Buletin Kronika Edisi 34

Page 1

Penerbitan Kampus IAIN Metro

Kreasi Inovasi Interaksi dan Komunikasi Mahasiswa Gedung UKM Lt. II IAIN Metro, Jl. Ki Hajar Dewantrara 15A Iringmulyo Metro Timur 3411, E-mail: redaksikronika@gmail.com

WISATA YANG DIRINDUKAN


Feature

1

Bisa Karena Terbiasa Doc. OCM 1

Bisa karena terbiasa menjadi hal yang kerap dilakukan oleh sebagian instansi, pasalnya kemampuan atau skill seseorang dapat terlatih ketika sering dilakukan. Maka dari itu, Kronika melatih anggota magangnya untuk menulis, berupa tulisan feature. Pertama kalinya magang Kronika menerbitkan tulisan berbentuk kumpulan feature, tulisan ini merupakan hasil kolaborasi anggota magang 2 periode. Mulai dari Orientasi Calon Magang (OCM) 2 tahun 2019 dan OCM 1 tahun 2020. Tulisan tersebut ditulis ketika masa magang pada kala itu,

mulai dari pengkoordiniran hingga proses layout dikerjakan oleh magang yang saat ini sudah diangkat menjadi kru Kronika. Masa magang Kronika biasanya selama 6 bulan terhitung pasca dilaksanakannya OCM. Feature yang menargetkan terbit pada bulan November ini berisi aneka tempat wisata pilihan, kisah perjalanan, dan hal-hal bermanfaat lainnya. Untuk pariwisata, terdiri dari pariwisata lokal di Lampung dan pariwisata Nasional. Feature adalah karangan lengkap nonfiksi, bukan berita media massa, dipaparkan secara hidup sebagai ungkapan daya

kreatif dengan sentuhan subyektif pengarang terhadap peristiwa, situasi atau aspek kehidupan tertentu dengan tekanan pada aspek daya pikat manusiawi (human interest). Pada setiap tempat dalam feature ini menghadirkan hal-hal unik dan menarik yang belum banyak diketahui orang. Menyuguhkan berbagai keindahan alam, beserta mitos, legenda, serta hal-hal yang masih terpendam. Selain itu, disajikan juga kebenarannya. Lewat tulisan tersebut, penulis mengajak pembaca untuk merasakan perjalanan dan menikmati keindahannya. Bisa juga

untuk dijadikan sebagai referensi tempat liburan yang memiliki nilai nuansa kearifan Indonesia. Feature ini diharapkan dapat memberikan manfaat, informasi, hiburan, peka dengan alam sekitar, lebih mencintai alam, dan dapat menginspirasi para pembacanya. Saran dan kritikan sangat diharapkan demi terbentuknya kualitas tulisan yang baik bagi pembaca maupun bagi Kronika di masa mendatang. Semoga ke depannya kami bisa menghadirkan tulisan-tulisan yang lebih baik lagi.

Susunan Redaksi Feature Magang diterbitkan oleh Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) KRONIKA IAIN Metro Lampung Sekretariat: Gedung UKM lantai II IAIN Metro Lampung. Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Iringmulyo Metro Timur Kota Metro 34111 Pelindung: Prof. Enizar, M.Ag. | Penasihat: Dr. Ida Umami, M.Pd.Kons | Pembina: Dr. Dedi Irwansyah, M.Hum., Ervan Nurtawab, P.hD. | Staf Ahli: Ervan Nurtawab, Ph.D., Didik Kusno Aji N, M.Si.,Upia Rosmalinda, M.E.I., Rosyadi Ahmad, Khabib Agung Wibowo, Elly Agustina, S.Pd.I., Saiful Ansori, S.Pd.I, Ahmad Surya Atmaja, S.Pd.I, Kahfi Anwari,Wahid Syaifudin, Fahriyani, Edi Purnomo Pemimpin Umum: Ahmad Syukron Tamim | Pemimpin Redaksi: Khoirrotun Nissa | Pemimpin Usaha: Linda Purnama Sari | Kepala Puslitbang: May Sarah | Kepala Kesekretariatan: Puput Sartika Dewi | Redaktur Pelaksana: Atika Putri | Redaktur Berita: Artika Lusiani | Redaktur Daring: Novia Umi Astari | Redaktur Desain Grafis: Muhammad Arif Marzuki | Redaktur Jurnal: Antika Wijayanti|Redaktur Televisi: Intan Nur Oktavia | Pewarta Foto: Afifatul Latifah | Pengelola Web: Muhamat Dicky | Ilustrator: Novita Maharani |Layouter: Firu Ikhsani Staf Usaha:Novita Maharani | Biro Iklan dan Sirkulasi: Syarif Hidayatullah | Manajer Perusahaan: Ainayya Nur Salsabila | Staf Penelitian: Salwa Qonita Ikrima | Staf Pengembangan: Maya Aulia Sondari | Staf Administrasi: Amelia Resti | Staf Kesekretariatan: Hesti Puji Lestari | Reporter: Febri Ma'arifatul Khasanah, , Atika Putri, Muhammad Arif Marzuki, Dian Andi Prasetyo, Syarif Hidayatullah, Ainayya Nur Salsabila, Salwa Qonita Ikrima, Hesti Puji Lestari, Novita Maharani, Amelia Resti, Muhamat Dicky, Rizal Ridhofi, Antika Wijayanti, Maya Aulia Sondari, Dewi Nurul Istiqomah, Rizki Yuniarsih, Mega Fitri, Intan Nur Octaviani, Afifatul Latifah, Mega Anjar, Jabuba Roudlo Salsabila, Artika Lusiani, Dwi Ega Agustina, Bella Cyndra, Martika Anjelawati, Frea Nazira, Marisa, Yulinar Aditya, Devi Angraini Kusuma,Windanty Faddia Elbas, Firu Ikhsani. | Magang: Muhammad Rizky, Dimas Yoga Pangestu, Iqbal , Zakiah Nurul Awaliyah, Miftahul Alifah, Masthiratus sholihah, Dita Ajeng Prastika, Diva Fitri Salsa, Tiara Rahayu, Mia Jumiati, Elok Kartiko, Lutfi Melinda Sari, Irsyadul Rasyid, Muti Hanifah, Nurani Afifah Aziza, Joko Susilo, Diana Asmaul Husna, Muhammad Alif Bintang, Tiara Putri Nelyati, Ulfa Fauziah, Ahmad Fijar Daprima, Reni Anggraini, Salsabila Gema Fitriani, D Frezza Ilham P, Tesi seti Anggraini, Diyah Nur Rohmah, Desty Putri Ramadhani, Helen Sekar Plalesti, Ajeng Selvira Pramesti,Inggar Ayu Kharisma, Ahmad Abdul Ghofur, Iqbal.


2

Feature Wisata Alam Danau Ranau Oleh: Zakiah Nurul Awaliyah

Danau Ranau merupakan Danau terbesar kedua di Sumatera setelah danau Toba. Luasnya mencapai 125,9 km dengan ke dalaman rata rata 174 meter dan ke dalaman maksimal 229 meter. Proses terbentuknya Danau Ranau juga terbilang cukup unik, danau Ranau terbentuk akibat gempa besar dan letusan gunung Berapi

yang kemudian membuat cekungan besar. Air yang mengisi danau Ranau bersumber dari sungai besar yang dulunya mengalir di kaki gunung Berapi. Adapun sisa dari letusan gunung tersebut menyisakan gunung Seminung yang kini semakin mempercantik keindahan di danau Ranau. Danau Ranau terletak di antara dua kabupaten, kabupaten Lampung Barat, provinsi Lampung dan kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan provinsi Sumatera Selatan. Untuk menuju ke danau Ranau kalian dapat mengunakan perjalanan darat, jika dari Palembnag memakan waktu kurang lebih 6-7 jam dari kota Bandar Lampung 5-6 jam dan jika di tempuh dari kota Muaradua menghabiskan waktu kurang lebih 1,5 – 2 jam perjalanan. Akses jalan menuju ke danau Ranau sudah terbilang cukup bagus meski ada beberapa jalan yang berkelok-kelok.

Ketika sampai mata kita akan dimanjakan oleh air yang jernih dan berwarna biru, keindahan gunung Seminung yang memiliki ketinggian 1880 meter diatas permukaan laut tak luput dari pandangan mata. Sudah terbayang bukan sejuk dan nyamannya udara yang ada di tambah air danau yang tergolong cukup dingin. Di Danau Ranau kalian juga bisa melihat para nelayan yang sedang menangkap ikan dengan masing-masing perahu. Tak heran, danau Ranau memang cukup dikenal dengan penghasilan ikan yang melimpah. Bagi pengunjung yang gemar memancing kalian bisa mencoba kegiatan yang satu ini, selain seru kalian juga bisa mendapatkan beraneka ragam ikan, kemudian hasil tangkapan kalian bisa langsung dibakar dan dinikmati di pinggir danau. Namun, bagi kalian yang tidak tertarik untuk memancing kalian bisa langsung membeli ikan kepada para nelayan, harga yang ditawarkan pun tergolong cukup murah. Tak sampai disitu, di tengah-tengah danau terdapat pulau Marisa, untuk menuju ke pulau tersebut kita hanya perlu menyewa perahu yang harga sewanya pun beragam mulai dari 100.000 hingga 150.000 tergantung kesepakatan antara pemilik dan penyewa. Tak kalah indah, di sana kalian bisa memanjakan tubuh dengan berendam air panas yang bersumber dari kaki gunung Seminung yang berada di pinggir Danau serta merasakan kesejukan udara yang berhembus. Bagi kalian yang menyukai tantangan, kalian bisa mencoba bermain rafting, aliran air yang cukup deras dan bebatuan yang ada akan menambah keseruan saat bermain. Sebelum bermain kalian akan diberi alat pengaman seperti pelampung dan helm kemudian ada tim yang memandu kalian saat bermain rafting.

TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO Oleh: Fidanty Fadila Elbas

Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah salah satu situs megalitik yang berada di Pugung Raharjo, Sekampung udik, Lampung Timur. Situs ini merupakan tempat atau desanya nenek moyang yang mana maju dan ramai pada masanya. Nama Desa Pugung Raharjo itu di ambil dari dua bahasa dan dua suku kata yaitu, P u g u n g ya n g d a l a m b a h a s a L a m p u n g mempunyai arti Gundukan atau dataran tinggi dan Raharjo berasal dari bahasa jawa yang mempunyai arti sejahtera. Jadi dapat di simpulkan arti Pugung raharjo ialah Dataran tinggi yang sejahtera. Pada awalnya temuan benda benda sejarah ini diawali dengan adanya laporan dari warga yang sedang melakukan imigrasi bersama BRN(Biro Rekronduksi Nasional) yang mana tujuannya adalah membuka lahan untuk, pertanian, pedesaan,dan membuka usaha di

desa itu. Pada waktu itu warga imigrasi asal Sekampung Udik, Lampung Timur sebanyak 78 KK. Salah seorang warga transmigrasi yang bernama Bapak Kadiran (alm) yang sedang

menyangkul di lahan pertaniannya, cangkulnya membentur sebuah batu dan setelah digali ternyata berupa arca yang masih utuh, tanpa lapik (alas arca), arca ini ditemukan di situs Punden No.VII , tak jauh dari lokasi itu juga ditemukan lapiknya (alas arca), tepatnya di temukan pada tanggal 14 Agustus 1954. Dari penemuan tersebut oleh Kepala Desa/tokoh masyarakat setempat dilaporkan ke Lembaga Purbakala Jakarta pada tahun 1957. Sesuai dengan namanya, ini adalah tempat yang pertama anda datangi untuk mendapatkan informasi tentang Taman Purbakala Pugung Raharjo. Di dalam bangunan ini, anda bisa menemukan beberapa benda peninggalan purbakala seperti gerabah, guci, batu, arca patung dan juga informasi mengenai awal sejarah Taman Purbakala ini. Biasanya di rumah ini terdapat petugas yang dapat


Feature menemani perjalanan anda berwisata sejarah. Dari rumah informasi, anda bisa menuju gerbang Taman Purbakala Pugung Raharjo yang bisa anda tempuh dengan jarak sekitar 1 km. Terdapat papan petunjuk yang ada di Gerbang Taman Purbakala, yang memberikan informasi tentang 4 punden dan 2 benteng di Situs Purbakala Pugung Raharjo. Saat memasuki Situs Purbakala Pugung Raharjo, kamu akan menemukan gerbang, seakan-akan disambut dan dipersilakan dengan ramah untuk masuk lokasi area ini. Situs Batu Kandanggak atau Batu Mayat Taman Purbakala Pugung Raharjo bisa anda temukan sewaktu anda berjalan dari Gerbang dengan jarak kurang lebih 1 km, kemudian melewati kebun palawija dan tanaman jati. Batu Kandang merupakan nama lain situs ini. Batu Mayat merupakan susunan batu tegak dan batu datar yang memiliki bentuk persegi panjang. Pemberian nama batu mayat didasarkan pada temuan menhir yang berbentuk lonjong, pada waktu diketemukan dalam posisi roboh dan menyerupai mayat. Sedangkan, di dalam area batu mayat ini diketemukan megalit yang lain seperti batu tegak dan batu datar serta batu bergores. Maka disebut sebagai kumpulan batu mayat. Kompleks situs purbakala ini dikelilingi gundukan tanah, yakni di sebelah barat dan

3

timur. Gundukan ini konon dulunya adalah benteng untuk berlindung dari serangan binatang buas atau untuk pertahanan diri. Untuk panjang benteng sendiri di sebelah barat adalah panjangnya 300 meter, lantas benteng sebelah timur panjangnya 1200 meter. Ketinggian gundukan tanah ini rata-rata 2-3 meter dengan kedalaman parit 3-5 meter. Saat masuk ke kompleks situs purbakala ini kita berjalan di sebuah lorong pijakan batu. Di kiri kanan lorong itu dapat kita temukan benda bersejarah, seperti menhir, batu mayat, serta sebuah batu bergores unik yang berbentuk bujur sangkar. Selain itu, dengan suasana yang menyejukkan mata karena banyak pepohonan hijau yang asri. Untuk mencapai punden berundak ini, kamu harus berjalan agak jauh ke dalam kompleks situs purbakala ini. Jangan pikirkan lelah ya, karena akan terbayar dengan semua keindahan punden berundak ini. Kamu bisa manfaatkan kesempatan ini untuk berfoto-foto. Setelah mengunjungi punden berundak, kamu akan sampai juga di area ini, yakni kolam megalitik. Sejuknya saat berada di sini karena di sekelilingnya terdapat pepohonan yang rimbun. Kamu pun boleh kok berenang di kolam ini bahkan ada kepercayaan yang menyatakan bahwa jika mencuci muka dengan air kolam ini akan menjadi awet muda.

Jembatan Ampera Oleh: Iqbal

Doc.ist Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di kota Palembang,Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang Kota, terletak di tengah-tengah Kota Palembang, Menghubungkan daerah sebrang sampai ke ulu dan sebrang llir yang di pisahkan oleh sungai musi. Dan Jembatan Ampera mempuyai panjang lebih dari 1000 meter Dengan lebar 22 meter ( 4 lajur kendaraan ), dengan ketinggian mencapai 63 meter. Pada masanya jembatan ampera tercatat sebagai Jembatan terpanjang di Asia Tenggara .Ide pembangunan jembatan Ampera sebenarnya sudah ada sejak jaman pemerintahaan klonional Belanda di tahun 1906, dengan tujuan utama untuk menghubugkan dua daerah di Palembang yang terpisah oleh sungai musi, namun ide tersebut baru terelisasi pada tahun 1957. Di awal pembangunannya ,Jembatan Ampera sengaja di rancang agar bagian tengah jembatan Ampera bisa di angkat sehingga kapalkapal besar bisa melintas sungai musi tanpa tersangkut badan jembatan.pengangkatan badan jembatan di lakukakan dengan cara

mekanis, ya itu dengan menggunakan dua b a n d u l p e m b e r a t ya n g m a s i n g - m a s i n g mepunyai bobot 500 ton, bandul tersebut di kedua menaranya. Kecepatan mebuka jembatan 10 meter/menit. Dan dibutuh kan waktu sekitar 30 menit untuk membuka jembatan secara penuh. Kini Jembatan Ampera sudah tidak dibuka kembali , selain sudah tidak dilintasi perahu besar, waktu yang lama membuka jembatan akan menggagu arus lalu lintas yang diatas nya.Saat fungsi terbuka jembatan tidak digunakan lagi, maka bandul seberat 500 ton yang ada dikedua menara jambatan diturunkan, hal tersebut dilakukan demi pertimbamgan keamanan. Selain mempunyai yang sentral dalam yang menghubukan dua wilayah yang dipisahkan sungai musi jembatan amperea juga mempunyi s e j a r a h p a n j a n g k e b e r a d a a n ya . D i a wa l berdiriya, jembatan ampera diberi nama jembatan musi, mengingat jembatan ini melintas diantara dua wilayah yang dipisahkan sungai musi. Kemudian nama tersebut juga sempat diganti menjadi jembatan Bung Karno, sebagai

penghormatan kepada Sukarno yang diangkat berperan besar bagi berdirinya jembatan. Persoalan politik ditanah air kemudian mengubah nama jembatan bung Karo menjadi jembatan ampera. Ampera merupakan akronim dari Amanat penderitan Rayakat ampere merupakan sologan yang kerap dipakai oleh Sukarno yang mengilmahi perjuanganya memimpin Negara untuk mencapai kesejatraan dan kemakmuran bersama. Sebagi ikon kota Palembang, jembatan ampera terus mengalami perubahan. Jembatan ampera dikala malam juga dihiasi lampu-lampu sehinga Nampak dan esksotis banyak yang berpendapan, menyaksikan ekesotika vitalia di Italia dari atas jembatan ampera akan terlihat benteng kuto besak yang masih kokoh berdiri sementara pelasa benteng kuto besak terdapat pasar kuliner malam yang selalu dipenuhi para pengunjung. tak heran jika banyak orang yang berpendapat, melacong ke Palembang belum lengkap jika belom menyaksikan keindahan jembatan ampera dimalam hari.


Feature

4

Perjalanan pesagi Oleh: Frea Nazira

Obyek wisata di Lampung Barat yang disukai oleh petualang yaitu wisata gunung Pesagi. Wisata gunung Pesagi menampilkan pemandangan yang indah dari ketinggian bukitbukit, dan panorama matahari terbit. Gunung Pesagi merupakan gunung tertinggi di Lampung. Sebagai sebuah obyek wisata, gunung Pesagi menjadi menarik karena merupakan gunung tertinggi di Lampung. Gunung Pesagi mempunyai ketinggian sekitar 2226 meter di atas permukaan laut (MDPL). Gunung Pesagi layak dinikmati dengan sejuta pesona pemandangan yang elok dipandang oleh mata. Salah satu tempat yang biasanya menjadi favorit wisatawan adalah Selter, penyambungan batu lempeng, dan tentunya puncak gunung Pesagi. Di Selter, anda dapat melihat keindahan matahari terbit yang jarang

ditemukan di kota yang padat. Sedangkan di penyambungan batu lempeng, anda dapat menikmati keindahan bukit-bukit yang berjajar di s e k e l i l i n g a n d a ya n g s a n g a t i n d a h d a n menakjubkan. Untuk mencapai puncak gunung Pesagi anda tinggal mengikuti jalur yang ada setelah dari batu lempeng, karena tidak jauh dari batu lempeng. Saat berada di puncak gunung Pesagi, anda bisa melihat, menikmati keindahan alam yang berada diketinggian yang sangat mempesona sekali, yang tak bisa terucap oleh kata. Perjalanan berwisata di Gunung Pesagi dengan budget kurang lebih Rp 200.000 untuk perjalanan bersama tim. Untuk dapat menuju lokasi Wisata Gunung Pesagi ini sangatlah mudah. Para wisatawan dapat menempuh perjalanan melalui Liwa, bisa singgah di islamic center Liwa Kabupaten Lampung Barat. Kemudian, jika sudah memasuki kaki gunung anda bisa menitipkan kendaraan di tempat warga atau RT setempat, setelah menitipkan kendaraan anda mulai jalan kaki dari kaki gunung menuju gunung Pesagi anda juga bisa gunakan jasa travel untuk mempermudah akses menuju pintu Rimba (masuk hutan) Gunung Pesagi. Saat sudah sampai di pintu Rimba, anda mulai berjalan kaki, menuju puncak. Perjalanan saya beserta tim pada Sabtu (16/8/2020) sekitar pukul 14.16 memulai pendakian menuju gunung Pesagi dari pintu

Rimba. Sebelum menuju puncak ada beberapa pos untuk beristirahat atau camp, pos 1 (pos bivak), pos 2 (Selter). Perjalanan normal biasanya tidak sampai seharian, berhubung tim melakukan perjalanan santai dan camp semalam di Selter sekitar pukul 20.15 tim sampai di Selter. Pada hari Minggu (17/8/2020) pukul 10.00 tim melanjutkan perjalanan menuju puncak, sebelum menuju puncak ada tempat favorit di gunung Pesagi yaitu penyambungan batu lempeng, seusai berfoto tim melanjutkan perjalanan menuju puncak. Pada pukul 14.08 tim sampai di puncak gunung Pesagi. Kami bermalam hingga keesokan harinya kami turun pada hari Senin (18/8/2020) pukul 10.49. Setiap tempat wisata memiliki kekurangan dan kelebihan seperti halnya wisata gunung Pesagi. Kelebihan yang dimiliki tempat ini adalah para wisatawan dapat menikmati suasana alam pegunungan yang indah, matahari terbit langsung dari dataran tinggi, dan pemandangan bukit-bukit lainnya yang eksotis, mendapat pengalaman baru, ilmu baru dan dapat menjalin pertemanan dengan para wisatawan lain. Disisi lain, wisata gunung Pesagi ini memiliki kekurangan yaitu pengunjung tidak bisa menjaga lingkungan sehingga banyak sampah yang berserakan di sekitar tempat di gunung, dan ini adalah gunung atau hutan bukan taman hiburan jadi, tentunya dipenuhi dengan yang anda tidak jumpai di daratan.

Sejarah Rumah Adat Lampung Oleh: Yulinar Aditya

Oleh: Yulinar ·

·

S

etiap daerah di kepulauan Indonesia memiliki berbagai macam jenis ciri khasnya, hal itu pula yang menarik mata para turis lokal dan global untuk menjelajah berbagai keunikan dan keindahannya yang hanya dimiliki oleh negara Indonesia. Termasuknya salah satu rumah adat yang berasal dari daerah Lampung yang dijuluki Nuwo Sessat. Nuwo Sessat disebut juga dengan Sessat Balai Agung. Nama nuwo diambil dari bahasa lokal yang artinya adat, sedangkan sessat berarti balai. Oleh karena itu, nowou sasat dapat diartikan sebagai balai untuk melakukan berbagai ragam kegiatan sesuai dengan adat tersebut. Nuwo Sessat adalah rumah berfisik panggung dengan gaya arsitektur yang unik dan memiliki fungsi beragam, yaitu: · Ijan Geladak merupakan tempat jalur utama untuk menyambut tamu penting yang diartikan sebagai suatu kehormatan kepada seorang tamu.

·

·

Anjungan merupakan area serambi yang bertitik pada depan rumah setelah tamu melewati ijan geladak. Tempat tersebut biasanya digunakan para petinggi adat untuk beristirahat atau bermusyawarah. Ruang pasiban adalah ruangan utama dari nuwo sessat ini difungsikan untuk bermusyawarah hal yang penting yang tentunya tidak sembarang orang bisa memasukinya, hanya petinggi adat yang bisa memasukinya dan melakukan kegiatan adat didalamnya. Ruang pusiban ini dianggap terhormat dan sakral oleh masyarakat Lampung. Ruang tetabuh merupakan tempat untuk menyimpan berbagai alat musik berupa gamelan dan tetabuhan khas Lampung. Biasanya gamelan ini ditampilkan saat upacara adat berlangsung. Ruang gajah merem digunakan untuk para pemimpin adat untuk tidur. Bukan sebagai tempat tinggal, tetapi tempat tidur saat selesai bermusyawarah atau rapat yang bisa berlangsung berhari-hari. Secara fisiknya Nuwo Sessat berbentuk panggung bertiang dan sebagian besar dari rumah adat ini dibuat dengan menggunakan material papan kayu dan atapnya dahulu terbuat dari ilalang. Namun karena mengikuti arus perkembangan zaman saat ini atapnya sudah digantikan dengan genting. Berikut adalah nilai-nilai filosofi yang dimiliki oleh rumah adat lampung, yaitu:

·

Piil pusanggiri merupakan prinsip hidup yang mengajarkan kita untuk memiliki rasa malu ketika melakukan hal yang bertentangan dengan norma adat ataupun agama. · Julukan adalah prinsip sebagai acuan para pemimpin agar memiliki kepribadian yang baik dan dapat dicontoh oleh orang lain. · Nemui nyimah adalah prinsip hidup yang mengajarkan kita untuk tetap menjaga silaturahmi antar sesama. · Nengah nyampur merupakan prinsip untuk hidup bersosial dan menyadari bahwa hidup butuh orang lain. · Sakai sambaian merupakan prinsip hidup untuk saling mengulurkan tangan antar sesama serta gotong royong dalam melakukan pekerjaan. · Sang bumi ruwa jurai adalah prinsip yang mengajarkan untuk tetap memelihara kesatuan dan bertoleransi dalam kehidupan meskipun banyak perbeedaan. Nah nilai-nilai filosiofi ini diambil dari kitab kuno Kuntara Raja Niti. Tiap prinsip mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang baik untuk diri pribadi dan orang lain. Hingga saat ini masyarakat lampung masih menggunakan rumah adat nuwou sesat sebagai tempat atau balai ketika melakukan kegiatankegiatan tertentu. Hal ini membuktikan masyarakat lampung masih mempertahankan tradisi nenek moyang di era modern seperti sekarang ini.


Feature

5

Kenangan 2018 di Pantai Kerang Mas Oleh: Marisa Suasana pesisir pantai dengan puluhan kapal selepas, ombak yang berkejar-kejaran untuk menjemput rezeki para nelayan, embun yang menyelimuti dedaunan di tepi pantai, matahari ya n g t e r b i t m e m a n c a r k a n c a h a ya n ya menandakan pagi yang cerah menyambut gembira hari kemerdekan Republik Indonesia. Pada tahun 2018 Provinsi Lampung menjadi tuan rumah (KKN) Kebangsaan Indonesia salah satunya di Desa Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Mahasiswa dan Mahasiswi pilihan dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seluruh Indonesia melakukan (KKN) Kebangsaan Indonesia, sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu tertentu. Mahasiswa dan Mahasiswi yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Muara Gading Mas yaitu kak Opik, kak Ichal, kak LuthďŹ l, kak Bella, kak Putri, kak Dewi, dan kak Revi serta dibantu oleh para remaja Desa Muara Gading Mas. Hampir setiap hari saya dan temanteman di desa membantu kakak-kakak (KKN) Kebangsaan untuk menyelesaikan agenda yang sudah disiapkan seperti seminar untuk nelayan, mengajar anak-anak yang tidak mampu bersekolah, memungut sampah di tepi pantai Kerang Mas dan menyiapkan acara untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia.

Pantai Kerang Mas menawarkan hamparan pasir putih yang masih asri dan terjaga, dengan pemandangan pantainya yang langsung menghadap ke laut yang menjadikan daya tarik utama para pengunjung di Pantai Kerang Mas. Dalam rangka merayakan kemerdekan Republik Indonesia kami mengadakan acara perlombaan di pantai Kerang Mas yang sudah disiapkan jauh hari, acara yang kami adakan dengan beralas

tenda tidak mengurangi kobaran api dijiwa penerus bangsa walaupun pagi yang dingin menusuk kulit mahasiwa dan remaja desa. Anak-anak TK menjadi peserta agar menanamkan jiwa semangat sejak dini dengan mengikuti lomba mewarnai, balap karung, balap kelereng, azan dan hafalan surat pendek. Saya dan teman saya yang bernama Gilang dipercaya untuk menjadi pemandu acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya,

orang tua dan anak-anaknya yang mengikuti lomba bersiap-siap menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk lomba. Masyarakat yang turut menghadiri sangat antusias untuk memberi semangat pada jagoan untuk menyelesaikan lomba, para orang tua justru sibuk memberi arahan kepada anaknya agar menang namun anak-anaknya yang tertawa lepas, walaupun kalah dari lawan serta sama sekali tidak merasa kecewa malah menunjukan kebahagiaan yang membuat masyarakat dan panitia secara tidak langsung ikut tertawa. Gemuruh suara ombak yang bersemangat membuat kami semua yang berada di tepi pantai Kerang Mas lebih untuk bersemangat melanjutkan lomba-lomba yang lain, dengan penuh kebahagiaan. Setelah beberapa jam, sekitar jam 12 siang akhirnya lomba-lomba yang kami adakan terselesaikan tanpa adanya halangan, kami semua yang berada di tepi pantai melakukan Istirahat Solat Makan (isama) setelah itu kami membereskan tempat yang kami gunakan untuk perlombaan dengan memungut sampah agar pantai Kerang Mas selalu terjaga kebersihannya. Tidak lama kemudian peserta (KKN) di desa yang lain datang ke lokasi pantai Kerang Mas dan berfoto bersama.

Wisata Dam Raman Oleh: Firu Ikhsani

D

am Raman adalah sebuah danau buatan yang berada diperbatasan Kabupaten yang ada di Provinsi Lampung yaitu Lampung Timur, Lampung Tengah dan Kota Metro. Pada tahun 1953 Dam Raman mulai dibangun dipasangi patok-patok sampai tahun 1960 sudah bisa difungsikan untuk irigasi mengaliri daerah Raman Utara. Danau ini dibuat bertujuan untuk penampungan irigasi pengairan sawah. Dari cerita salah satu tokoh di masyarakat Dam Raman saat wawancara bahwa Dam Raman tersebut memiliki nila tersendiri. Ada cerita mistis yang tidak kalah seram tentang bendungan Dam Raman yang berhubungan dengan mahluk halus

yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Seiring berjalanya waktu, kurang lebih tahun 2017 Dam Raman menjadi booming dikalangan masyarakat Kota Metro dan sekitarnya. Pada waktu itu saya dan teman-teman usai pulang sekolah untuk menyempatkan waktu berkunjung ke Dam Raman untuk menikmati pemandangan dan menaiki perahu serta bebek-bebekan yang tersedia di Dam Raman. Selain itu ada beberapa spot foto serta lengkap para pedagang dan tempat nongkrong lainnya. Masyarakat Dam Raman selain untuk penampungan irigasi dan berwisata juga bisa dijadikan usaha yaitu dengan mencari ikan dan mencari remis. Pada tahun 2018 didekat bendungan Dam

Raman tersebut ada kolam renang yang sudah beroprasi, tidak kalah indah dari kolam renang yang ada di Kota Metro. Didalam kolam renang tersebut ada kolam renang untuk anak kecil dan dewasa, ada juga spot foto, selain itu juga ada dunia hiburan seperti karoke yang ada didalam kolam renang agar pengunjung lebih nyaman dan bahagia. Selain kolam renang dan spot foto dilingkungan Bendungan Dam Raman juga ada jembatan gantung yang menuju wisata Capit Urang, banyak masyarakat lokal dan daerah yang berkunjung di waktu sore untuk menikmati senja, disamping itu wisata Capit Urang yang indah dengan rerumputan dan pepohonan banyak masyarakat yang berfoto, apalagi di hari weekend banyak pengunjung yang bersepeda ataupun goes untuk bersantai dan beristirahat menikmati sejuknya angin di lokasi Capit Urang. Dari beberapa cerita diatas banyaknya kelebihan dan kekurangan tentang bendungan Dam Raman dari merintis hingga booming sekarang terlihat biasa saja seolah sepi tanpa penghuni yang dulunya dipadati pengunjung sekarang Kembali keawal sekedar brndungan bisa untuk mengairi sawah. Apalagi sekarang bumi sedang tidak sehat lagi-lagi, Corona yang menjadi alasan.


6

Feature

Kenangan Manis Bersama Keluarga di Pantai Klara 2, Lampung Oleh: Martika Anjelawaty

Tahun 2018, saya bersama keluarga saya berkunjung ke pantai Klara 2 untuk sekedar menghibur dan menghilangkan kepenatan sehari-hari. Pantai ini dihiasi oleh pepohonan kelapa dan pesisir yang putih dan lembut, tidak heran jika masyarakat sekitar menyebut pantai ini pantai kelapa rapat. Menurut cerita nama tersebut memiliki maksud bahwa pohon kelapa yang berada di pantai ini berbaris rapat. Terdapat dua pantai Klara di sana yakni pantai Klara 1 dan 2. Bedanya, pantai Klara 2 ini menurut saya lebih menarik untuk dikunjungi. Pantai klara 2 berlokasi di Jalan Raya Way Ratay, Kabupaten Pesawaran Lampung. Jalan menuju memang sudah beraspal dan mulus, namun jalan menuju pantai ini cukup berkelok dan sempit, sehingga butuh konsentrasi ekstra ketika menyetir. Untuk sampai ke pantai ini, kita akan melewati beberapa pantai yang lain seperti pantai Mutun, pantai Sari Ringgung, dan pantai yang menjadi darmaga penyeberangan untuk ke pulau Pahawang, serta pusat pelatihan TNI Angkatan Laut. Kami berangkat pukul 07.00 dan tiba sekitar pukul 08.30 di pantai Klara 2 dan kondisi disana cukup ramai. Gazebo-gazebo di pinggir pantai ramai pengunjung. Untuk

kekinian untuk memenuhi feed Instagram. Usai puas berfoto-foto saya dan keluarga saya memilih bermain rolling donut yang dikenakan tarif 25 ribu l perorangnya. Hari sudah semakin siang dan matahari mulai berada di atas kepala. Saya dan keluarga saya bergegas siap-siap untuk pulang. Bagaimana? Kalian tentu tertarik bukan untuk berkunjung ke Pantai Klara 2 Lampung? Jika berkunjung kesana, sampahnya jangan dibuang sembarangan ya. Sayang pantainya agar tetap bersih dan rapih.

mobil, kami dikenakan tarif 30k termasuk tiket masuk orangnya. Tiket masuk ke pantai Klara 2 ini pun cukup murah dan ringan di kantong, untuk tiket masuk pengunjung dengan kendaraan bermotor dikenakan tarif 15 ribu promotor sudah termasuk dengan pengunjung, begitu juga pengunjung yang berkendara mobil permobil dikenakan tarif 30 ribu sudah termasuk pengunjung, sedangkan pengunjung yang berjalan kaki dikenakan tarif 10 ribu perorang. Namun, harga tiket bisa berubah sesuai kondisi dan waktu tertentu. Menyadari darmaga yang dicat warnawarni kontras dengan langit dan laut biru, saya tak sabar untuk mengambil foto, pantai ini disulap menjadi pantai yang kekinian dengan beraneka macam spot foto. Pantai Klara 2 memiliki Darmaga yang diberi nama darmaga pelangi sesuai dengan penampakannya. Di darmaga ini terpasang berbagai atribut background untuk berfoto. Jika biasanya atribut seperti ini dipasang dibukitbukit dan tebing, kali ini pengelola memasangya di pantai. Keren banget nih ideanya! Pantai ini sepertinya memang diatur untuk memuhi hasrat untuk berfoto anak-anak muda

Musium Lubang Buaya G30S/PKI Oleh: Devi Anggraini Kusuma

Masih ingatkah dengan pristiwa kelam tahun 1965, enam jendral TNI angkatan darat dan satu peristiwa menjadi korban oleh kejinya yang dilakukan organisasi yaitu PKI. Tepatnya dilubang buaya di daerah Cipayung, Jakarta Timur. September/ Partai Komunis Indonesia (PKI) membuat terjadinya krisis nasional sehingga berujung dengan jatuhnya kekuasan presiden Soekrno yang menjabat sebagai presiden kala itu. Setelah peristiwa itu ditemukan sumur tua itu dengan batang pohon pisang menancap di atasnya, para jendral ditemukan dengan keadaan mengenaskan dalam sebuang lubang sumur tua yang dalamnya 12 meter dan lebarnya 75 sentimeter sumur itu ditemukan didaerah lubang buaya. Dengan sekitar penuh pohon karet yang lebat

sangat mencekam ditambah peristiwa yang sangat kelam G30S/PKI. Beberapa tahun yang lalu setelah kejadian tersebut, pada ahun 1973 presiden Soeharto meresmikan tempat yang sekarang yang dikenal kompleks monumen Pancasila Sakti. Kompleks tersebut berisi antara lain monumen Pancasila Sakti, sumur tua tempat para jendral ditemukan, museum Pasban, dan museum penghianatan PKI. Walaupun sudah memiliki nama resmi beberapa masyarakat sekitar sampai sekarang pun tetap mengenal tempat peristiwa tersbut dengan nama lubang buaya. Ketika kita masuk ke kompleks K kita disuguhi oleh jalan panjang menuju tempat masuk museum. Di pinggirnya berdiri pohon - pohon tinggi. Di dalam kompleks, terdapat monumen Pancasila Sakti, terdapat patung burung garuda dan tujuh

jendral korban D30S/PKI yang berdiri tegak , patung Ahmad Yani, yang berdiri paling depan menunjuk ke sebuah sumur, sumur tua tempat ketuju jendral ditemukan sudah tak bernyawa. Namun, dibalik kejamnya G30S/PKI banyak anak pelajar bahkan anak anak sekolah dasar pun ikut serta mendatangi tempat ini bukan takut atau seramnya lubang buaya yang ternodai peristiwa sejarah yang kelam tersebut melainkan rasa antusias akan sejarah bangsanya sendiri. Walaupun museum luang buaya ini sangat mencekam tetapi sekarang sudah terpadu dengan kehidupan modern di ibu kota, akan tetapi peristiwa lubang buaya tetap saksi bisu peristiwa sejarah, siapapun yang datang ke lubang buaya akan merasa sesuatu yang sangat berbeda dibalik


Feature

7

Air Terjun Bakoman

Oleh: Zanuar Ikhsanudin

Doc.ist

Suasana yang indah dan menyegarkan mata seakan membius panca indra manusia. Ditambah suara gemercik air yang jatuh dari atas terus menerus menerjang batu dibawahnya yang mulai terkikis dan berlumut hijau. Tak hanya air, suara burungburung yang saling bersahutan menyanyikan lagu mereka turut menghiasi indahnya alam di sekitar air terjun bakoman. Kayu yang melintang diantara air terjun ini seakan menambah keindahan alami dari air terjun yang dibumbui tangan manusia ini. Mungkin memang benar, bahwa air terjun Bakoman ini tak setenar air terjun yang lain di Lampung. Akan tetapi, daya tarik dari air terjun Bakoman tak bisa dianggap remeh dan biasa saja terutama bagi kalian yang cinta alam. Sebegitu menariknya, air terjun ini sangat cocok dijadikan background fotograďŹ . Efek alami yang timbul dari percikan air terjun ditambah dengan motif pada air terjun sangat menarik dan semakin menambah kesan ciamik pada foto. Objek wisata air terjun bakoman ini terletak di sekitaran Desa Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Pengalaman saya dengan 7 orang teman saya untuk pergi ke Air Terjun Bakoman pada saat itu kami berangkat pada bukul 8 pagi dan sampai dilokasi pukul 11 atau perjalanan kami sekitar 3 jam dengan mengendarai sepeda motor. Mungkin akan lebih lama dengan mengendarai mobil karena

macet. Atau jika rute dimulai dari Bandar Lampung bisa dengan menggunakan jalan raya ke arah Kota Agung, Tanggamus. Setelah sampai di Kabupaten Tanggamus dilanjut ke Desa Talang Padang. Lurus saja sampai ketemu dengan pertigan arah Ulu Belu dan Batutegi, lalu lurus saja arah Ulu Belu. Tidak jauh dari pertigaan tadi, sekitar 300 meter sebelah kanan terdapat jalan menuju Situs Batu Bedil. Ikuti saja terus jalan itu sampai ketemu dengan jalan cabang onderlagh, yang satu menanjak keatas dan satunya lagi turun kebawah sampai menemukan rumah terakhir. Untuk rute jelasnya, dapat di lihat dengan petunjuk dari google maps. Memang tak mudah untuk mencapai lokasi dari Air Terjun Bakoman. Perjalanan yang jauh dengan ditemani rasa bosan, kantuk, dan lelah dijalan. Ditambah dengan volume kendaraan yang sangat padat, terutama di Bandar Lampung dan sekitarnya yang membuat para pengemudi tak dapat mengemudikan kendaraannya dengan kencang. Dan tak hanya itu saja, karena pada saat itu kami mengendarai sepeda motor, tak jarang wajah dan pakaian kami dibalut dengan tebalnya debu dan polusi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor dan hasil dari kemarau panjang yang melanda indonesiaku tercinta ini. Panasnya aspal yang digerus oleh ban sepeda motor yang kami kendarai dari metro sampai ke Talang Padang hanyalah sebagai Appetizer. Setelah sampai di sekitar Desa Pulau Panggung, barulah ban sepeda motor kami mendapatkan Main Course nya. Setelah sampai di Desa Pulau Panggung, maka pernafasan yang tadinya dijalan secara terus menerus menghirup asap polusi yang menyesakkan akan terasa semakin segar segar dan melegakan. Di Desa ini, suasana yang asri dan terhindar dari polusi menjadi sarapan pagi para penduduk desa setempat. Tak seperti

di kota-kota besar yang setiap harinya diwarnai dengan asap polusi dan rasa p a n a s ya n g m e n y e n g a t . M a t a pencaharian penduduk di desa ini kebanyakan sebagai petani palawija (terutama lada), terbukti dari depan rumah mereka saat kami melintas terlihat lada yang sedang dijemur dibawah terik matahari. Setelah melewati rumahrumah penduduk desa, kami sampailah dirumah terakhir yang berada diujung jalan menuju Air Te r j u n B a k o m a n . D i s i n i , k a m i menitipkan kendaraan kami kepada empunya rumah. Tentu saja, sebagai rasa terima kasih kami memberikan beberapa ribu uang receh yang kami miliki kepadanya. Setelah motor terparkir, tepat dibelakang rumah tersebut terpampang sangat jelas sebuah misi yang akan kami lalui. Ternyata tak hanya ban yang tergerus, seakan sebagai desert dari perjalanan ini sepatu kami juga harus tergerus oleh kerasnya tanah dan bebatuan didepan kami. Ternyata untuk menuju ke Air Terjun Bakoman, masih harus melewati jalan tanah merah yang curam dan sedikit berbahaya sepanjang sekitar 800 meter. Dan sepanjang itu, berhubung skill dan motor kami tidak memadai untuk berkendara di jalan itu maka kami jalan kaki dengan menggendong beban tas masing-masing. Di sepanjang perjalanan dengan jalan kaki, di sebelah kiri kami melihat tebing yang tinggi, yang diatasnya terdapat berbagai macam pohon (terutama lada dan pisang). Serta dibagian kanan, selain pepohonan yang rimbun kami juga melihat jurang dengan semak belukar d i s e k i t a r n y a . Ta k h a n y a i t u , terkadang kami juga melihat penduduk sekitar yang sedang panen palawija. Bahkan, ada diantara mereka yang membawa motor yang sudah dimodiďŹ kasi untuk membawa hasil panennya melewati jalan yang terjal dan curam itu. Setelah sekitar 30 menit kami menemukan pohon jati

disebelah kanan jalan, yang telah diberi tahukan oleh empunya rumah yang kami titipkan motor tadi. Setelah bertemu pohon jati, maka belok kiri menuju jalan setapak yang ternyata amat sangat curam, licin, dan lumayan banyak semak-semaknya. Setelah melewati serangkaian perjalanan panjang dan melelahkan itu, seakan perjuangan kami terasa terbayar lunas gak pake nyicil. Setibanya di Air Terjun Bakoman, semua panca indera akan dimanjakan dengan keindahan alamnya, lelah yang berjam-jam langsung hilang dalam sesaat dan tergantikan dengan rasa senang yang meluap didalam dada. Airnya yang dingin, membuat kami yang tadinya lesu dan bosan menjadi langsung bersemangat. Debu yang melekat diwajah, seketika hilang dibasuh dengan air ini. Sebelum menerjang kerasnya deburan air terjun, disarankan untuk berfoto terlebih dahulu dengan pakaian, sebelum seluruh tubuh kalian basah. Pada saat kami tiba, nampaknya ada bekas camping disekitar Air Terjun Bakoman ini, terbukti dengan bekas makanan, bakar-bakaran, dan lubang bekas untuk menancapkan tenda. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tempat tersebut bisa dipakai untuk camping, meskipun tak dianjurkan karena banyaknya semak belukar dan mungkin banyak hewan berbahaya disana saat malam hari tiba. Disarankan bagi pengunjung untuk dapat membawa bekal makanan dan P3K yang cukup, karena perjalanannya yang sulit dan rendahnya fasilitas bagi pengunjung untuk dapat kesana. Hal yang unik, yang hanya akan didapat dari Air Terjun Bakoman daripada air terjun/ obyek wisata lain adalah adanya relief yang bagus di dinding air terjun ini, airnya yang lumayan jernih, dan terdapat batang pohon yang melintang didepan air terjun ini. Semoga harimu menyenangkan, inget “sesuatu yang indah butuh proses panjang�.

Sumber Berita Kampus IAIN Metro Lampug

I KU T I T E R U S INFORMASI SEPUTAR IAIN METRO DI SINI:


Feature

8

Ada Emas Di Akar Singkong Oleh: Maharani Dewi

Matahari pagi menunjukkan hari telah berganti, suara kokokan menandakan bahwa pagi ini, pagi mengais emas, mengais emas dikumpulan singkong. Ini pertama kalinya aku dan teman-temanku terjun membantu para buruh tani singkong untuk memanen singkong dilahan milik seseorang. Jujur ini pengalaman pertamaku, sebelumnya aku hanya melihat bagaimana para petani buruh itu bekerja keras memanen dan mengumpulkan singkong demi singkong yang mereka cabut. Jujur itu tidak mudah melakukannya, dimana diperlukan kesiapan untuk menantang matahari demi memperoleh segenggam emas dari akar singkong. Bukan main-main, singkong sepertinya sudah menjadi salah satu cara untuk bertahan hidup. Menurut mereka singkong sudah sepeti emas, emas untuk hidup mereka. Kulihat ternyata ini tidak mudah untuk mereka. Aku sendiri sebelumnya hanya melihat tanpa tahu susahnya mengumpulkan singkong-singkong ini. Didaerah tersebut tepatnya di Seputih Surabaya, L a m p u n g Te n g a h m e m a n g m a y o r i t a s masyarakatnya berprofesi sebagai petani singkong, jadi tidak jarang jika orang-orang yang berkunjung kesana hanya melihat ladang yang dipenuhi singkong. Matahari pun semakin lama sepertinya semakain naik bersamaan dengan kegiatan para petani buruh ini. Aku pun tidak mau pulang tanpa melakukan sesuatu. Akhirnya akupun mencoba untuk melakukan apa yang dilakukan para petani ini. Aku akhirnya ikut mencabut dan ikut mengumpulkan singkong-singkong ini lalu singkong- singkong itu dikumpulkan didalam karung dimana kecil besarnya hasilnya mereka peroleh itu dihitung dari jumlah perkilo yang mereka kumpulkan. Bagi mereka ini tidak memberikan hasil yang begitu besar tapi setidaknya bisa mengganjel perut mereka dan kelurga mereka yang sedang menunggu dirumah. Setelah memanen singkong yang kami lakukan dari pagi sampai sekitar dzuhur kami pun akhirnya beristirahat dibawah pepohononan sekitar ladang, kulihat adanya keramah tamahan

diwajah para petani buruh ini, melihat senyum kekeluargaan dan kegotong royongan yang mereka lakukan sepertinya membuat rasa lelah yang mereka rasakan hilang begitu saja. Disajikan makanan dan minuman yang sederhana diiringi siliran angin, dan lambaian pepohonan membuat setiap orang mungkin merasa damai merasakannya dan itu adalah harga tambahan yang tuhan berikan pada kami atas apa yang kami dan terutama para buruh tani lakukan saat ini. Akhirnya setelah cukup lama kami beristirahat, mereka pun bergagas melanjutkan pekerjaan mereka. Terik matahari sepertinya sedang menguji semangat dan kerja keras mereka. Bulir demi bulir keringat membasahi baju mereka tapi bukan berarti mengalahkan semangat mereka, untuk mengais emas yang mereka cari. Kami pun mengumpulkan singkong yang sudah mereka cabut dan mereka sisihkan dari batangnya dan kami kumpulkan kedalam karung satu persatu. Setelah itu, karung demi karung diangkut mereka kedalam mobil truk angkutan untuk dibawa ke pabrik, dan kemudian diolah. Tidak sampai hanya disitu, kami pun diajarkan dan diberitahu oleh para buruh tani bahwa singkong tidak hanya umbinya yang memberikan banyak hasil, tetapi dari daun dan batang nya pun dapat menghasilkan buih-buih emas . Kami pun dijelaskan manfaat dan keuntungan menanam singkong, menurut penjelasan mereka bahwa singkong adalah tanaman yang tidak sulit ditanam, dan singkong ini bisa tumbuh di daerah yang cukup kering, karena singkong itu sendiri merupakan tanaman yang bisa dibilang tanaman yang ramah akan cuaca. Lalu mereka jelaskan bahwa singkong sendiri ada berbagai jenis, tetapi yang mereka paham bahwa singkong ada yang beracun dan ada yang tidak beracun, dan mereka jelaskan bahwa jenis singkong yang mereka cabut adalah jenis singkong yang beracun, jujur saat itu aku bertanya-tanya kenapa singkong yang beracun mereka tanam sebanyak-banyak sedangkan singkong yang tidak beracun mereka tanam tapi tidak dalam jumlah yang banyak, lalu mereka

jelaskan bahwa singkong yang beracun ini, sebelum dikonsumsi oleh masyarakat, singkong ini harus diproses, dan pabrik singkong tempat mereka bekerja itu adalah tempat mengolah aci atau masyarakat lebih mengenal dengan sebutan tepung tapioka. Maka dari itu masyarakat sekitar lebih memeperbanyak singkong racun ini karena nantinya setelah diolah menjadi tepung tapioka maka hasilnya bisa mereka jual dipasaran dan nantinya bisa dijadikan sumber omset untuk mereka. Lalu setelah itu, mereka jelaskan juga bahwa daun dan batangnya juga bisa memberikan manfaat. Biasanya ada beberapa pemilik ladang yang dengan suka rela memberikan sebagian batang dan daunnya kepada mereka untuk mereka olah, dan mereka lalu membawa batang dan daun singkong ini pulang dan mereka jadikan sebagai bahan makan ternak, yang nantinya mereka jual dan dijadikan sebagai penghasilan tambahan untuk mereka. Ta n p a t e r a s a m a t a h a r i t e l a h menyelesaikan tugasnya menemani kami hari ini. kami dan para buruh tani singkong ini, akhirnya memutuskan kembali kerumah kami masingmasing untuk berjumpa dengan keluarga kami. Senyum dan keramah tamahan terlihat diwajah mereka beriringan kepulangan kami, salah satu dari mereka menyapa kami “ sering-sering dolan yo nak, makasih wes ngerewangi “ ujar dari salah satu bapak yang menyapa kami saat itu, dan salah satu dari kami pun menjawab� iya pak, terimaksih� . akhirnya kami pulang dengan keadaan yang cukup senang.

Wisata Eksotis Di Pesawaran Oleh: Amelia Defri

Pagi yang cerah dengan kilauan sinar mentari pagi di ufuk Timur yang begitu indah yang menandakan pagi hari telah tiba dan siap membawaku untuk mengawali perjalanan ku pagi ini. Perjalanan yang akan mengantarkan ku ke sebuah tempat yang begitu sangat eksotis. Perjalanan ku, aku awali dari Kota Metro lalu melewati Kota Bandar Lampung dari Bandar Lampung lalu ambil arah ke Padang Cermin melalui daerah Teluk

Betung. Setelah melewati beberapa pantai, dan ketika kita sudah bisa melihat laut dari atas bukit ketika diperjalanan, itu pertanda bahwa pantai klara sudah dekat. Setelah itu, karena rute yang dilalui Jalanan m e n u j u k e Pa n t a i K l a r a p u n terbilang lumayan menantang, beberapa jalan ada yang mulus selebihnya banyak jalan yang berlubang dengan diameter cukup lebar, belum lagi ditambah jalanan yang naik turun karena akses perjalanannya melewati bukit, melalui jalan pesisir pantai sampailah digerbang pintu masuk pantai klara. Sekitar dua hingga tiga jam perjalanan yang aku tempuh sampailah aku ditempat tujuanku. Pesawaran yaitu tempat yang akan aku kunjungi, karena disana terdapat banyak sekali tempat pariwisata.Pesawaran memang

menjadi salah satu kabupaten di Lampung yang paling banyak memiliki kawasan wisatai dari pantai, air terjun, pegunungannya, pulau-pulau disekitar pantainya hingga wisata alam lainnya. Aku memutuskan memilih salah satu objek wisata yang terdapat di Pesawaran, yaitu pantai klara. Pantai klara ini beralamatkan di Jl. Raya Way Ratay, Gebang, Padang Cermin, di kabupaten Pesawaran. "Tiket masuk per orangnya Rp 10.000, motor Rp 15.000 dan mobil Rp 25.000. Tiket ini termasuk biaya parkir pengunjung," ungkap Sodiq, petugas tiket Pantai Klara. Setibanya disana rasa lelah seketika hilang ketika mendapati pemandangan yang begitu amat sangat menyejukkan mata. Kenapa aku memilih pantai klara sebagai tujuan wisata ku karena di pantai klara

tidak hanya dijadikan sebagai tempat rekreasi belaka, tetapi juga digunakan sebagai tempat untuk latihan bagi para TNI-AL Batalyon Infanteri 7 Marinir Piabung. karena tepat diseberang pantai klara terdapat sebuah pangkalan militer TNI-AL yang berjaga jaga disekitar pantai. Pengunjung bisa langsung mengetahui hal itu, karena dijalan menuju pantai klara pun sudah ada plang bertuliskan ''selamat datang dikawasan TNI-AL''. Sejarah pantai klara, pada mulanya pantai ini dibuka pada tahun 1997 dengan nama Teluk Baru. Namun, nama tersebut dirubah karena memang disekitar pantai tersebut terdapat pohon kelapa yang memang jaraknya berdekatan dan rapat sehingga namanya dirubah menjadi pantai klara atau biasa penduduk sekitar menyebutnya pantai kelapa


Feature rapat. Hal yang menarik yang bisa dijumpai di pantai klara yaitu adanya sebuah dermaga lengkap dengan gazebo yang cukup luas untuk ditempati beberapa orang sekaligus di pantai Klara. Untuk menuju gazebo yang ada ditengah laut tidak jauh dari bibir pantai ini, kita bisa menggunakan jembatan kayu yang menjulur di bibir pantai. Pengunjung pun bisa bersantai menikmati keindahan pantai Klara dari gazebo. Sambil duduk santai di lantai kayu gazebo dengan kaki yang menjulur ke arah air laut, pengunjung bisa melihat bentangan dataran tinggi yang menghijau sambung-menyambung di kejauhan. Selain terdapat sebuah dermaga, yang menjadi daya tarik wisatawan lainnya adalah pasir putihnya yang lembut. Bahkan

anak-anak pun bisa bermain jauh dibibir pantai sembari menggunakan pelampung sebagai alat perlindungan, sepanjang tidak melewati batasaman yang dipasang oleh pengelola pantai klara. Menurut banyak pengunjung spot foto yang paling cantik adalah di sore hari, karena di sore hari banyak pengunjung yang b e r b u r u s u n s e t . S a a t c a h a ya matahari mulai keemasan. Foto dipinggir pantai dengan pasir putih disinari cahaya keemasan akan membuat foto yang diambil di pantai klara kian berkesan untuk diabadikan. Fasilitas di pantai Klara pun bisa dibilang memadai. Makanan dan minuman bisa pengunjung pesan di beberapa pondok penjual makanan dan minuman di sana. Toilet dan kamar mandi pun sudah bersedia. Tempat

parkir pun juga disediakan oleh pengelola tentunya tempat parkirnya luas, dan ada penjaga. Selain itu, ada juga pondok atau gubuk untuk bersantai, dan ada gazebo. Ada juga Tempat wisata lain di sekitar Pantai kelapa Rapat di antaranya ada Pantai Batu Mandi, Pulau Kelagian Besar, Pulau Pahawang, Pantai Dewi Mandapa, Pantai Sari Ringgung. Selain fasilitas yang tersedia di pantai klara juga disediakan Permainan olahraga air yang bisa ditemui di pantai Klara adalah kano. Kano disini mirip dengan kano yang tersedia di pantai lainnya. Berbahan dasar ďŹ berglass dengan sandaran kecil dibelakangnya dan tempat duduk dengan kapasitas hanya untuk satu orang. Jika mau anak kecil juga masih muat ditaruh di bagian depan ketika mengendarai

9

kano bersama orang dewasa. Perlengkapan lain yang disediakan oleh penyewa ketika mengendarai kano adalah pelampung. Meskipun terlihat remeh, tapi sebaiknya selalu mengenakannya selama bermain kano. Tentu saja disediakan juga sebuah dayung dengan gagang dari logam ringan. Dayung ini mempunyai dua kepala di kedua ujungnya. Jadi kita bisa mendayung dari kedua sisi kano tanpa harus memindahkannya ke sisi yang berbeda. Kano ini bisa disewa dengan biaya Rp 15.000 per jam. Jadi kesimpulannya, apabila temanteman ingin berwisata dan bingung ingin berwisata kemana, pantai klara bisa menjadi rekomendasi untuk tempat berwisata bersama keluarga, hangout bareng tementemen, sahabat atau hangout bareng pacar mungkin juga bisa hehehe :).

Puncak Mas Menyuguhkan Pemandangan Malam dan Indah Oleh: Januba Roudloh Salsabila

Doc.ist

H

ari mulai sayup meredup, ketika kami a k a n m e m u l a i perjalanan, mentari yang sudah tak lagi ingin bercengkrama, dengan sigap kami langsung memesan mobil karena hari mulai petang, h a n ya m e m b u t u h k a n wa k t u sekitar 1 jam dari kota untuk sampai tujuan, sebuah tempat dengan panorama yang indah membuat mata terpana akan pemandangan yang ada. Setengah perjalanan kami tempuh, adzan maghrib pun berkumandang, kami putuskan untuk berhenti menunaikan salat maghrib di masjid terdekat. Usai salat kamipun melanjutkan perjalanan yang berliku dan menanjak. Karena sudah petang sepanjang perjalanan terasa kelam namun akan terbayar saat kami tiba di lokasi. Sekitar pukul 18.30 kami sampai di lokasi. Biaya masuk dikenakan tarif sebesar Rp.20.000,per orang untuk memasuki area Puncak Mas. Terlihat jelas dekorasi utama yang bertuliskan Puncak Mas, banyak fasilitas yang tersedia di wisata alam ini. Lokasinya yang berada di puncak perbukitan menjadikan minat tersendiri bagi para pengunjung wisata ini. Namun sayang kami tidak dapat menyaksikan senja yang telah

lewat. Andai kami tidak terlambat k a m i b i s a m e n ya k s i k a n d a n mengabadikan momen kilau senja yang membuat daya tarik tersendiri bagi penikmatnya, memang sangat di sayangkan bila melewatkannya. Ada beberapa wahana rumah pohon dimana kami dapat menyaksikan pemandangan sekitar dengan menaiki rumah pohon yang ada. Ketinggiannya bervariasi mulai dari yang rendah hingga tinggi. Selain itu, ada juga jembatan gantung, begitu kami mencoba menaiki tangga dengan hati-hati untuk sampai ke atas pohon sungguh kami tercengang akan pemandangan yang ada di hadapan kami, begitu indah pemandangan malam kota Bandar Lampung dari puncak ini. Benderang lampu bagaikan bintang bertaburan di iringi dengan semilir angin sejuk serta alunan musik yang ada membuat suasana hati menjadi nyaman dan tentram. Tempat wisata Puncak Mas dibuka setiap hari hingga sore hari, kecuali hari senin, dibuka 24 jam. Selain pemandangan dari ketinggian, ada juga sepeda gantung bagi wisatawan yang menyukai wahana pemacu adrenalin, sensasi yang di rasakan seperti terbang di atas udara kota bandar lampung, arena permainan anak yang beraneka ragam dan tentu saja banyak spot menarik untuk di abadikan. Mengenai fasilitas untuk memenuhi kenyamanan pengunjung antara lain mushola, toilet, foodcourt dan area parkir yang luas. Setelah kami puas berfoto di rumah pohon, tak terasa perut

kami mulai lapar, ada banyak menu yang di sediakan di sini seperti bakso, mi ayam, nasi goreng, soto dan berbagai makanan ringan lainnya. Menikmati es krim di tepi hamparan indahanya kota di malam hari begitu menyejukkan suasana hati. Sembari mengabadikan momen ini, rasanya kami tak ingin pulang karna tak jemu memandangi pemandangan indah ini, beban ďŹ kiran pun hilang seketika. Adzan isya pun berkumandang segera kami mengambil wudhu untuk menunaikan salat isya, begitu unik mushola yang di sediakan kami harus menaiki tangga untuk sampai ke atas sudah lengkap dengan peralatan salat. Hari semakin malam tak terasa udara begitu dingin menembus pakaian yang kami kenakan begitu terasa semilir angin yang cukup dingin. Se l e sa i sa l a t k a mi p un t ur un kembali menikmati panorama yang ada dengan mengabadikan foto di setiap tempat yang kami singgahi . Tak terasa hari telah larut namun rasanya kami belum puas untuk meninggalkan panorama indah ini, semakin malam semakin jelas terlihat begitu indah dan menenangkan dengan suasana sunyi pengunjung yang sejak tadi terasa ramai, satu per satu mulai menyudahi kunjungannya begitupun dengan kami setelah menikmati hamparan pemandangan indah sehingga kami terlena akan waktu, kami t e r s a d a r b a h wa wa k t u t e l a h menunjukkan pukul 21.30. Kami tercengang setelah sadar bahwa hari telah sangat larut. Segera kami memesan mobil melalui aplikasi

ternyata, sulit untuk mendapatkannya selarut ini kami pun mulai resah cemas apabila tidak mendapatkan kendaraan untuk pulang. Dengan perasaan khawatir kami mengeluarkan ponsel masing-masing untuk mendapat koneksi dari para pengendara hingga kami mendapat satu tanggapan dari pengendara, namun ketika memberikan titik jemput pesanan kami tertolak beberapa kali. Kami mengalami hal yang sama membuat kami merasa semakin resah. Tak jera kami mencoba dan akhirnya menemukan pengemudi yang akan menjemput kami, sembari menunggu mobil yang kami pesan, kami gunakan untuk mengabadikan gambar, yang menjadi spot kami saat ini jalanan aspal di bawah temaram lampu dan bayang-bayang kami dengan berbagai pose hingga kami bosan dengan apa yang kami lakukan karna mobil yang kami tunggu tak kunjung tiba. Sekian lama kami menunggu akhirnya yang kami tunggu pun tiba, segera kami masuk dan bercengkerama dengan sopir mobil mengungkapkan kekesalan kami menunggu pengendara yang selalu menolak pesanan kami dengan dalih titik tempuh yang jauh, sopir mobil menjelaskan bahwa pada waktu larut seperti ini memang sulit untuk mencari pengendara yang bersedia menjemput pelanggan di tempat yang sepi dan menanjak. Mereka berďŹ kir bahwa jarak t e m p u h n ya b e g i t u j a u h d a r i keramaian kota. Ah, kapan aku bisa berkunjung lagi kemari.


10 Feature Taman Alam Digital Waru 21c Oleh: Intan Nur Oktaviani

S

iluet pagi menyilaukan mata begitu cerah sehingga menambah rasa penasaranku terhadap wisata edukasi dan rekreasi yang baru di buat 2 bulan belakangan ini. Waktu masih menunjukkan jam 09.00 pagi, tapi saya merasa sangat bersemangat dan antusias tuk melihatnya. Bersama teman saya mencoba mendatangi taman waru yang berada di jalan Melom RW 08 Yosomulyo Metro Pusat. Cukup menempuh sekitar 15 menit saja agar sampai ke tempat ini. Sesampainya disana disambut oleh gerbang yang tersusun dari kayu, dari pintu masuk langsung memperlihatkan berbagai wahan dan spot photo. Terlihat beberapa pengunjung yang datang ke taman waru dengan mengenakan kendaraan sepeda atau pun sepeda motor. Lokasi taman waru ini mudah dijangkau dan tidak begitu sulit dicari, walau memang tempat ini masih terbilang baru sekali di Metro. Taman waru di bangun karena keinginan warga setempat untuk menambah penghasilannya. Dengan iuran dari warga untuk membeli berbagai perlengkapan wahana, demi mewujudkan cita bersama membangun taman edukasi. Berbagai wahana yang ada di taman waru yakni wahana

wisata keluarga, kebun bintang kecil, tempat bermainan anak, kuliner, dan juga banyak spot photo. Terdapat 3 lokasi di taman waru dari daratan atas, rawa bawah, dan 3 kolam ikan. Jika di daratan atas ada permainan mandi bola untuk anak kecil, taman bunga matahari, kuliner, dan meniti tali. Jika di rawa terdapat berbagi burung, jembatan gantung, dan permainan adrenalin aying fox yang melewati rawa tersebut. Hembusan angin memberikan kesejukan dan rasa nyaman. Tak ada seorang pun yang berwajah muram disini, semua merasakan kebahagiaan berada di tempat seindah ini. Yang di cari oleh para wisatawan untuk mengujuginya. Tak ada pungutan biaya ketika masuk hanya saja saat mencoba permainan akan dipungut biaya. Kuliner di sana pun cukup enak dan tak menguras kantong. Taman waru juga bisa di jadikan tempat outbound karena terdapat permainan yang mendukung seperti ying fox dan jembatan gantung. Selain itu potensi yang bisa digunakan sebagai pesta alam serta me time keluarga. Dari sekian banyak wahana ada salah satu permainan yang banyak di minati para wisatawan. Sejauh mata memandang aku menangkap permainan begitu asing bagiku, sekedar tahu dan belum pernah mencoba. Saat itu aku tertarik ketika melihat anak kecil berumur lebih muda dariku berani menaikinya. Saya pun mencoba dengan menaiki tangga demi tangga dan saat sampai di atas rasanya ingin turun saja ketika sampai, namun rasa penasaran ku tak kunjung terbalaskan jika tidak menaikinya. Akhirnya ku meyakinkan diriku untuk mencoba. Peralatan mulai terpasang ditubuhku yang menandakan akan segera meluncur. Setelah saya mencoba ternyata tak begitu menyeramkan malah inginku menaikinya lagi. Anak anak disana malah senang sekali menaikinya, sampai sudah beberapa kali ia mencoba. Keberanian ku di uji dengan adanya permainan ying fox. Ini adalah permainan yang

paling disukai disini anak anak saja sangat tertarik. Tak banyak permainan tapi semoga beberapa tahun yang akan datang dapat berkembang dan jadi lokasi favorit yang harus di kunjungi di daerah Metro. Taman ini baru di bangun maka dari itu belum banyak yang mengetahuinya. Namun menarik untuk di datangi yang ingin mengisi hari libur. Tempat ini baru jadi hanya dibuka dari pagi sampai sore dan pada malam minggu. Tentu saja untuk tempat berkumpul para milenial saat malam minggu. Saat malam lain tidak dibuka karena tidak ada yang mengelola dan mejaganya. Dan mencoba salah satu kuliner disini adalah hal yang wajib. Pecel lontong mungkin makan cukup terkenal enak dan mengenyangkan dan masih terjangkau kantong. Walau panas menerpa tapi udara cukup sejuk, sehingga betah berlama lama disini. Terdapat banyak tempat duduk untuk bercengkrama. Melepas sejenak pikiran dari tugas yang melanda sehari. Menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, komunitas hal yang jadi soluisi menjalian kehidupan sosial. Mengajak anak ke taman ini jadi pilihan untuk mengenalakan alam. Melihat 2 anak kembar bergandeng tangan menarik ke salah satu permainan jadi menarik perhatianku. Betapa terlihat senang anak kembar tersebut. Kampung kreatif yang menyajikan hal menarik memberika hal positif. Daun yang hijau ditambah nyanyian burung menemaniku saat berada di taman. Selesai berphoto ria dan mengisi perut dengan kuliner yang ada. Waktu mulai siang orang yang berada di sini sedikit demi sedikit berkurang. Tentu saja ingin mengistirahatkan dirinya dan beribadah. Lantas kami pun memutuskan pulang meskipun sebenarnya ingin berlama lama. Apalah daya jika memang ada waktu senggang lagi saya akan mengujunginya untuk kedua kali. Meninggalkan jejak langkah yang akan terulang lagi di kemudian hari.

Menambah Pengalaman Seputar Taman Nasional Way Kambas Oleh: Lusinta Agustin

Doc.ist

Terik panas matahari siang menemani p e r ja l a n a n sa ya me n y u su r i ja l a n a n ya n g berbatasan langsung dengan hutan di kanan dan kirinya. Ditemani sepupu perempuanku, perjalanan kali ini tak mengalami kesulitan. Tinggi dan rimbunnya pohon yang menjulang menghalangi sebagian sinar matahari untuk langsung menerpa kulit kami. Dengan menunggangi sepeda motor, kami menyusuri jalan yang membawa kami menuju tempat tujuan. Untunglah sepupu perempuanku yang memang tinggal di kabupaten yanhy bersebelahan dengan lokasi tujuan kami sudah mengetahui jalan menuju lokasi. Aroma udara khas pepohonan hutan menyejukkan. Gesekkan daun-daun yang diterpa angin menemani perjalanan kami. Di tengah perjalanan itu alangkah terkejut kami ketika melihat seekor rusa yang menyelinap di antara

semak-semak kiri jalan. Warna coklat dengan campuran jingga langit senja yang mencolok diantara hijaunya semak-semak. Membuat kami dengan mudah mengenali rusa kecil itu. Saat sepeda motor kami mendekat untuk melihat lebih jelas lagi, sayangnya rusa itu sudah lebih dulu berlari menuju ke dalam hutan. Rasa senang mengehampiri kami karena bisa melihat rusa secara langsung, kesempatan langka melihat rusa liar di perjalanan ini. Dua puluh menit dari jalan masuk, akhirnya sekitar pukul 12:15 WIB kami sampai di Taman Nasional Way Kambas Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur. Waktu yang kami tempuh cukup singkat karena kami berangkat dari Desa Sukadana. Apabila perjalanan dimulai dari Metro dibutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam untuk sampai ke Taman Nasional Way Kambas. Suasana hutan di sekeliling tempat pintu masuk terasa sangat natural sampai pada tempat kami memarkirkan kendaraan. Puluhan kendaraan beroda dua maupun beroda empat sudah menepi lebih dulu saat kami tiba. Tempat parkir yang luas membuat kendaraan para pengunjung tersusun rapih di bawah rindang pohon. Untuk parkir kami diberikan tiket oleh petugas parkir. Tertulis di kertas kecil itu biaya parkir senilai Rp5000,- untuk

kendaraan beroda dua. Baru sebentar kami melangkahkan kaki menelusuri jalan, kami dibuat terhenti sejenak saat melihat seekor gajah. Tubuhnya besar dengan gading putihnya yang menjulang kedepan melintas di depan kami. Gajah itu di tunggangi oleh seorang pawang yang duduk di leher hewan itu. Kekaguman saya bertambah saat melihat arena tunggang gajah yang banyak di kerubungi orang-orang dimana di pusat tempat itu terdapat tiga gajah yang berkeliling. Tempat dimana pengunjung bisa menunggangi gajah dan berkeliling di sebuah lingkaran besar yang dibatasi oleh tali. Jika kita ingin merasakan menunggangi gajah dikenakan biaya sebesar Rp25.000,- per orang untuk satu kali putaran didampingi oleh pawang gajah. Selain berkeliling di arena itu pengunjung bisa juga berkeliling Way Kambas dengan menunggangi gajah yang dikenakan tarif Rp150.000,-. Di tempat yang sama juga para pengunjung diperbolehkan memberi makanan pada gajah menggunakan makanan yang telah di sediakan oleh penjual di sekitar tempat itu. Makanan yang dapat diberikan kepada gajah-gajah itu berupa tebu, baik bagian batangnya juga daunnya. Penjual tebu di sana mematok harga Rp5000,- untuk seikat tebu yang sudah di potong. Hal yang lucu saat saya


Feature

11

pertama melihat penjual tebu itu adalah ketika saya mengira mereka menjual tebu itu untuk di jadikan es tebu seperti yang ada di Metro. Menuju ke sudut taman itu yang menyajikan langsung hamparan lahan yang luas. Terdapat rawa di bagian lahan itu yang hampir sebagian sisi lahan itu adalah rawa. Tak luput pandangan mataku menangkap gajahgajah yang sedang memanjakan diri mereka dengan bermain air dari rawa disana menggunakan belalainya. Dari yang sepupu perempuanku ceritakan gajah-gajah itu bukan gajah liar dan mereka adalah gajah yang sudah dilatih oleh para pawang di Taman Nasional Way Kambas. Namun dari tempat itu juga saya di tunjukkan ke arah hutan yang ada di tengahtengah hamparan lahan dan rawa di depan mata saya. Bahwa masih banyak gajah liar di dalam hutan di sebrang sana. Ya saya pun sering mendengar cerita dari warga yang tinggal di daerah kawasan Taman Nasional Way Kambas bahwa mereka masih sering melihat gajah liar yang melintasi perkebunan mereka. Seiring berjalannya waktu intensitas munculnya gajah liar semakin berkurang sampai sekarang. Setelah puas melihat gajah yang bermainmain dengan air rawa. Saya beralih menuju sebuah kolam buatan yang aliran airnya terhubung

dengan rawa-rawa. Di kolam itu biasanya secara rutin setiap sore gajah-gajah akan digiring oleh pawang untuk membersihkan diri mereka. Air danau berwarna coklat keruh terkesan kotor namun banyak tanaman teratai dan eceng gondok yang tumbuh diatas permukaan danau. Tanaman itu berkumpul di pinggiran danau. Sayangnya saat kami datang belum waktunya untuk para gajah membersihkan diri. Sehingga kami tidak bisa menyaksikan hal yang jarang-jarang kami lihat secara langsung. Biasanya hanya sebatas melihat dari televisi. Beralih ke sudut lain di taman nasional itu. Kami mengunjungi sebuah arena atraksi gajah. Dimana tempat itu berbentuk seperti koloseum. Yang membuat saya kembali terkagum adalah lukisan di dinding luar tempat itu yang terlihat sangat apik dan artistik. Berbagai warna yang mencolok menarik setiap pengunjung yang akan memasuki tempat itu. Gambar-gambar mengenai gajah dan tulisan yang menarik mata pengunjung dikemas dengan bagus. Untuk kesekian kalinya ketidak beruntungan ada pada kunjungan saya kali ini. Karena hari itu tidak ada atraksi pertunjukan gajah. Namun saya tidak berhenti hanya sampai di depannya saja saat mengetahui hal itu. Walaupun tidak ada atraksi gajah arena itu dibuka untuk para pengunjung

yang ingin melihat-lihat. Barisan tempat duduk tersebar di kedua sisi secara berhadapan di mana di tengahnya lapangan tempat gajah akan beratraksi. Di keliling dinding bagian dalam pun tak lepas dari goresan kuas para pelukis yang menyajikan gambar-gambar apik tentang Taman Nasional Way Kambas. Di taman itu juga ada area khusus tempat bermain anak-anak. Di atas rumput yang hijau anak-anak bisa bermain perosotan dan berbagai macam permainan yang sudah tersedia. Untuk para pengunjung yang tidak membawa makanan atau minuman dari rumah tidak perlu khawatir. Karena disini banyak penjual yang menjajakan jualannya berupa makanan, minuman, bahkan oleh-oleh berupa barang-barang yang berkaitan tentang Way Kambas tersedia. Hingga tanpa sadar sudah tiga jam kami berkeliling di Taman Nasional Way Kambas. Sebenarnya kami ingin melihat badak yang ada di Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang berada lebih dalam lagi di Taman Nasional Way Kambas. Namun, waktu yang kami miliki tak memungkinkan untuk kami. Sehingga kami memilih kembali pulang. Sebelum senja tiba dan matahari mulai menundukkan sinarnya. Kami sudah berada di perjalanan pulang. Kembali melewati jalanan yang diapit oleh hutan.

Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Oleh: Mega Fitri

Doc.ist

S

ebuah daerah yang tidak pernah menduga akan menjadi pengisi hariku saat waktu dimana harusnya aku lebih mempunyai rasa mengagungkan , lantas kenapa begitu? Yah..tanggal 17 agustus tepat hari kemerdekaan Indonesia, yang harusnya umat indonesia memuliakan hari itu, justru aku tergopoh-gopoh untuk berangkat ke Taman Mini Indonesia Indah tepatnya di Jakarta Timur, rencananya pun hanya satu hari saja, pergi gelap pulang pun gelap, itulah yang spontan aku dan kakakku pikirkan. Dengan keadaan Beku yang kurasakan pada pagi buta hari itu, menggelegut di setiap air yang kusambar ke tubuhku, dan ketika warna langit masih hitam akupun dan kakakku berserta anaknya pamit kepada keluarga untuk pergi ke Jakarta. Dengan menggunakan bis sebagai alat transportasi pilihan kita. Dingin AC yang khas pada bis itu menyelimuti tubuhku dalam perjalanan ku, aku pun sangat menikmati perjalanan itu, tidak terasa ngantuk bagiku. Sambil melihati pepohonan hijau disepanjang jalan namun tak berkilau karna sinar matahari pun belum terlihat, Bendera merah putih pun terlihat begitu banyak yang berkibar, yang menjadikan itu sebagai bentuk antusias umat Indonesia terhadap hari kemerdekaan. Jauh semakin jauh dari daerah ku yaitu lampung tercinta, itu yang kurasakan saat aku sudah menaiki kendaaran yang berjalan di air, duduk ditengah -tengah orang yang tidak tau dari daerah mana dan akan bertujuan kemana. Dan aku yang

mulai lapar akhirnya memutuskan untuk makan terlebih dahulu, lalu sambil menunggu tiba di pemberhentian aku beranjak melihat banyaknya genangan air, terlihat bola mataku yang berwarna biru laut. Lalu matahari perlahan menunjukan keberadaannya dengan sinarnya yang menyala, dan tidak terasa akhirnya tiba dipemberhentian, Wah pikir ku “bentar lagi sampai nih di TMII” dengan rasa gembiranya. Diperjalanan aku melihat banyak gedung begitu agung dan semampai, kurasa aku sudah berada di Kota Jakarta, namun belum juga terlihat keberadaan TMII. Lalu dengan lantunan lagu yang diputar oleh supir bis membawa aku tidak merasakan bahwa akhirnya tiba juga di TMII. Aku melihat begitu banyak kendaraan beroda empat maupun dua mengantri untuk masuk ke gerbang TMII termasuk kendaraanku juga. Saat turun dari bis, pertama yang terlihat yaitu Teater IMAX Keong Emas, seketika kita langsung menuju kesana, saat tiba disana akupun tercengang karena begitu besarnya Keong dan berwarna Emas, dan selintas aku berpikir “apakah itu Emas betulan ya?” hehehe. Ternyata Keong Emas merupakan tempat pemutaran dan pertunjukan film khusus dengan menggunakan teknologi canggih, kecanggihan yang digunakan yaitu teknologi sinematografi modem Proyektor IMAX. Saat menonton film di teater itu, penonton serasa ikut berada di dalamnya dan ikut pula berperan sebagai pemain. Selain tempat hiburan, Taman Mini juga menjadi saran edukasi dan menambah wawasan bagi para pengunjungnya. Pengenalan adat, budaya, satwa yang ditawarkan membuat Taman Mini menjadi tempat yang direkomendasikan untuk berlibur sekaligus belajar. Kereta gantung TMII menjadi pilihan kita untuk berkreasi melihat Taman Mini dan Miniatur Pulau-pulau Indonesia dari ketinggian. Pastinya keren dong kalau bisa begitu, Sementara harga tiket kereta gantung Taman Mini adalah sebesar IDR 40K untuk weekday dan IDR 50K untuk weekend. Kereta

gantung itu pun dapat menampung hingga 4 orang. Setelah puas melihat Taman Mini dari atas, selanjutnya kita memilih berkeliling di Taman Mini dengan menyewa sebuah sepeda yang bisa bonceng 2, romantis ya kalo berduaan naik sepeda hehehe. Untuk menyewa sepeda itu kita dikenakan harga IDR 25K/jam, dengan syarat memberikan kartu tanda pengenal sebagai jaminan. Saat bersepeda kita melewati lapangan Tugu Api Pancasila yaitu salah satu ikon Taman Mini yang menjulang tinggi , dibawah tugu itu terdapat lapangan yang sangat luas dan dikelilingi pepohonan rindang sehingga cocok untuk dijadikan tempat piknik atau tamasya bersama keluarga , namun sayang sekali kita hanya melewati dan tidak singgah sementara di tempat itu. Saat bersepeda Kita juga melewati 32 Anjungan Taman Mini dari seluruh provinsi di Indonesia,yang terbagi menjadi 6 zona yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Anjungan itu juga menampilkan baju dan pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan. Itu semua adalah bentuk cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Namun hanya satu yang kudatangi yaitu Anjungan Sumatra Barat, Rumah Gadang yang melukiskan rumah adat Minangkabau. Sesungguhnya tempat yang ingin sekali ku temui yaitu Istana Anak, disana menampilkan berbagai kesenian atau permainan anak tradisional loh, Di halaman istana pun terdapat berbagai permaianan seperti kereta api kelinci, kapal ayun, roller coaster, ATV motor, bumper car dan masih banyak lagi. Ya walaupun kita tidak naik apa-apa disana, setidaknya kita bisa foto, untuk harga tiketnya pun cukup terjangkau yaitu hanya IDR 15K/orang.


Feature

12

Jembatan Pelita Oleh: Antika wijayanti

H

ari minggu memang menyenangkan, karena di hari inilah otak kita beristirahat dari segala hal yang memusingkan di kampus. Meski hatiku begitu antusias menyambut hari minggu, tapi ada sisi lain dari hari minggu yang tak kusukai. Ialah saat dimana aku hanya berdiam diri di kamar kos, rebahan diatas kasur, dengan gawai ditangan dan itu membuat waktu terasa begitu lama. Tidak ada yang bisa dilakukan di hari minggu seperti ini, karena jalan-jalan keluar pun tak ada kendaraan untuk jadi tunggangan perjalanan. Gawaiku bergetar, satu notifikasi pesan masuk atas nama Azizah. Azizah adalah teman sekelas ku dikampus, dia berkata “aku gabut, ayuk keluar cari angin, cari tempat buat dikunjungi tapi yang ngga pake duit.” (gabut istilah pemuda millennial untuk kondisi dimana kita sedang malas, bosan, dan tidak ada kegiatan. Aku mengiyakan ajakan Azizah, tanpa pikir panjang tubuhku bangkit dan bersiap untuk pergi berkelana, menjejaki sudut kota Metro yang belum pernah ku singgahi. Layar gawaiku mulai menelusuri tertulis di kolom pencaraian “tempat wisata di kota metro”. Aku dan azizah sepakat untuk berkunjung ke salah satu tempat di desa Sumber Sari, kecamatan Metro Selatan, kota Metro, Lampung. Kami berangkat pukul 15.00 WIB, menunggangi sepeda motor supra X milik Azizah dan akulah pengemudi nya. Di jok belakang azizah sibuk mengarahkanku kemana laju kendaraan harus kubawa. Bermodalkan gawai dan kuota, kami ditemani oleh

wanita pemandu jalan bersuara khas milik Google m a p s . Wa n i t a i t u m e m a n d u k a m i u n t u k mengambil rute tercepat, melewati rumah-rumah penduduk dengan jalan penuh belokan dan persawahan. Sesekali kami melewati jalan utama, tapi suara wanita pemandu itu meminta kami masuk lagi kedalam gang-gang. Aku semakin penasaran, karena peta dilayar gawai menunjukan kami semakin dekat dengan tujuan. Kami tidak berhenti dibuat takjub sepanjang perjalanan, membuat mata terpana dengan apa yang alam suguhkan. Ternyata kota Metro sedang menunjukan sisi lain yang belum pernah aku pandang. Rentetan sawah yang terhampar bagai permadani hijau, tanaman padi yang melambai tertiup angin senja. Mentari sore yang agak ragu menyinari laju kendaraan, diamdiam bersembunyi dibalik awan kelabu yang bisu tanpa membawa rintikan hujan. Perjalanan kami semakin syahdu dengan ramah tamah semesta yang menyambut hangat. Pukul 15.30 WIB kamim sampai dilokasi. Terpampang jelas didepan kami nama lokasi tersebut “Jembatan Pelita”. Jembatan pelita merupakan jembatan penghubung perekonomian antara Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro dengan Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur. Jembatan ini mulai dibangun pada 15 September 1968 dan selesai pada tahun 1969. Jembatan yang kini sudah berusia 50 tahun ini, terhitung sudah mengalami 3 kali renovasi. Namun pada renovasinya yang ketiga yakni di tahun 2016, jembatan ini di perbaiki secara total. Dengan paduan cat yang menambah keunikan dari jembatan ini. Masyarakat sekitar jembatan pelita pun ikut antusias menyambut hasil renovasi jembatan yang epic dan enak dipandang ini. Para pengendara yang melintas menyempatkan diri untuk sejenak berhenti kemudian mengabadikan momen di jembatan pelita dengan berswafoto. Tidak hanya menjadi tempat berswafoto, namun jembatan pelita juga menjadi tempat para pasangan kekasih untuk mengabadikan momen bahagia mereka. Sudah banyak pasangan yang melakukan sesi foto prewedding di jembatan ini. Dengan jepretan handal fotrografer professional, jembatan pelita disulap menjadi lokasi yang romantis untuk sepasang kekasih yang akan menikah. Menurut salah seorang pengunjung, dia sengaja

mampir ke jembatan pelita hanya sekedar berfoto disana. Menurutnya jembatan pelita adalah jembatan yang unik dan sudah banyak tersebar di sosial media, sehingga ia pun penasaran ingin mengunjungi tempat ini. Jembatan yang berdiri kokoh diatas aliran sungai ini memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para peminatnya. Dibawah jembatan terdapat sungai yang mengalir cukup deras menjadi objek tersendiri bagi masyarakat sekitar. Mataku tertuju pada segerombolan anak muda yang berseda gurau di tepian aliran sungai. Mereka hanya memakai kaus oblong dan celana setinggi lutut, bermain air di pinggiran sungai. Aku melihat mereka dari atas jembatan, mereka membawa sebuah sampan terbuat dari batang pohon pisang yang sepertinya mereka rakit sendiri. Beramai-ramai mereka membawa sampan itu ketengah sungai, lalu bersama-menaiki sampan itu. Bisa ditebak akhirnya, 5 remaja yang menaiki sampan tentu terlalu berat untuk naik keatas sampan yang hanya terbuat dari pohon pisang itu. Saat sampan yang mereka naiki tenggelam, mereka malah terbahakbahak dan terus berusaha membuat sampannya tidak tenggelam saat mereka naiki. Ada ada saja memang. Pemandangan ini memang menjadi perhatian tersendiri dimataku, dijaman seperti ini diamana banyak remaja yang mengahabiskan hari liburnya dengan gawai dan nongkrong di tempattempat kekinian, mereka lebih memilih bermain air dialiran sungai. Mereka bahkan mengabaikan banyak orang yang lalu-lalang melintasi jembatan, dan memperhatikan tingkah konyol mereka. Aku beranjak dari tengah jembatan, menghampiri temanku Azizah yang menunggu ku didepan jembatan. Karena akan ada kendaraan yang hendak melintas. Jembatan dengan lebar kurang lebih 1,5 meter ini memang menyeramkan apabila dilintasi oleh dua pengguna yang sejajar. Karena renovasi terakhirnya yang terbilang sudah lama, membuat jembatan ini juga tak lagi kokoh. Alas yang terbuat dari balok kayu sudah banyak yang lapuk, bahkan ada pula yang lepas dan hilang entah kemana dan kemudian diganti dengan batang kayu seukuran betis oarng dewasa. Untuk mengantisipasi adanya hal yang tidak diinginkan, maka pengguna jembatan lebih memilih bergantian dalam melintasi jembatan pelita, bahkan tak sedikit pula yang lebih memilih rute lainnya yang lebih aman untuk pengendara yang memiliki muatan lebih banyak.

Candi Prambanan. Kemudian kami mengatre diloket untuk membeli tiket masuk Candi Prambanan dengan kisaran harga Rp.33.500,00 untuk dewasa dan Rp.22.500,00 untuk anak anak. Setelah mendapatkan tiket masuk, kami diarahkan untuk masuk kedalam kawasan Candi Prambanan. Hal pertama yang yang terlihat saat kami memasuki kawasan Candi Prambanan adalah Monumen peresmian "Taman Wisata Candi Prambanan" yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia yang ke-2, Bapak Soeharto pada 06 Juli 1989 di Prambanan. Untuk sampai di Candi Prambanan, kami harus berjalan kaki sekitar 200 Meter dari pintu masuk loket. Di sekitaran tempat kami berjalan, terdapat pepohonan yang semakin menambah kesan asri di Candi Prambanan. Saat kami tiba didepan Candi

Prambanan, terdapat tulisan besar bertuliskan "Candi Prambanan" yang dikelilingi tanaman bunga untuk memperindah tulisan tersebut. Lalu dibelakang tulisan "Candi Prambanan" kami disuguhkan pemandangan kumpulan candi yang membuat siapapun berdecak kagum akan keindahan candi-candi tersebut. Kumpulan candi tersebut dinamakan Kompleks Candi Prambanan. Kompleks Candi Prambanan terdiri dari 3 Candi Trimurti (Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma), 3 Candi Wahana (Candi Nandi,, Candi Garuda dan Candi Angsa), 2 Candi Apit (Terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candicandi Wahana disisi utara dan selatan), 4 Candi Kelir (Terletak di 4 penjuru mata angin tepat dibalik pintu masuk halaman dalam atau zona inti), 4 Candi Patok (Terletak di 4 sudut halaman dalam/

Candi Prambanan Oleh: Bella Cyandra

Pagi menjelang siang saat aku dan keluargaku memulai kunjungan kami di Yogyakarta. Tempat wisata yang kami tuju pertama kali adalah Candi Prambanan yang berada di Sleman, Yogyakarta. Alunan gamelam menyambut kedatangan kami saat mulai memasuki gerbang


13

Feature

zona inti), 224 Candi Perwara (Tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar : 44,52,60,68). Maka jika semuanya dijumlah terdapat 240 candi di Kompleks Prambanan. Namun kini hanya tersisa 18 candi, yaitu 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 Candi Perwara. Di sana, kami melakukan aktivitas unik yang banyak dilakukan oleh wisatawan lain, yaitu aktivitas Pradaksina. AktiďŹ tas Pradaksina adalah aktivitas mengelilingi bangunan candi secara total, mulai dari tingkat paling dasar hingga puncak c a n d i . C a r a ya n g ya n g d i l a k u k a n u n t u k mengelilingi bangunan suci ini searah dengan jarum jam. Selain melakukan aktivitas Pradaksina, kami juga berusaha mencari patung Roro Jonggrang. Karena ada mitos atau beberapa orang mengatakan bahwa jika kita berhasil memegang tangan Roro Jonggrang, maka apa yang menjadi harapannya dapat tercapai. Kami yang penasaran dengan patung Roro Jonggrang pun berusaha menemukan patung tersebut, namun pada

akhirnya kami tidak berhasil menemukan patung tersebut hingga kami menyelesaikan Pradaksina. Setelah puas mengelilingi Kompleks Candi Prambanan, kami memutuskan untuk keluar dari area Kompleks Candi Prambananan menaiki kereta yang disediakan untuk melihat-lihat candicandi lain yang berada di sekitar Candi Prambanan. Kami harus membayar tiket kereta sebesar Rp.15.000,00 untuk dapat menaiki kereta tersebut. Setelah kereta yang kami tumpangi berjalan, Candi pertama yang terlihat adalah Candi Lumbung, yang kedua Candi Sewu dan yang terakhir adalah Candi Bubrah. Kemudian, kereta berhenti didepan sebuah gedung dan meminta para penumpang untuk menukarkan tiket keretanya dengan air mineral yang telah disediakan. Lalu, kereta kembali berjalan untuk mejujuk pintu gerbang Candi Prambanan. Sebelum perjalanan kereta berakhir, kami melihat kumpulan rusa dikandang rusa yang berada disisi kanan jalan yang kami lewati. Dan kereta yang kami tumpangi berhenti beberapa puluh meter

sebelum gerbang keluar Candi Prambanan. Keluar dari kawasan Candi Prambanan, kami melihat banyaknya pedagang makanan dan pernak-pernik khas Candi Prambanan. Kami merasa kelaparan, kami memutuskan untuk memasuki salah satu kedai yang ada disana dan mencoba beberapa makanan khas Yogyakarta sepertu gudeg, rambak, nasi goreng Yogyakarta, mie ayam serta bakso khas Yogyakarta dan lain sebagainya. Setelah selesai dengan urusan perut, kami lanjut melihat-lihat pernak-pernik dan oleholeh yang bisa dibeli dan dibawa pulang ke kampung halaman di Lampung nantinya. Perjalanan kami di Candi Prambanan akhirnya kami akhiri setelah puas membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang. Tidak heran Candi Prambanan menjadi salah satu destinasi wisata terbaik dan wajib dikunjungi saat di Yogyakarta, karena semua yang ada di Candi Prambanan memiliki nilai keindahan yang tinggi dan bisa menjadi edukasi bagi siapapun yang mengunjunginya.

Trip Bandung Setelah Kongres FORKOMNAS Oleh: Dwi Ega Agustina

Di jalan aspal yang cukup kecil, rumah rumah berjejeran nampak sama, Bandung 28 Oktober 2019, Perjalanan yang cukup panjang itu hampir terbayar. Gelak tawa dan canda mewarnai perjalanan panjang menusuri kota yang disebut kota kembang itu. Akhirnya, perjalanan panjang yang memenatkan itu dapat terlunaskan dengan sajian kota kembang yang sangat menakjubkan. Gedung gedung yang menjulang tinggi, dan pinggir jalanan dihiasi bebatuan yang tertata rapih disetiap sisi .dengan suasana pedesaan yang masih natural telah mengobati seluruh rasa capek dan bosan saat di perjalanan. Alun alun bandung adalah pusat kota Bandung yang dicirikan oleh sebidang tanah yang luas. Di s e k e l i l i n g n ya a d a b a n g u n a n - b a n g u n a n fungsional.

Gesekan ban ban roda empat dan dua saling bising ditelinga namun tak menggoyahkanku untuk terus menusuri kota kembang. Sebelum memasuki jalan menuju alun alun,ku mendapati berbagai macan tulisan apik dan rapih dilorong jalan yang bertuliskan " dan bandung menurutku bukan hanya masalah geograďŹ s,lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi" dan terlihat menarik dengan di hiasi berbagai benda di pinggir jalan,dipenghujung jalan sana ada pengistirahatan sejenis rumah kecil,bisa disebut pendopo,pendopo ini sering digunakan para pengunjung untuk beristirahat atau sekedar ngobrol dan bercanda ria. Tak jauh dari Pendopo, terdapat pohon beringin. Udara yang dingin dan bau asri tempat itu membuatku semakin betah saja. Setelah bangunan Pendopo, terdapat anakananakan tangga yang kecil, jalan menuju alun alun. Diawal jalan, terdapat Dua sepanduk besar. Sepanduk pertama memuat catatan tentang sejarah kota kembang ini dan kaitannya dengan Budaya masyarakat setempat. Di sepanduk yang kedua terpampang denah dan rute kota, untuk mempermudah pengunjung menuju lokasi. Medan jalan yang dulunya terjal dan jelek, kini telah disulap menjadi jalanan ramai dan apik yang dibuat oleh pengurus setempat. Selain itu, di setiap jalanan kota terdapat bunga bunga yang tertata rapih untuk sekedar memanjakan mata pengunjung. Di tengah jalan ku mendapati pengamen yang menurutku masih umuranku, badanya kusem tidak terawat,membawa kaleng dan gitar.pasti mau ngamen,ďŹ kirku. Ku tetap jalan dan akhirnya

pun lokasi yang dituju telah ada didepan mata,yakni masjid raya bandung. Angin bertiup sepoi sepoi rupanya,panas terik mulai kurasakan. Pada saat kaki ku sampai di lokasi, mata tak jenuh jenuhnya memandang pemandangan yang ada,anak anak kecil berlarian di depan masjid membuatku ingin sekali m e m o t r e t n ya , g e l a k t a wa k e c i l t e r s i r a t dibibibirku, segeraku ambil telefon genggamku dan cekrek cekrek cekrek,berbagai foto kudapatkan.kali ini bukan hanya foto diri sendiri namun dilihat dari segi lokasinya bagus untuk dijadikan tempat pemotretan. Selain sebagai obejek wisata, alun alun kora kembang tepatnya di masjid raya bandung sering di jadikan tempat nongkrong,selain untuk beribadah, masjid Raya Kota Kembang bisa untuk dijadikan lokasi yang ter uptudet loh,seperti lahan disamping masjid yang ada karpet hijau melebar bisa dijadikan tempat olahraga untu anak anak dan kaum lansia juga. Di atas puncak, banyak Wisatawan yang mengabadikan momen indah itu dengan berfotofoto. Baik hanya sekedar memfoto pemandangan sekitar, atau foto bersama-sama. Keindahan kota kembang yang mempesona itu, juga tidak luput dari incaran para Fotographer. Objek lokasinya yang natural dan fresh membuat para fotografer berlomba untuk mencari penampakan yang menarik. Kawasan yang indah, bersih, nan eksotis membuat masjid raya menjadi salah satu objek idola para pengunjung yang suka dengan objek kota yang masih natural.

Kronika Menerima Pesanan : Mug, Pin, Gantungan Kunci, Id Card, Bucket Bunga, Dll.. Kunjungi Instagram @uskref_kronika.id


Feature

14

Embung Tirto Sari Oleh: Afifatul Latifah

Embun pagi yang menyapa di akhir pekan sungguh menggugah hati untuk memanjakan diri dengan segala hal yang berbau dengan keindahan. Hari minggu, hari dimana semua orang menghabiskan waktu untuk menenangkan hati dan pikiran dari berbagai macam pekerjaan yang telah dikerjakandalam satu pekan. Hal terebut tak luput jugaku rasakan. Minggu itu aku ingin mengunjungi sebuah tempat wisata baru yang berada di kecamatanku. Sebelumnya belum ada tempat wisata semacam itu, jadi karena penasaran dan jaraknya juga lumayan dekat, aku ingin mengunjunginya bersama adik tingkatku atau lebih tepatnya teman dekatku, Wulan. Nama tempat tersebut ialah Embung Tirto Sari yang berada di Desa Wonokarto, 61 Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Sebelumnya kami telah membuat janji untuk keluar asrama ke tempat tersebut. Perlu izin pengurus untuk keluar dari asrama. Kami keluar asrama dan berangkat ke Embung sekitar pukul 09.00 pagi. Perjalanan pun dimulai. Aku membawa motor kesayanganku, atau lebih t e p a t n ya s a t u - s a t u n ya k e n d a r a a n ya n g membawaku ke banyak tempat sejak menginjak SMA. Perjalananku dimulai dari Desa Sidomukti, butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke tujuan. Dalam perjalan, kami bersenandung riang, karena memang sebelumnya jarang keluar asrama. Jalan untuk ke Embung lumayan menyusahkan. Batu-batu onderlak yang lumayan besar cukup membuat perjalanan menjadi semakin lama. Terlabih banyak melewati persawahan yang lumayan sepi sehingga

lumayan membuat bulu kuduk berdiri, karena takut jika ada begal atau semacamnya. Sesampainya di sana, ternyata Embung Tirto Sari terletak di sebelah arena Grasstrack. Tempatnya sekitar 500 meter dari kediaman warga sekitar. Kondisi jalannya pun masih tanah merah karena hampir satu lokasi dengan area Grasstrack. Saat pertama sampai di tempat parkir, kami dapat menyaksikan langsung

tempatnya yang begitu bagus. Semilir angin yang berhembus, membuat suasana menjadi lebih menyejukkan meskipun dalam kondisi terik. Embung Tirto Sari sendiri merupakan destinasi wisata buatan. Teluk buatan yang ada di sini lumayan besar. Tarif masuk untuk tiap orang termasuk ramah kantong untuk pelajar. Cukup dengan membayar parkir senilai dua ribu rupiah. Destinasi wisata ini menurut pendanganku bagus untuk spot foto. Karena selain spot foto, hanya ada karaoke dan keliling teluk menggunakan rakit yang terbuat dari

bambu. Terdapat beberapa rumah bambu yang mengapung di waduk. Awalnya kami agak takut untuk turun, takut kalau misalkan kami terpeleset dan terjatuh di waduk. Namun, setelah sampai di bawah, rasanya sungguh m e n ye n a n g k a n . K a m i d a p a t m e n i k m a t i makanan dan minuman yang dipesan. Setelah cukup beristirahat setelah perjalanan, kamu mencoba menaiki perahu dengan tarif Rp. 5 . 0 0 0 , . / o r a n g . R a s a n ya s u n g g u h s a n g a t menegangkan, dlam benak selalu berkata, “bagaimana jika jatuh?”, “bagaimana jika berhenti di tengah waduk lalu tenggelam?” dan masih banyak ketakutan lainnya. Rasanya seperti mengambang tanppa menyentuh tanah. Sungguh sangat menegangkan, namun pengalaman ini sungguh luar biasa. Selain itu juga ada spot foto yang terbuat dari bambu yang di anyam seperti kandang ayam tetapi dengan ukuran jumbo, sehingga muat untuk dimasuki sekitar lima orang dengan tempat duduk dimana orang desa biasa menyebutnya “Lincak” atau kursi panjang terbuat dari bambu. Ada pula motor-motoran yang dibuat dari ban bekas dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mirip dengan motor bebek. Puas berfoto dan menikmati segala yang disuguhkan dengan keindahan alam, pukul satu siang kami bergegas pulang ke asrama. Meskipun tidak bisa berlamalama karena batasan waktu dari asrama, namun ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Dalam perjalanan pulang, hati merasa puas karena sudah mengunjungi tempat baru untuk melepas penat.

Menguak Misteri Dam Raman Oleh: Artika Lusiani

Perlahan mentari mulai menghilang, bukan karena ia tak mau menampakkan sinarnya lagi, namun karena tugasnya hampir selesai, yang akan segera digantikan oleh sang malam. Suasana dingin, tenang dan sedikit merinding dapat saya rasakan, saat saya telah sampai di suatu tempat, yang diberi nama “Dam Raman”, yang terkenal dengan sejuta kisahnya. Perjalanan dari rumah menuju tempat tersebut kira-kira 10 menit. Kendaraan berbahan bakar bensin beroda dua dengan cepat mengantarkan saya menuju ketempat yang dicari. Alhamdulillah perjalanan saya menuju Dam Raman lancar, karena selain tahu lokasinya ternyata daerah tersebut memang tidak jauh dari rumah saya. Sekitar pukul 16:20 WIB, saya sampai dilokasi. Bendungan yang berisi air yang sangat luas, dengan dihiasi wahana anakanak serta hiruk pikuk para nelayan yang sedang mencari ikan, menghiasi bendungan tersebut. Menambah indah suasana sore ini, pedangang

makanan berjajar rapi, saling mengais rezeki untuk sang buah hati dan keluarga tercinta. Tak lupa juga pasangan muda mudi yang sedang bersantai sambil menunggu sang senja hadir. Mereka saling bercanda, tertawa dan bercerita, entah apa yang mereka ceritakan aku juga tidak tahu. Kata banyak anak muda, jomblo tidak boleh membayangkan cukup melihat saja. Terdengar mendiskriminasi memang, tapi tidak masalah karena yang penting tidak mengganggu soreku. Entah angin apa yang membuatku sampai ke tempat itu, rasa penasaranku selalu menggebugebu setiap mendengar kata “Dam Raman”, sejak kecil sampai sekarang. Karena berbagai rumor dan mitos-mitos gaib yang sangat membangkitkan pendengaran, bagi siapapun yang mendengar mitos-mitos tersebut, dan menyebar turun menurun dari mulut ke mulut. Waktu kecil dahulu jika orang tua atau kakek saya bercerita tentang Dam Raman, aku selalu mendengarkannya dengan penuh antusis, walaupun aku tidak tahu kebenarannya secara pasti. Dan kukira sekarang aku sudah dewasa, harus tahu secara logis dan realistis cerita-cerita tersebut. Supaya bisa menyaring dan memberikan informasi atau menceritakan kepada anakku kelak dengan cerita yang benar bukan hanya ikutikutan saja, namun berdasarakan fakta. Hiyakkk. Dengan tekad dan rasa ingin tahu yang

kuat akhirnya saya memberanikan diri mengetuk pintu salah satu penduduk yang paling dekat dengan lokasi dam raman. Setelah saya mendapat saran dari teman saya, bahwa pemilik rumah tersebut adalah orang yang tahu banyak informasi tentang Dam Raman, karena ia bisa dianggap juru kunci Dam Raman. Semua seluk beluk Dam Raman, beliau tahu. Suasana rumah tersebut terkesan sangat tua, karena cat rumahnya sudah pudar dan berganti warna menjadi kecokelatan, namun suasananya sejuk dan nyaman. Dewi fortuna ternyata berpihak kepada saya, karena pemilik rumah bersedia ketika saya wawancarai. Pemilik rumah tersebut ternyata bernama Putut Jantoko, yang sudah berusia lumayan senja. Namun gaya bicara dan postur tubuhnya masih terlihat sangat sehat dan energik, tidak sesenja usianya. Menurut sejarah Dam Raman dibangun pada tahun 1953, setelah kemerdekaan RI. Dan peresmiannya tahun 1960. Dam Raman dibangun oleh dinas Perusahaan Umum (PU). Tujuannya adalah untuk irigisi untuk penanaman palawija dan padi. Dam raman sendiri memiliki arti, yaitu : dari kata Dam yang berarti bentuk bangunan yang sifatnya bendungan dan Raman yang berarti pengairan tersebut sampai ke daerah raman utara. Jadi Dam Raman adalah suatu bendungan yang digunakan untuk irigasi, tidak hanya digunakan untuk penduduk di sekitar Dam, tetapi juga


15 Feature sampai ke daerah Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Mengenai fakta atau mitos tentang buaya putih penunggu Dam Raman yang sering menampakkan diri, menurut beliau adalah mitos kalau banyak masyarakat sering melihatnya. “ kalau soal penunggunya, kata orang pintar memang buaya putih. Namun, kalau sering menampakkan diri itu tidak pernah, kalau tidak pada waaktu-waktu tertentu. Dan waktu-waktu tertentunya tidak bisa ditentukan, serta bukan sembarang orang yang bisa melihatnya,” ujar beliau. Mengenai penampakan-penampakan yang sering dikabarkan mengganggu warga sekitar atau pengendara jalan menurut beliau menjelaskan, “jika orang tersebut mempunyai rasa takut, dimanapun pasti ada bayang-bayang yang menyelimuti pandangan mata. Namun, jika orang tersebut benar-benar berani pasti tidak ada,” tambahnya. Setelah rasa penasaran saya terjawab, beliau mengajak saya jalan-jalan melihat wahana-

wahana yang ada di Dam Raman. Seperti, kolam renang, flaying fox, panahan, rumah pohon, perahu biasa, dan perahu bebek. Kolam renang tersebut ternyata dibuat atas kerja sama beliau serta patungan antara beliau dengan anak serta keponakannya. Tarif masuk untuk kolam renang di hari biasa adalah Rp. 15.000, dan Rp. 20.000 jika di hari libur. Sedangkan tarif untuk menaiki wahana perahu biasa atau perahu bebek adalah Rp. 10.000 perorang, penggunaan wahana sepuasnya. Cekrek, cekrek, cekrek. Suara jepretan kamera di handphone saya mengabadikan pemandangan yang ada di Dam Raman, yang lupa tidak saya silent. Suasana di kolam renang sangat nyaman, rindang dan asri. Di pintu masuk kolam renang terdapat banyak bunga anggrek yang berjajar rapi menyambut pengunjung. Banyak taman-taman bunga tertata apik di sekitar kolam renang, menambah cantik suasana. Selain itu juga ada tempat khusus bagi yang hobi menyanyi. Walaupun beliau non muslim, di area kolam

renang tersebut terdapat mushola yang beliau sediakan untuk beribadah umat Islam. Setelah jalan-jalan kami dirasa sudah selesai, akhirnya kami kembali ke rumah. Beliau berharap, untuk kedepannya semoga Dam Raman semakin ramai, semakin banyak tetangga. Karena selama ini, wilayah Dam Raman sangat susah berkembang. Dikarenakan pemilik tanah di lingkungan Dam Raman adalah orang kaya, yang masih enggan untuk membangun rumah disana. Karena hari sudah semakin petang, akhirnya saya pamit pulang dengan perasaan senang. Karena semua pertanyaan-pertanyaan yang menghantui saya telah terjawab semua. Dan mempercepat laju kendaraan, karena saya yakin orang tua dirumah pasti sudah menunggu kepulangan saya, walaupun sebelum berangkat saya sudah meminta izin. Namanya juga orang tua, ingin selalu anaknya dalam keadaan baik-baik saja, Gumam saya berbicara sendiri dalam hati.

Puncak Rest Area Lampung Barat Oleh: Muhammad Rizky

D

engan suasana hati yg gembira saya mengawali pagi dengan menikmati secangkir kopi dan sebatang rok sampoerna mil tidak berselang lama teman perempuan saya nelpon untuk mengaja saya kesuatu tempat yg sedang hits di lampung barat . Saya pun bersiap siap untuk memulai perjalanan ke puncak rest area. Saya menjemput teman perempuan saya sesampai nya di rumah nya saya pun di minta untuk menunggu di selesai berdandan dia punkeluar rumah dengan begitu cantik nya menunjukan pesona nya di hadapan saya setelah menunggu lama kami berdua pun bergegas untuk segera berangkat dengan menggunakan sepeda motor untuk ke puncak rest area Lampung Barat. Dengan menempuh perjalanan kurang lebih 60 km dalam waktu 1jam dari rumah teman saya ke puncak rest area yg terletak di daerah bodong kecamatan sumber jaya.merupakan salah satu tempat wisata yg ada di kabupaten lampung barat ,tempat ini merupakan puncak dengan pemandangan pegunungan bukit barisan selatan sebagai daya tariknya selain pemandagan pegunugan di sini kita bisa menikmati matahari terbit dan matahari tenggelam jika kondisi cuaca mendukung.selain itu pemandangan nya kabut di pagi hari atau disebut misty morning begitu mempesona dan

eksotis.di atas puncak pada waktu kabut serasa di atas awan, ini kondisi mendung bagai menjuluk awan. Rute untuk menuju ke puncak rest area lampung barat dari Kota Bandar lampung kurang lebih 4 jam terus kearah Kota Liwa dengan melewati Kota Bumi terus ke Bukit Kemuning lalu ke arah Liwa ketika sampai di Sumber Jaya .dari Sumber Jaya dengan jalan yang berliku dan menanjak ,hingga sampailah di res area puncak bodong.disini kalian akan melihat tulisan besar BUMI SKALA BHRAKA,di rest area ini terdapat masjid puncak yang cantik di puncak ini sudah di bangun patung muli yang di dampingi oleh para pegawainya. Sambil menikmati indah nya pemandangan kami berdua berselfi ria untuk mengabadikan momen ini karna didalam wisata rest area ini banyak spot foto seperti pemandangan keindahan Bumi Lampung Barat yang hijau dan subur selain itu spot foto bersama patung-patung yang berada diatas wisata rest area puncak. Selain itu juga dalam tempat wisata puncak ini terdapat fasilitas yang cukup lengkap mushola,toilet tempat parkir dll di dalam tempat ini terdapat beberapa penjual makanan dan minuman. Selain itu juga di sekitar wisata rest area puncak ini terdapat masjid yang megah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan atau pengunjung untuk memasuki lokasi ini para pengunjung hanya cukup membayar biaya masuk tiket masuk dan biaya untuk parker motor anda saja saran bagi para pengunjung yang akan datang ke wisata puncak ini untuk mencari cuaca yang pas dan tepat yaitu saat cuaca dalam kondisi tidak pabas dan tidak hujan lebih indah lagi disaat sore hari. wisata puncak ini berdiri dari puluhan tahun yang lalu tetapi dulu wisata ini tidak di kelola dengan baik oleh masyarakat setempat sehingga tidak terlalu popular bagi masyarakat dan para wisatawan sehingga kurangnya daya tarik untuk

berkunjung wisata puncak ini Sedang kan untuk saat ini wisata puncak sudah menjadi tempat wisata yg indah setelah mengalami perombakan dan pengelolahan yang sangat baik sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk melakukan kunjugan dan menghabis kan watu sore di wisata puncak menikmati matahari tenggelam. Sesampainya saya di tempat wisata puncak ini kami berdu beristirahat di masjid yang megah jadi masjid ini juga menjadi daya tarik juga bagi pengunjung setelah menempuh perjalanan yang sangat melelahkan bisa beristirahat di masjid ini. Di sekitar halaman masjid juga ada lapak penjual makanan ringan dan minuman untuk menemani anda di kala beristirahat .dan masjid ini pun bisa di jadikan tempat spot foto yang bagus dan hits karna instrument, gambar dan konstur bagunan masjid ini sangat lah mega dan mewah ini juga lah bisa jadi daya tarik pengunjung sebagai spot foto bagus dan keren kami berdu lanjut jalan untuk ke atas tempat wisata puncaknya dan kebetulan cuaca pas kami datang tidak panans dan titak pula hujan dan pemandangannya sangat indah saya melihat sekeliling warna hijau yang sangat sejuk di pandang tempat ini saya sarankan bagi bapak ibu yang berkerjanya selalu di depan layar monitor computer dan leptop tempat ini bisa jadi tempat terapi untuk mata anda karna kalo di lihat sejuk di pandang mata sekaligus merehatkan mata yang sudah sering melihat layar monitor, Dan di puncak ini di setiap sudut bisa di jadikan tempat spot foto yang bagus apa lagi kalian lihat jalan yang kita lalui menggunakan motor atau mobil jalannya berliku-liku yang sangat curam itu juga jadi daya tarik bagi para pancinta pemburu tempat untuk berfoto yang bagus dan keren. Tempat ini juga dapat kalian perhitungkan karna anda tidak akan menyesal apa bila kalian kesini capek anda akan seketika hilang ketika anda melihat

Ikuti Seputar Berita Kampus Di Sini:


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.