP), ada 10 orang. Diharapkan, kelak, setelah lulus, mereka kembali ke kampung halaman. Kita juga akan jajaki kemungkinan bekerjasama dengan universitas negeri lainnya guna meningkatkan kualitas SDM Mentawai. Bagaimana berkontak dengan instansi horizontal? Kita menjalin kontak dengan instansi horizontal, semisal dengan kepolisian dan TNI. Dari mana mulai? Dari persiapan SDM-nya. SMA yang ada di Mentawai, akan kita perbaiki, agar setamat SMA dapat kita perjuangkan mereka melanjut ke universitas. Tentang jalan trans-Mentawai, suatu gambaran yang besar. Bagaimana gambarannya? Di Kepulauan Mentawai, ada empat pulau besar, yakni Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara, Pagai Selatan. Di setiap pulau tersebut harus ada jalur darat yang menghubungkan bagian suatu dengan bagian lain, dari bagian utara ke selatan maupun barat-timur. Sementara untuk antarpulau, akan dibangun pelabuhan antarpulau; misalnya ujuang selatan Sipora, ujung utara Pagai Utara, dan sebagainya. Sekarang, di ujung utara Pagai Utara, di

Pasapuat, akan berlangsung pembangunan dermaga. Dananya dari pusat. Juga, kita akan perbaiki dermaga pelabuhan Pokai. Karena rencana ini cukup berat, saya lagi mencari Kepala Dinas Pekerjaan Umum yang mempunyai kapasitas dan kapabel. Soal manajemen misalnya, cukup berat. Mungkin, pendekatan yang digunakan adalah UPTD; misalnya ada UPTD Pagai Utara-Selatan (PUS), UPTD Siberut yang berkonsentrasi untuk menanganinya. Sebab, kalau terpusat di Tuapejat, saya tahu, itu akan sulit sekali. UPTD kita sebar dan bila perlu tambah tenaga kontrak yang menangani itu. Tapi, itu harus kita wujudkan. Kalau tidak, tetaplah Mentawai seperti sekarang, di mana transportasi Tuapejat, Sikakap, Siberut ke Padang lebih lancar ketimbang transportasi antarpulau. Kalau terjadi, mobilitas manusia Mentawai akan lebih tinggi bila antarpulau. Ini mengendaikan kapal antarpulau memadai. Selama ini, antarpulau dilayani oleh Kapal Nade, Sibullat, sekali waktu Simasin dan Beriloga. Kapal-kapal tersebut dalam kondisi memprihatinkan, adakah penambahan armada kapal baru? Ya, itu sejalan. Saya mau sampaikan, munculnya ide atau gagasan tersebut saat terjadi bencana. Saya melihat, kalau memungkinkan, kita orang Mentawai akan mengurangi aktivitas-aktivitas di laut. Sekarang, kalau dari Sikakap ke Tuapejat harus menyisiri sepanjang pulau. Maka, kalau ada jalan darat, cukup di ujung-ujung pulau saja sebelum menyeberangi pulau. Namun demikian, suka atau tidak, karena kita daerah kepulauan, kapal harus ada juga sebagai alternatif bila harus mengangkut dalam skala besar, mesti menggunakan kapal. Kapal tetap menjadi alternatif transportasi se-Kabupaten Kepulauan Mentawai.

ke halaman 13


Puailiggoubat 13

TemuTokoh Sekaitan dengan pembangunan ekonomi, beberapa waktu silam, sempat muncul penolakan warga terhadap rencana investasi perkebunan kelapa sawit pada periode bupati sebelumnya. Bagaimana Anda mencermati hal ini? Agar masyarakat Mentawai mengetahuinya, bahwa seluruh proses perizinan tentang kelapa sawit itu sudah diselesaikan oleh bupati periode sebelumnya. Artinya, dari sisi perizinan, tidak ada lagi pengurusannya. Sekarang, tinggal (keputusan) yang di atas. Dari sisi kebijakan, perizinan, saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena sudah diselesaikan pada periode sebelumnya. Artinya, hanya tinggal (menunggu) keputusan dari atas atau pemerintah pusat? Ya, benar! Menunggu keputusan dari pusat. Tentang perkebunan kelapa sawit, secara pribadi, saya berpendapat perlu dikaji ulang. Banyak faktor yang tidak cocok untuk Mentawai. Selain kita adalah daerah kepulauan, juga ada peraturan perundangan tentang daerah kepulauan, Mentawai termasuk daerah kepulauan. Tidak boleh ada investasi besar-besaran di kepulauan. Masalah lain adalah kepemilikan tanah ulayat. Tidak ada kepemilikan tanah ulayat perorangan. Ketika milik ulayat, hak guna usaha (HGU) tidak bisa kembali langsung kepada rakyat. Saya tidak dapat membayangkan bakal terjadinya konflik. Saya tak ingin kasus Mesuji (Lampung) atau Maligi (Pasaman Barat-Sumbar) beberapa waktu silam, juga terjadi di daerah ini. Ini dapat berpotensi menjadi ‘bom waktu’. Itu strategi yang tidak tepat. Apa yang dapat kita kembangkan? Perkebunan rakyat yang telah ada selama ini; misalnya kakao. Tetapi, inti kita sebenarnya adalah pada dunia pariwisata. Itu harus dikembangkan dengan semaksimal mungkin. Nah, kalau kita bicara tentang pariwisata, kita bicara juga tentang infrastruktur. Tak mungkin mengembangkan pariwisata kalau tidak ada infrastruktur pendukung. Apa langkah untuk mengembangkan pariwisata Mentawai? Terhadap banyak resort yang ada, mesti ditertibkan terlebih dulu. Ada resort yang tidak jelas izinnya, padahal telah tiga kali dikaji perizinannya. Kita, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) minta komitmen mereka. Kita siapkan infrastruktur perizinannya. Saya senang masyarakat ambil andil dalam

No. 238, 15 - 30 April 2012

dunia pariwisata, seperti di Siberut, muncul masyarakat setempat yang menyediakan penginapan kecil di rumah (homestay). Mereka pun akan difasilitasi. Setelah itu, kita tata obyek wisata. Hingga kini, kan hanya olahraga berselancar (surfing) saja; padahal ada daya tarik lain; misalnya wisata budaya, mancing. Saya berupaya selama periode kepemimpinan saya, harus ada iven atau kegiatan tahunan pariwisata Mentawai. Selama ini, kalaupun ada tidak terkelola dengan baik. Saya terkesan dengan kegiatan tahunan dragon boat (perahu naga-Red.) yang digelar setiap tahun di kota Padang yang bersifat internasional. Begitupun dengan tour de Singkarak. Harus ada satu ikon pariwisata, yang akan mengembangkan yang lainnya. Tahun 2013, ada pertandingan surfing tingkat internasional. Diharapkan dapat menjadi iven tahunan serta icon pariwisata Mentawai. Atau, dapat pula diselenggarakan ‘mancing mania’, sehingga banyak orang datang ke daerah ini, sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, perlu ada pengaturan. Hal lain yang mesti dipecahkan oleh pasangan Yuri (Yudas-Rijel) adalah tentang kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Langkah apa yang ditempuh? Pertama, sehubungan BBM solar, dalam waktu dekat akan dibuka pangkalannya di Tuapejat. Semua nelayan dapat mengambil BBM ini di sini. Kedua, kami sudah berkirim surat ke BP Minyak dan Gas (Migas), pertengahan Februari 2012. Tampaknya, surat tersebut akan dipertimbangkan. Kami melihat tidak cukup satu pemasok, sekaligus menghindari praktik monopoli. Sebab, dengan Mentawai yang besar dan pertumbuhan ekonomi, terdapat ribuan mesin -termasuk pompong- motor, mobil tidak akan sanggup lagi. Mesti ada dua – tiga pemasok yang dapat mendistribusikan minyak/BBM dengan perizinan. Tidak dengan diam-diam. Resmi. Silakan beroperasi. Terdapat empat pulau besar di Kepulauan Mentawai, ada titik-titik terluar wilayah Indonesia di daerah ini. Bagaimana Anda member perhatian pada titik terluar di Kepulauan Mentawai? Saya berpikir dengan pendekatan infrastruktur. Dengan infrastruktur jalan melingkar di tiap pulau. Selama ini, kalau terjadi suatu kerawanan keamanan dari pihak asing, akan lebih sulit mengawasinya; apalagi di bagian pantai barat. Ada pengalaman di Siberut, masuk informasi

adanya kapal dari Pakistan atau India yang terkatung-katung karena rusak dan berada di Sagulubek. Ketika dicari ke lokasi, ternyata sudah tiada lagi. Tapi, kalau ada jalan lingkar di suatu pulau, maka akan lebih mudah. Pulau-pulau di Mentawai, walau kecil di peta, namun dalam konteks Negara Kesatuan RI (NKRI) sangat menentukan. Pengamanan NKRI di front terdepan, termasuk banyak kejadian pencurian ikan oleh pihak asing. Tidak ada yang pantau dan tahu; maka daerah terluar ini perlu diperhatikan. Apakah ada kemungkinan pendirian perguruan tinggi di Mentawai, sehingga tidak harus pergi ke tempat yang jauh; misalnya untuk dunia kehutanan atau perikanan? Saya berpikir, perguruan tinggi dengan tingkatan diploma mungkin masih bisa/memungkinkan. Saya belum berpikir untuk sesegera mendirikan perguruan tinggi program diploma. Saya berpendapat, lebih baik, kita sekolahkan mereka terlebih dulu di luar daerah; misalnya di IPB, UGM, UNAND, UNP, UNY, dan sebagainya. Seandainya, mereka telah menyelesaikan pendidikannya, mereka kembali ke Mentawai, sudah ada yang siap. Kalau ‘tambal-sulam’, tidak akan maksimal. Berdasarkan pengalaman waktu silam, sebagai wakil bupati, bagaimana Anda menyusun suatu sinergitas antara Bupati dengan Wakil Bupati sehingga mempunyai satu visi yang sama? Sebenarnya, saya telah lama mengenal Wakil Bupati Rijel Samaloisa. Bukan sekedar kenal nama, tetapi kenal pribadi. Kita sama-sama memperjuangkan daerah ini menjadi kabupaten ke Departemen Dalam Negeri. Saat kuliah, saya pernah menginap di tempat kostnya, atau sebaliknya. Kami pernah bertengkar, berdebat. Itu kenangan manis masa silam. Bukan hal baru. Juga, kami juga mempunyai sikap yang hampir mirip. Suka dengan kajian ilmiah, berdiskusi, biasa berdebat. Saya biasa debat dia, dan sebaliknya untuk mencari yang baik. Kami manfaatkan kemajuan teknologi untuk berkomunikasi. Tidak terlalu formal. Kami berharap hubungan ini tetap langgeng. Sudah pasti, kami menyadari, suatu ketika, ada pihak ketiga yang berusaha memecah belah hubungan kami. Tapi, sampai sekarang, mudah-mudahan tetap terjalin hubungan baik. Saya memang memberi agak banyak kewenangan kepada Wakil Bupati untuk berpikir dan berbicara soal pengembangan sumber daya

manusia, karena memang demikian konsentrasinya. Hal ini ditanyakan, karena melihat pengalaman sebelumnya, posisi wakil bupati hanya sebagai pelengkap, penggembira, ban serep saja? Sebetulnya, begini, berdasarkan pengalaman sebelumnya, yang tidak terjadi adalah komunikasi. Mungkin, karena perbedaan usia kami terlalu jauh, saya juga segan. Komunikasi di antara kami kurang jalan. Beda sekarang, komunikasi kami berlangsung. Apa pun yang dilakukan, kami saling komunikasikan. Seperti tadi, dia katakan mau ke Padang, saya tanggapi, silakan. (wawancara oleh: hardi)

Biodata Singkat Nama lengkap: Yudas Sabaggalet, SE,MM Tempat/tanggal lahir: Madobag, Siberut Selatan, 24 Februari 1964. Nama orangtua: Emanuel Sabaggalet (alm.) - Sario Sakulok Urutan dalam keluarga: Kovi Sabaggalet,Yohanes L. Sabaggalet, Yudas Sabaggalet Pernikahan: Muara Sikabaluan, Siberut Utara 10 Juni 2002. Nama istri: Rosmaida Sagurung, SE Nama anak: VirgiliusAnsgario Sabaggalet, Eulogius Sabaggalet. Riwayat pendidikan: SD Santa Maria Muara Siberut SMP Yos Sudarso Padang SMA Don Bosco Padang Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta-Padang Magister Manajemen UniversitasAndalas-Padang


MENTAWAINEWS Status Kepemilikan Tanah SDN 13 Sirisurak Belum Jelas SIRISURAK - Status kepemilikan tanah SDN 03 Sirisurak Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah belum jelas antara sipemilik dari suku Sanene’ dengan pihak sekolah. Hal diungkapkan Kepala Sekolah Hermanus Jige pada Puailiggoubat, Selasa 3 April lalu. “Status tanah sekolah kita belum jelas dan belum diurus semenjak almarhum kepala sekolah lama,” ungkapnya. Rencananya status tanah gedung sekolah tersebut akan secepatnya di urus. “Karna berhubung belum jelas secepatnya akan kita urus dan menemui si pemilik tanah,” jelasnya. (rr)

Fajar Harapan Gali Aspirasi Warga Salappak SALAPPAK - Lembaga Fajar Harapan adakan diskusi di Dusun Salappak bersama Kepala Dusun Salappak, Magosi, Bekkeiluk, dan Ketua Pemuda untuk menggali aspirasi masyarakat tentang ekonomi dan pendidikan. Diskusi yang diadakan 21 Maret lalu, tiap kepala dusun mengusulkan beberapa program yang diminta pada Lembaga Fajar harapan seperti Kepala Dusun Salappak, Rengge Satoinong mengusulkan untuk dibangun gedung TK, MCK, pelatihan budi daya dan penanggulangan hama penyakit tanaman kakao. Sementara Anselmus Sadodolu, warga Salappak mengharapkan program Fajar Harapan untuk mengadakan pelatihan dari segi tani jangan tinggal janji saja, ia menyadari seperti lembaga lain Taman Nasional dan Yayasan Citra Mandiri Mentawai sudah memotivasi masyarakat tapi warga tak pernah sadar. Ewis, staf Fajar Harapan meminta masyarakat Dusun Salappak harus mendukung sekolah TK karena pengadaan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah TK itu ditanggung oleh Lembaga Fajar Harapan termasuk tenaga guru katanya. Untuk itu masyarakat sudah berharap 75 persen untuk pengadaan sekolah TK di dusun tersebut. Kepala desa dan dusun meminta Fajar Harapan harus lancar dan pemerintah setempat sudah mendukung dengan lembaga lain. (ls)

Puailiggoubat

NO. 238, 15 - 30 April 2012

14

Motor Merepet, Pedagang Bantah Tak Jual Minyak Campur Hanya karena merepet warga menuduh penjual minyak eceran menjual minyak campuran

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Rinto Robertius Sanene’

A

kibat motor warga merepet, salah pengecer BBM di Dusun Saibi Muara, Desa

Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah Jhon Gea dituduh menjual minyak bensin campur minyak tanah. “Saya pernah beli bensin ke tempat si Jhon dan motor saya jadi berubah bunyinya, sepertinya bensin ini dicampur minyak tanah,” ungkap Sekretaris Desa, Tastian Salabi, Sabtu, 7 April lalu. Hal senada di sampaikan warga Surkino Sanene, jika ini benar, berarti penyebab motornya merepet juga dari Jhon. Beberapa warga lainnya juga mengalami hal yang sama. “Saya juga sudah mendengar infonya yang berkembang dari warga kalau ini benar

ANTRE - Antrean BBM di Pokai, Siberut Utara

tidak boleh dibiarkan, sudah mahal harga bensin muncul lagi pencampuran minyak, ini jangan dipancingpancing kita,” katanya Ketua BPD, Gustaf Sageileppak. Mendengar keluhan warga, Puailiggoubat melakukan konfirmasi ke tempat pengecer Jhon Gea. Ia malah membantah telah mencampur-

kan bensin dan minyak tanah seperti yang dicurigai warga. “Tidak ada saya lakukan itu, untuk apa saya melakukannya, rugilah saya jadinya, tapi lebih jelasnya ada anggota saya dia yang lebih tahu menyalin minyak,” katanya. Anggotanya Sebastian Sakailoat pun membantah bawah dia telah

mencampurkan minyak bensin dengan minyak tanah. Namun ia tidak tahu kalau saat pembelian di Siberut telah tercampur. Ia pun memastikan benar dan tidaknya hal itu, dengan cara mencium aroma minyak tersebut, namun hasilnya yang tercium hanya baubukan minyak tanah bercampur dengan bensin.***

Aparat Desa Maileppet Empat Bulan Belum Terima Honor MUARA SIBERUT - Sudah empat bulan kepala serta aparat desa termasuk BPD di Kecamatan Siberut Selatan belum menerima honor dari Kabupaten Kepulauan Mentawai. Beberapa kepala desa yang berhasil dihubungi Puailiggoubat mengaku kecewa terhadap lambannya proses pencairan honor ini, karena mereka telah mengalami

kesulitan untuk membiayai kehidupan keluarga. Idris Siregar, Kepala Desa Maileppet pada Puailiggoubat mengaku sangat kecewa terhadap pencairan honor yang sangat lama. “Sudah 4 bulan tak dibayarkan honor kami, kami sekarang sudah kesusahan, alat tulis kantor pun sudah menipis,” keluhnya, Kamis, 5

April lalu. Katanya, keterlambatan pembayaran honor tersebut akibat dari kesalahan pembuatan Daftar Perincian Anggaran (DPA) oleh pihak kecamatan. Namun apapun alasannya ia berharap honor segera dibayarkan. Senada dengan Siregar, Tulut Ogok, Kepala Desa Muntei menga-

ku sudah kesulitan dengan biaya keluarga sehari-hari. “Honor yang jadi harapan penunjang ekonomi sudah 4 bulan tak dibayar Pemkab Mentawai,” ujarnya. Walau honor belum dibayar, namun para aparat desa tetap bekerja memberikan pelayanan seperti biasa kepada masyarakat. (gsn)

Sibeutubu Bantingkan Dua Pengendara Sepeda Motor FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

BANGUNAN - TK Muntei yang didanai PNPMMP

MABULAUBUGGEI - Dua pengendara sepeda dari Dusun Mabulaubuggei, Desa Saumanganya menabrak seekor rusa (sibeutubuh) hingga terbanting, saat menuju Sikakap Jumat, (6/4/2012) pukul 22.50 WIB . Menurut informasi yang dirangkum Puailiggoubat, empat pemuda yaitu Sihol Purba pengemudi berboncengan dengan David Tersarjan Syam dan Boby Tasirileleu bersama dengan Muliarun Zebua tujuan mereka menuju ke Sikakap untuk menghubungi keluarga kemalangan di dusunnya melalui sambungan telepon. Sekira 1 kilometer meninggalkan kampung, mereka dikejutkan seekor rusa lari ketakutan setelah

melihat cahaya lampu motot. Saat itu Sihol dan David berhasil melewati rusa tersebut, namun sial Boby ketika mereka melewati jalan tersebut mendadak rusa melintas dihadapan mereka. Boby tak dapat mengelakkan, rusa pun ditabraknya. “Posisi motor kami miring, ketika mau mendirikan motor, ternyata kendaraan berada di punggung rusa, ketika rusa bangkit kami pun terbanting,” kata Boby. Saat terjatuh mereka kembali melihat dua rusa lainnya menyeberangi jalan ke arah perbukitan. “Kalau kami tidak terjatuh pasti sudah memburuh rusa itu agar kita bisa pesta daging rusa,” lanjutnya.

Akibat kecelakaan tersebut skop depan motor bengkok dan tak dapat dijalankan, sementara Boby mengalami lecet siku tangan kiri dan membengkak di bagian keningnya. Muliarun boncengannya hanya mengalami lecet di bagian lutut sebelah kiri. Melihat kejadian tersebut, Sihol dan David memberikan pertolongan, kemudian satu di antara mereka kembali ke Mabulaubuggei. Ada enam warga datang memberikan pertolongan, setelah memperbaiki motor, korban dan kawan-kawannya kembali ke Mabulauggei dan tujuan sebelumnya dibatalkan ke Sikakap. (imj)


15

Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 238, 15 - 30 April 2012

Dana Bandes Simatalu Tak Jelas Penggunaannya SIMATALU - Dana Bandes (bantuan desa) Simatalu, Kecamatan Siberut Barat yang diterima setiap tahunnya oleh Desa Simatalu tidak jelas penggunaannya terlebih sejak sekretaris Desa Simatalu, Benediktus Saurei mengganggarkan pembangunan kantor desa Simatalu tahun 2007 lalu. “Tidak jelas ke mana anggaran desa selama ini. Terlebih anggaran tahun 2011 lalu karena anggaran yang ada dipergunakan tanpa sepengetahuan saya, ungkap mantan Kepala Desa Simatalu, Robertus Siribere pada Puailiggoubat, Rabu, 25 Januari lalu. Salah seorang sumber Puailiggoubat yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan, dari anggaran yang diterima desa setiap tahunnnya, ada biaya pembinaan organisasi yang ada di tingkat desa. “Namun organisasi yang ada itu tidak mendapat apa-apa, karena alasan sekretaris desa sebagai orang yang mengambil dan menggunakan anggaran selalu memberikan alasan untuk pembangunan kantor desa dan fasilitas yang ada, sementara kalau kita lihat dari sejak 2007 sampai sekarang kantor desa hanya begitu saja,” jelasnya. Jika dilihat, kantor Desa Simatalu terlihat mentereng dari luar, terlebih dengan adanya pagar besi dibagian depan dan samping. Ternyata pagar dari besi tersebut hanya bangunan dari PNPM-MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) tahun 2010 lalu karena PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat menganggarkan pembangunan gedung serbaguna sekaligus pembuatan pagar lokasi bangunan. “Biar pagarnya dari besi seperti itu, namun bukan dari anggaran desa, tapi hanya hasil PNPM-MP,” katanya. Berdasarkan pantauan Puailiggoubat, (15/3) di kantor Desa Simatalu, yang terletak di antara Dusun Simalibbeg dan Muntei, tepatnya di depan lapangan sepak bola ketika dilihat dibalik sela-sela jendela tidak ada yang istimewa. Hanya ada meja dan kursi kerja dari kayu dibagian tengah bangunan masingmasing dua unit. Sementara disalah satu ruangan ada radio yang digunakan sela-ma ini oleh pihak desa dan masyarakat untuk berkomunikasi keluar desa (ds)

Mantan Aparat Desa Resah, Honor Belum Dibayar Sekretaris Desa FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

KANTOR CAMAT - Kantor Camat Siberut Barat

Honor aparat pemerintah desa diduga telah diambil sekretaris Desa Simatalu Benediktus Saurei dipergunakan untuk keperluan pribadinya. Daud Siribere

Mantan Kepala Desa Simatalu, Robertus belum menerima honorarium untuk periode November dan Desember 2011 yang jumlahnya Rp1 juta per bulan saat menjabat sebagai kepala desa hingga dilakukan pemilihan kepala desa yang baru pada Desember 2011. Menurut Robertus, honor aparat pemerintah desa diduga telah diambil sekretaris Desa Simatalu Benediktus Saurei dipergunakan untuk keperluan pribadinya. “Ia saja punya sepeda motor dua unit, satu di Tuapeijat dan

M

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

MOBILER - Kondisi mobiler di SDN 05 Filial Simalibbeg-Muntei Kecamatan Siberut Barat

satu lagi di kampungnya di Dusun Simalibbeg,” katanya Erlius Rugi Kerei, Mantan Kepala Dusun Simalibbeg juga resah karena hingga saat ini belum mene-rima honornya selama lima bulan dari Agustus hingga Desember 2011 sebesar Rp 700 per bulan. “Menurut Sekdes, honornya belum cair, sementara kalau di desa lain untuk tahun 2011 itu sudah selesai,” ujarnya. Ia mengaku uang itu sangat dibutuhkannya untuk keperluan sekolah anak dan membayar uang asrama di pastoran Sikabaluan. Selain itu, kepala urusan di kantor Desa juga belum menerima honor mereka. “Saya juga belum menerima honor. Yang anehnya honor kami yang belum dibayarkan itu bervariasi. Ada yang tiga bulan, ada empat bulan dan bahkan ada yang enam bulan belum dibayar-bayar,” kata Joakim, kepala urusan peme-rintahan. Ia menambahkan, bila honor semua honor kepala dusun di wilayah Desa Simatalu mulai dari Saikoat, Limu, Bojo, Simalibbeg, Muntei,

Paipajet Hulu, Suruan, Kulumen, Masaba, Limau yang jumlahnya 10 dusun belum dibayarkan dan jika dipatok tiga bulan untuk besaran Rp700 ribu per bulan, maka uang yang diduga ditilap sekretaris Desa Sima-talu sebesar Rp21 juta. “Ini belum termasuk honor kepala desa dan kaur-kaur desa,” katanya. Aban Barnabas Sikaraja, Mantan Camat Siberut Barat menjelaskan, honor aparat desa dan juga kepala du-sun telah tahun 2011 telah dicairkan. “Pihak kecamatan telah melakukan pembayaran hak aparat pemerintah desa dan dusun untuk tahun 2011 lalu. Jadi semuanya sudah selesai. Cuma yang menjadi persoalan itu realisasinya dari desa ke aparatur yang ada. Ada kemungkinan uang tersebut telah digunakan untuk pribadi sekre-taris desa,” jelasnya. Ketika hal ini dikonfirmasi pada Benediktus Saurei, Sekretaris Desa Simatalu, ia mengaku bahwa belum membayarkan honor aparat desa dan

kepala dusun, karena uang yang diterimanya digunakan untuk menanggulangi raskin (beras miskin) yang tercecer sebanyak 75 karung dengan harga Rp85 ribu ribu per karung atau dengan total Rp6.375.000. “Hal ini terpaksa saya lakukan, karena kalau tidak ditanggulangi maka untuk kedepan Desa Simatalu tidak akan dapat raskin lagi,” katanya. Lebih lanjut dikatakannya, tercecernya raskin untuk Desa Simatalu karena ulah mantan kepala Desa Simatalu, Robertus dan juga Ignatius Sinou selaku PS (Pengawas sekolah) wilayah III yang meliputi Kecamatan Siberut Barat. “Mereka menjual raskin itu di luar Simatalu dan tidak melaporkannya kepada panitia raskin kecamatan,” kata Bene. Bene menjanjikan akan memba-yar semua honor aparat pemerintah desa dan dusun kalau dana umum desa dari dana bantuan desa (bandes) sudah cair.”Kita berharap para aparat desa bersabar. Kalau anggaran kita sudah cair maka akan kita bayar,” ujarnya. Janji itu ditolak mantan kepala Dusun dan aparat desa karena tidak terima Sekretaris desa membayarkan honor mereka dengan menggunakan bandes. “Ini jelas main-main dan kami tidak akan terima hal ini,” tegas mantan kepala desa, Robertus. Berdasarkan pantauan Puailiggoubat di Simalibbeg pada Maret lalu terlihat satu unit sepeda motor milik sekretaris desa merek Suzuki Matic warna hitam dengan nomor polisi BA.3213 MF keluaran 2011 dikendarai mengelilingi jalan lingkar dusun Simalibbeg dan Muntei. Dan ini satu-satunya sepeda motor yang ada di Dusun tersebut sehingga terlihat betul kesenjangan antara sekretaris desa dengan masyarakat lainnya, termasuk para pedagang yang ada di Dusun Simalibbeg dan Simatalu. ***

Honor Belum Dibayar, Aparat Desa Simatalu Ancam Sita Barang Milik Sekretaris Desa SIMATALU - Para aparat pemerintah Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat yang belum menerima honor mengancam akan menyita semua barang milik Sekretaris Desa Simatalu Benediktus Saurei karena diduga telah memakai anggaran honor teresbut untuk keperluan pribadi. “Kami akan melakukan penyitaan semua barang milik sekretaris desa termasuk satu unit sepeda motornya yang ada di Du-

sun Simalibbeg,” kata Robertus Siribere mantan kepala Desa Simatalu, Februari lalu. Sejumlah kepala Dusun dan aparat pemerintah desa juga nekat untuk melakukan pengeroyokan. “Kalau tidak ada pilihan dan hak kami tidak diberikan juga maka kami akan melakukan pengeroyokan terhadap sekdes,” kata salah seorang aparat desa yang enggan disebutkan identitasnya.

Menyikapi hal ini, Renatus kepala Desa terpilih akan mencoba melakukan koordinasi dengan Badan Kepegawaian daerah Mentawai untuk agar sekretaris desa secepatnya dimutasi dari Desa Simatalu. “Kemungkinan pengeroyokan ini bisa saja terjadi karena pemikiran kita yang tidak sama. untuk itu ada langkah cepat dan tegas dari dinas atau instansi terkait akan persoalan ini,” harapnya. (ds)


MENTAWAINEWS Jalan Tamairang Tak Rampung Setelah Diaddendum SIKABALUAN - Peningkatan jalan evakuasi Tamairang Dusun Muara dan Dusun Nang-nang, Desa Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara program PNPM-MP tahun 2011 lalu hingga batas perpanjangan waktu (addendum) tanggal 5 April tidak selesai. Berdasarkan pantauan Puailiggoubat di lokasi Rabu, April lalu terlihat para pekerja masih melakukan aktivitas untuk tahap ketiga dengan sisa anggaran program Rp103 juta. jalan yang belum selesai 400 meter dari 1000 meter yang disepakati, badan jalan sudah dibentuk namun belum di cor itu masih panjang, bahkan ada beberapa bagian badan jalan yang belum rampung dibersihkan. Ketua Unit Pengelola Kegiatan, Junaidi Sakerebau mengatakan tidak ada perpanjangan waktu lagi. “Tidak ada addendum dua kali,” tegasnya. (bs)

Pemerintah Belum Anggarkan Pembangunan Kantor Cabang Dinas Pendidikan SIKABALUAN - Pembangunan kantor cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Siberut Utara untuk tahun ini belum dianggarkan dalam Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Mentawai 2012. “Untuk tahun ini yang dianggarkan itu pembangunan kantor cabang Dinas Pendidikan di Siberut Selatan. Untuk di Kecamatan Siberut Utara belum. Kita lihat dalam APBD Perubahan atau APBD tahun 2013 nanti,” kata Ketua DPRD Mentawai, Hendri Dori Satoko, Minggu, 18 Maret lalu. Katanya, salah satu faktor yang menjadi kendala adalah belum tersedianya lahan untuk pembangunan kantor cabang. “Kalau lahan sudah ada dan jelas kedudukannya maka pembangunannya akan cepat. Kita tidak mau kalau dalam pembangunan itu ada masalah lahan dengan masyarakat,” tambahnya. Pembangunan kantor cabang Dinas Pendidikan Siberut Utara adalah tanggung jawab kepala Cabang Dinas Pendidikan Siberut Utara yang dipegang Jop Sirirui mantan kepala SDN 15 Bojakan. “Kita berharap pihak cabang melakukan pendataan sekolah dan rumah dinas guru yang tidak layak pakai, sehingga ke depan dalam melakukan pembahasan APBD kita ada pedoman,” katanya. Sementara aktivitas cabang Dinas Pendidikan Siberut Utara selama ini dilakukan bekas kantor Telkom Sikabaluan. Sebelumnya juga, Desa sikabaluan berkantor dikantor tersebut sebelum pindah ke kantor desa yang baru. Sebelum pindah ke bekas kantor telkom. (bs)

Puailiggoubat

NO. 238, 15 - 30 April 2012

16

Beasiswa Dibagi Rata, Anak PNS Juga Dapat Dana Beasiswa yang diperuntukkan 328 orang dari keluarga miskin, ternyata anak PNS juga mendapat jatah.

FOTO:IRMAN JOHN/PUAILIGGOUBAT

PULANG SEKOLAH

Bambang Sagurung

ihak SMAN 1 Siberut Utara mengambil kebijakan untuk membagi rata beasiswa BKM (Bantuan Keluarga Miskin) untuk seluruh siswa. Kepala SMAN 1 Siberut Utara, Ramido Hutajulu mengatakan yang siswa yang mendapat dan terdaftar itu hanya anak yang tidak mampu. “Anak PNS seharusnya tidak dapat, namun kalau tidak kita berikan kita dibilang tidak adil, jadi kita bagi rata saja,” jelasnya, Senin, 12 Maret lalu. Dijelaskan Ramido, jumlah siswa yang terdaftar sebagai penerima beasiswa berjumlah 328 orang yang terdiri dari kelas I (117 siswa), kelas II (123 siswa) dan kelas III (88 siswa). Masing-masing siswa

Para siswa Pulang Sekolah di Mabulaubuggei, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara

P

memperoleh Rp700 ribu per orang. “Karena kita bagi rata kepada semua siswa masing-masing mendapat Rp450 ribu per siswa. Sementara untuk Rp50 jutaan kita pinjam untuk dipergunakan sekolah menunggu cairnya anggaran BOMMDA, Dana BOMM SMAN 1 Siberut Utara selama satu tahun Rp336 juta,” ,” jelasnya. Diakui Ramido, untuk pelaporan realisasi beasiswa miskin tersebut

Beasiswa Miskin untuk Beli HP SIKABALUAN - Beasiswa miskin yang diterima siswa SMAN 1 Siberut Utara pada akhir Januari lalu lebih banyak diperuntukkan siswa pada hal yang tidak berkaitan dengan keperluan sekolah. Hal ini dikatakan Ramido Hutajulu kepala SMAN 1 Siberut Utara pada Puailiggoubat, Senin, 12 Maret lalu. “Yang kita sayangkan siswa lebih banyak menggunakan beasiswa itu ke hal yang tidak berkaitan dengan sekolah. Banyak yang menggunakannya untuk beli HP (telepon seluler, red),” katanya.

Menurutnya, sebelum membagikan beasiswa tersebut kepada siswa terlebih dulu dijelaskan peruntukan dan hal-hal yang digunakan dan dibeli seperti membayar LKS (Lembaran Kerja Siswa), membeli buku paket atau panduan, membeli sepatu, seragam, membayar uang asrama atau uang kos. “Kita sebenarnya maunya pihak sekolah langsung yang mendata dan membeli keperluan siswa tersebut, namun karena takut timbul kecurigaan orangtua,” katanya. (bs). FOTO:RINTOROBERTUS/PUAILIGGOUBAT

BALAI - Balai Dusun Subelen yang dipakai untuk belajar murid SD N 13 Cimpungan, Siberut Tengah

berdasarkan data dan siswa yang sebenarnya. “Untuk ke depan ini malah diminta untuk masing-masing anak mengurus nomor rekeningnya di bank. Ada baiknya juga seperti itu namun biaya masing-masing anak untuk mengurus itu karena di Sikabaluan tidak ada bank. Juga siswa yang tidak terdaftar tidak akan dapat, karena kebijakan untuk membagi rata kepada semua siswa akan sulit,” tambahnya menjelaskan.

Namun bila dihitung dari 328 orang anak yang terdaftar dikalikan dengan Rp700 ribu per anak dengan jatah sebenarnya maka totalnya Rp229.600.000. kalau dibagi rata dengan jumlah siswa SMAN 1 Siberut Utara 340 orang dikalikan dengan Rp450 ribu per siswa maka Rp153.000.000 dengan kalkulasi demikian maka sisa anggaran sebenarnya di tangan sekolah Rp76.600.000. *** FOTO:RINTOROBERTUS/PUAILIGGOUBAT FOTO:RINTO/PUAILIGGOUBAT

SISWA - Siswa SMAN 1 Siberut Tengah saat jam istirahat

Beasiswa Dipotong untuk Les dan Foto SIKABALUAN - Setelah bantuan beasiswa miskin (BKKM) dari Provinsi Sumatera Barat dipotong untuk dibagi rata kepada semua siswa SMAN 1 Siberut Utara yang masing-masing hanya mendapat Rp450 ribu, di mana sebenarnya masing-masing siswa yang terdaftar mendapat Rp700 ribu dipotong lagi khusus untuk siswa kelas tiga. Pemotongan ini dilakukan untuk membayar biaya pelajaran tambahan terhadap bidang studi yang akan diujiankan. Masingmasing siswa kelas tiga dipotong Rp150 ribu yang di antaranya untuk biaya belajar tambahan Rp120 ribu per siswa dan Rp30 ribu untuk biaya pas photo. Sementara jumlah siswa kelas tiga untuk program IPS dan IPA 88 orang siswa. Bila dihitung untuk 88 orang siswa dikalikan dengan Rp150 ribu maka Rp13.200.000, yang mana untuk khusus belajar tambahan Rp10.560.000 dan untuk biaya pas photo Rp2.640.000. (bs)


17

Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 238, 15 - 30 April 2012

Rumah Dinas Gurus dan Pustu di Malancan Tak Layak Pakai MALANCAN - Kepala Desa Malancan Kecamatan Siberut Utara, Barnabas Saerejen minta rumah dinas guru dan kepala sekolah di desanya. Karena selama ini kondisi rumah dinas tersebut tidak layak pakai. “Bahkan ada sekolah di wilayah kita yang tidak punya rumah dinas sama sekali,” katanya pada Puailiggoubat, Rabu, 4 April lalu. Beberapa sekolah di Desa Malancan yang rumah dinas guru dan kepala sekolah tidak layak huni adalah SDN 01 Malancan yang terletak di Dusun Sirilanggai, SDN 06 Malancan di Dusun Malancan. “Bahkan di SDN 20 Malancan berlokasi Terekan Hulu tidak punya rumah dinas sama sekali, sementara di sana rata-rata guru honor yang pendatang ke dusun tersebut,” jelasnya. Kondisi rumah dinas guru dan kepala sekolah khususnya di Dusun Sirilanggai telah dilihat Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet dan Wakil Bupati Rijel Samaloisa saat berkunjung ke dusun tersebut, Sabtu, 17 Maret lalu. “Bahkan hadir juga beberapa pejabat pemerintahan dan dinas termasuk Ketua DPRD Mentawai, Hendri Dori Satoko. Kita berharap dengan mereka melihat kondisi yang ada akan memberikan realisasinya ke depan,” harapnya. Hal yang sama disampaikan Pengawas Sekolah TK dan SD wilayah I Kecamatan Siberut Utara, Sutanto. di Kecamatan Siberut Utara banyak rumah dinas guru dan kepala sekolah yang kondisinya sangat tidak layak huni. “Namun karena kondisi dan situasi terpaksa nekat untuk tinggal di rumah dinas tersebut,” pungkasnya. Hal yang sama juga dialami bangunan Puskemas Pembantu (Pustu), selama ini tidak layak pakai lagi. “Dengan adanya petugas kesehatan kita yang bersemangat melayani masyarakat, kita berharap adanya pembangunan pustu yang baru agar petugas medis yang ada semakin bersemangat dan betah ditempat tugas,” katanya. (bs)

Penghuni Huntara Makin Menderita Warga terpaksa harus kembali ke kampung lama untuk memanen pisang dan keladi sebagai bahan makanan.

FOTO:IRMAN JOHN/PUAILIGGOUBAT

Ferdinan Salamanang

PENGUNGSI

A K

ondisi pengungsi gempa dan tsunami 2010 yang tinggal di Hunian Sementara (Huntara) setahun lebih, makin hari semakin sengsara akibat lambannya penanganan dari pihak pemerintah untuk memenuhi kebutuhan warga. Seperti yang dialami di lokasi huntara KM 8 dan 10 Pagai Utara, kondisi warga memprihatinkan. Untuk kebutuhan makan, warga harus kembali ke kampung lama untuk memanen pisang dan keladi sebagai bahan makanan, sementara akibat jatah hidup(jadup) dari pemerintah sudah tidak lagi ada. “Kami hanya di beri Jadup pada bulan maret 2011 lalu. Hanya sekali

Kondisi pengungsi di Dusun Mabulaubuggei, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara

itu, lalu nggak pernah lagi,” jelas Nerius (50) yang bermukim di KM 10 pada Puailiggoubat, Rabu, 4 April lalu. Selain kebutuhan makanan yang harus di usahakan, kondisi rumah yang mereka tempati pun, tidak layak huni. Dinding rumah dari tripleks di sana-sini sudah banyak yang reot dan

terlihat anak-anak dan ibu-ibu mandi di kubangan pinggir jalan bekas galian alat berat perusahaan kayu dulu. “Habis bagaimana lagi, sarana air bersih yang di bangun relawan dulu kan hanya sementara. Jadi sekarang sudah pada rusak dan terpaksa kami kembali ke kubangan ini,” jawab Tantri, dari Sabeuguggung.***

Gereja Paroki Santa Maria Auxiliun Christianorum Senilai Rp1,287 Miliar Diresmikan SIKABALUAN - Gereja Paroki Santa Maria Auxilium Christianorum Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara yang menghabiskan Rp1,287 Miliar untuk pembangunannya diresmikan Minggu, 18 Maret lalu. Gereja yang dibangun sejak 10 Januari 2005 tersebut diresmikan

oleh uskup Padang Mgr. Martinus Dogma Situmorang, OFM. Cap yang diawali dengan perayaan misa. Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet yang hadir dalam peresmian tersebut diminta untuk menggunting pita pintu utama gereja. Kemudian, Martinus yang juga ketua KWI (Konferensi Wali Gereja InFOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

DKP Bantu 33 Unit Listrik Tenaga Surya di Pasapuat PASAPUAT-Sebanyak 22 unit lampu tenaga surya dari Dinas Kelautan dan Perikanan diberikan pada warga Dusun Pasapuat Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara untuk melengkapi 22 unit hunian tetap. “Listrik itu sudah dipasang di 22 unit huntap, sementara 11 unit lebihnya diperuntukkan ke tempat-tempat umum seperti balai pemuda, mesjid, gereja, sekolah,” kata Kepala Dusun Pasapuat, Alisman, Sabtu, 24 Maret lalu. (imj)

terkelupas, bahkan sudah bolong melompong. “Kami sudah pasrah karena kami tidak dapat berbuat apaapa,” ujar Jersa, warga Muntei yang bermukim di KM 8 Pagai Utara. Kondisi sanitasi dan sumber air bersih di lokasi huntara, juga sangat memprihatinkan. Saat Puailiggoubat berkunjung di lokasi pengungsian,

PENYAMBUTAN - Penyambutan uskup Martinus Dogma Situmorang bersama Bupati dan Wakil Bupati Mentawai saat peresmian gereja Khatolik di Sikabaluan

donesia) membuka pintu utama gereja. Elias La’ia, Ketua panitia perayaan pemberkatan gereja Paroki menjelaskan, proses pembangunan gereja itu dilakukan dalam tiga tahap yaitu peletakan batu pertama hingga pemasangan slop atas, dilanjutkan pemasangan seng dan terakhir pergantian pastor paroki dari SX ke Projo yang diikuti penyelesaian pembangunan. Angaran pembangunan gereja paroki ini berasal dari sumbangan umat sebesar Rp600 juta, bantuan Pemda Mentawai Rp152 juta, bantuan Keuskupan Padang Rp100 juta, Dirjen Bimas Katolik Rp50 juta, umat dari Padang, Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Rp323 juta dan dari PNS di lingkungan paroki Rp54 juta. Selain itu, bantuan keramik dari PSPK padang 500 kotak, 1 buah Tabernakel dari umat di Pekalongan, 1 buah salib dari umat di Jakarta, 1 buah patung Yesus dan Patung Maria dari umat di

Padang, 10 stel baju pelayan dari umat di Padang, 1 unit organ dari umat di Padang dan 1 buah lonceng dari umat di Padang. Mgr. Martinus Dogma Situmorang, OFM. Cap dalam sambutannya mengatakan, pembangunan gereja itu bukan dilihat keindahannya dari hasil bangunannya, namun dari perjalanan pembangunannya. “Dari sejarh berdirinya itu yang membuat lebih indahnya gereja. Memang dalam proses pembangunan itu ada rasa putus asa, keterpurukan dan hal lainnya. Namun itu adalah warna-warna dalam pembangunan gereja,’ katanya. Dalam acar peresmian gereja ini juga hadir Wakil Bupati Mentawai, Rijel Samaloisa, Ketua DPRD Mentawai, Hendri Dori Satoko, Kapolres Mentawai, Dandim 0319 Mentawai, kepala dinas dan kepala bagian dilingkungan pemda Mentawai, Bimas Katolik serta para suster, pastor dari paroki lainnya yang ada di Mentawai. (bs)


Puailiggoubat NO. 238, 15 - 30 April 201 2

Perspektif Penerapan Sanksi Adat di Mentawai

8

Suara Puailiggoubat Belajar dari Alam

G

empa kembali mengguncang Simeuleu, Aceh dengan kekuatan 8,5 SR dan 8,1 SR, pada 11 April lalu. Gempa yang berdurasi lebih satu menit ini membuat penduduk bagian pantai barat di Sumatera, harus berlarian menghindari ancaman tsunami ke daerah yang lebih tinggi. Jalan begitu macet, karena saling berebutan jalan untuk menyelamatkan diri ke tempat yang aman. Ada beberapa orang terpaksa jatuh dan bangun serta nekat menempuh aliran sungai. Sampai di daerah perbukitan, sebagian warga terpaksa bertahan di pengungsian yang tidak membawa bekal apaapa, menginap di atas kendaraan atau mendirikan tenda darurat, menjadi hal yang lumrah untuk kawasan Padang dan sekitarnya. Padahal pemerintah sendiri telah membangun lokasi evakuasi di gedung-gedung yang dinilai lebih aman. Hal yang sama terjadi di Mentawai, ribuan orang panik dan berhamburan ke atas perbukitan menyelamat diri dari terjangan tsunami. Ada yang menarik dengan masyarakat Mentawai, ke siagaan mereka mengantisipasi bencana lebih matang. Tak perlu repotrepot lari ke pengungsian membawa bekal-bekal atau pakaian. Sebab masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana harus belajar dengan kondisi alam yang kadang tidak bersahabat. Tak heran kalau ke Mentawai beberapa bukit banyak pondok-pondok kecil yang ukurannya hanya untuk satu kepala keluarga saja bertebaran. Beberapa fasilitas juga sudah mereka siapkan, pakaian, makanan serta peralatan memasak. Tak jarang sekitar daerah pengungsian sudah ada perladangan warga berupa keladi, pisang untuk stok makanan, beberapa kali gempa mengguncang Mentawai warga memanfaatkannya. Kendati tidak semuanya merata mengenai ke siagaan ini namun umumnya masyarakat sudah Mentawai sudah lebih siaga dibanding dengan masyarakat tepi. Sekarang yang ditunggu kesiapan pemerintah dalam penanganan bencana alam, mengenai kesigapan memberikan bantuan, makanan dan obat-obatan di pengungsian, pemerintah juga harus menyiagakann stok makanan atau gudang logistik dinilai aman dari terjangan tsunami. Selain itu pemerintah harus menyediakan armada yang siaga kalau terjadi tsunami di Mentawai. Kini tinggal siaga detik demi detik bencana akan selalu membayangi.***

18

A

presiasi pada kebijakan baru yang dibuat oleh Mahkamah Agung pasca diterbitkannya Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No.2 Tahun 2012 tentang tidak ditahannya pelaku tindak pidana ringan yang nilai kejahatannya di bawah Rp2,5 juta dan atau kurungan paling lama 3 bulan patut didukung terutama bagi kalangan miskin yang benar-benar sulit memenuhi kehidupan sehari-hari. Rumusan dan perhitungan Rp2,5 tersebut berdasarkan kenaikan kurs rupiah / harga emas sebagaimana yang diatur dalam KUHP peninggalan zaman Belanda pada tahun 1960 di mana kenaikan angka Rp2,5 juta tersebut merupakan kenaikan kelipatan Sepuluh ribu kali dari nilai Dua Ratus Lima Puluh sebagaimana yang diatur dalam pasal 364 KUHP misalnya. Setidaknya ada 5 pasal yang mengatur tindak pidana ringan yang nilai kejahatannya di bawah Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah,- yaitu: Pasal 364 tentang pencurian, pasal 373 tentang penggelapan yang nilai kerugiannya kurang dari Rp600 ribu hukuman penjara maksimal 3 bulan, pasal 379 KUHP yang nilai kerugiannya kurang dari Rp600 ribu, hukuman maksimal 3 bulan, pasal 384 KUHP tentang pedagang yang perlaku curang dengan nilai kerugian di bawah Rp900 ribu, hukuman maksimal 3 bulan , pasal 407 tentang pengrusakan barang yang nilai kerugiannya kurang dari Rp600 ribu, hukuman maksimal 3 bulan tidak perlu ditahan. Jangan pula sekarang lagi marakmaraknya pembelaan pada pelaku kejahatan ringan, lantas pencurian, pengrusakan meraja lelah, apalagi tindakan tersebut dilakukan pada kalangan miskin yang masih mau berusaha misalnya pedagang kecil. Belakangan ini masyarakat kita sering melakukan tindakan main hakim sendiri dalam menindak pelaku tindak pidana, tidak pula secara hukum pidana sebagaimana yang diatur dalam KUHP dan KUHAP dan tidak pula sebagaimana yang diatur dalam hukum adat kita, misalnya sebagaimana yang diatur dalam pasal 1 KUHP (azas legalitas), pencurian 362-364 KUHP,Pasal 310, 311,315 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik, zinah sebagaimana yang diatur dalam pasal 284 ayat (2)

oleh:

Maru Saerejen

Direktur LBH Marsa Justitia dalam KUHP. Dalam pasal 1 KUHP tentang suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan ketentuan-ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada kalau dalam hukum dikenal istilah azas legalitas. Pasal ini sangat penting dipahami di daerah kita Kepulauan Mentawai karena masih riskan dan sering terjadi polemik bahkan sering masyarakat melakukan penekanan terhadap aparat penyidik kepolisian untuk menahan seseorang yang diduga melakukan penyantetan terhadap

dalam hukum adat beberapa daerah dusun/desa diatur berdasarkan jenis benda yang dicurinya dan dendanya dalam bentuk benda/barang /ternak/ tanaman bukan dalam bentuk uang, misalnya parang,kampak, periuk, kuali, ayam, babi,pohon/kebun kelapa, pohon sagu, dll. Dalam perzinahan pun juga begitu, sebelum mengambil sanksi hukum adat juga mengenal bentuk dan peristiwa (terpenuhi unsur-unsur) terjadinya perzinahaan. Misalnya dilakukan dimana apakah di rumah seo-

orang lain dan atau meresahkan sekampung. Idealnya, bila ada seseorang yang diduga dan meresahkan sekampung akibat diduga hebat dan sering menyantet seseorang seharusnya diselesaikan secara adat misalnya mendenda sebagaimana yang diatur dalam adat setempat dan bila seseorang yang diduga tidak mengakuinya maka solusinya sumpah di bawah maititli/ tektek sasa (pemotongan rotan) dan bila seseorang yang diduga melakukan santet berani memotong rotan di atas sumpah maka tuduhan dianggap selesai tanpa denda dan bila seseorang yang diduga telah melakukan pemotongan rotan tidak mengalami sakit-sakitan bahkan mati maka seseorang yang sudah dituduh maka berhak mendenda yang menuduh dalam bentuk fitnah/pencemaran nama baik yang juga diatur di dalam KUHP dalam pasal 310,311. Demikian juga dalam kasus pencurian, di

rang perempuan, apakah di rumah ternak, apakah di dalam hutan, apakah seorang perempuan itu dalam keadaan apa dan lain-lain sebagainya. Dari uraian tersebut, bila kita membandingkan PERMA No.2 tahun 2012, hukum adat kita di Mentawai juga tidak perlu melakukan tindakan main hakim seperti merampas/ menguasai harta si pelaku tindak pidana dengan sewenang-wewenang, namun bila benda yang biasanya diterapkan sanksi denda tersebut sudah sulit terpenuhi maka mestinya tokoh adat setempat dapat mengkonfersi nilai benda itu dalam bentuk uang sesuai harga benda yang berlaku sekarang demi adanya kepastian hukum. Misalnya sebuah harga periuk nomor 10 berapa harga di pasaran, kuali nomor 20 berapa harga di pasaran, ayam seekor,dll. Lahirnya Perma No.2 Tahun 2012 secara tidak langsung dapat seiring berjalan dan memperkuat posisi hukum adat kita di Kepulauan Mentawai di mana pada hakikatnya para pendahulu kita telah mengenalkan dan membuat upaya “restorasi justice” dalam penerapan sanksi baik dalam konteks perdata maupun tindak pidana semuanya diselesaikan dalam bentuk sanksi “tulou,

patalagai”, yang dalam bahasa hukumnya dikenal dengan “Sanki denda”. Oleh karena itu, sebaiknya dalam persoalan tindak pidana tertentu terutama tindak pidana ringan baik sebagaimana yang diatur dalam KUHP maupun di dalam hukum adat kita itu sendiri sebaiknya dirunding dan diselesaikan di luar proses hukum (Kepolisian/pengadilan) apalagi isu/ perbuatan santet (taek) benar-benar tidak diatur dalam KUHP maupun aturan lain di luar KUHP Namun bila kasus-kasus tersebut di atas masih terjadi dan terus disidik oleh penyidik dan dituntut oleh Jaksa Penuntut hukum karena Perma No.2 tahun 2012 tersebut bukan berlaku penuh di tingkat Penyidik dan JPU hingga masuk di ranah Penga-dilan, kita berharap sselain terobosan dan kebijakan baru secara normatif, masyarakat juga merindukan terobosan baru dan keberanian Hakim dalam mempertimbangkan dan membuat sebuah putusan terutama terhadap yang dilakukan oleh orang miskin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya memberi putusan membebaskan seorang terdakwa dalam tuntutan JPU dan memerintahkan kepada negara untuk membayar kerugian korban yang dicuri/dirusak. Lantas apa dasar dan pertimbangan hukum dalam consideran Pengadilan membuat putusan tersebut? Pertama, Hakim mempunyai HAK Keyakinan dalam dasar memutus sebuah perkara, yang kedua, Hakim bisa saja berdasarkan pada pasal 34 UUD 1945 ayat (1): yang menyatakan bahwa: Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Putusan-putusan tersebut perlu dalam penegakan keadilan sepanjang tidak bertentangan hukum yang berlaku karena dalam hukum bukanlah semata rasa nilai kebenaran materiil tapi lebih mempertimbangkan rasa keadilan. Di Pengadilan Negeri Medan pernah juga ada putusan tidak meng-hukum seorang pemerkosa akibat kerasukan nonton film forno akan tetapi Majelis Hakim justru meng-hukum pemilik Bioskop yang menurut keyakinan Majelia Hakim adalah pelaku kejahatan pemerkosaan adalah pada dasarnya orang baik-baik namun karena dipengaruhi menonton film forno yang diputar salah satu bioskop sehingga mempengaruhi mental dan nafsu seorang yang berperilaku baik menjadi berlaku jahat,. Beranikah HAKIM? Bagaimana dengan Penyi-dik di Kepolisian dan JPU? Mari berlomba berbuat kebaikan.***


19

Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 238, 15 - 30 April 2012

Jembatan Swadaya Masyarakat Sirilanggai Rampung SIRILANGGAI - Jembatan penghubung antara Dusun Sirilanggai Barat dan Sirilanggai Timur, Desa Malancan, Kecamatan Siberut Utara yang dibangun secara swadaya telah rampung pada Rabu, 11 Apri lalu. “Kita mau membuktikan pada pemerintah kalau masyarakat juga bisa dan mendukung pembangunan. Kalau dalam APBD Perubahan Mentawai tidak juga maka kita tetap buat jembatan ini secara swadaya, begitu juga kalau rusak,” kata Barnabas Saerejen, Kepala Desa Malancan. Dengan adanya jembatan kayu membuat akses kedua dusun yang ada di Sirilanggai semakin lancar. “Para warga memiliki motor dan sepeda makin lancar,” katanya. Ia berharap ke depan ini rasa swadaya masyarakat tetap tumbuh, sehingga apa yang tidak dapat dianggarkan oleh pemerintah, maka masyarakat bisa melakukannya. (bs)

Tiga Jenis Pekerjaan PNPM-MP di Dusun Mabulau Buggei Rampung MABULAUBUGGEI-Sebanyak tiga bagian pekerjaan PNPM-MP di Dusun Mabulaubuggei Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara tahun anggaran 2011 telah rampung 19 Maret lalu. Tiga bagian dalam satu paket yang kelar tersebut adalah jalan rabat beton berukuran 1000 meter dan lebar 2 meter, jembatan 6 meter, dan 4 unit gorong-gorong dari keempat jumlah tersebut ada 2 unit pekerjaan tambahan bersumber dari dana sisa belanja suplayer nilai Rp18.136.640. “Pengerjaan jalan satu paket di Mabulaubuggei kita nyatakan selesai sejak 19 Maret lalu, sisa dana tahap ke tiga sebanyak 20 persen sudah kita bayarkan 4 hari lalu, soal mutu bangunannya bagus,” jelas Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Osnigar, Kamis, 5 April lalu. Total anggaran satu paket PNPM-MP di dusun tersebut Rp319, 4 juta dibagi untuk operasional TPK senilai Rp9,5 juta, operasional UPK senilai Rp6,3 juta dan untuk dana fisik bangunannya bernilai Rp303,5juta. (imj)

Tak Bayar Pajak, Status TKBM Maileppet Dibekukan FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

Status badan hukum organisasi yang tak jelas, membuat TKBM tak punya kekuatan mempertahankan tarif angkut barang yang mereka bongkar dari kapal ke dermaga

Gerson Merari Saleleubaja

tatus hukum organisasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di dermaga Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan mulai 2010 hingga 2012 tak jelas. Organisasi yang sebelumnya memiliki badan hukum koperasi dengan nama Koperasi bongkar muat (Koperbam) telah dibekukan oleh pemerintah karena tak menjalankan peraturan administrasi yang telah ditentukan, salah satunya mangkir membayar pajak kepada negara serta tak memberikan laporan perkembangan organisasi kepada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kepulauan Mentawai. Reformasi organisasi yang dikobarkan pada 2009 lalu tampaknya tak membawa efek yang

S

BURUH BONGKAR - Tenaga Kerja Bongkar Muat Maileppet yang tak punya badan hukum berarti bagi perkembangan dan kekuatan organisasi, malah organisasi ini melemah seiring dengan perjalanan waktu. Selestinus Samaileppet, anggota TKBM Maileppet mengatakan status badan hukum organisasi yang tak jelas, membuat TKBM tak punya kekuatan mempertahankan tarif angkut barang yang mereka bongkar dari kapal ke dermaga. “Tarif angkut barang yang telah kami tentukan dengan entengnya dimentahkan oleh beberapa pedagang dengan alasan buruh pelabuhan tak

punya dasar hukum dan dianggap ilegal, kami tak bisa berbuat banyak dengan penolakan tarif tersebut,” ujarnya, Selasa 3 April lalu. Ia mengaku kondisi ini membuat sebagian anggota merasa tertekan karena ketidakteraturan organisasi. Takutnya lagi, organisasi ini bisa dengan mudah diberangus oleh organisasi sejenis yang memiliki kekuatan hukum yang sah. “Kalau kami disingkirkan oleh organisasi yang punya kekuatan hukum kami tak bisa melawan, karena faktanya kegiatan TKBM dikategorikan ilegal,

hanya main koboi saja,” ungkapnya. Ia berharap pengurus segera menyelesaikan penataan organisasi secara administrasi, maupun hukum agar menjadi kuat yang bisa membawa kesejahteraan bagi anggota, karena 60 persen kepala keluarga di Maileppet sangat menggantungkan pencariannya di bidang TKBM ini. Saverianus, Ketua TKBM Maileppet tidak menampik bahwa badan hukum organisasi belum ada, namun ia mengatakan hal itu tengah dalam tahap pengurusan. “Kami tengah urus,” ujarnya. (gsn)

Desa Maileppet Hanya Dapat Lima Paket P2D MAILEPPET - Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan hanya dapat lima paket P2D pada tahun ini. Jumlah itu merupakan angka yang sangat minim di antara 4 desa yang lain di Kecamatan Siberut yakni Desa Muntei mendapat 10

Paket, Muara Siberut 10 paket, Matotonan 14 paket dan terbanyak didapat kampung Bupati yakni Desa Madobak sebanyak 28 paket. Kepala Desa Maileppet Idris Siregar mengaku sangat kecewa dengan berkurangnya paket jalan yang FOTO:IRMAN JOHN/PUAILIGGOUBAT

JALAN - Jalan PNPM di Dusun Mabulaubuggei, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara

diberikan kepada Desa Mai-leppet. “Nampaknya pembagian paket terkesan diskriminatif karena kalau dibandingkan dengan desa lain yang mendapat paket jalan sedikitnya 10 paket, agaknya Maileppet sangat minim,” keluh-nya pada Puailiggoubat Kamis, 5 April lalu. Lanjutnya, padahal masyarakat masih membutuhkan banyak ruas jalan baik ke ladang maupun tambahan jalur evakuasi, apalagi dari 5 paket tersebut, 1 paket telah ditentukan oleh Muspika buat membangun jalan sebagai tapal batas desa. Fransiskus Samapopoupou, Kepala Desa Madobak mengatakan dari 28 paket jalan yang diberikan mereka telah melakukan pengukuran dan membuka badan jalan, dan setelah diukur jalan belum bisa tembus ke Muara Siberut karena hanya mencapai jarak 2,5 kilo

meter. “Medannya sangat berat yakni rawa-rawa, kemudian jarak material dengan pekerjaan jauhnya 2 kilo meter, sehingga dipatok untuk satu paket P2D jalan yang dikerjakan hanya 75 meter” katanya. Katanya, panjang jalan itu tak bisa ditambahkan lagi karena masyarakat sangat susah jika panjang jalan ditambah, dana akan banyak habis pada penimbunan badan jalan dan upah angkut material. “Diperkirakan dengan jarak sumber material yang jauh maka bisa dipastikan beli pasir sampai ke lokasi kerja sebesar Rp500 ribu per kubik” jelasnya. Menurutnya itulah perhitungan sementara. “Tidak tahu kalau ada kebijakan lain karena jarak Madobak dengan Muara Siberut sejauh 6 kilo meter, masih kurang 3,5 kilo meter dari kalkulasi paket yang ada,” tutupnya. (gsn)


MENTAWAINEWS Dinas Pekerjaan Umum Mentawai Survei Air Bersih di Saibi SAIBI - Tim dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Mentawai menyurvei lokasi pem-bangunan saluran air bersih di Desa Sa-ibi, Kecamatan Siberut Tengah, Rabu, 11 April lau. Menurut Kabid Cipta Karya PU Mentawai, Irdelius, tahun ini pembangunan saluran air bersih akan terlaksana untuk Saibi. “Kegiatan awal adalah melakukan survei di lokasi. Selain itu dananya sudah ada sekitar Rp440 juta,” katanya pada Puailiggoubat. Selain air bersih ada juga rencana pembangunan jembatan gantung Saibi samukop menghubungkan Dusun Sibuddaoinan namun itu masih dalam perencanaan. (rr)

Jalan P2D Saibi-Simoilalak Rusah Parah SAIBI - Jalan P2D Mandiri yang dibangun tahun 2010 yang menghubungkan Saibi Samukop dengan Simoilalak sekitar 3 kilometer sudah rusak parah dan kondisi jalannya berbahaya bagi pengguna alat transportasi seperti sepeda dan motor. Menurut Ketua Karang Taruna, Heng-ky telambanua, ia sering mengantar istri-nya mengajar ke SDN 03 Sirisurak, kon-disi jalan tersebut benar-benar sudah rusak “Di sepanjang dari Saibi dan Simoi-lalak sudah sangat rusak sekali dan ber-bahaya bagi pengendara motor apalagi hujan, jika tidak hati-hati bisa jatuh,” katanya pada Puailiggoubat, Senin 9 April lalu. Selain itu, jembatan-jembatannya ju-ga sudah mulai lapuk, ia berharap pe-merintah dapat memperhatikan jalan tersebut. (rr)

Puailiggoubat

NO. 238, 15 - 30 April 2012

20

Petugas Medis Tak Ada, Balita Meninggal Akibat kekosongan dua petugas medis membuat satu balita meninggal karena tak bisa diobati

FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

Legen Satoinong Gerson Merari Saleleubaja

H

ampir dua Minggu tenaga medis Puskesmas Pembantu (Pustu) tak berada di

Salappa, membuat warga susah berobat, sebab dua perawat yang diturunkan ke Dusun Salappak tidak diketahui keberadaannya. Akibat kekosongan dua petugas medis tmembuat satu balita meninggal karena tak bisa diobati, padahal balita sudah kritis tidak bisa berobat ke Siberut karena biaya tidak ada ditambah musim hujan. Marius anggota BPD Desa Muntei mengatakan kecewa pada petugas medis, ia minta Kepala Puskesmas supaya dua perawat yang ada di Dusun Salappak harus di siplin, “Warga sangat membutuhkan keberadaan mereka, apalagi jarak dari Salappak ke Puskemas sangat jauh,” katanya pada Puailiggoubat, 2 Maret lalu. Hingga 10 Maret lalu, petugas tak kunjung datang. Warga yang mau berobat ke Pustu tersebut terlihat pintu tertutup. “Kalau memang tidak sanggupmohon undurkan diri saja jadi perawat, karena masyarakat setempat sudah mengharapkan dengan bantuan kedua perawat

PUSKESMAS - Puskemas Muara Siberut tersebut,” pungkasnya. Hal yang sama juga dikeluhkan Jhon Luk, warga Katurei juga anggota Aliansi Masyarakat Adat Peduli Mentawai (AMA-PM) mengungkapkan tenaga medis yang ditugaskan di Pustu tak berada di tempat, tenaga medis paling lama bertahan hanya seminggu saja setelah itu pergi. “Tidak ada lagi tenaga medis di Katurei, dulu ada tapi kadang- kadang datang sekali seminggu, sekarang tidak tahu pergi ke mana padahal Pustu sangat bagus,” ungkapnya di Uma YCMM di Mapaddegat, 31 Maret lalu. Akibat kekosongan Pustu tersebut, banyak warga yang mengeluhkan ketidak hadiran tenaga medis itu. Akibat tidak adanya tenaga medis, kini warga menggunakan pengobatan tradisi dan kalau belum sembuh harus ke Siberut Selatan. “Itu pun kalau ada

uang, kalau tidak ya bagaimana lagi,” katanya. Ia meminta kepada Kepala puskesmas yang di kecamatan mohon di datangkan tenaga medis di tempatnya. Tenaga Medis Dimutasi Seperti berita edisi 237, 1-14 April lalu, Kepala Puskemas rencananya akan memutasi ke kecamatan baru pada April mendatang yakni Siberut Tengah dan Siberut Barat Daya, mutasi itu dilakukan untuk mengisi kekurangan tenaga di kedua Puskesmas kecamatan itu. Tony Ruslim, Kepala Puskesmas Muara Siberut menjelaskan, sebelum kecamatan dimekarkan, wilayah kerja Puskesmas tersebar pada 10 desa. Dengan wilayah seluas itu, Puskesmas membutuhkan tenaga medis yang sangat banyak untuk bisa

melayani tiap-tiap desa. “Total seluruh tenaga di Puskesmas Muara Siberut mulai dari lapangan hingga staf administrasi sebanyak 79 orang,” katanya pada Puailiggoubat, Sabtu 17 Maret lalu. Namun pada Maret tahun ini, setelah status Puskesmas Siberut Tengah dan Siberut Barat Daya dinyatakan definitif, dan memiliki kepala masing-masing yang baru dilantik awal Maret lalu, telah terjadi kelebihan tenaga di Puskesmas Muara Siberut karena wilayah kerjanya berkurang, tinggal 5 desa yakni Muntei, Muara Siberut, Madobak, Maileppet dan Matotonan. Ia juga mengatakan sekitar 50 persen tenaga medis mungkin akan dimutasikan ke Puskesmas yang baru. “Nanti pengaturannya, itu terserah Dinas Kesehatan,” tutupnya.***

FOTO:IRMAN JOHN/PUAILIGGOUBAT

Poskedes Tak Kunjung Ditempati

JEMBATAN PENGHUBUNG - Pengendara melintas di salah satu Jembatan penghubungan antardesa Saumangannya, Kecamatan Pagai Utara.

MABULAUBUGGEI - Sudah dua tahun bangunan Poskedes di Dusun Mabulaubueggei, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara tak kunjung ditempati petugas medis, bahkan sudah berulang kali masyarakat membersihkan pekarangannya. “Kita sudah meminta warga membersihkan pekarangan Poskesdes, atas permintan kepala Puskesmas lewat suratnya yang kita terima, rencana mereka akan mendatangkan satu tenaga medis untuk mengisi pelayanan pengobatan masyarakat di sana,” kata Kepala Dusun Kermasken Siritoitet yang ditemui Puailiggoubat, Rabu 4 April lalu di rumahnya. Namun Laidin Purba warga Mabulaubuggei, pesimis tentang kedatangan tenaga medisi, karena sudah sering dijanjikan, namun tak muncul-muncul. “Pelayanan kesehatan di dusun kami selama ini tidak maksimal, jadi saya tidak mau menuruti permintaan dari siapapun sebelum pelayanan kembali dikirim,” kata Laidin. (imj)


21

Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 238, 15 - 30 April 2012

Duddy Sinaga Camat Pagai Utara Baru SAUMANGANYA - Untuk tahun 2012 pada bulan Maret, Kecamatan Pagai Utara dipimpin oleh Duddy Sinaga mengganti posisi Elter Saleleubaja, serah terima jabatan dilakukan di kantor Camat Pagai Utara di Saumanganya’, Selasa, 27 Maret lalu. “Serah terima sudah terlaksana hari Selasa lalu, sengaja tidak mengundang para kepala Dusun, dan toko masyarakat karena waktu yang mepet,” kata Duddy Sinaga, Kamis, 5 April lalu. Setelah sepekan lalu serah terima, Camat Pagai Utara Duddy Sinaga mengunjungi 8 dusun di wilayah Desa Saumanganya, kunjungan kerja tersebut dilakukan pada hari Selasa 3 April lalu dimulai dari Dusun Mapinang Utara, Pinairuk, Beubukku, Mabulaubuggei, Pasapuat, Pututukat, Gulu-guluk, dan terahir di Dusun Manganjo. Dalam kunjungan tersebut di dampingi Kepala Desa Saumanganya Tasmin Saogo dan Sekretaris Desa Muliadi serta Delapan pegawai kecamatannya. “Kita melakukan kunjungan perkenalan diri kepada masyarakat, namun sepanjang kunjungan kemarin, masyarakat kita banyak memberikan masukan-masukan dan usulan pembangunan,” ujarnya. Namun Duddy tidak mau menjanjikan sesuatu kepada masyarakat, tapi masukan atau usulan akan menanyakannya ke pihak terkait seperti halnya realisasi Hunian Tetap (Huntap). (imj)

TPK Maileppet Bingung Siasati Anggaran MAILEPPET- Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) PNPMMP Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan bingung menyiasati penggunaan anggaran buat pembangunan Balai Keshatan masyarakat (BKM). Kebingungan itu kata Idris Siregar, Kepala Desa Maileppet bukan disebabkan adanya penyelewengan dana hanya kesulitan mengutak-atik anggaran yang ditentukan dengan kebutuhan riil di lapangan. “Misalnya 1 batang kayu lebih dibutuhkan tapi yang masuk anggaran dalam RAB ternyata pasir, di situlah mereka bingung menyesuaikannya kembali,” ungkapnya, Kamis, 5 April lalu. Akibatnya, pekerjaan terkesan lamban karena perombakan anggaran lambat dilakukan untuk pengajuan penarikan dana. Untuk saat ini pekerjaan memasuki pemasangan dinding, untuk atap dari seng dan loteng telah terpasang. (gsn)

Tiga Kelompok Tani Padi Panen 6 Ton Gabah FOTO:IRMAN JOHN/PUAILIGGOUBAT

Hasil panen padi sebanyak 6 ton merupakan panen pertama tiga kelompok tani Irman Jhon

iga kelompok tani padi di Dusun Manganjo, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara yang menanam padi seluas 10 hektar berhasil memanen 6 ton padi siap di heuler. Awalnya ketua kelompok sempat ragu hasil panen tersebut, keraguan itu muncul karena bibit padi kurang bagus serta perawatannya tidak maksimal. Tapi setelah mereka memanen hasilnya bisa mereka cicipi. Sementara Kepala Dusun Manganjo, Sarmen Saogo, sebagian hasil panen tiga kelompok tersebut rencananya pesta peresmian gedung

T

HASIL PANEN Hasil panen padi warga Manganjo, Pagai Utara

gereja baru di dusunnya Juni mendatang. “Setengah dari hasil panen di bagikan untuk seluruh anggota kelompok bekal persiapan penyambutan peresmian gedung

gereja,” katanya Kepala Dusunnya Sarmen Saogo, Selasa, 3 April lalu. Kata Sarmen, awalnya tiga kelompok ini ragu akan hasil panennya bahkan mereka sempat

surut semangat akibat ulah petugas PPL Pagai Utara Julkarnain. “Saya sendiri juga sempat ragu dengan hasil panen sawah sebelum di panen,” katanya. ***

Warga Mabulaubuggei Kembali Tanam Jagung MABULAUBUGGEI - Meski kecewa tahun lalu tak ada penampung hasil panen jagung sebanyak 3 ton, namun tahun ini mereka kembali menaman jagung. Bibit jagung yang mereka pakai hasil panen mereka tahun lalu. Sedangkan jagung yang masih layak dikonsumsi diberikan kepada ternak warga. “Kami memang kecewa dengan hasil panen tahun lalu karena tak ada penampung, tapi dari pada tak ada arti sama sekali kami pergunakan untuk makanan ayam,” kata

Gaib Sakerebau (72) pada Puailiggoubat, Rabu, 11 April lalu. Kata Gaib, satu keluarga itu ada sebanyak 2-3 karung jagung per kepala keluarga yang sudah dipipil terbuang begitu saja, tapi jagung jagung itu sudah membusuk dan berulat. Meski kecewa, kini sebagian warga Dusun Mabulaubuggei kembali berkebun jagung yang tergabung dalam 2 kelompok yakni kelompok Jagung Jaya diketuai Laidin Purba dengan jumlah anggota 10 orang dan kelompok Alam Tegar diketuai

Jhoni Marpen Purba dengan jumlah anggota yang sama. Alasan mereka kembali menanam jagung, karena pada 15 Maret lalu Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dan Wakil Bupati Rijel Samaloisa berjanji akan menampung hasil panen mereka. “Berapa pun hasil panen nantinya, pemerintah melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan UKM Mentawai siap menampung,”jelas Laidin Purba. Untuk menyokong usaha mereka, kedua kelompok tani jagung

tersebut memberikan proposalnya kepada bupati, kelompok Jagung Jaya sebanyak Rp204 juta dan Rp239 juta untuk kelompok Alam Tegar Bukti. Hingga bulan April ini kedua kelompok tersebut telah membersihkan lokasi masing-masingnya seluas 2,5 hektar, warga juga sudah membentuk bedengannya, tapi belum semuanya ditanami akibat keterbatasan bibit. Rencananya 10 hektar akan dibuka untuk kebun jagung. (imj) FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

Harga Kopra di Siberut Selatan Rp 4.500 per Kilogram MUARA SIBERUT-Harga kopra di Kecamatan Siberut Selatan merangkak naik dari Rp 2000 menjadi Rp 4.500 ribu per kilo. Menurut warga yang menggantungkan hidupnya pada bidang ini, harga tersebut termasuk baik karena modal yang dikeluarkan dengan hasil yang diterima berimbang, malah bisa nyimpan. Jamen, warga Puro mengatakan harga kopra yang mulai naik membangkitkan semangat petani untuk mengelola kopra. “Kalau dulu dengan harga rendah, terkadang petani membiarkan saja kelapanya jatuh tak dipanen,” katanya. Dengan harga Rp4,5 ribu per kilo, petani mendapat uang paling tidak dalam sekali olah Rp4,5 juta dengan hasil 1 ton kopra. “Jumlah itu merupakan hasil rata-rata petani, malah ada yang lebih kalau kebun kelapanya lebih luas” ujarnya. (gsn)

COKLAT - Seorang warga menjemur coklat di Desa Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan.


MENTAWAINEWS SDN 18 Simalegi Direhab dengan Dana PNPM-MP BETAET - Sejumlah lokal SD Negeri 18 Simalegi yang kondisinya sudah tidak layak pakai akan direhab dari sisa anggaran program PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat program 2012. Elfis Sayuti, PJOK (Penanggung Jawab Operasional Kegiatan) PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat mengungkapkan, dari Rp 1,750 Miliar total anggaran PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat, sebesar Rp1 Miliar akan digunakan untuk pembangunan jalan dari Dusun Bojo menuju Dusun Simalibbeg Desa Simatalu. Sementara, Rp350 juta untuk penerangan di Dusun Lobajau Desa Sigapokna dan Rp 400 juta untuk rehab SDN 18 Simalegi serta rehab jalur evakuasi. “Pembagian anggarannya untuk rehab SDN 18 Simalegi dan rehab jalur evakuasi tergantung volumenya. Apakah dibagi rata masing-masing Rp200 juta atau tidak,” katanya Jumat (16/3/2012). Berdasarkan pantauan Puailiggoubat, bangunan SDN 18 Simalegi sudah tidak l;ayak pakai lagi. Atapnya sudah bocor di semua sisi. Dinding bangunan baik bagian luar maupun pemisah antara satu ruang dengan yang lainnya juga sudah tak lengkap dan bolong. Loteng bangunan yang terbuat dari triplek sudah ada yang lepas dan sebagian lagi sudah rusak-rusak, juga jendela dan pintu sudah tidak lengkap. Sementara bangku dan meja siswa sudah banyak yang rewot dan tidak layak pakai. Bangunan yang masih layak hanya tiga lokal yang dibangun dari dana DAK lanjutan 2010. (bs)

Usaha Kelompok Belum Matang, SPP Menunggak CIMPUNGAN - Simpan Pinjam Perempuan PNPM-MP di dua kelompok di Dusun Subelen dan Simaombuk, Desa Cimpungan, Kecamatan Siberut Tengah belum dilunasi Rp20 juta di luar bunga pinjaman. Kelompok SPP yang macet itu adalah kelompok Mawar di Dusun Subelen dan kelompok Anggrek di Dusun Simaombuk. Kedua kelompok ini sama-sama meminjam dari Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM MP 2009 dengan jumlah Rp70 juta, masing-masing kelompok mendapat Rp35 juta. Menurut Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Cimpungan Syafiudin, tahun ini sudah mengembalikan sebesar Rp50 juta. Terakhir di cicil Maret saat Musyawarah Antara Desa (MAD) sebanyak Rp3,5 juta. “Total yang dikembalikan baru Rp50 juta termasuk bunga pinjamannya dan sudah disetor ke UPK, tinggal 20 juta ditambah bunga,” katanya 3 April lalu. Menunggaknya cicilan kelompok tersebut menurut Syafiudin, disebabkan karena dana SPP yang dipinjam tidak punya usaha yang jelas. “Sebagai TPK, kami hanya menerima cicilan dan menyetor ke UPK, dan macetnya SPP ini setelah meminjam tidak punya usaha yang jelas sehingga sangat sulit dan susah mencicil karena ekonominya yang begitu lemah,” jelasnya. (rr)

Puailiggoubat

NO. 238, 15 - 30 April 2012

22

Catatan Perjalanan Gerakan Mahasiswa Pelajar Sipora

Segudang Masalah Hambat Peningkatan Pendidikan di Sipora Selatan FOTO:DOK/GEMPAR

Masih kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gerson Merari Saleleubaja

anyak masalah yang ditemukan dalam percepatan kemajuan kualitas pendidikan di Kecamatan Sipora Selatan, mulai dari segi orang tua murid hingga murid tapi dari semua itu. Gerakan Mahasiswa Pelajar Sipora (Gempar) Mentawai yang melakukan penyuluhan peningkatan mutu pendidikan 30 Maret sampai 9 April lalu berupa pengenalan dunia kampus, mengampanyekan peran orang tua dalam peningkatan mutu pendidikan anak dan mengetahui sejauh mana perkembangan belajar mengajar pasca bencana di Desa Beriulou dan Bosua, mengungkapkan faktor yang paling bermasalah yakni kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dari beberapa sekolah seperti SMPN I Sipora Selatan, SMPN 2 Sipora Selatan, SDN 03 Beriulou dan SMAN I Sipora Selatan yang dikunjungi oleh Gempar, Marsaili Tatubeket, Ketua Gempar yang berkunjung di Kantor Redaksi Puailiggoubat Sabtu, 14 April lalu mengatakan, faktor penghambat pendidikan sebabkan kurang-

B

PENYULUHAN -Tim penyuluhan sedang memberikan permainan kepada Murid SMA N 01 Sipora Selatan nya sarana penunjang pembelajaran seperti alat peraga, kurangnya tenaga guru dan minimnya anggaran pembinaan di SMPN I Sipora Selatan. “Komputer, laboratorium tidak ada, guru yang PNS juga sangat minim, SMP ini dibantu guru honor untuk melancarkan kegiatan belajar mengajar” ujarnya. Tak beda dengan SMPN I Sipora Selatan , SMPN 2 Sipora Selatan juga mengalami hal yang sama, kurangnya fasilitas sekolah yang diberikan pemerintah, berupa buku paket mata pelajaran buat murid dan pegangan guru, tak adanya komputer, laboratorium, perpustakaan dan alat peraga mata pelajaran. Kalau di SDN 03 Berioulou, kendalanya disebabkan fasilitas berupa gedung belajar yang kurang, “Satu ruangan dibagi jadi 2 kelas karena Rombongan Belajar (Rombel)

yang tak mencukupi, bahkan tiang bendera saja tak ada,” ungkapnya. Selain itu rumah dinas guru belum ada, guru yang mengajar belum mencukupi dan fasilitas ruang perpustakaan yang belum memadai. “Ada satu guru tempat kerjanya tak sesuai dengan SK, tapi anehnya Kepala Dinas Pendidikan Mentawai tak mengetahui hal itu, padahal sudah dilaporkan oleh kepala sekolah bersangkutan,” jelasnya. Di SMAN I Sipora Selatan juga ditemui banyak masalah seperti komputer belum ada, ruang laboratorium, pustaka tak ada serta alat peraga dan buku pelajaran yang sangat minim. ”Penempatan guru juga kurang proporsional,” tambah Fredi Putra Tampubolon. Ia mengungkapkan di satu sisi ada guru bidang studi yang berlebih tapi di sisi lain malah tak ada guru

mata pelajaran sama sekali. Juga tak ada anggaran seragam sekolah seperti baju olah raga serta tak adanya subsidi pembayaran rekening listrik. Dari hasil temuan di lapangan itu, Gempar telah berdialog dengan DPRD, Kepala Dinas Pendidikan dan Wakil Bupati pada Senin (9/4). HasilnyaKetua DPRD berjanji akan mengusahakan peningkatan pendidikan dengan cara penganggaran. “Katanya anggaran untuk membiayai fasilitas tersebut akan dibahas,” kata Fredi. Marsaili Tatubeket, berharap dengan adanya kegiatan tersebut dapat memotivasi orang tua murid dan anak untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi. “Mudah-mudahan dengan kegiatan ini semangat bersekolah dari murid meningkat orang tua juga semangat cari biaya pendidikan anak” harapnya. (gsn)

Panitia Pemekaran Desa Gelar Sosialisasi di Tiga Dusun MAPINANG - Panitia pemekaran Desa menggelar sosialisasi di 3 dusun wilayah Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, mulai dari Dusun Mapinang, Pinairuk dan Beubukku dari 6 sampai 9 April lalu. Panitia Sosialisasi Pemekaran Desa, Anderson Syam mengatakan sosialisasi ini diharapkan masyarakat dan pemerintahan dusun serta Badan Perwakilan Desa (BPD) ikut terlibat dalam pemekaran ini. Menurut Anderson, Peraturan Daerah (Perda) Nomor 14 tahun 2010 menjadi faktor pendukung untuk

memekarkan desa. Pemekaran ini juga didukung luasnya wilayah, banyaknya jumlah penduduk, selain itu pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah mengeluarkan peraturan pemekaran desa melalui Perda No 14 tahun 2010 lalu. “Jadi tergantung kesiapan dan kelengkapan dalam memenuhi 9 persyaratan,” jelasnya, Jumat 6 April lalu. Sedangkan tim lobi pemekaran Desa Raju Everlitan Tasirileleu dalam sosialisasi di tiga dusun menjelaskan bahwa rencana pemekaran ini tidak akan menghambat pembangunan yang

direncanakan seperti P2D Mandiri ataupun PNPM-MP. “Sebelum pemekaran desa ini di ketuk palu oleh bupati, itu artinya kita masih lingkup Desa Saumanganya, bererti kita juga berhak mendapat pembangunan P2D ataupun PNPM,” terangnya. Sementara Ketua Panitia Martangiang Tasirileleu menghimbau seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah dusun serta BPD untuk turut mendukung rencana pemekaran ini, sebab dalam persiapan pemekaran desa, peran BPD dan Kadus adalah kunci utama dalam peme-

karan, sedangkan masyarakat juga merupakan pendukung dan pendorong semangat pemekaran tersebu. tersebut. Rencananya wilayah Desa Saumanganya tersebut akan di mekarkan menjadi 4 Desa, yaitu Desa Saumanya (Dusun Saumanganya Timur, Saumanganya Barat dan Saumanganya Tengah), Desa Manganjo (Dusun Manganjo dan Guluguluk), Desa Pasapuat (Dusun Pasapuat dan Pututukat), Desa Teitei Lagai (Dusun Mabulaubuggei, Pinairuk, Beubukku dan Mapinang). (imj)


23 Puailiggoubat

BUDAYA

NO. 238, 15 - 30 April 2012

Suara Daun Rus Akbar

Benang Kusut BBM di Mentawai

P

Kewaspadaan akan bahaya besar yang mengintai Mentawai perlu ditingkatkan. Mentawai, daerah kepulauan di pesisir barat Pulau Sumatera memiliki sejarah kegempaan panjang, bahkan tsunami telah muncul sejak tahun 1833. Karena itu nenek moyang orang Mentawai menciptakan nyanyian yang menceritakan pengalaman pahit kejadian gempa dan tsunami.

L

agu berjudul Teteu Amusiat Loga telah dinyanyikan turun temurun hingga sekarang, terutama dikalangan anak-anak saat bermain di hutan atau di tepi pantai. Namun nyatanya orang-orang Mentawai yang hidup di masa kini tidak menangkap makna nyanyian tersebut menceritakan kejadian gempa dan tsunami. Kebanyakan dari mereka menganggap, itu hanyalah sekedar nyanyian canda yang telah ada sejak dulu kala karena liriknya sedikit jenaka. Jika ditelaah maknanya lebih dalam, nyanyian itu merupakan nasehat dari nenek moyang kepada anak cucunya untuk memberi peringatan akan adanya bahaya gempa besar dan tsunami di daerahnya. Teteu secara harfiah diartikan

sekadar becanda Iwak Peyek Sego Jagung Cowok : “Neng, nama kamu siapa?” Cewek : “Indah Wulaning Ati Kristina Parmita Erni Yekti..” Cowok : “Wah panjang amat, nama panggilannya siapa?” Cewek : “Iwak Peyek!”

kakek, teteu juga berarti gempa bumi, istilah warga di pesisir pantai Timur Siberut menamai gempa. Amusiat artinya bernyanyi atau menjerit karena ketakutan. Loga artinya tupai, Menurut kepercayaan masyarakat Mentawai dalam Arat Sabulungan, ada beberapa penguasa di bumi ini. Taikamanua merupakan roh leluhur yang berkuasa seantro sejagat, Taikamanua bisa juga diartikan banyak roh leluhur yang tinggal dilangit biasanya roh para leluhur yang bisa memberikan hujan, petir dan panas bumi. Sementara roh yang menguasai hutan adalah Taikaleleu mereka menguasai hutan, memberikan kesuburan tanah di hutan dan menjaga hutan. Selain menjaga hutan, roh ini juga menjaga aliran sungai yang

mengalir di hutan. Roh ini di wujudkan kedalam bentuk lakkokoinak, berbentuk kera besar atau genduruwo. Roh penghuni air yaitu Taikabagat Oinan. Ini tugasnya menjaga seluruh isi binatang yang ada di dalam air dan laut. Biasanya roh ini berbentuk buaya putih atau Sikaoinan. Sedangkan roh penguasa tanah atau perut bumi, inilah yang dinamakan Tai Kabagat Polak atau Teteu tak jelas bentuk yang disimbolkan Teteu ini. Tidak salahlah ketika adanya ritual di Mentawai para sikerei (ahli pengobatan) selalu memanggil roh-roh tersebut. Syair lagu Teteu Amusiat Loga berintonasi terkejut dan ketakutan. Loga (tupai) merupakan binatang yang memiliki insting terhadap datangnya sesuatu yang berkaitan dengan alam seperti gempa, banjir. Sedang amusiat artinya menjerit. Kalau diartikan secara seksama Teteu Amusiat Loga adalah tupai sudah menjerit bertanda gempa akan datang. Berikut syair lagu tersebut. Teteu amusiat loga Kakek (gempa bumi), sang tupai menjerit Teteu katinambu leleu Kakek (gempa bumi), suara gemuruh datang dari atas bukit-bukit Teteu girisit nyau’nyau’

Kakek (gempa bumi), ada tanah longsor dan kehancuran Amugolu’ teteu ta pelebuk Kakek (gempa bumi) dari ruh kerang laut sedang marah (Berkaitan dengan laut) Arataddeake baikona Karena pohon baiko telah ditebang Kuilak, pai-pai gou’gou’ Burung kuilak, ekor ayam berserakkan Lei-lei gou’gou’ Ayam-ayam berlarian Barasita teteu Karena disana kakek (gempabumi) telah datang Lalaklak paguru seilet Orang-orang berlarian tak karuan. Secara singkat pesan yang mau disampikan syair lagu itu adalah bahwa telah terjadi gempa dasyat dengan suara gemuruh yang besar, air laut juga ikut meluap, isi bumi panik. “Ini adalah lagu untuk mengenang kejadian masa lampau, tentang pengalaman nenek moyang terdahulu, agar tidak terlupakan, mereka membuat cerita ini berupa lagu, namun sayang, banyak yang tidak tahu makna lagu ini,” kata Markus Sagari (70) tokoh Adat Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Mentawai. Gerson Merari Saleleubaja

Iwak Peyek Ujian Dadakan Cowok : “????” Cewek : “Lha kalo nama mas sendiri siapa?” Cowok : “Sembada Gondo Jayadi Agung...” Cewek : “Keren juga nama mas... Trus aku manggilnya siapa mas?” Cowok : “Sego Jagung.” Cewek : “O, ternyata kita berjodoh ya mas...”

Ujian Dadakan Suatu hari, dosen mengadakan ujian dadakan untuk mata kuliahnya. Dosen itu melihat ada mahasiswa yang nampak lesu, dia pun menegurnya. Dosen : Hey Saudara, kenapa anda nampak lesu? Mahasiswa : Maaf Pak,

semalam saya tidak bisa tidur, saya lembur ujian, Pak. Dosen : Kalau begitu, ujian ditunda! Mahasiswa : Tapi Pak, saya sudah siap Pak! Dosen : Apa? Bagaimana kamu ini, tidur saja tidak bisa apalagi menjawab soal ujian nanti. (int)

ascagempa dan tsunami di Mentawai tahun 2010, kondisi kelangkahan BBM tak kunjung bisa dituntaskan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, terutama jenis premium yang menjadi ‘idola’ bagi masyarakat Mentawai. Para penyalur BBM dari Padang dan agen-agen yang tersebar di Mentawai selalu kewalahan banyak para pembeli. Deretan derigen di pangkalan resmi menunggu pembagian di dari juragan minyak. Tak heran ketika masuk kapal dari Padang yang membawah puluhan minyak premium, minyak tanah dan solar ke Mentawai, hari itu juga langsung lenyap, entah dilenyapkan para pangkalan dengan alasan stok atau memang habis dibeli ke warga. Namun lebih anehnya, setelah minyak di pangkalan habis, muncul kioskios penjual minyak dengan harganya dua kali lipat dari harga sebelumnya. Usaha pemerintah dengan mengeluarkan surat keputusan dari bupati tak kunjung di laksanakan. Harga yang ditetapkan Rp6 ribu untuk jenis premium dianggap angin lalu. Lagi-lagi para pengencer minyak berkilah bahwa ini bukan minyak subsidi dari pemerintah. Kembali muncul pertanyaan nakal, terus minyak yang diangkut oleh kapal APMS apakah minyak tidak bersubsidi, kemudian kenapa minyak non subsidi bisa masuk ke Mentawai, apakah ada izin membawa minyak yang non subsidi alias minyak industri. Masih ingat akhir tahun lalu, polisi Air Polda Sumbar gencar menangkap kapalkapal ke Mentawai yang membawa minyak dengan alasan tidak memiliki surat izin. Tapi kenapa juga bisa lolos masuk ke Mentawai. Namun kondisi ini hanya akal licik pedagang untuk menaikkan harga. Bisa juga maraknya para mafia BBM di Indonesia, ada ulah-ulah para mafia untuk menggerogoti dan membohongi masyarakat Mentawai secara keseluruhan. Ada hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah saat ini, yaitu membentuk Tim khusus, untuk melakukan investigasi soal kelangkaan BBM ini. Jika benar para pengecer minyak itu membeli minyak bukan minyak subsidi, tinggal menelusuri di mana asal minyak tersebut. Jika tidak benar alasan pengecer yang membeli minyak non subsidi kepada orang-orang tertentu. Saatnyalah pemerintah mengambil sikap, dengan cara menangkapnya sesuai dengan aturan berlaku. Masyarakat sudah lelah dengan kondisi seperti, DPRD yang diharapkan untuk melakukan sepak terjang dengan membentuk Tim Khusus namun tak kunjung muncul. Polisi yang diharapkan untuk mengayomi masyarakat bisa juga diduga ada oknum yang terlibat dalam kasus minyak ini. Tinggal menunggu sepak terjang Bupati dan Wakil Bupati saat ini.***


Puailiggoubat 24

Lingkungan

S

umatra Barat termasuk kawasan rawan gempa bumi disebabkan letaknya di pantai barat Sumatra yang secara tektonik berada berdekatan dengan zona subduksi (subduction zone), yaitu zona pertemuan atau perbatasan antara 2 lempeng tektonik berupa penunjaman lempeng India-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Pergerakan lempeng-lempeng ini akan menyebabkan gempa yang tak jarang berkekuatan besar. Selain itu, Patahan Besar Sumatra (Sumatra great fault) yang masih aktif akan selalu pula mengancam kawasan itu apabila terjadi pergeseran di zona patahan tersebut. Ditambah pula, aktivitas gunung berapi yang masih aktif, misalnya Marapi, Tandikek, dan Talang dapat menimbulkan getaran yang cukup kuat. Antara zona subduksi, Sesar Sumatra, dan gunung-gunung berapi aktif ini saling berkaitan dan mempengaruhi. Oleh karena itu, Sumbar bukan hanya rawan terhadap bencana gempa, namun juga bencana lain yaitu letusan gunung berapi, tsunami, bahkan tanah longsor (akibat getaran gempa). Oleh sebab posisinya yang “dikepung” oleh sumber-sumber gempa , maka Sumbar menjadi daerah yang sering terkena (rawan) bencana ini. Beberapa gempa di Sumbar tidak terjadi sekali getaran saja, tapi dapat berulang-ulang seperti serangkaian gempa yang pernah mengguncang Sumbar,

gempa susulan akan mengguncang beberapa kali dalam waktu dekat. Bahkan di Sumbar sering terjadi gempa besar yang getarannya dapat pula dirasakan hingga ke propinsi tetangga seperti Riau, Kepulauan Riau (Kepri), dan Jambi, bahkan hingga ke negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia (kawasan Semenanjung). Sementara daerah-daerah yang termasuk ke dalam kawasan pantai timur Sumatra, seperti Riau dan Sumatra Selatan, tidak berada di dekat pusat gempa sehingga relatif aman dari aktivitas gempa yang kuat. Daerahdaerah yang berada di pantai timur Sumatra hanya menerima getaran dari gelombang seismik yang berasal dari pusat gempa di pantai barat. Sumber Gempa Sumatra Barat 1). Zona subduksi antara lempeng India-Australia dan lempeng Sunda/ lempeng Eurasia (lempeng Sunda adalah bagian dari lempeng Eurasia, terutama yang meliputi kawasan Asia Tenggara) yang membentuk Palung Sunda (Sunda trench) sepanjang sekitar 1.300 km memanjang di laut lepas Samudra Hindia dan relatif sejajar dengan garis pantai sebelah barat Sumatra. Lempeng Eurasia merupakan lempeng benua, sedangkan lempeng India-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia merupakan lempeng samudera. Lempeng samudera yang memiliki rapat massa yang lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng benua akan menyusup/menunjam ke bawah

No. 238, 15 - 30 April 2012

lempeng benua membentuk zona penunjaman (subduksi). Gerakan lempeng ini adalah perlahan-lahan akibat gesekan di dalam bumi dan menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah pelepasan energi secara tiba-tiba dalam bentuk gelombang gempa. Model gempa di zona subduksi kawasan Sumbar dapat dilihat pada gambar. Zona subduksi dapat dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan perubahan kondisi geologi dan sejarah gempa. Zona subduksi di sepanjang Sumatra terdiri dari beberapa segmen, seperti segmen Aceh, segmen Simeulue-Nias, segmen Mentawai dan segmen Bengkulu. Khusus untuk gempa di Sumbar, biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng di segmen Mentawai yang terletak di lepas pantai sebelah barat Kepulauan Mentawai. Segmen ini berpotensi untuk menghasilkan gempa besar dengan kekuatan hingga M9. Dikarenakan sumber gempa ini berada di dasar laut, maka gempa oleh sebab ini memungkinkan terjadinya gelombang tsunami. Dari hasil penyelidikan tentang ancaman gempa di Palung Sunda, mengungkapkan bahwa setelah gempa dan tsunami 2004 di segmen Aceh, ancaman gempa terbesar di zona Palung Sunda adalah pada kawasan segmen Mentawai (posisi 0.7 – 5.5 0 S). Catatan sejarah gempa yang terjadi di kawasan ini, mengungkapkan bahwa gelinciran (slip) pada saat terjadi gempa di bahagian utara

segmen ini dapat melebihi 10 meter (dengan kelajuan convergence ratarata 5 cm/tahun). Sedangkan gelinciran di bagian selatan dapat mencapai maksimal 10 meter Zona subduksi ini telah menyebabkan terbentuknya jajaran pegunungan ‘Bukit Barisan’ di sepanjang Sumatra, dari ujung utara di Aceh hingga ujung selatan di Lampung dengan puncak tertinggi adalah G. Kerinci (3805 m di atas permukaan laut) yang terletak di perbatasan Sumbar-Jambi . Bukit Barisan terbentuk oleh sebab naiknya magma akibat pergeseran antara lempeng di zona subduksi. Jajaran pegunungan ini telah menghasilkan pemandangan yang menarik. Apabila kita datang dari Riau menuju Sumbar, maka kita akan memasuki jajaran pegunungan ini melalui Rantau Berangin menuju Pangkalan dan bersedia untuk melintasi pegunungan yang lebih tinggi sebelum menuruni lereng curam yang dibuat berkelok-kelok, disebut sebagai “Kelok Sembilan” untuk menuju lembah Limapuluh kota. Jajaran pegunungan ini terbentuk oleh pergeseran antar lempeng di zona subduksi, sehingga menyebabkan naiknya magma dan membentuk jajaran pegunungan. 2. Patahan/sesar besar Sumatra atau disebut juga dengan Sesar Semangko, memanjang di sepanjang Pulau Sumatra, mulai dari ujung Aceh hingga Selat Sunda, dengan bidang vertikal dan pergerakan lateral mengkanan (dextral-strike slip). Sesar ini menyebabkan terjadinya gempa di darat oleh sebab pelepasan energi di

sesar/patahan Semangko apabila sesar tersebut teraktifkan kembali (peristiwa reaktivasi sesar) dengan bergesernya lapisan batuan di sekitar zona sesar tersebut. Pergerakan sesar yang merupakan salah satu sesar teraktif di dunia ini diyakini disebabkan oleh desakan lempeng India-Australia ke dalam lempeng Eurasia. Bagian barat sesar ini bergerak ke utara dan bagian timur bergerak ke selatan. Jika lama tidak terjadi gempa besar, artinya sedang terjadi pengumpulan energi di patahan tersebut. Di sepanjang Patahan Sumatera ini terdapat pula ribuan patahan kecil yang juga dapat mengakibatkan rawan gempa. Seperti halnya gempa asal laut, gempa darat di Sumatera biasanya juga cukup besar dan menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Model gempa di Patahan Sumatra kawasan Sumbar dapat dilihat pada Gambar di atas. Di Sumbar, Sesar Semangko ini dapat dilihat dengan wujudnya suatu bentang alam yang indah dan langka terjadi di dunia, yaitu ‘Ngarai Sianok’ . Lembah dengan dinding curam berkedalaman sekitar 100 m, memanjang sekitar 15 km, dan lebar sekitar 200 m ini terletak di Bukittinggi dan merupakan bagian dari Sesar Sumatra. Maka tak heran kenapa wilayah Sumatera Barat kerap diguncang Gempa yang berasal dari Samudera maupun daratan. gempapadang.wordpress.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.