Edisi 9 Maret 2013

Page 1

Kabar Bangkalan Disebut Terlibat Korupsi Dana KUT Ra Imam Lapor Pencemaran Nama Baik Kabar Sampang Tuntaskan Masalah Pengungsi Syiah Pusat dan Pemkab akan Duduk Bersama Kabar Pamekasan Proyek Trotoar Dinas PU Ambhu Masyarakat Cium Ada Indikasi Permainan

TWITTER

@kabarmaduranews

SABTU

Kabar Sumenep Pelaku Aksi Unjuk Rasa Terancam Pidana Jika Ada Laporan dari Pasien yang Ditelantarkan

Lawan Memiliki Pertahanan Kuat

9 Maret 2013

Khofifah Tetap Lawan Terberat

KM/TABRI S. MUNIR

MEJENG: Sesaat setelah menginjakkan kaki di Pekanbaru, langsung keliling kota dan menyempatkan diri berpose di depan Universitas Riau, Jl. Binawidya KM 12.5 Simpang Baru Pekanbaru, Riau.

Menuju Riau, Dua Kali Tertahan di Atas Bandara

Umbaran di berbagai media massa itu kan sama sekali tidak jelas. Semua partai saya lihat masih tergantung pada keputusan DPD partai masingmasing. Ini artinya, partai-partai yang bilang merapat ke calon tertentu tentunya masih dalam tahap lobi-lobi.

Langsung Disambut Suporter Lancang Kuning Tepat pukul 03.00 WIB kemarin (8/3), seluruh rombongan tim P-MU bertolak dari Bangkalan menuju Bandara Juanda, Surabaya. Kabar Madura, melalui wartawannya, Tabri S. Munir, kembali ikut serta dalam rombongan tersebut untuk mengabarkan perkebangan P-MU di lawatan keempatnya. Apa dan bagaimana catatan menarik perjalan ke Riau? LAWATAN Persepam Madura United (P-MU) yang keempat musim kompetisi kali ini adalah lawatan yang harus dijalani di dua pulau sekaligus. Sebelumnya, lawatan pertama ke Persela Lamongan (Pulau Jawa), kemudian ke Papua, dan ke Kalimantan. Kini skuad P-MU harus melawat ke Bumi Andalas, Sumatera (bi-

asa juga disebut Swarna Dwipa dan juga Swarna Bumi), untuk kemudian balik lagi ke Pulau Jawa, tepatnya ke Solo. Tepat pukul 03.00 WIB, seluruh peserta rombongan melakukan doa bersama sebelum naik ke bus P-MU. Doa yang dipimpin langsung Zaaenal Arif, selaku kapten tim dilakukan dengan khusuk. Bersambung ke Hal 6

RSD Pamekasan

Atap Ruang Pasien Anak Ambrol PAMEKASAN-Atap salah satu ruang pasien anak milik Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan ambrol, Kamis (8/3) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Tak pelak pasien yang berada di ruangan itu terpaksa dipindah ke mushala rumah sakit tersebut. Bersambung ke Hal 6

FATHURRAHMAN MD Pengamat Politik Madura

KM/TABRI S. MUNIR

BAGASI: Mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Riau, LOC Panpel PSPS sudah menyiapkan bus untuk mengantar penggawa Laskar Sape Kerap ke Hotel Mona Plaza di Jl. Hr. Soebrantas Kilometer 12 Pekanbaru.

Lebih Tertarik Maju Caleg

BANGKALAN-Setelah memasuki masa purna bhakti sebagai bupati Bangkalan selama 2 periode berturut-turut, karir politik RKH Fuad Amin sepertinya masih bersinar. Sejumlah pilihan politik kini sedang menunggu keputusannya. Bersambung ke Hal 6

KM/AGUS JOSIANDI KM/AHMAD AINOL HORRI

Warga Resah Kapal Selam Asing SUMENEP-Seringnya kapal selam asing melintas di perairan laut Sapudi Sumenep seperti yang disampaikan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya, Laksamana Pertama TNI Sumadi, S. Sos memantik reaksi dan tanda tanya dari masyarakat kepulauan. Bersambung ke Hal 6

SUMENEP-Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2013 makin dekat, namun dukungan parpol terhadap beberapa bakal pasangan calon yang telah muncul ke permukaan masih tetap simpang siur. Meski di berbagai media diumbar banyak partai yang merapat ke pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (KarSa), namun kabar tersebut tidak dibarengi dengan surat rekom partai yang diedarkan ke tingkat daerah. Pengamat politik Madura, Fathurrahman MD menilai, belum adanya surat keputusan partai tersebut dinilai sebagai tanda bahwa gerakan partai politik di Jatim masih ambigu. Sebab, ketegasan partai dalam memilih atau menentukan sikap politik akan segera memberikan sinyalemen ke berbagai pengurus partai di tingkat bawah. Bersambung ke Hal 6

MEGAH: Seorang lelaki lewat di depan rumah Wakil Ketua DPRD Pamekasan, H Muhdlar Abdullah, di Jalan Sersan Mesrul Gg IV nomor 25 Pamekasan, Jumat (8/3) kemarin. KM/HAIRUL ANAM

Diperiksa Kejari, Wakil Ketua DPRD Mangkir Kasus Dugaan Korupsi Bantuan Sapi

Kepulauan

TAK TENANG: Sejumlah masyarakat kepulauan dari Kecamatan Masalembu, Raas, Sapudi dan Kangayan mendatangi kantor DPRD Sumenep, Jumat (8/3).

Kredibilitas Partai Pendukung KarSa Turun

POLITISI SEJATI: Mantan Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin mengakui lebih tertarik mencalonkan diri menjadi ketua DPRD Bangkalan daripada ikut Pilgub Jatim 2013.

PAMEKASAN-Kasus dugaan korupsi bantuan sapi di Dinas Peternakan Pamekasan, memasuki babak baru. Terkait dengan kasus ini, Wakil Ketua DPRD Pamekasan, H Muhdlar Abdullah, dipanggil Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pamekasan untuk diperiksa, Jumat (8/3) kemarin. Namun, berdalih sakit, Muhdlar tidak memenuhi pemanggilan tersebut. Ditemui di kantornya, Kepala Kejari (Kajari) Pamekasan Agus Iriyanto mengatakan, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur terhadap program yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai (DBHC) Bersambung ke Hal 6

KM/HAIRUL ANAM

H MUHDLAR ABDULLAH Wakil Ketua DPRD Pamekasan

Cerita tentang Pulau Karang Jamuang atau Nyamoghen

Dulu ke Sana Cukup Lewat Break Water Ciptaan Belanda Cerita-cerita tentang Pulau Karang Jamuang atau Nyamoghen selain digambarkan keindahannya, ternyata juga menyimpan banyak misteri. Seperti apa kondisinya? FIRMAN GHAZALI AKHMADI, Bangkalan

SUGUHAN hamparan pasir putih yang belum terjamah langsung menyambut saat memasuki Pulau Karang Jamuang. Dari hutan bakaunya yang masih alami menyeruak burung-burung bangau. Begitulah sedikit gambaran tentang pulau yang oleh nelayan sekitar dikenal

dengan nama Nyamoghen ini. Namun ada yang berbeda dengan Pulau Karang Jamuang saat ini. Menuju Pulau Karang Jamuang sekarang ini lebih sulit dibandingkan beberapa ratus tahun lalu. Bersambung ke Hal 6

PENUH MISTERI: Pulau Karang Jamuang dipandang dari kejauhan.

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

Email Redaksi: redaksi@kabarmadura.co.id


2

SABTU

9 Maret 2013

Disebut Terlibat Korupsi Dana KUT

Ra Imam Lapor Pencemaran Nama Baik KOTA-Dituding terlibat dalam kasus korupsi dana Koperasi Usaha Tani (KUT), KH Imam Buchori melaporkan H Saiful (36) terkait pencemaran nama baik sesuai dengan Pasal 310 ayat 2 KUHP. H. Saiful diketahui merupakan korlap aksi demonstrasi puluhan massa dari LSM Pembela Kebenaran (PKB) yang

mendatangi kantor Kejaksaan Negeri Bangkalan beberapa waktu lalu. Dalam aksi ini, massa LSM PKB dalam selebarannya menyebut nama Imam Buchori terlibat dalam kasus penggelapan kucuran dana bagi ratusan kelompok tani senilai Rp.18.082.000.000. Imam yang pernah dua kali mencalonkan diri sebagai Bupati Bangkalan itu, diduga terlibat karena dalam saat itu merupakan ketua LSM Pusat Peran Serta Masyarakat (PPM). Namun sosok yang akrab disapa Ra Imam ini membantah hal

tersebut dan tidak tahu menahu atas kasus tersebut sehingga pihaknya merasa difitnah oleh terlapor dengan nomor tanda bukti lapor TBL/105/III/2013/JATIM/ RES BKL. Sementara itu, Kepala Kejari Bangkalan, Hentoro Cahyono mengungkapkan perkembangan kasus tersebut dan menyatatakan sudah menetapkan satu tersangka atas dugaan kasus korupsi KUT di Bangkalan. ”Kami akan terus menindaklanjuti tanpa ada tekanan dari pihak manapun serta akan meneruskan perkara ini den-

gan melihat kerugian negara atas hasil evaluasi dari BPKP,” ungkapnya. Dijelaskannya, kasus KUT tersebut sudah dinaikkan ke tingkat penyidikan. Teknis penyidikan, identitas tersangka tidak boleh dibuka untuk publik dan apabila statusnya sudah dinaikkan menurutnya sudah ada indikasi penyelewengan. “Identitas satu tersangka belum bisa dibeberkan saat ini, sebab dalam aturan tidak boleh. Karena ditakutkan mempersulit proses yang sudah ditangani ini,” tukasnya. (fir/h4d)

BERKAS LAPORAN: Karena disebut terlibat dalam kasus korupsi dana KUT, Ra Imam merasa nama baiknya sudah dicemarkan.

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

Keterangan Saksi Untungkan UTM

KM/AGUS JOSIANDI

KETERANGAN SAKSI: Proses persidangan lanjutan kasus sengketa tanah yang melibatkan kampus UTM dan warga sekitar di PN Bangkalan, Jumat (8/3).

PEMERINTAHAN Pjs Tak Salahi Aturan KOTA-Banyaknya desa yang menggunakan pejabat sementara (Pjs), terutama untuk kepala desa sejauh ini masih bisa ditolerir. Hal ini karena sesuai dengan perda yang berlaku dan mengatur persoalan terkait. Roosli Hariyono, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (Bapemas Pemdes) Kabupaten Bangkalan menjelaskan sejumlah landasan formil terkait hal tersebut. “Itu sudah diatur berdasarkan Perda No 7 2006 tentang tata cara Yang terjadi selama ini pemilihan pen- di Bangkalan, BPD dan calonan pengangtokoh masyarakat katan pelantikan d a n p e m b e r - ROOSLI HARIYONO hentian kepala Kepala Badan desa. Masa jabat Pemberdayaan Pjs kepala desa Masyarakat selama-lamanya Pemerintahan Desa 6 bulan dimana perpanjangannya (Bapemas Pemdes) tidak dibatasi,” Kabupaten Bangkalan jelas Nono sapaan akrab Roosli Hariyono, Jumat (8/3). Dalam hal ini, kepala desa yang menjabat 2 kali periode dan setelahnya belum ada calon pengganti, maka kepemimpinan desa dilanjutkan oleh Pjs, yang ditunjuk pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan tokoh masyarakat untuk selama-lamanya 6 bulan tanpa adanya batasan perpanjangan. “Yang terjadi selama ini di Bangkalan, BPD dan tokoh masyarakat. Oleh karena tidak ada pengganti yang dirasa layak maka biasanya incumbent yang diajukan menjadi penjabat sementara. Bahkan disejumlah desa ini berlangsung hingga puluhan tahun akibat dari masyarakat sudah percaya dengan kepala desa tersebut,” paparnya. (jos/h4d)

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KOTA-Sidang gugatan dugaan penyerobotan lahan yang dilakukan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali berlanjut dengan agenda mendengarkan keterangan saksi, Jumat (8/3). Dalam sidang tersebut, pihak penggugat, yakni Abdul Manan dkk menghadirkan dua saksi; Mursalin dan Damanhuri. Hanya saja, keterangan yang diberikan Damanhuri dipandang menguntungkan UTM. Mantan Kepala Desa Telang itu mempertegas jika penggugat hanya sebagai penggarap. Sementara, ujarnya, tanah yang disengkatakan tetap atas nama R. Ayu Saodah Cokrodinoto yang tidak terawat. Tanah ini diketahui kemudian dibeli oleh pihak UTM. “Sejak saya menjabat pada tahun 1964, tanah tersebut tak pernah diurus, sehingga lahannya digarap oleh kakek penggugat, Mursalim,” ungkapnya. Lantaran Mursalim adalah penggarap lahan seluas 4 hektar tersebut, Damanhuri meminta pajak kepada pihak penggarap. Selama berpuluhpuluh tahun saat dirinya menjabat hingga tahun 1999, pajak terus

Aktivis LSM Dibacok KOTA- Untuk ketiga kalinya pembacokan kembali lagi terjadi di Bangkalan. Kali ini korbannya adalah Mahmudi Ibnu Khotib, seorang aktivis salah satu LSM. Pemuda asal Kecamatan Galis tersebut dibacok orang tak dikenal saat melintas dengan sepeda motor di Jalan Teuku Umar, tepatnya di depan kantor DPC Demokrat Bangkalan, Jumat (8/3). Akibatnya, Mahmudi mengalami luka yang cukup serius di bagian punggung dengan luka sayatan 50 cm dan luka lengan kanan kiri dengan panjang 10 cm. Ia kemudian dilarikan ke RSUD

Syamrabu oleh rekan-rekanya. “Setelah mendapat perawatan korban langsung dirujuk ke RS PHC Surabaya untuk penanganan lebih lanjut,” ujar dr. Alvian Nur, petugas jaga RSUD Syamrabu. Menanggapi kasus pembacokan tersebut, Wakapolres Bangkalan Kompol Budi Santosa membenarkan adanya tindakan pembacokan, namun pihaknya mengaku belum bisa menjelaskan kronologis kejadian tersebut sebab korban belum bisa dimintai keterangan dan masih di rujuk ke RS PHC Surabaya. “Kami belum bisa menjelaskan

kronologisnya karena korban mengalami luka cukup parah dan sedang di rujuk ke RS PHC Surabaya” ungkapnya. Lebih lanjut, Budi berharap agar masyarakat tidak berspekulasi terkait pembacokan yang terjadi kepada Mahmudi, dan pihaknya berjanji akan melakukan penyelidikan dan menindaklanjuti kasus tersebut hingga tuntas. “Saya minta masyarakat tidak berspekulasi, kita akan tindaklanjuti kasus ini dengan meminta keterangan dari korban dan saksi, hingga tuntas,” tandasnya. (fir/h4d)

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

DIBACOK: Mahmudi Ibnu Khotib ketika mendapat perawatan di RSUD Syamrabu, Jumat (8/3).

dibayar oleh pihak penggugat. Selanjutnya, sekitar tahun 1973, Damanhuri meyakini jika Universitas Bangkalan yang saat ini berubah nama menjadi UTM baru ada. Beberapa tanah yang digarap oleh keluarga Abdul Mannan secara turun temurun mulai dibanguni gedung kampus. Sementara itu, saksi kedua yakni Mursalin juga tidak mengetahui asal muasal tanah yang digarap secara turun temurun oleh keluarga tetangganya tersebut. “Sejak kecil saya tahu jika tanah itu digarap oleh keluarga Mannan,” paparnya. Namun Mursalin menegaskan, bahwa dirinya tidak tahu menahu terkait tanah tersebut sebenarnya milik siapa. Bahkan Mursalin pun mengaku tidak kenal dengan R. Ayu Saodah yang disebutkan oleh saksi pertama, termasuk pula R. Umar Fatah yang diduga merupakan ahli waris pemilik yang telah menjual tanah tersebut tak dikenalnya. “Setahu saya sampai sekarang digarap, tapi tinggal sedikit yang digarap di luar pagar , yang lain sudah dikapling serta dipagari oleh pihak UTM,” pungkasnya. (jos/h4d)

Tak Terpakai, Sisa DBHCHT Dikembalikan KOTA-Sejumlah Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dikembalikan ke kas daerah. Ini dilakukan karena sejumlah hal, yang diantaranya adalah dana tersebut tidak sesuai peruntukkkan yang telah ditetapkan dalam Juknis dan Juklaknya. Dari anggaran yang diterima oleh Dinas Kesehatan Bangkalan, sebesar Rp 1.508.883.400,00, sisa dana yang dikembalikan kepada kas daerah sebesar Rp 125.000.000.00. Kepala Bidang Penyusun Program Pemkab Bangkalan Sumaryono menjelaskan, bahwa alokasi DBHCHT 2012 sudah terealisasi. ”Untuk DBHCHT sudah direalisasikan,”terangnya, Jumat (8/3). Pihaknya menjelaskan, bentuk realisasi dari dana tersebut diwujudkan dalam bentuk pengadaan peralatan kesehatan dan kedokteran, pembinaan pemantauan dan evaluasi upaya penyakit akibat asap rokok, penyuluhan bahaya rokok, dan yang terakhir adalah pencegahan dan pelayanan kesehatan bagi penderita TB dan ISPA. Lebih lanjut Sumaryono menjelaskan, bahwa tidak semua anggaran DBHCHT terealisasi. ini lantaran proses realisasinya tidak sesuai dengan juknis yang ada. ”Tidak sesuai juknis, Sehingga sisa anggaran dikembalikan ke

kasda,” ujarnya. Selain itu, terdapat pula alasan lain pengembalian, yakni usulan realisasi yang tidak sesuai program dan tidak terlaksana dengan baik. ”Iya karena tidak sesuai juknis, programnya juga tidak jalan, maka dananya dikembalikan,” tuturnya. Sebagai informasi, pembagian dana cukai ini sejalan dengan Undang Undang Nomor 39 tentang cukai yang menyebutkan penerimaan negara dari cukai hasil tembakau yang dibuat di Indonesia dibagikan kepada daerah penghasil cukai hasil tembakau. Dikutip dari Nota Keuangan dan RAPBN 2013, penerimaan cukai mengalami pertumbuhan rata-rata 14,6 persen per tahun sejak 2007 hingga 2011. Penerimaan cukai didominasi oleh penerimaan cukai hasil tembakau yang memberikan kontribusi rata-rata 96,7 persen. Tahun ini, cukai hasil tembakau mengalami kenaikan 8,5 persen. Sebagai gambaran, pada APBN-P 2011, penerimaan cukai hasil tembakau mencapai Rp 73,3 triliun atau 95,1 persen dari target. Sedangkan pada APBN-P 2012, penerimaan mengalami peningkatan menjadi Rp 84,4 triliun atau 96,1 persen dari target. (jos/h4d)


SABTU

3

9 Maret 2013

Kondisi Jembatan Tolang Memprihatinkan

KM/SYAIFUL ISLAM

MENGENASKAN: Kondisi jembatan yang menghubungkan Desa Tolang dengan Naga Sareh, Kecamatan Banyuates, Sampang yang kondisinya sangat memprihatinkan.

INFRASTRUKTUR ‘Tambal Sulam’ Ganggu Pengguna Jalan KOTA-Sejumlah pengguna jalan yang melintas di Jalan Raya Jaksa Agung Suprapto, Kecamatan Kota, Kabupaten Sampang, merasa terganggu. Pasalnya, ada kegiatan tambal sulam terhadap jalan yang rusak, Jumat (8/3). Bahkan, ada pengguna jalan nyaris menabrak kendaraan lain. Beruntung, pengguna jalan bisa mengendalikan kenadaraannya sehingga kecelakaan tidak sampai terjadi. Akibat adanya tambal sulam tersebut arus lalu lintas di kawasan itu tersendat. “Kegiatan tambal sulam ini menggangu pengguna jalan yang melintas disana. Karena ada alat berat di tengah jalan,” terang pengendara sepeda motor, Ahmad Romadhon, pada Kabar Madura. Ia menjelaskan, dirinya tidak keberatan dengan adanya perbaikan jalan. Namun, waktu perbaikan jalan diatur. Misal, jika memasuki jam sibuk supaya tidak melakukan tambal sulam. Karena mengganggu arus lalu lintas. “Alangkah baiknya, kalau kegiatan tambal sulam dilakukan sore hari atau bukan jam sibuk biar tidak mengganggu Kami memang arus lalu lintas. Ka- melakukan tambal lau dilakukan jam sulam saat pagi sibuk, maka akan dan siang. Kalau membuat arus lalu malam para pekerja lintas terganggu,” istirahat.” ujarnya. Terpisah, Kepala MOHAMMAD Pembantu UPT PU HARIS Binamarga Peme- Kepala Pembantu kasan di Sampang, UPT PU Binamarga Sampang Mohammad Haris, menyatakan, kegiatan tambal sulam memang dilakukan pagi dan siang hari. Pihaknya tidak melakukan tambal sulam pada malam hari. “Kami memang melakukan tambal sulam saat pagi dan siang. Kalau malam para pekerja istirahat,” terang Haris saat dikonfirmasi. Ia menjelaskan, pasca jembatan suramadu beroperasi banyak kendaraan yang bertonase tinggi melintas. Kendaraan yang melintas seperti truk trailer bertonase sekitar 15 ton sampai 20 ton. Kendaraan ini mengangkut semen. Akibatnya, banyak jalan provinsi di Kabupaten Sampang yang rusak. Dirinya terus melakukan tambal sulam supaya jalan yang rusak tidak bertambah parah. Disamping itu, agar pengguna jalan tidak terganggu kalau segera diperbaiki. (ful/h4d)

KM/SYAIFUL ISLAM

TAMBAL SULAM: Sejumlah pengguna jalan mengeluhkan kegiatan tambal sulam karena membuat arus lalu lintas di sekitar tersendat. Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

BANYUATES-Kondisi jembatan yang menghubungkan Desa Tolang dengan Naga Sareh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, sangat memprihatinkan. Jembatan yang terbuat dari bambu tersebut sepertinya tidak layak untuk dilewati. Pasalnya, sebagian bambu jembatan sudah mulai rapuh. Sehingga bila dilewati dikhawatirkan akan ambruk. Tidak hanya itu, ketika angin kencang menerpa jembatan akan bergerak. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah supaya jembatan itu segera dibangun. Sehingga masyarakat tidak perlu takut lagi kalau melintas disana, karena kondisi yang sudah tidak layak. “Berdasarkan hasil pengamatan saya dan teman-teman di lapangan, ada beberapa jembatan desa yang kondisinya memprihatinkan dan perlu dibangun,” terang Ketua LSM FKP Mabes, Sunarto Wirodo, pada Kabar Madura, Jumat (8/3). Salah satu jembatan yang kondisinya tidak layak pakai, sambung Wirodo, yakni di Desa Tolang. Dimana jembatan tersebut menghubungkan ke Desa Naga Sareh. Terpisah, Kabid Perencanaan Dinas PU Binamarga Sampang

Triwibowo menyatakan, pihaknya akan menampung semua informasi yang masuk, termasuk kondisi jembatan di Desa Tolang yang memprihatinkan. “Kalau memang jembatan itu ingin dibangun, maka harus mengajukan proposal terlebih dulu yang diketahui kepala desa (Kades) dan Camat setempat. Nanti, kami akan melakukan survey ke lapangan untuk mengecekkan kebenaran,” paparnya. Menurutnya, jika hasil survei nanti menyebutkan kondisi jembatan betul-betul rusak dan sangat penting, maka akan dibangun. Ditanya berapa anggaran yang disiapkan untuk jembatan, ia mengaku antara jembatan satu dengan lain tidak sama anggarannya. Tergantung dari luas dan panjang serta kedalaman jembatan. Jika dihitung secara kasar dan dianggap yang lewat dibawah 5 ton, maka per meter perseginya Rp 10 juta. Misalnya, jika jembatan berukuran 5 X 4 meter, berarti anggaran yang disiapkan Rp 200 juta. “Kedalaman jurang yang diatasnya dibangun jembatan juga berpengaruh. Kalau kedalamannya dibawah 5 meter maka dana itu cocok. Tapi, jika lebih dalam maka biaya yang dibutuhkan lebih besar,” paparnya. (ful/h4d)

Tuntaskan Masalah Pengungsi Pusat dan Pemkab akan Duduk Bersama KOTA-Penanganan masalah pengungsi akibat konflik Syiah, sejauh ini masih belum juga jelas. Upaya relokasi yang sebelumnya disodorkan, ternyata mentah karena adanya penolakan dari pengungsi. Di satu sisi, solusi penyelesaian diharapkan segera ditemukan mengingat kondisi pengungsi yang terlunta-lunta. Berangkat dari hal tersebut, pemerintah pusat kini berencana akan duduk bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang untuk mengadakan pertemuan khusus membahas masalah pengungsi Syiah. Bupati Sampang Fannan Hasib mengatakan, setelah ada kunjungan perwakilan Komnas HAM, yakni Imdadun Rahmat beberapa waktu lalu, pihak Komnas HAM berjanji akan mendesak pemerintah pusat bertemu pemkab untuk bersama-sama membahas korban konflik horizontal. Bupati menyatakan, langkah itu dira-

sa tepat karena permasalahan yang selama ini sulit terselesaikan diharapkan bisa menemui titik terang ketimbang setiap kali banyak kunjungan pejabat yang datang tapi solusi belum juga ditemukan. “Menurut informasi dari Komnas HAM, pemerintah pusat sudah setuju untuk mengajak pemkab untuk duduk bersama, ini lebih baik daripada setiap kali datang namun tidak menemui penyelesaian,” ujar bupati pada Kabar Madura, Jumat (8/3). Namun bupati yang baru 2 pekan menjabat ini mengaku, belum mengetahui secara pasti kapan waktu pertemuan tersebut akan dilakukan. Dan yang saat ini bisa dilakukan oleh Pemkab Sampang hanyalah menunggu. “Tapi saya belum bisa memastikan itu kapan yang jelas untuk saat ini kita masih menunggu,” imbuhnya. Disinggung mengenai penanganan nasib pengungsi Syiah dalam pemerintahannya, Fannan mengatakan akan berusaha menyelesaikannya. Namun tidak mempunyai target waktu, dan pemerintah sendiri terus berusaha

KM/DOK

BELUM TUNTAS: Pemkab Sampang berharap peran aktif pemerintah pusat untuk bersamasama menentukan masa depan pengungsi konflik Syiah.

mencari penyelesaian dengan baik, karena para pengungsi merupakan rakyatnya juga.

“Kalau penyelesaian itu pasti tapi belum bisa mentargetkan kapan, yang jelas kita berusaha lah,” tandasnya. (waw/h4d)

Banyak Demo, Banyak Masukan

KM/AWALLUDDIN HUSNA

PINTU TERTUTUP: Museum yang tidak banyak diketahui masyarakat.

Museum Kurang Diminati Pengunjung KOTA–Museum yang dibangun Pemerintah Kabupaten Sampang di area objek wisata Makam Rato Ebu kurang mendapat apresiasi dari masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang mengetahui keberadaan museum di lokasi tersebut, termasuk dari kalangan pelajar. Meskipun keberadaan museum dinilai penting untuk mengenal sejarah namun karena tak dikelola dengan maksimal akhirnya berujung pada sepinya pengunjung. Bahkan tak banyak mengenal bahwa ada museum yang menyimpan barang bersejarah didalamnya. Seperti diungkapkan seorang siswa dari salah satu SMK Negeri di Sampang bernama Rusdi (17), dalam pengakuannya dia tidak tahu bahwa Sampang mempunyai museum. “Saya belum tahu kalau di Sampang ada

museum,” ujarnya saat ditemui sepulang sekolah, Jumat (8/3). Sejumlah warga Kelurahan Polagan yang tinggal berdekatan dengan museum juga tidak tahu bahwa gedung yang berdiri di area objek wisata Rato Ebu itu adalah museum. Hal ini disebabkan, bangunan tersebut lebih sering terlihat dalam kondisi tertutup. “Saya tidak tahu kalau itu museum, sebab setiap hari sering tertutup,” ungkap Yanto. Sementara itu Sekretaris Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Sampang Achmad Rochim Mawardi menjelaskan, museum tersebut sempat dijadikan sebagai kantor khusus bidang kebudayaan karena kantor Disbudparpora sedang dilakukan pembangunan sehingga lebih terlihat sebagai

kantor daripada museum. “Itu kan sebelumnya sempat menjadi kantor bidang kebudayaan waktu kantor Disbudparpora dibangun. Mungkin masyarakat tahunya hanya kantor saja,” ungkap Rochim, Jumat (8/3). Pada saat kantor Disbudparpora selesai terbangun kemudian ditinggalkan dan kembali berfungsi sebagai museum, namun diakuinya pengunjung disana masih sangat sedikit karena koleksi barang antiknya pun masih sedikit. “Pengunjungnya memang masih sedikit karena koleksinya juga tidak banyak tapi disana sudah kita berikan buku tamu untuk mendata berapa banyak pengunjung setiap harinya tapi belum tahu sudah dilaksanakan atau belum oleh petugasnya,” tandas Rochim. (waw/h4d)

KOTA– Aksi protes kepada kebijakan pemerintah seringkali dilakukan masyarakat. Unjuk rasa menjadi jalan menyalurkan aspirasi yang masih sering bisa dijumpai. Tak terkecuali di Sampang yang akhir-akhir ini sering dihiasi demontrasi. Sejak dilantiknya Fannan Hasib dan Fadhillah Budiono sebagai bupati dan wakil bupati Sampang Selasa (26/2) lalu, sedikitnya terdapat 4 kali aksi demonstrasi dari masyarakat. Namun, aksi protes dan penyampaian aspirasi ini disampaikan sebagai wujud kepedulian masyarakatnya terhadap pemerintah. Seperti yang disampaikan Fandi, salah satu masyarakat yang merasa peduli dengan pemerintahan saat ini. Ia mengatakan, aksi demo yang dilakukan bersama warga camplong yang menilai pengerjaan pelabuhan di Desa Sejati sem-

pat merusakkan akses jalan desa yang menjadi tempat hilir mudik pengangkut pasir. “Kita hanya ingin menyampaikan keluhan kami kepada pemimpin baru Sampang yang sudah dilantik,” ujarnya saat ditemui dirumahnya, Jumat (8/3). Dalam hal ini, Wabup Sampang Fadhillah Budiono mengatakan aksi demo yang dilakukan masyarakatnya sebagai salah satu wujud masyarakat yang peduli terhadap kondisi sekitar. Namun, diharapkan semacam aksi ini harus dilaksanakan dengan ketentuan dan tidak bersikap anarkisme. “Kita memandang banyaknya demo itu sebagai laporan rakyat, masukan kepada kami dimana yang kita tidak tahu menjadi tahu,” ujar Wabup usai menanggapi salah satu demo terakhir dalam pekan ini, kemarin. (sya/h4d)

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

SALURKAN ASPIRASI: Aksi unjuk rasa dilakukan salah satunya sebagai wujud protes dari kebijakan pemerintah terhadap masyarakat dibawah.


4

SABTU

9 Maret 2013

SEWA LAHAN

Proyek Trotoar Dinas PU Ambhu Masyarakat Cium Ada Indikasi Permainan

KM/FATHOR RAHMAN

PEMBOROSAN: Pemkab Pamekasan dituding menghamburkan uang negara untuk menyewa lahan meski pemasukan jauh di bawah anggaran sewa yang dikeluarkan.

Besar Pasak daripada Tiang KOTA-Pemkab Pamekasan dinilai telah melakukan pemborosan dengan menyewa lahan bekas stasiun yang kini menjadi aset PT Kereta Api. Nilai sewa Rp 600 juta disebut terlalu mahal dan tidak sesuai dengan dengan pemasukan dana. Meski harga sewa setiap tahunnya selalu naik, namun Pemkab Pamekasan tetap keukeuh menyewa lahan tersebut meski minimnya pemasukan dana tidak bisa menutupi tingginya harga sewa. “Pamekasan memiliki sejumlah lahan yang cukup potensial dijadikan sumber pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah, red). Seharusnya pemkab memaksimalkan potensi lahan yang ada dan tidak perlu menyewa lahan bekas stasiun tersebut. Besar pasak daripada tiang,” kritik Ketua Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Pamekasan, Heru Budhi Prayitno, kepada Kabar Madura, kemarin. Ia mengatakan, seharusnya lahan milik pemkab yang ada digunakan untuk para pedagang sehingga ada pemasukan daerah. Sementara menyewa lahan bekas stasiun kurang memberikan pemasukan dan justru menghabiskan anggaran pemkab. Kepala Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Pamekasan, Taufiqurrachman, menyampaikan bahwa tujuan awal dalam penyewaan lahan di Jalan Trunujoyo tersebut untuk penataan kota agar kawasan yang awalnya kumuh dan sering dijadikan tempat maksiat tersebut berubah menjadi kawasan yang bersih dan asri. ”Sewa lahan bekas stasiun bukan semata bertujuan untuk meningkatkan PAD saja, tetapi ada tujuan lain, yakni untuk keindahan kota agar tempat tersebut tidak kumuh dan tidak dijadikan tempat mesum,” kilah Taufiq. Ia tidak mengelak, secara hitungan matematika, pengeluaran pemkab untuk biaya sewa lahan tersebut tidak sesuai dengan pemasukan. Namun ia berdalih ada manfaat lain yang bisa dipetik dengan dikelolanya lahan tersebut. ”Memang pemasukan tidak sebanding dengan pengeluaran sewa. Tetapi kalau dihitung dari manfaatnya, kami tidak rugi karena daerah bisa menampung PKL dan bisa menjadi tempat rekreasi kuliner. Apalagi pemkab tidak memungut kepada pedagang sehingga dinilai memberikan manfaat yang luar biasa,” tandasnya. Sekkab Pamekasan, Herman Kusnadi, ketika ditanya terkait sewa lahan tersebut yang dinilai sia-sia secara ekonomis, enggan memberikan komentar. Ia memilih diam dengan alasan takut salah memberikan keterangan. ”Saya tidak bisa memberikan komentar soal sewa lahan bekas stasiun. Saya no comnent saja dan silakan ditindaklanjuti kepada pihak terkait,” singkat Herman. (ong/rr)

KOTA-Puluhan aktivis Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (Gempar) Pamekasan mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk menemui kepala dinas, Totok Hartanto, Jumat (8/3). Mereka mempertanyakan pekerjaan trotoar di Pamekasan yang tiba-tiba dihentikan dan terkesan amburadul. Massa Gempar membawa tiga tuntutan, yakni: transparansi terkait penggunaan anggaran perbaikan trotoar di beberapa titik di Pamekasan; anggaran tahun 2013 harus dihandle pemerintah daerah karena kinerja

rekanan yang tidak jelas; serta meminta pertanggungjawaban Kepala Dinas PU terkait proyek perbaikan trotoar yang tak kunjung selesai. ”Kami mencium adanya indikasi permainan dalam proyek perbaikan trotoar. Seperti kita lihat, proyek perbaikan trotoar terkesan amburadul. Selain itu, rekanan sudah tidak ada pekerjaan lagi, padahal masih banyak proyek perbaikan trotoar yang belum selesai,” beber Koordinator Massa Gempar, Feri Hermawan. ”Kami tahu jika anggaran untuk proyek ini cukup besar. Tapi mengapa justru proyek perbaikan trotoar tersebut masih belum jelas kapan selesainya,” imbuh Feri kepada Kabar

Madura, kemarin. Pekerjaan proyek perbaikan trotoar dinilai tidak konsisten karena ketika mengerjakan perbaikan di satu titik belum selesai, sudah pindah ke lokasi lain. Demikian juga di lokasi pengerjaan baru, belum selesai sudah kembali pindah. Kepala Dinas PU Pamekasan, Totok Hartanto, menjawab jika pekerjaan perbaikan trotoar tersebut tidak dilangsung diselesaikan, tetapi dilakukan secara bertahap. Dengan alasan target penyelesaiannya sudah jelas. ”Kalau terkesan mandek, sebenarnya itu bukan mandek, melainkan karena memang pekerjaannya dilakukan secara bertahap. Dan proyek tersebut

FKMP: Kejari Pamekasan Lembek! Unjuk Rasa Terkait Kasus Dugaan Korupsi Dana Bantuan Sapi KOTA-”Kejari Pamekasan Lembek!” Demikian kalimat yang diteriakkan puluhan aktivis Forum Komunikasi dan Monitoring Pamekasan (FKMP) ketika meluruk Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Pamekasan yang berada di Jalan Raya Panglegur, Jumat (8/3). Mereka meminta Kejari menuntaskan kasus dugaan korupsi dana bantuan sapi yang selama ini ‘jalan di tempat’. ”Kejari Pamekasan sangat lamban dalam menangani kasus dugaan korupsi ini. Tersangkanya sudah ditetapkan tetapi sampai sekarang masih belum ditahan. Tidak salah jika kita menduga penegak hukum ada kongkalikong dengan koruptor bantuan sapi,” teriak salah seorang massa yang melakukan orasi di depan Kantor Kejari Pamekasan. Dalam aksi unjuk rasa tersebut, FKMP menuntut kepada Kejari Pamekasan untuk menuntaskan dugaan korupsi dana pengadaan bantuan sapi. Mereka juga meminta Kejari segera mengungkap dan memanggil pihak-pihak yang terindikasi ikut serta dalam menikmati dana tersebut, termasuk segera menahan para tersangka yang sudah ditetapkan. ”Yang terpenting Kejari Pamekasan tidak tebang pilih dalam menyeret pihak-pihak yang terlibat dalam kasus itu. Kejari harus proaktif dan lebih sigap serta tidak mudah diintervensi oleh pihak mana pun dalam melakukan pengusutan segala bentuk pelanggaran hukum yang melibatkan para elit politik,” ucap Hanafi, Koordinator Aksi.

KM/FATHOR RAHMAN

KONTROL SOSIAL: Massa FKMP mendatangi Kantor Kejari Pamekasan dalam kondisi hujan meminta penuntasan kasus dugaan korupsi dana pengadaan bantuan sapi Dinas Peternakan setempat.

Namun para pengunjuk rasa harus memendam kekecewaan karena tidak ditemui oleh Kepala Kejari Pamekasan, Agus Irianto, yang dikatakan tidak berada di kantor pada saat massa mendatangi Kejari Pamekasan dalam kondisi basah kuyup tersiram hujan. ”Sekali lagi kami mendesak Kejari mengusut tuntas kasus tersebut serta

segera menahan para tersangka yang telah ditetapkan. Jujur kami kecewa karena tidak ditemui oleh kajari. Sedangkan yang menemui kami mengaku tidak paham dengan persoalan yang dimaksud,” imbuh Hanafi. Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejari Pamekasan, Syafii, yang menemui pengunjuk rasa hanya me-

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

nampung dan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pimpinannya. Disampaikan Syafii, bahwa kemarin Kejari Pamekasan sudah memanggil dan hendak memeriksa Wakil Ketua DPRD Pamekasan yang diduga terkait dalam kasus tersebut. Namun yang bersangkutan tidak hadir dengan alasan sakit. (ong/rr)

Berkas Perkara Nurmaluddin P19

e-KTP Aktivasi Masih Bermasalah KOTA-Aktivasi elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) di setiap kecamatan sebagai validitas data personal di Pamekasan saat ini masih bermasalah karena adanya gangguan. Pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Pamekasan berdalih bahwa gangguan tersebut berasal dari pemerintah pusat. Kepala Dispendukcapil Pamekasan, Muhammad Alwi, berkelit dengan mengatakan jika permasalahan aktivasi tersebut bukan merupakan kesalahan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan. ”Gangguan aktivasi berasal dari pusat karena ada peningkatan dari versi 2.2 menjadi 3. Gangguan tersebut bukan hanya terjadi di Pamekasan saja, tetapi berlaku secara nasional,” kelitnya, Jumat (8/3). Ia menambahkan, versi yang diterapkan selama ini dinilai masih kurang sempurna sehingga dilakukan peningkatan versi yang terbaru dan berdampak pada seluruh kabupaten/kota di Indonesia. ”Kita sudah meminta script ke pusat (Jakarta, red) dan Surabaya. Tapi masih belum dapat dan Insya Allah dalam waktu dekat ini mereka berjanji akan mengirimkan script ke Pamekasan,” tandasnya. Qusyairi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan, menyesalkan langkah Dispendukcapil setempat yang tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait belum teraktivasinya e-KTP tersebut. ”Mestinya pemerintah melalui Dispendukcapil dan kecamatan setempat segera menyosialisasi kepada masyarakat yang ada di bawah sehingga tidak merugikan masyarakat. Baik rugi waktu, tenaga, dan material,” ujarnya. (jck/rr)

dikerjakan tidak melalui anggaran multiyears,” ujar Totok mecoba berkilah. Ia juga mencoba berkelit dengan mengatakan jika pekerjaan tersebut tidak harus diselesaikan secara tuntas pada satu titik lokasi sekaligus karena proses pekerjaan tersebut nantinya berkaitan dengan pertanggungjawaban anggaran. ”Anggaran tahun 2012 tidak mencukupi untuk penyelesaian seluruh trotoar di kota Pamekasan. Tahap selanjutnya diambilkan dari anggaran tahun 2013. Soal pekerjaan trotoar yang berhenti total karena memang sekarang sudah masuk tahun 2013 jadi kami masih menunggu anggaran tahun ini,” imbuhnya. (ong/rr)

KM/MARZUKIY

BERHENTI SEMENTARA: Petugas Satpol PP Pamekasan sedang memeriksa mini market Alfamart yang tidak memiliki izin dan ditutup paksa pada Kamis (7/3) kemarin lusa.

Proses Perizinan Pasar Modern Diperketat KOTA-Mencuatnya permasalahan mini market yang tidak memiliki izin di Pamekasan menjadi pelajaran bagi pemkab dalam mengawasi dan mengeluarkan proses perizinan yang dilayangkan oleh pihak manajemen toko modern. ”Untuk mini market, proses perizinannya sementara kami tunda dulu karena masih melakukan proses regulasi peraturan daerah (perda) yang mengatur pasar modern tersebut,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pamekasan, Herman Kusnadi, Jumat (8/3). Perda tersebut, kata Herman, masih akan dibahas dengan DPRD untuk mengetahui langkah terbaik yang akan ditempuh sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. ”Perda tersebut saat ini sudah masuk ke kita dan segera dibahas dengan dewan,” tambahnya. Perizinan itu akan dikeluarkan

setelah seluruh pembahasan perda tersebut selesai sehingga mini market yang tidak mengantongi surat izin itu tidak akan memperoleh surat izin operasional selama proses pembahasan perda belum selesai. ”Kami belum bisa memastikan kapan selesainya pembahasan itu. Insya Allah tahun ini sudah rampung. Kami berharap semuanya bisa sabar menunggu dalam kurun waktu satu hingga bulan dua bulan ini,” imbuhnya. Wakil Ketua Komisi B DPRD Pamekasan, Fathorrahman, pernah mengatakan jika perizinan pendirian pasar modern di Pamekasan untuk sementara diberhentikan melihat fenomena kondisi pasar modern atau mini market yang kian mem-booming. Pemangku kebijakan di Pamekasan tidak ingin mini market semakin menjamur di kabupaten tersebut sehingga

menekan perekonomian masyarakat bawah yang selama ini mengandalkan pasar tradisional dan toko-toko kelontong. ”Saat ini perizinan pendirian pasar modern masih dipending. Kita masih melakukan penataan pasar dengan jelas, artinya untuk pendirian pasar modern harus sesuai dengan permintaan masyarakat dan sementara perizinannya dihentikan dulu,” ungkap Fathorrahman. Namun ia tidak mengelak jika sewaktu-waktu pintu perizinan tersebut akan kembali dibuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ia berdalih penghentian izin pendirian pasar modern tersebut tidak lain untuk melindungi kepentingan masyarakat kecil. Ia menambahkan, sebagian mini market yang saat ini sudah berdiri telah sesuai dengan ketentuan yang menjadi persyaratan, termasuk jam operasional 24 jam atau tidak. (jck/rr)

KOTA-Berkas perkara Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Pamekasan, Nurmaluddin, yang dilimpahkan ke Kejari Pamekasan pada tanggal 22 Februari lalu, sehari setelah diterbitkannya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP), dinyatakan belum sempurna (P19) dan dikembalikan kepada penyidik Kepolisian Resor (Polres) Pamekasan. ”Berkas perkara Kepala Kankemenag Pamekasan kami kembalikan lagi ke penyidik Polres Pamekasan karena setelah kami dalami dan kami kami kaji, ternyata masih ada berkas yang belum lengkap. Kami meminta penyidik polres melengkapi kekurangan

berkas tersebut,” ungkap Kasi Pidum Kejari Pamekasan, Syafii, kemarin. Terkait kekurangan dalam berkas tersebut, Syafii, enggan untuk memaparkan secara detail dengan alasan bukan merupakan konsumsi publik dan bersifat rahasia. Menurutnya, hasil penyidikan dari polres akan menjadi acuan jaksa penuntut umum (JPU) dalam membuat dakwaan. ”Saya tidak bisa menjelaskan secara rinci apa saja kekurangan dalam berkas perkara tersebut sehingga harus dikembalikan lagi kepada penyidik. Apalagi kekurangan tersebut tergolong banyak sehingga saya pribadi tidak menghafalnya,” kilah Syafii. (ong/rr)

KM/DOK

NURMALUDDIN Kepala Kankemenag Pamekasan


SABTU

5

9 Maret 2013

Pelaku Aksi Unjuk Rasa Terancam Pidana Jika Ada Laporan dari Pasien yang Ditelantarkan KOTA-Aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah perawat dan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moh. Anwar Sumenep, beberapa waktu lalu, di dalam rumah sakit, berbuntut panjang. Aksi tersebut mendapat ancaman serius karena dinilai melanggar hukum. Lembaga Penasihat Hukum Medis Sumenep (LPHMS) menilai, aksi tersebut telah melanggar Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Anggota LPHMS, Ahmad Novel, menegaskan jika dalam undang-undang tersebut secara tegas disebutkan bahwa setiap orang yang memiliki ilmu kesehatan wajib hukumnya melayani siapapun yang sedang terbaring sakit. ”Jika terbukti melakukan penelantaran terhadap pasien, mereka bakal terkena sanksi pidana merujuk dari hukum undang-undang itu sendiri,” tegas Novel yang juga mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Jumat (8/3). Berdasar kode etik dan Undang-Undang No 36 Ta-

hun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 32, menegaskan bahwa misi utama lembaga rumah sakit yakni memberikan layanan kesehatan pada pasien. Dengan tegas Novel mengatakan bahwa melakukan unjuk rasa di dalam rumah sakit telah melangkahi kode etik tersebut. ”Setiap aksi jelas akan mengundang reaksi meskipun itu aksi damai,” tegasnya. Ia sangat menyesalkan sikap yang diambil oleh tenaga medis dengan melakukan aksi di dalam rumah sakit. Apalagi, peserta demo tersebut terdiri dari seorang dokter atau perawat sehingga sudah meninggalkan kewajibannya untuk melayani pasien selama beberapa jam. ”Apabila ada pasien yang melaporkan kejadian tersebut hingga akibat unjuk rasa kemudian tidak tertangani oleh tenaga medis. Terlebih jika ada pasien yang meninggal, itu bisa diproses secara pidana dan perdata. Karena jelas telah melalaikan kewajiban,” jelasnya. ”Kalau hanya soal menyampaikan aspirasi, tidak harus koar-koar seperti itu. Mereka kan kaum intelek, jadi bisa mengutus perwakilan dan menyampaikannya kepada manajemen,” pungkas Novel. (aqu/rr)

KM / BUSRI THAHA

SUMPAH JABATAN: Bupati Sumenep A. Busyro Karim melantik Hadi Soetarto (dua dari kanan) sebagai Sekkab dan Didik Untung Samsidi (kanan) sebagai Kepala Inspektorat Sumenep di Pendapa Agung Keraton Sumenep, Jumat (8/3)

Sumenep Punya Sekkab Definitif SUMENEP-Kabupaten Sumenep resmi memiliki Sekretaris Kabupaten (Sekkab) definitif setelah Bupati A. Karim Busyro melantik Hadi Soetarto yang sebelumnya menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Sekkab. Dalam acara pelantikan yang dilaksanakan di Pendapa Agung Keraton Sumenep, Jumat

(8/3), selain posisi Sekkab, bupati juga melantik Didik Untung Samsidi sebagai Kepala Inspektorat Sumenep. Sebelum menjabat sebagai Plt Sekkab Sumenep, Hadi Soetarto, menduduki poisis Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Sementara Didik Untung

Samsidi, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumenep yang saat ini sedang berpolemik dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat terkait persoalan tudingan data fiktif jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal. (bus/rr)

KM/DOK

LANGGAR UNDANG-UNDANG: Petugas medis yang melakukan aksi unjuk rasa di dalam RSUD Sumenep dapat dijerat pasal pidana dan prdata jika ada pasien yang melaporkan tindakan mereka.

Warga Desa Pinggir Papas Pertanyakan Bantuan RTLH

KM/ AHMAD AINOL HORRI

TIDAK PUAS: Perwakilan warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, mendatangi gedung DPRD Sumenep untuk mempertanyakan kejanggalan dalam realisasi program RTLH di desa mereka.

KOTA-Merasa ada yang janggal dalam realisasi program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), sejumlah warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, mendatangi kantor DPRD Sumenep, Jumat (8/3), untuk mempertanyakan mekanisme bantuan program RTLH yang diberikan kepada warga Desa Pinggir Papas. Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pinggir Papas, Abdul Rahman, menyampaikan bahwa bantuan RTLH yang diberikan kepada masyarakat tidak sampai Rp 6 juta seperti yang ditetapkan. Keluarga penerima hanya menerima bantuan tersebut antara Rp juta sampai Rp 4 juta dengan bentuk barang. ”Bantuan untuk rumah tidak layak huni tersebut diberikan antara Rp 3 juta sampai Rp 4 juta saja. Setahu kami, jumlah

bantuan tersebut biasanya sebesar Rp 6 juta. Lalu ke mana sisanya?” tanya salah seorang anggota BPD Pinggir Papas. Pihak BPD Pinggir Papas juga kecewa lantaran tidak pernah dilibatkan dalam program bantuan RTLH tersebut. Untuk itu mereka mencoba menghadap Komisi C DPRD setempat untuk mempertanyakan program tersebut. Namun kedatangan mereka ke gedung dewan tidak membuahkan hasil. Semua anggota dewan khususnya Komisi C, tidak berada di kantor sehingga apa yang menjadi tujuan warga Desa Pinggir Papas tidak tersampaikan. ”Tujuan kami datang ke sini untuk menemui Komisi C guna mengklarifikasi program bantuan RTLH seperti apa mekanisme yang sebenarnya. Apa benar jumlahnya hanya berkisar antara

Rp 3 juta hingga Rp 4 juta, atau lebih? Tapi sayang semua anggota dewan tidak ada di kantor,” ungkapnya sedih. Sekretaris DPRD Sumenep, Sunarto, menjelaskan jika ingin melakukan pertemuan untuk membicarakan sesuatu yang bersifat penting dengan anggota DPRD harus melalui surat formal agar waktu pertemuan untuk menyampaikan aspirasinya bisa diatur dengan baik. Ia kemudian menyampaikan bahwa sejak Sabtu (2/3) lalu seluruh anggota DPRD Sumenep sedang mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) di Jakarta. ”Saya sering menyampaikan jika ada kepentingan secara formal harus mengirim surat dulu agar bisa diatur waktunya. Sekarang anggota DPRD sedang mengikuti diklat di Jakarta,” jawabnya. (rei/rr)

Kelanjutan Pembangunan Pasar Anom Belum Jelas KOTA-Pasca pemutusan kontrak oleh Pemkab Sumenep dalam pelaksanaan mega proyek pembangunan Pasar Anom Baru, masih belum dipastikan kapan proyek tersebut akan dilanjutkan. PT Surya Bayu Sejahtera (SBS) masih belum mengembalikan kelebihan uang muka pelaksanaan proyek tersebut sebesar Rp 833 juta. Kewajiban mengembalikan dana tersebut sesuai dengan hasil temuan Badan Pemeriksan Keuangan (BPK) Jawa Timur. Seperti diberitakan, Pemkab menghentikan proyek pembangunan Pasar Anom Baru Sumenep tahap pertama. Penghentian tersebut karena diduga terjadi penyimpangan dalam pemasangan tiang pancang. Tiang pancang yang semestinya berada di kedalaman 12 meter hanya dilaksanakan sedalam 6 meter. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Sumenep, Carto, mengatakan akan tetap melakukan koordinasi dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep yang bertindak sebagai kuasa hukum negara. Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

Kepala Kejari Sumenep, Bambang Hartoto, yang bertindak sebagai kuasa hukum negara sebelumnya telah melakukan penagihan terhadap PT SBS dengan mengirimkan surat agar melakukan pengembalian kelebihan uang tersebut. Menurutnya, persoalan kelanjutakan pembangunan Pasar Anom baru masih belum bisa dipastikan kapan akan dilaksanakan. Pihaknya masih fokus terhadap proses penyelesaikan pengembalian dana tersebut. ”Kita masih fokus pada proses penyelesaian itu (pengembalian uang, red) sehingga persoalan kapan akan dimulai lagi pembangunan selanjutnya, masih kita pikirkan kemudian,” ujar Carto, Jumat (8/3). Ia menjelaskan, berdasar informasi dari Kejari Sumenep, kuasa hukum negara sudah mengirimkan surat yang pertama kepada PT SBS. ”Jika surat pertama tidak mendapatkan respon, akan dikirimkan surat yang kedua sampai dengan tiga kali,” ujar Kepala DPPKA yang mengaku surat pertama

masih belum mendapatkan balasan. Sebelumnya, Bambang Hartoto mengatakan jika hingga kini kasus tersebut masih terus berjalan. Hanya saja, masih belum ada kesamaan persepsi antara pihak kejari selaku kuasa hukum negara dengan PT SBS. Tidak adanya kesamaan persepsi yang dimaksud terkait dengan nominal uang yang harus dikembalikan oleh PT SBS kepada Pemkab Sumenep. ”Masih belum menemukan titik temu,” jelas Bambang. Menurutnya, nominal yang harus dikembalikan tersebut bukanlah keputusan dari Kejari Sumenep, melainkan rekomendasi dari BPK Jawa Timur. ”Kita masih belum bertemu secara langsung dengan PT SBS. Sampai saat ini masih melalui surat menyurat. Jawaban dari PT SBS juga melalui surat,” pungkas kepala kejaksaan yang mengeluarkan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3) kasus pesangon dewan Sumenep yang sempat menyeret nama Bupati A. Busyro Karim tersebut. (bus/rr)

KM/DOK

KABUR: Kelanjutan pembangunan Pasar Anom baru masih belum jelas setelah PT SBS selaku rekanan masih belum mengembalikan kelebihan uang muka pelaksanaan proyek.


6

SABTU

9 Maret 2013

Langsung Disambut Suporter Lancang Kuning Sambungan dari hal 1

Doa yang dimunajadkan saat dini hari tersebut, tentunya agar perjalanan lancar dan selamat, serta tujuan utama dari lawatan ke Riau tercapai, yakni mencuri poin. Tepat pukul 04.20 WIB, rombongan sampai di Bandara Juanda. Selain sarapan pagi, rombongan memanfaatkan waktu yang ada untuk melaksanakan salat bagi yang muslim. Yang lain, memanfaatkannya untuk saling menghibur agar mempererat keakraban. Tepat pukul 05.20 WIB, pesawat Garuda GA 0303 take off dari Bandara Juanda menuju Jakarta. Perjalanan ke Riau, memang terlebih dahulu transit di Bandara SoekarnoHatta Jakarta. Mendarat di Bandara terbesar di Indonesia, rombongan tidak banyak waktu untuk bersantai. Pasalnya, 25 menit kemudian rombongan sudah harus duduk manis di pesawat Garuda GA0168 yang akan membawa rombongan ke Bandara Sul-

tan Syarif Kasim II Riau. Dua kali pindah pesawat, dua kali pula pesawat yang ditumpangi rombongan harus tertunda mendarat di masing-masing Bandara. Ketika akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, pesawat yang mengangkut pemain harus melayanglayang terlebih dahulu di atas Bandara. Hal itu terjadi, karena lalu lintas pesawat sedang ramai. Sementara ketika akan mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, pesawat yang membawa rombongan harus melayang-layang kembali di udara selama 30 menit, karena cuaca kurang bersahabat. Tepat pukul 12.20 WIB, (Jakarta dan Riau sama-sama menggunakan WIB), rombongan mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II dengan selamat. Dua kali sempat mengalami penundaan pendaratan, menurut Zaenal Arif, pemain yang pernah merumput di PSPS Pekanbaru adalah hal biasa. ”Bandara di sini (Riau, Red) memang kabutnya sangat

tebal. Kadang jarak pandang hanya enam kilometer. Sudah biasa jika penerbangan di sini sering ditunda pendaratannya,” jelas Zaenal. Beberapa saat setelah mendarat di Bandara, LOC Panpel setempat langsung memberitahukan bus angkutan telah disediakan. Selain bus, mereka juga ikut bersibuk-sibuk ria melakukan pengecekan barang bawaan tim. Dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, rombongan menuju Hotel Mona Plaza yang terletak di Jalan Jl. Hr. Soebrantas. Tepatnya di Kilometer 12. Butuh sekitar 35 menit perjalanan dari Bandara menuju hotel. Selama waktu perjalanan tersebut, tak banyak aktivitas yang dilakukan rombongan, kecuali melepaskan penat karena lamanya perjalanan. Hotel Mona Plaza, untuk ukuran di Pekanbaru-Riau adalah hotel mewah. Tak heran, tidak banyak klub sepak bola yang menggunakan hotel ini. Karena memang harga sewanya tergolong mahal. ”Demi untuk memberikan

kenyamanan bagi pemain memang harus diberikan tempat yang nyaman sebelum bertanding,” jelas Achsanul Qosasi, tentang hotel yang disetujuinya sebagai tempat penginapan pemain P-MU selama di Pekanbaru. Rombongan pemain sempat dikejutkan dengan terpampangnya spanduk yang sengaja dipasang oleh Lancang Kuning Mania. Sebab spanduk tersebut bertuliskan ”Selamat Datang Tim Persepam MU.” Sebutan Persepam MU, menurut Syahlah, salah satu pemasang, karena memang sudah populer di Riau. Bahkan, menurut Syahlah, para suporter lebih suka menyebutnya Persepam Madura. Ikhwal populernya P-MU dinegeri Lancang Kuning ini, karena tiga pemain PSPS musim lalu menjadi skuad P-MU. ”Musim lalu, Michael Orah, Zaenal Arif dan Ali Khadafi main di sini. Sayang, PSPS sekarang sudah bukan milik Pekanbaru lagi. Tapi sudah milik Kampar,” jelas Syahlah. (ed)

Dulu ke Sana Cukup Lewat Break Water Ciptaan Belanda Sambungan dari hal 1

Paling tidak begitulah cerita yang dikemukakan oleh sejumlah nara sumber yang ditemui Kabar Madura. Sekarang masyarakat yang hendak pergi ke sana harus menggunakan perahu motor atau kapal dari sejumah pelabuhan resmi maupun pelabuhan rakyat, baik yang ada di Surabaya maupun di Bangkalan. Dan waktu tempuh menuju pulau tersebut berkisar antara 1-2 jam perjalanan laut. Dahulu orang yang ke sana hanya perlu melintasi break water (pemecah ombak) yang di bangun pada kisaran tahun 1800 atau tepatnya pada era pemerintahan kolonial Belanda. “Dahulu leluhur saya yang perahunya karam di sekitar Karang Jamuang, tinggal berjalan ke daratan lewat break water,” ungkap Mahmudi, Anggota Komisi C DPRD Bangkalan mengisahakan sejarah Karang Jamuang. Hal sama juga diungkapkan oleh Kepala Bappeda Bangkalan Drs. Saad Asj’ary. Saad menuturkan, dari cerita para orangtua di daerahnya Karang Jamaung memiliki peran penting saat zaman Belanda, bahkan dia mengatakan sering banyak ne-

layan yang menggunakan break water dan berjalan dari Pulau Karang Jamung ke daratan di Bangkalan. “Kebetulan saya dekat dengan lokasi di sana, menurut cerita orang-orang sepuh di sana break water yang menghubungkan Karang Jamuang dan daratan di Bangkalan sering digunakan para nelayan yang kapalnya karam,” ungkapnya. Sayangnya hingga kini belum juga diketahui peran penting lain Pulau Karang Jamuang dan break water tersebut, mengingat lokasi Karang Jamuang sangat penting terhadap lalulintas perairan yang hendak keluar-masuk Selat Madura, namun dipastikan jika apapun fungsi strategisnya tentu wilayah tersebut sudah dipikirkan secara matangmatang oleh Belanda, seperti yang diungkapkan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya Laksamana Pertama TNI Sumadi, S.Sos kepada Kabar Madura. Menurutnya posisi strategis Pulau Karang Jamuang sebagai pintu masuk ke Tanjung Perak tentu dimanfaatkan untuk Belanda, namun ia enggan berspekulasi apakah lokasi antara Karang Jamaung dan Bangkalan da-

hulunya juga ditempatkan sebagai pangkalan militer. “Tentu Belanda membuat break water bukan tanpa alasan, tapi apakah fungsinya kita perlu selidiki dulu,” ungkapnya. Di balik fungsinya saat ini sebagai pemandu kapal yang masuk lewat Selat Madura menuju Tanjung Perak maupun sebaliknya, Karang Jamuang juga memiliki pesona alam yang luar biasa. Vegetasi alam yang ada, lautannya, dan keberadaan pasir putih serta objek lainnya, terutama bagi mereka pegiat olahraga memancing. Karang Jamuang yang kini tengah dalam polemik terkait kepemilikan merupakan tempat bagi mereka yang mencari ragam jenis ikan kakap terutama kakap merah. “Di sana ikan kakapnya besar-besar, kalau ke pulaunya saya belum tapi dari jauh sudah tampak indah,” ungkap Eko Krismiyanto, wartawan salah satu media cetak yang juga gemar memancing. Keindahan pulau ini juga diungkapkan Ardiyansah, warga Bangkalan yang juga aktif di Dewan Kesehatan Bangkalan (DKR) ini mengaku pernah berkunjung ke pulau Karang Jamuang tersebut. Ia mengungkapkan ketakjubannya terhadap

keindahan alam di pulau tersebut. “Betapa tidak indah, kita akan disuguhi hamparan pasir putih yang belum terjamah, burung bangau yang menyeruak dari hutan bakau yang masih alami jauh dari jamahan tangan manusia,’ ujarnya. “Pemandangannya indah sekali dan sangat mengesankan” ungkapnya. Lebih lanjut Ardiyansah menuturkan Pulau Jamuang terdiri dari dua pulau, dimana pulau pertama dihuni sejumlah administrator yang biasanya terdiri dari 8-10 petugas. Sedangkan di pulau yang kedua sudah terdapat fasilitas peristirahatan seperti gazebo dan jalan setapak dari beton. “Ada dua pulau di sana mas, satu dihuni satunya tidak tapi sudah ada tempat peristirahatan” ungkapnya. Terkait rencana PT Pelindo III yang hendak menjadikanya objek wisata melalui anak perusahaannya Pelindo Marine Servise (PT. PMS), Kepala Disporabudpar Bangkalan, Widjaja Krisna mengungkapkan saat ini belum ada rencana untuk pengembangan Pulau Karang Jamaung dan akan menyambut baik jika ada pihak ketiga yang akan membantu mengelolanya. (zis)

Warga Resah Kapal Selam Asing Sambungan dari hal 1

Mereka curiga misi kapal asing itu mengusung kepentingan politik ekonomi di wilayah kepulauan Sumenep yang dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah. Karena itulah, perwakilan warga kepulauan pun mendatangi gedung DPRD Sumenep. Mereka menilai pemerintah perlu merespon keberadaan kapal selam asing yang sering melintas di perairan pulau Sapudi tersebut. ”Kenapa kapal selam itu dibiarkan, pertanyaan kita apa tujuan mereka

masuk teritorial Sumenep? Asumsi masyarakat bahwa ada kepentingan ekonomi terkait adanya sumbersumber migas yang ada di kepulauan. Dan ini yang menjadi incaran kapal asing itu,” ungkap Dr Muhammad Uhaib As’ad, dosen ilmu politik di Universitas Islam Kalimantan, Jumat (8/3) kemarin Pria asal kepulauan itu juga mempertanyakan sikap dan komitmen pemerintah dalam menyikapi hadirnya kapal selam asing yang sering melintas di perairan pulau Sapudi. Ia pun menaruh kecurigaan

terhadap pemerintah. Menurutnya, masuknya kapal selam ke dalam teritorial Sumenep semakin menguatkan demi kepentingan migas karena di Sumenep dalam keadaan aman, tidak ada perang. Sehingga menurutnya, sangat tidak wajar kapal selam masuk wilayah perairan Sumenep jika bukan karena kepentingan ekonomi. ”Apa kepentingannya wong di sini tidak ada perang, kalau bukan kepentingan ekonomi?, itu kan mendeteksi sumber migas yang ada. Mudah-mudahan asumsi saya salah, tetapi saya yakin

itu benar . Ini soal keamanan, mestinya pemerintah khususnya Bupati dan DPRD merespon, jangan sampai masyarakat bertanya-tanya kenapa pemerintah diam? Dan itu sering terjadi,” ujarnya. Meskipun dampak secara ekonomi masih belum pasti, tetapi hal itu dalam rangka kepentingan politik ekonomi yang pada akhirnya berdampak pada masyarakat nelayan. ”Karena semua orang tahu bahwa wilayah kepulauan ini menjadi rebutan bagi elit partai untuk kepentingan politik,” tutur Muhammad Uhaib As’ad. (rei/zis)

Khofifah Tetap Lawan Terberat Sambungan dari hal 1

”Umbaran di berbagai media massa itu kan sama sekali tidak jelas. Semua partai saya lihat masih tergantung pada keputusan DPD partai masing-masing. Ini artinya, partai-partai yang bilang merapat ke calon tertentu tentunya masih dalam tahap lobi-lobi. Dan ini lumrah terjadi dalam pesta pemilihan kepala daerah di mana pun,” terang Fathurrahman, Jumat (8/3) kemarin. Lebih lanjut, Fathur menilai tingginya dukungan partai politik terhadap calon tertentu tidak menjadi kekuatan yang signifikan di tingkat bawah. Mencuatnya berbagai kasus korupsi para petinggi partai politik berdampak pada minimnya kepercayaan terhadap partai. Apa lagi, saat ini banyak masyarakat yang sudah merasa dirinya telah dibohongi dengan janji-janji politik para calon. ”Berbeda dengan iklim politik di masa Orde Baru, dan di masa Reformasi. Massa partai itu masih massif dan ideologis. Saya melihat, mereka sejak pemilu 2004 hingga sekarang, massa ideologis itu mulai pudar beralih kepada massa pragmatis,” ujarnya.

Memudarnya massa ideologis partai, menurut Fathur, menjadi bumerang tersendiri bagi pasangan KarSa jilid II kalau kabar tentang banyak partai yang merapat tersebut benar. Sebab, jaminan meraup massa melalui partai kian kecil, masyarakat lebih banyak melihat ketokohan seorang calon. ”Jadi dalam Pilgub Jatim, Khofifah Indar Parawansa tetap menjadi lawan politik pasangan KarSa yang tak boleh diremehkan. Apalagi, Khofifah dikabarkan akan didukung oleh PKB. Dan PKB telah mendapat pengakuan khusus dari Ketua PBNU sebagai partai yang lahir dari NU. Ini jelas mengancam suara partai yang telah merapat ke KarSa,” pungkasnya. Berbeda dengan Fathur, A Latif Wiyata pengamat politik asal Sumenep, mengatakan kekuatan partai politik tidak bisa dianggap enteng begitu saja. Meski paradigma masyarakat telah berubah dari yang semula idealis kini menjadi pragmatis, kekuatan tokoh yang dimiliki masing partai tentu juga akan sangat berpengaruh terhadap basis massa di tingkat bawah. ”Saya paham soal itu. Tapi kekuatan kebesaran partai

politik itu juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Kita kan juga tahu bahwa partaipartai politik itu masih memiliki kekuatan tokoh seperti kiai yang di Jawa Timur masih sangat dihormati oleh masyarakat. Makanya, saya melihat pengaruh partai itu masih kuat, meski tak setajam dahulu,” terang dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember (Unej) ini. Sekadar diketahui, pasangan KarSa disebut-sebut didukung sejumlah partai di antaranya PKS, PAN, PPP. Tak terkecuali Partai Demokrat yang kondisinya babak belur akibat sejumlah kadernya terbelit persoalan hukum, termasuk gonjang ganjing di internal setelah mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menjadi tersangka dalam dugaan korupsi dalam proyek Hambalang. Sementara itu, Khofifah hingga saat ini terus menggalang dukungan dari sejumlah pihak. Sejauh ini beberapa tokoh Madura disebut-sebut pantas mendampingi Ketua PP Muslimat ini, salah satu di antaranya RKH Fuad Amin Imron yang diperkirakan mampu meraup dukungan dari warga Madura dan daerah Tapal Kuda. (aqu/zis)

lihat nanti sikon (situasi dan kondisi) nya bagamana, tapi jujur saja, sebenarnya saya lebih tertarik pada legislatif tingkat II, itu saya lakukan dengan tujuan mensinergikan eksekutif dan legislatif, tentu tanpa meninggalkan fungsi kontrolnya,” tegas pria yang akrab disapa Ra Fuad ini. Sayangnya, hingga saat ini Ra Fuad belum menentukan kemana arah pilihan partai yang akan digunakannya jika nantinya benar-benar maju dalam Pileg nantinya. Ditanya kemana arah suara pendukungnya selama ini jika dirinya tak maju dalam Pilgub, Fuad mengatakan

semuanya masih tentatif. “Lha itu masih tentatif, sejumlah tawaran mulai ada, beberapa waktu saya ditawari jadi ketua timses (tim sukses –red.) Khofifah, tapi saya sampaikan tak sanggup, saya bilang akan mendukung saja, tapi tampaknya biar pilgub nanti berimbang maka kita demokratis saja dan lihat visi misi para calonnya nanti,” papar Ra Fuad. Selain rencananya ke depan hendak mengembangkan bisnis dan lembaga pendidikan yang disiapkannya dalam pada masa purna bhakti, Ra Fuad sepertinya tidak bisa lepas begitu saja dalam dunia politik. (jos/zis)

Lebih Tertarik Maju Caleg Sambungan dari hal 1

Setidaknya ada pilihan politik yang harus dipilihnya apakah ikut pemilihan Gubernur Jatim, atau menjadi legislator di DPRD Bangkalan. “Saya ingin terus melanjutkan proses pembangunan yang sudah berjalan di Bangkalan,” ujar Fuad Amin pada sejumlah wartawan, beberapa waktu lalu. Menurutnya, dibandingkan harus maju dalam Pilgub Jatim, pria yang akrab disapa Ra Fuad ini lebih tertarik maju dalam pemilihan legislatif tingkat II. “Masalah pencalonan di Pilgub biarlah saya berpikir dulu,

Diperiksa Kejari, Wakil Ketua DPRD Mangkir Sambungan dari hal 1

Tembakau 2010 tersebut sudah turun. Hasilnya, pemerintah dirugikan lebih dari setengah miliar. Karena itu, pihaknya kian menggalakkan pemeriksaan kepada semua pihak yang terkait. Dan salah satunya adalah Muhdlar. “Pemeriksaan saksi juga sudah selesai. Kemudian pemeriksaan tersangka juga sudah dan terus jalan. Hari ini (kemarin, red), Kasipidsus (kepala seksi pidana khusus Kejari) ke BPKP guna melakukan pemeriksaan ahli. Ahli penghitung kan dari BPKP. Hasilnya sudah diturunkan. Tetapi, tidak itu saja. Ahli ini perlu pula diperiksa sebagai saksi ahli. Sehingga, Kasipidsus berada di BPKP. Melakukan berita acara terkait ahli dari BPKP,” terangnya. Dikatakan, pemanggilan

Muhdlar ini ialah sebagai saksi. Sejauh mana keterlibatannya dalam kasus korupsi ini, Kejari masih belum bisa memastikan. Sebab, belum diperiksa. Tadi pagi (kemarin), Agus Iriyanto tiba-tiba baru menerima izin tidak bisa hadir ke Kejari dari Muhdlar dengan alasan kurang sehat. Intinya, tidak memenuhi surat pemanggilan dan Agus Iriyanto menyatakan pihaknya menghargai surat izin sakit tersebut. Muhdlar sendiri susah sekali dikonfirmasi. Usai di Kantor Kejari, Kabar Madura langsung meluncur ke rumah Muhdlar di Jalan Sersan Mesrul Gg IV nomor 25 Pamekasan. Tujuannya, untuk konfirmasi. Rumah tersebut terbilang mewah. Berlantai dua dan lengkap dengan taman di bagian depan. Di rumah itu, Kabar

Madura ditemui oleh salah seorang karyawan Muhdlar yang mengenalkan dirinya bernama Zaini. Saat ditanya apakah Muhdlar sakit, Zaini bilang tidak sakit. Hanya saja, katanya, Muhdlar berada di dalam kamarnya sedari pagi. Saat dimintai tolong untuk menginformasikan ada wartawan kepada Muhdlar, Zaini pun langsung melakukannya. Zaini coba masuk ke ruangan Muhdlar. Berselang tiga menit kemudian, Zaini keluar dan memberikan informasi yang berbeda. “Maaf, bapak kayaknya memang kurang sehat. Tadi pagi bilang tidak enak badan. Tadi saya coba untuk ke beliau. Tetapi, beliau tidur. Dan saya sungkan membangunkannya,” terang Zaini dengan raut wajah tidak secerah sebelumnya.(anm/zis)

Atap Ruang Pasien Anak Ambrol Sambungan dari hal 1

Zainal Hasan, salah satu warga yang mengetahui kejadian tersebut menuturkan, pada saat kejadian dirinya mendengar bunyi yang cukup keras dari salah satu ruang pasien anak. Pada saat itulah, keluarga pasien yang sebagian besar sedang lelap tidur itu langsung berteriak dan berinisiatif menyelamatkan pasien (anaknya,

red) agar tidak tertimpa reruntuhan plafon ruangan. “Pada waktu itu saya sedang tidur, tiba-tiba keluarga pasien berhamburan untuk menyelamatkan anaknya yang sedang dirawat. Ternyata atap atau plafon ruangan itu yang runtuh, makanya warga langsung histeris, dan saya juga mendengar bunyi reruntuhan itu,”cerita Zainal saat ditemui di lokasi.

Ditambahkan Zainal, semua orangtua berusaha menyelamatkan anaknya yang sedang dirawat, mereka tidak menghiraukan keselamatan dirinya karena bagian atas ruangan sudah berjatuhan. “Semua orangtua, langsung menyelamatkan anaknya, menutup anaknya yang sedang dirawat itu dengan badannya biar tidak tertimpa reruntuhan, makanya sampai Subuh tadi (kemarin, red)

masih trauma,”tuturnya. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun informasi yang dirangkum Kabar Madura ada satu warga yang lecet di bagian dahi akibat terkena plafon yang jatuh tersebut. Informasi yang diperoleh, korban luka di dahi tersebut adalah orangtua asien anakbernama Helmi asal Larangan Badung Kecamatan Palengaan. Naun demikian, mereka

enggan berbicara kepada media karena diduga diancama pihak rumah sakit karena biaya akan digratiskan. Sementara itu, berdasarkan pemantauan di lapangan, semua pasien yang menempati ruangan tersebut, dipindah ke mushala di bagian barat rumah sakit yang terletak di jalan raya Panglegur Kecamatan Tlanakan, Pamekasan itu. Terpisah, Direktur RSD Dr.

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro, Hadi Pudjiantoro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Agus Josiandi. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna, Ahmad Syaiful Ramadhan, Syaiful Islam. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman, Ahmadur Rusdi (pemasaran). Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafis: Ryan Kalig (kepala), Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Keuangan: Neny Haryanti. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Disyahmain, Taufiq Rizqon, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: kabarmaduranews@ gmail.com. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Email Redaksi: redaksi@kabarmadura.co.id

Slamet Martodirdjo Pamekasan, dr. Iri Agus Subaidi mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi sejak awal akan terjadinya peristiwa tersebut, sehingga salah satu kamar sal anak itu sudah dikosongkan. “Ini merupakan di luar kemampuan kami, di kamar sebelah barat yang dikhawatirkan ternyata kamar sebelah timur yang ambruk. ,” ungkapnya.(jck/zis)

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL, DAN DILARANG MEMINTA ATAU MENERIMA UANG/BARANG DARI SUMBER BERITA


SABTU

7

9 Maret 2013

Konflik Sabah: Pelajaran Bagi Indonesia

KAMI pendukung setiamu PMU. Maju terus sepak bola Madura. Kami yakin PMU bisa kalahkan PSPS di laga tandang nanti. Doa kami menyertaimu, amin. BRAVO PMU...! Rahmen Palu Jln Kangenan 2, PMK. +6287850402087 SELAMAT berjuang taretan-taretanku,walaupun kami gak bisa memberikan dukungan langsung di lapangan. Tapi doa kami selalu bersamamu. Rebutlah poin dari tangan PSPS dan buktikan kalau taretan-taretanku bisa membawa bekal lebih ke Persija. Jangan pernah taretan-taretanku menoleh ke belakang, terus melangkah ke depan tanpa tolah-toleh lagi ke belakang. Kubur semua kekalahan dan hasil draw kemarin dalam-dalam. Yang terpenting jangan pernah meremehkan lawanmu. Buat Bung Daniel, bagaimana kalau misalnya laga P-MU sampeyan pakai kaos loreng merah putih, celana dan jas hitam, odeng dan pegang pecut mainan, biar P-MU tambah semangat dan biar semua tahu makna dari pada sapeh kerap yang sebenarnya. Trims! Ariex Jl. Darma, +6287750522125 AYO PMU taklukkan PSPS di kandangnya, tanduk PSPS 3-0 aja. Aku tetap mendoakan dan mendukungmu dimanapun kalian berlaga. Bagi Osas sama Bang Zaeinal, tambah lagi koleksi golmu. Buat pemain PMU jaga terus pemainpemain PSPS yang berbahaya.. Taretan Mania.. Sagol3r, +6287750570034 UNTUK P-MU. Dengan permainan yang berkualitas dan profesional saya yakin kamu akan mampu bersaing dengan rival-rivalnya di pentas sepak bola tanah air. Mari jaga sportivitas dalam bertanding. Dukungan dan doa akan selalu mentertaimu. Abu Farel Talaga Ganding, +6281939066544. AYO hidupkan lagi bola voli di Pamekasan. Kita raih kembali kejayaan beberapa tahun yang lalu, yang selalu diperhitungkan di tingkat provinsi Jatim. Jangan sampai kalah dengan Sumenep, Sampang dan Bangkalan. Jayalah selalu bola voli Pamekasan! +6281330977752 MADURA emang Laskar Sape Kerap. Lupakan main imbang di kandang dan tunjukkan kalau Madura bisa di kandang lawan. Trims +6281331140985 PROLIGA 2013 tak kalah seru dari ISL. Dalam kasta tertinggi bola voli Nasional itu terdapat seorang putra asal Pamekasan yang turut memperkuat tim kebanggaan Jatim, SAMATOR. Ayo kita dukung Ahmad Faizal Arifin, yang pada tahun lalu juga telah mempersembahkan medali emas untuk Jatim dalam PON Riau. Bravo Jatim-Bravo SamatorBravo Faizal. Bisa!!! +6281936388000 KEPADA Bapak DR, kami selaku pendukung setia P-MU, berharap sebaiknya pilih penjaga gawang yang siap tempur saja Bapak Daniel. Kalau bisa ambil Fauzy Toldo saja atau penjaga gawang Persidafon. Terimakasih semoga info ini betul-betul diperhatikan, supaya tidak kebobolan kembali dengan mudah. Kancah Mania 27, +6287750564171. ANDA MEMILIKI UNEG-UNEG, SARAN, DAN KELUHAN TENTANG PELAYANAN PUBLIK (PENDIDIKAN, EKONOMI, KEAMANAN DLL) DI SEANTERO MADURA?

Silakan kirim melalui pesan dan alamat ke: Kabar Madura. Tulis pendapat Anda dan kirim ke no +6287850767325 (khusus SMS) atau via email:kabarmaduranews@gmail.com, facebookkabarmadura@gmail.com

Bagi pembaca yang berminat mengirimkan karyanya, Silahkan kirim ke:

Kantor Redaksi KABAR MADURA di San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No. 95) Pakuwon City Surabaya. Diutamakan via email ke kabarsastrabudaya@gmail.com. Panjang tulisan maksimal dua lembar kertas ukuran folio dengan 1,5 spasi. Nama dan alamat terang, serta foto diri harus dilampirkan.

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KONFLIK berdarah kembali terjadi. Kali ini bukan di Indonesia melainkan di negara tetangga, Malaysia. Konflik tersebut telah menelan setidaknya 14 korban tewas. Konflik terjadi antara Kesultanan Sulu yang ingin merebut kembali Sabah dengan Polisi Diraja Malaysia. Konflik tersebut dipicu oleh perebutan kembali wilayah Sabah oleh Kesultanan Sulu. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1658, dua kesultanan di wilayah Sabah, yakni Brunei dan Sulu membuat kesepakatan. Kesultanan Brunei menghadiahkan wilayah Sabah kepada kesultanan Sulu atas jasa mereka membantu melawan pemberontakan. Kemudian pada tahun 1878, perusahaan Inggris British North Borneo Company, menyewa wilayah itu pada Kesultanan Sulu. Dalam kontrak disebutkan, perusahaan membayar senilai USD 1.700 selama beroperasi. Namun, saat Malaysia merdeka, Inggris menyerahkan wilayah Sabah karena menganggap uang sewa tersebut sebagai uang pembelian lahan. Sabah yang kini menjadi bagian Malaysia merupakan wilayah Kesultanan Sulu yang disewakan kepada pemerintah Kolonial Inggris. Setelah Perang Dunia II Inggris berniat mengembalikan Sabah ke Kesultanan Sulu. Dilakukanlah pemungutan suara untuk menentukan apakah rakyat Sabah memilih bergabung dengan Malaysia atau kembali ke Kesultanan Sulu. Hasilnya, rakyat Sabah memilih bergabung dengan Malaysia. Aksi perebutan kekuasaan itu dipicu setelah Kesultanan Sulu merasa dirugikan dengan kesepakatan damai antara pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) di kepulauan Mindanao. Kesepakatan yang dimediasi Malaysia pada oktober 2012 itu menyebut Mindanao -termasuk sulu- sebagai wilayah otonomi dan memberikan seba-

Oleh: BUDI HARIYANTO Lahir di Pamekasan (1973). Alumni Seni Rupa IKIP Surabaya (sekarang Unesa). Mengajar Seni Budaya di SMAN 1 PademawuPamekasan

TAHUN BARU Kemana minggat seri rupamu, manis? Mengapa tetes-tetes sisa air yang berjatuhan dari jemuran basah semata; disitu, di matamu! Kutadahi dengan kedua tanganku yang mulai gigil sampai ke pangkal kuping. Hai, kemana saja kau semalam lalu. Benarkah hujan telah memenjarakanmu dalam kamar? Rupanya anak-anak sepi kian pintar merenda perih hari-harimu. Berapa galon air mata kau tampung di lumbung sunyimu. Apakah sunyi, bagimu; serupa hiruk-pikuk kota semata? Ataukah sunyi seolah gemerlap kunang-kunang yang mengerlipkan lagi beribu kisah hidupmu; hidup kita?! Kenangan. Wahai, kenangan! Hai, manis. Lihatlah! Terompet tahun baru telah kembali; Kembali dijejalkan kemulut-mulut waktu. Sekisah lagi. Sekisah lagi, kita siap meniupnya. Ya, meniup kisah yang baru lagi (mestinya!). Oh, tidak. Tidak! kisah itu selalu saja begitu, diulang-ulang. Cuma seakan berbeda, seperti berubah saja, agaknya! Sejarah juga begitu, bukan? Manisku, hai! Ada aroma jagung ba-

sosial. Baik itu di linggian besar wilayah Oleh: kungan internal mauuntuk dikelola secara MUHAMMAD ALI pun eksternal, baik independen. KesulMURTADLO dalam satu negara tananan Sulu tidak maupun antarnegara. dapat jatah lahan, akhirnya mereka berniat merebut Sumber konflik terletak pada wilayah Sabah yang dulu pernah kondisi bangsa itu sendiri yang dilandasi oleh sifat egosentris, yaitu jadi wilayah kekuasaannya. Konflik antara Malaysia dengan aspirasi untuk mempertahankan Filipina bukanlah yang pertama dan meningkatkan kekuatan serta kali. Pada tahun 2000 lalu, seke- kedudukan negara dalam hubunlompok militan dari Filipina selatan gannya dengan negara lain. Dalam menculik 21 wisatawan dari Sabah kasus Sabah, pemerintah Malaysia saat menyelam di resor Sipadan. tidak mau jika Sabah jatuh kepada Sebelumnya, pada tahun 1985 kesultanana Sulu. Di posisi lain, sebanyak 11 orang tewas ketika Kesultanan Sulu tetap getol memorang-orang bersenjata yang di- perjuangkan. Jika dua negara terlibat dalam yakini dari Filipina selatan memasuki Lahad Datu di Sabah dan satu konflik, kata Hugh maka menembak secara acak sebelum hanya ada dua jalan yang dapat merampok cabang Standard Char- ditempuh. Pertama, kedua negara itu melakukan penyelesaian kontered Bank. flik lewat diplomasi. Atau bila jaMemaknai Konflik lan pertama ini gagal, maka jalan Kita tidak dapat menghindar dari kedua adalah konfrontasimiliter adanya konflik. Konflik itu terjadi (perang) dimana salah satu pihak sejak awal kehidupan manusia itu dapat mencapai tujuannya setelah sendiri. Keberagaman kepentingan memenangkan perang tersebut. dalam kehidupan umat manusia Dari kedua jalan tersebut, jalan didapat menimbulkan suatu konflik. plomasi merupakan jalan yang haKonflik menjadi sebuah fenomena rus ditempuh untuk menciptakan yang dapat terjadi tanpa mengenal kedamaian. Karena bagaimanapun waktu dan tempat. Dengan kata juga, apapun alasannya peperanlain, konflik dapat terjadi kapan gan tidaklah dibenarkan. saja, dimanapun dan melanda koMerujuk kepada konflik di Sabah, munitas manapun. sebaiknya pemerintah Filipina, Konflik adalah fenomena yang Malaysia serta Kesultanan Sulu tidak dapat dihindari karena meru- menyelesaikan konflik ini dengan pakan proses sosial yang dissosia- jalan diplomasi. Karena langsif. Hugh Miall dalam Resolusi kah solutif untuk menyelesaikan Damai dan Konflik Kontemporer konflik adalah musyawarah. Ke(2000) mendefinisikan konflik kerasan atau bahkan aksi pepermerupakan aspek intrinsik dan angan hanya akan menimbulkan tidak mungkin dihindari dalam masalah baru. Korban yang tewas proses perubahan sosial. Konflik itu meninggal dengan sia-sia. adalah sebuah ekspresi heteroPelajaran Bagi Indonesia genitas kepentingan, nilai, dan Di negara kita ini, konflik seakan keyakinan yang muncul sebagai formasi baru yang ditimbulkan oleh sudah menjadi makanan ringan. perubahan sosial yang muncul ber- Bahkan aksi separatisme pun tentangan dengan hambatan yang sering terjadi. Akhir-akhir ini banyak sekali kasus konflik yang diwariskan. Jadi jelas apa yang dikatakan mengancam integritas bangsa Hugh, bahwa konflik tidak dapat Indonesia, baik yang bernuasa dihindari dalam proses perubahan politik, sosial, ekonomi, atau bah-

kar rasa asin-manis-coklat padu satu di kelokan jalan pulang di ruap udara yang lembab. Masih setia pada sepi, manisku? Mari, kita beli sebuah saja. Aha, lumayan ranum dan gurih untuk usia kita berdua. Nikmati saja. Sambil kita memainkan mata pada berpasangpasang muda-mudi yang kecanduan meniup terompet itu. Seperti kecanduan pada hangat ciuman (juga facebook). Lalu birahi di akhir lengking terompet. (Kita tampung kisah disini). Bersama bulir-bulir jagung bakar. Udara bikin ngilu. Udara bikin paku di saku baju. Biarkan saja. Hujan juga; masih membangun rumah danau di langit yang bimbang; sebagian airnya tumpah, menyiram sekujur tubuh kita. Terkadang kutangkap senyummu, seperti saat ini; Seperti ibu-ibu yang takut hujan, takut berjajar-jajar jemuran tak jadi kering. Hai, manisku. Sampai dimana kita? Ada sisa keringat bikin gerah dan gatal. Serumpun semak belajar tumbuh di bawah leherku. Kuyakin kita bukan tersesat di ladang jagung. Seperti masa kanak kita dulu. Tapi, seperti tahun yang lalu juga; kita terjebak di rimba hujan. Ya, hujan. (Selalu begitu). Hanya hujan; semoga bukan air matamu! Selamat tahun baru. Hai, manisku...

HUJAN Kemana anak-anakmu dalam hujan begini? Hujan yang beranjak dari riuh angin. Mendung-mendung juga gaduh menyimpan berlumbung-lumbung bom; untuk diledakkan bila perlu. Kamu sendiri di

beranda. Beranda yang telah memberimu banyak cerita, juga musim; yang menulis sejarah di hatimu. Suka, duka; “Ah, kadang sukar juga membedakan keduanya,” desahmu. Kamu masih setia disitu, di beranda, menunggu; Menunggu entah siapa lagi yang perlu ditunggu. Apa menunggu bagimu sesuatu yang masih perlu? Langit tiada, kecuali kelam, kelam yang menghitam, sehitam kutukan. Kilatan petir berseleweran; serupa pecut Jokotole menerjang Dempo Abang dalam kisah leluhurmu; cetar, cetar, cetar..!!! ada yang masih kamu hitung selain kamu tunggu; Waktu! Cetar, cetar, cetar..!!! suara di jantungmu. Tak ada dering telepon di hujan begini. Apa yang tidak jadi beku pada dingin yang bikin ngilu ini. Hujan menumpahkan segalanya, juga kegaduhan di dalam dadamu. Ada genting bocor sejak lama. Kadang menjelma musik paling sentimentil melebihi Kitaro; musik alam (yang kadang mengerikan juga!). Ya, genting bocor itu sudah sejak lama; musim-musim juga memaklumi itu. Bahkan sebelum anak keduamu lahir dari rahim suburmu. Sekarang sudah lima tahunan. Sudah pandai berkata; Ma, itu pelangi! Ma, itu balon! Ma, itu roket! Ma, itu bulan! Ma, ambilkan buatku..! Tapi kamu jadi tersentak, (dan mata sendumu membuat anak-anak hujan yang lain), ketika tiba-tiba ia bertanya; “Ma, ayah mana?” Kemana anak-anakmu dalam hujan begini?

kan agama. Konflik tambang batubara di Papua, kekerasan agama di Sampang, konflik lahan di Lampung, konflik tambang emas di Bima, dan terakhir penyerangan oleh kelompok separatis di Papua baru-baru ini. Gerakan separatis biasanya berbasis nasionalisme atau kekuatan religius. Separatisme juga bisa terjadi karena perasaan kurangnya kekuatan politis dan ekonomi suatu kelompok. Sebagai contoh, di daerah Basque di Spanyol, yang belum merdeka selama berabadabad lamanya, mereka mengembangkan kelompok separatis yang kasar sebagai reaksi terhadap aksi penindasan oleh rezim Francisco Franco. Di Indonesia kekerasan dengan berbagai modus ternyata masih saja marak terjadi. Selama delapan tahun terakhir ini, kasus kekerasan diskriminasi meningkat menjadi 1.483 kasus. Direktur Yayasan Denny JA, Novriantoni Kahar, mengatakan, berdasarkan catatan yayasan yang bergerak di bidang keberagaman itu, setidaknya ada 915 kasus kekerasan diskriminasi yang terjadi pascareformasi tahun 1998-2004. Dari jumlah itu, kekerasan diskriminasi per tahun mencapai 150 kasus. Kalau kita amati aksi separatisme di Sabah oleh kesultanan Sulu ini mirip dengan aksi separatisme yang menewaskan TNI di papua. Misi mereka sama, yakni sama-sama menginginkan sebuah kekuasaan. Sudah jamak diketahui bahwa setiap kejadian pasti ada hikmah yang harus dipetik. Hikmah dari tragedi Sabah, pemerintah harus lebih sigap lagi dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, agar konflik perebutan wilayah tidak kembali terjadi. *) Aktivis Laskar Ambisius, dan Akademisi di Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya

SKETSA KOTA(MU) Mendung masih saja; memoles bedak kelabu; di wajah kotamu; Senja belum seberapa tua sesungguhnya; Kau lihatlah, orang-orang memunguti daun-daun kering dan basah; yang dijatuhkan oleh waktu; Oh, tidak; Oleh jerit tangismu juga; yang dipendam; dalam ruang temarammu. Siapa juga yang berani bermain catur di altar masjid itu? Di saat Adzan dijejalkan (pun ribuan pepujian) ke bilik-bilik hari sibukmu; Mestinya mereka lekas berwudu, mestinya mereka bisa memahami; berwudu baik untuk masa depan!; Tapi kehidupan terlanjur disandingkan (walau tampak dikotak-kotakkan); hitam-putih; putih-hitam; seperti papan catur. (Ah, kehidupan!). Jam berapa kamu shalat Isya’ nanti? Seperti yang lalu-lalu? Sebelum tidur atau sebelum sempat membalas SMS dari sahabat terkasihmu, atau kekasihmu, atau pacarmu? (duhai, apa bedanya?!). Atau dari ibumu di kampung yang jauh? (Aku masih di gerbong kereta MalangSurabaya); sebelum kau membenam dalam kembara mimpimu; Mimpi tentang para ABG dengan bedak kegamangan masa depan yang menebal; Para ABG yang pernah memburumu; di bawah mendung kotamu; sambil mengacung-ngacungkan kertas karton bertuliskan; Kami butuh transparansi! Pamekasan, 2009-2013.


8

SABTU

9 Maret 2013

Demokrat Sampang Kebanjiran Caleg

Pasca Penetapan Anas Sebagai Tersangka oleh KPK SAMPANG-Konflik yang menerpa DPP Partai Demokrat, rupanya tidak berimbas terhadap pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Sampang. Bahkan, pasca Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum DPP Demokrat ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, makin banyak warga yang ingin jadi kader Demokrat. Tidak hanya itu, warga yang ingin menjadi caleg dari Demokrat juga membludak. Hal itu menandakan, pengurus Demokrat di Kota Bahari, Sampang, tidak terbelah, melainkan tambah solid dari sebelumnya. “Kami di sini tidak terpengaruh dengan adanya permasalahan yang sedang terjadi di DPP,” terang Ketua DPC Partai Demokrat Sampang, H Abdussalam, kepada Kabar Madura saat dikonfirmasi Jumat (8/3). Dia menjelaskan, konflik yang terjadi di DPP, itu merupakan urusan pusat. Sementara di daerah tidak berpengaruh. Apalagi pasca KPK menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Dirinya bersama kader yang lain tetap fokus bekerja menjelang Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. “Apa yang menjadi keputusan garis partai akan patuh. Kami tidak akan

menyimpang dari ketentuan partai. Siapa yang dilantik menjadi ketua, dia adalah ketua kami,” ucap Wakil Ketua Komisi D DPRD Sampang itu. Namun, sambungnya, dia juga tidak menampik bahwa Anas Urbaningrum merupakan mantan Ketua Umum DPP Demokrat. Di mana selama memimpin, Anas telah memberikan pendidikan politik kepada kader-kader yang ada di daerah. “Pak Anas mantan ketua kami. Tapi, kami tetap mematuhi apa yang ada di garis partai. Saya ucapkan terima kasih pada pak Anas. Kami banyak menimba ilmu politik dari pak Anas,” urainya. Ditanya, apakah ada kader Demokrat Sampang yang mengikuti jejak pendukung fanatik Anas seperti daerah lain? Dia menjamin, tidak akan ada kadernya yang melakukan tindakan seperti itu. Malah sebalik, warga banyak simpatik pada Demokrat. “Pasca mundurnya Anas apakah nanti ada Plt (pelaksana tugas) Ketua Umum (DPP) Demokrat atau bakal digelar KLB (kongres luar biasa) untuk menentukan pemimpin. Siapa yang layak menjadi ketua, itu yang akan saya dukung,” pungkasnya. Dia menambahkan, dirinya meminta kepada seluruh kader yang ada di Sampang tidak boleh terpengaruh dengan adanya isu-isu yang tidak bertanggung jawab. Informasi tersebut hanya akan menyesatkan para kader. (ful/yoe)

KM/TWICSY.COM

GOODBYE ANAS: Habis manis, sepah dibuang. Begitulah nasib Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Selama memimpin, dia dielu-elukan kader Demokrat, hingga ke daerah-daerah. Tapi begitu terbelit kasus korupsi, dia dibuang begitu saja.

Pilgub Jatim 2013 dan Pileg 2014 Seret Anggaran

KM/BUSRI THAHA

DAPAT PR: Usai dilantik sebagai Sekkab Sumenep, Hadi Soetarto (kanan) langsung ditodong masalah dana pilkades yang mahal karena, ditengarai, sengaja “dimainkan”.

Pilkades Mahal, Sekkab Harus Turun Tangan SUMENEP-Begitu Dilantik sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekkab) Sumenep, Hadi Soetarto langsung dibenturkan dengan masalah pemilihan kepala desa (pilkades) yang saat ini sedang gencar disoal oleh berbagai pihak. Para wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD Sumenep menekankan, supaya Sekkab baru Sumenep tersebut segera mengintervensi proses penetapan anggaran pelaksanaan pilkades yang dinilai cukup mahal.

Anggota DPRD Sumenep, Mohammad Ismail mengungkapkan, di sejumlah desa masih ada panitia yang “nakal”. “Nakal” dalam artian, memanfaatkan momentum pilkades untuk memperkaya diri sendiri atau kelompoknya, dengan cara, menjerat para calon dengan biaya pendaftaran yang cukup tinggi. Bahkan, sengaja mengabaikan peraturan bupati terkait dengan pendanaan pilkades. ”Di sini saya minta sekda (sekkab, red) baru itu

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

agar segera intervensi, agar perbub di tegakkan,” terang politikus Partai Golongan Karya itu, Jumat kemarin (8/3). Lebih lanjut, Ismail menambahkan salah satu daerah yang masih tetap melanggar perbub itu terjadi di salah satu desa di Daerah Pemilihan (Dapil) 3. Dari jumlah penduduk yang mencapai kurang lebih 7 ribu orang, anggaran yang dibebankan kepada bakal calon kepala desa mencapai Rp 180 juta.

”Itu kan Jelas tidak rasional. Masak satu orang sampai 180 juta. Jelas tidak sesuai dengan perbub. Di perbub itu, jika jumlah pendudukknya di atas 2 ribu, maka biaya pendaftaran calon bisa kurang dari Rp 20 ribu per hak pilih,” tegasnya. ”Karena itu, kami berharap sekda baru itu segera menjalankan tugasnya dengan menegakkan perbub itu. Kalau perbub tidak ditegakkan, ya untuk apa ada perbub?” imbuh Ismail dengan nada tajam. (aqu/yoe)

BANGKALAN-Tahun 2013 ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangkalan mengemban tahapan dua agenda pemilu, yakni Pemilu Gubernur (Pilgub) Jatim 2013 dan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Namun masalahnya, hingga saat ini KPU sama sekali belum menerima kucuran dana non-operasional baik Pilgub Jatim 2013 maupun Pileg 2014. Kondisi itu dinilai menyulitkan KPU dalam melaksanakan tahapan pemilu. Bahkan untuk rekrutmen anggota Panitia Pemilu tingkat Kecamatan (PPK) Pilgub, yang sudah memasuki fase tes wawancara, KPU terpaksa menggunakan dana talangan pihak ketiga. “Kalau dana operasional yang sifatnya berupa honorarium sih sudah (cair). Tapi untuk keperluan belanja lain-lain selama proses rekrutmen PPK Pilgub mulai dari pengumuman, pendaftaran, tes tulis dan interview, hingga saat ini kami terpaksa cari dana pinjaman karena anggaran dari KPU Provinsi masih belum cair,” ungkap Fauzan Ja’far, Ketua KPU Bangkalan, Jumat (8/3), sebagaimana dikutip dari Maduracorner.com. “Karena faktor itu pula, pelantikan PPK yang nanti lolos tes wawancara,

kami berencana meminjam Aula Paripurna DPRD sebagai siasat untuk meminimalisir anggaran belanja,” lanjut Fauzan dengan nada mengeluh. Kondisi tanpa anggaran ini juga berlaku pada kegiatan tahapan Pileg 2014. Meski intensitasnya belum sepadat dan semendesak tahapan Pilgub. Sejauh ini, hanya public hearing dengan pengurus parpol dan ormas, agenda tahapan pileg yang sudah dilaksanakan KPU. “Untuk Pileg, kami sudah menggelar salah satu rangkaian tahapan, yakni public hearing guna membahas formulasi daerah pemilihan (dapil) berikut komposisi kursi Pileg 2014. Tapi kondisinya sama, yakni anggarannya belum cair baik yang dari APBN maupun APBD,” imbuhnya. Meski begitu, kondisi zero budget itu tak menjadi alasan KPU untuk menunda pelaksanaan tahapan pilgub maupun pileg. “Kami sadar ini sudah menjadi bagian tanggung jawab tugas kami sebagai penyelenggara (pemilu), dengan konsekuensi harus melaksanakan seluruh tahapan (pemilu) sesuai jadwal yang ditentukan. Jadi, meski nihil anggaran, kami harus bisa mensiasatinya,” pungkasnya. (mcc/yoe)

MEMERAS OTAK: Ketua KPU Bangkalan, Fauzan Ja’far saat ini cukup pusing, karena anggaran non-operasional untuk pelaksanaan tahapan Pilgub Jatim 2013 dan Pileg 2014 belum cair hingga kini.

KM/MC.COM


SABTU

9

9 Maret 2013

KM/HAIRUL ANAM

Ketua-Anggota Panwaslu Tak Kompak PAMEKASAN-Beberapa minggu terakhir ini, pernah mencuat pemberitaan tentang belum jelasnya Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Pamekasan. Berita tersebut berpangkal dari penjelasan anggota Panwaslu divisi pengawasan, Ahmad Husaifi. Menurut Ahmad Husaifi, surat keputusan (SK) yang diberikan Bawaslu RI kepada Panwaslu Pamekasan, hanya berlaku untuk pelaksanaan Pemilukada Pamekasan, 9 Januari lalu. Sedangkan keterlibatan atau status Panwaslu dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2013, dan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 nanti, masih menunggu kejelasan turunnya SK lanjutan. “Kare-

na itu, dalam proses atau tahapan pencalegan, kami tidak ikut-ikutan,” ujarnya saat berbincang santai dengan wartawan Kabar Madura di Kantor Panwaslu, Jalan Trunojoyo Pamekasan, belum lama ini. Husaifi melanjutkan, selama pelaksanaan Pemilukada Pamekasan, peran aktif Panwaslu Pamekasan cukup terlihat sekali. Dalam setiap tahapan pemilukada, sinyal pelanggaran dapat terdeteksi secara baik oleh Panwaslu Pamekasan. Pernyataan Husaifi soal ketidakjelasan status Panwaslu Pamekasan itu, ternyata mendapat bantahan dari Ketua Panwaslu Zaini. Agaknya, kedua orang tersebut berseberangan. Saat ditemui Kabar Madura di kantornya, Jumat (8/3), Zaini menegaskan, Panwaslu Pamekasan dalam pemilu-

kada lalu, secara otomatis juga menjadi panwaslu dalam Pilgub Jatim 2013, dan Pileg 2014. Bahkan, juga dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 nanti. “Beliau (Ahmad Husaifi, red) tidak pegang SK kok. Yang pegang adalah saya. Intinya, Panwaslu Kabupaten Pamekasan secara otomatis menjadi pengawas pemilu hingga selesai nanti,” tandasnya tanpa menunjukkan SK Panwaslu Pamekasan. Zaini menambahkan, pihaknya sudah terlibat aktif dalam pengawasan tahapan Pileg 2014. Itu, sudah sejak verifikasi faktual partai politik pada November 2012 lalu. “Dan proses rekrutmen PPK yang dilakukan KPU, Panwaslu Pamekasan tetap melakukan pengawasan secara non teknis,” pungkasnya. (anm/yoe)

BERSEBERANGAN: Ahmad Husaifi, anggota Panwaslu Pamekasan mengatakan, Panwaslu Pamekasan untuk Pilgub Jatim 2013 dan Pileg 2014,, belum terbentuk. Sementara Zaini, Ketua Panwaslu Pamekasan, SK pembentukannya sudah di tangan.

AHMAD HUSAIFI

ZAINI

Tes Kelayakan Panwascam Molor Peserta dari Sapeken Nekad Berlayar Lewat Bali

KM/AHMAD AINOL HORRI

TERKENDALA CUACA: Ini adalah suasana tes wawancara yang digelar Kamis lalu (7/3). Sebagian peserta, tak hadir karena tak ada kapal berlayar menuju Sumenep Daratan, akibat cuaca buruk.

bisa mengikuti tes wawancara sebab, empat calon panwas Kecamatan itu nekad berangkat melalui jalur Bali. ”Kemarin dari Kecamatan Sapeken ternyata sudah datang duluan ke (Kecamatan Kota) Sumenep untuk mengikuti tes wawancara. Mereka melalui jalur Bali, Singaraja, lalu melalui jalur pelabuhan Gili Manuk kemudian mengikuti jalur Jangkar-Kalianget,” tuturnya. Tes wawancara untuk calon anggota panwascam itu, molor hingga dua hari. Zamrud mengatakan, jadwal seharusnya, tes tersebut sudah berakhir 7 Maret lalu. Namun karena ada kendala cuaca maka Panwas Kabupaten memberikan toleransi dua hari kepada calon yang belum ikut tes.

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

”Mestinya tujuh maret kemarin sudah selesai, namun kami juga tidak bisa mengelak ketika ada faktor alam. Makanya kami beri waktu hingga besok (hari ini, red),” jelasnya lebih lanjut. Setelah selesai melakukan uji kelayakan kepada calon panwas dari kecamatan Arjasa dan Kangayan, Panwaslu Kabupaten Sumenep akan mengirim hasil ke Bawaslu Provinsi. Panwaslu Kabupaten akan mengumumkan calon yang lolos menjadi panwascam, sebelum 15 Maret mendatang. ”Sebelum tanggal 15 Maret, kami akan umumkan calon yang lolos dan masuk menjadi panwas kecamatan. Tapi waktunya belum pasti karena masih menunggu rapat pleno,” pungkasnya. (rei/yoe)

KASUS dugaan tindak pidana korupsi bertaburan di Kabupaten Pamekasan. Bisa dibilang, Kota Gerbang Salam ini menjadi sarangnya koruptor. Walaupun penegak hukum sudah begitu trengginas melibas orang-orang yang coba mengeruk uang rakyat dalam APBD dengan jalan tidak halal. Nadila, aktivis perempuan kelahiran 15 Oktober 1994, menekankan hal itu, saat berbincang dengan wartawan Kabar Madura, Jumat (8/3) siang kemarin. Dalam hematnya, sangat disayangkan ketika Pamekasan dinobatkan sebagai Kota Gerbang Salam yang berintisarikan mutiara ajaran Islam justru ternodai oleh perilaku koruptif anak bangsa. “Kasus yang berwarnakan korupsi cukup merebak. Dan, hingga kini menjadi pembicaraan banyak kalangan. Sebut saja dugaan korupsi dana transportasi bantuan beras bagi keluarga miskin (raskin), bantuan buku Ad Hoc yang diprakarsai Dinas Pendidikan Pamekasan, bantuan sapi, CLM, pengadaan pangan komoditas gabah atau beras KUD Dharma Bakti, dan segenap kasus buram lainnya,” tekan Nadila. Dalam hematnya, kalau kasus-kasus dugaan korupsi tersebut tak jua disikapi secara serius oleh penegak hukum, dipastikan masa depan negeri ini akan suram. Para generasi muda juga akan selalu dibayangi oleh rayuan perilaku koruptif. Dan itu jelas bakal menjadi pemicu utama hancurnya negeri ini. Untuk itu, katanya, selain menyoroti para (calon) koruptor, diharapkan masyarakat juga tidak lengah dengan perilaku dan putusan kebijakan dari penegak hukum. Sebab, ujarnya, getolnya perilaku koruptif, salah satu pemicunya ialah hukum yang tidak bertaring lagi. Alias tumpul dan tak bertaji. “Sungguh demikian, saya yakin di negeri ini, termasuk di Pamekasan, masih ada orang-orang

baik yang bisa diharapkan berperan besar dalam menumpas para koruptor. Semisal getolnya para aktivis melakukan aksi penekanan agar koruptor ditindak secara tegas dan tanpa ampun,” katanya penuh keyakinan. Nadila memberikan catatan khusus terhadap para aktivis yang getol menyuarakan agar penegak hukum serius menindak koruptor. Pasalnya, godaan berupa suap guna menjegal perjuangan adakalanya datang bertubi-tubi. “Dan kita harus curiga terhadap aksi yang getol menyoroti kasus korupsi untuk kemudian surut. Ketika dalam perkembangannya aksi mati, bisa jadi para aktivis itu sudah disuap atau terlibat dalam pusaran perilaku koruptif. Itu sangat naif dan amat hina sekali,” tukasnya. (anm/yoe)

NADILA, Aktivis

KM/IST

SUMENEP-Jadwal pelaksanaan tes kelayakan, atau tes wawancara bagi calon anggota panitia pengawas pemilu di tingkat kecamatan (panwascam), di Kabupaten Sumenep, akhirnya dipastikan molor. Sementara, calon anggota panwascam yang belum mengkuti tes wawancara tinggal dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Kangayan dan Arjasa. Keduanya dijadwalkan menjalani tes wawancara, Sabtu hari ini (9/3). Berdasarakan informasi yang diterima Panwaslu Kabupaten Sumenep, calon anggota panwascam dari Kepulauan Kangayan dan Arjasa telah berangkat sejak Jumat (8/3) kemarin. Mereka diperkirakan sampai kota Sumenep Jumat malam hari. ”Jadi informasinya, hari kemarin kapal sudah kembali bisa beroperasi. Sehingga calon dari dua kecamatan itu dijadwalkan tes besok (hari ini, red),” terang Zamrud Khan, Ketua Panwaslu Kabupaten, Jumat (8/3). Sebelumnya, calon dari Kecamatan Pulau Sapeken yang diperkirakan tidak bisa hadir karena cuaca buruk ternyata

Miris, Kota Gerbang Salam Sarang Koruptor


10

SABTU

9 Maret 2013

Unas Jangan Jadi Standar Kelulusan Disdik Sumenep Kritisi Kebijakan Pemerintah Pusat SUMENEP-Nilai diskriminatif yang terkandung dalam ujian nasional (unas), seringkali mendapat sorotan dari masyarakat. Masalah itu, juga mendapat kritikan tajam dari Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Jumat (8/3). Kebijakan pusat yang seringkali berubah-ubah diakui Ahmad Masuni, Kepala Disdik Sumenep, menyulitkan tenaga pendidik di tingkat bawah. Dia mengaku, perubahan yang terkesan dadakan memaksa guru di tingkat bawah untuk bekerja lebih keras. Selain hal itu, Masuni juga menyinggung soal lemahnya sosialisasi dari Pusat terkait dengan adanya perubahan kebijakan. Seperti yang terjadi pada unas, perubahan mendadak dari 5 menjadi 20 paket tentu mengejutkan terhadap siswa. Apalagi, unas hingga kini masih dijadikan sebagai penentu lulus tidaknya siswa yang sudah belajar selama bertahun-tahun. ”Semestinya Pusat itu menyesuaikan dengan kemampuan siswa di daerah. Jangan kemudian daerah itu disamakan dengan Pusat. Kalau di daerahdaerah terpencil kan sarana prasarananya tidak sama dengan daerah-daerah di kota-kota besar,” papar Masuni Jumat

kemarin. Menurut Masuni, semestinya unas tersebut tidak mengandung nilai diskriminatif. Diskriminasi yang dimaksud Masuni, Kementerian Pendidikan RI semestinya memahami kondisi kemampuan siswa masing-masing sekolah, yang pola pikirnya belum tentu sama dengan siswa sekolah-sekolah unggulan. Sebab, diskrimininasi dalam bentuk apa pun sangat dilarang terjadi dalam dunia pendidikan. ”Yang saya inginkan itu bagaimana materi unas harus disesuaikan dengan potensi daerah yang ada. Tujuan itu tidak lain karena kan masingmasing daerah punya kelebihan masing-masing. Sehingga dalam hal ini tidak terbebani,” harapnya. Lebih lanjut Masuni menegaskan, yang terpenting ialah, tidak menjadikan unas sebagai standar kelulusan, tapi cukup dijadikan sebagai standar mutu. Sebab, siswa sekolah-sekolah favorit di kota besar, tidak mungkin disamakan dengan siswa sekolah-sekolah di pelosok daerah. ”Jadi kita sebenarnya mempertanyakan, kenapa harus ada kebijakan itu. Tapi karena memang sudah perintah dari Pusat, kita usahakan semaksimal mungkin dengan menggalakkan tryout-tryout. Tapi pada prinsipnya saya memang lebih sepakat bila unas hanya menjadi standar mutu pendidikan di masing-masing daerah saja,” pungkas Masuni. (aqu/yoe)

KM/BPKPENABUR.OR.ID

DISKRIMINATIF: Peserta unas dari sekolah favorit di kota besar semacam ini, kemampuannya tentu jauh beda dibandingkan dengan peserta unas dari sekolah terbaik sekalipun, di pelosok wilayah Sumenep Kepulauan.

Empat Tahun Perda Pendidikan Mengendap SAMPANG-Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sampang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pendidikan yang sudah disahkan sejak tahun 2008 lalu itu, ternyata hingga kini belum diterapkan. Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang mengaku, belum bisa menerapkan perda itu, dengan alasan, perlu sosialisasi terlebih dahulu. Menurut Kepala Disdik Sampang Sumadi, “sosialisasinya belum dilaksanakan kalau tiba-tiba diterapkan tanpa sosialisasi bisa kaget yang akan kena sasaran kerja ini, terutama guru atau murid dan dari kalangan pendidikan lainnya.” Namun Sumadi mengaku, tidak tahu mengapa belum juga ada langkah sosialisasi akan perda tersebut, selama 4 tahun lalu. Dalihnya lagi, dia belum setahun menjabat sebagai Plt Kepala Disdik Sampang, menggantikan kepala dinas sebelumnya yang mengundurkan diri. “Mungkin, dalam waktu dekat baru bisa dilaksanakan sosialisasinya, nanti kalau sudah ada pejabat kepala dinas pendidikan yang baru. Saya kan masih belum definitif,” tukasnya. Kabid Kurikulum Disdik Sampang, Abi Kusno, menjelaskan, Perda Nomor 28 Tahun 2008 itu, adalah penjabaran dari Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang

KM/AGUS JOSIANDI

WHISTLEBLOWER: Bupati terpilih Sampang periode 2013-2018, Fannan Hasib adalah orang yang mengungkapkan masalah pengendapan perda pendidikan selama 4 tahun.

menyangkut beberapa hal tentang pendidikan mulai dari jenjang pendidikan, kurikulum dan peserta didik. Perda yang menjadi payung hukum penerapan pola pendidikan di Sampang itu sendiri, berisi tentang penerapan pendidikan khusus yang berhubungan den-

gan lokalitas Sampang. Belum diterapkannya perda pendidikan itu, terungkap dalam pernyataan Bupati Sampang Fannan Hasib, yang baru menjabat selama 2 pekan, dalam sebuah kesempatan. Saat itu, Fannan menanyakan alasan, tidak diterapkannya

perda pendidikan itu, padahal sudah diterbitkan pula peraturan pelaksananya melalui Perbup Nomor 19 Tahun 2010. “Perda ini kan seharusnya sudah diterapkan dua tahun lalu oleh dinas pendidikan kenapa sampai saat ini belum ada (penerapannya),” kata Fannan Hasib. (waw/yoe)

Tahun Ini, Pemkab Pamekasan Rekrut Guru PAMEKASAN-Krisis guru di sejumlah lembaga pendidikan negeri Pamekasan, membuat jajaran Pemkab Pamekasan, terutama yang membidangi pendidikan dan kepegawaian, segera berbenah. Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Pamekasan, Herman Kusnadi mengatakan, pihaknya saat ini telah berupaya melakukan pengisian dari beberapa lembaga pendidikan yang kekurangan guru. “Sementara, kami sedang melakukan penataan, dari beberapa lembaga yang kekurangan guru,” ujar Herman, Jumat (8/3). Selain itu juga, pihaknya akan melakukan mutasi guru dari beberapa lembaga pendidikan yang kelebihan tenaga guru. Sehingga kekurangan guru tersebut bisa diminimalisir dan kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat segera berjalan normal. “Kami ambil guru dari lembaga pendidikan yang kelebihan. Di samping itu pula, untuk menutupi kekurangan itu, kami akan melakukan rekrutmen, insya Allah tahun ini,” tandasnya. Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi D DPRD Pamekasan, K. Juhaini mengatakan, Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan bisa mendata beberapa lembaga pendidikan yang masih kekurangan tenaga pendidik. Hal itu penting dilakukan agar peserta didik ti-

KM/HUMASPAMEKASAN.BLOGSPOT.COM

HERMAN KUSNADI Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Pamekasan

dak merasa rugi akibat tidak adanya guru tersebut. “Jika didata, maka Disdik langsung bisa menempatkan tenaga guru di sekolah tersebut jika ada pengangkatan baru. Makanya sekarang banyak sekolah yang menfungsikan tenaga suka relawan (sukwan) untuk menjadi pengganti supaya KBM tidak terganggu,”ungkapnya. Pihaknya meminta Disdik Pamekasan segera melakukan beberapa upaya demi lancarnya KBM, utamanya di beberapa sekolah yang masih kekurangan tenaga pendidik. Agar siswa mendapat asupan ilmu pengetahuan sesuai dengan yang diharapkan. “Disdik harus sigap memecahkan persoalan ini, karena bagaimana pun hal ini penting dilakukan guna memajukan pendidikan di Pamekasan itu sendiri,” pungkas Juhaini. (jck/yoe)

Guru Sukwan Resahkan Larangan Rekrut Tenaga Honorer SUMENEP-Beberapa orang yang merupakan perwakilan guru tidak tetap (GTT) atau guru sukarelawan (sukwan) di Sumenep, Kamis lalu (7/3) ramai-ramai curhat ke Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS). Mereka merasa resah akibat kabar bakal dihapusnya tenaga honorer. Ketua Persatuan GTT Sumenep, Agus Haryanto menjelaskan, para GTT resah pasca disahkannya Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan. Dalam Perda itu, disebutkan jika lembaga pendidikan ataupun Dinas Pendidikan (Disdik), dilarang merekrut tenaga honorer atau sukwan. Pengangkatan tenaga honorer dikembalikan pada bupati atas dasar analisa kebutuhan. “Munculnya item tersebut katanya didasarkan pada peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2006 tentang moratorium dan Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

larangan pengangkatan tenaga honorer. Nah bagaimana dengan nasib para GTT yang sudah mengabdi bertahun-tahun, bahkan jauh sebelum munculnya PP 48 itu. Masak mereka harus ‘dibuang’ begitu saja?” gugatnya, sebagaimana dikutip dari beritajatim.com, Jumat (8/3). Apalagi, lanjut Agus, tidak sedikit para tenaga honorer yang sudah masuk dalam kategori II (K2). Dari 6 ribu guru honorer di Sumenep, 1747 di antaranya sudah masuk dalam K2. “Kami khawatir Perda tersebut benar-benar akan menghapus para tenaga honorer dan mencabut SK nya. Ini yang mengundang keresahan kami para GTT,” katanya. Agus mengungkapkan, pihaknya sengaja datang ke DPKS, Kamis itu, untuk membeberkan persoalan tersebut. Pihaknya berharap ada masukan dan solusi cerdas dari Dewan Pendidikan.

“Kami juga akan hearing dengan komisi D. Ini bukan soal diangkat atau tidaknya kami menjadi PNS. Kalau soal jadi PNS itu kan urusan nasib. Tapi kami ingin tahu bagaimana upaya pemkab. Selama ini terkesan membiarkan, dan tidak ada terobosan untuk memperjuangkan nasib tenaga honorer,” tandasnya. Sekretaris DPKS, Jamaludin menganggap keluhan dan kekhawatiran para GTT tersebut sebagai sesuatu yang wajar, dan harus segera disikapi serius. “Kami akan mengkaji persoalanpersoalan tersebut. Kami juga akan melakukan investigasi ke masing-masing sekolah yang ada GTT-nya, untuk mengetahui, mana yg sudah lama mengabdi dan mana yang baru,” ujarnya. Jamaludin mengaku, akan memberikan rekomendasi ke Pemkab untuk memperhatikan keluhan para GTT tersebut. Pihaknya tidak

ingin hal itu berdampak pada kondusivitas KBM. “Harus diakui jika peran para GTT untuk mengajar di sekolah ini sangat luar biasa. Apalagi jumlah GTT di Sumenep cukup besar. Kalau sampai terjadi mogok atau aksi lainnya, ini dikhawatirkan berdampak pada kegiatan belajar mengajar di sekolah,” katanya. Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Sumenep, Titik Suryati dalam kesempatan sebelumnya memaparkan, sampai saat ini pihaknya belum melakukan pengangkatan honorer, pasca terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 tahun 2006 tentang moratorium. “Dalam PP tersebut sudah jelas dinyatakan, setiap daerah dilarang mengangkat tenaga honorer, sukwan dan semacamnya. Karena PP tersebut belum dicabut, maka masih menjadi dasar pijakan kami,” tegasnya. (bjt/yoe)

KM/ZIPOER7.WORDPRESS.COM

OEMAR BAKRI: Tokoh rekaan Iwan Fals ini adalah simbol penderitaan kaum pendidik, di masa lalu. Ternyata, kini, masih ada pendidik yang berjuluk sarjana penuh derita. Mereka adalah para guru sukwan.


SABTU

11

9 Maret 2013

Hari Ini Mulai Terapkan Pola Jelang Lawatan PSB ke Kandang Persebaya BANGKALAN-Misi sulit kembali harus dilakoni Perseba Super Bangkalan (PSB) dalam lanjutan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Setelah kalah 2-0 dari tuan rumah Deltras Sidoarjo beberapa pekan lalu, Danilo Fernando dan kawan-kawan kembali harus melakoni lawatan berat. Yakni menghadang pemuncak klasemen sementara, Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Namun kabar buruk datang dari ruang briefing tim asuhan Nus Yadera itu. Pasalnya, tiga pemain asing PSB, Danilo Fernando, Victor Da Silva dan Perry N. Somah, hingga saat ini masih dibekap cedera berat. Bahkan, pada hari H pertandingan, 16 Maret, ketiganya masih meragukan untuk bisa tampil maksimal. Tak ayal, target yang semula bisa mengincar kemenangan, perlahan berubah pada curi poin. Hasil seri akan sangat membantu bagi posisi Laskar Suramadu (julukan PSB) di klasemen sementara. Selain menambah pundi poin, hasil draw sekaligus bisa menghambat laju Bajul Ijo –julukan Persebaya, untuk semakin memperlebar jarak. Persiapan menjelang pertandingan terberat bagi anak-anak Bangkalan

itupun mulai dilakukan. Bahkan sejak latihan hari ini, pola permainan yang akan digunakan pada 16 Maret, sudah mulai diterapkan. ”Besok (hari Ini, Red) kita mulai berlatih penerapan pola permainan. Kita harus melakukan persiapan lebih awal. Semoga akan menuai hasil maksimal, paling tidak berhasil memaksa draw,” ujar Nus Yadera, Pelatih Kepala PSB kemarin (8/3). Menanggapi persiapan tersebut, penggawan Laskar Suramadu asal Solo, Syaiful Bahri menyambut baik. Hasil positif diyakini striker pelapis Perry N. Somah itu, akan dituai klubnya. ”Hari ini masih libur. Besok mulai latihan persiapan. Semoga hasilnya bagus untuk laga lawan Persebaya,” tandasnya. Kondisi kurang menguntungkan juga sedang dialami kubu tuan rumah. Uston Nawawi dan kawan-kawan harus rela pertandingan away melawan Deltras Sidoarjo yang sedianya diagendakan sebelum bersua Perseba, tertunda. Pasalnya, pertandingan tersebut baru akan digelar 22 Maret

atau empat hari setelah laga di GBT. Suasana kurang harmonis antar-suporter kedua tim, menjadi alasan utama ditundanya big match tersebut. (bai/ed)

NON-ASING: Menghadapi Persebaya Surabaya, PSB sepertinya hanya akan mengandalkan pemain full lokal. Seperti Ferry Aman Saragih (kiri) dan striker Fandi Ahmad (10).

Siapkan Festival Musik Suporter BANGKALAN-Peringatan hari jadi suporter asal Bangkalan, K-Conk Mania, sejatinya masih beberapa bulan lagi. Namun persiapan untuk memeriahkan acara tersebut, ternyata sudah mulai dirancang beberapa hari terakhir. Salah satunya adalah rencana menggelar Festifal Musik Suporter Madura. Acara yang masih termasuk rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun K-Conk Mania itu, rencananya akan dilangsungkan akhir Mei mendatang. Beberapa ketentuan termasuk dresscode, dan lagu wajib suporter Madura, juga sudah diberikan oleh Violence Production, selaku pelaksana acara. ”Dresscode masih menggunakan tema suporter. Jadi semua peserta diwajibkan menggunakan kostum suporter, khususnya saat perform. Sebenarnya masih banyak ketentuan lainnya, termasuk membawakan satu lagu suporter Madura sebagai lagu wajib, di luar satu lagu bebas lainnya,” Terang Dirma, Ketua Violence Production. Selain itu, biaya sebesar Rp 100 ribu

juga akan dibebankan bagi calon peserta yang akan ikut ambil bagian dalam festival yang rencananya akan digelar di GOR Sultan Abdul Kadirun (SAKA) Bangkalan itu. ”Biaya cukup Rp 100 ribu karena ini cuma lingkup suporter. Total hadiahnya juga sementara hanya Rp 3 juta plus home recording atau rekaman gratis bagi dua juara harapan,” imbuh pria berdarah Sumenep itu. Lebih jauh, Dirma juga menambahkan bahwa rencana festival yang terbuka bagi seluruh suporter Madura tersebut akan dimatangkan dalam satu pertemuan lagi. ”Kita sudah merencanakan pertemuan dengan pihak Mabes K-Conk Mania. Mudahmudahan ketentuan-ketentuan yang sudah kami buat, tidak menemui banyak kendala dan segera menemui kata sepakat,” pungkasnya. (bai/ed) Siapkan Festival Musik Suporter

BANGKALAN-Peringatan hari jadi suporter asal Bangkalan, K-Conk Mania, sejatinya masih beberapa bulan lagi. Namun persiapan untuk memeriahkan acara tersebut, ternyata sudah mulai dirancang beberapa hari terakhir. Salah satunya adalah rencana menggelar Festifal Musik Suporter Madura. Acara yang masih termasuk rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun K-Conk Mania itu, rencananya akan dilangsungkan akhir Mei mendatang. Beberapa ketentuan termasuk dresscode, dan lagu wajib suporter Madura, juga sudah diberikan oleh Violence Production, selaku pelaksana acara. ”Dresscode masih menggunakan tema suporter. Jadi semua peserta diwajibkan menggunakan kostum suporter, khususnya saat perform. Sebenarnya masih banyak ketentuan lainnya, termasuk membawakan satu

lagu suporter Madura sebagai lagu wajib, di luar satu lagu bebas lainnya,” Terang Dirma, Ketua Violence Production. Selain itu, biaya sebesar Rp 100 ribu juga akan dibebankan bagi calon peserta yang akan ikut ambil bagian dalam festival yang rencananya akan digelar di GOR Sultan Abdul Kadirun (SAKA) Bangkalan itu. ”Biaya cukup Rp 100 ribu karena ini cuma lingkup suporter. Total hadiahnya juga sementara hanya Rp 3 juta plus home recording atau rekaman gratis bagi dua juara harapan,” imbuh pria berdarah Sumenep itu. Lebih jauh, Dirma juga menambahkan bahwa rencana festival yang terbuka bagi seluruh suporter Madura tersebut akan dimatangkan dalam satu pertemuan lagi. ”Kita sudah merencanakan pertemuan dengan pihak Mabes K-Conk Mania. Mudah-mudahan ketentuanketentuan yang sudah kami buat, tidak menemui banyak kendala dan segera menemui kata sepakat,” pungkasnya. (bai/ed)

Suporter Madura Rindukan Kemenangan Tandang BANGKALAN-Kemenangan Persepam Madura United (P-MU) atas Mitra Kukar beberapa hari lalu di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) memang menjadi hasil paling gemilang. Namun hingga ditahan imbang 2-2 oleh tamu asal Kalimantan lainnya, Persisam Putra Samarinda, beberapa hari sesudahnya, Laskar Sapeh Kerap masih menyisakan 1 target lagi. Yakni, menang di kandang lawan. Target inilah yang diharapkan suporter Madura akan mampu diraih saat Zaenal Arief dan kawan-kawan melakoni dua laga awaynya ke PSPS Pekanbaru (10/3) dan Persija Jakarta (14/3) mendatang. Syaiful Liar, pendukung fanatik P-MU asal Bangkalan mengaku tak mempermasalahkan meskipun hanya meraih satu kemenangan dari tour Sumatera-Jakarta itu. ”Gak masalah meskipun cuma bawa 3 poin dari dua pertandingan ini. Yang pernting P-MU bisa menang di kandang lawan. Ini akan menjadi sejarah,” ujarnya saat ditemui di markas KConk Mania kemarin (8/3). Komentar optimistis juga datang dari Taretan Mania. Suporter berbasis di Kabupaten Pamekasan itu mengaku dua kemenangan akan menghapus kesalahan P-MU setelah gagal menang

KM/RYAN KALIG

FULL FANATISME: Aksi suporter Madura saat mendukung tim P-MU berlaga di SGB ketika menjamu Persisam Putra Samarinda (6/3).

di pertandingan home terakhirnya. ”Dua kemenangan dan enam poin yakin bisa dibawa pulang. Secara komposisi, PSPS dan Persija tidak secemerlang Barito dan Persiba Balikpapan yang berhasil menahan P-MU dengan hanya kehilangan satu poin,” timpal Imam, anggota Taretan Ghir Sereng

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.co

Bandaran Pamekasan. Selain itu, suporter Madura asal Sumenep juga tak ingin ketinggalan memberikan harapannya. Rosa, anggota Peccot Mania Soengennep merasa yakin tren positif yang selama ini mampu diperlihatkan P-MU, akan berlanjut pada kemenangan tandang perdana. ”Melihat permainan

P-MU yang akhir-akhir ini sudah menunjukkan banyak peningkatan, saya yakin P-MU dalam lawatannya ke kandang PSPS dan Persija akan meraih hasil maksimal,” ujar Rosa. Lebih jauh, wanita bernama lengkap Adex Rosa Diantin itu juga memprediksi bahwa P-MU akan menjadi raksasa ISL. ”Mungkin tahun ini ban-

yak yang masih meremehkan kami. Tapi tahun-tahun mendatang, saya yakin P-MU akan menjelma menjadi raksasa di ISL. Kita patut optimistis,” imbuh Ocha –sapaan karibnya. Selain itu, dukungan penuh masyarakat Madura, menurutnya juga akan menjadi energi tambahan bagi perjuangan P-MU. (bai/ed)

Seleksi Pemain Dimulai Pembentukan Tim P-MU U-21

yang juga menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkab Pamekasan. Sementara itu, komitmen P A M E K A S A N - P r o s e s Manajer P-MU Achsanul pembentukan tim U-21 Qosasi, akan menjadikan tim Persepam Madura United U-21 P-MU sebagai ajang (P-MU) yang akan berlaga pembibitan dan pembinaan di Kompetisi ISL U-21 akan bakat pesepakbola muda dimulai sore ini. Kepastian Madura. Untuk itu, dia meyitu, sebagaimana disampai- ampaikan jika dalam proses kan Anis Fuad, Pelatih U-21 rekrutmen pemain U-21 P-MU kemarin (8/3), sesaat akan lebih mempertimbangsebelum Kabar Madura ber- kan pemain asli Madura. ”Sebagian besar harus tertolak ke Riau, dalam rangka ikut serta dalam rombongan diri dari pemain Madura,” P-MU yang melakoni tan- tandas AQ -sapaan akrab dangnya ke kandang PSPS manajer P-MU tersebut. Selain itu, AQ juga mePekanbaru. ”Besok sore sudah mu- nyampaikan, seminimal mungkin pelai lihat karamain tidak kter pemain. berasal dari Baik secara luar Madura. fisik maupun ami harus bergerak ”P-MU adalah kemampuan dasar,” jelas cepat, karena memang milik Madura. kompetisi U-21 akan Apapun kami Anis Fuad. segera berputar. prioritaskan Terpisah, J o n Y u l i a n - Meski demikian, sejak p e m a i n a s a l awal kami sudah Madura,” teto, Asisten mengkomunikasikan gas AQ tenManajer P-MU, yang membi- jika hanya menunggu tang pembendangi adminis- waktu. Hari ini menjadi tukan tim yang pembuktian mereka akan bentrok trasi, mengaku serius (calon pemain, melawan Perpersoalan administrasi yang Red) untuk meniti karier s i j a J a k a r t a , berupa penye- sebagai pemain sepak Arema Malang bola.” dan Persegres baran surat Gresik United serta petunjuk di grup 3 komadministrasi JON YULIANTO lainnya, telah Asisten Manajer P-MU petisi ISL U-21. Secara teknis, dikirim ke terhadap kebuPengcab PSSI se-Madura. Dalam surat tuhan pemain tambahan dari tersebut, menurut Jon Yu- luar Madura, AQ mengaku lianto, Pengcab PSSI se- masih menunggu permoMadura diminta merekome- honan dari pelatih U-21 dasikan nama-nama pemain P-MU. ”Jika memang dianggap yang akan diikutsertakan perlu, harus ada tambahan dalam proses seleksi. ”Kami harus bergerak pemain dari luar Madura. cepat, karena memang kom- Itu kami upayakan untuk petisi U-21 akan segera memenuhinya. Senyamberputar. Meski demiki- pang, proses untuk menan, sejak awal kami sudah gangkat performa pemain mengkomunikasikan jika Madura betul-betul bisa hanya menunggu waktu. dijalankan dengan baik,” Hari ini menjadi pembuk- pungkas pria yang sementian mereka serius (calon tara ini sukses mengantar pemain, Red) untuk meniti P-MU menduduki peringkat karier sebagai pemain sepak 10, sebagaimana tanggal bola,” terang Jon Yulianto, lahirnya. (bri/ed)


12

SABTU

9 Maret 2013

Pertahanan Lawan Kuat

Free KICK Siap Permalukan Mantan Klub TERDAPAT tiga pemain P-MU yang pernah merumput di PSPS Pekanbaru. Yakni Ali Khadafi, Michael Orah dan Zaenal Arif. Dari ketiga pemain tersebut, saat ini mereka menjadi bagian dari the winning team P-MU. Besok, ketiganya akan meladeni mantan klubnya. Lantas, apa kesan mereka?

KM/TABRI S. MUNIR

BERMUNAJAT: Sebelum meninggalkan Kab Bangkalan-Madura dini hari kemarin (8/3), rombongan P-MU menyempatkan diri doa bersama.

Catatan Menarik dari Pekanbaru-Riau (1)

Antara Ngapote dan Lancang Kuning

”BAGI saya, kostum yang saya pakai saat ini adalah yang harus dibela. Meski dia mantan klub, saya tidak akan kikuk melawannya. Sebab bagaimanapun, saya sudah biasa berganti klub. Untuk pertandingan besok saya akan berusaha bekerja keras untuk bisa menang.” (bri/ed)

PERTAMA kali menjejakkan kaki di Riau, kesan pertama adalah pandangan yang kurang bebas diekspresikan. Sebab kabut sangat menghalangi pemandangan mata. Kendati demikian, selama perjalanan menuju hotel, hal paling diingat oleh Kabar Madura adalah banyaknya tulisan yang menggunakan huruf Arab sebagai penunjuk jalan atau tempat. Kebiasaan menggunakan tulisan huruf Arab tersebut, menurut salah seorang warga setempat, Syamsul Ridlo, ada sejarah panjangnya. Terutama keterikatan tradisi Kesultanan Riau dengan Kerajaan Samudra Pasai. Tradisi Arab serta berbagai aktivitas muslim di sini memang sangat berpangurh besar dalam membentuk kebudayaan warga setempat. Untuk menjaga berbagai tradisi yang bersumber dari kesultanan, terdapat lembaga khusus yang diberi nama Lembaga Adat Melayu (LAM). Lembaga tersebut, selain menjadi pelestari kebudayaan Melayu, yang salah satunya penyematan gelar Datok pada tokoh yang dianggap berjasa dalam membangun Riau. Dalam memberikan gelar Datok kepada orang yang dianggap berjasa tersebut, LAM melakukan Kerapatan Adat Melayu. ”Rapat tersebut semacam rapat majelis untuk menentukan layak dan tidaknya tokoh menerima gelar Datok,” ujar Syamsul Ridlo. Terlepas dari masih dilestarikannya berbagai tradisi tersebut, Pekanbaru saat ini termasuk kota yang proses pembangunannya sangat pesat. Teru-

Ali Khadafi Gelandang Bertahan

”MANTAN klub itu biasa, tapi memang perlu ada upaya ekstra. Sebab bagaimanapun ada sebagian pemain yang sudah mengetahui tipikal permainan kami. Tetapi, sepak bola kan permainan kolektif, kerjasama antar-lini adalah pembuktiannya. Besok saya akan berusaha keras agar P-MU menang.” (bri/ed)

Zaenal Arif Striker

”JIKA diturunkan di lapangan permainan, panji yang harus saya bela adalah tim yang kami bela saat ini. Biarpun mantan klub, tidak ada masalah. Semuanya hanya tertuju di lapangan permainan. Saya akan bermain lepas sebagai pemain P-MU.” (bri/ed)

Michael Orah Bek Kiri

KLASEMEN SEMENTARA ISL 2012 / 2013

NO KLUB 1. AREMA INDONESIA 2. PERSIPURA 3. MITRA KUKAR 4. PERSISAM 5. SRIWIJAYA FC 6. BARITO PUTERA 7. PERSIWA 8. GRESIK UNITED 9. PERSIB 10. PERSEPAM MU 11. PERSELA 12. PERSIRAM 13. PSPS 14. PERSITA 15. PELITA BANDUNG RAYA 16. PERSIBA BALIKPAPAN 17. PERSIDAFON 18. PERSIJA

P 11 9 10 10 9 9 9 11 8 9 9 9 9 10 9 9 9 9

W 8 6 6 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2

D 0 3 1 4 2 2 1 1 3 2 1 4 4 4 3 3 2 2

L 3 0 3 2 3 3 4 6 2 4 5 3 3 4 4 4 5 5

GD 26-12 20-4 20-17 16-14 19-19 12-13 12-14 14-18 17-13 13-20 13-12 9-11 6-8 8-12 11-15 8-13 11-14 11-17

PTS 24 21 19 16 14 14 13 13 12 11 10 10 10 10 9 9 8 8

JADWAL ISL Sabtu, 9 Maret 2013 Barito Putera v Persidafon (Stadion Demang Lehman Martapura) Pelita Bandung Raya v Persita (Stadion Si Jalak Harupat, Soreang) Persiba Balikpapan v Persiram (Stadion Persiba, Komplek Pertamina Parikesit) Sriwijaya FC v Persib (Gelora Sriwijaya, Jakabaring)

tama mengukur daya beli masyarakatnya yang sangat tinggi. Tak heran, belanja di Pekanbaru harga-harga termasuk lebih tinggi dari beberapa daerah di Indonesia. Akan tetapi, belanja tersebut akan lebih murah jika yang dibeli adalah alat-alat elektronik. Pasalnya, di Pekanbaru banyak beredar barang elektronik “bodong” dari negeri tetangga, Singapura. Besarnya daya beli Masyarakat Pekanbaru juga terhadap kepemilikan kendaraan bermotor. Kabuaten yang terkenal sebagai daerah penghasil sawit tersebut, seakan aspal jalannya sudah tak mampu menampung kendaraan bermotor. Sayangnya, sehari setalah merapat di Pekabaru, Kabar Madura masih belum bisa berinteraksi dengan warga Madura dalam jumlah besar. Di kota yang motto

hidupnya hampir sama dengan warga Madura tersebut tergolong sedikit. Penguasa jalanan di Kota Pekanbaru lebih banyak orang Batak. Sementara untuk orang Melayu sendiri menurut Syamsul Ridlo berada di pinggiran kota. Kesamaan motto antara warga Melayu Pekanbaru dengan warga Madura adalah Pancang Kuning. Pancang Kuning adalah sebutan untuk layar yang selalu siap dilayarkan mengarungi lautan Nusantara untuk meraih hidup yang lebih layak. Sementara untuk warga Madura terdapat motto hidup yang bisa dibaca pada syair Ngapote, Abantal Ombak Asapok Angin. Kalimat tersebut adalah salah satu kalimat yang menggambarkan kehidupan keras warga Madura untuk berani merantau. (bri/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

MEMBENTANG: Spanduk selamat datang bagi penggawa P-MU, disiapkan LOC Panpel PSPS di luar hotel tempat rombongan P-MU menginap selama di Pekanbaru-Riau.

Berniat Balas Kekalahan Dua Tim Jatim LAWATAN P-MU ke Sumatera dalam rangka menghadapi PSPS Pekanbaru, besok (10/3), menjadi ajang pertemuan perdana kedua tim. Selain itu juga, ajang pembuktian siapa lebih superior di pentas ISL, utamanya di putaran pertama. Sayangnya, PSPS seakan tak pernah memberi ampun kepada tim asal Jawa Timur ketika melawat ke kandangnya. Dalam catatan Kabar Madura, dua tim asal Jawa Timur yang sudah menjajal PSPS di Stadion Tuanku Tambusai, adalah Arema Cronous dan Persegres Gresik United. Arema Cronous harus takluk 1-0, demikian juga Persegres Gresik United menyerah 2-0. Bahkan saat ini, anak asuh Mundari Karya ini sedang full team. Beberapa pemainnya yang cedera, seperti M. Ilham, Slamet Riyadi dan Rudi Widodo, sudah kembali prima. Demikian juga pemain asal Nepal yang pernah merumput di Arema Cronous, Rohit Chand. Sebagaimana rilis manajemen PSPS, mereka sudah bersiap menghadang laju P-MU yang selalu meraih poin dalam tiga pertandingan terakhirnya. Laskar Sape Kerap -julukan P-MU, sebelum keberangkatannya untuk menantang PSPS Pekanbaru, mematok target mencuri poin dari tim yang lebih senior di pentas ISL. Keberadaan P-MU sebagai tim yang baru promosi menjadi

salah satu bahan perbincangan beberapa media lokal di Riau. Salah satunya, PSPS dinilai akan mudah mengamankan poin di kadangnya dari tim yang nyatanya promosi ke pentas ISL tahun lalu. Tetapi, sesumbar jika PSPS akan menang mudah terhadap P-MU, bagi anak asuh Daniel Roekito adalah sesumbar kacangan. Pasalnya, tim kebanggaan warga Madura ini, sedang memendam semangat untuk kembali meraih poin. Itu setelah laga terakhir di kandang, melawan Persisam Putra Samarinda, P-MU harus menelan kenyataan hanya meraih satu poin. ”Dimanapun kami bermain, saat ini tujuannya adalah menambah poin. Karena kami telah kemalingan saat melawan Persisam,” jelas Zaenal Arif, el-Capitino P-MU. Semangat yang disampaikan Zaenal Arif tersebut memang menjadi target utama lawatan perdana P-MU ke pulau Suwarna Dwipa (julukan lain Sumatera, artinya : tanah emas). Curi poin dari kandang klub yang berjuluk Askar Bertuah menjadi harga mati. Upaya untuk menampilkan superioritas sebagai tim yang tak boleh dipandang sebelah mata, bukanlah tanpa alasan. Hingga kini, Laskar Sape Kerap secara posisi di susunan klasemen sementara lebih unggul dari PSPS. Selisih poin yang didapatkan memang sangat tipis,

hanya beda dua. Tapi perbedaan tersebut mampu menjadikan jurang tajam perbedaan posisi. P-MU bertengger sebagai penghuni 10 besar, sementara PSPS masih menduduki peringkat 13. Terhadap kondisi tersebut, sang Arsitek P-MU, Daniel Roekito sangat yakin jika anak didiknya akan tampil kesetanan sesuai dengan taktik yang akan diberikan. ”Apapun yang terjadi, baik karena kondisi lapangan, kami akan berupaya agar pemain kembali raih poin,” ujar arsitek P-MU. ”Kami akui jika anak-anak dalam dua minggu ini betul-betul diforsir tenaganya. Tapi semangat orang Madura yang tak kenal lelah sudah tertanam matang di dada pemain. Dan itulah yang menjadi semangat kami untuk terus naik,” ujar Daniel Roekito yang lambat laun berhasil mengangkat performa permainan Laskar Sape Kerap, hingga mampu menyentuh posisi 10 besar di kasta kompetisi ISL. ”Tapi patokan posisi klasemen saat ini bukanlah hasil akhir, masih panjang perjalanan. Saya bangga kepada suporter Madura yang tak kenal lelah untuk terus memberikan semangat agar pemain mampu menampilkan peak performace terbaiknya selama ini,” tandas pelatih yang sudah melanglang buana di beberapa klub di jagad Nusantara ini. (bri/ed)

PEKANBARU, RIAU-PSPS yang dilakoni PSPS tersebut, Pekanbaru (Persatuan Sepak tercatat empat pertandinBola Pekanbaru dan Seki- gan mereka jalani dengan tarnya) adalah klub sepak raihan cleen sheet. Semenbola kebanggaan Kota Pe- tara P-MU, dalam sembilan kanbaru, Riau. Namun kini pertandingan yang dilakoni, PSPS sudah menjadi milik tak satupun pernah meraih warga Kampar, kabupaten cleen sheet. tetangganya. Terhadap kondisi tersebut, S e b e l u m n y a , k a n d a n g Coach Daniel Roekito menPSPS adalah Stadion Kaha- gaku tidak begitu risau. ”Selaruddin Nasution, atau yang ma pemain memiliki semanlebih dikenal sebagai Stagat untuk mmencetak dion Rumbai, karena gol, ya pasti akan ada letaknya di daerah hasilnya. Seperti saat Rumbai, Pekanbaru. melawan Persisam, Namun yang sekarang pada kenyataannya digunakan adalah Staakhirnya tercipta gol. dion Bangkinang atau Itu semua terganStadion Tuanku tung dari usaha,” Tambusai di Kabuujarnya. paten Kampar. Dalam rangka Kursi pelatih PSPS membongkar sekarang dipebarisan pertahan gang oleh Mundari PSPS tersebut, Karya. Tim ini Daniel mengaku memiliki julukan sudah memiliki Asykar Bertuah, sesstrategi tersendiri. uai julukan Kota PeNamun demikikanbaru, Kota Beran, pelatih asal tuah. Para suporter Semarang tersefanatik mereka disebut enggan memKM/DOK but Asykar Theking. beber strategi TABRI S. MUNIR Menghadapi tim yang digunakanWartawan Kabar Madura yang satu ini, Lasnya dalam perkar Sape Kerap septandingan besok. ertinya harus ekstra kerja ”Adalah strategi khusus, keras. Pasalnya, tim yang setidaknya saya sedikit meakan dihadapi adalah tim mahami bagaimana peryang paling sedikit kebobo- mainan setiap tim di Indonelan gol setelah Persipura sia,” jelas pelatih yang berJayapura. Selama sembilan hasil mengangkat performa pertandingan yang dila- permainan Zaenal Arif dan koninya, Askar Bertuah baru kawan-kawan hanya dalam kebobolan delapan gol. Itu- empat minggu. pun, salah satunya dihasilSementara dalam rangka kan ketika mereka tampil meraih catatan cleen shet timpang dengan banyaknya pada peratandingan besok, pemain yang tak merum- Daniel Roekito sebelumnya put kala melawan Persib mengaku telah mengevaluasi Bandung. Kala itu, PSPS lini belakangnya, terutama kebobolan empat gol dalam dalam mengantisipasi set satu pertandingan. ”Catatan piece. ”Kelemahan itu, semocleen sheet mereka tercatat ga besok sudah tertutupi,” sangat bagus,” ujar Jamrawi, tandas pelatih yang mengaku asisten pelatih P-MU. sangat suka terhadap tampiYa, sembilan pertandingan lan Odheng Madura. (bri/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

MARKAS PSPS: Stadion Bangkinang yang berlokasi di kabupaten Kampar, Riau, saat baru diresmikan jelang PON 2012.

SELURUH JAJARAN

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (BKPP) KABUPATEN SUMENEP Mengucapkan

Selamat dan Sukses Kepada Yth

Mengucapkan

Mengucapkan

Drs. HADI SOETARTO, M.Si

Selamat dan Sukses

Selamat dan Sukses

Sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Definitif

Kepada Yth

Kepada Yth

Atas Ditetapkannya

Drs. HADI SOETARTO, M.Si Imam Trisnohadi, SH. M.Si Kepala Dinas Diskominfo

H.Abd. Salam Qadri, S.Sos, M.Si Seretaris Dinas Diskominfo

Sufiyanto, SE, Msi

Drs. R. Moh. Dihyah Suyuti, M.Si

Abdul Kadir, SH

Muhammad Nurdin, SS, MH

Kepala Bidang Telekomikasi

Kepala Bidang Informasi

Kepala Bidang Komunikasi

Kepala Bidang Aplikasi Telematika

Atas Ditetapkannya Sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Definitif

Drs. HADI SOETARTO, M.Si Atas Ditetapkannya Sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Definitif

Ir. Edy Rasiyadi, M.Si Kepala Dinas PU Pengairan

Suhairi, SH Kepala Bidang Pengembangan dan Konservasi SDA Drs. R. Amirul Horry, MH Sekretaris PU Pengairan

Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan

Riyono, SST Kepala Bidang Pembangunan dan Pengembangan Sda

R.Titik Suryati, SH, MH Kepala BKPP Kabupaten Sumenep Drs. Sudarsono Kepala Bidang Bina Manfaat

Semoga Amanah dalam Menjalankan Tugas Sebagai Sekretaris Daerah

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.