edisi 2

Page 1

Simpado Raya

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

KITA SATUKAN MIMPI Launching (Peluncuran) edisi perdana tabloid ini sudah digelar, di luncurkan resmi oleh Bupati Landak atas nama Pemerintah Kabupaten Landak. Sejarah baru di Landak sudah terukir, karena itu kami menetapkan, 17 Juni sebagai hari lahir Yohanes Supriyadi, SE Tabloid Simpado (TS). Pemimpin Redaksi Kelahiran TS memang penuh liku, perjuangan berat dan godaan hebat. Ini terkait dengan kapasitas kru kami yang belum kuat untuk menjadi seorang wartawan profesional, tapi itulah, kami manusia Landak yang pantang menyerah. Sekali layar terkembang, surut kita berpantang atau meminjam ungkapan revolusioner Che Guevara, diam atau mundur adalah pengkhianatan. Kami memang terus berupaya meningkatkan kapasitas kru TS melalui beragam pelatihan; jurnalistik dasar, narasi, dll dan kedepan kami akan terus melakukan pelatihan-pelatihan khusus bagi "wartawan kampung”, meminjam istilah yang diberikan Bupati Landak, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si kepada kru kami. Ya, kami memang berasal dari kampung-kampung, belajar menjadi wartawan. Walau dari kampung, kami akan terus belajar. Kami akan buktikan, orang kampung juga bisa menjadi wartawan !!! Menanggapi berbagai kritik, dan saran dari pembaca terhormat di edisi pertama, mulai edisi kedua ini, kami telah mendirikan sebuah lembaga penerbitan, berbentuk perseroan. Namanya tentu saja CV. Simpado Press. Ijin produksi, ijin penerbitan, dll masih dalam proses, mudah-mudahan 2 bulan kedepan, semuanya selesai diurus. Simpado juga hanyalah istilah, tetapi kami bukan ekslusif (tertutup). Kami sangat inklusif (terbuka) pada semua suku bangsa dan agama di Kabupaten Landak. Prinsip dasar kami adalah pluralis (menghargai keberagaman), karena itu, kedepan kami terus berupaya merekrut berbagai kelompok etnis dan agama yang ada dan berminat, baik dari kelompok Melayu, Tionghoa, Madura, Jawa, dll untuk bergabung bersama mengembangkan TS, baik sebagai wartawan, kontributor, maupun relawan. Itulah arti lambang Simpado, seekor burung rangok (enggang) yang melebarkan sayap terbuka dan terus mengepak untuk memajukan Landak. Kami punya mimpi, suatu saat nanti, TS ini akan dikelola secara kolektif, kolegial dan profesional oleh masyarakat sendiri. Untuk itu, kami akan berupaya merekrut Kontributor Simpado (KS), Relawan Simpado (RS) maupun Pendukung Simpado (PS), baik di kecamatan hingga di tingkat Desa. Mimpi lainnya adalah mendirikan Gantang Simpado (dompet kemanusiaan) untuk membantu saudara-saudara kita asal Kabupaten Landak yang belum beruntung (miskin), mendapat musibah (sakit, kematian,dll), mengalami bencana alam, dll baik di kampung-kampung di Kabupaten Landak maupun di rumah-rumah sakit yang ada di Kalbar. Untuk itu, kedepan, kami akan membuka rekening Gantang Simpado di sejumlah Bank Swasta, Bank Pemerintah dan Credit Union (CU) yang ada di Ngabang, Ibukota Kabupaten Landak. Harapannya, akan ada para penyumbang/donatur yang mau menyisihkan 1,5 % dari pendapatannya. Tentu, bantuan-bantuan tersebut akan kami laporkan secara transparan, dan periodik ditabloid tercinta ini. Sumbangan juga akan di kelola profesional, bertanggungjawab serta disalurkan kepada yang berhak. Pembaca TS, ini mimpi kami, mudah-mudahan anda juga memiliki mimpi yang sama. Kata Bupati Landak, dengan bermimpi yang sama, mimpi itu tidak lagi menjadi bunga tidur, tetapi bisa diwujudkan. Semoga... ¢

nHalaman 1

Sembilan Tahun Menunggu, Landak Raih Piagam Adipura Tahun 2009

< DR. Drs. Adrianus A.S, M.Si, Bupati Landak NGABANG - Simpado Sembilan tahun menjadi daerah otonomi, tahun 2009, Kabupaten Landak menorehkan tinta emas sebagai penerima piagam Adipura dari Presiden Republik Indonesia. Dari 14 kabupaten/kota di Kalbar, tahun 2009, hanya Kota Singkawang dan Kabupaten Landak yang berhasil menerima penghargaan

ini. Piagam Adipura telah diserahkan langsung oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup atas nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Bupati Landak, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si di Istana Negara Jakarta, Jumat (5/6). Bersama Kabupaten Landak, sejumlah kepala daerah dari pelosok nusantara kembali memadati Istana Negara. Mereka adalah penerima Anugerah Adipura dari berbagai kategori berkat prestasi dari kerja kerasnya mengelola lingkungan di daerahnya masing-masing. Beberapa pejabat negara juga terlihat menghadiri kegiatan tahunan yang gawe oleh Kementrian Lingkungan Hidup – RI, yang bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2009 yang dipusatkan di Negara Meksiko. Mulai dari menteri negara, tamu khusus negara, duta – duta negara sahabat hingga aktivis lingkungan hidup hadir dalam kegiatan itu. Kegiatan itu berlangsung sejak pukul 07.30 wib berdasarkan undangan yang

diberikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Dalam kesempatan itu, Presiden RI, SBY menekan beberapa hal yang mesti diperhatikan. Diantaranya penghematan penggunaan sumber energi berupa bahan bakar yang berasal dari fosil. Untuk itu diperlukan alternatif penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan. Termasuk juga meminta kepada pelaksana teknologi untuk dapat menggunakan bahan-bahan yang ramah terhadap kelestarian lingkungan hidup. Kampanye satu orang satu pohon digaungkan dalam peringatan yang bertemakan bersama selamatkan bumi dari perubahan iklim. Dimana dalam upaya untuk mencapai kesejahteraan, maka menjaga lingkungan menjadi hal utama. Tidak bersikap fragmatis, yang melakukan segala cara untuk mencari keuntungan pribadi. Bahwa kegiatan untuk menghijaukan bumi ini tak luput dari peran pendidik di sekolah. Kurikulum yang diberikan kepada para siswa didik, juga harus mengandung peran aktif

dalam penyelamatan bumi tetap hijau. Tak luput dari itu semua, SBY menegaskan, masalah lingkungan hidup menjadi peran penting pimpinan (daerah). Gelap atau cerahnya pembangunan terhadap lingkungan sangat tergantung dari peran seorang pemimpin. Mengenai Anugerah Adipura yang didapat untuk pertamakalinya, Adrianus Asia Sidot mengungkapkan mengungkapkan hal tersebut adalah bukti kerja keras seluruh warga Kota Ngabang khususnya dan Kabupaten Landak umumnya. Komitmen untuk tetap memperhatikan arti penting suatu kebersihan dan lingkungan hidup. Ia berharap, warga Kota Ngabang dan Kabupaten Landak sudah dengan sangat sadar untuk bisa memandang pentingnya arti kebersihan dan menjaga lingkungan. Apalagi Ngabang merupakan daerah lintasan Internasional. Terkait dengan itu, kebersihan dan kelestarian lingkungan juga menyangkut pentingnya nilai kesehatan. “Jangan lagi didorong-dorong untuk terus diingatkan menjaga

kebersihan. Setiap warga harus sudah sadar pentingnya nilai kebersihan dan menjaga lingkungan,” tegas mantan Wakil Bupati Landak ini. Sementara itu, Pj Kepala Kantor Kebersihan dan Pertamanan Landak Fransiskus Asius , mengatakan, penerimaan Anugerah Adipura tak sekedar hasil penilaian kasat mata oleh tim penilai dari Kemenetrian LH-RI yang melihat secara langsung lokasi penilaian. Lebih daripada itu, adalah program pemerintah yang berkomitmen untuk menciptakan lingkungan hidup dan kebersihan. Hal ini juga dinilai dari program-program kegiatan Pemerintah Kabupaten Landak yang terangkum dalam Rencana Induk RPJM Kabupaten Landak. Menurut Asius, untuk ke depan program Jumat bersih ini akan menjadi agenda rutin yang akan dilaksanakan satu bulan sekali. Namun, Asius mengakui bahwa untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan memang sangat berat. Namun pemerintah tidak : Bersambung ke Hal. 2

Menelusuri Jejak - Jejak Emas di Mandor (<Bagian 1)

Dari Republik Lan Fang Hingga Republik Indonesia

< Lo Fong Fak - Presiden Pertama Republik Lan Fang di Mandor

ejarah adalah guru, dengan mengetahui sejarah, kita dapat berbuat sesuatu untuk masa depan. Dari catatan sejarah yang berserakan, ternyata penambangan emas, yang kini dikenal dengan nama PETI sudah sangat lama dikenal masyarakat Kalbar, bahkan ada sebagian kelompok masyarakat yang menjadikannya pekerjaan pokok. Pertengahan Mei dan awal Juni 2009, terusik razia PETI oleh aparat keamanan, sekelompok penambang melakukan aksi demonstrasi hingga aksi anarkis di kantor aparat keamanan di Mandor, Kabupaten Landak. Bagaimana jejak-jejak emas tersebut ? apa pelajaran penting yang dapat kita ambil ? bagaimana menyelesaikan persoalan ini dengan “win-win solution” ? Berikut laporannya.

S

Oleh : Yohanes Supriyadi Mandor hanyalah kota kecil, tepatnya pasar yang terdiri dari deretan ratusan ruko (rumah toko) berbentuk segi empat. Jaraknya

hanya 88 Km dari Kota Pontianak. Jalannya sangat lebar dan licin dengan status jalan internasional. Maklum, menuju Kuching-Sarawak, dari Pontianak, orang akan melewati Kota Mandor. Sebelumnya, Mandor luput dari perhatian public. Mandor dikenal dunia sejak abad ke-17. Saat itu, masa kejayaan sebuah republik tertua dunia, yang dikenal dengan Republik Lan Fang. Republik yang menggunakan nama presiden pertamanya ini di bentuk oleh orang orang Hakka dari Kwangtung pada akhir abad ke-18 dan berlangsung selama 107 tahun. Kedatangan kaum Cina di Mandor ditengarai atas undangan Sultan Mempawah, dengan membawa 10 orang pekerja tambang emas dari Brunei Darusalam. 10 orang ini dipekerjakan oleh Sultan untuk menambang emas di Mandor, yang kala itu dibawah kekuasaan Sultan. Atas keberhasilan tambang, pada tahun 1745, orang Cina didatangkan lagi secara besar-besaran. Sultan Mempawah menggunakan tenaga-tenaga orang Cina ini sebagai wajib rodi, dan dipekerjakan di tambang-tambang emas kerajaan. Di Kalbar, tenaga kerja Cina ini terpusat di Monterado, Bodok dan Mandor. Disebutkan, pada permulaan tahun 1740, jumlah orang Cina ini hanya beberapa puluh saja disana, namun karena perkawinan mereka dengan penduduk Dayak sekitar pertambangan, tahun 1770 orang Cina di Mandor sudah mencapai 20.000 orang. Jumlah mereka bertambah besar lagi dengan kedatangan pasukan Khubilai Khan di bawah pimpinan Ike Meso, Shih Pi dan Khau Sing dalam perjalanannya untuk menghukum Kertanegara, singgah di kepulauan Karimata yang terletak berhadapan dengan Kerajaan Tanjungpura hingga akhirnya menetap di Mandor. Orang Cina di Mandor, dibawa oleh Lo Fong Pak dengan membawa sekitar 100 orang. Lo Fong Pak merupakan guru di kampung Shak Shan Po, Kunyichu, Propinsi Kanton. Mendengar banyak emas di kepulauan Borneo, ia kemudian berlayar. Lo Fong Pak sempat

Landak Tertinggi Tingkat Kelulusan SMA di Kalbar NGABANG – Simpado Bupati Landak DR Adrianus AS, menyatakan tingkat kelulusan pelajar SMA/SMK/Sederajat tahun ajaran 2009, mengalami peningkatan yaitu sebesar 98 %, sementara tahun lalu 94 %. “Ini artinya ada peningkatan, tahun lalu untuk tingkat kelulusan SMP di Kabupaten Landak, daerah kita tertinggi tingkat kelulusan di Kalimantan Barat,” katanya. Mantan Wakil Bupati ini berharap tahun 2009, tingkat kelulusan SMP di Kabupaten Landak, masih tinggi dan yang tertinggi di Kalimantan Barat. ”Ini bukan bearti kulitas pendidikan kita baik, itu belum tentu, anak-anak kita untuk meraih kwalitas masih terbirit-birit,” katanya. Minggu lalu, kata bupati, dirinya ke Jogjakarta monitoring kepada anak-anak asal Kabupaten Landak yang diberi biasiswa oleh Kabupaten Landak, bersama anggota DPRD Landak. Mantan Kadis Pendidikan Landak ini bersyukur diantara yang menerima biasiswa itu ada IPKnya mencapai 3, 45 di Biologi. “Ini barometer

: Bersambung ke Hal. 2

Wanita Landak Jadi Rektor di Kenya Sulit menjadi pejabat di perguruan tinggi dalam negeri, ternyata ada orang Landak yang dipercaya menjadi seorang Rektor sebuah perguruan tinggi diluar negeri. Adalah Sr. Xaveria, SFIC, biasa dipanggil Arpina. Sejak 2003, ia memimpin sebuah kampus bernama

The Teresia van Miert Development Centre (TMDC), di Nairobi, Kenya, Afrika Timur. Siapakah Suster Xaveria ? Bagaimana Suster ini bisa memimpin kampus diluar negeri ? beberapa bulan lalu, team Simpado berhasil mewawancarainya di Pontianak dan di Nangka-Menjalin. Berita selengkapnya di Halaman < Sr. Xaveria, SFIC - Rektor TMDC 14. Nairobi, Kenya.

: Bersambung ke Hal. 2

kita, jika anak-anak kita IPKnya diatas 3, maka bisa kita simpulkan satu peningkatan kualitas di Kabupaten Landak. Demikian juga, di Salatiga Jawa Tengah, masih harus dipacu adalah di Bandung, karena mereka-mereka ini memang dipersiapkan yang sulit-sulit, dipersiapkan untuk menjadi guru SMK, program studi sipil tehnik, dan sipil elektro. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Landak, Aspansius, S.IP mengucap syukur atas keberhasilan anak-anak pelajar SMA/ SMK/ Sederajat se Kabupaten Landak meraih predikat kelulusan angka 98, 65 persen tahun ini. “Ini tidak terlepas atas kerja keras dari dewan guru, orag tua murid, pihak dinas, termasuk para wartawan, mengiring tentang dunia pendidikan di Kabupaten Landak,” katanya. Mantan guru ini juga mengatakan untuk tahun 2009, khusus pelajar tingkat SMA program IPA mengikuti ujian sebanyak 514 orang, tidak lulus 7 orang dan yang lulus 507 orang dengan jumlah presentasi


Simpado Raya Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

<Halaman 2

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

Berita Utama 9 dari Halaman 1

Sembilan Tahun Menunggu, .... segan-segan memberikan pengarahan kepada masyarakat. “Bahkan kita akan memberi bantuan berupa tong sampah dan gerobak dorong langsung kepada Kades yang akan ditempatkan dilokasi titik pantau Adipura,” tuturnya. Ditambahkannya, jika semua elemen yang ada di Landak ini sadar akan pentingnya kebersihan, mungkin saja 2009 atau 2010, posisi Landak bisa naik lagi ke posisi yang lebih baik peraih Adipura.

“Tapi sebenarnya target kita di Landak ini bukan Adipura. Kita maunya Landak ini bersih. Itu saja kuncinya,” tegas Asius. Penerima penghargaan Anugerah Adipura itu, berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor : 236 Tahun 2009, Tentang Penetapan Penerima Penghargaan Adipura Tahun 2009. dalam keputusan itu terdapat 8 kota penerima Anugerah Adipura untuk kategori Kota

Metropolitan, 8 Kota untuk kategori Kota Besar, 35 Kota untuk kategori Kota Sedang dan 75 untuk kategori Kota Kecil. Sementara peraih Piagam Adipura sebanyak 21 Kota dari berbagai kategori, termasuk diantaranya Ngabang (Kabupaten Landak) dengan kategori Kota Kecil. Untuk kategori Anugerah Sekolah Adiwiyata sebagai penghargaan tertinggi terhadap sekolah bersih, berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup RI, Nomor : 232 Tahun 2009, di Kalimantan Barat, anugerah ini berhasil diraih oleh SDN 36 Pontianak Kota dan SDN 20 Pontianak Selatan dari 60 sekolah se Indonesia. Sementara untuk kategori Calon Sekolah Adiwiyata, diraih oleh SDN 05 Kecamatan Sintang dan SMAN 2 Kabupaten Sambas.< (Agus Lanak/SIMPADO)

9 dari Halaman 1

Landak Tertinggi... kelulusan mencapai 98, 64 persen. “Dengan nilai rata-rata 4, 25, memposisikan rangking satu di tingkat Kalimantan Barat,” katanya. Dijelaskanntya, di program IPS, yang mengikuti ujian ada 1.903 orang, yang tidak lulus 30 orang dan lulus 1.873 orang, prosentase kelulusan mencapai angka 98,42 persen, dengan nilai rata-rata mencapai 39,03, meraih rengkin ke empat di Kalimantan Barat. Selanjutnya progam

bahasa, mengikuti ujian ada 30 orang, tingkat kelulusan dengan presentase 100 persen, dengan rata-rata nilai 37, 81. Untuk MAN, lanjut Aspansius, program IPA mengikuti ujian ada 18 orang, lulus 100 persen, rata-rata nilai 41, 13, meraih rengking dua se Kalimantan Barat dan program IPS lulus 100 persen, nilai rata-rata 38,21, meraih peringkat empat se Kalimantan Barat.< (Inosensius, SIMPADO)

9 dari Halaman 1

Menelusuri Jejak - Jejak Emas di Mandor (Bagian 1)

< Bekas Sekolah Cina masa Republik Lan Fang di Mandor menetap selama 7 bulan di Pontianak, tepatnya di Siantan (Parit Pekong sekarang). Dari Siantan, Lo Fong mendengar sebuah “gunung emas” yang kini dikenal sebagai Gunung Samabue. Dengan perahu kecil, Lo Fong menyusuri sebuah sungai, yang kini dikenal sebagai sungai Dayak (anak sungai Segedong di Peniti). Saat itu, Mandor, telah dihuni oleh suku Tio Ciu, terutama dari Tioyo dan Kityo. Daerah Mimbong (Benuang) didiami pekerja dari Kun-tsu dan Tai-pu. Seorang bernama Liu Kon Siong yang tinggal dengan lebih dari lima ratus keluarganya mengangkat dirinya sebagai Tai-Ko di sana. Di San King (Air Mati) (Tengah-tengah Pegunungan) berdiam pekerja dari daerah Thai-Phu dan berada di bawah kekuasaan Tong A Tsoi sebagai Tai-Ko. Tiba di Mandor, Lo Fong menemukan pasar 220 pintu yang dimiliki oleh Mao Yien. Pasar 220 pintu ini terdiri dari 200 pintu pasar lama yang didiami masyarakat Tio Tjiu, Kti-Yo, Hai Fung dan Liuk Fung dengan Tai-Ko Ung Kui Peh dan 20 pintu pasar baru yang didiami masyarakat asal Kia Yin Tju dengan Tai-Ko Kong Mew Pak. Mao Yien juga mendirikan benteng Lan Fo (Anggrek Persatuan) dan mengangkat 4 pembantu dengan gelar Lo-Man. Mengetahui potensi besar untuk merubah hidup kelompoknya, Lo Fong mendirikan kongsi yang dikenal sebagai Lo Fong Kongsi. Lo Fong berniat melakukan penyerangan terhadap kongsi-kongsi yang ada. Namun, cara diplomasi dikedepankan Lo Fong. Suatu hari, Lo Fong mengutus Liu Thoi Ni untuk membawa surat rahasia kepada Ung Kui Peh dan Kong Mew Pak. Kedua kelompok ini terpaksa menyerah dan menggabungkan diri di bawah kekuasaan Lo Fong Kongsi tanpa pertumpahan darah. Takluknya berbagai kongsi oleh Lan Fong Kongsi, Lo Fong Pak kemudian mendirikan sebuah pemerintahan dengan menggunakan nama kongsinya, sehingga nama kongsinya menjadi nama republik, Republik Lan Fong, yang jika dihitung sejak tahun berdirinya, 1777, berarti sepuluh tahun lebih awal dari pembentukan negara Amerika Serikat (USA) oleh George Washington tahun 1787. Ketika Republik didirikan, warga kongsi ingin Lo Fong Pak menjadi Sultan (mengikuti sistem kesultanan Sambas dan Mempawah), namun ia

menolak dan memilih kepemerintahan seperti sistem kepresidenan. Lo Fong Pak terpilih melalui pemilihan umum untuk menjabat sebagai presiden pertama, dan diberi gelar dalam bahasa Mandarin Tang Chung Chang atau Presiden. Ibukota Republik ini adalah Tung Ban Lut (Mandor). Menurut konstitusi negara ini, baik Presiden maupun Wakil Presiden harus merupakan orang Hakka yang berasal dari daerah Ka Yin Chiu atau Thai Pu. Benderanya berbentuk persegi empat berwarna kuning, dengan tulisan dalam bahasa Mandarin Lan Fang Ta Tong Chi. Benderanya berwarna kuning berbentuk segitiga dengan tulisan huao (Jenderal). Para pejabat tingginya memakai pakaian tradisional bergaya China, sementara pejabat yang lebih rendah memakai pakaian gaya barat. Pada masa pemerintahannya, Lo Fang Pak telah menjalankan system perpajakan, dan mempunyai kitab undang undang hukum, menyelenggarakan system pertanian dan pertambangan yang terarah, membangun jaringan transportasi, dan mengusahakan ketahan ekonomi berdikari lengkap dengan perbankannya. Sistem pendidikan tetap diperhatikan bahkan semakin dikembangkan. Republik Lan Fang mencapai keberhasilan besar dalam ekonomi dan stabilitas politik selama 19 tahun pemerintahan Lo Fong Pak. Dalam tarikh negara samudera dari Dinasti Qing tercatat adanya sebuah tempat dimana orang Ka Yin (dari daerah Mei Hsien) bekerja sebagai penambang, membangun jalan, mendirikan negaranya sendiri, setiap tahun kapalnya mendarat di daerah Zhou dan Chao Zhou (Teo Chiu) untuk berdagang. Sementara dalam catatan sejarah Lan Fong Kongsi sendiri terungkap bahwa setiap tahun mereka membayar upeti kepada Dinasti Qing seperti Annan (Vietnam). Di negara baru yang dikelilingi rumah-rumah panjang orang Dayak ini, Lo Fong kemudian membangun rumah untuk rakyat, majelis umum (Thong) serta pasar. Lo Fang Pak berusaha menyatukan semua orang golongan Hakka di daerah yang dinamakan San Shin Cing Fu (danau gunung berhati emas). Presiden Lan Fong merebut paksa kekuasaan Tai-Ko Liu Kon Siong di daerah Min Bong (Benuang) sampai ke San King (Air Mati). Sejak abad 18, Lo Fong

kemudian menguasai seluruh wilayah pertambangan emas Liu Kon Siong dan pertambangan perak Pangeran Sita dari Ngabang. Presiden Lo Fang Pak wafat pada tahun 1795, dimakamkan di Sak Dja Mandor. Pada masa Presiden Liu Tai Er (Hakka: Liu Thoi Nyi), Belanda mulai aktif melakukan ekspansi di Indonesia dan menduduki wilayah tenggara Kalimantan. Liu Tai Er terbujuk oleh Belanda di Batavia (kini Jakarta) untuk menandatangani suatu pakta non-agresi timbal-balik. Penandatanganan pakta tersebut praktis berarti menyerahkan rezim Lan Fong ke dalam kekuasaan Belanda. Belanda berhasil menduduki Republik Lan Fang, walaupun kongsi tersebut terus mengadakan perlawanan selama 4 tahun, tetapi akhirnya dikalahkan, menyusul kematian Liu Asheng (Hakka: Liu A Sin), presidennya yang terakhir. Selain itu, munculnya pemberontakan penduduk Dayak semakin melemahkan pemerintahan Lan Fong. Di Lamoanak, seratusan Dayak menyerang pusat pemerintahan Lo Fong Pak di Mandor. Bersama warga lainnya dari Tiang Aji, Bangkawe, Saringkuyakng, dll, mereka secara membabi buta melakukan perlawanan. Perlawanan Dayak mereda setelah Republik Lan Fong meminta bantuan Belanda, dan memaksa kelompok Dayak ini melarikan diri hingga ke Sungai Ambawang dan mendirikan perkampungan disana, hingga hari ini. Pasca perlawanan kaum Dayak ini, secara perlahan, Republik Lan Fang juga kehilangan otonomi dan menjadi sebuah daerah protektorat Belanda pada tahun 1885 dan membuka perwakilannya di Mandor. Namun, sungguhpun demikian, Belanda tidak otomatis menguasai seluruh kekayaan republik, karena takut akan reaksi keras dari pemerintahan Ching di Tiongkok. Belandak tidak pernah menyatakan secara terbuka mengumumkan telah menguasai Republik Lan Fang, dan tetap membiarkan salah

satu dari keturunan Lan Fang menjadi pemimpin di negara ini. Baru setelah terbentuknya Republik of China (Cung Hwa Ming Kuok) pada tahun 1911, pada tahun 1912 Belanda secara resmi menyatakan menguasai daerah itu (Republik Lan Fang). Tak disangka, keturunan republik terus melakukan konsolidasi. Pada tahun 1914, bertepatan dengan Perang Dunia I, keturunan republik ini melakukan pemberontakan bersenjata, yang dikenal dengan Peran Sam Tiam (tiga mata, tiga kode, tiga cara) di Mandor Mempawah, Anjungan, Sei Pinyuh, Purun, Toho, Sanking, Binuang, dan Lamoanak. Mereka juga dibantu oleh masyarakat Melayu dan Dayak yang dipaksa untuk ikut. Pemberontakan ini baru berakhir tahun 1916 dengan kemenangan di pihak Belanda. Mengenang

prajuritnya yang gugur selama peperangan ini, Belanda mendirikan tugu peringatan di Mandor. Seiring dengan dikuasainya Republik Lan Fang oleh Belanda, orang-orang dari republik ini kemudian melarikan diri ke Sumatra. Orang orang Lan Fang yang lari ke Sumatra bergabung lagi di Medan. Dari sana mereka menyebar ke Kuala Lumpur dan Singapura. Menurut catatan Rahman (2000:123), melalui Keputusannya 4 Januari 1857, Belanda memasukkan kembali distrik Cina di Mandor ke dalam wilayah Kesultanan Pontianak. Alasan formal dari penyerahan itu adalah sebagai imbalan atas “kebijaksanaan” Sultan Usman yang “tidak berpihak” atas kasus kekacauan kongsi cina di Mandor pada 1850. Motivasi penyerahan itu sebenarnya lebih disebabkan oleh

kesulitan Pemerintah Kolonialisme Belanda menghadapi perlawanan anggota sub kelompok etnis Dayak, anggota komunitas dan kongsi Cina terhadap Belanda yang sewenang-wenang menanam kuku kolonialismenya dan memonopoli dalam pengeksploitasian pertambangan emas di Mandor. Salah seorang dari keturunan langsung Republik Lan Fang di Mandor ini, adalah Lee Kuan Yew, yang pernah menjadi Perdana Menteri Singapura. Ditangan Lee Kuan Yew, kelompok Hakka yang minoritas di Singapura, menjadi pemegang peranan penting dalam mendirikan Republik Lan Fang yang kedua di Singapura modern, hingga hari ini.< (bersambung)

<Sketsa Istana Presiden Republik Lan Fang di Mandor

Nama - Nama Presiden Republik Lan Fang di Mandor No

Nama Presiden

Masa Jabatan

Peristiwa Penting

1

Lo Fong Pak

1777-1795

Pendiri dan Presiden pertama

2

Kong Meu Pak

1795-1799

Republik melakukan peperangan dengan Kerajaan Mempawah

3

Jak Si Pak

1799-1803

Republik melakukan peperangan denga Orang Dayak di Lamoanak

4

Kong Meu Pak

1803-1811

Tidak ada keterangan

5

Sung Chiap Pak

1811-1823

Ekspansi tambang emas di Ngabang

6

Liu Thoi Nyi

1823-1837

Belanda masuk dan mulai berpengaruh di Mandor

7

Ku Lik Pak

1837-1842

Konflik dengan Panembahan Suta di Landak dan mulai berkurang hasil emas

8

Chia Kui Fong

1842-1843

Meninggal karena pemberontakan ketua-ketua Kongsi

9

Yap Thin Fui

1843-1845

Meninggal karena pemberontakan ketua-ketua Kongsi

10

Liu Kon Sin

1845-1848

Republik melakukan lagi peperangan dengan orang Dayak di Binuang, Sangking, dll

11

Liu A Sin

1848-1876

Ekspansi lagi ke kawasan Landak (Ngabang)

12

Liu Liong Kon

1876-1880

Meninggal karena pemberontakan ketua kongsi di San King

13

Liu A Sin

1880-1884

Republik di bubarkan oleh Belanda

PADAPURATN simpado <Penerbit: CV. Simpado Press <Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Yohanes Supriyadi, SE <Wakil Pemimpin Redaksi/Kordinator Liputan: Agustinus, S.Pd <Redaktur Ahli: DR.Herculanus Bahari Sindju, Ir. Kristianus Atok, M.Si, dr.Damianus Hipolitus, A.A. Mering, SH <Redaktur: Rudi, Petrus Erus, Mikael, SH, Matias Timus, Inosensius <Iklan dan Sirkulasi: Sukandi, SE <Keuangan dan Administrasi: Setevania <Pracetak / Grafis / Layout: : Hendrikus Endi, S.Kom <Biro Ngabang-Jelimpo: Inosensius (kepala), Nikolaus, Sudirto <Biro Sengah Temila-Sebangki-Mandor: Adrianus Basri (Kepala), Aloysius, N. Supardi, Abdul Aziz, Ferry, Fabianus, Hermanto <Biro Menjalin-Mempawah Hulu-Sompak: Mikael P Aris (Kepala), Heruwandi Using, Sunawar Owat, Agustinus Paci, Jamal Sompak <Biro Menyuke-Meranti-Banyuke Hulu: Mathias Timus (Kepala), Rudi Hartono, Longkin, Budi Santoso, Supardi <Biro Air Besar-Kuala Behe: Rudi (Kepala), Petrus Erus <Alamat Redaksi: BTN Bali Permai H 2 Ngabang, Kabupaten Landak Kalbar <Email : redaksi_simpado@yahoo.co.id

WARTAWAN DAN KONTRIBUTOR SIMPADO DALAM MENJALANKAN TUGAS JURNALISTIKNYA SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU PERS, DILUAR DARI ITU BUKAN TANGGUNG JAWAB KAMI. TERIMA KASIH.


Batangan Landak Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

Ngabang - jelimpo

Sebelum 60 Hari Setelah Lahir, Akta Kelahiran Gratis

<Fernandus Nyipendi, S.Sos - Kepala Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kab. Landak. NGABANG-Simpado Saat ini Pemkab Landak akan melakukan sosialisasi UU No. 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan kemudian ditindaklanjuti Peraturan Presiden No.25 tahun 2008 tentang persyaratan dan tata cara pendaftaran penduduk dan catatan sipil

targetnya 2011 warga harus memilikik Akta Kelahiran, jika tidak secara de jure tidak diakui sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Landak, Fernandus Nyipendi, S.Sos menyatakan pembuatan akta kelahiran sebelum 60 hari setelah lahir tidak dipungut biaya alias gratis. Selanjutnya, bagi yang sudah lewat 60 hari juga gratis tapi dikenakan denda yang nominalnya disesuaikan dari Peraturan Daerah (Perda). “Jadi tahun ini Perda No.06 tahun 2003 tentang retribusi biaya cetak blangko, KTP. KK dan Akta akan direvisi. Khusus untuk akta kelahiran akan direvisi karena gratis, sebelumnya biaya retrribusi Rp.12.500,” kata Nyipendi. Dilanjutkannya, akta Kelahiran merupakan bukti otentik seseorang untuk memperoleh status kewarganegaraan yang sah. Selain itu merupakan upaya Perlindungan hukum awal bagi seorang anak. Meskipun Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak, melalui Keputusan Presiden No.36 tahun 1990 yang berkomitmen terhadap perlindungan anak,ternyata pencatatan kelahiran anak belum terselenggara sepenuhnya. Sebanyak 60% anak Indonesia tidak punya Akta Kelahiran. “Saat ini pemerintah pusat telah mencanangkan program bahwa pada tahun 2011 semua anak di indonesia tercatat kelahirannya. Wahana Visi Indonesia sebagai organisasi yang

berfokus pada pemenuhan kesejahteraan anak, sangat mendukung upaya pemerintah tercapainya tahun 2011 semua anak Indonesia tercatat kelahirannya,” katanya. Baru 10% yang memiliki Akte Kelahiran Ditempat terpisah, Kepala Bidang Catatan Sipil Disdukcapil Landak, Thomas Aquinas, S.Sos menyatakan penduduk yang memiliki Akte Kelahiran di Kabupaten Landak hanya sekitar 10, 95 persen saja. Jadi, kita akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui para camat dan muspida, bidan di puskesmas, kepala sekolah mulai SD-SMA dan stakeholder lainnya untuk ikut berperan untuk mensosialisaikan pentingnya akta kelahiran,” ujarnya. Ditegaskannya, jika sampai per Januari 2011 masih ada warga yang tidak tercatat kelahirannya, maka secara de jure keberadaanya dianggap tidak ada oleh negara. Akibat hukumnya bahwa, anak yang lahir tersebut tidak tercatat namanya, silsilah dan kewarganegaraanya. “Semakin banyak anak yang tidak tercatat kelahirannya dalam akta kelahiran, maka anak makin tidak terlindungi keberadaanya,” kata Thomas. Menurut dia, banyak permasalahan anak terjadi karena berpangkal pada manipulasi indentotas anak. Semakin tidak jelas identitasnya, semakin mudah anak menjadi korban perdagangan,

tenaga kerja dan kekerasan. Semakin cepat anak tercatat identitasnya, anak akan makin terlindungi keberadaannya oleh negara. “Jadi, semakin cepat anak tercatat, akan semakin cepat pula diperoleh data anak untuk perumusan kebijakan khususnya dalam konteks perlindungan anak,” jelas Thomas. Untuk itu, ia berharap kepada masyarakat Kabupaten Landak bagi yang belum tercatat kelahirannya, agar segera diurus melalui Disdukcapil. Karena saat ini sudah ada payung hukum yang ditargetkan 2011 harus tercatat kelahiran warga semua. Ia menambahkan, selama ini warga kabupaten Landak hanya baru 10 persen lebih yang memiliki akta kelahiran, jika dilihat mereka tidak mau membuat bukan karena alasan mahal atau rumit dalam pengurusannya. Melainkan, tidak ingin tahu pentingnya akta kelahiran. “Kadang baru mau ada keperluan untuk akak sekolah dan lainnya, baru mereka membuatnya,” ujar Thomas. Menyikapi masalah banyaknya warga Landak tak ber akta kelahiran, maka akan gencar melakukan sosialisasi. Bila perlu akan melakukan MoU atau kersajama dengan Dinas Kesehatan Landak. Artinya, bidan atau petugas kesehatan yang melakukan persalinan bila langsung membantu menguruskan akta kelahiran si anak yang baru dibantu persalinan tersebut. “Jadi, kita rencana akan MoU dengan Dinas Kesehatan,” tandas Thomas.< (Rudi/SIMPADO)

Target 6 Besar di POPDA Provinsi g Biar

lebih berkualitas, akan melakukan Training Centre bagi atlet

NGABANG, Simpado Setelah berlangsung selama 3 hari, Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Landak tahun 2009 akhirnya ditutup resmi oleh Drs, Lukas Kanoh,MM, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Landak di Hotel Hanura Ngabang, (24/6). Dalam sambutannya, Lukas Kanoh menyatakan POPDA ini merupakan event pertama bagi kantornya di DISPORABUDPAR karena sebelumnya, agenda ini dilaksanakan oleh Bidang PLS Dinas Pendidikan. “karena itu, kekurangan seyogyanya dimaklumi” ujar mantan Kadis Pendidikan Landak ini. Dilanjutkannya, bagi yang berprestasi hendaknya terus berlatih agar kedepan semakin baik dan meraih juara, sedangkan bagi yang belum berhasil mendapat medali, teruslah berlatih. “jangan pernah putus asa, anggaplah kegagalan bagian dari pembelajaran hidup sehingga nanti akan menang dan berhasil” ungkapnya jujur. Pelaksanaan POPDA yang dilaksanakan mulai 22-24 Juni 2009, merupakan program tahunan sebagai implementasi UU No.3 tahun 2005 khususnya pasal 1 ayat 13 bahwa olah raga prestasi adalah olah raga yang membina dan mengembangkan olah raga secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bupati Landak Adrianus ketika dihubungi menjelaskan bahwa pelaksanaan popda dimaksudkan untuk menggali atlit berbakat dalam rangka meningkatkan prestasi di tingkat yang lebih tinggi. Apalagi saat ini kabupaten Landak sedang mempersiapkan Gedung Olah Raga yang bertaraf nasional, bukan tidak mungkin kita juga akan mencetak atlit- atlit nasional. “ Kita Terus berupaya melakukan pembinaan secara berkelanjutan dan diharapkan para pelatih olah raga harus berlomba melatih atlit untuk meraih prestasi di kesempatan yang ada” Ujar orang nomor satu di Negeri Intan ini. Lanjutnya, Potensi yang sangat besar utuk mengembangkan olah raga terletak pada pundak generasi muda yang memiliki kemampuan dasar fisik yang kuat, dan saya yakin generasi muda landak mampu meraih prestasi setinggi-tinggi apalagi didukung oleh

keadaan alam yang cukup untuk melatih fisik dan mental atlit. Menyangkut pembinaan atlit Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Lukas Kanoh ketika menutup acara Pekan Olah Raga Daerah menyampaikan beberapa catatan seputar pelaksanaan popda. Pertama,

harusnya menggunakan sepatu. Kesembilan, Pakaian atlit yang juga masih ada yang tidak memenuhi persyaratan mengingat ajang popda ini menuju prestasi; Kesepuluh Fisik kita harus berbenah, demikian juga mengenai postur badan yang sesuai dengan cabang-cabang olah raga.

<Pengalungan Medali kepada pemenang POPDA Kadisporabudpar Landak, Drs. Lukas Kanoh, MM Dalam pelaksanaan kegiatan itu 11 kecamatan berpartisipasi mengirimkan tim nya, dua kecamatan lainnya absen, yakni Menjalin dan Sompak. Kedua, Belum semua kecamatan mengirimkan atlitnya di cabang renang, barangkali disebabkab minimnya sarana dan prasarana yang menunjang olah raga ini di kecamatan, ketiga, Hasil POPDA catatan limit waktu masih jauh dari target. Keempat, Teknik dasar mengenai penguasaan start masih dalam rentang belum memuaskan, masih banyak altlit belum menguasai teknik dasar dengan baik. Demikian juga pada saat finis, masih banyak altlit ketika menjelang garis finis tidak mampu mencuri waktu, bahkan justru memperlambat. Khusus pada cabang renang banyak kelemahan dalam segi membalik badan, demikian juga mengenai gaya renang. Kelima, Teknik gaya lari masing jarak masih belum spesifik. Ketujuh, Lompat jangkit masih banyak yang kena dis, mengingat banyak perubahan aturan. Kedelapan, Sebagian besar para atlit menggunakan kaki ayam

Landak

2009

oleh

“ Seusai POPDA ini kita akan melakukan pembinaan hal teknis hingga mental untuk menuju POPDA Provinsi Kalimantan Barat yang direncaranakan 3-5 Agustus 2009. Target altetik untuk popda paling tidak Kabupaten Landak mampu masuk dalam peringkat 5 besar sehingga mampu mewakili Kalbar di Tingkat Nasional” Ujar Lukas. Ditempat yang sama, CH Dahor, Kepala Bidang Pemuda Olahraga DISPORABUDPAR Landak kepada Simpado menjelaskan bahwa atlet POPDA yang menjadi juara I disetiap cabang olahraga akan dikirim mewakili Kabupaten Landak di POPDA Provinsi Kalbar di Pontianak. 3 - 5 Agustus mendatang. “tetapi, ada beberapa juara I dari cabang olahraga yang tidak dikirim, karena perolehan limit waktu yang terlalu jauh dari limit nasional” ujar pria yang juga ketua panitia POPDA 2009 Kabupaten Landak ini. Dilanjutkannya, kontingen Kabupaten Landak di POPDA Propinsi agustus

mendatang menargetkan rangking 6 dari 14 Kabupaten/Kota se-Kalbar. “kita realistis saja, dari seluruh atlet kita, cabang atletik menjadi andalan medali emas, yakni Lari 100 meter putra dan putri serta renang. Untuk atlet lari 100 meter putri kita memiliki Helpina, dari Sebangki. Di POPDA Landak 2009 ini, ia berhasil dengan limit waktu 14’43”, beda 1 menit lebih dari rekor nasional yang hanya 13’00”. Kita juga punya Hendro, dari Sengah Temila yang di POPDA ini berhasil dengan limit 12’47”, selisih 1 menit lebih dari rekor nasional yang 11’20”. Mereka andalan kita nanti” lanjut pejabat low profile ini. Untuk mempersiapkan atletnya, DISPORABUDPAR Landak akan menggelar Training Centre (TC) di Ngabang, minimal minggu pertama Juli 2009 nanti. “karena itu, kami mohon dukungan penuh dari orang tua atlet, guru disekolah dan masyarakat Landak umumnya. Berikanlah waktu untuk atlet berlatih, dan jagalah kesehatan mereka dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat” ujar pejabat asal kampung Pate, Sengah Temila ini. Berikut ini adalah hasil perolehan medali di POPDA Landak, Peringkat ke1 Sengah Temila (7 emas, 4 perak, 5 perunggu),Peringkat ke-2 Ngabang (5 emas, 4 perak, 4 perunggu), peringkat ke-3 Jelimpo (5 emas, 1 perak, 2 perunggu), Peringkat ke-4 Mempawah Hulu ( 2 emas, 3 perak, 1 perunggu), peringkat ke-5 Meranti (2 emas, 2 perak, 1 perunggu) , peringkat ke-6 Air Besar ( 1 emas, 3 perak, 2 perunggu),peringkat ke-7 Mandor (1 emas, 2 perak, 1 perunggu), peringkat ke-8 menyuke ( 1 emas, 4 perak, 2 perunggu), peringkat ke – 9 Sebangki ( 1 emas, 1perunggu), peringkat ke- 10 Kuala Behe (1 perak) dan peringkat ke-11 Banyuke Hulu (1 perunggu). POPDA 2009 Landak yang berlangsung selama 3 hari ini ditutup dengan pengalungan medali emas, perak dan perunggu, pemberian piagam dan uang pembinaan atlet kepada para pemenang I, II dan III oleh Drs. Lukas Kanoh, MM, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Landak dan Kabid Pemuda Olahraga DISPORABUDPAR, CH Dahor.< (Yohanes Supriyadi & Agustinus Lanak / SIMPADO)

<Halaman 3

Biro Batangan Landak Inosensius (Kepala Biro/Hp. 0813 5231 3000) Sudarto Nikolaus Alamat : BTN Bali Permai Blok H1 No.2 Ngabang

KISAH KAMPUNG ANGAN TEMBAWANG JELIMPO-Simpado Di Kabupaten Landak, Kecamatan Jelimpo ada tempat bernama Desa Angan Tembawang. Di dalamnya terdapat miniatur kehidupan subsuku Dayak Angan. Masyarakatnya masih terus mewariskan adat istiadat untuk keselamatan dan kemakmuran penghuni kampung. Kendaraan roda empat yang kami tumpangi berusaha mendaki jalan tak beraspal menuju Desa Angan Tembawang. Sesekali rodanya amblas karena kondisi jalan yang rusak berat. Empat penumpang yang merupakan wartawan sudah kelelahan. Mereka telah menempuh perjalanan sepanjang 200 kilometer dari Pontianak, yang memakan waktu sekitar delapan jam. Namun semangat untuk mengenal Subsuku Dayak Angan lebih dekat mengalahkan rasa lelah tersebut. Sekitar pukul 16.00 WIB, rombongan tiba di Desa Angan Tembawang. Kami disambut tuan rumah yang juga Sekretaris Desa Donatus Dasol. Setelah berkenalan dengan tuan rumah, kami meluncur ke rumah Tumenggung Benua Angan Lorensius Lamat sekitar 200 meter dari tempat kami menginap. Kami diterima dengan baik oleh Tumenggung. Setelah memberitahu maksud kedatangan, Tumenggung lantas bercerita mengenai kehidupan masyarakat Dayak Angan. Benua Angan terdiri atas tujuh kampung, yakni Rumah Angan, Angan Bangka, Angan Tutu, Angan Landak, Angan Limau, Angan Pelanjau, dan Angan Rampan. Desa Angan Tembawang terletak di Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak. Cukup sulit menjangkau desa ini karena sarana transportasi jalan belum ada. Bahkan beberapa jembatan penghubung juga sudah rusak parah. Jarak tempuh dari Kota Ngabang sekitar 30 kilometer, yang bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan jalan kaki. Lamat menceritakan Dayak Angan telah empat kali berpindah sebelum menetap di aliran Sungai Angan. Sebelumnya Orang Angan mendiami tempat bernama Mawangk (Tembawang, red) Karangking. Namun di tempat itu, Orang Angan tidak bertahan lama. Mereka kemudian pindah ke Mpata. Di tempat ini, Orang Angan melakukan aktivitas berladang dan bersawah untuk mempertahankan hidup. Orang Angan memilih hidup di Mpata cukup lama. Namun, Mpata merupakan dataran rendah, maka banjir sering datang. Melihat kondisi itu, Orang Angan kemudian pindak ke Ma’ Mbansa. Mereka memilih tempat itu karena dekat dengan aliran Sungai Rentawan. Sungai ini mengalir hingga ke Sungai Landak. “Di Ma’ Mbansa, Orang Angan sering diserang oleh babi siluman,” kata Lamat. Rupanya serangan babi siluman itu membuat penghuni kampung resah. Mereka akhirnya tidak tahan terhadap serangan itu, karena ada beberapa warga kampung yang meninggal. Mereka kemudian memilih berpindah lagi. Tempat yang dipilih adalah aliran Sungai Angan, yang sekarang menjadi perkampungan Orang Angan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Be Aye. Hingga kini, mereka masih terus melestarikan budaya nenek moyang. Salah satunya adalah ritual adat ‘notongk’ yang dilakukan setiap tahun. Ritual ini untuk menghormati Abak (tengkorak manusia, red) yang dipusakakan. Bagi Orang Angan, upacara ‘notongk’ harus dilakukan untuk meminta perlindungan dan keselamatan terhadap seisi kampung.< (Budi / Kontributor SIMPADO)


Samahung Rama

Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

<Halaman 4

Biro Samahung Rama =Adrianus Basri - Ka. Biro (Hp. 0813 52631253) =Fabianus. D =Ferry =Aloysius Bolon =N. Supardi Alamat : Samping Gereja PPIK RT 5 No. 157 Desa Mandor Kec. Mandor

Ujian Perdana, SMK Negeri I Sengah Temila Lulus 100% SMA Negeri di Sengah Temila Lulus 100%, SMA Bhakti Senakin Tidak Lulus 2 Orang g

SENAKIN-Simpado Setelah sekian lama menunggu, siswa dan guru di SMK Negeri 1 Sengah Temila merasa lega, maklum bagi sekolah ini Tahun Pelajaran 2008/2009 merupakan tahun bersejarah karena kali perdana meluluskan siswa/siswinya untuk angkatan pertama. Sekolah yang berdiri tahun 2006 ini memiliki 2 jurusan yaitu Teknologi Hasil Pertanian dan Otomotif. Tampaknya dua jurusan ini dipilih mengingat Senakin merupakan salah satu Kawasan Unggulan Agrobisnis Terpadu (KUAT) di Kabupaten Landak dan tingginya pengguna barang elekronik dan mesin di kecamatan ini. Semula siswa yang akan mengikuti Ujian Nasional dari SMK 1 Sengah Temila berjumlah 50 orang, namun ketika hendak ujian 1 orang berhenti, sehingga yang berhasil mengikuti ujian dan lulus sejumlah 49 orang. “ Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2008/2009 Ini adalah Ujian Perdana bagi SMK Negeri 1 Sengah Temila, dan Puji Tuhan hasilnya sangat memuaskan” Kata Aliang selaku Kepala Sekolah dengan bangga. Nilai tertinggi untuk jurusan Teknologi Hasil Pertanian menenpati angka 31,52 atas nama Mosniati, sedangkan nilai tertinggi Jurusan otomotif 31,21 diraih oleh Belomario Talu. Rentang nilai yang tidak terlalu significan terhadap nilai terendah, untuk Tenologi Hasil Pertanian menduduki angka 28,14 dan nilai terendah otomitif 25,67. “Kami berupaya untuk Ujian Nasioanal di tahun berikutnya nilai yang diperoleh jauh lebih baik dari tahun sekarang, dan lulusan yang kami ciptakan adalah lulusan yang siap pakai” Kata Aliang mengakhiri ucapannya. Sementara itu, Di SMA Negeri 1 Sengah Temila peserta Ujian Nasional adalah 88 orang masing-masing Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam berjumlah 28 orang dan jurusan Ilmu Pengetahua Sosial berjumlah 60 orang. “ Seluruh siswa yang ikut ujian lulus 100%” kata Nurcholis dengan penuh semangat. Dijelaskan wakil kepala sekolah ini, nilai tertinggi untuk jurusan untuk IPA adalah 48,70 dan nilai terendahnya adalah 41,40, sedangkan untuk Jurusan IPS nilai tertinggi menempati angka 43,50 dan nilai terendah 35,20. Peringkat kelas berdasarkan hasil kelulusan tahun ini untuk kelas IPA Rangking I Timotius (48,70), rangking II Yasinta Kartono (48,40), dan rangking III Petrus Hendra (47,50). Sedangkan untuk Jurusan IPS rangking I Ardi Arduwantus (43,50), rangking II Hendrikus Susanto (43,05), dan rangking III Kristina Dinata (42,50). “ Hal yang sangat menggembirakan kami bahwa sejumlah anak yang berprestasi ada yang diterima di Fakultas Kedokteran hewan 1 orang, dan 4 orang diterima di Universitas tanjungpura semuanya diperoleh melalui PMDK” kata Nurcholis dengan bangga. Ketika ditanyai siapa siswa/i yang dimaksud, Nurcholis manjawab bahwa yang diterima di Fakultas kedokteran adalah Yasinta Kartono, dan di Untiversitas Tanjungpura adalah Mesi (fakultas Hukum), Oktavianus Jamil (fakultas Teknologi Lingkungan) Utin Pianta Sari (FKIP jurusan Kimia), serta Eli Ezer (FKIP jurusan Penjaskes). Tidak hanya itu siswa SMA Negeri 1 sengah Temila juga diterima di Jurusan Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak berjumlah 18 orang mereka adalah Yordanus Jean, Desylia Asmarita, Ria Irena, Kristian Arga, Anastasia Sunarti, Ardianus Ardi, Tarmiji Yulhaidri Asra, Wendi Kariadi, Kristina Dinata, Frengki Seherman, Deasy Nurliliyani, Arik Surianto, Utin Pianita Sari, Petrus Hendra, Oktavianus Jamil, Lidia Widiawati, Juro Purtawan Jaya, dan Hemni A. Chalik. Sekilas Peserta Ujian Nasional SMA Negeri 3 Sengah Temila lulus 100%. Nilai tertinggi menempati angka 41,05 diraih oleh Helena, disusul Lia 40,95, dan Ponia 40,70. Sedangkan SMA Bhakti Senakin yang jaraknya 100 meter dari SMA Negeri 1 Sengah Temila untuk Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam lulus 100% dari peserta 31 orang, sedangkan untuk Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial hanya mampu meluluskan 84 orang (97,67%) dari jumlah peserta ujian 86 orang. Kepala Sekolah SMA Bhakti Senakin Suketius Baon, BA ketika ditemui wawancarai Simpado menjelaskan bahwa siwa tertinggi di kelas IPA adalah David Jiensasidabariba dengan nilai 46,65 sedangkan nilai tertinggi untuk kelas IPS Padi Suseno dengan nilai 43,40.< (Aloysius Bolon & Ferry Bingge / SIMPADO)

Sengah temila - sebangki - mANDOR

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

Dua Tahun Berturut-turut, SMU Negeri I Mandor Lulus 100% MANDOR, Simpado Untuk tahun ajaran 2008-2009 ini SMUN I Mandor berhasil meluluskan siswa/i kelas tiga yang berjumlah 74 orang , 40 siswa/i dari jurusan IPA dan 34 siswa/i dari jurusan IPS. Seluruh siswa/i bersukacita setelah tanggal 17 juni 2009 kemarin menerima surat kelulusannya. Setidaknya ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi SMUN I Mandor yang terletak kurang lebih 200m masuk dari samping kantor kecamatan Mandor yang telah sanggup mempertahankan tingkat kelulusan 100 %, dan tahun ini merupakan untuk yang ke dua kalinya walaupun untuk tahun-tahun sebelumnya pernah hanya 70%. Pak Yanto S.Pd, guru bagian kesiswaan yang juga sebagai wakil kepala sekolah mengatakan bahwa metode mengajar yang dipergunakan adalah dengan menambah jam mengajar dan meberikan les atau pelajaran diluar jam sekolah bagi siswa/i kelas tiga. Adapun siswa yang berhasil memperoleh nilai murni tertinggi adalah Ahmad Surahmansah dari jurusan IPA dengan jumlah nilai rata-rata 42,35, dan Andika Rosadi dari jurusan IPS dengan

<Drs. Pialan - Kepala SMUN I Mandor jumlah nilai rata-rata 46,85. Dan nilai rata-rata yang terendah di sekolah tersebut adalah 34,90 dari jurusan IPA dan 35,95 dari jurusan IPS. Drs.Pialan, kepala sekolah SMUN I Mandor mengatakan jika metode yang dipergunakan selama dua tahun terakhir

ini sangat membantu untuk kelulusan siswa/i dan beliau juga akan tetap mempergunakan cara ini untuk kedepannya. Memang masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh sekolah yang juga berpengaruh bagi proses belajar yang kurang efektif bagi murid diantaranya adalah guru bidang studi fisika, kimia, agama protestan, penjaskes, sejarah, geografi, TIK, dan seni yang untuk sekarang harus ditangani oleh guru yang sebenarnya ditempatkan untuk mengajar di bidang studi lain. Selain itu sekolah juga belum mempunyai laboratorim sebagai sarana pendukung belajar. Kepala sekolah juga mengatakan jika yang menjadi kunci terhadap persentase kelulusan adalah anak murid itu sendiri, jika semua cara telah diberikan namun jika murid tidak mau mengikutinya maka semuanya akan sia-sia. Ketika dikonfirmasi salah satu lulusan yang mempunyai nilai murni tertinggi untuk jurusan IPA, Ahmad Surahmansah yang biasanya dipanggil Tole mengatakan jika dirinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian sekolah dan ia juga megatakan jika tambahan jam pelajaran memang sangat membantu. Siswa yang selalu mendapat rengking kelas sejak

dari SD sampai SMU sekarang ini memang patut ditiru semangat belajarnya. Anak dari Sadimo dan Sumiati ini berasal dari keluarga sederhana, sejak kelas tiga SD ia sudah mulai membiayai dirinya untuk dapat sekolah. Kegigihannya ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua mereka yang selalu memikirkan bagaimana nasib anaknya nanti karena mereka tidak mampu untuk membiayai jika anaknya mau meneruskan kuliah. Ketika ditanya mau meneruskan ke mana setelah tamat di SMU Ahmad mengatakan jika dirinya sebenarnya mau meneruskan ke sekolah kedokteran namun itu semua harus memakai biaya yang besar. Ia berharap kepada pemerintah untuk dapat memberikan perhatian atau beasiswa bagi orang sepertinya. Dan ia juga berharap jika untuk ke depannya nanti adik-adik kelas mereka juga mendapat sarana untuk praktek yang selama ini belun pernah ia rasakan di SMU. Untuk ajaran baru nanti SMUN I Mandor menerima murid sebanyak tiga local dan jika melebihi kapasitas maka akan diseleksi berdasarkan nilai ujian Nasional mata pelajaran SMP yang akan diambil dari nilai yang tertinggi.< (Adrianus Basri / SIMPADO)

Bupati Senang Bertemu Masyarakat Selutung SELUTUNG-Simpado Dikiri dan kanan perempuan paruh baya itu menggandeng kedua anaknya masih usia sekolah dasar setapak demi setapak menyusuri jalan, di depannya sudah ramai anak remaja berjalan kaki. Sesekali wanita itu menoleh kebelakang pertanda kehati-hatian memberi jalan kendaraan roda dua yang lewat. Sesekali dia menutup hidungnya karena debu jalan berterbangan akibat jalan yang masih berkerikil dan berpasir. Dijumpainya pula jalan sepanjang menuju tujuan penuh berbatuan dan berlobang. Sesekalipula ia menyeka keringatnya dengan tangan dan sesekali pula dia kembali menggengan erat tangan kedua anaknya, anak yang dicintai dan membawanya masuk ke gereja… “Ini rumah Tuhan Katanya”. Terlihat di depan pintu masuk gereja seorang kakek berbaju putih mengambil air kudus dan melingkarkan tanda salib. Kerut dikeningnya tampak jelas ketika dia menatap orang yang dinantikan tiba. “ Bupati datang…. Bupati Adrianus datang ke Kampung Kita!! ”. Demikian suasana menjelang peresmian Gereja Katolik ST.Fransiskus Asisi Selutung Kecamatan Mandor dihadiri oleh se Paroki Sei Pinyuh . Gereja yang berjarak 7 km dari Desa Kayuara diresmikan oleh Bupati Landak Dr.Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si pada minggu 14 Juni 2009. Ketua panitia Masdi selain menyampaikan kondisi gereja umat sebelum dibangun hingga gereja St. Fransiskus Asisi siap diresmikan , juga menyampaikan beberapa keluhan tentang keberadaan sekolah, keadaan guru dan beberapa bangunan pemerintah lainnya di Dusun Selutung. Menurutnya tidak hanya gereja dan umat saja yang perlu mendapat bimbingan rohani, tetapi banyak lagi hal lain yang butuh perhatian pemerintah terutama mengenai nasib anak-anak mereka yang mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar di dusunnya serta keadaan ekonomi juga perlu mendapat perhatian serius. Menanggapi keadaan nasib anak-anak di bangku Sekolah Dasar Adrianus memberikan kritikan keras kepada guru yang malas mengajar supaya kembali menjalankan tugas yang

diamanahkan kepadanya, karena jika hal itu terjadi akibat yang ditimbulkan sangat merugikan masyarakat terutama di Pedesaan yang sangat memerlukan pendidikan yang telah dibayar mahal oleh pemerintah dan bukan tidak

permasalahan hangat di Kecamatan Mandor akhir-akhir ini. Penambangan emas dan penebangan pohon tidak pernah dilarang oleh pemerintah,namun harus dilakukan dengan bertanggung jawab. Menurutnya yang bertanggung

<Bupati Landak meresmikan Gereja Katolik Selutung-Mandor mungkin perilaku tersebut dikategorikan sebagai tindakan korupsi yang harus diberantas. “ Sekarang banyak tututan guru kepada pemerintah yang dapat kita saksikan di media masa tentang kenaikan gaji dan tunjangan. Nyatanya jika sampai saat ini masih ada guru yang malas untuk datang mengajar di sekolah padahal yang dipergunakan untuk membayar mereka adalah uang dari masyarakat juga, lalu apa yang akan dituntut jika belum memberikan kepada masyarakat dengan maksimal ” Kata Adrianus dengan nada keras. Tidak hanya itu, yang terdengar nada-nada sumbang dari pegawai kantor kecamatan yang enggan menjalankan tugasnya, “Kita akan beri sangsi bagi pegawai negeri yang malas” Adrianus juga memberi penjelasan tentang persoalan Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) yang menjadi

jawab terhadap perbuatannya hanyalah manusia yang telah diberikan akal dan pikiran yang sehat. “Akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab dari limbah tambang dan penebangan pohon yang tidak teratur, membuat harga air semakin mahal. Untuk sekarang ini saja hampir di seluruh daerah bahkan di Pelosok Pedesaan selalu menyediakan minuman kemasan pabrik dengan berbagai merk dalam suatu acara bahkan untuk di rumah sendiri. ” Tungkas Adrianus. “ Mengenai penertiban PETI yang dilakukan oleh aparat Adrianus menjelaskan bahwa itu adalah perintah langsung dari Kapolri yang harus harus dijalankan oleh jajaran kepolisian di daerah dan bukan perintah dari Gubernur atau Bupati. Dari penertiban itu masyarakat diharapkan mengerti bahwa aparat tidak pernah membenci penambang emas tetapi penertiban

yang dilakukan dimaksudkan untuk kenyamanan kita bersama tanpa harus mengorbankan yang lainnya akibat dari dampak yang ditimbulkan. Dijelaskannya, dua tahun terakhir ini Pemda Landak telah meminta ijin kepada Mentri Pertambangan untuk menyediakan WPR (Wilayah Pertambangan Rakyat) agar masyarakat dapat bekerja dengan tenang walaupun masyarakat harus mengikuti aturan mainnya dan kelak masyarakat diajak untuk menanyakan hal tersebut kepada dinas pertambangan secara langsung. Bupati Landak yang dulunya pernah bercita-cita untuk menjadi Pastor ini sedikit berkotbah bahwa pemerintah adalah wakil dari Tuhan untuk mengatur segala yang ada di bumi ini agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. “Kepada masyarakat Selutung khususnya, yang mayoritas beragama Katolik sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita harus saling mengasihi baik antar sesama masyarakat maupun kepada pemerintah. Jika ada permasalahan harus dihadapi dengan kasih, dan tidak perlu demo membabi buta yang akan menjerumuskan kita kepada kejahatan dan bertentangan dengan hukum. Karena negara kita adalah negara hukum maka segala yang melanggar aturan hukum harus ditindak walaupun itu dilakukan oleh aparat sendiri, masyarakat tidak perlu takut untuk melapor” Katanya dengan tatapan tajam. Mengakhiri sambutannya, Adrianus memberikan aplausan kepada salah seorang penderma di Dusun Selutung yang telah berbuat banyak kepada gereja yang baru saja diresmikan itu sehingga rampung dan dapat dipergunakan oleh masyarakat Selutung untuk beribadah lebih layak lagi dan sikap seperti itu harus diteladani. Saya akan datang kembali di dusun Selutung karena saya lebih senang dekat dengan masyarakat apalagi jika diundang dalam acara tanam padi atau panen padi Kata Adrianus spontan diiringi dengan tepuk tangan umat Katolik St.Fransiskus Asisi Selutung.< (Basri/SIMPADO)


Samabue Karimawatn Sakayu' Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

menjalin - mempawah hulu - sompak

Duta Besar Vatikan Resmikan Gereja di Pak Kumbang SOMPAK-Simpado Sebuah gereja megah berdiri, tak jauh dari kampung besar. Pagi itu, belas ribu warga Katolik tumpah ruah, mereka ingin menyaksikan seremoni peresmian Gereja St Fansisikus Asisi Pak Kumbang, oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Leopold Girelli, Rabu, (20/5). Duta Besar, yang juga wakil dari Paus Benediktus di Roma ini didampingi oleh Bupati Landak, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si, Uskup Agung Pontianak, Mgr. Hieronimus Bumbun, OFM.Cap serta Asisten 1 Pemprov Kalbar, Drs. Ignatius Lyong,MM mewakili Gubernur Kalbar. Pada kesempatan itu, tamu Agung Duta Besar ( DUBES ). Vatikan, LEOPOLDO GRILLEI Ikut berdoa bersama digereja Santo Fransiskus Asisi, para Umat juga bersyukur dan berdoa bersama. Sekalian juga penerimaan Krisma, Santo Fransiskus Asisi Pakumbang juga menjadi pelindung dari gereja yang diresmikan tersebut. Ketua panitia peresmian, Bernadus, mengatakan, makna dari peresmian yang dilaksanakan yaitu mengembalikan bahwa Pak Kumbang pernah menjadi paroki dan akan kembali dijadikan Paroki otonom Pak Kumbang. "Pembangunan gereja ini tak lepas dari dukungan besar Bupati Landak DR Drs ADRIANUS ASIA SIDOT, M,Si, begitu besarnya dukungan beliau, baik secara material maupun dalam perlengkapan yang lainnya" ujarnya dalam sambutan tersebut. Sementara itu, Bupati Landak, dalam sambutannya mengatakan. Sebagai pemerintah, ia wajib memfasilitasi pembangunan rumah ibadat. "saya wajib mengayomi semua agama yang ada, termasuk agama katolik, karena saya

Biro Samabue Karimawatn Sakayu =Mikael, SH - Ka. Biro (Hp. 0813 5201 6323) =Agustinus, A.Ma =Jamal, S.Pd =Heruwandi =Sunawar Owat Alamat : Pasar Menjalin, RT 3/RW 11No. 41 Dusun Menjalin Hilir, Desa Menjalin Kec. Menjalin - Kab. Landak

JAMKESMAS : Bukti Perhatian Pemerintah

<Bupati Landak mendampingi Duta Besar Vatikan dalam Peresmian Gereja St. Fransiskus Asisi di Pak Kumbang Kecamatan Sompak. ingin menciptakan kesadaran pada umat pentingnya saling menghormati sesama umat manusia khususnya di Desa Pak Kumbang ini," ujarnya seraya menjelaskan bahwa sebagai umat

Katolik, dirinya juga wajib menghormati Peresmian Gereja ini juga pemeluk agama lain. " walaupun berbeda dimeriahkan oleh artis ibukota Jakarta, agama kita semua saudara yang harus Utha Likumahua, Roni Sianturi dan hidup berdampingan dengan damai" ujar Leoni.< (Jamal / SIMPADO) Bupati.

Peningkatan Kualitas Lulusan, SMKN 1 Mempawah Hulu Jalin Kerjasama dengan UPITPH dan UPIS MEMPAWAH HULU-Simpado Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan, SMKN 1 Mempawah Hulu akan menjalin kerjasama terpadu dengan UPITPH (Unit Pembenihan Induk Tanaman Pangan dan Holtikultura) dan UPIS ( unit pembenihan ikan sentral ) Anjongan, Kabupaten Pontianak. Hal ini dikatakan, Kepala SMKN 1, Drs. Fiktorius, kepada Simpado beberapa waktu lalu. Menurut pria asal Kapuas Hulu ini, kerjasama tersebut dilaksanakan untuk memperlancar praktek dilapangan bagi ratusan siswa disekolahnya. Sebagai sekolah baru, SMKN 1 Mempawah Hulu

<Halaman 5

berharap, Dinas Pendidikan tahun depan dapat menyediakan kebutuhan alat praktek siswa dan mengisi laboratorium yang sudah disediakan, baik Laoboratorium Pertanian maupun Laboratorium Perikanan. Dijelaskannya, siswa angkatan pertama tahun ajaran 2007 / 2008 berjumlah 162 siswa, yang terdiri dari 5 kelas. 3 kelas pertanian, dan 2 kelas Perikanan. "Kedepan, kami akan memfungsikan aliran Sungai Mempawah dan Sungai Sailo untuk praktek pembenihan ikan air tawar" ujarnya tersenyum.< (Agustinus Paci / SIMPADO)

SOMPAK-Simpado Jaminan kesehatan masyarakat, atau biasa dikenal dengan Jamkesmas, sangat membantu masyarakat kurang mampu di Kabupaten Landak. Jamkesmas ini, merupakan kartu penjamin atau kartu berobat bagi warga yang ingin berobat dirumah sakit pemerintah. Demikian dikatakan Sani, tokoh masyarakat Berinang kepada Simpado, belum lama ini. Menurut Sani, yang juga Kepala Dusun Berinang, ia sendiri pernah mengunakan kartu jamkesmas ketika mengantar istrinya berobat ke RSUD dr Rubini Mempawah setelah mendapat rujukan dari Puskesmas Sompak. ôternyata, kartu ini sangat membantu kami" ujarnya. Sani tinggal di kampung Berinang Desa Pauh Kec, Sompak yang memiliki 104 KK. Di dusun ini terbagi 2 kampung yaitu Kampong Berinang (80 KK) dan Kampung Lutukng (24 KK). Menurut Kepala Dusun ini, tidak semua warganya memiliki Jamkesmas, kalaupun ada beberapa data salah, antara lain nama dan tanggal lahir yang berbeda. Untuk keluarganya sendiri, hanya mendapatkan 1 kartu saja, padahal ia berjumlah 6 orang. "artinya, ada 5 orang keluarga saya yang tidak mendapatkan jamkesmas" ujarnya. Ia berharap, pemerintah dapat memberikan semua warga kartu jamkesmas ini, agar semuanya dapat keringanan ketika berobat dirumah sakit milik pemerintah.< (Jamal/SIMPADO)

Media Dari, Oleh dan Untuk Komunitas g Kisah Penting dari Kampung <SMK Negeri I Mempawah Hulu Kab. Landak

KPMD Gelar Voter Education di Rees MENJALIN-Simpado Meningkatkan kualitas dan partisipasi politik rakyat dalam Pemilihan Presiden 8 juli mendatang, Koalisi Masyarakat untuk Pemilu Demokratis (KPMD) Kalimantan Barat menggelar kegiatan voter education atau pendidikan pemilih diberbagai kampung diwilayah Kabupaten Landak, salah satunya yang digelar KPMD di Kampung Rees Kecamatan Menjalin, Jumat (26/6). KPMD yang merupakan gabungan dari berbagai organisasi non pemerintah di Kalbar menggelar kegiatan ini sejak digelarnya Pemilu legislatif April 2009 lalu, hingga Pilpres. Demikian sambutan Mikael, SH, Koordinator KPMD wilayah Kabupaten Landak ketika ditemui disela-sela acara. Dituturkan aktivis Yayasan Pangingu Binua ini, ada 3 materi penting yang < Pendidikan Pemilih di Desa Rees Kec. Menjalin, kegiatan ini dilaksanakan oleh mereka sampaikan, yakni demokrasi KPMD yang didukung oleh UNDP dan Pemilu, Menjadi pemilih yang

cerdas serta tata cara pemungutan suara di TPS. Kegiatan ini dilaksanakan di gedung SDN 21, Kampung Rees yang dihadiri 30 warga, laki-laki dan perempuan. Sedangkan dari KPMD, selain Mikael, SH, juga ada Sekundus, Rizky dan Juliaty. Ketika ditanya posisinya di KPMD, pria yang akrab dipanggil Pak Aris ini menuturkan bahwa ia merupakan aktivis independen. “Kami memiliki prinsip dasar independen, olah karena itu saya tidak memihak salah satu pasangan Capres yang akan bertarung nanti. Tetapi sebagai warga negara, saya akan gunakan hak pilih saya di TPS” ujarnya. Dijelaskannya, pekerjaan mereka di KPMD berangsung sejak 10 Jaret s/d 30 Juli 2009. Dengan demikian, lanjutnya, kami hanya temporar saja, tidak mengikat..< (Heruwandi/SIMPADO)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PAHAR MENJALIN MENERIMA SISWA/I BARU TAHUN AJARAN 2009/2010 JURUSAN : 1. AKUNTANSI 2. ADMINISTRASI PERKANTORAN TANGGAL PENDAFTARAN : 1 JULI S/D 17 JULI 2009 PUKUL 08.00 - 15.30 WIB Untuk Informasi Lebih Lanjut, Hubungi : DRS. LORENSIUS (HP. 081345354927) - ALEXANDER, A.Md (HP. 085245219035)

MENJALIN-Simpado “Ssst. Mas wartawannya sudah datang..,” Awalnya jengah juga mendengar celetukan demikian. Apalagi yang mengatakan beberapa warga yang telah lanjut usia, dan dengan keseriusan seperti menghadapi wartawan dari penerbitan besar.s Untuk warga desa, dengan hanya membawa kamera pocket dan notes kecil, mereka sudah menyebut kami “wartawan”. Padahal kami bukanlah pewarta dari Pontianak Post, Tribun atau Kapuas Post, apalagi Kompas. Kami pemburu berita dari sebuah tabloid kecil kelas kampung yang bernama Tabloid Simpado . Media komunitas, barangkali istilah tersebut yang bakal diterakan pada Simpado oleh para pemerhati penerbitan. Secara sederhana istilah tersebut bisa didefinisikan sebagai media dari, oleh dan untuk suatu komunitas. Bentuknya bisa beragam, mulai dari buletin, tabloid, stasiun radio dan bahkan stasiun televisi! Memang sejak reformasi, ratusan media bermunculan di Indonesia yang memanfaatkan momentum euforia itu. Tapi sementara itu tersebar pula sebuah pandangan bahwa perubahan lebih bermanfaat jika dilakukan dari lingkungan yang paling dekat, yaitu tempat tinggal kita sendiri. Dari pandangan inilah kemudian muncul media-media sederhana yang kemudian disebut media komunitas. Simpado hanya salah satu yang kemunculannya terinspirasi dari cara pandang ini. Sebelumnya tidak pernah ada media komunitas di Kalbar. Bersama dua puluh delapan teman dari 13 kecamatan di Kabupaten Landak, Simpado diterbitkan agar warga desa punya wadah untuk menyampaikan pikirannya. Dari masalah seserius sidang DPRD, atau sekedar guyonan khas desa. Impian kami saat itu, setidaknya 230.000 jiwa dari Kabupaten Landak tidak hanya menjadi penyantap berita, tapi juga pembuat berita. Berlabel “Tabloid Bulanan Simpado- Jujur-Kritis dan Aktual”, Simpado terbit perdana pada tanggal 17 Juni 2009. Sebagaimana kebanyakan media komunitas lainnya, penampilan Simpado relatif sederhana, buletin setebal 16 halaman ini untuk sementara kami gratiskan sepanjang tahun 2009.< (Mikael P. Aris / SIMPADO)


Bumi Patih Paramula Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

<Halaman 6

Biro Bumi Patih Paramula =M. Timus - Ka. Biro (Hp. 0813 5242 3037) =Budi Santoso, SP =Rudi Hartono =Supardi =Longkin Alamat : Depan SMPN Simpang Tiga Desa Untang - Simpang Tiga

TRADISI BALALE' TETAP DIPERTAHANKAN BANYUKE HULU - Simpado Masyarakat adat Dayak umumnya masih memegang erat persatuan ditengah komunitasnya yang kini mulai beragam. Balale', masih menjadi budaya leluhur yang tetap dipertahankan. Demikian dikatakan Dodi, warga Semade kepada Simpado, pekan lalu. Menurut tokoh pemuda ini, dengan balale masyarakat saling tolong menolong dan berinteraksi sosial satu sama lain dikampungnya. Untuk melihat prosesi balale', Dodi mempersilahkan masyarakat luar untuk melihatnya di sepanjang bulan juli-agustus setiap tahunnya. "Pada bulan itu, masyarakat desa yang ada di Semade beramai ramai membuka lahan untuk diladangi, tradisi berladang berpindah sudah cukup lama dikenal dari sejak nenek moyang kami" ujarnya. Bagi Dodi, tradisi balale' kini terancam hilang karena perubahan sosial ekonomi politik global. Masyarakat terkadang mengganti balale' dengan uang. Namun selain itu, tradisi perladangan juga terancam hilang karena penebanga hutan tak terkendali. "kita dapat saksikan, bahwa merusak ekosistem alam berarti merusak generasi masa mendatang" ujarnya sedih.< (Longkin SIMPADO)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

MENYUKE - MERANTI - BANYUKE HULU

POPDA Tahun Depan Kami Akan Perbaiki DARIT-Simpado Kecamatan Menyuke patut berbangga, dari 27 anggota kontingennya di arena POPDA Landak 22-24 Juni 2009 di Ngabang, 7 medali berhasil diraih dengan gemilang. Ketujuh medali ini direbut dari 4 cabang olahraga yang dipertandingkan dengan beragam spesialist; yakni Lempar Lembing Putri, Lompat jauh putra, Lari 800 meter putra, Lari 1.500 meter putra, Lari 5.000 meter putri, Lempar Cakram putra dan Lari 100 meter putri. Menurut Sarius, Official atlet POPDA Menyuke, seluruh anggota sangat puas dari hasil yang diraih. "kami puas, karena sebelumnya kami tidak yakin akan mendapat 7 medali karena minimnya

persiapan," ujar guru SMAN 1 Menyuke ini. Dilanjutkannya, semangat juang anak didiknya yang membuat mereka juara. Ketika akan berangkat, mereka begitu bersemangat, walau kami menyadari keberangkatan kami penuh keterbatasan. Ditempat sama, Saripin, Pengawas PLS yang juga ketua kontingen Kecamatan Menyuke menyatakan kedepan mereka akan mempersiapkan diri lebih dini sehingga di arena lebih siap dan menang. "kami optimis, POPDA tahun depan, kami akan unggul dari kontingan kecamatan lain" ujarnya tergelak.< (Yohanes Supriyadi/ SIMPADO)

<Penerima medali Kontingen Menyuke.

Pemda Landak Telah Menyediakan Lokasi Polsek Banyuke Hulu BANYUKE HULU-Simpado Salah satu bentuk keseriusan Pemerintah Daerah (Pemda) Landak dalam menciptakan kondisi keamanan di daerahnya adalah dengan menyediakan lokasi untuk pembangunan Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Banyuke Hulu. Lokasi yang disediakan oleh Pemda itu sendiri berada di Jalan Raya Simpang Tiga Darit, Desa Untang. Hal ini diketahui ketika wartawan ini meliput langsung di lokasi yang mana pada saat itu didatangi oleh perwakilan Mabes Polri yang diwakilkan oleh dua orang anggota Polda Kalbar yakni Suharjo dan Marsianus Ajau serta satu orang perwakilan dari Polres Landak, Harianto. Kunjungan tersebut dilakukan pada tanggal 21 April 2009 lalu. Lokasi ini menurut Harianto telah dibeli pihak Pemkab kepada masyarakat setempat kurang lebih

satu hektar. Dalam kunjungan itu, perwakilan dari Mabes Polri melakukan proses dokumentasi lokasi dan dalam kesempatan itu juga mereka mengadakan pertemuan dengan masyarakat yang hadir pada saat peninjauan. “Kami menyarankan agar masyarakat setempat dapat membantu percepatan pembangunan kantor Polsek dengan cara membuat surat aspirasi kepada Mabes Polri,� Pinta Marsianus mewakili dua orang lainnya kepada masyarakat setempat. Hal ini dimaksud agar masyarakat setempat dapat menikmati hasil pembangunan tersebut dan dapat semakin memperkuat situasi kondusif yang selama ini telah tercipta di Kecamatan Banyuke Hulu.< (Mathias Timus / SIMPADO)

Harapkan Tabloid SIMPADO Menjadi Lumbung Informasi Daerah BANYUKE HULU-Simpado Edisi pertama majalah daerah, Simpado kabupaten Landak ini disambut antusias oleh berbagai elemen masyarakat. Khususnya masyarakat di Kecamatan Banyuke Hulu, mereka mengharapkan media lokal tersebut dapat menjadi lumbung informasi daerah. Harapan itu keluar dari lontaran beberapa orang masyarakat setempat usai membaca Majalah yang satu ini. Martono adalah salah seorang diantaranya. Menurutnya, informasi-informasi seputar daerah Landak ini diharapkan bisa memunculkan ide-ide baru dalam mempercepat proses pembangunan Kabupaten Landak. "Dengan adanya informasi itu, masyarakat daerah ini setidaknya bisa saling mengetahui perkembangan atau kemunduran yang dialami sebuah kecamatan. Tentunya kedua hal itu akan menjadi sebuah pelajaran bagi kecamatan satu dengan yang lainnya," ungkapnya belum lama ini. Sementara itu, Kepala Desa Tembawang Bale yang dikediamannya akhir Juni lalu memberikan apresiasi yang tinggi bagi para penggagas majalah ini. Menurutnya, penerbitan majalah ini merupakan sebuah terobosan brilian dalam menunjang pembangunan di Kabupaten Landak. "Informasi sangat dibutuhkan karena Informasi merupakan jendela untuk mengetahui setiap perkembangan daerah kita sendiri," terangnya. Berpendapat yang sama, Yohanes, Kaur Pemerintahan Desa Untang mengamini kedua pendapat sesama warga Banyuke Hulu tersebut. "Salah satu indikasi daerah bisa dikatakan maju ialah dimana daerah tersebut telah memiliki media informasi dalam masyarakatnya," jelas Yohanes. Ia menyambut gembira dengan kehadiran Majalah Simpado tersebut. Ia merasa yakin bila daerah ini akan cepat berkembang dengan kehadiran Majalah Lokal ini karena informasi yang disajikan dapat menjadi penyanding informasi dari berbagai media lain yang telah ada.< (Mathias Timus / SIMPADO)

< Martono ketika membaca Tabloid SIMPADO


Pade Manangar Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

Air Besar - kuala behe

PNPM Air Besar Sudah Pada Tahapan Pagas SERIMBU-Simpado Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) telah 3 (tiga) tahun anggaran berjalan di kecamatan Air Besar,yaitu tahun anggaran 2007,2008. dan tahun 2009. Anggaran 2007 dan 2008 telah mendanai 16 (enam belas ) Desa di Kecamatan Air Besar yaitu Nyari , Tenguwe ,Temoyok, Semuntik, Engkadik Pade, Sepangah, Engkangin, Tengon, Sempatung, Serimbu, Jambu, Sekendal, Parek, Dange Aji, Bentiang, dan Merayuh. “Semua Desa di Kecamatan Air Besar telah terdanai oleh PNPM. Masyarakat tentunya telah merasakan manfaat dari sarana dan prasarana yang telah di bangun oleh PNPM” ujar Eddy Sumartono.SH, Fasilitator kecamatan kepada Simpado. Menurut Eddy, untuk anggaran 2009 masih dalam proses pengalian gagasan (PAGAS ), Musyawarah Desa khusus perempuan (MDKP) dan musyawarah Desa Perencanaan (MDP). Menyambut program PNPM ini masyarakat di Kecamatan Air besar merasa terbantu melalui program-program yang tepat sasaran. “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada PNPM karena masyarakat telah merasakan pelaksanaan program ini dengan

sebaiknya karena manfaatnya sangat besar dalam membangun Kecamatan Air Besar ” Kata Siused yang juga Ketua Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD). Siused mengungkapkan kerinduan masyarakat di Kecamatan Air Besar sudah lama sekali untuk mendapat kucuran dana dari program seperti ini yang manfaatnya sangat besar sekali di rasakan oleh masyarakat dan dalam program ini masyarakat merasa sangat dilibatkan dalam prosesnya; karena di rencanakan ,di laksanakan dan di awasi oleh masyarakat langsung. Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan olah PNPM di Keecamatan Air Besar di tahun 2007 adalah pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi Pembangunan PLTA di Dusun tauk ,Desa engkangin; Pembangunan Jembatan Gantung di Dusun Pijang DesaDange Aji; Pembangunan Sarana air Bersih di Dusun Upas Desa tengon; Pembangunan Sarana Air bersih di Desa Jambu Tembawang; Pembangunan jalan dan Jembatan di Dusun Upas Desa Tengon; Pembangunan Jembatan Gantung di Desa Engkangin sedangkan untuk Simpan Pinjam Perempuan (SPP) antara lain SPP Angrek biru Desa serimbu, SPP Mekar Lesteri Desa Tenguwe, SPP Dahlia Temoyok.

Total anggaran dana PNPM-PPK 2007 Rp 1.250.000.000,Untuk Kegiatan PNPM tahun 2008 pembangunan sarana dan pra sarana yang meliputi Pembangunan sarana air bersih di Dusun Nyake Desa nyari, Pembangunan Jembatan Gantung di Dusun Unjak Desa Sempatung, Pembangunan jalan rabat beton di Dusun Hanura Desa Serimbu, Pembangunan Jembatan Gantung di Dusun Perbuak Desa Merayuh, Pembangunan Rehap Jalan dan Jembatan di Desa Engkadik Pade, Pembangunan sarana air bersih di Dusun Jangkak Desa Parek, Pembangunan rehap jalan di Desa Sekendal, Pembangunan Jembatan gantung di Desa Temoyok, Pembangunan Jalan Rabat beton di Dusun Tepo Desa Sepangah, Pembangunan sarana air bersih di Desa Bentiang, Pembangunan sumur boor di Desa Semuntik, Pembangunan Rehap Jalan di Desa Tenguwe, Sedangkan untuk Simpan Pinjam Perempuan ( SPP ) antara lain SPP Mawar Berduri di Dusun Saham Desa Serimbu, SPP Mekar Lestari di Desa Engkadik Pade, SPP Beringin di Semuntik, SPP Semangat Arisan di Desa Sekendal. Total Anggaran PNPM-MP tahun 2008 Rp 2.500.000.000,-

Menurut Eddy, dana yang akan di kucurkan untuk anggaran 2009 Sebesar Rp. 2. 000.000.000,- (Dua milyar rupiah) dan nanti akan dikompetisikan pada MAD II (Musyawarah antar desa kedua )yang rencananya akan di adakan akhir bulan Juli 2009,dan bagi Desa yang mendapat rangking dalam kompetisi tersebut akan mendapatkan pembangunan yang di danai oleh PNPM tahun anggaran 2009. Dalam hal mengembangkan kelompok Simpan Pinjam Perempuan ( SPP ) akan dialokasikan dana sebesar Rp 225.000.000,- untuk dipinjamkan pada 9 ( sembilan ) kelompok SPP yang mengajukan proposal yang layak di kabulkan, Apabila dana tersebut tidak terserap di SPP maka akan dialihkan pada bangunan Fisik tegasnya Menurut Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) kecamatan Air Besar Bapak Ya’Rubai mengatakan bahwa PNPM di kecamatan Air Besar sudah dilaksanakan cukup baik dan perlu ditingkatkan lagi baik dari bangunan fisiknya maupun dari segi administrasinya sehingga program ini dapat berjalan terus di Kecamatan Air Besar yang akan di laksanakan sampai pada tahun 2015.< (P.Erus/SIMPADO)

Cerita Kami, Cerita Pulo SERIMBU, Simpado Binua Pulo adalah Binua yang terdapat dihulu sungai Landak, Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak, tepatnya dihulu air terjun Riam Banangor. Binua Pulo berbatasan dengan Binua hilir Banangor, Sempantung, Tengon, Sekayam dan Sungkung. Binua pulo berbatasan juga dengan Desa Engkangin, Sempantung, Tengon, Sontes dan Sungkung. Selain itu, Binua Pulo berbatasan dengan Kec. Ngabang, Kab. Landak, Kec. Entikong, Kembayan, Beduwai Kab. Sanggau Ledo, Seluas, Sunti Sumorong, Siding Kab. Bengkayang. Berdasarkan cerita orang tua, penduduk asli yang tinggal di Binua pulo adalah suku Pulo, tempat asal mereka tinggal adalah di naga Tembawang Nyori, sekarang Desa Nyori. Asal usul penduduk pulo adalah berasal dari Enteruk/ Antuai yaitu berasal dari manusia bunyian/ manusia dari Antu. Kampung Antui berasal dari kata antu menurut sebutan penduduk yang tinggal ditempat tersebut, kemudian berkembang menjadi sebutan Antui sampai dengan sekarang. Suku pulo yang tinggal di nyori/ tembawang nyori diperkirakan sebelum penjajahan Belanda di Indonesia sampai sekarang. Kampung nyori berasal dari kata Nyori dalam bahasa untuyuk/ antuwi. Kata itu diambil dari sejenis tumbuhan yaitu anyali lalu kemudian diterjemahkan dalam bahasa Enteruk lalu kemudian menjadi nyori. Menurut Umit Gunawan (51), penduduk nyori bertempat tinggal di Dusun Hanura Desa Serimbu’, penduduk yang tinggal dikampung nyori adalah sebagi berikut : Ne’ Tareju, Buing, Ikok asal dari kampung karonang Menyuke datang di nyosi pada zaman bakayo. Keberadaan Binua ini dipelopori oleh : Ne’ Tabadang, Ne’ Tekong, Ne’ Kejor, Ne’ Longkok dan Ne’ Pangarah. Temenggung yang pernah berkuasa di nyori/ Binua pulo seperti : Ne’ Tareju, Ikok, Kuning 1930 -1950 an, Dokol 1950 – 1960 an, Resi 1960 – 1974 dan Usman Japar 1975 – sekarang. Dalam perkembangan kampung nyori selanjutnya, mereka hidup menyebar membuat perkampung baru dengan hidup berkelompok antara lain : Pertemuan nyake kemudian berkembang menjadi nyake tembawang. Kampung Nyake Tembawang, berasal dari kata yang menyebut sebuah sungai yaitu sungai Nyake dalam bahasa suku pulo/ nyori / enteruk. Lalu sekarang disebut menjadi kampung Nyake Tembawang. Jadi kampung nyake berasal dari pedalaman kampung nyori. Menurut sumber lain, yaitu Acap dan Gondet, penduduk kampung Nyake Tembawang, Binua Pulo adalah tanah yang pernah didiami dan ditinggalkan dari suku Enpalikng, ketika dulunya kampung mereka terkena musibah yakni penyakit sampar atau massa, penduduk tersebut hampir mati semua. Maka tanah dimaksud disebut tanah Empalikng. “namun tanah Empalikng yang ditinggalkan suku Ealikng itu akhirnya didiami suku pulo, lalu dinamailah tanah pulo/ Binua Pulo” ujarnya.

Dijelaskannya, bahwa suku Empalikng sebelum pindah juga pernah tinggal diBinua pulo tepatnya di Nanga nyori/ temabawang nyori, karena takut terulang lagi penyakit sampar maka mereka pindah ketempat tinggal yang baru adalah ditembawang Lawet atau kampung Laboh. Tempat tinggal suku Empalikng sekarag disebut Binua Sempatukng yang melahirkan keturunan suku tengon. Mereka ini juga berasal dari manusia bunyian/ manusia jadi-jadian. Kini, suku luar pulo ini sudah didami suku pendatang, mereka adalah suku Banyuke yang dibawa oleh Ne’ Pangansak yang bearasal dari penduduk suku Bnayuke misalnya dari kampung Jarikng Karonang, Paloh, Bagantukng, Ngero dll. Alas an suku Banyuke pindah dan tinggal diBinua pulo adalatar belakngnya : ketika penduduk pulo tinggal dan hidup diBinua pulo mereka tentu ingin hidup aman dan bahagia. Lalu kemudian mereka merenungkan hidupnya mau selamat dan bahagia.Lalu ada pemikiran menurut cerita orang tua zaman dahulu. Katanya mengangkat hidup supaya hidu yang lebih yaman, kita harus membuat adapt-istiadat itu disebut adat Totokng. Bagaimana adat Totokng menurut pikiran mereka……?. Adat Totokng harus dibuat tapi harus ada kepala kayo. Sekarang ditempat lainpun sama seperti cerita suku dayak pulo. Ketika mereka saling berpikir dan merenungkan sambil menjalankan hidupnya yang baik dalam hidup sehari-hari, tiba-tiba suku pulo dikayo/ diserang suku jagu yang berasal dari dua daerah. Yang pertama dari Binua Jagu sekarang kampung Entikong, Kec. Entikong , Kab. Sanggau. Kemudian suku jagu yang kedua adalah berasal dari Binua jaga sekarang kampung Temungkura uib,Serawak Malasia dekat kota Tebedu. Kayo suku jagu kepala suku pulo dipimpin oleh panglima jagu yang pedangnya sebesar daun pisang . Kekuatan pedang panglima jagu dapat memancung batang kayu Tapakng sekali pancung putus bila cerita dengan kehebatan pedangnya itu panglima dan anak buahnya mengayao suku pulo. Mereka pergi mengayao pada malam dinihari. Membawa bekal seadanya lalu mereka membunuh suku pulo hampir mati semua. Kemudian kepala suku pulo yang mati ditusuk pula Uwi saga sepanjang meter saga banyaknya oleh mereka dibawa pulang keBinua jagu. Suku pulo membalas dengan meminta bantuan suku Banyuke melaui Ne’ Pangarah. Suku Banyuke yaitu panglima Ne’ Pangarah memiliki kehebatan gaib antara lain : Punya ilmu Palongkat Tanah, yang dapat digunakan untuk berjalankaki dari daerah Banyuke kedaerah Binua pulo sekalaman/ sepagi saja. Punya ilmu Pangalangok, ilmu itu dipergunakan untuk menyeberang sungai besar adalah dengan cara melompat sampai diseberang sungai.Punya Sumpit Ajaib, sumpit ajaib itu diisi dengan getah pohon ipuh yang mempunyai bias / racun. Ketika suku pulo membalas kayo suku jagu mereka dipimpin oleh panglima Ne’ Pangarah, setelah mereka tiba diBinua jagu mereka

melihat suku jagu sudah siap menghalang serangan suku pulo diseberang sungai sekayam, pangliam jagu sudah menenteng pedangnya yang sebesar daun pisang itu. Beres pasukan suku pulo. Akhirnya panglima Ne’ Pangarah dan rombonganya melakukan perlawanan dilakukan Ne’ pangarah dengan menyumpit lipat kaki pangliam jagu mati terempar. Lalu panglima Ne’ Pangarah beserta rombongan mengambil dan memotong kepala panglima suku jagu yang mati terlempar dalam perang sumpit itu.lalu mereka membawa kepala pangliam jagu pulang keBinua pulo disimpang dipanc Binua pulo/kampung nyori sekarang dan tengkorak kepala panglima jagu sebesar korongan manok/ ayam menurut cerita. Untuk memelihara tengkorak kepala kayo itu diadakan upacara adat yang dinamakan notokng. Upacara adat notokng diadakan dua kali dalam satu tahun bersama-sama dengan upacara pesta adat tahun baru dan naik dango. Kemudian upara adat tahun dan naik dango diperingati setiap tahun dan secar turun temurun. Setelah menang perang berkayo suku pulo dibantu Ne’ Pangarah melawan suku jaga, lalu suku pulo menawarkan upah kepala kepada Ne’ Pangarah sebagai imbalan membnatu suku dalam bakayo, suku pulo membuka pintu rumah/ kamar tidurnya dan mengijinkan Ne’ Pangarah mencari bini dan anak daranya selama tujuh hari tujuh malam, Ne’ Parah menolak tawaran itu dengan alas an pantang atau mali’. Ne’ Pangarah punya usul kapan suku Pulo, apakah saya diijin untuk membawa suku Banyuke untuk pindah atau tinggal diBinua Pulo…? Usul itu diterima maka Ne’ Pangarah bersama suku Banyuke lainya diajak pindah dan tinggal diBinua Pulo. Karena Ne’ Pangarah, mengarah/ mengajak suku Banyuke pindah dan tinggal diBinua tersebut maka disebut Ne’ Pangarah. Sebelum tinggal diBinua Pulo, Ne’ Pangarag tinggal di nanga tauh, sungai paat sebuah sungai manggan anyang naga nyori ditembawang nyori akhirnya tinggal dan menetap dikampung nyake tembawang meninggal dikampung tersebut dikuburkan diperbatasan semanik. Dalam rangka untuk berdomisili hidup sehari-hari antara satu dengan yang lain suku Pulo memaki dua bahasa antara lain : Penduduk suku Pulo asli memakai bahasa Ba’nyop. Bahasa Ba’nyop suku Pulo kampung nyori logatnya mudah perlahan dan bahasa kampung Bangape kampung nyori juga logatnya pelan dan tekanan suara didalam. Jadi bahasa yang dipakai kampung nyori ada dua : Bahasa Ba’ngop dan Bangape. Bahasa Ba’ngop kampung antuai pengucapanya adalah cepat dank eras kemudian suara lantang. Bahasa Ba’ ngop suku Empalikng/ Sempatung mengucapkan suaranya adalah : Halus, kecil hampir payah didengar. Penduduk pendatang adalah suku yang datang/ pindah dari daerah Banyuke keBinua Pulo, mereka memakai bahasa bangape. DiBinua Pulo ada 4 kampung yang memakai bahasa bangape, yakni : Kampung nyake tembawang mempergunakan bahasa

bangpe, agak cepat Tekananya kedengaran diluar dan lantang. Kampung Merenyuh memakai bahsa bangape, sangat perlahan tekanan suaranya keras diluar. Kampung nyake Entamu adalah memaki bahasa bangape yang mirip dengan kampung Nayake tembawang Kampung Batu Baru adalah memakai bahasa bangape sedang logat dan tekanan Suara hampir mirip bahasa bangape kampung Nyori dan Merenyuh. Kampung Perbuak adalah memaki bahasa belangin agak perlahan aliran bahasa kampung Teuh Desa Engkangin. Kampung Anyang adalah memaki bahasa melayu, bahasa melayu ini campuran bahasa melayu aliran melayu desa Serimbu dan desa Entikong, Kab. Sanggau. Pada umumnya dua bahasa yang dipaki penduduk Binua Pulo adalah bahasa Ba’ngop. Penduduk Pulo asli dan bahasa bangape penduduk luar/ pendatang. Berdasarkan fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pulo selalu hidup rukun dan damai secara berdampingan antara satu dengan yang lainya. Kehidupan yang tertib dan damai selalu dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Tentu untuk menciptakan hidup yang damai dan tertib selalu dibutuhkan aturan dalam kehidupan. Aturan yang mengatur kehidupan manusia disebut adat. Kemudian adat yang dipakai untuk mengatur suku pulo disebut Adat Pareal. Adat pareal adalaha sebuah Badan atau Lembaga. Lembaga yang dibuat/ diciptakan adalah Nenek moyang suku dayak Binua pulo sebagai sejarah mula asalnya adat didalam dunia ini. Adat Pareal adalah merupakan lembaga adat tertinggi sebagai pedoman yang dipakai masyarakat adat. Untuk menentukan apakah manusia hidup didunia ini memakai adat atau tidak denagan kata lain, beradat atau tidak beradat. Lembaga/ Lamagan adat adalah aturan yang harus dipakai, dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat suku dayak secara turun temurun. Sedangkan hokum adat yang dipakai oleh susku pulo dinamakan real. Adat real adalah suatu ukuran yang dipakai untuk menentukan bermacam-macam hukuman yang dikenakan kepada manusia yang dianggap bersalah. Kemudian manusia yang melakukan kesalahan itu harus dihukum denagn hokum adat. Hukum adat dengan digunakan dengan bermacam-macam jenis kegiatan, maupun kesalahan yang dibuat oleh manusia/ masyarakat. Hukum adat bersifat mengikat, mengharuskan, mengantarkan, mengesahkan, menyelamatkan, mendamaikan dan membuat orang menjadi malu akhirnya, membuat manusia menjadi beradat/ bersopan santun. Adat real yang diapaku suku pulo asal-usulnya adalah dari “Sali’ Sabakal, Ne’ Unte Tanyukng Bunga “. Sedangkan asal keturunan ada “Baras Banyu” yang menjadi asal mula kehidupan manusia didunia menurut cerita lisan dari Nenek moyang suku dayak dahulu kala.< (Lorensius/ Kontributor Simpado)

<Halaman 7

Biro Pade Manangar =R u d i - Ka. Biro (Hp. 0813 4597 7444) =Petrus Erus Alamat : Jln. Raya Kuala Behe - Ngabang Dusun Sejaya, Desa Kuala Behe


Patahunan Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

Pertanian - perkebunan - kehutanan

<Halaman 8

Tunang Akan Menjadi Sentra Jagung Kabupaten Landak g Petani Yang Berprestasi Akan Diajak Ikut Pameren di Jakarta Tahun Depan MEMPAWAH HULU- Simpado. Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot MSi bersama rombongan melakukan panen raya jagung hilbrida di Dusun Tiang Aping Desa Tunang Kecamatan Mempawah Hulu, Rabu (3/5). Desa Tunang adalah daerah yang sudah ditetapkan Pemkab Landak sebagai kawasan produksi tanaman jagung. Dalam pengarahannya, Bupati meminta kepada petani jagung yang ada di Tunang agar bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pertanian. Karena dalam program Pemkab Landak pertanian menjadi dasar utama dan landasan pokok pembangunan ekonomi di Negeri Intan ini. Tahun depan bagi petani jagung yang berprestasi akan diajak pameran pembangunan di Jakarta, karena disana sering ada pameran pertanian produksi unggulan daerah dan jagung merupakan unggulan Kabupaten Landak. “Kami janji tahun depan petani yang berprestasi kita ajak, dan kita berharap pihak sponsor yang membantu bibit jagung yang menjadi mitra petani juga bisa membantu agar petani bisa ikut tampil dalam setiap pameran,” tegas Adrianus.

Adrianus mengatakan, Pemkab Landak dengan segenap daya upaya dan kemampuan yang ada akan terus membangun bidang pertanian termasuk masalah pemasaran dan harga hasil pertanian seperti jagung ini. “Saya tugaskan Dinas Perindagkop, Pertanian dan Bappeda untuk melakukan lobi-lobi atau menjajaki kemungkina pemasaran, jadi tidak sebatas di Singkawang bila perlu di tetangga tetangga Malaysia kita cari harga yag lebih tinggi,” ungkap Adrianus. Kepala Dinas Pertanian Landak Ir. Pa’du Palimbong lahan pertanian yang bisa dikembangkan jagung di Desa Tunang ini seluar 600 hektare, tapi petani baru bisa mengggarap 200 hektater. Diharapkan bisa terus mengembangkan lahan yang masih ada dan tahun ini bibit hibrida yang ada untuk 2000 hektare. “Selain itu kita juga menyarankan kepada produsen jagung hibrida yang selama ini membantu bibit, agar juga bisa membantu jaringan pemasaran. Jadi jangan hanya bisa bantu bibit juga bantu pemesaran,” kata Pa’du. Pada acara panen raya jagung tersebut Bupati hadir bersama rombongan yakni Sekda Drs Ludis Msi, para kepala dinas/intansi di

<Bupati Landak saat Panen Raya Jagung di Tunang Mempawah Hulu. lingkungan Pemkab Landak. Hadir jajaran Camat dan Muspika Mempawah Hulu, Kepala Desa dan undangan lainnya yang juga digelar acara dialog antara petani dan bupati. Sementara itu, ada kabar menggembirakan bagi masyarakat di kawasan Kecamatan Mempawah Hulu dan Banyuke Hulu, yakni

Tahun 2009, Produktivitas Panen Padi di Senakin Diprediksikan Menurun SINAKIN- Simpado Produktivitas padi dimusim tanam 2009 gadu (musim kering) diprediksikan akan mengalami penurunan apalagi tidak diimbangi dengan hasil yang tidak memuaskan oleh padi local (Baca : mototn). Data yang dihimpun dari Reda selaku PPL di wilayah Senakin I bahwa jumlah hektar meliputi wilayah di 6 dusun

masing-masing Senakin Komplek 350 ha, Ayo Gundaleng 125 ha, Petai Bejambu 75 ha, Serimbang 195 ha, dan Longkong 150 ha. Jumlah keseluruhan lahan padi di Desa Senakin mencapai 895 ha. Data pencapaian padi 2009 sekitar 358.000 ton. Hasil ini akan menurun karena luas tanaman dan hasil tanam berkurang.

<Persawahan di Senakin

Berbeda dengan musim tanam 2008 /2009 hasil panen cukup tinggi yang ditunjang oleh padi local. Kendatipun demikian panen padi di tahun itu hilang 25% akibat curah hujan sangat tinggi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi khususnya di Senakin Komplek. Hasil panen tahun itu mencapai 75% merupakan pencapaian yang terbaik dari hasil panen di 6 dusun. Jika ditulis dalam angka hasil panen di tahun kemarin mencapai 367.000 ton dari 1050 hektar. Padahal program pemerintah kabupaten landak memberikan bantuan di setiap kelompok tani berupa Benih padi Ciherang dan pelatihan pada setiap ketua kelompok di Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Tidak hanya petani yang mendapan pelatihan PPL juga mendapat bantuan dan pelatihan laboratorium lapangan (LL) yang dilengkapi dengan benih dan pupuk yang memadai. Pertemuan dilaksanakan 8 kali dimulai dengan nyemai hingga panen secara bergantian.< (Aloysius Bolon/ SIMPADO)

Mandor Masih Berpotensi untuk Pengembangan Perkebunan g Untuk Tanaman Karet dan Sawit MANDOR-Simpado Selama ini orang menganggap lahan di Kecamatan Mandor sudah ludes akibat digarap Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) sejak beberapa tahun silam hingga sekarang. Akibat maraknya PETI lahan menjadi tandus, tapi diam-diam Mandor masih mempunyai lahan yang berpeluang untuk dikembangkan perkebunan baik sawit maupun karet. “Sebenarnya lokasi lahan yang ada di daerah Mandor bukan semuanya menjadi sasaran PETI, melainkan hanya meliputi Desa Mandor, Sumsum, Selutung dan Kayuara. Sehingga daerah lain itu masih sangat berpotensi untuk perkebunan kelapa sawit,” ujar Camat Mandor, Marius Baneng kepada Simpado di Ngabang, baru-baru ini. Menurut dia, tidak semua desa yang ada di Mandor itu menjadi sasaran PETI dan itu hanya 4 daerah, sedangkan yang lainnya itu masih utuh seperti tanah di daerah lain, artinya ini masih berpotensi menjadi lahan perkebunan. Adapun hal lain yang menjadi bukti bahwa lahan di daerah ini masih berpotensi adalah kehadiran 5 perusahaan yang saat ini sudah beroperasi di

daerah ini khususnya Kcamatan Mandor berjalan baik bahkan ada perusahaan yang sudah memasuki tahap penanaman. “Perusahaan tersebut yakni, PT. SMS, PT.MAK, PT.Maiska, PT.GRS dan PT.Condong Garut. Jadi jika saya lihat potensi yang ada di masyarakat selain kelapa sawit, masyarakat juga sudah mengembangkan tanaman karet terutama unggul dan ini memang sudah cukup luas lahan yang secara pribadi di kelola oleh masyarakat untuk perkebunan karet ini," ungkap mantan Sekretaris KPU Landak ini. Ia mengungkapkan, kendati dalam pengelolaan perkebunan tersebut masih keabanyakan menggunakan cara tradisional tetapi semangat para petani kebun yang ada di daerah ini cukup kuat. Karena memang selain belum di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti persiapan entries belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat seperti yang diinginkan. “Sehingga hal ini masih perlu di upayakan oleh Pemda bagaimana supaya kebutuhan masyarakat akan entries ini dapat terpenuhi dengnan baik,” ujarnya.

Marius melihat, kebutuhan masyarakat akan entries ini memang sudah cukup banyak sehingga persediaan yang ada di kecamatan melalui kebun intres ini tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. “Kita juga akan berupaya bagaimana supaya hal ini dapat di tambah yang pada akhirnya akan dapat memenuhi kebutuhan petani yang ada,"ujarnya. Selain itu, untuk perkebunan karet yang notabenenya adalah usaha masyarakat ini juga merupakan salah satu kegiatan yang memang satu kemajuan bagi masyarakat yang ada di daerah Mandor. Karena dengan adanya program ini akan dapat mengalihkan ketergantungan masyarakat pada usaha pertambangan. “Kita sambut baik apakah itu kehadiran perusahaan yang ada di daerah ini maupun program kebun rakyat yang di lakukan ini akan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat selain itu juga dapat mengalihkan perhatian masyarakat dari PETI ke perkebunan,"ungkapnya.< (Kundori / Kontributor SIMPADO)

rencana pemerintah akan menjadikan jalan lintas internasional tembus IndonesiaSerawak Malaysia. Khusus petani tanaman jagung di Desa Tunang dan sekitarnya bisa dengan mudah mempromosikan terhadap warga luar negeri. “Rencana pak Gubenur, jalan dari Anjungan, Simpang Tiga,

Bengkayang dan Ledo akan dijadikan jalan Internasional. Jadi orang Serawak dan lainnya akan melintasi jalan Mempawah Hulu ini,” ungkap Bupati Landak DR Adrianus Asia Sidot saat memberikan sambutan acara panen jagung di Desa Tunang Kecamatan Mempawah Hulu, baru-baru ini. Dilanjutkannya, jika nanti jalan di kawasan tersebut sudah disulap jadi jalan Internasional, ibu-ibu bisa mengemas berbagai makanan kecil dari bahan jagung yang bisa dijadikan oleh-oleh. Makanan bisa saja di gantung di pinggir sepanjang jalan Internasional tersebut. “Di pinggir jalan bisa dibuat pondok-pondok kecil seperti di gunung sehak. Kalau di sana hanya jual rebung saja, disini jual jagung, dengan macam-macam masakan untuk bahan oleh-oleh dengan ciri khas,”ujar Adrianus. Menurut mantan Kadis Pendidikan ini, jagung adalah modal bagi petani yang bisa dijadikan berbagai macam makanan. Mulai dari jagung rebus, sampai kue, roti dan sebagainya. Untuk itu, Pemkab Landak berjanji akan menjajaki alat-alat untuk pengolahan jagung ini. “Mudah-mudahan tahun depan setelah dijajaki ada hasil, maka

jagung bisa diolah sebagai tepung untuk bahan makanan. Kalau pak SBY (Presiden,red) mempopulerkan sukun sebagai sumber karbohitdrat. Kita di Landak juga bisa populerkan jagung sebagai makanan khas,” ungkap Adrianus. Pria jebolan doktoral Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini meminta kepada petani jagung yang ada di Kecamatan Mempawah Hulu agar bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pertanian. “Karena dalam program Pemkab Landak pertanian menjadi dasar utama dan landasan pokok pembangunan ekonomi di Negeri Intan ini,” tegas dia. Ia menambahkan, Desa Tunang adalah daerah yang sudah ditetapkan Pemkab Landak sebagai kawasan produksi tanaman jagung. Maka kepada ibu-ibu PKK Kabupaten Landak akan diperintahkan untuk membina PKK yang ada di Mempawah Hulu untuk dilatih pengelolaan makanan jagung. “Mudah-mudahan ibu-ibu bisa langsung praktek bagaimana cara membuta kue dari jagung,” tandas Adrianus.< (Agustinus paci / SIMPADO)

Landak Memulai Program Sertifikasi Tanah Gratis MANDOR-Simpado Sekitar 1253 sertifikat gratis dibagikan kepada para petani sub sistem oleh BPNRI Bapak Joyo winoto.Ph,D dan kepada 15 peserta yang menerima secara simbolis dari 14.657 sertifikat yang berhak diterima oleh petani se Kalbar yang telah memenuhi persyaratan. Halaman pondopo Bukit Soeharto yang terletak di ibu kota kecamatan Mandor Kabupaten Landak menjadi tempat terserlenggaranya acara tersebut. Acara yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di Kalbar ini disambut dengan antusias, sekitar 2000 orang turut menyaksikannya. Turut dalam acara tersebut Kepala BPNRI, Gubernur Kalbar,para Wali Kota,para Bupati,para Camat,serta para Kepala Desa. Kabupaten Landak harus berbangga karena telah terpilih menjadi tuan rumah dan juga merupakan salah satu Kabupaten yang menerima tanda penghargaan tertinnggi dari sembilan Kabupaten yang berprestasi dalam memajukn sistem pertanian. Program sertifikasi tanah gratis yang merupakan program gayung bersambut yang akan berkelanjutan, bertujuan untuk memberikan kepastian hukum,mempermudah petani untuk membuka akses ke perbankan serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Bupati Landak dalam kesempatannya memberikan kata sambutan selamat datang, juga menjelaskan bahwa yang menerima sertifikat gratis ini adalah para petani yang telah memenuhi beberapa syarat diantaranya adalah tanah sawah yang sudah dikelola 2x dalam setahun,dan sudah tergabung dalam kelompok tani. Dalam kesempatan itu juga Bupati landak Dr.Drs.Adrianus Sidot memberikan penjelasan bahwa berdasarkan peraturan daerah Kab Landak No 08/2007 serta pembangunan jangka menengah daerah Kab Landak

tahun 2006 – 2016. Visi Kab Landak adalah masyarak Kab Landak yang cerdas,bermoral,maju,mndiri dan terdepan dibidang ekonomi kerakyatan yang berbasis agro bisnis dan agro industri. Salah satu magna yang terkandung dalam visi Kabupaten tersebut adalah bahwa pemerinth Kab Landak bercita-cita mewujutkan perekonomiannya berdasarkan pola atau sistem pembangunan pertnian dalam arti luas secara terpadu dari hulu sampai ke hilir yang disebut dalam satu sistem agri bisnis. Pembangunan pertanian yang berwawasan agri bisnis dilanjutkan dengan membangun kawasan terpadu dari hulu sampai ke hilir dengan penyiapan sarana produksi, produksi budidaya, industri hasil produksi dan pemsarannya. Langkah yang akan ditempuh dengan cara mengoptimalkan dan mendayagunakan sumber daya alam,sumber daya manusia, sumber daya pendanaan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan daerah guna mendukukung ketersediaan pangan nasional dan menerima tatangan pasar global, mampu bersaing baik dari segi kwalitas, maupun kwantitas serta berkesinambungan. Selain itu proses perekonomian Kab Landak akan dibangun dengan agro industri untuk meningkatkan industri pengolahan hasil-hasil pertanian dan dalam system agri bisnis yang akan diterapkan dengan melibatkan petani setempat secara aktif dan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui strategi yang sinergik,dan saling menguntungkan. Dalam catatan pendapatan struktur perekonomian Kab Landak, tetap didominasi dari sektor pertanian. Masyarakat Kab Landak diberikan kesempatan

seluas-luasnya untuk membuka lahan tidur dan mengelola lahan tersebut untuk pertanian yang nantinya juga akan mendongkrak pendapatan perekonomian Kab Landak. Dan salah satu dukungan yang telah diberikan kepada petani adalah dengan memberikan sertifikat gratis kepada para petani yang mengelola pertaniannya secara terpadu. Dalam acara tersebut diserahkn 1 buah mini traktor kepada salah satu kelompok tani di desa ngarak kecamatan Mandor Kab Landak. Ketika dikonfirmasi setelah acara tersebut mereka sangat antusias dengan adanya bantuan mini traktor, karena yang ada sekarang juga dirasakan masih kurang. Mereka berharap pemerintah masih mau memperhatikan banyak kekurangan pasilitas untuk mengelola sawah secara optimal. Selama ini jika dihitung rata-rata pendapatan para petani sekitar 3 ton/ha, dan mereka optimis jika tersedi irigasi yang cukup serta pupuk yang cukup mereka menargetkan para petani bisa meningkatkan hasil yang lebih maksimal yaitu 7 ton/ha. Salah satu kelompok tani LANGKAH SEJAJAR di dusun tamparujatn desa Ngarak Kec Mandor Kab Landak yang terdiri dari 16 orang, sangat berharap jika pemerintah mau memperhatikan persawahan mereka yang belum mendapatkan bantuan irigasi. Karena irigasi dinggap salah satu hal penting yang akan membantu para petani dalam mengerjakan sawah mereka secara maksimal. Jika yang sekarang waktu bekerja terlalu banyak untuk memperhatikan pagung air yang selalu bocor, mereka berharap jika ada irigasi maka waktu yang terbuang tadi akan dipergunakan untuk hal lain.< (Adrianus Basri / SIMPADO)


Pamane Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

<Halaman 9

Pendidikan

Tanamkan Sikap Menghargai Keberagaman, LSM YPPN Gelar Seminar Pendidikan Multikultural

< Seminar Multikulturalitas, Pontianak 13 Juni 2009 PONTIANAK, Simpado Pendidikan multikultural sangat penting diterapkan guna meminimalisasi dan mencegah terjadinya konflik di Kalimantan Barat. Melalui pendidikan berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran) siswa akan lebih terbuka untuk memahami dan menghargai keberagaman. “Dengan pengembangan model pendidikan berbasis multikultural diharapkan mampu menjadi salah

satu metode efektif meredam konflik. Selain itu, pendidikan multikultural bisa menanamkan sekaligus mengubah pemikiran peserta didik untuk benar-benar tulus menghargai keberagaman etnis, dan agama, ” kata Ketua STKIP PGRI Pontianak, Prof.Dr.Samion, M.Pd, kepada Simpado, di sela-sela seminar pendidikan multikultural, yang digelar Yayasan Pemberdayaan

Pefor Nusantara (YPPN) di Wisma Nusantara, Pontianak, Sabtu, (13/6). Selain Prof.Dr. Samion, M.Pd, tampil sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah Dr. Herculanus Bahari Sindju, M.Pd, Yohanes Supriyadi, SE, Direktur Program Pendidikan LSM YPPN, dan Dr. M Rifaat, Dosen Universitas Tanjungpura. Samion menjelaskan, banyak kesalahan program pendidikan yang diterapkan dalam sekolah selama ini. “Dengan perintisan model pengajaran multikultural yang dikembangkan oleh LSM YPPN ini, diharapkan siswa akan lebih mengetahui pluralitas dan menghargai keberagaman,” terang Samion. Dijelaskan, sekolah yang baik adalah sekolah yang belajar. Sekolah bukan saja tempat bagi siswa untuk belajar melainkan sekolah justru ikut berkembang, karena sekolah juga belajar. Sekolah adalah bagian dari masyarakat. Karena itu, sekolah perlu mengembangkan diri dan belajar tiada berkesudahan. Sikap menghargai keberagaman, juga harus ditanamkan di sekolah. Sebenarnya, sekolah adalah tempat menghapuskan berbagai jenis prasangka yang bertujuan membuat siswa terkotak-kotak. Sekolah harus bebas diskriminasi," kata Dr. Herculanus Bahari Sindju, seorang narasumber. Bahari menjelaskan, untuk menghindari konflik antar etnis

seperti kasus yang pernah terjadi di beberapa daerah di Kalimantan Barat, sudah saatnya dicarikan solusi preventif yang tepat dan efektif. Salah satunya adalah melalui pendidikan multikultural. Pada model pendidikan ini, jelasnya, pengenalan dan sosialisasi program pengembangan model pendidikan multikultural dapat dilakukan dengan menggunakan film semi dokumenter. “Mengapa? Karena pembelajaran ini menawarkan metodologi dan pendekatan yang berbeda dari model-model pembelajaran konvensional yang selama ini dicekoki ke siswa,” katanya. Bahari menerangkan, metodologi dan strategi pembelajaran multikultural dengan menggunakan sarana audio visual telah cukup menarik minat belajar anak serta sangat menyenangkan bagi siswa dan guru. Karena, siswa secara sekaligus dapat mendengar, melihat, dan melakukan praktik selama proses pembelajaran berlangsung. “Dari serangkaian uji coba program pengembangan model pendidikan multikultural di 40 sekolah tingkat SMP dan SMA se-Kalbar yang dikembangkan LSM YPPN sejak tahun 2005, bisa diketahui beberapa pencapaian indikator pembelajaran. Di antaranya, adanya pemahaman dan afeksi siswa tentang nilai-nilai multikultural yang dikembangkan.

Misalnya, toleransi, solidaritas, musyawarah, dan pengungkapan diri,” kata salah satu konsultan pendidikan di LSM YPPN ini. Bahari menambahkan, program pendidikan multikultural dalam penerapannya nanti bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, namun terintegrasi ke dalam mata-mata pelajaran, sehingga dalam implementasinya perlu dilakukan oleh guru-guru yang kreatif dan inovatif. “Guru-guru dituntut kreatif dan inovatif sehingga mampu mengolah dan menciptakan desain pembelajaran yang sesuai. Termasuk memberikan dan membangkitkan motivasi belajar,” katanya. Aspan, S.Pd, guru SMPN 2 Menjalin yang hadir dalam seminar ini menjelaskan bahwa berbagai usaha untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan dalam masyarakat Kalimantan Barat yang pluralis akan gagal dan sia-sia apabila tidak dimulai dengan pendidikan anti kekerasan saat anak-anak masih kecil. “Yang diharapkan dari pendidikan anti kekerasan pada anak adalah bila mereka sudah dididik untuk menyelesaikan masalah-masalaha nyata dan kecil secara efekif dan tanpa kekerasan, maka bila sudah dewasa mereka akan mampu menyelesaikan secara damai masalah-masalah yang lebih besar dan lebih abstrak yang terjadi dalam masyarakat luas” ujarnya.

12.164 Siswa SMP dan MTs di Kalbar Tidak Lulus Ujian Nasional PONTIANAK-Simpado Berbeda dari tahun sebelumnya, Ujian Nasional tahun ini ditingkat SMP dan MTs di Kalimantan Barat mulai baik. Hal ini terlihat dari data angka kelulusan yang diumumkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Sabtu 20 Juni 2009. Jumlah siswa yang mengikuti Ujian Nasional Provinsi Kalimantan Barat tahun ini mencapai 42.867 siswa atau 77,90% . Dibandingkan dengan Tahun Pelajaran 2007/2008 dari total peserta didik yang mengikuti ujian 51.016 siswa hanya mampu menerobos angka kelulusan 36.885 siswa atau 72, 30%. Sedangkan jumlah siswa SMP dan MTs yang tidak lulus tahun ini mencapai angka 12.164 orang. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat Drs. Akim, MM ketika ditemui SIMPADO dikantornya belum lama ini mengatakan, bahwa jumlah peserta ujian mengalami kenaikan 3.600 siswa terkait dengan bertambahnya SMP Negeri baru sebanyak 52 sekolah, dengan demikian mengakibatkan bertambahnya daya tampung pada jenjang SMP dan penambanahan ruang kelas baru. Sebaliknya, SMP Terbuka mengalami penurunan sebanyak 82 orang. “ini disebabkan bahwa peserta didik pada SMP terbuka memiliki tingkat kestabilan yang sangat rendah; dari tahun ke tahun jumlah peserta didik mengalami penurunan yang sangat tinggi. Jumlah peserta didik di kelas VII jumlahnya mengalami penyusutan (droupout) yang cukup besar pada saat memasuki kelas VII, demikian juga

kelas VIII ke kelas IX. Sedangkan untuk sekolah MTs jumlah peserta Ujian Nasional tahun ini mengalami kenaikan sebanyak 497 orang yang disebabkan karena penambahan MTs swasta sebanyak 10 Madrasah” jar mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang ini. Dijelaskannya, angka kelulusan SMP mengalami kenaikan sebesar 4,77% (tahun pelajaran 2007/2008 sebesar 73,62% dan tahun pelajaran 2008/2009, SMP 78, 39%). Untuk kelulusan SMP Terbuka mengalami kenaikan sebesar 3,14% (tahun pelajaran 2007/2008 sebesar 42,60% dan tahun pelajaran 2008/2009 sebesar 45,74%). Sedangkan MTs mengalami kenaikan yang sangat besar yakni 10,50% (tahun pelajaran 2007/2008 66,59% dan tahun palajaran 2008/2009 sebesar 77,90%). Secara keseluruhan dari ketiga jenis sekolah (SMP, SMP Terbuka dan MTs) mengalami kenaikan sebesar 5,60% (tahun pelajaran 2007/2008 sebesar 72,30% dan tahun pelajaran 2008/2009 sebesar 77,90%). PERINGKAT TERBAIK Berdasarkan data Dinas Pendidikan Propinsi Kalbar, ada 10 (sepuluh) sekolah terbaik pada ujian Nasional berdasarkan nilai dari mulai yang teratas hingga bawah berturut turut SMP Negeri 3 Pontianak, SMPS Tunas Bangsa, SMPS Bina Mulia Pontianak, SMPS Sugiyopranoto Sanggau, SMPS Don Bosco Menjalin Kabupaten Landak, SMP Negeri 10 Pontianak, SMPS St. Petrus Pontianak, SMP Karya Bersama Ansolok Kabupaten

Landak, SMP Negeri Silat Hulu Kabupaten Kapuas Hulu, dan yang terakhir SMPS Immanuel Pontianak. Untuk SMP Terbuka, SMPT 1 seberuang Kapuas Hulu, SMPT 1 Naga Mahap sekadau, SMPT 1 Bunut Hulu Kapuas Hulu, SMPT 2 Ngabang kabupaten Landak, SMPT 1 Menjalin kabupaten Landak, SMPT 1 Simpang Hulu ketapang, SMPT Menyuke kabupaten landak, SMPT 1 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, dan rangking terakhir SMPT Sekadau Hulu. MTsS al-Iqdam merapi Sekadau, MTsS Al-Rahman Sekadau, MTsS Al-Mustaqim Kapuas Hulu, MTsS Miftahul Ulum Pontianak, MTsS Plus Al-Jihad Kapuas Hulu, MTsS Darunnasi’in Kubu Raya, MTsS Midradhul Ulum Kabupaten Pontianak, MTsS Amaliyah Sekadau, MTsS Raudathul Ulum, MTs Negeri Sekayam Sanggau. LANDAK PERINGKAT KE- 2 TERBAIK Berdasarkan perolehan Hasil Ujian Nasioanal Kabupaten/Kota Untuk SMP Kota Pontianak mnduduki rangking 1 ,disusul Kabupaten Landak pada rangking 2, Kapuas Hulu rangking 3 , Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten bengkayang, Kota Singkawang, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sambas. Untuk SMP Terbuka Kabupaten landak menduduki rangking 1, disusul kabupaten Sintang, kabupaten Kapuas Hulu, kabupaten Bengkayang, Kabupaten sekadau,

Kubu Raya, Kota Singkawang, Ketapang, Sanggau, Kabupaten Pontianak, dan Sambas. Sedangkan Untuk MTs Kabupaten Sekadau Diurutan atas disusul Kapuias Hulu, Kota Pontianak, Sanggau, Melawi, Landak, Sintang, Kubu Raya, Kab Pontianak, Kota Singkawang, Bengkayang, Ketapang, Sambas, dan rangking terakhir Kayong Utara. Persentase kelulusan jenjang SMP se Kalimantan Barat Kapuas Hulu 98,91%, Landak 95,69%, 91,40%, Melawi 90,91%, Kota Pontianak 89,41%, Sekadau 84,95%, Sanggau 80,75%, Kubu Raya 72,79%, Bengkayang 71,14%, Kab. Pontianak 63,55%, Kota Singkawang 62,82%, Ketapang 62,70%, Sambas 56,94%. Persentase kelulusan jenjang SMP terbuka Kapuas Hulu 100%, Landak 96,55%, Sintang 88,89%, Bengkayang 88,89%, Kuburaya 46,99%, Ketapang 46,58%, Sanggau 43,82%, Singkawang 42,86%, Sekadau 423,31%, Kab. Pontianak 26,67%, dan Sambas 18,70%. Sedangkan persentase kelulusan untuk jejnang MTs Sekadau 99,44%, Landak 99,18%, Melawi 98,52%, Sintang 97,89% ,Sanggau 97,04% , Kota Pontianak 96,90% , Kab. Pontianak 84,10%, Kubu Raya 77,49% , Bengkayang 63,35%, Kota Singkawang 59,72%, Ketapang 48,54% , Sambas 42,98% , dan Kayong Utara 31,06%.< (Agustinus Lanak / SIMPADO)

Sementara itu, Ir. Kristianus Atok, M.Si, Ketua LSM YPPN menjelaskan, melalui model pembelajaran berbasis multikultural, siswa diperkenalkan dan diajak megembangkan nilai-nilai dan sikap toleransi, solidaritas, empati, musyawarah, dan egaliter. “Dengan begini, siswa juga memahami kearifan lokal yang merupakan bagian dari budaya bangsa ini. Dan ini bisa menghambat terjadinya konflik,” katanya. Dalam menggagas model ini, Atok, memaparkan, LSM YPPN telah melakukan uji coba berbagai program pendidikan luar sekolah pada 40 SMP dan SMA di Sambas, Singkawang, Bengkayang, Pontianak, Landak dan Kubu Raya sejak tahun 2005 lalu. Dikatakan, model pembelajaran multikultural ini bisa berhasil, jika kepala sekolah mendukung program ini. Selain itu, para pengajar juga mau menerima pembaruan dan sekolah sudah terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri di samping kurikulum dari Departemen Pendidikan Nasional. “Sementara, alat lain yang mendukung adalah adanya audio visual. Karena ini menjadi penting untuk menyaksikan film-film bertema multikultural,” kata mahasiswa program Doktor University Kebangsaan Malaysia (UKM) di Kuala Lumpur asal Menjalin-Landak ini..< (Margaretha Trisna & Abdul Aziz /

Kearifan Dalam Pendidikan :

Pendidikan Harus Berimbang

< Drs. CT Ulon, Kabid TK, SD, PLS Diknas Landak NGABANG-Simpado Pendidikan kedepan haruslah seimbang, antara pendidikan keilmuan dengan pendidikan karakter. Sebab, keduanya bila tidak seimbang akan mengakibatkan kurangnya sensitifitas individu. Demikian dikatakan Drs. C.T. Ulon, Kepala Bidang TK, SD dan PLS Dinas Pendidikan Kabupaten Landak ketika ditemui SIMPADO, Pangedokng/Rabu di kantornya di Ngabang (24/6). Menurutnya, secara etimologis, karakter berarti mengukir dan sifat-sifat kebajikan. Secara konseptual, konsep karakter dapat diartikan sebagai usaha terus-menerus seseorang atau kelompok dengan berbagai cara untuk mengukir, melambangkan

atau melembagakan sifat-sifat kebajikan pada dirinya sendiri atau pada diri orang lain. “inilah yang kita perlukan untuk pengembangan sumber daya manusia di Kabupaten Landak” ujar mantan Kepala SMAN 1 Menjalin ini. Dilanjutkannya, bahwa para ahli pendidikan sepakat bahwa pelembagaan nilai-nilai, kebajikan-kebajikan moral, atau ketrampilan unggul (fundamental), termasuk kecerdasan sosial-emosional (EQ), dan moral spiritual (ESQ) anak didik merupakan tanggung jawab utama orang tua dalam keluarga. Tetapi penunaian tanggung jawab ini harus didukung oleh institusi lain seperti sekolah, pemerintah dan masyarakat. “sekolah tetap saja cenderung lebih fokus pada pengembangan ketrampilan (kecerdasan) instrumental. Keterlibatan sekolah dalam pengembangan karakter atau pekerti anak-anak dan remaja hanya sebatas sebagai co-parenting, yakni sebagai pelengkap, pengoreksi kegagalan dan pendukung orang tua dalam pendidikan karakter anak-anaknya di rumah” ujar mantan Kepala SMAN 1 Air Besar ini. Ditambahkannya bahwa fungsi parenting tetap menjadi tanggung jawab utama orang tua. Komunitas, terutama pemerintah, harus membantu institusi keluarga atau orang tua dan sekolah dalam penyelenggaraan fungsi parenting dan co-parenting.< (Yohanes Supriyadi / SIMPADO)

32.153 Guru Kalbar Belum S-1 PONTIANAK - Simpado Dari 58.375 orang jumlah guru di Kalbar, 32.153 guru diantaranya belum berkualifikasi S-1. Jumlah ini belum termasuk guru tidak tetap (GTT) yang belum S-1 di bawah naungan Depdiknas mencapai 6.065 orang. Guru sekolah agama atau di bawah naungan Depag mencapai 6.067 orang. Kabupaten dengan jumlah guru belum S-1 terbanyak disandang Kabupaten Sambas yaitu 4.028 guru, disusul Sanggau 3.323 guru. ”Guru-guru yang belum S-1 ini akan ditingkatkan kualifikasi pendidikannya mulai tahun ini,” kata Dekan FKIP Untan, Aswandi. Dekan FKIP ini mengatakan peningkatan kualifikasi S-1 dilakukan melalui penyelenggaraan program S-1 kependidikan bagi guru

dalam jabatan. Program tersebut akan mulai berjalan tahun ini sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi antara Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota, Kantor Departemen Agama kabupaten / Kota, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten/ Kota, Untan, Perguruan Tinggi Swasta, Diknas Kalbar bersama Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kalbar Bulan April 2009 lalu. Rapat koordinasi tersebut menyepakati beberapa kesepakatan diantaranya FKIP Untan dipercaya sebagai penyelenggara Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi guru dalam jabatan sesuai dengan Kepmendiknas Nomor 015/P/2009 tanggal 15 Februari lalu. Dalam penyelenggaraan, Rekrutmen mahasiswa program ini akan

dilakukan pihak FKIP Untan melalui Diknas Kabupaten/Kota. ”Soal pembiayaan perkuliahan, mahasiswa dibantu oleh Depdiknas, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan melalui LPMP,” jelasnya. Dalam menyelenggarakan program, FKIP Untan dapat menunjuk perguruan tinggi lain yang ada di daerah atau Diknas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai mitra yang diatur dalam kesepakatan bersama. Penyelenggaraan program ini dilaksanakan secara bertahap dan dilakukan untuk guru berstatus PNS dan non PNS. Untuk sistem perkuliahan dilakukan dengan model dual mode, yaitu tatap muka dan tutorial kunjung sebanyak tiga

kali dalam satu semester serta belajar mandiri. “Tempat perkuliahan tatap muka dan tutorial kunjung diatur dan disepakati oleh FKIP Untan dengan Diknas Kabupaten/Kota atau Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota,” tuturnya. Aswandi menegaskan ada beberapa catatan penting dalam program peningkatan kualifikasi guru dalam jabatan, diantaranya guru yang tercatat sebagai mahasiswa tidak boleh meninggalkan tugas. Tugas akhir mahasiswa program tersebut dilakukan dalam bentuk laporan perbaikan pembelajaran berbasis penelitian tindakan kelas. “FKIP Untan juga akan menghargai hasil pendidikan dan latihan (penataran) yang pernah

diikuti guru, prestasi akademik yang pernah dicapai guru dan pengalaman mengajar guru,” ungkapnya. Nantinya tenaga pengajar untuk program ini selain dosen FKIP Untan, FKIP Untan juga dapat menetapkan dosen dari perguruan tinggi swasta yang menjadi mitra dalam penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan selama sesuai dengan aturan. Calon mahasiswa harus berasal dari guru tetap yang berstatus PNS dan bukan PNS yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan dari penyelenggara satuan pendidikan berbadan hukum dan memiliki NUPTK. “Program ini akan dilaksanakan mulai tahun ini sesuai dengan

kesepakatan masing-masing Diknas Kabupaten/Kota,” jelasnya. Untuk 2009, rencananya FKIP akan meningkatkan kualifikasi 8.332 guru yang belum S-1 melalui Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan. Tahun 2010, direncanakan 4.827 guru, 2011 ada 4.827 guru, 2012 ditargetkan 4.725 guru dan 2013 guru yang disekolahkan mencapai 4.723 orang. Diharapkan program ini selesai 2014 dengan menyekolahkan 4.719 guru belum S-1 yang masih tersisa.< (Agustinus Lanak / SIMPADO)


Bahata Paridup Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

ekonomi kerakyatan

<Halaman 10

Harga Sayuran Naik MENJALIN- Simpado Harga sayur pada musin hujan, naik hingga dua kali lipat. Desi, ketika saya temui sedang mempersiapakan semua sayur yang akan dijualnya pagi itu. Ibu dari 3 anak ini mengatakan, semenjak musim hujan, harga sayuran naik hampir dua kali lipat, kecuali sayur kangkung tidak mengalami kenaikan harga. Sayuran mahal karena hujan yang begitu deras, membuat kebun sayur menjadi terendam. Akhirnya sebagian sayur menjadi busuk atau rusak terendam air. Ibu Desi membeli sayur dari pasar Sei Pinyuh, setiap hari ia berangkat pukul 04.00 ke Pinyuh dan sampai dirumah pukul 06.00 pagi. Sayuran adalah sumber makanan yang berasal dari alam dan melalui proses alami. Oleh karena itu, sayuran sangat dibutuhkan dalam menjaga kesehatan tubuh. Sayuran banyak mengandung sumber beta karoten atau provitamin A. Sayur juga berguna membantu memperlambat proses penuaan. Juga mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi

paru-paru, dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran segar membuat tubuh segar pula. Sayuran merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Banyak orang yang membutuhkan sayur. Begitu juga yang dilakukan oleh pedangang sayur satu ini, yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari-hari dengan berjualan sayur di Pasar Menjalin. ”Ada sebagian kualitas sayur tidak bagus, karena terendam air yang mengakibatkan daun sayur mudah busuk,” kata Desi. Desi mulai jualan sayur pada pukul 06.00-10.00 WIB. Dalam satu hari, sayur harus terjual, karena kalau tidak terjual sayurnya cepat layu dan busuk. Untuk sekarang, harga sayur yang alami kenaikan adalah sayur bayam. Sekarang ini, harga sayur Rp 8.000 per kg, sedangkan sebelum musim hujan Rp 4.000-5.000. Sawi Keriting Rp 15.000 per kg. Padahal, dulu cuma Rp 7.000-8.000. Begitu juga dengan sayur bayam kubis, dulu harganya

Rp 7.000-8.000, dan sekarang Rp 15.000. Desi biasanya membeli sayur dengan modal Rp 200.000. Tapi sejak musim hujan, modalnya bertambah menjadi Rp 300.000. Setiap hari, dia bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp 200.000-300.000. Sekarang pendapatannya Rp 300.000. Walaupun harga sayur mahal, dia tetap menjualnya. Alasannya, sayur merupakan kebutuhan pokok semua orang. Dia tetap berusaha terus mendapatkan keuntungan, karena dari hasil inilah, dia bisa menghidupkan keluarganya. Untuk mengatasinya, dia menggunakan es untuk menyegarkan sayur yang disimpannya. Keesokan harinya, sayur bisa dijual lagi. ”Apabila sayur yang dijual tinggal sedikit, maka sayur akan dibagikan kepada teman,” katanya.< (Heruwandi / SIMPADO)

Belajar Kehidupan dari Bhutan BEBERAPA bulan lalu, saya berkesempatan berdiskusi panjang dengan seorang warga Bhutan di Denpasar-Bali. Bersama 38 peserta dari 9 negara Asia Pasifik lainnya, kami mengikuti sebuah acara internasional bertajuk “life for good”. Namanya Sania, ia perempuan lajang dari Negara Bhutan. Posturnya sama dengan orang Asia, facenya sangat mirip dengan Orang Dayak. Beberapa teman keheranan, mirip sekali. Sania (30), mengatakan, slogan negaranya dipajang menggunakan baliho besar diseluruh ruas jalanan dan sudut kota. Slogan itu bertuliskan; “Di sini, kami tidak mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan kebahagiaan!” Saya terkejut, sungguh terkejut. Kenapa negara mereka mementingkan kebahagiaan ketimbang pertumbuhan ekonomi, bertolak belakang dengan Indonesia yang mengejar pertumbuhan ekonomi ketimbang kebahagiaan rakyatnya ? Tak lama, saya diberikan sebuah slide presentasi, berbentuk power point’2007. Berdasarkan Peta Kebahagiaan Dunia yang dilansirkan pada Juli 2006 oleh Universitas Lenceister, Inggris, kebahagiaan rakyat Bhutan secara global berada pada peringkat ke-8. Pendapatan Per Kapita Bhutan hanya US$1400, namun peringkatnya lebih tinggi 9 level dibandingan dengan AS yang Pendapatan Per Kapitanya US$41.800.Pendapatan rakyat Bhutan tidaklah tinggi. Namun juga tidak miskin. Di sini, tidak ada bangunan super megah, namun juga tidak ada rumah yang rusak. Terletak di daerah lembah, namun rakyatnya tidaklah tertutup. Di Ibukotanya, dimana-mana, terdapat warnet. Di desa2, petani bergembira berkomunikasi dengan handphonenya. Berdasarkan riset Badan Statistik Bhutan, 97% rakyatnya menyatakan hidupnya bahagia.

Inilah negara miskin yang terbahagia di dunia. Negara kecil di pergunungan yang Pendapatan per Kapitanya hanya 1/20 dari Taiwan.

Bagaimana Bhutan melakukan ini? “Pertumbuhan Kebahagiaan Nasional lebih penting daripada Produk Domestik Bruto.” Prinsip ini bisa ditemukan sekolah2 dan tempat2 publik di Bhutan. Di sini, tidak ada pembelanjaan militer dan senjata, namun rakyatnya dapat menikmati fasilitas medis dan pendidikan yang gratis. Dewasa ini anggaran belanja negara untuk pelayanan medis 12% dan pendidikan 18%, total adalah 30% dari APBN. Persentasenya adalah 2,3 kali lipat dari APBN Taiwan. Sejak 20 tahun silam, Bhutan mempercepat langkah modernisasinya. Dalam kurun waktu tersebut, umur rata-rata nasionalnya meningkat 19 tahun, yaitu rata-rata 66 tahun. Persentase melek huruf meningkat 1 kali lipat, atau 54%, 97% anak2 umur sekolah masuk pendidikan. 90% rakyatnya mendapatkan pelayanan medis

dasar. Bhutan mengalokasikan anggaran belanjanya terbesar untuk pendidikan. Pendidikan kanakkanak sampai tingkat 10 adalah pendidikan wajib dan gratis. Yang diupaykan rakyatnya bukan pengembangan usaha, tetapi adalah mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Di sini pemupukan dilakukan dengan benar, tidak menebang hutan, serta meninggalkan pertambangan, hanya demi melindungi hutan. Di sini tidak ada produk mewah LV, tidak ada Roll Royce, tidak ada orang memamerkan kekayaan. Istana raja bahkan lebih kecil daripada beberapa rumah penduduk. Menekankan kesetaraan dan keseimbangan, sehingga rakyat Bhutan sangat percaya diri akan bangsanya sendiri, tidak seperti negara miskin lain yang menganggap budaya bangsanya adalah gejala keterbelakangan dan harus dibuang. Negeri ini adalah negara yang kaya kehidupan spiritual dan budaya. 99% mahasiswa memilih kembali ke pertiwinya setelah lulus dari luar negeri. “Kehidupan yang berkelas bukan karena hidup di tempat yang standar materialistik yang tinggi, namun karena memiliki spiritualitas dan kebudayaan yang kaya melimpah”, tutur Menteri Dalam Negeri Bhutan. Kehidupan di Bhutan bukan sempurna tanpa celah. Tiap hari makanan yang disajikan selalu sayur-sayuran ditumis dengan cabe. Daging adalah menu yang jarang disuguhkan. Namun, makanan cabe yang sederhana justru mengandung kelezatan dan kebahagiaan yang sederhana. “Sebuah negara yang mengejar kebahagiaan adalah negara yang paling agung.” Bhutan, negeri kecil yang terletak di kaki gunung Himalaya, melangkah dengan mantap ke tujuan tersebut.Bagaimana dengan kita di Indonesia ?< (Yohanes Supriyadi / SIMPADO)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

Sukses Sejahtera & Kaya Raya Bersama CU KUALA BEHE-Simpado SUKSES, SEJAHTERA DAN KAYA RAYA, begitu indah dan menyenangkan kata-kata ini semua orang/manusia ingin sukses,sejahtera dan kaya raya tentu untuk mencapainya begitu sulit penuh taruhan dan pengorbanan panjang. Demikian dikatakan Fulgensius, SE, Koordinator CU Pancur Kasih TP Kuala Behe, kepada Simpado (15/6). Dilanjutkan lajang dari Karangan Mempawah Hulu ini, CU mengajarkan pada anggota untuk sukses dan berpikir sukses,maka dari itu CU mengajarkan untuk menabung mengelola keuangan rumah tangga menghindari gali lobang tutup lobang dan pemborosan demi kesejahteraan di hari nanti. “Sementara uang ada dimana-mana ada dipasir, dibatu, dipohon,udara, di air dan tanah tinggal bagaimana kita mengelolanya dan mendapatkannya setelah didapat dikelola dengan baik setelah dapat uang aturlah dengan bijaksana tabungkan 10 % dari pendapatan” ungkapnya. Menurut T. Ngacam, pengurus TP, sejak 4 tahun CU Pancur Kasih beroperasi di Kuala Behe sudah hampir 10 orang yang pensiun di CU Pancur Kasih Kuala Behe dan setiap bulan mereka menikmati hasilnya bunga tabungannya. “dari ber CU mereka santai-santai tidur-tidur tiap awal bulan ambil uangnya, kami berharap semua anggota CU Pancur Kasih nantinya menikmati dan pensiun di CU untuk kesejahteraan masa tua untuk membahagiakan anak istri cucu dan semua keturunan untuk keluarga kita semua” ungkap pria yang biasa dipanggil Pak Emi ini. Dikesempatan berbeda, Fulgensius, SE, Koordinator TP Kuala Behe mengatakan, latar belakang pembukaan TP. Kuala behe yang resmi beroperasi penuh pada mei 2005, yaitu ingin mendekatkan pelayanan kepada anggotanya dimana ketika menabung membayar pinjaman dan urusan lainnya merasa jauh baik yang tercatat keanggotaannya

di TP. Ngabang, TP. Jelimpo dan TP. Sidas. “dari landasan ini maka berdirilah TP. Kuala Behe dimana pada saat itu diutus Mensalen,S.Sos sebagai menejer pertama untuk melayani anggota di Kuala Behe bekerja sendirian. Mengelola assets Rp. 663.352.250 dan jumlah anggota 243 Orang dan seiring berkembangnya jumlah anggota dan assets maka pada bulan april 2006 staff ditambah 1 (Satu) orang untuk membantu oprasional yaitu Felik Jimi yang berasal dari Sangku Kec. Jelimpo

< Fulgensius, SE - Koordinator TP Kuala Behe Kab. Landak” ujar pria jebolan Fakultas Ekonomi UNTAN ini. Namun menurut alumni asrama “Bruder” Sepakat Pontianak ini, masih dirasakan kurang untuk melayani anggota maka pada bulan juni 2006 ditambah lagi 1 (Satu) orang staff yaitu Linus yang berasal dari Kotup Kec. Bonti Kab. Sanggau dan pada akhir tahun 2006 assets TP menjadi R.p 4.943.690.020 M dan jumlah anggota 790 Orang. Sementara Linus, Staff CU ini mengatakan, pada bulan april terjadi roling atau penggantian staff dimana Felik Jimi dipindahkan ke TP. Jelimpo dan digantikan oleh Fulgensius Yang berasal dari Karangan dan TP.Karangan sebagai staff baru di Kuala Behe.

“landasan roling atau perpindahan staff ini untuk memperbaiki dan pengembangan sebuah TP dan meningkatkan sumberdaya manusianya dan memperbaiki kinerja pelayanan dan perkembangan sebuah TP baik dari segi assets maupun dari jumlah anggotanya, karena TP Kuala Behe dinilai lamban pertumbuhan atau perkembangannya maka dilakukanlah pertukaran staff” ujarnya tersenyum. Menurut pria asal Bont Kabupaten Sanggau ini, di TP. Kuala Behe pada saat itu terdapat 2(Dua) Orang staff dan 1 (Satu) Orang Menejer TP untuk mengembangkan CU diKuala Behe untuk menjadikan seluruh masyarakat Kuala Behe Ber CU dan untuk memperbaiki tingkat atau tarap perekonomian dan kesejahteraan seluruh masyarakat di Kuaka Behe. Sementara itu, Hendra Lesmana, staff kredit CU ini menjelaskan perkembangan TP. Kuala behe selama 4 tahun terakhir sangat baik dalam 4 tahun sudah mencapai assets 14,5 Milyar. “Dari jumlah penduduk yang kurang lebih 12.086 Jiwa sementara yang jadi anggota CU Baru 2.108 Orang, masih begitu banyak yang belum ber CU atau masih sekitar 83% yang belum menikmati CU” ujar pria asal Pasuk Kayu-Samalantan Kabupaten Bengkayang ini. Dijelaskan pemuda lajang ini, jadwal konsultasi pinjaman dari tanggal 01 Sampai Tanggal 25 tiap bulannya, Hari Senin Sampai Kamis Jumat Sabtu Tidak ada konsultasi. Pencairan pinjaman dari tanggal 01 sampai dengan 25 tiap bulannya. “Pengajuan pinjaman dicairkan maksimal 1 bulan setelah pengajuan pinjaman dan administrasi, apabila layak dicairkan menurut bagian kredit sesuai dengan kemampuan, dan tergantung jumlah besar kecilnya pinjaman serta tanggal pengajuan.bagi anggota yang ingin pinjam dibawa pulang musti pinjam pertama dulu untuk ditabung atau dibawa pulang sebesar simpanan, pinjaman pertama dilunasi 6 bulan” ujarnya menutup pembicaraan.< (Rudi/SIMPADO)


Paringa Idup Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

<Halaman 11

Kesehatan

Kesehatan Masyarakat Bukan Hanya Tanggung Jawab Dinas Kesehatan NGABANG – Simpado Bupati Landak DR Adrianus AS mengatakan, upaya untuk penyehatan lingkungan maupun peningkatan deajat kesehatan masyarakat yang ada di daerah Kabupaten Landak, sebenarnya bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemda yang dalam hal ini dalah Dinas Kesehatan semata melainkan sudah menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat termasuk keluarga karena keluarga ini yang paling strategis perannya. “Kalau kita lihat di sekitar kita belum ada kesadaran masyarakat tentang lingkungan ini mulai dari hal yang kecil misalnya sampah-sampah domestik di daerah perdesaan ini di buang sembarangan tidak ada pola yang di lakukan oleh masyarakat karena di anggap sampah seperti ini tidak mempengaruhi kesehatan sehingga kondisi lingkungan rumah di perdesaan di perkampungan itu sangat buruk,” ujarnya, dua hari lalu di aula Bapeped Landak, ketika membuka kegiatan Rakernasda yang bertema Dengan Rakernasda Kita Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Menuju Kabupaten Landak Sehat 2010 16-17 Juni 2009 di Ngabang. Dikatakannya, selain dari segi teknis kesehatan dari segi pelayanan,pembinaan, pengobatan yang paling terpenting dalam hal ini adalah, merubah sikap mentalmasyarakat terhadap prilaku hidup sehat ini. “Artinya perubahan ini memang harus bermula dari dalam keluarga dan yang di tekankan di sini adalah peran Posyandu, PKK ini sangat penting karena inilah yang secara langsung bersentuhan langsung dengan Ibu-ibu di perdesaan yang sehari-harinya lebih banyak memperhatikankondisi rumah dan lingkungan bahkan mungkin bapak-bapaknya tidak memiliki kepedulian terhadap lingkugan dan sikap mental ini yang harus di rubah,” ujarnya

Menurutnya tugas untuk menjaga kebersihan, kesehatan lingkungan masyarakat bukan hanya tugas dari petugas kesehatan, dan bukan semata tugas leading Sektor melainakan sudah tanggung jawab seluruh elemen masyarakat termasuk keluarga. Untuk itu pembangunan di bidang kesehatan bukan hanya membangun polindes, puskesmas Pembantu, menyediakan obat dan alat kesehatan yang lain termasuk tenaga kesehatan tetpi yang terpenting di sini adalah bagaimana cara merubah maished yang sudah terlanjur enjoy dengan kondisi yang ada di sekarang ini. memang hal ini bukan pekerjaan yang gampang. “Saya selalu mengatakan kalau membangun pukesmas dan puskesmas pembantu dan perlengkapannya ini relatif. Relatif lebih gampang, dari pada merubah sikap mental masyarakat. tetapi kalau ada duit untuk memenuhi kebutuhan pada 72 puskesmas yang ada dan 47 kondisinya yang baik dan sisanya yang kurang baik ini akan dapat kita bangun baik lagi tetapi kalau kita merubah sikap mental masyarakat ini jauh lebih sulit dan tidak di beli dengan duit,” imbuhnya. Dengan kondisi seperti ini harus di rubah walau dirinya sadar kalau kondisi seperti ini tidak dapat di rubah dengan secepat mungkin, tetapi harus ada proses yang sipatnya berkesinambungan. karena prilaku hidup sehat ini juga dapat di terapkan melalui sektor pendidikan karena yang paling efektif. apalagi pada jalur pendidikan ini akan mendidik anak mulai dari kelas 1 Sekolah Dasar sampai pada jenjang yang lebih tinggi. sehingga kondisi ini secara perlahan akan dapat di serap dengan baik. 18 orang Landak tertular HIV/AIDS. Penularan HIV/AIDS di Kalbar mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, Kalbar menduduki peringkat kelima namun pada tahun 2008 menduduki peringkat ketiga

< Suasana Rakerkesda kemarin di aula Bappeda Landak. dalam penularan HIV/AIDS nasional, posisi ini naik dan menyaingi Jawa Timur dan Bali di Indonesia. Tahun 2006 posisi urutan kelima. Sementara posisi Papua urutan pertama. Namun pada 2008, Kalbar menjadi urutan ke tiga dan Papua urutan empat setelah Jawa Timur dan Bali. Kalbar justru masuk dalam kategori endemis penularan Human Immunodeficiency VirusAcquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS). “Penyakit ini jangan kita anggap remeh, saya melihat penderita ini terdata hanya 18 orang. Dan ini puncak sebuah gunung es, kita tidak tahu ada berapa dibawah gunung es ini. Mungkin dibawah ini 4000, 5000 atau 10.000 orang,” kata Bupati Landak DR Adrianus AS, ketika membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah, Selasa (16/06), di aula Bappeda Landak. Bupati meminta

Peramu Obat Tradisional, Kami Mengabdi untuk Bangsa Juga MENJALIN-Simpado Galau dirasakan para peramu obat tradisional di kampung-kampung, mereka nyaris kehilangan kepercayaan diri karena profesinya dianggap ketinggalan zaman. Selain itu, hancurnya hutan, tembawang, kompokng, bukit-bukit, sungai-sungai karena ulah manusia modern juga memperparah profesi mereka. Itulah sepenggal komentar seorang peramu obat tradisional, Jamal (45) di Kampung Sunge Banokng-Menjalin kepada Simpado baru-baru ini. Diakuinya, dulu profesi sebagai peramu obat sangat diminati karena belum ada Puskesmas, belum ada dokter, belum ada bidan. Tahun 2000-an, profesi ini sudah dianggap ketinggalan zaman. Banyak para peramu obat tradisional yang berhenti sama sekali. “profesi inikan dikalangan Dayak bukan semata-mata profesi, tetapi memang hanya diperlukan pada saat-saat tertentu saja. Bukan setiap hari kerja kami sebagai peramu obat” ujar seorang guru SD ini. Dilanjutkannya, untuk menghimpun potensi para peramu obat tradisional ini, pada 16 April 2003, mereka mendirikan

organisasi, bernama Batra Panampukng, singkatan dari Persatuan Peramu Obat Tradisional dan Dukun Dayak Kanayatn. Organisasi ini didampingi oleh sebuah LSM, Yayasan Pangingu Binua dan Yayasan PAHAR. “anggotanya saat itu 60 orang, yang tersebar dari 23 kampung di Menjalin-Sompak-Mempawah Hulu. Mereka juga dari berbagai keahlian khusus” ungkapnya. Jamal sendiri diangkat sebagai ketua perkumpulan ini, dan beberapa kali mengikuti kegiatan pameran obat tradisional Dayak Kanayatn di Pontianak. Malah, 2 orang anggotanya pernah menjadi narasumber di seminar nasional Peramu Obat Tradisional yang diadakan Departemen Kesehatan RI di Yogyakarta, 2004 silam. Kini, Batra Panampukng semakin dikenal masyarakat, karena anggotanya semakin bertambah. “tampaknya, peramu obat tradisional mulai percaya diri lagi. Mereka mulai bangkit, untuk membantu pemerintah dibidang kesehatan masyarakat” ujarnya. Sementara itu, Thomas Apon, Kepala Puskesmas Menjalin, menyambut baik kehadiran organisasi peramu obat tradisional

ini. “kami merasa terbantu dengan aktivitas mereka, karena memang tenaga kami terbatas. Masyarakat juga masih mengakui keunggulan obat mereka” ujar Thomas, yang biasa dikenal sebagai Pak Mega ini. Dilanjutkannya, kedepan, Puskesmas Menjalin akan menghimpun peramu obat tradisional ini untuk menyatukan persepsi dan membuat gerakan bersama “kesehatan berbasis masyarakat”. David Dismas, Direktur Yayasan Pangingu Binua Kabupaten Landak ketika diwawancarai di kantornya di Desa Raba Menjalin menjelaskan, bahwa peramu obat tradisional ini sebaiknya dihimpun saja pada level kabupaten. “pasti banyak sekali peramu obat tradisional di Kabupaten Landak ini, mungkin ribuan orang. Ini berpotensi untuk meningkatkan pendapatan daerah bila diorganisir, termasuk bila difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Landak” ujarnya. Menurutnya, mereka bisa difasilitasi untuk tata cara pengemasan, pengolahan obat mengunakan mesin, dan dibantu solusi untuk pemasaran.< (Owat/SIMPADO)

Alternatif Mencegah Penyakit Maag MENJALIN-Simpado Kawan-kawan medis/kesehatan bilang bahwa penyebab penyakit maag adalah dikarenakan waktu makan selalu tidak teratur, barangkali penyebab ini ada benarnya. Para petani memang banyak mengalami sakit maag karena waktu makannya tidak teratur disibukkan oleh kerjanya, menyembuhkan maag ini bisa dengan pengobatan tradisional menurut pak Lewer di Kampung Rees Kec. Menjalin, cacing dalam perut kita harus dibasmi dengan cara : 1. Telur direbus, sesudah masak tanpa garam dicampur merata dengan askamek lalu dimakan,

logikanya cacing mau mkakan telur tapi disitu sudah bercampur askamek 2. Sering meminum air perasan daun mata kati dicampur daun seat seat yang tumbuh disawah, kedua daun ini harus yang muda ditumbuk halus diberi air masak dan disaring. Menurut Pak Angkis, yang sudah melakukannya bawang merah satu atau dua biji dibelah, celupkan pada minyak tanah lalu dimakan, lakukan 2-3 kali, resep ini didapatnya dari pak Umar asal Bali dan ternyata memang terbukti manjur.< (Nambin Nadjin / Kontributor SIMPADO)

ada kepedulian dari seluruh elemen masyarakat dengan peran masing-masing dan saling mengingatkan. Parahnya nanti, jika kondisi ini makin bertambah akan menghancurkan masyarakat kita. “Ini musuh kita yang tidak kelihatan, tapi yakinlah sangat epektif, satu generasi bisa musnah atau hancur gara-gara penyakit ini,” tegas bupati. Dan ini memang surga yang dijanjikan oleh Lusiver, jadilah HIV/AIDS. Untuk mengatasinya diperlukan sumber daya manusia yang tidak sedikit, dan memerlukan dana yang tinggi. Sementara itu, Sophie Tjakre, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Landak, menjelaskan, dalam penanggulangan HIV/AIDS , mereka sudah menyusun analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treat). Adapun strength (kekuatan) yang dimiliki Landak yakni dengan

adanya dukungan politis, lembaga KPAD, akses informasi, dukungan SDM, dukungan instansi terkait dan Renstra penanggulangan HIV/AIDS. “Sedangkan kelemahan (weakness) yang dimiliki Landak yakni belum adanya sarana kesehatan yang memadai, maraknya kafe-kafe liar tanpa pengawasan, meningkatnya penduduk miskin, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS, minimnya lapangan pekerjaan dan alokasi dana kurang memadai,” jelasnya. Kemudian, peluang (opportunity) yang dimiliki Landak antara lain adanya dukungan lembaga donor, dukungan pemerintah, tokoh adat, tokoh agama dan masyarakat serta LSM, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Landak mempercepat penyampaian informasi dan adanya kelompok

masyarakat yang dapat menerima penyuluhan, informasi tentang HIV/AIDS. “Sedangkan ancaman yang dimiliki, yakni Landak sebagai jalur sutra lintas antar negara, meningkatnya PSK yang tidak terinventarisir, meningkatnya jumlah kafe remang-remang di sepanjang jalur sutra, banyaknya masyarakat Landak yang menjadi TKI/TKW dan maraknya peredaran narkoba di Landak,” terang mantan Kepala Puskesmas Menjalin ini. Untuk melakukan program dan kegiatan pencegahan HIV/AIDS di Landak, Pemkab Landak sudah menyusun serangkaian program yakni pencegahan HIV/AIDS, fasilitasi dan pengintegrasian, penciptaan lingkungan yang kondusif, surveillance Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS, perawatan, pengobatan, dan dukungan terhadap ODHA, riset atau penelitian dan kesinambungan penanggulangan. Selain itu, Pemkab Landak juga sudah menyusun serangkaian kegiatan penanggulangan HIV/AIDS yakni pemutusan mata rantai penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual berisiko, Napza suntik, darah dan cairan tubuh lain dan pendidikan public tentang IMS dan HIV/AIDS. “Untuk penanggulangan wabah penyakit yang mematikan ini, tentu perlu adanya peran serta dan tanggung jawab dari pemerintah, baik tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan keluharan. Peran serta dari masyarakat yang dimulai dari rumah tangga dan keluarga, masyarakat umum dan LSM atau organisasi non pemerintah. Demikian juga peran serta dunia usaha atau swasta dan kerja sama internasional sangat diharapkan,” harapnya. Dengan demikian, visi menuju Kabupaten Landak sadar akan bahaya HIV/AIDS tahun 2018 akan dapat terwujud.< (Heri Irawan/ Kundori Kontributor Simpado)


Politik & Hukum Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

politik dan hukum

<Halaman 12

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

243.349 Rakyat Landak Siap Mengikuti Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden NGABANG-Simpado. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI siap digelar tanggal 8 Juli 2009 mendatang. Di Kabupaten Landak, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu ini tercatat berjumlah 242.349 pemilih. Demikian dikatakan Pokja Pendataan KPU Landak, Dra. Theresia MS Ursus dikonfirmasi Simpado di kantornya, Senin (22/6). Theres, yang aktivis perempuan ini mengatakan, DPT Pilpres tersebut terdiri dari laki-laki 126.148 dan perempuan 116.201 pemilih. Sedangkan masing-masing kecamatan jumlah DPT nya yakni,Ngabang 45.439 pemilih, Jelimpo 17.457 pemilih, Sebangki 11.839 pemilih, Sengah Temila 39.896 pemilih, Mandor 20.337 pemilih, Menjalin 13.034 pemilih, Mempawah Hulu 23.561 pemilih, Sompak 9.727 pemilih, Menyuke 20.159 pemilih, Banyuke Hulu 8.392 pemilih, Meranti 6.651 pemilih, Air Besar 15.553 pemilih dan Kuala Behe 10.304 pemilih. “Ini rekapitulasi DPT Pilres tahun 2009 yang ditetapkan tanggal 28 Mei oleh KPU Landak,” tandas Theres. Sementara itu, Bupati Landak, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si

ketika dikonfirmasi mengatakan, dalam Pilpres hendaknya jangan ada golput alias golongan putih. “usahakan waktu yang sedikit untuk digunakan memilih pemimpin nasional kita” ujarnya. Dilanjutkan mantan Wakil Bupati Landak periode 2006-2008 ini, bahwa penting sekali untuk menjaga keharmonisan ditengah-tengah nuansa politik yang keras antar pendukung calon Presidenini. “kepada para tim sukses, gunakanlah politik yang santun dan bermartabat untuk

memenangkan calonnya”ujarnya kemudian. Bolon (28), di Sinakin memaparkan, ia dan kelompoknya akan memaksimalkan peran serta masyarakat dalam pemilihan nanti agar tidak ada yang golput. “sayang juga satu suara lalu hilang, padahal kita ingin pemimpin nasional yang cerdas, sehat dan bermoral “ katanya.< (Agustinus Lanak / SIMPADO)

< DPT Pilpres ditetapkan KPU Landak

Humor Politik Pak Ali-Ali

Diasuh oleh : Silestinus Babah Gamok

Sudah Tak Sabar Pak Ali-Ali di suruh isterinya menjemur padi di rumah, sedangkan isterinya pergi ke hutan mencari sayur-sayuran. Begitu matahari mulai memancarkan panas, Pak Ali-Ali mulai dengan aksinya menurunkan Bide dan mengeluarkan padi dari Langko. Pak Ali-Alipun mulai dengan cekatan melakukan pekerjaan menghampar padi di atas bide, lega sudah pikiran Pak Ali-Ali karena pekerjaan selanjutnya hanya menjaga jemuran tersebut. Namun selang dua puluh menit lamanya, tiba-tiba mendung datang, gerimispun turun. Pak Ali-Ali bergegas mengemaskan padinya, namun apa yang terjadi, begitu padi selesai di kemas keadaan cuaca menjadi panas kembali. Keadaan seperti ini berulang-ulang hingga empat sampai lima kali. Pak Ali-Ali merasa geram, dengan gaya emosinya ia keluar dari rumah

berdiri tegak, menegadah sambil mengacungkan telunjuknya keatas seraya berkata dalam bahasa kanayatn. “Kade’ dah na’ mampu ngurus dunia ngian baranti maan jaji jubata koa” Artinya : kalau sudah tidak mampu mengurus dunia ini berhenti saja jadi Tuhan. Memangnya Tuhan sama dengan Kades apa, seenaknya mau di suruh berhenti ? celutuk tetangganya yang mendengar dan menyaksikan tingkah laku konyol Pak Ali-Ali.

Tabiat Pengakal Pak Ali-Ali adalah seorang petani yang hidup di sebuah desa, tinggal bersama mertuanya serumah. Ketika di ajak pergi kesawah oleh isterinya, ia berkata,”kalian duluan saja nanti aku nyusul”. Isteri dan mertuanya sudah sampai di tempat kerja, tapi Pak Ali-Ali tidak jua kunjung datang, gimana mau datang, Pak Ali-Ali keasyikan tidur di rumah. Untuk menghindari kemarahan isteri dan mertuanya, Pak Ali-Ali mencari akal, menjelang sore ia bangun, mulailah ia di sibukan dengan aksi bulusnya. Di keluarkannnya beberapa buah gelas di simpannya di atas meja, kemudian gelas tersebut di berinya sisa-sisa kopi setelah di minum. Begitu isteri dan mertuanya tiba di rumah, mulailah Pak Ali-Ali mengambil sapu, isterinya pun bertanya pada Pak Ali-Ali,”kenapa kamu tidak menyusul kami ke sawah

?” Itulah tadi masalahnya, begitu aku mau berangkat kerja, tiba-tiba datang beberapa orang tamu di rumah ini, baru saja mereka pergi, lihat di meja sana gelasnya saja belum sempat aku kemaskan, kilah Pak Ali-Ali sambil memegang gagang sapu dan mengibas-ngibaskannya di lantai.

Bangsa Lalat

yang

pertanian ke kota.” Salah seorang dari masyarakat yang hadir, nyeletuk “Tapi pak di kampung kita tidak ada sungai, jadi untuk apa dibangun jembatan?” Pak Ali-Ali: “Jangan khawatir! Jika tidak ada sungai di kampung ini, kita akan bangun jembatan sekaligus dengan sungainya!” Masyarakat : “!!??##%%!!!”

Menghormati

Karena melihat banyak sekali lalat beterbangan di sekitar makanan yang dijual, Pak Ali-Ali menyalakan lilin untuk mengusirnya. Dengan heran seorang turis Belanda yang kebetulan sedang makan di warung soto babat tersebut bertanya. “Buat apa menyalakan lilin siang hari begini?” tanya di turis. “Untuk lalat, tuan,” jawab Pak Ali-Ali. “Bangsa Anda memang benar-benar baik hati. Bukan cuma manusia. Lalat pun di beri penerangan,” katanya kagum.

Pak Ali-Ali Kampanye Pembangunan Jembatan Pada masa kampanye, Pak Ali-Ali seorang calon legislatif berkampanye guna mempromosikan dirinya agar di pilih di sebuah desa yang agak terpencil dan inilah isi kampanyenya: Pak Ali-Ali : “Bapak-bapak,Ibu-ibu jika saya terpilih nanti,saya akan membangun jalan dan jembatan agar akses ke kampung ini lebih mudah untuk menjual hasil

Jumlah politikus yang sering berbohong

perempuan bule yang disebut sebagai kuda putih yang mejeng di kawasan itu. “Yah, kapan aku bisa.... merasakan dekapan mereka” pikirnya. Di pinggiran jalan, di antara tumpukan sampah tiba-tiba Pak Ali-Ali melillat sebuah lentera tembaga. Dia merunduk dan memungutnya. Ternyata benda itu adalah sebuah lentera ajaib. Saat Pak Ali-Ali menggosok keluarlah jin. “Pak Ali-Ali, kau boleh mengajukan dua permintaan. Aku janji akan mengabulkannya,” ujar jin. “Pertama,”ucap Pak Ali-Ali, “Aku ingin berkulit putih, bertubuh padat dan tak usah lagi jadi perhatian orang seperti di sini. Kedua, aku ingin selalu l?idup dalam dekapan badan yang paling rahasia dari seorang perempuan, yang tentunya hangat dan nyaman.” Hanya dalam sekejap, Pak Ali-Ali pun berubah menjadi sebuah tampon.

Sebuah bis penuh dengan para politikus, keluar dari jalan dan menabrak sebuah pohon besar di ladang Pak Ali-Ali. Setelah menyelidiki apa yang terjadi, Pak Ali-Ali itu menggali sebuah lubang dan mengubur mayat politikus-politikus itu. Beberapa hari kemudian, seorang polisi lewat dan bertanya kepada Pak Ali-Ali itu, “Apakah mereka semua mati?” Pak Ali-Ali itu menjawab, “Begini : beberapa dari mereka berkata, Pak Ali-Ali Menjelaskan Arti bahwa mereka belum mati. Tapi Politik Anda ‘kan tahu betapa seringnya Pak Ali-Ali mendapat pekerjaan politikus itu berbohong.” rumah dari gurunya untuk menjelaskan arti kata POLITIK. Salah Pilih Karena belum memahaminya, ia Bersama sejumlah perwira asal kemudian bertanya pada ayahnya. Indonesia, Pak Ali-Ali dapat Sang Ayah yang menginginkan Pak kesempatan berkunjung ke Ali-Ali dapat berpikir secara kreatif Amsterdam. Ditemani seorang kemudian memberikan penjelasan, perwira Belanda, Pak Ali-Ali “Baiklah nak, ayah akan mencoba mengunjung? kawasan lampu menjelaskan denga perumpamaan, merah yang paling terkenal seantero misalkan Ayahmu adalah orang dunia itu. Rupanya Pak Ali-Ali tergiur yang bekerja untuk menghidupi melihat kemolekan tubuh keluarga, jadi kita sebut ayah adalah

investor. Ibumu adalah pengatur keuangan, jadi kita menyebutnya pemerintah. Kami disini memperhatikan kebutuhan-kebutuhanmu, jadi kita menyebut engkau rakyat. Pembantu, kita masukkan dia ke dalam kelas pekerja, dan adikmu yang masih balita, kita menyebutnya masa depan. Sekarang pikirkan hal itu dan lihat apakah penjelasan ayah ini bisa kau pahami?”. Pak Ali-Ali kemudian pergi ke tempat tidur sambil memikirkan apa yang dikatakan ayahnya. Pada tengah malam, ia terbangun karena mendengar adik bayinya menangis. Ia melihat adik bayinya mengompol. Lalu ia menuju kamar tidur orang tuanya dan mendapatkan ibunya sedang tidur nyenyak. Karena tidak ingin membangunkan ibunya, maka ia pergi ke kamar pembantu. Karena pintu terkunci, maka ia kemudian mengintip melalui lubang kunci dan melihat ayahnya berada di tempat tidur bersama pembantunya. Akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat tidur, sambil berkata dalam hati bahwa ia sudah mengerti arti POLITIK. Pagi harinya, sebelum berangkat ke sekolah ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan menulis pada buku tugasnya: ‘Politik adalah hal dimana para Investor meniduri kelas Pekerja, sedangkan Pemerintah tertidur lelap, Rakyat diabaikan dan Masa Depan berada dalam kondisi yang menyedihkan." <


Pasamean Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

<Halaman 13

Budaya

Asal Mula Adat "Bapantak"

Di Kampung Pakana, hidup sepasang suami istri, yang tidak mempunyai anak. Suaminya bernama Ne Ragen. Sehari-hari Ne Ragen, keluar masuk hutan untuk berburu. Suatu hari (Sore) Ne’ Ragen menunggu binatang buruannya di bawah sebatang pohon beringin (kayu ara), tiba-tiba ia mendengar suara tangisan bayi di atas pohon tersebut. Suara tangisan itu berasal dari bayi yang mati buyu’ (lahir prematur dan meninggal). Ne Ragen menjadi iba hatinya ketika mendengar tangisan itu. Lalu ia meletakan peralatan berburunya dan naik di atas pohon kayu ara tersebut dan mengambil anak itu, lalu dibawa pulang dan dipeliharanya hingga menjadi dewasa. Anak itu dinamaninya Doakng. Setelah cukup umur Doakng disunat ketika selesai disunat Doak berpantang, selama tiga hari tiga malam, ia tidak boleh kemana-mana dan tidak boleh memakanan daging binatang sial seperti pelanduk, kijang, rusa sapi dan kambing, serta beberapa jenis pakis tertentu.

Secara kebetulan pada hari ketiga masa berpantang Doakng, datanglah seorang pemuda Laut Pakana, tetangganya (Melayu, saat ini), bertamu ke rumah Ne Ragen. Doakng kemudian berkata “ pamujakng, kade’ kalaparatn basuman ba ka’ dapur diri dikoa, tapi ame me kita’ nyuman kambing man sapi. Kade’ kita nyuman na’ jukut koa, baik kita suman maan ka’ dapur lain. Kade’ kita na’ ngasiatn kata ku nian awas me kita”(Pemuda, kalau kelaparan masaklah di dapur kita tetapi jangan masak sapi atau kambing. Kalu mau memasak barang (sapi/kambing) itu, sebaiknya di dapur lain, Awas kalian kalau tidak menuruti kataku ini” Setelah berpesan demikian, Doakng tidur dengan tangkitn (senjata khas Dayak Kanayatn) yang teransah tajam terselip dipinggangnya dan disampingnya tergeletak sumpit dengan mata sumpit yang diolesi getah ipuh. Pemuda Laut tadi ternyata tidak menuruti pesan Doakng, ia memasak daging kambing yang dibawanya dari rumah. Apa yang terjadi kemudian pemuda itu berubah menjadi seekor kambing, dan ketika itupula Doakng terjaga dari tidurnya. Sejenak ia lupa diri lalu menghunus tangkitnnya dan memenggal kepala kambing itu, hingga putus. Ketika sadar Doakng terkejut lalu ia berkata “..koa dah putus unang tage’nyu kambingnya, tapi koa ihan Jubata a, buke’ munuh manusia, aku ga’ munuh laok. Ame ia madi mangka’, babangkawar ka’ aku, jukut ia dah mati dijanjinya, diuntukngnya” ( putuslah kini lehermu hai kambing…tetapi itulah wahai Jubata/Tuhan, aku bukan membunuh manusia tetapi binatang, semoga ia tidak menjadi penyakit, menyentuh dan menurunkan hal yang kotor dalam hidupku, karena ia mati sesuai dengan janji dan takdir hidupnya. Doakng kemudian melaporkan kejadian ini kepada

orang tua dan sanak-saudara pemuda tadi. “ mau bagaimana lagi, ia sudah meninggal sesuai dengan takdirnya, kuburlah..” demikian kata keluarga si pemuda malang tersebut. Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, Doakng minta belajar dan merantau, kepada orang tuanya. Ia kemudian minta dibuatkan kapoa’ bergambar, baju marote (baju tanpa kancing dengan model rompi), otot baukir (tato), jabakng (perisai) dan Tangkitnya. Semula Ne Ragen ayahnya, tidak menyetujui niat anaknya ini, tetapi karena Doakng terus menerus memohon, akhirnya ia diijinkan pergi. Hari pertama menjelang keberangkatannya merantau Doakng mempersiapkan segala bekal dan perlengkapnnya. Hari kedua ia mato’ (melakukan upacara adat untuk memanggil roh halus/kamang, untuk menyertainya dalam peperangan) minta penyertaan dari Bujang Nyangko, Kamang Lejak dan Kamang Nyado. Rasi (tanda-tanda alam) yang diterimanya setelah mato’ sangat baik, maka ia kemudian berangkat meninggalkan Pakana, subuh, pada hari ketiga. Ia berjalan dan terus berjalan, menuruti langkah kakinya, tanpa tujuan yang pasti. Sesampainya sebuah hutan lebat (udas) ia beristirahat sejenak, lalu membuat jukut diampa’4 dan menyampaikan maksud dan tujuannya kepada roh-roh halus penghuni tajur (lereng bukit) gantekng (pertemuan dua dataran tinggi/lembah), bukit yang tinggi, pohon yang besar, seperti ketika ia menyampaikan maksud dan tujuannya pada kamang. Tidak lama setelah melakukan upacara tadi, disekitarnya terdengar suara krasaak-krusuk yang berasal dari beberapa ekor muis (binatang). Doakng pun bersiul sebanyak tiga kali. Binatang-binatang tersebut kemudian turun ke tanah mencari

suara siulan tadi. Doakng kemudian membidikan sumpitnya ke arah seekor muis yang paling dekat dengannya, ia siap menyumpitnya. Tetapi kemudian muis ini tiba-tiba mati. Tidak lama kemudian muncul tiga orang, yang saling berdebat, masing-masing mengakui bahwa dirinyalah yang menyumpit muis tadi. Masing-masing tidak mau kalah “akulah yang menyumpitnya !”. Kata ketiga orang tersebut. Doakng bingung, melihat perdebatan ini. Tetapi akhirnya salah satu dari mereka bertiga, yang ternyata adalah Bujakng Nyangko’ (Kamang yang menjelma menjadi manusia) berkata : “baiklah kita serahkan pada Doakng saja hasil buruan ini, biar dia saja yang memilikinya”. Setelah mereka bertiga sepakat untuk menyerahkan muis tadi pada doakng, mereka membuat perjanjian untuk bertemu kembali pada esok paginya di sebuah tempat yang bernama saka tumuk empat (perempatan). “ kade ada nangar tariu tujuh kali, seok tujuh kali dan nguik tujuh kali, ganceh atakng, diri ngayo ka’ Timpurukng Pasuk ka’ Lama Bagenakng, ka’ Jongong, Tanuk Tangoekng, Dapeh Marada’i” ( jika mendengar tariu (teriakan perang) tujuh kali, siluan tujuh kali dan nguik (tiuran suara elang) sebanyak tujuh kali, cepatlah kamu datang kita ngayau di Timpurukng Pasuk, di Lama Bagenakng, di Jongong, Tanuk Tangoekng, Dapeh Marada’i” demikian pesan Bujakng Nyangko pada Doakng. Keesokan harinya, ketika Doakng mendengar kode yang dijanjikan, ia kemudian bergegas pergi ke tempat pertemuan mereka di Saka Tumuk Ampat. Lalu berempat mereka menuju daerah tempat pengayauan. Tiga hari tiga malam lamanya, akhirnya sampailah mereka di sebuah ladang, musuhnya, secara kebetulan disitu ada banyak orang yang sedang bekerja secara gotong royong (balale’). Diantara

orang-orang tersebut satu diantaranya adalah pamaliatn (dukun belian), yang mampu menghidupkan mayat. Kempatnya kemudian berperang melawan orang-orang tersebut dan menang. Diantara seluruh korban, hanya satu yang kepalanya kemudian di bawa yaitu kepala si pamalitan tadi. Oleh ketiga kamang tadi, Doakng disuruh membawa kepala itu dan berpesan kepadanya, bahwa sebelum sampai di rumah, ia harus tariu, bersiul dan nguik, sebanyak tujuh kali. Jangan masuk ke rumah melalui tangga pintu dapur, jangan menyeruak di bawah jemuran, dan tidak boleh langsung masuk ke ruang tamu. Doakng harus masuk melalui tangga depan, dan berhenti di pante dan menari-nari . Kepala harus diletakan pada pahar tembaga, (tempat khusus yang terbuat dari tembaga untuk meletakkan bahan persembahan), lantai dialas bide (tikar dari anyaman rotan dan kulit kayu), diletakan diatas tempayan jampa berukir (tempayan besar), lalu di pasangi pelita. Ketika sampai di rumah, Doakng menuruti pesan ini, tetapi lain halnya dengan Nyangko, ia lewat dari tepi Pante, dan menari-nari melewati bawah jemuran, seketika itu juga ia tewas. Jasadnya disemayamkan satu hari satu malam, lalu kemudian di kubur. Pada saat itulah Kamang mengajari Doakng (manusia) berpantak. Pantak ditujukan untuk mengganti orang yang sudah meninggal. Arwah orang yang sudah meninggal itu kelak akan tinggal dalam pantak (patung kayu) yang dibuat. Kamang Nyado, kemudian mengajari Doakng membuat pantak Kamang Nyangko. Riti tujuh jengkal, kayu besi (belian) diukir dengan riti, didoakan dengan seekor ayam jantan berbulu merah, dibentuk (dipahat) dengan tidak dibolak-balik (posisi tetap), dipahat mulai dari

kepala. Syarat (pangkaras) untuk membuat pantak adalah ayam jantan berbulu merah satu ekor, parang, beliung, pahat, besi untuk membuat lobang (bor), paha babi satu ekor (dimbil cuma pahanya, babi jantan yang sudah disepih/bantut), lalu dipersembahkan/disangahatn. Doakng melakukan semua perintah kamang Nyado. Setelah selesai menguburkan jasad Kamang Nyangko. Doakng kemudian tariu sebanyak satu kali untuk mencari kayu belian sebagai bahan untuk membuat pantak. Setelah dapat ia membawanya ke rumah dan dipahat di pante selama tiga-tiga malam. Baru boleh dimasukan dalam rumah, menjelang senja. Setelah pantak tersebut dimasukan ke dalam rumah, ia memperlakukannya seperti jasad manusia, dimandikan lalu mengurapinya dengan minyak dan kemudian memberinya makan. Setelah itu ia kemudian membunyikan tetabuhan dari agukng (gong) dan dau (bonang), lalu menari. Pantak tadi tiba-tiba seperti bernyawa, lalu menari-nari bersama Doakng, semalam suntuk. Setelah semua ini selesai Doakng kemudian, mengajari orang tuanya untuk membuat pantak, dan ketika ayahnya meninggal (Ne Ragen), ia membuat pantak seperti yang dulunya ia buat untuk Kamang Nyangko. Pada saat Doakng menari, dan Pantak itu ikut juga menari, ibunya tidak kuasa menahan sedihnya ketika ditinggalkan suaminya (Ne Ragen), dipeluknya Pantak Ne Ragen yang sedang menari tersebut, lalu diciumnya. Hal itu sesungguhnya tidak boleh dilakukan, tetapi semuanya sudah terlanjur. Pantak yang tadinya bisa menari-nari, kemudian diam dan kembali seperti patung kayu biasa.< (Sumber Cerita; Singa Jumin, Binua Kaca’ Kec. Menjalin)

Mengenal Pengukuran Padi dan Beras Pada Suku Dayak Kanayatn Oleh: Agustinus, S.Pd KOLAK Kolak adalah sebutan masyarakat yang ada di Kabupaten Landak untuk menyebutkan wadah atau tempat menakar padi. Terbuat dari kulit kayu amih sebagai silindernya, kayu jelutung untuk alas bawahnya, uwi simamo’ (rotan) untuk bingkainya dan direkatkan dengan menggunakan getah pohon tampi. Kolak yang juga oleh orang yang bukan suku Dayak dengan sebutan gantang berukuran keliling 75,5 cm diameternya 22,5 cm dan tingginya 15 cm. Kulit kayu amih sebagai pembentyuk silinder adalah salah satu kulit kayu yang tahan lama. Supaya bentuknya lebih menarik , kolak diberi bingkai uwi simamo dan dianyam. Pada kolak selalu dilengkapi dengan pemipisnya yang terbuat dari kulit kayu belian dengan panjang 35 cm sedangkan ukuran lebarnya 7 cm. Pemipis kolak selalu menempel pada kolak yang dihubungkan dengan tali yang terbuat dari kulit kayu kapoa’ yang panjangnya 50 cm. Ukuran standar volume padi dalam 1 kolak adalah 3 kg. Supaya tidak terjadi kesalahan dalam setiap pengukuran padi maka kolak dibuat pada tempat-tempat tertentu seperti pada saat gawai dan ritual adat lainnya dimana bahan, bentuk, dan ukurannya sama. Dalam tradisi

Dayak Kanayatn ada dua jenis pengukuran padi yang digunakan, yaitu: 1. Pengukuran padi untuk keperluan ditukarkan (dipinjamkan/dikonsumsi; 2. Pengukuran padi untuk keperluan dijadikan benih. Pada pengukuran padi untuk keperluan ditukarkan, ukuran padi satu kolak harus dipipis (diratakan). Menurut kepercayaan masyarakat Dayak Kanayatn pemipis merupakan suatu pertanda keadilan antara kedua belah pihak baik yang meminjamkan maupun pihak yang dipinjamkan tidak merasa dirugikan. Itulah sebabnya dalam lambing Dewan Adat Kanayatn terdapat Kolak dan pemipisnya sebagai lambang keadilan. Dalam peminjaman padi satu kolak si peminjam diharuskan mengembalikan padi yang dipinjamnya sebanyak 5 kolak, tujuannya agar masyarakat tidak mau lagi meminjam padi karena merasa didenda sehingga mereka giat bertani. Bayangkan saja jika seseorang meminjam padi 10 kolak maka pengembaliannya 15 kolak. Untuk peminjaman 15 kolak maka pengembaliannya harus 20 kolak. Proses peminjaman padi 10 kolak adalah 9 kolak padi yang dipipis ditambah 1 kolak padi yang tidak dipipis, biasanya masyrakat Dayak menyebutnya dengan nama Gugur Mayakng, hal ini dimaksudkan untuk melebihkan padi

kalau-kalau ada yang kalape’ (tidak berisi). Di samping itu gugur mayakng juga diyakini agar padi yang dijadikan benih hasilnya melimpah ruah dari Jubata. Maka sangat amali’lah jika peminjaman padi itu dipipis semuanya. Pada peminjaman padi untuk keperluan benih, pengembaliannya pengembaliannya tergantung kesepakatan kedua belah pihak asalkan gugur mayakng harus dikembalikan. Jahato’ Sama seperti kolak jahato juga digunakan untuk menakar padi dan beras namun lebih banyak digunakan untuk menakar beras. Terbuat dari tempurung kelapa dengan ukuran standar volumenya untuk beras ½ kg. biasanya 1 kolak berisi 5 jahato padi sedangkan untuk beras 6 jahato’. Proses penggunaan jahato untuk padi maupun beras harus dipipis. Umumnya jahato digunakan apabila jumlah padi yang akan ditakar jumlahnya sedikit. Meskipun terdapat konversi ukuran kolak dan jahato’ pengembalian pinjaman tergantung dari proses awal jika yang digunakan jahato’ maka pengembaliannya harus menggunakan jahato, demikian juga dengan jika peminjaman menggunakan kolak maka pengembaliannya juga harus dengan kolak.

< Wanita Dayak sedang menakar padi dengan kolak. Pase Pase adalah wadah atau alat untuk menakar beras. Terbuat dari tempurung kelapa dengan keliling 55 cm. sama seperti jahato’ maka pase digunakan untuk keperluan yang lebih kecil lagi. Konon orang dayak dipedalaman seluruh Kabupaten Landak menggunakan pase untuk menakar beras yang akan ditanak menjadi nasi, namun posisi pase tergantikan oleh kaleng susu yang ukuran volumenya sama dengan pase yakni 2,5 ons atau ¼ kg. Tradisi yang masih mempertahankan pase sebagai alat untuk menakar beras terlihat di rumah panjang kampong saham. <

Cerpen

CINTA Oleh : Pak Rasi Di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada cinta, kekayaan,kecantikan, kesedihan, kegembiraan dan sebagainya. Awalnya mereka hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki cinta. Tak lama cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu.

“kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak cinta. Lalu apa jawab kekayaan, “aduh! Maaf,cinta!” kata kekayaan. “perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.” Lalu kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi meninggalkan cinta tenggelam. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “kegembiraan! Tolong aku!”, teriak cinta. Namun apa yang terjadi, kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tuli tak mendengar teriakan cinta. Air makin tinggi membasahi cinta sampai ke pinggang dan cinta semakin panik. Tak lama lewatlah kecantikan. “kecantikan! Bawalah aku bersamamu!”, teriak cinta. Lalu apa jawab kecantikan,

“wah, cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini.” sahut kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya. Cinta mulai menangis terisak-isak. Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakan aku. Saat itu lewatlah kesedihan. Lalu cinta memelas, “oh, kesedihan, bawalah aku bersamamu”, kata cinta. Lalu apa katakesedihan, “maaf, cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja...”, kata kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Cinta terus berharap kalau dirinya dapat diselamatlkan. Lalu ia berdoa kepada tuhannya, oh tuhan tolonglah aku, apa jadinya dunia tanpa aku, tanpa cinta? Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, “cinta! Mari cepat naik ke perahuku!”

Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua reyot berjanggut putih panjang sedang mengayuh perahunya. Lalu, cepat-cepat cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Kemudian di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah cinta sadar, bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang baik hati menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. “oh, orang tua tadi? Dia adalah ”waktu", kata orang itu. Lalu cinta bertanya “tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku”, tanya cinta heran. “sebab”, kata orang itu, “hanya waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu... <

Menyewa pendopo mengutus pejabat Utara tenggara gelap rupanya Berita SIMPADO harus akurat Supaya pembaca tetap percaya Kelapa menggelinding waktu digores Memisah pridaftar ketepi kanal Berita yang penting perlu diakses Carilah kontributor professional Aturan di pasar baru diperjelas Menjaga balita saat diprotes Jaringan luar perlu diperluas Sehingga berita dapat diakses Hendak ke kanal mengail ikan Ke kota rantau mengukir cincin Landak terkenal penghasil intan Semoga mampu mengusir miskin Makan ketela datang di dusun Menodong pengebor makan dikedai Jalan ke desa memang dibangun Pemborong yang error jangan dipakai


Pajanang Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Profile tokoh

<Halaman 14

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

Wanita Landak Jadi Rektor di Kenya MENJALIN-Simpado Orang Kenya memanggilnya muzunggu. Dalam bahasa Kiswahili, muzunggu artinya kulit putih. Suster ini memang berkulit putih.Walau kini sudah mulai sepuh, tapi sisa kecantikannya belum pupus. Di biaranya di Kenya, ia biasa disapa Kak Save oleh para juniornya. Sejak tahun 2003 Arpina memimpin sebuah kampus bernama The Teresia van Miert Development Centre (TMDC), di Nairobi. Dia putri Dayak Kalbar pertama yang dipercaya menjadi Rektor sebuah collalge di negara kawasan Afrika Timur yang berpenduduk 38 jiwa itu. Kesetiannya membiara dan hidup untuk melayani sesama, terutama bagi orang miskin dan yang menderita telah membawanya melenting jauh hingga ke negeri yang hanya pernah dia kenalnya dalam peta, yaitu ke sebuah kota yang oleh suku Maasai dijuluki sebagai Ewaso Nai’beri, yang artinya negeri air dingin. Tahun 1993 kongregasinya mencari siapa suster yang bersedia dikirim ke luar negeri, persyaratanya sangat berat. Ia sendiri tak yakin bisa lolos, tetapi bukan Arpina namanya jika tak berani mencoba. ”Walau sebenarnya saya tak tahu apa yang harus dilakukan, atau dikerjakan disana?” kenang Arpina. SFIC didirikan di Belanda pada tahun 1824. ”Suster itu seperti tentara,” artinya siap ditempatkan dimana saja. Ada yang melayani di dalam negara, ada yang di luar Negara” lanjutnya. Tahun 1993 orang Kalbar pertama yang ke Kenya adalah Sr Sabina, asal Kuala Dua, Jemungko, Kabupaten Sanggau. Kini, Arpina hanya bisa pulang tiap 3 tahun sekali. Tahun 1997, Arpina berangkat ke Fillifina, tinggal selama 1 bulan disana untuk mengurus visa. Lalu diberangkatkan ke Kenya, untuk bidang pendidikan. Mula-mula tinggal di Kenya, ada rasa rindu pada kampung halaman, tetapi lama kelamaan suster ini bisa mengatasinya. “ apalagi kami selalu sibuk oleh pekerjaan” ujarnya. Misi kongregasi SFIC memang melayani orang kecil dan orang yang menderita. Selama di Kenya suster terbiasa makan, makanan kenya. “makanan khas Kenya yaitu Pisang, Ubi Jalar di asrama, minggu minum susu segar, lalu Gideri (jagung tua dan kacang merah bumbu tomat dan bawang” lanjutnya. Menurut alumni SD Raba ini, bayi orang Kenya hanya diberi ubi jalar. Capati, makanan khas orang india, ini sama dengan roti canai di Indonesia.

Ugali, jagung digiling. Yang boleh dimakan hanya ayam, sapi domba, kambing, yang lain tak boleh. Sebelumya Arpina dikirim ke Tanzania, kos di Merinol lingguage Centre, biara SFIC, selama 4 bulan untuk belajar bahasa Kisumaluli. Awalnya mendampingi sekolah tersebut hingga 2003. Setelah itu baru dia dipercayakan menjadi pemimpin di kampus tersebut. Menurutnya, sistem pendidikan di Kenya mengadopsi sistem Eropa. Libur 3 x setahun. Yaitu Arpil, Agustus dan September. Tapi pada 26 Desember ada hari libur khusus yang disebut boxing day. Day School seperti di Indonesia tak laku di sana. TK masuk jam 7 pagi, pulang jam 4 sore. Siswa-siswi hari minggu pun tetap pakai seragam, walau tidak sekolah. Anak kelas 7-8 wajib les. Untuk yang SMS, kelas 3-4 Wajib Les. Suku Masae adalah suku nomaden. Mereka biasanya sekolah di informal school. Jika sudah bisa menyesuaikan diri baru masuk ke sekolah formal. Kini, Arpina diangkat menjadi Rektor di Collage The Teresia van Miert Development Centre (TMDC), Kenya. Kampus itu berdiri pada tahun 2000, dan lebih focus ke bidang budi pekerti, Di belakang kampus ini adalah Slam’s Kimbera, (kawasan kumuh terbesar kedua di dunia) setelah Soeto, Afrika Selatan. Lebih dari sejuta orang tinggal di kawasan itu. Kawasan ini masih merupakan kawasan pemimpin oposisi Raila Odinga yang memberontak karena kalah dari Presiden Mwai Kibaki pada Pemilu 27 Desember 2007 lalu. Didirikannya collage TMDC ini karena di Kenya tenaga kerja praktis seperti tata boga, perhotelan dan lain-lain itu sangat dibutuhan dan tenaga kerjanya mudah terserap. Baru magang saja gajinya siswa-siswinya sekitar 15 Shilling, atau sekitar Rp 1, 5 juta. Suster yang terampil berorganisasi ini bercerita, 2,1 juta orang Kenya mengidap HIV/AID. Setiap bulan 700 orang meninggal, tapi menurut laporan para LSM di Kenya, bisa mencapai 1.000 orang. “Faktor penyebab, adalah poligami (klan), single parent, dan anggapan, kalau kami mati kena malaria, mengapa tidak mati kena HIV saja” ujarnya. LSM banyak dan diberi pengobatan gratis. Banyak valounteer (relawan) bekerja disana. Saat ini hanya yang berusia 60 tahun ke atas yang tidak terinfeksi HIV AIDS, ada kampong nenek. Yang hidup disana hanya nenek-nenek

dan cucu-cucunya saja. Orang tuanya sudah meninggal semua. Sumur bor yang dipakai disusteran itu dalamnya 330 m, dibor selama setengah tahun. Kenya hanya satu pulau, merdeka tahun 1965 dari penjajahan Inggris. Keladang, penjual jagung baker di kaki lima kota pun pakai dasi. Demikian juga supir. Supir susteran, orang Kikuyu. Orangnya jorok, ada yang disebut flying Toilet. Jumlah suster Misionaris di sana : 17, dan 8 Junior, 1 novis. Cukup banyak suster Indonesia asal Kalbar di Kenya, mereka adalah Suster Sabina tahun 1993, Suster Yuliana Oyem tahun 1996 dari pusat Damai (Bidan), Arpina 1997, Suster Silvi dari Pontianak 2000 dan Suster Ruth dari Kayu Tanam, Mandor 2007. Diseluruh dunia, jumlah Suster SFIC tidak kurang dari 2000. Kalau sudah 10 tahun bertugas, menurut statuta atau peraturan kongregasi, diperkenankan untuk pensiun dan kembali ke tanah air. **** Satina, kakak Arpina bercerita, Arpina ini adik nomor 4 dari 9 bersaudara. Sejak melihat 6 orang suster belanda dari menjalin datang ke Raba berjalan kaki, Arpina terpesona. ”Kade dah ayak anak, aku jadia suster ugak,” kata Arpina kecil. Waktu itu dia masih duduk di kelas 1 Sekolah Rakyat. Sifat Arpina, agak pendiam tetapi keras hati. Tak jarang ia ribut dengan sang ayah, karena ia tak mau dibantah. Satina dan Arpina berangkat dari rumah pukul 6.30 WITA, masuk jam sembilan lewat. Dari kampung Nangka untuk sampai ke sekolah harus melewati 3 kampung yaitu Gonyel, Konyo, Kaca’ barulah Raba. Pulang sekolah pukul 2 siang, dengan perut keroncongan. Tak jarang di perjalanan singgah dulu mencari nanas hutan, buah Satol. Waktu itu Satina telah kelas 4, sedangkan Arpina masih kelas I. Arpina paling menonjol pelajaran agama. Tiap hari minggu ia tak pernah absen ke gereja walau jauh dari kampung. Padahal ketika itu ia belum dipermandikan sebagai seorang katolik. Saat itu yang bertugas di Raba pastor oktavianus, Fidolinus Heliolinus (Belanda). Arpina baru dipermandikan setelah Sekolah Kepandaian Putri (SKP) di Nyarungkop. ”Saya masih gadis, dia sudah menjadi suster” cerita Satina. Ketika itu kira-kira tahun 1964. 6 tahun tak pulang ke kampung.

Waktu dia pulang, pun hanya dapat izin 6 hari saja. Arpina kecil rajin mencari jinton (kulat karet). Kalau adiknya bermain-main saja, dia akan marah. Kalau datang libur seperti natal yang lalu, di rumah dia rajin memasak, masak ala Kenya. Untuk menyekolahkan adik-adiknya Satina memotong getah. Karena untuk Arpina melanjutkan sekolah ke SKP, Bucen harus membayar Rp 25 per bulan. Waktu SMP meningkat Rp 75 perbulan. Waktu itu harga karet Rp 2 per kilogram. Harga Jinton setali. sehari Satina bisa mendapat 7 kg karet. Arpina adalah anak pasangan Bucen dan Maria Tukan. Keluarga Bucen adalah petani sederhana. Tetapi soal pendidikan bagi anak-anaknya adalah hal utama. Apalagi Bucen termasuk tokoh, karena memangku jabatan sebagai Kabayan untuk wilayah Nangka dan sekitarnya. Jabatan itu sebenarnya warisan dari Girok, ayahnya yang juga Kabayan. Jaman sekarang, Kabayan mungkin setara dengan jabatan Sekretaris Desa. Dalam keluarga, Arpina dipanggil We’ Dara. Hampir setiap hari Arpina dan Satina, kakaknya menempuh perjalanan yang sama. Sekolah bagi Arpina kecil bagaikan sebuah dongeng. Dia sudah tersihir dunia pendidikan sejak pertama kali masuk SR (sekolah rakyat) di Raba. Untuk tiba di sekolah memang tidak mudah, anak-anak Nangka dan kampung sekitarnya harus melintasi kampung Gonyel, Konyo dan Pelades Kaca terlebih dahulu. Tiap pagi Arpina dan Satina berangkat pukul 6.30 dari rumah, bersama anak-anak kampung lainnya. Mereka masuk pukul 09.00 lewat. Pulang pukul 2 siang, kala perut sudah ’keroncongan’. Satina kerap mengajak Arpina singgah di pinggir hutan, menyelusup ke semak-semak mencari nenas atau Buah Satol untuk mengganjal perut. Buah satol adalah sejenis manggis hutan. Mereka adalah anak petani yang terbiasa survival tanpa mengeluh. Di kiri kanan jalan menuju sekolah, terhampar pemandangan indah, sungai-sungai kecil mengalir di antara sawah. Begitu pun kebun-kebun karet warga sebelah-menyebelah. Mayoritas penduduk kampung adalah etnik Dayak Kanayatn yang bergantung kepada getah karet dan sawah, termasuk Bucen ayah Arpina. Meski baru resmi menjadi suster sekitar tahun 1964, tapi Arpina kecil sudah tersihir oleh penampilan suster

< Suster Xaveria SFIC bersama suster-suster di Kenya

belanda yang datang ke Raba ketika itu. ”Saat 6 suster dari Belanda datang berjalan kaki ke Raba dari Menjalin, dia pun bilang ingin jadi suster juga jika sudah besar nanti,” kenang Satina. Padahal Arpina baru masuk kelas 1 SR ketika itu. Sejak itu Suster telah menjadi sebuah obsesi Arpina, dan ketika tumbuh dewasa, ia berkonsultasi kepada pastor yang bertugas di Raba kala itu. Antara lain Heliodorus dan Bos. Tamat SR, Arpina masuk Sekolah Kepandaian Putri (SKP) di Nyarungkop, setelah itu SMP Nyarongkop lalu SGA. Panggilan dalam jiwanya semakin kuat, maka dia pun memutuskan bergabung pada kongregasi SFIC. Mula-mula Maria Tukan agak kegeratan anak gadisnya yang cerdas ini menjadi suster. Dia tahu konsekuensi hidup menjadi suster dan tidak menikah untuk selama-lamanya. Tapi

belakangan ibunya setuju, apalagi sang ayah juga memberikan dukungan. Enam tahun Arpina tak pulang kampung. ”Enam tahun kemudian, barulah dia boleh cuti. Itu pun hanya 6 hari, untuk melepas kangen kepada sanak saudara” ujarnya terbahak. Setelah itu ia masuk biara lagi, menjalani hidup yang ketat dan disiplin tinggi.Pendidikan suster menempanya sedemikian rupa. Karena prestasinya Arpina dipercayakan memimpin asrama putri di Nyerungkop, di Sekadau, Pusat Damai, Pahauman dan juga di Asrama Petrina Pontianak..< (AA.Mering, Kontributor Simpado) ******** Profil Tokoh Edisi Berikutnya : Paranormal Dayak Pertama di Dunia.

Panduan Menulis Catatan Perjalanan Oleh : Yohanes Supriyadi Menulis adalah pekerjaan yang sulit namun diminati oleh banyak orang yang melek-huruf. Banyak perjalanan yang sebenarnya berpotensi bagus sebagai cerita tapi disajikan dengan cara yang tidak menarik. Tulisan ini disusun sebagai upaya untuk membantu calon penulis mengabadikan perjalanan menjadi lebih menarik melalui tulisan. Bayangkan sebutir kerikil dilempar ke permukaan air. Peristiwa yang muncul di sini, jatuhnya batu ke permukaan air, adalah gangguan yang terjadi di permukaan air. Tidak ada peristiwa kalau batu tidak mengganggu air. Dalam karya fiksi, persoalan sering dinamakan sebagai plot. Dirumuskan lain, peristiwa tersebut adalah persoalan yang muncul di permukaan air. Ciri khas persoalan adalah selalu menuntut penjelasan atau jalan peristiwa sesegera mungkin. Penjelasan inilah yang menarik ketika dilaporkan kepada pembaca. Semakin penting penjelasan, semakin menarik persoalan bagi pembaca. Menyampaikan peristiwa yang menuntut penjelasan cepat adalah teknik yang lazim dipakai pada penulisan naskah film horror atau detektif.

Melawan Prasangka Salah satu cara menemukan peristiwa di lapangan adalah, berpatokan pada prinsip logika semestinya tidak terjadi demikian. Kata ini dipakai apabila situasi yang muncul tidak sebagaimana harapan atau aturan. Ketidaksesuaian inilah yang disebut persoalan. Semakin tidak cocok dengan prasangka yang dianut oleh calon pembaca, semakin menariklah suatu persoalan atau peristiwa untuk ditulis. Hal yang dimaksud dengan semestinya tidak terjadi demikian tinggal memeriksa 5 unsur berita, yakni What, Who, When, Where, dan How (unsur Why sengaja diabaikan di sini karena tidak bakal bisa dijawab dengan memuaskan dari sisi filsafat). Misalkan unsur When pada peristiwa terbitnya matahari. Matahari terbit jam enam pagi tidak bakal menarik pembaca karena memang sudah seperti itulah kelaziman. Namun apabila matahari terbit jam tujuh pagi pastilah perlu dilaporkan kepada pembaca karena semestinya tidak terjadi demikian. Setelah menemukan peristiwa yang menarik, Anda tinggal menakar bobot pentingnya peristiwa. Cobalah untuk sementara ini berpatokan pada 6 nilai berita, yakni consequences, human interest, prominence, proximity, dan

timelines. Urutan ini diatur berdasarkan bobot. Semakin ke belakang, semakin rendah bobotnya. Semakin banyak nilai berita di dalam ketidaklaziman yang ditemukan, semakin seru bahan tulisan Anda. Menentukan Sudut Berita di Lapangan Misalkan, matahari terbit adalah peristiwa rutin saban hari (timelines). Bagi Anda mungkin matahari terbit cukup menarik untuk dilaporkan, tapi dari segi bobot, rutinitas alam masih kalah menarik dibanding empat unsur selebihnya. Tapi coba bayangkan dampaknya pada kehidupan rekan perjalanan (human interest) atau pada skala bangsa-bangsa (consequences). Anggaplah Anda bergeser dan menemukan ada unsur human interest yang layak diangkat. Jadikanlah perubahan ini sebagai pedoman atau sudut-berita untuk mencari data lebih lanjut. Anda tinggal memusatkan perhatian untuk melengkapi data-data unsur berita yang memakai perspektif human interest saja. Setelah menemukan peristiwa dan jalan ceritanya cobalah simpulkanlah dengan kata-kata sendiri peristiwa itu dalam satu kalimat. Ketika berhasil menemukan

kalimat ini, Anda berarti sudah jernih memahami peristiwa itu dan bisa pulang dengan bahan tulisan yang memadai. Kesimpulan yang mencakup 3-5 kata bisa jadi judul. Bila kalimat ini agak panjang bisa jadi pembuka tulisan Anda atau head-line. Bila tersusun atas 2-3 kalimat, jadikanlah paragraf pembuka atau lead. Lead jenis ini disebut summary lead dalam teknik jurnalistik. Kalau kesimpulan memerlukan lebih dari 3 kalimat berarti Anda masih belum mampu merumuskan persoalan yang akan ditulis dengan jernih. Menjernihkan Tulisan Bahan yang diperoleh selama perjalanan biasanya sudah runtut dan bisa langsung ditulis. Lupakan keharusan setia pada EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) atau ambisi untuk menulis bak sastrawan. Suatu tulisan pertama-tama kudu jernih bukan bagus tatabahasanya atau bergaya prosa. Jernih yang dimaksud di sini bisa dirumuskan lain sebagai masuk-akal. Anda menemukan persoalan dan semestinya penjelasan atas peristiwa itu masuk-akal bukan? Cara paling bersahaja untuk mencapai kejernihan adalah memaparkan secara kronologis sebagaimana Anda menemukan

peristiwa dan jalan ceritanya. Ketika Anda sudah mampu menuliskan peristiwa dengan jernih, kesetiaan tatabahasa biasanya langsung muncul dengan sedirinya dalam tulisan Anda. Tatabahasa manapun disusun supaya suatu tulisan jernih. Ketika Anda sudah jernih bertutur-tulis, tatabahasa bukan lagi suatu pembatas yang menakutkan. Ibarat pisau, di tangan orang yang salah, tatabahasa akan menjadi barang yang menakutkan. Sebaliknya, di tangan orang yang pas, tatabahasa akan menjadi perkakas yang mengasyikkan.

Menyunting Sendiri Tulisan Anda Untuk membuat tulisan makin jernih, cobalah membacanya keras-keras. Kalimat yang dibaca sampai membuat nafas tersengal atau lidah keseleo harus ditulis ulang. Merasa capek membaca atau bosan biasanya pertanda tulisan Anda perlu diperpendek. Anjuran diatas bukan mau menegaskan bahwa catatan perjalanan yang panjang tidak diperbolehkan. Anda bisa saja menulis catatan perjalanan bersambung dengan menarik sekalipun dalam berapa seri, asalkan ceritanya jernih. Sebaliknya, cerita 5 paragraf saja kiranya akan Melawan Kata Sifat dengan Kata membuat pembaca jenuh membaca Kerja kalau plot dan kalimatnya tidak jelas. Supaya jernih selalu usahakan menggunakan kata kerja untuk Ulangi terus proses ini, mulai mengganti kata sifat. Kalimat “kabut judul sampai kata terakhir, sampai tebal sekali” tidak ada maknanya Anda bisa menikmati sendiri irama bagi pembaca karena “tebal” adalah dan tulisan Anda sendiri. Ketika kata sifat. Cobalah tukar kata itu, Anda merasa seolah dibawa kembali misalnya menjadi “kabut oleh tulisan Anda sendiri ke menyisakan ruang - pandang lapangan, inilah pertanda tulisan berjarak setengah meter”. Anda sudah siap dibaca oleh orang Perubahan ini jauh melibatkan lain. < pembaca ke dalam tulisan karena mereka lebih mudah membayangkan “setengah meter” ketimbang “tebal sekali”. Setelah tulisan selesai, anggaplah sebagai draft yang masih perlu dibuat lebih jernih lagi.


Palasar Palaya Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

<Halaman 15

lingkungan

"Ritual Babuar Ka' Padapuratn" Event Budaya Tingkat Kecamatan MEMPAWAH HULU-SIMPADO. Kegiatan ini sangat bagus, kedepan bisa dikembangkan menjadi event wisata budaya tingkat kecamatan, dan bahkan tingkat Kabupaten yang bisa mendatangkan wisatawan domestik dan wisatawan internasional. Demikian Bupati Landak, DR. Drs Adrianus Asia Sidot M.Si, saat menghadiri upacara adat Babuar Kadapuratn di Kampung Paci, Desa Sampuro, Mempawah Hulu Senin (29/6). Upacara adat 3 tahunan ini, diikuti oleh ribuan warga dari puluhan kampung dalam wilayah 4 Binua, yakni Binua Lumut Ulu, Binua Sailo Batangan, Binua Sailo Salaas, dan Binua Karangan. Menurut Vin Thomas Syahdan, ketua umum panitia, kegiatan ini bertujuan untuk mengusir penyakit padi, agar dalam kegiatan perladangan tahun 2009 ini hasil padi lebih baik. Menurut tokoh asal kampung Bolat, yang juga Timanggong Binua Lumut Ulu ini, kegiatan babuar kadapuratn ini diawali dengan mengarak sekapur sirih mengelilingi kampungkampung disekitar lokasi. Beberapa perahu kecil dan perahu besar juga disiapkan untuk membawa persembahan berupa buah-buahan hasil kebun, hasil pertanian ladang dan sawah. Ada 4 perahu besar yang panjangnya 1,5 meter dengan lebar 35 cm dan 21 perahu laskar (prajurit) pengikut sepanjang 60 cm dan lebar 25 cm. Dipertangahan acara, perahu ini dihanyutkan di sungai Sailo. Mengenai sejarah adat Babuar sendiri, aktivis masyarakat adat ini menjelaskan bahwa dahulu kala, seseorang penting bernama Ne’ Ramaga menerima sebuah wahyu dari Nek Panitah untuk menerima suatu aturan hidup yang dinamakan “adat Lima” . Ne’ Ramaga adalah seorang pemimpin yang hidup

didaerah Bangkule Rajakng, tepi sungai Karimawatn (sungai mempawah), kampung ini sekarang dikenal kampung Pakana. Dalam mimpinya Ne’ Ramaga diperintahkan untuk mengundang tiga saudaranya tiga saudaranya yang juga menjadi pemimpin dinegerinya, yakni Nek Matas, Pemimpin warga disepanjang aliran sungai karimawatn (sungai mempawah) Nek Taguh atau Pak Usutn pemimpin warga yang hidup dialiran sungai Sambas dan Nek Ria Sinir, seorang pemimpin warga yang hidup disepanjang aliran sungai Banyuke dan sungai Landak. Adat lima tersebut yaitu Penekng unyit mata baras ( irisan buah unyit dan beberapa butir beras),berasal dari Nek Unte pamuka Pulo Kalimantatn, Nek Bancina dari Tanyukng Bunga, Sali dari Sabaka, Onton dari Babao dan Sarukng dari Sampuro. “fungsi adat ini adalah sebagai pelindung, menjaga kesabaran untuk keselamatan manusia” ujar kakek dari 9 cucu ini. Dilanjutkannya, ada juga Baras Banyu Banyang yang berasal dari Nek Pangingu dan Nek Pangarokng, yang berfungsi untuk meminta rejeki dan Berkat. Baras ijo, yang berasal dari Bujakng Nyangko Samabue, Kamang Muda dari Santulangan dan Ngatapm Raja Jajawe. Fungsi ini adalah melindungi manusia dari serangan maut yang datangnya dari luar. Baras Sasah, yang berasal dari Gura’ Giro penguasa langit, Beta’ Beto penguasa Tanah, Raja Naga penguasa air . Fungsi adat ini adalah untuk membersihkan hal – hal yang jahat dan kotor. Dan adat kelima adalah Langir Binyak. Asalnya dari Bunga Putih Panarah Subayatn, Nek Lopo penguasa bukit Bawakng, Sudu’ nu Namputn pangalamputn sengat, Peto’ nu‘ alang pangalalu’ balah’ Dayakng nu’ dandeng

< Replika Perahu Nek Matas, dalam upacara adat babuar ka padapuratn (Foto; Mikael, Simpado).

bagago’ jiba sumangat, Bayu Rinsamang harta muda dunia. Fungsi adat ini adalah untuk mengobati manusia yang sakit dan mengusir penyakit. Sementara itu, Angkulong (57), Timanggong Binua Parigi, menjelaskan bahwa dalam rangka menjalankan tugas, baik membagi wilayah kekuasaan ataupun melakukan sosialisasi adat lima diwilayahnya, Nek Matas membuat Dango persinghahan di suatu

tempat berbama Aho’ (sekarang dikenal Kampung Paci) yang terbuat dari empat batang kayu sasanti. Lokasi dango Nek Matas tersebut oleh masyarakat diberi nama Padapuratn. Adat yang dipegang oleh Ne’ Matas dan Ne’ Taguh ternyata mendapat perhatian pemerintah Landscaap (Kolonial Belanda). Pemerintah Kolonial Belanda mengundang seluruh Tuha Kampokng (kepala kampung) dan singa Binua untuk berkumpul dan

merumuskan serta menuliskannya. Pertemuan itu diadakan dikampung Sunga’ untuk mengenang peristiwa itu, kampong sunga’ di rubah menjadi Karangan seperti sekarang ini. Dalam konteks – konteks tertentu padapuratn dijadikan lokasi Ritual Adat Babuar oleh Masyarakat Adat Binua Lumut Ulu, Sailo Batangan, dan Sailo Salaas untuk melakukan Tolak Bala agar terhindar dari segala mara bahaya dan meminta berkat

dan rejeki yang melimpah atas pekerjaan yang dilakukan sehari – hari terutama dibidang pertanian. Menurut Jumin (67), Singa Binua Kaca’ Ilir, Nek Ramaga, pernah menjadi raja di kerajaan yang dikenal sebagai Kerajaan Bangkule Rajakng, dengan patih yang terkenal sakti, Patih Gumantar. “itulah sebabnya, tidak sembarangan melakukan ritual ini, untuk melakukannya harus di padapuratn” katanya. Dilanjutkan Pendiri Yayasan Pangingu Binua ini, dulu, ritual ini juga mengingatkan generasi muda masyarakat adat mengenai sejarah di zaman kerajaan Nek Matas, dimana pada saat itu, Nek Matas berhasil mengusir hantu pengganggu tanaman pertanian penduduk. “namun sayangnya, kerajaan ini kemudian hilang dan diambil alih oleh orang Bugis yang bernama Opu Daeng Manambon. Manambon kemudian memindahkan pusat kerajaan ke Kuala Mempawah yang sekarang dikenal sebagai Kerajaan Mempawah”. Pada kesempatan itu, Bupati Landak juga menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat yang rela mendukung pendanaan acara. “ini bentuk partisipasi masyarakat yang luar biasa, inilah yang harus tetap dipelihara, sedangkan pemda hanya pendukung” ujar Bupati yang rajin bermalam di kampung kampung pelosok ini. Mantan Wakil Bupati Landak ini mengatakan, kedepannya pemda Landak akan mencoba menganggarkannya dalam APBD. “kedepan pemda akan menyediakan alokasi dana untuk mendukung kegiatan seperti ini” ujarnya bersemangat.< (Mikael/ Agustinus- Simpado)


<Halaman 16

Advertorial Bupati

Edisi II/Juli 2009 (Labuh Singal)

9Kilas Balik...

<Bupati Landak memberikan sambutan ketika Pembukaan Perkuliahan STP Sto Agustinus Kelas Jauh Kabupaten Landak di Pahauman, 13 Juni 2009.

<Bupati Landak didampingi Camat Menjalin dan Kepala Desa Rees ketika beramah tamah dengan warga di Kampung Tahumatn Kec. Menjalin.

DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si saat Wisuda Program Doktor di Universitas Padjajaran Bandung Tahun 2008.

9Tempo Doeloe... Petuah Sang Ayah

<Bupati Landak memberikan sambutannya dalam upacara adat Babuar Kapadapuratn di Kampung Paci-Mempawah Hulu 29 Juni 2009.

<Bupati Landak memotong bambu ketika memasuki Dusun Maria Bagak Kecamatan Menjalin.

<Bupati Landak memotong bambu ketika memasuki lokasi peresmian Gereja Katolik St Fransiskus Asisi di Selutung Kec. Mandor.

<Bupati Landak menari bersama pengelola, dosen dan warga ketika pembukaan perkuliahan STP Sto Agustinus kelas jauh kabupaten landak di Pahauman.

<Bupati Landak meninjau langsung pelaksanaan Sunatan Massal di Dusun Maria Bagak Kec. Menjalin.

<Bupati Landak meresmikan peluncuran edisi perdana Tabloid Simpado Kabupaten Landak.

Bocah cerdas dan gesit itu biasa dipanggil Adi. Asia adalah kepala sekolah di Kampung Sahapm, sedangkan Sidot, hanya petani padi yang kesehariannya selalu diladang. Hampir setiap hari, ibu dan adik-adiknya pergi keladang. Namun tidak bagi Adi, ia hanya sekali-sekali diajak ibu. Diladang, adik-adik bukannya “bekerja”, tetapi bermain sambil “mantes” (melontar batu atau buah tertentu) burung dengan alat yang dikenal dengan ketapel. Kadang-kadang, mereka juga “najur” (memasang pancing) didanau terdekat. Adi pikir, keladang hanyalah alasan bagi adik-adiknya untuk tidak mengerjakan pekerjaan dirumah. Namun, Adi tetap berpikir positif. Adi bocah yang tak pemalu, ia juga ringan tangan. Ia sadar kesibukan kedua orang tuanya, dan muncul inisiatif untuk membantu, meski mengorbankan masa kecilnya. Walau tidak terstruktur, namun pekerjaan domestic terus dilakukan Adi. Sudah ada semacam pola; Pagi-pagi mencuci piring, dan pakaian adik-adiknya, di sekolah menjual kue, pulang sekolah mengasuh adik , menyiapkan makan sore dan memberi ternak makan. Maklum, ia yang paling besar dan tertua. Ayah adalah figure yang sangat tegas dan keras dalam keluarga. Ia tak segan menggunakan rotan untuk memukul anak-anaknya yang tidak mau ikut perintah. Sekolah adalah nomor satu, prioritas bagi sang ayah. “kao arus sikolah, nang koa ihan nang paralu nae. Nang lain, ame pikiri’ “ (kalian harus sekolah, apapun rintangannya. Sekolah adalah masa depan kalian) ujar Asia, sang bapak suatu malam. Ketika itu, keluarga besar ini sedang makan. Asia, memiliki talenta kepemimpinan yang kelak diwariskannya kepada anak-anaknya. Selain tegas, Asia juga sangat berwibawa. Tidakl ada satupun anaknya yang berani melawan perintah mapun kemauannya. Sungguhypun demikian,Asia juga sangat perhatian. Ia sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Setiap hari, belajar dirumah besar itu selalu diawali dengan makan malam. Ini telah menjadi kebiasaan dalam keluarga besar ini. Selepas makan malam, Adi dan adik-adiknya harus segera membuka buku dan belajar. Meski hanya diterangi pelita minyak tanah, mereka berusaha setekun mungkin, serius mungkin. Sebatang rotan sudah tersandar tak jauh dari ruang belajar. Nasehat sang ayah ini masih tertanam kuat dihati Adi, hingga kini. Karena sudah terpola, hasil belajar anak-anaknya sangat memuaskan sang ayah. Adi, misalnya, ketika teman sekelasnya dari kelas satu naik kelas dua, ia langsung dinaikan kekelas tiga. “alasannya, saya sudah pandai menulis dan membaca” Meski telah kelas empat, bagi teman-teman sebayanya, Adi termasuk tidak menonjol dalam banyak permainan yang popular ketika itu. Ia tidak pandai memanjat pohon misalnya, termasuk tidak pandai menggunakan ketapel. Mungkin saja, Adi terlalu sibuk dalam pekerjaan dirumah atau bisa juga karena ia memang tak berbakat. Ketika akan naik kelas lima, Adi ditawari kepala sekolah untuk langsung ujian (Ebtanas) untuk menggantikan seseorang yang batal mengikuti ujian. Waktu itu, ada aturan boleh menggantikan murid lain yang sudha terdaftar sebagai peserta ujian, namun batal ikut karena berhenti sekolah. Namun, Adi menolak. Ia ingin merasakan sekolah yang normal. Disekolah, selain ayah sendiri, Adi juga takut dengan Pak Jumpol, seorang guru lainnya. Menurut teman-temannya dikelas empat, Pak Jumpol sering menghukum muridnya dikelas, meski yang melakukan kesalahan hanya salah seorang murid...<

= Bersambung ke Edisi Berikutnya...


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.