Warta Paulus 93 _ 17 April 2014 _ Edisi Paskah 2014

Page 1



GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Ia Telah Bangkit "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.." (Matius 6:19-21)

Yesus yang bangkit memang menjadi sandungan bagi mereka yang menolak Dia, dan untuk meredam fakta historis, para saksi mata yang bersaksi tentang kebangkitan itu, Makamah Agama Yahudi, menebarkan dusta yang menyebut bahwa "mayat Yesus dicuri para muridnya" (Matius 6:11-15). Dusta-dusta ini terus berkembang dengan berjalannya waktu. Sepanjang sejarah, banyak usaha dilakukan orang untuk mengubah fakta historis ini, ada yang menyebut bukan Yesus yang disalib tetapi Yudas. Dalam film ‘Jesus Christ Superstar’ (1973) disebutkan Yesus mati frustrasi dalam kegagalan dan Yudas dijadikan pahlawan yang dikorbankan Tuhan. Film yang lain ‘The Last Temptation of Christ’ (1988) menggambarkan Yesus di atas kayu salib, dalam frustrasinya sebelum mati ia membayangkan menikah dengan Maria Magdalena. Sebuah buku best seller berjudul ‘Holy Blood Holy Grail’ (1982) menyebut Yesus me nikah dengan Maria Magdalena dan keturunannya tinggal di Perancis Selatan, demikian juga buku best seller lainnya ‘Jesus The Man’ menyebut Yesus tidak mati di salib tetapi hanya pingsan dan disembuhkan oleh Simon Magus dan lari melalui lorong -lorong gua Qumran. Dusta terakhir disebarkan oleh buku best seller ‘The Da Vinci Code’ yang menyebut Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan sekarang keturunannya tinggal di Inggris. Tidak kurang ada dusta lainnya yang menyebut bahwa Yesus kabur ke Timur dan mati di Kashmir. Fakta menunjukkan bahwa setelah Perjamuan Malam dan kemudian Yesus mati di salib, muridmurid menjadi ketakutan dan frustrasi sehingga mereka tidak berani keluar dan tinggal merenung di ruang yang terkunci dan kembali dalam pekerjaan asal mereka, tetapi peristiwa kebangkitan ternyata mengubah segala sesuatu secara radikal. Petrus yang pengecut dan menyangkal kenal dengan Yesus yang diadili dan akan di salib, menjadi pemberani yang berani berbicara lantang bersaksi akan iman kebangkitan yang dipercayai nya di depan mahkamah agama. Para Rasul lainnya juga menjadi bergairah mengabarkan Injil kemana-mana, bahkan Thomas yang pernah me ragukan kebangkitan Yesus akhirnya menjadi perintis gereja Mar Thoma di India. Perubahan psikologis dalam diri para Rasul ini juga dialami EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

1


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Rasul Paulus, seorang farisi fanatik yang biasa mengejar dan membunuh muridmurid Yesus. Setelah pertemuannya de ngan Yesus yang telah bangkit dalam per jalanannya ke Damsyik, ia menjadi rasul kebangkitan yang rela mati demi Nama yang pengikutnya pernah diburu-buru untuk dibunuh olehnya. Peristiwa sejarah juga menunjukkan adanya ledakan agama besar setelah kebangkitan. Josephus ahli sejarah Yahudi juga menyebut soal kebangkitan agama itu, dan ledakan para pengikut Yesus de ngan cepat berlipat ganda dan menakutkan banyak politisi Romawi sehingga mereka mengejar para pengikut Yesus, menjadikannya makanan para singa di Koloseum Roma, dan bahkan menyalibkan mereka di jalan-jalan. Namun iman kebangkitan terus mendorong umat menyebarkan kabar baik kebangkitan itu. Fakta sejarah lainnya adalah adanya kubur yang kosong dan para pemuka agama Yahudi dan tentara Romawi yang ganas itu tidak bisa menunjukkan dimana mayat Yesus diletakkan atau disembunyikan kalau memang Yesus tidak bangkit. Yesus yang bangkit dilihat oleh banyak sekali orang sehingga mustahillah kalau semuanya itu hasil halusinasi mereka yang sudah terlanjur percaya. Petunjuk menarik sebagai bukti Yesus bangkit pada hari minggu adalah perubahan Paskah Perjanjian Lama (Tuhan membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir) yang dirayakan pada hari Sabat Sabtu yang begitu ketat dilaksanakan sebagai ritus agama oleh umat Yahudi, dengan bangkitnya Yesus pada hari pertama dalam minggu mendorong umat Kristen tidak lagi merayakan Sabat Sabtu tetapi melaksanakan ibadat di hari Minggu sebagai peringatan mingguan akan Yesus yang telah bangkit pada hari itu. Perubahan melawan tradisi agama yang ketat ini tentu disebabkan peristiwa sejarah yang benar-benar terjadi. Paskah sekarang berarti Tuhan menang atas maut dan Tuhan membebaskan umat manusia dari dosa. Yesus yang bangkit telah mendorong banyak penginjil untuk memberitakan kabar baik itu ke seluruh dunia dan banyak orang rela sekalipun harus mati sebagai martir karena kesaksian mereka. Polycarpus ketika akan dibakar kecuali kalau ia mau menyangkali Yesus dan menyembah kaisar, berseru: "70 tahun Ia (yang telah bangkit itu) tidak pernah mengecewakan saya, bagaimana saya harus mengecewakan Dia pada hari ini?", ia mati dibakar. Iman Kristen tidak didasarkan pada penderitaan Yesus atau penyalibanNya, tetapi iman Kristen didasarkan kebangkitan Yesus dari kematian yang menunjukkan kemenangan-Nya atas maut dan bahwa Ia adalah Tuhan atas kehidupan ini. Berita Yesus yang telah bangkit tetap diberitakan sampai sekarang, dan bukan sekedar

2

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

sebagai fakta historis tetapi sebagai janji bahwa Tuhan Yesus akan membangkitkan umat yang percaya. Bagi pengikut Tuhan Yesus, Ia adalah Kristus, Sang Juru Selamat, yang membebaskan umatnya dari perhambaan dosa dan membawa kepada keselamatan dan kebangkitan tubuh bila telah mati. Peringatan Paskah bukan sekedar ritual agama, tetapi merupakan momentum bagi manusia untuk menyadari bahwa hidup manusia itu harus dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah pada saat mereka meninggal atau belum meninggal saat kedatanganNya kedua kali kelak. Namun, bagi mereka yang mau menerimanya sebagai Juru Selamat dan mengakui dosa-dosa mereka dan tidak berbuat lagi dan melakukan kehendak Allah, maka kebangkitan menjadi jaminan bila nanti mati meninggalkan dunia yang fana ini. Berita Ia telah bangkit bukan sekedar catatan Alkitab yang terjadi 2000 tahun yang lalu, melainkan kabar baik yang tetap diberitakan sampai sekarang, bahwa Ia menjanjikan kebangkitan juga bagi orang yang percaya dan diperkenan-Nya, dan menjadi pengharapan hidup bagi semua orang yang membuka diri kepada-Nya. Selamat Hari Paskah, Gusti Berkati, Amin! Berkah Dalem By : andria OMK St. Benedictus-Gayamsari, Semarang. dari artikel.sabda.org

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

3


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Dari Bilik Redaksi Shalom pembaca yang budiman, Bangsa kita baru saja menyelenggarakan Pemilu legislatif, 9 April 2014 yang lalu, untuk memilih anggota DPR, DPD dan DPRD. Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, pemilu menjadi peristiwa penting dan strategis karena merupakan kesempat an memilih calon legislatif dan perwakilan daerah yang akan menjadi wakil rakyat. Kita bersyukur karena negara kita tetap mempertahankan empat kesepakatan dasar dalam berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita percaya bahwa hanya dengan mewujudkan keempat kesepakatan tersebut, bangsa ini akan mampu mewujudkan citacitanya. Semoga wakil-wakil rakyat yang terpilih menjadi anggota legislatif bersama seluruh bangsa mampu memperjuangkan dan mempertahankan keempat kesepakatan tersebut, bekerjasama dengan pemerintahan yang bijaksana, bebas dari korupsi untuk menciptakan masyarakat yang adil, aman dan sejahtera. Bangsa ini sedih dan lelah melihat keadaaan negara dalam pemerintahan saat ini, bagaimana sepak terjang para petinggi negara, banyak yang terlibat dengan berbagai kasus korupsi, dan nampaknya Pemerintah pun tak mampu (atau tak mau) mengatasi masalah ini, sampai benar-benar pasrah menerima gelar ‘lamban dan tidak tegas’. Lebih gila lagi, para kader dan tokoh-tokoh partai pemenang pemilu 2009 ini, malah berbaris antri, berlomba-lomba merampok uang negara. Sebut saja Angelina Sondakh, M. Nazaruddin, Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan masih banyak kasus korupsi yang melibatkan tokoh-tokoh di luar partai Demokrat. Apakah peristiwa ini akan berlanjut terus tanpa akhir? Yah, kita sadar, sebagai orang kecil kita sebenarnya tak perlu pusing memikirkan para petinggi negara tersebut, karena sudah ada KPK yang meng atasi. Tetapi minimal dapat sebagai cerminan untuk kehidupan kita, bagaimana kehidupan kita masa lalu dan bagaimana selanjutnya. Keterpurukan kita masa lalu sebagai pelajaran bagi usaha memperbaiki hidup di masa mendatang. Selama masa pra paskah kita telah menyelenggarakan permenungan secara khusus bersama-sama, semuanya untuk melihat kembali kehidupan kita masa lalu agar kita lebih layak merayakan Paskah kebangkitan Tuhan, dan kebangkitan kita dari dosa (per tobatan) dan keterpurukan kita. Pertobatan adalah kesediaan diri untuk mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah, sehingga kita tidak kuatir karena Allah bersama kita dan mencukupkan segala kebutuhan kita. Juga merupakan penyangkalan diri untuk mewujudkan kasih dalam kehidupan bersama. Pertobatan itu kita bangun melalui puasa, pengakuan dosa dan amal kasih. Semoga tema APP 2014 �Berikanlah Hatimu untuk Mencintai dan Ulurkanlah Tanganmu untuk Melayani�, dapat membantu kita untuk semakin mencintai sesama, terlebih yang membutuhkan uluran tangan kita. Tema itu tidak hanya menyapa sisi manusiawi kita, tetapi juga menyapa iman kita. Pengalaman akan Allah yang mengasihi dan mengorbankan diri-Nya membuat kita juga mampu mencintai sesama dan mengulurkan tangan-tangan kita untuk melayani orang lain, terutama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Keprihatinan sosial yang ada sekarang ini menjadi kesempatan kita untuk memberikan kesaksian

4

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

iman kita. Paskah pada awalnya adalah proses untuk terjadi nya kelepasan. Sebagaimana tertulis dalam Perjanjian Lama (Keluaran 12) tentang sejarah kehidupan bangsa Israel yang terlepas dari tangan Firaun, Raja Mesir. Dalam Perjanjian Baru, makna Paskah itu disempurnakan oleh Yesus Kristus, yaitu kelepasan dan keselamat an tanpa memandang perbedaan, kelepasan yang di nyatakan oleh Yesus Kristus melalui pengorbananNya di kayu salib. Makna Paskah sebagai proses ke lepasan itu masih senantiasa relevan dalam kehidupan rohani para pengikut Kristus sekarang ini, dimana kita sebagai pengikut Kristus bisa menjadi berkat bagi kehidupan bersama, sebagai suatu keutuhan ciptaan yang tidak melihat perbedaan siapa, dimana, dan kapan pun kita berada, menjadi pembebas dan berkat bagi mereka yang sengsara dan membutuhkan bantuan. Belum lama ini Paus Fransiskus mengeluarkan surat apostolik “Evangelii Gaudium�. Dalam suratnya itu, Paus meneguhkan iman kita semua, bahwa Allah sung guh mencintai semua orang. Melalui Yesus Kristus, Ia menyelamatkan kita bukan hanya orang perorangan, tetapi dalam relasi sosial dengan semua orang. Ia berharap agar iman akan Allah yang begitu mengasihi dibangun terus menerus, sehingga kita bisa bersyukur dalam keadaan apapun dan tidak mudah kuatir; kita bisa terus tergerak untuk membantu orang lain, meringankan beban mereka yang menderita dan mau berkorban tanpa pamrih. Semakin banyak kita memberi, semakin banyak pula kita menerima. Jangan pernah berpikir ketika kita akan memberi dan membantu seseorang lantas harus memberikan materi yang cukup untuk membantunya, karena terkadang seseorang membutuhkan lebih dari sekedar materi, misalnya per hatian, kasih, bahkan doa kita, semuanya itu ada dalam diri kita, tergantung dari ketulusan hati yang kita miliki. Bahkan dari pengalamannya Paus Fransiskus berpendirian:“Tak mungkin orang berkekurang an, bila ia berani memberi dari miliknya yang sedikit, bahkan ia akan mendapat lebih banyak lagi. Berkah Dalem dan Selamat Paskah. Redaksi. EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

WARTA PAULUS MEDIA KOMUNIKASI PAROKI SANTO PAULUS SENDANGGUWO - SEMARANG

Pelindung Pastor Kepala Paroki

Penasehat Ketua Bidang Yan Mas Dewan Paroki

Penanggungjawab Koord. Tim Kerja KomSos Dewan Paroki

Pemimpin Redaksi J Paryadi

Staf Redaksi Drs. St. Suripto Atmosuwito Drs. A Mardiyono Pius Koesdyantoro M Yunus Waas

Artistik Alf. Sungging V Suparyanto B Riyanto W

Tata Letak J Paryadi M Yunus Waas

Distribusi Ketua - Ketua Lingkungan

Penerbit Dewan Paroki Santo Paulus Jl. Dr. Muwardi 7, 024 - 6711509 Sendangguwo Semarang

Alamat E-mail komsosgsp@gmail.com

Percetakan CV Rind Abadi

Edisi 93, Hari Raya Paskah 17 April 2014

Cover Depan Silhouette Salib di Kalvari Sentuhan Kasih dan Melayani desain oleh : B Riyanto W

5


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

6

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Kacamata yang Berbeda Oleh: Aoirisuka

Satu. Mungkin ada yang mengenal drama Korea berjudul Boys Before Flowers yang pernah ditayangkan oleh stasiun TV, tetapi mungkin ada yang belum mengetahuinya. Drama yang diadaptasi dari komik berjudul Hana Yori Dango, dan yang telah dibuat dalam versi Taiwan (Meteor Garden), Japan (Hana Yori Dango), dan China (Meteor Rain) ini menonjol dalam alur serta tokohnya. Dalam BBF (Boys Before Flowers), diketahui bahwa karakter Geum Jan Di dan Goo Jun Pyo saling mencintai, namun hubungan mereka ditentang kuat oleh Ibu Suri (ibu Jun Pyo). Sering dalam alur cerita, Jan Di menunjukkan kesedihannya yang bertubi-tubi. Terutama saat ia menyusul Jun Pyo ke Macau tetapi pria itu tak menghiraukannya. Setiap suara tangisan Jan Di mampu memunculkan empati. Saya sendiri yang mendengarnya seolah dapat merasa kan seberapa sakit hatinya. Pernah suatu ketika saya menyaksikan ulang adegan BBF ini bersama dua teman saya: Vivi dan Jing Jing. Pada mulanya, saya menganggap bahwa karakter yang paling men derita dalam BBF adalah Jan Di, namun kemudian dua kawan saya ini mengubah anggapan saya. Dengan kompak, Vivi dan Jing Jing menyatakan bahwa justru Jun Pyolah yang lebih kasihan. Kok bisa? Saya pun bertanya-tanya dalam hati. Lagi, secara kompak dua teman saya ini mengutarakan pendapat mereka. Dalam adegan ini, Jan Di menyusul Jun Pyo hanya untuk menerima abaian dari Jun Pyo. Jan Di pun kembali bersedih, mengekspresikan deritanya. Namun ternyata, ketika mencoba memposisikan diri sebagai Jun Pyo, sakit yang ditanggungnya lebih dalam. Jun Pyo hanya mencintai Jan Di, ditentang Ibu Suri sedari munculnya rasa cinta itu, dicoba dijauhkan dari Jan Di dengan berbagai cara yang menyakitkan. Dan kini, ia harus mengabaikan Jan Di demi fokus pada 700-an hidup karyawan perusahaan yang saat itu bergantung di bahunya. Jleb! Setelah Vivi dan Jing Jing menjelaskan seperti itu, saya tersadar. Lebih pahit terpaksa mengabaikan seseorang yang dicintai daripada diabaikan sementara oleh orang tercinta. Sama halnya dengan film Thailand berjudul A Little Thing Called Love. Jika dikaji lebih dalam, tokoh Shone di situ ternyata juga lebih kasihan daripada Nam. Kini, kurang lebih 4 tahun telah berlalu sejak malam diskusi BBF bersama kedua teman saya itu, namun uraian yang mereka berikan pada hari itu masih saya ingat dengan jelas. Dua. Bisa dibilang, 3 kali saya mencinta dan 3 kali pula pelukan saya tak ber sambut. Yang pertama saya relakan karena dia telah menemukan kebahagiaannya. Yang kedua adalah pematah hati saya yang paling parah. Yang ketiga, dia menghempas kan saya jauh dan saya juga melepasnya karena saya akan semakin terluka bila masih mempertahankan dirinya. Pasca bangkitnya saya dari segala perih itu (yang tentunya berkat Tuhan, Sang Penyembuh Segala Luka), saya sempat menyinggung secara halus para pematah hati saya itu melalui satu media sosial. Kemudian Gun, teman saya, mengomentari demikian: “Berarti ia paling berpengaruh dalam perubahan di hidupmu, maka ucapkan terima kasih.� Jleb! untuk kedua kalinya. Ucapan Gun membuat saya berpikir, bahwa memang, mereka telah menorehkan luka dalam kepada saya, namun EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

7


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

dari pengalaman perih itu saya bisa menarik banyak pelajaran. Meskipun awalnya saya sempat menangis sedih seperti anak kecil, tetapi dengan bantuan Tuhan, saya belajar menjadi kuat lalu bangkit. Secara tak langsung, dari merekalah saya belajar untuk lebih menghargai orang-orang di sekeliling saya yang masih menyayangi saya. Kenyataannya, pengalaman patah hati itu memang memberikan pelajaran yang ber harga. Untuk mereka, dengan tulus saya ucapkan terima kasih. Gun, terima kasih pula kepadamu. Dan yang terutama, terima kasih untuk-Mu Tuhan. Poin Satu dan Dua di atas mungkin belum menyuratkan judul tulisan ini secara gam blang. Dari pengalaman-pengalaman yang saya lalui, serta dari berbagai buku yang menginspirasi diksi, ‘kacamata’ di sini tak lain adalah sudut pandang, persepsi, atau interpretasi. Ada kalanya dalam konteks hidup tertentu, kita kecewa akan hadirnya per bedaan. Tapi ada kalanya juga perbedaan membuat hidup lebih berwarna dan ber makna. Contohnya, andai saja Tuhan tak menggariskan saya berjumpa dengan Vivi, Jing Jing, atau Gun, saya masih terjebak dalam pandangan mata saya yang (asli) minus ini. Ada saatnya saya harus mengenakan ‘kacamata’ baru, melihat melalui ‘kacamata’ yang berbeda – ‘kacamata’ orang lain. Bahkan di dalam novel Aidoru No Sekai Ni Yoroshiku karya Orihara Ran, ada dialog demikian: “Ada kalanya, apa yang kita lihat dari lensa bisa lebih jujur daripada kita melihatnya dengan mata telanjang.” (Asaoka Adison to Sakurada Mine). Saya rasa itu benar. AMDG. Berkah Dalem. Catatan Redaksi: Aoirisuka adalah nama pena dari seorang OMK, umat paroki tetangga

8

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

9


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Surat dari Romo Paroki Salam kasih Yesus, Maria dan Yusuf, Bp/Ibu/Sdr-i yang terkasih, Pada tanggal 11 Oktober 2012 sampai 24 Nopember 2013 yang lalu, Bapa Suci Paus Emeritus Benedictus XVI, pernah mencanangkan tahun iman. Pencanangan tahun iman itu dilatar belakangi berbagai hal, yang diantaranya, ada kecenderungan penurunan penghayat an iman dalam diri orang katolik. “Umat Kristiani lebih menaruh perhatian kepada konsekuensikonsekuensi sosial, budaya dan politis dari komitmen mereka kerena mereka berpendapat bahwa iman kepercayaan akan dengan sendirinya menyatakan diri secara kentara dalam kehidupan bermasyarakat. Ada krisis iman yang mendalam yang telah menimpa banyak bangsa” (Porta Fidei, no.2). Dalam kerangka ini, Paroki St. Paulus-Sendangguwo menanggapi keprihatian tersebut dengan berbagai cara, dengan berbagai kegiatan, misalnya dengan pendalaman Kompendium Katekismus Gereja Katolik, Ajaran-ajaran Gereja, Sekolah iman dll. Besar harapan bahwa umat beriman di paroki, merasakan kembali kebermaknaan dalam beriman katolik. Di sinilah kita menyadari, betapa sangat penting dan berkualitasnya iman dituntut dari pihak kita. Dalam rangka mewujudkan iman mendalam, tangguh dan misioner (lih. Visi Paroki), sangat disadari perlunya pengembangan iman anak, remaja dan orang muda. Kita perlu bekerjasama dengan lebih optimal, terlebih dalam hal ini, tim pewartaan paroki dan segenap pengurus dewan paroki (yang telah dilantik oleh Mgr. Y. Pujo sumarta Pr, pada tanggal 8 Pebruari 2014) untuk saling mengisi seluruh proses pen dampingan iman secara integral dan utuh, berjenjang dan berkelanjutan, berkoordinasi dan bekerjasama dari paroki, keluarga hingga sekolah di segala jenjang usia (Formatio Iman). Hidup adalah proses belajar. Demikian dalam hidup beriman, untuk menjadi pribadi yang sungguh beriman mendalam, tangguh dan misioner, memerlukan waktu, dan pasti tidak sekali jadi, tidak datang secara tiba-tiba tetapi melalui proses panjang dalam pengalaman hidup sehari-hari. Santo Paulus memberi teladan yang sangat meneguhkan ketika kita menghadapi situasi yang menyesakkan. Dalam Surat kedua kepada umat di Korintus, Paulus mengatakan, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit, kami habis akal namun tidak putus asa, kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami” (2 Kor 4:8-10). Santo Paulus benar-benar sosok pribadi yang matang dan dewasa sebagai pribadi maupun sebagai orang beriman. Melalui Paskah, hidup para murid Kristus mengalami perubahan di dalam cara “me

10

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

lihat” yang nampak dalam cara berkata, cara berpikir dan cara bertindak, sebagai wujud kesaksian nyata mengenai kebangkitan Kristus. Demikian pula dengan hidup kita yang pada dasarnya merupakan proses penemuan jati diri seutuhnya melalui pergumulan hidup sehari-hari dalam suka maupun duka yang menjadikan kita semakin dewasa dan matang sebagai pribadi dan seorang beriman. Menurut Santo Paulus, ada tiga dasar yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang matang dan dewasa. Tiga pengalaman itu adalah pengalaman ketidakberdayaan, pengalaman persahabatan dan pengalaman akan Allah. Tema APP tahun 2014 ini, yaitu “Berikanlah Hatimu untuk Mencintai – Ulurkanlah Tanganmu untuk Melayani”. Dengan berbagai kegiatan dalam pendalaman iman, ter libat dalam aksi kasih yang nyata dengan berani peduli dan berbagi kebaikan dan kasih sejati, iman kita akan semakin berkembang dan mendalam. Keterlibatan dalam aksi dan karya nyata, baik sebagai umat dalam hidup bermasyarakat, maupun sebagai dewan paroki dengan segala pelayanannya, merupakan bentuk konkrit dari teladan Santo Paulus dalam karya misionernya. Selamat Paskah 2014, semoga pengalaman iman akan Paskah Tuhan semakin me nyegarkan hidup iman kita untuk lebih berani memberi kesaksian tentang kebenaran iman yang kita yakini dengan bangga. Tuhan memberkati. MC Sadana Hadiwardaya MSF

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

11


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

12

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

GELIAT WILAYAH GALATIA DI AWAL TAHUN 2014

ACARA SYUKURAN DAN JALAN SALIB DI KAPEL MARIA GORETTI PLAMONGAN HIJAU Pada bulan Maret ini, Wilayah Galatia yang terdiri dari 3 (tiga) lingkungan yaitu Lingkungan Maria Assumpta, Lingkungan Yohanes Penginjil dan Lingkungan St.Yusup - Liman Mukti mengadakan syukuran atas selesainya renovasi Kapel Maria Goretti Plamongan Hijau. Acara dilaksanakan pada Senin, 3 Maret 2014, diawali dengan Ibadat Syukur yang dipimpin Prodiakon Ibadat Syukur Bp. Eric Suwarno, dilanjutkan sambutan dari Bp. JR Prayitno selaku Ketua Panitia Syukuran merangkap Ketua Pelaksanaan Renovasi Kapel. Menurut Ketua Panitia, renovasi ini dilakukan karena selama hampir 22 tahun Kapel Maria Goretti ini belum pernah tersentuh pembangunan dan perbaikan. Dinding yang dulunya melepuh sekarang mulus, ada plafon yang bersih, terang benderang serta kubah kecil yang bergambar merpati, sehingga dalam berkegiatan akan lebih terasa nyaman. Disamping itu sekarang tidak lagi lesehan tetapi duduk nyaman dengan kursi yang empuk. Panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga umat Wilayah Galatia, yang telah ambil bagian dalam renovasi Kapel ini, serta terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan sumbangsihnya demi kelancaran pembangunan renovasi kapel Maria Goretti Plamongan Hijau ini. Dengan ditandai pemotongan tumpeng, maka pelaksanaan renovasi kapel dinyatakan telah selasai untuk tahap pertama. Dalam acara tersebut, sebagai pengiring Ibadat dan hiburan ditampilkan Grup Kroncong ‘Ndherek Gusti’ dari Banyumanik yang di pimpin oleh Bp. Andreas. Kegiatan di Kapel ini berlanjut pada hari Kamis, 6 Maret 2014 jam 19.00 dengan Perayaan Ekaristi yang diagendakan secara rutin tiap hari Kamis pertama dalam bulan. Untuk petugas liturgi pada Misa kali ini adalah dari Lingkungan Maria Assumpta. Perayaan Ekaristi dipimpin Romo MC Sadana Hadiwardaya MSF. Setelah Misa, dilanjutkan dengan ramah tamah seluruh umat Wilayah Galatia dengan Romo Paroki. Jumat, 7 Maret 2014 mulai jam 19.00 dilaksanakan Doa Jalan Salib, dan selama masa Prapaskah dijadwalkan secara rutin setiap hari Jumat (6 kali pertemu an). Doa Jalan Salib yang pertama dipimpin dan dipandu oleh Prodiakon Bp. Casimirus Dayad, meng gunakan sistem multimedia, dimana pada setiap Pemberhentian dalam Kisah Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus ada potongan-potongan filmnya, de ngan Pak Eka dari Lingkungan St. Yusup - Liman Mukti sebagai operator. Seluruh umat yang hadir EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

13


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

sungguh antusias dan penuh perhatian mengikuti tiap stasi. Demikian reportase singkat kegiatan umat Wilayah Galatia, di Kapel Maria Goretti Plamongan Hijau. Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua. Semarang, 11 Maret 2014 Dominicus Slamet Parjono - Ketua Wilayah Galatia

REPORTASE SIDANG DEWAN PLENO II Hari Minggu, 26 Januari 2014 merupakan hari menjelang detik-detik terakhir tugas pelayanan Dewan Paroki masa bakti 2011-2013. Pada hari tersebut dilaksanakan Sidang Dewan Pleno Paroki Santo Paulus-Sendangguwo untuk menutup kinerja Dewan . Sidang diadakan di Aula BKK, jl. Supriyadi, dimulai pukul 09.30 pagi dan dihadiri oleh 75 % undangan. Acara dibuka dengan nyanyi bersama, dilanjutkan dengan doa, juga sambutan dari Romo Sadana selaku Pastor Kepala / Ketua Dewan Paroki. Dalam sambutannya beliau menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran dan pelayanan seluruh pengurus Dewan Paroki masa bakti 2011-2013. Kemudian acara dilanjutkan dengan penunjukan pimpinan dan sekretaris sidang serta penyerahan palu Pimpinan Sidang. Sidang dibagi dalam 3 session. Session pertama adalah pembacaan dan pengesahan Rancangan Acara dan Tata Tertib Sidang yang harus ditaati oleh seluruh peserta sidang. Pada session kedua disampaikan laporan kegiatan selama tahun 2013, yang me nyangkut kinerja Dewan Paroki dan Kinerja Keuangan Paroki. Disampaikan pula lapor an pencapaian program kerja yang telah dilakukan selama tahun 2013, antara lain penggantian nama Wilayah dan nama Lingkungan di Paroki Santo Paulus Sendangguwo. Pada bagian akhir session ini, peserta sidang dipersilakan menanggapi tentang segala laporan kegiatan yang telah dilakukan oleh Dewan Paroki selama tahun 2013. Tanggapan peserta menjadi catatan yang penting bagi pengurus Dewan Paroki masa bakti selanjutnya. Pemilihan formatur adalah salah satu agenda yang penting dalam Sidang Dewan Pleno kali ini, karena masa bakti Dewan Paroki periode tahun 2011-2013 telah berakhir, sehingga perlu dibentuk Dewan Paroki baru untuk melanjutkan tugas pelayanan agar semakin bermakna dan menjadi berkat bagi umat Paroki Santo Paulus. Tim formatur yang terbentuk pada session ketiga ini adalah suatu tim beranggotakan 8 orang, yang bertugas untuk mencari personal-personal yang akan menjadi anggota Dewan Paroki Inti periode tahun 2014-2016. Adapun anggota tim formatur tersebut adalah Bp. Djoko Narpodo, Bp. Teguh Mulyanto, Bp. Edi Riyanto, Ibu Lanny Puji Rahayu, Bp. Budiono, Bp. Petrus Tumidjo, mas Aji dan Bp. Seno Janurianto. Setelah tim formatur terbentuk, Sidang Dewan Pleno berakhir. Romo Sadana pun berkenan untuk memberikan sambutan penutup dan acara diakhiri dengan doa penutup sekaligus doa makan pada pukul 13.30 siang. Kemudian Romo beserta seluruh peserta sidang beramah-tamah sambil makan siang bersama. Santy Eka - Sekretariat Dewan Paroki

14

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

15


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

JEJAK YESUS DI GOLGOTA Yesus telah sengsara, wafat dan bangkit untuk melakukan penebusan umat manusia. Misteri sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, menjadi teladan kita melakukan peziarah an di dunia. Salib yang dipasang di rumah, maupun di gereja menyertakan tubuh Yesus yang tergantung di salib (salib dengan corpus). Beberapa hal yang mendasarinya, anta ra lain karena kita menerima Yesus Kristus secara utuh meskipun Yesus telah diturun kan dari salib, dimakamkan dan telah bangkit. Karena wafat dan kebangkitan merupa kan hal yang tak terpisahkan. Salib dan corpus Yesus bukan hanya sekedar simbol kekatolik-an tetapi juga merupakan tanda kemenangan dan penebusan. Senada dengan kata-kata yang pernah diucapkan St. Fransiskus Asisi, “Kami menyembah Engkau ya Kristus dan memujimu, sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia�. Salib dengan tubuh Yesus yang tersalib merupakan ciri khas dari umat Katolik sekali gus menjadi identitas. Kayu salib yang diyakini telah digunakan untuk menyalibkan Yesus ditemukan di Golgota. Sejenak kita lihat hal-hal yang melatarbelakanginya. Pada waktu Kaisar Roma wi Hadrian (berkuasa tahun 117-138), nama Yudea dihapus dan mengganti nama wila yah itu menjadi Siria Palestina. Ia juga menjadikan Yerusalem sebagai ibukota baru dan menamainya Aelia Capitolina serta melarang kaum Yahudi memasuki wilayah sekitar sana. Sementara sebagian besar Yerusalem tinggal puing akibat pemberontakan di tahun 70 dan di saat yang sama Bait Allah juga diruntuhkan. Hadrian memandang keyahudian sebagai sumber pemberontakan, begitu juga dengan kekristenan. Untuk melenyapkan pengaruh kekristenan, Hadrian meratakan puncak Bukit Golgota dan mendirikan kuil bagi dewi Venus. Ia juga memotong dan meratakan bukit tempat Yesus dimakamkan dan mendirikan kuil bagi dewa Jupiter Capitolinus. Pada tahun 312, ketika Kaisar Konstantin akan pergi berperang, ia bermimpi, untuk memenangkan pertarungan itu, Nama Kristus harus dipasang pada bendera dan perisai angkatan perangnya. Sewaktu pertempuran sedang berlangsung sengit, seketika ia menengadah ke langit dan melihat salib Yesus berkilauan di atas sang surya dengan tulis an Tauto Nika yang artinya dalam tanda ini engkau akan menang. Atas kemenangannya itu Konstantin memberikan kebebasan bagi agama Kristen. Konstantin dan ibunya Helena bertobat menjadi Kristen. Dengan wewenang putranya, Helena pergi untuk menemukan tempat-tempat suci di Palestina. Ia juga mendirikan gereja-gereja guna menandai tempat kelahiran Yesus di Bethlehem dan tempat kenaikan Yesus ke surga. Sekitar tahun 326, atas perintah Helena kuil Jupiter Capitolinus dirobohkan. Mereka menemukan sisa makam yang dilaporkan sebagai makam Yesus. Mereka membangun tempat ziarah baru di atas makam, yang kemudian mengalami perubahan dan sekarang di atasnya berdiri Gereja Makam Suci di Yerusalem. Kuil Venus juga dirobohkan, dan ini menyingkapkan tempat Yesus disalibkan. Kaisar Konstantin sendiri menulis surat ke pada St. Macarius -Uskup Yerusalem-, yang isinya menginstruksikan agar diadakan pencarian salib di Bukit Golgota. Setelah dilakukan pencarian di sebelah timur lokasi, ditemukan tiga salib dalam sebuah waduk batu, berikut titulus (prasasti kayu yang terdapat tulisan Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum artinya ‘Yesus orang Nazaret Raja Yahu 16

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

di’. Di antara ketiga salib tersebut manakah yang Gereja Makam Suci merupakan salib Yesus? Pada waktu itu Uskup Makarios menasihatkan supaya ketiga salib itu di sentuhkan kepada wanita yang sakitnya tak ter sembuhkan. Begitu salib ketiga menyentuhnya, wanita itu sembuh seketika. Begitu gembiranya Helena sehingga ia kemudian membangun gereja besar di atas Bukit Golgota untuk menyimpan salib itu. Sumber lain juga menyebutkan penemuan alat siksa Yesus sesudah penemuan salib itu. St. Sirilus dari Yerusalem juga mengajukan beberapa bukti pendukung. Dalam suratnya kepada Kaisar Konstantius (penerus Konstantin), St. Sirilus menyatakan, “Kayu Salib yang menyelamatkan ditemukan di Yerusalem pada masa Konstantin”, dan dalam pengajaran katekese yang keempat, ia menulis “Yesus sungguh disalibkan demi dosadosa kita sebab jika engkau menyangkal-Nya, tempat ini secara jelas akan membuktikannya. Golgota adalah tempat yang terberkati dimana kita sekarang berkumpul demi Yesus yang disalibkan, dan sejak itu dunia dipenuhi dengan kayu salib”. Pesta salib suci dirayakan setiap tanggal 14 September. Sedangkan mahkota duri yang diyakini di pakai Kristus sewaktu disalibkan di Golgota sampai sekarang disimpan di Gereja Sainte Chapelle, sebuah gereja yang sangat indah di Kota Paris. Dengan iman, kita percaya bahwa Yesus telah lahir ke dunia serta sengsara hingga wafat untuk menebus umat manusia dan akhirnya bangkit kembali dan naik ke surga dengan mulia. Kita percaya hal itu semua tanpa harus menyaksikan secara langsung pe ristiwa itu atau juga membuktikannya, seperti tertulis dalam Injil Yohanes 20:29, “Kata Yesus kepadanya, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Selamat Paskah, Tuhan Yesus memberkati. Dikutip dari berbagai sumber: www.indocel.net/yesaya, 2012/05/17/ gereja-makam-suci-di-bukit-golgota

http://my.opera.com/eliakimrolyadin/blog/

Arcadius S Adi Lingk. St. Fransiskus Asisi - Wilayah Athena - Pucang Gading

“Sekarang bila kita tidak memiliki damai, ini karena kita lupa bahwa kita saling memiliki satu sama lain – pria itu, wanita itu, anak itu adalah saudara atau saudariku” - Beata Bunda Teresa dari Calcutta

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

17


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

18

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Paus Fransiskus Angkat 19 Kardinal Baru. Paus Fransiskus mengangkat 19 Kardinal baru, sembilan di antaranya berasal dari Amerika Selatan, Afrika dan Asia. Dalam acara penobatan di Basilika Santo Petrus, Sabtu 22 Februari 2014, Paus menyerahkan topi Kardinal berwarna merah dan cincin emas kepada para “Pangeran Vatikan” itu. Enambelas dari 19 Kardinal baru ini berusia di bawah 80 tahun sehingga masih dapat ikut ambil ba gian dalam konklaf atau pertemuan khusus secara tertutup untuk memilih Paus di masa mendatang. Menurut koran La Stampa, sepertinya Paus asal Argentina itu ingin menunjukkan arti penting negara-negara ber kembang, sebab separuh dari para Kardinal baru tersebut berasal dari luar Eropa, termasuk lima Kardinal dari Amerika Selatan, dua dari Afrika dan dua dari Asia. “Menjadi seorang Kardinal bukanlah promosi jabatan, bukan pula peghormatan ataupun pemberian tanda jasa. Ini adalah pelayanan yang memerlukan pemikiran yang luas dan keteguhan hati yang mendalam”, tegas Fransiskus dalam sebuah surat yang disampaikan kepada para Kardinal baru tersebut. Paus Fransiskus berusaha keras memperbaiki kepercayaan di negara-negara berkembang. Dia juga berjuang mengatasi penurunan jumlah umat katolik di Eropa yang merupakan basis kekuasaan tradisi gereja. Mereka yang diangkat menjadi Kardinal baru di Amerika latin antara lain Uskup Agung Buenos Aires (Argentina), Uskup Agung Rio de Janeiro (Brasil), Uskup Agung Santiago (Cile), Uskup Agung Managua (Nikaragua), dan Uskup Agung Les Cases (Haiti). Chibly Langlois (55) menjadi Kardinal pertama dari Haiti, salah satu negara termiskin di dunia. Untuk Benua Afrika, yang diangkat adalah Uskup Agung Ouagadougou (Burkina Faso) dan Uskup Agung Abidjan (Pantai Gading). Sementara Benua Asia diwakili oleh Uskup Agung Cotabato (Filipina) dan Uskup Agung Seoul (Korsel). Kardinal baru tertua adalah Loris Francesco Carpovilla (98), mantan sekretaris Paus Yohanes XXIII. Dia tidak bisa menghadiri upacara penobatan karena kondisi fisiknya yang lemah, sehingga sulit berpergian. ( SM 24 Februari 2014)

“Engkau adalah anak rahmat. Bila Allah memberimu rahmat, itu karena Ia memberikan-Nya dengan bebas, maka kamu harus mencintai dengan bebas. Jangan mencintai Allah demi mendapatkan hadiah; biarkan Allah menjadi hadiahmu” - St. Agustinus EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

19


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Salib Sebagai Tanda Keselamatan Salib Kristus Sebagai Hikmat Allah Memang sulit bagi manusia untuk memahami bagaimana Kristus harus wafat di salib demi keselamatan umat-Nya. Kesulitan dari sisi logika manusia itu membawa St. Paulus pada keyakinan bahwa peristiwa salib Kristus adalah hikmat Allah. Misteri kehendak Allah ini memang berada di luar jangkauan pemahaman manusia : “Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.”( 1 Kor 1:22-24 ). Kendati hikmat Allah tak terselami, namun St. Paulus mencoba menggali maknanya se suai dengan latar belakang imannya dan penalaran teologisnya sebagai orang Yahudi fanatik yang pernah mendapat pendidikan Yunani. Dalam arti apakah salib Yesus me nyatakan hikmat Allah? Dengan memakai perbandingan tradisi Israel, St. Paulus meng hubungkan salib Kristus dengan ritus kurban dan penebusan yang dilakukan untuk mendamaikan manusia dengan Allah. Dalam Rm.3:23-25 dikatakan: “ Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan perdamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.” Kristus dengan darah-Nya yang tertumpah di kayu salib disebut sebagai “ jalan perdamaiaan.” Bahasa Yunani dari “jalan perdamaiaan” adalah “ Hilasterion” yaitu tutup tabut perjanjian yang dipercaya sebagai tempat bertemunya Allah dengan manusia. Kristus dengan salib dan darah-Nya yang tertumpah telah menjadi “jalan perdamaiaan” bagi manusia dan Allah. Dengan perdamaiaan inilah manusia diselamatkan. Kor. 1:19-20 mengatakan :”Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dia lah Ia memperdamaikan se gala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga. Sesudah Ia mengadakan pendamaiaan oleh darah salib Kristus.” Salib Sebagai Sarana Penebusan Salib Kristus juga dihubungkan dengan paham penebusan manusia dari kuasa dosa. Dosa dipahami sebagai suatu kekuatan yang membelenggu manusia. Kematian Kristus di salib membebaskan manusia dari belenggu dosa dan menjadikan manusia sebagai anak-anak Allah. Salib Kristus membebaskan umat beriman dari penghambaan terha-

20

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

dap Hukum Taurat, supaya hubungan manusia dengan Allah menjadi hubungan anak de ngan Bapanya, bukan lagi hubungan antara hamba dengan tuannya. Ini antara lain di katakan dalam Gal. 4:5-6 : “Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya kedalam hati kita, yang berseru “ya Abba, ya Bapa!” (bdk. juga Gal. 3:13; Ef. 2:14-16). Dengan salib Kristus manusia tidak lagi dikuasai oleh hukum sebagai perintah eksternal, tetapi manusia diberi ruang untuk meng olah kehidupan internal dimana Roh Kudus berkarya di dalam diri masingmasing umat (1Kor. 2:10-13). Renungan akan salib Kristus membantu St. Paulus untuk memahami bahwa di dalam diri manusia ada pertentangan antara jalan pikiran duniawi dan jalan pikiran Ilahi. Surat Paulus 1 Kor. 1: 18-23 dengan panjang lebar menguraikan makna salib Kristus sebagai hikmat dan kekuatan Allah. St. Paulus mengatakan: “Kristus (yang disalibkan) adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah .” (1Kor. 1:22-24). Salib mengajak orang untuk memahami hikmat dan kekuatan Allah yang kadangkala dinyatakan lewat kesederhanaan kerendahan hati . Himne perendahan dan peninggian Kristus tertuang dalam Flp. 2: 511. Salib tidak hanya bertentangan dengan kesombongan manusiawi, tetapi juga ber tentangan dengan nafsu manusiawi (Flp 3:17 -21). Dengan nasehat ini St. Paulus meng hubungkan salib Kristus dengan harapan akan kehidupan abadi. Dengan demikian, penderitaan salib bukan sembarang penderitaan, tetapi penderitaan yang akan membawa orang kepada keselamatan abadi. Dengan salib Kristus, St. Paulus mampu menghayati apa artinya mengosongkan diri. Penderitaan yang dialami merupakan keikutsertaan dia pada salib Kristus (Gal 2:19-20). Kesatuan dengan salib dan kematian Kristus diyakini oleh St. Paulus akan membawa kesatuan pula dalam kebangkitan-Nya (Rm 6:4-5). Penderitaannya sebagai rasul dihayati sebagai kesatuan dengan salib Kristus. St. Paulus rela mengosongkan dirinya agar Kristus hidup di dalam dirinya. Itulah sebabnya dengan penuh iman St. Paulus berani mengisahkan betapa beratnya perjuangan untuk mewartakan Injil (2 Kor. 11:23-30). St. Paulus tidak menyombongkan itu semua sebagai suatu prestasi untuk memegahkan dirinya. Satu-satunya alasan untuk bermegah adalah bahwa dia boleh ikut serta dalam penderitaan dan salib Kristus (Gal 6:14). Salib dan Kebangkitan Salib dan wafat Kristus tidak dapat dilepaskan dari kebangkitan-Nya. Jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah iman kita. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (1 Kor 15), St. Paulus membicarakan inti iman Kristen yang hakiki, yang merupakan salah satu unsur utama dari masalah-masalah yang dihadapi jemaat yakni soal kebangkitan Kristus. St. Paulus menanggapi soal kebangkiatan dengan dua cara. Pertama, ia mengingatkan orang-orang Korintus tentang kokohnya dasar historis yang melandasi kepercayaan akan kebangkitan (1 Kor. 15:3-11). Kedua, ia mengatakan bahwa jika kebangkitan Yesus terjadi secara historis (seperti yang dipercaya oleh St. Paulus dan para rasul lainnya), maka peristiwa itu menjadi jaminan bahwa orang-orang Kristen pun akan dibangkitkan pada hari terakhir, sama seperti Yesus dibangkitkan dari kemaEDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

21


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

tian (1 Kor. 15:16-19). Jika kematian disebabkan oleh dosa Adam, maka kebangkitan Kritus manjadi pembebasan dari kuasa dosa sekaligus kuasa kematian (Rm 5:17-19). St. Paulus percaya bahwa hari kedatangan Tuhan sudah dekat. Dia memperingatkan jemaat di Roma dan Tesalonika agar berjaga-jaga sebab hari Tuhan sudah dekat (Rm. 13:11-12; 1 Tes. 5: 4-6). Kepada jemaat di Filipi, St. Paulus menulis bahwa “Tuhan sudah dekat” (Flp. 4:5). Surat St. Paulus kepada jemaat di Roma secara khusus membahas kuasa dosa dan kecenderungan kepada dosa. Bagi St. Paulus, dosa adalah kuasa jahat yang masuk ke dunia lewat dosa Adam, manusia pertama. Namun manusia pertama jangan dianggap sebagai sarana masuknya dosa. Pada kenyataannya, kuasa dosa membuat masing masing manusia menjadi pendosa. Ketika menceriterakan pengalamannya sendiri dalam bergumul melawan dosa (Rm. 7: 1-20), St. Paulus menunjukkan adanya hukum Allah dan hukum dosa. Hukum dosa menjadi musuh pribadi manusia dan merusak jiwa dengan memanfaatkan daging atau kerapuhan manusia. Hukum dosa memerosotkan manusia sampai pada keadaan yang sangat menyedihkan, dan Allah berkenan melepaskan manusia dari keadaannya itu dalam Kristus yang sengsara, wafat dan bangkit. Di dalam Kristus, Allah melakukan “pembenaran” terhadap manusia berdosa. Berkat

22

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

korban Kristus, manusia tidak sepantasnya berbuat dosa lagi. Manusia tidak lagi ada di bawah kuasa dosa karena telah ada di bawah kasih karunia Allah (Rm 6:14). Dalam Kristus, tata dosa telah diganti dengan tata rahmat. Dengan menjadi hamba Allah, manusia telah dimerdekakan dari dosa dan beroleh buah yang membawa manusia kepada pengudusan dan kehidupan kekal. Upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Untuk itulah manusia yang berdosa mempunyai pengharapan, karena Allah dalam Kristus telah melakukan “pem benaran,” yang berarti tidak memperhitungkan dosa-dosa manusia. Meskipun kita ada lah pendosa-pendosa yang sebenarnya harus di hukum, Allah toh tetap mengasihi kita dan “ tidak lagi memperhitungkan dosa-dosa kita sebagai alasan untuk menjatuhkan hukuman.” Pembenaran bukanlah usaha manusia tetapi anugerah Allah. Manusia di benarkan karena imannya bukan hanya karena tindakannya dalam melakukan hukum Taurat (Rm 3:21-22.28; Flp 3:9). St. Paulus memahami kematian Yesus sebagai korban penebusan manusia dari dosa dan kuasa dosa. Berkat darah-Nya, manusia didamaikan dengan Allah. Berkat iman akan Yesus dan baptisan, umat beriman dibenarkan (tidak lagi menjadi obyek murka Allah di hari pengadilan), didamaikan dengan Allah (tidak lagi menjadi musuh-Nya) dan ditebus (tidak lagi tunduk dibawah kuasa dosa). Pius Koesdyantoro

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

23


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Jalan akses masuk Gereja dari jalan Majapahit :

Beban atau Karunia ? Di luar bayangan di benak kita semua, tiba-tiba sejak Misa malam Natal 2013 kemarin, kita punya akses jalan masuk gereja yang baru, langsung dari sudut gereja dan bermuara di jalan Majapahit. Sebuah akses jalan yang sebenarnya, benar-benar nyaman, aman, bahkan mewah dan mengundang. (Tentu saja, karena dibandingkan dengan ukuran kita sehari-hari, yang terbiasa lewat jalan kampung selebar 2,60 meter, dan jalan Muwardi Raya yang selebar 2,60 meter juga ). Betapa tidak , jalan two way traffic yang lapang, longgar. Lebar efektifnya 10 m, panjangnya 80 m, luasnya sekitar 800 m2. Ada indoor, ada outdoornya. Benar-benar ukuran yang ideal. Dilapis paving block yang rata, lurus, dan gilar-gilar, ada lampu hias sepanjang dinding jalan. Bahkan ada pedestrian selebar 1,40 m yang mengamankan umat pengunjung gereja yang ber jalan kaki. Atas semua ini , tak ada yang lain selain hanya Puji Syukur ..... Riwayat : Pada akhir tahun 2012, ada kabar bahwa satu tanah kaveling di dekat gereja, ditawarkan dengan harga yang relatif murah. Beberapa umat mencoba mencari infor masi lebih jauh, ternyata benar. Secara tak resmi, sepengetahuan paroki, peluang ini dicoba dikomunikasikan dengan Keuskupan. Respon KAS, prinsip bisa memahami pe luang ini, hanya saja KAS sedang dalam keterbatasan prioritas dana. Sementara itu dalam perjalanan waktu (hitungan hari dan bulan), di pihak penjual tanah ada perubahan-perubahan kepemilikan waris dan berimbas kepada kenaikan harga, caracara penjualan dll., sehimgga terhambatlah gagasan punya jalan sendiri. (disamping itu, kita lupa, untuk beli ya wajar siapkan modal awal sepantasnya. !!! Ha ...ha .....) Secara diam-diam ternyata Rm. Wignya merasakan keprihatinan umat Sendangguwo, dan di pertengahan tahun 2013, ada dermawan yang menghubungi Romo untuk ikut ber peran serta membantu “jalan�. Karena saat itu peluang untuk membeli tanah untuk se mentara buntu, maka muncul inisiatip lain yaitu dicarikan jalan “darurat“. Kebetulan yang ada hanya ruko 3 lantai, di jalan Majapahit. Ya, itu diambil dulu, sebanyak 2 unit ruko plus kebun di belakangnya, untuk dipakai sebagai jalan akses masuk ke gereja sepenuhnya untuk beberapa tahun kedepan.

Harapan: Dengan adanya jalan ini akan menjadi modal awal yang nyata, menggugah semangat umat memicu langkah, betapa indahnya kalau gereja punya akses yang me

24

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

madai. Mendorong kita berupaya sepenuh tenaga, untuk berjuang lebih keras kesana kemari, berupaya mencari “potensi dana besar”. Pasti, tidak hanya di dalam tetapi ter utama malah di luar wilayah paroki. Mengapa harus berjuang extra keras demikan? Ya, karena ini ngomong dana yang “M dua digit“, luar biasa besar untuk skala umat Sendangguwo. (Saya ingat gurauan dermawan tersebut, untuk gereja jangan pakai logika ekonomi tok. Kalau logika eko nomi, bisa gak akan masuk akal. Ha..ha... betul juga).

Tantangan: Paroki telah beberapa kali terlena, ketinggalan kereta. Kita pernah punya plan nyata pelebaran jalan kampung, ditolak karena gereja (Atmodirono) menilai ma hal. Pernah kita punya ide “ganti rugi” tanah pompa bensin, lupa diurus karena masih nyaman, dipinjami tanah luas oleh PT Semeru. Ketika tahun 1991 diberi “signal buruk”, bahwa tiba-tiba planing lebar jalan Muwardi Raya berubah dari 13 m menjadi 9 m, kita pun tak bergeming. Sekarang di tahun 2014, peluang kaveling yang tersedia tinggal itu-itu saja. Itu pun kalau ada dan boleh kita beli, he..he... Sementara itu harga tanah sepanjang jalan Majapahit meroket, (dengar-dengar saat ini, sampai 10 juta per m2. Dan akan naik 2 kali lipat setiap 4 tahun, kata orang-orang properti). Artinya, semakin jauh dari 2014 akan semakin tak terjangkau. Ngeri, saudaraku ..... Lalu apa? Pertama: Kita layak memaknai jalan ini sebagai karunia. Sebuah talenta, yang sepantas nya kita kembangkan. Bagus kalau kita “branding” jalan ini menjadi “main entrance” yang terang benderang, mengundang perhatian umat. Biar umat merasa nyaman, dan tergugah. Biar hitungan ekonomisnya lebih optimal. Kita belum perlu kuatir, bagai mana beberapa tahun lagi, mampukah kita miliki? karena kita belum mencoba bangun dan bergerak. Prinsipnya: kalau kita menyerah, ya pasti kita nggak punya jalan lagi. Tetapi kalau kita berupaya sekarang, minimal kita punya peluang bisa punya atau bisa tertunda. Dan “legal” untuk ikut berdoa adanya jalan.... Kedua: Jangan biarkan pintunya lebih sering tertutup, dari pada terbuka. Artinya ja ngan sampai jalan ini dimaknai sebagai beban: repot setiap pagi harus buka tutup, be ban resiko keamanan, warga kampung ikut nunut pakai, atau nambah biaya perawatan listrik, kebersihan, PBB dan lain-lain, bahkan beban moral bagi Dewan Paroki men datang? Ketiga: sebagai resultante langkah pertama dan kedua, sejatinya adalah ungkapan syu kur dan terima kasih. Ini yang perlu kita segera lakukan, bukan besok, bulan depan atau bahkan tahun depan ...... telat lagi nanti. Berkah Dalem. Ch. Slamet Kitri – Umat Paroki St. Paulus

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

25


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

26

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Nguda Rasa Petruk :

Halleluia, Puji Tuhan, kang. Suwe ora jamu, jamu rempah-rempah. Suwe ra ketemu temu pisan ngepasi Paskah. Selamat Paskah ya kang. Kadingaren koq tam pak ceria, mesam-mesem, ngguya-ngguyu kaya lagi menang lotre, njur nganggo surjan batik, jarik lurik segala.

Gareng :

Ya...ya..., Truk, adiku si Kantong Bolong. Ora biyen ora saiki kowe koq isih tetep mbambung celelekan to! Lo iki kan hari pesta Paskah. Wis samestine bungah-bungah, rada macak thithik idepidep aweh teladan bocah-bocah. Nyang greja ya anggon-anggonane sing pantes. Selamat Hari raya Paskah cah bagus irung mbangir.

Petruk :

Setuju kang. Jaman saiki jaman santai, orang sukanya easy going, saenake udele dhewe. Nyang gereja kaose oblong, sandalan japit. Sepet disawang mata. Sowan Gusti mestine ya nyandang sing rapi!

Gareng :

Ngomong-omong Truk, dak sawang-sawang, raimu kog ya katon cerah pa dang ora ketok njaprut kaya wingi uni, padahal puasamu kan ya ngebleng to Truk?

Petruk :

Hiya to kang? Sokur yen kesanmu kaya ngono. Pesen piwelinge Gusti kan, yen pasa, aja ngetok-etokake lagi pasa, karo njaprut mbesengut. Kuwi wis tak praktekake kang selama 40 dina. Apa maneh tema Prapaska nyengkuyung: �Berikanlah hatimu untuk mencintai dan ulurkanlah tangan mu untuk melayani.� Ati lan tanganku wis tinarbuka tumraping pepadha.

Gareng :

Woo layakna saiki kowe katon sumringah, latihan ulah tapa lan sesirik se lama masa Prapaska wis kasil lehmu nglakoni. Bangga deh, nduwe adi siji tur ora nguciwani.

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

Petruk :

So pasti to kang! Yakuwi yen temen diniati nggone tumindak dadi wong katolik, nyiapake dina ke bangkitan Kristus lan kebangkitane awake dhewe saka keterpurukan urip ndonyani.

Gareng:

Gumun aku Truk, saiki omonganmu koq muluk-muluk kaya ustad, bisa ngoceh prekara rohani lan grejani. Kowe melu kursus KEP Paroki to?

Petruk :

Lo piye to kang, kuwi kan konsekuensine tahun lalu mendalami iman. Dadi murid Kristus sing handal. Pas ana KEP Paroki iki kesempatan nyinau carane

27


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

dadi murid Kristus sejati, ya terus ndaftarake melu kursus. Gareng :

Wah hebat tenan saiki kowe Truk. Ora mung dadi juru parkir minggon, ning malah aktif melu kursus Evangeli dadi juru Firman Tuhan.

Petruk :

Lha wis piye maneh to kang, bandha utawa rajakaya ora duwe, duwene ming tenaga, ke t i m b a n g nggedobos ngayawara, aluwung ndherek Gusti berevangelisasi pribadi, memberi hati, mengulurkan tangan dadi talang ing sih nyebar berkat, berita selamat marang pepadha.

Gareng :

O ya Truk..,mo Semar wingi ya ngudarasa: �Wis meh selawe tahun ultah greja, koq lagi sepisan iki ana Kursus Evangelisasi Pribadi. Paroki-paroki liyane wis upyek padha KEP, koq nggone dhewe isih adhem ayem.�

Semar :

Hayo, ana apa anak-anakku Nolo Gareng, Petruk si Kantong bolong, pada ngrasani wong tuwo ya? Mau mo Semar krungu koq jenengku disebutsebut barang.

Petruk :

Nggak apa koq Mo, kang Gareng cuma rerasan ngudarasane mo Semar soal KEP sing lagi diselenggarakan neng Paroki.

Gareng :

Ya nuwun sewu wae Mo, anak-anakmu iki lagi ngomong2 ngalor ngidul mulai prapaska tekan Paskah koq terus tekan ngudarasane mo Semar ten tang acara KEP.

Semar :

O kuwi to anak-anakku sing dadi underaning rembug. Mo Semar pancen ya gumun campur seneng ana acara KEP nong paroki iki. Pramarkasane patut diacungi dua jempol.

Petruk :

Woo sajatine ya wis suwe akeh warga Paroki sing padha melu KEP neng Paroki liya. Aku yakin mereka sudah aktif membagikan pengalaman. Ha nya baru sekarang tergerak memberikan hatinya, mengulurkan tangannya mengajak teman-teman lain terlibat dalam acara KEP ini.

Gareng :

Bener kamu Truk adiku Kantong Bolong, udele wis ora bodong, otake lagi encer. Apik kuwi kowe gelem melu acara KEP.

Semar :

Hiya bener anakku sing bagus irung mancung. Mumpung isih enom, awake kuwat, uteke sehat, melu KEP pasti akeh pigunane ora mung kanggo awake dhewe, nanging uga tumraping pepadha, kulawarga lan gereja.

Petruk :

Ya mo, yen kakangku Nolo Gareng, ora susah melu KEP wae, wong wis ma tane kera, bubul en sikile, kecincak-kecincik lakune, tambah pancen wis

28

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

ngunduri tuwa. Mesti wis ora gaduk nalare, ora mudheng yen melu kursus macam KEP kuwi. Semar :

Muga-muga KEP iki nggawa cuaca makin cerah terang, mbarengi hari raya kebangkitan Kristus, bisa nggugah lan mbangkitake semangate umat mem bawa perkembangan lan penyegaran di seantero gereja lan masyarakat.

Gareng & Petruk manthuk-manthuk karo ndremimil lan umak-umik : Sembah nuwun Gusti, puji Tuhan, Halleluya, Berkah Dalem, Sugeng Riyadi Wungu Dalem Gusti dumateng sedaya umat warga Paroki.

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

29


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

30

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Oleh-oleh dari PAY St. Yosep Paroki Santo Paulus Semarang. Pengantar: Pertemuan anggota PAY St. Yosep secara rutin dilaksanakan pada setiap hari Jum’at ke 2 dan ke 4 dalam bulan mulai pukul 10.00 hingga 12.00 siang. Setiap jum’at kedua diagendakan ada pembelajaran yang dibawakan oleh Romo Ign. Wignyosumarto MSF, dan pada tahun lalu dibahas mengenai ‘Credo’ (Aku Percaya). Untuk tahun ini akan dibahas seputar liturgi, khususnya tentang Sakramen-Sakramen yang mungkin kita sudah lupa apa maknanya atau bahkan tidak tahu sama sekali. Pada kesempatan kali ini kami ingin sharing apa yang telah kami terima pada pertemu an di awal tahun 2014 ini. Mungkin materi ini membosankan, karena pernah dimuat beberapa waktu lalu atau kita dengar di tempat lain. Namun tidak ada salahnya kalau mau kita segarkan kembali pengetahuan kita yang minim tentang Liturgia. Pembahasan disarikan oleh Rm. Ign. Wignyosumarto MSF dengan judul :

MELALUI LITURGI, KRISTUS MELANJUTKAN KARYA KESELAMATAN-NYA. Dalam Syahadat Iman, Gereja mengakui bahwa Bapa menganugerahkan Putera-Nya yang terkasih dan Roh Kudus untuk menyelamatkan umat manusia. Karya penyelamat an itu telah diawali dengan karya agung di tengah umat Perjanjian Lama dan diselesaikan oleh Kristus, terutama dengan misteri Paskah yaitu sengsara dan kebangkitan-Nya dari alam maut dan kenaikan-Nya ke surga dalam kemuliaan. Dengan misteri itu Kristus menghancurkan maut kita dengan wafat-Nya dan membangun kembali hidup kita dengan kebangkitan-Nya. Sebab dari lambung Krristus yang berada di salib muncullah Sakramen seluruh Gereja yang mengagumkan. Karena itu dalam Liturgi, Gereja me rayakan terutama misteri Paskah, yang olehnya Kristus menyelesaikan karya keselamat an kita. Apa arti kata Liturgi Kata “Liturgi” berasal dari bahasa Yunani Leitourgia. Secara harafiah berarti ‘kerja’ atau ‘ pelayanan yang dibaktikan bagi kepentingan bangsa’. Dalam masyarakat Yunani kuno, kata ‘leitourgia’ dimaksud untuk karya bakti atau kerja pelayanan yang tidak dibayar, iuran atau sumbangan dari warga masyarakat yang kaya dan pajak untuk masyarakat dan Negara. Dengan demikian menurut asal-usulnya istilah ‘leitourgia’ memiliki arti profane-politis dan bukan arti kultis sebagaimana biasa kita pahami. Sejak abad keempat sebelum Masehi, pemakaian kata ‘leitourgia’ diperluas untuk me nyebut berbagai macam ‘karya pelayanan’. Istilah ‘leitourgia’ mendapat arti kultis sejak abad kedua sebelum Masehi. Dalam arti kultis, ‘liturgy’ berarti ‘pelayanan ibadat’. Di dalam terjemahan Septuaginta sebagai Kitab Suci Perjanjian Lama yang berbahasa Yunani, kata ‘leitourgia’ dipergunakan untuk menunjuk ‘pelayanan ibadat para imam EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

31


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

atau kaum Lewi’. Sedang tindakan kultis umat biasanya diungkapkan dengan istilah ‘latria’ (penyembahan). Bila ‘leitourgikos’ menunjuk ‘alat atau perlengkapan liturgis’, maka ‘leitourgos’ hanya dipakai dalam Yesaya 61:6 dan Sirakh 7:30 dan di situ berarti ‘pelayan liturgi’ atau ‘pelayan’ dalam arti umum. Dalam Perjanjian Baru. Kata ‘leitourgia’ dan ‘leitourgein’ mengalami perkembangan yang menarik dalam Perjanjian Baru. Dalam Lukas 1:23, ‘leitourgia’ masih memiliki makna yang sama sekali persis dengan penggunaannya dalam Septuaginta atau Perjanjian Lama, yakni ‘pelayanan imam’ Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru kata ‘liturgi’ tak hanya berarti ‘Perayaan Ibadat’, tetapi juga ‘pewartaan Injil dan cinta kasih yang melayani’. Segala hal itu menyangkut ‘pelayanan’ kepada Allah dan manusia. Dalam perayaan liturgi, Gereja adalah ‘pelayan’ menurut teladan Tuhannya, pelayan satu-satunya, karena dalam ibadat, pewartaan dan pelayanan cinta, ia mengambil bagian pada martabat Kristus sebagai imam, nabi dan raja. Maka memang sewajarnya bila ‘liturgi’ dipandang sebagai pelaksanaan bagi masing-masing tugas imamat Kristus, di situ pengudus an manusia dilambangkan dengan tanda-tanda lahir serta dilaksanakan dengan cara yang khas. Di situ pula dilaksanakan ibadat umum yang seutuhnya oleh Tubuh Mistik Kristus, yakni Kepala beserta para anggota-Nya. Oleh karena itu setiap perayaan liturgis, sebagai karya Kristus Sang Imam serta Tubuh-Nya yakni Gereja, merupakan kegiat an suci yang sangat istimewa. Tidak ada tindakan gereja lainnya yang menandingi daya dampaknya dengan dasar yang sama serta dalam tingkatan yang sama (SC 7) Liturgi sebagai tindakan Kristus dan Tindakan Gereja Sebagai karya Kristus, Liturgi itu juga tindakan Gereja-Nya. Liturgi dilaksanakan oleh Tubuh mistik Kristus, yakni Kristus dan Gereja Tubuh-Nya. Jadi liturgi yang kita rayakan merupakan tindakan Kristus, menjadi penyerahan diri Kristus kepada Bapa. Tindak an Kristus sebagai Imam Agung dan Pengantara itu kini dilaksanakan melalui dan bersama Gereja. Berkaitan dengan tindakan Kristus sebagai subyek liturgi melalui Gereja itulah liturgi juga benar-benar tindakan Gereja. Apakah dengan demikian Gereja hanya menjadi subyek tiruan atau pengganti Kristus saja? Bukan. Dalam liturginya Gereja adalah subyek liturgi yang sungguh-sungguh. Akan tetapi dalam liturgi itu Gereja mem persembahkan Kristus kepada Bapa dalam Roh Kudus dan sekaligus mempersembah kan Gereja sendiri bersama Kristus. Jadi ‘Liturgi: tindakan Gereja secara keseluruhan dan bukan perorangan’. Macam-macam Gerakan dan Bahasa Badan dalam Liturgi Berjalan. Merupakan gerakan manusia yang amat elementer. Namun ‘berjalan dalam liturgi’ tidak asal berjalan, tetapi ‘berjalan dengan ritmis dan teratur’, dengan badan tegak dan kepala tegak, tenang dan agung sebagai ungkapan manusia yang bermartabat dan berwibawa. (Ini khususnya berlaku bagi Imam dan petugas-petugas lainnya yang

32

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

mengikuti perarakan bersama Imam menuju ke altar). Berdiri. Simbol liturgi yang mengungkapkan perhatian, kepedulian, penghormatan dan kesiap-sediaan terhadap kehadiran Tuhan. Itu dilakukan misalnya untuk menghormati ketika para petugas liturgi masuk menuju altar, mendengarkan Injil, mendaraskan Syahadat, berdoa Bapa Kami dan juga saat para petugas liturgi meninggalkan altar. Berdiri tidak juga asal berdiri melainkan harus berdiri dengan sikap tegap, hormat, tidak bersandar, tidak melipat tangan. Duduk. Dipandang sebagai sikap tenang, melambangkan kesiap-sediaan untuk men dengarkan sabda Tuhan. Berlutut dan membungkuk. Melambangkan sikap merendahkan diri dihadapan Tuhan dalam menghormati, dan mengungkapkan rasa tobat yang mendalam. Yang dimaksud berlutut di sini adalah dengan kedua lutut berada pada alasnya. Berlutut dengan satu lutut sebelum kita menuju ke tempat duduk, biasanya kita berlutut di samping bangku yang akan kita tempati, banyak orang melakukan hanya asal lutut menekuk sedikit; hal ini adalah hal yang salah, maka bagi yang melakukan hal tersebut mulai sekarang bisa melakukan dengan benar, yaitu lutut yang kita tekuk harus benar-benar menyentuh ke lantai. (Tentu bagi yang memungkinkan) Meniarap (Prostratio). Merupakan ungkapan penghormatan dan perendahan diri yang paling intensif, dilakukan pada tahbisan, kaul kekal dan pada awal liturgi juma’at suci. Ini dilakukan khusus bagi calon imam dan Imam, dan tidak dilakukan oleh seluruh

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

33


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

umat. Tangan terkatup, terangkat dan terentang. Itu melambangkan perjumpaan antara Allah dan manusia, sikap hormat, permohonan dan penyerahan diri kepada Allah. Bia sa dilakukan oleh pemimpin liturgi. Jadi pada waktu doa Bapa kami di dalam Misa umat merentangkan tangan merupakan sikap yang kurang benar, diharapkan sikap umat tetap dengan tangan terkatup seperti pada waktu berbaris menyambut komuni. Penumpangan Tangan. Ungkapan permohonan dan pencurahan Roh Kudus dan berkat dari pemimpin liturgi. Tanda Salib dan Berkat. Dilakukan untuk mengenang baptisannya menjadi milik Kristus. Dan berkat untuk menunjuk pelimpahan kuasa dan daya Allah yang menyelamatkan kepada umat dan benda. Berapa kali umat harus membuat tanda salib selama misa berlangsung? 3 (tiga) kali yaitu 1. Pada awal misa akan di mulai. 2. Saat Injil akan dibacakan dengan membuat tanda salib di dahi, mulut dan dada dan 3. Pada berkat di akhir misa. Selain itu tidak diharuskan, alasannya setiap doa-doa yang kita ucapkan di dalam misa telah ditandai dengan tanda salib pada awal misa dan ditutup bersama berkat penutup. Menepuk dada. Merupakan ungkapan penyesalan diri dan pengakuan bahwa dirinya bersalah dan berdosa, sebagai peng akuan ketidak pantasan kita di hadapan Tuhan. Menepuk dada selama misa berlangsung hanya dilakukan pada saat Tobat saja, dan di kesempatan yang lain tidak merupakan keharusan seperti di saat mendaraskan Anak Domba Allah dan saat doa ‘Ya Tuhan saya tak pantas Tuhan datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh’. Ciuman. Menunjukkan sikap penghormatan dan ikatan persaudaraan yang erat dan akrab. Kini sering diganti dengan ber pelukan atau jabatan tangan sesuai dengan budaya dan zaman jemaat yang bersangkutan. Pembasuhan tangan atau kaki. Ungkapan permohonan kita, agar Allah mau meng ampuni dosa-dosa kita dan membersihkan kesalahan kita. Catatan yang perlu di perhatikan: • Hosti yang kita sambut hendaknya jangan dikunyah, melainkan ditelan saja setelah lunak bercampur air liur. Bila dikunyah, dikhawatirkan akan menempel di gigi dan tidak tertelan. • Pada saat misdinar mendupai umat, diharapkan umat berdiri sebagai tanda hormat. Kesimpulan Karya keselamatan Allah yang dimulai dalam Perjanjian Lama dan diselesaikan oleh Kristus dalam Perjanjian Baru kita laksanakan dalam peribadatan yang berupa liturgi. Tindakan Kristus lalu menjadi tindakan Gereja, yang bersama Dia kita mempersembah kan diri kepada Allah. Haryanto-PAY St. Yoseph.

34

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

35


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Misteri Kursi Kosong Seorang gadis mengundang pastor paroki untuk datang ke rumahnya mendoakan ayahnya yang sedang sakit. Pada waktu pastor datang, ia mendapati seorang bapak tua yang sedang berbaring lemah di tempat tidur dan sebuah kursi kosong di depannya. “Tentu anda telah menanti saya,” kata sang pastor. “Tidak, siapakah anda” tanya bapak itu. Pastor pun memperkenalkan diri dan berkata, “Saya melihat kursi kosong ini, saya kira bapak sudah tahu kalau saya akan datang.” “Oo, kursi itu” kata si bapak, “maukah anda menutup pintu kamar itu?.” Sambil betanya-tanya dalam hati, pastor pun menutup pintu kamar. “Saya mempunyai sebuah rahasia, tidak ada seorang pun yang me ngetahuinya, bahkan putri tunggal saya pun tidak tahu,” kata si bapak. “Seumur hidup saya tidak pernah tahu bagaimana caranya berdoa. Di gereja pernah saya mendengarkan kotbah pastor tentang bagaimana caranya berdoa, tetapi semuanya itu berlalu begitu saja dari kepala saya. Semua cara sudah saya coba, tetapi selalu gagal.” Lanjut si bapak, “Sampai pada suatu hari, tepatnya 4 tahun yang lalu seorang sahabat karib saya mengajari suatu cara yang amat sederhana untuk dapat bercakap-cakap dengan Yesus. Dia mengajari saya begini, ; duduklah di kursi, letakkan sebuah kursi kosong di depannya, lalu bayangkan Yesus duduk di atas kursi tersebut, karena Ia telah berjanji akan senantiasa besertamu, kemudian bebicaralah biasa seperti halnya kamu sedang bercakap-cakap dengan saya saat ini. Dan saya dapat menikmatinya. Setiap hari saya melakukannya sampai beberapa jam. Semuanya ini saya lakukan secara sembunyisembunyi, agar putri saya tidak menganggap saya gila kalau melihat saya bercakap-cakap dengan kursi kosong.” Si pastor tersentuh akan cerita bapak itu, dan memberi dorongan agar si bapak tetap melanjutkan kebiasaan berdoa tersebut. Setelah berdoa bersama, dan memberinya Sakramen pengurapan orang sakit, pastor pun pulang. Dua hari kemudian si gadis memberitahu pastor kalau ayahnya sudah meninggal dunia tadi siang. “Apakah ia meninggal dalam damai?,” tanya si pastor. “Ya, waktu saya pamit untuk membeli beberapa keperluan ke toko siang itu, ayah memanggil saya dan mengatakan bahwa ia sangat mencintai saya, lalu mencium kedua pipi saya. Satu jam kemudaian, pada waktu saya pulang dari belanja, saya mendapati ayah sudah meninggal. Tapi ada suatu kejadian yang aneh waktu ayah meninggal. Ia meninggal dalam posisi duduk di atas tempat tidur dengan kepala tersandar pada kursi kosong yang ada di sebelah tempat tidur. Bagaimana pendapat pastor?.” Sambil mengusap air mata nya, pastor pun berkata, “Saya berharap kita semua kelak dapat meninggal dengan cara itu” (Sumantri HP, SJ)

36

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

PERESMIAN PENGGANTIAN NAMA LINGKUNGAN dari Lingkungan St. Linus 2 menjadi Lingkungan St. Louis Sabtu, 11 Januari 2014, umat Lingkungan St. Linus 2 mengadakan Misa Natal dan Tahun Baru 2014 yang dipimpin oleh Rm. Ign. Wignyasumarta MSF, bertempat di jl. Taman Majapahit Blok AC 34 Semarang. Dalam acara tersebut diresmikan pula penggantian nama Lingkungan dari St. Linus 2 menjadi St. Louis, sebagai santo pelindung lingkungan yang baru. Pemilihan nama St. Louis merupakan kesepakatan seluruh umat, yang didasari akan riwayat hidup St. Louis agar menjadi penyemangat dalam hidup menggereja seluruh umat di lingkungan. Sebagai penyegaran pengurus, telah dipilih Ketua Lingkungan St. Louis yang baru untuk periode tahun 2014 – 2016 yaitu Bapak Y Hananto Djoko Priyono menggantikan Bapak T Prapto Nugroho yang tetap melayani sebagai prodiakon. Dalam kesempatan tersebut juga telah diserahkan sumbangan dana pendidikan bagi para calon romo MSF yang dikumpulkan umat selama bulan Oktober silam pada saat Rosario. Untuk pengurus lingkungan yang baru, selamat berkarya di ladang Tuhan. Pius Koesdyantoro

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

37


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Lomba Paduan Suara Menyongsong 25 tahun Gereja Santo Paulus Sendangguwo, Bidang Liturgi melalui Tim Kerja Koor mengadakan lomba paduan suara antar lingkungan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan potensi individu, kelompok serta menggairahkan semangat melayani lewat paduan suara para kelompok koor lingkungan yang ada di paroki kita. Selain lomba, panitia juga sempat mengadakan semacam pem bekalan tentang olah vokal bagi kelompok-kelompok koor, yang diselenggarakan di Aula SMK St. Fransiskus , jl. Wolter Monginsidi, Semarang. Lomba yang diselenggarakan sejak Juli 2013 hingga Januari 2014, diawali dengan parade koor pada Misa Syukur Ulangtahun Gereja Santo Paulus. Dalam lomba, setiap peserta tampil melayani pada misa ke 2 hari Minggu. Kriteria penilaian didasarkan pada performa kelompok, lagu liturgis yang dibawakan serta harmoni suara. Setelah melihat dan menilai penampilan dari seluruh peserta koor, Tim Juri yang beranggotakan Sr. Francine PIJ, Bp. Benny, Bp. Rino dan Bp. Adi akhirnya memutus kan hasil lomba sebagai berikut, Juara III: Gregorius Agung, memperoleh uang pembinaan sebesar Rp 500.000,beserta plakat dan piagam. Juara II: Amandus, memperoleh uang pembinaan Rp 600.000,- , plakat dan piagam. Sedangkan predikat Juara I berhasil diraih oleh kelompok koor Soli Deo, mendapatkan uang pembinaan Rp 700.000,- beserta plakat dan piagam. Untuk ke 23 kelompok koor peserta lomba, panitia juga memberikan piagam penghargaan atas partisipasi mereka dalam lomba ini. Hasil lomba diumumkan dalam sebuah acara pertemuan di Bangsal Pastoran pada Sabtu, 22 Pebruari 2014 yang mengundang semua perwakilan dari lingkungan. Lomba yang diselenggarakan dengan anggaran sebesar Rp 2.500.000,- yang sum ber dananya diambil dari Kas Paroki Sendangguwo ini, dapat dikatakan berlangsung sukses. Diharapkan kegiatan ini mampu menumbuhkan benih-benih baik di lingkungan -lingkungan, terlebih lingkungan yang belum memiliki kelompok koor sendiri, agar berani tampil melayani dalam misa, dengan karunia suara yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Atas partisipasi seluruh peserta, panitia dan juga Kortimja Koor dan Organis DP 2011-2013, mengucapkan banyak terimakasih serta mohon maaf bila terjadi kekurang an di sana-sini dalam masa pelaksanaan lomba maupun dalam pengelolaan tugas sebagai Tim Kerja. Kortimja Koor dan Organis, DP 2011-2013

“Suatu perbuatan yang paling cemerlang, tanpa cinta, sama sekali tidak berarti� St. Theresa dari Lisieux 38

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Mengenal orang kudus

Santa Veronica Giuliani (1660-1727) Veronica yang diberi nama baptis Ursula, dilahirkan pada tahun 1660 di Mercatello, Duchy, Urbino, Italia. Saat masih muda, ia menunjukkan tanda-tanda kekudusan yang mengagumkan, dan ketika masih berusia 18 bulan, mengucapkan kata-kata yang pertama untuk mencela seorang penjual yang melayaninya dalam takaran minyak yang salah, dengan jelas mengatakan: “Lakukanlah keadilan, Allah melihatmu.” Ketika berusia 3 tahun, ia mulai menyukai dengan komunikasi yang ilahi. Sebagai gadis yang masih muda, ia menunjukkan belas kasihnya kepada orang miskin dengan menyisakan sebagian dari makanannya. Ia pun rela memberikan sebagian dari pakaiannya ketika ia bertemu dengan seorang anak kecil yang miskin dan berpakaian compang-camping. Ketika ia sudah cukup umur, ayahnya mendesak untuk menikah dan menemukan beberapa pendamping yang cocok untuknya, tetapi malahan Ursula berkeinginan untuk menjadi seorang biarawati. Karena perlawanan ayahnya terhadap keinginannya untuk masuk ke biara, Ursula jatuh sakit dan hanya sembuh jika ayahnya memberikan persetujuan padanya. Pada tahun 1677, ia diterima dalam sebuah biara dari para klaris miskin Kapusin di Citt’ di Castello. Ia mengambil nama Veronica untuk mengenang sengsara Kristus. Pada saat terakhir upacara penerimaannya, uskup mengatakan kepada Abbis (kepala biara): “Aku mempercayakan putri yang baru ini pada perlindunganmu yang khusus karena suatu hari nanti ia akan menjadi seorang santa yang besar.” Veronica menjadi sungguh taat pada kehendak para pembimbingnya, meskipun masa novisiatnya ditandai berbagai cobaan-cobaan yang luar biasa untuk kembali ke dunia. Selama masa-masa pencobaan dan pergulatan batin, Veronica mendapatkan penampak an Kristus yang memanggul salib-Nya, dan selanjutnya Ia menderita sakit fisik yang akut dalam hatinya. Pada tahun 1693 ia memasuki tahap baru dalam kehidupan rohani nya ketika ia mendapatkan penampakan sebuah piala yang melambangkan sengsara Kristus yang akan dialami dalam jiwa Veronica sendiri. Pada awalnya ia merasa segan menerima salib ini, tetapi dengan usaha yang keras, akhirnya ia tunduk. Kemudian ia mengalami penderitaan rohani dan fisik yang intensif. Tahun 1694, ia mendapat tanda mahkota duri, luka-lukanya terlihat nyata dan rasa sakit tak bisa hilang. Atas perintah Uskup, ia mendapatkan perawatan medis, tetapi tak ada bantuan apapun yang bisa menolongnya. Selama 34 tahun, ia menjadi pengurus biara dan membimbing para suster novis dengan perhatian yang besar. Pada tahun 1716, ia ditetapkan sebagai Abbis. Ketika menjadi Abbis, ia memperluas biaranya. Setelah kematiannya, sebuah salib ditemukan tergambar di atas hatinya. Ia dikanonisasi pada tahun 1839 oleh Paus Gregorius XVI. Tubuhnya yang masih utuh dapat dilihat di biara St. Veronica Giuliani di Citt’, Castello, Italia. EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

39


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

40

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

PERUBAHAN NAMA WILAYAH DAN LINGKUNGAN PAROKI ST. PAULUS - SENDANGGUWO SEMARANG Sesuai dengan arahan dari Tim Supervisi KAS yang mengunjungi paroki kita pada 9 Juli 2012 silam, dan menyesuaikan dengan santo patron paroki yaitu Santo Paulus, maka mulai Januari 2014 terdapat perubahan nama Wilayah dan Lingkungan, dari yang semula menggunakan abjad dan angka menjadi menggunakan nama-nama tempat yang pernah dikunjungi Santo Paulus dalam pelayanannya. Sedangkan beberapa nama santo pelindung lingkungan yang semula diikuti dengan nomor urut, diganti dengan nama santo pelindung saja, tanpa nomor urutan. Penggantian nama ini, khususnya di lingkungan, untuk membenahi nama santo pelindung yang dipakai sehingga sesuai dengan nama sebenarnya. Misalnya: St. Gregorius Agung, bukan St. Gregorius Agung I, karena gelarnya hanya St. Gregorius Agung. Selain nama Lingkungan dan Wilayah, juga terdapat penamaan terhadap ruangan - ruangan di lingkup gereja, kesemuanya berciri Santo Paulus. Adapun daftar perubahan nama lingkungan dan wilayah sebagai berikut; NAMA LAMA Wilayah A

NAMA BARU Wilayah Antiokia

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

Lingk. St. Yohanes Rasul Lingk. St. Fransiskus Xaverius Lingk. St. Petrus I Lingk. St. Petrus II

Lingk. St. Yohanes Rasul Lingk. St. Fransiskus Xaverius Lingk. St. Petrus - Siwalan Barat Lingk. St. Petrus - Medoho

Wilayah B

Wilayah Byria - Gayamsari

1. 2. 3. 4. 5.

1. 2. 3. 4. 5.

Lingk. St. Bernardus I Lingk. St. Bernardus II Lingk. St. Blasius I Lingk. St. Blasius II Lingk. St. Blasius III

Lingk. St. Bernardus Lingk. St. Agustinus Lingk. St. Blasius Lingk. St. Benediktus Lingk. St. Basilius Agung

Wilayah C-1

Wilayah Tarsus

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

Lingk. St. Thomas - Sendangguwo Lingk. Sta. Monika I Lingk. Sta. Monika II Lingk. Sta. Monika III

Lingk. St. Thomas - Sendangguwo Lingk. Sta. Monika Lingk. St. Yakobus Rasul Lingk. St. Agustinus

Wilayah C-2

Wilayah Roma

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4. 5.

Lingk. St. Stefanus I Lingk. St. Stefanus II Lingk. St. Stefanus III Lingk. St. Markus

Lingk. St. Stefanus Lingk. St. Yustinus Lingk. Sta. Clara Lingk. St. Markus Lingk. St. Yohanes Capistrano (baru)

Wilayah D-1

Wilayah Damaskus - Kekancan Mukti

1. Lingk. St. Ignatius I

1. Lingk. St. Fransiskus Asisi

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

41


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

2. 3. 4. 5.

Lingk. St. Ignatius II Lingk. St. Ignatius III Lingk. St. Ignatius IV Lingk. St. Ignatius V

2. 3. 4. 5.

Lingk. St. Ignatius Lingk. St. Timotius Lingk. St. Agustinus Lingk. St. Isidorus

Wilayah D-2

Wilayah Efesus

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

Lingk. St. Yusuf - Pedurungan Lingk. St. Linus I Lingk. St. Linus II Lingk. Sta. Maria

Lingk. St. Yusuf - Pedurungan Lingk. St. Linus Lingk. St. Louis Lingk. Sta. Maria

Wilayah D-3

Wilayah Kolose

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

Lingk. St. Yoau Baptista Lingk. St. Titus I Lingk. St. Titus II Lingk. St. Titus III

Lingk. St. Yoau Baptista Lingk. St. Titus Lingk. St. Bartolomeus Lingk. St. Albertus

Wilayah E

Wilayah Damsyik

1. 2. 3. 4. 5.

1. 2. 3. 4. 5.

Lingk. St. Gregorius Agung I Lingk. St. Gregorius Agung II Lingk. St. Gregorius Agung III Lingk. St. Gregorius Agung IV Lingk. St. Gregorius Agung V

Lingk. Sta. Klara Lingk. St. Aloysius Lingk. St. Yohanes Pembaptis Linhk. St. Hieronimus Lingk. St. Gregorius Nazianze

Wilayah F-1

Wilayah Frigia

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Lingk. St. Aloysius I Lingk. St. Aloysius II Lingk. St. Aloysius III Lingk. St. Matius Lingk. St. Lukas Lingk. St. Amandus I Lingk. St. Amandus II

Lingk. St. Aloysius Lingk. St. Cornelius Lingk. St. Alfonsus Ligouri Lingk. St. Matius Lingk. St. Lukas Lingk. Sta. Maria Bunda Yesus Lingk. St. Amandus

Wilayah F-2

Wilayah Filipi

1. 2. 3. 4. 5. 6.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Lingk. St. Thomas Rasul Lingk. St. Thomas Aquino Lingk. St. Demitrius I Lingk. St. Demitrius II Lingk. St. Filipus I Lingk. St. Filipus II

Lingk. St. Thomas Rasul Lingk. St. Thomas Aquino Lingk. St. Demitrius Lingk. St. Yohanes Bosco Lingk. St. Filipus Lingk. Bta. Bunda Theresa

Wilayah G

Wilayah Galatia

1. Lingk. St. Yusuf - Liman Mukti 2. Lingk. Sta. Maria Goretti I 3. Lingk. Sta. Maria Goretti II

1. Lingk. St. Yusuf - Liman Mukti 2. Lingk. Sta. Maria Assumpta 3. Lingk. St. Yohanes Penginjil

Wilayah H

Wilayah Alexandria

1. Lingk. St. Thomas OFM I 2. Lingk. St. Thomas OFM II

1. Lingk. St. Antonius 2. Lingk. St. Benedictus

42

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

3. 4. 5. 6. 7.

Lingk. St. Thomas OFM Lingk. St. Thomas OFM Lingk. St. Thomas OFM Lingk. St. Thomas OFM Lingk. Sta. Theresia

III IV V VI

3. 4. 5. 6. 7.

Lingk. St. Christophorus Lingk. St. Dionisius Lingk. St. Eduardus Lingk. St. Fabianus Lingk. St. Gregorius

Wilayah I

Wilayah Athena - Pucanggading

1. 2. 3. 4. 5. 6.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Lingk. St. Bonaventura Lingk. St. Carolus Lingk. St. Alexander Lingk. St. Dominicus - Pucanggading Lingk. Sta. Elisabeth Lingk. St. Fransiskus Asisi

Lingk. St. Bonaventura Lingk. St. Carolus Lingk. St. Alexander Lingk. St. Dominicus - Pucanggading Lingk. Sta. Elisabeth Lingk. St. Fransiskus Asisi

Wilayah J

Wilayah Korintus

1. Lingk. St. Dominicus 2. Lingk. St. Andreas 3. Lingk. St. Bartolomeus

1. Lingk. St. Dominicus 2. Lingk. St. Andreas 3. Lingk. St. Bartolomeus Sekretariat Dewan Paroki

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

43


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

44

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

DEWAN PAROKI GEREJA SANTO PAULUS - SENDANGGUWO

2014 - 2016 Pembentukan Pengurus Baru dan pelantikan. Masa bakti Dewan Paroki periode 2011 - 2013 secara kalender sebenarnya telah berakhir per 31 Desember 2013, dan sebelum masa itu berakhir telah menjadi tugas dan kewajiban pengurus lama untuk segera membentuk Tim Formatur guna memilih dan menentukan susunan kepengurusan yang baru. Upaya telah dilakukan secara dini, dengan mensosialisasikan pencalonan pengurus lewat lingkungan-lingkungan kurang lebih sejak Oktober 2013, juga melalui pengumuman dalam teks misa minggu. Namun upaya ini ternyata tidak mudah mem peroleh respon dari umat. Terbukti hingga awal tahun 2014 pun calon yang diusulkan masih dapat dikatakan minim. Oleh sebab itu, paroki baru dapat merealisasikan rancangan susunan pengurus baru ini menjelang akhir bulan Januari, setelah melalui perjuangan keras dari Tim Formatur. Pelantikan Dewan Paroki pun baru dapat dilaksanakan pada Sabtu, 8 Pebruari 2014, dalam Ekaristi Kudus. Sungguh sangat beruntung, mereka dilantik langsung oleh Bapa Uskup Agung Semarang, Mgr. Yohanes Pudjasumarta Pr. Misa berlangsung meriah, dan bacaan pada hari itu sungguh mengena karena berbicara tentang ’garam’ dan ’terang’. Bapa Uskup pun dalam homilinya mengupas lebih dalam mengenai makna ini dan mengaitkannya dengan tugas pelayanan yang diemban oleh pengurus baru, yang hendaknya menjadi garam dan terang di paroki GSP. Keikhlasan hati yang diberikan akan mampu menjadi terang, matahari yang terbit bagi orang lain, terutama umat paroki kita. Pelantikan dihadiri pula oleh para pengurus wilayah dan lingkungan yang baru beserta staffnya, sehingga hampir memenuhi sepertiga ruang gereja.

Pembekalan Untuk memotivasi para pengurus baru Dewan Paroki 2014 - 2016, diadakan acara pembekalan yang diselenggarakan di Aula SDK Sang Timur Semarang, pada hari Minggu, 23 Pebruari 2014. Materi pembekalan diberikan oleh Rm. St. Gitowiratmo,Pr, menjelaskan mengenai keberadaan Dewan Paroki beserta tugas-tugasnya dalam EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

45


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

lingkup paroki. Keberadaan Dewan Paroki merupakan kebutuhan dalam kehidupan menggereja yang modern sekarang ini, berdasarkan hasil Konsili Vatikan II, dimana kaum awam dilibatkan pula secara aktif dalam setiap kegiatan gereja paroki. Tidak lagi menjadi dominasi para Imam, walau pun kebijakan pastoral masih tetap dikendalikan oleh para gembala. Pembekalan dilangsungkan dengan singkat namun jelas, sehingga mudah dipahami oleh peserta yang terdiri dari Dewan Inti dan para Ketua Wilayah dan Ketua Lingkungan. Acara diakhiri sekitar pukul 15.00.

Susunan Dewan Paroki GSP 2014 - 2016 Dewan Harian Ketua Wakil Ketua 1 Wakil Ketua 1 Wakil Ketua 2 Sekretaris I Sekretaris II Sekretaris III Bendahara I Bendahara II Bendahara III

: : : : : : : : : :

Rm. MC Sadana Hadiwardaya, MSF Rm. Ign. Wignyasumarta, MSF Rm. Antonius Kustiyanto, MSF FX Heru Djatmiko A G Santy Ekawati Santoso Raymundus Seno Janurianto P Caecilia Riana Setyaningsih Thomas Sugeng Prisca Suharini M E Sri Suwarni

Ketua Bidang Pewartaan Ketua Bidang Liturgi Ketua Bidang Persaudaraan Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat Ketua Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Koordinator Ketua-Ketua Wilayah

: : : :

Elizabeth Antaraningsih Petrus Tumidjo Aloysius Guntur Binawan Aloysius Wasino

: : :

Agustinus Xaverius Andy Sutanto Yoseph Adirsyah Sebayang Ign. L Suyadi

: : : : :

Benedictus Siyono Maria Christina Okta Pungkasari Gabriel Unik M. Prabandani Agata Sadanareswari MH

Koordinator Tim Kerja (Kortimja) Bidang Pewartaan Kortimja Katekis / Guru Agama Kortimja Pembinaan Iman Anak (PIA) Kortimja Pembinaan Iman Remaja (PIR) Kortimja Kerasulan Kitab Suci (KKS) Kortimja Persiapan Penerimaan Sakramen

46

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Kortimja Pendampingan Keluarga Kortimja Promosi Panggilan

: :

Antonius Sudiro Florentina Yuli Agnes

: : : : : : : :

Eduard Umbu Jowa FX Sudjadi C A Dwi Siwi Kristiani Dewi Mayasari Sr. Leonita, PIJ C Nanik Suteja Bonaventura Aditya Widodo Yoseph Wibisono

: : : :

Athanasius Agung Tri Tiastomo Th. Ari Wijayanti Ana Untari Setyo Utomo FX Budiono

: : : :

Y Muji Mulyo Romana Sri Saryatun Paulus Sukimin Casimerus Dayad

: :

Antonius Suwardi M Yunus Waas

: :

Ignatius Tri Djoko Santoso Aedigius Haryanto Dwiatmoko

Bidang Liturgi Kortimja Peribadatan Kortimja Prodiakon Kortimja Koor dan Organis Kortimja Lektor Kortimja Putera-Puteri Altar Kortimja Paramenta Kortimja Tata Tertib Kortimja Teks Misa

Bidang Persaudaraan Kortimja OMK Kortimja Ibu-Ibu Paroki Kortimja Perpustakaan Kortimja Kategorial

Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Kortimja Sosial Ekonomi Kortimja Sosial Kesehatan Kortimja Sosial kematian Kortimja Sosial Karitatif Kortimja Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) Kortimja Komunikasi Sosial (KomSos) Kortimja Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan (PKKK) Kortimja Pendidikan

Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana Kortimja Pembangunan Kortimja Pemeliharaan / Perawatan Kortimja Rumah Tangga Pastoran Kortimja Rumah Tangga Paroki Kortimja Keamanan Kortimja tata Suara (Sound System) Kortimja Listrik Kortimja Inventaris

: : : : : : : :

Ign. Djoko Pitoyo Yustinus Setya W VN Tety Hartoyo Margaretha Maria Niken Kusuparti Y Budi Handoko Pius Kusdiyantoro Dionisius Sumaryoko

: :

MC Wenny Andriastuti Galih N Permadi

Bidang Penelitian dan Pengembangan Kortimja Pendataan dan Penelitian Kortimja Pengembangan Bidang-Bidang Selamat bertugas. KomSos, Sekretariat DP EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

47


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

48

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

ULANG TAHUN KE 2 PAGUYUBAN ADI YUSWA SANTO YOSEP Rabu, 19 Maret 2014, gereja memperingati pes ta nama Santo Yosep, suami Bunda Maria. Berhubung Paguyuban Adi Yuswo (PAY) yang berada di Paroki St. Paulus Sendangguwo Semarang meng gunakan nama pelindung St. Yosep, maka pada hari itu sebagian besar anggota dan simpatisannya berkumpul di bangsal paroki untuk bersyukur, yang dikemas dalam Misa Kudus yang dipimpin oleh Romo Ignatius Wignyasumarta MSF. Paguyuban ini didirikan 2 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 19 Maret 2012, untuk mewadahi umat paroki yang telah berusia 55 tahun ke atas dan sudah purna tugas, de ngan tujuan antara lain untuk dapat mengisi kekosongan waktu dan untuk menambah wawasan baru dan juga menambah teman, daripada jenuh di rumah. Dengan usianya yang masih sangat muda, memang belum banyak dapat dirasakan manfaatnya oleh ba nyak orang terutama kaum lansia, Misa Syukur dimulai pukul 10.00 pagi. Dalam homili romo menyampaikan bahwa Santo Yosep adalah contoh orang yang setia dan tulus. Pada waktu dia tahu bahwa tunangannya Maria yang belum resmi menjadi isterinya ter nyata mengandung, dengan ketulusan agar tidak mencemarkan nama Maria, maka dia diam-diam akan meninggalkan Maria. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.� (Mat 1: 20-21 ) Karena ketaatan serta setia kepada Tuhan maka Yosep tidak jadi meninggalkan Maria. Romo menggambarkan juga bagaimana pengorbanan yang begitu luar biasa dalam mendampingi Maria dalam masa hamilnya mulai dari memenuhi perintah Kaisar Agustus untuk mendaftarkan semua orang diseluruh dunia (sensus penduduk), maka pergilah Yosep bersama Maria dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud, supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung (Luk.2 :4-5) Tidak ada sepeda motor atau bis untuk pergi ke kota Daud, namun dengan setia dilakukan EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

49


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

dengan berjalan kaki. Ketika mereka sampai kota tujuan, tiba waktunya bagi Maria untuk bersalin. Dan pernahkah bapak/ibu bayangkan betapa susah dan repotnya di tempat asing harus menghadapi hal semacam ini. Rumah penginapan semua menolak agar Maria dapat melahirkan di tempat yang lebih baik. Tidak ada pertolongan yang datang kepadanya, semua ditangani oleh Yosep se orang. Kita juga diajak dapat meneladan pada Santo Yosep yang dengan tulus dan setia dalam segala keadaan. Walaupun kita sudah lansia jangan muda patah semangat dalam menghadapi hidup. Masih dalam homili romo, apakah bapak / ibu tahu apa yang namanya rayap? Rayap adalah binatang yang sangat kecil, ukuran tubuhnya kurang lebih 3 mm, namun mampu membuat rumahnya setinggi 3 m atau dapat dikatakan 1.000x dari ukuran tubuhnya. Hendaknya paguyuban ini dapat meniru cara hidup rayap ini. Jangan dilihat dari luar koloni rayap yang dianggap sebagai perusak. Namun kalau kita mencontoh cara hidup rayap yang mampu membangun rumahnya 1.000x dari ukuran tubuhnya, mereka bekerja tanpa mengenal lelah dan tak pernah iri, merasa curiga kepada temannya, tidak ada yang bertengkar, tidak ada yang bekerja santaisantai, merokok dulu, bermalasan, mereka terus bergerak saling tolong menolong, bahu membahu. Acara dilanjutkan dengan sedikit sambutan dari Koordinator, penasehat dan sharing dari beberapa anggota. Salah seorang anggota (tertua dalam usia) menyatakan bahwa dia sangat beruntung bisa selalu mengikuti kegiatan ini yang sungguh sangat bermanfaat, setiap pertemuan yang diikuti selalu ada hal-hal baru yang didapat. Sampaisampai dia selalu mengajak / mengharap teman-temannya untuk dapat mengikuti kegiatan ini. Bahkan dia selalu menantikan agar pertemuan berikutnya segera tiba, dia tidak sabar menunggu terlalu lama. Lagu Happy Birthday pun dikumandangkan, juga tidak lupa tiup api lilin angka 2 dan potong kue ulangtahun, serta juga ada potong tumpeng. Pokoknya ramai dan meriah. Acara diakhiri dengan makan siang bersama dengan menu nasi gudangan, sambel trancam dan lain-lain, tak ketinggalan mie goreng dengan harapan umur panjang. Pada kesempatan ini izinkanlah panitia meng ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh donatur yang telah ikut membantu guna menyemarakkan acara ini. Haryanto - PAY St. Yosep

50

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

51


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Awam Katolik serta Perutusannya dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara Oleh: Klaudia Molasiarani OMK Lingkungan St. Eduardus

Tahun 2014 merupakan tahun dimana kita sebagai masyarakat Indonesia dihadap kan pada pesta demokrasi untuk memilih calon legislatif dan calon eksekutif. Pesta demokrasi ini adalah pesta bagi seluruh warga Indonesia tanpa terkecuali, juga tanpa memandang perbedaan status, pendidikan, agama, dan sebagainya. Dan yang tak kalah penting, kita sebagai awam katolik, tentunya mempunyai peran yang sangat penting untuk mewarnai pesta demokrasi tersebut. Peran tersebut juga menjadi misi bagi kita semua, seperti apa yang tertulis dalam Kitab Suci, bahwa kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia. “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, de ngan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang� (Matius 5 : 13). Sebagaimana Allah telah memberi hidup pada kita, kita pun juga diutus untuk meneruskan misi Anak-Nya yang tunggal, yakni menggarami dan menerangi segala se suatu yang ada di sekeliling kita, termasuk dalam hal berpolitik. Krisis politik yang sangat memprihatinkan akhir-akhir ini adalah krisis toleransi antar umat beragama. Segala sesuatu rela dipertaruhkan atas nama agama, sehingga membuat yang lain diuntungkan dan yang lain dirugikan. Keprihatinan ini adalah keprihatinan kita ber sama sebagai warga negara sekaligus warga gereja. Untuk itulah sikap aktif dan turut terlibat dalam membela kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel sangat dibutuhkan oleh kita sebagai awam katolik. Melihat tindakan anarkis yang terjadi di mana-mana, seperti pembakaran rumah ibadah, diskriminasi terhadap kaum minoritas, dan penyelewengan kekuasaan, seharusnya membuat kita sebagai awam katolik men jadi peka dan tergerak untuk ikut ambil bagian dalam melakukan perubahan. Sayang nya, umat kita terlalu disibukkan dengan kegiatan menggereja yang hidup di sekitar altar. Tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya diri kita sebagai awam katolik untuk terlibat dalam partisipasi politik. Yesus sendiri pernah memberi suatu perumpamaan kepada kita, seperti seorang hamba yang menerima satu talenta, lalu pergi menggali lubang di dalam tanah dan menyembunyikan uang tuannya itu (bdk. Mat 25 : 18). Perumpamaan tersebut ingin menegaskan bahwa sebagai pengikut Yesus kita dihimbau agar tidak menyembunyikan apa yang sudah diperoleh dari-Nya, tetapi memakainya untuk menerangi semua orang. Pada dasarnya, kita semua yang mengikut Kristus adalah orang-orang pilihan. Allah memilih kita bukan tanpa alasan. Ia memilih kita karena Ia percaya bahwa kita mampu meneruskan misi Yesus di dunia. Yesus datang ke dunia bukan untuk mengunjungi mereka semua yang telah hidup dalam damai sejahtera yang berlimpah, melainkan untuk mereka yang haus akan kedamaian serta hidup dalam kesulitan. Sama halnya dengan dunia tempat kita berziarah ini. Dunia ini sedang tidak dalam keadaan damai, sebaliknya kita sedang hidup dalam kondisi yang penuh dengan masalah, 52

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

pertikaian, dan sebagainya. Sebagaimana Bapa mengutus Yesus seperti domba yang diutus ke tengah-tengah kawanan serigala, kitapun sebagai awam katolik, mempunyai panggilan hidup yang sama. Sebagai awam katolik, kita mempunyai peran untuk meneruskan visi dan misi Yesus Kristus. Dalam hal ini, Yesus pun sesungguhnya telah berpolitik. Ia membuat banyak orang percaya dan mengikuti-Nya melalui segala karya dan perbuatan-perbuat an ajaib yang Ia buat. Kata politik mungkin akan terdengar jenuh, khususnya di kalangan orang muda karena pencitraan dari partai politik yang ada. Akan tetapi, mau tidak mau kita dituntut untuk peka dan peduli terhadap segala sesuatu yang mempengaruhi kehidupan kita. Segala kebijakan yang dibuat oleh caleg terpilih, nantinya juga akan berdampak pada hidup kita. Mgr. Alb. Soegijapranata SJ mengatakan “Jangan biarkan orang lain meng ambil keputusan mengenai nasibmu, tanpa terlibat di dalamnya.� Kutipan tersebut mengajak kita untuk ikut ambil bagian dalam partisipasi politik. Meskipun banyak kaum muda katolik yang sangat apatis terhadap politik karena citra politik yang buruk, namun tidak ada yang mampu mengubah citra tersebut, jika bukan kita sendiri yang mengubahnya. Alangkah baiknya kita telah mempercayakan suara kita kepada pribadi yang dapat dipercaya, memiliki integritas dan kerendahan hati untuk melayani bukan untuk dilayani, daripada kita memberikan suara kita kepada orang yang salah. Menggunakan hak pilih adalah hal sederhana yang merupakan ben tuk kepedulian kita pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Beato Yohanes XXIII dan Beato Yohanes Paulus II akan dikanonisasi 27 April 2014 Dalam konsistori pertama yang diselenggarakan di Ruang Konsistori, Vatikan, 30 Septem ber 2013, Paus Fransiskus mengumumkan bahwa kanonisasi Beato Yohanes Paulus II dan Beato Yohanes XXIII akan diselenggarakan di Roma pada hari Minggu tanggal 27 April 2014, Minggu Kedua Paskah yang juga merupakan Minggu Kerahiman Ilahi. Dalam perjalanan pulang dari Hari Kaum Muda sedunia di Rio de Janeiro, Bapa Suci menunjukkan bahwa Minggu Kerahiman Ilahi sebagai tanggal mungkin ditetap kan sebagai hari kanonisasi itu. Paus menyatakan bahwa kanonisasi di musim dingin akan menyulitkan kehadiran para peziarah. Ratusan ribu peziarah, terutama dari Polandia diperkirakan akan menghadiri kanonisasi itu. Beberapa bulan lalu, Bapa Suci membuka jalan bagi kanonisasi Beato Yohanes XXIII, dengan menyetujui proses tanpa perlu mujizat kedua. Mujizat pertama yang dikaitkan dengan Yohanes Paulus II adalah penyembuhan ajaib dari seorang biarawati Perancis yang menderita Parkinson parah dan tak bisa disembuhkan. Keajaiban kedua yang diperlukan untuk kanonisasinya yang telah disetujui adalah penyembuhan se orang wanita warga Kosta Rika yang menderita aneurisma otak. EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

53


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

54

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Selalu Sayang Oleh: Aoirisuka

Sebelum membaca tuntas Chicken Soup for the Soul: Think Positive, Mika sudah menjadi pribadi yang positif. Terlebih setelah membaca buku itu, ia semakin positif saja. Siang itu, ia turun dari ranjang rumah sakit – tempat yang telah menjadi rumah kedua bagi nya. Dengan mengenakan piya ma RS yang berwarna biru muda kesukaannya, Mika berjalan me nyusuri lorong dan belokan untuk menuju ke taman RS yang asri dan nyaman – tempat favoritnya di RS tersebut. Saat berjalan di ruang tunggu yang luas, Mika bertubrukan dengan seorang pasien perempuan sebaya. “Ah maaf, maafkan saya….” ucap Mika kepada pasien perempuan yang jatuh ke lantai itu. “Tidak, tidak apa-apa.” sahut pasien itu sambil beranjak berdiri. Kedua wanita ini terkejut ketika memandang satu sama lain. “Eva!” Mika berseru gem bira melihat kawan lamanya yang tak dijumpainya selama 3 tahun itu. “Kau di sini? Kau pasien di sini?” tanyanya ketika melihat piyama rumah sakit yang juga dikenakan Eva. Eva mengangguk lalu berkata, “Lama tak berjumpa, Mika, senang kembali bersua denganmu meskipun tak kuduga sebelumnya bahwa kita akan berjumpa di tempat ini. Mari kita duduk dan mengobrol!” Eva menarik lengan Mika menuju deretan bangku di salah satu sudut ruangan. Kedua teman dekat ini – Mika dan Eva – melepas rindu dan membicarakan banyak hal. Mereka berdua yang sempat kehilangan jejak dan kontak, akhirnya dapat mengetahui kabar dan keadaan masing-masing. “Sudah 3 hari aku dirawat di sini karena mengalami kecelakaan lalu lintas.” Eva bercerita. “Aku mengalami luka ringan yang semuanya hampir mengering sekarang, namun penyakit lambungku kambuh, itu kabar buruknya. Kau lihat kedua mataku yang membengkak ini?” Tanya Eva pada Mika sembari menunjuk ke dua matanya. Mika mengangguk, mengantisipasi ucapan Eva selanjut nya. “Ini akibat menangis sehari semalam karena mengetahui kekasihku pergi untuk selamanya. Kami berdua sama-sama mengalami kecelakaan ini, hanya saja lukanya sangat parah, tak bisa bertahan hingga akhirnya meninggalkanku seorang diri.” “Seorang diri? Anggota keluargamu? Mereka tak kemari untuk mengunjungimu?” tanya Mika heran. “Ayah dan Ibuku juga telah pergi ke surga 2 tahun yang lalu. Penye babnya hampir sama dengan yang menewaskan kekasihku. Kedua orang tuaku meninggal dalam kecelakaan kereta api. Kini, satu-satunya yang kupunya hanyalah nenek, dan ia ada di panti jompo, ia tak bisa menengokku.” EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

55


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Melihat reaksi Mika yang menunjukkan simpati, Eva tertawa kecil – menertawakan ke adaannya sendiri. “Tuhan itu sungguh lucu, Ia bisa bergurau, namun seringnya gurauan-Nya keterlaluan bagiku. Tampaknya perlahan-lahan Ia hendak menyirnakan seluruh anggota keluargaku dengan jalan kecelakaan yang telah dipilihkan-Nya. Se ring aku menangis, mengumpat, berteriak, memaki, dan mengutuk hidupku. Segalanya membuatku sedih, kecewa, gundah, gusar, marah, serta muak. Aku membenci hidupku dengan segala yang terjadi di dalamnya! Tuhan sungguh tidak adil!” Eva meratap. Tidak lagi sebatas simpati, sekarang sepenuhnya Mika berempati teradap Eva. Pribadi nya yang senantiasa positif pun menanggapi Eva dengan bijak. Katanya, “Tidak pernah, Eva, Tuhan tidak pernah tidak adil. Tuhan tidak pernah tidak sayang pada kita ciptaan-Nya. Everything happens for a reason, segalanya terjadi karena suatu alasan, ada maksud di balik setiap peristiwa. Selalu cari sisi positif. Tuhan memanggil orang tuamu pada 2 tahun yang lalu mungkin agar kau bisa lebih mandiri dalam hidupmu. Mungkin Tuhan memanggil kekasihmu pula supaya ia tak semakin menderita dalam luka-lukanya yang amat parah menyiksa. Meskipun penyakit lambungmu kambuh, setidaknya kau hanya terluka ringan dalam kecelakaan yang menimpamu. Kau lihat, nyatanya Tuhan tak menyirnakanmu. Ingat juga, masih ada nenek yang menantikan kunjunganmu ke panti setelah kau sembuh nanti. Sekalipun terkadang kau jatuh ke tataran paling rendah dalam hidupmu, Tuhan tak membiarkanmu hingga tergeletak tak berdaya….” “Kisahmu… “ Eva menyela, “Bagaimana kisahmu?” tanyanya pada Mika. Mika ter

56

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

senyum simpul, “Banyak yang istimewa, namun aku hanya akan mengutarakan intiinti pentingnya saja. Alih-alih memenuhi hari-hari dalam hidupku dengan keluhan, aku memilih untuk menghitung berkat. Aku bersyukur memiliki ayahku, yang walaupun mudah emosi, namun rasa sayang, dedikasi, dan pengabdiannya untuk keluarga sungguhlah besar. Aku bersyukur mempunyai ibu, yang kendati cerewet, tetapi menginspirasiku dengan kedermawaan dan kemurahan hatinya. Aku mensyukuri keberadaan saudariku, yang meski ber-ego besar, tapi tak pernah pergi dari jalan Tuhan. Di atas semua itu, aku bersyukur masih memiliki keluarga yang menyayangiku. Meskipun kini aku sakit, aku mensyukuri kesehatan yang disematkan Tuhan di hari-hari kehidupanku. Meskipun seringnya rambutku rontok banyak usai keramas bagaikan kondisi rambut penderita kanker, aku bersyukur Tuhan tak merontokkan semuanya sekaligus! Aku bersyukur atas segala yang telah terjadi di dalam hidupku. Aku bersyukur untuk udara yang boleh kuhirup, dan untuk hari yang terbentang di hadapanku. Tuhan SELALU sayang padaku. Bahkan saat aku sakit, terluka, atau mengalami cobaan, aku percaya Ia senantiasa menyayangiku. Bahkan jika tubuhku melemah, tak bernapas, lalu Ia memintaku menghadap hadirat-Nya, Ia masih sayang padaku. Karena itu berarti ia membebaskanku dari penderitaanku di dunia fana ini. Tuhan tak pernah meninggalkan kita, sedetik pun.” Percakapan terhenti karena seorang dokter memanggil Mika ke ruangannya. Eva masih duduk di bangku, memandangi Mika yang membelok di tikungan. Eva kembali tertawa. “Mudah saja Mika berucap, karena ia tak tahu pasti apa yang sejauh ini kualami. Mika bukan aku, bagaimana bisa ia merasakan kepedihanku? Tampaknya hidup Mika lebih beruntung dariku. Semua yang ia ucapkan hanyalah untuk menghiburku, pasti demikian.” Eva menggumam. “Tapi… sebenarnya Mika sakit apa? Aku belum sempat menanyakannya tadi….” Eva bertanya pada petugas administrasi, namun mereka merahasiakan informasi pasien. Ia pun pergi menemui dokter yang tadi memanggil Mika. Atas usaha kerasnya bertanya pada sang dokter, Eva mengetahui bahwa Mika menderita leukemia stadium akhir. Eva pun terduduk di kursi lorong, tercengang. “Aku telah salah memahami….” kata Eva dalam hati. ”Hidupku jelas lebih beruntung dari Mika, namun dirinya masih bisa sepositif itu. Everything happens for a reason. Kini aku paham mengapa penyakit lambungku kambuh hingga aku harus bertahan lebih lama di RS ini. Itu karena Tuhan ingin aku bertemu dengan Mika – penyadar dan pencerahku.” Esoknya, Eva masuk ke ruangan Mika dan memeluknya lama. Pada hari itu ia mewarisi buku Chicken Soup for the Soul: Think Positive dari Mika. Pada hari itu, Eva berterima kasih kepada Mika. Hingga di hari-hari pasca kepergian Mika pun, Eva selalu berteri ma kasih. Ia membawa buku milik Mika bersamanya, ia juga membawa-bawa wisewords dari Mika: Selalu cari sisi positif.

“Kita selalu menemukan bahwa mereka yang berjalan paling dekat kepada Kristus adalah mereka yang harus bertahan terhadap pencobaan terbesar” St. Theresa dari Avilla EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

57


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

RALAT.....RALAT.... WP 92 Edisi Natal 2013 1. Iklan Cover bagian dalam (berwarna) pada WP 92 edisi Natal 2013, terjadi salah

penempatan. Iklan dari Kel. Bp. Nunung Sriyanto, yang seharusnya terletak pada Cover Dalam bagian belakang tertukar tempat dengan iklan dari Kue Moaci ’Mawar’ / Kel. Bp. FX Agus Kurniawan yang seharusnya terletak pada Cover Dalam bagian depan. 2. Artikel WP 92 edisi Natal 2013 hlm. 25 berjudul PERKAWINAN PINTU MASUK HIDUP BERKELUARGA kiriman Bp. Pius Koesdyantoro, pada bagian akhir di hlm. 32 terjadi pemenggalan kalimat, yang seharusnya berbunyi demikian : ....pemberian diri yang total. Berkah Dalem Pius Koesdyantoro 3. Artikel WP 92 edisi Natal 2013 hlm. 23 berjudul RESENSI FILM EVELYN kiriman Leonardo, pada bagian akhir di hlm. 24 terjadi pemenggalan kalimat, yang seharusnya berbunyi demikian: ......dikembalikan lagi kepada orangtua masingmasing. Leonardo Atas kelalaian ini Redaksi mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada umat pembaca dan khususnya kepada pemasang iklan serta kontributor artikel. Berkah Dalem. Redaksi

58

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

DAFTAR NAMA KETUA WILAYAH DAN KETUA LINGKUNGAN Wilayah Antiokhia

2014 - 2016

: Y Suwoto , Jl. Medoho Selecta 25, 08156644529

Lingkungan - Lingkungan

St. Yohanes Rasul St. Fransiskus Xaverius St. Petrus - Siwalan Barat St. Petrus - Medoho

: : : :

Noer Jaya Pribadi, Jl. Unta II / 161, 081225449890 F X Sudomo, Jl. Badak III / 15 A, - - - Y Bakoh Subandi, Jl. Griya Prasetya Selatan II, 085740935359 Ign. Prajoko Nuryanto, Jl. Medoho Permai 20, 6713041

Wilayah Byria - Gayamsari : Y Soeratno, Jl. Kanguru Selatan III / 33, 70386001 Lingkungan-Lingkungan

St. Bernardus St. Agustinus St. Blasius

: S Lanny Puji Rahayu, Jl. Kimar III / 34, 0816666829 : H Broto Suparno, Jl. Banteng Utara V / 33, 6725127 : Juventus Suharta, Jl. Sendangsari Barat V / 12, 08883972817

St. Benediktus St. Basilius Agung

: A C Kismadi, Jl. Gayamsari I / 7, 08122878054 : G Putro Nugroho, Jl. Kanguru Tengah 8 A, 08122851303

Wilayah Tarsus

: Th. Nanik, Jl. Sendang Utara III / 7, 081390665244

Lingkungan-Lingkungan

St. Thomas - Sendangguwo Sta. Monika St. Yakobus Rasul St. Agustinus

Wilayah Roma

: : : :

Eddy Sarwono, Jl. Kauman Brt. VI, RT 6 / RW 8, 085865068057 Ign. Murtono B S, Jl. Singa Utara Dalam I / 15 A, 08122809685 M Indra T Halim, Jl. Tlogosari Selatan H / 18, 08156630063 Agustinus Sarino, Jl. Singa Utara 56, 6701770

: Ant. Muslam, Jl. Gemah Barat 46, RT 9 / RW 5, 081325731964

Lingkungan-Lingkungan

St. Stefanus St. Yustinus Sta. Clara St. Markus St. Yohanes Capestrano

Wilayah Damaskus -

: : : : :

: A H Djoko Chriswanto, Jl. Ganesha Mukti Utara I / 355 ,

Kekancan Mukti Lingkungan-Lingkungan

St. Fransiskus Asisi St. Ignatius St. Timotius St. Agustinus EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

Pius Sutaryo H S, Jl. Menjangan Barat 31, 081228032921 Lucilla Sri Supadmi, Jl. Pedurungan Tgh VI / 13, 08156512070 F X Setyo Budi, Jl. Gemah Timur 48 A, 08127772812 C W Sri Hartadmo, Jl. Pedurungan Baru Raya 9, 081325315196 Petrus Tumidjo, Jl. Kalicari Timur Dalam I / 1, 08122935790 08156528365

: : : :

Petrus Gunarjo, Jl. Tmn. Mahesa Mukti A-399, 081325330999 Ricky Dwi Budi H Y S, Jl. Mahesa Utara IV / B 602 , 6722072 G J Gunawan A P, Jl. Turangga Tengah II / 530, 0811272795 Hary B S Purba , Pesona Asri II Blok A / 12, 081362116671

59


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

St. Isidorus

: F X Sumar Widyanto, Jl. Ganesha Mukti II / 282, 08179408825

Wilayah Efesus

: Y Edy Riyanto, Jl. Arya Mukti Tengah 165 , 081325151107

Lingkungan-Lingkungan St. Yusuf - Pedurungan

: Y Agus Widyatmo, Jl. Sapta Prasetya Utr. VII A / 141,

St. Linus St. Louis Sta. Maria

: P Irawan Wanaya, Jl. Arya Mukti Tmr. V / 233, 08164252633 : Y Hananto Djoko Priyono, Jl. Arya Mukti I / 666, 081325664448 : Maria Okky, Jl. Arya Mukti Tengah 165, 081227015015

081326010123

Wilayah Kolose

: B Sumardjo, Perum. Dolog B / 54 , 08156503483

Lingkungan-Lingkungan

St. Yoau Baptista St. Titus St. Bartolomeus St. Albertus

Wilayah Damsyik

: : : :

B Andang Prasetya, Perum. Dolog H / 129, 081575024264 F X Sumono, Jl. Argo Mulyo Mukti VI / 267 , 081325616252 F A Suswadi, Jl. Wono Mulyo Mukti Barat III / 152 Alb. Heriyanto, Jl. Selo Mulyo Mukti Ry F-312, 08122541786

: F X Rudy Santosa, Jl. Tirto Mukti II / 1005, 0811277199

Lingkungan-Lingkungan

Sta. Klara St. Aloysius St. Yohanes Pembaptis St. Hieronimus St. Gregorius Nazianze

Wilayah Frigia

: : : : :

H Brotocahyono, Jl. Argo Mukti Brt. II / 484, 08122858519 Marcellus Janoeardi, Jl. Tlogo Mukti Tmr. II / 883, 0816668857 J B Benny Hidayat, Jl. Tlogo Mukti III / 1198, 082138380078 Alexander J Mamahit, Jl. Giri Mukti Timur 116 , 08122867729 Monica Lukmiati S, Jl. Tirto Mukti Tmr. III / 19, 081326610728

: Ign. L Suyadi, Jl. Parang Kusumo V / 13, 081575175151

Lingkungan-Lingkungan

St. Aloysius St. Cornelius St. Alfonsus Ligouri St. Matius St. Lukas Sta. Maria Bunda Yesus St. Amandus

Wilayah Filipi

: : : : : : :

Ignatius Gentur, Jl. Parang Kusumo IV / 8, 08156548856 M Sunardi, Jl. Parang Kesit VII / 8, 08122870754 E M Kriesnubadhy, Jl. Bledak Anggur V / 17, 081325022798 F X Purwo Edy, Jl. Truntum VII / 10 , 08164889132 Martinus Marsoyo, Jl. Seruni I / 25 Y Suwahyo, Jl. Tejokusumo IV / 13 , 08122859790 P Purwadi, Jl. Sidoluhur XI / 31, 08812416259

: VSF Suhariwanto, Jl. Parang Sarpo I / 43, 08156679443

Lingkungan-Lingkungan

St. Thomas Rasul St. Thomas Aquino St. Demitrius St. Yohanes Bosco

60

: : : :

E Dody Hendy A, Jl. Ratu Ratih IV / 14, 081326615266 B S Supriyono, Jl. Parang Klitik VI / 5, 0817292479 Rob. Sudarno, Jl. Kawung IX / 22, 081325390860 F X Edy Pranowo, Jl. Tm. Sekar Jagad 9, 08164883869 WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

61


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

62

WARTA PAULUS NO. 93


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

St. Filipus Bta. Bunda Theresa

Wilayah Galatia

: Andreas Subagyo, Jl. Kamiluto VI / 13, 08156535618 : Yohanes Suparno, Jl. Sidodrajad II / 52, 08156581999

: D Slamet Parjono, Jl. Liman Mukti Utr. II / 426, 081325888608

Lingkungan-Lingkungan

St. Yusuf - Liman Mukti Sta. Maria Assumpta St. Yohanes Penginjil

: Rob. Budi Santosa, Jl. Sapta Prasetya I / 66, 0811281600 : P Y Bambang Tjatur S, Jl. Plamongan Elok II / 560, 6713562 : E Kuswaji, Jl. Plamongan Asri 252, 081374922653

Wilayah Alexandria Plamongan Indah

: Stefanus Soegerto, Jl. Eboni A / 40, 081225118143

Lingkungan-Lingkungan

St. Antonius St. Benedictus St. Christophorus St. Dionisius St. Eduardus St. Fabianus St. Gregorius

: : : : : : :

F X Tri Djoko P, Jl. Kelapa Gading VIII / 268, 085641151968 Ign. Siswanto, Jl. Kelapa Sawit VIII / 712 , 081229186121 Agustinus Sukirno, Jl. Rasamala D 84, 085225182521 Antonius Agus Prabowo, Blok C 10 / 29, 70160014 M Sri Hartoro Yoga Sapardi, Blok D 22 / 18, 0816488059 Petrus Ony Prawianto, Blok E 4 / 6, 085848881503 Stefanus Tri Haryanto, Gardenia Blok B 4 / 5, 08122878790

Wilayah Athena Pucanggading

: A B Marjuki, Jl. Pucang Anom III / 18,

081325629682

Lingkungan-Lingkungan

St. Bonaventura St. Carolus St. Alexander St. Dominicus Pucanggading

Sta. Elisabeth St. Fransiskus Asisi

Wilayah Korintus

: A G Bonny Mustika, Jl. Pucang Gede IX / 4, 089667953333 : Paulus Masiran, Jl. Pucang Rinenggo VII / 16, 085866352788 : F X Arief Cahyono, Jl. Pucang Peni I / 11 , 089683262696 : Rob. Pudjihartono, Jl. Kebon Arum Sltn. Ry. 3, 085642986502 : A Tuharman, Jl. Kebun Peni I / 5, 081390275659 : Yosep Ruwidyoedi, Jl. Pucang Indah Raya 13, 085865088016

: F P Sembiring Depari, Jl. Palapa Gading Blok L / 28, Pondok Majapahit , 08985439989

Lingkungan-Lingkungan

St. Dominicus

: K F Eko Kapti H, Gebang Sari RT 7 / RW 32, Batursari 081325452065

St. Andreas St. Bartolomeus

: R Anggit Priharto, Pdk. Majapahit I / AA - 21, 08156551587 : Hendrikus Dedy, Permata Batursari Blok I - 9, 088802501302 Sekretariat DP

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

63


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

DAFTAR ISI Ia Telah Bangkit Dari Bilik Redaksi Kacamata yang Berbeda Surat dari Romo Paroki Geliat Wilayah Galatia Reportase Sidang Dewan Pleno II Jejak Yesus di Golgota Paus Fransiskus Angkat 19 Kardinal Baru Salib Sebagai Tanda Keselamatan Jalan Akses Masuk Gereja, Beban atau Karunia? Nguda Rasa, Mo Semar • Oleh-oleh dari PAY St. Yosep Misteri Kursi Kosong Peresmian Penggantian Nama Lingkungan Lomba Paduan Suara St. Veronica Giuliani Perubahan Nama Wilayah dan Lingkungan Dewan Paroki 2014 - 2016 Ulangtahun ke 2 PAY St. Yosep Awam Katolik Serta Perutusannya ..... Beato Yohanes XXIII dan Beato Yohanes Paulus II akan di Kanonisasi Selalu Sayang Ralat WP 92 Daftar Nama Ketua Wilayah dan Ketua Lingkungan Perpecahan di kalangan Umat Kristiani .....

1 4 7 10 13

Perpecahan di kalangan umat Kristiani adalah skandal, kata Paus

Ketika sedang memberikan rangkaian katekese tentang Sakramen dalam audiensi umum 14 tanggal 22 Januari 2014, 16 Paus Fransiskus berhenti sejenak untuk berbicara 19 tentang Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristiani. Tema pekan doa tahun ini diambil dari Surat Paulus 20 yang Pertama kepada Jemaat di Korintus: “Adakah Kristus terbagi-bagi?” 24 “Prakarsa spiritual dan sangat berharga ini telah me 27 libatkan umat Kristiani selama lebih dari seratus 31 tahun. Pekan doa bagi persatuan semua orang yang 36 sudah dibaptis itu sesuai dengan kehendak Kristus, ‘agar mereka semua menjadi satu,’” kata Paus. 37 Merujuk pada tema itu, Bapa Suci mengatakan, se 38 mentara Kristus pasti tidak terbagi, amat disayangkan 39 umat Kristiani terus hidup terbagi-bagi. “Perpecahan di kalangan umat Kristiani itu adalah skandal. Tidak 41 ada kata lain: skandal,” kata Paus. Perpecahan, tegas 45 Paus, hanya bisa melemahkan kredibilitas evangelisasi bahkan dengan demikian “menghilangkan Salib 49 dari kekuatannya.” Bapa Suci merefleksikan teguran Paulus kepada jemaat Korintus, yang masing-masing 52 mengklaim dari golongan rasul yang berbeda, sedang kan Paulus mengatakan bahwa dia dari golongan “Kristus.” “Kendati ada derita perpecahan, yang 53 sayangnya masih tetap ada, marilah menerima kata55 kata Paulus itu sebagai ajakan untuk dengan tulus 58 hati bersukacita atas rahmat yang dikaruniakan Allah kepada umat Kristiani lainnya: marilah mengakuinya 59 dan bersukacita,” kata Paus. 64 Menutup katekese singkat itu, Paus Fransiskus meminta umat beriman yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus itu agar menemukan dalam umat Kristiani lainnya sesuatu yang kita butuh kan dalam kehidupan kita. Melakukan hal itu, kata Paus, “butuh banyak doa, kerendah an hati, refleksi dan pertobatan terus-menerus.” “Mari teruskan langkah ini, seraya berdoa untuk persatuan umat Kristiani, agar skandal ini bisa berhenti dan tidak lagi bersama kita,” Paus mengakhiri. diambil dari PEN@ Indonesia

64

WARTA PAULUS NO. 93




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.