Bab II PDRB Kab. Purwakarta 2010

Page 1

Metodologi

Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan disuatu wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Dalam penyusunan PDRB diperlukan data dari berbagai kegiatan ekonomi yang berasal dari berbagai sumber. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan produksi, konsumsi, distribusi dan akumulasi kekayaan. Secara populer ada 3 metode pendekatan penghitungan PDRB yang dibahas dalam sub bab metodologi disini yaitu pertama, metode pendekatan produksi; kedua metode pendekatan pengeluaran dan yang terakhir adalah pendekatan pendapatan. Dalam kondisi ketersediaan data mentah (raw data) yang pada umumnya di Indonesia belum terlalu rinci maka metode pendekatan yang kedua dan ketiga belum dapat diterapkan di Kabupaten Purwakarta. Penghitungan PDRB Kabupaten Purwakarta yang disajikan dalam buku ini menggunakan pendekatan yang pertama. 2.1. METODOLOGI Penghitungan PDRB dalam publikasi ini adalah penghitungan dari sisi produksi atau dikenal sebagai PDRB menurut lapangan usaha. Adapun metode yang digunakan untuk menghitung nilai PDRB suatu wilayah, antara lain metode langsung dan metode tidak langsung.

Metode Penghitungan PDRB antara lain :

2.1.1. Metode Langsung Metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data daerah terpisah sama sekali dengan data nasional, sehingga hasil penghitungannya memperlihatkan seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan daerah tersebut. Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan 3 macam pendekatan, yaitu:

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

7


Metodologi

1.

Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 sektor usaha, yaitu:

2.

1.

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan;

2.

Pertambangan dan Penggalian;

3.

Industri Pengolahan;

4.

Listrik, Gas, dan Air Bersih;

5.

Bangunan;

6.

Perdagangan, Hotel dan Restoran;

7.

Pengangkutan dan Komunikasi;

8.

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan;

9.

Jasa-jasa.

Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu: 1.

Konsumsi rumahtangga

2.

Konsumsi pemerintah

3.

Pembentukan modal tetap domestik bruto

4.

Perubahan stok

5.

Ekspor netto, dalam jangka waktu tertentu (ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor)

3.

Pendekatan Pendapatan PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah, gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dihitung pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB, kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

8


Metodologi

sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk Domestik Bruto merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor. 2.1.2. Metode Tidak Langsung Metode tidak langsung adalah metode penghitungan dengan cara mengalokasikan pendapatan nasional menjadi pendapatan regional, dengan memakai berbagai macam indikator produksi sebagai alokator.

Alokator yang dapat digunakan didasarkan atas : 1. Nilai produksi bruto atau netto 2. Jumlah produksi fisik 3. Tenaga kerja 4. Penduduk.

Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut dapat diperhitungkan persentase bagian masing–masing kabupaten/provinsi terhadap nilai tambah secara nasional untuk setiap sektor/sub sektor. Pemakaian metode alokasi memberikan kemungkinan untuk mempergunakan perhitungan pendapatan nasional selaku kontrol terhadap perhitungan masing–masing daerah.

2.2. METODE PENGHITUNGAN Metode yang digunakan secara garis besar adalah sebagai berikut: 2.2.1. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Makna harga berlaku (current prices) adalah harga yang terjadi pada tahun yang bersangkutan. Karena pada dasarnya output atau nilai tambah merupakan perkalian p.q (p = harga; dan q = kuantitas), maka yang dimaksud dengan harga berlaku adalah kuantitas tahun tertentu dikalikan dengan harga tahun saat barang atau jasa itu diproduksi.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

9


Metodologi

Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan baik dalam volume produksi barang dan jasa, maupun dalam tingkat harganya yang terjadi pada setiap tahun. Hal ini disebabkan karena pada penyajian atas dasar harga berlaku, baik nilai produksi maupun biaya antara dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahun yang berjalan.

Nilai produksi adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan produksi dalam suatu periode tertentu. Sedangkan biaya antara adalah barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi yang sedang berjalan. Barang yang dimaksud merupakan barang-barang yang tidak tahan lama yang biasanya habis dipakai, atau mempunyai umur penggunaan kurang dari satu tahun.

Data PDRB atas dasar harga berlaku ini antara lain dipakai untuk melihat struktur perekonomian daerah, besarnya pendapatan perkapita, dan sebagainya.

Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu :

1.

Metode Langsung

Metode langsung adalah melakukan penghitungan PDRB yang didasarkan kepada data yang tersedia di lapangan secara rutin, terpisah sama sekali dengan data provinsi sehingga hasil penghitungannya memperlihatkan seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan daerah tersebut.

Pada penghitungan metode langsung ini ada tiga pendekatan yang dilakukan, yaitu:

pendekatan

produksi,

pendekatan

pendapatan,

dan

pendekatan

pengeluaran dimana secara teoritis ketiga pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sama.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

10


Metodologi

PDRB (Pendekatan)

Pendekatan Produksi

Pendekatan Pendapatan

Pendekatan Pengeluaran

Perilaku Ekonomi Skema Pendekatan Penghitungan Metode Langsung PDRB

a.

Pendekatan Produksi Pendekatan produksi yang dimaksud adalah menghitung nilai tambah bruto dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan nilai produksi bruto dengan biaya yang dikeluarkan. Adapun penghitungan nilai produksi barang untuk masing-masing sektor dapat dilakukan sebagai berikut :

Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, dicari kuantum produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah kuantum produksi didapat, ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan dan kualitas yang dipergunakan tidak selalu sama antar kabupaten/kota maupun antar provinsi. Selain itu diperlukan juga data harga per unit/satuan dari barang yang dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah harga produsen, yaitu harga yang terjadi pada transaksi pertama antara produsen dan konsumen. Nilai Produksi PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

11


Metodologi

Barang (NPB) atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain menghitung nilai produksi utama, dihitung pula nilai produksi ikutan yang dihasilkan dengan anggapan bahwa nilai produksi ikutan mempunyai nilai ekonomi. Adapun produksi ikutan adalah produksi ikutan yang benar-benar dihasilkan sehubungan dengan produksi utama.

Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas, air bersih, dan sektor bangunan, penghitungannya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produksi masing-masing kegiatan subsektor yang bersangkutan. Nilai Produksi Bruto atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain itu dihitung juga produksi jasa yang digunakan sebagai pelengkap dan tergabung menjadi satu kesatuan dengan produksi utamanya.

Untuk sektor-sektor tertentu (kelompok sektor tersier) yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah, jasa perusahaan dan pemerintahan, untuk penghitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi didasarkan pada karakteristik jasa yang dihasilkan serta disesuaikan dengan data penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu diperlukan juga indikator harga dari masingmasing kegiatan, subsektor yang bersangkutan. Output atau NTB atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antar indikator harga masing-masing komoditi/jasa pada tahun yang bersangkutan.

b.

Pendekatan Pendapatan Pendekatan pendapatan yang dimaksud adalah nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung netto. Dalam hal sektor pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

12


Metodologi

mencari untung surplus usaha tidak diperhitungkan contohnya, bunga netto, sewa tanah dan keuntungan. Metode pendekatan pendapatan banyak dipakai pada sektor yang produksinya berupa jasa seperti lembaga keuangan dan jasajasa, yakni mengenai nilai produksi dan biaya antara serta komponen nilai tambah seperti upah, gaji dan surplus usaha.

c.

Pendekatan Pengeluaran Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di suatu daerah. Jadi kalau dilihat dari segi penggunaan maka total supply dari barang dan jasa itu digunakan untuk : 1. Konsumsi rumahtangga 2. Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung (lembaga non profit) 3. Konsumsi pemerintah 4. Pembentukan modal tetap bruto 5. Perdagangan antar wilayah (termasuk ekspor dan impor).

2.

Metode Tidak Langsung (Metode Alokasi)

Metode tidak langsung adalah metode penghitungan dengan cara alokasi yaitu mengalokir pendapatan regional provinsi menjadi pendapatan regional kabupaten/kota dengan memakai berbagai macam indikator produksi seperti nilai produksi bruto atau netto; jumlah produksi fisik; tenaga kerja; penduduk; atau indikator lainnya yang cocok yang mempunyai pengaruh paling erat dengan kegiatan ekonomi sebagai alokator. Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut dapat diperhitungkan prosentase bagian masing-masing tingkat regional/kabupaten/kota terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor.

Dalam prakteknya, kadang-kadang metode alokasi terpaksa digunakan dalam memperkirakan data provinsi dan kabupaten/kota untuk sektor-sektor tertentu seperti penerbangan, pelayaran, dan segala bentuk cabang usaha yang mempunyai kantor pusat di lain daerah. PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

13


Metodologi

2.2.2. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Kelemahan penyajian dalam harga berlaku adalah masih mengandung perubahan harga barang/jasa antar waktu, oleh karena itu untuk mengetahui pertumbuhan (perubahan) kegiatan ekonomi secara riil, diperlukan nilai yang sudah terbebas dari perubahan harga. Nilai PDRB demikian tersebut PDRB atas dasar harga konstan (constant prices).

Penghitungan atas dasar harga konstan ini berguna antara lain dalam perencanaan proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral.

Produk Domestik menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan apabila dikaitkan dengan data mengenai tenaga kerja dan barang modal yang dipakai dalam proses produksi dapat memberikan gambaran tentang tingkat produktivitas dan kapasitas produksi dari masing-masing lapangan usaha tersebut.

Produk riil perkapita biasanya juga dipakai sebagai indikator untuk menggambarkan perubahan tingkat kemakmuran ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk perencanaan dan proyeksi pada masa yang akan datang atau ramalan dan penentuan target, selalu bertitik tolak dari penghitungan atas dasar harga konstan.

Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang dinilai atas dasar harga pada tahun dasar.

Ada empat cara yang dikenal untuk menghitung nilai tambah bruto (NTB) atas dasar harga konstan (tahun 2000), yaitu :

1.

Revaluasi Cara revaluasi atas kuantum pada tahun berjalan dengan harga tahun dasar dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya antara PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

14


Metodologi

atas dasar harga konstan. Adapun nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan.

Dalam praktek sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan karena mencakup komponen input yang sangat banyak disamping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut.

Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.

2.

Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi misalnya tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung.

Indeks Produksi yang dipakai sebagai Ekstrapolator merupakan indeks kuantum masing-masing komoditi.

Untuk lebih jelas dapat dilihat rumus berikut:

NTB NTB

(n, k, i)

(o, k, i)

x IP (n)

= 100

Keterangan : NTB = nilai tambah bruto IP

= indeks produksi

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

15


Metodologi

3.

n

= tahun berjalan

k

= atas dasar harga konstan 2000

o

= tahun dasar

i

= sektor/komoditi.

Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga yang berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar (IHPB) dan sebagainya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dengan metode Deflasi diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masingmasing tahun atau tahun berjalan dengan Indeks Harga (tahun 2000=100,00).

Indeks Harga yang digunakan sebagai deflator adalah Indeks Harga yang dapat mewakili pertumbuhan harga masing-masing sektor/kegiatan ekonomi.

Pemakaian metode deflasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Untuk lebih jelas dapat dilihat rumus berikut:

NTB

(n, k, i)

=

NTB

(n, b, i)

x 100

IH ( n, i) Keterangan : NTB = nilai tambah bruto IH

= indeks harga yang sesuai

n

= tahun berjalan

k

= atas dasar harga konstan 2000

b

= atas dasar harga berlaku

i

= sektor/komoditi.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

16


Metodologi

4.

Deflasi Berganda Metode Deflasi Berganda hampir sama dengan metode Deflasi, perbedaannya hanya pada cara mendeflasikan nilai Output dan Biaya Antara dengan indeks harga masing-masing yang mewakili/sesuai. Sedangkan Nilai Tambah diperoleh dari selisih antara Output dan Biaya Antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan Indeks Harga Produsen atau Indeks Perdagangan Besar sesuai dengan cakupan komoditasnya, sedangkan indeks harga untuk Biaya Antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar.

Indeks harga yang dipakai sebagai deflator untuk Biaya Antara adalah Indeks Harga dari komponen input yang dominan/terbesar. Dalam kenyataannya sulit dilakukan deflasi terhadap biaya antara, selain komponennya terlalu banyak, juga indeks harganya belum tersedia secara baik.

Oleh karena itu dalam penghitungan NTB atas dasar harga konstan, pemanfaatan metode Deflasi Berganda ini belum banyak dipakai. Penghitungan komponen penggunaan PDRB atas dasar harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan cara-cara di atas, tetapi mengingat data yang tersedia kenyataannya masih belum tersedia maka digunakan cara Deflasi dan Ekstrapolasi.

Rumusan metode tersebut sebagai berikut: Output Output

(n, k, i)

(n, b, i)

=

x 100

IH( n , i ) BA BA

(n, k, i)

(n, b, i)

=

x 100

IH ( n, i ) maka,

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

17


Metodologi

NTB

(n, k, i)

= Output

(n, k, i)

- BA

(n, k, i)

Keterangan: NTB = nilai tambah bruto BA

= biaya antara

IH

= indeks harga yang sesuai

b

= atas dasar harga berlaku

k

= atas dasar harga konstan 2000

n

= tahun berjalan

i

= sektor/subsektor.

2.3. CARA PENYAJIAN DAN ANGKA INDEKS Untuk mempermudah dalam melakukan analisis, secara garis besar disamping disajikan berupa tabel-tabel pokok PDRB dalam bentuk angka absolut, juga disajikan dalam bentuk tabel-tabel turunan PDRB, masing-masing atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Tabel yang disajikan terdiri dari tabel pokok PDRB nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku, tabel pokok PDRB nilai absolut PDRB atas dasar harga konstan, tabel pokok PDRB distribusi persentase atas dasar harga berlaku, tabel pokok PDRB distribusi persentase atas dasar harga konstan; perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun juga disajikan dalam bentuk angka indeks dalam tabel turunan PDRB seperti tabel indeks perkembangan PDRB (tahun dasar 2000=100,00), tabel indeks berantai PDRB, tabel indeks harga implisit, tabel laju inflasi PDRB, tabel laju pertumbuhan PDRB.

2.3.1. Tabel Pokok PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan. Tabel 1. ini berasal dari penghitungan nilai tambah bruto seluruh subsektor dan sektor, dengan bentuk sebagai berikut: PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

18


Metodologi

TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN PURWAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2008-2010 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA

2008

2009 *)

2010 **)

(1)

(2)

(3)

(4)

x1. 9

x1.10

.

x2. 9

x2 .10

Penggalian

.

.

.

2.1.

.

.

.

.

x9. 9

x9 .10

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.1.

.

1.2. .

dan seterusnya

2. Pertambangan dan

2.2. .

………….

.

………….

9. Jasa-jasa 9.1. 9.2.

PDRB

..

x

i. 9

x

i .10

*) Angka perbaikan **) Angka sementara

2.3.2. Tabel Pokok PDRB Atas Dasar Harga Konstan Penghitungan seri pendapatan regional atas dasar harga konstan pada tahun dasar (tahun 2000) sangat penting untuk melihat perkembangan riil dari tahun ke tahun dari setiap agregat ekonomi yang diamati. Agregat yang dimaksud tersebut dapat merupakan produk Domestik Regional Bruto secara keseluruhan maupun nilai tambah sektoral.

Tabel PDRB atas dasar harga konstan ini berasal dari penghitungan nilai tambah bruto seluruh subsektor dan sektor, atas dasar harga konstan. Tabel disajikan dengan bentuk sebagai berikut:

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

19


Metodologi

TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN PURWAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2008-2010 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA

2008

(1)

(2)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.1.

2009 *)

2010 **)

(3)

(4)

y1.9

y1.10

y2. 9

y2.10

.

1.2. .

dan seterusnya

2. Pertambangan dan

.

Penggalian

.

.

.

2.1.

.

.

.

y9. 9

y9.10

2.2. .

………….

.

………….

9. Jasa-jasa

.

9.1. 9.2.

PDRB

..

y

i. 9

y

i . 10

*) Angka perbaikan **) Angka sementara

2.3.3. Tabel Distribusi Persentase PDRB

Bentuk tabel seperti terlihat pada tabel 3 dan tabel 4. Tabel distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku berasal dari tabel 1 yang disajikan dalam persentase, dan atas dasar harga konstan berasal dari tabel 2.A.

Peranan sektoral diperoleh

dengan cara membagi nilai masing-masing subsektor/sektor yang diperoleh dengan nilai total seluruh sektor PDRB dikalikan dengan 100.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

20


Metodologi

TABEL 3. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB KABUPATEN PURWAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2008-2010 (Persen)

LAPANGAN USAHA

2008

(1)

(2)

1.

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

1.1. 1.2. .

dan seterusnya

. ..

2009 *) (3)

x 19  x i .9

2010 **) (4)

x

100%

x 1.10  x i .10

.

.

.

.

.

.

x

100%

x

100%

2. Pertambangan dan Penggalian 2.1. 2.2. .

………….

.

………….

9. Jasa-jasa

. .. .

9.1.

x 99  x i .9

x

100%

x 9.10  x i .10

9.2.

PDRB

100,00

100,00

100,00

*) Angka perbaikan **) Angka sementara

Persentase ini mencerminkan besarnya peranan masing-masing subsektor/sektor dalam perekonomian Kabupaten Purwakarta serta menunjukkan struktur perekonomian daerah tersebut.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

21


Metodologi

TABEL 4. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB KABUPATEN PURWAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2008-2010 (Persen)

LAPANGAN USAHA

2008

(1)

(2)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.1.

2010 **)

(3)

y 1.9  y i .9

. ..

1.2. .

2009 *)

(4) x

100%

y 1.10  y i .10

.

.

.

.

.

.

x

100%

x

100%

dan seterusnya

2. Pertambangan dan Penggalian 2.1. 2.2. .

………….

.

………….

y 9 .9  y i .9

. .. .

9. Jasa-jasa 9.1.

x

100%

y 9 .10  y i .10

9.2.

100,00

PDRB

100,00

100,00

*) Angka perbaikan **) Angka sementara

2.3.4. Tabel Indeks Perkembangan PDRB Bentuk tabel seperti terlihat pada tabel 5 dan tabel 6. Tabel Indeks perkembangan menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya (tahun 2000). Indeks tersebut dirumuskan sebagai berikut :

IP (b, i) =

NTB

(n, b, i)

NTB

(o, b, i)

x 100

atau, IP (k, i) =

NTB

NTB

(n, k, i)

x 100

(o, k, i)

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

22


Metodologi

Keterangan: IP

=

indeks perkembangan

NTB =

nilai tambah bruto

n

=

tahun berjalan

o

=

tahun dasar

b

=

atas dasar harga berlaku

k

=

atas dasar harga konstan

i

=

sektor/subsektor.

Tabel turunan yang berkaitan dengan tabel 1 dan 2 yang disajikan dalam bentuk indeks perkembangan masing-masing atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Indeks perkembangan diperoleh dengan cara membagi nilai sektor/subsektor/PDRB tahun berjalan dengan nilai sektor/subsektor/PDRB pada tahun dasar, dikalikan dengan 100. Indeks perkembangan pada tahun dasar sama dengan 100,00.

2.3.5. Tabel Indeks Berantai PDRB

Bentuk tabel seperti terlihat pada tabel 7 dan tabel 8. Tabel indeks berantai menunjukkan tingkat pertumbuhan agregat pendapatan untuk masing-masing tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Indeks berantai diperoleh dengan cara membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai tahun sebelumnya dikali angka 100. Indeks berantai dapat dirumuskan sebagai berikut :

IB

(b, i)

=

NTB

(t, b, i)

x 100

NTB(t-1, b, i)

atau,

IB

(k, i)

=

NTB

(t, k, i)

x 100

NTB(t-1, k, i)

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

23


Metodologi

Keterangan: IB

= indeks berantai

NTB = nilai tambah bruto b

= atas dasar harga berlaku

k

= atas dasar harga konstan

i

= sektor/subsektor

t

= tahun berjalan

t -1

= tahun sebelumnya.

Tabel turunan yang berkaitan dengan tabel 1 dan 2. Tabel 1 dan 2 tersebut dapat diturunkan menjadi tabel berupa indeks berantai masing-masing subsektor/sektor, atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

Indeks berantai diperoleh dengan cara membagi nilai subsektor/sektor/PDRB tahun berjalan dengan nilai subsektor/sektor/ PDRB tahun sebelumnya, dikalikan dengan 100 (Tahun sebelumnya = 100,00).

Bentuk tabel sama seperti tabel indeks perkembangan perbedaannya terletak pada kolom (2), yaitu indeks pada tahun dasar tidak ada isinya.

Angka indeks berantai PDRB atas dasar konstan menunjukkan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota tersebut untuk tahun berjalan.

2.3.6. Tabel Indeks Harga Implisit PDRB

Bentuk tabel seperti terlihat pada tabel 9. Tabel indeks harga implisit menunjukkan tingkat perkembangan harga (dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar) atau inflasi secara makro, untuk masing-masing subsektor/sektor ataupun PDRB, setiap tahun.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

24


Metodologi

Pertumbuhan indeks harga implisit tersebut merupakan inflasi harga produsen tiap subsektor/sektor ataupun PDRB tahun yang bersangkutan. Pada tahun dasar, indeks semua subsektor/sektor/PDRB akan sama dengan 100,00.

Indeks Harga Implisit dirumuskan sebagai berikut: NTB IH

(n, i)

(n, b, i)

x 100

=

NTB

(n, k, i)

Keterangan: IH

= indeks harga implisit

NTB = nilai tambah bruto n

= tahun berlaku

b

= atas dasar harga berlaku

k

= atas dasar harga konstan

i

= sektor/subsektor.

Tabel indeks harga implisit PDRB merupakan tabel turunan yang diperoleh dengan cara membagi masing-masing angka dalam tabel 1, PDRB atas dasar harga berlaku dengan angka sejenis dalam tabel 2, PDRB atas dasar harga konstan, dikalikan dengan 100.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

25


Metodologi

TABEL 9. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB KABUPATEN PURWAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2008-2010 (Persen)

1.

LAPANGAN USAHA

2008

(1)

(2)

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.1.

....

2009 *)

2010 **)

(3)

(4)

x1.9 x 100 y1.9

x1.10 x 100 y1.10

x 2 .9 x 100 y 2 .9

x 2 .10 x 100 y 2 .10

...

...

x 9. 9 x 100 y 9 .9

x 9 .10 x 100 y 9 .10

1.2. .

dan seterusnya

2. Pertambangan dan Penggalian

....

2.1. 2.2. .

………….

.

………….

9. Jasa-jasa

....

9.1. 9.2.

PDRB

....

 x  y

i .9

x 100

i .9

 x  y

i .10

x 100

i .10

*) Angka perbaikan **) Angka sementara

2.3.7. Tabel Laju Inflasi PDRB Bentuk tabel seperti terlihat pada tabel 10. Tabel laju inflasi yang diperoleh masih ada hubungannya dengan penghitungan indeks harga implisit pada tabel 9. Pertumbuhan indeks harga implisit tersebut merupakan inflasi harga produsen tiap subsektor/sektor ataupun PDRB tahun yang bersangkutan.

Pada tabel 10, merupakan tabel turunan yang diperoleh dengan cara membagi masing-masing angka dalam tabel 9, nilai indeks harga implisit PDRB dengan angka sejenis dalam tabel 9, pada tahun sebelumnya, dikalikan dengan 100 hasilnya dikurangi 100. Pada tahun dasar, semua subsektor/sektor/PDRB nilainya akan tidak ada ( - ).

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

26


Metodologi

Inflasi PDRB dirumuskan sebagai berikut: IH

(n,i)

Inf (n,i) =

x 100

IH

- 100

(n-1, i)

Keterangan: Inf

= inflasi PDRB

IH

= indeks harga implisit

n

= tahun berlaku

n-1

= tahun sebelumnya

i

= sektor/subsektor.

TABEL 10. LAJU INFLASI PDRB KABUPATEN PURWAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2008-2010 (Persen)

LAPANGAN USAHA

2008

(1)

(2)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.1.

....

2009 *) (3)

2010 **) (4)

   IH2009. 1  x 100   100   IH2008. 1 

   IH2010. 1  x 100   100   IH2009. 1 

   IH2009. 2  x 100    100  IH2008. 2 

   IH2010. 2  x 100    100  IH2009. 2 

1.2. .

dan seterusnya

2. Pertambangan dan

....

Penggalian 2.1. 2.2. .

………….

.

………….

....

...

...

9. Jasa-jasa 9.1.

....

   IH2009. 9  x 100   100  IH  2008. 9 

   IH2010. 9  x 100   100  IH  2009. 9 

....

   IH2009. i  x 100   100   IH2008. i 

   IH2010. i  x 100   100   IH2009. i 

9.2.

PDRB

*) Angka perbaikan **) Angka sementara

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

27


Metodologi

2.3.8. Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Bentuk tabel seperti terlihat pada tabel 12. Tabel laju pertumbuhan PDRB yang disajikan berikut adalah tabel laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000.

Laju pertumbuhan riil PDRB Kabupaten Purwakarta sama dengan indeks berantai atas dasar harga konstan 2000, dikurangi 100. TABEL 12. LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN PURWAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2008-2010 (Persen)

1.

LAPANGAN USAHA

2008

(1)

(2)

(3)

(4)

....

 y1.9  x 100   100   y1.8 

 y1.10  x 100   100   y1.9 

....

 y 2.9  x 100   100  y  2.8 

 y 2.10  x 100   100  y  2.9 

....

...

...

....

 y 9.9  x 100   100  y  9.8 

 y 9.10  x 100   100  y  9.9 

....

  y i .9 x 100   100  y   i .8 

  y i .10 x 100   100 y   i .9 

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.1.

2009 *)

2010 **)

1.2. . 2.

dan seterusnya

Pertambangan dan Penggalian 2.1. 2.2.

.

………….

.

………….

9. Jasa-jasa 9.1. 9.2.

PDRB

*) Angka perbaikan **) Angka sementara

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

28


Metodologi

2.3.9. Tabel Agregat PDRB

Bentuk tabel seperti terlihat pada tabel 13. Pada dasarnya angka agregatif PDRB Kabupaten Purwakarta adalah hasil kompilasi tabel-tabel pokok sebelumnya berikut disatukan dengan informasi angka indeks yang merupakan tabel turunan, juga selalu disertakan data jumlah penduduk pertengahan tahun Kabupaten Purwakarta.

Penyajiannya dalam bentuk tabel dengan uraian terdiri dari bagian I, atas dasar harga berlaku, rincian baris 1. nilai absolut PDRB dalam satuan juta rupiah, rincian baris 2. nilai PDRB perkapita dalam satuan rupiah, dan di rincian baris 3. data jumlah penduduk pertengahan tahun dalam satuan jiwa. Dalam beberapa tabel juga kadang dilengkapi rincian tambahan tentang laju pertumbuhan (tahun dasar 2000=100,00), indeks berantai, indeks perkembangan (tahun dasar 2000=100,00), dan indeks harga implisit yang menggambarkan laju inflasi. Nilai agregat pada tabel 13, bagian I, atas dasar harga berlaku dan bagian II, atas dasar harga konstan (tahun 2000).

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

29


Metodologi

TABEL 13. AGREGAT PDRB KABUPATEN PURWAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN TAHUN 2008-2010

URAIAN

2008

(1)

(2)

2009 *) (3)

2010 **) (4)

I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. PDRB adh. Berlaku (juta rupiah) 2. PDRB perkapita adh. Berlaku (rupiah) 3. Indeks Pertumbuhan (tahun dasar 2000 = 100,00) 4. Indeks Berantai 5. Jumlah penduduk pertengahan tahun (jiwa) 6. Indeks Perkembangan (tahun dasar 2000 = 100,00)

II. Atas Dasar Harga Konstan (tahun 2000) 1. PDRB adh. Konstan (juta rupiah) 2. PDRB perkapita adh. Konstan (rupiah) 3. Indeks Pertumbuhan 4. Indeks Berantai 5. Jumlah penduduk pertengahan tahun (jiwa) 6. Indeks Perkembangan

Indeks Harga Implisit PDRB

*) Angka perbaikan **) Angka sementara

2.3.10. Tabel Kelompok Sektor Bentuk tabel-tabel seperti pada lampiran, terdiri dari tabel dengan rincian kelompok sektor mulai tabel 1.A sampai tabel 12.A. Pada dasarnya merupakan informasi angka PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

30


Metodologi

berdasarkan kelompok sektor Primer, terdiri dari sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian; kelompok sektor Sekunder, terdiri dari sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik Gas dan Air Bersih, sektor Bangunan; sedangkan sektor Tersier terdiri dari sektor Perdagangan Hotel dan Restoran, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta sektor Jasa-jasa.

Dengan mengelompokkan sembilan kegiatan sektor ekonomi atau lapangan usaha menjadi 3 sektor yaitu; sektor primer, sekunder, dan tersier. Sektor-sektor tersebut merupakan gabungan kelompok sektor pemicu roda perekonomian, kegiatankegiatan ekonomi yang berasal dari sektor-sektor tersebut memudahkan untuk dianalisa, informasi hasil analisa berpeluang besar perlu mendapat perhatian dalam rangka pengembangan perekonomian regional.

Komposisi yang membentuk ekonomi suatu wilayah atau yang berperan dalam ekonomi dapat diartikan sebagai struktur ekonomi. Pada jangka pendek struktur ekonomi berguna untuk

menggambarkan corak perekonomian suatu daerah, bila

sektor primer yang dominan berarti daerah tersebut demikian pula apabila

menganut

tipe

agraris,

sektor sekunder yang dominan maka daerah tersebut

dikatakan menganut tipe industri. Untuk jangka panjang struktur ekonomi dapat menunjukkan arah dan keberhasilan pembangunan ekonomi dengan melihat transformasi ekonomi yang terjadi.

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

31


Metodologi

TABEL …. . A .

…………… PDRB KABUPATEN PURWAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN TAHUN 2008-2010

(………………)

KELOMPOK SEKTOR

2008

2009 *)

2010 **)

(2)

(3)

(4)

/LAPANGAN USAHA (1)

I. PRIMER 1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

II. SEKUNDER 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN

III. TERSIER 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 9. JASA - JASA P D

R

B

*) Angka perbaikan **) Angka sementara

2.3.11. Istilah dalam PDRB

Pada publikasi ini penyajian angka agregat pendapatan selalu dilakukan dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, yang masing-masing dapat dibedakan berikut ini:

PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

32


Metodologi

1. Untuk penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai produksi, biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen penggunaan Produk Domestik Regional Bruto. 2. Penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang tetap yang terjadi pada tahun dasar. Karena menggunakan harga konstan, maka perkembangan agregat pandapatan dari tahun ke tahun semata-mata karena perkembangan satuan output (riil) dan bukan karena harga. Saat ini tahun dasar yang dipakai adalah tahun 2000. Dari konsep-konsep PDRB lainnya yang dipakai adalah sebagai berikut : a.

Angka Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (Gross Value Added) yang timbul dari seluruh sektor ekonomi di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai lebih yang timbul setelah melalui suatu proses produksi atau nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara. Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tak langsung netto. Dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar.

b.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut (ausnya) dari barang-barang modal tetap yang digunakan selama setahun yang terjadi selama barang tersebut ikut serta dalam proses produksi.

c.

Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya faktor, adalah produk domestik regional netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto. Pajak tidak langsung netto sendiri merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, keduanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi, atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual, sedangkan subsidi sebaliknya. PDRB Kabupaten Purwakarta Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

33



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.