Warta Paulus 91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

Page 1



GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

ULANG TAHUN ke 24 oleh : Ch. Slamet Kitri (anggota DP - GSP)

Tepat 24 tahun yang lalu, pada hari Rabu Pa hing 28 juni 1989 , gereja kita telah diberkati oleh Rm. Ch. Purwawidyana Pr, selaku romo VikJen KAS. Beliau mewakili Bapa Uskup Agung Mgr. Kardinal Darmaatmaja, SJ yang pada saat itu se dang audiensi ke Tahta Suci. Sehari kemudian, pada hari Kamis Pon, 29 Juni 1989, bertepatan dengan Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus Rasul, gereja baru ini dipakai untuk pentahbisan 2 orang Imam baru dari Misionaris Keluarga Kudus. Sebuah paket 3 peristiwa yang penuh makna ..... (dan dengan “kesepakatan tak tertulis”, tanggal 29 Juni, kita rayakan sebagai hari Ulang tahun Gereja dan paroki kita). Lalu pertanyaan hari ini, bagaimana 3 peristiwa 24 tahun lalu, meng “inspirasi” umat GSP.... ? Berhenti sejenak..

K

arunia Bapa di surga yang diberikan sama rata, sama persis untuk setiap umat, setiap keluarga dan setiap komunitas, adalah waktu. Suka tak suka, harihari selalu berjalan, waktu selalu maju, hari selalu bergulir 24 jam. Tugas kita adalah me-manajemen-i waktu sebaik-baiknya, termasuk momen hari ulang ta hun. Ulang tahun gereja adalah peluang mengajak umat, untuk menghentikan ba rang sejenak jam waktu paroki kita. Sejenak untuk bersyukur, sejenak meng evaluasi prestasi berparoki dan sejenak memandang cita-cita dan impian ke depan. Mengacu pada 3 peristiwa 1989 tadi, mari kali ini kita bicara dari 3 sisi : (1) Gereja dan sarana prasarana. (2) tahbisan: bagaimana benih-benih Imam? (3) semangat “Paulus” di paguyuban paroki dan umat. Syukur. Tahun ini kita rayakan HUT tri-windu, angka signifikan menurut “etungan jowo”. Jadi kita pantas lebih ber-HUT hari ini. Kita harus bersyukur telah di karuniai: • Gereja paroki yang besar, dengan 5 gereja wilayah, dan 3 gereja di antaranya ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

1


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

telah mempunyai jadwal misa tetap. • Kegiatan liturgis berjalan baik, paroki dilayani oleh 5 orang romo, ada yang sepuh ada yang muda. Kebanggaan tersendiri, bahwa pastor kepala paroki adalah umat paroki kita pula. • Paguyuban paroki berjalan, komunikasi interaksi antar umat dan paroki , ling kungan kampung setempat damai. Penganggaran keuangan cukup balans. Kita bersyukur, puji Tuhan, keadaan happy-happy saja. Menengok kebelakang . Bangunan Gereja Paroki sudah berusia 24 tahun, pastoran sudah 21 tahun, sudah kusam, masanya untuk di”make-up”. Panti Imam, yang dulunya “da rurat” ternyata dipakai sampai saat ini. Umat yang makin meluber keluar ge reja, setiap misa (meski telah didukung oleh gereja YMY Plamongan -2009dan gereja Teresia Tlogosari -2007-). Apakah ini karena kapasitas seat gereja nya yang kurang, ekstra ‘sumuk’ atau umat yang tak merasa perlu dekat dengan ekaristi, ya ? Tanah gereja, yang dulunya (1989) sekitar 6.500 m2, dengan telah terbeli nya tanah di depan gereja dan pinjaman YSS (2010), plus eks susteran (2011) kini telah menjadi seluas 14.000 m2. Luas nian. Tantangannya, sudah tergarap kah lahan seluas itu?. Tentang jalan, siapa tahu, doa impian kita terjawab di ulang tahun ini , jangan-jangan kita mulai punya jalan akses langsung, 2 way traffic, ke jalan Majapahit. Kita percaya kekuatan doa, dan mari kita mulai real isasi patungan urunan dana buat jalan impian ini….. ayo cepat !!. Umat yang pada 1989 sekitar 6.000 jiwa, telah berkembang menjadi sekitar 11.000 jiwa. Hasil sensus terakhir, warga kita cuma sekitar 8.000-an. Nggak terjadi apa-apa, koreksi bagus, bukti hasil kerja tim data saja.... Dengan jumlah lingkungan sebanyak 67, terbagi dalam 14 wilayah, bayangkan jika semua mampu aktif minta misa bulanan, bisa mabuk kelelahan romo-romo kita. Tapi nggak apa-apa, guyon .....Menurut catatan 2009, panggilan menjadi Imam dan calon Imam , Bruder dan Suster sekitar 13 orang. Catatan terakhir (dari sr. Rini) ada 2 Imam, 4 Suster, 4 Frater dan 4 seminaris. Bruder belum ada, ayo siapa mau mengisi ....? Gereja YMY dan TA, telah menyiapkan diri dengan benih2 unggul Dewan Paroki, profisiat.......PPDP kita yang terakhir (2006), masih operasional, mungkin sudah perlu disesuaikan dengan dinamika paroki. Terima kasih, be berapa wajah OMK telah nongol di Dewan Paroki 2011-2014. Prestasinya bagus, perlu lebih banyak OMK lagi, untuk menerima tongkat estafet pengurus paroki akhir tahun ini. Melihat kedepan

2

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Mari kita berandai-andai, apakah yang kita inginkan untuk paroki kita DAFTAR ISI hing ga 10 tahun ke depan. 1. Kita mimpikan gedung gereja yang Ulang Tahun ke 24 sejuk dan sumilir, gua Maria yang ter buka, hening, kemudian ruang Menjadi Orangtua yang Smart .... adorasi. Jalan yang lebar dan hala- Surat dari Romo Paroki man taman hijau yang rindang. Serba-serbi Kegiatan Bulan Mei di Lingkungan Tentang konsep ‘gereja kampung’ Prodiakon Paroki masih relevan atau tidak? Beranidan Komuni Suci kah kita buat bangunan gereja baru, Renungkanlah …. yang lebih luas? Sementa ra gedung lama alih fungsi untuk “gawe”, ser- Santa Klara dari Asisi baguna, wadah untuk ibu-ibu, Pernik-pernik di Bulan Maria OMK plus umat untuk berinteraksi. Safari Bina Iman 2. Panggilan iman, apa yang bisa kita Selamatkan Bumi dengan Lubang Resapan Biopori sumbangkan? Mana Bruder • Paus Fransiskus Sendangguwo?. Kerabat MSF dan Aja Cedhak Kebo Gupak kerabat lain mengapa tidak? Jangan lupa, bagaimana dukungan doa dan Ngudo Roso, Mo Semar perhatian untuk para Imam kita Pelatihan Daur Ulang .... Mengenali Gereja, Katedral dan wujudkan? Basilika 3. Semangat sebagai “Paulusian”, Kencana Katon Wingka rasul pewarta untuk segala bangsa, tentang paroki yang benar-benar Novena Maria la Salette paguyuban kaum beriman, calon • Dari Bilik Redaksi paroki Plamong an, atau paroki ‘anak’ lainnya. Tentang peran OMK, kaderisasi pengurus paroki (2014), pemberdayaan lingkungan dan wilayah. Juga kerinduan umat, punya panti pertemuan.

1 5 8 10 17 20 22 23 25 27 29 31 33 38 39 44 46 47

Mari kita bersama bermimpi. Lalu kita inventaris mimpi kita, kita pilahpilah mana yang kebutuhan, mana yang keinginan, mana yang sekedar ikutikutan. Sampaikan gagasan, lewat para ketua lingkungan, ketua bidang, romo paroki atau langsung ke bidang lit-bang. (Lalu kita akan duduk bersama, merumuskan road map paroki kita, bayangan profil paroki ke depan, kegiatankegiatannya, lalu kita terjemahkan dalam ran cangan kompleks gereja kita. Mungkin ini yang populer disebut masterplan, dan ini pasti perlu ada). Dan ......selamat ulang tahun saudaraku terkasih. ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

3


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

4

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

MENJADI ORANGTUA YANG SMART DAN BERDAYA PIKAT DALAM MENGEMBAN RAHMAT Pada

tanggal 21 April 2013 ber tempat di Bangsal Pastoran Paroki Santo Paulus Sendangguwo, yang ber tepatan dengan peringatan Hari Ibu Kartini, Tim Kerja Ibu-ibu Paroki menyelenggarakan bincang-bincang pendidikan iman anak bersama Romo Hubertus Hartono MSF dari Provinsialat MSF. Acara bincang – bincang yang dihadiri Ibu dan Bapak tersebut dibagi dalam dua sesi, ber langsung hangat dan disertai canda tawa di antara peserta.

Acara diawali dengan doa dan me nyanyikan lagu ”Di sini Senang” dan ”Ibu Kartini”. Romo H. Hartono MSF, pun selaku narasumber, juga mengajak peserta menyanyikan lagu ”Dalam Yesus Kita Bersaudara”. Dipaparkan oleh beliau bahwa ke luarga mempunyai segi misioner, yaitu keluarga kita di panggil oleh Tuhan untuk menjadi garam dan terang. Dari hasil bincang-bincang tersebut dapat dirangkum beberapa hal, antara lain: Keluarga Katolik Sejati. Keluarga Kristiani mempunyai tugas yang mulia: laki-laki yang menikah akan meninggalkan keluarganya untuk bersatu dengan istrinya, mem punyai makna bahwa laki-laki yang akan menikah merupakan pribadi yang merdeka, dan mereka mem punyai rasa cinta untuk membentuk ikatan yang suci. Tugas bapak terhadap anaknya : • Memberi nama kepada anaknya. • Mempersembahkan anak sulungnya kepada Tuhan dengan dibaptis. • Menyunatkan anak (?) • Bertanggungjawab atas pertumbuh

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

5


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

an spiritual anak kepada Tuhan. Memberi keteladanan di hadapan anak dengan tidak melakukan pe langgaran. Mengajarkan kepada anak jalan ke bijaksanaan. Menghukum anaknya jika bersalah. Bertanggungjawab atas pernikahan anaknya dengan segala tanggung jawabnya.

Konsensus / Kesepakatan Pasutri 1. Verus : Perkawinan harus sung guh-sungguh dari hatinya, bukan pura -pura. 2. Plenus : Perkawinan harus de ngan ketulusan hati dan dengan sepenuh hati dan apa adanya. 3. Liber : Perkawinan dilakukan dengan pribadi yang bebas, tidak terikat dengan siapapun.

Beberapa kewajiban istri terhadap suaminya : • Bekerjasama dengan suami ter utama mengemban tugas dari Allah, beranak cucu. • Jika suami berbuat salah, maka istri perlu menegur. • Ikut bekerja dan memelihara cipta an, bekerja melalui karya tangan untuk membantu suami. • Menjamin hubungan afektif dengan suami. • Gambaran istri idaman nampak da lam Kitab Amsal 31: 10 – 31.

Tujuan Perkawinan 1. Kesejahteraan suami istri. 2. Prokerasi ( memperoleh keturunan ). 3. Pendidikan anak secara Katolik.

• • •

Kewajiban Ibu kepada anaknya, antara lain: • Memberi makan, menyusui • Memberi pakaian. • Melindungi dan menjaga anak. Hakekat Perkawinan Perkawinan merupakan kesepakatan janji antara seorang pria dan wanita untuk membentuk kebersamaan dalam seluruh hidup mereka. Karena obyek nya adalah kebersamaan seluruh hidup, maka berakibat timbulnya hak atas kebersamaan seluruh hidup se bagai pasangan suami-istri.

6

Realita dalam keluarga 1. Kurangnya nyala api cinta pasutri seperti awal pernikahan ( skema 7 hari, 7 bulan dan 7 tahun ). 2. Memudarnya tradisi keluarga yang baik dalam keluarga. Membangun Habitus Baru dengan Lima T Time ( waktu ) Menggunakan waktu secara optimal untuk dapat berkumpul dengan keluarga. Telling ( cerita ) Saat berkumpul dengan keluarga gunakan untuk menceritakan ke giatan yang dilakukan anggota keluarganya. Jangan sampai tidak tahu keadaan dan kegiatan pasangannya. Banyak orang tua yang tidak punya hati yaitu meng anggap sesuatu tidak penting dan tidak mau mendengar cerita / keluh an anggota keluarga yang lain. WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Teaching ( pengajaran ) Suatu pernyampaian informasi tanpa suatu nilai-nilai yang berarti juga tidak ada artinya, maka perlu disampaikan pengajaran nilai-nilai yang baik. Training ( kesaksian ) Apa yang didapat perlu dipraktekkan. Kebaikan tidak hanya terletak pada nilainya tetapi perlu tindakannya. Togetherness ( kebersamaan ) Keterlibatan dan kebersamaam keluarga sangat penting dan saling melengkapi. Segala sesuatu dapat dihadapi apabila semua anggota keluarga bekerjasama dengan baik sebagai satu tim. Untuk membangun hubungan yang baik, gunakan kata-kata yang : • membangun : sebaiknya .............. • menyemangati : aku yakin kamu bisa ............ • optimis : kegagalan itu bisa diperbaiki ............. • positif : semua berjalan dengan baik ............ • penuh kasih : I love you ...........

dengarkan satu sama lain. 3. Pelajari cara pasangan / anak anda merasa dicintai. 4. Diskusikan perbedaan dalam keluarga dan berdoa bersama. 5. Berlatih untuk saling mengampuni. 6. Hormatilah orang tuamu meskipun kadang-kadang kita tidak cocok dengan mereka. 7. Jangan mengabaikan keintiman hubungan yang mesra. Dalam pertemuan yang berlangsung hingga siang hari ini, peserta juga disuguhi hiburan dari video yang sangat menyegarkan sehingga membuat mereka betah untuk tetap berada di ruangan. Dan peserta pun pulang dengan penuh semangat untuk menapaki hari esok yang lebih cerah. Semoga pengalaman ini akan memberi semangat hidup bagi kita dan seluruh keluarga kita. Pius Koesdyantoro

Tujuh Aturan Emas Perkawinan dan Keluarga 1. Pastikan anda memiliki waktu ber sama dan bersuka citalah bersama. 2. Teruskan berbicara dan tetap men

Gereja Santo Paulus kini juga memiliki sarana informasi dunia maya berupa Blog. Kunjungi gsp-sendangguwo.blogspot.com dan jadi pengunjung setia kami. ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

7


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Surat dari Romo Paroki Bapak

/ Ibu / Saudara-ri terkasih serta dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Tampaknya, waktu berjalan begitu cepat. Tanpa terasa, kita kembali merayakan hari ulang tahun paroki. Perayaan ini dalam rangka 24 tahun gereja kita. Membaca sejarah singkat Gereja Katolik Santo Paulus Sendangguwo, sesungguhnya gereja se bagai persekutuan umat beriman di wilayah ini sudah tumbuh dan berkembang lama sebelum dibangunnya gereja sebagai tempat peribadatan yang selama ini kita rayakan sebagai hari ulang tahun gereja. Pe rayaan ulang tahun di paroki kita adalah perayaan ulang tahun gereja (sebagai bangunan), dan sekaligus merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, dengan Santo Paulus sebagai pelindung gereja kita. Menjadi pertanyaan refleksi bagi kita bersama: Apakah yang sudah selama ini kita laksanakan untuk kemajuan dan perkembangan paroki kita tercinta? Apakah jiwa dan semangat Santo Paulus sebagai pelindung paroki, sungguh sudah mengakar dan mendasari setiap gerak langkah hidup sebagai orang ber iman dalam bermisi dan mewartakan Tuhan Yesus yang bangkit dan mulia? Ada seorang buta dan seorang pincang kebetulan sampai pada suatu sudut jalan pada saat yang sama. Orang buta itu meminta si pincang untuk mem bimbingnya agar dapat melewati kesulitannya. Orang picang itu berkata,” Bagaimana mungkin saya dapat melakukannya, sebab saya tidak dapat ber jalan sendiri. Tetapi bila engkau mau menggendong saya, saya dapat meng ingatkan engkau akan segala sesuatu di jalan, mataku menjadi matamu, dan kakimu menjadi kakiku.” Orang buta itu menjawab, “ Oh, dengan senang hati, saya bersedia. Mari kita saling melayani.” Dengan demikian, si buta itu meng gendong saudaranya yang pincang dan mereka berjalan dengan rasa senang dan aman. Bapak / Ibu / Saudara-ri yang terkasih, mungkin semua seolah terkesan biasa-biasa saja, dan mengalir seperti air…. Dan tidak ada yang ‘tampak’ se cara signifikan. Tapi mungkin juga ada yang sungguh sangat istimewa dan membuat kita bangga sebagai umat bahwa kita ada dan tinggal di paroki ter cinta ini, dalam berbagai peran, melalui tugas, dalam karya dan khususnya melalui pelayanan kita di paroki. Dan pasti ini bukan secara kebetulan, tetapi karena anugerah Allah yang kita tanggapi dengan bebas dan penuh sukacita.

8

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Maka “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku” (1 Tim 1 : 12). Namun apalah arti syukur kita kalau ternyata kita hanya memikirkan diri dan kepentingannya sendiri, serta bergerak menurut “keyakinannya” masingmasing? “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah me melihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Efesus 4:2-3) Sebagai sebuah paroki, kita bersyukur atas perkembangan umat. Kita tahu bahwa paroki kita berkembang dengan cukup pesat dalam jumlah umat. Hal ini dapat diketahui dari beberapa kapel di wilayah, lingkungan, selain di gereja pusat. Dalam hal ini, begitu pentingnya paroki memiliki master plan. Master plan ini terdiri dari penataan bangunan dan lingkungan areal sekitar gereja, pemeta an wilayah dan lingkungan, dan penguatan visi-misi paroki. Untuk mewujud kan sebuah master plan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pe ngembangan paroki masa mendatang, sangat diperlukan keterlibatan tokoh umat, para ahli di bidang masing-masing, orang muda katolik, dan umat pada umumnya. Dan pada tahun 2013 ini juga merupakan akhir dari masa jabatan pengurus dewan, wilayah, dan lingkungan, maka sudah saatnya muncul kaderkader baru yang sangat peduli, mempunyai hati dan ‘cerdas’ untuk semakin mampu mengembangkan paroki ini menjadi lebih relevan dan signifikan dalam menjawab tantangan zaman ini. Semoga peringatan 24 tahun gereja kita, dan 21 tahun paroki kita menjadi saat untuk bangkit menjadi gereja yang semakin bermakna dan menjadi berkat bagi umat dan masyarakat sekitar kita. Selamat Ulang Tahun Gereja Santo Paulus Sendangguwo ke-24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

9


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Serba-serbi kegiatan bulan Mei di Lingkungan Lingkungan St. Yusup - Liman Mukti

Bulan

Mei, disamping umat Katolik pada umumnya mengadakan Doa Rosario selama satu bulan penuh, juga merupakan Bulan Katekese Liturgi (BKL), yang pada tahun 2013 ini mengambil tema “ Mendalami Liturgi sebagai Pangkal Tolak Pembaruan Gereja “. Umat Lingkungan Santo Yusup Liman Mukti / Wilayah G, tidak ketinggal an juga melaksanakannya penuh dalam satu bulan ( 31 hari ), yang pelaksana annya dilakukan dari rumah ke rumah umat lingkungan. Yang istimewa pula pada bulan Mei tahun ini, setelah merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan, Kamis 9 Mei, kita diajak pula untuk ikut serta dalam Novena Roh Kudus selama 9 kali yang dimulai tanggal 10 Mei sampai 18 Mei. Apa arti dari Novena Roh Kudus itu sendiri? Apa tujuan Novena Roh Kudus? Novena Roh Kudus diadakan untuk merayakan kedatangan Roh Kudus, bukan untuk menunggu kedatangan Roh Kudus. Karena sebenar nya Roh Kudus sudah datang dalam diri kita ketika kita menerima pembaptisan. Untuk itu Novena ini diharapkan dapat menumbuhkan lagi semangat Roh Kudus yang kita terima. Mungkin saja kita selama ini kurang memperhatikan panggilan Roh Kudus dalam hidup kita. Panggilan Roh Kudus yang ada dalam diri kita sering kali ter tutup oleh hawa nafsu kita. Hal yang paling mudah adalah ketika kita diajak untuk ikut berpartisipasi dalam Novena ini, kita mengungkapkan 1001 macam alasan untuk menghindar. Entah belum pulang kerja, macet di jalan atau bahkan dengan bangganya mengutarakan kata malas atau lelah di depan umum. (Semoga saja umat di lingkungan-lingkungan tidak ada yang seperti ini). Mengikuti Novena memang merupakan sebuah kebebasan. Hal yang sama pula ketika kita dihadapkan dengan ingin agama apa yang akan kita yakini.

10

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Ketika kita memilih Katolik sebagai agama kita, maka segala risiko sebagai seorang Katolik akan kita terima, 'Panggul Salib bersama Yesus'. Jadi masihkah kita malas untuk ikut serta dalam kegiatan Gereja dan lingkungan? Yesus saja rela menanggung dosa kita, sudah selayaknya kita membantunya memikul salib kita sendiri dan memuliakan-Nya dengan ikut Novena ini. Amin Dominicus Slamet Parjono, Ketua Lingkungan St. Yusup-Liman Mukti.

Ziarah ke Ganjuran

Setelah

satu bulan penuh umat lingkungan Ignatius 2 dan Ignatius 5, wilayah D 1 berdevosi kepada Bunda Maria, bulan Mei yang lalu, maka kegiat an dilanjutkan dengan berziarah ke Ganjuran, Bantul, Yogyakarta pada hari Minggu, 2 Juni 2013. Tepat pukul 06.00 WIB rombongan berangkat menggunakan Bis Sido Rukun, dengan jumlah peserta 46 orang dewasa ditambah 3 anak, yang sebelumnya didahului dengan doa agar selamat dalam perjalanan. Dalam perjalanan, kami mengisi waktu luang dengan berdoa Rosario bersama. Pukul 10.00 WIB rombongan sampai di Ganjuran dan pada pukul 10.30 diselenggarakan misa, dipimpin oleh Romo Yulius M, Pr yang berangkat ber sama kami dari Semarang. Selesai misa, masing-masing peserta berkesempatan berdoa pribadi di Candi Hati Kudus Yesus. Setelah istirahat dan makan siang bersama, pukul 13.30 rombongan melanjutkan perjalanan ke Malioboro untuk jalan-jalan, rekreasi hingga pukul 17.30. Dalam perjalanan kembali ke Semarang, singgah sejenak di Tempel, Sleman untuk makan malam dan sekedar membeli oleh-oleh, dan selama perjalanan diisi dengan kuis berhadiah yang dipandu Bp. Peter, Adapun materi kuis pada umumnya sekitar isi dari Kitab Suci. Acara ini cukup meriah, juga hadiah cukup banyak, sumbangan dari beberapa donatur. Pukul 23.00 kami sampai di lingkungan dan kegiatan diakhiri dengan doa syukur kepada Tuhan yang telah memberi kelancaran dalam perjalanan dan selamat dapat kembali ke rumah masing-masing dengan hati gembira. Demikian sekilas kenangan perjalanan kami ziarah ke Ganjuran, semoga ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

11


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

12

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

dapat lebih mempertebal iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ketua Lingkungan Ignatius 2 dan Ignatius 5 yang telah membawa kami berziarah, dan juga kepada Panitia Penyelenggara yang telah melayani dengan sebaik-baiknya. Tuhan memberkati. L. Sudibyo, Lingkungan St. Ignatius 2

Rosario Keliling

B

ulan Mei yang lalu, devosi kepada Bunda Maria dengan doa Rosario Keliling di lingkunganku berlangsung sebulan penuh, kecuali setiap Rabu untuk latihan koor. Oleh Ketua Lingkungan, Jadwal Rosario dibuat seminggu sebelum bulan Mei tiba, setelah melakukan pendaftaran umat yang berkenan ketempatan, dan diedarkan ke umat beberapa hari sebelum putaran pertama dimulai. lbadat dimulai pukul 19.30 WIB. Setelah Ketua Lingkungan selaku peman du menyampaikan kata pengantar dan membagi tugas, menyusul kemudian nya nyian pembuka, doa, bacaan, renungan, diteruskan dengan doa Rosario, doa umat, serta doa penutup. Acara selanjutnya adalah ramah-tamah diselingi de ngan pengumuman atau informasi lainnya yang dipandang perlu. Tak lupa,hasil kolekte pun diberitahukan. Jumlah umat yang hadir rata-rata mencapai 20 orang, namun pada waktu pembukaan, penutupan, atau ada ujub khusus, jumlahnya dapat mencapai lebih dari 30 orang. Umat mengikuti jalannya ibadat dengan tertib, khusyuk dalam doa, menyimak bacaan dan renungan yang disampaikan dengan serius. Pada saat ramah-tamah, suasana berganti tampak akrab, guyub, menggembirakan. Demikian sekilas pandang kegiatan doa Rosario Keliling di lingkunganku, Lingkungan Santo Markus, Wilayah C. Semoga ke depan, lingkungan dengan jumlah keluarga yang mencapai 80 KK ini bisa berkembang lebih baik. Yulius Khrisna-Ponclok Indah Smg.

GSP Sendangguwo masuk Lingkungan St. Monika 3 Lhoo….

Suatu sore ada seorang umat bertanya kepada koster Gereja Santo Paulus Sendangguwo, ”Mas, mau ke mana ?”. Sang koster yang pada saat itu sedang membawa tas kecil warna putih bergambar Pater Pendiri MSF, menjawab seketika, ”Saya mau pergi ke doa Rosario lingkungan”. Mendengar jawaban itu, sang umat seketika kembali bertanya untuk kedua kalinya, ”Apa? Kamu mau ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

13


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

ke doa Rosario lingkungan? Memang kamu punya lingkungan?”, sambil sang umat tersebut tertawa agak keras ….(haaaaahahhahaa...bunyi tawanya…). Dengan penuh ketenangan karena sudah dipenuhi oleh Roh Kudus (he..he..he..), maka sang koster yang sabar itu pun hanya tersenyum saja.Tetapi rupanya dengan senyuman itu justru membuat sang umat tertarik untuk bertanya untuk ketiga kalinya, seperti Santo Petrus dulu yang juga tiga kali me nyangkal Tuhan Yesus(..he..he). Kata sang umat, ”Memang lingkungan mana yang mau mengakuimu menjadi salah satu umatnya?.” Karena sudah tiga kali umat tersebut bertanya dan pertanyaan ketiga pun bunyinya agak ketus, maka sang koster pun menjelaskan seperti berikut ; ...Secara geografis, Gereja St. Paulus Sendangguwo terletak di RT 02 / RW 05 Kelurahan Kalicari, Kecamat an Pedurungan. Kemudian jika kita lihat dari segi teritorial gereja, maka masuk ke dalam wilayah C1– Lingkungan Santa Monika 3, yakni sekitar jalan Muwardi sampai perumahan BPD 2 yang menuju Pondok Indah, yang dipimpin oleh Bapak Handoyo sebagai Ketua Lingkungan. Hingga saat ini jumlah umat Lingkungan St. Monika yang terdaftar ada sekitar 47 Kepala Keluarga. Mendengar penjelasan sang koster maka umat tersebut pun manthukmanthuk..sambil berkata, ”Ooooo, begitu to mas, kalau begitu sugeng tindak nggih mas, jangan lupa bawa pulang snacknya ya (he..he..he..he..).” Maka bertolak dari pengalaman inilah penulis tertarik mensharingkan peng alaman ini kepada seluruh umat gereja St. Paulus Sendangguwo ini sebagai sekedar informasi. Penulis juga melihat bahwa Lingkungan St. Monika 3 ada lah lingkungan yang mempunyai semangat untuk mengikuti kegiatan yang bersifat menggereja, misalnya saja pada bulan Rosario kemarin, setiap malam cukup banyak umat yang menghadirinya. Bahkan lingkungan ini sudah membuat agenda kegiatan untuk satu tahun, diantaranya BKSN ( Bulan Kitab Suci Nasional), Jumat Kliwonan dan sebagainya. Harapan kita tentu seluruh lingkung an di Paroki Sendangguwo ini memiliki semangat minimal sama dengan Lingkungan St. Monika 3, sehingga kelak kita menjadi umat yang tangguh dalam iman dan tulus dalam melayani seperti yang dicita-citakan oleh Gereja. Ignatius Martin Sitepu

Ziarah dan Bakti Sosial Lingkungan St. Fransiskus Xaverius

D

alam rangka memperingati bulan Mei sebagai Bulan Maria, umat Lingkungan St. Fransiskus Xaverius, Wilayah A melaksanakan kegiatan ziarah ke Temanggung dan Wonosobo serta Bakti Sosial ke Panti Asuhan ‘Pangreksa

14

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Dalem Betlehem’ Temanggung pada hari Minggu, 19 Mei 2013. Sekitar pukul 05.30 umat lingkungan mulai berkumpul di Jl. Badak VIII, di depan Alfamart. Peserta ziarah, termasuk 9 orang dari lingkungan tetangga, ber jumlah 46 orang yang terdiri dari bapak, ibu, mudika dan anak-anak. Kami menggunakan 2 bus kecil, berhubung jalan menuju salah satu tujuan kami masih sempit. Setelah persiapan seluruhnya selesai, pukul 06.20 kami berangkat ke Temanggung, diawali dengan doa, dan dilanjutkan dengan doa rosario bersama di masing-masing bus. Tujuan pertama adalah Rawaseneng. Rawaseneng merupakan biara Trappist pria pertama di Indonesia, yang nama resminya ‘Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, terletak sekitar 14 km di sebelah utara kota Temanggung. Ini merupakan pertapaan Katolik dari Ordo Cisterciensis Strictioris Obsevantiae (OCSO), lebih dikenal dengan sebutan Ordo Trappist. Pukul 09.30 sampailah kami di Biara St. Dominikus, Rawaseneng. Menurut rencana, kami akan meng ikuti misa di Kapel biara pukul 10.00, namun batal berhubung Romo yang seharusnya memimpin misa masuk RS Elisabeth Semarang. Kegiatan diisi de ngan berkeliling sekitar biara dipandu oleh Frater Blasius. Kami mengunjungi Gua Maria untuk berdoa pribadi, ke makam Romo pendiri pertapaan, makam Romo pribumi pertama yaitu Romo FX. Satiman dan beberapa Romo dan Bruder Trappist, serta ke peternakan sapi yang ada di sana. 11.15 kami melanjutkan perjalanan ke Panti Asuhan ‘Pangreksa Dalem Betlehem’, Temanggung. Pukul 12.00 kami tiba di Panti Asuhan dan disambut dengan ramah oleh Suster Yudith, semua anak dan pendampingnya yang ada di sana. Acara diawali dengan doa oleh Bp. FX Sudama, sambutan dari Bp. AM Teguh Santoso selaku Ketua Lingkungan, yang mengucapkan terimakasih atas penerimaan dari keluarga besar Panti Asuhan. Bp. FX Kasiman selaku wakil umat, menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Keluarga Panti Asuhan. Bantuan berupa alat tulis dan sembako. Suster Yudith selaku tuan rumah, dalam sambutannya mengucapkan selamat datang, dan terimakasih atas kunjungan juga bantuan yang diberikan kepada Panti Asuhan. Suster juga meng harapkan agar kami dapat membeli oleh-oleh yang dibuat Keluarga ‘Betlehem’ yang artinya ‘Rumah Roti’. Acara berikutnya yang dipandu Kristina Erika dan Elisabet Apriani adalah menyanyi bersama dan permainan "zip zap" dan "kupikir-pikir" yang diikuti oleh anak-anak Panti yang berjumlah 85 orang, mudika juga anak-anak dari rombongan. Acara yang paling menggembirakan ini sungguh mengesan, apa lagi bisa makan siang bersama dengan mereka, yang tentu jarang kami alami. Acara ditutup dengan doa oleh Bpk. FX Sudama. Kemudian para mudika yang diwakili oleh Hani, Lia, Rika, Anik, Sylvia, Mercy, Andre menyerahkan bingULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

15


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

kisan alat tulis kepada anakanak panti. Setelah selesai, kami foto bersama yang didokumentasikan oleh Mas Ganes, dilanjutkan ber kunjung ke kamar-kamar panti . Kami juga membeli oleholeh, produk dari "Rumah Roti". Kami sebenarnya ingin tinggal lebih lama lagi, karena kami me rasa krasan dan dianggap sebagai keluarga. Namun karena masih ada satu obyek ziarah yang perlu kami kunjungi, akhirnya pada pukul 14.30 kami mohon pamit untuk melanjutkan perjalanan ke daerah Wonosobo. ‘Taro Anggro’. Taman rohani ini terletak di Kec. Kertek, Kab. Wonosobo, berada 200 m dari arah Wonosobo ke desa Anggrunggondok dan sebelum jembatan dari arah Parakan Temanggung. Taro Anggro ini didirikan atas prakarsa Rm. Steph Sumpana, MSC; diberkati oleh Mgr. J Sunaka, SJ , Uskup Purwokerto dan di resmikan oleh H. Kholiq Arif, Bupati Wonosobo pada Sabtu, 12 Juni 2010. Acara di sini diisi dengan Doa Jalan Salib, doa pribadi di Gua Maria St. Petronela, Ruang Adorasi, dan kunjungan ke Taman dan patung Tuhan Yesus. Pukul 18.00 kami meninggalkan Taro Anggro, mampir dulu di suatu rumah besar untuk mengisi bensin (alias makan malam) bagi penumpang 2 bus ziarah tersebut. Sekitar pukul 22.00 sampailah kami dengan selamat di lokasi awal keberang katan, di depan Alfamart jalan Badak. Proficiat untuk seluruh Panitia Ziarah dan Remaja Lingkungan St. Fransiskus Xaverius yang diketuai oleh Mbak Unik. Karena berkat Tuhan, kerja keras dan kerjasama yang baik dari seluruh umat lingkungan, acara ini dapat berlangsung dengan selamat, lancar dan sukses. Walaupun ada kekurangan, namun peserta ziarah merasa senang dan puas. Lewat acara ini, semoga kita dapat semakin lebih dekat dengan Bunda Maria dan Tuhan Yesus sendiri, dapat mewujudkan kepedulian kita kepada sesama yang membutuhkan, memupuk sikap kebersamaan, kekompakan antara para orangtua dan remaja. Sampai berjumpa lagi dalam acara berikutnya. Tuhan memberkati kita semua. Amin..!! Priska Yohanita

16

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Prodiakon Paroki dan Komuni Suci S

ejak tahun 1966, di Keuskupan Agung Semarang, seperti juga di tempat-tempat lain terjadi penambahan jumlah umat yang cukup mencolok dibanding dengan tahuntahun sebelumnya. Salah satu akibat dari pertumbuhan umat ini semakin terasa adanya kekurangan jumlah imam. Sebelum jumlah umat membengkak pun kekurangan imam sudah terjadi, dan sangat dirasakan dalam kegiatan per ibadatan / liturgi, terutama perayaan Ekaristi pada hari Minggu, kekurangan imam ini amat terasa, terlebih dalam membagikan komuni suci. Untuk mengatasi masalah tersebut, Justinus Kardinal Darmajuwana, Uskup Agung Semarang pada waktu itu, memohon kepada Roma (Propagan da Fide, Konggregasi untuk Penyebaran Iman) agar Uskup Agung Semarang diperkenankan menunjuk beberapa pelayan awam yang dirasa pantas untuk membantu imam dalam membagi Tubuh Kristus baik di dalam maupun di luar perayaan Ekaristi. Dan ternyata permohonan itu ditanggapi secara positif. Ijin yang diminta, diberikan secara “ad experimentum” (untuk percobaan) selama 1 tahun. Kalau memang hal ini dirasa perlu dan bisa berjalan dengan baik bisa diperpanjang. Karena tugas membagi Tubuh Kristus itu memang menjadi tugas Imam dan Diakon, maka para awam yang kemudian dipilih dan mau menjadi ‘pelayan Tubuh Kristus’ ini diberi nama Diakon Awam. Romo Blasius Pudjarahardja, Pr (Uskup Ketapang pada waktu itu) dalam ceramahnya di Yogyakarta, 16 Juli 1970, antara lain mengatakan; Diakon Awam adalah awam yang menerima tugas dari uskup, bukan ex potestate ordis atau jurisdictionis (dari kuasa tahbis atau hukum), tetapi dari anugerah istimewa melalui ropaganda Fide, dikuasakan untuk : 1. Menerimakan / menyampaikan Tubuh Kristus pada waktu Liturgi Ekaris ti, Liturgi Sabda dan orang sakit. ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

17


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

2. Dan disamping itu memimpin ibadat non Sakramental dan tanpa memberikan berkat. Inilah kiranya pengertian siapa dan apa tugas para ‘Diakon Awam’ pada waktu itu. Kemudian terjadi masalah yang muncul sekitar ‘Diakon Awam’ ini. Misalnya ada umat yang merasa kurang puas menerima komuni dari ‘Diakon Awam’ atau dalam beribadat hanya dipimpin oleh ‘Diakon Awam’, bahkan soal nama ‘Diakon Awam’ sendiri juga banyak yang mempertanyakan. Oleh karena itu pada akhir tahun 1983, nama ‘Diakon Awam’ diganti dengan nama ‘Diakon Paroki’, (Surat Alexander Djajasiswaya Pr, Vikaris Kapitularis KAS kepada para Romo Paroki di Wilayah KAS, tertanggal 22 Desember 1982). Banyak pihak merasa bahwa istilah ‘Diakon Awam’ itu kurang tepat. Di lingkungan Gereja Katolik istilah ‘Diakon’ dikenakan bagi seseorang yang telah ditahbiskan menjadi Diakon, dan dengan tahbisannya itu dia bukan lagi se orang awam. Dia sudah termasuk dalam kelompok klerus, padahal yang disebut ‘Diakon Awam’ itu memang tetaplah seorang awam. Dengan istilah ‘Diakon Paroki’, kecuali kata awam, kemudian dihilangkan, tugas-tugas mereka pun di rinci secara lebih jelas. Mereka memang bukan ‘diakon tertahbis’, tetapi diharapkan bisa menjalankan sebagian tugas yang sebenarnya menjadi tugas Diakon tahbisan. Kalau Diakon tahbisan ini bersifat kekal dan universal, maka ‘Diakon Paroki’ ini menjalankan tugasnya secara sementara (3 tahun, meski pun dapat diperpanjang atau diperpendek), dan hanya untuk lingkup paroki tertentu, tidak untuk setiap tempat. Tugas yang diberikan kepada Diakon Paroki ini kurang lebih sama dengan yang dulu diberikan kepada ‘Diakon Awam’, yaitu: membantu Imam memberikan Tubuh Kristus dalam perayaan Ekaristi maupun di luar perayaan Ekaristi, misalnya perayaan Sabda pada hari Minggu di Stasi / Wilayah, untuk orang sakit, untuk mereka yang ada di penjara, dsb. serta melaksanakan tugas memimpin ibadat yang diberikan oleh pastor paroki. Pada tahun 1985, istilah ‘Diakon Paroki’ diganti men jadi ‘Prodiakon Paroki’ hingga sekarang ini. Maka dalam suratnya, Romo Ign Wignyasumarta, MSF, (Sekretaris KAS waktu itu, sekarang pastor paroki kita), tertanggal 7 Agustus 1985 yang ditujukan kepada para Romo paroki se-wilayah

18

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

KAS, para pelayan awam ini secara resmi diberi nama ‘Prodiakon Paroki’. Keputusan ini merupakan hasil rapat konsul KAS pada 6 Agustus 1985 di Girisonta. Istilah ‘Prodiakon Paroki’ ini dipilih untuk menghindari istilah ‘Diakon’ yang semestinya diberikan pada seorang yang ditahbiskan dan dengan demikian seorang Diakon bukan awam lagi. Meskipun demikian jelas bahwa prodiakon paroki ini dipilih untuk menjalankan sebagian tugas ‘Diakon tahbis an’. Prodiakon Paroki ini diangkat oleh Uskup atas usulan Pastor Paroki. Jabat an Prodiakon Paroki ini tetap bersifat sementara, dalam arti melaksanakan tugas selama 3 tahun (bisa diperpanjang atau diperpendek) dan hanya berlaku selama orang yang bersangkutan tetap tinggal di paroki di mana ia ditugaskan. Oleh karena itu keberadaan ‘Prodiakon Paroki’ diakui oleh Gereja dan secara sah menjalankan tugas membagikan Komuni Suci, yang sebenarnya menjadi tugas Imam atau Diakon tertahbis. Apabila ada pendapat di sekitar kita yang mengatakan: “menerima Komuni Suci dari tangan prodiakon itu tidak sah”, maka pendapat tersebut patut kita pertanyakan pula, karena tidak sejalan dengan ketentuan, aturan yang sudah ditetapkan oleh hirarki Gereja Katolik, melecehkan penugasan dari Bapa Uskup dan hanya akan menyesatkan umat lain. Komuni Suci tetaplah Komuni Suci, sepanjang kita mengimaninya teguh sebagai Tubuh Kristus sendiri. Prodiakon, walau tidak terpandang, banyak kekurangan, namun telah rela melayani, membantu para Imam dalam menerima kan Sakramen Maha Kudus. Mereka dipilih oleh umat dan ditugaskan oleh Uskup. (tak ada orang di dunia ini yang sempurna, orang yang berdosa adalah orang yang menganggap dirinya tidak berdosa, dan memandang orang lain penuh dengan kekurangan.)

“Ekaristi adalah rahasia hariku. Ia memberikan kekuatan dan makna bagi semua aktivitas pelayananku demi Gereja dan seluruh dunia….. Biarkan Yesus dalam Sakramen Mahakudus berbicara ke dalam hatimu. Ialah yang merupakan jawaban kehidupan yang sebenarnya, yang sedang kamu cari. Ia tinggal di sini bersama kita : Ia adalah Allah beserta kita. Carilah Ia tanpa lelah, sambut lah Ia tanpa keraguan, cintailah Ia tanpa henti : sekarang, besok, dan selamanya. ” – Paus Yohanes Paulus II ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

19


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Renungkanlah “Orang-orang sering datang ke Misa karena me reka memiliki ke butuhan untuk di hadirkan di hadap Kardinal an Allah. Ini tidak Francis Arinze salah. Tapi prior itasnya adalah adorasi, pujian, syukur, dan penebusan, bukan diri kita dan apa yang kita butuhkan. Bahkan lebih salah lagi bila orang-orang datang Misa untuk menikmati musik, meng agumi pengkhotbah, untuk menunjuk kan talentanya, atau untuk berhadapan dalam kekaguman dan afirmasi timbal balik antara imam dan umat. Bila kita mengijinkan Ekaristi Kudus memberi kan kekuatan agungnya dalam panggil an dan misi Kristen kita, kita harus belajar untuk melihatnya, pertama dan terutama sebagai tindakan pe nyembahan yang diarahkan kepada Allah" Kardinal Francis Arinze

“Ada kurang dari 100 orang di dunia yang benar -benar membenci Gereja Katolik, namun ada jutaan Venerable orang yang Fulton John Sheen membenci apa yang mereka mengerti secara salah

20

sebagai Gereja Katolik “ Venerable Fulton John Sheen

“Allah

telah menciptakanku untuk melakukan suatu pelayanan yang pasti bagiNya; Ia telah mempercayakan suatu pekerjaan kepadaku yang Beato tidak ia John Henry percayakan Newmann kepada yang lain. Aku memiliki misi ku sendiri – Aku mungkin tidak per nah mengetahuinya dalam hidup ini, tapi aku akan diberitahu tentang itu se lanjutnya…Aku memiliki bagian dalam karya agung; Aku adalah mata rantai dalam rantai, sebuah ikatan hubungan di antara pribadi-pribadi" Beato John Henry Newmann

“Perbaharuilah imanmu dengan menghadiri Misa Kudus. Jagalah pikiranmu tetap terpusat pada mis teri yang dising Padre Pio kapkan di hadap an kita. Dalam mata pikiranmu, pindahkanlah dirimu ke Kalvari dan renungkanlah Kurban yang mem persembahkan diri-Nya kepada Ke adilan Ilahi, yang membayar harga penebusanmu” Padre Pio

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

21


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Santa Klara dari Asisi ( 1194-1253 )

S

anta Klara dilahirkan di Asisi pada tanggal 16 Juli 1194. Dia adalah anak perempuan tertua dari sebuah keluarga bangsawan. Sekalipun kehidupannya serba ada dan berkelimpahan, namun Klara kecil tidak menyukai gaya hidup orang kaya. Pada tanggal 20 Maret 1212, dalam usia 18 tahun, Klara meninggalkan rumah tanpa izin dari orangtuanya dan masuk biara. St. Fransiskus dari Asisi dan muridnya menemui Klara dengan membawa lilin yang bercahaya di tangannya. Lalu, Klara meletakkan jubahnya yang mahal dan St. Fransiskus memotong rambutnya serta memberikan jubah yang kasar dan kerudung yang tebal. Di sinilah Klara berjanji pada dirinya untuk melayani Yesus Kristus. Ketika kedua orangtuanya menemukannya, ayahnya ingin membawanya pulang secara keras, namun Klara pun tetap bersikeras untuk tidak kembali ke rumahnya. Klara pertama kali bergabung dengan Ordo Benediktin, lalu bersama orangorang yang ingin lari dari dunia bergabung dan mendirikan sebuah Ordo Klaris Miskin yang tinggalnya berdampingan dengan Kapel San Damiano. St. Klara adalah pendiri Ordo Klaris Miskin dan ia menjadi Abbis pertama di San Damiano. Pada tahun 1234 ketika pasukan Frederick II menghancurkan lembah Spoletto, para tentara menyerang Asisi. Mereka mendaki tembok-tembok San Damiano saat malam dan menyebarkan teror di antara masyarakat. Klara bang kit dari tempat tidurnya dengan tenang dan mengambil sibori dari kapel kecil yang berdampingan dengan kamarnya dan maju menghadapi para penyerbu dengan membuka jendela yang berlawanan dengan mereka yang berada di tangga. Lalu, Klara mengangkat tinggi-tinggi Sakramen Mahakudus dan para serdadu yang masuk ke biara menjadi silau karena pancaran Sakramen Mahakudus sehingga mereka lari. St. Klara meninggal di Asisi pada tanggal 11 Agustus 1253. la dikanonisasi di Roma pada tanggal 26 September 1255 oleh Paus Alexander IV. Baru pada tanggal 23 September 1850, peti jenazahnya digali dan dibuka. Daging dan pakaiannya sudah menjadi debu, namun kerangkanya sungguh masih utuh. Saat ini tulangnya disimpan di ruangan bawah tanah di Santa Chiara, Italia.

22

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Pernik-pernik di Bulan Maria. Milli

: Hallo Centi, apa kabar? Kok muram? Lapar ya, atau pusing kepala?

Centi : Kok tahu aku lagi pusing! Memang, aku lagi pusing. Soalnya, aku tadi malam setelah selesai nyanyian penutup, aku ditegur oleh pemimpin doa, mengenai intonasi doaku. Katanya, intonasiku beda dengan yang dibawakan pendaras yang lain. Aku heran, padahal dari 35 orang pendaras yang lain juga tidak ada yang sama! Kok hanya aku yang ditegur, oh nasibku…. Milli

: Pada bagian yang mana? Maksud saya pada “alinea” mana?

Centi : Alinea pertama. Itu lho alinea pertama, Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu Milli

: Lalu apa yang ada di benak tumpulmu?

Centi : Begini lho. Orang mengartikan suatu kata kan harus melihat kata atau kalimat berikutnya, atau sebelumnya. Kalau tidak begitu akan menimbulkan multi tafsir. Berpengaruh pada intonasi. Soalnya ada yang berpendapat bah wa pada kata awal doa Salam Maria, salamnya Maria lah yang penuh rahmat, bukan Maria-nya. Pendapat ini didasarkan atas salam yang diucapkan Maria pada waktu bertemu dengan Elizabeth yang menyebabkan anak di kandungan Elizabeth melonjak girang. Salamnya hebat. Milli

: Teruskan!

Centi : Milli

Ya jadi yang disertai Tuhan ya salamnya Maria, kalau disambungkan dengan kata-kata selanjutnya

: Salahkah itu?

Centi : Aku tak mau men”justice” pendapat itu Milli

: Hebat kau,seperti lawyer di ILC. Ada pendapat yang lain?

Centi : Ada. Katanya pada doa Salam Maria bahasa Inggris diawali dengan “Heil Mary”,padanan dari Salam Maria. Jadi “salam”, “heil” adalah sapaan. Maka sapaan tersebut sepadan dengan: Hallo, Wahai, Hai, Sayangku, Ibu, Bunda ku dll. Katanya lebih lanjut; misalnya “Hallo Maria (yang) penuh rahmat, Tuhan sertamu” ini akan lebih menjelaskan kalau yang penuh rahmat adalah Maria, selaras dengan siapa yang terpuji diantara wanita dan siapa yang “buah tubuhnya Yesus” pada kalimat-kalimat berikutnya. Milli

: Lalu menurut kamu sendiri?

Centi : Nah atas dasar pengertian seperti tersebut, intonasi pendarasanku tidak berterima. Milli

: Ah kamu seperti yang di tivi saja bilang tidak berterima, seperti pak An-

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

23


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

ton Muliono Alm. Ada lagi yang unik? Centi : Ya ada lah! Ada yang mendaraskan seperti orang baca koran, lurus, monoton, lupa kalau berdoa itu hakekatnya berbicara dengan kepada siapa doa itu diucapkan. Ada yang pas kena giliran “mbowo”, suaranya lembut seperti berdoa sendiri di dalam kamar, sehingga daun telingaku harus kutarik tinggi-tinggi keatas agar dapat mendengarnya. Macam-macam lah. Milli

: Ada lagi yang menmbuatmu pusing?

Centi : Ada yang berkata Salam Maria penuh rahmat tidak ada tanda koma-nya. Padahal di buku lain aku temukan ada tanda baca koma-nya. Aku heran juga, hampir semua orang kalau mendaraskan doa Bapa Kami bisa sama nada mau pun penggalan katakatanya. Kalau doa Salam Maria kok bervariasi. Aku jadi perpendapat bahwa yang membuat / menterjemahkan doa Salam Maria ke dalam bahasa Indonesia pada jaman dulu itu agaknya tidak menyadari bahwa kata “salam” di awal doa itu menimbulkan berbagai pendapat atau pengerti an yang berbeda. Milli

: Ah sudahlah terima saja. Ayo kita masuk, itu Kak Desi, Kak Deca sudah datang. Nanti kalau ada kesempatan, kita minta pencerahan dari Pak Untung. Kalau beliau mau memberi pendapat!

Centi : Ya lah, aku terima, tapi kau juga harus tahu, terima teguran itu kan ya tidak enak, apalagi yang menegur juga belum tentu benar! Oke, nanti kita cari Pak Untung. (Dialog berhenti di sini sebab pertemuan segera dimulai, semua HP di “silent”) ÷ Ignatius Sumaryoto, Tlogosari, Semarang

24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Safari Bina Iman Pilar

pertama program visioner yaitu keintiman iman dan Tahun Iman. Tahun Iman yang telah di canangkan oleh Paus Benediktus XVI dimulai 11 Oktober 2012 – 24 Novem ber 2013, dan tanggapan sederhana Paroki St. Paulus Sendangguwo ada lah mengajak umat untuk melaksana kan gerakan eklesial di lingkungan / wilayah. Tujuannya mengajak umat untuk mensyukuri iman, mengajak umat mempelajari isi muatan fun damental dari iman kepercayaan, me ningkatkan dan mengintensifkan renungan dan perayaan iman, supaya bergairah dalam memberi kesaksian iman secara publik, dan dapat me neladan tokoh-tokoh yang telah ter bukti dalam penghayatan dan kesaksi an iman. Berdasarkan hal tersebut maka Paroki St. Paulus Sendangguwo me

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

netapkan program kerja visioner, salah satunya adalah Safari Bina Iman yang (akan) dilaksanakan di beberapa wilayah selama tahun 2013. Tema yang dipilih oleh Paroki adalah “Belajar dari Pengalaman Iman Abra ham“. Dan imam yang mengajar dalam Safari Bina Iman adalah Rm. Antonius Kustiyanto, MSF. Waktu dan tempat kegiatan : 19 April 2013 Kapel St. Petrus, Medoho 17 Mei 2013 Kapel St. Theresia Avila, Tlogosari 12 Juli 2013 Bangsal Gereja St. Paulus Sendang guwo 11 Oktober 2013 Kapel Yesus Maria Yosep (YMY), Plamongan Indah 8 November 2013 Kapel St. Maria Goretti, Plamongan Hijau Alasan menggunakan kapel-kapel yang berada di Paroki St. Paulus Sen dangguwo yaitu jika berpusat di Gere ja tidak akan menjangkau umat yang jarang terlibat di Gereja, dan tentunya peserta yang hadir ya hanya itu-itu saja. Jika terjun langsung ke lingkung an, tenaga pengajarnya yang tentu sa ngat kurang, dan di lingkungan sudah banyak melakukan pertemuan / ibadat gerejawi seperti APP, BKL, BKSN, ASG, Adven. Dengan ide yang sangat baik datang dari Rm. Kus, kenapa kita tidak safari dari kapel ke kapel saja,

25


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

selain dapat mengenal kapelkapel yang berada di Paroki St. Paulus Sen dangguwo, juga dapat mengumpulkan umat yang berada di wilayah -wilayah kapel tersebut tidak saja untuk ibadat /Misa tetapi untuk belajar bersama ten tang ajaran iman Gereja, mengenal iman tokoh-tokoh Gereja, dsb. Safari Bina Iman sudah dilaksana kan dua kali yaitu di Kapel St. Petrus Medoho, yang hadir 42 orang dan di Kapel St. Theresia Avilla Tlogosari, yang hadir 35 orang. Kegiatan ini bisa terlaksana karena dukungan para ketua wilayah, para ketua lingkungan, pengurus kapel dan seluruh umat yang menanggapi undangan ketua lingkung an. Pembelajaran berlangsung tepat waktu yaitu pkl. 19.00 – 21.00, umat yang hadir diwajibkan membawa Alkitab. Dalam proses pembelajaran, imam menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua kalangan dari anak-anak, remaja,

kaum muda maupun dewasa. Semoga pertemuan ketiga sampai kelima akan semakin banyak umat yang hadir, bukan karena paksaan te tapi karena kesadaran akan kebutuh an untuk lebih lagi mengisi diri dan meningkatkan iman lewat pembelajar an ajaran-ajaran iman Gereja, agar kita dapat menangkal pendangkalan iman, karena kehidupan beriman tidak hanya sebatas tindak ritual. Semangat dan Berkah Dalem. á Nona Theresia Distress Retang

Anda ingin menambah wawasan tentang Ajaran Gereja Katolik yang benar? Ingin meningkatkan keimanan anda? Silakan baca

Katekismus Gereja Katolik (KGK) dan

Kompendium KGK di

gsp-sendangguwo.blogspot.com 26

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Selamatkan Bumi dengan Lubang Resapan Biopori Upaya sederhana Umat Katolik dalam pelestarian alam.

“S

elamatkan bumi dengan Lubang Resapan Biopori adalah suatu langkah sederhana, sebagai wujud partisipasi dari siapa pun yang mencintai bumi untuk memelihara keutuhan ciptaan (integrity of creation). Bila langkah ini menjadi gerakan bersama diharapkan langkah ini menjadi bagian solusi masalah besar dewasa ini. Salam, doa ‘n Berkah Dalem.” demikian sapaan Mgr. Johan nes Maria Pujasumarta, Pr dalam laman blognya: http://pujasumar ta.blogspot.com/2008/01/slamatkan-bumi-dengan-bor-lrb.html. Sapaan yang di unggah pada Minggu, 27 Januari 2008 tersebut senantiasa terngiang bagi umat, khususnya di Lingkungan Yoao Baptista. Sejak tahun itu, rasan-rasan untuk membuat lubang-lubang tanah, biopori, selalu menjadi harapan menunggu kapan bisa direalisasikan. Akhirnya, lima tahun kemudian, tepatnya pada setelah rangkaian perayaan Natal 2012, di triwulan pertama tahun 2013, gerakan membuat biopori dilaku

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

27


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

kan di rumah-rumah umat Lingkungan Yoao Baptista. Dengan bantuan teknis dari Bp. Al. Sujud, yang telah membuat puluhan bio pori di lingkungan SDK Sang Timur Semarang, setiap hari Minggu dikerjakan 4 – 5 lubang biopori di satu-dua rumah umat. Pada bulan Mei ini, yang bertepat an dengan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi, ada 3 rumah yang sudah dibuat lubang bioporinya, yaitu rumah keluarga M A Moerniningsih Soeparlan, 5 lubang, rumah keluarga M B Sri Umiasih 2 lubang dan rumah keluarga Mamiek Nurhadi, 4 lubang. Upaya sederhana yang dilakukan oleh umat lingkungan ini ternyata dilirik juga oleh warga lain di RT sekitar umat. Terbukti dengan adanya permintaan kepada ketua lingkungan, Bp. F X Agus Suhardianto dari RT 03 / RW 01 Kelurahan Tlogosari Wetan untuk memberi contoh bagaimana pembuatan biopori di rumah-rumah warga lain. Puji Tuhan, bahwa hal sederhana dalam upaya mencintai lingkungan dan melestarikan keutuhan ciptaan, yang dilakukan oleh umat di lingkungan, menjadi berkat juga bagi warga di wilayah tempat tinggal umat. Andang Prasetya

28

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

mengenal sosok

PAUS FRANSISKUS Jorge Mario Bergoglio lahir di Buenos Aires, 17 Desember 1936. Dia anak pertama dari lima bersaudara yang lahir dari keluarga seorang pegawai ke reta api keturunan Italia. Bergoglio muda belajar di seminari di Villa Devoto dan kemudian masuk Serikat Yesus tahun 1958 pada usia 21 tahun. Setelah mendapat gelar di bidang filsafat dari Colegio Maximo San Jose Miguel, Bergoglio kemudian mengajar literatur dan psikologi di Colegio de la Immaculada di Santa Fe dan Colegio del Salvador di Buenos Aires. Ditahbiskan menjadi imam 13 Desember 1969, kemudian menjadi pembimbing novis dan dosen teologi. Bergoglio memulai tugas kegembalaan pada 1973. Berkat prestasi dan kepiawaiannya, Or do Yesuit kemudian menunjuknya menjadi Provinsial Serikat Yesus di Argentina hingga tahun 1979. Pada 1980 Bergoglio menjadi Rektor Seminari San Miguel hingga 1986. Bergoglio juga menyandang gelar master di bidang ilmu kimia dari Universitas Buenos Aires. Gelar doktor diselesaikannya di Jerman. Beliau di angkat menjadi uskup pada tahun 1998 menggantikan Kardinal Antonio Quarracino sebagai Uskup Agung Buenos Aires. Jorge Mario Bergoglio dikenal sebagai seorang gembala yang rendah hati, dan memiliki komitmen tinggi terhadap keadilan sosial. Cara hidupnya yang sederhana membuatnya sangat dikenal. Dia memilih tinggal di sebuah apartemen kecil, ketimbang di kediaman resmi keuskupan yang megah. Bapa Jorge, demikian ia disapa umatnya di Buenos Aires, lebih memilih naik kendaraan umum dari pada mobil pribadi dan seringkali mengunjungi orang miskin. Dan, sebagaimana diberitakan, ia memasak sendiri makanannya. Kotbah Bergoglio sering menjadi berita utama media di Argentina. Kotbah-kotbahnya sering menekankan pentingnya menangani problem sosial kemasyarakatan. Hal ini secara tidak langsung mengkritik pemerintah Argentina yang tidak memperhatikan orang-orang pinggiran. Bergoglio dikukuhkan sebagai kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2001. Sebagai kardinal, ia pernah mengemban beberapa fungsi administratif di Vatikan, antara lain Kongregasi Iman, Kongregasi Liturgi dan Sakramen, Kongregasi Hidup Religius, dan beberapa tugas lain. Kemudian ia menjadi anggota Komisi Amerika Latin dan Dewan Keluarga. Bergoglio dikenal sebagai seorang Kardinal yang lantang mengkritik gereja. ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

29


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Menurutnya, kini banyak pemimpin gereja melupakan bahwa Yesus Kristus bergaul dengan penderita kusta dan makan dengan para pelacur. "Yesus meng ajarkan kita cara lain. Keluarlah. Keluarlah dan bagikan kesaksian Anda, keluarlah dan berinteraksi dengan saudara Anda, pergi keluar dan berbagi, pergi keluar dan jadilah firman dalam tubuh serta semangat kita," kata Bergoglio di Argentina tahun lalu. Selain mengkritik gereja, Bergoglio juga lantang meng kritik beberapa kebijakan pemerintah Argentina. Ia secara terang-terangan mengkritik kebijakan Presiden Cristina Kirchner terkait perkawinan sejenis (gay) dan penggunaan alat kontrasepsi. Meski menentang perkawinan sejenis, Bergoglio mengajak umatnya agar tetap menghormati pribadi kaum homoseksual. Yang mengesankan dari Kardinal yang rendah hati ini adalah ketika me ngunjungi sebuah tempat perawatan pasien penderita HIV/AIDS tahun 2001, ia mencuci dan mencium kaki 12 orang penderita HIV/AIDS. Dalam konklaf yang berlansung 12-13 Maret 2013, Kardinal Jorge Mario Bergoglio terpilih menjadi menjadi Paus yang ke 266. Nama yang ia pilih ada lah Fransiskus (mengacu nama Fransiskus dari Asisi), nama yang melambangkan kemiskinan, kerendahan hati, kesederhanaan, dan pembangunan kembali gereja. Hilarius Teguh

30

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Aja Cedhak Kebo Gupak y.eric soewarno – kortimja HAK

T

umrape bebrayan urip ing Jawa, ana paribasan “aja cedhak kebo gupak”. Iku dudu bebasan sing aeng. Mesthine kita wis padha tau krungu lan ngerti sing dikarepake. Kebo gupak, kebo sing lagi gedabigan ana lendhut. Wis mesthi, yen kita cedhaki, bakal kecipratan lendhute. Dadi melu kotor lan reged. Biasane paribasan iki dicakake para sepuh kang paring pitutur lan pepeling marang para kanoman. Ing pangajab mageri para kanoman aja nganti kepencut cedhak lan srawung karo pawongan sing mrusal lan fasik. Yakuwi pawongan sing senajan percaya marang Gusti kang Maha Tunggal, nanging sapari-polahe tansah nerak angger-anggere Gusti. Gawe dredah, tumindak dursila, nerak angger-anggere bebrayan, nerak angger-anggere negara. Wose pepeling: aja sra wung karo wong-wong pandosa, mundhak kecipratan salah lan dosane. Mundhak kembet, melu dadi urusane pulisi, gedhene bisa-bisa melu mlebu pakunjaran. Paribasan iki jumbuh karo surasane layang Santo Paulus: “kekancan kang ala ngrusak pakulinan becik” (bad companions ruin good character) (1Kor 15:33). Uga jumbuh karo ayat pambuka Kitab Mazmur sing aweh pitutur, pepeling, lan panjurung: “minulya pawongan kang ora srawung, ora ngom byongi, ora nyengkuyung tumindake para fasik lan para pandosa” (Mzm 1:1). Jalaran tumindake para fasik lan pandosa iku tumuju marang katiwasan (Mzm 1:6). Nanging geneya Gusti Yesus malah cedhak lan srawung karo pawongan pandosa? Kapara malah mbelani? Kaya nalikane mampir bareng murid-muride ing omahe Zakeus alias Lewi lurahe juru pajeg ing Yeriko, lan nampa pasugat an gedhen (Luk 19:6, Mat 9:10, Mrk 2:15). Kabeh wong Yahudi sing meruhi, nesu lan nutuh :“Dheweke sanja mertamu ing omahe wong pan dosa!”(Luk 19:7), ”Ngapa koq Gurumu kembul mangan bareng karo para juru pajeg lan pando sa?” (Mat 9:11, Mrk 2:16). Tumrape adat bebrayan Yahudi, sanja mertamu menyang omahe wong pandosa, apa maneh nganti kumpul mangan bareng, padha karo ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

31


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

melu tumindak dosa. Gusti Yesus mbelani, ngesthi marang dhawuhing Hyang Rama: “Putraning Manungsa mara kanggo nggoleki lan nylametake wongwong sing mrusal”(Luk 19:10). ”Aku mara ora kanggone wong-wong sing mursid, nanging Aku mara kanggone wong-wong pan dosa” (Mat 9:13,Mrk 2:17, Luk 5:32). Dudu pawongan kang sehat sing mbutuh ake tabib, nanging pawongan sing nandhang lara (Mat 9:12, Mrk 2:17). Kanthi mangkono, apa Gusti Yesus ateges ora paham marang ayat Mazmur mau? Wis mesthi yen pana. Wiwit yuswa-Ne nembe 12 tahun, Gusti Yesus wis gawe gawoke Yusuf-Maria lan para alim-ulama, nalikane tinemu lagi ngaji karo ahli-ahli Kitab kuwi ing Bait Allah Yerusalem (Luk 2:46-48). Gusti Yesus sengaja srawung karo wong-wong pandosa jalaran nuhoni dhawuhing Hyang Rama, minangka Utusan (Misionaris) -Sang Juru Wilujeng- hamilujengaken para pandosa lan kabeh titahing Gusti. Dogma Gereja paring piwulang, yen Gusti Yesus iku Sejatinging Allah kang manunggal Sejatining Manungsa. Sejatining Allah ora bakal kentir melu dosa. Sejatining Manungsa, ateges Gusti Yesus uga condhong marang kanepsoning manungsa, marang tumindak dosa. Nanging Gusti Yesus kalis ing dosa jalaran dayaning puasa (Mat 4:1-11, Mrk 1:12-13, Luk 4:1-13), kang manunggal dayaning pandonga sing dilakoni kanthi sampurna (Mat 17:21, Mrk 9:29). Pandonga-Ne kang sampurna, nalikane konjuk ing taman Getsemani: “Dhuh Kanjeng Rama, bilih saged, mugi keparenga tuwung punika kapundhut. Nanging sanes pikajeng Kawula, namung pikajeng Panjenengan Dalem ingkang dumadi” (Mat 26:39,42; Mrk 14:26, Luk 22:42). Yen Gusti Yesus srawung karo pawongan sing klebu “kebo gupak”, apa kita minangka pandherekE -minangka umat Kristiani-, uga kudu niru? Nerak paribasan “Aja cedhak kebo gupak”?. Nyumanggakake !. Waton “sangu” iman kang kukuh. ÷

Engkau berkata, ’Misa’Misa-nya lama’, maka aku menjawab, ’karena cintamu terlalu singkat’ St. Josemaria Escriva 32

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

NGUDO ROSO (Mo Semar)

Gareng

: E, lha gandrik, si Irung mbangir, adiku si Kantong Bolong kok dingaren mendengus neng Pastoran? Baya ana apa, dimas Petruk koq sajak serius nyawang kono nyawang kene thingak-thinguk kaya bocah ilang? Lagi ngapa to Truk kowe kuwi sabenere?

Petruk : Lho, kang Gareng ki piye, wis matane kero, lakune kecincalan ke cincak-kecincik, kaya ora percaya marang sing murbeng dumadi, paring sikil loro kuwi supaya mlaku sing jejek. Iki lho ana geber pengumuman jelang pesta Perak Gereja S. Paulus yang perlu kita baca. Gareng : Wo cah gemblung, ditekoki apik-apik koq saurane nyengir ora enak nong kuping. Bukan karena mata kero atau jalanku kecincal an, tapi saya itu heran koq kamu melototi geber, kaya wong kami tenggenggen ngono to Truk. E, jebul lagi maca pariwara to?! Petruk : Lha ya to kang, Iki wacanan dhewe. Iki lho ana pengumuman Agenda jelang Pesta Perak Paroki Santo Paulus : 17 Maret 2013 ana Seminar sehari Koor. Pada tg 29 Juni 2013 ada Parade Koor Pesta Nama antar Koor Lingkungan / Wilayah dalam Misa Syukur. Lalu mulai 7 Juli 2013 sampai Juli 2014 ada Lomba Koor Liturgi tiap Minggu Misa kedua. We lha dalah malah ana Festival Koor separoki antar kelompok Koor di Paroki pada tg 23 Juni 2014 barang gilo.. Gareng : Woo layakna matamu celingukan mlotot sana mlotot sini! Jadi baru membaca macam-macam agenda jelang Pesta Perak Gereja S. Paulus to! Lha njur peranmu apa sebagai anggota Koor, apa wis mulai latihan Koor kanggo lomba? Petruk : So pasti to kang! Nadyan suaraku gembret kaya blek borot, wis samestine ndukung nyengkuyung kanca-kanca Koor ben duwe gai rah latihan. Jarene ketimbang kangka2 karo tangga, sing dha ngrokokan lan mben bengi teler mabuk-mabukan, ya piguna ngom byongi kegiatan Gereja. ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

33


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

34

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Gareng : Bener kuwi Truk, apa maneh grejane dhewe kuwi meh merayakan Yubile Pesta Perak, samestine umat padha cancut taliwondo gre get nggone ngudi ngupayakake Paroki dadi Gereja yang hidup dan punya daya tarik untuk masyarakat sekitar. Petruk : Hukumnya wajib to kang, sebagai kaum muda Paroki S. Paulus ge nerasi penerus wajib ngerahake tenaga mbagun Gereja dengan se mangat yang diteladankan dan diwariskan oleh Santo Pelindung nya. Gareng : Wah hebat tenan saiki kowe Truk saplok dadi aktivis gereja! Ora mung dadi juru parkir minggon, ning ya aktif nong Koor barang. Petruk : Lha wis piye maneh to kang, bandha utawa rajakaya ora duwe, duwene ming suwara, ketimbang nggedobos ngaya wara, aluwung ngidung nyanyi muji Gusti. Gareng : O ya Truk..., Mo Semar wingi koq ngudoroso : �Wis meh selawe tahun ultah greja, koq dalane mlebu greja isih umpek-umpekan, ciut, sempit. Wah yen pas Hari raya, ampun, ruwet-bundhet, macet-cet. Sing arep mlebu dha rebutan karo sing arep metu.� Semar : Hayo, ana apa anak-anakku Nolo Gareng, Petruk si Kantong Bo long, pada ngrasani wong tuwo ya? Sejak tadi Mo Semar nguping koq nyebut jenenge Mo Semar barang. Petruk : Nggak apa koq Mo, kang Gareng cuma rerasan ngudorasane Mo Semar soal jalan masuk greja sing ciut sempit kuwi. Gareng : Ya nuwun sewu wae Mo, anak-anakmu iki lagi ngomong2 soal jelang Pesta Perak Greja, terus nyangkut soal jalan sempit yang sudah hampir 25 th koq tak ada perubahan. Semar : O kuwi to anak-anakku sing dadi underaning rembug. Mo Semar memang lagi prihatin, mumet mikir solusine koq misih gelap !? Petruk : mBok beli tanah depan greja itu saja to Mo, kalau jalan yang sempit itu sudah tidak mung kin diperlebar. Gareng : Woo, dasar Kantong Bolong, udele bolong, otake ya mlompong. Beli tanah duite mbah mu apa? Utange nyang Keuskupan wae du rung lunas, koq nggagas beli tanah maneh....? ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

35


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Semar : Pancen bener, Paroki nggak punya duit cukup untuk beli tanah. Tapi Paroki punya banyak umat, bahkan lebih dari 10 ribu warga yang di antaranya umat potensial berduit. Gareng : Lha ya to Mo, kan pemakai jalan masuk-keluar gereja juga umat sendiri? Seandainya para pemilik mobil dan motor rela bergotong -royong ngiyur tiap bulan, apa tak mampu membeli tanah untuk masuk gereja? Petruk : Itu idee cemerlang, Mo! Perlu segera dibentuk panitia yang men survey para pemilik kendaraan dan membuat kalkulasi berapa uang bisa terkumpul tiap bulannya untuk pendanaan itu. Semar : Benar, semua itu baik, perlu ada panitia resmi yang memikirkan pengumpulan dana untuk pengadaan jalan masuk gereja. Konon sudah ada donateur dari luar Paroki yang siap membantu dana de ngan jumlah yang cukup besar. Tetapi bukankah selayaknya kita umat Paroki sendiri juga bergerak mengumpulkan dana, karena kita sendirilah yang nanti akan memakai jalan tsb. Gareng : Tapi apa betul tanah depan greja itu bisa dibeli untuk jalan? Kata nya pemilik tanah yang pernah mau menjual, baru saja meninggal. Apa ahli warisnya (anak-anaknya) juga masih mau menjualnya? Petruk : Apalagi tanah sing arep didol, jarene wis dikontrak wong kanggo show room mobil, Mo. Wah bisa bertele-tele tenan mengko, soale kejaba anak-anake akeh lan kabeh kudu sepakat menjual, isih kudu mberesi karo sing ngontrak. Semar : Mula kuwi anak-anakku, perlu ana panitia kecil sing mikirke masalah kuwi kabeh. Kita tak boleh hanya berandai-andai dengan omong kosong. Perlu lekas ’action’. Penanganan sing luwih intensif perlu enggal diwiwiti, bareng-bareng karo penggalian danane pisan. Yen perlu ora mung tergantung tanah ngarep greja thok. Siapa tahu tanah pojok sing lagi dibangun calon Ruko uga bisa di survey kemungkinane. Percayalah isih akeh bapak-bapak pe merhati sing bertekad mujudake impian anane jalan besar masuk greja. Muga-muga wae pas Yubile Pesta Perak Greja S. Paulus tahun depan impian kita selama 25 th jadi kenyataan.

36

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Gareng dan Petruk (Manthuk-manthuk terharu penuh entusias) : Impian adanya jalan besar masuk gereja nerawang semakin nyata. Itulah hadiah terbesar dari Tuhan bagi kita umat Paroki untuk Tahun Yubile pesta Perak Gereja, bila itu sungguh terwujud. Ayo apike padha parikan: �Punten, margi lumebet greja, taksih sempit mekaten. Rahayu sinten kemawon ingkeng dados talanging Gusti paring dana kagem njembaraken margi mlebet greja. Ing dinten Ambal Warsa punika, kepareng ngaturaken : Dirgahayu saha mantepipun mekaten Sugeng Riyadi, Dumateng Gereja Santo Paulus ing jalan Supriadi Sendangguwo. Pareng sungkem, abdi dalem punakawan sakukuban, Berkah Dalem, bagi anda semua segenap umat sekalian!�

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

37


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

PELATIHAN DAUR ULANG BARANG BEKAS Membuat Sampah Menjadi Berkah

B

agi banyak orang, mantra 3R dalam hubungan nya dengan lingkungan mungkin sudah cukup famili ar di telinga. Ya, benar. Reduce (mengurangi) – Reuse (menggunakan kembali) – Recycle (mendaur ulang) adalah tiga mantra yang dimaksud. Baru-baru ini, tepatnya hari Minggu, 19 Mei 2013, di Lingkungan Yoao Baptista diselenggarakan pelatihan bagaimana mendaur ulang barang-barang bekas tertentu menjadi sesuatu yang menarik, dengan fasilitator Ibu Retno Widyastuti Eko Rahadi. Belas an umat lingkungan – bapak, ibu dan remaja – bertekun mendengarkan sekali gus mempraktekkan apa yang dicontoh kan oleh fasilitator. Berbekal gunting, lem dan peralatan sederhana lain, puluh an tutup galon minuman kemasan, sachet minuman instan dan bekas kemasan sabun cuci bubuk diolah menjadi berbagai pernak-pernik menarik. Pelatihan mendaur ulang barang bekas dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Andang Prasetya

RALAT IKLAN Iklan dari CV DUA PUTRA HARAPAN, yang dimuat pada Warta Paulus 90, Edisi Paskah 2013, terdapat kesalahan tulis sebagai berikut: Alamat : jl. Kauman Dalam 5 / 15, yang benar

jl.. Kauman Dalam I / 15 No. HP : 08225418013, yang benar

085 225 418 013 Atas ketidaknyamanan ini, Redaksi mohon maaf yang sebesar-besarnya.

38

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Mengenali

GEREJA, KATEDRAL DAN

BASILIKA oleh : Arcadius S Adi Lingkungan St Fransiskus Asisi Wilayah Pucang Gading

K

ata “gereja” berasal dari kata Yunani “Ekklesia” yang didefinisikan sebagai “perkumpulan” atau “orangorang yang dipanggil keluar.” Akar kata dari ”gereja” bukan berhubungan dengan gedung, namun dengan orang. Seperti disebutkan dalam Roma 16:5: “Salam juga kepada jemaat di rumah mereka...”. Paulus menunjuk pada ‘ge reja’ di rumah mereka, bukan pada ge dung gereja, namun ‘kumpulan orangorang percaya’. Tetapi dalam bahasan kali ini me rujuk gereja dalam arti harafiah, yaitu gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama Katolik atau badan (organisasi) umat yang menganut kepercayaan yang sama, ajaran, dan tata cara ibadahnya. Selain itu ada juga yang menyebut gereja dengan istilah katedral. Sedang kan katedral sendiri berasal dari baha sa Latin ‘cathedra’, bahasa Yunani ‘kathedra’ yang artinya ‘tempat du duk’ / kursi. Jadi katedral adalah ge dung gereja yang di dalamnya ter ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

dapat tempat duduk khusus bagi uskup. Dengan kata lain katedral ada lah bangunan gereja, khususnya bagi denominasi yang memiliki hirarki episkopal, seperti Gereja Katolik, Ge reja Anglikan, Gereja Ortodoks, Gereja Lutheran dan beberapa Gere cathedra ja Metodis, yang fungsinya sebagai tahta uskup juga se bagai gereja pusat dari sebuah dioses atau keuskupan. Katedral adalah gereja utama dari sebuah keuskupan, dan katedral itu sendiri adalah juga sebuah gereja paroki. Secara teknis, Uskup adalah pastor kepala paroki dari paroki katedral, dan Uskup me nunjuk seorang rektor untuk mengatur urusan-urusan spiritual dan duniawi nya. Katedral melambangkan ke dudukan dan otoritas uskup, dan tempat di mana ia tinggal dalam wila yah wewenangnya. Ada beberapa variasi dalam peng gunaan istilah "katedral", seperti dari zaman pra-reformasi di Skotlandia yang sekarang dimiliki oleh Gereja Skotlandia masih tetap mempertahan kan istilah katedral, meskipun gereja tersebut menganut kebijakan presbiter ian yang tidak memiliki uskup-uskup. Hal senada terjadi di Jerman, yaitu ge reja-gereja Protestan (sebagian besar non-episkopal) yang bekerja sama dalam satu wadah Gereja Injili di Jer man, mempunyai katedral dari zaman pra-reformasi ataupun hanya meng

39


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

40

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

gunakan istilah katedral sebagai gelar kehormatan belaka, bukan untuk me nunjukkan supremasi hirarkis apa pun. Karena katedral seringkali ber ukuran besar dan megah, istilah kate dral kerap digunakan secara keliru untuk menyebut gedung Gereja mana pun yang berukuran besar atau ber sifat penting. Selain ‘katedral’ ada istilah yang lain yaitu ‘basilika’. Basilika, katedral dan tempat ziarah adalah istilah yang berbeda, tetapi tidak saling eksklusif. Sebagai contoh, sebuah basilika dapat merupakan sebuah tempat ziarah, dan sebuah katedral dapat merupakan se buah basilika. Sebuah katedral dapat berupa sebuah basilika seperti Kate dral St. Petrus dan Paulus di Keuskup an Agung Philadelphia adalah juga sebuah basilika. Struktur basilika di portico kembangkan oleh orang-orang Roma wi kuno sebagai aula umum yang sangat besar, yang terletak di alunalun umum. Tepat nya, basilika ada lah sebuah bangunan jajaran genjang dengan lebar bangunan lebih besar dari setengah atau kurang dari sepertiga panjangnya. Di salah satu ujung basilika terdapat pintu masuk dengan sebuah portico (serambi ber atap yang ditopang kolom) dan di ujung lainnya terdapat sebuah apsis (ceruk dengan segi banyak atau berbentuk setengah lingkaran, dengan ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

atap yang meleng apsis kung atau berben tuk kubah). Terda pat sebuah lorong utama yang diapit di sisi kiri dan ka nannya oleh se buah lorong (atau dua, atau bahkan tiga) dengan kolom-kolom yang memisahkan lorong-lorong itu.Karena langit-langit dari lorong utama lebih tinggi dari langit-langit lorong-lorong samping, maka sebuah clerestory (bagian atas dinding dengan jendelajendela) ditambahkan di atas kolomkolom guna membiarkan cahaya masuk ke dalam basilika. Ada banyak contoh basilika kuno, terutama di Italia. Karena ukuran basilika, Sakramen Mahakudus disimpan dalam sebuah kapel di samping atau bahkan dalam sebuah tabernakel gantung dekat altar. Jemaat berkumpul di lorong utama, yakni Panti Umat. Gereja-gereja basi lika biasanya mempunyai sebuah hal aman depan yang dikelilingi suatu barisan kolom; ter dapat sebuah su mur di halaman depan ini dimana umat beriman da pat membasuh ta ngan dan bibir mereka sebelum clerestory masuk untuk me rayakan Misa. Dikemudian hari, dilakukan modifikasi-modifikasi pada gaya Romawi yang baku itu, seperti

41


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

penambahan sa yap, pada masa Romanesque dan Gothic. Selanjutnya, isti lah ‘basilika’ di pergunakan un tuk menyebut ge reja-gereja yang Lorong gereja mempunyai nilai historis dan spirit ual yang penting. Pada umumnya, gereja-gereja ini dibangun dengan gaya basilika, tetapi kriteria kuncinya adalah bahwa gereja-gereja ini merupakan tempat-tempat yang mem punyai nilai historis dan spiritual yang penting. Bapa Suci secara resmi menetapkan sebuah gereja sebagai “basilika”. Sebab itu, ketika orang ber bicara mengenai Basilika St. Petrus di Roma, gelar “basilika” menunjuk pada nilai historis dan spiritual gereja itu sendiri dan kehormatan yang di anugerahkan atas nya oleh paus. Menurut tradisi, suatu basilika mempertontonkan sebuah conopoeum atau pavilion (serupa sebuah payung besar) yang dibuat dari sutera merah dan kuning berselang-seling, warnawarna pemerintah an kepausan, dan conopoeum dengan salib di puncaknya. Benda -benda tradisional basilika lainnya adalah clochetta (semacam alat mu sik yang terdiri dari tangkai, se

42

buah lonceng, dan lencana basilika, yang dipergunakan dalam prosesi) dan cappa magna (sehelai mantol ungu yang dikenakan oleh para kanon (para imam pejabat basilika) dalam upacara-upacara liturgis. Yang terakhir, setiap basilika mem punyai sebuah “gerbang suci” yang dibuka hanya pada masa ziarah khu sus seperti yang dimaklumkan oleh Bapa Suci. Misalnya, tahun 2000 dimaklumkan sebagai “Tahun Suci”, dan gerbang suci St. Petrus dibuka (juga semua gerbang suci di segenap basilika lainnya). Menurut tradisi, diadakan pem bedaan juga antara basilika utama dan basilika kecil. Tujuh basilika utama

Cappa magna berada di Roma: St. Petrus di Vatican, St. Yohanes Lateran, St. Maria Maggiore, St. Paulus di Luar Tembok, St. Laurentius, St. Sebastianus dan Salib Suci di Yerusalem. Keempat basilika pertama dari tujuh basilika ter sebut secara teknis disebut “basilika paling utama”. Ketujuh basilika utama ini merupakan gereja-gereja ziarah yang penting dikunjungi apa bila mengunjungi Roma. WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Tempat ziarah adalah sebuah gere ja atau tempat sakral lainnya di mana disimpan relikwi, misalnya Shrine of St. Jude di Baltimore; atau tempat di mana penampakan terjadi, misalnya Shrine of Our Lady of Knock di Irlan dia atau Shrine of Our Lady of Guada lupe di Mexico City atau tempat di mana suatu peristiwa iman yang ber sejarah terjadi, misalnya Shrine of the Our Lady of the Martyrs di Auries ville, N.Y, di mana para misionaris Yesuit pertama wafat dimartir. Suatu tempat ziarah dapat juga merupakan tempat yang ditunjuk untuk me numbuhkembangkan suatu keyakinan atau devosi. Sebagai contoh Basilica Shrine of the Immaculate Conception dibangun untuk menumbuhkembang

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

kan devosi kepada Bunda Maria di Amerika Serikat, teristimewa karena Bunda Maria adalah pelindung Ameri ka dengan gelarnya ‘Yang Dikandung Tanpa Dosa’. Tempat-tempat ziarah berada di bawah wewenang uskup setempat, dan tempat-tempat ziarah nasional ditetapkan oleh konferensi waligereja. Dari berbagai sumber: id.wikipedia.org; www.artikata.com; www.indocell.net; www.gotquestios.org.

43


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

KENCANA KATON WINGKA Melestarikan keutuhan ciptaan ala Umat Lingkungan Yoao Baptista

T

umpukan koran bekas bercampur dengan buku-buku bekas dan kertas-kertas yang penuh coretan memenuhi teras depan garasi rumah Bp. FX. Agus Suhardianto, Ketua Lingkungan Yoao Baptista. Sementara itu di tepi jalan depan rumah, beberapa karung berisi cup plastik bekas mi numan kemasan, botol-botol plastik bekas, kaleng-kaleng, dan berbagai logam juga menumpuk. Hari itu, Minggu, 5 Mei 2013. sahibul bait dan beberapa umat di lingkungan ini dengan penuh semangat dan kegembiraan memilih dan memilah berbagai barang bekas tadi. Koran disatukan dengan koran, kertas de ngan kertas, kardus ditumpuk dengan kardus, demikian juga dengan cup plastik dan botol bekas minuman kemasan. Tujuannya pasti: dijual. Sudah berjalan selama 2 tahun lebih, umat di Lingkungan Yoao Baptista melakukan kegiatan bersih-bersih rumah, mengumpulkan barang bekas untuk kemudian dijual. Kegiatan ini berawal dari sarasehan umat di mana salah satu kesepakatannya adalah mengupayakan penggalian dana bagi

44

Kas Lingkungan sekaligus melengkapi berbagai kebutuhan lingkungan. Ide ini diselaraskan dengan salah satu pilar ARDAS yakni melestarikan keutuhan ciptaan yang kemudian diterjemahkan dengan memanfaatkan barang bekas sekaligus bersih-bersih rumah umat. ‘Kencana Katon Wingka’, begitu ungkapan peribahasa Jawa yang kirakira artinya adalah sesuatu yang baik, indah dan berharga namun seringkali tidak disukai. ‘Sesuatu’ itu salah satu nya adalah ‘barang’ yang bahkan ada di sekitar rumah kita: barang bekas. Kalau melihat dari rupa dan bentuk nya apalagi jika dalam jumlah kecil, pasti orang akan cenderung membuang saja barang-barang bekas ini. Namun, jika kita mau mengumpulkan, memilih dan memilahnya, ternyata barang-barang bekas yang sepele ini

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

berharga sangat luar biasa. Kegiatan pengumpulan barang be kas ini dilakukan secara triwulanan. Dari kegiatan itu, selama dua tahun, rata-rata tiap triwulan bisa diperoleh uang dari hasil penjualan mencapai 350 hingga 450 ribu rupiah. Jika dibandingkan dengan jumlah umat / Ke

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

pala Keluarga di lingkungan ini yang berjumlah 30 KK, hasilnya sangat menggembirakan. Ini berarti dalam satu tahun bisa terkumpul dana antara 1,4 sampai 1,8 juta. Dari hasil selama dua tahun lebih, Lingkungan Yoao Baptista saat ini dapat memiliki seperangkat soundsystem yang cukup handal, dan se perangkat alat misa – meski belum termasuk Piala dan Sibori. Prinsipnya, umat di Lingkungan Yoao Baptista mau belajar untuk melestarikan keutuhan ciptaan melalui upaya kecil membuat ‘Wingka Katon Kencana.’ Andang Prasetya

45


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

Novena Maria la Salette Dalam rangka menyambut pesta nama santo pelindung Kongregasi MSF pada 19 September 2013 nanti, maka akan diselenggarakan Novena Maria la Salette, setiap Senin sore pukul 17.30 WIB (bersamaan dengan Misa harian Senin sore) di Gereja Santo Paulus Sendangguwo.

Jadwal Novena Novena ke 1 Novena ke 2 Novena ke 3 Novena ke 4 Novena ke 5 Novena ke 6 Novena ke 7 Novena ke 8 Novena ke 9

: -

22 Juli 2013 29 Juli 2013 5 Agustus 2013 12 Agustus 2013 19 Agustus 2013 26 Agustus 2013 2 September 2013 9 September 2013 16 September 2013

MOHON KEHADIRAN DAN PARTISIPASI SELURUH UMAT PAROKI. Bidang Liturgi DP

46

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013


GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

Dari Bilik Redaksi Shalom pembaca yang budiman, ‘Selamat’...’Selamat’...sekali lagi ‘Selamat’ untuk segenap umat atas Ulang Tahun Gereja Santo Paulus kita tercinta yang ke 24. Sebuah usia yang sudah boleh dibilang ‘matang’ untuk ukuran hidup manusia. Jenjang usia yang di anggap sudah mampu mandiri, dewasa dalam berpola pikir maupun berbuat, lebih bijak, mampu mengambil keputusan-keputusan strategis untuk ke depan. Menapaki usia triwindu ini, umat dapat berbangga hati melihat pertumbuhan secara fisik dari Gereja kita, mulai dari penataan lahan yang semakin luas saja, baik untuk parkir maupun lahan kosong di belakang pastoran, pengadaan gardu jaga, beberapa portal pembatas, hingga kenyamanan saat berurusan administratif di sekretariat dengan adanya AC dan ruang tunggu yang lebih nyaman. Tak ketinggalan upaya pemasangan AC di dalam gedung gereja, walau masih belum berjalan sempurna, menunggu penambahan daya listrik yang lumayan besar. Lalu bagaimana dengan segi rohani atau semangat kerohanian kita? Sudahkah mengalami peningkatan? Sudah lebih dewasakah kita? Mengevaluasi beberapa upaya yang telah dilakukan oleh para pegiat paroki, baik para pengurus dewan, para ketua bidang, terlebih para koordinator seksi, OMK, apalagi di garis depan yaitu para ketua wilayah dan ketua lingkungan, sudah selayaknya kita perlu lebih prihatin dan mawas diri atas animo umat yang notabene adalah ‘kita-kita’ sendiri, yang begitu lemah, lesu, terhadap kegiatan-kegiatan gerejani baik di gereja apalagi di lingkungan. Semangat atau partisipasi, keterlibatan umat dalam berinteraksi dengan program gerja dapat dikatakan ‘lesu darah’. Gejala yang sepele namun berbahaya bagi kelangsungan kehidupan gerejani kita. Bahkan dapat menular kepada mereka yang awalnya bersemangat menjadi ikutan ‘lesu darah’. Pernahkah terbayang dalam benak kita masing-masing, bila suatu saat Gereja Santo Paulus Sendangguwo, Lingkungan-lingkungan dihadiri oleh ‘zombie’, mahluk yang tampak hidup tetapi sebenarnya telah mati, yang hanya sekedar bergerak ritmik mengikuti misa, sekedar hadir, duduk manis mendengarkan ocehan pemandu atau ketua lingkungan dalam acara BKSN, BKL, APP Adven dan sebagainya? Ditambah dengan ‘zombie-zombie’ kecil yang berlarian kian kemari, berteriak-teriak sepanjang misa? Hiii.... Jadi teringat film semacam itu. Namun happy ending-nya, saat matahari bersinar maka kuasa gelap yang menaungi para ‘mayat hidup’ ini terhapuskan oleh kecerahan dan kehangatan sinar mentari, menjadikan mereka benar-benar ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

47


TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

hidup, benar-benar menjadi manusia lagi. Memang ini cerita fiksi, namun dapat menjadi nyata dalam paroki kita. Kita dapat menjadi mahluk semacam itu, yang hanya datang, duduk, dengar tanpa ekspresi, ‘mati’. Beruntunglah kita punya Roh Kudus yang diberikan kepada kita saat baptis dahulu, namun sayang.....sinar ilahi yang menghidupkan ini kita bungkus dengan selimut tebal ke-egois-an kita yang berlomba memuaskan nafsu duniawi, menelan segala kesenangan hidup sebanyak-banyaknya, tanpa rasa puas. Mari kita singkirkan ‘selimut tebal’ itu, rasakan kehangatan ‘mentari’ Roh Allah yang menguat kan, menghidupkan kita. Sehatkan hidup kita dengan rohani yang sehat, sehingga dalam Pesta Perak tahun depan, Gereja Santo Paulus Sendangguwo benar-benar berisi ‘Umat Allah yang hidup’ bukan lagi ‘zombie’ yang ber ekaristi dan berdevosi. Amin.

WARTA PAULUS MEDIA KOMUNIKASI PAROKI SANTO PAULUS SENDANGGUWO - SEMARANG

Pelindung Pastor Kepala Paroki

Penasehat Ketua Bidang Yan Mas Dewan Paroki

Penanggungjawab Koord. Tim Kerja KomSos Dewan Paroki

Pemimpin Redaksi J Paryadi

Staf Redaksi Drs. St. Suripto Atmosuwito Drs. A Mardiyono Pius Koesdyantoro M Yunus Waas

Artistik Alf. Sungging V Suparyanto B Riyanto

Tata Letak J Paryadi M Yunus Waas

Distribusi Ketua - Ketua Lingkungan

Penerbit Dewan Paroki Santo Paulus Jl. Dr. Muwardi 7, 024 - 6711509 Sendangguwo Semarang

Alamat E-mail komsosgsp@gmail.com

Percetakan CV Rind Abadi

Edisi 91, Ulang Tahun ke 24 GSP 29 Juni 2013

“Di dunia ini aku tidak bisa melihat Putra Allah yang Maha Tinggi dengan mataku sendiri, kecuali melihat Tubuh dan DarahNya yang Maha Kudus” – St. Fransiskus Asisi 48

Cover Depan GSP, Lomba Teater dan Menghias Tong Sampah, Paulus Cup 2013 desain oleh : V Suparyanto WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.