Edisi 1

Page 1

nHalaman 1

Media Komunikasi dan Informasi Komunitas

Edisi I/Juni 2009

A Berita Utama

Perolehan Suara Partai Politik pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 untuk Anggota DPRD Kabupaten Landak

KITA KAWAL PERUBAHAN wal munculnya Tabloid ini di tangan pembaca terinspirasi dari 3 buah buku populer; Kuasa Media oleh Noam Chomsky. Ia mengatakan bahwa Oleh : media adalah Yohanes Supriyadi, SE kekuatan dunia baru. (Pemimpin Redaksi) Menurutnya, dunia yang selalu berubah ini akan bermanfaat kalau diketahui secara pasti oleh masyarakat, sehingga dengan demikian, masyarakat akan mengawal perubahan dan terlibat aktif dalam perubahan. Tidak ada yang abadi didunia ini, semuanya berubah dan akan berubah. Buku kedua yang menarik adalah Inspiring Words, ditulis oleh Ida Prastiowati. Menurut Ida, sukses berasal dari cara berpikir. Dan cara berpikir akan mengubah masyarakat, bilamana cara berpikir itu “terekspos” ke publik. Dan buku yang tak kalah pentingnya adalah Citizen Journalism, karya Bill Kovac, dedengkotnya wartawan dunia. Kovac menjelaskan bahwa, semua warga berhak untuk mendapatkan informasi dan memberi informasi. Dengan demikian, menurutnya, semua warga boleh menjadi wartawan, dengan prasyarat tertentu yang dikembangkannya dalam 10 elemen journalisme. Tiga maha karya penulis dan pemikir diatas kemudian menjadi materi diskusi oleh sekelompok intelektual muda asal Kabupaten Landak selama hampir lima bulan. Ada 3 kata kunci yang terekam dan menjadi “benang merah” diskusi-diskusi kami; kekuatan dunia baru untuk mengawal perubahan, sukses berawal dari cara berpikir dan semua warga berHAK untuk mendapatkan dan memberikan informasi. Ketiga kata kunci ini kemudian mengkristal menjadi sebuah “proyek” strategis; Kabupaten Landak memerlukan sebuah media yang bertugas untuk memperkuat tatanan baru dalam mengawal perubahan yang ada, dengan memperbaiki cara berpikir masyarakat melalui media yang dikelola dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat. Syukurlah, ide-ide cerdas ini ditangkap dan didukung penuh oleh bapak DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si, Bupati Landak. Sebagai respon, langkah- langkah strategis berhasil dirumuskan dan membentuk sebuah team yang bertugas mengelola media, mereka adalah putra-putri asal Kabupaten Landak yang tersebar pada 13 kecamatan. Media ini ke- mudian bernama SIMPADO, berasal dari bahasa Dayak Kanayatn, terjemahan bebasnya kira -kira “memberitahukan, memanggil,...”. Dengan Simpado, Bupati Landak ingin memberitahu, ingin memanggil masyarakat Kabupaten Landak untuk bersama-sama mengawal perubahan melalui cara berpikir yang cerdas dan positif, serta memanggil masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan yang sedang dilaksanakan dalam kerangka mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat. Bukan saja untuk hari ini saja, tetapi untuk masa depan. Hari ini, dengan ide cerdas, dan dukungan yang kuat dari pemimpin kita, kita patut berbangga bahwa Kabupaten Landak menjadi pelopor perubahan yang sedang terjadi. Walaupun, media ini hanyalah salah satu jalan dari jutaan jalan lain. Faktanya, sampai hari ini belum pernah ada media berbasis komunitas yang dikembangkan dan didukung oleh para pemimpin pemerintah daerah lainnya di Kalbar, dan bahkan mungkin di Indonesia. Mudah-mudahan, dengan dukungan pemerintah daerah, pihak swasta dan masyarakat umumnya, media ini dapat tumbuh subur dan berkembang sehingga membuahkan hasil yang dapat dipanen dengan gemilang di kemudian hari. Semoga...<

A

No. Urut Partai

Nama Partai

Perolehan Suara

%

No. Urut Partai

Perolehan Suara

Nama Partai

%

28

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

27.945

14,77%

19

Partai Penegak Demokrasi Indonesia

4.014

2,12%

31

Partai Demokrat

18.335

9,69%

32

Partai Kasih Demokrasi Indonesia

4.010

2,12%

23

Partai Golongan Karya

16.512

8,73%

24

Partai Persatuan Pambangunan

3.841

2,03%

5

Partai Gerakan Indonesia Raya

7.779

4,11%

11

Partai Kedaulatan

3.561

1,88%

10

Partai Perjuangan Indonesia Baru

7.449

3,94%

2

Partai Karya Peduli Bangsa

3.401

1,80%

25

Partai Damai Sejahtera

7.303

3,86%

13

Partai Kebangkitan Bangsa

2.881

1,52%

16

Partai Demokrasi Pembaruan

7.105

3,76%

17

Partai Karya Perjuangan

2.830

1,50%

33

Partai Indonesia Sejahtera

6.725

3,55%

43

Partai Sarikat Indonesia

2.396

1,27%

1

Partai Hati Nurani Rakyat

6.674

3,53%

44

Partai Buruh

2.020

1,07%

26

Partai Nasional Benteng Kemerdekaan Indonesia

6.172

3,26%

22

Partai Pelopor

1.727

0,91%

14

Partai Pemuda Indonesia

1.696

0,90%

20

Partai Demokrasi Kebangsaan

6.143

3,25%

4

Partai Peduli Rakyat Nasional

6.044

3,19%

15

Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

1.626

0,86%

6

Partai Barisan Nasional

6.018

3,18%

9

Partai Amanat Nasional

1.528

0,81%

3

Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia

5.086

2,69%

8

Partai Keadilan Sejahtera

1.480

0,78%

21

Partai Republika Nusantara

4.918

2,60%

41

Partai Merdeka

1.250

0,66%

7

Partai Kedaulatan dan Persatuan Indonesia

4.842

2,56%

30

Partai Patriot

967

0,51%

12

Partai Persatuan Daerah

4.289

2,27%

29

Partai Bintang Reformasi

635

0,34%

189.202

100%

Total

Sumber : KPUD Landak

Ada Mekanisme Tuntaskan Sengketa Pemilu "Meskipun masih ada masalah-masalah kecil di lapangan, namun secara umum Pemilu legislatif dan calon anggota DPD di Landak bisa berjalan dengan aman, tertib dan lancar." (Bupati) SIMPADO, Ngabang “Persoalan-persoalan yang ada di lapangan mari kita bukukan dalam proporsinya, jangan dibesar-besarkan dan kita serahkan kepada mekanisme yang sudah kita tentukan dan kita sepakati bersama. Sebab mekanisme penyelesaian sengketa Pemilu sudah ditentukan, disusun dan sudah disepakati,” ujar Bupati Landak. Bupati menegaskan tidak ada sedikit pun dari pihak-pihak, terutama Pemkab Landak yang bisa mempengaruhi opini pemilih di lapangan. Dengan demikian inilah hasil kerja keras dari para caleg dan pengurus parpol selama ini. “Jadi sejauh mana kepercayaan masyarakat terhadap caleg bersangkutan 8 Bersambung ke Halaman 2

Tabloid SIMPADO - Jujur, Kritis dan Aktual

Mengucapkan :

Selamat & Sukses atas terbitnya Edisi Perdana Tabloid SIMPADO ttd,

ttd,

DR. Drs. Adrianus AS, M.Si Bupati Landak

Agustinus Sukiman, SH Wakil Bupati Landak

ttd, Drs. Ludis, M.Si Sekretaris Daerah

ttd, Ny. Dra. Bernadetha Adrianus Ketua Tim Penggerak PKK


Berita Utama Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

<Halaman 2

Edisi I/Juni 2009

Berita Utama

Tahun 2009, Rp 76 Milyar Dana Dialokasikan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi ke Kabupaten Landak Ngabang, Simpado Pemerintah Provinsi Kalbar dan Pusat tahun ini mengalokasikan dana Rp.76 miliar lebih untuk Kabupaten Landak. Paling besar untuk jatah Dinas Pekerjaan Umum (PU) mencapai Rp.43 miliar lebih. Bupati minta dana itu agar dijaga jangan sampai diselewengkan sehingga merugikan masyarakat. “Kami atas Pemkab dan masyarakat Landak menghaturkan terima kasih yang tulus kepada pemerintah provinsi maupun pusat yang berkenan mengalokasikan sejumlah dana untuk Landak dan ini sangat membantu kami dalam mengurangi beban anggaran yang harus ditanggung Kabupaten Landak,” kata Bupati DR. Drs. Adrianus Asia Sidot MSi saat

memberikan pengarahan dalam Musrenbang tahun 2009 untuk penyusunan RKPD 2010 di aula kantor bupati, Rabu (18/3) kemarin. Dipaparkan Adrianus, dari APBD Kalbar dan APBN itu mencapai Rp.76 miliar lebih, terbagi dari 21 SKPD termasuk instansi vertikal yang juga dapat dari dana pusat dan provinsi. Adapun dinas yang paling besar yakni Dinas PU mencapai Rp.43 miliar lebih, kemudian bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota mencapai Rp.8,3 miliar jadi secara keseluruhan dana yang masuk di Kabupaten Landak ini Rp. 76 miliar. “Mari kita jaga kepercayaan baik pemerintah provinsi maupun pusat yang memberikan bantuan sejumlah dana. Selain itu, perlu kita

informasikan dana Adhoc juga cukup besar dari pusat mencapai Rp.54 miliar dan terakhir dana stimulus mencapai Rp.50 miliar,” ujar Adrianus. Adrianus menegaskan, dengan bantuan dana dari provinsi dan pusat ini tentu sangat membantu dan meringankan bebabn Kabupaten Landak. Namun ini semua belum bisa menjawab semua persolaan, maka perlu dijaga kepercayaan yang diberikan ini dalam menjaankan kegiatan harus sesuai aturan dalam pengelolaan keuangan negara. “Kita hindari penyelewenganpenyelewengan penggunaan dana ini, karena bisa berakibat fatal baik yang bersangkutan juga bagi masyarakat dirugikan. Karena

dengan adanya penyelewengan dana yang dilakukan aparat dan tentu proses hukum akan menunggu,”ingat Adrianus. Pada saat Musrenbang 2009 untuk penyusunan RKPD 2010, Bupati juga meminta kepada para SKPD dapat memahami. Kemudian aspirasi akan dianalisi sehingga dapat dirumuskan untuk menjadi program yang diterapna. Tapi tidak semua aspirasi harus diserap atau direspon, karena untuk menentukan program harus dalam skala prioritas. “Bapak Presiden mengintruksikan dalam menjalankan program pembangunan hendaknya harus berorientasi dengan kepentingan masyarakat miskin, diharapkan dapat membuka lapangan kerja

yang baru. Nah ini yang menjadi patokan untuk menentukan prioritas pembangunan kita.Sehingga hasil Musrenbang tidak ngambang,” tegas mantan Kadis Pendidikan ini. Untuk itu, hal ini akan dijadikan suatu indikasi dalam program yang akan di jalankan tahun 2010, kemudian respon terhadap berbagai situasi dan kondisi yang berkembang baik lokal, nasional dan internasional. Diakuinya bersama, perubahan yang ada saat ini memang harus direspon, jika tidak berbagai persoalan akan muncul karena semakin hari perubahan semakin cepat. “Sehingga tidak bisa menunggu kita. Oleh karena itu aparatur pemerintah harus bersikap responsibel terhadap perubahan

yang terjadi,” tandas Adrianus. Pada Musrenbang 2009 lalu, selain Bupati, tampak hadir juga Wakil Bupati Agustinus Sukiman SH, Sekda Drs Ludis Msi para asisten dan para kepala dinas/instansi di lingkungan Pemkab Landak, Ketua DPRD Minsen SH didampingi Wakil Ketua Klemen Apui Sip dua anggotanya Adrianus Yanto Nunus SH MH dan Cahyatanus SH dan jajaran anggota Muspida. Sedangkan dari dari pemprov, gubernur diwakili Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum Togi Lumban Tobong, Kadis PU Ir Jakius Sinyor, Kadis Pertanian drh. Manaf dan Kabid Sarana dan Prasarana Bappeda Yusri Zainudin.<

Ada Mekanisme Tuntaskan Sengketa Pemilu... dan kepada parpol bersangkutan, bisa kita ukur dari hasil penghitungan suara ini,” katanya. Adrianus mengakui bahwa memasuki tahap penghitungan suara ini merupakan masa-masa yang rentan. Sebab setiap saat bisa saja terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Namun sejauh ini bisa disampaikan dengan etis dan sesuai dengan

¢ dari Halaman 1

mekanisme yang ada serta sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, tentu tidak akan terjadi permasalahan. “Setiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapatnya. Tetapi tentu saja kita harus berpegang kepada etika yang sudah disepakati bersama, sehingga tidak menimbulkan ekses-ekses yang

lebih luas lagi,” ungkap mantan Wakil Bupati (Wabup) Landak ini. Ditambahkannya, semua pihak tentunya punya tanggung jawab terhadap kondisi tersebut, bukan hanya aparat keamanan saja. Terlebih-lebih pihak yang berkepentingan dengan hasil Pemilu ini harus bertanggung jawab dengan situasi dan kondisi tersebut. “Rakyat memang sudah

memberikan yang terbaik. Artinya bahwa kalau kita lihat partisipasi pemilih di Landak mungkin menurut pengamatan saya cukup tinggi. Ini artinya bahwa harapan-harapan masyarakat yang dititipkan baik kepada para ,pihak yang berkepentingan dengan Pemilu ini maupun pihak lain, ini sangat tinggi,” papar jebolan S3

Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Landak, Jumat kemarin mulai melakukan rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bertempat di aula sekretariat KPU Landak. Sebelum dilakukan pleno

tersebut, Bupati Landak Adrianus Asia Sidot memberikan beberapa pengarahan kepada KPU Landak dan para saksi partai politik (parpol). Hadir dalam acara pembukaan rapat pleno terbuka itu, jajaran Muspida Landak, Ketua KPU Landak Sudianto beserta empat orang anggotanya, tokoh masyarakat, para saksi parpol dan para undangan.¢ (www.borneotribune.com)

PIMPINAN REDAKSI DAN STAF PELAKSANA TABLOID SIMPADO

Yohanes Supriyadi, SE Pimpinan Redaksi / Umum

Agustinus, S.Pd Wakil Pimred / Koord. Liputan

Setevania Sekretaris Redaksi / Adm. Keuangan

Sukandi, SE Manajer Iklan / Sirkulasi

Hendrikus Endi, S.Kom Redaktur Pracetak

Roni Paslah Pracetak / Setter

Nikolaus Staf Umum / Distribusi

BIRO - BIRO

Inosensius

Adrianus Basri

Fabianus. D

Mikael, SH

Agustinus, A.Ma

Jamal, S.Pd

Mathias Timus

Ka. Biro Landak 1

Ka. Biro Landak 2

Biro Landak 2

Ka. Biro Landak 3

Biro Landak 3

Biro Landak 3

Ka. Biro Landak 4

Budi Santoso, SH Biro Landak 4

Rudi

Petrus Erus

Ka. Biro Landak 5

Biro Landak 5


Landak 1 Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi I/Juni 2009

Ngabang - jelimpo

Bupati Resmikan Gedung Baru SDN 16 Ngabang

FOTO : Bupati Landak, DR. Drs. Adrianus AS, M.Si saat meresmikan Gedung Baru SDN 16 Ngabang.

SIMPADO, Ngabang Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot, tampak terkagum-kagum saat melakukan peresmian penggunaan gedung baru SDN 16 Ngabang yang dilaksanakan Rabu (8/4) kemarin. Menurut Bupati secara fisik, sekolah ini merupakan sekolah yang terbaik di Ngabang maupun di Landak untuk tingkat satuan pendidikan SD. "Kita lihat bahwa lingkungan sekolah mulai

tertata dengan rapid an baik. Juga bangunan-bangunannya mulai kita benahi, walaupun masih ada beberapa ruang kelas yang masih harus kita benahi kembali. Dengan demikian sekolah ini bisa dijadikan sekolah percontohan di Landak," ujarnya. Bupati menginginkan supaya SDN 16 Ngabang ini memiliki nilai plus. Namun bukan hanya dari segi fisik gedungnya saja, tapi juga dari lulusan

sekolah ini harus memiliki nilai plus. "Oleh karena itu mulai sekarang kita juga persiapkan sekolah ini menjadi sekolah standar nasional. Mudah-mudahan nanti pada waktunya sekolah ini bisa kita siapkan sebagai sekolah yang berstandar internasional," harap mantan Kepala Dinas Pendidikan Landak ini. Untuk mewujudkan itu, kata bupati, tentunya harus memerlukan berbagai macam persiapan dan kerja keras dari semua pihak. Jadi bukan hanya dari pemerintah maupun para guru, tetapi juga dari masyarakat. "Terlebih lebih masyarakat yang memiliki sekolah ini. Sekolah ini memang dibangun oleh pemerintah, tetapi dimiliki oleh masyarakat. Masyarakatlah yang sebagai pengguna. Oleh karena itu saya mengajak masyarakat khususnya untuk Kota Ngabang maupun pada umumnya masyarakat Landak untuk bekerja bersama-sama, bahu membahu untuk menjadikan sekolah ini yang terbaik," harapnya. Sedangkan dalam sambutan Kepala Dinas Pendidikan Landak Aspansius mengatakan SDN 16 Ngabang sedang dipersiapkan menjadi sekolah standar nasional dan sekolah inklusi. "Untuk mendukung hal tersebut, sekolah telah bekerja sama dengan Jaringan Pendidikan Nasional

(Jardiknas) untuk pengadaan jaringan internet. Oleh karena itu maka pengembangan sarana dan prasarana yang memadai mutlak diperlukan agar memenuhi persyaratan sebagai sekolah standar nasional," katanya. Mantan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Pendidikan Landak ini menjelaskan bahwa bangunan kelas baru SDN 16 Ngabang terdiri dari dua lantai dengan 9 ruang kelas di lantai atas dan 9 ruan kelas dilantai dasar. Sedangkan luas bangunan mencapai 1445 meter persegi. "Proses pembangunannya dalam dua tahun anggaran. Pada tahun anggaran 2007 pelaksananya oleh CV. Rantauan Behe dan tahun anggaran 2008 dengan pelaksana CV. Sumber Banyuke," jelasnya. Ia menambahkan, pembangunan tambahan ruang kelas baru ini memakai sumber dana dari APBD tahun 2007 dengan nilai Rp. 697.439.000. Sedangkan dari APBD tahun 2008 senilai Rp. 514.780.000. Peresmian gedung baru SDN 16 Ngabang ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati dan pengguntingan pita oleh Ny. Bernadetha Adrianus. Hadir dalam peresmian para kepala satuan kerja di lingkungan Pemkab Landak, jajaran Muspika Landak dan para undangan.< (Borneo Tribune)

<Halaman 3

Biro Landak 1 Inosensius (Hp. 0813 5231 3000) Alamat : BTN Bali Permai Blok H1 No.2 Ngabang

Kinerja BPD Jangan Tumpang Tindih SIMPADO, Ngabang Bupati Landak, DR. Drs. Adrianus AS, M.SI, mengharapkan kinerja Badan Perwusyawaratan Desa (BPD) Kecamatan Ngabang, kedepan jangan tumpang tindih dengan kabupaten. Artinya, kata Adrianus, apa yang sudah menjadi Peraturan Daerah (Perda), jangan lagi diantur oleh BPD. Sama halnya, dengan yang diatur oleh kabupaten, tidak boleh diatur oleh provinsi, termasuk pemerintah pusat, tidak bisa diatur propinsi maupun kabupaten. �Anggota BDP harus pandai-pandai mencari celah guna pendapatan desanya. Kalau sudah diatur kabupaten, maka tidak ada bisa disahkan oleh bupati,� pinta mantan Asiten II Landak ini. Tertib administarsi, tambah Adrianus, dalam kepemerintahan desa wajib dimulai, apakah laporan kependudukan, berapa yang lahir, meninggal, datang, harus dilaporkan. Jangan beranggapan data-data ini tidak penting, giliran kita masuk Pilkada bupati atau Gubernur baru kita bekalut. �Akhirnya banyak data yang salah, akibatnya banyak warga tidak dapat kartu untuk memberikan hak suaranya. Tidak heran sering terjadi saling menyalahkan, itu salah kecamatan atau kesalahan kabupaten. Padahal kepala desa tidak melapor,� tukasnya.< (hers/ www.pontianakpost.com)


Landak 2

Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

<Halaman 4

Biro Landak 2 =A. Basri - Ka. Biro (Hp. 0813 52631253) =Fabianus. D Alamat : Samping Gereja PPIK RT 5 No. 157 Desa Mandor Kec. Mandor

Hasil Panen Raya di Senakin 8,160 Ton Hasil panen raya yang dilaksanakan

kegiatan.

di Dusun Serimbang, Desa Senakin,

Pukul

Landak,

SIMPADO, Mandor Kabar menggembirakan untuk masyarakat Kecamatan Mandor yang selama ini beranggapan daerah tertinggal dari pembangunan. Tapi, Pemkab Landak tak tanggung-tanggung dan akan dijadikan menjadi kawasan industri sehingga peluang tenaga kerja menjanjikan bagi warga setempat. “Kami akan mempersiapkan untuk kawasan industri terpadu di Kecamatan Mandor dengan luas 400 hektare dan akan memberikan intensif kepada para investor yang akan masuk di Landak ini,” kata Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot Msi saat membuka Musrenbang Kabupaten Landak untuk RKPD 2010, Rabu (18/3). Adrianus menjelakan, maksud intensif untuk para inventor yakni lahan gratis mereka tak petli membeli, kemudian soal perizinan juga satu paket termasuk Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). “Jadi invenstor tinggal datang mendirikan pabrik tak perlu susah-susah mengurus perizinann,” kata mantan Kepala Bappeda ini. Apalagi, lanjut pria jebolan doktoral Universitas Padjajaran Bandung ini, potensi tambang bouksit di Landak ini juga cukup besar. Sehingga bagi inventor pertambangan bouksit minimal untuk pengolahan pada tingkat pertama dilakukan di Kabupaten Landak. “Kita ingin keluar dari Landak tidak lagi berbetuk bongkahan atau barang mentah, tapi paling tidak sudah dalam bentuk alumniah,” ujar Adrianus. Sedangkan dengan adanya kawasan industri terpadu di Mandor, sudah pasti akan berdampak pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat. Sejumlah tenaga kerja akan terserap bahkan juga dunia perbangkan akan bisa berkembang dengan adanya berdirinya pabrik-pabrik di daerah setempat. “Jadi pengangguran bisa kita atasi,” ujar Adrianus. Ia meminta kepada dinas atau SKPD di lingkungan Pemkab Landak mampu menjabarkan untuk ditindaklanjuti. Karena pemikiran ini sudah disampaikan dua tahun lalu tapi belum ada action di lapangan oleh para SKPD yang terkait. “Karena kita membuat ini bukan hasil dari mimpi, tentu ini ada kaitannya dengan visi dan misi, RPJM dan RPJP kita,” tegas Adrianus. Terpisah, Kepala Bappeda Landak Alpius, S.Sos mengatakan, rencana Mandor dijadikan kawasan industri memang sudah masuk dalam RPJM tahun 2010. Mengapa Mandor menjadi sasaran? Karena atas pertimbangan daerah tersebut sangat strategis seperti dekat dengan perbatasan kabupaten Pontianak yang mana di sana juga ada pelabuhan. “Jadi di kawasan ini nanti para inventor bisa mendirikan pabrik, apakah itu pabrik karet, sawit dan lainya,” kata Alpius ditemui Equator di kantornya, belum lama ini. Mantan Kadis Perindagkop ini mengungkapkan, jika sudah dibangun sejumlah pabrik di Mandor, dampaknya sudah pasti akan menyerap tenaga kerja khususnya dari lokal masyarakat Kabupaten Landak yang memiliki kemampuan. Untuk itu, langkah selanjutnya akan dilakukan kerjasama dengan pihak konsultan untuk melakukan studi kelayakan terhadap kawasan. “Bisa saja lahan eks tambang emas yang banyak di Mandor dimanfaatkan untuk lokasi pabrik,” tandas Alpius.< (rie/equator)

berduyun-duyun

SIMPADO, Senakin

Kecamatan

Mandor Akan Disulap Kawasan Industri

Edisi I/Juni 2009

Sengah temila - sebangki - mANDOR

Senakin, pada

Kabupaten

Senin

menuju

lokasi yang diwawancarai setelah acara panen raya. Acara ini merupakan inisiatif

09.48,

sirine

kendaraan murni

dari

masyarakat

Serimbang

ujarnya. Menurut Adrianus, bila selama ini panen hanya dilakukan sekali dalam

pengawal Gubernur mulai terdengar di sebagai ungkapan rasa syukur bahwa setahun. Untuk selanjutnya diharapkan

(11/02), lokasi panen raya. Panitia pelaksana pun

diperkirakan sebanyak 8,160 ton. Panen mulai

sibuk

mengatur

usaha mereka dalam bidang pertanian

masyarakat dapat melakukan panen

acara selama ini sudah memberikan hasil yang

sebanyak dua atau tiga kali dalam

raya ini dihadiri oleh Gubernur penyambutan. Di depan sebuah gerbang baik. setahunnya. Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH dari bambu yang dibangun sederhana, Perkiraan hasil panen, ujar Padu, Sementara

itu,

Cornelis

beserta istri. Yang didampingi oleh tampak orang nomor satu di Landak sekitar 8,160 ton. “Dengan luas lahan menambahkan agar masyarakat jangan Bupati

Kabupaten

Landak,

Drs. berdiri menanti kedatangan Gubernur. yang dipanen adalah 195 hektar, milik merasa puas dengan apa yang diperoleh

Adrianus Asia Sidot, M.Si beserta istri.

Selain itu tampak pula beberapa pejabat

10 kelompok tani dari 80 kepala selama ini. “Jangan pula hanya terpaku

Antusias masyarakat Desa Senakin

teras di Pemerintahan Daerah Landak,

keluarga,” ujarnya.

dalam menyambut panen raya, sudah

berdiri berjajar bersama Adrianus.

sendiri merupakan wilayah KUAT.

terlihat dari jalan masuk menuju lokasi

Ketika Cornelis beserta rombongan

yang berjarak sekitar 3 kilometer dari turun jalan

raya

Senakin.

dari

kendaraan,

alat

Selain

Desa Serimbang

melakukan

musik masyarakat

juga

panen

melakukan

raya,

pada padi saja,” ujarnya. Tetapi, lanjut Cornelis,

masyarakat

harus

dapat

memanfaatkan lahan yang ada untuk

temu ditanam dengan tanaman lainnya. Seperti

Umbul-umbul tradisional Dayak pun mulai ditabuh. wicara bersama Gubernur dan Bupati pisang, sagu dan sayur mayur.

berwarna-warni didirikan di kiri dan

Mengiringi

kanan jalan. Begitu pula pabayo (bambu

kelompok tua dan anak-anak, yang pertanian di daerah Senakin.

dua

kelompok

penari,

yang kulit luarnya diraut, sebagai bertugas untuk memberikan kalungan

Landak

dalam

Adrianus

rangka dalam

memajukan

Panen raya ini juga diharapkan dapat menjadi cambuk yang menyemangati

sambutannya masyarakat khususnya di wilayah Kalbar

simbol adat), yang terlihat di sepanjang bunga kepada Cornelis dan istri. Sebuah

mengatakan bahwa hasil panen yang untuk terus berusaha mengolah lahan

jalan menuju Dusun Serimbang.

mandau pun diberikan kepada Cornelis

sudah

untuk

mudah-mudahan menjadi pendorong perekonomian

Lalu lalang penduduk yang ingin

memotong

sebuah

bambu,

dipanen

cukup

baik, yang

ada,

turut serta dalam panen raya pun

sebagai tanda dibukanya jalan menuju bagi petani untuk menghasilkan padi menentu.<

terlihat. Ada yang berjalan kaki secara

lokasi panen raya.

di

(Arthurio

yang lebih bagus lagi. “Dengan hasil Borneo Tribune)

bergerombol maupun menggunakan Menurut Ir. Padu Palimbong, Kepala yang baik itu diharapkan masyarakat kendaraan roda dua. Mereka Dinas Pertanian Kabupaten Landak bergairah untuk bertanam padi,”

tengah

yang

sedang

kondisi tidak

Oktavianus

/


Landak 3 Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi I/Juni 2009

menjalin - mempawah hulu - sompak

Perlu Peningkatan Kapasitas Pemimpin Non Formal Tingkat Lokal HINGGA saat ini tata cara penanganan konflik di Kalimantan Barat, yang mempunyai peranan penting atau kapasitas para pemimpin kampung non formal yang memadai akan sangat berperan besar dalam meramu upaya-upaya membangun perdamaian antar komunitas suku-suku di Kalimantan Barat. “Sebagaimana diketahui bahwa hubungan antar komunitas di banyak tempat di Kalimantan Barat dewasa ini banyak mengalami kemacetan. Kecurigaan antara satu pihak dengan pihak lainnya masih terasa. Jembatan komunikasi bisa dikatakan putus,� kata Sekjen Pakat Landak, Yohanes Supriyadi, SE. Awal semua ini tidak terlepas dari setting politik dan pola pembangunan yang sentralistik pada masa orde baru. System pelayanan diskriminatif yang diterapkan telah menimbulkan dampak yang besar bagi hubungan social masyarakat. Kebijakan pemerintah memiliki andil yang besar merusak hubungan social dan bahkan mematikan kreatifitas dan prakarsa masyarakat local, untuk membangun relasi social sekalipun. Ketua Palma Institute Kalbar ini menilai, dinamika social, ekonomi, budaya dan politik di Kalimantan Barat memiliki potensi bagi terjadinya ketegangan social maupun konflik etnis (baik kategori lunak maupun yang keras seperti kerusuhan etnik). Masyarakat tidak dididik untuk menghayati dan menghormati perbedaan (kemajemukan)

yang ada. Persoalan yang sangat sepele, seperti tersenggol kendaraan saja bisa menjadi perkelahian massal yang berbau etnik. Dalam table berikut ini dipaparkan konflik etnik yang pernah terjadi di Kalimantan Barat. “Pluralisme suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang ada dinegeri ini bukanlah hal baru, tetapi sudah ada sejak lama. Dalam beberapa decade kekuasaan negara, kekayaan ini tidak dijadikan sebagai sumber potensial untuk kepentingan bersama seluruh rakyat, tetapi justru menjadi alat untuk melegitimasi kekuasaan atau untuk kepentingan kelompok tertentu. Bahkan kata SARA itupun dianggap seolah-olah sebagai racun atau barang haram yang tidak boleh dibicarakan dan dikembangkan dimasyarakat,� katanya. SARA dan kemajemukannya, disatu sisi menjadi kebanggaan pemerintah yang selalu dipromosikan sebagai kekayaan bangsa, dipihak lain lagi masyarakatnya sendiri menjadi sesuatu hal yang mengancam. Memasuki era baru, SARA harus dikembalikan kepada makna yang sebenarnya, yaitu kekayaan rakyat-bangsa. Dengan begitu diharapkan antar SARA menjadi suatu barang yang produktif dan permasalahan yang muncul disekitarnya menjadi tanggungjawab bersama. Dengan demikian kemajemukan bangsa bukan sekedar kenyataan yang harus dislogankan, tetapi sebuah realitas dengan interaksi riil dalam kehidupan

kemasyarakatan yang harus dihadapi dan dikelola. Konflik juga haruslah dipahami sebagai hal yang biasa saja, karena konflik sendiri merupakan salah satu konsekwensi logis dari kemajemukan SARA, baik yang positif-konstruktif, maupun negatif-konstuktif. Konflik bagi masyarakat Indonesia umumnya merupakan suatu hal yang tabu, karena selama ini dianggap sebagai sesuatu yang negatif, yang perlu dihindari. Keadaan ini sudah menjadi bentuk pendidikan dari negara, yang tidak mendidik masyarakat untuk terbuka terhadap konflik, yang dikarenakan oleh perbedaan-perbedaan. Masyarakat belum dididik untuk menerima pruralitas, kepelbagaian secara obyektif dan terbuka. Masyarakat disekat-sekat sedemikian rupa, dengan penekanan pada sisi pembandingan jumlah secara kuantitas dibandingkan dengan peningkatan mutu masing-masing dalam rangka hidup bersama. Jangan heran bila umat beragama, pada semua tingkat social sekalipun dalam jumlah relatif tidak besar tetapi memberi pengaruh mudah terpancing, terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis atas nama demi agama. Dirukunkan pada bagian permukaannya saja, antar para elit pemerintah, termasuk tokoh/pemimpin agama, demi kepentingan tertentu dan sesaat, tidak menyentuh keakraban serta hubungan-hubungan interaktif yang konkrit dimasyarakat dengan segala

permasalahannya. Kerukunan antar agama, atau antar umat beragama hanya berdasarkan hubungan sesaat yang sifatnya lebih politis, dibandingkan dengan demokratis-manusiawi dan berjangka panjang. Perdamaian adalah harapan setiap orang. Perdamaian tidak berarti membuat orang harus menghindari konflik atau dari perbedaan tetapi justru menghargai perbedaan. Pertanyaannya adalah sampai sejauh mana masyarakat prural Indonesia menghargai perbedaan ? ini merupakan pertanyaan mendasar yang harus dijawab. Dialog rekonsiliasi merupakan kata kunci dari perdamaian. Minimal, sebagai cara untuk memulihkan keadaan pruralistic yang sudah tersegregasi secara mengental, yang bukan saja berakibat secara geografis, fisik, tetapi juga secara fsikologis, emosional dan sangat menganggu pada mental, kepercayaan, sikap dan lainya sebagainya. Disini pentingnya kemampuan masyarakat untuk keperbagaian, perbedaan dan mengelola konflik. Ditambahkannya, dalam konteks inilah, pluralitas masyarakat merupakan realitas manusiawi-alamiah, dimana konflik menjadi sebuah logika yang tidak bisa ditolak dan perdamaian harus diusahakan. Dayak, melayu, china, madura, bugis, jawa, batak, sunda. Tiga diantaranya merupakan kelompok etnis terbesar, yaitu dayak, melayu dan cina. (wan/kapuaspostlandak)

<Halaman 5

Biro Landak 3 =Mikael, SH - Ka. Biro (Hp. 0813 4540 3872) =Agustinus, A.Ma =Jamal, S.Pd Alamat : Pasar Menjalin, RT 3/RW 11No. 41 Dusun Menjalin Hilir, Desa Menjalin Kec. Menjalin - Kab. Landak

MEMANCING IKAN : Anak-anak di kampung Nangka Kec. Menjalin sedang memancing ikan, bagian dari kearifan lokal pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan (Foto by : Yadi)


Landak 4

Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

<Halaman 6

MENYUKE - MERANTI - BANYUKE HULU

Biro Landak 4 =M. Timus - Ka. Biro (Hp. 0813 5242 3037) =Budi Santoso, SP Alamat : Depan SMPN Simpang Tiga Desa Untang - Simpang Tiga Kec. Banyuke Hulu

7 Kades Yang Dilantik di Kecamatan Banyuke Hulu •

Kades Untang

: Fera Kamsul

Kades Semade

: Ombeng

Kades Kampet

: Ardi

Kades Gamang

: Cius

Kades Padang Pio

: Akun

Kades Tbw. Bale

: Krisono Paulus

Kades Ringo

: Siyus

Edisi I/Juni 2009

Pelantikan Kades di Kecamatan Banyuke Hulu Rampung SIMPADO, Banyuke Hulu Pelantikan tujuh Kepala Desa (Kades) yang berada diwilayah kecamatan Banyuke Hulu oleh Bupati Landak, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si telah rampung. Kegiatan tersebut berlangsung dengan lancar tanpa menghadapi kendala apapun. Pelantikan kades itu dilakukan sebanyak tiga tahap. Untuk tahap pertama pelantikan diadakan di Desa Untang, Jumat (20/3) lalu, dimana Kades yang dilantik ialah Kades Untang dan Semade. Kemudian pada tahap kedua pelantikan tiga Kades

masing-masing Kades Padang Pio, Kampet dan Gamang dilakukan di Desa Padang Pio, Sabtu (21/3). Sementara untuk tahap ketiga pelantikan dilakukan hari Senin (23/3) di Desa Ringo untuk melantik Kades Ringo dan Tembawang Bale. Dalam pelantikan tersebut, Bupati Landak berharap agar para Kades yang sudah dilantik agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai fungsi dan wewenang seorang kepala desa. “Saya berharap agar masyarakat disetiap desa dapat mendukung, berkoordinasi serta mengontrol kinerja kepala desa,” kata Bupati.

Hal ini berguna untuk mempercepat proses pembangunan daerah ini. Kepala desa sebagai ujung tombak pembangunan daerah sudah semestinya bisa membantu pemerintah dalam menginformasikan berbagai aspirasi masyarakat guna menjadi masukan bagi pemerintah ditingkatan diatasnya. Dalam setiap kesempatan pelantikan tersebut, Bupati Landak, Adrianus AS juga membagikan secara gratis foto Bupati dan Wakil Bupati kepada masyarakat yang didatangi. Masing-masing Kepala Keluarga (KK) mendapat jatah satu.

Masyarakat pada pelantikan tersebut juga sangat antusias menyambut kedatangan rombongan, walaupun untuk menuju tempat pelantikan tidaklah mudah. Bahkan, Bupati yang datang menggunakan mobil mengatakan tidak ada halangan menuju tiga desa tersebut. Selain masyarakat, keadatangan Bupati juga disambut oleh unsur-unsur tokoh masyarakat, pemuda, agama, adat, tenaga kesehatan, Koramil, Polsek Darit.< (Mathias Timus/ SIMPADO)


Landak 5 Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi I/Juni 2009

<Halaman 7

Air Besar - kuala behe

Desa Kuala Behe Bisa Dipecah Jadi 4 Desa PERMINTAAN itu bukan hanya sebatas wacana atau karena ikut-ikutan tapi lebih dikarenakan tuntutan pembangunan yang sudah saatnya untuk dilaksanakan. Berdasarkan pantauan di Desa Kuala Behe, ternyata desa ini menaungi 11 (sebelas) kampung, di mana jarak antara satu kampung dengan yang lainnya cukup jauh. Kampung itu adalah, kampung Belimbing, Senjaya, Muara

Bangkup, Nyawan, Sekamu, Bagok, Senuang, Kerasi, Kandis, Sempiang dan Mu'a. Sebagaimana hasil perbincangan dengan beberapa tokoh dan masyarakat di desa ini, mereka minta agar secepat mungkin pemekaran itu dilakukan oleh pemerintah kabupaten Landak. "Itu karena berdasarkan dengan pengalaman selama bergabung dengan desa Kuala Behe pelaksanaan pembangunan

terkesan lambat, dan bahkan usulan pembangunan yang diajukan oleh masyarakat banyak yang tidak dapat direalisasikan, itu semua karena wilayahnya sangat luas, " terang warga. Mereka juga memberikan konsep dari usulan pemekaran yang disampaikannya kepada Pemkab Landak, dari satu desa menjadi 4 (empat) desa pengembangan kampung atau dusun Belimbing menjadi desa Belimbing, dusun Sanjaya menjadi

desa Kuala Behe, dengan wilayahnya dusun Senjaya, Muara Bangkup. Dusun Nyawan, Sekamu, Bagok, dan Senuang menjadi desa sendiri. Kampung Kerasi, Kadis, Sempiang dan Mu'a menjadi desa pengembangan Kerasi.< (Ya'Syahdan/Borneo Tribune)

Biro Landak 5 =R u d i - Ka. Biro (Hp. 0813 4597 7444) =Petrus Erus Alamat : Jln. Raya Kuala Behe - Ngabang Dusun Sejaya, Desa Kuala Behe

Miras Rambah Pelajar, Kapolres Geram inuman keras (miras) jenis arak ternyata tidak saja dikonsumsi oleh orang dewasa, anak usia pelajar pun saat ini sudah mulai mengkonsumsi air yang memabukan itu. Seperti yang diungkapkan Kapolres Landak AKBP Toni EP Sinambela pada saat melakukan hearing dengan Komisi A DPRD Landak belum lama ini di ruang sidang DPRD Landak. “Saya mendapatkan laporan anak perempuan saya yang bersekolah di SMP Negeri 1 Ngabang. Ketika Kepala Sekolahnya melakukan razia terhadap murid-muridnya, ada seorang murid laki-laki kelas III membawa minuman. Ternyata setelah dibuka minuman itu bukan air putih, ternyata arak. Ternyata sudah sampai sejauh itu anak-anak kita mengkonsumsi arak,” ujar Kapolres. Selain itu, jika arak dipergunakan untuk obat tradisional, Kapolres malah bertanya apakah dengan jumlah 198 drum untuk pengobatan tradisional? Menurutnya jika jumlah drum arak berjumlah 198 buah, masyarakat Landak pada sakit semua. “Sebenarnya pada saat saya berbicara dengan warga masyarakat yang ada, bahwasannya untuk pembuatan obat tradisional tidak sebanyak itu. Dia membuatnya secara tradisional dengan memasak beras dan gula serta tidak menggunakan kimia untuk mempercepat proses permentasi untuk menjadi arak. Jadi lama waktu prosesnya, itulah yang dipergunakan oleh warga untuk membuat obat,” katanya. Ditambahkannya, pada penangkapan pabrik arak oleh Polres Landak, si pelaku bukannya untuk membuat obat tradisional, tetapi sudah memroduksi. Menanggapi arak yang dijadikan sebagai obat tajuk dan pembuatan kacang ma untuk ibu hamil yang merupakan tradisi yang harus dilestarikan dalam kapasitas tertentu, bukan industri. Apabila sudah mengarah ke industri, maka harus ada perizinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Sekarang yang sudah kita lakukan adalah penertiban dengan menggunakan dasar hukum UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Kemudian UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan mengacu pada Perda Kabupaten Landak No. 10 tahun 2003 tentang ketertiban umum,” jelasnya.< (Devi Zulkarnaen/Borneo Tribune)

M

LANTING : Sisa-sisa situs kearifan lokal masyarakat di pulau Borneo, terutama di pinggiran sungai di Kalimantan Barat masih dapat ditemukan. Misalnya lanting di Sungai landak, Kabupaten Landak ini. Masyarakat masih melakukan MCK di lanting itu, walau pun beberapa sudah memiliki kakus di rumah masing-masing. (FOTO A. Alexander Mering / Borneo Tribune)


Ekonomi & Bisnis Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi I/Juni 2009

<Halaman 8

Agrobisnis Sebagai Landasan Pertanian SIMPADO, Ngabang Demikian dikatakan Bupati Kabupaten Landak Adrianus Asia Sidot saat membuka temu agribisnis, Senin (12/1) di aula Kantor Bupati Landak. Menurut bupati, masyarakat harus melihat bahwa kegiatan temu agrbisnis ini sebagai sebuah sistem yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya. “Sebagai sebuah sistem, ini tentu didukung oleh sub-sub sistem. Justru yang menjadi tolok ukur keberhasilan agribisnis adalah pada sub-sub sistemnya. Apabila sub sistem ini tidak berjalan, maka jangan harap yang namanya agribisnis ini juga berjalan,” ujar bupati. Oleh karena itu bupati ingin menyamakan persepsi mengenai masalah agribisnis. Kalau hanya Dinas Pertanian saja yang selalu mendorong para petani untuk meningkatkan produksinya, tetapi

sistem penyaluran pupuknya macet, ini juga mengganggu. “Bagaimana kita bisa melakukan satu sistem agribisnis kalau jika semua kompenen tidak mendukung. Jadi kalau masalah agribisnis ini, tidak hanya Dinas Pertanian saja yang ambil peduli, tapi harus semua elemen terlibat,” tukasnya. Demikian juga dengan jenis agribisnis, kata bupati, tidak hanya tanaman padi saja, produk-produk lain seperti peternakan, perikanan dan perkebunan bisa juga dijadikan agribisnis. Pada kesempatan itu, bupati menggaris bawahi soal perubahan mental para petani khusus di Landak. Sebab intinya ada di para petani tersebut, baik petani diperdesaan yang masih mengandalkan ototnya dan kemurahan alam dalam sistem pertaniannya, maupun para petani yang sudah memakai seluruh kekuatan yang ada seperti otot, otak,

modal dan teknologi. “Jadi kalau bertani kita harus memakai empat komponen tersebut. Masalah inipun menjadi visi dari Kabupaten Landak. Kita menginginkan terdepan dibidang ekonomi kerakyatan. Sedangkan yang menjadi landasannya adalah agro atau pertanian,” papar bupati. Namun demikian, tambahnya, pertanian ini tidak hanya disebut pertanian saja, tapi pertanian bagaimana yang diinginkan. Sebab yang diinginkan masyarakat adalah pertanian yang dikemas dalam satu sistem bisnis, sehingga pertanian ini betul-betul secara nyata menjadi sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat. “Jadi tidak hanya labelnya petani, tetapi sebetulnya kalau kita lihat petani atau dia sebagai petani, itu sebagai sampingan saja, dia tidak fokus. Sekarang kita ingin mengarahkan bahwa masyarakat kita ini fokus. Makanya basis kita

adalah ogrobisnis dan agroindustri,” ucapnya. Namun basis agrobinis dan agroindustri tersebut tidak cukup hanya slogan saja. Hal ini tentunya harus diupayakan secara nyata. Bagaimana menyusunya, tentu ada instansi teknis yang menanganinya. “Inilah yang nantinya saya harapkan bisa menemukan bagaimana agribisnis kita. Sebab barangkali semua daerah punya

spesifikasi sendiri-sendiri, punya kekhasan masing-masing. Tidak bisa misalnya Landak disamakan dengan Sambas, karena dari sisi geografis sudah berbeda dan budaya masyarakatnya juga berbeda,” paparnya. Ia berharap mudah-mudahan instansi teknis bisa menemukan pola yang khas untuk Landak. Mereka diharapkan bisa menyusun atau melaksanakan agribisnis pola Landak.

Temu agribisnis yang diselenggarakan Dinas Pertanian Landak juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian Landak Pa’du Palimbong, Kepala Bank Kalbar cabang Ngabang Mursalin, para pelaku agrobisnis di Landak, para camat se Landak dan para undangan.< (Devi Zulkarnaen/ Borneo Tribune)

Bupati Resmikan Galeri Pasar Tradisional Seha’ SIMPADO, Seha' Kendati selama ini apa yang sudah dihasilkan oleh masyarakat ternyata tidak dapat di pasarkan dengan baik lataran tidak ada tempat khusus atau galeri yang menampung hasil tersebut dengan melihat kondisi itu maka Pemerintah daerah yang dalam hal ini Disprindagkop Kabupaten Landak telah membangun fasilitas untuk menjual aneka kerajinan yang khusus menjual berbagai produk kerajinan dari masyarakat baik berupa anyaman dari purun,pandan, bambu maupun ukiran-ukiran dari kayu. “Maksud pemerintah mendirikan galeri atau pasar tradisional ini sebenarnya bukan untuk mengesampingkan usaha yang sudah di dirikan oleh masyarakat selama ini. Tetapi hal ini lebih pada upaya bagaimana supaya tempat ini akan lebih di kenal serta usaha yang sudah dimiliki oleh masyarakat itu dapat semakin maju," ujar Adrianus dalam sambutannya kemarin. Adrianus mengatakan, fasilitas yang saat ini sudah di bangun oleh Pemda ini merupakan salah satu pancingan dalam menjalankan usaha masyarakat dapat lebih giat dan bergairah. Serta dapat menciptakan kontribusi bagi masyarakat itu sendiri. Kendati katanya, pada dasarnya dalam dunia usaha tidak ada terdapat saling mengalahkan yang artinya dalam berusaha masyarakat selalu akan mendapatkan hak yang sama

untuk berusaha sesuai dengan kemampuannya. “Ya, untuk prioritas utama tentu masyarakat yang berada di daerah sekitar sini dan ini yang kita harapkan. selain itu juga saya harapkan supaya hal ini jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, dan kalaupun hal ini nantinya berkembang tentu akan kita benahi kembali dan ini artinya upaya yang kita lakukan selama ini berhasil dan bagaimana langkah kedepannya, tentu akan dapat lebih di perluas lagi,” katanya. Selain itu bupati berharap galeri yang saat ini sudah diresmikan dapat menjadi salah satu tempat khusus yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk menyediakan berbagai hasil dari produk kerajinan, maksudnya dari hasil yang sudah ada dapat di tampung atau dipajang di galeri ini. Dikatakannya, kalau hal ini kedepannya akandapat lebih berkembang maka, Pemda juga akan membrikan peluang yang seluas-luasnya sehingga dapat mendukung usaha yang di miliki oleh masyarakat agar dapat lebih berkembang pesat. “Hanya yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana cara kita menjaga lingkungan ini dengan baik. terutama pembangunan yang berorientasi pada lingkungan. Misalnya kita menjadi tempat ini supaya tetap bersih, sejuk dan nyaman, namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana

supaya tempat ini jangan sampai longsor ini yang penting. Untuk itu kita harapkan dalam membangun itu harus mematuhi aturanaturan yang ada supaya apa yang kita bangun itu dapat senergis dengan kondisi alam yang ada yang artinya menyatu ini yang kita mau,” paparnya. Kedepannya, diharapkan daerah Seha’ ini dapat berkembang sebagai daerah parawisata. Dan masih sangat perlu berbagai pengembangan walaupun kedepannya hal ini memang harus di lakukan secara bertahap. Namun sebagai langkah awal maka pembangunan galeri ini merupakan salah satu fasilitas yang diharapkan mampu memberikan dorongan kepada masyarakat yang ada di sekitar supaya dapat digunakan pasilitas yang ada ini sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan. “Ditempat inikan khusus untuk menyiapkan berbagai hasil kerajinan dari masyarakat yang ada supaya hasil anyaman yang ada di masyarakat dapat di tampung dan dijual lewat galeri ini demikian juga dengan usaha anyaman itu juga dapat harus lebih maju untuk mendukung galeri yang ada. Bagi masyarakat yang betul-betul serius ini dapat di bantu sebagai modal awal supaya mereka dapat mengembangkan usaha yang mereka miliki," harapnya.< (Devi Zulkarnaen/Borneo Tribune)

FOTO : Penjual timun di Seha'

Ukiran Landak Miliki Prospek Tinggi SIMPADO, Ngabang Seni ukir yang di hasilkan oleh para pengerajin di Daerah Kabupaten Landak ternyata tidak kalah menarik kalau di bandingkandengan beberapa produksi yang berasal dari luar. Sehingga tidak heran kalau untuk melayani pesanan saja pihak pengerajin saja sudah merasa kualahan. namun di sisi lain hal ini juga terjadi keterbatasan sehingga akan dapat mempengaruhi tingkat pemasaran pada masyarakat yang berada pada kelas menegah ke bawah. menanggapi hal tersebut Ir. Masda, Kabid Perindustrian Disprindagkop Kabupaten Landak Rabu (08/04) kemarin di ruang kerjanya mengatakan, memang di akui kondisi ini memang dapat di rasakan, terutama dengan tingginya harga produk yang di hasilkan akan dapat mempengaruhi tingkat pemasaran pada masyarakat. “Kalau kita lihat dari standar harga memang inilah yang terjadi, kalaupun kursi ukiran ini harganyakan jelas cukup tinggi bagi masyarakat yang berada pada

kalangan menegah ke bawah, sedangkan kalau kita hanya mengharapkan yang masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi ke atas tentu saja kan sangat terbatas,” ujarnya. Sehingga tidak heran katanya, pada beberapa kegiatan seperti pameran minat pengunjung untuk memiliki hasil kerajinan ukiran terutama kursi itu sangat tinggi, tetapi dengan harga yang mencapai lebih dari 3,5 juta akan menjadi ukurn kemampuan bagi si peminat. “Dalam hal ini kita tidak putus asa dan saat ini kami sedang menjajaki hubungan kerja sma dengan pihak Malaysia dan kita harapkan ini akan dapat berhasil untuk memasarkan hasil kerajinan di bidang ukiran,” harapnya. Mengingat bahan untuk ukiran kursi itu menggunakan bahan kayu Belian, sehingga membuat harganya juga relatip mahal. apalagi kalau di lihat dari kualitas dan ketahanan bahan memang sudah cukup kuat yang artinya tidak mungkin dapat rapuh dan pengerjaannya juga melalui proses

yang cukup rumit sehingga harganya pun lumayan. “Ia rata-rata bahan ini dari Kayu kelas satu yang dalam hal ini daru kayu belian dan membuatnya juga sangat susah dan ini membuat harganya mahal. sedangkan untuk bahan dari kayu kelas dua, ini yang cukup sulit. dan sampai saat ini masih kita cari solusinya,” paparnya. Kendati katanya, kalau saja ada, kayu kelas dua juga tidak dapat di jamin ketahanannya yang mana setelah memasuki proses pembentukan akan dapat mudah pecah dan merekah dengan sendirinya. Sehingga hal ini menurutnya perlu pengkajian yang lebuh lanjut yang dapat memberikan solusi agar penggunaan kayu kelas dua ini juga dapat di bentuk dan dari segi harga juga akan dapat di jangkau oleh masyarakat yang memiliki ekonomi tingkat menegah kebawah karena harganya juga relatif terjangkau<. (wan/kapuaspost)

WARNET - Bisnis usaha warung internet (warnet) saat ini mulai menjamur di Kabupaten Landak. Dengan hadirnya warnet di Landak khususnya di Kota

Ngabang,

me-

nunjukan bahwa Landak tidak ketinggalan dengan kecanggihan teknologi sekarang ini. Sedikit demi

sedikit

Landak

mulai bangkit dari segala bidang pembangunan.

FOTO : Penjual tikuyukng di seha'

FOTO : Rabukng sangat banyak dijual di seha


Pendidikan Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

<Halaman 9

Edisi I/Juni 2009

Perawatan Fasilitas Sekolah Jadi Perhatian SIMPADO, Ngabang Perawatan fasilitas sekolah di Kabupaten Landak terus menjadi perhatian bagi dunia kependidikan. Sebab yang namanya membangun tentu sangat gampang. Namun merawat bangunan yang sudah dibangun itu sangatlah sulit. “Hal ini memang menjadi masalah besar di Indonesia. Sebab yang namanya perawatan fasilitas sekolah ini belum menjadi prioritas. Bahkan dalam setiap pengajuan anggaran pun perawatan itu belum mendapatkan porsi yang wajar,” ungkap Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dirjenmandikdasmen, Didiek,saat melakukan ramah tamah dengan

Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot belum lama ini di pendopo rumah dinas bupati. Ia melihat sendiri kondisi fasilitas sekolah yang ada di Landak. Oleh karena itu Departeman Pendidikan Pusat telah merancang program DAK SMP. “Untuk saat ini kita tengah membahas program itu bersama Bappenas. Apalagi program DAK SD sudah hampir selesai. Kalau SMP bisa masuk dalam DAK, Insya Allah 5 tahun ke depan fasilitas sekolah di SMP tidak ada yang jelek lagi, semuanya layak dipakai sehingga peserta didik bisa belajar dengan nyaman,” ujarnya.

Di samping itu, Direktorat Pembinaan SMP juga ada program SMP berasrama. Program ini pun ditawarkan kepada daerah perbatasan dan pedalaman, termasuk yang berbatasan langsung dengan negara lain. “Jadi saya kira kita harapkan bisa menjadi respon dari kami untuk menjawab anak-anak yang memang populasi penduduk di pedalaman sangat kecil,” katanya. Ia berharap dengan adanya program SMP bersama ini, para peserta didik bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang lebih.¢ (www.borneotribune.com)

Jumlah Pembaca dan Peminjam Buku Perpusda Landak Meningkat

Bupati Sumbang 90 Buku

Rumah Bacaan Ambalat FOTO : Bupati Landak sumbang 90 Buku untuk Perpustakaan Daerah Kabupaten Landak.

<Bupati : Bagian dari Karya Mencerdaskan Kehidupan Bangsa SIMPADO, Pahauman - Ada yang menarik ketika anda pergi ke rumah panjang Sahapm Desa Saham Kecamatan Sengah Temila. Di rumah panjang yang telah berumur 300-an tahun, dengan 35 pintu dan panjang sekitar 400 meter ini, pada salah satu biliknya, ada Rumah Bacaan Ambalat. Pada tanggal 1 April 2009, kru Simpado menyempatkan diri berkunjung ke rumah bacaan ini. Rumah bacaan ini, dibina oleh bapak A. Sangsang, yang diresmikan pada tanggal 9 Januari 2009 oleh Sekretaris Jendral Departemen Dalam Negeri, Diah Anggraeni. “pada awalnya, rumah bacaan ini diinisiasi oleh bapak Adrianus Asia Sidot, dan karena baik, didukung penuh oleh masyarakat” ujar Heni, (25 tahun) pengelola rumah bacaan. Disebutkan oleh gadis lulusan PGSD UNTAN ini, bahwa sejak dibuka pada tanggal 3 februari 2009 lalu, telah berkunjung ke rumah bacaan ini 658 orang pengunjung, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. “setiap hari, sekitar 20-an pengunjung yang datang untuk sekedar membaca atau meminjam buku disini” lanjutnya. Heni, panggilan akrab gadis rumah panjang ini, menuturkan ada 1.986 buah koleksi buku yang tersedia dari berbagai sumber; buku cerita rakyat, komik, buku pelajaran sekolah SD, SMP dan SMU,

SIMPADO, Ngabang Kemajuan pesat dialami Perpustakaan Daerah Landak seiring makin meningkatnya jumlah pembaca dan peminjam buku. Hal ini bukti bahwa peningkatan keinginan masyarakat di daerah ini untuk maju semakin kuat. Terlihat

dari data jumlah pembaca di perpustakaan daerah pada bulan November yang mencapai 700-an orang, berarti minat baca masyarakat yang ada sudah meningkat. Yohanes Ngalai, staf perpusda Kabupaten Landak, mengatakan, guna menambah

koleksi buku yang ada di Perpusda Kabupaten Landak, Bupati Landak juga sudah turut menyumbangkan buku sebanyak 90 buah yang juga di ikuti oleh Yohanes Ngalai menyumbang buku pendidikan. “Dari persediaan koleksi buku-buku yang ada di Perpusda memang sudah cukup banyak, tetapi yang kita harapkan itu bukan hanya seperti ini tetapi lebih banyak lagi. Kalau kita lihat dari jumlah ini memang masih belumlah seberapa, tetapi mengenai jumlah buku ini akan di tambah secara bertahap. Sumbangan yang di berikan ini memang secara pribadi artinya ya kalau memang ada pihak lain yang juga turut menyumbangkan itu akan lebih baik,” katanya. Jumlah anggota tetap di perpusda Landak saat ini sudah mencapai 200 orang dan jumlah ini di luar dari yang hanya membaca di perpusda." Kita harapkan dengan adanya perpusda ini kedepannya akan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Landak," pungkasnya.< (www.landakkab.go.id)

Angin Segar Guru Agama Kristen < Heni dan Delina, pengelola Rumah Bacaan Ambalat dirumah panjang Sahapm

ensiklopedia, umum, pertanian dan tanaman pangan. “buku ini merupakan sumbangan dari pemerintah daerah Kabupaten Landak dan masyarakat, seperti World Vision Indonesia (WVI). Seorang pengelola lain, Delina (23 tahun) menjelaskan, umumnya pengunjung rumah bacaan ini berasal dari 35 keluarga di rumah panjang, dna kampung-kampung disekitar. “Di Desa Saham, ada sebuah TK, sebuah SD, dua buah SMP dan sebuah SMA, pelajar-pelajar dari sekolah inilah yang menjadi pelanggan tetap kami,” ujarnya tersenyum. Ditambahkannya rumah bacaan ini buka setiap hari, senin sampai sabtu dari jam 11.00 s/d 15.00. Ketika dikonfirmasi mengenai rumah bacaan ini, Bupati Landak, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si menjelaskan bahwa ide dasar pendirian rumah bacaan ini

adalah bagian upayanya untuk mencerdaskan masyarakat. ”dengan minat baca yang tinggi, masyarakat akan semakin cerdas, walaupun mereka sudah selesai sekolah” ujarnya. Dijelaskannya, program ini adalah program pemerintah bersama masyarakat, kedepan akan diperluas lagi diberbagai kampung yang ada di Kabupaten Landak. Owat, salah seorang pengunjung menjelaskan, ia sangat berterima kasih dengan kepedulian pemerintah dalam hal mendorong minat baca masyarakat. “sebetulnya, kami di Yayasan Pangingu Binua, juga melakukan hal yang sama dengan mengajak masyarakat mendirikan perpustakaan kampung. Ini sangat penting agar, mereka menjadi cerdas” ujar aktivis LSM ini < (Fabianus/Ferry)

SIMPADO, Ngabang Hal itu dibuktikan dengan keberangkatan Pemkab Landak, DPRD Landak dan perwakilan guru agama Kristen belum lama ini ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi untuk memperjuangkan tuntutan tersebut. Menurut Wakil Ketua DPRD Landak, Klemen Apui yang juga ikut berangkat ke BKD Propinsi Kalbar mengatakan, hasil dari kunjungan tim ke BKD Propinsi Kalbar, tim meminta rekomendasi dari propinsi untuk pengangkatan guru agama Kristen tersebut. “Kemudian, kita juga meminta BKD Propinsi supaya bisa sama-sama berangkat ke Jakarta guna menemui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) yang akan dilaksanakan setelah Pemilu guna memperjuangkan tuntutan guru agama Kristen tersebut,” ujar Apui yang ditemui, Rabu (2/4) di kantornya. Dikatakannya, para guru agama Kristen ini meminta supaya secepatnya merealisasikan tuntutan tersebut. Sebab para guru agama Kristen ini sudah ada yang bekerja puluhan tahun tapi belum diangkat menjadi PNS. “Tuntutan mereka pun mengatakan bahwa bagi guru yang

sudah kelewat umur, kalau bisa dijadikan honor daerah. Tapi dalam aturankan tidak pernah menyinggung honor daerah untuk guru agama. Yang ada hanya bagian penyuluhan,” katanya. Legislator Partai Golongan Karya (Golkar) ini berharap supaya Pemerintah Pusat bisa mengakomodir tuntutan tersebut sesuai dengan kebutuhan. Namun tentunya harus melalui cara bertahap. “Jadi mereka dilihat dari segi umur dan melalui tes juga. Cuma kita harapkan formasinya lebih banyaklah, jangan satu sampai dua orang,” ucapnya. Ditempat terpisah, Kepala Badan Kepegawaian dan Pelatihan Landak Marcos Lahiran membenarkan bahwa tim Kabupaten memang sudah berangkat ke Provinsi untuk memperjuangkan aspirasi dari guru agama Kristen tersebut. “Guru agama Kristen Protestan dan Katolik ini sudah mendapat rekomendasi dari Bupati Landak yang isinya menyarankan kepada pihak-pihak terkait, baik Pemprop maupun Menpan supaya bisa memfasilitasi para guru agama Kristen ini. Apakah mereka ini nanti bisa diterima menjadi tenaga honor, hal ini sangat

tergantung formasi dari pusat,” terang Marcos yang ditemui di kantornya. Setelah dari propinsi, tim Pemkab Landak, tim Pemprop, beberapa anggota DPRD Landak dan beberapa orang perwakilan dari guru agama Kristen akan berangkat ke Jakarta. Di pusat, tim akan mengusulkan supaya Menpan bekerja sama dengan Departemen Agama (Depag) bisa membuka formasi bagi guru agama Kristen ini. “Itu harapan kita, mudah-mudahan Menpan dan Depag bisa membuka formasi bagi guru agama Kristen untuk diangkat menjadi tenaga honor, setelah itu menjadi CPNS, kemudian menjadi PNS,” harap mantan Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Landak ini. Ia menambahkan jumlah guru agama Kristen Katolik dan Protestan itu berjumlah sekitar 241 orang. Sedangkan guru agama Islam belum ada yang mengusulkan. “Waktu menyampaikan aspirasi, memang ada guru agama Islam. Tapi mereka ini dari PGSD Untan. Hal ini merupakan urusan Dinas Pendidikan,” katanya. (Devi Zulkarnaen / Borneo Tribune)


Kearifan Lokal Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi I/Juni 2009

Budaya - adat istiadat - tradisi

<Halaman 10

60 % Anak Indonesia Belum Tercatat Kelahirannya SIMPADO, Ngabang Akta Kelahiran merupakan bukti otentik seseorang untuk memperoleh status kewarganegaraan yang sah. selain itu merupakan upaya Perlindungan hukum awal bagi seorang anak. Meskipun Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak, melalui Keputusan Presiden No.36 Tahun 1990 yang berkomitmen terhadap perlindungan anak,ternyata pencatatan kelahiran anak belum terselenggara sepenuhnya. Sebanyak 60 % anak Indonesia tidak punya Akta Kelahiran. Demikian dikatakan Endang Sri R ADP Manager Pontianak Wahana Visi Indonesia (WVI), pada pembukaan Lokakarya Renstra ”2011 Semua Anak Kabupaten Landak Tercatat Kelahirannya”, Rabu (13/5/09), kemarin di aula Kantor Bupati Landak.

Dikatakannya, saat ini pemerintah pusat telah mencanangkan program bahwa pada tahun 2011 semua anak di Indonesia tercatat kelahirannya. Wahana Visi Indonesia sebagai organisasi yang berfokus pada pemenuhan kesejahteraan anak, sangat mendukung upaya pemerintah tercapainya tahun 2011 semua anak Indonesia tercatat kelahirannya. ”Hal ini menjadi bukti bahwa akta kelahiran adalah penting agar anak diperhitungkan dalam statistik kependudukan, dipertimbangkan dalam program pembangunan dan pengambilan keputusan di tingkat Nasional. Data yang akurat akan membantu pemerintah dalam pemenuhan hak anak,” kata perempuan murah senyum ini. Ia juga mengatakan saat ini Indonesia salah satu Negara terendah dalam hal kepemilikian Akta Kelahiran di banding

Negara2 Asia Lainnya seperti Korea 99%, Malaysia 98%, Thailand 96%, Vietnam 95%, Filiphina 84%, Kamboja 73%, Indonesia 40%. Menyinggung tujuan Renstra, Endang menambahkan menyelenggarakan Lokakarya Renstra untuk mencapai 2011 semua anak Kab. Landak tercatat kelahirannya dan memiliki akta kelahiran Terbentuknya tim Renstra di Kabupaten Landak. ”Wahana Visi Indonesia melalui kerjasama ini berharap keaktifan semua peserta Renstra dalam kontribusi masukan tentang strategi yang tepat untuk Kab.Pontianak, sehingga target di atas akan tercapai. Akhirnya selamat mengikuti Renstra 2011 tentang Akta Kelahiran. Sekian dan Terimakasih. Selamat Mengikuti Renstra 2011 Semua anak Kab.Landak tercatat kelahirannya,”

ungkapnya. Ditempat yang sama Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kabupaten Landak. F. Nyipendi, S.Sos menyatakan adapun jadwal lokakarya Perencanaan Strategis ”2011 Semua Anak Kabupaten Landak Tercatat Kelahirannya”, berlansgung selama 2 hari dari tanggal 13-14 Mei 2009 di aula Kantor Bupati Landak. ”Pesertanya berasal dari Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Kantor, Kabag, Camat, dan undangan lainnya,” kata F. Nyipendi. Sedangkan fasilitatornya dari Tim Pelatih Provinsi Kalimantan Barat, terdiri Biro Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan UBR Advocacer Wahana Visi Indonesia. ”Anggaran terdiri dari pembiayaan oleh Wahana Visi Indonesia dan ABPD Kabupaten Landak,” imbuhnya. (wan/kapuaspostlandak)

--------------------------------------------------------------------------------------------------- Artikel -------------------------------------------------------------------------------------------

Teknologi Modernitas dan Perempuan Dayak SEBENARNYA sudah begitu banyak tulisan yang menyoroti tema teknologi bersinggungan dengan aspek budaya Dayak dengan kajian yang luas dan sangat mendalam.Pun yang berbicara mengenai hubungan teknologi dan keperempuanan dalam kerangka tradisi dan budaya Dayak. Jika melihat teknologi dan perempuan secara terpisah, tentu kita menilai bahwa tidak ada masalah yang terjadi. Ketika teknologi, dengan segala aspek kemajuan dan kemodernitasan- nya menyentuh kehidupan perempuan maka segera akan nampak persoalan. Tulisan ini hendak melihat sejauh mana dan mengapa teknologi menimbulkan masalah dalam kehidupan perempuan Dayak, di mana letak permasalahannya, dan bagaimana menghilangkan atau paling tidak meminimalkan masalahnya. Jaman di mana kita hidup sekarang ini adalah jaman kekuasaan teknologi. Teknologi telah menyulap dunia dan manusia yang hidup di dalamnya dengan menikmati hasil teknologi melalui singkat, cepat, dan mudahnya lintasan komunikasi, jalur transportasi, beban kerja yang kesemuanya itu membentuk gaya hidup baru (new life style). Lajunya rembesan teknologi tidak dapat ditahan dan dibatasi oleh ruang dan waktu. Trend mode pakaian gadis metropolitan pada saat yang sama juga dikenakan oleh gadis di desa kecil pedalaman Kalimantan atau tayangan telenovela Amerika Latin bisa ditonton oleh ibu dan remaja perempuan di kampung mereka. Perempuan yang dulu menanak nasi dengan kayu bakar (bahasa Dayak Ngaju: punduk apui) tetapi kini sudah menggunakan rice cooker atau magic jar, yang dulu menghaluskan bumbu dengan penghalus bumbu dari kayu atau batu (bahasa dayak Ngaju: pipis dan cobek) tetapi sekarang sudah ada blender, yang dulu bersenda gurau sambil duduk di amak pasar (nama salah satu jenis tikar anyaman orang Ngaju) sambil menginang tetapi sekarang menjamu tamu dengan biskuit sambil duduk di sofa sudut atau di ambal permadani made in pabrik.

Ini bukan hanya dilakukan oleh perempuan kota, tetapi perempuan yang tinggal di desa sepanjang pinggir sungai besar Kalimantan Tengah. Di tempat-tempat tertentu, dulu, ketika ada hajatan atau acara pesta perkawinan, kelahiran, atau kematian perempuan bergotong royong dengan penuh keakraban menyumbang dan menyiapkan makanan, sekarang suasana itu hampir tidak nampak lagi karena yang empunya hajatan membayar pekerja atau memesan makanan dengan sistem catering. Hal itu bukan aneh dan mutlak salah sebab perempuan Dayak berhak memanfaatkan hasil teknologi. Namun, contoh di atas seolah hendak menjelaskan bahwa kehadiran teknologi cenderung merubah bahkan menghapus nilai-nilai dan spirit tradisi dan budaya perempuan Dayak yang telah ada. Masalah muncul kemudian setelah teknologi akhirnya mengkondisikan perempuan hidup dalam kemewahan dan kemudahan sekaligus -pelan-pelan namun pasti- melepaskan tradisi dan budayanya. Bahkan yang parah, telah muncul sikap mendewakan teknologi dan menganggap tradisi dan budayanya sendiri sebagai sesuatu yang kuno, terbelakang alias ketinggalan, dan tidak beradab. Sesungguhnya, perempuan yang memiliki pandangan demikian telah kehilangan jati diri dan identitas sebagai perempuan Dayak. Ia sendiri telah memaksa dirinya dicabut dari akar kehidupannya. Sangat ironis dan memilukan. Kita mesti dengan rendah hati mengakui bahwa teknologi tidak sepenuhnya menjadi biang pengikisan jati diri dan identitas perempuan Dayak yang dulu dipelihara rapi dalam bungkusan tradisi dan budayanya, walaupun memang semuanya berawal dari kemunculan teknologi. Titik masalahnya berada pada diri perempuan itu sendiri; sejauh mana ia mampu memandang dan memanfaatkan teknologi secara arif tanpa mengabaikan tradisi dan budayanya. Kenyataannya perempuan Dayak menganggap teknologi sebagai budaya baru (the new culture) mereka. Mereka

menelan teknologi bulat-bulat tanpa diiringi sikap yang memadai sehingga yang nampak adalah justru kekurangarifan dalam menerima dan memanfaatkan teknologi. Arif yang dimaksud bukan berarti sentimen dan antipati terhadap teknologi demi penegakan harga diri tradisi dan budaya serta mengkerangkeng diri hidup dalam suasana ala askese melainkan menyambut baik kehadiran teknologi sambil tetap mempertahankan nilai dan spirit tradisi dan budaya. Melemparkan teknologi ke dalam tong sampah demi tradisi dan budaya -terutama bagi sebagian perempuan yang terlanjur menggantungkan diri dengan penggunaannya adalah hal yang mustahil. Mungkin ada segelintir perempuan yang melakukan pekerjaannya dengan tetap menggunakan alat tradisional di tengah maraknya kemajuan teknologi, itu bukan hal memalukan sebaliknya patut dihargai. Menghadapi persoalan ini diperlukan sikap dan jawaban mendesak perempuan Dayak. Saya kira ini bukan hanya dialami oleh perempuan Dayak Ngaju Kalimantan Tengah saja, tetapi seluruh perempuan Dayak di seluruh Kalimantan pada umumnya. Menyadarkan dan menanamkan pemahaman yang benar akan eksistensi tradisi dan budaya Dayak sangat perlu. Tindakan itu dapat dilakukan baik melalui pendidikan sekolah (pelajaran muatan lokal), lokakarya, penyuluhan, pelatihan atau semacamnya. Untuk itu, maka peran media massa yang peka terhadap persoalan ini pun menjadi penting. Kehadiran banyak individu dan institusi yang peduli dan merasa terbeban akan masalah Dayak kekinian patut dibanggakan dan diacungi jempol sekaligus didukung secara penuh. Melalui perjuangan mereka menerbitkan harapan untuk menyelamatkan bahtera tradisi dan budaya Dayak yang hampir karam. Perjuangan itu mesti membentuk mata rantai yang terkait satu dengan yang lain sebagai simbol kebersamaan (bahasa Dayak Ngaju: hakarasan sama arep) memikul tanggung jawab maha besar ini secara khusus di kalangan perempuan Dayak sendiri dan kalangan perempuan

Dayak bekerja sama dengan kawan jenis mereka, laki-laki Dayak. Sama seperti fenomena bola salju, perjuangan ini diharapkan akan membawa dampak yang luas dan kuat bila senantiasa digaungkan. Memang perjuangan ini amat mahal dan tidak bersifat taken for granted. ia mesti melewati proses yang panjang dan lama. Pada gilirannya, sekalipun teknologi (seolah) telah menghegemoni tradisi dan budaya habis-habisan, tetapi tidak sampai menelan habis nilai dan spiritnya. Nilai dan spirit itulah yang secara imperatif harus dijaga dan dirawat dengan penuh tanggung jawab dan konsisten dalam kerangka kesadaran dan pemahaman yang benar akan eksistensi tradisi dan budaya dayak agar ia tetap hidup; langgeng dan abadi. Teknologi dengan segala aspeknya boleh membawa spirit dan nilai-nilai baru: konsumerisme, egoisme, rasionalisme, dll, tetapi dengan kesadaran dan pemahaman yang teguh, perempuan Dayak tidak akan membiarkan spirit dan nilai-nilai kekeluargaan, kekariban, keramah tamahan, kelembutan, kepedulian dll hengkang dari hidup mereka. Sungguh, ini merupakan spirit dan nilai-nilai yang begitu perempuan, sangat feminis! Sikap yang lahir dari spirit dan nilai yang begitu feminis ini harus kita akui menjadi fondasi melawan kekerasan, ketidakadilan, acuh, pementingan diri sendiri yang kian merajalela di sekitar kita. Dengan melanggengkan nilai dan spirit ini dari generasi kepada generasi, insya Allah, kedamaian semakin nampak. Lebih dari itu, dengan melanggengkan nilai dan spirit tradisi dan budaya Dayak secara umum, harapan bahwa kelak ketika perputaran peradaban yang terus berjalan tiba pada satu titik tertentu maka nilai-nilai dan spirit itu akan menemukan rumahnya kembali yakni tradisi dan budaya Dayak yang sesungguhnya. (Penulis adalah Mahasiswa S-2 Masyarakat dan Adat STT Jakarta Diposting oleh Sunawar Owat http://bilayuk.blogspot.com)

di

Kesadaran Masyarakat Akan Kebersihan Harus Ditumbuhkan POSISI empat peraih Adipura se Kalbar tentu sangat menggembirakan bagi Kabupaten Landak sendiri. Sebab sebelumnya Landak sempat berada diposisi sebelas peraih Adipura. Namun sekarang Landak sudah mampu menaikan peringkat yang cukup signifikan. Namun meskipun berada diposisi empat peraih Adipura, Landak terus berupaya meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan kepada masyarakatnya melalui program Jumat bersih. “Program Jumat bersih ini terus kita lakukan dilokasi-lokasi yang menjadi sasaran titik pantau penilaian Adipura. Selain itu, instansi-instansi yang ada di Landak supaya membantu dalam rangka penilaian Adipura ini, termasuklah masyarakat sendiri,” ujar Pj Kepala Kantor Kebersihan dan Pertamanan Landak Fransiskus Asius yang ditemui Kamis (5/3) di gedung DPRD Landak. Menurutnya, untuk ke depan program Jumat bersih ini akan menjadi agenda rutin yang akan dilaksanakan satu bulan sekali. Namun demikian meskipun sudah diprogramkan, belum ada kesadaran dari masyarakat untuk menyadari betapa pentingnya kebersihan lingkungan. “Inilah yang menjadi persoalan kita. Tapi kita tetap mengadakan sosialisasi kepada masyarakat. Sebab soal kebersihan lingkungan ini bukan hanya milik pemerintah saja, tapi milik masyarakat juga. Disamping itu, instansi lainnya seperti TNI, Polri juga ikut ambil bagian dalam program Jumat bersih,” katanya. Asius mengakui bahwa untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan memang sangat berat. Namun pemerintah tidak segan-segan memberikan pengarahan kepada masyarakat. “Bahkan kita akan memberi bantuan berupa tong sampah dan gerobak dorong langsung kepada Kades yang akan ditempatkan dilokasi titik pantau Adipura,” tuturnya. Ditambahkannya, jika semua elemen yang ada di Landak ini sadar akan pentingnya kebersihan, mungkin saja 2009 atau 2010, posisi Landak bisa naik lagi ke posisi yang lebih baik peraih Adipura. “Tapi sebenarnya target kita di Landak ini bukan Adipura. Kita maunya Landak ini bersih. Itu saja kuncinya,” tegas Asius. (Borneo Tribune)

Raja Pantun Setengah hari membuka pendopo Ke pantai imogiri bawa kecapi Majalah ini bernama Simpado Berbagi informasi ada disini Barisan perwira menuju Cilangkap Segala tanaman benih paritas Sajian berita selalu tak lengkap Karena wartawan masih terbatas Kopi yang sedap terasa panas Sekubik bantalan boleh belian Kami berharap pembaca puas Kritik dan Saran boleh diberikan Oleh : N.N (Si Raja Pantun)


Serba Serbi Info Iklan : Sukandi, SE (081345258168)

Edisi I/Juni 2009

<Halaman 11

Serba Serbi - Seputar Kalbar

2010 Landak Miliki Stadion Olahraga SIMPADO, Ngabang Dipastikan Kabupaten Landak 2010 mendatang sudah memiliki Stadion Olahraga sendiri. Lokasinya sudah siapkan di Jalan Ngabang Km IV seluas 12,7 hektare. Untuk mengejar pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XXIII tahun 2010 tingkat propinsi Kalbar, maka pengerjaan stadion dalam 18 bulan saja sudah rampung dan bisa digunakan gawe akbar tersebut. “Scedule rencana pembangunan stadion yang disusun jangan sampai tertunda, kalau itu terjadi akan terjadi pula pergeseran waktu. Maksimal stadion itu dibangun selama 18 bulan, terhitung dari November ini, dan yang paling penting adalah soal waktu untuk itu harus diperhitungkan sedetail mungkin,” ungkap Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot MSi saat acara ekspose dari konsultan rencana pembangunan stadion di pondopo bupati, Senin (3/11) malam, yang dihadiri para kepala dinas/instansi di lingkungan Pemkab Landak, unsur Muspida dan tokoh masyarakat. Dipaparkanya, jika pembangunan dimulai Desember maka finishing Januari 2010 sudah dapat digunakan. Namun, dalam pembangunan tersebut juga jangan terlalu dipaksakan apabila tidak memungkinkan, yang perlu diperhatikan kekuatan bangunan untuk jangka panjang. Jangan sampai bangunan sudah jadi kekuatannya tidak ada. “Kalau bangunan yang termegah ini sudah

jadi jangan sampai daerah kita sendiri tidak memiliki pemain yang berkualitas, baru pertama main bola sudah kala itu percuma saja, sedangkan sebelum memiliki stadion kita selalu menang,” ujar Adrianus seraya meminta, dalam pembangunan stadion agar dapat di desain rancangan pembangunan untuk membuat nuansa budaya Landak yakni ciri khas dayak, melayu keraton, dan nuansa Islami dalam menyambut MTQ. Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Landak Ir Jakius Sinyor mengatakan, tujuan pembangunan stadion tersebut sebagai fasilitas untuk pelaksanaan MTQ ke XXIII tahun 2010 kemudian untuk mengembangkan potensi ekonomi khususnya dengan menciptakan keramaian, sehingga terbentuk zona perekonomian dan perdagangan yang diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. “Maka dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitarnya, membangun suatu kawasan olahraga yang lengkap sebagai sarana aktifitas yang nyaman, aman, tertib, sekaligus repsentatif dan mengah,” ungkapnya. Sedangkan maksud dan tujuan dibangunnya stadion ini sebagai tempat olahraga yang bernuansa aalami dan asli serta sebagai sarana olahraga yang berskala nasional. Pembangunan stadion yang terindah di Kalbar harus memandang beberapa aspek. “Seperti teknis pembangunan dan

lingkungan yang menyediakan fasilitas yang lengkap aspek sosial ekonomi dan aspek manajemen,” tandas Jakius. Stadion Olahraga Telan Dana Rp 90 Miliar Pembangunan stadion olahraga Kabupaten Landak merupakan proyek terbesar di kabupaten tersebut. Sebab anggaran yang diperlukan untuk pembangunan stadion tersebut mencapai kurang lebih Rp90 miliar. Selain itu, mega proyek ini akan dikerjakan oleh kontraktor yang berpengalaman yakni PT. Eska Adiyaksa Utama. Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Landak Jakius Sinyor saat memberi sambutan pada pembersihan lahan pembangunan stadion, Senin (12/1) menjelaskan sebelumnya rencana pembangunan stadion ini sudah dilakukan ekpos dihadapan bupati dan beberapa elemen masyarakat Landak. “Ada 5 alternatif lahan yang akan digunakan untuk pembangunan stadion tersebut. Dari 5 alternatif ini, lokasi yang ada sesuai dengan keputusan Pak Bupati adalah di KM 4. Luas lahan kurang lebih 12 hektare,” ujarnya. Pengerjaan mega proyek ini pun juga sudah dilakukan pelaksanaan kontraktor berupa tender proyek. Namun dengan adanya halanganhalangan yang menyangkut masalah pembebasan lahan tersebut, maka pelaksanaan proyek tertunda kurang lebih 24 hari. “Oleh karena itu Pak Bupati juga menyampaikan kepada kita,

FOTO : Maket Stadion Olahraga Kab. Landak

kepada tokoh adat, tokoh masyarakat dan semua dengan kepala instansi, kita tetap dengan waktu,” katanya. Dalam pembangunan stadion tersebut, kata Jakius, ada 2 prioritas program yang akan dilaksanakan. Tahun pertama yakni tahun 2008/2009, pembangunan dilaksanakan dengan 3 kegiatan. “Pertama, stadion sepak bola dan atletik dengan kapasitas 2000 orang. Kemudian sarana dan prasarana penunjang yaitu untuk fungsional kawasan stadion. Kemudian ada pengurukan dan pemadatan tanah untuk pembangunan fisik, jalan,” jelasnya. Prioritas kedua, lanjutnya,

akan dilaksanakan dalam jangka panjang dan menengah. Pembangunan yang akan dilakukan dalam jangka kedua ini tergantung dari ketersediaan dana. “Diprioritas kedua ini akan kita bangun tempat parkir, rumah ibadah seperti masjid dan gereja, plaza puja sera, perkampungan atlit, sarana olahraga seperti bola voli, voli pantai, renang, tenis, basket, bulutangkis dan gedung olahraga terpadu,” paparnya. Jenis kontrak pembangunan stadion ini merupakan multy years yang dimulai dua tahun anggaran dari 2008 dan 2009. Sedangkan sumber dana yang digunakan sementara ini dari APBD Landak.

“Kontrak pengerjaan pembangunan stadion selama 360 hari kalender yang dimulai 17 Desember 2008 dan berakhir 12 Desember 2009. Saya berharap kontraktor bisa mentaati time schedule yang sudah dibuat. Saya pun berharap mudah-mudahan selama pekerjaan tidak ada hambatan,” harapnya. Ia menambahkan, ada dua kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut. Artinya, satu kontrak, dua kontraktor yang mengerjakan. Kontraktor pertama mengerjakan tribune, kontraktor satunya mengerjakan lapangan sepakbola.<

DAFTAR CALON TERPILIH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009 PARTAI HATI NURANI RAKYAT (HANURA) 1

Drs. H. Soemitro

2

Stepanus Aty, SE.,MM

3

Drs. Timotius Ketak

4

H. Baisoeni ZA

PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA (GERINDRA) 1

Yuliana

2

Antonius Situmorang

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS)

PARTAI PERJUANGAN INDONESIA BARU (PPIB) 1

Bachwi, MT

PARTAI PERSATUAN DAERAH (PPD) 1

H. Drs. Sy. Umar Alkadrie

PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) 1

Zulkarnaen Siregar, SH

2

Dra. Hj. Hadiah H. Suaka

3

Retno Pramudya, SH

4

H. Gusti Effendi, SH.,MM

1

Nofal NH. Rusman Ali

5

H. Miftah

2

Andi Aswad, SH

PARTAI DAMAI SEJAHTERA (PDS) 1

Suprianto, S.Th.,M.Si

PARTAI BINTANG REFORMASI (PBR)

PARTAI DEMOKRAT 1

Setyo Gunawan, SE.,MM

PARTAI BULAN BINTANG (PBB)

2

Ary Pudyanti, SE

H. Busnizar Samudi

3

Drs. H. Herman Fauzi

4

Drs. H. Affandie AR

1

PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDIP)

3

Drs. H. Awang Sofian Rozali

4

Ir. H. Prabasa Anantatur, MH

1

M. Syafrani, SH

5

Drs. Buang Prahto Wibowo

1

H. Alifudin, SE.,MM

5

Nehen, S.Pd.,MM

2

Aloysius Anthony

6

Muhammad Isya, SH

2

H. Fatahillah Abrar, S.Ag

6

H. Mulyadi H. Yamin

3

Haritus

7

N. CH. Saiyan, SH.,MH Bonifatius Benny, SH

3

Sabirin, SP

7

Gst. Effendi

4

Uray Barudin Idris

8

4

Drs. H.A.M. Djapari

8

Drs. Inosensius

5

Minsen, SH

9

Drs. Nicodemus R. Toun, MM

9

Suma Jenny Heryanti, SH.,MH

6

Tapanus, SH.,MH

10

Mijiono, SE

Andry Hudaya Wijaya, SH

7

Krisantus Kurniawan, S.IP.,M.Si

8

Martinus Sudarno, SH

PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) 1

Dedy Arfian, ST

10

2

Ir. Sy. Izhar Assyuri

PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP)

3

Tony Kurniadi, ST

1

H.M. Ali Akbar A.S, SH

9

M. Kebing L

4

Drs. H. Syafarudin Hum

2

H. Ahmadi Usman, S.Ag

10

Thomas Aleksander, S.Sos

Sumber : KPUD Provinsi Kalbar.


<Halaman 12

Edisi I/Juni 2009

Moment in Activity

9Kilas Balik...

DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si dilantik oleh Gubernur Kalbar, Drs. Usai pelantikan, Bupati Landak Adrianus AS memberikan ucapan kepada pengurus Dekranasda Kabupaten Landak periode 2009-2013, 7 Mei 2009.

Bupati Landak bersama Ny. Maria Bernadetha Adrianus saat mengunting pita peresmian gedung kantor Dinas Kesehatan Kab. Landak, 18 Mei 2009.

Cornelis,

MH,

sebagai

BUPATI

LANDAK, Rabu, 13 Januari 2008.

9Tempo Doeloe... KISAH KERUPUK

Bupati Landak, menyalami masyarakat pada kunjungannya ke Dusun Maria Bagak Desa Rees Kecamatan Menjalin pada tanggal 24 Maret 2009 lalu

Peserta dialog Gabungan Kelompok Tani se-Desa Rees Kecamatan Menjalin 24 maret 2009 di Dusun Munukng, Kampung Dongan

akaiannya sudah sedikit kumal, beberapa bagian sudah ditambal. Ia berjalan tanpa alas kaki. Dikepalanya yang bundar, sebuah “baskom” (nampan) besar bertengger. Bila dari dekat, akan terlihat banyak jenis kue didalamnya, buatan Sidot, ibunya. Disepanjang perjalanan dari sekolah menuju rumahnya, ia berteriak dan memanggil, berharap ada pembeli.

P

“kerupuk…..kerupuk…..” “……pisang…..pisang….” “koeh…koeh” (kue-kue) Bupati Landak saat pembukaan turnamen sepak bola "Bidara Cup 2009" di Desa Salumang Kec. Mempawah Hulu, 19 April 2009.

Bupati Landak, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si saat penutupan Training Journalisme Kampung di Mess Daerah Kabupaten Landak 15 Maret 2009 lalu.

Tiba-tiba tak jauh dari seberang jalan, sesorang berteriak. “nana nyaman…” (rasa yang tidak lezat) Teriakan manis dan serius ini bukan disambut dengan pembelian, tetapi ejekan sinis beberapa teman sebaya yang sedang bermain kala itu. Mata kecilnya mendelik. Ia tersinggung, namun tetap berusaha tersenyum simpul. Ia maklumi, dan justru menambah semangatnya agar jualan pagi itu habis terjual. Tak lama bocah itu berkeliling kampung, Ia segera mengayunkan langkahnya dengan cepat, menuju sebuah rumah, terbuat dari papan……. 1 = Bersambung ke Edisi Berikutnya...

Sebelum masuk SDN 16 Ngabang, Bupati Landak DR Drs Adrianus AS MSi, mendapat pengalungan bunga oleh pelajar laki-laki dari SDN 16 Ngabang.

Bupati saat pelantikan pejabat Eselon II dan III Kabupaten Landak.

Tabloid "SIMPADO" : Lembaga Pemberdayaan dan Pendampingan Kaum Muda Kalimantan (PALMA INSTITUTE) nKonsultan : Ir. Kristianus Atok, M.Si - dr. Damianus Hipolitus A.Alexander Mering, SH ¾Pimpinan Umum/Pemimpin Redaksi : Yohanes Supriyadi, SE nWakil Pemimpin Redaksi/Koordinator Liputan : Agustinus, S.Pd nManajer Iklan/Sirkulasi : Sukandi, SE nSekretaris Redaksi/Administrasi dan Keuangan : Setevania nStaf Umum/Distribusi : Nikolaus nRedaktur Pracetak : Hendrikus Endi, S.Kom <Pracetak/Setter : Roni Paslah nBiro Landak I (Ngabang - Jelimpo) : Inosensius (Ka. Biro) nBiro Landak II (Sengah Temila - Sebangki - Mandor) : Adrianus Basri (Ka. Biro) Fabianus D nBiro Landak III (Menjalin - Mempawah Hulu - Sompak) : Mikael, SH (Ka. Biro) - Agustinus, A.Ma - Jamal, S.Pd nBiro Landak IV (Menyuke - Meranti - Banyuke Hulu) : M. Timus (Ka. Biro) - Budi Santoso, SP nBiro Landak V (Air Besar - Kuala Behe) : Rudi (Ka. Biro) - Petrus Erus nAlamat Redaksi : BTN Bali Permai Blok H1 No. 2 Ngabang - Kalbar nEmail : redaksi_simpado@yahoo.co.id nPenerbit


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.