RTLPP_Nurbadriyah

Page 1

LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM PENGAWASAN DIKLAT CALON PENGAWAS SEKOLAH

Disusun sebagai Laporan Akhir Kegiatan Diklat Calon Pengawas Sekolah Kota Kota Cilegon Provinsi Banten Periode : 2 November s.d 30 Desember 2021

Disusun Oleh: Nama : Nurbadriyah, MPd. NIP : 19740217 200604 2 002 Unit Kerja : SMA Negeri 5 Cilegon

PROGRAM PENYIAPAN CALON PENGAWAS SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI BANTEN 2021


PENGESAHAN

Pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2021 telah disahkan Laporan Akhir Pelaksanaan Diklat Calon Pengawas Sekolah dengan identitas sebagai berikut.

Nama NIP Unit Kerja

: Nurbadriyah, M.Pd. : 19740217 200604 2 002 : SMA Negeri 5 Cilegon

Disahkan di : Banten Pada tanggal : 23 Desember 2021

Mengetahui/menyetujui Kepala KCD Wilayah Kota Serang, Kab. Serang, dan Kota Cilegon Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten

H. HOLIL BADAWI, S.Ag., M.Si. NIP. 19760708 200801 1 003


KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmatnya sehingga penulis dapat mengikuti program Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas Sekolah/Madrasah serta dapat menyelesaikan kegiatan On the Job Training (OJT) 2 mulai tanggal 17 November – 24 Desember 2021 dengan tidak ada suatu rintangan apapun. Laporan ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai Calon Pengawas dalam Diklat Calon Pengawas Provinsi Banten 2021. Kesuksesan penulisan ini memerlukan peran dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas peran serta dari berbagai pihak yang membantu membimbing terselesaikannya laporan ini. Ucapan terima kasih ditujukan kepada : 1.

Bapak Dr. H. Tabrani, M.Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.

2.

Bapak H. Holil Badawi, S.Ag., M.Si. selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Cilegon, Serang, dan Kabupaten Serang.

3.

Bapak Hargio Santoso, S.Pd., M.Pd. selaku Pengajar Diklat CPS Kelas E yang telah membimbing, memotivasi, dan memberi nasehat serta arahan dengan penuh semangat.

4.

Ibu Hj. Ela Nurlaela, M.Pd. selaku Mentor yang telah membimbing, memotivasi, dan memberi nasehat kepada penulis dengan penuh kesabaran.

5.

Ibu Elly Herlina, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 5 Cilegon sebagai sekolah asal yang telah memberikan informasi dan memfasilitasi guna terselesaikannya laporan ini.

6.

Bapak Dade Supriatna, S.Pd., M.M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Pandeglang sebagai sekolah magang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan meningkatkan kompetensi kepengawasan khususnya di bidang supervisi manajerial.

7.

Kedua orang tua, suami, anak-anak, dan keluarga tercinta yang selalu berdoa untuk semua kemudahan dan kesuksesan.

ii


8.

Rekan-rekan seperjuangan peserta Diklat Calon Pengawas kelas E tahun 2021 yang selalu kompak dan menjalin silaturahmi.

9.

Rekan-rekan guru SMA Negeri 5 Cilegon dan SMA Negeri 2 Pandeglang, serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dapat dijadikan pedoman pembelajaran bagi pelaksanaan dan penyelenggara pendidikan dalam jenjang Sekolah menengah dan semoga dapat memberikan motivasi kepada Calon Pengawas yang lainnya.

Cilegon, 23 Desember 2021 Penulis,

Nurbadriyah, M.Pd. NIP. 19740217 200604 2 002

iii


DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………….….i Lembar Pengesahan…………………………………………………………….ii Kata Pengantar…………………………………………………………………iii Daftar Isi…………………………………………………………………..…….v BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1 A. Latar Belakang………………………………………………………….1 B. Dasar Hukum ………………………………………………………….5 C. Tujuan ………………………………………………………………….6 D. Hasil yang diharapkan ………………………………………………….6 E. Ruang Lingkup Pelaksanaan RTLPP…………………………………...7 F. Visi, Misi, dan Tujuan Pengawas……………………………………….7 G. Sasaran Pengawasan ……………………………………………………8 BAB II DESKRIPSI KONDISI SEKOLAH…………………………………...10 A. Kondisi Sekolah Tempat Calon Pengawas Sekolah Bertugas (SMA Negeri 5 Cilegon) ……………………………………………...10 B. Kondisi Sekolah Tempat Calon Pengawas Sekolah Magang (SMA Negeri 2 Pandeglang) ………………………………………….28 BAB III PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM PENGAWASAN ……………………………………………………………...42 A. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Guru Melalui Supervisi Akademik ,42 1. Deskripsi Persiapan Pembinaan Guru …………………………….42 2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ………………………………….47 3. Sasaran Pembinaan ……………………………………………….48 4. Pendekatan dan Metode ………………………………………….48 5. Capaian Target Keberhasilan ……………………………………49 6. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru ………………………………49 7. Tindak Lanjut …………………………………………………….68 8. Simpulan ………………………………………………………….69

iv


9. Rekomendasi ……………………………………………………..70 LAMPIRAN KETERLAKSANAAN KEGIATAN B. Pelaksanaan Penilaian Kinerja ……………………………………….71 1. Deskripsi Persiapan Pembinaan Guru …………………………….71 2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ………………………………….72 3. Sasaran Pembinaan ……………………………………………….72 4. Pendekatan dan Metode ………………………………………….73 5. Hasil Penilaian Kinerja ……………………………………………74 a. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah ……………………………74 b. Menganalisis Hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang dilakukan oleh Kepala Sekolah ………………………………………….80 6. Tindak Lanjut …………………………………………………….87 7. Simpulan ………………………………………………………….88 8. Rekomendasi …………………………………………………….89 C. Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru dan/atau Kepala Sekolah (KS) ………………………………………………………….89 1. Deskripsi Pelaksanaan Bimlat ……………………………………89 2. Waktu dan Tempat ……………………………………………….91 3. Sasaran ……………………………………………………………92 4. Pendekatan dan Metode

……………………………………….92

5. Target Keberhasilan ………………………………………………93 6. Hasil Pelaksanaan Bimlat …………………………………………93 7. Tindak Lanjut…………………………………………………….101 8. Simpulan………………………………………………………….101 9. Rekomendasi

………………………………………………….101

LAMPIRAN KETERLAKSANAAN KEGIATAN D. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Sekolah Bab I Pendahuluan……………………………………………………103 a. Latar Belakang……………………………………………………103 b. Rumusan Masalah ………………………………………….……105 c. Tujuan Penelitian…………………………………………………105

v


d. Manfaat Penelitian ……………………………………………….106 Bab II Landasan Teori dan Kajian Pustaka ………………………….107 Bab III Metode Penelitian ……………………………………….…130 a. Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………….130 b. Prosedur Penelitian ……………………………………………….130 c. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………132 d. Teknik Analisis Data ……………………………………………133 Daftar Pustaka

……………………………………………………135

E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK yang Kurang di Sekolah Magang ( SMA Negeri 2 Pandeglang)……………………136 a. Persiapan …………………...……………………………………137 b. Pelaksanaan ……….………………………………………….….141 c. Hasil…………….…………………………………………….….148 LAMPIRAN KETERLAKSANAAN KEGIATAN BAB IV PENUTUP……………………………………………………...….151 A. Simpulan…………………………………………………………….151 B. Saran dan Rekomendasi…….……………………………………….152

vi


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Memperhatikan berbagai persoalan yang ada di sekolah dan peraturan tentang tugas pokok pengawas yang tertuang dalam Permendikbud No 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka kreditnya dan juga panduan kerja Pengawas Sekolah menunjukkan bahwa tanggung jawab dan wewenang pengawas sekolah secara penuh untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan

pendidikan

melalui

pembinaan,

pemantauan,

penilaian,

dan

pembimbingan dan pelatihan baik guru maupun kepala sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa Pengawas Sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan mutu Pendidikan. Pengawas Sekolah diharapkan mampu membantu guru dan kepala sekolah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya guna meningkatkan prestasi peserta didik. Pengawas sekolah secara umum memiliki peran sebagai: (1) observer (pemantau), (2) supervisor (penyelia), (3) evaluator (pengevaluasi) pelaporan, dan (4) successor(penindak lanjut hasil pengawasan).

Pengawas sekolah melaksanakan tugas pengawasannya mengacu pada teori dan regulasi yang mendasari tugas pokok pengawas. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, disebutkan bahwa seorang pengawas sekolah harus memiliki standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kompetensi tersebut meliputi: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi 1


2

Supervisi Akademik, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, Kompetensi Penelitian Pengembangan, dan Kompetensi Sosial.

Selanjutnya, Permen PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya Bab II Pasal 5 menyatakan bahwa tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP), penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.

Tanggung jawab, tugas pokok, dan fungsi pengawas sekolah sangat strategis membangun budaya mutu di sekolah binaan,mampu mendorong tumbuh budaya kinerja sekolah yang bermutu dalam memenuhi 8 SNP atau bahkan melampauinya. Pengawas sekolah sebagai salah satu jabatan fungsional dalam struktur organisasi memiliki kedudukan, tugas pokok, dan fungsi serta peran yang strategis dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran dan/atau mutu pendidikan dan mampu mengembangkan potensi peserta didik hingga memiliki kecakapan hidup abad 21 yang meliputi berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kolaboratif, dan komunikatif.

Sejalan dengan itu, Permen PAN dan RB No. 21 Tahun 2010 menguraikan Rincian Tugas Kepengawasan untuk Pengawas Sekolah Madya adalah sebagai berikut: 1. Menyusun program pengawasan; 2. Melaksanakan pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah; 3. Memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan


3

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan; 4. Melaksanakan penilaian kinerja Guru dan/atau kepala sekolah; 5. Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; 6. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah MGMP dan/atau MKKS dan sejenisnya; 7. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah; 8. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; 9. Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah; dan 10. Membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas pokok.

Berdasarkan rapot mutu sekolah tahun 2020 di sekolah binaan pelaksanaan 8 SNP masih belum memenuhi harapan dan perlu untuk dilakukan pembinaan secara berkelanjutan, terkait permasalahan: 1. KTSP yang disusun oleh sekolah belum sepenuhnya menyesuaikan tingkat kompetensi siswa. 2. KTSP yang disusun oleh sekolah belum sepenuhnya menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran. 3. KTSP yang disusun oleh sekolah belum sepenuhnya mengatur beban belajar berdasarkan pendalaman materi. 4. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sekolah belum sepenuhnya merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan. 5. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum sepenuhnya menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sistematis 6. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum sepenuhnya mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah.


4

7. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum sepenuhnya menerapkan metode/model pembelajaran sesuai karakteristik siswa. 8. Dalam

pelaksanaan

proses

pembelajaran

belum

sepenuhnya

memanfaatkan hsil penilaian otentik. 9. Kepala Sekolah belum memiliki program monitoring dan evaluasi, terutama tindak lanjut terharap program kerja sekolah. 10. Hasil Penilaian Kinerja Guru belum secara maksimal digunakan sebagai dasar

dalam

penyusunan

Program

Pengembangan

Keprofesian

Berkelanjutan baik oleh guru maupun oleh sekolah. Dari kondisi nyata di atas, standar isi dan standar proses masih perlu banyak peningkatan. Yang harus segera disikapi di antaranya adalah masih banyak guru yang dalam menjalankan tugas mengajar belum maksimal dalam mengelola pembelajaran, terlihat guru masih konvensional dalam mengajar, model pembelajaran belum bervariasi, mengajar tanpa menggunakan alat bantu, kurang memahami karakteristik peserta didik, dan juga guru belum mampu memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pengamatan di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya kemampuan guru di SMA Negeri5 Cilegon dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. Setiap guru penting untuk memahami sistem pembelajaran, karena dengan pemahaman sistem ini maka setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran untuk mencapai hasil yang diharapkan. Guru memberikan andil sangat besar terhadap peningkatan mutu pendidikan. Bertujuan untuk memperoleh capaian hasil sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (SNP), perlu adanya penerapan strategi yang tepat, efektif, dan efisien. Terkait hal tersebut, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam merancang variasi pembelajaran di sekolah binaan maka dalam melaksanakan tugas pokok kepengawasan mengacu pada Permendikbud 143 tahun 2014 seperti di jelaskan di awal paragraph tadi. Dalam pelaksanaannya, diperlukan program pengawasan tahunan secara berkesinambungan sebagai


5

perbaikan program pengawasan tahun sebelumnya, dan kegiatannya dijabarkan melalui Program Semester, RKA dan RKM pada sekolah binaan.

B. Dasar Hukum a. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional b. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kemeneg PAN dan RB. c. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 01/III/PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka kredit. Jakarta: Kemdikbud. d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas. e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 tentang Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Madrasah dan Lampiran 3. f. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 Ttg Perubahan Kedua Atas PP. No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan g. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. h. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan i. Permenpan dan RB No. 21 tahun 2010 tentang Pendidikan dan Kebudayaan j. Permendikbud No. 143 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya k. Permendikbud No. 20 Th. 2016 Tentang. SKL Pend. Dasar Menengah


6

l. Permendikbud No. 21 Th. 2016 Tentang. Standar Isi Pend. Dasar Menengah m. Permendikbud No. 022 Th. 2016 Tentang. Standar Proses Dikdasmen n. Permendikbud No.023 Th.2016 Tentang Standar Penilaian o. Permendikbud No. 028 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu p. Permendikbud No 6 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru sebagai Kepala sekolah.

C. Tujuan a. Membekali dimensi kompetensi pengawas dalam membina, memantau, mengevaluasi dan melaksanakan bimlat kepada kepala sekolah dan guru. b. Mengembangkan potensi pengawasan calon pengawas sekolah yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya untuk meningkatkan capaian belajar peserta didik yang bermuara pada terwujudnya students wellbeing. c. Menumbuhkan kemandirian calon pengawas sekolah dalam kegiatan peningkatan keprofesian pengawasan. d. Mengembangkan potensi pengawasan calon pengawas sekolah untuk mampu menemukan akar masalah dan menyususn gagasan dan rencana inovasi sebagai upaya memberikan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan di sekolah.

D. Hasil yang diharapkan a. Terbekalinya dimensi kompetensi pengawas dalam membina, memantau, mengevaluasi dan melaksanakan bimlat kepada kepala sekolah dan guru. b. Berkembangkan potensi pengawasan calon pengawas sekolah yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya untuk meningkatkan capaian belajar peserta didik yang bermuara pada terwujudnya students wellbeing. c. Tumbuhnya kemandirian calon pengawas sekolah dalam kegiatan peningkatan keprofesian pengawasan.


7

d. Berkembangnya potensi pengawasan calon pengawas sekolah untuk mampu menemukan akar masalah dan menyususn gagasan dan rencana inovasi sebagai upaya memberikan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan di sekolah. E. Ruang Lingkup Pelaksanaan RTLPP a. Pembinaan Guru Melalui Supervisi Akademik b. Penilaian Kinerja 1) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah 2) Menganalisis hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang dilakukan oleh KS c. Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru dan/atau KS sesuai dengan masalah utama pembelajaran d. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) e. Peningkatan kompetensi calon pengawas sekolah berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK)

F. Visi, Misi dan Tujuan Pengawasan a. Visi “Terwujudnya kepengawasan Sekolah yang Profesional, Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif dalam Menciptakan Students Wellbeing dengan Meningkatkan Kinerja Sekolah dan Mutu Pendidikan ‘’

b. Misi a. Melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial secara profesional dengan mengedepankan faktor integritas, kemandirian, objektivitas, efisiensi, efektifitas, konsistensi, komprehensif, berkesinambungan, dan akuntabel dalam menciptakan students wellbeing. b. Inspiratif membangun komitmen dan sinergitas segenap elemen terkait untuk memajukan mutu pendidikan, minimal sesuai Standar Nasional Pendidikan


8

c. Kreatif memberdayakan MGMP dan elemen terkait dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, berorientasi pada pengembangan kecakapan abad 21 dalam pembelajaran (4C, HOTS, Literasi, dan PPK) guna menyongsong era globalisasi yang kompetitif d. Inovatif menanamkan mindset baru dalam sistem kepengawasan melalui program

pendampingan

berkelanjutan

(pembinaan,

pemantauan,

penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan profesional) dengan pendekatan andragogi

c. Tujuan Pengawasan a. Terselenggaranya kegiatan kepengawasan akademik dan manajerial secara profesional dengan mengedepankan faktor integritas, kemandirian, obyektifitas,

efisiensi,

efektivitas,

konsistensi,

komprehensif,

berkelanjutan, dan akuntabel dalam menciptakan student wellbeing. b. Terciptanya komitmen dan sinergisitas segenap elemen terkait untuk mewujudkan layanan pendidikan minimal sesuai Standar Nasional Pendidikan dalam rangka memajukan mutu pendidikan c. Adanya revitalisasi kegiatan MGMP dan elemen terkait guna meningkatkan kualitas pendidikan, berorientasi pada pengembangan kecakapan abad 21 dalam pembelajaran guna menyongsong era globalisasi yang kompetitif d. Terbentuknya mindset baru dalam layanan kepengawasan, kehadiran pengawas sekolah bukan untuk dihindari (sebuah ancaman), namun justru ditunggu-tunggu (sebuah kekuatan) melalui

program pendampingan

berkelanjutan (pembinaan, pemantauan,penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan profesional) dengan pendekatan andragogi.


9

G. Sasaran Pengawasan a. Pengawasan Akademik -

Sasaran Pembinaan dalam Supervisi Akademik adalah : Semua guru mapel dan guru bimbingan konseling yang berada di sekolah asal.

-

Pemantauan dalam Pengawasan Akademik Tiga guru mata pelajaran (PABP, Kimia, Geografi) dan satu guru bimbingan konseling dari sekolah asal.

b. Pengawasan Manajerial : - Pembinaan Kepala Sekolah Sasaran pengawasan manajerial adalah kepala sekolah dan tenaga kependidikan di sekolah asal - Pemantauan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) : Sasaran pemantauan dalam pengawasan manajerial adalah pengelola manajerial di sekolah asal. - Pembimbingan dan Pelatihan Profesioanal Kepala Sekolah dan Tenaga kependidikan.: Sasaran pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah adalah kepala sekolah dan tenaga kependidikan yang bertugas di sekolah asal

c. Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru Sasaran pembimbingan dan pelatihan professional guru adalah semua guru mata pelajaran dan guru bimbingan konseling yang berada di sekolah asal.


BAB II DESKRIPSI KONDISI SEKOLAH

A. Kondisi Sekolah Tempat Calon Pengawas Sekolah Bertugas (SMA Negeri 5 Cilegon)

Gambar 2.1 Halaman depan SMA Negeri 5 Cilegon

1. Identitas Sekolah a. Nama Sekolah NPSN Tanggal Pendirian b. Nama Kepala Sekolah NIP Kepala Sekolah c. Alamat Sekolah Jalan RT / RW Kode Pos Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Negara Posisi Geografis No. Telepon Sekolah No. Fax Sekolah Website Email

: SMA NEGERI 5 Cilegon : 20606269 : 17 April 2006 : Elly Herlina, S.Pd., M.Pd. : 19760715 200801 2 011 : Sunan Bonang Kp. Dukuh : 018 / 004 : 42444 : Banjar Negara : Ciwandan : Cilegon : BANTEN : INDONESIA : -6,0359 Lintang, 105,9955 Bujur : (0254) 7038786 :: http://www.sman5cilegon.sch.id : tusman5clg @gmail.com

10


11

d. SK Pengangkatan Kepala Sekolah Pejabat yang mengangkat : Gubernur Banten Nomor SK : Tanggal SK : 10 Desember 2021 e. SK Izin Operasional : 421/Kep-270-org/2006 Tanggal SK Izin Operasional : 17 April 2006 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah Sumber Listrik : PLN / 39500 watt Luas Tanah : 4194 m2 2. Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Cilegon ini merupakan Sekolah Menengah Atas yang terletak di daerah pesawahan dan di tengah-tengah perusahaan industri baja dan bahan kimia. Sejak 2012 SMA Negeri 5 Cilegon berkomitmen menjalankan dan menetapkan lima budaya dalam pembiasaan sekolah. Kelima budaya tersebut adalah budaya tadarus, budaya infaq, budaya salat dhuha, budaya literasi, dan budaya bersih. Kelima budaya ini sebagai bentuk perwujudan visi sekolah yaitu: beriman, bertaqwa, berkualitas, mandiri, dan berwawasan global. Sebagai bentuk kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri, SMA Negeri 5 Cilegon mendapat bantuan pupuk dan tanaman sebagai wujud dari program peduli lingkungan dan adiwiyata. Setelah menyandang predikat adiwiyata nasional, kini SMA Negeri 5 Cilegon sedang berjuang untuk tetap menjalankan komitmen sesuai dengan predikat yang disandangnya sebagai sekolah adiwiyata mandiri.

Beberapa kepemimpinan sudah dialami oleh sekolah yang tergolong bungsu di Cilegon ini. Berikut nama kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Negeri 5 Cilegon: •

Rt. Ati Marliati, M.M (tahun 2006-2008)

Drs. Aliudin (tahun 2008-2011)

Asep Mansur, M.Pd. (tahun 2011-2016)

Drs. Agus Pancasusila, M.Pd. (tahun 2016- 2021)

Elly Herlina, S.Pd., M.Pd. (tahun 2021-sekarang)


12

3. Visi Misi Visi SMA Negeri 5 Cilegon Beriman, bertakwa, berkualitas, mandiri, berwawasan global, dan peduli lingkungan.

Misi SMA Negeri 5 Cilegon a. Mengembangkan dan memfasilitasi perilaku agamis dan akhlakul karimah di lingkungan sekolah. b. Mengembangkan dan memfasilitasi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan metode bervariasi. c. Memfasilitasi pengembangan diri dan potensi siswa melalui kegiatan intra dan ekstrakurikuler. d. Mengembangkan sistem pengelolaan manajemen dan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. e. Mengembangkan budaya sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik. f. Mengembangkan program adiwiyata dan berpartisipasi aktif di lingkungan masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

4. Tujuan SMA Negeri 5 Cilegon 1

Tujuan jangka Panjang ( kurun waktu 5 tahun ) 1.1 Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga dan kesenian 1.2 Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya.


13

2

Tujuan jangka menengah ( kurun waktu 3 tahun) 2.1 Tercapainya tingkat penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut yang dapat mendorong peserta didik mengenali potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal. 2.2 Tercapainya tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa yang memadai sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2.3 Tercapainya idealisme segenap warga sekolah dalam memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai prestasi yang optimal. 2.4 Terpenuhinya sarana dan prasarana sekolah dalam mendukung penguasaan ilmu pengetahuan dan ketrampilan siswa.

3

Tujuan jangka pendek ( tahun pelajaran 2020-2021 ) 3.1 Tercapainya tingkat kelulusan yang diterima di Perguruan Tinggi sekurang-kurangnya 50 % ( PTN 30 %, PTS 20 % ) 3.2 Menjuarai

berbagai

kompetisi

OSN,

O2SN, POPDA,

FLS2N tingkat kabupaten dan provinsi 3.3 Menjuarai kompetisi O2SN dan POPKOT cabang atletik tingkat provinsi 3.4 Meningkatkan program ekstra kurikuler agar lebih efektif dan efisien sesuai bakat dan minat peserta didik sebagai salah satu sarana pengembangan diri peserta didik 3.5 Meningkatkan

spiritualitas

keagamaan,

pengendalian

diri,

kepribadian, dan keterampilan warga sekolah serta pembiasaan yang positif. 3.6 Kehadiran peserta didik, lebih dari 90%. 3.7 Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. 3.8 Terpenuhinya

sarana

prasarana

pembelajaran

untuk

dapat

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik.


14

5. Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan 1. Jumlah guru : 44 orang - PNS = 37 orang - Non PNS = 7 orang 2. Karyawan - PNS = 2 orang - Non PNS = 14 orang 3. Jumlah siswa : 763 orang - Kelas X

= 280 siswa

- kelasXI

= 211 siswa

- kelas XII = 272 siswa Untuk data lebih lengkap dapat lihat di profil lengkap berikut! Tabel 2.1 Profil SMAN 5 Cilegon Tahun 2021/2022 1. Identitas Sekolah 1 Nama Sekolah

: SMAN 5 CILEGON

2 NPSN

: 20606269

3 Jenjang Pendidikan

: SMA

4 Status Sekolah

: Negeri

5 Alamat Sekolah

:

JL.

SUNAN

CIGEBLAG

RT / RW

:

18

/ 4

Kode Pos

: 42444

Kelurahan

: Banjar Negara

Kecamatan

: Kec. Ciwandan

Kabupaten/Kota

: Kota Cilegon

Provinsi

: Prov. Banten

Negara

: Indonesia

BONANG


15

6 Posisi Geografis

: -6,0359 105,9955

Lintang Bujur

3. Data Pelengkap 7 SK Pendirian Sekolah

: 421/Kep-270-org/2006

8 Tanggal SK Pendirian

: 2006-04-17

9 Status Kepemilikan

: Pemerintah Daerah

10 SK Izin Operasional

: 421/Kep-270-org/2006

11 Tgl SK Izin Operasional

: 2006-04-17

12 Kebutuhan Khusus Dilayani

:

13 Nomor Rekening

: 0010858836100

14 Nama Bank

: BJB Banten

15 Cabang KCP/Unit

: Cilegon

16 Rekening Atas Nama

: SMAN 5 CILEGON

17 MBS

: Ya

18 Memungut Iuran

: Tidak

19 Nominal/siswa

: 0

20 Nama Wajib Pajak

: SMAN 5 CILEGON

21 NPWP

: 891122087417000

3. Kontak Sekolah 20 Nomor Telepon

: 7038786

21 Nomor Fax

:

22 Email

: tusman5clg@gmail.com

23 Website

: http://www.sman5cilegon.sch.id

4. Data Periodik 24 Waktu Penyelenggaraan

: Sehari Penuh/5 hari

25 Bersedia Menerima Bos?

: Ya

26 Sertifikasi ISO

: Belum Bersertifikat

27 Sumber Listrik

: PLN


16

28 Daya Listrik (watt)

: 39500

29 Akses Internet

: Telkom Astinet

30 Akses Internet Alternatif

: Lainnya (Wavelan)

5. Sanitasi Sustainable Development Goals (SDG) 31 Sumber air

: Pompa

32 Sumber air minum

: Disediakan oleh sekolah

33 Kecukupan air bersih

: Cukup sepanjang waktu

Sekolah 34

menyediakan

jamban

yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk digunakan oleh

: Tidak

siswa berkebutuhan khusus 35 Tipe jamban

36

:

Sekolah menyediakan pembalut cadangan

:

Leher

angsa

(toilet

duduk/jongkok) Menyediakan dengan cara siswi harus membeli

Jumlah hari dalam seminggu siswa 37 mengikuti kegiatan cuci tangan : Tidak pernah berkelompok 38 Jumlah tempat cuci tangan

: 0

39 Jumlah tempat cuci tangan rusak

: 0

40

Apakah sabun dan air mengalir pada tempat cuci tangan Sekolah

41 pembuangan

memiiki air

saluran

limbah

dari :

jamban 42

: Ya

Sekolah pernah menguras tangki septik dalam 3 hingga 5 tahun

Ada

saluran

pembuangan

air

limbah ke tangki septik atau IPAL

: Tidak/Tidak tahu


17

terakhir dengan truk/motor sedot tinja

Stratifikasi UKS

:

Sekolah memiliki selokan 43 untuk menghindari genangan : Tidak air Sekolah

menyediakan

tempat sampah di setiap 44 ruang

kelas

permendikbud

(Sesuai : Tidak tentang

standar sarpras) Sekolah 45

menyediakan

tempat sampah tertutup di setiap

unit

jamban

: Tidak

perempuan Sekolah

menyediakan

46 cermin di setiap unit jamban : Tidak perempuan Sekolah 47

memiliki

pembuangan sementara

tempat sampah

(TPS)

yang

: Tidak

tertutup Sampah 48

pembuangan

dari

tempat sampah

sementara diangkut secara rutin

: Tidak


18

Ada 49

perencanaan

penganggaran

dan untuk

kegiatan pemeliharaan dan

: Tidak

perawatan sanitasi sekolah Ada kegiatan rutin untuk 50

melibatkan

siswa

memelihara

dan

untuk merawat

: Tidak

fasilitas sanitasi di sekolah :

Ada,

pemerintah

dengan

perusahaan

daerah Ada,

51

dengan

swasta

Ada kemitraan dengan pihak luar untuk sanitasi sekolah

Ada,

dengan

puskesmas Ada, dengan lembaga nonpemerintah 52

Jumlah

jamban

dapat

digunakan

:

Jamban laki- Jamban laki 0

53

Jumlah jamban tidak dapat digunakan

:

perempuan bersama 0

Jamban laki- Jamban laki 0

Jamban

0 Jamban

perempuan bersama 0

0


19

Sekolah memiliki kegiatan dan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang sanitasi sekolah Kegiatan dan Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

53 Cuci tangan pakai sabun 54 Kebersihan dan kesehatan Pemeliharaan dan perawatan 55 toilet 56 Keamanan pangan 57 Ayo minum air

Tabel 2.2 Data Peserta Didik 1.

Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total 227

2.

536

763

Jumlah peserta Didik Berdasarkan Usia Usia L P

Total

< 6 tahun

0

0

0

6 - 12 tahun

0

0

0

13 - 15 tahun

112

282

394

16 - 20 tahun

115

254

369

0

0

0

227

536

763

> 20 tahun Total

UKS Kantin

Ruang

Selasar

Toilet

Kelas

Guru

Ruang

Variabel


20

3.

Jumlah Siswa Berdasarkan Agama Agama L

P

Total

226

528

754

Kristen

1

8

9

Katholik

0

0

0

Hindu

0

0

0

Budha

0

0

0

Konghucu

0

0

0

Lainnya

0

0

0

227

536

763

Islam

Total

4.

Jumlah Siswa Berdasarkan Penghasilan Orang Tua/Wali Penghasilan L P Tidak di isi

8

13

21

Kurang dari Rp. 500,000

8

10

18

Rp. 500,000 - Rp. 999,999

41

103

144

Rp. 1,000,000 - Rp. 1,999,999

72

222

294

Rp. 2,000,000 - Rp. 4,999,999

85

175

260

Rp. 5,000,000 - Rp. 20,000,000

13

13

26

Lebih dari Rp. 20,000,000

0

0

0

227

536

763

Total

5.

Total

Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan L P Total Tingkat 11

51

160

211

Tingkat 12

83

189

272

Tingkat 10

93

187

280

Total

227

536

763

Rombongan Belajar


21

No

Jumlah Siswa

Nama

Tingkat

Rombel

Kelas

L

P

Total

Wali Kelas

1

X-IPS 1

10

11

22

33

Sri Utami

2

X-IPS 2

10

12

20

32

Tati Susilawati

3

X-IPS 3

10

15

20

35

Entin Supriatin

4

X-MIPA 1

10

12

24

36

Agus Setiawan

5

X-MIPA 2

10

11

25

36

Winda Apriliana

6

X-MIPA 3

10

10

26

36

Nelly Sartika

7

X-MIPA 4

10

11

25

36

Rohumin

8

X-MIPA 5

10

11

25

36

Marisa Prihastyo

9

XI-IPS 1

11

10

26

36

Cahya Zuhria Navisa

10

XI-IPS 2

11

8

25

33

Erning Pangesti

11

XI-IPS 3

11

9

26

35

Enir Karmilah

12

XI-MIPA 1

11

8

27

35

Ani Inayati

13

XI-MIPA 2

11

8

28

36

14

XI-MIPA 3

11

8

28

36

Nurbadriyah

15

XII-IPS 1

12

10

24

34

Dewi Pitaloka

16

XII-IPS 2

12

13

21

34

Nilam Sari

17

XII-IPS 3

12

12

23

35

Muhtar

12

8

25

33

Sati Fatchani

12

11

23

34

Dewy Indah Purwanti

12

10

24

34

Devi Eka Indriyani

12

10

25

35

Dian Lestari

12

9

24

33

Rukyati

18

19

20

21

22

XII-MIPA 1 XII-MIPA 2 XII-MIPA 3 XII-MIPA 4 XII-MIPA 5

Ega

Nuansa

Meghantara


22

6. Kegiatan Akademis a. Kurikulum sekolah mengacu kepada kurikulum tingkat satuan Pendidikan ( K-13 ) b. Melaksanakan sistem penilaian berbasis kompetensi.

7. Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 Cilegon, terdiri dari: - Bidang keagamaan : Rohis - Bidang keterampilan :PMR, Pramuka, Komputer, Paskibra, Perfilman, Jurnalistik. - Bidang olahraga : Volley, Basket, Futsal/Sepak bola, Bulu tangkis, Tenis meja, Pencak silat, Tae kwon Do, dan Karate. - Bidang seni : Paduan suara, Seni musik, Seni tari, Rampak bedug

8. Capaian 8 Standar Nasional Pendidikan SMA Negeri 5 Cilegon Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Dalam pencapaian Standar Kompetensi Lulusan peserta didik SMA Negeri 5 Cilegon memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkarakter, jujur dan peduli, bertanggung jawab, pembelajar sejati sepanjang hayat, dan sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan. Peserta didik menyelesaikan tugas dengan jujur dan bertanggungjawab, pesertadidik juga memiliki pengetahuan faktual, konseptual procedural danmetakoqnitif walau belum dikuasai secara utuh, dan juga memiliki ketrampilan berfikir dan bertindak secara mandiri, kolaboratif dan komunikatif akan tetapi perlu dikembangkan kemampuan berfikir peserta didik secara kreatif, produktif dan kritis.Peserta didik memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan Standar


23

Kompetensi Lulusan (SKL). Dalam permasalahan ini, SMA Negeri 5 Cilegon, telah memperlihatkan adanya kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL sehingga setiap tahun ajaran peserta didik selalu lulus 100%. Capaian prestasi peserta didik dalam kegiatan akademik dalam lomba KSN tingkat kota juara 1 dan 5 cabang Fisika, KSN tingkat kota juara 2 cabang Ekonomi, KSN tingkat kota juara 2 cabang Kebumian, dan KSN tingkat kota juara 4 cabang Komputer. Prestasi bidang nonakademik pun selalu mewarnai SMA Negeri 5 Cilegon, yaitu bidang prestasi Paskibra mendapatkan juara 1 tingkat kota dan provinsi, lomba debat juara 2 tingkat kota dan kejuaran dalam bidang seni. Dalam bidang literasi, SMA Negeri 5 selalu menghasilkan karya buku ber-ISBN setiap tahun, buku yang diterbitkan secara nasional ini bukan hanya dihasilkan oleh gurunya, tetapi juga ditularkan kepada siswa-siswa SMA Negeri 5 Cilegon yang dikoordinir oleh duta literasi setiap kelas. Dalam bidang adiwiyata, SMA Negeri 5 Cilegon meraih predikat adiwiyata nasional pada tahun 2018. Kini, predikat adiwiyata mandiri menjadikannya sekolah yang peduli terhadap alam dan berwawasan lingkungan.

Standar Isi SMA Negeri 5 Cilegon dalam penyusunan perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru sesuai dengan kompetensi sikap spiritual dan sosial. Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester, silabus, RPP, buku yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran, alat evaluasi dan buku nilai. Dalam penyusunan RPP guru belum 100% menyusun secara mandiri akan tetapi masih adopsi dan adaptasi, guru juga belum menyusun lembar tugas terstruktur dan kegiatan mandiri. Rancangan dan hasil penilaian


24

sikap berupa jurnal penilaian, dokumen observasi, penilaian diri dan penilaian antar teman sudah dipersiapkan akan tetapi sering tidak terdokumentasikan dengan baik. Perangkat pembelajaran yang disusun guru sudah sesuai dengan kompetensi pengetahuan, keterampilan, tingkat kompetensi siswa, dan juga sesuai dengan ruang lingkup materi pembelajaran, akan tetapi belum disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Dalam penyusunannya sangat memperhatikan kondisi lingkungan, sosial, budaya, usia dan kebutuhan belajar siswa dengan menunjukkan adanya alokasi waktu, rencana program remedial, dan pengayaan bagi siswa. Standar Proses SMA Negeri 5 Cilegon telah merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan, semua guru telah berupaya mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan pada prinsipprinsip perencanaan pembelajaran dengan berpedoman pada silabus. Meskipun belum maksimal dalam penyediaan sumber belajar dan belum bervariasi dalam merancang model dan metode pembelajaran. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran belum dilakukan secara berkala, karenanya sekolah akan membentuk tim supervisi pembelajaran dan Penilaian Kinerja Guru (PKG)yang kemudian hasilnya dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk bahan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Dalam kinerja standar proses, sekolah perlu melakukan peningkatan kinerjanya untuk masalah sebagai berikut:1) semua guru diusahakan mampu membuat RPP secara mandiri sesuaidengan kaidah dan prinsip penulisan RPP, 2) semua guru diusahakan memahami IT dan berbagai model pembelajaran sehingga akan terciptanya proses pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan, dan 3) melakukan supervisi pembelajaran dan Penilaian Kinerja Guru (PKG).


25

Standar Penilaian Penilaian yang dilakukan dalam Kurikulum sekolah adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajarpeserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan pengayaan, menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik. Guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian sesuaidengan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing- masing guru mata pelajaran diinformasikan kepada siswa diawalpertemuan tatap muka dan sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk efesiensi pelaksanaan belajar dan mengajar. Penilaian sebagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugastugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan kepada kepala sekolah. Guru


26

menganalisis

hasil

penilaian

untuk

dijadikan

dasar

perbaikan

pembelajaran berikutnya.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tenaga pendidik SMA Negeri 5 Cilegon 99 % pendidik yang mengampu mata pelajaran sesuai dengan latar belakang pendidikannya, kecuali 1 guru seni yang berlatar belakang Bahasa arab, namun potensi yang dimiliki tak kalah hebat dengan lulusan sarjana seni pada umumnya. Dari 44 jumlah guru di SMA Negeri 5 Cilegon, ada 7 orang guru yang masih non-PNS. Pendidikan terakhir minimal S1 dan 10 orang lulusan S-2. 20 orang sudah bersertifikat pendidik yang linear dengan mata pelajaran yang diampu. Tenaga kependidikan ada 7 orang, 2 PNS dan 5 Non-PNS. 2 orang satpam dan 1 orang tenaga kebersihan. Prestasi pendidik dan tenaga kependidikan yang diperoleh SMA Negeri 5 Cilegon, memiliki 1 orang guru penggerak literasi nasional dan 2 orang guru sebagai instruktur kota.

Standar Sarana dan Prasarana SMA Negeri 5 Cilegon memiliki tanah seluas 4.194 m2 dengan lokasi yang jauh dari keramaian. Sekolah yang memiliki kontur tanah menurun terdiri dari: ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, 20 ruang belajar, ruang BK, ruang perpustakaan, ruang lab. IPA, ruang lab. komputer, ruang OSIS, ruang UKS, ruang koperasi, ruang kesenian, masjid, gudang, kantin, pos satpam, toilet siswa, dan toilet guru.


27

Standar Pengelolaan Sekolah merumuskan visi dan misi serta disosialisasikan kepadawarga sekolah dan pemangku kepentingan. Sekolah merumuskan rencanakerja yang terdiri dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kerja Tahunan (RKT) ataupun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) sudah disusun namunbelum l engk ap dan bel um disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan penyusunan RKAS. Sekolah menyusun RKAS dengan melibatkan seluruh guru, bendahara, wakil kepala sekolah. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) disosialisasikan kepada warga sekolah melalui rapat. Program-program kegiatan seperti kurikulum, kesiswaan, keagamaan, literasi, Penguatan Pendidikan Karakter, Sekolah Ramah Anak, Sekolah Sehat, Pengembangan Bakat dan Minat dengan tujuan yang jelas untuk peningkatan dan perbaikan serta disosialisasikan kepada warga sekolah dan pihak yang berkepentingan. Sekolah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah secara berkelanjutan untuk melihat dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar. Standar Pembiayaan SMA Negeri 5 Cilegon mempunyai RKAS yang disusun oleh warga sekolah (Kepala

Sekolah beserta seluruh

tenaga pendidik dan

kependidikan). Penyusunan RKAS melibatkan secara langsung pihak guru ataupun komite sekolah, namun demikian tetap mempertimbangkan masukan-masukannya. Anggaran sekolah dirumuskan merujuk kepada Peraturan

Pemerintah,

kabupaten/kota.

pemerintahan

provinsi,

dan

pemerintahan


28

B. Kondisi Sekolah Tempat Calon Pengawas Sekolah Magang (Di Sekolah Lain) SMA Negeri 2 Pandeglang

Gambar 2.2 Gedung SMA Negeri 2 Pandeglang A. Kondisi SMAN 2 Pandeglang 1.

Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya SMAN 2 Pandeglang.

SMA Negeri 2 Pandeglang terletak di Jalan Pendidikan No. 41 RT 01 RW 11, Kode Pos 42211, NPSN 20600468, Kelurahan Karaton, Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang. Lokasinya berdekatan dengan SMA Negeri 6 Pandeglang. Secara geografis SMA Negeri 2 Pandeglang sangat strategis karena mudah terjangkau oleh kendaraan umum, sekitar 100 m jarak dari jalan raya Ciekek ke sekolah. Tanah yang ditempati SMA Negeri 2 Pandeglang seluas 9.300 m2, luas bangunan 4.899 m2. Status tanah milik pemerintah hak guna pakai. SMA negeri 2 Pandeglang merupakan sekolah hasil alih fungsi SMPP Negeri Pandeglang yang berdiri sejak tahu 1975. Sejak tahun 1985, SMPP Negeri Pandeglang beralih fungsi menjadi SMA Negeri 2 Pandeglang dengan SK pendirian sekolah nomor 0274/0/1975.


29

SMAN 2 Pandeglang SMA Negeri 2 Pandeglang merupakan sekolah berwawasan

lingkungan.

Adiwiyata

merupakan

implementasi

budaya

lingkungan yang sudah terprogram kegiatannya. Adiwiyata sudah terlaksana mulai dari peraihan juara tingkat Kabupaten, Provinsi bahkan Tingkat Nasional. Sekarang sedang dalam

masa penilaian Adiwiyata Mandiri Nasiona.

Lingkungan sekolah merupakan sarana salah satu yang dapat menetukan keberhasilan pembelajaran. Mulai program, pengelolaan kegiatan, pelaksanaan, pengorganosasian semua unsur warga sekolah ikut melaksanakan adiwiyata. Ditambah lagi sekarang SMAN 2 Pandeglang sebagai sekolah penggerak yang menguatkan karakter siswa dan semua warga sekolah memiliki dimensi karakter sesuai dengan profil Pelajar Pancasila dengan mengacu kepada pembelajaran merdeka belajar.

Kecakapan sosial yang dikembangkan yaitu cakap berinteraksi dalam situasi formal, nonformal di dalam lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. Kecakapan sosial juga berkaitan dengan kecakapan kerjasama yaitu kemampuan bekerjasama yang perlu dikembangkan agar peserta didik terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya agak kompleks. SMA Negeri 2 Pandeglang mengembangkan kecakapan sosial melalui sadar literasi, kegiatan penulisan ilmiah, bedah buku, lomba menulis pusi, lomba menulis cerpen,lomba debat Bahasa Indonesia, debat Bahasa Inggris, menghasilkan buku kumpulan puisi karya pelajar, lomba baca puisi..

Kecakapan bekerjasama adalah kemampuan bekerjasama

yang perlu

dikembangkan agar pelajar terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya agak kompleks dan berlatih bernalar kritis. Kurikulum SMA Negeri 2 Pandeglang dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang pelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. Budaya yang dikembangkan di


30

SMAN 2 Pandeglang di antaranya, melestarikan budaya seni, ubrug, silat, tarian tradisional.

2.

Visi, Misi, dan Tujuan SMAN 2 Pandeglang

a.

Visi Visi SMA Negeri 2 Pandeglang adalah terwujudnya lulusan yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, menjunjung kebersamaan, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif yang unggul dalam IPTEK, serta berwawasan lingkungan. Dengan indikator ketercapaiannya sebagai berikut :

b.

1

Unggul dalam sikap spiritual

2

Unggul dalam sikap kemandirian

3

Unggul dalam sikap kebhinekaan global

4

Unggul dalam sikap kebersamaan

5

Unggul dalam bernalar kritis

6

Unggul dalam prestasi akademik dan nonakademik

7

Unggul dalam berwawasan lingkungan

Misi Misi SMA Negeri 2 Pandeglang adalah Mewujudkan pendidikan, akademik dan nonakademik, yang berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berlandaskan Profil Pelajar Pancasila dan berwawasan lingkungan yang literat.

Indikator 1.

Mewujudkan Dokumen KTSP/KOS yang meliputi Dokumen 1, Dokumen 2, dan Dokumen 3.

2.

Mewujudkan pengelolaan

lembaga pendidikan secara terencana,

terarah, dan berkesinambungan yang berwawasan lingkungan.


31

3.

Mewujudkan pembelajaran yang kreatif, komunikatif, kolaboratif, kritis, Penguatan Pendidikan Karakter dan literasi (pembelajaran abad 21).

4.

Mewujudkan penyelenggaraan pembinaan Profil Pelajar Pancasila melalui kegiatan intrakurikuler reguler dan projek.

5.

Mewujudkan warga sekolah yang berdisiplin, berbudaya tertib, berwawasan lingkungan, dan berakhlak mulia dengan pelaksanaan dan penegakan tata tertib sekolah.

6.

Mewujudkan warga sekolah yang aktif dan sportif dalam bidang olahraga dan seni dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram.

7.

Mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan yang bersih, indah, ramah, dan hijau dengan penataan dan perawatan taman sekolah yang teratur.

8.

Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang mengembangkan sumber daya manusia tanggap terhadap lingkungan, kemajuan teknologi, informasi, dan perubahan zaman (kemampuan literasi).

9.

Mewujudkan kerja sama dengan masyarakat sekitar dalam menjaga perilaku pelajar dan menjaga keamanan lingkungan sekolah.

c.

Tujuan SMA Negeri 2 Pandeglang 1) Tujuan Tahun Pelajaran 2021/2022 Tujuan SMA Negeri 2 Pandeglang Tahun Pelajaran 2021- 2022 adalah meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan KBM untuk menghasilkan pelajar berprestasi di bidang akademik dan nonakademik sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang berwawasan lingkungan.


32

Indikator Tujuan a)

Meningkatkan pemahaman warga sekolah tentang pentingnya dokumen kurikulum

b)

Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Kurikulum yang mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila, lingkungan hidup, dan kecakapan abad 21.

c)

Mewujudkan penyelenggaraan pembinaan Profil Pelajar Pancasila melalui kegiatan intrakurikuler reguler dan projek.

d)

Meningkatkan kualitas pelaksanaan KBM melalui perencanaan yang matang dan supervisi yang terprogram untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

e)

Meningkatkan perolehan nilai ujian sekolah dari rata-rata 70 menjadi di atas 75 dan memperoleh hasil Asesmen Nasional minimal predikat cakap.

f)

Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi dari 40% menjadi 50%.

g)

Meningkatkan prestasi pelajar dalam bidang olahraga dan seni di tingkat provinsi maupun tingkat nasional.

h)

Membimbing pelajar memilih mata pelajaran di kelompok mata pelajaran masing-masing sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-cita.

i)

Meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi pelajar.

j)

Menjalankan Pembelajaran dengan moda campuran PTM dengan Daring) dalam masa pandemi covid 19 dengan lancar dan hasilnya lebih baik.


33

2)

Tujuan Jangka Menengah (3 tahun) Tujuan Jangka Menengah SMA Negeri 2 Pandeglang tahun 2021 - 2024 adalah meningkatkan lulusan yang berprestasi di bidang akademik dan nonakademik sesuai Profil Pelajar Pancasila Indikator Tujuan a)

Meningkatkan perolehan nilai Ujian Sekolah

b)

Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi tahun 3 sebanyak 60% melalui peningkatan kualitas pembelajaran intrakurikuler dengan perencanaan yang matang dan supervisi yang terprogram sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

c)

Membentuk pelajar untuk terbiasa mengembangkan projek sebagai perwujudan Profil Pelajar Pancasila.

d)

Meningkatkan prestasi di bidang ekstrakurikuler di tingkat nasional.

e)

Meningkatkan wawasan dan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan.

3) Tujuan Jangka Panjang (5 tahun) Tujuan Jangka Panjang SMA Negeri 2 Pandeglangan tahun 2021-2026 adalah

mempertahankan

menciptakan

SDM

kualifikasi

akreditasi

sekolah

dengan

yang berkualitas, percaya diri, mandiri, mampu

bersaing di era globalisasi, menghargai dan mencintai kelestarian alam, serta mampu menggali potensi dan keunggulan daerah sebagai bekal kehidupannya dengan pelaksanaan kegiatan yang menumbuhkan kreativitas pelajar melalui pendidikan Profil Pelajar Pancasila.


34

Indikator Tujuan a) Mewujudkan sekolah yang berbasis teknologi dalam layanan pembelajaran dan administrasi. b) Mewujudkan SMAN 2 Pandeglang sebagai rujukan Program Sekolah Penggerak. c) Menghasilkan lulusan pelajar memiliki kemampuan teknologi sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. d) Menciptakan warga sekolah yang berdisiplin, berbudaya tertib, dan taat norma dengan pelaksanaan dan penegakan tata tertib sekolah yang terkontrol. e) Menciptakan warga sekolah yang beriman dan berakhlak mulia, yang bebas dari miras, narkoba dan pergaulan bebas dengan pelaksanaan kegiatan kerohanian dan diskusi-diskusi masalah sosial yang terprogram. f)

Meningkatkan lingkungan sekolah yang sehat, bersih, indah, sejuk aman dan nyaman melalui pengembangan budaya kebersamaan.

g) Mempertahankan dan meningkatkan kualifikasi akreditasi sekolah. 3.

Capaian 8 Standar Pendidikan Nasional Kinerja SMA Negeri 2 Pandeglang ditinjau dari pencapaian delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

a.

Standar Isi SMAN 2 Pandeglang sudah pada tahun pelajaran 2021/2022 memiliki kurikulum 2 yaitu Kurikulum 2013 dan kurikulum SekolahPenggerak. Kurikulum 2013 yaitu pelaksanaan pembelajaran kelas XI dan XII sedangkan Kurikulum Sekolah Penggerak pelaksanaan pembelajaran kelas X


35

1) Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Struktur Kurikulum dalam dokumen 1 ini khusus untuk kelas XI dan XII yang masih menggunakan Kurikulum 2013. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Materi pembelajaran berdasarkan KI dan KD yang diturunkan menjadi Indikator dan tujuan Pembelajaran.

Pada Kurikulum 2013 siswa berdasarkan peminatan/program jurusan sesuai dengan minatnya yaitu Program jurusan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (IPA?MIPA) dan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran disesuaikan dengan peminatan ada mata pelajaran umum ada mata pelajaran peminatan, dan mata pelajaran lintas minat. Mata Pelajaran Lintas Minat yaitu siswa yang jurusan IPA memperoleh mata pelajaran IPS seperti di kelas XI, siswa kelas XI jurusan IPA memperoleh mata pelajaran lintas minat Bahasa Jepang sedangkan jurusan IPS memperoleh mata pelajaran Bahasa Inggris. Kelas XII siswa jurusan IPA memperoleh mata pelajaran lintas minat Ekonomi sedangkan siswa jurusan IPS memperoleh mata pelajaran lintas minat Biologi.

2) Kurikulum Sekolah Penggerak SMAN 2 Pandeglang menggunakan kurikulum Sekolah Penggerak atas dasar SK Mmenteri karena hasil seleksi Kepala Sekolah sebagai Kepala Penggerak secara otomatis sekolah yang dikepalainya sebagai Sekolah Penggerak. Dokumen KTSP yang disusun berisi kurikulum Sekolah


36

Penggerak namanya Kurikulum Operasional Sekolah (KOS). KOS ini berisi tentang karakteristik sekolah berdasarkan analisis konteks, memuat struktur kurikulum sekolah penggerak Sekolah Penggerak mulai Tahun pelajaran 2021/2022. Dalam kurikulum sekolah penggerak tidak dikenal dengan jurusan. Siswa memperoleh mata pelajaran sama dengan saat mereka duduk di sekolah lanjutan pertama. Ada penggabungan mata pelajaran yaitu IPA disebut dengan IPA terpadu dan IPS menjadi IPS terpadu. Namun, dalam pelaksanaannya Mata pelajaran tersebut masih mandiri karena sumberdaya guru yang tersedia. Pengorganisasin beban belajar intrakurikuler pelajar di SMAN 2 Pandeglang dengan menggunakan sistem mata pelajaran berdiri sendiri atau regular dan sistem blok. Pengorganisasiannya sebagai berikut a.

Sistem penerapan masing-masing mata pelajaran terbagi menjadi dua sistem yaitu sistem mata pelajaran berdiri sendiri atau regular dan sistem blok.

b.

Semua mata pelajaran pada fase E/ Kls X diintegrasikan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan persentase 25% masing-masing mapel. .

c.

Total alokasi waktu dalam satu minggu 44 JP untuk intrakurikuler reguler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

b.

Standar Proses 1) Kurikulum 2013 Pembelajaran di SMAN 2 Pandeglang untuk yang menggunakan kurikulum 2013 mengacu kepada panduan penyusunan kurikulum 2013 yaitu penyusnan perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan standar isi, SKL, KI dan KD, penyusnan RPP, Silabus penyusunan dan pengembangan dilakukan secara mandiri atau berkelompok dalam pertemuan MGMP. Guru-guru sudah memiliki


37

perangkat pembelajaran setiap tahun karena di SMAN 2 Pandeglang sudah rutin dilaksanakan supervise akademik oleh kepala sekolah. Buku-buku yang digunakan siswa yaitu buku-buku yang ada di perpustakaan setiap tahun semua siswa dipinjami. 2) Kurikulum Sekolah Penggerak Dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan KI/KD maka di sekolah penggerak namanya Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Modul Ajar. Modul ajar dikenal dalam kurikulum 2013 RPP, namun Modul Ajar lebih lengkap selain ada RPP juga kemasan materi dan penilaiannya lengkap mulai asesmen diagnostik,

asesmen

formatif,

asesmen

sumatif.

Setiap

pembelajarannya dikuatkan dengan penenaman karakter siswa yang mengacu pada dimensi Profil Pelajar Pancasila. Tambahan pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum 2013 yaitu penguatan dimensi Profil Pelajar Pancasila dalam kegiatan Projek. Kegiatan kolaboratif antarsemua mata pelajaran. Dalam 3 tahun siswa wajib menyelesaikan 7 tema projek. Pada tahun pertama kls X SMAN 2 Pandeglang akan melaksanakan 3 projek, satu proijek sudah dilaksanakan. Di akhir pembelajaran satu tema projek sekolah melaksanakan Panen Raya penguatan Projek Profil pelajar Pancasila.

c. Standar Kompetensi Lulusan Perolehan rata-rata nilai ujian sekolah tahun pelajaran 2020/2021 dalam dokuemn 1 mencapai 70 setiap mata pelajaran. Siswa diharapkan pada tahun pelajaran 2021/2022 naik menjadi rata-rata 75. Siswa pada tahun pelajaran 2020/2021 yang diterima di perguruan tinggi sebanyak kurang lebih 188 orang dari jumlah siswa 419 orang. Untuk penanaman kompetensi siswa dalam bidan sikap, pengetahuan dan keterampilan, SMAN

2

Pandeglang

melaksanakan

berbagai

kegiatan

sepertipenanaman akhlak siwa dengan mengadakan pengajian bersama


38

setiap hari Jumat, pelaksanaan ekstrakurikuler yang menunjang terhadap pembelajaran akademik seperti tambahan bimbingan belajar. Hanya pada saat pandemic kegiatan-kegiatan seperti itu tertunda tidak dilaksanakan.

d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik di SMAN 2 Pandeglang memiliki kompetensi profesi yang bisa

dijadikan

sebagai

aset

sekolah

dalam

melaksanakan

pengembangan kurikulum sekolah. Di antaranya sebagai guru teladan, instruktur nasional, instruktur kabupaten/kota, guru inti, dan sebagai fasilitator pada kegiatan pengembangan kurikulum. Selain itu, pendidik SMAN 2 Pandeglang menguasai teknologi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Sekolah berusaha terus mengadakan pengembangan kompetensi pendidik dengan melaksanakan pelatihan (in house training) demi mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Tentunya agar tercipta pelajar yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Kondisi lingkungan kerja tenaga kependidikan di SMAN 2 Pandeglang cukup kondusif dengan latar belakang pendidikan rata-rata lulusan SMA sehingga membutuhkan pengembangan SDM agar lebih profesional. Pelayanan yang diberikan kepada pelajar, guru, dan orang tua murid cukup baik

e. Standar Sarana dan Prasarana SMAN 2 Pandeglang memiliki luas lahan sejumlah 9300 meter persegi dengan luas bangunan 4.899 meter persegi. Jumlah ruang belajar sebanyak 36 ruang, ruang seni 2, ruang laboratorium IPA 3 ruang, Laboratorium Komputer 3 ruang, ruang audio visual 1 ruang, aula yang representatif 1 gedung, ruang kepala sekolah, ruang BK, ruang TAS, ruang Guru yang berfasilitas AC. Sanitasi sangat bagus memiliki toilet


39

yang memadai untuk siswa maupun untu guru, TAS, dan kepala Sekolah. Wastapel setiap kelas 1, dan juga setiap ruang-ruang yang bukan keas tersedia wastafel yang memadai.

f. Standar Pengelolaan SMAN 2 Pandeglang merupakan sekolah adiwiyata yang dikelola dengan baik sehingga dapat prestasi nasional. SMAN 2 Pandeglang sebagai sekolah penggerak melalui jalur prestasi Kepala Sekolah. Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMAN 2 Pandeglang disusun oleh tim pengembang kurikulum atas SK yang disusun dan ditetapkan oleh Kepala sekolah. Penyusunan yang terprogram dan sosialisasi kepada semua warga sekolah itu menandakan bahwa visi, misi, dan tujuan sekolah sudah tersosialisasi, namun dalam penyusunan program kegiatan dari tujuan sekolah tersebut belum secara resmi disusun berdasarkan hasil musyawarah tim pengembang sekolah. Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) belum secara resmi disusun setiap tahun oleh tim pengembang. Penyusunan baru sampai pada revisi.

Kegiatan supervisi akademik guru oleh kepala sekolah sudah terjadwal dengan baik dan berkala dalam setahun 2 x dengan sistem supervisor teman sebaya. Kepala Sekolah membentuk tim supervisor untuk membantu Kepala Sekolah dalam mengadakan supervisi akademik.. Parasupervisor disupervisi oleh Kepala Sekolah. Penginputan hasil supervisi sudah menggunakan E-Supervisi dari LPMP, secara langsung guru bisa melihat hasilnya tentang pembelajaran. Data pengolahan/informasi sudah menggunakan sistem informasi seperti keuangan, kearsipan, walaupun belum semua.


40

g. Standar Pembiayaan RKAS SMAN 2 Pandeglang

disusun dengan ketentuan yaitu

melibatkan stakeholder lainnya, seperti setiap para pembina menyusun rancangan kegiatan dan kebutuhan dana, setiap wakil kepala sekolah menyusun rencana kegiatan dan anggrannya kemudian diinventalisir oleh penyusun RAKS Penyusunan RKAS belum melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun pemangku kepentingan yang relevan, serta belum memiliki tim khusus untuk menyusun RKAS secara resmi berdasarkan SK Kepela Sekolah. Namun demikian tetap mempertimbangkan usulan-usulannya. Sumber utama keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan pendamping BOS dari Pemerintah Provinsi Banten. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri. SMAN 2 Pandeglang juga tidak meminta dana pendidikan dari orang tua siswa. h. Standar Penilaian Pendidikan Guru-guru di SMAN 2 Pandeglang menyusn perencanaan penilaian berdasarkan pada Kompetensi Inti, Kompetensi dasar dan Indikator Tujaun pembelajaran sedangkan guru kelas X berdasarkan pada Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran. Namun guru-guru kelas X belum secara maksimal menyusun instrument asesmen baik asemen diagnostic, asesmen formatif, dan asesmen sumatif, bahkan modul ajar juga belum seluruhnya lengkap. Hal ini disebabkan kurikulum sekolah penggerak masih baru guru-guru masih banyak yang belum paham. Sistem penilaian keberhasilan siswa selama satu semester atau selama setahun juga kami pihak sekolah belum tahu modelnya seperti apa untuk sekolah penggerak.


41

Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun pelajaran, ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar nasional. Penilaian melalui ulangan harian bersama dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh sekolah.

Selain penilaian siswa, guru pun dilakukan penilaian kinerja oleh kepala sekolah. Penilaian guru sesuai dengan kompetnsinya yaitu kompetensi

kepribadian,

kompetensi

pedagogik,

kompetensi

professional dan kompetensi sosial. Setiap setahun sekali guru akan menerima raport penilaian kinerja oleh kepala sekolah. Kepala sekolah pun dinilai oleh pengawas tentang kompetensinya yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi sosial


42

BAB III PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM PENGAWASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Guru Melalui Supervisi Akademik 1. Deskripsi Pembinaan Guru Pendidikan merupakan kunci sukses kehidupan. Dalam prosesnya, pendidikan memerlukan profesionalisme yang berkompeten di bidangnya. Pendidik/guru adalah salah satu komponen sukses tidakanya pendidikan di suatu sekolah. Dengan memiliki guru yang memiliki kompetensi dan kinerja tinggi sebuah sekolah akan lebih maju dalam perkembangannya. Tenaga guru sudah pasti sangat diharapkan dalam kemajuan pendidikan sehingga guru selalu dituntut untuk meningkatkan kinerjanya.

Dengan berbagai upaya, perbaikan terhadap kinerja guru telah dilakukan. Namun, masih banyak guru yang kurang termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Peningkatan kinerja guru biasanya dilakukan melalui KKG, MGMP, pelatihan pelatihan, IHT, workshop, peningkatan mutu pendidikan, seminar atau acara-acara lainya. Upaya-upaya tersesbut kemungkinan akan dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu, kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas dipandang merupakan cara yang efektif dalam meningkatkan kinerja guru.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan kebijakan tentang pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional pendidikan ke dalam kategori standar, mandiri dan bertaraf internasional. Penjelasan Pasal 11, Ayat 2 dan Ayat 3 Peraturan Pemerintah tersebut menyebutkan bahwa dengan diberlakukannya Standar Nasional Pendidikan, maka Pemerintah memiliki kepentingan untuk memetakan sekolah/madrasah menjadi sekolah/madrasah


43

yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan sekolah/madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan. terkait dengan hal tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah/madrasah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori mandiri, dan sekolah/ madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori standar. Penjelasan tersebut memberikan gambaran bahwa kategori sekolah standar dan mandiri didasarkan pada terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan). Harapannya, semua sekolah jalur pendidikan formal sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan pada kategori sekolah mandiri.

Secara umum tujuan dari program pengawasan adalah: 1) mendorong sekolah untuk dapat menyelenggarakan pendidikan agar mencapai kondisi memenuhi/hampir memenuhi standar nasional pendidikan, 2) memberikan arahan

upaya-upaya

yang

harus

dilakukan

sekolah

untuk

dapat

memenuhi/hampir memenuhi standar nasional pendidikan, 3) memberikan pendampingan kepada sekolah untuk mewujudkan pengawasan dalam kurun waktu tertentu, 4) menjalin kerjasama dan meningkatkan peran serta stakeholder pendidikan baik ditingkat pusat maupun daerah dalam mengembangkan

pengawasan,

dan

5)

mendapatkan

model/rujukan

pengawasan. Program pengawasan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu identifikasi profil sekolah berdasarkan data yang dijaring melalui inventarisasi kondisi sekolah; penyusunan program kerja oleh sekolah; penilaian, penyempurnaan dan penyepakatan program kerja melalui asistensi dan sinkronisasi program; dan Supervisi hasil pelaksanan program sekolah.


44

Berkaitan dengan program sekolah tersebut, tindak lanjut pembinaan akan dilakukan oleh pengawas sekolah. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki pengawas adalah kompetensi supervisi akademik diantaranya membimbing guru dalam menyusun rencana pembelajaran (RPP), membimbing guru dalam memilih dan menggunakan media pendidikan yang sesuai, membimbing guru dalam merancang

model

pembelajaran,

membimbing

guru

dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembinaan guru melalui supervisi akademik yang merupakan salah satu tugas calon pengawas sekolah dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tahapan persiapan: 1) Calon pengawas sekolah menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA). 2) Menyusun perangkat pendukung supervisi akademik (instrumen wawancara praobservasi pembelajaran, instrument pelaksanaan pembelajaran dan instrument wawancara observasi pascapembelajaran) 3) Menyampaikan permohonan izin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan kegiatan supervisi akademik. 4) Menentukan sasaran kegiatan, yaitu tiga guru dengan dua siklus supervisi akdemik. 5) Mensosialisasikan jadwal pelaksanaan supervisi kepada kepala sekolah dan guru yang disupervisi. 6) Menyiapkan instrumen supervisi akademik, meliputi instrumentelaah RPP, instrumen praobservasi, instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran, instrumen pascaobservasi, dan monev pelaksanaan supervisi akademik. 7) Membuat daftar hadir pelaksanaan supervisi akademik. 8) Membuat surat keterangan melaksanakan tugas pembinaan guru melalui supervisi akademik. 9) Melakukan wawancara praobservasi pembelajaran.


45

10) Melakukan pengamatan pelaksanaan pembelajaran. 11) Melakukan wawancara pascaobservasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Supervisi Supervisi akademik dilaksanakan sebanyak dua siklus untuk masingmasing guru. Kegiatan supervisi ini dilakukan terhadap sepuluh guru, namun pada akhirnya karena keterbatasan waktu dikerucutkan jadi tiga orang guru mata pelajaran (PABP, Kimia, dan Geografi) dan satu orang guru Bimbingan Konseling (BK). Adapun langkah- langkah kegiatan pada kedua siklus itu sama, yaitu sebagai berikut: 1) Pertemuan praobservasi (pertemuan awal) 2) Observasi (pengamatan pembelajaran) 3) Pascaobservasi (pertemuan umpan balik)

Siklus I Langkah 1. Pertemuan Praobservasi (Pertemuan Awal) Pertemuan awal dilakukan sebelum pelaksanaan observasi. Pada pertemuan awal ini terjalin komunikasi yang akrab antara supervisor dengan guru, guru merasa tidak canggung. Pada pertemuan awal ini disepakati bersama tentang persiapan yang dibuat guru, rencana waktu pelaksanaan, serta instrumen yang akan digunakan. Langkah 2. Observasi (Pengamatan Pembelajaran) Pada pelaksanaan pengamatan pembelajaran, supervisor membiarkan guru melakukan aktivitasnya sesuai yang sudah dipersiapkan. Supervisor mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa menggunakan instrumen observasi pembelajaran apa adanya tanpa interpretasi pribadi. Kegiatan


46

pengamatan tidak mengganggu aktivitas pembelajaran. Langkah 3. Pascaobservasi (Pertemuan Umpan Balik)

Tahap ini dilakukan setelah supervisor selesai melakukan observasi. Pertemuan balikan dilaksanakan langsung hari itu juga. Padakegiatan ini supervisor bertemu dengan guru untuk melakukan hal-hal berikut: 1) Menanyakan pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru selesai dilaksanakan. 2) Supervisor menunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan), memberikan kesempatan pada guru untuk mecermatinya. 3) Berdiskusi secara terbuka membahas tentang hasil observasi terutama pada fokus yang telah disepakati, dengan menghindari kesan menyalahkan, guru diusahakan menemukan sendiri kekurangannya. 4) Memberikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki. 5) Menyepakati bersama supervisi selanjutnya.

Siklus 2 Langkah 1. Pertemuan pra observasi (pertemuan awal) Pertemuan awal dilakukan sebelum pelaksanaan observasi. Pada pertemuan awal ini supervisor kembali berkomunikasi secara akrab dengan guru. Pada pertemuan awal ini disepakati bersama tentang persiapan yang dibuat guru, rencana waktu pelaksanaan, serta instrumen yang akan digunakan. Langkah 2. Observasi (pengamatan pembelajaran) Pada pelaksanaan pengamatan pembelajaran, supervisor membiarkan guru melakukan aktivitasnya sesuai yang sudah dipersiapkan. Supervisor mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa


47

menggunakan instrumen observasi pembelajaran apa adanya tanpa interpretasi pribadi. Kegiatan pengamatan tidak mengganggu aktivitas pembelajaran. Langkah 3. Pascaobservasi (pertemuan umpan balik) Tahap ini dilakukan setelah supervisor selesai melakukan observasi. Pertemuan balikan dilaksanakan langsung hari itu juga. Pada kegiatan ini supervisor bertemu guru untuk melakukan hal-hal berikut: 1) Menanyakan pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru selesai dilaksanakan. 2) Supervisor menunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan), memberikan kesempatan pada guru untuk mecermatinya. 3) Berdiskusi secara terbuka membahas tentang hasil observasi terutama fokus

pada

yang telah disepakati, dengan

menghindari

kesan

menyalahkan, guru diusahakan menemukan sendiri kekurangannya. 4) Memberikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki. 5) Menyepakati bersama kegiatan tindak lanjut hasil supervisi

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan a. Waktu Supervisi Klinis Supervisi klinis ini dilaksanakan 2 siklus selama satu minggu, yaitu: Siklus 1: Hari Senin s.d. Rabu, tanggal 22 s.d. 24 November 2021 Siklus 2: Hari Senin s.d. Rabu, tanggal 3 s.d. 5 Desember 2021 b. Tempat Supervisi Klinis Ruang guru SMA Negeri 5 Cilegon. Supervisi klinis dilakukan secara personal dalam bentuk Informal kolaborasi, face to face, tanya jawab, dan demonstrasi.


48

3. Sasaran Pembinaan Sasaran pembinaan dalam supervisi akademik ini adalah tiga orang guru mata pelajaran (Kimia, Geografi, PABP) dan satu orang guru Bimbingan Konseling, yaitu: a. Ibu Apriyani Dewi Maya, S.Pd., M.Si. selaku guru Kimia b. Ibu Enir Karmila, S.Pd. selaku guru Geografi c. Ibu Ani Inayati, S.Ag., M.Pd. selaku guru PABP d. Ibu Tanti Rosmawati, S.Pd. selaku guru BK

4. Pendekatan dan Metode a. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan supervisi klinis ini menggunakan pendekatan tidak langsung (nondirektif). Pendekatan ini adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Dimana supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi terlebih dulu mendengarkan apa yang disampaikan guru, serta memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mnegemukakan

permasalahan

yang

mereka

alami.

Supervisor

mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, memberikan materi tambahan, dan membantu memberikan solusi. b. Metode Metode yang digunakan dalam kegiatan supervise klinis ini adalah metode supervise individual dengan teknik observasi kelas. Metode supervise individual dengan teknik observasi kelas. Metode supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru yang memiliki persoalan tertentu.


49

Sedangkan teknis observasi kelas merupakan teknik yang secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak selama proses pembelajaran berlangsung. Secara umum, aspek-aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah: 1)

Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran

2)

Cara penggunaan media pembelajaran

3)

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

4)

Model dan media pembelajaran yang dipakai

5. Capaian Target Keberhasilan a. Target dari kegiatan supervisi klinis ini adalah guru SMA Negeri 5 Cilegon yang disupervisi, yaitu: tiga guru mapel (Kimia, Geografi, dan PABP) dan satu guru BK dalam pengelolaan pembelajaran di kelas, khususnya dalam meningkatkan keaktifan siswa menggunakan variasi model pembelajaran berbasis digital. b. Sebagian besar guru termotivasi untuk menyusun RPP dilengkapi dengan variasi model pembelajaran berbasis digital. c. Sebagian besar guru merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. d. Sebagian besar guru menunjukkan kesesuaian RPP yang telah disusun dengan pembelajaran di kelas.

6. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru 6.1 Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru Mata Pelajaran a. Tiga guru mapel (Kimia, PABP, Geografi) mengalami banyak peningkatan: dapat merancang variasi model pembelajaran berbasis digital dan menerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas. b. Adanya antusias dan respon positif dari semua guru, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu yang tinggi untuk merancang variasi model pembelajaran berbasis digital.


50

c. Teridentifikasinya hambatan, kesulitan, dan keberhasilan guru dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. d. Tersusunnya RPP lengkap dengan variasi model pembelajaran berbasis digital. e. Terciptanya student’s wellbeing ditunjukkan dengan proses pembelajaran aktif, interaktif, dan menyenangkan menggunakan variasi model pembelajaran berbasis digital.

Berdasarkan langkah-langkah dalam kegiatan supervisi akademik tahap 1/siklus 1 dan siklus 2, dapat diketahui bahwa instrument kelengkapan administrasi pembelajaran yang dimiliki 3 guru mata pelajaran tersebut menunjukkan hasil yang beragam. Namun setelah diamati, sebagian besar dari mereka memiliki satu kekurangan terletak pada komponen administrasi pembelajaran yang sama, yaitu pada nomor 11 dan 12. Menurut pengakuan para guru tersebut, belum pernah tahu tentang bentuk dari buku siswa yang dimaksud.

Berikut perolehan nilai ketiga guru mata pelajaran yang disupervisi.

Tabel 3.a.1 Perolehan nilai hasil supervisi akademik Instrumen Kelengkapan Administrasi Pembelajaran No Nama Siklus Siklus Kategori Tindak Lanjut Siklus 1 Guru 1 2 1 Apriyani 68.75 89.58 Baik Guru harus melengkapi Dewi Sekali KKM, buku pedoman guru, buku siswa 2 Ani 58.33 97.92 Baik Guru harus memperbaiki Inayati Sekali Kalender Pendidikan, memperbaiki Agenda Harian/Jurnal Mengajar, memperbaiki KKM, memperbaiki Buku Pedoman, dan melengkapi Buku Siswa 3 Enir 50 93.75 Baik Guru harus memperbaiki Karmilah Sekali Program Tahunan,


51

memperbaiki Program Semester, memperbaiki Silabus, memperbaiki RPP, memperbaiki Kalender Pendidikan, memperbaiki Jadwal Pelajaran, memperbaiki Agenda Harian/Jurnal Mengajar, memperbaiki Daftar Nilai, memperbaiki Buku Pedoman Guru, memperbaiki Buku Siswa Dari data di atas, capaian nilai pada siklus 2 dari hasil instrument kelengkapan administrasi mengajar adalah sebagai berikut: 1. Apriyani Dewi mengalami peningkatan 20.83% setelah melaksanakan tindak lanjut dengan melengkapi KKM, buku pedoman guru, dan buku siswa. 2. Ani Inayati mengalami peningkatan 39.59 %, setelah memperbaiki 6 komponen administrasi, seperti: membuat kalender pendidikan, memperbaiki agenda harian /jurnal mengajar, memperbaiki KKM, memperbaiki buku pedoman guru, dan melengkapi buku siswa, berhasil membawa Ani Inayati memperoleh nilai hampir mendekati sempurna. Kini, Ani Inayati cukup mempertahankan kelengkapan administrasi, dan 3. Enir Karmilah mengalami peningkatan 43.75 % setelah memperbaiki Program Tahunan, Program Semester, Silabus, RPP, Kalender Pendidikan, Jadwal Pelajaran, Agenda Harian/Jurnal Mengajar, Daftar Nilai, Buku Pedoman Guru, dan memperbaiki Buku Siswa. Jadi rata-rata nilai capaian hasil instrument kelengkapan administrasi adalah 34.7 %. Penjelasan ini dilengkapi dengan data dan grafik instrumen kelengkapan administrasi pembelajaran yang terletak pada halaman lampiran. Selain instrumen kelengkapan administrasi pembelajaran, yang menjadi objek supervisi akademik selanjutnya adalah administrasi penilaian pembelajaran.


52

Rekapitulasi hasil pengamatan praobservasi instrument administrasi penilaian pembelajaran, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.a.2 Perolehan nilai hasil supervisi akademik Instrumen Kelengkapan Administrasi Penilaian Pembelajaran No Nama Siklus Siklus Kategori Tindak Lanjut Siklus 1 Guru 1 2 1 Apriyani 62.50 90 Baik Guru harus memperbaiki Dewi Sekali Penugasan Terstruktur, memperbaiki Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, memperbaiki Program PengayaanRemedial, memperbaiki Analisis Hasil Ulangan Harian (KD), memperbaiki Bank Soal / Instrumen Tes 2 Ani 50 90 Baik Guru harus memperbaiki Inayati Sekali Buku Nilai / Daftar Nilai, memperbaiki Penilaian Ketaqwaan Thd Tuhan YME, memperbaiki Penilaian Sikap Akhlak Mulia, memperbaiki Penilaian Pengetahuan , memperbaiki Penilaian Keterampilan , memperbaiki Penugasan Terstruktur, memperbaiki Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, memperbaiki Program PengayaanRemedial, memperbaiki Analisis Hasil Ulangan Harian (KD), memperbaiki Bank Soal / Instrumen Tes 3 Enir 50 95 Baik Guru harus memperbaiki Karmilah Sekali Buku Nilai / Daftar Nilai, memperbaiki Penilaian Ketaqwaan Thd Tuhan YME, memperbaiki


53

Penilaian Sikap Akhlak Mulia, memperbaiki Penilaian Pengetahuan , memperbaiki Penilaian Keterampilan , memperbaiki Penugasan Terstruktur, memperbaiki Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, memperbaiki Program PengayaanRemedial, memperbaiki Analisis Hasil Ulangan Harian (KD), memperbaiki Bank Soal / Instrumen Tes Dari data di atas, capaian nilai pada siklus 2 dari hasil instrumen kelengkapan administrasi mengajar adalah sebagai berikut: 1. Apriyani Dewi mengalami peningkatan 27.5 % setelah melaksanakan tindak lanjut siklus pertama, yaitu memperbaiki Penugasan Terstruktur, memperbaiki Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, memperbaiki Program PengayaanRemedial, memperbaiki Analisis Hasil Ulangan Harian (KD), memperbaiki Bank Soal / Instrumen Tes. 2. Ani Inayati mengalami pemningkatan 40 % setelah setelah melakukan tindak lanjut pada siklus 1. Komponen yang sudah dilengkapinya sebagai upaya tindak lanjut adalah Ia sudah memperbaiki buku nilai/daftar nilai, memperbaiki penilaian Ketakwaan terhadap Tuhan YME, memperbaiki Penilaian Sikap Akhlak Mulia, memperbaiki Penilaian Pengetahuan, memperbaiki Penilaian Keterampilan, memperbaiki Penugasan Terstruktur, memperbaiki Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, memperbaiki Program Pengayaan-Remedial, memperbaiki Analisis Hasil Ulangan Harian (KD), memperbaiki Bank Soal/Instrumen Tes. 3.

Enir Karmilah mengalami peningkatan 45 % setelah melakukan tindak

lanjut pada siklus 1. Komponen yang sudah dilengkapinya sebagai upaya tindak lanjut adalah Ia sudah memperbaiki buku nilai/daftar nilai, memperbaiki penilaian Ketakwaan terhadap Tuhan YME, memperbaiki Penilaian Sikap Akhlak Mulia,


54

memperbaiki Penilaian Pengetahuan, memperbaiki Penilaian Keterampilan, memperbaiki Penugasan Terstruktur, memperbaiki Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, memperbaiki Program Pengayaan-Remedial, memperbaiki Analisis Hasil Ulangan Harian (KD), memperbaiki Bank Soal/Instrumen Tes. Jadi rata-rata nilai capaian hasil instrument administrasi penilaian pembelajaran adalah 37.5 %. Penjelasan ini dilengkapi dengan data dan grafik instrumen administrasi penilaian pembelajaran yang terletak pada halaman lampiran.

Instrumen pengamatan selanjutnya adalah Instrumen supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rekapitulasi hasil pengamatan praobservasi instrument supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.a.3 Perolehan Nilai Hasil Pengamatan Instrumen Supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran No Nama Guru Siklus 1 Siklus 2 Kategori Capaian Hasil 1 Apriyani Dewi 55 92.50 Baik 37.50 Sekali 2 Ani Inayati 50 96.67 Baik 46.67 Sekali 3 Enir Karmilah 55 99.17 Baik 44.17 Sekali Jadi rata-rata nilai capaian hasil instrument Supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah 42.78 %. Penjelasan ini dilengkapi dengan data dan grafik hasil instrument Supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terletak pada halaman lampiran. Setelah mengetahui nilai akhir, hasil capaian, dan rata-rata, selanjutnya dilakukan refleksi, untuk kemudian diberi rekomendasi. Berikut analisis hasil instrument Supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.


55

Tabel 3.a.4 Analisis Hasil Pengamatan Instrumen Supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran No Nama Refleksi Siklus Rekomen Refleksi Siklus Rekomen Guru 1 dasi 2 dasi perlu 1 Apriya RPP Guru RPP perlu terdapat Guru disempurnakan ni perlu Identitas Mata mengikuti harus terdapat Dewi mendapat Pelajaran, program Identitas Mata kan Perumusan Tujuan pembinaa Pelajaran, semua Pelatihan Pembelajaran perlu n komponen dalam disempurnakan. penyempu berikut, harus program Materi Pelajaran rnaan RPP diperbaiki: Pengemb (berorientasi pada Perumusan angan pengetahuan, Media Tujuan Keprofes Belajar diperbaiki. Pembelajaran, ian Metode Materi Pelajaran diperbaiki Berkelanj Pembelajaran (berorientasi pada utan disempurnakan, pengetahuan. (PKB) Rencana Kegiatan Media Belajar, dalam Pembelajaran Metode membuat diperbaiki dan Pembelajaran RPP Penilaian sudah Rencana benar Kegiatan

2

Ani Inayati

Pembelajaran, dan Penilaian juga peru direvisi. RPP perlu disempurnakan harus terdapat Identitas Mata Pelajaran, semua komponen berikut, harus diperbaiki: Perumusan Tujuan Pembelajaran, Materi Pelajaran diperbaiki (berorientasi pada pengetahuan. Media Belajar, Metode Pembelajaran Rencana

Guru perlu mendapat kan Pelatihan dalam program Pengemb angan Keprofes ian Berkelanj utan (PKB) dalam membuat RPP

RPP perlu terdapat Identitas Mata Pelajaran, Perumusan Tujuan Pembelajaran perlu disempurnakan. Materi Pelajaran (berorientasi pada pengetahuan, Media Belajar diperbaiki. Metode Pembelajaran disempurnakan, Rencana Kegiatan Pembelajaran diperbaiki dan

Guru mengikuti program pembinaa n penyempu rnaan RPP


56

3

Enir Karmil ah

Kegiatan Pembelajaran, dan Penilaian juga peru direvisi. RPP perlu disempurnakan harus terdapat Identitas Mata Pelajaran, semua komponen berikut, harus diperbaiki: Perumusan Tujuan Pembelajaran, Materi Pelajaran diperbaiki (berorientasi pada pengetahuan. Media Belajar, Metode Pembelajaran Rencana Kegiatan Pembelajaran, dan Penilaian juga peru direvisi.

Penilaian benar Guru perlu mendapat kan Pelatihan dalam program Pengemba ngan Keprofesi an Berkelanj utan (PKB) dalam membuat RPP

sudah

RPP perlu terdapat Identitas Mata Pelajaran, Perumusan Tujuan Pembelajaran perlu disempurnakan. Materi Pelajaran (berorientasi pada pengetahuan, Media Belajar diperbaiki. Metode Pembelajaran disempurnakan, Rencana Kegiatan Pembelajaran diperbaiki dan Penilaian sudah benar

Guru mengikuti program pembinaan penyempur naan RPP

Setelah mengamati hasil dari instrument kelengkapan administrasi mengajar, instrument administrasi penilaian, dan instrument supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, kini supervisor berkunjung ke kelas untuk melakukan pengamatan saat kegiatan pembelajaran di kelas. Dari kegiatan kunjungan ini, supervisor dalam hal ini Calon Pengawas Sekolah, membawa instrument penilaian terkait pengelolaan kelas. Supervisor mengamati proses pembelajaran di kelas dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan menutup pembelajaran. Dalam pengamatan ini, sebaiknya setiap pengamat membawa catatan fakta yang digunakan sebagai bukti otentik jika ada guru yang tidak puas dengan nilai yang diperoleh. Semua aktivitas KBM, baik guru maupun siswa, dicatat dan didokumentasikan.

Di sini juga akan terlihat kepiawaian guru dalam

mengelompokkan gaya belajar siswa sesuai sifat bawaan masing-masing siswa. Pembelajaran diferensiasi harus diterapkan oleh guru jika ingin tujuan belajar


57

tercapai. Di bawah ini rekapitulasi hasil kunjungan kelas melalui pengamatan dan pengisian instrument pembinaan guru dalam kegiatan pembelajaran.

Tabel 3.a.5 Perolehan Nilai Hasil Instrumen Pembinaan Guru dalam Kegiatan Pembelajaran No Nama Guru Siklus 1 Siklus 2 Kategori Capaian Hasil 1 Apriyani Dewi 50 100 Baik 50 Sekali 2 Ani Inayati 50 100 Baik 50 Sekali 3 Enir Karmilah 50 100 Baik 50 Sekali Jadi rata-rata nilai capaian hasil instrument Pembinaan Guru dalam Pembelajaran adalah 50 %. Penjelasan ini dilengkapi dengan data dan grafik hasil instrument Supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terletak pada halaman lampiran. Setelah mengetahui nilai akhir, hasil capaian, dan rata-rata, selanjutnya diberi catatan, untuk kemudian ditindaklanjuti.

Berikut analisis hasil instrument Pembinaan Guru dalam Kegiatan Pembelajaran. Tabel 3.a.6 Analisis Hasil Instrumen Pembinaan Guru dalam Kegiatan Pembelajaran No Nama Catatan Tindak Catatan Tindak Guru Siklus Lanjut Siklus Lanjut 1 2 1 Apriyani Praktik Guru dalam Praktik Guru Dewi Guru Kegiatan Guru mengikuti dalam Pendahulua dalam program kegiatan n, Kegiatan kegiatan penguatan pembelaj Inti, penutup pembelaj pengajaran aran memiliki aran Kurang nilai kurang Sangat Baik dari 75. Baik maka guru perlu mendapatka n Pelatihan dalam


58

2

Ani Inayati

Praktik Guru dalam kegiatan pembelaj aran Kurang Baik

3

Enir Karmilah

Praktik Guru dalam kegiatan pembelaj aran Kurang Baik

program Pengemban gan Keprofesian Berkelanjuta n (PKB) Guru dalam Kegiatan Pendahulua n, Kegiatan Inti, penutup memiliki nilai kurang dari 75. maka guru perlu mendapatka n Pelatihan dalam program Pengemban gan Keprofesian Berkelanjuta n (PKB) uru dalam Kegiatan Pendahulua n, Kegiatan Inti, penutup memiliki nilai kurang dari 75. maka guru perlu mendapatka n Pelatihan dalam program Pengemban gan Keprofesian Berkelanjuta n (PKB)

Praktik Guru dalam kegiatan pembelaj aran Sangat Baik

Guru mengikuti program penguatan pengajaran

Praktik Guru dalam kegiatan pembelaj aran Sangat Baik

Guru mengikuti program penguatan pengajaran


59

Gambar 3.a.1. Rekapitulasi Siklus 1 Supervisi akademik


60


61

Gambar 3.a.2. Rekapitulasi Supervisi Akademik Siklus 2


62


63

6.2 Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru Bimbingan Konseling a. Guru BK dapat merancang variasi model pembinaan atau bimbingan konseling berbasis digital. b. Adanya antusias dan respon positif dari guru, Bimbingan Konseling ditunjukkan dengan rasa ingin tahu yang tinggi untuk merancang variasi model pembinaan digital. c. Teridentifikasinya hambatan, kesulitan, dan keberhasilan guru dalam merancang variasi model pembinaan digital. d. Tersusunnya RPL lengkap dengan variasi model pembinaan digital. e. Terciptanya student’s wellbeing ditunjukkan dengan proses pembinaan aktif, interaktif, dan menyenangkan menggunakan variasi model pembinaan digital.

Berdasarkan langkah-langkah dalam kegiatan supervisi akademik siklus 1 dan siklus 2, dapat diketahui bahwa instrumen kelengkapan administrasi pembinaan yang dimiliki Tanti Rosmawati selaku guru BK di SMA Negeri 5 Cilegon menunjukkan hasil yang memuaskan. Terbukti semua kegiatan pembinaan, bimbingan, pendekatan, dan pendampingan bagi siswa yang berprestasi dan siswa yang bermasalah terlaksana dan terjadwal dengan baik. Pendokumentasian data dan peristiwa setiap individu siswa pun diarsipkan dengan baik. Bukan hanya itu, Tanti Rosmawati pun selalu aktif mengikuti kegiatan pengembangan keprofesiannya melalui MGBK, PIKKR, workshop, seminar, dan kegiatan yang terkait dengan bimbingan konseling. Namun, setelah melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan subjek supervisi, SMA Negeri 5 belum memiliki ruang bimbingan dan konsultasi yang representatif atau dengan kata lain belum sesuai standar.


64

Calon Pengawas Sekolah melakukan empat instrumen supervisi terhadap guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 5 Cilegon. Empat instrumen supervisi tersebut adalah: Instrumen supervisi bimbingan klasikal, instrumen sertifikasi guru Bimbingan dan Konseling dalam jabatan, instumen guru BK terkait program dan layanan, dan terakhir adalah instrumen tidak lanjut atas saran yang dikumpulkan oleh warga sekolah.

Berikut hasil perolehan nilai guru Bimbingan Konseling berdasarkan empat instrumen supervisi Bimbingan Konseling.

Tabel 3.a.7 Perolehan Nilai Hasil Supervisi Bimbingan Klasikal Nama Guru Siklus Kategori Siklus Kategori Capaian Hasil 1 Siklus 1 2 Siklus 2 Tanti 68.7 Baik 93 Sangat 24.3 % Rosmawati Baik Dari data di atas dengan capaian hasil 24.3%, ada beberapa catatan penilai terkait perkembangan upaya yang dilakukan BK. Berikut hasil catatan terkait supervisi bimbingan klasikal: 1. Pada siklus 1 BK sudah menunjukkan kinerja yang baik, namun ada beberapa catatan yang dapat menjadi bahan perbaikan BK selanjutnya. Dibuktikan dengan tahapan pembinaan berikut. Pada tahap persiapan, meskipun belum maksimal, namun BK sudah membuat rencana semua kegiatan dengan baik melalui persiapan pelaksanan yang baik juga. Pada tahapan awal pelaksanaan: semua tahapan awal kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik, meskipun belum semua siswa mendapat perhatian.


65

Pada tahapan inti, pada tahap ini, guru BK yang disupervisi belum mampu mengelola kelas. dengan baik karena terkendala waktu pembinaan yang terbatas. Selain terkendala dengan keterbatasan metode dan media. BK juga terkendala dengan pembinaan secara daring (jaringan tidak stabil dan siswa yang kurang mampu membei kuota internet). Pada tahap akhir/terminasi, BK belum memiliki cara yang menarik dalam merefleksikan pengalaman yang akan dijadikan dasar evaluasi akhir. Selain itu, BK belum mampu menutup pertemuan dengan simpatik (framming). Saran Pembinaan dari Calon Pengawas Sekolah: Catatan itu terkait keterampilan BK dalam mengelola kelas dan komunikasi yang menarik saat bimbingan. Semua bisa diminimalisir dengan pemanfaatan media digital agar kemampuan verbal yang kurang dapat diatasi melalui pemaksimalan media dan model pembinaan berbasis digital. 2. Pada siklus 2 BK sudah menunjukkan kinerja yang baik setelah melakukan perbaikan sebagai bentuk tindak lanjut siklus 1. Hal ini dibuktikan, Pada tahap persiapan, sudah membuat rencana semua kegiatan dengan baik melalui persiapan pelaksanan yang baik juga. Pada tahapan awal pelaksanaan: semua tahapan awal kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik. Pada tahapan inti, pada tahap ini, guru BK yang disupervisi sudah mampu mengelola kelas dengan baik meskipun sedikit terkendala waktu pembinaan yang terbatas secara luring. Karenanya BK mengatasi kendala dengan pembinaan secara daring (meskipun terkadang jaringan tidak stabil dan siswa ada yang kurang mampu membei kuota internet). Pada tahap ini juga BK sudah memanfaatkan media digital dan merancang variasi model pembinaa secara daring. Pada tahap akhir/terminasi, BK sudah memiliki dan menggunakan cara yang menarik betbasis digital dalam merefleksikan pengalaman yang akan dijadikan dasar evaluasi akhir. Pertemuan penutup pun sudah dilakukan dengan simpatik (framming) dengan menghadirkan model dan media digital.


66

Saran Pembinaan dari Calon Pengawas Sekolah: Catatan itu terkait keterampilan BK dalam mengelola kelas dan komunikasi yang menarik saat bimbingan dengan memaksimalkan pemanfaatan media digital agar kekurangan guru dalam kemampuan verbal dapat diatasi.

Selain instrument supervisi bimbingan klasikal, Instrumen supervisi yang kedua adalah instrument supervisi guru BK yang berasal dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten. Berikut hasil perolehan nilai guru Bimbingan Konseling berdasarkan empat instrumen supervisi guru BK.

Tabel 3.a.8 Perolehan Nilai Hasil Supervisi Guru Bimbingan Konseling Nama Guru Siklus Kategori Siklus Kategori Capaian 1 Siklus 1 2 Siklus 2 Hasil Tanti 68.8 Tidak 88.8 Memuaskan 20 % Rosmawati Memuaskan Dari data di atas dengan capaian hasil 20%, ada beberapa catatan penilai terkait perkembangan upaya yang dilakukan BK. Berikut hasil catatan terkait supervisi bimbingan klasikal: 1. Pada siklus 1 Catatan Calon Pengawas Sekolah Guru BK harus menyusun visi misi BK, memiliki media layanan, buku layanan, memiliki jurnal harian, catatan kejadian/anekdot secaramanual dan digital, menyusun laporan tiap akhir tahun. Yang terutama adalah guru harus mengikuti pengembangan keprofesian melalui berbagai forum ilmiah. Rekomedasi kepada Sekolah sebaiknya melakukan pengadaan ruang BK (min 8x8m) dengan fasilitas didalamnya: R. Staf, R. Konseling Individu, R. Bimbingan/Konseling Kelompok, R. Tamu, tempat data/dokumen dan tempat pustaka/buku Sekolah harus memfasilitasi guru BK media digital dan ketersediaan jaringan/kuota.


67

2. Pada siklus 2 Catatan Calon Pengawas Sekolah Guru BK sudah menyusun visi misi BK yang mendukung ketercapaian visi misi sekolah. Guru BK sudah memiliki media layanan, buku layanan, jurnal harian, catatan kejadian/anekdot, menyusun laporan tiap akhir tahun, baik secara manual maupun digital. Yang terpenting adalah guru sudah mengikuti pengembangan keprofesian melalui berbagai forum ilmiah. Rekomedasi kepada Sekolah sebaiknya melakukan pengadaan ruang BK (min 8x8m) dengan fasilitas didalamnya: R. Staf, R. Konseling Individu, R. Bimbingan/Konseling Kelompok, R. Tamu, tempat data/dokumen dan tempat pustaka/buku Sekolah harus memfasilitasi guru BK media digital dan ketersediaan jaringan/kuota meskipun belum maksimal. Tabel 3.a.9 Perolehan Nilai Hasil Supervisi Sertifikasi Guru BK Nama Guru Siklus Kategori Siklus Kategori Capaian Hasil 1 Siklus 1 2 Siklus 2 Tanti 66 Baik 89 Sangat 23 % Rosmawati Baik Dari data di atas dengan capaian hasil 23%, nilai ini digunakan untuk syarat kelengkapan administrasi sertifikasi guru BK. Ada beberapa catatan penilai terkait kelengkapan data syarat sertifikasi. Guru BK harus memiliki nilai minimal baik dan membina minimal 150 siswa, untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi.

Tabel 3.a.10 Perolehan Nilai Hasil Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling Nama Guru Siklus Kategori Siklus Kategori Capaian Hasil 1 Siklus 1 2 Siklus 2 Tanti 73 Baik 100 Sangat 27 % Rosmawati Baik Dari data di atas dengan capaian hasil 27%, ada beberapa catatan penilai terkait perkembangan kegiatan yang dilakukan BK.


68

Berikut hasil catatan terkait supervisi bimbingan klasikal: 1. Pada siklus 1 Selain kelengkapan administrasi BK belum lengkap, Ruang khusus Bimbingan dan Konseling ( ada ruang tamu, ruang kerja ruang kerja ) juga belum representatif. Evaluasi Penilaian proses layanan dan penilaian hasil layanan : segera, jangka pendek, dan jangka panjang belum lengkap

2. Pada siklus 2 Administrasi BK sudah lengkap dan berbasis digital. Namun, Ruang khusus Bimbingan dan Konseling ( ada ruang tamu, ruang kerja ruang kerja ) masih belum representatif. Evaluasi Penilaian proses layanan dan penilaian hasil layanan segera, jangka pendek, dan jangka panjang sudah ada meskipun belum lengkap.

7. Tindak Lanjut Sebagai tindak lanjut dari kegiatan supervisi akademik terhadap guru sasaran yang terdiri dari: satu guru Bimbingan Konseling dan tiga guru mata pelajaran: Kimia, PABP, dan Geografi di SMA Negeri 5 Cilegon, ketiga guru mata pelajaran mendapat apresiasi untuk mengikuti program penguatan pengajaran dengan cara diikutsertakan dalam kegiatan In House Training tentang perancangan variasi model pembelajaran berbasis digital, juga akan dilakukan

pembinaan

dan

pendampingan

dalam

merancang

dan

menggunakan variasi model pembelajaran berbasis digital. Setelah kegiatan IHT, ketiga guru mata pelajaran ini dijadikan tutor sebaya bagi guru yang lain dalam persiapan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru BK diberi kesempatan mengikuti pengembangan diri melalui pelatihan, seminar, IHT, workshop, atau kegiatan BK yang lain untuk meningkatkan kompetensi dirinya sendiri dan meningkatkan nilai jual sekolah. Guru BK ini juga dapat diapresiasi dengan memberikan kepercayaan sebagai tutor sesama BK baik tingkat sekolah, kota, maupun provinsi.


69

Pelaksanaan supervisi akademik dengan tahapan praobservasi, observasi, dan pascaobservasi siklus 1 terdapat beberapa catatan indikator komponen RPP dan kegiatan pembelajaran belum maksimal diperbaiki di siklus 2. Hasil RPP dan pelaksanaan pembelajaran siklus 2 yang sudah baik sekali menjadi acuan untuk pemantauan dan pembinaan selanjutnya terhadap guru-guru yang lain. Begitu juga pada administrasi penilaian pembelajaran akan dipantau agar kelengkapannya selalu terjaga. Jika semua komponen sudah disiapkan sebelum pelaksanaan pembelajaran, maka proses pembelajaran di kelas akan terlaksana dengan baik dan suasana belajar yang menyenangkan pun akan terwujud sesuai harapan. Sementara untuk guru BK kelengkapan administrasi pembinaan dan layanan akan selalu dipantau. Jika semua program dan kelengkapannya sudah disiapkan sebelum pelaksanaan pembinaan dan layanan, maka proses bimbingan konseling akan terlaksana dengan baik dan suasana bimbingan akan semakin menyenangkan sesuai harapan bersama.

8. Simpulan Hasil supervisi akademik dari praobservasi, observasi, hingga pascaobservasi menunjukkan

peningkatan

kompetensi

guru

dalam

menyiapkan,

melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran bagi guru mata pelajaran, dan bagi guru BK dalam menyiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembinaan dan layanan. Capaian hasil yang terus meningkat, menandakan keberhasilan kegiatan supervisi akademik ini. Temuan yang didapatkan pada supervisi akademik siklus 1 akan ditindaklanjuti pada siklus 2. Semua catatan akan dijadikan pedoman untuk sebuah perubahan. Hasil supervise akademik berupa tabel dan grafik akan dipajang di dinding ruang guru sebagai potret kemajuan Pendidikan di sekolah dan yang terpenting lagi, menjadi pembelajaran diri sendiri agar senantiasa melakukan pengembangan diri baik secara personal maupun kolegial.


70

Berdasarkan hasil pelaksanaan observasi yang telah diuraikan maka dapat dikemukakan kesimpulan yaitu: a. Supervisi akademik sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran di kelas. b. Bagi guru BK, Supervisi akademik sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pembinaan dan layanan baik klasikal/kelompok. c. Supervisi akademik dilakukan untuk mendapatkan gambaran proses dan hasil pelaksanaan program sekolah di bidang pembelajaran, pembinaan, dan layanan. d. Dari hasil supervisi akademik diketahui kelemahan dari guru yang perlu ditingkatkan, sehingga di masa yang akan datang dapat berkembang secara maksimal.

9. Rekomendasi a. Dari hasil supervisi akademik diharapkan adanya kerjasama antara kepala sekolah dan guru untuk saling meningkatkan kompetensi dalam pelaksanakan tugas baik sebagai kepala sekolah maupun guru. b. Pelaksanaan supervisi akademik tidak hanya tugas kepala sekolah tetapi juga melibatkan pengawas sekolah sehingga diharapkan mutu pendidikan akan meningkat karena segala masalah yang timbul dapat diatasi bersama oleh beberapa pihak yang kompeten. c. Supervisi akademik perlu dilaksanakan secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. d. Pelaksanaaan supevisi akademik perlu direncanakan dengan matang agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. e. Pihak Dinas Pendidikan diharapkan berperan aktif untuk memfasilitasi hal-hal yang berkaitan dengan supervisi akademik. Meliputi pembekalan secara khusus tentang teknik dan perangkat berupa instrumen, dan yang tidak kalah pentingnya juga pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi akademik ini yang dijadikan permasalahan rendahnya mutu pendidikan perlu dikaji dan dicari solusinya.


71

B. Pelaksanaan Penilaian Kinerja 1. Deskripsi persiapan pembinaan guru

Sampai saat ini profesi guru masih sangat diminati oleh masyarakat, apalagi setelah adanya kebijakan pemerintah tentang sertifikasi yang memberikan tunjangan jabatan sebesar satu kali gaji pokok dan tunjangan-tunjangan lain yang cukup menjanjikan, disisi lain pemerintah juga menuntut guru untuk profesional dalam bekerja. Menurut Mulyasa (2013), sebaiknya peningkatan mutu pendidikan ditunjang oleh guru profesional yang bermutu, yang dapat memerankan tugas dan fungsinya dengan baik dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui proses pembelajaran yang berkualitas pula.

Pengukuran kinerja suatu lembaga pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Untuk melakukan evaluasi dan merencanakan pendidikan masa depan diperlukan pengukuran kinerja secara tepat, khususnya terhadap kinerja guru sebagai pelaksana bahkan ujung tombak pendidikan. Dalam hal ini, berbagai informasi diperlukan untuk menjamin bahwa layanan pendidikan dan pembelajaran telah dilakukan secara efektif, efisien, dan akuntabel.

Dengan demikian, peningkatan mutu pendidikan harus selalu diukur kinerjanya melalui berbagai informasi, pengendalian tugas, laporan pendanaan, dan yang paling penting adalah laporan kinerja guru karena guru memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan mutu pendidikan, yang memerlukan syarat-syarat kepribadian dan kemampuan profesional yang standar dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, penilaian kinerja merupakan tanggung jawab(akuntabilitas) dari institusi dan individu pekerja terhadap stakholdernya.


72

Pekerja (dalam hal ini guru dan kepala sekolah) tidak hanya mempunyai tanggung jawab langsung kepada atasannya akan tetapi juga kepada orang tua siswa dan masyarakat pada umumnya. Kinerja mereka, baik maupun buruk, harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Apalagi bila diingat yang memperkerjakan guru dan kepala sekolah, mereka berkewajiban mengadakan sistem penilaian kinerja yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Penilaian kinerja baik kinerja guru, kepala sekolah, dan staf (tenaga administrasi sekolah) merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah/madrasah. Kompetensi tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi evaluasi pendidikan. Kinerja kepala sekolah dapat diukur dari tiga aspek yaitu: (a)perilaku dalam melaksanakan tugas yakni perilaku kepala sekolah pada saat melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, (b) cara melaksanakan tugas dalam mencapai hasil kerja yang tercermin dalam komitmen dirinya sebagai refleksi dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang dimilikinya, dan (c) dari hasil pekerjaannya yang tercermin dalam perubahan kinerja sekolah yang dipimpinnya. Makalah berikut membahas beberapa hal inti yang berkaitan dengan penilaian kinerja untuk profesi guru dan kepala sekolah

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pengambilan data Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) dilakukan selama dua hari, yaitu pada tanggal 29 dan 30 November 2021. Sedangkan kegiatan menganalisis hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang dilakukan oleh calon pengawas sekolah dilaksanakan pada 1 Desember 2021. Kedua kegiatan ini bertempat di SMA Negeri 2 Pandeglang.

3. Sasaran Pembinaan

Sasaran pembinaan Kepala Sekolah dan guru SMA Negeri 2 Pandeglang yang melaksanakan tugas penilaian kinerja. Sasaran penilaian yang akan dilakukan


73

meliputi semua komponen pelaksanaan program sekolah. dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pandeglang dan ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama antara calon pengawas sekolah dan Kepala Sekolah. Dalam kegiatan PKKS ini, calon pengawas bertemu langsung dengan kepala sekolah SMA Negeri 2 Pandeglang, dengan tujuan belajar menilai kepala sekolah. Dengan didampingi oleh para wakil kepala sekolah, calon pengawas menggali komponen penilaian yang ada pada instrumen PKKS.

Selain itu, calon pengawas juga mendampingi pengawas pembina saat melakukan PKKS di sekolah tempat cawas bertugas. Banyak pelajaran berharga didapat dari kegiatan PKKS ini. Setiap tahap penilaian diikuti, mulai dari persiapan sampai selesai. Kini, semua aspek penilaian sudah dipahami oleh cawas. Perolehan nilai PKKS ada di halaman lampiran. Sasaran analisis PKG ditujukan pada tiga guru mata pelajaran dan satu guru Bimbingan Konseling yang bertugas di SMA Negeri 2 Pandeglang. Analisis PKG keempat guru tersebut, ada pada halaman lampiran.

4. Pendekatan dan Metode

Penilaian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dangan tujuan menggambarkan semua aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah dengan komando Kepala Sekolah. Pelaksanaan hasil penilaian ini, nantinya dilaporkan secara keseluruhan. Informan dari kegiatan penilaian ini adalah calon pengawas sekolah. Kepala Sekolah yang dinilai akan diminta informasi dan penjelasannya dalam hal penilaian PKKS, dengan instrumen pengumpulan data berupa panduan wawancara terstruktur dan praktik lapangan dari calon pengawas sekolah.

Teknik pengumpulan data penilaian PKKS ini dilakukan dengan teknik wawancara, observasi lapangan dan studi dokumentasi. Tahapan analisis data menggunakan analisis interaktif untuk memaparkan hasil penilaian PKKS yang telah dilaksanakan. Langkah langkah dalam analisis ini (1)


74

pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Proses analisis data dilakukan pada saat pengawas sekolah berada di lapangan maupun setelah kembali dari lapangan dan juga dapat dilaksanakan bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Tahap pengumpulan data, dalam hal ini data diperoleh dari hasil wawancara antara calon pengawas sekolah dengan kepala sekolah. Calon pengawas sekolah menggali data berkaitan dengan perangkat proses PKKS. Terakhir tahap penarikan kesimpulan, setelah data disajikan berdasarkan hasil analisis maka dapat ditarik kesimpulan. Dalam hal ini kesimpulan berhubungan dengan pelaksanaan PKKS di SMA Negeri 2 Pandeglang yang melibatkan aktivitas kepala sekolah sebagai cerminan tingkat kinerjanya.

5. Hasil Penilaian Kinerja

a. Hasil Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh calon pengawas sekolah dengan menggunakan aplikasi PKKS berdasarkan Permendikbud No 15 Tahun 2018 yang menilai seluruh kompetensi Kepala sekolah. Kegiatan diawali dengan mengisi identitas kepala sekolah. Mengisi penilaian perilaku kepala sekolah dengan indikator orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama. Hasil dari penilaian perilaku kerja kepala sekolah dilihat dari pelaksanaan 8 Sandar Nasional yang sudah dilaksanakan oleh Kepala SMAN 2 Pandeglang rata-rata mencapai nilai BAIK yaitu dengan perolehan nilai 92,76 dengan rata-rata skala nilai 3,71 seperti pada tabel berikut ini hasilnya: Adapun capaian setiap indikator perilaku ditunjukkan pada tabel di bawah ini


75

Tabel 3.b.1 Rekapitulasi Hasil PKKS 8 Standar Nasional Pendidikan

Sumber: Data hasil penilaian Data tabel di atas hasil penilaian kinerja Kepala Sekolah dalam bidang penilaian 8 Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang mendapat nilai tertinggi yaitu standar isi karena dalam bidang standar isi dokumentasinya sangat lengkap seperti dalam mengorganisir kurikulum pembelajaran di sekolahnya, penyusunan dokumen KTSP sudah berjalan dengan baik ada sebuah im pengembang kurikulum yang kegiatannya sudah eksis, seperti rapat penyusunan dokumen aktsp, lengkap mulai daftar hadir peserta, SK tim pengembang Kurikulum. Penyusunan Program tahunan, program sekolah jangka menengah. Dokumen hasil penyusunan juga sudah divalidasi oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten. Hasil penilaian kinerja kepala sekolah yang terendah yaitu standar pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam hal ini terutama tenaga kependidikan belum lengkapnya dokumen hasil penilaian kinerja tenaga kependidikan. Terutama hasil


76

pengawasan kepala sekolah dalam bentuk dokumen pengawasan atau dokumen penilaian. Unsur Standar tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang harus ditingkatkan terutama penilaian pada komponen standar tenaga Kependidikan. Kepala sekolah belum sepenuhnya melaksanakan penilaian kinerja tenaga kependidikan seperti kepala Tata Usaha, Kepala Laboratorium, Bendahara, dan pegawai lainnya. Lebih ditingkatkan lagi dokumentasi penilaiannya. Selain hasil penilaian kinerja Kepala Sekolah dalam bentuk tabel, juga dalam bentuk grafik, seperti di bawah ini. Gambar 3.b.1 Rekap penilaial PKKS Kepala SMAN 2 Pandeglang

100,00 100,00

89,17

90,00

100,00 94,17

100,00 90,00

93,75

75,00

80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

Sumber: Data hasil Penilaian Seperti yang dilihat pada grafik di atas bahwa data penilaian terendah grafiknya dengan nilai Standar pendidik dan tenaga kependidikan dengan jumlah nilai 75.00. Bidang ini terutama bagian tenaga kependidikannya karena memang pada umumnya lebih banyak tenaga honorer dibandingkan tenaga kepemdidikan yang ASN.


77

Selain grafik dalam bentuk diagramnya dapat dilihat berikut ini: 1

CAPAIAN 8 SNP

4,00 3,00

8

2

2,00 1,00 7

3

0,00

6

4 5

Sumber: Data hasil penilaian Gambar 3.b.2 Rekap penilaian PKKS Kepala SMAN 2 Pandeglang

Selain penilaian kinerja Kepala Sekolah dari segi 8 standar nasional juga dari 3 bidang secara khusus yaitu bidang manajerial, bidang pengembangan kewirausahaan, dan supervise guru dan tenaga kependidikan. Ketiga bidang tersebut akan diuraikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.b.12 Rekapitulasi Penilaian Kinerja 3 Komponen Utama Kepala Sekolah Mengacu pada Permendikbud No. 15 Tahun 2018 Beban Kerja Kepala Sekolah Nama Sekolah

: SMA Negeri 2 Pandeglang

Alamat

: Majasari

Nama Kepala Sekolah

: Dade Supriatna, S.Pd., M.M.Pd.

NIP

: 19650201199031010

Observer/Penilai

: Nurbadriyah, M.Pd.

NIP

: 197402172006042002

Periode Penilaian

: 01 Jan 2021 s.d.30 Des 2021

Nilai Akhir

: 95.70


78

No

Komponen

1.1 1.1.1 1.1.1. 1 1.1.2 1.1.3 1.1.3. 1

MANAJERIAL Perencanaan Program Sekolah Kepala Sekolah menyusun Perencanaan Program Sekolah Pengelolaan Standar Nasional Pendidikan Pengawasan dan Evaluasi Kepala Sekolah melaksanakan Pengawasan

No

Komponen

Nilai Dan Skor Skala Skor 100 0,00-4,00 89,87 3,59 92,86 92,86 92,76 86,67 83,33 Nilai Dan Skor Skala Skor 100 0,00-4,00

1.1.3. 2 1.1.4

Kepala Sekolah melaksanakan Evaluasi

90,00

Kepemimpinan Sekolah

87,88

1.1.4. 1 1.1.5

Kepala Sekolah melaksanakan Kepemimpinan Sistim Informasi Manajemen (SIM) Sekolah

87,88 89,17

1.1.5. 1 1.2 1.2.1

Kepala Sekolah melaksanakan Pengawasan PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN Perencanaan Pengembangan Kewirausahaan

89,17 97,22

3,89

100,00

1.2.1. 1 1.2.2 1.2.2. 1 1.2.3

Kepala Sekolah merencanakan Pengembangan Kewirausahaan Pelaksanaan Pengembangan Kewirausahaan Melaksanakan program pengembangan jiwa kewirausahaan dan pengembangan UP Evaluasi Pengembangan Kewirausahaan

100,00 91,67

91,67 100,00

1.2.3. 1 1.3

Melaksanakan Evaluasi program pengembangan kewirausahaan SUPERVISI GURU DAN TENDIK

100,00 100,00

4,00


79

Perencanaan Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan 1.3.1. Kepala Sekolah merencanakan Program Supervisi Guru dan Tenaga 1 Kependidikan Pelaksanaan Supervisi Guru dan Tenaga 1.3.2 Kependidikan 1.3.2. Kepala Sekolah melaksanakan Program Supervisi Guru dan Tenaga 1 Kependidikan Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Guru 1.3.3 dan Tenaga Kependidikan 1.3.3. Kepala Sekolah melaksanakan Evaluasi Program Supervisi Guru dan Tenaga 1 Kependidikan Nilai Rata-Rata Komponen Manajerial 1.3.1

100,00

100,00 100,00

100,00 100,00

100,00 Sangat

Kewirausahaan – Supervisi

95,70 Baik

Sumber: Data hasil penilaian

Ketiga komponen di atas menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah sudah baik, terutama dalam bidang supervisi guru, terlihat dikumentasi supervisi yang sudah dikelola dengan baik mulai pembentukan tim supervisor sebagai tutor sebaya dalam rangka memberikan pelatihan kepada guru yang dianggap sudah mumpuni untuk melakukan supervisi berdampingan dengan Kepala Sekolah. Surat tugas supervisi dan pembagian kelompoknya, jadwal sdah terinci bahkan hasil supervisi tersebut diapload dengan menggunakan aplikasi E-supervisi LPMP. Nilai terendah 83,33 yaitu melaksanakan pengawasan hail ini, juga dokumentasi yang belum lengkap seperti penilaian tenaga kependidikan laporan tindak lanjut ker 3pengawasan, laporan pengawasan. Gambar 3.b.3

PENILAIAN KOMPONEN UTAMA KEPALA SEKOLAH 4,20

4,00

4,00

3,89

3,80 3,60 3,40 3,20

3,59


80

Data grafik di atas menunjukkan paling tinggi yaitu komponen supervise guru dan tendik. Yaitu mencapai 4.00.

b. Hasil Analisis Penilaian Kinerja Guru (PKG) Kegiatan Analisis penilaian Kinerja Guru yaitu kegiatan mengidentifikasi hasil penilaian kinerja Guru oleh Kepala Sekolah. Sampel diambil sebanyak 3 orang guru yang sudah ASN. Penilaian Kinerja Guru diambil dari data hasil penilaian oleh Kepala Sekolah pada tahun lalu yaitu tahun 2020 periode penilaian 1 Januari 2020 s.d. 31 Desember 2020.

Tabel 3.b.3 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah Masa Penilaian 1 Januari 2020 s.d. 31 Desember 2020 No

Kompetensi

Kompetensi

Nama Guru A B C Chahya Yudi Endang Rahayu Ahyudin Purnomosuti

A. Pegagogik No

Kompetensi

1

Mengenal Karakteristik Peserta Didik Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip

2 3 4 5 6

Pengembangan Kurikulum Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Memahami dan Mengembangkan Potensi Komunikasi dengan Peserta didik

Nama Guru A

B

C

4

3

3

3

3

3

4

4

3

1

4

3

3

3

3

3

4

4


81

7

Penilaian dan Evaluasi

No

8

9

10

Kompetensi Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan Etos kerja tanggung jawab yang tinggi dan rasa bangga menjadi guru

3

4

3

Nama Guru A

B

C

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

3

4

4

4

3

3

3

3

3

45 80,36 Baik

50 89,27 Baik

20,25

20,25

C. Sosial Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif Komunikasi dengan sesama guru, tenaga 12 kependidikan, orang peserta didik, dan masyarakat D. Profesional Penguasaan materi struktur konsep dan pola 13 pikir keimlmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Mengembangkan 14 keprofesian melalui tindakan reflekstif Jumlah Nilai 11

Kriteria AKK Sumber: Data hasil analisis

48 85,71 Baik 20,25


82

Data tabel di atas menunjukkan bahwa ketiga guru tersebut memiliki nilai baik dan sangat baik. Data nilai yang rendah yaitu pada kompetensi paedagogik nomor 4 yaitu pembelajaran yang mendidik dan komponen 14 yaitu mengembangkan keprofesian melalui tindakan yang reflektif. Penguasan karakteristik siswa, penyusunan perangkat yang membedakan karakteristik siswa, penguasaan teknik dan jebis penilaian yang berbeda. Sedangkan yang kompetensi nomor 14 yaitu pengembangan dan penelitian guru seperti penyusnan PTK, karya tulis bestpractice, dan sebagainya. Guru pertama nilainya masih berkisar di angka 1, harus ditingkatkan dalam hal Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Tabel di atas disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini:

Gambar 3.b.4 Rekapitulasi Hasil PKG Ketiga Guru Tahun 2020

Rekap Hasil PKG oleh Kepala Sekolah 89,27

90

85,71 85 80,36 80 75 Chahya Rahayu

Yudi Ahyudin

Endang Purnomosuti

Sumber: Data hasil analisis PKG Dilihat dari grafik di atas sebenarnya sudah baik hanya perbedaan antara satu guru dengan kedua guru di atas sangat berbeda. Setelah ditelusuri bahwa guru yang nilainya rendah yaitu

yang pengalaman kerjanya

berbeda mereka berdua lebih dari guru yang satu itu. Dalam hal ini dari pengalaman mengajar juga bisa berpengaruh terhadap kompetensi yang dimiliki karena berdasarkan pengalaman. Guru yang memiliki nilai tinggi salah satunya yang kebetulan disupervisi yaitu Yudi Ahyudin sudah cukup


83

lengkap dan sesuai dengan rambu-rambu juga nilai hasil supervisinya lebih baik. Berdasarkan analisis hasil Penilaian Kinerja Guru yang dilakukan oleh Kepala Sekolah pada Tahun 2020 ketiga orang guru tersebut pada umumnya memiliki nilai rendah yaitu bidang professional. Bidang Profesional ini ini salah satunya yaitu penyusunan karya inovatif seperti penyusunan Penelitian Tindakan Kelas. Karya tulis yang jarang dilakukan oleh guru-guru pada umumnya mereka menjelaskan bahwa dalam penyusunannya memerlukan waktu lama, yang kedua belum pahamnya penyusunan karya tulis berupa Penelitian Tindakan Kelas. Pengembangan keprofesian selain karya ilmiah berupa PTK atau karya ilmiah lainnya berupa best practice juga bisa berupa pembuatan media pembelajaran, alat peraga, dan lain-lain. Selain masih rendahnya pengembangan karya hasil inovasi juga dalam hal pembelajaran, yaitu kompetensi menguasai ilmu teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran dalam memahami karakteristik siswa. Setelah penulis konfirmasi hal ini yang menyulitkan mereka mengenal semua karakteristik siswa karena mengajar dengan jumlah kelas yang banyak sampai 12 kelas kelas sekitar jumlah siswa 410 siswa. Jelas, di sini suli untuk mengenal karakteristik siswa dengan rasio jumlah siswa yang sangat banyak. Namun, bukan berarti sama sekali tidak mengenal karakteristik siswa.

Jadi dari ketiga guru yang dianalisis hasil PKG yang dinilai oleh Kepala Sekolah umumnya peningkatan dan pengembangan bidang professional yang rendah maka tindak lanjutnya agar penilaian kinerja guru tahun depan meningkat maka harus diadakan workshop Penyusunan karya inovatif atau publikasi ilmiah atau penyusunan best practice. Bidang ini juga akan menghambat guru dalam kenaikan golongan jika tidak memiliki karya hasil penelitian. Selain guru mata pelajaran, dilakukan juga analisis PKG guru BK yang diambil dari hasil PKG 2019. Karena dua tahun terakhir belum ada penilaian kinerja guru BK. Kepala sekolah yang


84

bertindak sebagai penilai pun, sekarang sudah pension. Namun, karena Pengajar Diklat menugaskan untuk menganalisis PKG guru BK, maka calon pengawas melakukannya. Berikut rekapitulasi Peilaian Kinerja Guru BK SMA Negeri 2 Pandeglang.


85

REKAP HASIL PENILAIAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR Nama : DRS.H. AGUS SURYANA NIP

: 196203081985121001

Tempat/Tanggal Lahir

: Cianjur,08 Maret 1962

Pangkat/Jabatan/Golongan

: Pembina TK.I /Guru madya/IV.b

TMT sebagai guru

: 01 Desember 1985

Masa Kerja

: 32 Tahun 1 Bulan

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Pendidikan Terakhir/Spesialisasi : Sarjana/ Bimbingan Konseling Program Keahlian yang diampu : Bimbingan Konseling Nama Instansi/Sekolah

: SMA Negeri 2 Pandeglang

Telp / Fax

: (0253)201144

Kelurahan

: Karaton

Kecamatan

: Majasari

Kabupaten/kota

: Pandeglang

Provinsi

: Banten

Tabel 3.b.4 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru BK Oleh Kepala Sekolah Masa Penilaian 1 Januari 2019 s.d. 31 Desember 2019 Periode penilaian Formatif Tahun 1 Januari sampai 31 Sumatif 2019 Desember 2019 Kemajuan No Kompetensi . Pedagogik 1 Menguasai teori dan praksis pendidikan. 2 Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli. 3 Menguasai esensi pelayanan BK dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikaan. Kepribadian

Nilai *) 3 4 4


86

4 5

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4 Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai 3 kemanusian, individualitas dan kebebasan memilih. 6 Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang 4 kuat. 7 Menampilkan kenerja berkualitas tinggi. 4 Sosial 8 Mengimplimentasikan kolaborasi internal di tempat 3 bekerja. 9 Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi BK. 3 10 Mengimplimentasi kolaborasi antarprofesi. 3 Profesional 11 Menguasai konsep dan praksis penilaian (assessment) 4 untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli. 12 Menguasai kerangka teoritik dan praksis BK. 3 13 Merancang program BK. 4 14 Mengimplementasikan program BK yang komprehensif. 4 15 Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan 3 konseling. 16 Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika 4 profesional. 17 Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam BK. 4 Jumlah (Hasil penilaian kinerja guru) 61 *) Nilai diisi berdasarkan laporan dan evaluasi. Nilai minimum per kompetensi = 1 dan nilai maksimum = 4. Berdasarkan analisis hasil Penilaian Kinerja Guru Bimbingan Konseling yang dilakukan oleh Kepala Sekolah pada Tahun 2019 guru BK tersebut memiliki nilai rendah yaitu bidang professional. Bidang Profesional ini ini salah satunya yaitu penyusunan karya inovatif. Selain itu juga kurang aktif megikuti organisasi profesi, kurang maksimal dalam pengembangan kepribadian dan social, jarang melakukan kunjungan dan kerjasama dengan perguruan

tinggi

atau

instansi

lain

yang

berhubungan

dengan

pengembangan karir. Karenanya dapat disimpulkan Semua kegiatan yang terkait dengan kepribadian sudah baik, namun masih kurang maksimal, perlu buat MoU dengan instansi terkait. Rekomendasi dari analisis PKG BK ini

adalah

Guru

harus

aktif

MGBK,

mengikuti

PKB

berupa


87

pelatihan/workhop/seminar minimal tiap awal semester, dan bekerja sama dengan pihak luar terkait perkembangan kepribadian dan sosial, menjalin hubungan dengan perguruan tinggi, ikut organisasi profesi.

6. Tindak Lanjut Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Analisis Penilaian Kinerja Guru a. Pengawasan sudah dilakukan tapi dokumentasi yang belum lengkap sampai pada penyusunan pelaporan agar segera dokumentasi tersusun dengan lengkap maka diberikan pembinaan dan pemantauan penyusunan dokumen hasil supervisi manajerial. b. Kepala sekolah harus melaksanakan pengembangan profesinya dengan berusaha membuat PTS yang berkaitan dengan masalah utama pembelajaran di sekolahnya. Agar pengembangan profesi kepala sekolah meningkat juga untuk jenjang karier kenaikan golongan maka diadakan bimbingan dan pelatihan penyusunan PTS. c. Sebagian besar dari ketiga guru yang dianalisis hasil PKG oleh Kepala Sekolah, masih jarang melakukan penelitian pengembangan karya inovasi seperti PTK, best practice, karya ilmiah, buku, diktat dan sebagainya maka perlu diadakan pembimbingan dan pelatihan penulisan karya ilmiah. d. Dalam pembelajaran, guru masih belum menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang membedakan karakteristik peserta didik. Maka guru harus lebih memahami pembelajaran berbasis karakteristik siswa. Ini juga perlu diadakan workshop tentang penyusunan pembelajaran differensiasi. e. Selain pemahaman prinsip-prinsip pembelajaran mengenal karakteristik siswa juga masih ada yang belum memahami betul teknik dan jenis-jenis penilaian maka perlu juga pendampingan secara khusus atau secara umum pelatihan penyusunan instrument penilaian baik penilaian diagnostic, formatif maupun sumatif.


88

7. Simpulan Hasil Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) SMAN 2 Pandeglang sebagai berikut: a. Nilai pelaksanaan 8 standar Nasional Pendidikan sudah baik yaitu mencapai 93,76 dengan nilia konversi sebesar 3,71 b. Nilai 3 komponen utama yaitu bidang manajerial, pengembanagn kewirausahaan, dan superviai guru dan tendik menunjukkan rata-rata diperleh nilai sebesar 95,70 ini juga nilai yang sangat Baik. Jadi, Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, berdasarkan pemantauan, observasi, wawancara, dam dokumentasi Nilai Kinerja Kepala Sekolah SANGAT BAIK c. Kegiatan analisis hasil penilaian kinerja guru di SMAN 2 Pandeglang berjalan dengan baik dan berhasil dapat diperoleh data guru-guru yang dijadikan sebagai sampel untuk dianalisis. d. Penilaian Kinerja Guru seyogyanya oleh guru setiap tahun dianalisis nilai yang kurang sehingga dapat ditingkatkan pada tahun berikutnya agar pembelajaran dan kompetensi pendidik dan peserta didik meningkat e. Hasil Analisis Penilaian Kinerja Guru dari ketiga guru yang dianalisis yang memiliki nilai rendah itu pada kompetensi 2 yaitu kompetensi pedagogic memahami prinsip=prinsip teori belajar salah satunya mengenal perbedaan karakteristik siswa. Kedua hasil analisis kompetensi yang memiliki nilai 2 dalam setiap indicator yaitu kompetensi 14 yaitu tentang pengembangan karya inovasi. Salah satunya penyusunan Penelitian Tindakan Kelas, Karya Ilmiah, Bestpractice, dan lain-lain. (lampiran 3.2.11 verifikasi hasil PKKS dan Analisis PKG dengan Sasaran) f. Hasil analisis monitoring dan evaluasi kegiatan PKKS hasilnya 100% (Lampiran 3.2.12) semua kegiatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Bahka saya lampirkan bukti kepala melaksanakan supervisi secara periodik (Lampiran 3.2. 14) dengan menggunakan bantuan dan hasil monitoring dan evalusi analiasis PKG hasilnya 100% (Lampiran 3.2.13)


89

8. Rekomendasi Berdasarkan tindak lanjut dan simpulan hasil Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Analisis Penilaian Kinerja Guru maka calon pengawas menyampaikan rekomendasi sebagai beriku: a. Hasil Pengawasan ini sudah dilakukan tapi dokumentasi yang belum lengkap sampai pada penyusunan pelaporan setelah melaksanakan suatu kegiatan manajerial.. Maka setelah melaksanakan pengawasan harap didokumentasikan secermat mungkin sehingga memiliki dokumen yang lengkap dan akurat b. Kepala sekolah harus melaksanakan pengembangan profesinya dengan berusaha membuat PTS yang berkaitan dengan masalah utama kepemimpinan di sekolahnya sehingga dapat memberikan solusi dari masalah- masalah pembelajaran semua pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan mendapatkan hak belajar untuk mengembangkan minat, bakat dan potensinya di sekolah dengan nyaman, sejahtera, dan bahagia (student weelbeing) c. Kegiatan Penilaian Kinerja Guru oleh kepala sekolah seharusnya selalu tiap tahun dianalisis secara konsisten segera setelah pelaksanaan penilaian. d. Hasil penilaian kinerja guru dikonfirmasikan terlebih dahulu kepada guru tersebut agar memahami hal kekurangan dan kekuatannya. Sehingga komponen yang kurang dapat ditingkatkan pada tahun berikutnya. e. Setiap sekolah hendaknya memiliki tim dan koordinator PKG sekolah yang sudah memiliki pengalaman dan pelatihan tentang PKG.

C. Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru dan/atau Kepala Sekolah (KS) 1. Deskripsi Pelaksanaan Bimlat Salah satu komponen penting dalam pembelajaran yaitu adanya sumber belajar yang memiliki fungsi untuk menggali potensi peserta didik agar lebih memperdalam ilmu hingga memiliki aspek kognitif (pola pikir), aspek


90

afektif (sikap), dan aspek psikomotorik (keterampilan). Sumber belajar juga berfungsi untuk memberikan kesempatan berasosiasi pada peserta didik untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan berbagai alat, narasumber, dan tempat, disamping itu sumber belajar memiliki fungsi untuk meningkatkan perkembangan peserta didik dalam berbahasa, serta fungsi lainnya untuk mengenal lingkungan dan membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan sebuah sistem. Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses pembelajaran. Komponen yang dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Meyakinkan setiap orang khususnya pada setiap guru bahwa profesi yang diembannya adalah pekerjaan professional, terutama dalam pencapaian standar proses pendidikan sesuai dengan harapan.

Dalam hal ini guru memerlukan

ketrampilan dasar mengajar berupa adanya variasi mengajar siswa dan kemampuan merancang, serta mengimplementasikan berbagai strategi dan model pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Agar siswa tidak merasa bosan, perhatiannya bertambah, dan pembelajaran yang dilaksanakan dapat tercapai.

Perubahan dalam gaya mengajar, terjadinya interaksi dua arah, pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, semua tak kan lepas dari inovasi dan kreasi guru dalam mengelola kelas dan merancang variasi model pembelajaran. Terlebih lagi di zaman digitalisasi seperti sekarang ini, guru dituntut melek teknologi dan mengimplementasikan pembelajaran digital. Pembelajaran digital pada hakikatnya adalah pembelajaran yang melibatkan penggunaan alat teknologi digital secara inovatif selama proses belajar mengajar, dan sering juga disebut e-Learning. Kelebihan pembelajaran


91

digital adalah media yang menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan

pembelajar.

pemadaman

listrik,

Meskipun,

ketidakadaan

terkadang

kuota,

terkendala

atau

bahkan

dengan

kurangnya

pengetahuan tentang iptek.

Menyikapi itu semua, Guru juga harus pandai mengelola kelas, mengakomodir kebutuhan peserta didik dengan segala keheterogenan dan keterbatasan yang kemungkinan dihadapi. SMA Negeri 5 Cilegon sebagai penyelenggara pendidikan, menginginkan agar para guru yang berada di dalamnya memiliki kualitas yang memadai. sehingga pihak sekolah memiliki

inisiatif

untuk

menyelenggarakan

In

House

Training

“Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Perancangan Variasi Model Pembelajaran Berbasis Digital.” Melalui IHT ini, guru akan mendapatkan bimbingan dan latihan dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital yang dapat digunakan pada pembelajaran daring dan luring.

2. Waktu dan Tempat Kegiatan In House Training “Peningkatan Kompetensi Guru dalam Perancangan Variasi Model Pembelajaran Berbasis Digital” ini berlangsung selama 3 (tiga) hari atau setara 32 jam @60 menit dilaksanakan dengan waktu dan tempat sebagai berikut: Hari, tanggal : Kamis - Sabtu, 25 – 27 November 2021 Registrasi

: Kamis, 25 November 2021 pukul 07.30 WIB

Pembukaan : Kamis, 25 November 2021 pukul 08.30 WIB Penutupan

: Sabtu, 27 November 2021 pukul 14.00 WIB

Tempat

:

SMA Negeri 5 Cilegon Jalan Sunan Bonang Kp Dukuh Kec. Ciwandan Cilegon-Banten


92

3. Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah Seluruh guru SMA Negeri 5 Cilegon

4. Pendekatan dan Metode a) Informal kolaborasi b) Face to Face c) Tanya Jawab d) Demonstrasi e) Literasi (publikasi buku digital) Bimlat dilaksanakan dalam bentuk In House training. Pelaksanaannya berlangsung tiga hari dari Kamis, 25 Novenber 2021 sampai dengan Sabtu, 27 November 2021. Pendekatan dan Metode diterapkan setelah narasumber dalam hal ini dilakukan oleh calon pengawas setelah sessi pemberian materi. Lain seperti pendekatan IHT pada umumnya, Pendekatan dan metode yang digunakan kali ini lebih kepada pendekatan humani.

Informal kolaborasi adalah pendekatan secara individual dalam memecahkan masalah pembelajaran yang dialami guru. Focus permasalahan yang diangkat dalam IHT ini adalah perancangan variasi model pembelajaran berbasis digital. Face to Face dilakukan jika guru ingin secara detail mengaplikasikan model pembelajaran digital Tanya jawab dilakukan antarguru dalam berdiskusi memecahkan masalah. Narasumber bertindak sebagai fasilitator. Demonstrasi adalah tahap akhir pembimbingan setelah 3 tahap sebelumnya dilalui. Demonstrasi adalah praktik penggunaan model pembelajaran berbasis digital. Demonstrasi sebagai bentuk keberhasilan IHT. Ini bisa ditunjukkan dalam bentuk link pembelajaran digital yang sudah dirancang guru.


93

5. Target Keberhasilan a) Guru SMA Negeri 5 Cilegon mampu merancang variasi model pembelajaran sesuai materi bahan ajar b) Guru SMA Negeri 5 Cilegon mampu menggunakan variasi model pembelajaran dalam bentuk digital c) Guru SMA Negeri 5 Cilegon mampu menciptakan pembelajaran interaktif dan menyenangkan melalui model pembelajaran digital saat KBM.

6. Hasil Pelaksanaan Bimlat a) Adanya peningkatan kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelajaran sesuai materi bahan ajar b) Adanya peningkatan kompetensi guru dalam menggunakan variasi model pembelajaran dalam bentuk digital c) Teridentifikasinya pembelajaran interaktif dan menyenangkan melalui model pembelajaran digital saat KBM

Sebelum bimlat/IHT perancangan variasi model pembelajaran berbasis digital ini, dari 30 peserta, terdapat 27 guru yang menerapkan model pembelajaran meskipun belum bervariasi. Berikut daftar guru yang menerapkan model pembelajaran sebelum kegiatan IHT.


94

Tabel 3.c.1 Hasil Pendataan Sebelum IHT No

Nama

1

Sati Fatchani Marisa Prihastyo Enir Karmilah

2 3 4

Mata Pelajaran

Biologi Matemati ka Geografi

Model Pembelajaran Direct Learning (ceramah) Direct Learning (ceramah) Discovery Learning

Model Pembelajaran Digital Pembelajaran melalui Whats app Powerpoint Google meet, WA Google meet, WA

Rukyati

PPKn

Inkuiry Google meet, WA

5

6

7

8

9

10

11

Ety Jumaiyati, M.Pd. PAI Ragil Widiyani ngsih, S.Si., M.Pd. Fisika Annisa DW Kimia

Agus setiawan Cahya zuhria navisa

Ani Inayati

Devi Eka Indriyani

Fisika Bahasa inggris

PAI Matemati ka Peminata n

Direct Learning (ceramah) Google meet, WA

Pembelajaran lngsung, Discovery learning Pembelajaran langsung, pembelajaran PMRI

Google meet, WA

Wa, goegle form, clas room, goegle meet

CTL

GCR, Google form, quizizz Diskusi lewat WAG, diskusi lewat Telegram, GCR

KOOPERATIF LEARNING

Google classroom, WA

Jigsaw II


95

12

Irfan Nugraha

PJOK

Diskusi, ceramah GCR, WA

Nilam Sari

Pendidika n Kewargan egaraan

Diskusi, ceramah GCR, WA

13

14 15

16

17 18 19 20

21

22 23

24

25 26 27

Susilawati Bahasa . M.Pd Inggris Dewi Pitaloka Hulatul Jannah, S.Ag, M.Pd. Rochma, M.Pd Tina Martiana, S.Pd. Destyana Dewi Tati susilawati Apriyani Dewi M,S.Pd,M .Si Tanti Rosmawa ti Farida kustyarini Dewy Indah , S. Kom, M.Pd Dian Lestari

TIK Pendidika n Agama Islaminqu iry

Diskusi, ceramah GCR, WA Google classroem, Praktek, diskusi, gform, Microsoft prsentasi 365

Diskusi, ceramah GCR, WA

Sejarah

Diskusi, ceramah GCR, WA

Matemati ka

Diskusi, ceramah GCR, WA

Tik

Diskusi, ceramah GCR, WA

Ekonomi

Ceramah

Kimia Bimbinga n Konseling

Praktikum, discovey learning, Bimbingan dan konseling teknik problem solving

Wa

Praktikum, Google meet, WA Google meet, WA

Google meet, WA Biologi

Ceramah, Google meet, WA

Sri utami

Sosiologi Diskusi, ceramah B.Indo Nesia Diskusi, ceramah GCR, WA Sejarah peminatan Diskusi, ceramah Vidio

Muhtar

Ekonomi

Diskusi, ceramah Google meet, WA


96

Setelah mengikuti kegiatan bimlat/IHT perancangan variasi model pembelajaran berbasis digital, terdapat 27 guru sudah mampu merancang model pembelajaran secara bervariasi dan berbasis digital.

Berikut daftar guru yang sudah menerapkan variasi model pembelajaran berbasis digital. Tabel 3.c.2 Hasil Pendataan Variasi Model Pembelajaran Digital Setelah IHT No

Nama

Mata Pelajaran

Sati Fatchani Marisa Prihastyo

Biologi Matemati ka

Enir Karmilah

Geografi

Rukyati

PPKn

Inkuiry

3

4

Model Pembelajaran Digital

Pembelajaran melalui Google Classroom (presensi, share materi, penilaian Direct Learning harian & (ceramah), PBL, penugasan) & CTL Google meet Problem based learning Powerpoint Google Classroom, Telegram Web, Discovery Quizizz, Video Learning youtobe Channel

1

2

Model Pembelajaran

5 Ety Jumaiyati, M.Pd. PAI

Geogle classroom Penggunaan platform Google Classroom, Discovery Google Form, learning, menggunakan kooperatif website google learning, Direc site untuk conten learning, materi, membuat Problem Solving video dll pembelajaran yg


97

diaplod diyoutobe, menggunakan media Canva dll.

6

7

8

9

10

11

12

Ragil Widiyani ngsih, S.Si., M.Pd.

Fisika

Annisa DW

Kimia

Agus setiawan Cahya zuhria navisa

Ani Inayati

Fisika Bahasa inggris

Pembelajaran menggunakan Google Meet, Google Pembelajaran Classroom, PHET lngsung, virtual lab, Problem solving, quizizz, microsoft problem posing, whiteboard. Google Classroom, google Discovery meet, Google learning Form Pembelajaran langsung, Wa, goegle form, pembelajaran clas room, goegle PMRI meet

Jigsaw II

Devi Eka Indriyani

PAI Matemati ka Peminata n

Irfan Nugraha

PJOK

KOOPERATIF LEARNING PROJECT BASED LEARNING

Nilam Sari

Pendidika n Kewargan egaraan

Model pembelajaran langsung, pembelajaran CIRC

13

CTL

GCR, Google form, quizizz Diskusi lewat WAG, diskusi lewat Telegram, GCR

Google classroom, WA Video pembelajaran Materi ajar bisa ditampilkan dalam bentuk presentasi, diskusi pada google classroom, video conference melalui zoom atau google meet pengganti tatap muka


98

14 Susilawati Bahasa . M.Pd Inggris 15

16

17 18 19 20

21

22

Dewi Pitaloka Hulatul Jannah, S.Ag, M.Pd. Rochma, M.Pd Tina Martiana, S.Pd. Destyana Dewi Tati susilawati Apriyani Dewi M,S.Pd,M .Si

Tanti Rosmawa ti

TIK Pendidika n Agama Islaminqu iry Sejarah Matemati ka

Contektual Learning, Kooperatif, Project Based Learning, Tugas terstruktur Praktek, diskusi, prsentasi

Inquiry learnung CTL

24

Google Class Room GCR, Google Form Pembelajaran menggunakan GCR

Tik

PBL Problem based learning

Ekonomi

CTL

Wa

Kimia

Praktikum, discovey learning,

Bimbinga n Konseling

Bimbingan dan konseling teknik problem solving

Biologi

Direct Learning (ceramah), PBL, CTL

Google meet,GCR, drawing tablet, Penggunaan media google classroom, google meet / zoom, google form Pembelajaran melalui Google Classroom (presensi, share materi, penilaian harian & penugasan) & Google meet

Sosiologi

Problem based learning

Powerpoint

23 Farida kustyarini Dewy Indah Purwanti, S. Kom, M.Pd

WA, google meet, Zoom Meeting Google classroem, gform, Microsoft 365

Presentasi virtual


99

25 Dian Lestari 26

Sri utami

B.Indo Discovery Nesia Learning Sejarah peminatan Inkuiry

27

Muhtar

Ekonomi

Discovery learning, kooperatif learning, Direc learning, Problem Solving dll

Google Classroom, Telegram Web, Quizizz, Video youtobe Channel Geogle classroom Penggunaan platform Google Classroom, Google Form, menggunakan website google site untuk conten materi, membuat video pembelajaran yg diaplod diyoutobe, menggunakan media Canva dll.

Setelah melakukan pendampingan dengan Infestasi literasi saat In House Training, terdapat 12 guru yang melakukukan pengembangan secara mandiri dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital dengan menggunakan Hyperdoc. Berikut tabel daftar hasil kegiatan IHT Merancang variasi model pembelajaran digital hyperdocs.


100

No

1 2 3

4

5

6 7 8 9 10 11 12

Tabel 3.c.3 Daftar Guru yang telah Merancang Variasi Model Pembelajaran Digital Hyperdoc Setelah IHT Model Mata Pembelajaran Nama Model Pembelajaran Pelajaran Digital Hyperdoc Nilam Sari Marisa Prihastyo Enir Karmilah Ety Jumaiyati, M.Pd.

PKn Role Playing Matematik Number a Together

Hyperdoc Head Hyperdoc Hyperdoc

Geografi

Make a Match Hyperdoc

PAI

Apriyani Dewi M,S.Pd,M .Si Kimia Sri utami Sejarah peminatan Cahya zuhria Bahasa navisa inggris Ani Inayati PAI

Poster Comment

Hyperdoc Praktikum e-learning /demonstrasi PJBL Hyperdoc Hyperdoc Artikulasi Hyperdoc Demonstrasi Hyperdoc

Rochma Sati Fachtani Dewi Pitaloka Tanti Rosmawa ti

Sejarah

TGT Hyperdoc

Biologi

Index Card Match Hyperdoc

TIK Bimbinga n Konseling

Cooperative Bimbingan dan konseling teknik problem solving

Hyperdoc


101

d) Tindak Lanjut a) Memberikan pembimbingan berkelanjutan bagi guru yang masih mengalami kesulitan dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. b) Mengajak guru menggunakan variasi model pembelajaran dalam bentuk digital secara berkelanjutan. c) Menularkan ilmu yang mereka dapatkan dari pelatihan merancang variasi model pembelajaran berbasis digital kepada teman lain yang membutuhkan. d) Memfasilitasi kegiatan MGMP

tingkat Kabupaten/kota

dalam

pelaksanaan perancangan variasi model pembelajaran berbasis digital.

e) Simpulan a) Pembimbingan dan pelatihan dengan IHT

dapat

meningkatkan

kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. b) Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan merancang variasi model pembelajaran berbasis digital setelah mendapatkan bimbingan dari calon pengawas sekolah. c) Pembimbingan dan pelatihan dapat menciptakan pembelajaran interaktif dan menyenangkan melalui model pembelajaran digital saat KBM. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan saat KBM.

d) Rekomendasi Dengan pembimbingan dan pelatihan ini diharapkan semua guru dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. Oleh karena itu calon pengawas sekolah menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:


102

a) Kemampuan yang sudah tertanam khususnya dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan/ dikembangkan. b) Variasi model pembelajaran digital hendaknya disesuaikan dengan materi bahan ajar dan dituliskan dalam RPP. c) Variasi model pembelajaran digital sebaiknya didokumentasikan dalam bentuk buku digital /elektronik book agar dapat dipelajari, diadopsi, dan diaplikasikan oleh semua guru di seluruh Indonesia.


103

D. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan utama yang mengatur tentang standar minimal yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sekolah oleh segenap penyelenggara sekolah, yaitu guru dan kepala sekolah. Tuntutan profesionalisme seorang guru tidak hanya dari pihak pemerintah saja, melainkan juga diminta oleh pihak masyarakat yang memanfaatkan tenaga guru dalam membimbing, mengajar, dan mendidik peserta didik. Alasannya tanpa adanya profesionalisme guru maka akan sangat mustahil siswa dapat mencapai kualitas hasil belajar yang maksimal. Hal ini dipertegas juga dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Capaian 8 Standar Nasional Pendidikan SMA Negeri 5 Cilegon tahun 2020 dapat diketahui melalui data rapor mutu 2020. Dari data tersebut diperoleh capaian SKL 6.33, Standar isi 5.92, Standar Proses 5.28, Standar Penilaian 6.28, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5.72, Standar Sarpras 4.44, Standar Pengelolaan 6.12, dan Standar Pembiayaan 5.97.

Berdasarkan data tersebut, hal yang paling mendasar untuk sebuah perubahan di SMA Negeri 5 Cilegon adalah memperbaiki proses pembelajaran. Standar proses pendidikan Dasar dan menengah yang ditetapkan berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 merupakan salah satu acuan utama bagi satuan Pendidikan dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pembalajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pemberlakuan standar proses pada satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu lulus dalam mencapai standar kompetensi lulusan.


104

Melihat kondisi ini, maka diperlukan inovasi dan keahlian dalam hal pembuatan dan penerapan variasi model pembelajaran berbasis digital oleh guru. Guru sebagai agen perubahan dalam pendidikan adalah faktor utama penentu keberhasilan sekolah. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 yang mengatur tentang Guru dan Dosen, menetapkan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan berbagai tugas utama yaitu, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Merujuk pada undang-undang tersebut, guru dikatakan bermutu, jika memiliki kualifikasi akademik dan berkompeten. Guru harus dapat merancang pembelajaran yang tidak semata menyentuh aspek kognitif, tetapi juga dapat mengembangkan ketrampilan dan sikap siswa (Musfah, 2011:32).

Untuk menjadi seorang guru, harus memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman. Guru sebaiknya dapat memodifikasi serta mengantarkan pengetahuan dan pengalamannya kepada para peserta didik secara variatif dan menarik. Dengan begitu, guru dapat menjadi agen pembelajaran yang dapat membawa peserta didik sampai pada tujuan pendidikan. Dalam proses pembelajaran guru akan memberikan layanan dan memfasilitasi siswa agar bisa menangkap informasi dengan baik. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar dan meningkatkan ketertarikan siswa pada pelajaran. Menurut Danim (2010) belajar itu akan berhasil jika hasil belajar itu memberikan rasa senang kepada diri peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan merancang model pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan sehingga bisa menarik minat belajar siswa. Media tersebut dapat dibuat dengan berbasis teknologi informasi. Dengan adanya model pembelajaran tersebut, siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan guru. Hasilnya, siswa dapat menyerap apa yang disampaikan guru dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Permasalahannya, belum banyak guru yang kreatif dan inovatif dalam merancang dan mengembangkan model pembelajaran


105

Permasalahan ini dibenarkan oleh Enir Karmila, salah satu guru SMA Negeri 5 Cilegon, yang pernah menjabat staff bidang kurikulum, Ia menyatakan bahwa masih banyak guru yang belum menggunakan variasi model dalam pembelajaran, terlebih lagi model pembelajaran berbasis digital. Bimbingan dan latihan dalam bentuk IHT tentang perancangan variasi model pembelajaran berbasis digital juga belum pernah dilakukan di SMA Negeri 5 Cilegon. Padahal, ini adalah sesuatu yang sangat esensial dalam pembelajaran. Jika permasalahan tersebut dibiarkan terusmenerus, tidak mustahil akan berpotensi menghambat penerapan kurikulum 2013 yang berujung pada sulitnya pencapaian keterampilan abad 21 sesuai harapan. Oleh karenanya, untuk memecahkan masalah tersebut, perlu diadakan pelatihan” Peningkatan

Kompetensi

Guru

dalam

Merancang

Variasi

Model

Pembelajaran Berbasis Digital”. Hal ini diharapkan dapat menjadi sebuah terobosan baru yang dapat meningkatkan kualitas Pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini adalah: 1. Mengapa IHT Perancangan Variasi Model Pembelajaran Berbasis Digital dapat Meningkatkan Kompetensi Guru? 2. Bagaimana Perancangan Variasi Model Pembelajaran Berbasis Digital dapat Meningkatkan Kompetensi Guru? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah untuk mengetahui peningkatkan kompetensi guru dalam perancangan variasi model pembelajaran berbasis digital di SMA Negeri 5 Cilegon.


106

D. Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan Sekolah ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak berikut ini : a. Bagi Siswa Menjadikan siswa mandiri, aktif, dan interaktif dengan guru dan siswa lainnya serta meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

b. Bagi Guru 1. Meningkatkan kompetensi guru dalam perancangan variasi model pembelajaran berbasis digital. 2. Sebagai media dalam mengajar sehingga pesan pembelajaran dapat disampaikan ke peserta didik dengan menarik dan interaktif. 3. Menjadikan guru kreatif dalam menciptakan inovasi pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kualitas mengajar dan pengembangan diri guru itu sendiri.

c. Bagi Sekolah Selain meningkatkan kualitas sekolah dalam bidang akademik, juga dapat meningkatkan kualitas sekolah dalam bidang profesional guru.

d. Bagi Pengawas Sekolah 1. Memperoleh manfaat yang nyata berupa inovasi dalam pendampingankarir peserta didik 2. Terbentuknya kolaborasi yang baik antara pengawas, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan. 3. Peningkatan profesionalitas dan kinerja di unit kerja masing-masing

e. Bagi Peneliti berikutnya Sebagai acuan dan referensi kegiatan ilmiah lainnya yang sesuai dengan topik pembahasan dan permasalahan penelitian tindakan ini.


107

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Kompetensi Guru Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang dapat dilakukan seseorang dalam bekerja, serta apa wujud dari pekerjaan tersebut yang dapat terlihat. Menurut Echols dan Shadly “Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar”. Dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosan No.14 Tahun 2005 Pasal 10 ayat 1 kompetensi guru meliputi (1) kompetensi

pedagogik, (2)

kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Guru kompeten akan melaksanakan tugas belajar mengajar di kelas dengan penuh semangat dan menyenangkan, serta penuh makna, siswa selalu senang dalam belajar dan tidak akan pernah bosan karena selalu mendapat hal baru dari guru yang kompeten. Siswa yang bosan biasanya cenderung akan mengganggu proses belajar. Maka dari itu dibutuhkan variasi dalam belajar mengajar. Variasi diperlukan dalam pembelajaran untuk membuat siswa konsentrasi dan termotivasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara dinamis, selalu ada variasi di setiap pembelajaran. Proses belajar mengajar pun akan lebih menarik jika dijalani dengan penuh variasi.


108

2. Merancang Variasi Pembelajaran

Variasi merupakan hal yang perlu dilakukan saat proses pembelajaran. Menurut Alma (2009: 42) membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam perilaku keterampilan mengajar. Variasi dalam hal ini adalah menggunakan berbagai metode, gaya mengajar, sumber bahan pelajaran, media pengajaran, dan variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan peserta didik.

Menurut Usman (2009: 84) variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik sehingga dalam situasi belajar-mengajar, peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan, antusias, serta penuh partisipasi. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2015: 78) merancang variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

Merancang variasi dalam pembelajaran, bukan hanya mengurangi kejenuhan dan kebosanan, tetapi juga akan menumbuhkan motivasi belajar yang berujung pada peningkatan kompetensi dan prestasi. Merancang variasi model pembelajaran akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, ada interaksi yang baik, dan akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai tanpa menemukan kendala yang berarti.


109

3. Model-Model Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, masih banyak guru yang hanya melakukan tugas sebatas mentransfer ilmu tanpa tahu bagaimana mengemas pembelajaran menjadi menarik perhatian siswa, sehingga banyak ditemui siswa yang kurang memiliki motivasi untuk lebih giat belajar di sekolah. Salah satu realita yang kita temukan pada saat pembelajaran di kelas adalah penggunaan sumber belajar yang kurang maksimal. Selain itu, guru kurang kreatif merancang model pembelajaran. Guru lebih sering menggunakan ceramah tanpa memperhatikan minat lain yang dimiliki oleh siswa seperti penggunaan media (alat peraga) untuk siswa yang visual, adanya diskusi, eksperimen, demonstrasi, dan praktik untuk siswa yang kinestetik.

Penggunaan model yang kurang bervariasi atau inovatif masih tampak di Pendidikan Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan guru tidak mau keluar dari zona nyaman. Tidak mau meng-upgrade diri dengan mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi. Ini tentu saja akan berdampak pada proses pembelajaran yang konvensional dan terkesan tanpa ada persiapan. Apabila tidak ada variasi dalam kegiatan pembelajaran maka siswa akan mengalami kebosanan dan kejenuhan karena pembelajaran yang monoton akan mengakibatkan siswa tidak antusias dan kurang partisipatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kejenuhan ini akan berdampak buruk bagi daya tangkap siswa terhadap materi yang akan disampaikan oleh guru, karena apabila siswa sudah merasa bosan atau jenuh maka mereka tentunya tidak akan semangat dalam menyimak pelajaran dan cenderung akan mengalihkan perhatian mereka pada hal lain seperti ngobrol, membuat gaduh, atau tidak menutup kemungkinan tidur. Tak ada asap jika tidak ada api. Semua yang dilakukan siswa sebagai akibat dari suasana pembelajaran yang tidak teroganisir.


110

Jika masih ada guru yang mengajar beracuan hanya pada ketercapaian nilai ketuntasan, artinya guru masih egois dalam melaksanakan dan mencapai tujuan pembelajaran. Ada lagi guru yang mengukur ketuntasan belajar mengajar dari terselesaikannya materi pelajaran yang harus disampaikan atau fokus pada produk pembelajaran. Nah, kalau kedua acuan pembelajaran tersebut masih diterapkan, berhentilah bermimpi menyetarakan Pendidikan Indonesia dengan negara maju lainnya.

Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten/materi. Di sini siswa diberi keleluasaan untuk mengembangkan konten pelajaran sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Siswa juga diberikan kebebasan berkreasi dalam menggali dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya. Konsep diferensiasi adalah belajar menyesuaikan karakter, bakat, dan minat individu. Guru harus multitalenta membaca kegemaran atau kecenderungan minat dan sumber belajar dari masing-masing siswa. Visual, audio, atau kinestetik. Jadikan keberagaman itu menjadi suasana belajar yang kondusif, menyenangkan, dan berkualitas.

Meski guru tak selalu tahu, tapi guru dapat melihat dan mengamati gaya belajar, aktivitas, dan cara mereka berinteraksi dengan lingkungan. Dari perbedaan itu guru harus mampu memilih dan merancang model pembelajaran yang bervariasi. Pada prinsipnya, pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berpihak pada anak, yaitu pembelajaran yang menyesuaikan kebutuhan, kapasitas serta gaya belajar setiap anak yang berbeda-beda. Penentuan model pembelajaran tidak lepas dari

diferensi

dengan

tetap

mempertimbangkan

tujuan

pembelajaran.

Kesinambungan model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran cenderung akan mempermudah dalam penyusunan model pembelajaran secara menyeluruh. Ketika keduanya sinkron dan penggambaran keseluruhannya sudah jelas, penyusunan strategi dan perancangan model pembelajaran bisa menjadi lebih mudah.


111

Para ahli pendidikan teleh menemukan berbagai pengembangan model desain pembelajaran, dari model pembelajaran micro (pertemuan kegiatan pembelajaran) ataupun macro (waktu kegitan tertentu) penggunan model pembelajaran ini disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dilakukan. Model pembelajaran menjadi nyawa dan berperan penting dalam proses pembelajaran. Maka dari itu guru harus pandai merancang variasi model pembelajaran secara sistematis dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran sebelum disajikan dalam pendidikan harus dikemas dengan sebaik mungkin agar tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu memberikan informasi atau menfasilitasi pengetahuan kepada peserta didik. Model-model pembelajaran yang dirujuk untuk mengakomodasikan tujuan adalah model yang sesuai dengan paradigm konstruktivistik sebagai alternative paradigm. Berikut ini beberapa contoh model pembelajaran yang dapat dijadikan referensi dalam mengemas pembelajaran yang lebih variative, interaktif, menarik, dan menyenangkan. 1) Model Reasoning and Problem-Solving Reasoning adalah bagian berpikir, Problem solving adalah kegiatan unuk menemukan jawaban dengan pemahaman, pengetahuan ataupun keterampilan dari yang telah diketahui sebelumnya baik secara indvidu maupun kelompok. 2) Model Inquiry Training adalah sebuah model yang di dalamnya terdapat beberapa langkah: menghadapkan masalah, menemukan masalah, mengkaji data, dan menganalisis. Proses ini dilakukan untuk memperoleh prosedur atau langkah– langkah yang efektif dan sistematis. 3) Model Problem-Based Instruction Problem-based instruction merupakan model pembelajaran yang yang mengacu kepada konstruktivistik yang lebih mengutamakan kegiatan belajar siswa dan pemecahan masalah otentik. 4) Model Pembelajaran Perubahan Konseptual. Penerapan pembelajaran model ini dengan cara menciptakan belajar yang positif, menciptakan pemahaman yang mendalam, menciptakan kreatifitas dalam pembelajaran dan penerapan pengetahuan yang variatif.


112

5) Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, dan memahami materi secara mendalam. 6) Problem Posing adalah salah satu model pembelajaran yang unik. Di sini siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaanpertanyaan yang lebih sederhana sehingga mengacu pada penyelesaian soal. 7) Everyone is a teacher here adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya, yang dimaksud disini sebagai pengajar siswa akan diminta oleh guru untuk membuat pertanyaan pada sebuah kertas kemudian kertas ditukar kepada temannya, kemudian temannya akan menjawab pertanyaan dalam kertas tersebut. 8) Jigsaw adalah pembelajaran yang memfokuskan siswa pada grup belajar bersama untuk berkolaborasi menyelesaikan masalah dalam wadah grup kecil. 9) TWO STAY TWO STRAY (TSTS) yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. 10)

Pembelajaran terbalik (flipped learning) atau kelas terbalik (flipped

classroom) adalah campuran pembelajaran di dalam dan di luar kelas (blended learning inside and outside classroom). Model ini diterapkan pada pembelajaran kelas tatap muka ataupun pembelajaran dalam jaringan dengan cara siswa melihat video, mendengar audio, membaca buku atau lembar kerja ketika di rumah kemudian pada pertemuan tatap muka atau melalui dunia maya atau video conference, guru dan siswa mengadakan interaksi pembelajaran sesuai materi yang telah dipelajari siswa sebelumnya.

Demikian uraian tentang variasi model pembelajaran. Masih banyak lagi model pembelajaran yang dapat dijadikan referensi. Semua itu dapat ditemukan dalam buku karya Nurbadriyah yang berjudul “Model Pembelajaran Digital di Era Milenial”.


113

4. Peran Teknologi dalam Model Pembelajaran Teknologi memiliki kemajuan terutama teknologi komunikasi berbasis komputer, kemajuan teknologi ini berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran untuk menjadikan peserta didik aktif, kreatif, dan partisipatif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran melalui teknologi dituntut berprilaku sopan, terbuka, disiplin bukan hanya sekedar membaca, menulis dan pembelajaran pokok lainnya. Mengombinasikan antara metode pembelajaran dalam tatap muka digabungkan dengan teknologi atau web bisa meningkatkan interaktivitas peserta didik, hal ini dapat memaksimalkan pembelajaran dalam kombinasi. Proses pembelajaran yang menggunakan disebut dengan pembelajaran digital atau digitalisasi. Pembelajaran digital dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena semua proses terencana secara sistematis dan dapat berjalan secara efektif dan terkontrol, di sini pengajar bukan hanya sebagai pengajar tapi juga sebagai fasilitator.

Model

pembelajaran

yang

memanfaatkan

teknologi

dapat

mengefektivitaskan pengajaran dan juga pembelajaran. Pembelajaran digital sebagai salah satu alternatif dalam dunia pendidikan yang dapat memberikan layanan dan sumber pembelajaran yang mudah dan cepat diakses. Pembelajaran digital dikembangkan menuju pada terwujudnya sistem pendidikan terpadu yang dapat membangun konektivitas antar komponen, sehingga pendidikan menjadi lebih dinamis dan fleksibel bergerak dalam mengadakan komunikasi guna memperoleh dan meraih peluang-peluang yang ada untuk pengembangan pendidikan. Tentu saja, semua ini harus didukung oleh sumber daya manusia, baik dalam cara berpikir, orientasi, perilaku, sikap, dan sistem nilai yang mendukung pemanfaatan pembelajaran digital untuk kemaslahatan.

Model pembelajaran digital adalah praktik pembelajaran yang menggunakan teknologi secara efektif untuk menyediakan akses ke konten yang menantang dan menarik. Model pembelajaran digital dan juga konten digital dikembangkan untuk mengatasi kesenjangan pendidikan dan untuk meningkatkan mutu pendidikan.


114

Kompetensi digital dibangun agar sumberdaya manusia khususnya pengajar dan pembelajar menguasai teknologi digital. Keuntungan pembelajaran digital adalah merupakan model pembelajaran yang menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan pembelajar pada program-program digital.

Di dalam sebuah model pembelajaran terdapat suatu komponen yang menjadikan kesinambungan dan pengaruh terhadap model pembelajaran dan pelaksanannanya. Komponen-komponen tersebut di antaranya desain, manajemen, dan aplikasi. Berhubungan dengan pembelajaran teknologi atau e–learning bukan hanya diperuntukkan untuk membuat bahan ajar saja melainkan merancang pembelajaran dengan menarik dan efektif. Peningkatan teknologi dalam dunia pendidikan membawa pengaruh positif dan juga memberikan pilihan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan juga peserta didik perlu mendapatkan informasi umum dan juga fasilitas multimedia yang dapat memberikan pembelajaran yang menarik, kreatif, inovatif, visual dan juga interaktif. 5.

Pemanfaatan Media Pembelajaran Digital

Pemanfaatan

media

digital

dapat

dikolaborasikan

dengan

model-model

pembelajaran yang sudah dirancang guru dan disesuaikan dengan materi bahan ajar. Hadirnya media digital ini memberikan beragam inovasi pedidikan, dimana pembelajaran kovensional yang kaku dan monoton akan digantikan dengan pembelajaran mengunakan media digital yang dianggap lebih praktis, fleksibel, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Berikut ini contoh pemanfaatan media pembelajaran digital: 1.Youtube Sebagai Media Pembelajaran Youtube merupakan suatu website yang menyajikan berbagai video memungkinkan pengguna untuk menonton, menggungah dan berbagi video. Youtube merupakan salah satu media yang popular dan pasti banyak peserta didik yang dapat


115

menggunakannya. Oleh karena itu youtube menjadi salah satu pertimbangan dalam media untuk pembelajaran. Youtube merupakan salah satu sumber belajar guru dan peserta didik yang dapat diakses kapanpun. Dimana peserta didik dapat mempelajari berbagai materi yang telah diupload guru atau sebaliknya peserta didik dapat memberikan presentasi melalui youtube dan ditonton oleh guru, youtube juga memungkinkan peserta didik dalam memperluas pengetahuan mereka, karena youtube akan menyajikan berbagai informasi yang mereka cari. Youtube sebagai media pembelajaran sangat beperan dalam menyediakan bahan pendidikan, karena youtube memiliki berbagai value dalam pendidikan, praktis digunakan dan dapat digunakan berbagai kalangan, dapat diakses dimana saja, memberikan berbagai informasi yang beragam, dan yang lebih menarik lagi, youtube gratis. Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa youtube sangat berperan dalam membantu anak dalam mempelajari berbagai skill dan bermanfaat dalam mempermudah pemahaman. Youtube memberikan variasi video yang membuat siswa akan lebih fokus dan lebih merasa nyaman pada saat pembelajaran. Manfaat menggunakan media youtube: a. Sebagai sumber belajar yang baik. b. Peserta didik lebih kreatif dalam mebuat video laporan maupun video presentasi. c. Membuat pembelajaran lebih praktis, efisien dan menyenangkan, karena youtube membuat anak lebih focus dalam memperhatiakan materi yang disajikan melalui video yang menarik dan interaktif. d. Youtube dapat diakses dimana saja, asal terdapat koneksi internet.

2. E-Learning Sebagai Media Pembelajaran. E-learning merupakan salah satu model pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, terutama penggunakan barang elektronik. E- learning


116

berasal dari kata “e” yang merupakan singkatan dari elektronik dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran melalui media elektronik, fokus penting e-learning yakni sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Pelaksanaan e-learning ini berupa kombinasi dari video, audio dan perangkat komunikasi lainnya. E-learning memiliki ciri-ciri antara lain: a. Memiliki konten yang searah dengan tujuan materi pembelajaran. b. Menggunakan metode instruksional. c. Mengunakan berbagai media untuk menyampaikan materi. d. Memusatkan pembelajaran langsung pada guru atau didesain untuk pembelajaran mandiri. e. Membangun pemahaman dan keterampilan yang terkait dengan tujuan pembelajaran. E-learning sering disebut sebagai pembelajaran online, Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer dan gawai. Sehingga dalam proses belajar mengajar murid dengan guru tidak perlu pada tempat dan waktu yang sama, namun cukup menggunakan internet sebagai media. Kondisi pandemi sekarang ini, ada pembatasan dalam pendidikan dan proses pembelajaran. E-learning hadir sebagai salah satu sarana penyelamat pendidikan pada masa pandemi. Kegiatan belajar mengajar di sekolah dilakukan secara terbatas, atau bahkan ada beberapa daerah yang meniadakan KBM di sekolah beberapa waktu untuk mengurangi penularan Covid-19. Secara langsung Covid-19 ini memeberikan dampak yang besar pada pendidikan, keadaan ini membuat para guru dan siswa harus menggunakan e-learning sebagai sarana pembelajaran. Pada awal pembelajaran, mungkin guru dan siswa harus beradaptasi dalam penggunaan media digital yang baru dalam dunia Pendidikan. Tetapi jika dilihat dari sisi lain, e-learning menjadi penyelamat dalam pembelajaran


117

tanpa adanya batasan ruang. Dalam pelaksanaan pembelajarannya guru hanya perlu meng-upload materi pembelajaran pada situs e-learning, materi yang di-upload ini dapat merbentuk file maupun video. Apabila ada siswa yang belum paham dapat bertanya melalui forum diskusi, di forum diskusi siswa dapat saling bertanya dan saling menjawab. Jika masih belum dapat memahami materi yang disampaikan, siswa dapat menyarankan diadakannya pertemuan secara virtual, pertemuan ini dapat mengunakan bantuan dari aplikasi komunikasi seperti Zoom, Google Meet, Whatsapp, dan lain-lainnya. Karakteristik E-learning dan Manfaat E-learning. a. Karakteristik E-learning. 1.

Manfaatkan teknologi elektronik sehingga dapat memperoleh informasi dan komunikasi lebih mudah dan efisien.

2.

Menggunakan materi berupa video, file, audio yang dapat diakses mandiri. Materi pembelajaran dapat disimpan, diakases oleh siapa pun, ditonton dimanapun dan kapanpun.

3.

Memanfaatkan komputer ataupun gawai untuk proses pembelajarannya dan juga sebagai evaluasi kemajuan belajar serta untuk memperoleh materi dari berbagai sumber.

b. Manfaat E-learning. 1.

Guru dan siswa mudah dalam berkomunikasi walaupun tidak bertatap muka dan dapat dilakukan diwaktu kapan saja.

2.

Guru dan siswa dapat menggunakan materi yang sistematik sehingga guru dapat menilai perkembangan siswa.

3.

Materi pembelajaran dapat disimpan, diakases oleh siapa pun, ditonton dimanapun dan kapanpun. Guru dapat menilai materi yang telah dikuasai oleh siswa ataupun materi yang belum dikuasi sehingga perlu ada evaluasi materi.

4.

Lebih efisien karena dapat diaksek kapan pun dan dimana saja.


118

Mudah dalam komunikasi dan memudahkan dalam mentranfer informasi

5.

dengan siswa ataupun dengan guru. c.

Kelebihan E-learning. 1.

Meningkatkan interaksi pembelajaran (enchance interactivity).

2.

Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place fexibility).

3.

Memiliki jangkauan yang lebih luas (potential to reach a global audience).

4.

Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

2.

Kekurangan E-learning. 1.

Kurangnya interaksi fisik guru dengan murid, sehingga interaksi guru dengan murid tidak terjadi sama sekali. Kurangnya interaksi berakibat kuarangnya pembentukan, sifat, sikap, sosial dan skill pembelajaran.

2.

Lebih fokus dalam aspek komersial dan megabaikan aspek pendidikan.

3.

Proses pembelajaran cenderung ke pelatihan dari pada pendidikan.

4.

Guru dituntut mengetahui strategi, metode, dan teknik yang digunakan pada saat pembelajaran.

5.

Proses pembelajaran malalui internet akan berakaibat pada kurang nya motivasi dalam belajar, karena terlalu tergantung dengan internet.

6.

Tidak semua orang dapat menggunakan fasilatas untuk e-learning.

7.

Biaya yang membengkak karena diperlukakannya internet, software dan hardware yang mendukung.

8.

Kurangnya pengetahuan dan kemampuan dalam menggunakan teknologi.


119

3. Pemanfaatan Media Video Kartun dalam Pembelajaran Penggunaan video kartun ini dapat mengatasi permasalahan pada audio visual yang dapat diatasi pada kelangkaan materi pendidikan dan materi yang telah diubah menjadi lebih fleksibel. Film kartun ini merupakan pelengkap pembelajaran karena di sekolah anak-anak mengenyam pendidikan formal dan di rumah anak-anak mendapatkan pendidikan informal, salah satunya melalui film kartun ini. Manfaat menggunakan media kartun sebagai sarana pemberian materi yang lebih mudah dipahami dan perhatian anak akan lebih terarah sehingga memberikan motivasi kepada anak saat menonton video yang lebih menarik. Selain itu juga dapat menambah kosakata untuk meningkatkan perkembangan anak, menambah pengetahuan, anak dapat berimajinasi melalui video kartun, dan anak akan terhibur. Banyak film kartun yang edukatif dan informatif. Contohnya Sponge Bob, komunikasinya di dalam video sangat baik, juga dapat menyampaikan nilai komunikasi dengan baik, dengan aksi satu arah. Juga menambah perbendaharaan kata, menambah pengetahuan tentang laut, menambah pengetahuan tentang hal-hal yang ada saat memasak yang ditunjukkan oleh Sponge Bob, dan juga mendapatkan ilmu tentang komunikasi dimana Sponge Bob ini memiliki berbagai macam tipe teman, disini anak-anak diajari untuk tidak membedakan diantara teman-temannya. Di era pembelajaran media digital ini, hampir semua aktivitas dilakukan secara online baik itu berbelanja, bekerja, dan bersekolah, Sebagaimana telah diuraikan di atas, kekurangan pembelajaran via digital ini adalah jaringan internet kurang stabil, sehingga sulit untuk diakses, apalagi tidak semua orang memiliki perangkat yang dapat tersambung dengan internet.


120

4.

Pemanfaatan Google Docs dalam Pembelajaran

Google Docs merupakan salah satu layanan gratis dari Google untuk digunakan sebagai program pengolah kata, spreadsheet, presentasi, hingga penyimpanan data yang

berbasis web. Google

Docs

sangat

memungkinkan

untuk

mengedit file secara online saat berkolaborasi dengan orang lain secara real time. Menyajikan materi pembelajaran menggunakan hyperdocs dapat diintegrasikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Pilihan template yang ditawarkan pun sudah terdiri dari bagian-bagian yang dapat digunakan sebagai langkah pembelajaran. Cara membuat Google Docs yang pertama kali harus dilakukan adalah dengan membuat akun terlebih dahulu di Google. Membuat akun ini gratis karena nantinya akan memberikan kita akses pada layanan lain. Setelah memiliki akun google, barulah kita dapat menggunakan hyperdocs dan terhubung ke aplikasi lain, seperti: Youtube, E-book, Google Form, Jamboard, Live worksheets, dan aplikasi lain yang akan digunakan saat pembelajaran.

Kita dapat mengakses Google Docs melalui aplikasi yang bisa diunduh di App Store atau Google Play. Bisa juga dengan klik ikon Aplikasi di pojok kanan atas beranda Google. Selanjutnya, klik Documents. Bisa juga melalui Google Drive dengan memilih Documents di menu My Drive. Cara lain yang lebih mudah adalah klik kanan, pilih New/Baru, lalu pilih Documents. Setelah itu, kita bisa memulai membuat dokumen baru. Melalui halaman utama Google Docs, ada banyak pilihan layout dokumen. Seperti resume, surat, resep, hingga proposal bisnis. Untuk membuat dokumen baru di Google Docs, kita disuguhkan dengan pilihan template gambar yang tersedia atau klik gambar kertas kosong dengan tanda tambah biru di tengahnya. Letaknya ada di bagian kiri laman Google Docs. Tampilan halaman Google Docs ini mirip dengan tampilan Microsoft Word, begitu pula dengan pilihan editing-nya. Kita bisa mengatur jenis font, ukuran, dan pilihan lain yang kurang lebih ada pada Microsoft Word. Setiap perubahan tulisan pun


121

secara otomatis akan tersimpan. Dokumen yang dibuat di Google Docs juga bisa dibagikan kepada orang lain dengan cara memilih opsi Bagikan warna biru di sudut kanan atas. Dengan begitu, orang tersebut bisa melakukan perubahan seperti mengedit dan memberi komentar pada dokumen tersebut. 5. Pemanfaatan Liveworksheets dalam Pembelajaran Salah satu aplikasi yang dapat digunakan dalam menunjang pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah aplikasi liveworksheet. Liveworksheet adalah salah satu platform yang menyediakan tempat untuk guru membuat e-worksheet atau lembar kerja yang dapat dikerjakan secara online. Aplikasi ini menarik dan sangat mudah digunakan. Pada aplikasi liveworksheet kita dapat menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk video, mp3, gambar atau simbol-simbol menarik lainnya yang tentu nya dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar. Selain digunakan untuk menyampaikan video pembelajaran, liveworksheet juga dapat digunakan untuk membuat lembar kerja peserta didik (LKPD) yang dapat dikerjakan secara online.

Masih banyak lagi, media digital yang dapat dikolaborasikan dengan model pembelajaran. Di sinilah dituntut kreativitas guru dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. Jika ingin tahu lebih banyak dan rinci, sahabat guru dapat membacanya dalam buku karya Nurbadriyah yang berjudul “Model Pembelajaran Digital di Era Milenial”.

6. Praktik Baik Merancang Variasi Model Pembelajaran Berbasis Digital Setelah mengetahui pentingnya menyuguhkan variasi dalam mengajar, lalu variasi model pembelajaran pun sudah disuguhkan. Ditambah lagi media digital yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sudah disajikan. Kini saatnya kita sebagai guru mempraktikkan semua yang sudah kita dapat untuk peningkatan kompetensi. Peningkatan kompetensi yang diharapkan bukan hanya terfokus pada guru saja, tetapi juga kepada siswa-siswi yang kita bina.


122

Tutorial

merancang variasi

https://youtu.be/pOHYFchyRio pembelajaran

berbasis

model pembelajaran dapat dan hasil digital

dari

dapat

dilihat di

merancang variasi dilihat

di

sini

model

sini

:

https://bit.ly/MATERIIHTNOERBAD Cara menggunakan hyper docs untuk pembelajaran 1. Buka google docs -> pilih salah satu template

2. Buat judul materi pelajaran yang akan kita sajikan 3. Tambahkan gambar agar lebih menarik, caranya: klik sisipan gambar (ambil dari computer atau cari di web) 4. Mulai menulis materi pelajaran yang akan kita sampaikan (kegiatan pendahuluan/

pembuka

dalam

RPP),

seperti

memimpin

menanyakan kabar, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

doa,


123

5. Selanjutnya, kita akan menyampaikan penjelasan materi yang sebelumnya sudah kita siapkan dalam bentuk Power Poin atau video youtube kreasi kita. Caranya copy link PPT atau youtube, lalu paste di google docs kita. Untuk cara yang ini cukup klik kanan -> link-> paste

6. Guru juga dapat menyampaikan materi dari buku elektronik yang sudah kita susun, caranya: copy link buku elektronik yang sudah kita tulis, lalu paste kan link nya ke google docs. 7. Buku elektronik juga, dapat berisi tayangan video pelajaran atau kalimat motivasi, kreasi kita. Link bukunya pun dapat disisipkan di google docs tersebut. 8. Dalam kelas daring, terkadang guru tidak tahu apakah siswanya masih ada di kelas onlinenya atau tidak. Nah, sebelum pembelajaran diakhiri guru dapat mencek kehadiran siswa (masih dikelas atau tidak) dengan cara membagikan link daftar hadir. Cara membuat daftar hadir, kita dapat menggunakan google form. Lalu linknya kita sisipkan dalam halam google docs tadi.


124

9. Kita dapat memberikan evaluasi pembelajaran dengan menghadirkan soal interaktif, yang sebelumnya sudah kita kreaskan melalui aplikasi liveworksheet. Bentuk soal dapat bervariasi, menantang dan berkualitas, seperti

bentuk

soal

menggunakan

rekaman,

drag

and

drop,

menjodohkan, uraan, pilihan ganda, atau bentuk soal video.

10. Terakhir, kita lihat di pojok kanan atas ada ikon berbagi/gambar orang. Kita klik lalu izinkan semua orang dapat mengakses link. Kita copy linknya dan bagikan ke grup kelas. Demikian praktik baik yang sudah saya terapkan di sekolah tempat saya bertugas. Hasil guru yang inovatif ini, membuat susasana kelas menyenangkan, siswa aktif, kreatif, dan saling interaktif. Students wellbeing pun tercipta karena guru yang tak pernah berhenti berkarya.


125

B.

Kajian Pustaka

Arah penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang mampu meningkatkan kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelajaran digital melalui In House Training. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Karsoni Bertadinata, dituliskan bahwa Keberhasilan pembelajaran daring ditentukan oleh beberapa aspek yaitu aspek sarana dan prasarana serta aspek kemampuan guru dan siswa dalam menyelenggarakan pembelajaran daring. Berdasarkan hasil kajian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan merancang pembelajaran digital berperan penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran daring. siswa dengan kemampuan literasi digital yang baik akan berupaya untuk mencari dan menyeleksi informasi yang penting dan memahami, mengkomunikasikan, dan menyampaikan gagasangagasan dalam ruang digital. Selain itu, kemampuan literasi digital akan membuka kesempatan kepada siswa untuk berpikir, berkomunikasi, dan berkarya yang akhirnya bermuara pada kesuksesan belajar siswa.

Penelitian lain dari Erna Pujiasih terkait membangun generasi emas dengan variasi pembelajaran online di masa pandemic covid-19. Temuan yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Kelebihan pembelajaran online adalah siswa lebih efektif dalam belajar, tidak lelah, menyenangkan, dan mendapat pengalaman baru. Dari kelebihan tersebut, ada juga kelemahannya yaitu koneksi internet yang kurang baik, siswa kurang paham dengan materi, siswa merasa lelah, siswa tidak bisa berdiskusi dengan teman. Berdasar dari masalah tersebut maka pembelajaran online yang menarik dan bervariasi akan memberikan manfaat bagi generasi emas dalam belajar.

Ia juga menuliskan bahwa Guru merupakan kunci utama keberhasilan untuk menghasilkan generasi emas Indonesia tahun 2045 yang bermutu dan berkualitas. Negara menghadapi wabah yang sedang terjadi yaitu pandemi. Karena situasi demikian maka pemerintah menerapkan pembelajaran secara online dimana siswa


126

belajar di rumah untuk menghindari terpaparnya covid-19. Tujuan tulisan ini untuk memberikan inspirasi guru dalam menerapkan model pembelajaran online agar siswa tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Untuk mengaplikasikannya maka diperlukan pembelajaran yang bervariasi agar siswa bersemangat dalam belajar. Pembelajaran online tersebut dapat dilakukan dengan cara virtual, berkelompok untuk berdiskusi, pemberian materi dalam bentuk video, rekaman, powerpoint, modul, lembar belajar, permainan dengan game quizizz dan penilaian secara online.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini adalah pada variasi pembelajaran. Dalam penelitian yang dilakukan ini tidak terbatas pada pembelajaran saja, tetapi juga bagaimana merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. Dengan demikian, pembelajaran menyenangkan dan berkualitas pun akan diwujudkan. Berdasarkan observasi dan pendapat beberapa responden yang terdiri dari guru dan siswa, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan kajian lebih mendalam mengenai variasi model pembelajaran berbasis digital. Model pembelajaran akan dikolaborasikan dengan beberapa platform edukatif yang akan menciptakan pembelajaran yang berkualitas, membuat suasana kelas senang dan nyaman.

C.

Strategi Penyelesaian Masalah

Pemecahan masalah meliputi dua hal yaitu bagaimana meningkatkan kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital dan upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru. Langkah-langkah yang digunakan melalui empat tahap kegiatan yaitu: (1) perencanaan program, (2) sosialisasi program, (3) pelaksanaan program, (4) evaluasi program, dan (5) tindak lanjut.

1.

Perencanaan Program

Upaya perencanaan meningkatkan kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital perlu dirumuskan terlebih dahulu bentuk kegiatan, langkah-langkah, target, dan sasarannya. Kemudian menyusun


127

program dan menentukan strategi mencapai tujuan/target. Bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pembimbingan dan pelatihan melalui In House Training (IHT). Langkah-langkah pelaksanaan IHT Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Peningkatan Kompetensi Guru dalam pemanfaatan variasi model Pembelajaran berbasis digital melalui IHT dengan langkah sbb: ● Persiapan - Sosioalisasi program - Menyusun bahan tayang (powerpoint) - Menyiapkan undangan peserta dan narasumber - Membuat spanduk kegiatan - Menyiapkan daftar hadir ● Pelaksanaan - Membuka kegiatan - Pretes - Menyajikan materi tayangan - Diskusi kelompok - Presentasi - Penguatan - Postes • Evaluasi ● Tindak lanjut ● Menyusun dan mensosialisasikan program INVESTASI LITERASI ● Menyiapkan grup komunikasi online ● Membuat angket untuk mengetahui kompetensi dan keinginan guru ● Menyiapkan jadwal IN -> Informal Kolaborasi, Ves -> Face to Face, Ta -> Tanya jawab, Si -> Demonstrasi.


128

2. Sosialisasi Program Sosialisasi program In House Training (IHT) dilakukan melalui beberapa cara: (a) Sosalisasi program kepada kepala sekolah SMA Negeri 5 Cilegon, ini dilakukan sebagai bentuk permohonan izin akan dilaksanakan kegiatan IHT terkait peningkatan kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. Kepala sekolah selaku pemimpin yang akan memberi arahan dan motivasi kepada guru untuk selalu melakukan pengembangan diri melalui kegiatan kolektif guru atau kegiatan lainnya yang menunjang tugas pokok dan fungsional guru. (b) Sosialisasi kepada para wakil kepala sekolah. Bertujuan untuk melakukan koordinasi terkait kegiatan IHT yang akan dilaksanakan. (c) Sosialisasi kepada tim sejawat yang akan dilibatkan sebagai panitia kegiatan. Hal ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan dan keberhasilan IHT. Tugas panitia kegiatan IHT adalah menyusun bahan tayang (powerpoint), menyiapkan undangan peserta dan narasumber, membuat spanduk kegiatan, dan menyiapkan daftar hadir. (d) sosialisasi kepada dewan guru SMA Negeri 5 Cilegon sebagai peserta kegiatan IHT. Guru adalah pelaku utama dalam proses pembelajaran di kelas. Melalui pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan, hasil pembelajaran akan memuaskan dan wellbeing student akan tercipta. 3. Pelaksanaan Program Pelaksanaan program PTS ini melalui kegiatan In House Training (IHT) berlangsung tiga hari bertempat di lingkungan sekolah. Berikut yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan IHT. ● Pelaksanaan - Membuka kegiatan - Pretes - Menyajikan materi tayangan - Diskusi kelompok - Presentasi - Penguatan


129

- Postes 4. Evaluasi Program Evaluasi program diawali dengan pembentukan tim Penilai Kinerja Guru (PKG). Ini dilakukan untuk mengukur ketercapaian kegiatan IHT. Evaluasi program akan dilakukan secara berkelanjutan melalui pengawasan implementasi model pembelajaran berbasis digital, pendampingan dan pembinaan, pengembangan variasi model pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus. Implementasinya dimonitor terus menerus untuk diketahui kendalanya dan faktor pendukungnya. Tujuan evaluasi implementasi yaitu: (1) mengetahui ketercapaian target dalam hal ini peningkatan kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelajaran digital; (2) mengetahui target yang sudah dan belum tercapai. Target yang dimaksud adalah dewan guru peserta IHT (3) mengetahui faktor penghambat ketercapaian target. Faktor penghambat dalam proses perancangan dan penerapan variasi model pembelajaran berbasis digital. (4) mengetahui upaya yang sudah dilakukan guru dan sekolah dalam rangka mengatasi kendala; (5) mengidentifikasi unsur rencana dan pelaksanaan program yang perlu diperbaiki dan dikembangkan sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal untuk saat yang akan datang.

5. Tindak lanjut Setelah diadakan evaluasi, target yang telah dicapai harus selalui dipantau untuk terus mengimplementasikan dan menguatkan program yang telah dilakukan. Untuk mencapai semua itu, setiap kegiatan perlu ditindaklanjuti. Bentuk tindak lanjut yang akan dilakukan adalah “Investasi Literasi”. Investasi adalah kepanjangan dari Informal Kolaborasi, Face to Face, Tanya jawab, dan Demonstrasi. Semua ini dilakukan dalam internal sekolah kapan pun, di mana pu dan dalam suasana informal. Sedangkan literasi adalah produk akhir berupa buku yang berisi semua permasalahan dan solusi terkait peningkatan kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelaaran berbasis digital.


130

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah semua guru dan kepala sekolah yang saling bersinergi dan berelaborasi melalui pembimbingan dan pemantauan dari calon pengawas sekolah dalam mewujudkan sekolah berkualitas dengan meningkatkan kompetensi guru dalam merancang variasi model pembelajaran berbasis digital. Adapun sekolah yang dipilih adalah SMA Negeri 5 Cilegon yang merupakan tempat bertugas calon pengawas yang ingin membantu peningkatan mutu sekolah. Inilah yang mendasari peneliti melakukan PTS di sekolah tersebut. Waktu penelitian akan dimulai pada bulan Januari 2021. Secara sederhana dapat dilihat pada tabel berikut.

Subjek

Tabel 3.d.1. Latar Penelitian Tempat

Semua Guru dan Kepala SMA Negeri 5 Cilegon Sekolah

B.

Waktu Januari 2021

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan sekolah (School Action Research) yang mengacu pada empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan/tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection). Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang dikumpulkan melalui angket google form atau wawancara, observasi/pengamatan, dan diskusi berupa persentase atau angka- angka. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dan kepala sekolah dalam proses peningkatan mutu melalui program peningkatan kompetensi guru. Selanjutnya peneliti memberikan alternatif atau usaha guna meningkatkan mutu sekolah melalui


131

peningkatan kompetensi guru dalam merancang model pembelajaran berbasis digital. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam Penelitian Tindakan Sekolah yakni: 1. Perencanaan (Planning) Inisiasi yang akan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru. Solusinya yaitu dengan melakukan: a) wawancara dengan guru dengan menyiapkan lembar wawancara, b) Diskusi dalam suasana yang menyenangkan dan c) memberikan bimbingan dalam menyusun proses kerangka pelaksanaan program baik secara administratif maupun di lapangan. 2. Pelaksanaan Tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi guru yaitu dengan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan secara berkelanjutan pada guru dan kepala sekolah. 3. Observasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap perencanaan program untuk memotret seberapa jauh kemampuan guru dan kepala sekolah dalam mengevaluasi program, proses, dan hasil. Selain itu juga peneliti mencatat hal-hal yang terjadi dalam pertemuan dan wawancara. Rekaman dari pertemuan dan wawancara akan digunakan untuk analisis selanjutnya. 4. Refleksi Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil dari refleksi ini, peneliti bersama guru dan kepala sekolah melaksanakan revisi atau perbaikan terhadap kemajuan program.


132

Berikut desain tahapan Penelitian Tindakan Sekolah menurut ahli.

Gambar 3.d.1. Desain Penelitian Tindakan Sekolah C. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Sekolah Pada bagian ini, peneliti melakukan observasi untuk menemukan kelemahankelemahan yang ada pada sekolah yang sekiranya mampu menyebabkan penghambatan

pada

keberhasilan

program.

Kemudian

juga

untuk

mengumpulkan fakta-fakta baik berupa data maupun catatan lapangan mengenai kemajuan program ataupun faktor-faktor yang mampu mendukung keberhasilan program dalam meningkatkan kompetensi guru seperti kualifikasi dan kompetensi guru, sarana prasarana, input dan kondisi siswa, lingkungan sekolah, lingkungan rumah, orag tua dan sebagainya yang mampu menunjang keberhasilan program. 2. Wawancara/Angket online Pada bagian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kesiapan guru dan kepala sekolah dalam menyambut program tersebut. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara namun pedoman tersebut tidak menjadi acuan mutlak karena bisa saja ada hal yang berkembang di lapangan di luar dari pedoman wawancara, yakni menggunakan g-form. 3. Catatan Lapangan


133

Catatan lapangan merupakan instrumen yang sifatnya personal digunakan peneliti untuk penilaian secara pribadi bagi peneliti dalam melihat dan memprediksi hal-hal yang bisa terlibat dalam penelitian ini. 4. Dokumentasi Teknik ini merupakan studi pengambilan fakta pada saat proses pembelajaran dan di lapangan berupa gambar maupun infografis yang biasanya menggunakan kamera dan lainnya

D.

Teknik Analisis Data

Analisis dilakukan setelah data yang diperoleh dirasa telah lengkap. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini berupa analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui reduksi data. Aktivitas analisis data pada penelitian ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas. Aktivitas analisis data yang diungkapkan tersebut seperti pada gambar di bawah ini:

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data Menarik Kesimpulan

Gambar 3.d.2 Analisis Data Model Interaktif

Dari gambar tersebut, terlihat keterkaitan antara analisis dan pengumpulan data yaitu sebagai berikut. 1.

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dicatat dalam catatan lapangan secara deskriptif.


134

2.

Reduksi data dilakukan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

3.

Penyajian data pada dasarnya terdiri dari hasil analisis data berupa cerita rinci pada subjek penelitian sesuai dengan ungkapan atau pandangan mereka apa adanya (termasuk hasil observasi) tanpa ada komentar, evaluasi, dan interpretasi.

4.

Penarikan kesimpulan adalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh dalam menjawab rumusan masalah penelitian


135

DAFTAR PUSTAKA

Arifa, Fierka Nurul (2020). Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Covid-19. Info Singkat, 7(1), 13-18. Bertadinata,

Karsoni.

(2021).

Literasi

Digital

dalam

PembelajaranDaring.jurnal.umko.ac.id/index.php/eksponen/article/view/36 8. El-Herliandry, L. D., Nurhasanah, Suban, M. E., & Heru, K. (2020). Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), 65–70. https://doi.org/https://doi.org/10. 21009/jtp. v 22i1.15286 Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Ghalia Indonesia. Oktavian, R., & Aldya, R. F. (2020). Pelaksanaan Pembelajaran Daring Terintegrasi di Era Pendidikan 4.0. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 20(2), 129–135. https://doi.org/10.30651/didaktis.v20i2.4763 Omwenga, E., Nairobi, U., Nairobi, U., Wagacha, P. W. Pujiasih, Erna. (2021). Membangun generasi emas dengan variasi pembelajaran berbasis komputer. Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol. 5, No.1 Edisi Khusus KBM Pandemi COVID-19 Santyasa, I W. (2019). Metodologi penelitian pendidikan. Singaraja: Undiksha Wulandari, A. S., Suardana. I. N., & Latria Devi, N. L. P. L. (2019). Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap kreativitas siswa smp pada pembelajaran ipa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia, 1(1), 97-108. 237 Wicaksono, Dirgantara., dkk. (2021). Pengembangan Model Kurikulum Digital dan Pembelajaran Berbasis Virtual Set Adaptif di SMK Atlantis Depok. Jurnal.umj.ac.id/index.php/instruksional/article/view/10435


136

F. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK yang Kurang di Sekolah Magang ( SMA Negeri 2 Pandeglang)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki berkenaan dengan calon pengawas sekolah, sebelumnya telah dilakukan pengisian instrumen Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian kepada seluruh calon pengawas sekolah yang mengikuti diklat daring.

Tujuan dilakukannya AKPK bagi calon pengawas sekolah adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi yang dikuasai oleh calon pengawas sekolah (merupakan kekuatan) yang ditunjukkan melalui pengetahuan dan pengalamannya. Selain itu juga untuk mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi yang belum dikuasai oleh calon pengawas sekolah (sebagai kelemahan) dan memerlukan pengalaman pengetahuan serta pengalaman, sehingga akan menjadi bahan pengembangan lebih lanjut dalam diklat calon pengawas sekolah. Berdasarkan hasil penilaian Analisis Kebutuhan Pengembangan Kepofresian (AKPK) sebagai peserta diklat calon pengawas sekolah memperlihatkan hasil sebagai berikut:


137

Kompetensi

Tabel 3.e.1 Gambaran Hasil Nilai AKPK Kode

Jumlah

Kepribadian

1

100,00

Manajerial

2

100,00

Supervisi Akademik

3

100,00

Evaluasi Pendidikan

4

100,00

Penelitian pengembangan

5

100,00

Social

6

100,00

Berdasarkan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) di atas, calon pengawas sekolah memiliki nilai baik. Namun, demi pengembangan keprofesian kepengawasan, calon pengawas tetap akan menggali informasi seputar kepemimpinan sekolah yakni kompetensi Manajerial.

1. Persiapan Meskipun hasil AKPK calon pengawas, baik. Namun, calon pengawas ingin menggali lebih detail dan jelas terkait kompetensi manajerial. Pada Kompetensi Manajerial yang harus disiapkan antara lain: a) Tempat Magang Tempat pelaksanaan kegiatan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pandeglang dengan dasar pertimbangan SMA Negeri 2 Pandeglang dengan SMA Negeri 5 Cilegon memiliki kesetaraan Akreditasi dengan nilai. A. b) Instrumen untuk wawancara dengan sumber


138

Tabel 3.e.2 Instrumen Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas Sekolah Berdasarkan Hasil AKPK di SMA Negeri 2 Pandeglang Ketercapaian

No.

Kompetensi Supervisi Manajerial

1

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan supervisi metode, Teknik dan prinsip yang tepat

2

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara pemberian umpan balik secara efektif, sesuai dengan karakteristik orang yang disupervisi

3

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang jenis dokumen program kepengawasan, dan proses penyusunan program kepegawaian secara efekti, berdasarkan visi, misi dan program kerja masing-masing sekolah binaan

4

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara penyusunan metode kerja kepengawasan yang tepat sesuai dengan program kerja dan supervise

5

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara penyusunan dan pengembangan instrumen supervisi manajerial sesuai dengan permasalahan yang ada di masing-masing sekolah dengan karakteristik yang berbeda-beda.

6

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara penyusunan laporan program kepengawasan managerial, berikut dokumen-dokumen yang menjadi lampiran laporan seperti format instrument supervisi manajerial, instrument supervise manajerial yang sudah diisi hasil analisis serta rekomendasinya

1

2

3

4

Ket.


139

7

Saya menunjukkan pemahaman saya tentangtentang cara mengevaluasi pelaksanaan program pengawasan sekolah secara komrehensif

8

Saya menunjukkan bahwa saya telah terlibat secara aktif dalam penyusunan visi dan misi, tujuan serta rencana kerja sekolah/madrasah (jangka menengah dan jangka pendek) dan mampu menjelaskan cara melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap penyusunan visi, misi, tujuan serta rencana kerja sekolah/matrasah yang disesuaikan dengan analisis konteks/kondisi masing-masing sekolah

9

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi kesiswaan di sekolah berdasarkan kebutuhan sekolah

10

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi pendidik dan tenaga kependidikan di masing-masing sekolah binaan berdasarkan permasalahan /kebutuhan sekolah

11

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi pembiayaan Pendidikan di masing-masing sekolah binaan berdasarkan permasalahan /kebutuhan sekolah

12

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi tata persuratan di masingmasing sekolah binaan berdasarkan permasalahan /kebutuhan sekolah


140

13

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan terhadap cara menilai pelaksanaan program kerja sekolah binaan secara komprehensif

14

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan

15

Saya menunjukkan pemahaman dan kemampuan saya dalam menggunakan instrumen evalusi diri untuk memetakan tingkat keterlaksanaan SNP setiap tahun

16

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara pembimbingan warga sekolah dalam penggunaan data hal pemetaan tersebut untuk mengetahui kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan di sekolah

c) Sumber Informasi Sumber Informasi dalam pelaksanaan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) diantaranya: 1. Kepala Sekolah 2. Wakil Kepala Sekolah 3. Kepala Tata Usaha 4. Tata Usaha Bagian Surat Menyurat 5. Tata Usaha Bagian Pembiayaan 6. Tata Usaha Bagian Ketenagaan d) Data Beberapa hal berkaitan dengan data yang mendukung isi instrumen digali untuk memperkuat hasil penggalian informasi dan pengembangan keprofesionalan manajerial.


141

e) Dokumen Dokumen-dokumen penunjang yang dibutuhkan diambil dalam bentuk file untuk kepentingan memperkuat hasil penggalian informasi dan pengembangan keprofesionalan manajerial

f) Foto Foto-foto dibuat untuk yang mendukung isi instrument digali untuk memperkuat

hasil

penggalian

informasi

dan

pengembangan

keprofesionalan manajerial.

2. Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) sebagai berikut: a) Tempat Tempat pelaksanaan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pandeglang b) Waktu Pelaksanaan kegiatan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) dimulai tanggal 6 sampai tanggal 8 Desember 2021 c) Hasil Wawancara 1) Kepala Sekolah Wawancara dengan Kepala SMA Negeri 2 Pandeglang hari pertama: a)

Nama

: Dade Supriatna, S.Pd., M. M. Pd.

b) Hari/Tanggal: Kamis, tanggal 2 Desember 2021 c)

Tempat

: Ruang Kepala Sekolah

Wawancara dengan kepala sekolah Bapak Dade Supriatna, S.Pd., M.M. Pd (hari pertama dan kedua)


142

Tabel 3.e.3 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah No.

Pertanyaan Wawancara

Hasil Wawancara

1

Bagaimanakah cara melakukan supervisi metode, Teknik dan prinsip yang tepat

a. Cara melakukan supervisi diantaranya dilakukan sesuai jadwal kunjungan ke sekolah binaan dari program pengawas sekolah binaan b. Teknik yang dilakukan diantaranya dengan pembinaan, pembimbingan, monitoring, evaluasi, supervise c. Prinsip Menggunakan pendekatan langsung, dengan mengunjungi sekolah binaan sesuai program kerja pengawas Pembina

2

Bagaimana cara pemberian umpan balik secara efektif, sesuai dengan karakteristik orang yang disupervisi

3

Dokumen apa saja dalam program kepengawasan, dan proses penyusunan program kepegawaian secara efekti, berdasarkan visi, misi dan program kerja masing-masing sekolah binaan

4

Bagaimanakah cara penyusunan metode kerja kepengawasan yang tepat sesuai dengan program kerja dan supervise

Cara pemberian umpan balik yakni melakukan observasi, mengamati kekuatan dan kelemahan guru, kepala sekolah, memberikan pembinaan, pendampingan, bimbingan dan Latihan, dan terus dimonitoring hasil pembinaan dan pendampingan Dokumen pengawas antara lain: 1. Program Kerja Tahunan, semester 2. Jadwal Kegiatan 3. Jurnal Kegiatan 4. Analisis Hasil Pengawasan 5. Bimbingan dan Latihan 6. Supervisi 7. Monitoring Evaluasi Cara penyusunan metode kerja kepengawasan: Mengadakan rapat koordinasi dengan pengawas, observasi dan hasil program kepengawasan terdahulu dijadikan dasar untuk menentukan metode


143

Tabel 3.e.4 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Hari kedua No.

Pertanyaan Wawancara

Hasil Wawancara

1.

Bagaimanakah cara penyusunan dan pengembangan instrumen supervisi manajerial sesuai dengan permasalahan yang ada di masing-masing sekolah dengan karakteristik yang berbeda-beda. Bagaimanakah cara penyusunan laporan program kepengawasan managerial, berikut dokumen-dokumen yang menjadi lampiran laporan seperti format instrument supervisi manajerial, instrument supervise manajerial yang sudah diisi hasil analisis serta rekomendasinya Bagaimana cara mengevaluasi pelaksanaan program pengawasan sekolah secara komprehensif

Cara penyusunan dan pengembangan instrumen supervisi manajerial sesuai dengan permasalahan yang ada dari hasil observasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi dilapangan dan karakteristik sekolah, misalnya Cara penyusunan laporan program kepengawasan managerial, berikut dokumen-dokumen yang menjadi lampiran laporan seperti format instrument supervisi manajerial, instrument supervise manajerial yang sudah diisi hasil analisis serta rekomendasinya sesuai hasil dari rakor pengawas.

Bagaimana cara melakukan pembinaan dan pembimbingan terhadap cara menilai pelaksanaan program kerja sekolah binaan secara komprehensif

Cara melakukan pembinaan dan pembimbingan terhadap pelaksanaan program kerja sekolah binaan secara komprehensif: Dengan melakukan PKKS, PKG

2.

3.

4.

Cara mengevaluasi pelaksanaan program pengawasan sekolah secara komprehensif antara lain: 1. Mendorong Kepala Sekolah dan guru untuk merefleksikan hasilhasil yang dicapai 2. Menyusun laporan hasil pengawasan dan menindaklanjuti untuk perbaikan 3. Menguasai metode, teknik dan prinsip supervisi program pengawasan


144

2) Wakil Kepala Sekolah Wawancara dengan Wakil kepala sekolah Ibu Aan Khojanah, M.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum pada hari Kamis, tanggal 2 Desember 2021 berkaitan dengan AKPK

Tabel 3.e.5 Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

No.

Pertanyaan Wawancara

Hasil Wawancara

1

Bagaimanakah penyusunan visi dan misi, tujuan serta rencana kerja sekolah/madrasah ( jangka menengah dan jangka pendek) dan mampu menjelaskan cara melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap penyusunan visi, misi, tujuan serta rencana kerja sekolah/matrasah yang disesuaikan dengan analisis konteks/kondisi sekolah Bagaimanakah menggunakan instrumen evalusi diri untuk memetakan tingkat keterlaksanaan SNP setiap tahun

Dengan mengacu pada perundangan yang berlaku, mengacu pada visi umum sekolah, prestasi akademik dan non akademik. Kepribadian, nasionalisme, budaya iptek, keilmuan dan ketakwaan dengan melibatkan seluruh komponenkomponen yang di sekolah diantara Kepala Sekolah , Guru, Komite Tata Usaha, OSIS

Bagaimanakah cara pembimbingan warga sekolah dalam penggunaan data hal pemetaan tersebut untuk mengetahui kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan di sekolah

Dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan. Kekuatan kita jadikan untuk mengembangkan kompetensi yang ada di SMA Negeri 2 Pandeglang sedangkan kelemahannya, dicarikan solusi untuk peningkatan diri.

Menggunakan instrument keterlaksanaan SNP sebagai panduan dalam evaluasi diri


145

Wawancara Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan pada hari Kamis, tanggal 2 Desember 2021.

Tabel 3.e.6 Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

No.

Pertanyaan Wawancara

1

Bagaimanakah cara melakukan

Hasil Wawancara Pembinaan

dan

pembinaan dan pembimbingan pengelolaan

pembimbingan

dan

administrasi

pengelolaan dan administrasi kesiswaan di sekolah dibagi menjadi kesiswaan

di

sekolah 2 yakni :

berdasarkan kebutuhan sekolah

a) Kegiatan Intra kurikuler Meliputi kegiatan siswa saat di sekolah

mengikuti

pembelajaran dan pembinaan prestasi akademik Contohnya

siswa

tertib

mengikuti KBM, menjadi juara dalam cerdas cermat, LKS, Olimpiade, dll b) Kegiatan Ekstra Kurikuler Meliputi kegiatan siswa di luar KBM Misalnya

Ektrakurikuler

Keagamaan,

olah

raga,

kesemektaan, Seni, dll yang terangkum dalam kegiatan ektra kurikuler


146

3) Kepala Tata Usaha Hasil Wawancara dengan Kepala Tata Usaha SMA Negeri 2 Pandeglang pada hari Kamis, tanggal 2 Desember 2021.

Tabel 3.e.7 Hasil Wawancara dengan Kepala Tata Usaha No. 1

Pertanyaan Wawancara Bagaimana

cara

Hasil Wawancara

melakukan

Sistem manajemen di SMA Negeri

pembinaan dan pembimbingan

2 Pandeglang menerapkan system

pengelolaan dan administrasi

manajemen mutu ISO 9001: 2015.

pendidik

tenaga

Guru berjumlah 67 orang telah

kependidikan di masing-masing

berkualifikasi ijazah S1 berjumlah

sekolah

berdasarkan

52 orang, dan yang berijazah S2

/kebutuhan

sejumlah 15 orang dan sebagian

dan

binaan

permasalahan sekolah

besar telah bersertifikat pendidik. Tata Usaha berjumlah 25 orang dengan 1 orang berijazah D3 dan 16 orang berijazah SMA dan 8 orang berijazah S1. Dari jumlah PTK di atas cukup dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah.

4) Tata Usaha Bagian Bendahara Sekolah Hasil Wawancara bendahara SMA Negeri 2 Pandeglang pada hari Kamis, tanggal 2 Desember 2021.


147

Tabel 3.e.8 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha Bendahara Sekolah

No.

Pertanyaan Wawancara

Hasil Wawancara

1

Bagaimana cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi pembiayaan Pendidikan di masing-masing sekolah binaan berdasarkan permasalahan /kebutuhan sekolah

Manajemen keuangan sekolah merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban keuangan sekolah. Sumber keuangan berasal dari dana BOS dan BOSDA. Untuk efektivitas aliran keuangan dibuka satu pintu pada bendahara terpusat yang dilakukan dengan manajemen transparansi yang dapat dilihat oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan pengelolaan keuangan dilakukan secara professional yang dapat dipertanggungjawabkan.

5) Tata Usaha Bagian Persuratan Hasil Wawancara dengan Tata Usaha bagian persuratan dan Aset pada hari Kamis, tanggal 2 Desember 2021. Tabel 3.e.9 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha Bagian Persuratan

No.

Pertanyaan Wawancara

Hasil Wawancara

1

Bagaimana cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi tata persuratan di masingmasing sekolah binaan berdasarkan permasalahan /kebutuhan sekolah

Administrasi persuratan di SMA Negeri 2 Pandeglang dilakukan secara tertib berdasarkan tata kearsipan baik untuk surat keluar maupun surat masuk secara tertib dan berurutan dan dikelompokkan berdasarkan jenis suratnya.


148

3. Hasil Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian setelah melakukan kegiatan magang selama 3 hari diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 3.e.10 Instrumen Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas Sekolah Berdasarkan Hasil AKPK di SMA Negeri 2 Pandeglang No . 1

2

3

4

5

6

Ketercapaian Kompetensi Supervisi Manajerial Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan supervisi metode, Teknik dan prinsip yang tepat Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara pemberian umpan balik secara efektif, sesuai dengan karakteristik orang yang disupervisi Saya menunjukkan pemahaman saya tentang jenis dokumen program kepengawasan, dan proses penyusunan program kepegawaian secara efekti, berdasarkan visi, misi dan program kerja masing-masing sekolah binaan Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara penyusunan metode kerja kepengawasan yang tepat sesuai dengan program kerja dan supervise Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara penyusunan dan pengembangan instrumen supervisi manajerial sesuai dengan permasalahan yang ada di masing-masing sekolah dengan karakteristik yang berbeda-beda. Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara penyusunan laporan program kepengawasan managerial, berikut dokumen-dokumen yang menjadi lampiran laporan seperti format instrument supervisi manajerial, instrument supervise manajerial

1

2

3

Ket. 4 ✓


149

7

8

9

10

11

12

13

yang sudah diisi hasil analisis serta rekomendasinya Saya menunjukkan pemahaman saya tentangtentang cara mengevaluasi pelaksanaan program pengawasan sekolah secara komrehensif Saya menunjukkan bahwa saya telah terlibat secara aktif dalam penyusunan visi dan misi, tujuan serta rencana kerja sekolah/madrasah ( jangka menengah dan jangka pendek) dan mampu menjelaskan cara melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap penyusunan visi, misi, tujuan serta rencana kerja sekolah/matrasah yang disesuaikan dengan analisis konteks/kondisi masing-masing sekolah Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi kesiswaan di sekolah berdasarkan kebutuhan sekolah Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi pendidik dan tenaga kependidikan di masing-masing sekolah binaan berdasarkan permasalahan /kebutuhan sekolah Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi pembiayaan Pendidikan di masing-masing sekolah binaan berdasarkan permasalahan /kebutuhan sekolah Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pengelolaan dan administrasi tata persuratan di masingmasing sekolah binaan berdasarkan permasalahan /kebutuhan sekolah Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan terhadap cara menilai pelaksanaan program kerja sekolah binaan secara komprehensif


150

14

15

16

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan Saya menunjukkan pemahaman dan kemampuan saya dalam menggunakan instrumen evalusi diri untuk memetakan tingkat keterlaksanaan SNP setiap tahun Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara pembimbingan warga sekolah dalam penggunaan data hal pemetaan tersebut untuk mengetahui kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan di sekolah Jumlah Skor

0

0

9

Total Skor diperoleh Hasil (Skor diperoleh : 40 (Skor maksimal) x100) Skor maksimal diperoleh dari jumlah seluruh uraian indikator dalam satu kompetensi dikalikan 4.

52 61

61 x 100 = 95= A 64

Sangat memadai/ Sangat Baik

Kesimpulan Hasil Anlisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) menunjukkan hasil yang sangat baik sehingga dapat disimpulkan bahwa AKPK sangat bermanfaat untuk menunjang kekurangan kompetensi dari hasil evaluasi diri

Rekomendasi Hasil Anlisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) menunjukkan hasil yang sangat baik sehingga dapat disimpulkan bahwa AKPK sangat bermanfaat untuk menunjang kekurangan kompetensi dari hasil evaluasi diri sehingga yang bersangkutan layak untuk direkomendasikan menjadi pengawas SMA Provinsi Banten


151

BAB IV PENUTUP 1. Simpulan a. Pelaksanaan Kegiatan Guru Melalui Supervisi Akademik Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik berjalan dengan baik. Beberapa kendala tatap muka bisa diatasi dengan tatap muka virtual. Kekurangan dari guru saat pembelajaran disampaikan dengan cara kekeluargaan dan tidak berkesan menghakimi. Peningkatan kemampuan profesional guru diberikan melalui PKG dan Bimlat.

b. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Penilaian kinerja kepala sekolah dilaksanakan mengikuti jadwal kepala sekolah. Hal ini dikarenakan jadwal padat kepala sekolah terkait dengan kegiatan dinas luar sekolah. Analisis penilaian kinerja guru berhasil dilaksanakan , beberapa rekomendasi tentang guru tersebut dicantumkan pada analisis tiap guru. Beberapa guru dengan beberapa permasalahan yang berbeda beda memerlukan penyelesaian yang berbeda beda pula.

c. Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru Pembimbingan dan pelatihan guru dilakukan berdasarkan hasil supervisi kelas dan penilaian kinerja guru. Pada tugas Diklat pengawas ini diangkat materi tentang Perancangan Variasi Model Pembelajaran Berbasis Digital untuk melatih keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Pelaksanaan telah dilakukan sesuai jadwal dan mendapatkan respon positif dari rekan rekan guru.

d. Proposal Penelitian Tindakan Kelas Proposal Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindak lanjut dari mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi saat supervisi dan PKG. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi solusi atas permasalahan guru.


152

e. Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian Peningkatan kompetensi calon pengawas berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan keprofesian adalah di bidang supervisi manajerial. Calon pengawas melakukan AKPK di SMA Negeri 2 Pandeglang. Pada sekolah magang dua ini calon pengawas mempelajari supervisi manajerial.

2. Saran dan Rekomendasi

Saran Peran serta aktif dari semua stake holder yang terkait dengan diklat ini sangat diharapkan agar tujuan dari diklat ini tercapai. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan diklat dilakukan dengan mempertimbangkan saran dari mentor, pengajar diklat, kepala sekolah, serta pengawas.

Rekomendasi Diharapkan di kegiatan berikutnya, diklat pengawas ini dilakukan mengiringi jadwal kegiatan di sekolah sehingga tugas tugas diklat dapat dilakukan dengan tepat sasaran. Dengan adanya penempatan waktu yang tepat diharapkan tugas tugas dapat diselesaikan dan tidak terlalu terburu buru karena adanya keterbatasan waktu. Untuk mengatasi keterbatasan waktu ini pengawas harus bisa mengatur waktu dengan baik sehingga tugas terselesaikan sebelum deadline.


















































































































































Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.