Bab IV PDRB Kab. Purwakarta 2010

Page 1

Tinjauan Ekonomi

4.1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN PURWAKARTA Dilihat dari posisi geografis, Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari Wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 o30' - 107o40' BT dan 6o25' - 6o45' LS. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah: - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat - Sebelah Barat dan sebagian wilayah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang; Bagian Barat Daya berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. - Sebelah Utara dan sebagian wilayah bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang; - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur.

Kabupaten Purwakarta berada pada titik-temu tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis, yaitu jalur Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan PurwakartaCirebon yang merupakan jalur utama ke wilayah Jawa Tengah. Luas Wilayah Kabupaten Purwakarta tercatat 971,72 km 2 atau sekitar 2,81 persen dari luas Wilayah Propinsi Jawa Barat, mempunyai tingkat kepadatan penduduk 877 orang per Km2. Sejak Januari 2001 Kabupaten Purwakarta mempunyai 17 Kecamatan dengan 183 desa dan 9 kelurahan. Jarak antar Kecamatan bervariasi, dimana jarak terdekat sepanjang 4 km terdapat antara Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Plered. Sementara jarak terjauh adalah 60 km yang terdapat antara Kecamatan Bojong dengan Kecamatan Sukasari. Sedangkan jumlah Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) dan Dusun pada tahun 2010 sebanyak 475 dusun dengan 1.084 RW dan 3.455 RT.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

57


Tinjauan Ekonomi

Letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi atas beberapa wilayah, yaitu bagian Utara, Barat, Selatan dan Timur. Wilayah bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Bungursari,

Cibatu,

Purwakarta,

Babakancikao,

Pasawahan,

Pondoksalam,

Wanayasa dan Kiarapedes dimana sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara 25 – 500 m di atas permukaan laut (dpl). Wilayah Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari dimana bagian yang merupakan permukaan air Danau Ir. H. Juanda mempunyai ketinggian 107 m dpl, sedangkan tanah daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 m dpl. Kabupaten Purwakarta bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi Kecamatan Plered, Maniis, Tegalwaru, Sukatani, Darangdan dan Kecamatan Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl.

Kabupaten Purwakarta termasuk pada zona iklim tropis, dengan rata-rata curah hujan 3.093 mm/Tahun dan terbagi ke dalam 2 wilayah zona hujan, yaitu: Zona dengan suhu berkisar antara 22oC-28oC dan zona dengan suhu berkisar 17oC-26oC.

Zona mata air di Kabupaten Purwakarta yang berpengaruh terhadap keseimbangan air permukaan wilayah regional terdapat di Gunung Burangrang, Sanggabuana, Pegunungan Parang, Pasir Kutangandak di Kecamatan Wanayasa dan Pasir Madang di Kecamatan Campaka. Zona air tanah di Kabupaten Purwakarta merupakan zona air tanah sedang sampai dangkal, terdapat di wilayah Sungai Cikao Kecamatan Purwakarta, Plered dan Campaka, serta zona air tanah dalam terdapat di wilayah Kecamatan Darangdan dan Wanayasa. Zona air permukaan berupa air sungai dan air genangan. Sungai terbesar yang terdapat di Kabupaten Purwakarta adalah Sungai Citarum dan sungai kecil meliputi Sungai Cikao, Sungai Ciherang dan Sungai Cilamaya. Air genangan yang terdapat di Kabupaten Purwakarta adalah Waduk Ir. H. Juanda dan sebagian Waduk Cirata.

Kondisi geologi di Kabupaten Purwakarta terdiri dari batuan sedimen klasik, berupa: batu pasir, batu gamping, batu lempung, batuan vulkanik (turf, breksi vulkanik, batuan beku terobosan, batu lempung napalan, konglemerat dan napal). Batuan beku

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

58


Tinjauan Ekonomi

terobosan terdiri dari andesit, diorit, vetrofir, basal dan gabro. Batuan tersebut umumnya bertebaran di sebelah Barat Daya wilayah Kabupaten Purwakarta.

Bahan galian yang terdapat di wilayah Kabupaten Purwakarta diantaranya adalah: batu kali, batu pasir, batu andesit, batu gamping, lempung, pasir, pasir kuarsa, sirtu, tras, posfat, barit dan gips.

Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 memberikan gambaran bahwa dalam kurun waktu sepuluh tahun (2000 – 2010), rata-rata laju pertumbuhan Penduduk Kabupaten Purwakarta adalah 2,18 persen per tahun. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 penduduk Kabupaten Purwakarta sebesar 852.521 orang, terdiri dari 436.082 orang laki-laki dan 416.439 orang perempuan. Dilihat dari Komposisi Umur, ada sebanyak 30,38 persen penduduk berusia 0-14 tahun. Sedangkan penduduk usia 1564 tahun mempunyai komposisi terbanyak yaitu 65,14 persen, dan sisanya 4,48 persen adalah penduduk usia 65 tahun ke atas.

Secara umum sex ratio tahun 2010 adalah 104,7 yang berarti bahwa di antara 100 orang perempuan terdapat 104 orang laki-laki. Hampir semua kecamatan juga mempunyai sex ratio di atas 100, hal ini menandakan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk permpuan.

Jumlah rumah tangga tahun 2010 mencapai 224.323 rumah tangga. Tertinggi berada di wilayah Kecamatan Purwakarta, yaitu 41.668 rumah tangga, Kecamatan Plered sebesar 17.271 rumahtangga dan ketiga terbesar adalah Kecamatan Jatiluhur sebesar 16.301 rumahtangga. Sebagian besar penduduk Kabupaten Purwakarta (19,41 persen) tinggal di Kecamatan Purwakarta dan merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan tertinggi dengan 6.663 orang per Km 2, sedangkan Kecamatan Sukasari mempunyai kepadatan penduduk terendah yaitu 157 orang per Km2. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Purwakarta merupakan pusat kota dan pusat pemerintahan

yang

mempunyai

banyak

fasilitas-fasilitas

yang

dibutuhkan

masyarakat.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

59


Tinjauan Ekonomi

Sisi lain yang perlu diamati selain dari jumlah penduduk suatu wilayah adalah kualitas penduduk yang tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Hasil penghitungan IPM Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010 adalah angka indeks sebesar 71,17; yang menempatkan Kabupaten Purwakarta berada pada posisi ke-18 setelah Kabupaten Garut di level Provinsi Jawa Barat. Angka IPM Kabupaten Purwakarta yang dicapai pada tahun 2010 tersebut menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi bila diukur dari angka IPM pada tahun 2009 sebesar 70,79. Hal ini menunjukkan adanya suatu kemajuan yang berarti dalam rangka membangun dan meningkatkan kualitas manusia (sumber daya manusia).

4.2. PDRB KABUPATEN PURWAKARTA Produk Domestik suatu wilayah merupakan nilai seluruh produk dan jasa yang diproduksi di wilayah tersebut tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari wilayah tersebut atau tidak. Pendapatan yang timbul oleh adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah domestik atau region adalah meliputi wilayah yang berada di dalam wilayah geografis region tersebut.

Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa sebagian faktor produksi dari kegiatan produksi di suatu wilayah berasal dari wilayah lain. Demikian juga sebaliknya, faktor produksi yang dimiliki wilayah tersebut ikut pula dalam proses produksi di wilayah lain. Dengan kata lain, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan gambaran “Production Originated�. Hal ini menyebabkan nilai produksi domestik yang timbul di suatu wilayah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk wilayah tersebut. Dengan adanya arus pendapatan (pada umumnya berupa gaji/upah, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan) yang mengalir antar wilayah (termasuk dari/ke luar negeri), maka timbul perbedaan antara Produk Domestik dengan Produk Regional.

Produk Regional adalah produk domestik ditambah pendapatan dari luar wilayah dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar wilayah tersebut. Dengan kata

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

60


Tinjauan Ekonomi

lain, Produk Regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah tersebut.

Dengan statistik pendapatan regional maka dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi, peranan/kontribusi masing-masing sektor, pendapatan perkapita, tingkat kemakmuran, tingkat perubahan harga (inflasi dan deflasi) serta struktur perekonomian suatu daerah. Hasil penghitungan PDRB tahun 2010 Kabupaten Purwakarta

yang dihasilkan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Purwakarta dapat dikemukakan sebagai berikut.

4.2.1. Perkembangan PDRB Kabupaten Purwakarta

Perekonomian Kabupaten Purwakarta selama tahun 2010 menunjukkan pertumbuhan yang positif apabila dibandingkan pada tahun 2009. Pada tahun 2010, besaran nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang tercipta atau total nilai tambah bruto (NTB) yang dihitung atas dasar harga berlaku adalah sebesar 15,9 triliun rupiah, mengalami peningkatan dari tahun 2009 yang sebesar 14,1 triliun rupiah. Sejak tahun dasar 2000, besaran nilai tersebut selalu meningkat setiap tahunnya. Sampai pada tahun 2010, perkembangan nilai tambah PDRB tersebut telah mencapai hampir dua kali lipat dari tahun dasar 2000.

Selama periode tahun 2010, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau total nilai tambah bruto (NTB) yang dihitung

atas dasar harga konstan tahun 2000

mengalami peningkatan sebesar 5,98 persen, yaitu dari 6,8 triliun rupiah tahun 2009 naik menjadi 7,2 triliun rupiah pada tahun 2010.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

61


Tinjauan Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Purwakarta Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 – 2010 (Miliar rupiah) KELOMPOK SEKTOR

2008

2009*)

2010**)

(1)

(2)

(3)

(4)

I. Primer

1.326,34

1.581,02

1.779,34

1.309,42

1.561,80

1.759,14

16,92

19,22

20,20

II. Sekunder

6.976,23

7.167,16

8.046,39

3. Industri

6.298,00

6.333,27

7.123,47

4. Listrik, G. A

301,83

426,19

456,34

5. Bangunan

376,40

407,70

466,58

4.913,28

5.408,21

6.131,29

3.202,59

3.530,93

4.064,79

7. Pengangkutan

492,15

539,23

595,50

8. Keuangan

557,92

618,21

693,29

9. Jasa-jasa

660,62

719,84

777,70

13.215,85

14.156,38

15.957,02

1. Pertanian 2. Pertambangan

III. Tersier 6. Perdagangan

PDRB *) angka perbaikan **) angka sementara

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

62


Tinjauan Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Purwakarta Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008 – 2010 (Miliar rupiah) KELOMPOK SEKTOR

2008

2009*)

2010**)

(1)

(2)

(3)

(4)

I. Primer

643,85

694,04

752,51

633,74

683,45

741,64

10,11

10,59

10,88

II. Sekunder

3.587,24

3.687,59

3.888,25

3. Industri

3.274,94

3.345,24

3.516,53

4. Listrik, G. A

147,88

165,86

175,05

5. Bangunan

164,42

176,48

196,67

2.274,96

2.467,93

2.618,22

1.474,18

1.615,94

1.704,49

7. Pengangkutan

197,71

209,30

223,39

8. Keuangan

295,88

319,96

348,99

9. Jasa-jasa

307,20

322,74

341,35

6.506,04

6.849,56

7.258,98

1. Pertanian 2. Pertambangan

III. Tersier 6. Perdagangan

PDRB *) angka perbaikan **) angka sementara

4.2.2. Struktur Ekonomi PDRB

Komposisi yang membentuk ekonomi suatu wilayah atau yang berperan dalam ekonomi dapat diartikan sebagai struktur ekonomi. Pada jangka pendek struktur ekonomi berguna untuk menggambarkan corak perekonomian suatu daerah, bila sektor primer yang dominan berarti daerah tersebut menganut tipe agraris, demikian pula apabila sektor sekunder yang dominan maka daerah tersebut dikatakan menganut tipe industri. Kontribusi tiap–tiap sektor / subsektor ekonomi terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku menggambarkan

struktur

perekonomian

suatu

daerah. Peranan sektor-sektor

ekonomi dalam suatu kegiatan / aktivitas memproduksi barang dan jasa sebagai hasil PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

63


Tinjauan Ekonomi

akhir menentukan bagaimana suatu struktur daerah terbentuk.Untuk jangka panjang struktur ekonomi dapat menunjukkan arah dan keberhasilan pembangunan ekonomi dengan melihat transformasi ekonomi yang terjadi.

Struktur ekonomi Kabupaten Purwakarta dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB total atas dasar harga berlaku (ADHB). Tabel 3.A secara umum menggambarkan struktur ekonomi Kabupaten Purwakarta tahun 2008 - 2010, dimana peranan terbesarnya didukung oleh kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok sekunder yaitu sekitar 50,43 persen, kemudian kelompok tersier berkisar antara 38,42 persen dan kelompok primer yaitu 11,15 persen.

Setiap kelompok sektor memiliki sektor andalan yaitu sektor pertanian (untuk kelompok sektor primer), sektor industri pengolahan (untuk kelompok sektor sekunder) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (untuk kelompok sektor tersier).

Sektor-sektor tersebut bagaikan pemicu roda perekonomian karena sekitar 70 persen lebih kegiatan ekonomi berasal dari sektor-sektor tersebut sehingga perlu mendapat perhatian dalam rangka pengembangan perekonomian regional.

Bila kita cermati kontribusi kelompok sektor primer / pertanian selama periode 2009 - 2010 cenderung (trend-nya) turun. Sedangkan kelompok sektor tersier cukup berfluktuasi selama periode 2009 - 2010. Sementara itu kelompok sektor sekunder cenderung trend-nya turun.

Berfluktuasi dan pergeseran kelompok sektor primer / pertanian sangat dipengaruhi oleh pergeseran sektor pertanian. Penurunan kontribusi kelompok sektor ini pada tahun 2010 merupakan proyeksi dari penurunan sektor pertanian. Pada tabel 3.A terlihat bahwa kontribusi kelompok sektor primer turun dari 11,17 persen menjadi 10,15 persen pada periode 2009 - 2010. Sektor pertanian sendiri turun dari 11,03 persen menjadi 11,02 persen. Jika kita telusuri

lebih lanjut, maka

turunnya

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

64


Tinjauan Ekonomi

kontribusi sektor

pertanian tidak terlepas dari subsektor pendukungnya yaitu

subsektor kehutanan dan subsektor perikanan yang cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Di tahun 2010 subsektor tanaman bahan makanan berperan mendorong naiknya kontribusi kelompok sektor primer / pertanian dari 8,72 persen di tahun 2010 menjadi 8,77 persen.

Kelompok sektor sekunder / industri, kontribusinya pada tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi pada sektor pendukungnya yaitu industri pengolahan. Sektor industri pengolahan, kontribusi sektor ini turun dari 44,74 persen pada tahun lalu menjadi 44,64 persen pada tahun 2010 ini.

Peranan kelompok sektor tersier / jasa-jasa pada tahun 2010 mencapai 38,42 persen. Pada tahun 2008 sebesar 37,18 persen, pada tahun 2009 naik menjadi 38,20 persen dan pada tahun 2010 naik menjadi 38,42 persen. Pemicu kelompok sektor ini adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Purwakarta Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 – 2010 (Persen) KELOMPOK SEKTOR

2008

2009*)

2010**)

(1)

(2)

(3)

(4)

I. Primer

10,04

11,17

11,15

1. Pertanian

9,91

11,03

11,02

2. Pertambangan

0,13

0,14

0,13

II. Sekunder

52,79

50,63

50,43

3. Industri

47,65

44,74

44,64

4. Listrik, G. A

2,28

3,01

2,86

5. Bangunan

2,85

2,88

2,92

37,18

38,20

38,42

6. Perdagangan

24,23

24,94

25,47

7. Pengangkutan

3,72

3,81

3,73

8. Keuangan

4,22

4,37

4,34

9. Jasa-jasa

5,00

5,08

4,87

III. Tersier

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

65


Tinjauan Ekonomi

PDRB

100,00

100,00

100,00

*) angka perbaikan **) angka sementara

4.2.3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran dinamis yang digunakan untuk melihat perubahan tingkat ekonomi antar periode. Tabel 12.A menunjukkan bahwa geliat perekonomian Kabupaten Purwakarta pada tahun 2008 tumbuh sebesar 4,99 persen, pada tahun 2009 menjadi 5,28 persen dan pada tahun 2009 laju pertumbuhannya menjadi 5,98 persen.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, tiga sektor dominan sebagai pemicu roda perekonomian di Kabupaten Purwakarta (dengan kontribusi terhadap total PDRB masing-masing sebesar 44,64 persen, 25,47 persen dan 11,02 persen pada tahun 2010,

adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran;

dan sektor pertanian. Selama periode 2008 - 2010 pertumbuhan ekonomi sektoral di sektor industri pengolahan, pada tahun 2010 sektor ini mampu tumbuh 5,12 persen naik dibandingkan tahun 2009 yang hanya sebesar 2,15 persen tetapi melambat dibandingkan pada tahun 2008 dengan laju pertumbuhan 7,89 persen.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor industri. Pada tahun 2008 mampu tumbuh 2,47 persen, pada tahun 2009 menguat yaitu tumbuh sekitar 9,62 persen. Pada tahun 2010 laju pertumbuhannya melambat yaitu menjadi 5,48 persen.

Sektor pertanian cenderung meningkat. Pada tahun 2008 laju pertumbuhannya mencapai 1,80 persen, pada tahun 2009 menjadi 7,85 persen. Pada tahun 2010 laju pertumbuhannya kembali menguat dibanding tahun 2009 yaitu menjadi 8,51 persen.

Tingkat pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi seperti yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya dapat dikatakan sebagai fungsi turunan dari besaran

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

66


Tinjauan Ekonomi

agregat pendapatan regional, khususnya Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB. Fungsi turunan yang lain adalah pendapatan regional perkapita dan tingkat inflasi PDRB.

4.2.4. Pendapatan Regional Perkapita

Pendapatan regional perkapita yang merupakan hasil bagi besaran agregat PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan regional perkapita biasanya digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran suatu daerah.

Pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga berlaku meningkatan sebesar 12,72 persen dari tahun 2009. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sebesar 847.689 jiwa sebagai faktor pembagi nilai PDRB diatas, maka dapat diketahui besarnya PDRB perkapita yaitu sebesar 18.824.145 rupiah. Jika dibanding dengan PDRB atas dasar harga berlaku perkapita tahun 2009 yang sebesar 16.927.987 rupiah maka terjadi kenaikan sebesar 6,33 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13.

Sedangkan apabila kita lihat PDRB atas dasar harga konstan, maka pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan mengalami kenaikan 5,98 persen. Kenaikan sebesar itu jauh lebih tinggi dibanding kenaikan penduduk pertengahan tahunnya yang sebesar 1,36 persen yaitu dari 836.271 jiwa pada tahun 2009 menjadi 847.689 jiwa pada tahun 2010.

Nilai PDRB perkapita Kabupaten Purwakarta yang dihasilkan sebesar 18,82 juta rupiah mengalami peningkatan sebesar 11,20 persen dari tahun 2009 senilai 16,93 juta rupiah. Selama kurun waktu sepuluh tahun, sejak tahun dasar 2000, nilai PDRB perkapita Kabupaten Purwakarta terus mengalami ekspansi pertumbuhan. Dengan kata lain tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purwakarta lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan penduduknya. Angka PDRB perkapita masih kelihatan cukup besar karena didalamnya masih termasuk penyusutan dan pajak tidak langsung netto.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

67


Tinjauan Ekonomi

Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Perkapita Kabupaten Purwakarta Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 – 2010

TAHUN

PDRB Perkapita Adh Berlaku (rupiah)

(1)

(2)

(3)

2000

6.889.515

100,00

2001

7.923.446

115,01

15,01

2002

8.705.834

126,36

9,87

2003

9.117.206

132,33

4,73

2004

9.627.958

139,75

5,60

2005

11.024.762

160,02

14,51

2006

12.284.856

178,31

11,43

2007

13.990.469

203,07

13,88

2008

16.072.048

233,28

14,88

2009

16.927.987

245,71

2010

18.824.146

246,71

5,33 6,33

Perkembangan (persen)

Pertumbuhan (persen) (4)

-

Hal ini berindikasi atau memberikan sinyalemen bahwa tingkat perkembangan kesejahteraan penduduk dan tingkat kemakmuran penduduk Kabupaten Purwakarta secara ekonomi semakin meningkat, namun karena masih cukup timpangnya pemilikan faktor-faktor produksi di masyarakat, perlu digarisbawahi bahwa pendapatan tersebut masih semu dan tidak semuanya diterima / dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Purwakarta, karena masih harus dikeluarkan biaya–biaya produksi dan biaya untuk pengembalian investasi yang modalnya

dimiliki oleh

daerah atau negara lain, kemudian bagi hasil antara pemerintah pusat

dengan

investor, pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi, pemerintah provinsi dengan pemerintah daerah; maka besarnya pendapatan perkapita penduduk di tahun 2010 belum sepenuhnya memberi gambaran tentang kesejahteraan masyarakat secara PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

68


Tinjauan Ekonomi

keseluruhan. Namun demikian secara makro ekonomi, data PDRB perkapita maupun pendapatan perkapita dianggap sudah cukup mewakili (representatif ) dan sebagai salah satu indikator kemakmuran suatu daerah atau potensi ekonomi suatu daerah.

Jika pendapatan yang diperoleh dengan mengeluarkan

faktor penyusutan serta

pajak tidak langsung

dibagi dengan

netto

dari PDRB, kemudian

jumlah

penduduk pertengahan tahun maka didapat pendapatan perkapita.

Juta Rupiah

Grafik PDRB Perkapita Kabupaten Purwakarta Tahun 2000 - 2010 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6

adhb

adhb

adhb adhb adhb adhb

adhk adhk adhk adhk adhk adhk

adhk 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun

adhb

4.3.

adhk

Penjelasan Sektoral

Kinerja pembangunan perekonomian daerah Kabupaten Purwakarta dapat dilihat dari kemampuan produksi daerah. Berdasarkan PDRB menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 15.957.021.120.000,- (Lima Belas Trilyun Sembilan Ratus Lima Puluh Tujuh Miliar Dua Puluh Satu Juta Seratus Dua Puluh Ribu Rupiah) dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp. 7.258.981.010.000,- (Tujuh Trilyun Dua Ratus Lima Puluh Delapan Miliar Sembilan Ratus Delapan Puluh Satu Juta Sepuluh Ribu Rupiah) dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata sekitar 5,98 persen.

Dari 9 lapangan usaha, sektor industri pengolahan mempunyai distribusi persentase yang terbesar 44,64 persen. Hal ini disebabkan perkembangan industri yang cepat PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

69


Tinjauan Ekonomi

dengan adanya fasilitas kawasan industri seluas 2.000 Hektar dan adanya zona industri seluas 3.000 Hektar. Diikuti kemudian oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,47 persen, dan sektor pertanian sebesar 11,02 persen.

Kendati demikian, peningkatan tersebut belum menunjukkan kinerja aktual dari kelompok sektor bersangkutan. Sebab, pada nilai tambah bruto (NTB) atas dasar harga berlaku masih terkandung inflasi.

Kontribusi Sektoral Terhadap Total PDRB Kabupaten Purwakarta Tahun 2010 (Persen) Sektor (1)

2010 (2)

1 Industri pengolahan

44,64

2 Perdagangan, hotel dan restoran

25,47

3 Pertanian

11,02

4 Jasa-jasa

4,87

5 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

4,34

6 Pengangkutan dan komunikasi

3,73

7 Bangunan

2,92

8 Listrik, gas dan air bersih

2,86

9 Pertambangan dan penggalian

0,13

Total PDRB

100,00

Pencatatan PDRB merupakan gambaran struktur perekonomian suatu wilayah. Semakin besar persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan ekonomi suatu daerah.

Dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya, tiga sektor mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sekitar 2,74 persen, melambat jika dibandingkan pertumbuhan sebelumnya yang mencapai 4,72 persen. Sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh sebesar 5,54 persen, melambat drastis dari pertumbuhan 12,16 persen pada tahun PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

70


Tinjauan Ekonomi

sebelumnya. Demikian pula dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang melambat dari 9,62 persen pada tahun sebelumnya menjadi 5,48 persen pada tahun 2010.

Struktur Ekonomi Kabupaten Purwakarta Tahun 2010

Sektor Pertanian Sektor ini mencakup subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sampai dengan tahun 2009 sektor pertanian masih merupakan sektor andalan dalam perekonomian Kabupaten Purwakarta. Kontribusi sektor ini pada tahun 2010 sebesar 11,02 persen, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya 11,03 persen. Penurunan ini utamanya disebabkan PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

71


Tinjauan Ekonomi

penurunan kontribusi dan pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan, peternakan dan subsektor kehutanan.

Kontribusi Subsektor Pertanian Terhadap Total PDRB Kabupaten Purwakarta Tahun 2009-2010 (Persen) Subsektor

2009

2010

(1) a Tanaman Bahan Makanan

(2) 8,72

(3) 8,77

b Perkebunan

0,22

0,21

c Peternakan

1,07

1,01

d Kehutanan

0,11

0,10

e Perikanan

0,92

0,93

11,03

11,02

Sektor Pertanian

Dari jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten Purwakarta tahun 2010 yang sebesar 15.957,02 Miliar rupiah, sebesar 11,02 persen diantaranya disumbang oleh sektor pertanian. Dari kelima subsektor pertanian, tanaman bahan makanan (tabama) memberi kontribusi paling besar. Subsektor ini menyumbang sekitar 79,58 persen dari PDRB sektor pertanian dan 8,77 persen dari total PDRB Kabupaten Purwakarta. Dari data tersebut terlihat betapa besarnya andil subsektor tanaman pangan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Purwakarta.

Dari penghitungan PDRB tercatat bahwa hampir 61 persen PDRB subsektor tabama pada tahun 2010 dihasilkan dari komoditi padi. Sumbangan komoditi padi terhadap PDRB Kabupaten Purwakarta juga tidak terbilang kecil. Sekitar 16 persen PDRB Kabupaten Purwakarta disumbang oleh komoditi padi, sehingga naik turunnya produksi padi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap total PDRB Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2009 produksi padi mencapai 245.296 ton dan terus meningkat hingga tahun 2010 mencapai 252.335 ton.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

72


Tinjauan Ekonomi

Produksi Padi Kabupaten Purwakarta Tahun 2009-2010 (Ton) Komoditi

Tahun

Produksi

Produktivitas

(2)

Luas Panen (Ha) (3)

(1)

(Ton) (4)

(Kwintal/Ha) (5)

2009

37.540

223.448

59,52

2010

38.806

233.675

60,22

2009

5.603

21.848

38,99

2010

5.051

18.660

36,94

2009

43.143

245.296

56,86

2010

43.857

252.335

57,54

Padi sawah

Padi ladang

Jumlah

Luas areal perkebunan rakyat di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009. Pada tahun 2010 luas areal perkebunan rakyat sekitar 9.163,33 hektar atau meningkat sekitar 5,23 persen dari luas tahun 2009. Peningkatan luas areal perkebunan rakyat tidak diikuti dengan peningkatan hasil produksi perkebunan. Jika pada tahun 2009

hasil produksi

perkebunan mencapai 10.498,80, tapi pada tahun 2010 hanya mencapai 9.606,52 ton atau menurun sekitar 8,5 persen.

Komoditi teh sebagai salah satu komoditi perkebunan yang merupakan potensi dari Kabupaten Purwakarta, pada tahun 2010 juga mengalami peningkatan produksi demikian juga dengan luas areal penanamannya juga mengalami peningkatan.

Komoditi perkebunan lainnya seperti karet, kopi, aren, vanili, melinjo, dan kapok, mengalami peningkatan produksi. Peningkatan produksi komoditi perkebunan PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

73


Tinjauan Ekonomi

tertinggi terjadi pada komoditi melinjo yang mencapai peningkatan sekitar 85,15 persen. Selain komoditi perkebunan, Kabupaten Purwakarta juga memiliki potensi sumber daya tanaman obat, seperti jahe, kunir, dan kencur. Produksi jahe pada tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu sekitar 41,11 persen. Pertumbuhan dan Inflasi Sektor Pertanian Kabupaten Purwakarta Tahun 2009-2010 Sektor (1) 1. Pertumbuhan a Tanaman bahan makanan b Tanaman perkebunan c Peternakan d Kehutanan e Perikanan 2. Inflasi a Tanaman bahan makanan b Tanaman perkebunan c Peternakan d Kehutanan e Perikanan

2009 (2) 7,85 8,19 12,42 3,52 -8,64 11,03 10,60 13,49 -3,00 4,31 18,10 -3,72

2010 (3) 8,51 9,00 8,72 4,28 1,56 10,09 3,80 4,00 2,25 2,60 2,06 3,41

Sektor Pertambangan dan Penggalian Hingga tahun 2010 sektor pertambangan dan penggalian masih merupakan kontributor terkecil dibandingkan sektor lainnya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Purwakarta. Sektor ini pada tahun 2010 hanya menyumbang 0,13 persen terhadap total PDRB, sedikit turun dibandingkan tahun 2009. Penggalian di Kabupaten Purwakarta agaknya nanti akan sulit untuk berkembang, hal ini karena terbentur dengan aturan daerah yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan. Di sisi lain peningkatan usaha penggalian sebenarnya juga bisa mendukung pembangunan prasarana fisik seperti jalan, jembatan dan bangunan. Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Purwakarta sepenuhnya disumbang oleh subsektor penggalian utamanya bahan galian golongan C, sementara subsektor pertambangan belum berproduksi. Hal ini bisa dimengerti karena potensi barang tambang yang ada di wilayah Kabupaten Purwakarta masih tinjauan lapangan saja, belum menarik minat investor untuk mengekplorasinya. PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

74


Tinjauan Ekonomi

Kontribusi, Pertumbuhan dan Inflasi Sektor Pertambangan Kabupaten Purwakarta Tahun 2009-2010 Uraian (1) a Kontribusi b Pertumbuhan c Inflasi

2009 (2)

2010 (3)

0,14 4,72 8,49

0,13 2,74 2,29

Sektor Industri Pengolahan Bila sektor industri Jawa Barat menjadi penyokong utama dengan kontribusi sekitar 38 persen dari total PDRB Jawa Barat, sektor industri di Kabupaten Purwakarta sudah beberapa tahun ini menampakkan peran yang signifikan. Kontribusi sektor ini pada tahun 2010 sebesar 44,64 persen, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang berkisar antara 44,74 persen. Meskipun pertumbuhan ekonomi sektor ini pada tahun 2010 naik menjadi 5,12 persen, dengan jumlah industri dan nilai produksinya selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Sektor industri Kabupaten Purwakarta masih didominasi oleh subsektor industri alat angkutan, mesin dan peralatan. Kontribusi subsektor ini terhadap PDRB sektor industri pada tahun 2010 mencapai hampir 39,29 persen. Subsektor lain yang kontribusinya besar setelah industri alat angkutan, mesin dan peralatan adalah subsektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; subsektor pupuk, kimia dan barang dari karet/plastik, yang menyumbang sekitar 23,98 persen dan 15,88 persen terhadap PDRB sektor industri pengolahan.

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

75


Tinjauan Ekonomi

Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan salah satu sektor penunjang seluruh kegiatan ekonomi dan sebagai infrastruktur yang dapat mendorong aktivitas seluruh sektor terutama sektor industri. Sumbangan sektor ini terbilang kecil, hal ini dimengerti karena sektor industri yang merupakan konsumen listrik terbesar yang berkembang di Kabupaten Purwakarta belum memanfaatkan secara penuh. Pertumbuhan yang tinggi pada sektor ini di tahun 2009 yang mencapai 12,16 persen mampu mendongkrak kontribusinya menjadi 3,01 persen. Kontribusi 3,01 persen tersebut disumbang oleh sub sektor listrik 2,95 persen dan sub sektor air 0,06 persen. Pada tahun 2010 kontribusi sektor ini bisa bertahan sama dengan tahun 2009 meskipun pertumbuhannya turun menjadi 5,54 persen.

Sektor listrik dan air bersih masih sangat memungkinkan untuk berkembang, mengingat persentase rumahtangga yang terlayani masih kecil terutama air bersih. Jumlah rumah tangga pelanggan listrik pada tahun 2010 sekitar 173.761 rumahtangga atau kurang dari 78 persen dari seluruh rumahtangga di Kabupaten Purwakarta. Sedangkan pelanggan PDAM pada tahun 2010 sekitar 21.976 rumahtangga atau kurang dari 10 persen dari seluruh rumahtangga di Kabupaten Purwakarta. Pertumbuhan dan inflasi sub sektor listrik dan sub sektor air bersih pada tahun 2010, turun dibandingkan tahun 2009. Subsektor listrik tumbuh 5,58 persen turun dari 12,33 persen pada tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan sub sektor air bersih turun dari 7,06 persen tahun lalu menjadi 4,25 persen pada tahun 2010. Sektor Bangunan Sektor bangunan mencakup semua kegiatan pembangunan fisik konstruksi, baik berupa tempat tinggal, gedung, jalan, jembatan, terminal, dam, irigasi, eksplorasi minyak bumi maupun jaringan listrik, gas, air minum, telepon, dan sebagainya.

Kegiatan ini meliputi pembangunan pemerintah pusat yang dibiayai dari APBN dan pembangunan daerah yang dibiayai APBD serta perbaikannya; dan pembangunanpembangunan yang dilakukan oleh developer, perumnas serta yang dilakukan oleh PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

76


Tinjauan Ekonomi

swadaya masyarakat murni.

Kontribusi, Pertumbuhan dan Inflasi Sektor Bangunan Kabupaten Purwakarta Tahun 2009-2010 Uraian (1) a Kontribusi b Pertumbuhan c Inflasi

2009 (2)

2010 (3)

2,88 7,34 0,91

2,92 11,44 2,69

Inflasi sektor bangunan pada tahun 2009 tercatat paling rendah yaitu hanya 0,91 persen. Namun pada tahun 2010 inflasi sektor ini naik ke level 10 persen, artinya tingkat kenaikan harga-harga bahan bangunan pada tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2010 cukup tinggi yaitu mencapai 11,44 persen, naik dari tahun sebelumnya yang berkisar 7,34 persen. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan penyumbang PDRB terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan. Pada tahun 2010 sektor ini menyumbang sekitar 25,47 persen dari total PDRB Kabupaten Purwakarta, sedikit naik dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 24,94 persen. Pertumbuhan sektor ini melambat mencapai 5,48 persen dari tahun sebelumnya yang berkisar 9,62 persen. Subsektor perdagangan masih menjadi penyokong terbesar dibandingkan subsektor restoran dan subsektor perhotelan. Sekitar 91 persen PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran disumbang oleh subsektor perdagangan. Subsektor hotel dan subsektor restoran masing-masing hanya menyumbang 0,62 persen dan 7,81 persen. Subsektor perhotelan nampaknya belum begitu ramai di Kabupaten Purwakarta, hal

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

77


Tinjauan Ekonomi

ini tercermin dari tingkat hunian yang rata-rata hanya 30 persen dari jumlah kamar yang tersedia.

Kontribusi, Pertumbuhan dan Inflasi Sektor Perdagangan Kabupaten Purwakarta Tahun 2009-2010 Lapangan Usaha (1) 1. Kontribusi a Perdagangan b Hotel c Restoran 2. Inflasi a Perdagangan b Hotel c Restoran 3. Pertumbuhan a Perdagangan b Hotel c Restoran

2009

2010

(2) 24,94 22,80 0,16 1,99 0,58 0,06 9,89 6,07 9,62 10,19 0,93 3,82

(3) 25,47 23,33 0,16 1,99 9,14 9,33 8,97 6,95 5,48 5,48 3,86 5,60

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kontribusi sektor ini pada tahun 2010 sebesar 3,73 persen yang disumbang subsektor pengangkutan 3,20 persen dan subsektor komunikasi 0,53 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan sektor ini sedikit menurun, dari 3,81 persen menjadi 3,73 persen pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi subsektor komunikasi sampai dengan 2010 masih cukup tinggi yaitu mencapai 9,26 persen, melampaui pertumbuhan pada tahun sebelumnya. Nampaknya kebutuhan masyarakat terhadap sarana komunikasi utamanya telepon selular masih cukup tinggi. Hal ini terutama makin beragamnya layanan komunikasi yang disediakan oleh beberapa operator telepon.

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

78


Tinjauan Ekonomi

Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan. Untuk mendukung menggeliatnya roda ekonomi, peran perbankan sangat dibutuhkan, khususnya dalam penyaluran kredit.

Kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan selama 3 tahun terakhir berfluktuasi pada kisaran 4 persen. Pada tahun 2010 kontribusi sektor ini tercatat 4,34 persen, yang disumbang subsektor perbankan 1,48 persen, lembaga keuangan bukan bank 0,12 persen, sewa bangunan 2,13 persen dan jasa perusahaan 0,58 persen. Subsektor bank, pertumbuhannya pada tahun 2010 naik sekitar 0,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 16,07 persen menjadi 16,48 persen. Inflasi sektor ini juga sedikit naik dari 2,47 pada tahun 2009 menjadi 2,82 persen pada tahun 2010.

Sektor Jasa-jasa Sektor jasa merupakan kontributor terbesar ke-empat setelah industri pengolahan, perdagangan dan pertanian. Pada tahun 2010 sektor ini menyumbang 4,87 persen dari total PDRB Kabupaten Purwakarta. Angka tersebut disumbang oleh subsektor jasa pemerintahan umum 3,25 persen dan jasa swasta 1,62 persen yang meliputi jasa

sosial

kemasyarakatan,

jasa

hiburan

dan

kebudayaan

dan

jasa

perorangan/rumahtangga.

Secara umum laju inflasi sektor jasa-jasa tahun 2010 turun dibanding tahun sebelumnya, dari 3,72 persen menjadi 2,15 persen. Pertumbuhan ekonomi sektor ini naik sekitar 0,71 persen dari 5,06 persen pada tahun 2009 menjadi 5,77 persen pada tahun 2010.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

79


Tinjauan Ekonomi

Kontribusi, Pertumbuhan dan Inflasi Sektor Jasa-jasa Kabupaten Purwakarta Tahun 2009-2010 Rincian (1)

2009 (2)

1. Kontribusi a Pemerintahan Umum b Swasta 2. Inflasi a Pemerintahan Umum b Swasta 3 Pertumbuhan a Pemerintahan Umum b Swasta

5,08 3,42 1,66 3,72 3,80 3,57 5,06 4,86 5,45

2010 (3) 4,87 3,25 1,62 2,15 1,95 2,62 5,77 5,10 7,06

Pada tahun 2010 jasa perorangan menyumbang 0,90 persen dari total PDRB. Usaha di bidang ini meliputi usaha-usaha informal antara lain: perbengkelan, reparasi, salon/pangkas rambut, tukang jahit, tambal ban dan lain sebagainya. Melihat dari bervariasinya usaha di bidang ini, diharapkan pada masa mendatang subsektor ini akan lebih berkembang.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

80



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.