e-NAFIRI GKY BSD | JUL 2022 | TH19

Page 1

Adaptasi!Inilahyang harus kita hadapi sejak awal 2020. Adaptasi ini dituntut untuk terjadi secara cepat, karena perubahan yang terjadi juga datang secara cepat dan sangat dinamis. Banyak yang tidak siap dalam melakukan adaptasi kilat ini, dan ternyata keluarga bukanlah pengecualian. Banyak masalah-masalah yang kecil atau yang selama ini hanya menjadi potensi masalah tiba-tiba timbul menjadi besar. Yang sangat disayangkan, tidak sedikit keluarga menjadi kandas; menyerah di tengah tuntutan adaptasi kilat ini.

Bagi kita yang dapat menjalani adaptasi ini, berarti seharusnya ada satu panggilan tugas untuk membantu pemulihan keluarga lain. Beberapa artikel Nafiri kali ini mengupas tentang pemulihan keluarga dan berbagai masalah yang timbul di masa adaptasi ini. Tuhan memakai banyak keluarga untuk melakukan hal-hal besar, jadi memang pemulihan keluarga sangatlah penting.

1

Bersatu selamanya mengasihi Engkau Tiada yang dapat melebihi Kasih-Mu, ya Tuhan Bagi kami Engkau segalanya.

Masa adaptasi ini juga memaksa orang Kristen untuk menilik hati masing-masing. Esensi ibadah tetap sama, yaitu anugerah undangan Tuhan bagi orang-orang berdosa seperti saya dan Anda. Ketika tersedia media lain dalam beribadah, esensi itu juga tidak berubah. Sikap hati dan hidup seperti apa yang kita berikan di hadapan Tuhan? Masa adaptasi ini tidak mudah, namun puji Tuhan kita yang luar biasa dan selalu memampukan.

Gelombang badai hidup coba menghalangi Namun kuasa Tuhan buka jalan kami Bersama keluargaku melayani Tuhan

Nafiri July 2022 | 2

Andreas K Wirawan, Susanti, Selono Seger, Rajumi Sitompul Rahardi

3

Pembina

Sarah Amanda Palilingan, Yati Alfian

Liany Suwito, Titus Jonathan, Hendro Suwito

Penasihat

Ricky Pramudita, Shannon Ariella, Thomdean

Anton Utomo, Edna C Pattisina, Elasa Noviani, Erwin Tenggono, Hendro Suwito, Lily Ekawati, Liany Suwito, Lislianty Lahmudin, Maya Marpaung, Sarah Amanda Palilingan, Thomdean, Titus Jonathan

Fotografer

Ilustrasi Cover

Illustrator

Juliani Agus, Nerissa, Novita C Handoko, Nadine Utaryo, Yoas Sebastian

Pdt Gabriel Kadarusman Gofar

Penulis

Handining Alamat Redaksi Sub bidang literatur GKY BSD Jl. Nusaloka E8/7 BSD Tangerang Telp/ Fax: 021-5382274 Email: Kirimkannafiri@gkybsd.orgKRITIK,SARAN, SURAT PEMBACA dan ARTIKEL anda ke alamat redaksi ataupun lewat e-mail di atas

Proof Reader

Arina Renata Palilingan, Christina Citrayani, Glory Amadea

Yahya Soewandono, Tim Dokumentasi GKY BSD

Majelis sub. bid. Literatur Humprey

Pemimpin Redaksi Maya Marpaung

Pdt Feri Irawan, Hartono Basuki

Editor

Creative Design

Kontributor

Melihat dengan Mata Kristus dan Merasa dengan Hati Kristus LEADERSHIP NOTES Seni Untuk Menjaga Pikiran Anda Tetap ‘Muda’ PARENTING Kiat-Kiat Pilah Pilih Pacar

“Webinar Virtual Reality Church” Mengkaji Plus Minus Gereja Virtual

SEMINARREKOMENDASI

Nafiri July 2022 | 4 DAFTARPASTORALISI NOTES Saya Merindukan Adanya “Counselling Centre” di GKY BSD21491152939 51 28 1039791797567TEROPONG Investasi Bodong: Bertukar Jubah Sepanjang Sejarah MANDARIN CORNER SENTILAN ENLIGHTENMENTUCIL Bukan Sekadar Soal Perempuan LIPUTAN KHUSUS Reopening Yang Ditunggu-tungguSudah FOKUS Youth and Metaverse Church

THOUGHT

REKOMENDASI

POTRET

dan Eliz: Tuhan Mendaur Ulang Hidup Kami Yang Rusak SHOOT GI. Laazar Manuain: Tetap Mengobarkan Semangat Menginjil

BUKU Mama Bear Apologetics

William

Saya Merindukan adanya

“CounSellingCentre”

5

Pandemi yang kita hadapi selama dua tahun terakhir ini telah menimbulkan masalah di berbagai aspek, baik di dunia kerja maupun di dalam gereja dan keluarga jemaat.

Masalah-masalah yang terjadi di masa awal pandemi, umumnya adalah gesekan antaranggota keluarga ketika semua diharuskan untuk tinggal di rumah dan bekerja dari rumah. Survei mengungkapkan bahwa di Wuhan, Cina, tingkat perceraian meningkat ketika diberlakukan lockdown. Bersyukur hal tersebut tidak banyak terjadi di Indonesia. Namun begitu tetap ada ketegangan dalam hubungan antar anggota keluarga, lebih-lebih ketika Covid mulai merebak—khususnya ketika muncul varian Delta. Masyarakat Indonesia—termasuk keluarga jemaat— mengalami masa-masa yang cukup sulit dan banyak yang dilanda ketakutan ketika anggota keluarganya terkena Covid, bahkan ada yang mengalami kedukaan karena kehilangan orang-orang yang dicintai.

Nafiri July 2022 | 6

/ Pdt. Gabriel Goh /

Pandemi seakan menjadi suatu batu ujian. Perusahaanperusahaan diuji kekuatannya dengan terpuruknya bisnis terutama di masa pembatasan sosial. Banyak orang terpaksa di-PHK, juga gereja-gereja mengalami ujian—apakah gereja sudah menjalankan pelayanan yang sehat sesuai kebutuhan jemaat? Demikian pula keluarga-keluarga mengalami berbagai ujian.

Para hamba Tuhan banyak dihubungi untuk memberikan konseling, baik dari jemaat maupun simpatisan. Ada kasus-kasus yang berat yang perlu dilayani melalui bimbingan konseling secara langsung, ada juga yang sudah terlayani dengan baik melalui jalur CGF (Caring Group Fellowship) dan lewat komisi dan bidang. Namun seperti gunung es, sebenarnya masih ada sekitar enam puluh hingga tujuh puluh persen dari jemaat yang belum terjangkau oleh wadah-wadah seperti CGF, komisi, dan bidang. Mereka adalah jemaat yang umumnya hanya menjadi pengunjung pasif atau yang mengikuti kebaktian melalui live streaming. Karena tidak ada interaksi dengan gereja ataupun hamba Tuhan maka cukup sulit untuk menjangkau dan melayani mereka secara personal.

Ujian melalui pandemi ini akan membuktikan apakah selama ini kita sudah membangun kehidupan kerohanian yang sehat atau tidak—baik kita sebagai individu maupun kita dan keluarga kita. Saya mengamati bahwa keluarga yang sebelumnya telah menginvestasikan hubungan yang baik dalam kehidupan bersama, menjaga iman yang sehat dari masing-masing anggota; ketika mengalami badai pandemi, keluarga ini akan tetap kokoh, bahkan hubungan antaranggota keluarga menjadi semakin kuat dan intim.

Iman yang sehat di sini bukan berbicara mengenai pengetahuan, doktrin, penghafalan ayat, dan lain-lain; tetapi perilaku keseharian yang benar-benar menghidupi firman Tuhan di tengah-tengah keluarga. Bagaimana iman dibangun seperti bangunan yang diceritakan oleh Tuhan Yesus (Matius 7: 24–27)? Apakah fondasinya di atas pasir atau di atas batu yang akan teruji kekuatannya ketika ada badai.Sebaliknya kalau di dalam keluarga ada sesuatu yang tidak beres—yang mungkin telah lama disembunyikan, atau masalah yang tidak pernah diselesaikan—maka bisa menjadi bom waktu di masa-masa sulit.

7

Memang tidak semua jemaat siap untuk menceritakan masalahnya kepada hamba Tuhan, walaupun kami selalu memegang komitmen untuk menjaga rahasia.

Saat ini di GKY BSD konsultasi pastoral maupun konseling keluarga ditangani oleh dua belas orang hamba Tuhan yang berkomitmen dan sangat memperhatikan jemaat. Saya merindukan agar di dalam gereja ada semacam counselling centre atau family centre. Idealnya ada satu – dua orang hamba Tuhan yang mempunyai latar belakang ilmu psikologi, tidak hanya lulusan STT. Memang pelayanan konseling ini berbeda dari pelayanan pastoral yang umumnya dipelajari di STT. Kalau bimbingan pastoral biasanya lebih to the point sebab hamba Tuhan memang ada otoritas. Namun, kalau konseling biasanya membutuhkan proses yang relatif lebih panjang dan mendalam. Konseling yang baik biasanya membutuhkan kesabaran ekstra dan waktu yang panjang untuk menggiring orang yang dikonseling sampai mencapai tingkat self-awareness untuk mengambil tekad akan melakukan komitmen dalam penyelesaian masalah yang mengubah dirinya. Bersyukur di tengah-tengah jemaat kita ada para konselor seperti Bu Charlotte Priatna yang sangat banyak menolong keluarga jemaat melalui beban hati dan keahlian ilmunya.

Nafiri July 2022 | 8

Kalau ditanya seberapa penting keutuhan rumah tangga, bagi saya tentu ini adalah hal yang sangat penting sebab keluarga adalah komponen terkecil dari suatu komunitas. Gereja yang sehat dibentuk dari kumpulan keluarga-keluarga yang utuh.

Tampaknya mereka lebih suka menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan hamba Tuhan.

Sebenarnya kalau kita mempunyai beban atau masalah, dan kita mempunyai tempat untuk menceritakannya, maka 50% dari beban tersebut sudah released dan kita bisa melihat masalahnya

dengan lebih jernih. Kemudian, ketika kita mendapatkan input yang baik dari orang yang tepat, maka 25% lagi dari masalahnya akan released, namun sebaliknya kalau input yang diterima salah, maka akan timbul masalah baru. Jadi memang dengan siapa kita bergaul dan di tengah komunitas seperti apa kita berada akan menentukan nasihat seperti apa yang akan kita terima. Seperti nasihat Paulus:

Bersyukur survei yang dilakukan kepada GKY menunjukkan bahwa gereja kita mempunyai komunitas yang cukup sehat dan kesiapan gereja dalam menghadapi pandemi tergolong baik. Maka pilihlah komunitas yang sehat dan miliki teman berbagi cerita yang mempunyai kehidupan spiritual yang dewasa.

9

Selain memperhatikan jemaat, saya juga menyarankan kepada para hamba Tuhan dan penatua supaya memperhatikan kehidupan pribadi dan keluarganya, jangan sampai karena terlalu sibuk melayani sampai-sampai tidak ada waktu lagi untuk diri sendiri dan keluarganya. Banyak cerita dimana anak-anak hamba Tuhan mengalami kepahitan karena menjadi korban. Ketika hamba Tuhan mencurahkan seluruh hidupnya bagi pelayanan namun anaknya sendiri terabaikan dan akhirnya ada yang malah terhilang. Tentu hati Tuhan juga tidak disenangkan. Cerita-cerita semacam itu menjadi wake-up call bagi saya. Dalam segala kesibukan, kita harus tetap ingat untuk memperhatikan keluarga karena orang yang paling dekat dengan kita yaitu keluarga kitalah yang akan terus menemani bersama dengan kita sampai akhir hidup kita.

“… Pergaulan buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” – 1 Korintus 15: 33

Nafiri July 2022 | 10

Di masa-masa pandemi, ketika para hamba Tuhan mendampingi jemaat yang banyak mengalami goncangan emosi yang bertubitubi, kita sendiri harus sangat kuat supaya dapat menolong dengan baik. Hamba-hamba Tuhan tidak boleh mengabaikan selfcompassion supaya bisa mengasihi dan melayani jemaat dengan lebih baik. Firman Tuhan, “Kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri.” Mengingatkan kita bahwa kalau kita belum bisa mengasihi diri sendiri—bukan narsis, dan bukan egois—kita tidak bisa mengasihi sesama dengan kualitas kasih yang baik.

Saya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam melakukan panggilan Tuhan, tetapi saya juga mengingatkan diri sendiri untuk tetap memperhatikan keluarga. Caranya dengan tidak membawa masalah masuk ke rumah. Selain itu, saya harus mengalokasikan waktu untuk recharge bersama keluarga. Pergi berlibur untuk recharge bagi hamba Tuhan tampaknya seperti sesuatu yang duniawi namun sebetulnya itu adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan supaya hamba Tuhan bisa kembali ke pelayanan dengan lebih baik.

***

/Ditulis oleh Elasa Noviani/

11

Bertukar Jubah

Sepanjang BodongInvestasISejarah:

Akhir cerita mudah diterka, perusahaan itu ambruk meninggalkan ribuan member yang merana kehilangan uangnya. Sang pendiri dan para eksekutif perusahaan— termasuk si pendeta tampan—kini mendekam di penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Seorang pendeta yang gagah dan tampan—entah apa denominasinya—tampak sedang menyampaikan ‘siraman rohani’ di depan para eksekutif kantor di salah satu gedung tinggi di bilangan Thamrin-Sudirman, Jakarta.

/ Anton Utomo /

Nafiri July 2022 | 12

Ketika ia mengamati puluhan orang kantoran yang wangi dan rapi itu semakin terpikat oleh celotehannya maka semakin berapi-api pula ia berbicara. Agar lebih berwibawa, diangkatnya tinggi-tinggi sebuah Alkitab bersampul warna emas, kemudian dilontarkannya kalimat pamungkas yang sungguh mengejutkan, ”Jadikanlah semua bangsa … sultanku!!” Benar. Anda tidak salah baca, sang pendeta ‘memodifikasi’ ayat Alkitab untuk memotivasi pendengarnya. “Sultan” adalah istilah kekinian untuk menyebut orang superkaya. Ternyata si pendeta diundang tuan rumah untuk mempromosikan bisnisnya, yaitu: sebuah aplikasi robot trading; demi merekrut sebanyak mungkin member sehingga kelak menjadikan mereka orang superkaya melalui investasi trading forex dan crypto dengan robot milik perusahaan mereka.

Ini hanya salah satu kisah tragis dari banyak drama tragedi yang senada. Selama masa pandemic COVID-19, orang tinggal di rumah—pergerakan fisik jauh banyakmenggiurkanBerbagaiuanglewatberkurang—namunteknologiterkini,tetap‘berlarikencang’.tawaraninvestasimemikatorang,yangtanpa

Terlahir dengan nama Carlo Ponzi pada 1882 di Parma, Italia, konon sejak kecil ia memang sudah akrab dengan dunia kriminalitas. Ia kerap ditahan karena kejahatan-kejahatan kecil. Pada usia 21 tahun, Ponzi berangkat ke Boston, Amerika, untuk memperbaiki kehidupannya. Namanya kemudian diubahnya menjadi Charles Ponzi agar terdengar lebih Amerika.

cermat memeriksa kelayakan investasi tersebut. Faktanya, kasus penipuan investasi yang kerap disebut “investasi bodong” bukanlah hal yang baru. Para pelaku hanya membungkusnya dengan kemasan teknologi dan sistem yang canggih. Sejatinya, ‘isinya’ tidak pernah berbeda. Mereka hanya mengulangi cara sang pendahulu dan sang pendahulu meniru pendahulunya lagi. Lantas, siapa yang memulai? Untuk mengetahuinya, mari kita berkenalan dengan Tuan Charles Ponzi yang lahir 140 tahun lalu.

Charles Ponzi: Pelopor Investasi Bodong

13

Serikat meski tercatat tak pernah lama bekerja di satu tempat. Persentuhannya dengan dunia perbankan dan keuangan dimulai saat ia bekerja sebagai kasir di Bank Zarossi. Malangnya, bank tersebut kemudian ditutup karena terlalu banyak tersangkut pinjaman tak layak (bad debt). Saat menganggur, sifat lama Ponzi muncul kembali. Akibatnya, ia masuk penjara di Kanada karena mengeluarkan cek kosong, kemudian berlanjut ke penjara di Atlanta selama dua tahun karena menyelundupkan imigran dari Italia. Kala itu, dengan enteng Ponzi berkirim surat kepada keluarga, mengabarkan bahwa kini ia bekerja di penjara sebagai pegawai administrasi.

Nafiri July 2022 | 14

Dikaruniai karisma dan rasa percaya diri yang tinggi, tampaknya ia mudah mendapatkan teman dan pekerjaan di Amerika

Setelah bebas dari penjara, Ponzi menikah dan bekerja serabutan lagi. Suatu hari, ia menerima surat dari Spanyol yang akan mengubah nasibnya secara drastis. Isi surat itu sebenarnya hanya sebuah kupon biasa yang disebut IRC (International Reply Coupon). Kupon itu bisa ditukar dengan sejumlah perangko di negara lain. Saat itulah terlintas dalam benaknya, ada suatu peluang bisnis besar hadir di depan matanya. Ponzi sadar, ia akan

Ponzi hanya sempat menjalankan skema bisnisnya selama dua tahun lebih, sebelum wartawan Boston Post mencium keanehan investasi Ponzi. Ketika polisi mulai melakukan penyelidikan, para investor serentak berusaha menarik dananya. Dan … bum!

mendapatkan keuntungan besar bila membeli IRC di suatu negara, kemudian menukarkannya dengan perangko mahal di negara lain. Tak menunggu lama, dicarinya agen- agen IRC di berbagai negara, untuk segera mengirimkan sejumlah kupon tersebut ke alamatnya di Amerika. Benar saja, masyarakat menyukai kupon IRC dari berbagai negara dan mereka berani menukarnya dengan perangkoperangko mahal. Dikabarkan, keuntungan Ponzi setelah menjual perangko hasil penukaran dengan kupon IRC bisa mencapai empat ratus persen dari modal awalnya.

Tak puas dengan keuntungan yang diperolehnya, Ponzi mulai mengajak para investor untuk menanamkan uang dalam bisnis yang dijalankannya. Para investor dijanjikan keuntungan 50% bila menyimpan dana 45 hari dan 100% untuk 90 hari. Sejumlah orang tertarik menyetor dana karena terpikat oleh keuntungan yang begitu besar. Namun, dengan berjalannya waktu, keuntungan bisnis IRC yang dijalankan Ponzi mulai menurun. Alih-alih menurunkan tingkat keuntungan bagi investor, Ponzi malah lebih gencar mencari investor baru dengan menjanjikan keuntungan yang sama. Nah! Inilah momen pertama kalinya dalam sejarah, bagaimana “skema Ponzi” diperkenalkan. Ponzi membayar keuntungan investor bukan dengan keuntungan bisnis, melainkan dengan uang dari investor baru. Tentu, sebagian uang investor juga digunakan untuk memperkaya dirinya. Dibelinya sebuah mansion di Lexington, dilengkapi dengan pengatur udara dan kolam renang air panas; sesuatu yang langka di masa itu. Perilaku flexing (pamer) itu terus ditiru oleh para penerusnya sampai sekarang.

15

meledaklah bom waktu yang tersimpan lama. Uang investor sudah lenyap bersama Charles Ponzi yang juga berusaha menghilang. Polisi kemudian berhasil menangkapnya. Ia dikenakan 86 tuduhan dengan kerugian investor mencapai tujuh juta dolar (jumlah yang besar pada masa itu). Alhasil, ia kembali menghabiskan waktu di penjara selama empat belas tahun. Rose, istrinya, menceraikannya dan Ponzi meninggal tanpa uang sepeser pun di Rio de Janeiro, Brazil, pada tahun 1949 pada usia 57 tahun. Ia tak meninggalkan warisan apa pun, kecuali namanya yang langgeng diabadikan sebagai “skema Ponzi” (Ponzi scheme) untuk merujuk kepada penipuan investasi (investasi bodong) yang marak sampai hari ini.

Bernie Madoff, Kasus Investasi Bodong Terbesar Bernard Laurence Madoff adalah pengikut Ponzi yang paling ‘sukses’. Berbeda dengan Charles Ponzi yang memiliki latar belakang kehidupan penuh catatan kriminal, Bernie Madoff adalah seorang terpelajar yang sangat terhormat. Lahir dari keluarga Yahudi kaya, Madoff memulai debutnya di dunia sekuritas pada usia sangat muda. Di usia 22 tahun ia mendirikan Bernard L. Madoff Investment Securities LLC pada tahun 1960. Perusahaan pialang yang didirikannya itu maju pesat, sehingga ia menjadi salah satu tokoh besar di dunia pasar modal Amerika, bahkan sempat menjadi chairman Nasdaq (salah satu bursa efek terbesar di Amerika Serikat).

Nafiri July 2022 | 16

17

Berkantor di salah satu gedung pencakar langit di Wall Street, New York, Madoff bersama adik dan kedua putranya terus membangun reputasi sebagai perusahaan investasi sekuritas yang sangat berkembang. Puluhan ribu investor dari berbagai kalangan: aktor, selebritas, pengusaha, eksekutif, sampai badan pengelola dana pensiun dan badan amal; menyimpan dana yang besar ke perusahaan Madoff. Hebatnya, Madoff tetap bisa memberikan imbal hasil investasi yang besar dan konsisten hampir sepanjang tahun, tak peduli beragam krisis menghantam Amerika Serikat, misalnya saat terjadi peristiwa 11 September 2001.

Namun, seperti adagium: “Tak ada pesta yang tak usai”, akhirnya resesi besar di tahun 2008 mengakhiri ‘pesta’ Madoff dan menghancurkan seluruh impian dan harapan para investor. Semuanya berawal kala banyak investor menarik dana karena kebutuhan mendesak akibat diterpa hantaman krisis moneter yang terjadi saat itu. Pada awal Desember 2008, Madoff harus menyediakan dana tujuh miliar dolar yang hendak ditarik nasabahnya. Betapa kagetnya Madoff saat ia mendapati saldo yang ada di rekening Chase Bank—tempat ia menyimpan uang setoran sekaligus penarikan—hanya tersisa 234 juta dolar. Solusi meminjam dari bank juga tertutup dalam kondisi krisis seperti ini. Di tengah kepanikan dan putus asa, akhirnya ia menemui kedua putranya— Mark dan Andrew—yang selama ini tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada bisnis ayahnya. Dengan suara bergetar diakuinya di depan anak-anaknya, bahwa perusahaan investasi Madoff sebenarnya hanyalah sebuah kebohongan besar dan pada dasarnya hanya sebuah skema Ponzi raksasa. Bukan hanya Mark dan Andrew yang terhenyak mendengar penjelasan ayahnya, seluruh dunia pun hampir tak percaya saat menyaksikan Madoff digiring ke dalam tahanan federal karena penipuan investasi yang

Bagaimana dengan investasi bodong di tanah air? Sejarah panjang kisah penipuan yang melibatkan beragam jenis produk pernah menghampiri negeri kita. Ada agribisnis, investasi emas, arisan umroh (travel), forex dan stock trading, sampai yang terbaru mata uang crypto. Istilah-istilah baru dan sistem yang canggih, brand produk dan perusahaan yang mentereng, dan terutama penawaran keuntungan yang besar dan konsisten sepanjang waktu telah membuat banyak orang terbuai.

Beragam Kasus di Indonesia

dilakukannya selama puluhan tahun!

Sebenarnya, polanya selalu sama. Investor dipikat oleh tingkat bunga atau keuntungan yang besar, yang walau tidak rasional, dapat diterima akal karena dijelaskan dengan pemaparan yang tampak logis. Contohnya, fluktuasi naik turun forex (kurs mata uang/valuta asing) dan crypto memang bisa puluhan persen setiap hari, artinya seorang expert bisa mendapatkan keuntungan sebesar itu pula. Lebih canggih lagi, bila robot dengan intelegensi

Nafiri July 2022 | 18

Mark Madoff tak kuasa menahan malu dan penyesalan mendalam, ia bunuh diri tepat dua tahun setelah kasus ayahnya meledak. Andrew Madoff menyusul sang kakak, meninggal lantaran kanker limfoma pada tahun 2014. Bernie Madoff sendiri dijatuhi hukuman penjara 150 tahun. Ia hanya menjalaninya sampai 4 April 2021, saat meninggal dunia pada usia 84 tahun di dalam penjara karena penyakit ginjal yang sudah lama dideritanya. Inilah akhir tragis kisah penipuan investasi terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah, melibatkan dana sekitar 64 miliar dolar (hampir seribu triliun rupiah!). Berbagai buku dan film dokumentar diproduksi untuk mengenang skema Ponzi raksasa yang pernah terjadi di negara adikuasa ini.

19

Ketika investor mulai menerima keuntungan yang besar dan konsisten setiap bulan, mereka semakin terbuai dan terus menambah investasinya. Di sisi lain, pengelola bisnis tetap membayar investor dengan konsisten, tanpa peduli bisnisnya untung atau rugi, atau malah tidak ada bisnis sama sekali. Yang penting, aliran dana investor lama dan baru terus mengalir deras. Ada pepatah lama abad pertengahan untuk menggambarkan hal ini: “To rob Peter to pay Paul”, atau “To unclothe Peter to clothe Paul”. Artinya sama saja dengan versi kita: “Gali lubang tutup lubang”. Ketika peningkatan jumlah investor mulai stagnan, variasi baru skema Ponzi mulai dijalankan. Para member didorong untuk mencari anggota baru melalui sistem jaringan dengan skema komisi berjenjang yang rumit. Mereka kerap disebut afiliator atau leader. Sistem ini kemudian dikenal sebagai skema piramida. Kasus yang terjadi belakangan banyak menggunakan sistem piramida dan melibatkan robot untuk melakukan automated trading, yang akhirnya runtuh berkeping-keping seperti tumpukan kartu manakala BAPPEPTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) menghentikan bisnis robot trading karena tak berizin. Investor yang beramai-ramai hendak menarik dana investasinya hanya bisa gigit jari karena ratusan miliar bahkan triliunan rupiah dana investor sudah lenyap—menguap akibat skema bisnis klasik peninggalan Tuan Ponzi.

supernya dilibatkan dalam proses jual atau beli tersebut. Namun, orang sering lupa akan pepatah bijak: “high risk high return”. Sederhananya, bila Anda bisa untung sepuluh persen dalam satu hari, artinya Anda bisa rugi sebesar itu pula dalam hari lain. Tidak ada trader yang selalu untung sepanjang waktu.

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud memojokkan sistem bisnis jaringan (MLM/Multi Level Marketing) atau trading saham/ forex/komoditas/crypto dengan robot. Sistem MLM diperlukan untuk memasarkan produk yang membutuhkan penjelasan rinci. Teknologi robot trading juga legal dipakai bila sudah teruji oleh pihak berwenang. Sistem dan teknologi hanya ‘kulit luar’, ibarat casing telepon genggam kita. Yang paling penting adalah meneliti inti yang ada di dalam. Sebagai panduan sederhana adalah kita wajib memahami bisnis dan imbal hasil yang ditawarkan, apakah cukup rasional? Sebelum berinvestasi, kita perlu menyimak pandangan para ahli di bidangnya. Banyak dari mereka memberikan saran dan pandangan yang sangat bermanfaat lewat beragam platform media sosial maupun media tradisional (koran dan TV). Pada akhirnya, sikap mental kita memandang uang tentu mencerminkan sikap rohani kita Janganlahjuga.nafsu menumpuk kekayaan dalam waktu singkat membutakan mata rohani kita. Gunakanlah talenta (dalam arti harafiah) yang kita terima dari Tuhan dengan penuh tanggung jawab.

Daftar Pustaka : 1. https://www.biography.com/crime-figure/charles-ponzi 2. https://www.investopedia.com/ask/answers/09/ponzi-vs-pyramid.asp 3. https://en.wikipedia.org/wiki/Bernie_Madoff 4. https://www.kompas.com/wiken/read/2022/03/26/074500181/jangan-sampaitertipu-ini-ciri-ciri-investasi-bodong-yang-perlu-diwaspadai?page=all 5. investasi-skema-ponzi-di-ri-yang-disebut-mirip-vtubehttps://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5355192/sejarah-panjangNafiri July 2022 | 20

Bijak dalam Berinvestasi

21

Bukan Sekadar soal Perempuan

Jaraknya melebihi dekat. Sejarak napas dengan hembusannya. Sejarak nadi dengan denyutannya.

/ Titus Jonathan /

“Aku bicara dengan nabi melalui penglihatan, melalui mimpi; tetapi dengan Musa aku bicara berhadap-hadapan. Hanya dia yang boleh memandang rupa-Ku,” kata Tuhan.

Nafiri July 2022 | 22

Tiada seorang pun manusia di dunia ini yang kedekatannya dengan Tuhan melebihi Musa.

Musa—yaitu Miryam dan Harun— ngegerundel tentang Musa yang memperistri perempuan Kush. Sebagian penafsir Alkitab mengatakan, perempuan Kush yang dimaksud ini adalah Zipora—anak seorang imam di Midian, bukan perempuan lain (Secara paras, orang Midian yang tinggal di padang pasir mirip dengan orang Kush). Tetapi penafsir yang lain mengatakan bahwa perempuan Kush ini bukan Zipora melainkan seorang perempuan dari tanah Afrika (sebuah wilayah antara Etiopia dan Sudan pada era modern sekarang).

Ia begitu intim dengan Tuhannya.

Tuhan sendiri yang menyatakan bahwa keintiman-Nya dengan Musa melebihi nabi-nabi mana pun.

Itu adalah deklarasi oleh Tuhan saat terjadi sebuah insiden di padang gurun—ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanahKakak-kakakMesir.

Mereka menganggap bukan cuma Musa yang sanggup menjadi pemimpin, tetapi mereka juga merasa bisa. Hal ini sebenarnya aneh, sebab gara-gara soal perempuan, mengapa yang disasar adalah jabatan Musa sebagai pemimpin? Sepertinya soal perempuan Kush itu hanyalah soal yang dicaricari. Entah mengapa, Miryam dan Harun mengingini jabatan itu dan ingin merebutnya dari tangan Musa. Padahal mereka mengerti posisi Musa sebagai seorang yang ditunjuk oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.

“Sungguhkah Tuhan berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” kata mereka. Berdua saja mereka bicara, seperti dua orang yang rasan-rasan (kasak-kusuk, membicarakan orang lain yang sedang tidak ada di situ).

23

Upaya kudeta ini dipertegas dengan penulisan perikop di kitab Bilangan 12, dimana insiden itu diberi judul “Pemberontakan Miryam dan Harun”.

“Musa adalah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari semua manusia yang di atas muka bumi.” (Bilangan 12: 3). Kalimat ini ditulis setelah kalimat gerundelan Miryam dan Harun itu.

Gerundelan Miryam dan Harun ini bukan sekadar obrolan ngalor ngidul dan apa yang mereka perbincangkan jauh daripada gerundelan soal perempuan. Mereka memandang rendah Musa sehubungan perempuan Kush itu. Kemudian muncullah niat yang kebablasan. Kudeta.

Tetapi angin gurun yang berhembus membawa kabar itu. Dan rasan-rasan kedua kakaknya yang menyakitkan itu sampai juga ke telinga Musa. Tetapi Musa memilih diam. Ia tidak mau berkonfrontasi. Mengapa? karena hatinya teramat lembut.

Tampaknya Musa adalah seorang yang melankolis—yang tidak tertarik untuk berkonfrontasi. Maka Musa tidak ingin

Barangkali Musa ingin berdoa kepada Tuhan, tetapi diurungkannya niatnya. Ia bukan tipe pengadu. Lagi pula mereka adalah kakak-kakaknya sendiri. Jadi ia berharap persoalan itu akan selesai sendiri dengan mendiamkannya. “Semoga Tuhan tidak mendengar …,” demikian mungkin pikir Musa yang lemah lembut.

Lengang. Tuhan hadir dengan wibawa-Nya yang tak terkatakan.

persoalan itu dibesar-besarkan. Ia kembali sibuk bekerja— menyelesaikan berbagai urusan bangsa Israel.

Tetapi Tuhan mendengar.

“Ada apa ini?” pikir mereka. Gemetar tubuh mereka. Tetapi gemetarnya Musa serasa berbeda dengan gemetarnya Miryam dan Harun. Gemetarnya Musa adalah karena respeknya kepada kebesaran Tuhan. Ia sudah biasa bertemu Tuhan, sedangkan gemetarnya Miryam dan Harun karena ketakutan setelah berbuat dosa.

“Keluarlah kamu bertiga ke kemah pertemuan!” perintah Tuhan kepada Miryam, Harun, dan Musa. Setelah ketiganya berkumpul, Tuhan turun dalam tiang awan.

Nafiri July 2022 | 24

Ingatkah kita cahaya wajah Tuhan yang penuh kemuliaan itu sampai ‘menular’ ke wajah Musa ketika selama empat puluh hari empat puluh malam Musa berdua-duaan dengan Tuhan di atas gunung Sinai? “Ketika Musa turun dari gunung Sinai— kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu—tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan Tuhan.” (Keluaran 34: 29)

Itulah keintiman yang tak terkatakan antara Musa dan Tuhan. Keintiman itu begitu spesial bagi-Nya. Tuhan sangat mengerti bahwa Musa berhati lembut. Musa tidak bakal berubah menjadi ofensif. Maka Tuhan memutuskan untuk turun-tangan

25

Dan benar. Setelah Tuhan berdiri di pintu kemah itu, Ia hanya memanggil Miryam dan Harun (saja) untuk maju ke depan.

Lalu berfirmanlah Tuhan, “Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa Tuhan.” (Bilangan 12: 6–8).

Derrrr!!! Firman Tuhan itu bagai gelegar petir yang menyengat hingga memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi, dan sumsum.Miryam dan Harun pucat pasi. Mungkin tubuh mereka ambruk ke tanah karena kaki mereka tiba-tiba lemas tak bertenaga.Ngeri sekali.

Musa lebih daripada nabi, kata Tuhan sendiri. Sedangkan dengan nabi saja Tuhan hanya berbicara lewat penglihatan dan mimpi. Tetapi dengan Musa berbeda. Tuhan berbicara langsung, berhadap-hadapan, face to face. Tuhan memperkenankan Musa memandang wajah Tuhan.

Jadi, mungkinkah Tuhan begitu murka jika masalahnya cuma soal perempuan, urusan perempuan Kush itu belaka?

melihat keadaan kakak perempuannya itu, maka melolonglah suara Harun penuh penyesalan.

“Ampunilah kebodohan kami, Tuan …,” Harun memohon belas kasihan kepada adiknya. Lututnya yang sudah tiada daya itu diseretnya mendekati kaki Musa.

“Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?” Tanya Tuhan kepada Miryam dan Harun. Kalimat Tuhan begitu tajam—menusuk amat dalam. Ada bobot kemarahan yang tertahan dalam kalimat itu. Ada murka yang meletup pada nada bicara-Nya. Tetapi sikap Tuhan begitu elegan.

Keintimannya dengan Tuhan menggapai tangan Tuhan seketika itu juga dan Tuhan mengulurkan tangan-Nya. Lalu Tuhan menjawab, “Suruhlah ayahnya meludahi mukanya, dan

Lalu Tuhan pergi. Tiang awan itu naik dari atas kemah, tetapi jejak wibawa Tuhan masih terasa di tanah. Dan tiba-tiba sekujur tubuh Miryam memutih, penuh denganKetikakusta.Harun

Betapa lembutnya hati Musa. Betapa sabar. Ia tidak membusungkan dada atas pembelaan Tuhan di depan mata seluruh bangsa Israel. Ia tidak jemawa. Ia tidak sakit hati kepada kakak-kakaknya. Kelembutan hatinya bagai tangan yang suci menadahkan doa kepada Tuhan, “Sembuhkanlah dia ya Allah ....”

Nafiri July 2022 | 26

Miryam dan Harun lunglai di depan kemah pertemuan itu, gemetar—seakan-akan napasnya berhenti menghembusi jiwanya dan darahnya berhenti mengaliri raganya. Seandainya mereka mengerti keintiman Musa dengan Tuhan yang sedemikian itu.

dan membelanya sedemikian rupa.

Walau bagaimanapun, rasa sayangnya kepada kakaknya itu tidak pudar, hingga detik itu, hingga rambut sama-sama sudah ubanan dan kulit sama-sama sudah keriput.

*** 27

Pikirannya menerawang tatkala dari jauh ia memandang kerudung Miryam yang melambai diterpa angin. Ia teringat cerita Yokhebed—ibunya—puluhan tahun yang lalu, tentang kakaknya yang menjaganya ketika ia masih bayi, terapung-apung di dalam peti pandan di sungai Nil, hingga putri Firaun yang tengah mandi mengangkatnya dari dalam air.

Betapa lembutnya hatinya.

biarkan dia dikucilkan dulu selama tujuh hari, baru setelah itu terimalah ia Seluruhkembali.”bangsaIsrael terpana.

Beberapa saat kemudian Harun membimbing Miryam menuju tempat karantina yang dikhususkan untuk orang-orang yang kena Musakusta.terdiam.

Ia memohon kepada Tuhan untuk tidak berangkat dari tempat itu sebelum tujuh hari masa karantina Miryam berakhir. Dan ia pun menunggu dengan sabar.

Nafiri July 2022 | 28

29

Kangen ketemu, kangen kumpul, kangen nongkrong dan ngobrol, kangen pelayanan bareng. Itulah kira-kira yang dirasakan oleh jemaat kita. Setelah pandemi COVID-19 selama dua tahun ini ‘memisahkan’ kita secara fisik, sekarang saatnya mempertemukan lagi jemaat di semua area setelah serangan Covid mereda dan grafik infected rate melandai.

Nafiri July 2022 | 30

yang Ditunggu-tungguSudah

Persekutuan onsite perdana ini dihadiri sekitar 63 orang jemaat Kaleb. Yang membuat sumringah Pak Roy adalah bergabungnya beberapa jemaat yang selama ini belum aktif di Kaleb yang rentang usianya sekitar enam puluh tahunan. Hal ini dipandangnya sangat baik untuk tujuan regenerasi kepengurusan dan pelayan mimbar Kaleb ke Rencanadepan.awal, reopening Persekutuan Kaleb onsite ini akan diselenggarakan pada Juli 2022, namun atas permintaan pengurus dan banyak anggota—melihat banyaknya jemaat usia Kaleb yang sudah menghadiri Kebaktian Umum Minggu—maka reopening dipercepat di bulan Mei ini. Konsep ibadah sejauh ini masih hibrid, yaitu: onsite dan online via Zoom Meeting.

Geliat Komisi Kaleb Membawa Sumringah Pembina

Pak Roy juga menyampaikan dengan optimis, “Kehadiran dalam Persekutuan Kaleb ini bisa lebih banyak sebenarnya karena masih banyak jemaat-jemaat Kaleb yang belum menerima informasi persekutuan onsite ini.” Dan terbukti, dalam persekutuan kedua yang diadakan pada Kamis, 9 Juni 2022, kehadiran jemaat Kaleb meningkat menjadi 69 orang. (Catatan: Persekutuan Kaleb diadakan tiap Kamis kedua dan keempat).

Dengan wajah sumringah GI. Royke Jenly Ngajow—atau yang biasa dipanggil Pak Roy—menceritakan respons kehadiran jemaat Kaleb dalam persekutuan perdana sejak kembali dibukanya Persekutuan Kaleb secara onsite pada Kamis, 12 Mei 2022.

Bersyukur, anggota keluarga khususnya anak-anak sangat mendorong orang tuanya yang sudah berusia lanjut ini untuk hadir.

31

Maju terus Komisi Kaleb! Semoga semakin menjadi berkat bagi banyak orang tua.

Nafiri July 2022 | 32

Di akhir percakapan, Pak Roy menghimbau bagi jemaat usia Kaleb untuk bergabung dan juga anak-anak tidak ragu mendukung orang tua mereka untuk mengikuti Persekutuan Kaleb ini— mengingat gereja juga selalu menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi ini.

Hal ini yang menjadi tantangan bagi Sirem, dimana masih banyak anak remaja kelas sebelas hingga dua belas yang sudah tidak mau hadir secara onsite lagi dengan alasan malu karena sudah ‘merasa’ senior di Sirem.

Komisi Remaja dan Tantangan

Reopening Komisi Remaja atau yang biasa disebut dengan singkatan Sirem diadakan pada 10 April 2022 Pukul 10.00 WIB. Reopening ini sungguh mengejutkan pembina dan pengurus. Dari 60 kursi yang disiapkan yang hadir hampir mencapai 80 anakanak remaja, sehingga sampai harus menambah kursi di ruang ibadah Sirem, Graha Lantai Satu. Setelah berjalan beberapa minggu, kehadiran anak-anak remaja konstan sekitar 65 anak per minggunya.

33

GI. Wendy selaku pembina remaja bersama dengan GI. Eliyani menyatakan bahwa kehadiran di Ibadah Sirem banyak didominasi anak-anak kelas tujuh hingga sepuluh (sekitar usia 12–15 tahun).

Tantangan utama yang dirasakan oleh GI. Wendy di Sirem adalah masa pandemi ini membuat mereka satu sama lain jadi tidak lagi saling kenal. Itulah sebabnya, Sirem mempertahankan persekutuan One Hour Fellowship via Zoom Meeting tiap Jumat pukul 19.00 WIB. Persekutuan ini digagas di masa awal pandemi dan masih akan tetap dipertahankan sebagai wadah yang mempererat relasi antarremaja agar satu sama lain tetap terhubung dan setidaknya masih saling mengenal, serta dapat menjalin keakraban. Selain itu, rencana perkunjungan Sirem akan segera dilaksanakan, mengaktifkan kembali kegiatan olah raga, jalan-jalan bareng, juga diadakan Camp Sirem di 8–9 Juli 2022 dengan menginap di gedung gereja—sebagai upaya mempersatukan kembali anak-anak Sirem.

Mempersatukan Kembali Anak-Anak Remaja

Koordinasi dan kerja sama yang baik antara pembina dan pengurus juga menjadi faktor penting dalam melayani bersama di Sirem. Untuk itu antarpembina pun dilakukan pembagian fokus tugas: GI. Eliyani fokus di ibadah dan persekutuan, sedangkan GI. Wendy lebih fokus pada pembinaan dan pelayanan-pelayanan

Nafiri July 2022 | 34

awam dari jemaat yang melayani kelompokkelompok CPR (Care, Pray, and Read the Bible) yang diadakan tiap Minggu ketiga. Tujuan CPR Ini adalah agar lewat relasi anak-anak remaja dapat bertumbuh secara rohani satu dengan yang lain dan sekaligus belajar melayani dan bermisi, dengan proyek-proyek ketaatan yang dibuat setiap pertemuan kelompok.

belaseksternal.fasilitator

Maju terus Sirem! Kiranya makin jadi berkat bagi generasi muda gereja!

Sebagian besar anak-anak sekolah minggu menyambut reopening ini dengan antusias. Tidak ada tantangan berarti di minggu-minggu awal reopening sekolah minggu. Sepertinya anakanak sudah terbiasa dengan protokol ketat di sekolah, sehingga semua dapat mengikuti rangkaian ibadah dengan baik. Hal ini membuat para laoshi bersukacita. Ini merupakan kerinduan para

Reopening ibadah anak sekolah minggu yang dimulai pada tanggal 15 Mei 2022, mengalami banyak tantangan dalam persiapannya. Pro dan kontra—baik dari pihak orang tua dan jemaat umum—membuat para pengurus sekolah minggu mempersiapkan ibadah reopening dengan seteliti mungkin. Para orang tua harus mendaftarkan anaknya terlebih dahulu dan mengisi form kesediaan untuk mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Sekolah minggu, hingga artikel ini ditulis, masih dibuka terbatas untuk anak kelas 3 sampai 6 SD. Tentu saja keputusan ini diambil demi kebaikan dan keamanan anak-anak.

35

Komisi Sekolah Minggu:

“Let the Children Come”

laoshi yang mendoakan terus-menerus selama lebih dari dua tahun. Rencana ke depan tentu saja membuka sekolah minggu seperti masa sebelum pandemi: mulai dari balita hingga kelas enam. Namun beberapa kendala yang terus didoakan adalah kekurangan tenaga laoshi dan asisten. Beberapa laoshi masih belum bisa mengajar setiap minggu. Laoshi Darmawan—sebagai Ketua Komisi Sekolah Minggu—mengajak para jemaat (termasuk anda yang sekarang membaca artikel Nafiri ini) untuk mendoakan dan bersedia menjadi pelayan anak di GKY BSD.

Nafiri July 2022 | 36

Kurva kasus baru COVID-19 yang agak menggeliat dengan adanya varian baru Omicron juga menjadi perhatian para laoshi. Ada kemungkinan pembukaan sekolah minggu secara penuh baru akan dimulai bulan Agustus—ketika kurva kasus kembali menurun. Mungkin pula kegiatan sekolah minggu kembali menjadi online penuh ketika kurva naik tajam. Semua itu adalah kemungkinankemugkinan yang terus diperhatikan pengurus sekolah minggu.

Melalui Laoshi Darmawan, pengurus meminta agar kita semua mendukung ibadah onsite sekolah minggu. Anakanak pasti lebih dapat menikmati panggilan Tuhan dalam beribadah dengan datang secara fisik dan berinteraksi langsung dengan temanteman dan para laoshi.

37

Sangat menggembirakan sekaligus membanggakan, ketika melihat para barista yang muda maupun yang senior sama-sama semangat dalam melayani di Smyrna Café setelah kafe ini sempat ‘di-lockdown’ selama dua tahun pandemi. Selain itu respons jemaat yang antusias mengunjungi Smyrna sampai rela antri dan sabar menunggu untuk dilayani menjadi penyemangat tim Smyrna untuk terus konsisten memberikan pelayanan terbaik.

SMYRNA

Peserta Training Nafiri July 2022 | 38

Berharap agar Smyrna selalu memiliki daya tarik dan menjadi meeting point jemaat sehabis jam-jam ibadah agar kebersamaan dan relasi antarjemaat semakin hangat, sehangat kapucino dan aneka macam latte di Smyrna.

Personel

Training Barista Baru

Bulan demi bulan, semakin banyak generasi muda yang mendaftar untuk pelayanan sebagai Barista di Smyrna. Hal ini semakin menambah semangat tim Smyrna untuk terus berkarya dan melayani bagi kemuliaan Tuhan.

Baristas

Youth ChurchMetaverseand

39

Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun terjadi demikian pesat, terutama di dalam hal membantu pekerjaan manusia menjadi lebih efektif dan efisien. Perkembangan teknologi ini bahkan terkesan semakin pesat lagi dengan adanya pandemi COVID-19 yang mengguncang dunia dalam berbagai aspek, termasuk di dalam gereja sendiri.

/ Wendy /

Nafiri July 2022 | 40

41

Gereja seakan-akan disadarkan akan pentingnya memanfaatkan teknologi demi memfasilitasi jemaat untuk beribadah, bersekutu, berdoa, dan lain sebagainya. Beberapa gereja mulai membentuk pelayanan digital, mengadakan ibadah live streaming maupun hibrida (hybrid), bahkan berpindah menjadi gereja yang sepenuhnya daring (dalam jaringan) atau online tanpa onsite meskipun sebenarnya gereja daring penuh (full online) sebenarnya juga sudah ada sebelum kemunculan COVID-19.Tidakberhenti sampai di sana, perkembangan yang paling hangat dan banyak dibahas belakangan ini adalah gereja-gereja yang mulai mempertimbangkan (atau sudah) untuk … seputar metaverse dapat dibaca dalam artikel “Cerita Sedikit tentang Metaverse” dalam terbitan Nafiri edisi April 2022). Di antara beberapa hal yang ditawarkan oleh metaverse, salah satu hal

Nafiri July 2022 | 42

yang digadang-gadang dapat menggantikan gereja secara fisik adalah gereja daring atau beribadah secara metaverse (full maupunTentunyahibrida).kemunculan metaverse pertimbangandan gereja untuk membuka ibadah di sana juga menimbulkan pro dan kontra. Dan tantangan terbesar bagi gereja justru datang dari kalangan anak muda, yang adalah generasi digital native. Kenyamanan dan kemudahan teknologi menjadikan metaverse atau gereja daring masih menjadi pilihan utama bagi sebagian dari mereka. Karena metaverse adalah salah satu wadah dimana gereja dapat mengadakan ibadah secara daring, maka dari itu pada artikel ini kita hanya akan melihat secara singkat tinjauan gereja daring secara umum (full maupun hibrida) dari sisi doktrin gereja dan bagaimana sebaiknya kita sebagai gereja menyikapi gerejaGerejadaring.daring berfokus pada komunitas umat Tuhan yang bersekutu dan menyembah Tuhan bersamasama secara daring, pada kualitas persekutuan dan penyembahan umat Tuhan,

dan pada pengalaman beribadah yang sama. Fokus-fokus ini menjadikan gereja daring tidak dapat diartikan hanya sebagai sebuah aktivitas daring yang dilakukan oleh gereja. Gereja daring justru dapat menjadi sarana atau alat bagi umat Tuhan untuk berkumpul dan beribadah tanpa dibatasi jarak dan waktu. Ditambah dengan definisi gereja sebagai komunitas orang-orang yang telah ditebus melalui kematian Kristus—bukan mengenai sebuah gedung atau tempat tertentu, melainkan mengenai umat Tuhan itu sendiri—maka secara definisi, gereja daring juga adalah gereja karena merupakan kumpulan umat Tuhan yang berkumpul dan menyembah secara daring.

43

Gereja yang Utuh

Nafiri July 2022 | 44

Jika ditinjau dari aspek naturnya; gereja daring dapat dikategorikan memenuhi esensi dari gereja jika gereja daring memiliki natur visible dan invisible, lokal dan universal, dan juga metafora gereja. Dikatakan visible karena gereja daring

Akan tetapi, untuk mengategorikan sebuah gereja adalah gereja yang utuh, sebuah gereja tidak dapat ditinjau hanya dari aspek definisinya saja. Sebuah gereja yang utuh perlu ditinjau setidaknya dari beberapa aspek, di antaranya adalah natur, tanda, dan fungsi gereja.

memiliki gedung (virtual), jemaat (avatar) dan pengakuan iman yang jelas. Invisible karena jemaatnya merupakan gereja atau umat Tuhan secara keseluruhan di muka bumi yang tidak tampak oleh manusia tapi Tuhan mengetahui siapa umat-Nya. Dikatakan lokal karena gereja ada dalam lingkungan geografis tertentu seperti pada sebuah negara, kota, atau tempat tertentu (virtual). Universal karena orang-orang yang mengikuti ibadah pada gereja daring juga adalah mereka yang mengakui iman mereka kepada Kristus. Selain itu, gereja daring juga perlu mengusahakan metafora atau penggambaran relasi antara gereja dengan Tuhan, seperti metafora antara gereja sebagai mempelai perempuan dengan Yesus sebagai mempelai lakilaki; dan metafora tubuh Kristus dengan Kristus sebagai Kepala. Kedua metafora ini menunjukkan bahwa mereka memiliki perhatian terhadap bagaimana mereka membangun relasi dengan orang-orang yang bergabung dan bagaimana orangorang tersebut dapat memiliki relasi yang baik

45

Nafiri July 2022 | 46

Jika ditinjau dari aspek tanda sebuah gereja, gereja daring pun dapat dikategorikan memenuhi esensi dari gereja jika: (1) di dalamnya terdapat pengajaran dan pemberitaan firman Allah yang benar; (2) memiliki dua sakramen utama yaitu baptisan dan perjamuan kudus yang mengingatkan jemaat bagaimana Tuhan telah memberikan keselamatan kepadanya; (3) dan memiliki disiplin gereja yang jelas (struktur ‘pemerintahan’ pemimpin gereja dan keanggotaan jemaat). Disiplin pada gereja diperlukan untuk menjaga kemurnian doktrin dan kesucian gereja. Gereja yang tidak memedulikan disiplin gereja perlahan-lahan dapat mengalami penyimpangan dalam ajarannya.

Jika ditinjau dari aspek fungsi gereja, gereja memiliki beberapa fungsi yang harus dilakukan untuk menandakan apakah gereja tersebut melakukan setiap aktivitasnya berdasarkan fungsinya atau tidak, antara lain: ibadah, mengajarkan firman Tuhan, melakukan persekutuan, pelayanan, dan penginjilan.

dengan Tuhan dan sesama di dalam gereja daring.

Tidak Memenuhi

Dari ketiga aspek ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sekalipun gereja daring penuh secara esensi adalah sebuah gereja, tetapi gereja daring penuh bukanlah sebuah gereja yang utuh, dengan alasan tidak memenuhi beberapa hal berikut: (1) tidak dapat melakukan sakramen baptisan dan perjamuan kudus. Menurut Wayne Grudem, walaupun gereja tersebut melakukan pemberitaan firman Tuhan, tetapi jika tidak melakukan baptisan dan perjamuan kudus, maka gereja tersebut tidak dapat dikatakan berfungsi sebagai gereja

sebuah jawaban bagi gereja untuk dapat mengatasi gelombang perkembangan era digital yang ada, dengan catatan tidak menjadikan ibadah daring sebagai satusatunya ibadah. Gereja daring memiliki potensi yang sangat besar dalam melayani dan menjangkau orang pada era digital saat ini. Gereja daring dapat menjadi hibrida dengan melakukan pelayanan, ibadah, dan persekutuan mereka secara daring juga. Menjadi gereja yang hibrida sama sekali tidak menghilangkan esensi sebagai gereja yang utuh dan tidak menyalahi doktrin gereja. Menjadi hibrida justru adalah langkah yang perlu dilakukan gereja untuk melayani di era digital sekarang. Menjadi hibrida menjadikan gereja melayani sesuai dengan konteks

47

sebagaimana mestinya; (2) tidak dapat melakukan disiplin gereja apabila ada hal yang tidak benar di dalam gereja karena tidak memiliki struktur ‘pemerintahan’ yang jelas; (3) tidak dapat melaksanakan fungsi gereja dengan penuh karena tidak adanya pertemuan tatap muka atau fisik sehingga kita pun tidak dapat mengerjakan panggilan kita sebagai gereja dan tubuh Kristus secaraOlehutuh.karena

itu, untuk gereja, menurut saya gereja daring akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk menjadi perpanjangan tangan dari gereja. Gereja tidak dapat menolak perkembangan teknologi dan pengaruhnya, sehingga gereja perlu memikirkan cara untuk beradaptasi atau menggunakan teknologi yang ada untuk pelayanan gereja. Gereja dapat memanfaatkan hibrida atau bahkan metaverse untuk memperluas jangkauan pelayanan. Kemudian gereja dapat mengarahkan orang-orang tersebut kepada pertemuan atau ibadah secara langsung di daerah merekaHibridaberada.merupakan

Maka dari itu, jika kita bukanlah orang-orang dalam kategori memiliki kebutuhan khusus, jika kita tidak terbatas secara fisik maupun mental untuk hadir ke gereja onsite, jika kita tidak berada di sebuah tempat terpencil yang sama sekali tidak ada gedung gereja atau pertemuan ibadah, kita tetap perlu untuk hadir secara tatap muka ke gereja untuk bersekutu, beribadah, dan melayani bersama dengan saudara seiman kita sebagai tubuh Kristus.

Hibrida merupakan sebuah jawaban bagi gereja untuk dapat mengatasi gelombang perkembangan era digital yang ada, dengan catatan tidak menjadikan ibadah daring satu-satunyasebagaiibadah.

Akhir kata, saya ingin mengutip satu bagian Alkitab yang dapat mengingatkan kita pada pentingnya sebuah pertemuan ibadah yang real: Ibrani 10: 25, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

zaman. Menjadi hibrida menolong gereja memiliki kesempatan penjangkauan dengan skala yang besar dan luas tanpa terbatas oleh tempat dan waktu. Menjadi hibrida juga memberi peluang bagi gereja untuk melayani orang-orang yang memiliki terbataskhusus,kebutuhan secara fisik datanguntukmental,maupun beribadah secara fisik.

Tuhan memberkati•

Nafiri July 2022 | 48

恢復家庭 家庭是上帝造的。 創世紀裏記載上帝照著祂的形象造 男造女,後來上帝祝福他們為夫妻並叫他們生養眾多 ,變慢地面,而治理這地。太遺憾的是在伊甸裏夏娃 和亞當被蛇引誘使他們違抗上帝“不可吃分別善惡樹 上的果子” 的命令而得罪了上帝。結果人與上帝的關 係立刻斷絕了,人與人的關係也破碎了。罪破壞了家 庭生活, 導致代代相傳夫妻,父母與孩子,兄弟姐妹 之間各種各樣複雜的問題。 家庭需要被恢復以便能完成上帝所預備的計劃和目標, 就是成爲敬拜和榮耀上帝的家庭。 既然恢復家庭只有 49

/ Ev. Aysha Sukirdjadjaja / 家庭是上帝造的。 創世紀裏記載上帝照著祂的形象造 男造女,後來上帝祝福他們為夫妻並叫他們生養眾多 ,變慢地面,而治理這地。太遺憾的是在伊甸裏夏娃 和亞當被蛇引誘使他們違抗上帝“不可吃分別善惡樹 上的果子” 的命令而得罪了上帝。結果人與上帝的關 係立刻斷絕了,人與人的關係也破碎了。罪破壞了家 庭生活, 導致代代相傳夫妻,父母與孩子,兄弟姐妹 之間各種各樣複雜的問題。 家庭需要被恢復以便能完成上帝所預備的計劃和目標, 就是成爲敬拜和榮耀上帝的家庭。 既然恢復家庭只有 上帝能成就的,家庭首先必須與上帝和好。 每個家庭 成員需要信靠和接受耶穌爲個人的救主而被拯救,同時 家庭生活被救贖了。 與上帝和好以後,人與人的關係 也將好。感謝主! 上帝恢復家庭包含至少兩個方面: A) 恢復家庭裏的身份。 上帝的旨意是男為首領,女為 幫助者, 因此夫妻倆該清楚地明白並互相尊重個人的身份。夫妻 當然可以商量,但是就是首領有權利説了算。有孩子以後,也要 把這件事給孩子説明使孩子也知道怎麽尊重父母的身份。 B)恢復家庭裏的角色。首領和幫助者擁有不同的角色, 因 此夫妻倆該懂得和努力做到個人的角色,但是也要互相配合, 互 相依存,而且互相掣肘。這樣家庭一定會得到很大的祝福和幸福 。 愿上帝不斷地恢復我們的家庭使我們的家庭能表現好的 見證,順便給很多人帶來從天上的祝福, 愿上帝的名 聲越來越顯赫。阿門。 陳淑顔傳導 /  Ev.  Aysha  Sukirdjadjaja Nafiri July 2022 | 50

Tuhan Mendaur Ulang Hidup Kami Rusakyang

William dan Eliz:

51

William Pojan (William) dan Elizabeth Wahyuni (Eliz) pernah memiliki mimpi yang indah.

Ketika mereka memutuskan untuk menikah di usia 23 tahun, keduanya berharap pernikahan pasangan seiman— lebih-lebih sama-sama sebagai aktivis gereja—akan berjalan mulus.Di depan altar gereja mereka diberkati, tetapi belum juga ‘hari bahagia’ itu usai, di dalam mobil pengantin pasangan ini sudah bertengkar seru—mengawali sebuah prahara di harihari panjangMerekasetelahnya.seolahtidak siap melihat jalan terjal di depan. Menikah dengan bekal cinta dan mimpi (saja) rupanya tidaklah cukup.

/ Titus Jonathan /

“Ternyata kami sangat berbeda. Background keluarga, budaya, dan kebiasaan; sangat berbeda,” kata William mengawali ceritanya.

MASA MUDA YANG BERANDALAN

Lahir di Medan pada tahun 1971 sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara, William tumbuh menjadi anak yang nakal sejak kecil. Papanya adalah seorang Buddhis yang fanatik, sedangkan mamanya adalah seorang ‘Kristen KTP’

Nafiri July 2022 | 52

yang tidak berdaya mengatasi kenakalannya.

53

“Sejak kelas tiga sampai empat SD pergaulan saya sudah rusak. Di Medan yang namanya berjudi itu sudah biasa sekali, bahkan di kelas satu SMP saya sudah mengenal dugem, keluar masuk nightclub, diskotik, terlibat geng motor, dan sudah ‘mengenal’ perempuan,” kata William. Papa William yang seorang tokoh Buddhis itu membuka toko yang berjualan semua perlengkapan sembahyang. Ia mendidik William dengan keras. Toh, William tetap berandalan. Suatu ketika, karena ia makin dalam terjerumus perjudian, ia menguras uang orang tuanya termasuk uang dagangan bahkan uang sekolah. Papanya marah sekali. Dan puncaknya, dalam suatu kebut-kebutan geng motor, adiknya yang ikut aksi ugal-ugalan itu mengalami kecelakaan hingga kakinya patah. Kemarahan papanya memuncak dan menganggap William sudah melampaui batas. Ia ‘dibuang’ ke

Tak bosan dan tak lelah, a’i itu terus membicarakan Kristus setiap kali bertemu dengan William.

“Yesus Kristus mati untuk orang berdosa. Kamu orang berdosa atau bukan?” Tak disangkanya tiba-tiba a’i itu bertanya demikian. Dalam hatinya William mengakui bahwa ia memang orang berdosa yang betul-betul sudah rusak.

DIBIMBING OLEH “A’I” YANG SABAR

Jakarta, dititipkan kepada seorang teman baik dari mamanya. Teman mamanya itu (William memanggilnya “A’i”), menyekolahkan William di sekolah SKJN (Sekolah Kristen Jakarta Nasional) di daerah Hayam Wuruk, agar dekat dengan rumahnya di daerah Kota. Tetapi di situ justru William bagaikan ikan yang menemukan kolamnya. Ia menemukan dunia yang jauh lebih gemerlap dibandingkan di Medan. Ia menjadi makin rusak di lingkungan itu. “Saya dan teman-teman punya tempat favorit untuk nongkrong, di Diskotek Stardust,” cerita William.

Pertanyaan a’i itu begitu menggelisahkannya. Dan sementara pertanyaan itu sedang berputar di pikirannya, William melihat bagaimana di rumah itu a’i sering mengadakan persekutuan doa yang anggotanya adalah orang-orang

Amat jarang ada seorang yang tidak memiliki hubungan keluarga memiliki hati sebaik teman mamanya itu. Rumahnya begitu welcome untuk William. Wanita yang sudah berumur itu tetap sabar melihat kelakuan William. Hampir tiap malam ketika William pulang dari keluyuran, a’i menyapanya, lalu bercerita tentang Kristus.

Nafiri July 2022 | 54

Tetapi tidak mudah memang. Cerita a’i itu cuma mampir ke telinganya sebentar untuk kemudian terbang lagi. “Saya selalu menjawab, ‘Yahh … itu kan pemahaman A’i saja.’ Dalam hati saya tetap berpikir bahwa saya sudah punya ajaran Buddha yang saya pegang,” kata William.

Tetapi kegelisahannya itu tidak menyurutkan William untuk tetap melakoni kehidupan malamnya dengan berjudi dan bersenang-senang, hingga suatu ketika ia terkena penyakit. Karena penyakit itu, ia ingat kata-kata a’i bahwa Kristus tetap mengasihi apa pun keadaan kita.

William masuk kamar, dan berseru, “Yesus, jika Engkau memang ada seperti yang diceritakan oleh a’i, tolong sembuhkan saya tanpa obat dan tanpa campur tangan dokter. Jika saya sembuh secara demikian, saya akan percaya kepadaMu.”

Ajaib. William sembuh, tanpa obat tanpa dokter. Tetapi setelah kelegaan itu, janji tinggal janji. Ia jatuh lagi dalam dunia malam. “Saya pikir kesembuhan saya itu hanya kebetulan saja atau dewa saya yang lamalah yang sudah menyembuhkan saya,” kata KarenaWilliam.iamasih melanjutkan kehidupannya dalam dosa, penyakit itu menghinggapinya lagi.

Untuk kedua kalinya William berseru kepada Tuhan, memohon diberi kesempatan sekali lagi. Dan Tuhan menjawabnya lagi dengan kesembuhan. “Saya menyerah dan tidak berani main-main lagi. Ia benar-benar ada,” katanya.

Tuhan selalu punya cara, lewat siapa saja.

tua yang lemah: ada yang setengah tuli, ada yang kurang penglihatan, dan macam-macam kelemahan lainnya.

William dilayani di Gereja Kristus Ketapang. Sejak saat itu; urusan rokok, judi, dan perempuan; secara drastis berhenti. “Ini ajaib sekali. Biasanya soal rokok, judi, dan perempuan itu sembuhnya bertahap, makan waktu lama, tetapi saya

55

“Saya terus terang heran, ini ada kumpulan orang-orang seperti ini, yang usianya sudah begitu senja, yang kondisinya seolah tidak ada harapan, tetapi selalu berkumpul, berdoa dan memuji Allah. Mengapa?” tanya William tak mengerti.

Nafiri July 2022 | 56

Tak lama kemudian, papanya menyerahkan jimatjimatnya. Dilayani oleh seorang Pendeta dari Gereja Methodist di Medan, jimat-jimatnya dibakar. Tak disangka, tiba-tiba paman William yang seorang thangki (pendeta Buddha) datang dan marah besar seraya kesurupan. Rupanya jimat-jimat papanya yang dibakar itu ‘mengenai’ pamannya. Ia datang dengan tangan yang Williampengkor.bersyukur

PULANG KE MEDAN Setelah William bertobat, ia pulang ke Medan begitu mendapat kabar bahwa papanya sakit keras. Ia melihat penyakit papanya yang aneh. Papanya merasa badannya panas sekali sehingga sering berendam di bak mandi, jika malam suka tidur tanpa memakai baju di lantai, dan merasa haus yang amat sangat terus-menerus. William menceritakan pertobatannya, tetapi papanya tidak percaya, “Ah, tidak mungkinlah. Papa tahu kamu seperti apa,” jawab papanya. Tetapi papanya melihat perubahan William yang nyata setelah beberapa lama tinggal di rumah. Tak bosan William menceritakan tentang Kristus walaupun ia juga masih petobat baru. Akhirnya papanya mau membuka hati.

kepada Tuhan melihat papanya berubah drastis. Papanya yang sebelumnya adalah seorang yang keras,

seketika,” papar William dengan senyum cerah.

kini menjadi lebih sabar; bahkan ketika kanker menggerogoti tubuhnya pun papanya malah menginjili teman-temannya yang datang menengok. Papanya tidak menuntut harus disembuhkan. Ia benar-benar mengerti bahwa kesembuhan bukan hal yang utama, tetapi keselamatan jiwa.

Sejak memenangkan papanya bagi Kristus, hati William terus berkobar-kobar.

57

Setelah pertobatan papanya, tangan Tuhan terus bekerja melalui William untuk membawa mama dan adik-adiknya kepada Kristus.

Kisah Eliz begitu berbeda.

Selepas SMU, ia melanjutkan studi dan kuliah di UPI YAI Jakarta dan disitulah ia bertemu dengan Eliz.

Berbeda dengan William yang nakal sejak kanak-kanak, Eliz adalah seorang anak yang manis sikapnya. Sejak kecil ia telah diperkenalkan kepada Kristus oleh emak (nenek) dan engkongnya (kakek) pada satu periode waktu Eliz tinggal bersama mereka di Surabaya. Emaknya yang adalah guru

BERTEMU JODOH DI JAKARTA

Ketika Eliz mengenang masa kecilnya, pikirannya melompat ke suatu masa ketika ia masih SD. Pada suatu hari papa dan mamanya memanggilnya masuk ke kamar. Mamanya memeluk Eliz sambil menangis, lalu membuat pengakuan bahwa sewaktu Eliz masih di dalam kandungan, mamanya berusaha menggugurkan kandungannya karena kehamilan itu terjadi sebelum mereka sah sebagai suami istri. Tetapi rupanya Tuhan menghendaki Eliz untuk ada, sebab walaupun semua upaya untuk merampas kehidupan janin itu sudah dilakukan dengan minum segala macam jamu dan obat, Eliz lahir dengan sehat di tahun 1971.

sekolah minggu sering mengajak Eliz pada waktu melayani. Eliz memperhatikan emaknya yang suka membaca Alkitab dan menyanyi. Dari situ Eliz melihat bahwa jadi pelayan Tuhan itu begitu indah sehingga timbullah keinginannya untuk menjadi hambaSetelahTuhan.Eliz kembali ke Jakarta, papa dan mamanya menyekolahkan Eliz di SMP Negeri 1 Jakarta (Cikini). Di sekolah itu ia sering di-bully sebagai keturunan Tionghoa. Rupanya iman yang tertanam melalui emaknya itu terus bertumbuh. Eliz rajin datang ke gereja dan aktif dalam berbagai kegiatan. Ia memutuskan untuk dibaptis pada kelas dua SMP atas keinginannya sendiri.

Nafiri July 2022 | 58

Pada usia SMA, Eliz makin “on fire” sebagai anak muda Kristen. Dalam perjalanannya dari rumah ke sekolah pergi pulang naik bis kota, ia membagi-bagikan traktat di dalam bis

Pertemuan di kelas agama itu hanya berlangsung selama satu tahun karena William berhenti kuliah untuk bekerja. Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Tetapi beberapa tahun kemudian, tiba-tiba William mengontak Eliz dan memintanya untuk membantu persekutuan doa (PD) yang ia bentuk untuk anak kos (mahasiswa) di sekitar kampus. “Karena maksudnya baik, ya mengapa tidak?” kata Eliz. Di situlah Eliz melihat William begitu bersungguh-sungguh dalam pelayanan. Ia mulai respek kepada William.

tanpa segan dan takut. “Waktu itu saya sungguh ‘gila’ untuk Tuhan deh,” kata Eliz. “Bahkan saya minta izin ke papa untuk sekolah Alkitab tetapi papa tidak mengizinkan,” tambahnya. Selepas SMA Eliz sempat diterima di Universitas Maranatha Bandung jurusan psikologi, tetapi di waktu yang sama ia juga diterima di UPI YAI Jakarta. Karena di UPI YAI Eliz mendapatkan privilege bebas uang pangkal dan bebas uang kuliah satu semester, ia memutuskan ke UPI YAI.

Di kampus itulah Eliz, mahasiswa psikologi bertemu dengan William, mahasiswa ekonomi. “Ketemunya di mata kuliah agama. Yang saya ingat waktu itu ia suka nanya-nanya ke dosen, dengan logat daerah yang kental banget,” kata Eliz.

59

Hubungan antara Eliz dan William selama beberapa tahun hanya sekadar hubungan pelayanan di PD itu saja karena keduanya sudah punya pacar masing-masing, walaupun pada akhirnya sama-sama bubar.

Nafiri July 2022 | 60

“Saya mulai ‘sedikit’ suka pada William ketika suatu hari mobil papa saya yang kami pinjam untuk antar jemput mahasiswa PD itu ditabrak mobil lain. Ia sangat sportif, siap menghadapi risiko seandainya kena marah papa, dan sangat bertanggung jawab sampai mobil papa yang rusak itu beres,” ceritaSuatuEliz.

PANAS DINGIN PERNIKAHAN

hari Eliz memberitahu William bahwa ia sudah diterima untuk melanjutkan studi di Belanda, dan akan berangkat beberapa waktu lagi. Tak disangkanya, William mengatakan bahwa hal itu bukan kehendak Tuhan, jadi jangan berangkat, katanya. “Loh, ini anak kok aneh. Pacar bukan, famili bukan, ngapain ngelarang-larang gue? Padahal waktu itu visa sudah beres, tinggal berangkat saja,” kata Eliz.

“Bayangkan, seremoni pernikahan kami itu semua serba rohani. Saya dan William memberi kesaksian, diaminkan

Tak berapa lama di hari yang lain, ketika Eliz dan William makan bareng di sebuah restoran, tiba-tiba William menyampaikan isi hatinya, “Aku suka sama kamu. Mau enggak menikah dengan aku?”

Eliz tidak langsung menjawab. Ia galau. Bagaimana bicara dengan orang tuanya untuk membatalkan kuliahnya di Belanda? Ia hanya ‘menghadap’ papa mamanya setelah berdoa dan berpuasa. “Saya tak menyangka kalau papa mama setuju tanpa marah sama sekali. Lagipula saat itu saya juga langsung bilang bahwa William mengajak nikah,” kata Eliz.

“Saya memilih Eliz karena memang ingin memiliki pasangan yang seiman. Tuhan timbulkan benih cinta selama kebersamaan di pelayanan. Saya melihat ia sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Jadi saya yakin bahwa kami sudah satu visi dan satu frekuensi,” kata William.

dan didukung oleh rekan-rekan sepelayanan, diberkati oleh pendeta dan dibekali dengan nasihat pernikahan dan doadoa. Kurang apa lagi? Pokoknya serba rohani deh,” kata Eliz menambahkan.

61

“Waktu kami saling mengenal sebenarnya terlalu singkat. Kami sama-sama anak pertama dari sebuah keluarga. Naluri ingin selalu menjadi pemimpin itu sangat kuat—baik saya maupun Eliz—jadi tak ada yang mau mengalah,” kata William.

Nafiri July 2022 | 62

Setelah menikah di tahun 1995, Tuhan mengaruniakan anak pertama, Ivanna Raphaela yang lahir di tahun 1996, dan disusul dengan anak kedua, Joshua Raphael yang lahir setahun kemudian.

Eliz suka melibatkan keluarganya (papa dan mamanya) dalam banyak urusan keluarga dan anak-anak, tetapi William tidak suka karena merasa tidak dihargai. Karena sudah menikah, menurut William, harusnya kalau ada masalah Eliz bicara dan cerita kepada suaminya. Itulah yang membuat pride William sebagai kepala keluarga terusik. Lebih-lebih di awal pernikahan mereka sangat struggle soal ekonomi.

“Nah, ini juga problem kami. William dari keluarga yang kaku, saya dari keluarga yang hangat. Jadi saya ini sangat terbiasa terbuka ke papa mama, jadinya suka cerita,” kata Eliz. Setelah menikah dan punya anak, William melarang Eliz untuk bekerja. Ia ingin Eliz membantunya dalam bisnisnya yang baru dirintis. Di dalam urusan kantor ini sangat banyak cekcok dan pertentangan. Ego keduanya kuat sekali, terlalu sering terjadi salah paham.

“Kami memimpikan keluarga yang ideal, karena merasa yakin jika sama-sama anak Tuhan apalagi pelayan Tuhan maka semua akan menjadi indah. Maka menjalani kehidupan pernikahan yang penuh konflik setiap hari, kami sampai frustrasi. Apanya yang salah?” tanya William.

Sebagai sarjana psikologi, sebenarnya Eliz sudah menganalisis bahwa karakter William dan dirinya tidak bakal cocok. “Saya sadar bahwa menikah dengan William itu adalah misi bunuh diri. Faktor yang paling banyak menimbulkan ketegangan itu adalah William suka mengatur sedangkan saya tidak suka diatur,” kata Eliz.

“Tapi pelayanan kami di gereja jalan terus loh, walaupun berantem jalan terus juga,” kata Eliz sambil tertawa.

Dalam sebuah keluarga yang dibentuk oleh Tuhan, nyata bahwa Tuhan selalu menjaga, bahkan ketika mereka sudah berada di titik terendah. Walaupun William dan Eliz hidup dalam konflik terus-menerus, mereka tetap melakukan saat teduh bersama-sama setiap hari. Mereka percaya firman TuhanTuhanbekerja.membimbing mereka mengikuti sebuah seminar keluarga, dan di situ mereka melihat banyak sekali orangorang Kristen yang kehidupan keluarganya juga kacau. “Kami jadi merasa tidak sendirian, karena ternyata begitu banyak keluarga yang berantakan juga, termasuk keluarga hambahamba Tuhan,” kata Eliz.

Pada suatu konflik yang tereskalasi dan memuncak, mungkin saking frustrasinya, Eliz dan William saling memukul. Karena kulit Eliz sangat sensitif, kulit tangannya lebam-lebam. Dalam suatu perjalanan semobil dengan papa mamanya ke rumah tantenya, lebam tangannya diketahui oleh papa mamanya. “Papa marah besar. Setelah itu William dipanggil ke rumah, lalu disidang di hadapan keluarga termasuk adikadik saya. Di situlah papa menempeleng William karena telah menyakiti putrinya,” cerita Eliz. Kejadian itu membuat William sangat sakit hati. Selama dua tahun William tidak mau bertemu dengan keluarga Eliz.

William dan Eliz bahkan ditunjuk sebagai koordinator pasutri untuk mengadakan acara-acara seminar keluarga

63

“Dan saya pernah hampir terjun dari gedung kantor untuk bunuh diri, saking frustrasinya” Eliz menambahkan.

“Saya bahkan berniat untuk membunuh papa mertua saya jika ada kesempatan. Niat itu betul-betul sudah ada dalam hati,” kata William.

PEMULIHAN YANG TUHAN KERJAKAN

“Kasih Tuhan sungguh luar biasa. Terlalu banyak yang bisa diceritakan mengenai kebaikan Tuhan. Itulah momen ketika Tuhan mendaur ulang semua kerusakan yang terjadi pada diri kami untuk menjadi berkat bagi banyak orang,” kata William dengan haru.

Tuhan pun memulihkan hubungan William dengan papa mertuanya yang vakum selama dua tahun (akibat peristiwa ditempeleng itu). Kasih Tuhan melembutkan hati William sehingga ia datang kepada papa mama mertuanya dan meminta maaf.

“Belakangan papa mengakui bahwa William adalah

Nafiri July 2022 | 64

Tampaknya itulah cara Tuhan untuk memproses, membentuk, dan menyempurnakan. Relasi mereka terus berprogres dengan cara menjadi pembicara, sharing, dan tentunya dengan menjadi pelaku.

walaupun relasi mereka masih berantakan. “Akhirnya kami jadi tertantang untuk mempraktekkan materi seminar keluarga tersebut hingga benar-benar menghayati esensinya,” kata Eliz.

menantu yang paling hebat, melebihi anak-anaknya sendiri. Dan setelah papa meninggal beberapa waktu lalu, mama memberikan cincinnya kepada William sebagai tanda kenangan dan ucapan terima kasih,” kata Eliz.

Setelah 27 tahun menikah, walaupun karakter mereka tetap sama, tetapi sikap dan tindakan mereka sangat berbeda. Walaupun hari ini mereka terkadang berbeda pendapat atau berselisih paham, tetapi tidak menimbulkan pertengkaran yang saling merusak.

Pada akhirnya, sekarang William merasa sangat beruntung memiliki Eliz sebagai istri, seorang wanita yang melengkapi hidupnya yang kaku dengan semarak keindahan. Hal yang sama dengan Eliz, ia bersyukur atas kehadiran William, seorang suami yang dipakai oleh Tuhan untuk mengajarnya tunduk dan rendah hati, yang akan selalu menjaganya di sepanjang jalan kehidupan.

William dan Eliz adalah potret yang lengkap. Sebuah potret yang lengkap bukan hanya bercerita tentang kebahagiaan, sebab bisa jadi potret keluarga yang kelihatan bahagia adalah yang terekspos di ruang-ruang media sosial, atau yang dipajang di ruang tamu.

Padahal di balik dinding kamar tidur sebuah potret bisa bercerita lain.

65

“Let the wife make the husband glad to come home, and let him make her sorry to see him leave”

— Martin Luther

Nafiri July 2022 | 66

GI. Laazar MenginjilSemangatMengobarkanTetapManuain: 67

Sejak Januari 2022 kita mendapat berkat dengan hadirnya kembali seorang Guru Injil (GI.) senior, Bapak Laazar Manuain.

/ Maya Marpaung /

Hamba Tuhan yang selalu menyambut jemaat dengan suaranya yang tenang dan mata yang ramah ini telah bergabung dengan GKY sejak tahun 1997. Pak Laazar merupakan utusan GKY Mangga Besar ke GKY Pamulang, yang saat itu masih merupakan Pos Pekabaran Injil (PI). Setelah dua tahun melayani di Pamulang, Pak Laazar ditempatkan menjadi gembala di Siantan, Pontianak, Kalimantan, selama dua tahun. Pada tahun 2002, Pak Laazar kembali ditempatkan di GKY Pamulang hingga tahun 2020 saat beliau terpanggil untuk menjalani sabatikal untuk studi di STT Amanat Agung sebelum bergabung di GKY BSD di tahun 2022. Pria 58 tahun ini lahir di SoE, Nusa Tenggara Timur dan menjalani pendidikan dasar dan menengah di kota yang terkenal dengan keindahan air terjunnya tersebut. Selepas SMA, Pak Laazar meneruskan pendidikan tinggi di Akademi Manajemen Keuangan Kupang (Kini menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Kupang). Kala itu, Pak Laazar sangat aktif di organisasi kemahasiswaan.

Nafiri July 2022 | 68

Sejak saat itu, tiap tahun diadakan kebaktian kebangunan rohani di gereja Maranatha tersebut diikuti oleh banyak jemaat dan hamba Tuhan dari luar daerah, bahkan luar negeri. Karena GI. Laazar tinggal di kompleks gereja maka ia sering mendengar kesaksian-kesaksian para misionaris dan tergerak untuk juga melayani Tuhan. Di saat jemaat KKR sudah pulang, ia kerap bertekuk lutut di gedung gereja yang telah kosong. “Tuhan, kalau Tuhan berkenan, pakailah saya,” pintanya. Namun demikian, saat pindah ke kota Kupang untuk menjalani kuliah, Pak Laazar mulai melupakan panggilan itu. Bahkan Ia meragukan apakah ia benar-benar terpanggil ataukah hal itu hanya emosi sesaat. Aktif di organisasi mahasiswa, Pak Laazar memiliki ambisi yang tinggi. “Waktu itu, saya memiliki target paling tidak jadi bupati,” kenangnya di sela-sela wawancara dengan Nafiri. GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) dan AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia) merupakan organisasi kemahasiswaan yang ia ikuti secara aktif untuk menjadi kendaraannya menuju jabatan dambaan di pemerintahan. Namun, di ujung masa studinya—ketika ia aktif melayani di LPMI (Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia)—Tuhan kembali menanamkan kegelisahan di dalam hatinya. Ia merasa sangat kurang dalam

Panggilan untuk menjadi hamba Tuhan hadir jauh sebelum Pak Laazar duduk di bangku kuliah. Ayahnya adalah seorang guru yang mendidik murid-murid dengan kasih Kristus. Saat sekolah, Pak Laazar tinggal di rumah pamannya yang merupakan pendeta di gereja Maranatha kota So’e. Kalau kita mengingat catatan sejarah, di gereja inilah pada tahun 1965 terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan kebangunan rohani besar di daerah Timor—yang membawa pertobatan bagi banyak orang, juga mengutus banyak hamba Tuhan ke berbagai penjuru dunia.

69

melayani—banyak hal yang harus ia ketahui dan dalami untuk dapat melayani lebih baik. Setelah lulus sebagai sarjana ekonomi dan melayani selama beberapa tahun di LPMI, Pak Laazar kemudian menempuh pendidikan teologi di STTB (Sekolah Tinggi Teologia Bandung).

Banyak orang menyangka, Pak Laazar lebih memilih pelayanan misi. Namun, ternyata di dalam tugasnya sebagai hamba Tuhan ia tidak pernah memilih-milih ladang pelayanan. Fokusnya hanya satu: Bagaimana seseorang yang ia jumpai dapat dilayani dan berjumpa dengan Tuhan untuk dapat mengalami perubahan hidup. Pak Laazar sangat bersyukur ketika Tuhan membekalinya dengan pelatihan Great Commission Training. Di pelatihan tersebut, peserta dilatih untuk dapat membangun komunikasi dengan orang sekitar—apa pun latar belakang orang tersebut. Pak Laazar dilatih untuk dapat berbicara secara luwes kepada semua orang tanpa halangan. Ini merupakan modal yang sangat berharga bagi orang Kristen, apalagi seorang

Nafiri July 2022 | 70

hamba Tuhan. Pemahaman bahwa setiap orang butuh Kristus mendorongnya untuk mengikuti pelatihan ini dengan serius. Semangat mengabarkan Injil bagi orang-orang yang pada dasarnya butuh kasih Kristus terus mengisi hari-harinya hingga sekarang.

71

Kerinduannya yang menggebu-gebu dalam memperkenalkan Kristus kepada semua orang di sekitarnya juga ditangkap oleh ketiga putrinya yang juga aktif pelayanan di gereja. Yemima—putri sulung pasangan Pak Laazar dan Ibu Eni—sedang menyelesaikan tahap akhir pendidikan guru sekolah dasar. Putri yang kedua, Jessica, mengambil jurusan farmasi dan saat ini berada di semester tiga di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya. Sedangkan si bungsu, Yolanda—yang masih duduk di bangku SMA—bercita-cita menjadi pendeta. Cita-cita ini sudah dimiliki Yolanda sejak kelas satu SMP dan tidak berubah hingga sekarang. Pak Laazar cukup kaget ketika guru SMP si bungsu mengungkapkan hal ini. Sebagai seorang hamba Tuhan, tentu saja Pak Laazar senang dengan keinginan putri bungsunya. Apalagi semua putrinya terlibat aktif dan menikmati hidup melayaniSaatTuhan.iniPak Laazar mendapat tugas dari Tuhan untuk melayani-Nya di bagian misi (subbidang oikumene dan masyarakat), Komisi Kaleb, dan sebagai pembina di salah satu CGF. Kerinduannya untuk membawa setiap orang yang Tuhan tempatkan di sekitarnya agar bertemu secara pribadi dengan Tuhan Yesus terus membakar semangatnya. Dengan semangat yang sama, mari melayani Tuhan kita bersama Pak Laazar, Bu Eni, Yemima, Jessica, dan Yolanda. ***

Nafiri July 2022 | 72

BIODATA PRIBADI Nama Lengkap : Laazar Manuain Tempat, Tanggal Lahir : SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan, 7 Juni 1964 Pendidikan : Alumni Sekolah Tinggi Teologia Bandung 1997 (S.Th, MA.) Nama Istri : Eni Purwaningsih Nama Anak-anak : • Yemima Manuain (lahir 2001) • Jessica Manuain (lahir 2003) • Yolanda Manuain (lahir 2006) Riwayat Pelayanan: • Mengikuti Pusat Pelatihan Amanat Agung (Great Commission Training Center di Jakarta) (1988 – 1989) • Full Time Staff Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (1989 –1993) • Anggota Majelis Jemaat GMIT Oebobo Kota Kupang (1990 – 1993) • Orientasi Pelayanan di GKY Mangga Besar (Agt ‘97 – 3 Nop 1997) • Pembina SM, Remaja, Pemuda GKY Grendeng (Nop 1997 – Jun 1998) • Pembina SM, Remaja, Pemuda GKY Pamulang (Jul 1998 – Jun 2000) • Gembala GKY Pos PI. Siantan - Pontianak ( Jul 2000 – Mei 2002) • Pembina Remaja, Pemuda GKY Pamulang (Jun 2002 – Mei 2005) • Gembala GKY Pos PI - Bajem Pamulang (2005 – 31 Des 2019) • Mengambil cuti sabatikal sambil studi di STTAA Prodi M. Min (1 Jan 2020 – 31 Des 2021) • Terhitung 1 Januari 2022 – Sekarang menjadi pembina subbidang Oikmas di bawah bidang pelayanan masyarakat, pembina subbidang PI di bawah bidang Pekabaran Injil, membantu GI. Royke sebagai pembina Komisi Kaleb, dan pendamping CGF. 73

Nafiri July 2022 | 74

318 halaman / Penerbit Literatur Perkantas Jatim 75

Banyaknya anak muda yang meninggalkan gereja merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Ada perkiraan bahwa saat anak memasuki universitas—dimana mereka secara terbuka menghadapi kehidupan kampus yang bebas dan terpisah dari keluarga— serangan terhadap iman kepercayaan Kristen terjadi dan menggoncangkan mereka. Namun keadaan di Amerika saat ini menyatakan bahwa serangan terhadap iman Kristen anak kita telah terjadi semakin awal sejak mereka dibangku sekolah menengah atas atau bahkan di sekolah dasar, mungkin ini juga terjadi di Indonesia; kita perlu berhatihati. Bahkan di Amerika sudah ada pelatihan atau kamp musim panas, seperti Camp Quest dimana para LGBT dan pendukungnya memperkenalkan propaganda mereka di sekolah-sekolah negeri sejak taman kanak-kanak. Mudahnya anak anak mendapat informasi dan berita melalui media sosial menjadi jalan masuk mereka mendapatkan kritik, tuduhan, dan serangan terhadap apa yang mereka percayai sebagai orang Kristen. Anak anak kita yang masih belum kuat menjadi goyah. Banyak pertanyaan yang timbul dalam hidup mereka yang berhubungan dengan iman—baik yang orang tua maupun gereja ajarkan dan beritakan. Pengalaman beberapa ibu membuktikan kenyataan yang mengejutkan dan menakutkan; mereka

Nafiri July 2022 | 76

/ Andreas Wirawan /

77

Buku Mama Bear Apologetics, merupakan bentuk nyata dari usaha para ibu atau mama untuk mencegah hilangnya kepercayaan anak-anak mereka kepada Allah dalam Alkitab. Para ibu yang menyayangi anak-anaknya bersedia untuk melakukan apa saja bahkan jika perlu menahan buldoser yang akan membahayakan anak mereka. Mereka bersedia belajar, berdiskusi, dibimbing, dan mengikuti program apologetika yang sudah disediakan bagi mereka yang sibuk mengurus rumah tangga. Yang mungkin tak ada waktu membaca tapi dapat mendengar melalui siniar (podcast) sambil merapikan rumah. Kita perlu mendidik anak-anak sejak dini, sebab bukan kita satu-satunya yang mendidik mereka.Buku ini dibagi menjadi dua bagian, pertama berupa uraian akan perlunya para ibu menyiapkan diri supaya ketika anak-anak bertanya atau bimbang, mereka mendapat bimbingan yang memadai. Mungkin tidak semua pertanyaan dan kebimbangan mereka dapat dijawab, tapi para ibu diperlengkapi untuk menemani langkah iman mereka. Para ibu bisa memulai pertanyaan dengan suasana santai dan relaks; seperti di meja makan, beranda depan rumah, di dalam mobil; dengan pertanyan-pertanyaan yang mempersiapkan anak untuk dapat berpikir lebih baik sehingga saat mereka menghadapi pertanyaan atau kebimbangan, mereka sudah lebih siap, bisa mencoba mengolah lebih kritis, dan tahu untuk bertanya kepada siapa.

bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Apakah anakanak kita akan goyah dan goncang hingga akhirnya meninggalkan iman Kristen mereka? Bagaimana kita sebagai orang tua merespons keadaan ini?

Para ibu yang mengalami bahwa anak-anak mereka memiliki banyak interaksi dengan paham-paham seperti self-help, naturalisme, skeptisisme pascamodernisme, relativisme moral, pluralisme, dan banyak lagi; ikut berkontribusi dalam dua belas bab pada bagian ini. Mungkin ini terdengar sangat filosofis dan sulit dipahami, namun itulah yang dihadapi anak-anak zaman sekarang. Bagaimana bentuk dan pengaruhnya terhadap anak-anak zaman ini, terutama yang menyelewengkan dan menantang pandangan tentang Allah, manusia dan ciptaan? Bagaimana kita mengenalinya, waspada dan meresponsnya?

Semoga dengan membaca buku ini, kita bisa mempersiapkan diri dan menolong anak-anak yang kita Semogakasihi.

Nafiri July 2022 | 78

pertolongan dan belas kasih Allah menyertai kita.***

Bagian kedua berupa penguraian tentang budaya yang ada di sekitar kita—budaya yang kita dan anak-anak kita hadapi saat ini. Lingkungan dimana kita tinggal ternyata memiliki kisah atau cerita yang berbeda, yang justru melawan dan bertentangan dengan pemahaman iman Kristen, misalkan budaya yang menceritakan kebohongankebohongan—yang membahayakan iman anak-anak kita yang hidup di dalamnya.

Buku Mama Bear Apologetics akan memberi gambaran dan membantu kita.

Kristus Kristus Mata Hati &Melihat denganMerasa dengan 79

Kartawijaya—sudah menyadari pentingnya pelayanan bagi keluarga. Bersama beberapa sahabat, mereka pun membentuk kelompok Bina Iman Keluarga Sahabat Kristus (1997) dan Yayasan Eunike untuk mendampingi keluargakeluarga muda agar dapat terus bertumbuh menjadi makin serupa dengan Kristus. Kedua lembaga ini, dan kemudian juga Eunike Counseling Center, fokus melayani pasangan suami istri dan anakanaknya. Terutama agar mereka dapat menemukan kekuatan, ide-ide, dan wawasan baru untuk memperkuat relasi pernikahan mereka serta dapat membangun keluarga yang memiliki kematangan spiritual dalam Kristus.

/ Hendro Suwito /

Nafiri July 2022 | 80

Tak lama setelah menikah, Anne dan suaminya—Christian

Pada tanggal 7 Juni 2022, Nafiri mendapat kesempatan untuk berbincang via Zoom dengan Bu Anne yang sedang berada di Amerika Serikat dalam rangka menghadiri wisuda kedua putranya Timotius (Master di bidang Science) dan Tadeus (BA di bidang Public Health). Pemimpin redaksi Maya Marpaung, Titus Jonathan, dan Hendro Suwito beramai-ramai mengobrol dengan Bu Anne seputar pergumulan keluarga di Indonesia di tengah pusaran perubahan yang luar biasa pada tahun-tahun terakhir.

81

Bu Anne—yang memiliki nama resmi Junianawaty Suhendra—juga terus memperlengkapi diri dengan ilmu yang dibutuhkan untuk membuat pelayanannya makin efektif. Setelah lulus dari SAAT Malang tahun 1989, ia melanjutkan studinya dan meraih MD in Christian Education (1994), kemudian juga Ph.D. in Church and Family Ministry (2015). Keduanya diraih di sebuah seminari di Amerika Serikat.

Sejalan dengan tema edisi kali ini tentang pemulihan bagi keluarga, Bu Anne—yang pernah beberapa kali menjadi pembicara pada acara Growing Kids God’s Way (GKGW) di gereja kita—membagikan berbagai pengalaman dan insight-nya. Kiranya semua ini dapat memberi tambahan ‘bekal’ saat kita terus belajar meneladani Kristus

AK: Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pandemi yang terjadi. Dalam banyak kasus, pandemi lebih menjadi pemicu munculnya permasalahan dalam keluarga yang selama ini terkubur dan tidak diselesaikan dengan tuntas. Covid telah memaksa banyak keluarga untuk menghadapi permasalahan yang memang selama ini sebenarnya sudah ada.

Pandemi memaksa pasangan dan anak-anaknya lebih banyak tinggal bersama di dalam rumah. Mau tidak mau mereka harus

Nafiri July 2022 | 82

Nafiri: Di tengah berbagai perubahan di dunia yang demikian cepat, termasuk pandemi COVID-19 sejak awal 2020, sebenarnya apa masalah paling berat yang dihadapi oleh banyak keluarga saatAnneini?

Kartawijaya: Secara umum, khususnya terkait dengan pandemi COVID-19 selama dua tahun lebih, banyak keluarga yang mengalami tekanan sangat berat. Cukup banyak orang tua dan anak-anak yang mengalami depresi sebagai dampak dari berbagai kesulitan; seperti terkena PHK, kesulitan keuangan, harus menjalani isolasi berkepanjangan, kurangnya kesempatan bersosialisasi secara langsung, dan banyak lagi. Semua ini membuat kehidupan keluarga sangat tertekan. Dan dalam kondisi semacam ini, banyak di antara mereka yang sebenarnya sangat memerlukan pendampingan, seperti melalui konseling atau dukungan layanan lainnya.

NF: Dalam tiap kesulitan, biasanya ada keluarga yang mampu untuk ‘survive’ dan ada juga yang sangat sulit dan bahkan gagal untuk melewati kemelut yang dialami. Bagaimana Ibu melihat hal ini pada keluarga-keluarga yang terdampak oleh kesulitan hidup dalam beberapa tahun ini?

Sebaliknya, banyak keluarga lain yang juga mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan keuangan, atau masalah-masalah lain yang tak kalah rumitnya, justru mampu menciptakan kehidupan keluarga yang lebih solid, kompak, dan semakin kuat pada masa pandemi.

Bagi keluarga-keluarga ini, pandemi justru menjadi blessings in disguise (berkah terselubung), bahkan great blessings karena mereka justru mampu membina komunikasi yang lebih intensif, terbuka, dan konstruktif. Dan mereka makin mampu menciptakan dan menikmati kebersamaan dan kehangatan dalam keluarganya.

NF: Bagaimana Ibu melihat peran dan dukungan komunitas bagi keluarga-keluarga yang rentan di masa yang sangat sulit

ini?AK

saling berinteraksi lebih intensif. Kondisi seperti ini membuat banyak persoalan yang terkubur jadi keluar semua. Kebohongankebohongan atau hal-hal yang selama ini ditutupi dari pasangan atau orang tua jadi keluar dan terungkap.

Intinya, bagi keluarga-keluarga yang mau mengerjakan dan menata ulang kebersamaan dalam keluarganya, mereka justru tumbuh semakin kuat. Kalau mereka lebih berani saling terbuka, lebih mampu menghitung berkat yang Tuhan berikan, dan mampu terus bersyukur, masa pandemi ini justru menjadi sangat vital dalam spiritual journey keluarga mereka.

83

: Dukungan komunitas sangat penting bagi keluarga-keluarga yang sedang mengalami kemelut dalam hidupnya. Adanya dukungan

Bagi keluarga-keluarga yang relasinya memang tidak baik sebelum terjadi pandemi, kehidupan mereka bisa saja menjadi makin kacau. Mereka merasa bahwa pandemi hanya membawa disaster(bencana) yang menciptakan neraka dalam kehidupan keluarganya.

Nafiri July 2022 | 84

NF: Apa yang harus dilakukan oleh keluarga-keluarga yang sedang diterjang badai dalam kehidupan mereka?

Kita juga bisa mengunjungi, mengajak makan, atau memberi masukan bagi keluarga yang sedang kesulitan (oleh masalah kehidupan) supaya mereka bisa bangkit lagi. Sejumlah keluarga di Sahabat Kristus yang kena PHK, misalnya setelah didampingi oleh komunitasnya, mampu menjalani profesi baru dengan berjualan di bidang kuliner atau usaha lainnya.

komunitas, seperti di kelompok KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) atau Caring Group Fellowship di gereja kita – Red, bisa membuat kesatuan dan kekuatan kita sebagai tubuh Kristus menjadi nyata dalam hal saling dukungmendukung. Pada masa yang sulit ini, kita harus lebih responsif terhadap keluarga lain yang sedangMisalnya,terpuruk.diSahabat Kristus, pernah ada satu keluarga yang semua terkena Covid. Kelompoknya langsung mendukung, seperti bergantian mengirimi makanan, mencarikan obat, mendoakan, dan dukungan nyata lainnya. Dukungan ini sangat menolong bagi keluarga tersebut.

AK: Saya teringat pada lagu “Turn Your Eyes Upon Jesus”. Lirik lagu ini bisa jadi inspirasi bagi kita saat hidup kita sedang sulit. (Lirik lagu ini mengajak kita untuk memandang dan sepenuhnya berserah

pada pertolongan Tuhan. Jika kita sepenuhnya bersandar pada Tuhan, maka semua persoalan akan terasa lebih ringan atau bahkan tidak ada artinya karena Tuhan pasti menolong kita untuk hadapi kesulitan itu – Red).

Selain itu, kita harus berani membuka diri pada komunitas atau sahabat-sahabat yang jadi support group kita. “Saya sedang punya masalah … tolong saya agar bisa melewati kesulitan ini.” Perlu ada keberanian untuk membuka diri seperti itu sehingga sahabatsahabat kita tahu dan dapat memberi dukungan.

85

kita bisa menjadi ‘three AM friend’ (teman jam tiga subuh) bagi saudara seiman yang sedang kesulitan. Itu perlu kita lakukan. Kapan pun mereka sedang membutuhkan dampingan kita—bahkan larut malam sekalipun ketika HP kita bergetar—kita siap melayani dan menolong mereka.

Di sisi lain, kalau kita menjadi pendukung bagi rekan yang sedang sulit, kita harus siap membantu secara tulus dan bukan justru menghakimi. Kita dukung mereka untuk mencari jalan keluar, seperti membantu menghubungkan dengan konselor atau psikiater, misalnya.Bagaimana

NF: Adakah keluarga-keluarga yang mengalami persoalan sangat parah, seperti KDRT, perselingkuhan, atau bahkan sudah diambang perceraian? Apa yang dapat dilakukan untuk membantu mereka?

Karena tetap hidup bersama padahal tidak terjadi proses pengampunan yang tuntas, akibatnya pasangan yang tersakiti akan terus sakit hati berkepanjangan dan bahkan akhirnya bisa benarbenar menderita macam-macam penyakit.

AK: Ini memang persoalan yang terus ada, bahkan pada masa pandemi juga. Perselingkuhan dan konflik yang dapat berujung pada perceraian terus menjadi masalah bagi cukup banyak keluarga. Intinya sebenarnya adalah perlu adanya pertobatan dan pengampunan. Tetapi ini memang bukanlah persoalan yang mudah diatasi.Saya

Dari apa yang saya dapatkan, memang ada perbedaan pemahaman dan penerapan pengampunan antara orang Barat/ Amerika dibanding dengan orang Asia pada umumnya—termasuk orang

pribadi sedang belajar secara lebih mendalam tentang topik forgiveness ini. Bersama teman-teman dan mahasiswa yang sedang saya bimbing, saya sedang meneliti bagaimana kita bisa menerapkan pengampunan secara lebih dalam.

OrangIndonesia.Baratpola hidupnya lebih individual. Saat keluarga mereka berantakan akibat perselingkuhan atau masalah lain, mereka bisa saja memberi pengampunan pada pasangannya dan kemudian memilih untuk bercerai. Mereka memilih jalannya sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan lagi. Semua seperti sudah ‘beres’ dan selesai.

Nafiri July 2022 | 86

Di Asia—termasuk Indonesia—situasinya sangat berbeda karena kita hidup dalam budaya yang kolektif. Tekanan sosial sangat tinggi untuk tetap mempertahankan keutuhan keluarga. Suami istri mendapat tekanan untuk tidak bercerai walaupun hatinya sangat sakit akibat ulah pasangannya.

AK: Inti dari iman Kristen adalah pengampunan. Kristus datang karena pengampunan. Tuhan ingin mengampuni kita yang berlumur

NF: Ada contoh tentang dampak dari kegagalan untuk terjadinya pengampunan semacam ini?

87

AK: Kasus semacam ini banyak sekali terjadi di sekitar kita. Saya mengenal seorang tante yang usianya sudah lansia … eh … tiba-tiba dia bilang kalau dia ingin bercerai dari suaminya. Padahal mereka sudah sama-sama tua.

NF: Apa yang dapat dilakukan oleh keluarga-keluarga saat menghadapi situasi kritis dalam perjalanan kehidupan mereka?

Tidak terjadinya proses pengampunan dan rekonsiliasi yang tuntas terus mengganggu hubungan mereka sehingga hubungan suami istri tidak bisa berjalan dengan sehat.

Ternyata dia masih terus memendam rasa sakit hati terhadap kesalahan suaminya pada masa lampau. Masalah yang sudah sangat lama itu karena tidak diselesaikan secara tuntas, terus mengganggu hubungan mereka sehingga akhirnya muncul keinginan untuk bercerai. Padahal keduanya sudah sangat lanjut usianya.

dalam dosa. Kalau kita tidak diampuni melalui Kristus, kita akan binasa. Hanya dengan keberanian untuk menghampiri Kristus kita akan menerima pengampunan dan diselamatkan.

NF: Bagaimana kiat-kiatnya agar keluarga kita bisa melewati berbagai perubahan yang sedang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan akhir-akhir ini?

Nafiri July 2022 | 88

Dalam keluarga juga sama. Bagi pasangan yang relasinya sedang kacau, mereka perlu belajar untuk mengadopsi konsep pengampunan yang sudah kita terima dari Kristus. Kita perlu menyadari dan menyesali kesalahan kita agar bisa terjadi proses pengampunan seperti penebusan kita dalam Kristus.

Dan kita pun perlu mengubah konsep hidup dengan terus meneladani Kristus. Kita perlu terus belajar agar makin mampu melihat dengan mata Kristus dan merasa dengan hati Kristus. Hanya dengan pertobatan dan keberanian untuk sepenuhnya mengampuni —seperti Kristus telah mengampuni kita—keluarga kita akan bisa bertahan dan dipulihkan dari kemelut yang sedang dialami.

AK: Keluarga perlu dibangun di atas landasan yang kuat. Pak Titus dalam perbincangan tadi sempat menyebut perumpamaan di Alkitab tentang rumah yang dibangun di atas batu dan di atas pasir. Perumpamaan ini masih sangat relevan. Bagaimana kita membangun relasi yang dalam dengan Kristus akan menjadi landasan dalam membangun kehidupan keluarga yang solid, yang berdiri di atas batu. Untuk itu, kita harus terus menjaga deep relationship dengan Tuhan.Badai kehidupan bisa terjadi kapan saja. Anggota keluarga kita bisa saja terbawa arus dan bisa celaka. Dan ini hanya dapat dihindari kalau kita mempunyai relasi yang dalam dan hidup dengan Tuhan,

89

Kita tidak boleh hanya menjadi orang-orang yang sekadar reaktif. Baru bereaksi saat kesulitan dan badai sudah terjadi. Terlambat.

sehingga kita mampu membangun relasi yang sehat dan konstruktif juga dengan pasangan serta anak-anak kita.

Kita harus belajar menjadi pribadi-pribadi yang antisipatif terhadap ancaman-ancaman yang bisa terjadi pada keluarga kita. Situasi di depan akan bagaimana? Saya harus membawa keluarga saya ke mana agar mampu melalui semua badai yang akan melanda? Semua itu perlu kita antisipasi.

Hanya dengan menjadi pribadi yang antisipatif dan terus memelihara hubungan yang hidup dengan Tuhan, kita akan dimampukan untuk tahu ke mana harus melangkah. Dan semua itu akan bermuara pada kehidupan keluarga dimana ada damai sejahtera; ada ketenangan dalam menghadapi terpaan berbagai badai kehidupan.

Nafiri July 2022 | 90

Seni TetapPikiranMenjagauntukAnda‘Muda’ 91

/ Erwin Tenggono /

Terjadi sebuah dialog cukup intens bagaimana organisasi yang sudah berusia hampir setengah abad itu harus melakukan transformasi di era digital yang penuh tantangan baru agar dapat terus bertumbuh.Ditengahhangatnya diskusi, tercetus satu kalimat dari pembicara seminar, “Sulit bagi organisasi ini melakukan transformasi. Terlalu sulit.” Para peserta rapat bingung dan mulai bergumam satu dengan yang lain. “Kenapa sulit? Kita bisa dan pasti bisa,” pikir mereka dengan yakin.

Lalu pertanyaan kedua pun diberikan oleh pembicara, “Berse diakah kalian mengajukan pengunduran diri dan memberi kesempatan kepada sepuluh orang di ruangan ini untuk memimpin?”

Tidak ada satu pun yang menjawab dan semua terdiam. Kenapa sepuluh orang? Karena di ruangan itu hanya ada sepuluh orang yang usianya masih di bawah 35 tahun.

Inilah salah satu tantangan dunia kepemimpinan yang banyak kita lihat dalam perusahaan-perusahaan saat ini. Perusahaan membanggakan bahwa pegawai senior yang sangat loyal adalah aset yang sangat penting. Para pemimpin senior menganggap mereka telah berjasa dan memberikan yang terbaik bagi organisasi sehingga layak menduduki jabatan hingga pensiun, bahkan kalau bisa terus diperpanjang hingga meninggal. Dan tentunya proses suksesi kepemimpinan berjalan amat sangat lambat.

Pagi itu, di suatu ruangan rapat yang cukup besar, sedang dilakukan seminar yang dipimpin oleh seorang pembicara. Separuh dari peserta rapat adalah para pemimpin perusahaan itu yang mempunyai prestasi baik di masa lalu. Mereka rata-rata sudah berusia 55 tahun ke atas dengan masa kerja sudah di atas 25 tahun.

Nafiri July 2022 | 92

Pada era digital saat ini; kita terus-menerus berhubungan dengan internet, media sosial, dan kemajuan lainnya. Teknologi menjadi sarana agar terjadi akselerasi pada kehidupan sebuah organisasi. Hal ini menuntut kita sebagai pemimpin untuk ‘unlearn and relearn’. Yakni bagaimana kita belajar mengosongkan diri untuk dapat berkata, “Banyak hal yang saya tidak tahu dan saya mau belajar ulang.”Jikalau proses ini tidak terjadi, maka pemimpin akan ‘ter perangkap’ dan terlalu percaya dengan cara dan kiat sukses masa lalunya. Dan tanpa disadari, itu justru membuat organisasi tidak berkembang dan berakibat pada alotnya proses suksesi untuk nai knya para pemimpin muda yang lebih mampu menjawab tantangan masa depan.HenryFord, penemu mobil teknologi bensin pertama di dunia dan pendiri pabrik mobil Ford, pernah berkata, “

James Collins—pengarang buku Good to Great—menulis bagaimana transformasi dari organisasi ‘good to great’ (bagus menjadi hebat) perlu memikirkan makna: “People are not your most important assets. The right people are”. Penulis menggunakan kata “the right people” (orang yang tepat). Makna tepat tentunya memberikan pemahaman yang luas. Saya pribadi lebih senang memakai makna orang yang tepat adalah pemimpin ataupun pegawai yang mau terus belajar dan menye suaikan diri dengan keadaan dan perubahan sehingga mereka tetap bisa berkontribusi optimal bagi organisasinya.

“ 93

Anyone who stop learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning, stay young. The greatest thing in life is to keep your mind young.

Tetapi kita tidak boleh melupakan satu hal: Apabila semua pemikiran hanya berfokus pada diri kita sendiri, sesungguhnya kita sebagai pengikut Kristus belum memahami makna kepemimpinan yang sejati.Fokus kita hendaklah pada panggilan Kristus. Pada setiap fase kehidupan, kita harus mencari panggilan Kristus itu dalam diri kita masing masing. Kita harus terus sungguh-sungguh merefleksikan diri kita: Apakah kehadiran kita di organisasi saat ini masih memiliki kontribusi signifikan bagi organisasi atau justru menghalangi pertumbuhan yang seharusnya dapat dicapai oleh organisasi.

Bagi saya pribadi—di kala saya khawatir dengan masa depan saat usia saya makin mendekati pensiun—ayat di bawah ini mengingatkan dan menjaga saya.

Hal ini mengingatkan kita untuk terus belajar walau usia masih dua puluh ataupun sudah delapan puluh karena dengan belajar Anda akan terus ‘muda’.

Tantangan dunia digital dan perubahan dalam organisasi membutuhkan pemimpin yang harus mau terus belajar. Hati-hati terhadap kesuksesan masa lalu yang dapat membuat kita terlena dan tanpa sadar justru kitalah yang menghalangi kemajuan organisasi karena kurang atau tidak rela memberikan ruang pada generasi muda untuk Sebagaiberkembang.manusia;kekhawatiran untuk tidak dianggap lagi, kekhawatiran kehilangan kekuasaan, takut penghasilan merosot, ataupun takut kehilangan jabatan adalah kekhawatiran yang bi asa muncul waktu kita telah bekerja lama dalam satu organisasi. Kadang kala, kita berpikir kita telah berkontribusi luar biasa dan layak mendapatkan pujian ataupun kehormatan dalam organisasi. Semua pemikiran itu wajar sebagai seorang manusia.

Nafiri July 2022 | 94

Filipi 4: 11–12

Pada 1 Korintus 9: 19–20 tertulis, “Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orangorang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum

Dan ayat pada 1 Korintus di bawah ini juga mengingatkan diri saya agar tetap bisa adaptif dalam setiap lingkungan dan perubahan yang saya terjuni. Ini mengingatkan saya untuk berani terus belajar memahami setiap perubahan, dan tidak mengedepankan superioritas di masa lampau.

Mari kita terus berdoa agar Tuhan memberi kita hati dan pikiran yang rindu untuk tetap ‘muda’—yang mau terus belajar dan dibentuk oleh Tuhan dalam setiap tahapan perubahan yang terjadi. Untuk itu, kita harus tetap terbuka, rendah hati, dan terus berfokus pada kebenaran Kristus.

95

Di masa lalu, saya tidak punya apa-apa. Semua harta duniawi yang sudah saya dapatkan adalah titipan dari Tuhan. Yang utama dari semuanya adalah bagaimana kita menjaga iman kita pada Kristus karena Tuhan sendiri yang telah setia memberikan anugerah-Nya dan terus menjaga hidup kita.

“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.”

Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.”

*** Nafiri July 2022 | 96

Teruslah menjadi ‘muda’ dengan terus belajar dalam anugerah Kristus. Tuhan Yesus memberkati.

PARENTING FOR ADULT CHILDREN – SERIES (II) 97 Oleh: Charlotte Priatna

Kiat-Kiat Pilah PacarPilih

Teman hidup atau pasangan berarti teman untuk berbagi hidup. Kita akan berbagi hidup dengan dia. Apa yang bisa kita bagi dari hidup kita dan apa yang bisa saling berinteraksi dari hidup kita dan hidupnya sehingga bisa berjalan bersama-sama. Jadi bukan hanya teman main, teman curhat, dan teman tidur; tetapi juga teman berbagi suka dan duka sepanjang hidup kita.

Berarti kriteria apa saja yang kita cari agar menemukan calon pasangan yang tepat? Ada tiga kriteria yang sangat krusial: seiman, seimbang, berkembang.

Dalam proses pergaulan, putra putri kita menjalin pertemanan. Dari pertemanan dengan banyak orang, mereka akhirnya akan memilih beberapa orang untuk menjadi teman dekat atau saha bat-sahabatnya. Dari persahabatan inilah biasanya mereka akan memilih salah satunya untuk menjadi teman hidup atau pasangan mereka.

Seiman berarti bagaimana pasangan bisa bersatu; bagaimana mungkin terang dan gelap bisa bersatu? Karenanya haruslah seim bang. Dalam Nafiri edisi dahulu pernah dibahas kriteria ABCDEFG (Appearance, Background, Character, Devotion, Education, Finance, God’s Guidance). Seimbang bukan artinya serbasama; tapi berarti sepadan. Misalnya apakah yang cantik harus dengan yang ganteng? Yang kaya dengan yang kaya? Bukan itu. Tapi bagaimana kita bisa menyeimbangkan diri dengan pasangan kita.

Nafiri July 2022 | 98

Contoh: Suami lulusan S-3, istrinya lulusan SD. Tetapi, sang istri ternyata senang membaca dan belajar, serta mampu berdiskusi tentang berbagai hal. Itu semua menjadi bekal sehingga dia mampu menyeimbangkan pembicaraan dengan si suami.

99

/Proses ‘Empowering’/ Melalui relasi pernikahan ini, apakah aku akan lebih berkembang? Secara rohani, karakter, dan pelayanan; kedua pasangan harus bisa berkembang dan lebih baik dari sebelumn ya. Kekuatan ganda dari berpasangan dalam pernikahan itu harus mampu membuat kita berdua lebih kuat—harus ada proses empowering sejalan dengan bertambahnya usia pernikahan. Masalahnya, dengan siapa kita menikah? Ketika Tuhan men jodohkan Hawa dengan Adam, siapa yang berinisiatif dan berintervensi? Tuhan sendiri. “Tidak baik manusia seorang diri saja.” Itu sebabnya Tuhan berinisiatif menciptakan Hawa untuk menjadi pasangan Adam agar menjadi lebih baik. Jadi pernikahan itu sejak awal memang dirancang Tuhan untuk membawa kebaikan. Dalam konteks ini, perempuanlah yang diberikan kepada pria. Sang pria yang harus proaktif—yang memproklamirkan pasangannya: ‘Inilah daging dari dagingku, tulang dari tulangku’. Sang perempuan tu gasnya berdoa supaya Tuhan mengirim pria pasangannya. Namun, itu bukan berarti dia harus pasif saja.

Dalam karakter yang berbeda, apakah bisa menciptakan keseimbangan dengan pasangannya? Misalnya, suami atau istrin ya keras, berarti si pasangan tidak boleh keras juga; bagaimana caranya supaya kita sebagai pasangannya bisa menyeimbangkan diri? Termasuk dalam hal ‘devotion’; apakah bisa seimbang jika pasangannya adalah orang yang baru percaya? Suami atau istri perlu membantu pertumbuhan rohani pasangannya yang baru percaya sehingga mereka berdua bisa makin seimbang dan mampu mengembangkan kerohanian yang lebih dalam.

Dalam bergaul di gereja, kantor, kuliah; bergaullah dengan siapa saja, tapi bukan bersahabat dengan siapa saja. Karena saha bat itu berarti kita membina relasi yang lebih dalam dengan dia. Bersahabat itu tidak dengan siapa saja, karena pergaulan yang buruk bisa merusak kebiasaan yang baik. Ketika tiap hari bergaul, berjalan, duduk bersama-sama dengan dia, bercakap dengan dia; itu akan mempengaruhi kita. Pengaruh apa yang kita dapat dari teman dan lingkungan sosial kita?

Nafiri July 2022 | 100

Pacar itu didapat dari persahabatan karena sudah saling mengenal cukup intens untuk bisa bersama-sama menjalani hidup. Kalau tidak ‘ngeklik’ bagaimana? Itu bisa berarti bukan yang di siapkan oleh Tuhan. Atau bisa juga karena ‘mata rohani’ kita belum terbuka sehingga kita belum bisa melihat kesesuaian sahabat kita untuk kita cintai dan kita jadikan pasangan sejati kita. Terus minta pada Tuhan agar kita diberi mata rohani untuk menemukan pas anganKitakita.akan

hidup dengan karakter pasangan kita. Bukan dengan fisiknya, seperti ganteng atau cantiknya. Fisiknya bisa atau bahkan pasti akan memudar sesuai pertambahan umurnya atau bahkan bisa memburuk jika terjadi kondisi tertentu yang tidak diharapkan. Itu sebabnya, karakter harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih pasangan hidup.

Cari Pacar Sebaiknya Di Mana?

Pacar itu diharapkan akan menjadi pasangan hidup; bagaima na kita akan hidup bersama dengan dia di sepanjang hidup kita. Dimana kita hidup dan bergaul, di situlah biasanya kita mencari pacar. Bisa dari sekolah, kantor, gereja, saat ikut retret atau tur, di rumah makan, dikenalin teman; semua tidak masalah. Tetapi, apakah kita bisa hidup bersama dengan orang itu sepanjang hidup ini?

101

Bagaimana kalau awalnya dari kenalan ‘online’? Tentu juga harus berawal dari pertemanan dulu. Cari tahu dan kenali lebih dulu tentang kebiasaan-kebiasaannya. Juga secara nyatanya dia sebenarnya seperti apa. Banyak hal yang harus ‘disingkapkan’ dari orang itu yang tentunya jauh lebih sulit jika tidak berinteraksi secara langsung. Banyak topeng yang bisa dipakai kalau hanya sekadar berteman secara online. Kita tidak bisa tahu sepenuhnya bagaimana reaksinya saat marah, kecewa, sedih, dan lain-lain. Sebagai orang tua, juga tidak mudah kalau anaknya berpaca ran secara online. Kita sulit mengetahui apakah anak kita akan bisa menyeimbangkan, mendampingi, dan mengisi kekurangan pacar online-nya? Semua harus digumulkan dulu dengan baik. Sebaiknya anak diajak melihat dan mengenali pohon keluarga calon pacarnya agar makin mengenal dan memahami calon pasangannya.

/Banyak Topeng/

Ujung dari proses pencarian teman hidup adalah kursi pelaminan. Karena pernikahan adalah awal untuk menjalani hidup bersa ma-sama yang dimulai dengan ikatan perjanjian (covenant).

Lebih baik mana: “Jatuh cinta pada pandangan pertama?” Atau “Teman jadi jatuh cinta?”. Sebenarnya cinta pandangan perta ma itu lebih kepada kesan atau kekaguman saja, karena perasaan cinta haruslah diuji. Biasanya yang lebih awet adalah yang berawal dari pertemanan karena sudah tahu jeleknya seperti apa, dan lainlain. Proses setelah perkenalan itulah yang sangat penting.

Seandainya dari lingkaran pertemanan masih tidak ada juga yang bisa dipilih, boleh saja mencari calon pasangan di aplikasi; carilah ‘teman’ dan jalani proses berteman lebih dulu. Ini proses yang memang harus dilalui. Dari pertemanan itulah kita makin tahu apakah dia sepadan untuk menjadi teman hidup atau tidak. Tidak sepatutnya kita langsung mencari pacar di apps dan cepat-cepat memutuskan menikah tanpa benar-benar dicermati dan digumulkan lebihJadi,dulu.dimana

anak-anak kita mencari pacar? Bisa di mana saja. Yang penting ada tahapan berteman lebih dulu; karena mencari teman hidup itu memang awalnya dari ‘temannya’; entah teman belajar, teman curhat, teman main, atau teman ngobrol. Dan ketika mereka berteman, kita sebagai orang tua perlu memberi pendampingan. Karena di situlah nilai-nilai yang dimiliki anak kita perlu dibangun agar dia dapat menentukan pilihan dalam terang hikmat Tuhan. Mereka perlu dibekali bahwa mereka mencari ‘teman hidup’, bukan ‘musuh hidup’. Itu sebabnya, anak-anak kita perlu didorong agar hati-hati dan sekaligus jeli ketika bergaul dengan teman-temannya karena dari pergaulan itu mereka bisa menemukan teman hidup yang akan mendampingi mereka seumur hidupnya. Ditulis oleh Lislianty Lahmudin

/ Nafiri July 2022 | 102

/

“WebinarVirtualReality Church”: / Lily Ekawati / Ringkasan dari webinar “Sola Scriptura” (https://youtu.be/sSV291hliTk) dengan narasumber Prof. Darrell L. Bock, PH.D. bersama Rev. Em. Robby I. Chandra, D.Min dan Rev. Wilson Suwanto, D.Min. GerejaPlusMengkajiMinusVirtual 103

Di sisi lain, gereja virtual juga menghadapi sejumlah kenda la, seperti dalam cara komunikasi yang berlangsung. Komunikasi terasa hanya berlangsung satu arah, meskipun dalam teknologi— seperti Zoom misalnya—pembicara seakan seperti berhadap-ha dapan dengan peserta tapi nyatanya tetap ada keterbatasan dalam berinteraksi. Mereka tidak bisa berjabat tangan, menepuk pundak, apalagi saling memeluk.

Nafiri July 2022 | 104

Perubahan besar terjadi di dunia karena adanya pandemi COVID-19 yang melanda hampir semua negara. Dan gereja juga terdampak langsung oleh gelombang perubahan besar ini. Pandemi membuat jemaat tidak dapat beribadah secara langsung di gereja karena rawan tertular ketika berkumpul dengan banyak orang. Dengan memanfaatkan teknologi, gereja berusaha keras untuk tetap dapat menjalankan aktivitas pelayanannya dan menyesuaikan dengan kondisi ‘new normal’. Gereja mengadakan ibadah virtual agar tetap dapat melayani jemaatnya, termasuk mereka yang sedang sakit dan mengisolasi diri di rumahnya. Ibadah virtual juga dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas—termasuk yang secara geografis tinggalnya sangat jauh—asal mereka dapat mengakses ibadah ‘online’ yang diadakan. Lebih jauh, gereja virtual ini juga berpotensi membentuk komunitas bagi mereka yang dapat mengakses karena belum terbuka kesempatan untuk datang ke gereja secara langsung.

Kita bisa hadir bersama-sama, memuji Tuhan, mendengar kan musik, atau menyanyi bersama. Namun, semua itu tidak bisa menggantikan rasa dekat dan intim seperti ketika bisa berkumpul langsung sebelum pandemi terjadi. Gereja virtual juga bisa menja dikan orang cenderung pasif, dan bahkan bisa dipakai seseorang untuk ‘menyamarkan’ atau ‘menyembunyikan’ identitas dan tidak tampil menjadi dirinya sendiri.

105

Allah hadir di mana-mana bahkan dalam dunia maya dan dunia digital yang kita ciptakan. Gereja adalah umat-Nya yang se cara spiritual berelasi dengan Tuhan; bukannya sebuah bangunan yang terbatas dengan tembok-tembok sekelilingnya. Selama pandemi berlangsung, aktivitas gereja yang sudah dapat dilakukan dengan baik secara virtual, antara lain: pengajaran firman Tuhan, doa bersama, atau pujian dan penyembahan. Dalam hal Perjamuan Kudus, beberapa gereja menyediakan lebih dulu roti dan anggur untuk diambil oleh jemaat dan tetap dipimpin secara virtual oleh pendeta. Baptisan juga masih bisa dilakukan, walaupun harus dilakukan dengan pengaturan yang lebih ketat dan kompleks. Gereja virtual juga membuka cukup banyak kesempatan kegia tan-kegiatan yang tadinya mungkin tidak terpikirkan untuk dapat dilakukan.Walaupun teknologi virtual cukup banyak sisi positifnya, ge reja perlu memikirkan secara lebih mendalam teknologi mana yang nantinya tetap akan dipertahankan atau ditinggalkan saat ancaman Covid sudah Dalamberlalu.webinar ini, Rev. Robby sebagai salah satu panelis membagikan pandangannya tentang dampak teknologi terhadap gereja di masa pandemi—khususnya di Indonesia. Beliau melihat ada pergeseran dari cara beribadah, terutama di kalangan generasi milenial.

Kesulitan lain adalah dalam hal pengawasan dan kontrol pada saat berlangsungnya gereja virtual. Oleh karena itu, semua sangat bergantung pada kesungguhan dan tanggung jawab individu yang menggunakan teknologi tersebut.

Teologi dan Dunia Digital

Pada saat pandemi, mereka bisa beribadah dengan lebih bebas. Misalnya, mereka mengikuti ibadah secara online melalui laptop atau HP sambil duduk di Starbuck atau tempat nongkrong lainnya. Anak-anak muda itu bahkan bisa beribadah bukan hanya dari satu gereja saja, tapi bisa saja mengikuti secara online pujian dan khotbah dari gereja-gereja mana saja yang menarik hatinya. Denominasi tidak lagi ditonjolkan karena yang terpenting adalah merasa sama-sama anak Tuhan.

Nafiri July 2022 | 106

Orang-orang yang sejak lama cenderung ‘menolak’ gereja di masa lalu, pada masa pandemi justru bisa tiba-tiba menghubungi pendeta dan meminta untuk dibaptis. Dengan kemajuan teknologi di era digital ini—jika dilakukan secara sungguh-sungguh—gere ja memang punya peluang untuk bisa menjangkau lebih banyak orang, melakukan misi lebih luas, dan memenangkan lebih banyak jiwa.

Gereja virtual, menurut panelis Rev. Wilson sebenarnya san gat relevan saat ini karena evangelism sudah berhubungan dengan kemajuan teknologi sejak dulu kala. Keuntungan gereja virtual di Indonesia salah satunya juga meniadakan penghalang ekonomi dan sosial bagi mereka yang ikut beribadah.

Sebelum pandemi, ada kecenderungan gereja-gereja tertentu seakan hanya diperuntukkan bagi kalangan etnis atau yang punya tingkat ekonomi tertentu. Kehadiran gereja virtual membuat penghalang semacam itu seakan lenyap. Semua yang ‘hadir’ hanya fokus untuk beribadah.

Ibadah Kristen tidak tepat jika diaplikasikan dengan teknolo gi metaverse semacam ini karena ibadah atau worship adalah pelayanan penyembahan yang ditujukan untuk Tuhan dan untuk kepentingan Tuhan. Worship seharusnya dilakukan dengan benar, autentik, riil, dan sepenuh hati.

107

Selain bahan dari webinar tersebut, ada tinjauan teologis ter hadap metaverse yang ditulis oleh Pdt. Daniel Lucas Lukito dengan sangat menarik. Teknologi metaverse sengaja dirancang mirip den gan kehidupan nyata, padahal sebenarnya tidak nyata. Jadi pihak-pi hak yang memakai akan merasa seperti memasuki pengalaman yang riil, tapi sekaligus tahu bahwa itu tidak riil.

Sebaliknya metaverse dapat dimanfaatkan secara propor sional untuk bidang-bidang lain—misalnya pembinaan bagi orang percaya, misi dan penginjilan bagi dunia, bahkan untuk kepentingan pendidikan. Ini karena intinya adalah pelayanan yang ditujukan untuk kepentingan Bagaimanapun,manusia.teknologi

Itu sebabnya, bila pandemi berakhir, ibadah perlu diselenggarakan lagi secara riil dan onsite—sebagaimana gereja di Perjanjian Baru sangat mementingkan kehadiran secara badani.

metaverse ini bisa membuat orang makin terhisap dan terbenam dalam dunia yang tidak riil, sekaligus melarikan diri dari dunia riil yang seharusnya dihadapi dan diubah menjadi lebih baik. Manusia seperti bersosialisasi namun bukan dengan manusia sebenarnya. Not real human-to-human relation ships.

Nafiri July 2022 | 108

Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.