THE JOY OF CHRISTMAS

Page 1





Did You Know? Jurgen Klopp, the new Liverpool FC manager, is a committed Christian and is not afraid of making his faith known. In an article about his faith, he wrote: “In order to answer this question once and for all: although there is no football God, I believe that there is a God who loves us humans, just as we are, with all our quirks, and that’s why I think he also loves football! But we have to score our own goals.” Which each successful new manager is praised for his novel ‘football philosophy’, Klopp is adamant that his faith is more important to him than the game. In an interview with fr-online.de, he said: “To be a believer, but not to want to talk about it - I do not know how it would work! If anyone asks me about my faith, I give information. Not because I have claim to be any sort of missionary. But when I look at me and my life - and I take time for that every day - then I feel I am in sensationally good hands.” Quoted from Alex Dibble’s article (October 2015)


Did You Know? Jurgen Klopp, the new Liverpool FC manager, is a committed Christian and is not afraid of making his faith known. In an article about his faith, he wrote: “In order to answer this question once and for all: although there is no football God, I believe that there is a God who loves us humans, just as we are, with all our quirks, and that’s why I think he also loves football! But we have to score our own goals.” Which each successful new manager is praised for his novel ‘football philosophy’, Klopp is adamant that his faith is more important to him than the game. In an interview with fr-online.de, he said: “To be a believer, but not to want to talk about it - I do not know how it would work! If anyone asks me about my faith, I give information. Not because I have claim to be any sort of missionary. But when I look at me and my life - and I take time for that every day - then I feel I am in sensationally good hands.” Quoted from Alex Dibble’s article (October 2015)


Christopher Pranoto

Becermin Hari itu, mereka mendengar khotbah tentang perbedaan kehidupan di masa yang lalu dan sekarang, bagaimana pihak tertentu dapat memberi perubahan ke dalam dunia, dan bagaimana seorang Kristen menanggapinya. Setelah kebaktian, sang pendeta melihat mereka berdua sedang becakap-cakap dengan akrab. Dengan spontan ia bertanya kepada mereka, apa yang mereka sedang bicarakan. “Kelihatannya kalian asik sekali ya, ngomongin apa tuh?” “Wah ada deh Pak Pendeta, tentang khotbah yang tadi itu.” Mereka bertiga pun bercakap-cakap sambil bertukar pendapat. Sang pendeta, menyadari bahwa Andi dan Budi terus mengkritik banyak pihak dan kondisi. Kemudian Pendeta bertanya, “Lalu apa yang kalian pikir harus lakukan sebagai reaksinya?” Suasana menjadi sunyi untuk sejenak. Andi mengernyitkan dahinya berpikir, “Apa ya?” Budi juga terlihat kebingungan untuk sesaat. “Mungkin membantu orang-orang di sekitar kita? Gimana caranya? ” tanya mereka dalam hati. Beberapa saat kemudian mereka menjawab, “Ikut bakti sosial masuk ga Pak?” “Tentu saja, tetapi bagaimana dengan teman-temanmu, guru-guru, orang tua, dan orang yang kalian temui setiap hari?”

Mereka sadar diri mereka belum berbuat banyak bagi saudara-saudara mereka. Andi kembali teringat bahwa dirinya sendiri sering merasionalkan perbuatan-perbuatan dosanya, seperti menyontek, berbohong, ataupun mencuri. Alasannya selalu sama, “kepepet”. Seiring waktu, dirinya tidak lagi menyadari bahwa hal tersebut termasuk dosa, sekecil apapun itu. Ia juga sering ngomogin orang yang ia tidak suka sambil menjelek-jelekkan orang tersebut. Sama halnya dengan Budi, ia selalu bisa menceramahi temantemannya dengan ayat Alkitab yang dia ingat. Namun, ia terkadang menggunakan ayat Alkitab dengan cara yang salah, untuk membenarkan dirinya. Pernah ia ditegur oleh salah satu temannya, tetapi ia tetap merasa benar dan membenarkan dirinya dalam setiap hal. Kebiasaan tersebut membuatnya merasa dirinya adalah orang suci, seperti orang Farisi pada zaman Yesus, pikirnya. Selain itu Budi senang mendapat pujian. Pertanyaan sang pendeta membuat mereka terdiam untuk sejenak. “Belum ada Pak,” kata Budi. “Kami malah seringkali menjadi orang munafik dalam kehidupan pergaulan kami, dalam masalahmasalah kecil.” “Contohnya apa?” “Yaah kita sering gossip, ngomongin orang, terus sedikitsedikit nyontek atau mencuri dalam situasi mendesak gitu Pak.” “Nah, biasa hal tersebut terjadi karena kalian tidak melihat kekurangan dalam diri sendiri, merasa bahwa diri kalian itu murni. Hal tersebut membawa kalian dalam kemunafikan, sedikit demi sedikit. Karena kalian merasa murni, kalian merasa berdosa dalam taraf yang ‘kecil’ itu normal dan tidak apa. Namun dalam realita, Tuhan benci setiap dosa, baik besar dan kecil.


Christopher Pranoto

Becermin Hari itu, mereka mendengar khotbah tentang perbedaan kehidupan di masa yang lalu dan sekarang, bagaimana pihak tertentu dapat memberi perubahan ke dalam dunia, dan bagaimana seorang Kristen menanggapinya. Setelah kebaktian, sang pendeta melihat mereka berdua sedang becakap-cakap dengan akrab. Dengan spontan ia bertanya kepada mereka, apa yang mereka sedang bicarakan. “Kelihatannya kalian asik sekali ya, ngomongin apa tuh?” “Wah ada deh Pak Pendeta, tentang khotbah yang tadi itu.” Mereka bertiga pun bercakap-cakap sambil bertukar pendapat. Sang pendeta, menyadari bahwa Andi dan Budi terus mengkritik banyak pihak dan kondisi. Kemudian Pendeta bertanya, “Lalu apa yang kalian pikir harus lakukan sebagai reaksinya?” Suasana menjadi sunyi untuk sejenak. Andi mengernyitkan dahinya berpikir, “Apa ya?” Budi juga terlihat kebingungan untuk sesaat. “Mungkin membantu orang-orang di sekitar kita? Gimana caranya? ” tanya mereka dalam hati. Beberapa saat kemudian mereka menjawab, “Ikut bakti sosial masuk ga Pak?” “Tentu saja, tetapi bagaimana dengan teman-temanmu, guru-guru, orang tua, dan orang yang kalian temui setiap hari?”

Mereka sadar diri mereka belum berbuat banyak bagi saudara-saudara mereka. Andi kembali teringat bahwa dirinya sendiri sering merasionalkan perbuatan-perbuatan dosanya, seperti menyontek, berbohong, ataupun mencuri. Alasannya selalu sama, “kepepet”. Seiring waktu, dirinya tidak lagi menyadari bahwa hal tersebut termasuk dosa, sekecil apapun itu. Ia juga sering ngomogin orang yang ia tidak suka sambil menjelek-jelekkan orang tersebut. Sama halnya dengan Budi, ia selalu bisa menceramahi temantemannya dengan ayat Alkitab yang dia ingat. Namun, ia terkadang menggunakan ayat Alkitab dengan cara yang salah, untuk membenarkan dirinya. Pernah ia ditegur oleh salah satu temannya, tetapi ia tetap merasa benar dan membenarkan dirinya dalam setiap hal. Kebiasaan tersebut membuatnya merasa dirinya adalah orang suci, seperti orang Farisi pada zaman Yesus, pikirnya. Selain itu Budi senang mendapat pujian. Pertanyaan sang pendeta membuat mereka terdiam untuk sejenak. “Belum ada Pak,” kata Budi. “Kami malah seringkali menjadi orang munafik dalam kehidupan pergaulan kami, dalam masalahmasalah kecil.” “Contohnya apa?” “Yaah kita sering gossip, ngomongin orang, terus sedikitsedikit nyontek atau mencuri dalam situasi mendesak gitu Pak.” “Nah, biasa hal tersebut terjadi karena kalian tidak melihat kekurangan dalam diri sendiri, merasa bahwa diri kalian itu murni. Hal tersebut membawa kalian dalam kemunafikan, sedikit demi sedikit. Karena kalian merasa murni, kalian merasa berdosa dalam taraf yang ‘kecil’ itu normal dan tidak apa. Namun dalam realita, Tuhan benci setiap dosa, baik besar dan kecil.


Orang Farisi, ahli taurat, dan imam-imam tidak pernah membunuh, berzinah, ataupun menghina ALLAH. Namun mengapa Tuhan Yesus menegur mereka?” “Karena mereka bersifat munafik Pak,” jawab Budi. “Benar, mereka mungkin selalu mengajar dan melakukan ritual-ritual keagamaan. Komplit puasa dua kali seminggu. Namun tujuan mereka adalah mendapat pujian dari banyak orang. Bahkan mereka dibilang berdoa di tikungan jalan. Dengan gigih mereka berusaha menjatuhkan Yesus terus menerus. Motif mereka dalam kegiatan mereka tidak murni, hanya bertujuan untuk menjaga popularitas dan ketenaran. Mereka dicap sebagai kuburan yang dicat putih-putih, kelihatan baik dari luar tetapi hancur di dalam. Bisakah kalian bayangkan?” “Lalu apa yang harus kami lakukan Pak Pendeta?” “Tangan Tuhan selalu terbuka terhadap setiap orang yang mau mengakui kesalahan dan dosa mereka. Langkah pertama adalah untuk membuka setiap bagian hidup kita kepada Tuhan. Mengakui bahwa setiap kita adalah manusia yang tidak immune dari dosa. Langkah selanjutnya adalah untuk mempersembahkan setiap bagian hidup kita untuk-Nya. Dengan begitu kita bisa lebih mementingkan Tuhan daripada memuaskan kesombongan kita.” “Baiklah, kami harus melakukan perombakan besar-besaran dalam kebiasaan hidup kita,“ kata Andi. Sang pendeta pun mengajak mereka berdua ke dalam suatu ruangan. Ia mendoakan mereka berdua untuk bisa menjadi orang Kristen yang lebih rendah hati, tidak munafik, dan bermanfaat bagi masyarakat. Selesai berdoa, mereka pun berkomitmen untuk mengubah kebiasaan mereka dan menjadi cermin Kristus dalam kehidupan mereka.

Review Film dan Musik Bagi penggemar geng Peanuts, saat yang ditunggu–tunggu telah datang. Snoopy and Charlie Brown: The Peanuts Movie sudah dirilis dalam animasi 3D. Film ini mengkisahkan Charlie Brown yang berusaha untuk memenangkan hati cewek baru di kelasnya. Berbagai cara Charlie Brown lakukan untuk membuktikan dirinya mulai dari mengikuti talent show, belajar menari, dan berbagai hal lainnya demi menarik hati si cewek. Dengan bantuan Snoopy, beagle kesayangannya, serta teman–teman terbaiknya, Charlie Brown berpetualang dalam menemukan rasa percaya dirinya. Di balik perjuangan Charlie Brown, Snoopy sendiri dihadapkan dengan Red Baron, musuh bebuyutannya.

The Peanuts Movie


Orang Farisi, ahli taurat, dan imam-imam tidak pernah membunuh, berzinah, ataupun menghina ALLAH. Namun mengapa Tuhan Yesus menegur mereka?” “Karena mereka bersifat munafik Pak,” jawab Budi. “Benar, mereka mungkin selalu mengajar dan melakukan ritual-ritual keagamaan. Komplit puasa dua kali seminggu. Namun tujuan mereka adalah mendapat pujian dari banyak orang. Bahkan mereka dibilang berdoa di tikungan jalan. Dengan gigih mereka berusaha menjatuhkan Yesus terus menerus. Motif mereka dalam kegiatan mereka tidak murni, hanya bertujuan untuk menjaga popularitas dan ketenaran. Mereka dicap sebagai kuburan yang dicat putih-putih, kelihatan baik dari luar tetapi hancur di dalam. Bisakah kalian bayangkan?” “Lalu apa yang harus kami lakukan Pak Pendeta?” “Tangan Tuhan selalu terbuka terhadap setiap orang yang mau mengakui kesalahan dan dosa mereka. Langkah pertama adalah untuk membuka setiap bagian hidup kita kepada Tuhan. Mengakui bahwa setiap kita adalah manusia yang tidak immune dari dosa. Langkah selanjutnya adalah untuk mempersembahkan setiap bagian hidup kita untuk-Nya. Dengan begitu kita bisa lebih mementingkan Tuhan daripada memuaskan kesombongan kita.” “Baiklah, kami harus melakukan perombakan besar-besaran dalam kebiasaan hidup kita,“ kata Andi. Sang pendeta pun mengajak mereka berdua ke dalam suatu ruangan. Ia mendoakan mereka berdua untuk bisa menjadi orang Kristen yang lebih rendah hati, tidak munafik, dan bermanfaat bagi masyarakat. Selesai berdoa, mereka pun berkomitmen untuk mengubah kebiasaan mereka dan menjadi cermin Kristus dalam kehidupan mereka.

Review Film dan Musik Bagi penggemar geng Peanuts, saat yang ditunggu–tunggu telah datang. Snoopy and Charlie Brown: The Peanuts Movie sudah dirilis dalam animasi 3D. Film ini mengkisahkan Charlie Brown yang berusaha untuk memenangkan hati cewek baru di kelasnya. Berbagai cara Charlie Brown lakukan untuk membuktikan dirinya mulai dari mengikuti talent show, belajar menari, dan berbagai hal lainnya demi menarik hati si cewek. Dengan bantuan Snoopy, beagle kesayangannya, serta teman–teman terbaiknya, Charlie Brown berpetualang dalam menemukan rasa percaya dirinya. Di balik perjuangan Charlie Brown, Snoopy sendiri dihadapkan dengan Red Baron, musuh bebuyutannya.

The Peanuts Movie


Open Heaven/River Wild Hillsong Worship telah meluncurkan album barunya Open Heaven/River Wild yang direkam live saat Hillsong Conference di Sydney, Australia. Bagi kalian penggemar Hillsong, pasti nama Taya Smith, Reuben Morgan, dan Joel Houston tidak asing di telinga kalian. Ketiga worship leader tersebut ikut mengisi dalam album Open Heaven ini. Dua belas lagu dalam album ini diberi 4.5 dari 5 bintang oleh Worship Leader, majalah digital yang meliput Christian worship music. Dengan lagu andalannya, “Transfiguration” dan “One Thing”, album ini cocok untuk praise and worship personal maupun dalam gereja.

Pantun Membeli sebungkus nasi Sambil membenarkan dasi Tahun baru penuh resolusi Yang jarang terealisasi

Helena Agnes

Seperti raja dan ratu, Memimpin rakyatnya dengan berani, Sudahkah kau berbuat sesuatu, Di tahun yang akan lewat ini? Selalu siap sedia Untuk dijadikan supir Marilah kita berbahagia Karena Sang Raja telah lahir Burung dara dan burung merpati Menatapi bintang dan rembulan Kiranya tahun yang baru nanti Menjadi tahun penuh keajaiban

Oleh: Amanda Palilingan

Bagai kadal di atas batu, Selamat hari natal dan tahun baru!


Open Heaven/River Wild Hillsong Worship telah meluncurkan album barunya Open Heaven/River Wild yang direkam live saat Hillsong Conference di Sydney, Australia. Bagi kalian penggemar Hillsong, pasti nama Taya Smith, Reuben Morgan, dan Joel Houston tidak asing di telinga kalian. Ketiga worship leader tersebut ikut mengisi dalam album Open Heaven ini. Dua belas lagu dalam album ini diberi 4.5 dari 5 bintang oleh Worship Leader, majalah digital yang meliput Christian worship music. Dengan lagu andalannya, “Transfiguration” dan “One Thing”, album ini cocok untuk praise and worship personal maupun dalam gereja.

Pantun Membeli sebungkus nasi Sambil membenarkan dasi Tahun baru penuh resolusi Yang jarang terealisasi

Helena Agnes

Seperti raja dan ratu, Memimpin rakyatnya dengan berani, Sudahkah kau berbuat sesuatu, Di tahun yang akan lewat ini? Selalu siap sedia Untuk dijadikan supir Marilah kita berbahagia Karena Sang Raja telah lahir Burung dara dan burung merpati Menatapi bintang dan rembulan Kiranya tahun yang baru nanti Menjadi tahun penuh keajaiban

Oleh: Amanda Palilingan

Bagai kadal di atas batu, Selamat hari natal dan tahun baru!


LGBT: Siapa Mereka dan Apa yang Mereka Inginkan?

Tengah tahun ini, gue tertarik pas melihat berita mengenai referendum LGBT di Irlandia. Menurut gue, menarik dan banyak banget opini orang - orang mengenai kaum ini. Mulai dari kaum rohaniwan sampe jurnalis di berbagai media berbeda. LGBT memang udah nge –tren banget di omongin di masa ini, khususnya diantara kaum remaja. Pasti sering kan maki teman ih gay ih dll. Menurut gue sih, ada juga perlunya kita tau tentang kaum ini. Karena khususnya pengaruh mereka di masyarakat.

Gennesaret K.T.

Jadi apa sih itu LGBT? LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, and Transgender merupakan preference sex diluar kondisi normal (heterosex) atau seringkali kita kenal dengan sexual disorder. Orang – orang yang merasa dirinya mengidap kelainan ini kemudian membentuk suatu organisasi yang dikenal dengan kaum LGBT. Orang – orang ini memperjuangkan hak yang mereka sebut dengan sexual liberty ato kebebasan seksual. Intinya sih, mereka tuh mau dipandang sama dengan orang yang normal atau orang heterosex. Seperti yang mungkin temen - temen udah tau, gerakan LGBT itu berkembang pesat banget di negara – negara liberal khususnya Eropa dan Amerika. Mengapakah demikian? Alasannya sebenarnya karena negara – negara di Eropa dan Amerika menganut sistm yang liberalistis. Gampangnya, negara – negara di Eropa dan Amerika tuh membebaskan rakyatnya untuk melakukan apapun yang dikehendakinya asalkan tidak melanggar hak orang lain juga. Bagi negara – negara tersebut, lu mau telanjang bugil dijalan juga gak masalah asalkan tindakan lu itu gak melanggar hak orang lain. Prinsip ini seringkali dikenal dengan istilah Harm Theory.


LGBT: Siapa Mereka dan Apa yang Mereka Inginkan?

Tengah tahun ini, gue tertarik pas melihat berita mengenai referendum LGBT di Irlandia. Menurut gue, menarik dan banyak banget opini orang - orang mengenai kaum ini. Mulai dari kaum rohaniwan sampe jurnalis di berbagai media berbeda. LGBT memang udah nge –tren banget di omongin di masa ini, khususnya diantara kaum remaja. Pasti sering kan maki teman ih gay ih dll. Menurut gue sih, ada juga perlunya kita tau tentang kaum ini. Karena khususnya pengaruh mereka di masyarakat.

Gennesaret K.T.

Jadi apa sih itu LGBT? LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, and Transgender merupakan preference sex diluar kondisi normal (heterosex) atau seringkali kita kenal dengan sexual disorder. Orang – orang yang merasa dirinya mengidap kelainan ini kemudian membentuk suatu organisasi yang dikenal dengan kaum LGBT. Orang – orang ini memperjuangkan hak yang mereka sebut dengan sexual liberty ato kebebasan seksual. Intinya sih, mereka tuh mau dipandang sama dengan orang yang normal atau orang heterosex. Seperti yang mungkin temen - temen udah tau, gerakan LGBT itu berkembang pesat banget di negara – negara liberal khususnya Eropa dan Amerika. Mengapakah demikian? Alasannya sebenarnya karena negara – negara di Eropa dan Amerika menganut sistm yang liberalistis. Gampangnya, negara – negara di Eropa dan Amerika tuh membebaskan rakyatnya untuk melakukan apapun yang dikehendakinya asalkan tidak melanggar hak orang lain juga. Bagi negara – negara tersebut, lu mau telanjang bugil dijalan juga gak masalah asalkan tindakan lu itu gak melanggar hak orang lain. Prinsip ini seringkali dikenal dengan istilah Harm Theory.


Di negara liberal, Kaum Gay secara aktif mempromosikan keberadaan hak mereka dengan sebuah argumentasi yang simple banget. Gue kan dibolehin bebas ama negara, keberadaan gue sebagai LGBT kan ngak menggangu hak orang, maka negara ngak berhak melarang gue jadi gay karena negara mengizinkan gue bebas. Atas dasar ini LGBT “memaksa” pemerintah untuk melakukan program – program anti diskriminasi terhadap kaum mereka. Dalam praktiknya kaum LGBT cenderung melakukan aksi damai sehingga sangat sulit bagi negara untuk menjawab tidak bagi tuntutan mereka. Lalu bagaimana dengan negara lain? Di negara lain dimana nilai – nilai sosial dicoba dipertahankan LGBT masuk dengan cara yang lebih radikal. Mereka menghasut orang – orang untuk ikut serta dalam gerakan mereka. Nah, contoh paling barunya adalah kasus di Irlandia yang gue kasih tau di awal artikel, Irlandia yang mayoritas penduduknya menganut kepercayaan Katolik akhirnya memenangkan referendum kebebasan hak LGBT karena terpengaruh oleh golongan LGBT ini. Tujuan LGBT di negara – negara ini adalah mereka mau mengubah pandangan social tentang mereka, dengan mayoritas rakyat mendukung mereka , akan mudah bagi mereka untuk meminta pemerintah melegalkan mereka. Pengesahan hak-hak LGBT oleh sebuah negara pastinya membawa dampak pada negara tersebut. Kaum LGBT harus disejajarkan dengan kaum heterosex, pada prinsipnya kaum LGBT mau masyarakat memandang mereka sama seperti heterosex. Berawal dari prinsip inilah mereka membuat hak baru misalnya hak untuk menikah dan hak untuk menuntut orang homophobic (orang yang benci terhadap LGBT). Nah lalu gimana dengan LGBT di Indonesia, nih? Saat ini di Indonesia, Kaum LGBT masih belum mempunyai kedaulatan hukum,

dengan kata lain hak – hak mereka belum diakui oleh negara. Misalkan, pernikahan sesama jenis tidak menerima perlindungan jaminan social dari negara atau mengadopsi anak. Namun tidak ada sebuah larangan yang melarang seseorang mengeklaim dirinya sebagai bagian dari kaum LGBT. Namun perlu diketahui, kaum LGBT di Indonesia juga sudah mulai aktif dan melakukan kegiatan politik demi mewujudkan tujuannya. Sementara sebagai pembanding Irlandia sekarang sudah melegalkan hampir semua hak LGBT yang diusulkan diantaranya: Aktifitas homo seksual, undang – undang anti diskriminasi dalam pekerjaan, pemebelian barang, penyewaan jasa, ejekan, pernikahan sesama jenis, pengadopsian anak, masuk dinas ketentaraan, dan hak mengganti jenis kelamin. Refleksi Konsep homoseksual sebenarnya merupakan sebuah dosa yang sudah ada sejak zaman Sodom dan Gomora, dimana Allah memusnahkan kota Sodom dan Gomora akibat kejahatan homoseksual. Alkitab juga tidak pernah membicarakan mengenai adanya hak manusia untuk menikahi sesame jenis/ berpindah jenis kelamin. Jadi, cukup jelas pandangan iman Kristen terhadap LGBT adalah bahwa mereka orang yang berdosa dan salah.

Bagaimanakah kita harus bertindak terhadap kaum ini akan dikembalikan kepada teman – teman sekalian. Apakah kita harus menolak atau menerima? Peduli atau membiarkan? Itu semua dalam keputusan teman – teman.


Di negara liberal, Kaum Gay secara aktif mempromosikan keberadaan hak mereka dengan sebuah argumentasi yang simple banget. Gue kan dibolehin bebas ama negara, keberadaan gue sebagai LGBT kan ngak menggangu hak orang, maka negara ngak berhak melarang gue jadi gay karena negara mengizinkan gue bebas. Atas dasar ini LGBT “memaksa” pemerintah untuk melakukan program – program anti diskriminasi terhadap kaum mereka. Dalam praktiknya kaum LGBT cenderung melakukan aksi damai sehingga sangat sulit bagi negara untuk menjawab tidak bagi tuntutan mereka. Lalu bagaimana dengan negara lain? Di negara lain dimana nilai – nilai sosial dicoba dipertahankan LGBT masuk dengan cara yang lebih radikal. Mereka menghasut orang – orang untuk ikut serta dalam gerakan mereka. Nah, contoh paling barunya adalah kasus di Irlandia yang gue kasih tau di awal artikel, Irlandia yang mayoritas penduduknya menganut kepercayaan Katolik akhirnya memenangkan referendum kebebasan hak LGBT karena terpengaruh oleh golongan LGBT ini. Tujuan LGBT di negara – negara ini adalah mereka mau mengubah pandangan social tentang mereka, dengan mayoritas rakyat mendukung mereka , akan mudah bagi mereka untuk meminta pemerintah melegalkan mereka. Pengesahan hak-hak LGBT oleh sebuah negara pastinya membawa dampak pada negara tersebut. Kaum LGBT harus disejajarkan dengan kaum heterosex, pada prinsipnya kaum LGBT mau masyarakat memandang mereka sama seperti heterosex. Berawal dari prinsip inilah mereka membuat hak baru misalnya hak untuk menikah dan hak untuk menuntut orang homophobic (orang yang benci terhadap LGBT). Nah lalu gimana dengan LGBT di Indonesia, nih? Saat ini di Indonesia, Kaum LGBT masih belum mempunyai kedaulatan hukum,

dengan kata lain hak – hak mereka belum diakui oleh negara. Misalkan, pernikahan sesama jenis tidak menerima perlindungan jaminan social dari negara atau mengadopsi anak. Namun tidak ada sebuah larangan yang melarang seseorang mengeklaim dirinya sebagai bagian dari kaum LGBT. Namun perlu diketahui, kaum LGBT di Indonesia juga sudah mulai aktif dan melakukan kegiatan politik demi mewujudkan tujuannya. Sementara sebagai pembanding Irlandia sekarang sudah melegalkan hampir semua hak LGBT yang diusulkan diantaranya: Aktifitas homo seksual, undang – undang anti diskriminasi dalam pekerjaan, pemebelian barang, penyewaan jasa, ejekan, pernikahan sesama jenis, pengadopsian anak, masuk dinas ketentaraan, dan hak mengganti jenis kelamin. Refleksi Konsep homoseksual sebenarnya merupakan sebuah dosa yang sudah ada sejak zaman Sodom dan Gomora, dimana Allah memusnahkan kota Sodom dan Gomora akibat kejahatan homoseksual. Alkitab juga tidak pernah membicarakan mengenai adanya hak manusia untuk menikahi sesame jenis/ berpindah jenis kelamin. Jadi, cukup jelas pandangan iman Kristen terhadap LGBT adalah bahwa mereka orang yang berdosa dan salah.

Bagaimanakah kita harus bertindak terhadap kaum ini akan dikembalikan kepada teman – teman sekalian. Apakah kita harus menolak atau menerima? Peduli atau membiarkan? Itu semua dalam keputusan teman – teman.


Trials or Blessings? What if trials of this life, are your mercies in disguise?

P

Remaja GKY BSD pasti uda ga asing lagi sama kalimat ini. Ya, ini adalah salah satu kutipan lirik dari lagu Laura Story yang berjudul Blessings. Uda berkali-kali, bahkan belasan kali kita nyanyiin lagu ini pas kebaktian. Tapi, pernah ga sih kita renungin lirik dari lagu ini?

ertama kali gua denger ini lagu, gua dengernya aneh. Gimana bisa trials disamakan dengan blessings? Gua sama sekali ga ngerti. Konteks gua waktu itu, trials itu pasti percobaan yang berat-berat dan menguji iman kita, sedangkan blessings itu justru kebalikannya, sesuatu yang enak-enak dan bikin kita selalu bisa bersyukur sama Tuhan. Pada akhirnya, waktu itu gua ga ikut nyanyi, karena gua masih ga ngerti sama liriknya. Dan akhirnya setelah itu, kebaktian itu pun berakhir dan gua uda ga mikirin lagi soal itu. Beberapa bulan kemudian, gua mulai ngejauh dari Tuhan. Gua ngerasa bosen dan jenuh dalam ke gerjeja. Ke gereja dan pelayanan juga cuma jadi sekedar rutinitas belaka. Gua sibuk nongkrong bareng temen dan belajar, sampe lupa baca renungan. Waktu itu berbulan-bulan gua ga baca renungan. Entah kenapa, setelah itu gua mulai ngadepin banyak masalah. Mulai dari masalah sama temen lah, masalah sama ortu lah, dan nilai pelajaran gua tiba-tiba turun drastis. Tadinya gua ga sadar. Gua pikir, ini paling Cuma lagi ketiban banyak sial aja. Eh, ternyata masalahnya ga kelar-kelar, sampe hampir 3 bulanan gua hidupnya ga tenang. Sampai di suatu titik, gua ngerasa bener-bener frustasi banget, dan hidup jadi keliatan pointless banget. Kemudian, gua iseng aja buka buku renungan yang dibeliin nyokap gua. Ya, selama gua ga baca renungan, nyokap gua tetep beliin, dan dia kayaknya tau sih gua ga baca, Cuma tetep aja dibeliin. Akhirnya, gua baca renungan buat hari itu, kebetulan tema renungan hari itu tuh tentang Ayub. Ayub yang taat dan setia sama Tuhan, tapi kemudian dikasih pencobaan bertubi-tubi sampe sempat mempertanyakan keputusan Tuhan. Tapi pada akhirnya dia memilih setia dan akhirnya Tuhan memberkati dia dengan lebih berlimpah dari sebelumnya.

Ada satu hal yang membuat gua tertarik ketika baca tentang si Ayub ini. Kalau Tuhan mau berkati dia lebih lagi, bukankah Tuhan bisa langsung kasih aja? Ga perlu pake pencobaan-pencobaan dulu kan? Kalo ternyata Ayub gagal dalam pencobaan itu, apakah Tuhan bakal tetep berkatin dia, atau biarin dia dalam kondisi yang begitu aja? Jawaban itu gua dapat ketika gua baca di Ayub 1.

“Aku tahu, bahw a Engkau sanggup melaku kan segala sesuatu, dan tid ak ada rencana-Mu yan g gagal.� Ayub 42:2

Dalam Ayub 1, ditulis bahwa Ayub mempersembahkan korban bakaran kepada Allah setiap hari. Gua ngebayangin, lama-lama dia bakal ngerasa bosen dan Cuma ngerasa ini jadi rutinitas belaka. Lagipula, hidupnya Ayub diberkati dan melimpah hartanya, jadi tidak ada alasan bagi dia untuk menjauh dari Tuhan. Karena itu Tuhan mengijinkan iblis memberikan pencobaan kepadanya. Setelah gua baca renungan itu, gua rasanya disadarkan kembali oleh Tuhan. Percobaan yang terjadi dalam hidup setiap orang memang dilakukan untuk menguji sekuat apa iman orang tersebut, tapi Tuhan juga bisa menggunakan pencobaan bisa untuk membuat manusia kembali menghadap padaNya. Ketika kita mulai jenuh dalam iman kita kepada Tuhan, mulai bosan ke gereja, Tuhan bisa menggunakan pencobaan untuk membuat kita sadar, bahwa Tuhanlah Allah yang patut disembah, dan itu demi kebaikan kita sendiri, agar kita terus berjalan menurut rancangan Tuhan. Ilustrasinya gini, kalau gua uda mau ketiduran di kelas, biasanya gua suruh temen gua tampar kenceng. Jadi kalau temen itu nampar gua, bukan karena berantem, tapi emang karena demi kebaikan gua agar gua ga tidur. Nah, pencobaan yang terjadi dalam hidup kita juga begitu. Tuhan terkadang mengirimkan pencobaan dalam hidup kita adalah agar kita bisa kembali dibangunkan imannya yang sudah mulai ‘ketiduran’, agar iman kita kembali kuat dan berpegang teguh pada Tuhan, dan kita menyadari, jalan Tuhanlah yang terbaik dalam hidup kita, dan kita harus berserah kepadaNya, agar berkatNya pada kita bisa tercurahkan bagi kita sendiri dan orang lain, serta agar kita bisa menjadi alatNya di dunia ini.

baan pasti selalu Teman-teman Nafiri, penco atlah, bahwa di balik datang dan pergi. Tapi ing ada rencana yang pencobaan yang berat itu, a. Dan pencobaan indah dari Tuhan untuk kit tap berada di jalur itu diperlukan, agar kita te pencobaan itu akan rencana Tuhan.Jadi yakiilah, i Tuhan untuk kita. mendatangkan kebaikan dar

Natanael


Trials or Blessings? What if trials of this life, are your mercies in disguise?

P

Remaja GKY BSD pasti uda ga asing lagi sama kalimat ini. Ya, ini adalah salah satu kutipan lirik dari lagu Laura Story yang berjudul Blessings. Uda berkali-kali, bahkan belasan kali kita nyanyiin lagu ini pas kebaktian. Tapi, pernah ga sih kita renungin lirik dari lagu ini?

ertama kali gua denger ini lagu, gua dengernya aneh. Gimana bisa trials disamakan dengan blessings? Gua sama sekali ga ngerti. Konteks gua waktu itu, trials itu pasti percobaan yang berat-berat dan menguji iman kita, sedangkan blessings itu justru kebalikannya, sesuatu yang enak-enak dan bikin kita selalu bisa bersyukur sama Tuhan. Pada akhirnya, waktu itu gua ga ikut nyanyi, karena gua masih ga ngerti sama liriknya. Dan akhirnya setelah itu, kebaktian itu pun berakhir dan gua uda ga mikirin lagi soal itu. Beberapa bulan kemudian, gua mulai ngejauh dari Tuhan. Gua ngerasa bosen dan jenuh dalam ke gerjeja. Ke gereja dan pelayanan juga cuma jadi sekedar rutinitas belaka. Gua sibuk nongkrong bareng temen dan belajar, sampe lupa baca renungan. Waktu itu berbulan-bulan gua ga baca renungan. Entah kenapa, setelah itu gua mulai ngadepin banyak masalah. Mulai dari masalah sama temen lah, masalah sama ortu lah, dan nilai pelajaran gua tiba-tiba turun drastis. Tadinya gua ga sadar. Gua pikir, ini paling Cuma lagi ketiban banyak sial aja. Eh, ternyata masalahnya ga kelar-kelar, sampe hampir 3 bulanan gua hidupnya ga tenang. Sampai di suatu titik, gua ngerasa bener-bener frustasi banget, dan hidup jadi keliatan pointless banget. Kemudian, gua iseng aja buka buku renungan yang dibeliin nyokap gua. Ya, selama gua ga baca renungan, nyokap gua tetep beliin, dan dia kayaknya tau sih gua ga baca, Cuma tetep aja dibeliin. Akhirnya, gua baca renungan buat hari itu, kebetulan tema renungan hari itu tuh tentang Ayub. Ayub yang taat dan setia sama Tuhan, tapi kemudian dikasih pencobaan bertubi-tubi sampe sempat mempertanyakan keputusan Tuhan. Tapi pada akhirnya dia memilih setia dan akhirnya Tuhan memberkati dia dengan lebih berlimpah dari sebelumnya.

Ada satu hal yang membuat gua tertarik ketika baca tentang si Ayub ini. Kalau Tuhan mau berkati dia lebih lagi, bukankah Tuhan bisa langsung kasih aja? Ga perlu pake pencobaan-pencobaan dulu kan? Kalo ternyata Ayub gagal dalam pencobaan itu, apakah Tuhan bakal tetep berkatin dia, atau biarin dia dalam kondisi yang begitu aja? Jawaban itu gua dapat ketika gua baca di Ayub 1.

“Aku tahu, bahw a Engkau sanggup melaku kan segala sesuatu, dan tid ak ada rencana-Mu yan g gagal.� Ayub 42:2

Dalam Ayub 1, ditulis bahwa Ayub mempersembahkan korban bakaran kepada Allah setiap hari. Gua ngebayangin, lama-lama dia bakal ngerasa bosen dan Cuma ngerasa ini jadi rutinitas belaka. Lagipula, hidupnya Ayub diberkati dan melimpah hartanya, jadi tidak ada alasan bagi dia untuk menjauh dari Tuhan. Karena itu Tuhan mengijinkan iblis memberikan pencobaan kepadanya. Setelah gua baca renungan itu, gua rasanya disadarkan kembali oleh Tuhan. Percobaan yang terjadi dalam hidup setiap orang memang dilakukan untuk menguji sekuat apa iman orang tersebut, tapi Tuhan juga bisa menggunakan pencobaan bisa untuk membuat manusia kembali menghadap padaNya. Ketika kita mulai jenuh dalam iman kita kepada Tuhan, mulai bosan ke gereja, Tuhan bisa menggunakan pencobaan untuk membuat kita sadar, bahwa Tuhanlah Allah yang patut disembah, dan itu demi kebaikan kita sendiri, agar kita terus berjalan menurut rancangan Tuhan. Ilustrasinya gini, kalau gua uda mau ketiduran di kelas, biasanya gua suruh temen gua tampar kenceng. Jadi kalau temen itu nampar gua, bukan karena berantem, tapi emang karena demi kebaikan gua agar gua ga tidur. Nah, pencobaan yang terjadi dalam hidup kita juga begitu. Tuhan terkadang mengirimkan pencobaan dalam hidup kita adalah agar kita bisa kembali dibangunkan imannya yang sudah mulai ‘ketiduran’, agar iman kita kembali kuat dan berpegang teguh pada Tuhan, dan kita menyadari, jalan Tuhanlah yang terbaik dalam hidup kita, dan kita harus berserah kepadaNya, agar berkatNya pada kita bisa tercurahkan bagi kita sendiri dan orang lain, serta agar kita bisa menjadi alatNya di dunia ini.

baan pasti selalu Teman-teman Nafiri, penco atlah, bahwa di balik datang dan pergi. Tapi ing ada rencana yang pencobaan yang berat itu, a. Dan pencobaan indah dari Tuhan untuk kit tap berada di jalur itu diperlukan, agar kita te pencobaan itu akan rencana Tuhan.Jadi yakiilah, i Tuhan untuk kita. mendatangkan kebaikan dar

Natanael


Komisi Remaja GKY BSD:

MENGEMBANGKAN

RE M A JA Y A

N

G

BERKOMUNITAS

S E H AT , MANDIRI DAN

BERIMAN

Komisi Remaja, yang disingkat “KOREM” atau “SIREM” sebutan anak-anak remaja GKY BSD, telah berjalan di dalam penyertaan Tuhan selama kurang lebih 18 tahun. Tahun 1997, empat tahun setelah GKJMB BSD (baca: GKY BSD) berdiri, merupakan tahun lahirnya KOREM. Tujuan dibentuknya KOREM agar anakanak remaja yang duduk di bangku SMP sampai dengan SMA mampu terjangkau sehingga dapat lebih mengenal Tuhan, membangun fondasi iman yang kokoh dalam Kristus, dan menjadi anak-anak yang hidup taat pada firman Tuhan. Dimulai dengan 12 anak remaja, komisi ini sekarang telah berkembang menjadi 172 anak remaja terdaftar dengan kehadiran rata-rata 130 anak (73% dari anak terdaftar) setiap minggunya. Karena jumlah jemaat telah menjadi sedemikian banyak dan ukuran ruangan yang terbatas, maka pada tanggal 7 Oktober 2012 pertama kalinya kebaktian KOREM dibagi menjadi dua kali di hari Minggu. Kebaktian pertama dimulai pukul 07.00, sedangkan kebaktian kedua dimulai pukul 09.30, keduanya mengikuti jadwal kebaktian umum GKY BSD. Dalam setiap kebaktiannya, anak-anak remaja memuji dan memuliakan Tuhan bersama, namun ketika memasuki sesi firman Tuhan,

/ Nico Tanles Tjhin / anak-anak tunas remaja (kelas 7 dan 8) dipisahkan dengan anak-anak yang lain untuk mendapatkan pembinaan khusus. Saat ini, kepengurusan KOREM dibina langsung oleh GI. Edy Gurning dan GI. Junia Purnomo, beserta majelis sub bidang pelayanan remaja dan pemuda, yaitu Pak Boedi Tjusila. Dalam kepengurusannya, mereka dibantu oleh 6 laoshi pembimbing remaja. KOREM sendiri memiliki organisasi yang diketuai oleh Christian Stanley. Anggota pengurus lainnya berjumlah 11 orang. Mereka bertanggung jawab atas bidang masing-masing seperti: Bidang Ibadah, Persekutuan, Pembinaan, Diakonia, Pekabaran Injil, Perlengkapan, juga Sekretaris dan Bendahara. Jemaat yang duduk di


Komisi Remaja GKY BSD:

MENGEMBANGKAN

RE M A JA Y A

N

G

BERKOMUNITAS

S E H AT , MANDIRI DAN

BERIMAN

Komisi Remaja, yang disingkat “KOREM” atau “SIREM” sebutan anak-anak remaja GKY BSD, telah berjalan di dalam penyertaan Tuhan selama kurang lebih 18 tahun. Tahun 1997, empat tahun setelah GKJMB BSD (baca: GKY BSD) berdiri, merupakan tahun lahirnya KOREM. Tujuan dibentuknya KOREM agar anakanak remaja yang duduk di bangku SMP sampai dengan SMA mampu terjangkau sehingga dapat lebih mengenal Tuhan, membangun fondasi iman yang kokoh dalam Kristus, dan menjadi anak-anak yang hidup taat pada firman Tuhan. Dimulai dengan 12 anak remaja, komisi ini sekarang telah berkembang menjadi 172 anak remaja terdaftar dengan kehadiran rata-rata 130 anak (73% dari anak terdaftar) setiap minggunya. Karena jumlah jemaat telah menjadi sedemikian banyak dan ukuran ruangan yang terbatas, maka pada tanggal 7 Oktober 2012 pertama kalinya kebaktian KOREM dibagi menjadi dua kali di hari Minggu. Kebaktian pertama dimulai pukul 07.00, sedangkan kebaktian kedua dimulai pukul 09.30, keduanya mengikuti jadwal kebaktian umum GKY BSD. Dalam setiap kebaktiannya, anak-anak remaja memuji dan memuliakan Tuhan bersama, namun ketika memasuki sesi firman Tuhan,

/ Nico Tanles Tjhin / anak-anak tunas remaja (kelas 7 dan 8) dipisahkan dengan anak-anak yang lain untuk mendapatkan pembinaan khusus. Saat ini, kepengurusan KOREM dibina langsung oleh GI. Edy Gurning dan GI. Junia Purnomo, beserta majelis sub bidang pelayanan remaja dan pemuda, yaitu Pak Boedi Tjusila. Dalam kepengurusannya, mereka dibantu oleh 6 laoshi pembimbing remaja. KOREM sendiri memiliki organisasi yang diketuai oleh Christian Stanley. Anggota pengurus lainnya berjumlah 11 orang. Mereka bertanggung jawab atas bidang masing-masing seperti: Bidang Ibadah, Persekutuan, Pembinaan, Diakonia, Pekabaran Injil, Perlengkapan, juga Sekretaris dan Bendahara. Jemaat yang duduk di


kelas 9 sampai 11 mendapat kesempatan untuk melayani sebagai pengurus. Biasanya ketua diajukan bedasarkan usulan dan rekomendasi para pembina, pembimbing, dan pengurus periode sebelumnya.

Untuk mencapai tujuannya, KOREM memiliki beberapa program kerja yang dijalankan, yaitu antara lain:

CPR

- (Confession, Pray & Read Bible) 1 bulan 1x, dilaksanakan setiap minggu keempat dengan konsep kelompok kecil

Testimoni

Saya bergabung di KOREM saat saya lulus SD dan mulai bertumbuh sejak itu. Saya mendapat banyak teman seiman yang juga membantu saya menjadi orang yang lebih baik lagi. Laoshi Edy dan Laoshi Junia juga sangat memperhatikan remajaremaja yang beribadah di KOREM dengan melakukan pembesukan kepada teman– teman yang lama tidak hadir atau sakit. Semoga KOREM bisa menjadi wadah remaja bertumbuh dan mengenal Kristus lebih dalam lagi kedepannya!

Christian Stanley

Basket & Futsal 1 bulan 1x - Pekan Remaja Liburan 1 tahun 1x, berlangsung selama 3 -

hari dengan konsep 2 hari pertama seminar kapita selekta dan hari terakhir kebaktian padang

Retreat 2 tahun 1x - Camping 6 tahun 1x - Training Pelayan Mimbar -

dilakukan secara berkala sesuai

dengan kebutuhan

Dengan menjadi bagian dalam KOREM, anak-anak remaja mampu mengembangkan kemandirian mereka. Kemampuan bersosialisasi mereka akan diasah melalui kebersamaan dan relasi yang terjalin antara teman, pembimbing, dan pembina di KOREM. Tema khotbah yang disampaikan di atas mimbar juga relevan dengan kebutuhan dan gaya anak-anak remaja. Dan terlebih lagi, para pembimbing dan pembina selalu mendorong anak-anak remaja untuk mengambil bagian dalam pelayanan untuk melatih diri memuliakan nama Tuhan sejak dini

Aku mau sharing dikit tentang KOREM. Dulu waktu awal masuk SMP kelas 7, datang ke KOREM, isinya banyak kakak kelas, keliatannya seru banget. Tapi kenyataannya aku belum merasakan itu semua saat itu. Tapi mulai berjalannya tahun kedua, tahun ketiga, aku bergabung di KOREM, ga tau gimana ada satu titik dimana pertumbuhan dan kebersamaan itu sangat bisa aku rasain. Aku bisa bertumbuh, sampai akhirnya aku juga memutuskan untuk ikut pelayanan. Adanya kebersamaan dan rasa kekeluargaan di KOREM juga membentuk komunitas yang saling mendukung dan bertumbuh bersama.

Josephine Darmawan

Dari awal aku masuk KOREM sampe sekarang ini udah banyak banget perubahan yang aku rasain. Awal masuk masih malu-malu dan ga kenal siapa-siapa. Tapi seiring berjalannya waktu semakin berasa berkat Tuhan, seperti contoh dari takut ngomong di depan belajar jadi WL. SIREM sudah aku anggap keluarga sendiri. Teman-teman dan laoshi-laoshinya enjoyable dan friendly.

Cheryl Aldora


kelas 9 sampai 11 mendapat kesempatan untuk melayani sebagai pengurus. Biasanya ketua diajukan bedasarkan usulan dan rekomendasi para pembina, pembimbing, dan pengurus periode sebelumnya.

Untuk mencapai tujuannya, KOREM memiliki beberapa program kerja yang dijalankan, yaitu antara lain:

CPR

- (Confession, Pray & Read Bible) 1 bulan 1x, dilaksanakan setiap minggu keempat dengan konsep kelompok kecil

Testimoni

Saya bergabung di KOREM saat saya lulus SD dan mulai bertumbuh sejak itu. Saya mendapat banyak teman seiman yang juga membantu saya menjadi orang yang lebih baik lagi. Laoshi Edy dan Laoshi Junia juga sangat memperhatikan remajaremaja yang beribadah di KOREM dengan melakukan pembesukan kepada teman– teman yang lama tidak hadir atau sakit. Semoga KOREM bisa menjadi wadah remaja bertumbuh dan mengenal Kristus lebih dalam lagi kedepannya!

Christian Stanley

Basket & Futsal 1 bulan 1x - Pekan Remaja Liburan 1 tahun 1x, berlangsung selama 3 -

hari dengan konsep 2 hari pertama seminar kapita selekta dan hari terakhir kebaktian padang

Retreat 2 tahun 1x - Camping 6 tahun 1x - Training Pelayan Mimbar -

dilakukan secara berkala sesuai

dengan kebutuhan

Dengan menjadi bagian dalam KOREM, anak-anak remaja mampu mengembangkan kemandirian mereka. Kemampuan bersosialisasi mereka akan diasah melalui kebersamaan dan relasi yang terjalin antara teman, pembimbing, dan pembina di KOREM. Tema khotbah yang disampaikan di atas mimbar juga relevan dengan kebutuhan dan gaya anak-anak remaja. Dan terlebih lagi, para pembimbing dan pembina selalu mendorong anak-anak remaja untuk mengambil bagian dalam pelayanan untuk melatih diri memuliakan nama Tuhan sejak dini

Aku mau sharing dikit tentang KOREM. Dulu waktu awal masuk SMP kelas 7, datang ke KOREM, isinya banyak kakak kelas, keliatannya seru banget. Tapi kenyataannya aku belum merasakan itu semua saat itu. Tapi mulai berjalannya tahun kedua, tahun ketiga, aku bergabung di KOREM, ga tau gimana ada satu titik dimana pertumbuhan dan kebersamaan itu sangat bisa aku rasain. Aku bisa bertumbuh, sampai akhirnya aku juga memutuskan untuk ikut pelayanan. Adanya kebersamaan dan rasa kekeluargaan di KOREM juga membentuk komunitas yang saling mendukung dan bertumbuh bersama.

Josephine Darmawan

Dari awal aku masuk KOREM sampe sekarang ini udah banyak banget perubahan yang aku rasain. Awal masuk masih malu-malu dan ga kenal siapa-siapa. Tapi seiring berjalannya waktu semakin berasa berkat Tuhan, seperti contoh dari takut ngomong di depan belajar jadi WL. SIREM sudah aku anggap keluarga sendiri. Teman-teman dan laoshi-laoshinya enjoyable dan friendly.

Cheryl Aldora





Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.