Suluh MHSA Edisi 14

Page 19

HUKUM sengketa antar pribadi ini yang dibelokkan ke aliran sesat dianggap sebagai pesanan. “Saya banding, ini fitnah, ini masalah harga diri, kasus ini adalah pesanan,� ujar Tajul usai vonis dibacakan majelis hakim. Itu juga yang disampaikan kuasa hukup terdakwa, M Faiq Assiddiqi. Pihaknya merasa keberatan karena penodaan agama yang dimaksud majelis hakim tidak jelas? Faiq menganggap putusan itu salah besar. “Sudah jelas, klien saya menyatakan banding,� dia mengukuhkan. Dalam versi lain, sidang Tajul Muluk diwarnai ketidaklaziman. Sinung Karto, Kadiv Investigasi Kontras, menilai hakim dan jaksa cenderung diskriminatif. Ini terindikasi pada keberpihakan terhadap saksi dari pihak jaksa. Dicontohkan, hakim tetap memberi ruang pada Zein Alkaf untuk tampil sebagai saksi ahli, meski dia hanya tamatan Tsanawiyah. Padahal, ini isyarat level pendidikan yang tak mumpuni untuk menerangkan latar belakang kompleks perbedaan mazhab dalam Islam. Dia bercerita juga tentang laku hakim yang kerap memberi kesan berpihak kepada saksi-saksi dari pihak jaksa. Hakim pantas dinilai kerap membantu saksi agar keterangannya sejalan dengan isi berita acara pemeriksaan. Begitu pula jaksa, yang berkali-kali menyebut pasal 165 KUHP padahal sebenarnya pasal 156a KUHP tentang Penodaan Agama. Saking gemasnya dengan kelakuan jaksa, saksi ahli untuk Tajul Muluk (Zainal Abidin Bagir PhD) menegur dan mengingatkan jaksa tentang kesalahannya menyebut pasal. Meski diingatkan, jaksa tetap bersikukuh dirinya tak keliru menyebut pasal.

DIJAGA KETAT: Dua anggota polisi tampak berjaga di pintu Pengadilan Negeri Sampang saat sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Tajul Muluk

Begitu KUHP dibuka, akhirnya jaksa menyadari bahwa jaksa juga manusia dan bisa salah juga. Dalam cerita yang lain tentang pengadilan Tajul Muluk ini, datang dari Alfon Kurnia Talma, Wakil Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. Disceritakan, fakta di persidangan menunjukkan beberapa saksi jaksa yang justru tak bisa berbahasa Indonesia. Ini dianggap bertentangan dengan isi

berita acara pemeriksaan (BAP). Mestinya, jaksa tidak terburuburu menyatakan berkas perkara lengkap. Sebab, idealnya dalam penyidikan perlu penerjemah yang telah disumpah. Sehingga ketika saksi yang tak bisa berbasa Indonesia menandatangani berita acara, dia mengerti apa yang dia tandatangani. Karena itu, dia menganggap sidang atas terdakwa Tajul Muluk ini mirip balapan atau sintron kejar tayang. (tim/abe) SULUH MHSA | XIV | AGUSTUS 2012 | 19


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.